I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang demikian
cepat membawa dampak timbulnya persaingan usaha yang begitu ketat dan terjadi di semua sektor ekonomi. Lingkungan yang kompetitif ini menuntut dunia usaha untuk menyesuaikan dengan tuntutan pasar yang memerlukan respons yang cepat dan fleksibel dalam meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan. PT
X
merupakan
perusahaan
penyelenggara
informasi
dan
telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. PT X (yang selanjutnya disebut juga Perseroan atau Perusahaan) menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wireline), jasa telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data & internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. PT X sebagai salah satu perusahaan negara juga tidak lepas dari persaingan ekonomi global. Apalagi sekarang sudah bermunculan perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi yang menawarkan keunggulan kompetitif masing-masing. PT X harus dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain terutama dalam hal pelayanan. Saat ini PT X merupakan operator ICT (Information, Communication, and Technology) terbesar di Indonesia dengan penguasaan pangsa pasar mayoritas untuk setiap segmen layanan utamanya, yaitu fixed wireline (99%), fixed wireless (69%), broadband access (65%) dan seluler (56%). Sampai dengan 31 Desember 2007 jumlah pelanggan PT X sebanyak 63,0 juta pelanggan yang terdiri dari pelanggan telepon tidak bergerak kabel sejumlah 8,7 juta pelanggan, telepon tidak bergerak nirkabel sejumlah 6,4 juta pelanggan dan 47,9 juta pelanggan jasa telepon bergerak. Pertumbuhan jumlah pelanggan PT X di tahun 2007 sebanyak 29,9 %. Akan tetapi saat ini PT X harus menghadapi persaingan usaha dari berbagai provider atau operator telekomunikasi baru. Akhir-akhir ini jumlah
operator telekomunikasi khususnya komunikasi seluler semakin lama semakin banyak pemainnya. Selain pemain telekomunikasi lama dan sudah mapan pangsa pasarnya seperti PT Indosat, Tbk dan PT Exelcomindo Pratama, Tbk; juga terdapat beberapa pendatang baru seperti Hutchinson, Sinarmas, Sampoerna Telecommunication, Bakrie Telecom dan Mobile-8.
Dengan iklim kompetisi
bisnis dan telekomunikasi yang sangat ketat tersebut, PT X terus berusaha mempertahankan posisinya sebagai market leader bisnis ICT. Sejalan dengan visi PT X : to become a leading InfoCom player in the region. Hasil upaya tersebut tercermin dari market share produk dan layanan yang unggul di antara para pemain telekomunikasi. Selama tahun 2007 PT X telah menerima beberapa penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya : Indonesia’s Best for Shareholders Rights and Equitable Treatment dari majalah ASIAMONEY, Top Brand Award 2000-2007 dari Frontier Consulting Group, Zero Accident Award dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, The Best CDMA Provider, Call Center Award, IMAC Award dari Frontier Consulting Group, Marketing Award, Anugerah Business Review, Juara Umum Anugerah Media Humas Nasional, ICSA, Best Social Reporting ISRA, Fabulous 50, Best IT Project dari SAP, Value Creator Award dan Investor Award. Salah satu cara untuk mencapai pengelolaan usaha yang efektif, efisien dan produktif adalah melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki perusahaan.
Karena berhasil atau tidaknya perusahaan dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya sangat tergantung pada kemampuan SDM dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan SDM yang berkualitas, yang mampu menggerakkan dan mengendalikan perusahaan agar dapat berkembang. Sehingga perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif dan memimpin di pasar global. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) di perusahaan meliputi aspek rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan, penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan. Dasar pengembangan SDM perusahaan dapat dilakukan dengan menilai prestasi kerja karyawannya.
Melalui penilaian prestasi kerja akan diketahui
seberapa baik karyawan telah melaksanakan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya, sehingga perusahaan dapat menetapkan balas jasa yang sepantasnya atas prestasi kerja tersebut. Penilaian prestasi kerja dapat digunakan perusahaan untuk mengetahui kekurangan dan potensi seorang karyawan. Dari hasil tersebut, perusahaan dapat mengembangkan suatu perencanaan SDM secara menyeluruh dalam menghadapi masa depan perusahaan.
Perencanaan SDM secara
menyeluruh tersebut berupa jalur karir atau promosi jabatan para karyawan. Penilaian prestasi kerja adalah proses dimana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Penilaian prestasi kerja berupaya untuk menjaga kinerja, memperbaiki, dan mendorong karyawan agar dapat bekerja lebih baik lagi.
Dengan mengadakan penilaian prestasi kerja tersebut, pihak
manajemen dapat mengetahui sampai sejauhmana sikap dan perilaku kerja karyawan, keberhasilan pelaksanaan tugas karyawan (prestasi kerja) dan potensi pengembangan yang telah dilakukan. Pelaksanaan penilaian prestasi kerja merupakan hal yang penting dilakukan perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan dalam menentukan promosi jabatan karyawan. Promosi jabatan merupakan kesempatan untuk berkembang dan maju yang dapat mendorong karyawan untuk lebih baik atau lebih bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan.
Dengan adanya target promosi, karyawan akan
merasa dihargai, diperhatikan, dibutuhkan dan diakui kemampuan kerjanya oleh manajemen perusahaan sehingga mereka akan menghasilkan keluaran (output) yang tinggi serta akan mempertinggi loyalitas (kesetiaan) pada perusahaan. 1.2.
Perumusan Masalah PT X merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bidang
usahanya adalah yang kurang baik karena adanya unsur perlakuan politik didalamnya.
Penilaian kinerja yang dilakukan pemerintahan BUMN kurang
obyektif, artinya memberikan pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum dalam negeri.
Menurut
Lingkaran
Survei
Indonesia
(LSI)
2006,
dalam
perkembangannya kinerja pemerintahan BUMN semakin merosot. Pemerintahan BUMN memiliki kinerja masih terdapat unsur kesubyektifan dalam melakukan penilaian. Selama ini penilaian prestasi kerja karyawan lebih berorientasi pada hasil (past performance) dan prosedur penilaiannya masih banyak mengundang
kontroversi karena kentalnya unsur subjektivitas yang didominasi oleh persepsi atasan dan tenggang rasa yang berlebihan, sehingga memunculkan nilai akhir yang kurang mencerminkan kinerja karyawan sesungguhnya. Selain itu, jumlah karyawan PT X per 31 Desember 2006 tercatat sebanyak 27.658 orang atau mengalami penurunan sebesar 26,6 % dibandinkan dengan tahun 2000. Penurunan tersebut tidak terlepas dari keberhasilan perusahaan dalam menjalankan program multiexit, terutama program pensiun dini. Dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2005, jumlah karyawan pada akhir 2006 mengalami penurunan 1,8 %. Penurunan tersebut disebabkan oleh pensiun normal, meninggal dunia dan atas permintaan sendiri. Data di HR Centre Bogor sendiri menunjukkan jumlah karyawan per 30 April 2008 berjumlah 414 orang. Dari jumlah tersebut, 345 orang (83,33 %) adalah karyawan pria dan 69 (16,67 %) wanita. Jumlah karyawan per 31 Januari 2007 sebanyak 451 orang, sedangkan posisi per 31 Desember 2007 menunjukkan angka 395 orang. Hal ini karena perusahaan berusaha mencapai efisiensi yang salah satunya dicapai melalui perampingan organisasi. Proses efisiensi melalui perampingan organisasi, maka akan terjadi perubahan kedudukan dalam suatu organisasi. Akan ada karyawan yang posisinya naik atau mengalami promosi jabatan dan ada pula karyawan yang masih pada posisi lama.
Untuk itu, karyawan PT X harus mengetahui proses penilaian
prestasi kerja yang diterapkan perusahaan, mencakup prosedur (tata cara), faktor penilaian, makna faktor penilaian, standar penilaian, tujuan dan hasil penilaian prestasi kerja atas diri karyawan.
Selain itu, penilaian prestasi kerja yang
dilakukan harus objektif dan berkesinambungan oleh pihak penilai yang mencakup seluruh komponen jabatan, sehingga cukup dapat terhindar dari bias penilaian. Sehingga mampu membedakan karyawan yang produktif dan tidak produktif. Selain itu, karyawan akan merasakan bahwa penilaian prestasi kerja sudah dilakukan sesuai unit kerja karyawan, serta dapat menilai seluruh lapisan karyawan, sehingga sistem tersebut dapat diterima dan mudah dilaksanakan. Pengembangan mempertahankan
SDM
eksistensinya
merupakan
cara
dalam persaingan
perusahaan
agar
telekomunikasi.
dapat Dalam
pelaksanaan penilaian prestasi kerja PT X menggunakan metode kinerja individu.
Dimana dalam ruang lingkup organisasi, performansi atau kinerja dapat diklasifikasikan ke dalam dua pengertian yaitu dalam arti luas berarti mencakup kinerja organisasi atau perusahaan dan dalam arti sempit yang berarti kinerja unit atau individu. Performa individu mencakup bagaimana kinerja karyawan jika diselaraskan dengan nilai kerja unit (NKU). Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah : a. Bagaimana pelaksanaan penilaian prestasi kerja yang dilakukan oleh PT X Bogor ? b. Bagaimana pelaksanaan promosi jabatan karyawan yang dilakukan oleh PT X Bogor ? c. Bagaimana pengaruh penilaian prestasi kerja terhadap promosi jabatan karyawan PT X Bogor ? 1.3.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
a. Menganalisis pelaksanaan penilaian prestasi kerja yang dilakukan oleh PT X Bogor. b. Menganalisis pelaksanaan promosi jabatan yang dilakukan oleh PT X Bogor. c. Menganalisis pengaruh penilaian prestasi kerja terhadap promosi jabatan karyawan PT X Bogor. 1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu :
a. Umum. Pihak-pihak lain yang terkait dalam permasalahan penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan, penilaian ini dapat dimanfaatkan sebagai informasi tambahan. b. Perusahaan. Memberikan informasi atau masukan bagi perusahaan yang berhubungan dengan bidang SDM khususnya masalah penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan karyawan, sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan untuk menetapkan kebijakan manajemen.
c. Karyawan. Dengan adanya penelitian ini maka karyawan dapat memberikan masukanmasukan yang berharga bagi penyempurnaan pelaksanaan penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan, yang pada akhirnya dapat menguntungkan karyawan. d. Penulis. Menambah wawasan dan pengalaman agar dapat meningkatkan keterampilan dan menerapkan teori di dalam praktik nyata, khususnya masalah penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan karyawan. 1.5.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh penilaian prestasi kerja
terhadap promosi jabatan karyawan pada PT X Bogor.
Penelitian ini hanya
mencakup beberapa variabel yaitu proses penilaian prestasi kerja, pihak-pihak yang menilai dan pemanfaatan hasil penilaian. Serta asas, dasar, syarat, prosedur dan tujuan promosi jabatan. Penelitian ini tidak menganalisis perubahan jumlah karyawan dan perubahan biaya akibat promosi jabatan yang akan terjadi (analisis secara ekonomis). Pada analisis pengaruh prestasi kerja, menggunakan kuesioner untuk menganalisis persepsi responden. Kuesioner hanya akan dibagikan kepada karyawan tetap.
Kuesioner tersebut hanya mencerminkan segi kognitif dari
responden saja, yaitu bagaimana pendapat atau persepsi dari responden tentang pengaruh prestasi kerja terhadap promosi jabatan.
Untuk menghindari bias
dengan keadaan faktual, maka dilakukan wawancara dengan pihak manajemen untuk mendukung jawaban responden.