1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kota adalah sebuah tempat dimana manusia hidup, menikmati waktu luang, berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan manusia lain. Kota juga merupakan wadah dimana keseluruhan interaksi sistem lingkungan, sistem ekonomi, sosial, dan budaya berlangsung. Kota dengan perkembangan pembangunannya yang relatif sangat cepat telah dirasakan dampaknya, baik itu dampak positif ataupun dampak negatif. Dampak positif yang ditimbulkan oleh kemajuan sebuah kota yaitu sebagai wadah dimana keseluruhan interaksi sistem lingkungan, sistem ekonomi, sosial, dan budaya berlangsung. Hal ini terlihat jelas pada aktivitas pembangunan perkotaan selain dampak positif terdapat juga dampak negatif dari perkembangan kota yaitu jika dilihat dari aspek kebutuhan ruang terbuka yang semakin hari semakin berkurang seperti kebutuhan masyarakat akan pertamanan. Pengurangan ruang terbuka ini karena pembangunan sarana dan prasarana ekonomi yang secara fisik yang mengkonuersi lahan terbuka tersebut. Beberapa permasalahan yang terkait dengan pertamanan kota yaitu minimnya upaya pemeliharaan taman, taman yang dibiarkan terbengkalai atau kurangnya pemeliharaan, rusaknya beberapa fasilitas taman akibat ulah dari pengunjung taman itu sendiri seperti vandallisme, dan lain sebagainya. Pertamanan kota, secara umum, diketahui mempunyai fungsi ganda bagi lingkungan perkotaan seperti fungsi sosial yaitu sebagai wadah interaksi manusia dengan manusia dan lingkungannya, sebagai tempat rekreasi masyarakat perkotaan, tempat pendidikan lingkungan, dan lain-lain; fungsi ekonomi seperti meningkatkan
pendapatan
masyarakat
dengan
aktivitas
didalamnya,
meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan taman kota, dan lain-lain; fungsi budaya masyarakat salah satunya yaitu dapat mengkonservasi situs alami sejarah lingkungan; fungsi ekologis yaitu perlindungan sumberdaya penyangga kehidupan (contoh air bersih),
membangun jejaring habitat kehidupan liar
(contoh untuk burung) dan lain-lain; serta fungsi estetika yaitu meningkatkan kerapian dan keteraturan kota, meningkatkan kenyamanan kota, meningkatkan keindahan kota dan lain-lain (Nurisjah, 2007).
2
Walaupun memiliki fungsi ganda tetapi keberadaan taman di kota sering tidak dikelola dengan baik. Berdasarkan fungsi-fungsi pertamanan tersebut serta masalah-masalah direncanakan
yang
dengan
dihadapi baik
maka
dan
penataan
pertamanan
memperhitungkan
harusnya
beberapa
faktor
pembentuknya. Perubahan fungsi-fungsi pertamanan itu sendiri sebagai ruang publik bagi masyarakat untuk bersosialisasi, rekreasi, dan sebagainya mulai bergeser fungsinya sebagai lahan yang terbangun dan jika pun terdapat tamantaman didalamnya tidak dapat berfungsi secara optimal dan kurang terpelihara dengan baik, sehingga banyak pertamanan seperti taman kota, taman lingkungan, taman raya, taman interaksi, taman kantong, dan sebagainya tidak berfungsi secara optimal. Hal yang sama juga terjadi di Kota Pontianak yang merupakan Ibukota Propinsi Kalimantan Barat. Kota ini belum mempunyai taman-taman kota yang memadai dalam jumlah, luasan, dan penyebarannya. Bahkan taman-taman yang telah dibangun juga kurang dimanfaatkan secara maksimal oleh warga kota. Kecamatan Pontianak Kota yang merupakan kecamatan yang terletak dipusat kota merupakan bagian kota yang akan diteliti. Kecamatan ini memiliki 22 taman baik itu yang dikelola masyarakat, pemerintah, dan swasta dengan berbagai macam kategori sesuai dengan keperluannya. Tetapi hanya ada dua taman yang dapat digunakan masyarakat untuk sosialisasi, rekreasi, dan lain sebagainya dengan jumlah penduduk 104.769 jiwa yaitu Taman Alun-Alun Kapuas dan Taman Karimata sedangkan sisanya merupakan pulau jalan dan jalur hijau. Kebutuhan masyarakat akan ruang terbuka hendaknya memperhatikan jumlah kepadatan penduduk yang semakin hari semakin bertambah agar kebutuhan taman dapat terpenuhi khususnya di Kecamatan Pontianak Kota. Selain mencangkup dengan kebutuhan akan ruang terbuka seperti taman permasalahan-permasalahan lain juga sering muncul seperti yang terjadi di Taman Alun-Alun Kapuas beberapa fasilitas taman yang kurang terpelihara dan kondisi taman yang tidak nyaman untuk dikunjungi seperti panas sehingga menyebabkan pengunjung lebih ramai pada pagi dan malam hari dari pada siang hari. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1. Sedangkan pada Taman Karimata dapat dikatakan taman ini tidak lagi difungsikan sebagai sarana bermain anakanak dan sosialisasi warga sekitar dikarenakan kondisi dan fasilitas taman yang kurang terpelihara dengan baik dan hanya dijadikan hiasan kota saja. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.
3
(a) Fasilitas yang kurang terpelihara
(b) Aktifitas ramai pada malam hari
(c) Aktifitas sepi pada siang hari
Gambar 1 Kondisi Taman Alun-Alun Kapuas
Gambar 2 Kondisi Taman Karimata Menurut Undang-Undang tentang Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 salah satu bentuk tata ruang kota yang perlu direncanakan yaitu perencanaan ruang publik seperti pertamanan kota. Pada Kota Pontianak, Kalimantan Barat khususnya Kecamatan Pontianak Kota tata ruang diatur dalam perda No. 4 Tahun 2002 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pontianak Tahun
2002-2012.
Peraturan
tersebut
memuat
kebijakan
dan
strategi
pemanfaatan ruang wilayah yang disusun dan ditetapkan untuk menyiapkan ruang bagian-bagian kota, yang dapat dilakukan oleh pihak masyarakat, pihak pemerintah, dan pihak swasta. Dari penjelasan peraturan tersebut maka perencanaan ruang publik seperti pertamanan sangatlah penting dengan kerjasama antara tiga pihak yaitu masyarakat, pemerintah, dan swasta guna terwujudnya penataan ruang yang baik. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dipaparkan maka penelitian ini dimaksudkan agar dapat membuat Strategi Pengembangan Pertamanan berbasis komunitas di Kecamatan Pontianak Kota. Bagian wilayah
4
ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena Kecamatan Pontianak Kota memiliki kepadatan bangunan perumahan relatif tinggi, dengan kondisi rumah yang didominasi bangunan permanen dengan intensitas penggunaan lahan paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain. Kecamatan Pontianak Kota ini juga memiliki tingkatan heterogenitas yang lebih tinggi pada kondisi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakatnya dibandingkan dengan kecamatan yang lain. Selain itu Kecamatan Pontianak Kota merupakan bagian pusat kota yang memiliki interaksi yang lebih kompleks (RTRW Kota Pontianak Tahun 2002-2012, 2009). 1.2. Rumusan Permasalahan Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pontianak Tahun 2002-2012 (2009) pada tahun 2008 luas Kecamatan Pontianak Kota 15,98 km² sedangkan kepadatan penduduk di Kecamatan Pontianak Kota tahun 1980 sebesar 4.130 jiwa/km² dan tahun 2008 sebesar 6.556 jiwa/km². Dengan jumlah kepadatan penduduk yang semakin bertambah setiap tahun, secara tidak langsung, akan meningkatkan
kebutuhan
akan
ruang
terbangun
dan
terbuka
seperti
permukiman, fasilitas olahraga, rekreasi, dan ruang terbuka. Menurut data dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak (2009) luasan taman yang dikelola di Kota Pontianak sebanyak 37 lokasi dengan luasan 38.621,63 m², sedangkan untuk Kecamatan Pontianak Kota itu sendiri memiliki 12 lokasi taman dengan berbagai macam kategori sesuai dengan keperluannya dengan luasan 2.704,1 m². Jumlah ini tidak termasuk dengan luas taman yang dikelola oleh pihak masyarakat dan swasta. Dari data tersebut maka luasan taman juga mempengaruhi dalam kebutuhan akan lahan terbuka. Pertambahan penduduk yang semakin hari semakin meningkat di Kota Pontianak khususnya Kecamatan Pontianak Kota berkontribusi mempertinggi intensitas kegiatan sosial, ekonomi, budaya, ekologis, dan estetika kota tersebut dan secara bersamaan hal tersebut membutuhkan semakin banyak lahan untuk pembangunan. Pada kenyataannya banyak pertamanan yang direncanakan tidak mendukung intensitas kegiatan tersebut. Perubahan fungsi-fungsi pertamanan itu sendiri sebagai ruang publik bagi masyarakat untuk bersosialisasi, rekreasi, dan sebagainya mulai bergeser fungsinya sebagai lahan yang terbangun dan jika pun terdapat taman-taman didalamnya tidak berfungsi secara optimal dan kurang terpelihara dengan baik. Salah satu contoh terdapat di Kecamatan Pontianak Kota yang taman kotanya seperti Taman Alun-Alun Kapuas dan Taman Karimata
5
yang tidak berfungsi secara optimal. Pada Taman Alun-Alun Kapuas aktifitas hanya lebih banyak dilakukan pada pagi dan malam hari sehingga pada siang hari taman tersebut cenderung tidak ada aktivitas karena kondisi taman yang panas serta beberapa fasilitas yang kurang terawat. Sedangkan pada Taman Karimata juga mengalami hal yang sama tidak ada kegiatan didalamnya serta beberapa fasilitas bermain juga mengalami kerusakan. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut dipaparkan diatas maka penelitian ini dimaksudkan agar dapat mengetahui : a. Bagaimana kondisi fisik pertamanan di Kecamatan Pontianak Kota? b. Bagaimana aspirasi pengguna taman mengenai pertamanan di Kecamatan Pontianak Kota? c. Bagaimana pengelolaan pertamanan di Kecamatan Pontianak Kota? d. Bagaimana kebijakan mengenai pertamanan? e. Bagaimana strategi pengembangan pertamanan berbasis komunitas di Kecamatan Pontianak Kota?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan
utama
dari
penelitian
ini
adalah
merencanakan
Strategi
Pengembangan Pertamanan Berbasis Komunitas di Kecamatan Pontianak Kota. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini yaitu: a. Menganalisis kondisi fisik pertamanan di Kecamatan Pontianak Kota. b. Menganalisis aspirasi pengguna taman mengenai petamanan di Kecamatan Pontianak Kota. c. Menganalisis pengelolaan pertamanan di Kecamatan Pontianak Kota. d. Menganalisis kebijakan mengenai pertamanan. e. Rekomendasi strategi pengembangan pertamanan berbasis komunitas di Kecamatan Pontianak Kota.
6
1.3.2. Manfaat Penelitian a. Bagi Kawasan Pemerintah Daerah (1) Sebagai sumbangan pemikiran kepada pemerintah Kota Pontianak dalam merencanakan, menata, dan mengarahkan pertamanan yang berbasis komunitas. (2) Memberi masukan bagi proses penyusunan strategi pengembangan pertamanan yang lebih rinci dan lebih detail sebagai pelengkap rencana dan peraturan yang telah ada mengenai pertamanan. (3) Memberikan
suatu
bahan
studi
perbandingan
dalam
strategi
pengembangan pertamanan berbasis komunitas. b. Bagi Masyarakat (1) Memberikan dan menyediakan pertamanan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat di Kecamatan Pontianak Kota. (2) Memberikan manfaat bagi masyarakat di Kecamatan Pontianak Kota dalam memproteksi dan melestarikan kehidupan lokal dan lingkungannya. (3) Menanamkan kesadaran masyarakat di Kecamatan Pontianak Kota untuk berpartisipasi membangun, menjaga, dan melestarikan lingkungan sekitar agar dapat mewujudkan suatu pertamanan kota yang fungsional dengan baik bagi masyarakat dan lingkungan. c. Bagi Perguruan Tinggi (1) Memberikan sumbangan pemikiran mengenai strategi pengembangan pertamanan yang berbasis komunitas sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat khususnya di Kecamatan Pontianak Kota. (2) Menjadi bahan kajian ilmiah dalam penelitian mengenai pengembangan kawasan pertamanan berbasis komunitas khususnya di Kecamatan Pontianak Kota.