I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Sektor peternakan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan
agribisnis di Indonesia yang masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Komoditi peternakan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan, hal ini didukung oleh karakteristik produk yang dapat diterima masyarakat Indonesia, dan merupakan pasar yang potensial bagi agribisnis peternakan, dimana jumlah penduduk Indonesia pada Tahun 2010 yang mencapai 237.556.363 jiwa yang menunjukan besarnya jumlah pertumbuhan konsumen, jika pemulihan ekonomi berjalan baik maka akan meningkatkan pendapatan perkapita yang kemudian akan menaikan daya beli masyarakat didukung dengan kondisi geografis dan sumberdaya alam yang mendukung usaha dan industri peternakan serta meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang gizi (Daryanto 2009). Salah satu sektor peternakan yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan adalah komoditas kambing. Komoditi kambing memberikan kontribusi besar baik dalam peningkatan pendapatan maupun dalam pemenuhan gizi masyarakat karena kandungan proteinnya tinggi, baik itu yang dihasilkan oleh kambing pedaging maupun kambing penghasil susu. Saat ini konsumsi susu nasional mencapai 10,40 liter per kapita per tahun, angka tersebut masih kalah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Filipina 11,3 liter, Vietnam 12 liter, Malaysia 25,4 liter, Thailand 29 liter dan Singapura 32 liter 1. Sedikitnya konsumsi susu dipengaruhi oleh jumlah produksi susu nasional, saat ini produksi susu dalam negeri baru mencapai sekitar 536,9 ribu ton per tahun sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan 26 persen dari kebutuhan nasional dan sisanya diimpor dari beberapa negara, dampak dari impor susu sapi
mengakibatkan ketergantungan dari negara lain dan
kerawanan terhadap ketahanan pangan2.
1 2
Agrina Rublik Bisnis. Beralih Ke Susu Segar. Vol 6 No 131, 6 Juli 2010 Sinartani rublik Agriwacana, 2010, menyambut hari nusantara : Diperlukan Terobosan Baru Pemasaran Susu. Edisi 2-8 juni 2010
Diantara beberapa komoditi peternakan seperti sapi, kerbau, kambing, ayam, dan itik. kambing merupakan salah satu komoditi peternakan yang mengalami peningkatan jumlah populasi terbesar dari tahun 2006 sampai dengan 2008 yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Populasi Ternak di Indonesia Tahun 2006-2008 ( Ribu ekor ) Ternak / livestock 2006 2007 2008 Sapi Potong/ Cattle 10.875 11.515 11.869 Sapi Perah/ Dairy Cattle 369 374 408 Kerbau/ Buffalo 2.167 2.086 2.192 Kambing/ Goat 13.790 14.470 15.806 Ayam buras 291.085 272.251 290.803 Itik 32.481 35.867 36.931 Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, (23 Agustus 2010).
Tabel 1 memperlihatkan perkembangan populasi ternak kambing beberapa tahun terakhir (2006–2008) yang cenderung meningkat. Pada tahun 2006-2007 terjadi peningkatan sebesar 6,8 persen, sedangkan 2007-2008 terjadi peningkatan sebesar 13,36 persen, dan lebih dari setengah populasi kambing di Indonesia tersebar di Pulau Jawa, dan setengahnya lagi tersebar di pulau lainnya. Tabel 2. Produksi Daging, Susu dan Telur di Kabupaten Bogor Tahun 2005–2008 Jenis Satuan 2005 2006 2007 2008 Daging sapi Kg 3.597.503 9.422.706 9.504.130 8.311.289 Daging Kg 190.825 249.444 113.497 124.816 kerbau Daging Kg 667.389 1.577.450 915.199 860.461 kambing Daging Kg 1848.576 3.239.999 2.722.128 2.361.591 domba Susu Liter 11.440.110 9.038.816 9.294.648 10.422.075 Telur ayam Butir 27.990.291 32.474.023 34.853.078 36.150.621 ras Telur ayam Butir 756.466 736.949 617.701 604.911 kampong Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor (23 Agustus 2010).
Tabel 2 menunjukan penurunan produksi susu untuk Kabupaten Bogor dari Tahun 2005 sampai 2006 sebesar 21 persen, namun pada tahun 2006-2007 terjadi peningkatan produksi yang bertahap sebesar 3 persen dan 2007-2008 sebesar 12 persen. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan produksi yang
menunjukkan besarnya prospek usaha produksi susu untuk tahun-tahun yang akan datang. Tabel 3. Pengeluaran Rata-Rata Konsumsi Susu, Telur dan Jumlah Penduduk Jawa Barat Kota/ Kabupaten Pengeluaran rata-rata Jumlah penduduk konsumsi perkapita 2010 Depok 30.022 1.639.173 Bogor
23.010
981.000
Sukabumi
21.379
299.247
Bandung
19.945
2.393.633
Kab. Bogor
11.838
4.40202.6
Sumber: BPS, Hasil Survei Sosial Ekonomi 2010 (diolah)
Data pada Tabel 3 menunjukan pengeluaran rata-rata konsumsi susu dan telur untuk Kota Bogor terletak pada urutan dua terbesar setelah Kota Depok yaitu 23.010 untuk pengeluaran rata-rata konsumsi per kapita dan 981.000 untuk jumlah penduduk tahun 2010. Hal ini menunjukan masih besarnya prospek usaha untuk susu dan telur di Kota Bogor jika ditunjang dengan pemasaran yang baik. Pesantren Pertanian (PP) Darul Fallah memiliki beberapa unit usaha diantaranya adalah unit usaha peternakan dan unit usaha pertanian. Susu kambing peranakan etawa (PE) pada unit peternakan PP Darul Fallah merupakan salah satu komoditas yang paling diunggulkan, selain karena susu kambing PE memiliki kandungan protein yang sangat baik untuk kesehatan jika dibanding susu sapi, juga karena produk susu kambing masih memiliki pasar yang masih terbuka luas dengan pesaing di kota Bogor yang masih terbatas sehingga susu kambing memiliki prospek yang baik, apalagi jika didukung dengan strategi pemasaran yang tepat dari unit usaha peternakan PP Darul Fallah. 1.2
Perumusan Masalah Unit usaha peternakan Pesantren Pertanian (PP) Darul Fallah merupakan
salah satu produsen susu kambing segar berskala kecil di Kabupaten Bogor. Dalam memasarkan produknya harga yang ditawarkan oleh unit usaha peternakan PP Darul Fallah adalah Rp 30.000 per liter, kemasan botol 180 ml Rp 8.000, dan untuk kemasan susu bantal 180ml Rp 7.000. Tempat produksi susu kambing berada di Ciampea, Kabupaten Bogor. Unit usaha PP Darul Fallah memiliki
beberapa jalur distribusi diantaranya adalah di Kota Bogor, Pasar Minggu, dan Depok. Pemasaran produk di Kota Bogor berada di Botani Square yaitu di Serambi Botani, sedangkan untuk di Kota Depok dan Pasar Minggu unit usaha peternakan PP Darul Fallah hanya sebagai penyuplai susu kambing dengan biaya operasional ditanggung oleh pihak unit usaha peternakan PP Darul Fallah. Saat ini unit usaha peternakan PP Darul Fallah memiliki merek sendiri yaitu 261 MILK untuk produk yang dipasarkan di Kota Bogor dan di Botani Square dengan merek Serambi Botani, sedangkan untuk wilayah Pasar Minggu dan Tanggerang unit usaha peternakan PP Darul Fallah hanya menjual susu segar tanpa merek. Produk yang dipasarkan merupakan susu kambing siap konsumsi atau tidak memerlukan proses pemasakan sebelum konsumsi. Promosi yang telah dilakukan oleh unit usaha peternakan PP Darul Fallah adalah dengan melakukan promosi melalui radio, koran, majalah, selebaran, dan spanduk. Dari keseluruhan pemasaran yang telah dilakukan oleh unit usaha PP Darul Fallah dapat disimpulkan bahwa Kota Bogor merupakan pasar yang potensial untuk dikembangkan dalam hal memperluas pasar susu kambing, disamping memiliki jarak lebih dekat dari tempat produksinya yaitu Ciampea, juga dapat mengurangi biaya operasional terkait dengan biaya pengiriman yang ditanggung oleh unit usaha PP Darul Fallah. Pemasaran di kota Bogor juga dilakukan agar masyarakat lebih mengenal produk susu kambing dengan brand PP Darul Fallah. Persaingan dari peternakan di kabupaten Bogor adalah dari PT Caprito Agrindo Prima, Cordero Farm, Bangun Karso Farm (BKF), CV Fida, Ponpes Sahid, An Noer dan Wana Wisata Indah. Sedangkan pemasaran dari beberapa pesaing tersebut hanya sedikit yang memasuki pasar kota Bogor. Pesantren Pertanian Darul Fallah sebagai salah satu pesantren berbasiskan pertanian dan peternakan merupakan salah satu penyumbang peningkatan gizi masyarakat Kota Bogor khususnya dengan produk susu kambing, akan tetapi penjualan susu kambing unit usaha PP Darul Fallah saat ini masih tidak stabil. Hal ini dikarenakan rendahnya produksi susu kambing untuk bulan-bulan tertentu yang menyebabkan tersendatnya pemasaran susu kambing.
Tabel 4. Data Produksi Susu Kambing PP Darul Fallah Tahun 2010-2011 Produksi Susu Produksi Susu Bulan Bulan Kambing (Liter) Kambing (Liter) Juni 312 Desember 243 Juli 273 Januari 231 Agustus 247 Februari 240 September 207 Maret 241 Oktober 217 April 237 November 219 Sumber: Unit Usaha Peternakan Pesantren Pertanian Darul Fallah (diolah).
Dapat dilihat pada Tabel 4 terjadi fluktuasi produksi susu kambing, produksi tertinggi terjadi pada bulan juni yaitu 312 dan produksi terendah terjadi pada bulan september yaitu 207, fluktuasi produksi susu kambing ini terjadi dikarenakan faktor cuaca yang tidak menentu, pergantian kepala unit peternakan yang mengakibatkan bergantinya manajemen pakan dan juga pergantian pemerah susu kambing yang berdampak pada rendahnya produksi susu kambing. Strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh PP Darul Fallah di Kota Bogor masih belum maksimal, ditambah lagi dengan masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kandungan dan manfaat susu kambing. Masalah yang dihadapi oleh unit usaha peternakan PP Darul Fallah adalah semakin banyaknya bermunculan usaha peternakan susu kambing baik dari dalam maupun luar Kota Bogor, yang mengakibatkan semakin ketatnya persaingan serta sedikitnya pengetahuan masyarakat akan manfaat susu kambing. Sehingga permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi pemasaran yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan penjualan di kota Bogor. 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian diatas, maka adapun tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut: 1.
Menganalisis strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh unit usaha peternakan PP Darul Fallah.
2.
Merumuskan strategi pemasaran yang tepat untuk memperluas pasar susu kambing unit usaha peternakan PP Darul Fallah di Kota Bogor dan bagaimana strategi yang tepat untuk bersaing dengan perusahaan susu kambing lainnya.
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah antara lain :
1.
Perusahaan, sebagai pemberian informasi bagi unit usaha peternakan PP Darul Fallah mengenai strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan baik eksternal maupun internal untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang yang sama.
2.
Kalangan akademis, sebagai bahan rujukan atau pembanding untuk penelitian selanjutnya atau kegiatan lain yang bersangkutan.
3.
Peneliti, sebagai pengalaman dan latihan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dan pengaplikasian pada unit peternakan Darul Fallah.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi pada strategi pemasaran susu kambing PP Darul
Fallah dan implikasinya diserahkan pada manajemen perusahaan. Fokus penelitian ini ditekankan pada segmentasi, target pasar, posisi atau penempatan produk dan bauran pemasaran (produk, harga, promosi dan distribusi) yang merupakan penentu dari strategi pemasaran susu kambing PP Darul Fallah