I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Agribisnis merupakan salah satu sektor dalam kegiatan perekonomian berbasis kekayaan alam yang dimanfaatkan dalam melakukan kegiatan usaha berorientasi keuntungan. Sektor agribisnis mempunyai peranan penting didalam pembangunan. Ada lima peran penting dari sektor agribisnis dalam kontribusi pembangunan ekonomi antara lain meningkatkan produksi pangan untuk konsumsi domestik, penyedia tenaga kerja terbesar, memperbesar pasar untuk industri, meningkatkan supply uang tabungan dan meningkatkan devisa. Sampai saat ini, peranan sektor pertanian di Indonesia begitu besar dalam mendukung pemenuhan pangan dan memberikan lapangan kerja bagi rumah tangga petani. Tahun 2003, sektor pertanian mampu memperkerjakan sebanyak 42 juta orang atau 46,26 persen dari penduduk yang bekerja secara keseluruhan. Peningkatan investasi dan teknologi mendorong terjadinya perubahan struktur industri dari usaha rakyat menjadi industri yang mencakup perkembangan semua komponen industri dalam skala besar termasuk industri pakan ternak. Perkembangan pakan ternak erat kaitannya dengan budidaya ternak itu sendiri. Budidaya ternak khususnya budidaya sapi perah, ditujukan untuk menciptakan pembangunan peternakan guna mewujudkan masyarakat yang sehat dan produktif melalui pembangunan peternakan tangguh berbasis sumberdaya lokal. Visi tersebut mengandung arti bahwa usaha peternakan tangguh yang diidamkan harus memihak kepada rakyat, memanfaatkan potensi sumberdaya lokal dan memfasilitasi usaha peternakan rakyat. Berkembangnya industri peternakan terutama sapi perah menyebakan meningkatnya permintaan terhadap pakan tersebut karena industri pakan ternak memiliki keterkaitan ke depan (forward linkage) berhubungan dengan output pakan yang digunakan sebagai makanan ternak dan keterkaitan ke belakang (backward linkage) yang berhubungan dengan kebutuhan akan input pakan terutama dedak padi. Oleh karena itu, bisnis pakan merupakan usaha yang sangat strategis. Selama periode tahun 2001-2006 jumlah produksi daging dan populasi
1
ternak di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 9,8 persen/tahun. Sementara itu, pertumbuhan rata-rata konsumsi pakan pertahunnya mencapai 7 persen. Beberapa perusahaan pakan ternak skala besar yang ada di Indonesia tersebar di 8 provinsi di seluruh Indonesia. Adapun persebarannya terletak di Provinsi Sumatera Utara memiliki delapan pabrik, Lampung dengan empat pabrik, Banten memiliki sepuluh pabrik, Jakarta empat pabrik, Jawa Barat empat pabrik, Sulawesi Selatan memiliki dua pabrik dan sebagian besar terletak di Jawa Timur dengan lima belas pabrik. Adapun kapasitas produksi
pakan konsentratdari
masing-masing provinsi disajikan dalam tabel 1 berikut nin : Tabel 1. Kapasitas Produksi Pabrik Pakan Ternak di Indonesia (ton) No
Provinsi
2002
2003
2004
2005
2006
1
Sumut
904.000
904.000
1.081.500
1.081.500
1.331.500
2
Lampung
663.360
663.360
663.360
663.360
663.360
3
Jakarta
596.000
596.000
596.000
596.000
596.000
4
Jabar
1.111.080
1.111.080
1.111.080
1.111.080
1.111.080
5
Jateng
1.025.483
1.025.483
1.115.483
1.115.483
1.115.483
6
Jatim
3.167.008
3.167.008
3.321.008
3.861.408
3.868.008
7
Sulsel
37.800
37.800
137.800
137.800
137.800
8
Banten
2.521.600
2.521.600
211.600
2.711.600
2.711.600
10.026.331
10.737.831
11.278.231
11.304.831
Total 10.026.331 Sumber : Statistik Peternakan, 2011
Tabel 1 menunjukkan produksi pakan ternak pada beberapa provinsi di Indonesia untuk tiap tahunnya mengalami peningkatan. Secara umum, produksi pakan ternak nasional terus meningkat dari periode tahun 2002-2006 dengan pertumbuhan tahunan mencapai 8,4 persen. Tahun 2003 dicatat produksi mencapai enam juta ton dan 2006 mencapai 9,9 juta ton. Sedangkan tahun 2007 produksi menurun sekitar 22,5 persen. Usaha peternakan sapi perah masih terkonsentrasi pada daerah-daerah berdataran tinggi, seperti Garut, Pangalengan, dan Lembang (Jawa Barat), serta Batu, Pujon, dan Nongkojajar di Jawa Timur. Daerah ini merupakan konsentrasi usaha sapi perah yang relatif padat. Selain di Garut, Pangalengan dan Lembang Bandung, daerah di Jawa Barat seperti Sukabumi dan Bogor juga merupakan 2
wilayah yang cocok untuk melakukan usaha peternakan sapi perah. Kecamatan Cisarua merupakan salah satu wilayah yang terletak di dataran tinggi wilayah Kabupaten Bogor sehingga memiliki potensi pengembangan usaha peternakan sapi perah. 1.2.
Perumusan Masalah CV. Cisarua Integrated Farming (CIF) merupakan perusahaan agribisnis
yang bergerak di bidang peternakan sapi perah. Dalam kegiatan usahanya, CV. Cisarua Integrated Farming memiliki tiga unit usaha yaitu budidaya sapi perah, produksi pakan konsentrat dan Dairy Educational Tour. CV. Cisarua Integrated Farming terletak di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor dengan topografi daerah 1.000-1.200 meter di atas permukaan laut, suhu lingkungan berkisar antara 24-270C dengan kelembapan udara 85 persen serta curah hujan sebesar 3.500 mm per tahun. Keadaan suhu pada daerah ini sangat kondusif untuk usaha peternakan, dan tanah yang cocok untuk rumput gajah sebagai penyediaan pakan ternak. Pakan konsentrat merupakan pakan penguat bagi sapi perah karena mengandung kadar energi dan protein tinggi serta serat kasarnya yang rendah. CV. Cisarua Integrated Farming memiliki unit usaha yang menghasilkan pakan konsentrat yang berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pakan konsentrat pada unit usaha sapi perah dan sebagian dijual keluar. Sebelum berdiri unit usaha pakan konsentrat, CV. Cisarua Integrated Farming memasok pakan konsentrat dari Koperasi Pengolahan Susu (KPS) Bogor. Namun dengan tujuan efisiensi biaya dan adanya kemampuan perusahaan untuk memproduksi pakan konsentrat sendiri, CV. Cisarua Integrated Farming tidak lagi memasok pakan konsentrat dari KPS Bogor. Adanya peluang usaha yang ditangkap oleh pemilik perusahaan dari usaha produksi pakan konsentrat dan didukung oleh kemampuan dalam pengadaan sumber daya fisik, sumber daya manusia dan sumber daya modal menjadi latar belakang unit usaha ini berdiri. Namun kemampuan produksi unit usaha pakan konsentrat selama ini belum optimal, hal ini dapat dilihat dari tingginya permintaan akan pakan konsentrat dari pasar (peternak sapi perah daerah Cisarua dan sekitarnya) sebesar 8.000-10.000 kg/hari yang belum mampu terpenuhi seluruhnya oleh CV. Cisarua Integrated Farming.
3
Unit
Usaha
Pakan
Konsentrat
CV.
Cisarua
Integrated
Farming
memproduksi pakan konsentrat sebanyak 5.000 kg per hari. Produksi per hari sebagian akan digunakan untuk pemberian pakan hewan ternak sapi perah milik CV. Cisarua Integrated Farming sendiri yaitu sebanyak 1.300 kg, selebihnya akan dipasarkan. Perusahaan baru dapat memenuhi permintaan pasar 3.700 kg, olek karena itu masih terdapat peluang pasar sebesar 6.300 kg. Melalui peningkatan kapasitas produksi pakan konsentrat diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar yang ada. Selain itu, perusahaan juga dapat meningkatkan pendapatan usaha. Rencana perusahaan dalam upaya melakukan peningkatan kapasitas produksi pakan konsentrat membutuhkan biaya investasi yang cukup besar. selain itu perubahan-perubahan yang terjadi pada produksi dan harga input perlu diperhatikan terhadap manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh. Perubahanperubahan yang terjadi seperti penurunan produksi dan peningkatan biaya variabel. Mengingat besarnya biaya investasi yang akan dikeluarkan maka diperlukan suatu analisis kelayakan usaha. Dalam analisis kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perhitungan umumnya didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang (Kadariah, 1986). Serta merupakan analisis pasca kriteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisa bisnis jika terjadi perubahan atau keidaktepatan dalam perhitungan biaya atau manfaat. Perubahan-perubahan yang biasa terjadi dalam menjalankan bisnis umumnya dikarenakan oleh kenaikan dalam biaya bahan baku pakan konsentrat. Faktor-faktor perubahan tersebut tentunya akan mempengaruhi kelayakan suatu aktivitas bisnis. Oleh karena itu, diperlukan analisis dan identifikasi kondisi yang mungkin akan terjadi dari informasi-informasi yang sesuai dengan bisnis yang dijalankan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu : a.
Bagaimana kelayakan usaha produksi pakan konsentrat sapi perah dan kelayakan usaha peningkatan kapasitas produksi pakan konsenrat di CV.
4
Cisarua Integrated Farming dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek social ekonomi dan lingkungan? b.
Bagaimana kelayakan aspek financial usaha produksi pakan konsentrat dan peningkatan produksi pakan konsentrat sapi perah pada CV. Cisarua Integrated Farming (CIF)?
c.
Bagaimana sensitivitas kelayakan usaha peningkatan produksi pakan konsentrat sapi perah pada CV. Cisarua Integrated Farming(CIF) jika terjadi peningkatan biaya variabel?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan analisis kelayakan usaha peningkatan kapasitas pakan konsentrat
pada CV. Cisarua Integrated Farming yaitu : a.
Menganalisis kelayakan usaha produksi pakan konsentrat dan peningkatan produksi pakan konsentrat sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming (CIF) dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek social ekonomi dan lingkungan.
b.
Menganalisis kelayakan aspek financial usaha produksi pakan konsentrat dan peningkatan produksi pakan konsentrat sapi perah pada CV. Cisarua Integrated Farming (CIF).
c.
Menganalisis sensitivitas kelayakan usaha peningkatan produksi pakan konsentrat sapi perah pada CV. Cisarua Integrated Farming(CIF).
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
a. Bagi CV. Cisarua Integrated Farming (CIF) penelitian ini diharapkan sebagai masukan dan pertimbangan dalam menentukan langkah–langkah untuk mengembangkan unit usaha pakan konsentrat melalui peningkatan jumlah produksi dan perbaikan sistem manajemen pada unit usaha pakan konsentrat. Selain itu untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi usaha produksi pakan konsentrat sapi perah jika salah satu variabel input naik.
5
b. Bagi investor diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna untuk menentukan keputusan berinvestasi dalam usaha produksi pakan konsentrat sapi perah. c. Pembaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan untuk dijadikan bahan referensi dalam penelitian mengenai strategi pengembangan usaha usaha peternakan sapi perah melalui peningkatan jumlah produksi pakan konsentrat dan perbaikan sistem manajemen pada unit usaha pakan konsentrat.
6