I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Media massa pada era informasi ini seakan tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan masyarakat. Media massa memberikan arti yang sangat penting bagi masyarakat. Masyarakat selalu membutuhkan informasi untuk kebutuhan seharihari mereka. Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh dari menonton tayangan televisi. Melalui siaran televisi pula, masyarakat dapat mengetahui berita terbaru yang sedang terjadi ataupun sekedar ingin memperoleh hiburan. Siaran televisi di Indonesia merupakan media massa yang sangat pesat perkembangannya. Pada tahun 1962, siaran televisi milik pemerintah Indonesia pertama kali disiarkan oleh TVRI. Stasiun TVRI cukup banyak mengalami perkembangan, yang dimulai dari tayangan hitam putih sampai tayangan full colour untuk pertama kalinya disiarkan di Jakarta pada tahun 1979. Pada tahun 1987, TVRI juga mendirikan stasiun-stasiun transmisi di berbagai daerah, seperti Medan, Ujung Pandang, Balikpapan, Palembang, dan Bandung. Perkembangan TVRI di Indonesia ternyata membawa “angin segar” bagi pihak-pihak swasta yang ingin mendirikan stasiun televisi. Pada tahun 1987, RCTI merupakan stasiun televisi swasta pertama yang memiliki izin siaran (terbatas) di Indonesia. Stasiun RCTI memulai siaran terbuka di akhir tahun. Pada tahun yang sama berdiri media SCTV. Tahun 1991, pihak swasta lain pun mulai mendirikan stasiun pendidikan, yang diberi nama TPI dan memperoleh izin siaran siang. Setahun kemudian, TPI memperoleh hak siaran malam. Sampai akhir tahun 1999, semakin beragam stasiun televisi di Indonesia, sebut saja Indosiar dan ANTEVE. Pada awal tahun 2000, kebebasan pers di Indonesia semakin meningkat, yang membuat pihak-pihak swasta lain semakin meningkat pula dalam mendirikan stasiun televisi. Dalam kurun waktu sejak tahun 2000, sudah terdapat lima stasiun televisi swasta yang baru, Metro TV, Global, TV 7, Trans TV, dan Lativi.1
1
http://www.amacpix. Diakses pada tanggal 20 Maret 2009
Dewasa ini, stasiun televisi berusaha menarik perhatian masyarakat dengan berlomba-lomba menyiarkan acara yang menarik, mengikuti tren, dan bermutu. Bagus atau tidaknya suatu acara, menarik atau tidaknya acara suatu televisi dapat diketahui dari tingkat kepuasan mahasiswanya. Komunikasi massa melalui media televisi memperlihatkan bahwa pesan yang diberikan pada masyarakat melalui media ini memiliki tujuan mendapatkan sasaran mahasiswa dan mengharapkan adanya feedback atau umpan balik dari mahasiswa tersebut. Suatu stasiun televisi dengan program yang dimilikinya dapat mengetahui bahwa acara yang telah dibuat dan ditayangkannya dinilai cukup bagus dan diinginkan oleh mahasiswanya berdasarkan umpan balik mahasiswanya. Stasiun televisi cukup sering mengangkat fenomena yang sering terjadi dalam masyakarat dan menayangkannya kembali. Jika suatu acara tersebut berhasil memperoleh tingkat rating yang tinggi, berarti acara tersebut telah berhasil “mengambil hati” mahasiswanya. Dengan demikian, bagus atau tidaknya mutu suatu acara televisi bergantung pada penilaian dan persepsi dari mahasiswa yang telah menonton acara tersebut. Persepsi mahasiswa terhadap tayangan yang ditontonnya dapat diketahui setelah mahasiswa tersebut menonton, dengan kata lain persepsi mahasiswa timbul dari tingkah laku selama menonton. Salah satu stasiun televisi swasta yang kerap menayangkan acara yang berisi fenomena kehidupan masyarakat adalah Trans TV, antara lain melalui program Jelajah. Menurut Research and Creative Development (RCD) Trans TV, Jelajah merupakan feature entertaining, yang ingin menyajikan tayangan berbeda bagi penonton Indonesia dalam bentuk informatif, humanis, dan inspiring. Di awal terbentuk program, tema Jelajah sangat kental dengan nuansa budaya dan kisah kehidupan manusia yang luar biasa. Namun seiring berjalannya waktu, masyarakat kurang menyukai tema budaya, sehingga sekarang lebih sering mengangkat tema-tema petualangan ataupun tema urban. Jelajah adalah salah satu acara andalan Trans TV dan merupakan program news feature yang tertua di Trans TV. Berdasarkan data RCD Trans TV, walaupun program Jelajah ini memiliki share dan rating yang tidak tinggi dan mengalami perubahan yang terlalu signifikan, tetapi program Jelajah ini tetap dipertahankan. Menurut Trans TV, program ini baik dan harus dipertahankan.
Oleh karena itu, untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas program Jelajah, maka setiap enam bulan sekali Trans TV melakukan rolling (pertukaran crew pada setiap program acara). Untuk dapat bersaing dengan program-program di televisi lain, berbagai cara dilakukan oleh program Jelajah untuk meningkatkan kualitas isi maupun presenternya, agar penonton lebih tertarik untuk menonton tayangan tersebut. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan presenter yang sekaligus merangkap sebagai reporter. Gaya reporter dalam meliput tayangan juga menjadi faktor pendukung untuk meningkatkan kualitas Jelajah. Menurut produser program Jelajah, reporter diharapkan selain dapat PTC (Piece to Camera) harus dapat berpartisipatif dalam menyajikan informasi, dengan cara turut serta atau terjun langsung dengan objek liputan. Hal ini dilakukan dengan maksud agar tayangan ini terasa lebih hidup dan dinamis, serta penonton merasa diajak untuk menyimak dikarenakan ada aksi yang menarik (RCD Trans TV, 2008) Sampai sejauh mana program Jelajah telah berupaya melakukan perbaikan-perbaikan baik terhadap isi acaranya maupun waktu penayangan program Jelajah tersebut? Perbaikan-perbaikan tersebut diharapkan menarik minat mahasiswanya untuk tetap setia menonton program Jelajah. Pertanyaan tersebut hanya dapat dijawab dengan melakukan suatu studi yang dapat mengungkapkan bagaimana respon mahasiswa terhadap program tersebut. Ketertarikan mahasiswa dapat diungkapkan dari bagaimana mahasiswa menonton acara Jelajah dan bagaimana pendapat mereka tentang program tersebut.
1.2
Perumusan Masalah Dengan semakin berkembangnya acara televisi, membuat mahasiswa
memiliki pola kebiasaan untuk mengubah tayangan acara sesuai dengan kesukaan. Acara-acara yang ditonton oleh mahasiswa tersebut juga sangat erat kaitannya dengan karakteristik mahasiswanya. Jenis kelamin, umur, serta tingkat pendidikan seseorang akan menentukan pemilihan acara yang berbeda oleh mahasiswanya. Perilaku yang demikian membuat masyarakat memiliki persepsi akan suatu tayangan televisi yang berbeda-beda. Persepsi tersebut akan menghasilkan berbagai dampak bagi mahasiswa yang menontonnya. Dampak berupa perubahan
tingkat pengetahuan dan sikap biasanya sering terjadi di kehidupan masyarakat setelah menonton tayangan televisi, dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak suka menjadi suka. Setelah menonton program Jelajah, akan timbul adanya persepsi tentang tayangan tersebut, baik isi cerita, reporter yang mendukung cerita tersebut dan jam tayang acara tersebut. Persepsi mahasiswa dibentuk berdasarkan adanya penyerapan pesan yang diterima kemudian diberikan stimulus (ransangan) pada indera. Pembentukan persepsi dibutuhkan adanya proses, dan proses persepsi itu akan menghasilkan pendapat/ opini kita tentang sesuatu hal. Proses persepsi dipengaruhi oleh karakteristik mahasiswa itu sendiri maupun karakteristik televisi yang menayangkan siaran televisi. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini berusaha mengungkapkan tentang karakteristik mahasiswa dengan perilaku menonton dan persepsi mahasiswa dalam menonton tayangan Jelajah. Oleh karena itu, permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana perilaku menonton mahasiswa dalam program Jelajah berdasarkan karakterisitik mahasiswa? 2. Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap tayangan program Jelajah berdasarkan karakterisitik mahasiswa? 3. Bagaimana hubungan antara perilaku menonton mahasiswa dengan pembentukan persepsi mahasiswa terhadap program Jelajah di Trans TV?
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian ini mengkaji persepsi mahasiswa tentang program Jelajah dalam
hubungannya dengan perilaku menonton dan karakteristik mereka. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis perilaku menonton responden dalam program Jelajah berdasarkan karakterisitik mahasiswa. 2. Menganalisis persepsi responden terhadap tayangan program Jelajah berdasarkan karakterisitik mahasiswa. 3. Menganalisis hubungan antara perilaku menonton mahasiswa dengan pembentukan persepsi mahasiswa terhadap program Jelajah di Trans TV.
1.4
Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca umumnya sebagai
literatur yang mampu memperluas wawasan mengenai persepsi pembaca terhadap tayangan program Jelajah. Sementara bagi masyarakat (penonton Jelajah), penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang perilaku menonton terhadap Jelajah. Penelitian ini diharapkan akan mempermudah Trans TV khususnya program Jelajah dalam menyusun program siaran yang baik. Dengan penelitian ini pula, program Jelajah Trans TV dapat menempatkan mahasiswanya tidak hanya sebagai objek siaran tetapi juga sebagai subjek yang berpengaruh terhadap kinerja sebuah televisi dan dapat dimanfaatkan untuk pengembangannya di masa yang akan datang. Penelitian ini diharapkan pula bermanfaat bagi program Jelajah sebagai masukan untuk mengetahui seberapa besar manfaat program Jelajah bagi mahasiswa yang menontonnya.