I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pernbangunan secara garis besar adalah suatu proses rnultidirnensi yang
rnelibatkan perubahan s t ~ k t u r sosial, kelernbagaan nasional, percepatan perturnbuhan ekonorni, pernerataan pendapatan, dan pengentasan kerniskinan yang kesernuanya itu bertujuan untuk rneningkatkan kualitas hidup rnasyarakat (Todaro, 2000). Secara filosofis suatu proses pernbangunan dapat diartikan sebagai upaya yang sisternatis dan berkesinarnbungan untuk rnenciptakan keadaan yang dapat rnenyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi setiap warga yang paling hurnanistik (Rustiadi et a/, 2006). Menurut Jarnli (2003) terdapat tiga tujuan utarna dari pernbangunan ekonorni daerah; pertama, pernbangunan kesernpatan kerja . yang . . berkualitas bagi penduduk; kedua, rnencapai perekonornian daerah yang stabil; dan ketiga rnernbangun berbagai rnacarn basis ekonorni dan kesernpatan kerja. Untuk rnencapai tujuan di atas, daerah harus rnengenal dengan baik potensi yang dirniliki serta rnernberdayakan berbagai surnber daya tersebut sebagai dasar daiarn rnernbangun daerah, khususnya perekonornian daerah dengan rnernperhatikan antara lain; kondisi ekonorni rnasyarakat, potensi sumber daya
alarn
dan
rnanusia, serta
infrastruktur yang
tersedia.
Dengan
rnernpertirnbangkan aspek-aspek tersebut selanjutnya disusun perencanaan pernbangunan daerah dalarn rangka meningkatkan perturnbuhan ekonorni. Penekanannya adalah pernbangunan yang berdasarkan pernanfaatan surnber daya rnanusia dan surnber daya fisik yang potensial untuk rnenciptakan peluang pekerjaan dan rnenstirnulasi aktivitas ekonorni baru berbasis lokal (Blakely, 1994).
Daerah dituntut untuk dapat rnengenali setiap potensi yang ada di wilayahnya. Pernbangunan ekonorni daerah yang berdasarkan kekhasan suatu daerah sangat cocok diterapkan pada era otonomi sekarang ini dengan rnenekankan pada pernanfaatan surnber daya rnanusia dan surnber daya alarn untuk rnenciptkan peluang kerja dan rnenstirnulasi aktivitas yang . potensial . ekonorni baru. Narnun dernikian, banyak terjadi di daerah, pernbangunan ekonorni yang dilakukan secara seragarn di setiap wilayahnya rnenjadikan pernbangunan tidak
tepat sasaran. Ini karena pembangunan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan karakteristik dan potensi dari wilayah tersebut. Daerah dalam ha1 ini Kabupaten dibagi menjadi wilayah-wilayah yang disebut kecamatan-kecamatan maka seharusnya daerah atau kabupaten mengenali secara detail potensi dari masingmasing kecamatan tersebut. Upaya ini juga dalam rangka mengurangi kesenjangan antar wilayah.
Dalam rangka penyelarasan pertumbuhan ekonomi
antara wilayah dalam suatu daerah dikemukakan konsep pendekatanya yaitu pengembangan kecamatan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Pendekatan dengan ruang lingkup kecamatan dimaksudkan agar pemerataan pembangunan antarwilayah dapat lebih merata dengan menemukenali spesialisasi dari masingmasing wilayah sedangkan dari aspek fungsionalnya karena di
kecamatan
sudah terjadi variasi kegiatan ekonomi, baik dalam kegiatan sektor primer (pertanian dan pertambangan), sektor sekunder (industri dan pengolahan) dan sektor tersier (pelayanan dan jasa). Kecamatan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dimaksudkan untuk mengidentifikasi aktivitas-aktivitas ekonomi yang menjadi keunggulan dari suatu kecamatan, sehingga dapat ditentukan kebijakan pembangunan yang paling sesuai dengan melihat spesialisasi keunggulanya. Pembangunan regional yang berimbang merupakan sebuah pertumbuhan yang merata dari wilayah yang berbeda untuk meningkatkan pengembangan kapabilitas dan kebutuhan mereka. Hal ini tidak selalu berarti bahwa semua wilayah harus mempunyai perkembangan yang sama, atau mempunyai tingkat industrialisasi yang sama, atau mempunyai pola ekonomi yang sama, atau mempunyai kebutuhan pembangunan yang sama. Akan tetapi yang lebih penting adalah adanya pertumbuhan yang seoptirnal mungkin dari potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah sesuai dengan kapasitasnya. Dengan dernlkian diharapkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan merupakan hasil dari sumbangan interaksi yang saling memperkuat diantara semua wilayah yang terlibat (Murty 2000 dalam Rustiadi eta/, 2006). Dalam pengembangan . .. .. . produk unggulan, terkadang. pemerintah . kabupaten tidak fokus karena banyaknya komoditas yang dihasilkan. Penetapan komoditas unggulan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi usaha tani. Selain itu, program pengembangan pun akan terfokus pada beberapa produk unggulan saja yang mempunyai potensi pengembagan dan daya saing tinggi. Sebagai salah satu daerah otonom, Kabupaten Lampung Barat memiliki luas wilayah 4950,4 kmz atau 13,99% luas wilayah Provinsi Lampung (BPS
Kabupaten Larnpung Barat, 2007). Dari luas wilayah tersebut berdasarkan Keprnenhutbun No. 256lkpts-1112000, tanggal . . 23 Agustus 2000, bahwa luas hutan Kabupaten Larnpung Barat adalah 380.092,37 hektar atau 76,78% dari luas wilayah Lampung Barat sedangkan sisanya sebesar 114.948 hektar atau 23,22% rnerupakan kawasan yang dapat dibudidayakan. Wilayah Kabupaten Larnpung Barat secara adrninistratif rneliputi 17 kecarnatan dan terdiri dari 194 desa dan 7 kelurahan yang merniliki topografi wilayah berupa daerah pesisir di bagian barat dan pegununganlberbukit di bagian tirnur. Kabupaten Larnpung Barat dibagi rnenjadi tiga daerah berdasarkan topografi yakni: (1) Daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 sarnpai 600 meter dari permukaan laut. (2) Daerah berbukit dengan ketinggian . . 600 sarnpai 1.000 meter dari perrnukaan laut. (3) Daerah pegunungan dengan ketinggian 1.000 sarnpai dengan 2.000 meter dari permukaan laut). Daerah pesisir di sebelah barat merupakan daerah dataran rendah terbentang di 8 kecamatan yakni Kecarnatan Lernong, Pesisir Utara, Karya Penggawa. Pesisir Tengah. Pesisir Selatan, Ngambur, Bengkunat dan Kecamatan Bengkunat Belirnbing. Sementara di wilayah timur merupakan daerah berbukit dan daerah pegunungan (daratan) yang rneliputi 9 kecamatan, yakni Kecarnatan Sukau, Balik Bukit. Batubrak, Belalau. Suoh, Sekincau, Way Tenong, Sumber Jaya, dan Kecarnatan Gedung Surian. Luas dan jurnlah penduduk per kecarnatan disajikan pada Tabel 1. Perturnbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Barat yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan dalarn kurun 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut: tahun 2001 sebesar 3,2%, tahun 2002 sebesar 4,1%, tahun 2003 sebesar 5.4 %, pada tahun 2004 sebesar 5.66 % dan tahun 2005 sebesar 4.6 % dan tahun 2006 sebesar 2,5%. Penurunan pertumbuhan PDRB pada tahun 2005 dan 2006 tidak hanya terjadi di Kabupaten Lampung Barat saja tapi hampir merata di seluruh kabupatenlkota se-Provinsi Larnpung, perturnbuhan ekonorni Provinsi Larnpung . juga . turun hingga - - 3,76 % dari 5,07 %. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh terjadinya fluktuasi harga kornoditas pertanian dan perkebunan seperti lada, kopi dan sayur-sayuran. Pada tahun 2006 PDRB Lampung Barat mencapai 1,20 trilyun dan pendapatan perkapita rnencapai Rp. 3.465.298 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,5 %. (BPS Larnpung Barat,2007)
Tabel 1. Jumlah dan Luas Kecarnatan, desalkelurahan, dan Penduduk Kabupaten Lampung Barat 2007
No
Kecamatan
lbukota
Luas (km2)
%
Jumlah desa
Jumlah Penduduk
Wilavah Pesisir I.
Lemong
Lemong
327,25
2.
Karya Penggawa
Kebuayan
62.46
3.
Pesisir Utara
Kuripan
307.18
4.
Pesisir Tengah
Pasar KN~
110.01
5.
Pesisir Selatan
Biha
6.
Ngambur
Negri Ratu Ngambur
7.
Bengkunat
8.
Bengkunat Belimbing
13
14.580
1,26
10
13.181
6.21
17
9.024
2,22
22
31.323
699.52
14.13
14
20.231
131.99
2.67
8
17.621
Pardasuka
634.41
12.82
5
8.049
Kota Jawa
634.41
12,82
10
21.675
Jumlah
2.907.292
6.61
58.73
99
135.684.
Wilavah Peqununaan 9.
Sukau
Tanjung Raya
218,46
4,41
12
25.770
10
Balik Bukit
Liwa
195,50
3.95
12
31.487
11
Batubrak
Pekon Balak
189,157
3.83
11
12.259
12
Belalau
Kenali
39506
7,98
14
36.160
13
Sekincau
Pampangan
270.90
5.47
10
35.064
14
SUO~
Sumber Agung
231.62
4.68
12
44.113
15
Way Tenong
Mutar Alam
185.46
3.75
15
39.194
16
Sumber Jaya
Tugu Sari
295,12
5,96
11
37.422
17
Gedung Surian
Gedung Surian
6134
1.24
5
13.560
2,043.17
41,27
102
275,039
jumlah
Total
4,490,40
100,oo
211
410,723
umber: BPS Kabupaten LampungBarat, Lampung Barat Dalam Angka (LBDAJ ,2006, 2007
Balam perhitungan PDRB terdapat sembilan sektor yang berperan dimaiia sektor pertanian memiliki andil paling besar dalarn pembentukan nilai pendapatan regional di wilayah Kabupaten Lampung . . Barat yaitu sebesar 66,80 %, sehingga perkernbangan perturnbuhan lapangan usaha ini akan berdampak
besar terhadap perekonomian Lampung Barat, secara umum dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi PDRB Sektoral atas dasar harga konstan tahun 2000 Kabupaten Lampung Barat Tahun 2001-2006 LAPANGAN USAHA
2001
2002
2003
2004
2005
2006
64.46
65.01
64.30
65.29
64.68
62.09
2. Pertambangan & Penggalian
1.10
1.12
1.30
1.25
1.31
1.56
3. lndustri Peng~lahan
2.76
2.76
2.72
2.61
2.59
2.83
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
0.27
0.18
0.23
0.25
0.24
0.24
5. Bangunan
3.63
3.72
3.72
3.55
3.75
3.77
6. Perdagangan. Hotel & Restoran
19.82
19.22
19.31
18.78
18.51
20.02
7. Pengangkutan & Komunikasi
2.30
2.35
2.84
2.88
2.87
3.14
8. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Per.
1.68
1.68
1.65
1.62
2.33
2.62
9: Jasa-jasa
3,99
3.96
3.94
3,78
3.72
3.73
Total
100
100
100
100
100
100
1. Pertanian
Somber: BPS Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007, PDRB LarnpungBarat 2001-2007
Wilayah Lampung Barat yang terbagi dalam wilayah pesisir dan pegunungan secara tegas dipisahkan oleh kawasan Hutan Taman Nasional Bukii Barisan Selatan (TNBBS). Kedua wilayah ini secara potensi sumber daya alam maupun kultur budaya pun berbeda. Diantara 17 kecamatan pun mempunyai potensi yang berbeda-beda pula demikian pula dengan perkembangan masingmasing kecamatan. Beberapa kecamatan mempunyai kelengkapan fasilitas pelayanan dan sebagian besar kecamatan mempunyai fasilitas pelayanan yang minim. Untuk itu, kiranya perlu untuk mengindentifikasi kecamatan-kecamatan dari fasilitas pelayanan seperti fasilitas ekonomi, sosial dan pemerintahan yang ada dimasing-masing kecamatan. ldentifikasi ini diperlukan agar dalam pembangunan terutama dalam pengembangan produk unggulan kabupaten dapat ditentukan dimana lokasi tepat yakni ketersediaan bahan baku dan kelengkapan fasilitas pendukungnya. Potensi daerah yang dapat dikembangkan di wilayah pegunungan adalah luas area padi sawah 18.473 hektar dengan produksi 79.232 ton per tahun. Luas areal tanaman kopi 53.225,70 hektar dari total luas areal di Kabupaten Lampung Barat seluas 60.483,85 hektar dengan produksi 34.546,70 per tahun dari total produksi Larnpung Barat 38.419,30 ton pertahun.
Wilayah pegunungan Lampung Barat juga merupakan penghasil tanaman holtikultura bewpa sayur mayur yang . . merupakan daerah pokok penghasil sayur mayur di Provinsi Lampung seperti cabai, terung, labu siam, wortel dan kubis. Kemudian potensi energi meliputi potensi panas bumi yang cukup besar di Kecamatan Sekincau dan Kecamatan Suoh. Berdasarkan hasil penelitian beberapa lembaga memiliki daya terduga 430 MWe dengan luas 109.200 hektar. jika potensi ini dapat dimanfaatkan tentunya akan berdampak positif pada pengembangan ekonomi Lampung Barat. Sementara itu, luas wilayah pesisir Kabupaten Lampung Barat adalah 2.907,23 km2 atau 58,72 % dari luas wilayah kabupaten yang terbentang di 8 wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Pesisir . Bengkunat Belimbing. .. Ngambur, . Pesisir Tengah, Karya Selatan, Bengkunat,
Penggawa, Pesisir Utara, dan Lemong. Wilayah pesisir mempunyai potensi sektor perikanan dan kelautan cukup potensial untuk dikembangkan. Wilayah pesisir Lampung Barat memiliki garis pantai sepanjang 210 km yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. Potensi lestari perikanan tangkap sebesar 90.000 ton per tahun. Selain itu pantai Lampung Barat juga me~pakan jalur migrasi berbagai jenis ikan tuna. Wilayah laut yang demikian luas membuka peluang untuk budidaya udang dan ikan laut. Jenis-jenis ikan laut yang bemilai ekonomi tinggi dan terdapat di wilayah pesisir Kabupaten Lampung Barat antara lain lobster, blue marlin, tongkol, cakalang, tuna, kakap dan kerapu. Produksi perikanan pada tahun 2006 yang meliputi kegiatan penangkapan di laut barn mencapai 8.817,l ton. Potensi lain pesisir yang dapat menjadi unggulan adalah produksi damar mata kucing yang me~pakanhasil hutan non kayu yang telah dikembangkan masyarakat pesisir lam pun^ Barat sejak tahun 1885 secara t u ~ n temurun. Damar pesisir Lampung Barat merupakan yang terbaik di dilnia. Komoditas ini telah menembus pasar internasional diantaranya diekspor ke berbagai negara seperti Belanda, Singapura, Jepang. China dan Dubai. Selain juga untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Potensi komoditas damar kini dac masa yang akan datang mempunyai prospek yang baik karena banyaknya industri besar yang mengelola produknya dengan mengunakan bahan baku damar. Sektor lain yang menonjol di pesisir Lampung Barat adalah pariwisata. Dengan panjang pantai 210 km, pesisir Lampung Barat mempunyai keindahan laut yang luar biasa dan masih sangat alami. Beberapa pantai di daerah ini yang menjadi favorit turis asing adalah Pantai Karang Ngimbur dan Tanjung Setia.
Kedua pantai ini mempunyai ornbak yang bagus untuk olahraga selancar. Tak heran setiap tahun wisatawan di pesisir selalu menunjukan kenaikan yang signifikan. Potensi Lampung Barat baik di wilayah pegunungan maupun wilayah pesisir menimbulkan wilayah-wilayah kecamatan yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan produk unggulan. Pengembangan produk unggulan diharapkan tidak terlalu menekankan pada batas-batas adrninistratif yang sering tidak dapat mengakomodasikan keberagaman potensi, permasalahan lokal, adanya saling keterkaitan antar daerah, serta bentuk dukungan lain yang dibutuhkan. Namun dalam prateknya, pembangunan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Larnpung . . Barat masih menekankan pada pendekatan pembangunan dengan batas-batas administratif. Pembangunanbelum dilakukan secara sinergis antar kecamatan agar yang dapat mernpercepat pertumbuhan ekonorni di semua kecarnatan sebagai sebuah kesatuan pembangunan yang strategis bagi pembangunan daerah Lampung Barat. Daerahdaerah yang berpotensi untuk dikernbangkan harus diternukenali dan keterkaitan antar daerah haws diperkuat agar dapat mewujudkan mata rantai pembangunan ekonomi, sosial dan budaya secara berkelanjutan dan berkeadilan. 1.2 Perumusan Masalah Pengernbangan .. produk unggulan .. . Kabupaten Lampung Barat haws didukung dengan oleh ketersedian falitas-fasilitas pendukung agar program yang dilaksanakan dapat direalisasikan secara efektif dan efisien. Sernentara itu, perkembangan masing- rnasing kecarnatan di Kabupaten Lampung Barat satu sama lain. Ada kecarnatan yang rnemang sudah cukup rnemadai fasilitas pelayanannya publiknya namun disisi lain ada kecamatan yang masih sangat minim fasilitas publiknya. Dalam kajian ini, fasilitas publik dibatasi pada fasilitas ekonomi, sosial dan pemerintahan. Ketersedian fasilitas ini sangat penting bagi pengernbangan produk unggulan karena tanpa didukung oleh fasilitas pendukung .. seperti . sarana air bersih dan listrik misalnya pengembangan produk unggulan akan menciptakan biaya yang tinggi karena harus membangun infrastruktur baru yang tentunya akan menelan biaya mahal. Selain itu rnenuwt Hoover (1984) ketersediaan infrastruktur publik yang lengkap akan membuka kesempatan kerja dan membuka peluang suatu wilayahlkecamatan menjadi pusat pertumbuhan. Untuk itu diperlukan analisis fasilitas infrastruktur dan pelayanan
kecamatan
sebagai
upaya
mengidentifikasi
status
(tingkat
perkernbangan) masing-masing kecarnatan di Kabupaten Larnpung Barat. Dari uraian tersebut rnaka pertanyaan kajian ini adalah "fasilitas ekonomi, sosial dan pemerintahan apa saja di masing-masing kecamatan di Lampung Barat yang dapat mengidentifikasi status (tingkat perkembangan) masing-masing kecamatan d i Kabupaten Lampung Barat? Menurut Budiharsono (2001) arah dan perturnbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut. Ekspor tersebut berupa barang-barang dan jasa, terrnasuk tenaga kerja. Akan tetapi dapat juga berupa pengeluaran orang asing yang berada di wilayah tersebut seperti berhubungan dengan aspek geografi, iklirn, peninggalan sejarah atau daerah pariwisata. Dengan . dernikian, arah kebijakan pernbangunan yang . . akan diternpuh Pernerintah Kabupaten Larnpung Barat diharapkan dilakukan dengan rnelihat spesialisasi keunggulan dari tiap kecarnatan agar alokasi dana pernbangunan dapat betul-betul tepat sasaran sehingga ketirnpangan antar kecarnatan dapat di perkecil.
Untuk rnelakukannya Pernerintah Kabupaten Larnpung Barat perlu
untuk rnenemukenali kornoditas unggulan dan potensi setiap kecarnatan yang ada.
Mernang dalarn pelaksanaanya tidak harus setiap kecarnatan di
kernbangkan suatu produk unggulan karena ada kecarnatan yang rnemiliki potensi yang sarna. ldentifikasi produk unggulan tiap kecarnatan ini diperlukan sebagai dasar dalarn .pengernbangan . produk unggulan suatu wilayah. Karena kajian ini rnernbagi wilayah Larnpung Barat rnenjadi dua yakni wilayah pegunungan dan pesisir tentu berbeda potensi unggulannya. Kernudian identifikasi diperlukan sebagai dasar untuk rnencari sentra-sentra produk unggulan. Atas dasar uraian di atas pertanyaan kedua kajian ini adalah "komoditas unggulan apa saja yang dirniliki tiap-tiap kecamatan?" Dalarn rnenciptakan daya saing daerah dalarn rangka rneningkatkan kesejahteraan rnasyarakatnya perlu strategi pengernbangan produk unggulan. Setelah status perkernbangan kecarnatan dan produk unggulan teridentifikasi lankah selanjutnya perlunya Pernerintah Kabupaten Larnpung Barat rnerurnuskan strategi dan program pengernbangan produk unggulan Kabupaten Larnpung Barat baik di wilayah pegunungan rnaupun wilayah pesisir.
Dari berbagai
kornoditas yang diteliti diharapkan dipilih produk khas masing-masing wilayah untuk dikernbangkan agar program lebih terfokus.
Pertanyaannya adalah
"bagaimana strategi pengembangan produk unggulan di Lampung Barat?"
1.3 Tujuan dan Manfaat Kajian 1.3.1 Tujuan Kajian Kajian strategi pengembangan produk unggulan di Kabupaten Lampung Barat ini adalah untuk merumuskan strategi dan program pengembangan produk unggulan dalam rangka meningkatkan daya saing daerah. Sementara tujuan khusus kajian adalah: 1. Mengindentifikasi status (tingkat perkembangan) masing-masing kecamatan di Kabupaten Lampung Barat dilihat dari kelengkapan fasilitas ekonomi, sosial dan pemerintahan. 2. Mengidentifikasi komoditas unggulan yang dimiliki kecamatan-kecamatan di
. .. Barat; Kabupaten Lampung 3. Merumuskan strategi dan program pengembangan produk unggulan di
Kabupaten Lampung Barat. 1.3.3 Manfaat Kajian Hasil kajian ini diharapkan akan menjadi sumbangan bagi - pemerintah . daerah dalam perencanaan kebijakan pembangunan Kabupaten Lampung Barat, khususnya pengembangan produk unggulan di Kabupaten Lampung Barat.