HATIBERIMAN ISSN No. 1978-5798
Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Majalah Berita Warga Kota Salatiga
P u s k e s m a s
Bebas Retribusi
Lensa
Suasana di ruang sidang II usai pelantikan Sekda Kota Salatiga: Foto atas : Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH, usai melantik Hj. Dra. Sri Sejati Kusumaningsih, MM. Foto bawah : Beberapa pejabat pemerintah dan anggota DPRD kota Salatiga memberikan ucapan selamat kepada Sekda baru.
HATIBERIMAN
HATIBERIMAN ISSN No. 1978-5798
Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Majalah Berita Warga Kota Salatiga
Majalah Berita Warga Kota Salatiga
CH IR
ISSN No. 1978-5798, VOL. 2 No. 1, Maret 2008
P u s k e s m a s
Bebas Retribusi Cover Artwork: Budi Susilo: Foto: Lukman Fahmi
Galih
Daftar Isi
4
SALATIGA
SURAT PEMBACA Jalan Berlubang di Pasar Blauran, Terminal Terpanjang di Salatiga 5 DARI REDAKSI Berguru kepada KuraKura? 6 OPINI Pendidikan Hukum untuk Masyarakat 7 PROFIL Alwi Iri Kepada Sepak Bola 14 PENDIDIKAN Pendidikan Inklusif Tanpa Diskriminatif 16 RAGAM Adipura Tanggung Jawab Siapa? 20 KESEHATAN Jangan Korek Telinga 22 MIMBAR Salatiga yang Sehat, Humanis dan Berkerlanjutan 20 ARTIKEL Urgensi Teknologi Informasi bagi SKPD 23 HUKUM Peraturan Daerah Kota Salatiga No. 7 Tahun 2007, Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Tingkat II Salatiga No. 12 Tahun 1998, Penjelasan atas Peraturan Daerah Kota Salatiga No. 7 Tahun 2007 27 KIPRAH KDRT adalah Fenomena Gunung Es 28 BUDAYA Sumeleh 30 LINTAS KOTA Kegiatan di Kota Salatiga 38 ARTIKEL Menyingkap Tirai Feng Sui, Peringatan Dini Saja Tak Cukup, Alat Peringatan Dini, Mengenal EWS, EWS di Indonesia 42. TIPS Mengatasi Uban 43 POTENSI Tahu Halus Tanpa Formalin 44 LEGENDA Kalimangkak yang Antigong 45 RILEKS TTS HB 35 46 KARIKATUR
Laporan Utama Memperoleh hak tanpa membayar sejumlah uang adalah dambaan setiap warga. Sebaliknya, terpenuhinya unsur hak asasi setiap warga negara merupakan kewajiban negara. Oleh karena itulah, sebagai salah satu upaya
YA IR A ABH STUSW ASTI PRAJ
H
untuk mewujudkan hak-hak warganya, Pemerintah Kota Salatiga meluncurkan Program Puskesmas Mitra Keluarga. Program ini mulai dapat dinikmati masyarakat Salatiga sejak 2 Januari 2008. Melalui program ini, setiap warga yang memiliki KTP dan KK Kota Salatiga berhak mendapat pelayanan kesehatan gratis. Tak tanggung-tanggung, dana APBD yang dikucurkan untuk pemberian pelayanan kesehatan gratis ini mencapai dua milyar rupiah. Warga Kota Salatiga dapat memperoleh pelayanan ini di setiap Puskesmas dan posyandu. Tak hanya pengobatan, Puskesmas juga melayani warga yang ingin berkonsultasi tentang kesehatan pribadi atau lingkungannya. Jadi, Puskesmas sekarang bukan lagi akronim dari pusing, keseleo, dan masuk angin. Selamat tinggal dua ribu rupiah!
Fahmi
Reporter HB saat mengambil air di Belik Kali Mangkak Salatiga
Redaksi Diterbitkan oleh : KANTOR INFORMASI DAN KOMUNIKASI KOTA SALATIGA Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor: 9 Tahun 2004. PEMBINA Walikota Salatiga; PENGARAH Sekretaris Daerah; WAKIL PENGARAH Asisten Tatapraja dan Administrasi Sekda; PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi Drs. Petrus Resi, M.Si; REDAKTUR PELAKSANA Sri Hartono, SS; REDAKTUR Wiyarso BA, Bakti Harjanti, S.Sos; KOORDINATOR LIPUTAN Jumiarto, AP; PELIPUT/PENYUNTING Sumarno, S.Ag, Budi Susilo, S.Sos, Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; SETTING&LAY OUT Sumadi, S.S, R. Koko Endarmoko, A.Md; DISTRIBUSI Kuswanto, R. Suprapto Sambodo, Muhammad Sidiq. ALAMAT REDAKSI KANTOR INFORMASI & KOMUNIKASI Jl. Letjend. Sukowati No. 51 Salatiga 50731 Telp/Fax. (0298) 326658. On line : http://hati-beriman.blogspot.com Redaksi menerima sumbangan naskah berupa tulisan atau karikatur. Redaksi berhak mengedit naskah tanpa mengubah substansinya. Naskah berupa tulisan diketik dengan huruf Times New Roman 12, spasi tunggal, sebanyak 3-4 halaman folio. Naskah dikirim ke Redaksi Hati Beriman. Pengirim naskah yang dimuat berhak mendapat imbalan.
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
3
Surat Pembaca
Jalan Berlubang di Pasar Blauran
S
aya adalah salah satu warga Kota Salatiga yang setiap hari mengendarai sepeda motor melewati jalan di sekitar Pasar Blauran. Saya merasa sangat prihatin melihat kondisi jalan di sekitar pasar tersebut. Dari tempat ngetem angkutan kota nomor 16 sampai tempat sampah arah ke Tamansari, banyak sekali lubang di jalan yang membahayakan kendaraan bermotor. Saya sudah sering melihat terjadinya kecelakaan di jalan tersebut. Mungkin karena jalan yang ramai dan berlubang itu. Sebagai warga kota yang setiap hari melewati jalan tersebut, saya berharap agar pemkot segera memperbaiki kondisi jalan. Minimal, jalan tersebut diberi penerangan jalan, karena pada malam hari, kondisi jalan berlubang tidak terlihat. Atas perhatian dan tindakannya saya mengucapkan terima kasih. Christian Y Warga Salatiga
Terminal Terpanjang di Salatiga
S
aat ini, Salatiga memang sedang sibuk berbenah diri secara berkesinambungan. Sayangnya, di tengah kesibukan berbenah diri itu masih ada lokasi yang semrawut akibat perilaku kita yang kurang tertib. Sebagai contoh adalah situasi di Jalan Pattimura. Jalan ini telah berubah fungsi menjadi lahan parkir yang sangat panjang. Saking panjangnya barisan kendaraan yang parkir menghadap utara, Jalan Pattimura lebih cocok disebut terminal terpanjang di Kota Salatiga. Pasalnya, kendaraan yang parkir di jalan itu adalah kendaraan plat kuning yang antre menunggu penumpang. Dampaknya, kendaraan pribadi menjadi kesulitan menemukan lahan parkir di sepanjang Jalan Pattimura. Oleh karena itu, warga Kota Salatiga sangat berharap kepada semua dinas terkait untuk sesegera mungkin mencari solusinya. Dhaniel Suharto, S.Pd. SDN Kutowinangun 05 Kecamatan Tingkir, Salatiga
Pengirim rubrik surat pembaca yang dimuat berhak mendapatkan imbalan dari Redaksi Majalah Hati Beriman.
4
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Dari Redaksi
Berguru
kepada Kura-Kura?
S
uatu ketika, dalam pengembaraannya, Antasena Pos I P menjumpai seekor kura-kura TUJUAN yang sedang berjalan lambat-lambat. : Antasena adalah anak ketiga dari Bima, salah satu tokoh Pandawa, dalam cerita pewayangan versi Yogyakarta. Didorong rasa kasihan pada hewan yang tidak dapat berjalan cepat itu, Antasena segera mengangkat si kura-kura dan memindahkannya sejauh 20 langkah searah langkah kura-kura. Tetapi, Antasena terheran-heran ketika melihat si makhluk bertempurung itu terdiam sambil menyembunyikan kepalanya dan tidak segera berjalan lagi. Hewan melata bercangkang itu berjalan kembali setelah beberapa waktu yang mungkin sama dengan waktu tempuhnya jika berjalan sendiri dari tempat dia diangkat Antasena ke tempat di diletakkan lagi. Antasena pun lantas berpikir, “Kamu hebat kura-kura. Kamu tahu kapan Galih kamu harus berjalan dan kapan harus berhenti. Sedangkan aku? Aku tidak tahu kapan aku harus berhenti?” Pertanyaan ini terus memenuhi benaknya. Pertanyaan yang sama mungkin juga harus ada di benak kita agar kita tahu kapan harus “berjalan” dan kapan harus “berhenti”. Dengan begitu, kita tidak akan terburu-buru untuk “berjalan” saat ada isu SOTK baru, mutasi pejabat, promosi atau rotasi. Semua itu, sudah ada waktunya masing-masing. REDAKSI HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
5
Opini
Pendidikan Hukum untuk Masyarakat Oleh: Dyah Hapsari Prananingrum, S.H., M.Hum Walaupun disadari bahwa masalah hukum memiliki dinamika luar biasa karena faktor-faktor di luar hukum sangat memperngaruhi bekerjanya hukum dalam masyarakat: seperti halnya faktor politik, sosial, ekonomi, budaya, dan seterusnya. Masalah hukum sering muncul di masyarakat dan sebenarnya dapat diminimalisir serta diupayakan penyelesaiannya oleh masyarakat itu sendiri. apakah advokat memberikan legal opinion yang baik; apakah jaksa menjalankan fungsinya sebagai penuntut umum yang baik dalam proses peradilan pidana; apakah hakim memutuskan perkara secara justifiable; sehingga masyarakat dapat menilai apakah penanganan kasus tertentu telah dilakukan dengan baik oleh aparat penegak hukum dan seterusnya.
N
on scholae sed vitae discimus. Belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup. Pendidikan menjadi salah satu pintu untuk menjadikan masyarakat mampu mengatasi permasalahan yang ada. Pendidikan mengisyaratkan pembelajaran. Pembelajaran mengisyaratkan pengetahuan. Pengetahuan adalah kebenaran yang di mana pun dan kapan pun adalah sama (Paulo Freire: 2001). Merujuk pendapat Kardinal John Henry Newman (Paulo Freire: 2001), ”Apabila intelek adalah bagian dari diri kita yang begitu hebatnya, ....... ia pun pasti bermanfaat bagi pemiliknya serta bagi semua manusia di sekelilingnya...” Demikian halnya dengan pendidikan hukum. Pendidikan hukum bagi masyarakat akan menjadikan masyarakat mampu mempertahankan hak. Di sisi lain, pendidikan hukum mampu menyadarkan masyarakat untuk menjalankan kewajibannya tanpa paksaan. Tujuan pendidikan ini tentu bukan untuk menjadikan masyarakat sebagai yuris intelektual sebagai advokat, hakim, atau jaksa. Namun, pada hakikatnya, pendidikan hukum adalah modal bagi terbentuknya kesadaran hukum dan kepatuhan hukum masyarakat.
6
Masyarakat diberi bekal untuk dapat melakukan legal problem solving (pemecahan masalah sesuai hukum). Dengan demikian, dalam konteks tertentu, masyarakat juga mampu menilai apakah masalah hukumnya ditangani secara tepat oleh orang yang tepat. Uraian di atas memberikan pemahaman yang manifest bahwa pendidikan hukum untuk rakyat adalah penting sebagai bentuk reformasi pendidikan hukum. Terlebih, merujuk pendapat Ehrlich bahwa hukum positif tidak dapat dipahami terpisah dari norma sosial yang disebutnya the living law, yaitu hukum yang dijalankan masyarakat sehari-hari sebagai kontras dari hukum yang ditegakkan oleh negara. Artinya, masyarakat memiliki peranan yang sangat penting dalam bekerjanya hukum. Jadi, pendidikan hukum bagi rakyat menjadi program yang harus dilakukan agar hukum dapat ditegakkan dan pada akhirnya dapat mewujudkan kemanfaatan, keadilan, dan kepastian. Di mana peran perguruan tinggi dalam hal pendidikan hukum untuk rakyat? Perguruan tinggi haruslah menjadi mesin penggerak pendidikan ini sehingga monopoli terhadap pendidikan, khususnya pendidikan hokum, dapat terpatahkan. Komersialisasi pendidikan harus ditinggalkan. Merujuk pendapat Buchori (2001), “..Mau tidak mau, suka tidak suka, sekolah (perguruan tinggi, pen)) harus mengubah diri, mengadakan reformasi dan transformasi.” Pendapat ini menjadi satu teguran kepada sebagian kalangan pendidik hukum (legal conductors) di Indonesia yang selama ini menjalankan pendidikan hukum hanya kepada masyarakat yang memiliki modal, yaitu mahasiswa hukum. Sinyalemen serta kritik atas situasi ini ditangkap oleh Fakultas Hukum, UKSW, dengan melakukan pendidikan hukum bagi rakyat, khususnya, berkaitan dengan transparansi peradilan (judicial transparency). Topik yang selama ini menjadi monopoli kaum intelektual tanpa melibatkan masyarakat. Padahal, terwujudnya transparansi peradilan membutuhkan partisipasi masyarakat. Sehingga munculnya partisipasi masyarakat baru akan ada bila dilakukan pendidikan hukum bagi masyarakat. Jangan lupa, masalah hukum adalah sama dengan masalah lain dalam kehidupan masyarakat yang membutuhkan penyelesaian. Dalam banyak kasus, seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, KDRT, atau kasus lainnya, partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan.
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
*)
Dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana
Profil
Alwi: Iri Kepada Sepak Bola I zin, Raut wajahnya mengesankan sosok dengan karakter kaku dan keras. Bicaranya juga ceplas-ceplos, tanpa basa-basi. Tapi, jangan takut, di balik karakternya yang keras itu, sosok yang satu ini selalu penuh perhatian saat berbincang dengan orang lain. Kita akan merasa Sangay dihargai ketika berbicara dengannya. Alwi Mugiyanto. Begitulah nama lengkap lelaki paruh baya ini. Pria yang akrab dipanggil Alwi ini adalah pelatih klub atletik Tiger Lokomotif Salatiga. Nama maestro atlet asal Salatiga ini telah melambung di Republik kita. Bahkan sosok kelahiran Suruh, Kabupaten Semarang, 56 tahun lalu itu termasuk yang paling diperhitungkan dalam setiap pesta olahraga di tingkat ASEAN. Maklumlah, segudang prestasi telah diukir putra bungsu pasangan R. Karto Setiko dan Rr. Marben ini melalui anak-anak asuhnya. Berkat tangan dingin bapak tiga anak inilah, Indonesia memiliki pelari handal sekelas Ruwiyati (kakak Trianingsih), Trianingsih, Faizin, Novita, dan Witari. Tak heran, apabila nama anak kelima dari lima bersaudara ini sering
menghiasi halaman media massa. Tak terkecuali saat Trianingsih mampu menggondol dua emas sekaligus memcahkan rekor di ajang Sea Games Thailand, akhir tahun lalu. Namun, nama besarnya itu tak diperolehnya secara mendadak. Perjuangannya berawal pada 1990 silam. Dengan segala upaya, Alwi mendirikan klub atletik bernama Putra Jaya. “Pada tahun 1991, saya mengganti nama klub ini menjadi Tiger Loccomotif,” ungkap suami Endang R. ini. Nama Loccomotif pun memiliki cerita sendiri. Pada tahun 1993, keenam atletnya mampu memborong juara dalam lomba yang diadakan di Bandung. Ternyata, sepak terjang klub ini mampu menarik perhatian Haryanto Dhanutirta yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan. “Kebetulan, beliau sangat menyukai atletik,” kata alumni SD Kalicacing pada 1960 itu. Selanjutnya, PJKA (kini PT KAI, Red) bersedia menjadi sponsor klub atletik ini. “PJKA sanggup mengontrak keenam pelari saya dengan memberi uang pembinaan,” jelasnya. Dari sinilah Putera Jaya berganti nama menjadi Tiger Loccomotif. Dari sponsorship atau kerja sama ini, kompensasi lain yang diperoleh klubnya adalah kemudahan transportasi dan akomodasi dalam mengikuti setiap lomba. “Kemudahan ini sangat penting mengingat permasalahan utama dalam menghidupi sebuah klub adalah transportasi dan akomodasi saat mengikuti lomba,” kata lulusan SMP Krida Darma itu. Meskipun sudah memiliki nama besar, bukan berarti klub atletik ini bebas dari berbagai hambatan. Beban beratnya saat ini adalah kebutuhan biaya untuk membanguan lintasan latihan. “Lintasan lari yang lama rusak berat karena semua pasir pada lintasan hanyut akibat banjir,” keluhnya. Padahal, dia harus membangun lintasan lari halang rintang untuk persiapan PON yang akan datang. “Jika tak diperbaiki, kaki para atlet bisa cidera,” tambahnya. Pengasuh 28 atlet ini menyayangkan tak adanya keterlibatan Pemerintah Kota Salatiga. Menurut mantan siswa SMA Dharma Putera ini, lintasan latihan seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Jadi, seorang pelatih cukup berkonsentrasi untuk mencetak atlet. “Terus terang, saya iri terhadap cabang sepakbola yang sedemikian banyak menyedot anggaran pemerintah, namun hasilnya bisa kita lihat, naik turun. Ke depan, saya sangat mengharapkan keterlibatan pemkot dalam memajukan cabang
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
7
Laporan Utama
Puskesmas Bebas Retribusi Oleh: *) S. Djoko Purnomo, Apt, M.Kes
S. Djoko Purnomo, Apt, M.Kes
Fahmi
K
abar gembira bagi warga Kota Salatiga. Program Puskesmas gratis sudah diluncurkan.
Ide Gratis Terhitung sejak 2 Januari 2008, seluruh lapisan masyarakat yang memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Kota Salatiga dapat menikmati pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas se-Kota Salatiga tanpa dikenai biaya. Ide kebijakan Puskesmas gratis di Kota Salatiga berawal dari rapat paripurna Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Salatiga pada Agustus 2006. Saat itu, muncul ide tentang keterjangkauan pelayanan kesehatan masyarakat dan rencana pelayanan Puskesmas gratis di Kota Salatiga. Untuk merealisasikan gagasan tersebut, tentunya perlu dilakukan langkah-langkah persiapan yang matang. Tujuannya, agar program Puskesmas gratis ini tidak berhenti di tengah jalan. Demi kelancaran pelaksanaan program Puskesmas gratis, persiapan pun dilakukan semua instansi terkait. Instansi yang dilibatkan dalam persiapan program ini adalah Dinas Kesehatan Kota (DKK), DPRD, Puskesmas se-Kota Salatiga, serta Asisten I dan Asisten II Sekretariat Daerah. Tak hanya itu, Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD), Bagian Hukum, Badan Perencana Daerah (Bapeda), Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), dan SKPD terkait lainnya juga turut melakukan persiapan. Konsep dan Studi
8
DKK Kota Salatiga yang ditunjuk sebagai koordinator dan operator program Puskesmas gratis mempertimbangkan konsep Puskesmas gratis berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang memuat amanat jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM) dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sedangkan teknis pelaksanaan program Puskesmas gratis di Kota Salatiga berdasarkan kepada Peraturan Walikota Nomor 76 Tahun 2007 tentang Pembebasan Pungutan Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Posyandu. Untuk memantapkan rencana kegiatan pelayanan dasar kesehatan gratis yang berdasarkan kepada prinsip JPKM ini, DKK Salatiga melakukan beberapa upaya pengkajian yang lebih dalam. Salah satu upaya tersebut adalah melakukan studi banding ke beberapa daerah yang lebih dahulu melaksanakan program puskesmas gratis. Daerah-daerah yang sempat dikunjungi adalah Kabupaten Jembrana (Bali), Demak, Purbalingga, Cilacap, dan beberapa daerah lain di Provinsi Jawa Barat. Studi ini perlu dilakukan untuk mengetahui faktor keberhasilan dan hambatan serta kegagalan dari pengalaman program puskesmas gratis. Gratis dan Tidak Gratis Pelayanan Puskesmas gratis ditujukan pada seluruh masyarakat Kota Salatiga yang telah memiliki Kartu Keluarga (KK) dan atau Kartu Tanda Penduduk (KTP) wilayah Kota Salatiga. Bagi penduduk luar Kota Salatiga yang ingin mendapatkan pelayanan dari Puskesmas di wilayah Kota Salatiga harus membayar tarif pelayanan sesuai Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan. Sumber pembiayaan program Puskesmas gratis di Kota Salatiga dibebankan pada APBD Tahun 2008. Sehingga, mengingat keterbatasan dana, belum seluruh jenis pelayanan kesehatan di Puskesmas dapat digratiskan. Tempat pelayanan kesehatan yang sudah
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Untuk memperoleh layanan seperti ini, warga tak perlu keluar uang lagi. membebaskan biaya pelayanan adalah Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK), posyandu balita, dan posyandu lansia. Adapun jenis pelayanan yang dibebaskan dari pembayaran retribusi meliputi tarif pemeriksaan dan pengobatan, biaya rekam medik untuk peserta Askes PNS, tarif pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk semua jenis imunisasi, serta tindakan pelayanan kesehatan umum dan mata. Layanan bebas biaya juga diberikan untuk tindakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, tindakan pelayanan laboratorium sederhana, tindakan pelayanan KB tanpa alat kontrasepsi, konseling, serta kunjungan rumah/perkesmas (perawatan kesehatan masyarakat). Sementara itu, pelayanan kesehatan yang belum bebas biaya meliputi pelayanan di BP4, BP mata, pelayanan pembuatan surat keterangan, pelayanan rujukan ke rumah sakit, UGD dan rawat inap di Puskesmas Perawatan, KIA (persalinan), pemeriksaan khusus (paket pemeriksaan haji) dan pelayanan kesehatan atas permintaan organisasi masyarakat/swasta serta penduduk di luar wilayah Kota Salatiga.
Fahmi
SDM, sarana prasarana, dan payung hukum, program puskesmas gratis di Kota Salatiga diharapkan tidak hanya merupakan kebijakan yang sesaat. Sebaliknya, kebijakan ini diharapkan dapat berlangsung terusmenerus dan berkesinambungan sehingga masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan yang bermutu dan komprehensif. Khususnya, bagi masyarakat miskin yang belum memiliki kartu Askeskin. Kepada petugas yang mengoperasionalkan program Puskesmas gratis ini diharapkan dapat melayani kesehatan masyarakat dengan baik tanpa mengurangi pelayanan preventif dan promotif. Pelayanan kesehatan secara menyeluruh tetap menjadi prioritas utama program ini. Jadi, tujuan akhir berlakunya program puskesmas gratis dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kota Salatiga, yang antara lain ditandai dengan menurunnya angka kematian dan meningkatnya angka harapan hidup masyarakat dapat terwujud. Selain itu, Puskesmas tidak lagi menjadi akronim dari pusing-pusing, keseleo, dan masuk angin. *)
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Salatiga
Menyeluruh Dengan persiapan yang matang dari berbagai aspek, terutama aspek operasional, kebijakan, anggaran,
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
9
Laporan Utama
Gratis Saja
Tidak Cukup dr. Suryaningsih, M.Kes
Fahmi
S
etiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal ( pasal 4 UU Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan).
UUD 1945 (pasal 28 H) dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap penduduk. Bagi banyak orang, kesehatan lebih berharga dari limpahan emas permata. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, salah satu kewajiban kabupaten dan kota wajib adalah meningkatkan penyelenggaraan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik. Salah satu tujuan strategis dalam mencapai pelaksanaan desentralisasi kesehatan adalah terlindunginya kesehatan masyarakat, khususnya penduduk miskin, kelompok rentan, dan daerah miskin. Berkaitan dengan penyelenggaraan Puskesmas gratis ini, berikut petikan wawancara wartawan HB, Rinaldi Anggoro Shakti dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota, dr. Suryaningsih, M.Kes. Mengapa Pemkot Salatiga menyelenggarakan pelayanan kesehatan gratis? Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga pada tahun 2008 mencanangkan Program Puskesmas Mitra Keluarga dalam bentuk pelayanan Puskesmas gratis. Program ini diselenggarakan berdasarkan Perwali Nomor 76 tahun 2007 tentang Pembebasan Pembayaran Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas di Kota Salatiga.Pelayanan
10
kesehatan gratis ini merupakan bentuk partisipasi pemerintah kota dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Salatiga dan mendukung tercapainya Indonesia Sehat 2010. Dari manakah ide Puskesmas gratis ini? Pelayanan Puskesmas gratis ini berangkat dari Ruang Rapat Paripurna DPRD tanggal 31 Agustus 2006 dan disambut dengan kunjungan beberapa anggota DPRD ke DKK tanggal 13 September 2006 untuk pemantapan rencana Puskesmas gratis. DKK kemudian mengambil langkah maju dengan membentuk Tim Pengkaji Internal DKK. Selain itu, DKK juga mengadakan kunjungan kerja sebagai proses belajar ke beberapa daerah lain. Kunjungan kerja dilakukan ke dua daerah yang telah melaksanakan Program Puskesmas Gratis yaitu Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Purbalingga. Kunjungan juga dilakukan ke Kabupaten Cilacap yang hanya menyelenggarakan program Puskesmas gratis selama satu tahun, yaitu pada tahun 2004, sebelum akhirnya dilanjutkan kembali pada tahun ini. DKK Salatiga juga memperkaya informasi dengan melakukan pengambilan data sasaran di wilayah Kota Salatiga pada bulan November tahun 2007. Informasi ini menjadi dasar pijakan program Puskesmas gratis. Data aktual yang diperoleh ini sangat penting untuk memberi gambaran tentang kondisi lapangan di setiap daerah pelayanan Puskesmas. ”Harapan kami, pelaksanaan program menjadi efektif dan efisien,” tegasnya. DKK Salatiga memperkirakan jumlah warga yang menjadi sasaran program ini berjumlah 156.358 jiwa dari seluruh warga Kota Salatiga yang sekarang berjumlah 176.090 jiwa. Akhirnya setelah melalui tahapan yang dirumuskan, Pemkot Salatiga melalui DKK dapat merealisasikan pelayanan Puskesmas gratis mulai 2 Januari 2008. Jadi, program Puskesmas gratis ini tidak lahir dengan terburu-buru, tetapi melalui proses studi kelayakan yang panjang. Apakah pelayanan kesehatan cuma-cuma ini dapat diperoleh di semua tempat pelayanan kesehatan? Untuk saat ini, pelayanan Puskesmas gratis dapat diperoleh di Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Posyandu Balita, Posyandu Lansia, dan Pos
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Upaya Kesehatan Kerja (UKK) di Kota Salatiga. Jadi, bila selama ini masyarakat wajib membayar retribusi pelayanan kesehatan sebesar dua ribu rupiah untuk berobat ke Puskesmas, sekarang tidak lagi seperti itu. Pelayanan kesehatan Puskesmas gratis ini tidak berlaku pada lokasi pelayanan kesehatan seperti Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) di Bonsari, Balai Pengobatan Mata di Margosari, dan Pelayanan Rawat Inap dan UGD di Puskesmas Cebongan. Dana untuk membeli obat-obatan dan pelayanan lainnya? Dengan adanya program ini, biaya retribusi yang dulu harus dibayar oleh masyarakat akan ditanggung oleh Pemkot Salatiga. Dana ini bersumber dari APBD Pemerintah Daerah Kota Salatiga. Tahun ini, Pemkot Salatiga mengucurkan anggaran sebesar 2 milyar rupiah untuk Puskesmas gratis. Sekitar Rp 1,6 milyar akan dialokasikan untuk pengadaan dan pemenuhan kebutuhan obat-obatan. Sisanya, untuk dana operasional masing-masing Puskesmas. Bagaimana dengan fasilitas yang diberikan kepada masyarakat? DKK Salatiga sudah mempersiapkan sarana yang mendukung pelaksanaan Puskesmas Gratis, termasuk ketersediaan obat-obatan yang selalu didistribusikan melalui Gudang Farmasi Kota kepada masing-masing Puskesmas setiap bulan sekali, sesuai kebutuhan Puskesmas tersebut. Program ini didukung oleh 141 tenaga dokter yang ada di Salatiga yang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi. Selain itu, tenaga apoteker, bidan dan perawat yang berjumlah ratusan orang juga siap mendukung keberhasilan program ini. Infrastruktur berupa Pusat Kesehatan yang digunakan dalam menunjang program Puskesmas gratis meliputi 6 Puskesmas Induk, 18 Puskesmas Pembantu, 3 Pos UKK, 274 Posyandu Balita, dan 22 Posyandu Lansia.
Fahmi
Meski gratis, pelayanan di Puskesmas tak kalah dengan Pelayanan di Rumah Sakit Apakah Puskesmas gratis saja sudah cukup untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat? Memang, dari Puskesmas gratis, derajat kesehatan warga Kota Salatiga, khususnya yang selama ini tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar karena berbagai sebab, diharapkan dapat meningkat. Namun, berkunjung ke Puskesmas untuk berobat karena gratis saja tidak cukup. Saya berharap, masyarakat dapat memanfaatkan, semaksimal mungkin, kesempatan berkunjung ke Puskesmas tanpa biaya retribusi ini. Jadi, mereka yang datang ke Puskesmas tidak hanya untuk berobat ketika menderita sakit, namun juga untuk konsultasi tentang kesehatan pribadi, masyarakat, dan lingkungan tempat mereka tinggal. Jangan lupa, yang tak kalah penting dari meningkatkan derajat kesehatan adalah tetap menjaga dan terus menularkan paradigma sehat. Kesehatan harus dipandang secara menyeluruh (holistik) dan mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran yang lebih tinggi terhadap pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif (sosialisasi dan pendidikan kesehatan) dan preventif (mencegah). Dari level bawah, Puskesmas dapat mengambil perannya dengan tetap melakukan pelayanan kuratif (merawat) berupa pengobatan kepada masyarakat, tanpa meninggalkan pelayanan preventif dan promotif sehingga Paradigma Sehat dapat tertanam dan menjadi bagian keseharian dari masyarakat Kota Salatiga.
Adakah syarat untuk memperoleh layanan bebas biaya ini? Tentu ada. Tetapi, syaratnya mudah. Masyarakat yang hendak mendapatkan pelayanan Puskesmas gratis harus memiliki Kartu Kepesertaan yang dapat diperoleh di enam Puskesmas yang ada di Wilayah Kota Salatiga. Kartu Kepesertaan diperoleh dengan cara berkunjung ke Puskesmas dengan menunjukkan Kartu Keluarga (KK) dan atau Kartu Tanda Penduduk (KTP) wilayah Kota Salatiga. Kartu Kepesertaan ini dapat diperoleh di enam Puskesmas Induk yang berada di wilayah Kota Salatiga yang meliputi Puskesmas Sidorejo Kidul (Kecamatan Tingkir), Puskesmas Sidorejo Lor (Kecamatan Sidorejo), Puskesmas Cebongan dan Puskesmas Tegalrejo (Kecamatan Argomulyo), serta Puskesmas Mangunsari dan Puskesmas Kalicacing (Kecamatan Sidomukti). Jadi, masyarakat yang tidak memiliki KTP Kota Harapan Ibu untuk seluruh warga Kota Salatiga? Salatiga tetap dikenakan biaya/tarif sesuai dengan perda yang Keseriusan Pemkot Salatiga dalam meningkatkan berlaku apabila berobat ke Puskesmas di Kota Salatiga. hak dasar kesehatan warganya hendaknya didukung oleh semua pihak, baik secara pribadi atau dalam kelembagaan,
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
11
Kegembiraan untuk Puskesmas Gratis A
ngka kunjungan masyarakat ke Puskesmas Kalicacing pada bulan Januari 2008 meningkat sebesar 42 persen dari bulan sebelumnya. “Peningkatan jumlah kunjungan ini mungkin karena diselenggarakannya program Puskesmas gratis oleh Pemerintah Kota Salatiga,” ungkap dr. Aprilludin. Kepala Puskesmas Kalicacing ini menyatakan, pada bulan Januari, kunjungan pasien meningkat dari 1.807 orang pada bulan sebelumnya menjadi 3.023 orang. Meskipun peningkatan terjadi secara bertahap dari minggu pertama sampai minggu keempat, secara umum jumlah kunjungan masyarakat ke Puskesmas yang mengalami peningkatan dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan sosialisasi program Puskesmas gratis di Kota Salatiga. Sosialisasi yang dilakukan Puskesmas berlangsung lewat berbagai media, temasuk pada saat rapat koordinasi tiap kelurahan, dan membuat publikasi tempel di papan pengumuman yang memungkinkan masyarakat memperoleh informasi secara langsung. Tenaga medis dan petugas Puskesmas juga memberikan penjelasan face to face (secara langsung) kepada pasien yang datang ke Puskesmas. Dengan demikian jenis-jenis pelayanan kesehatan gratis yang menjadi hak pasien dapat dirasakan secara nyata.
12
Fahmi
Laporan Utama
Kesan yang tertangkap oleh Puskesmas sebagai ujung tombak pemberi pelayanan kesehatan adalah kegembiraan masyarakat yang datang berobat ke Puskesmas. Pasalnya, mereka tidak lagi dipungut uang retribusi. Bahkan, menurut salah satu Kepala Puskesmas, ada satu keluarga yang merasa bisa berhemat dengan dibebaskannya retribusi untuk pelayanan kesehatan dasar ini. Sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan seorang pasien harus mendaftar terlebih dahulu untuk mendapatkan Kartu Kepesertaan. Kartu ini dapat diperoleh hanya dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK) yang masih berlaku. Dengan kartu kepesertaan ini, pasien akan mendapatkan beberapa pelayanan kesehatan dasar yang digratiskan. Berdasarkan pemantauan wartawan HB, pelayanan kesehatan yang baik tetap diberikan oleh Puskesmas meskipun beberapa pelayanan dasar telah digratiskan. Pasien yang berobat tetap memperoleh pelayanan yang maksimal sejak loket pendaftaran, masuk Poli seperti Poli Umum, Poli Gigi, Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan laboratorium, sampai dengan pemberian obat sesuai kebutuhan pasien. Kesiapan Puskesmas dalam menyongsong program ini
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
tampak sangat baik. Hal ini tercermin dari lancarnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sarana kesehatan yang berada di Puskesmas yang diharapkan mendukung proses pelayanan kesehatan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Distribusi farmasi dari Gudang Farmasi Kota Salatiga dapat berjalan lancar karena dilakukan setiap bulan sekali sesuai dengan kebutuhan setiap Puskesmas. Bahkan, apabila ada kebutuhan mendesak akan farmasi, Puskesmas dapat mengajukan bon obat kepada Gudang Farmasi Kota. Personel kesehatan yang terdiri dari tenaga medis, paramedis, dan petugas pendukung lain juga telah siap melayani masyarakat yang datang ke Puskesmas. Memang, kebutuhan Puskesmas akan tenaga dokter dirasakan masih kurang mencukupi, hal ini terlihat di beberapa Puskesmas Pembantu (Pustu) yang tidak ditangani tenaga dokter. Sebagai contoh, di wilayah pelayanan Puskesmas Sidorejo Lor yang membawahi tujuh puskesmas pembantu (pustu). Di wilayah ini, hanya tiga pustu yang ditangani oleh dokter umum dan hanya dua pustu yang ditangani oleh dokter gigi. Meskipun demikian, hal ini tidak menjadi masalah yang berarti. Pasalnya, pada pustu yang tidak memiliki tenaga dokter, ada tenaga perawat dan bidan yang berkompeten untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sebagai rangkuman atas penyelenggaraan Puskesmas gratis tersebut adalah sebagai berikut. dr. Aprilludin
Sakti
Kepesertaan Puskesmas Gratis sederhana, pemeriksaan tinja, pemeriksaan urin rutin, 1. Penduduk Kota Salatiga yang belum memiliki Askeskin, pemeriksaan dahak, pemeriksaan darah rutin (Hb), dan Askes Tenaga Kontrak dan Askes Komersial. tindakan pelayanan KB tanpa alat kontrasepsi yang meliputi 2. Memiliki Kartu Kepesertaan. pemasangan atau pelepasan IUD maupun susuk KB. 3. Kartu Kepesertaan diperoleh di Puskesmas sesuai wilayah 6. Konseling gizi, klinik sanitasi, kesehatan reproduksi remaja, kerja. dan deteksi dini tumbuh kembang. 4. Kartu Kepesertaan diperoleh dengan cara berkunjung ke 7. Kunjungan rumah/Perkesmas (perawatan kesehatan Puskesmas dan menunjukkan KTP dan atau KK wilayah Kota masyarakat). Salatiga. Lokasi Pelayanan yang Tidak Gratis Pelayanan yang Digratiskan 1. Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) 1. Pemeriksaan dan pengobatan rawat jalan 2. Balai Pengobatan Mata Margosari 2. Rekam medik untuk peserta Askes PNS 3. Puskesmas Rawat Inap dan UGD di Puskesmas Cebongan 3. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan semua jenis imunisasi Jenis Pelayanan Kesehatan yang Tidak Gratis 4. Tindakan Pelayanan Kesehatan Umum dan Mata: 1. Pelayanan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) jahit luka (maksimal 5 jahitan), insisi abses (menoreh 2. Pelayanan Kesehatan Mata di Balai Pengobatan Mata benjolan bernanah), lepas jahitan kulit, pengambilan benda Margosari asing, pemasangan bidai/spalk, pengambilan benda asing 3. Pelayanan pembuatan surat keterangan pada mata, pencabutan bulu mata, insisi hordeolum/timbil, 4. Pelayanan UGD dan rawat inap di Puskesmas Cebongan tindik daun telinga, ambil serumen, rawat luka, pasang infus, 5. Tindakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut: luka bakar kurang dari 10%, dan rawat tali pusat. Pembersihan karang gigi (manual dan ultrasonik), protesa, 5. Tindakan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut: penambalan gigi tetap dengan sinar (light cure) tiap gigi, pencabutan gigi tanpa komplikasi tiap gigi, penambalan dan estetika (kawat gigi). gigi sementara tiap gigi, penambalan gigi tetap tanpa 6. Tindakan: menggunakan sinar (light cure) tiap gigi, insisi abses, Sirkumsisi, jahit luka lebih dari 10, pasang maaslang, pertolongan kecil, tindakan pelayanan laboratorium pemasangan kateter, dan transfusi darah.
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
13
Pendidikan
Pendidikan Inklusif
Fahmi
Tanpa Diskriminasi Oleh: Drs. H. Damroji, M.Pd.*)
K
eprihatinan terhadap dunia pendidikan di siswa yang berkelainan mental, cacat fisik, maupun hambatan Indonesia tak surut dibicarakan. Seolah, dunia psikis (kejiwaan). Penting untuk mengakui bahwa masyarakat yang pendidikan kita sarat permasalahan yang tak ada lengkap ditandai dengan keragaman, bukan kesamaan. ujung penyelesaiannya. Meskipun berbeda dalam gender, penampilan, kesehatan, kemampuan, dan keberfungsian, sebagai manusia, kita Setara Meski Beda Berpuluh tahun, para pengamat, paktisi, dan mereka diciptakan setara, baik anak-anak maupun orang dewasa. yang prihatin terhadap bidang pendidikan, memberikan kritikan Tetapi, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai tajam terhadap manajemen, kurikulum, komersialisasi buku, praktek pengotak-kotakkan karena berbagai alasan. ujian nasional, dan kualitas guru. Harus diakui, bukannya tuntas, Persoalan Mendasar persoalan-persoalan tersebut sampai kini malah semakin Ide pendidikan inklusif bermula dari kenyataan bahwa memprihatinkan. Tanpa bermaksud mengabaikan beragam masalah di perilaku manusia (human behavior) sangat kompleks (rumit). atas, para kritikus pendidikan ternyata lupa tentang pentingnya Hampir tidak mungkin mencari penyebab yang tunggal dan pendidikan inklusif, yakni pendidikan yang dapat diikuti oleh terpisah bagi ketidakstabilan emosi (perasaan) atau perilaku. semua orang tanpa kecuali. Istilah inklusif luput dibicarakan Beberapa faktor fisik atau lingkungan dapat meningkatkan sampai sekarang. Padahal, banyak siswa yang tidak layak masuk kemungkinan berkembangnya suatu masalah. J. David Smith (1998) menjelaskan, banyak anak sistem pendidikan konvensional (umum). Mereka adalah para
14
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
tertinggal yang tidak tampak mempunyai hambatan (cacat) namun juga tidak bisa sebaik yang diharapkan sekolah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal ini, Smith mencatat tiga persoalan mendasar yang harus dievaluasi. Pertama, adanya anggapan tentang keterbelakangan mental ringan. Para guru sekolah konvensional biasanya menilai anak yang lambat berpikir mengalami hambatan mental. Skor IQ (tolok ukur kecerdasan) yang rendah sering dijadikan satusatunya bukti dalam hal ini. Kalau sudah begini, maka kecillah harapan orang tua untuk memajukan anak-anaknya. Sebab IQ rendah seolah menjadi sebuah takdir. Kedua, menyangkut anak yang kurang berkembang di sekolah bukan karena menyandang cacat tertentu, tetapi karena ketidakstabilan emosi (emotional disturbance). Para guru sering menggolongkan anak-anak ini sebagai anak yang mengalami hambatan emosional dalam belajar (emotional block to learning). Smith berpendapat bahwa ini adalah kesalahan asumsi, sebab dengan demikian anak yang tidak stabil emosinya harus diberi terapi khusus. Ketiga, anak-anak yang tidak maju belajarnya di sekolah karena malas. Soal kemalasan sering dikaitkan dengan keluarga. Dengan kata lain, anak malas karena masalah orang tua. Dalam perspektif (sudut pandang) pendidikan inklusif, hal-hal yang dikatakan Smith tersebut adalah mitos. Pendidikan inklusif tidak mengenal hambatan maupun kekurangan. Inklusif adalah solusi bagi siapa pun, di mana pun, bahkan dalam kondisi apa pun. Inklusif Dari penjelasan sebelumnya, kita dapat melihat, betapa manusiawinya visi inklusif. Ia menekankan pentingnya mengakomodasi seluruh siswa dalam kelas yang sama sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Termasuk di dalamnya, siswa yang berkelainan. Normal Kunc (1980) mengatakan, pendidikan yang inklusif adalah bagian dari nilai-nilai kehidupan. Kunc menegaskan prinsip dasar inklusif adalah menghargai perbedaan dalam masyarakat manusia. Bila pendidikan inklusif dirangkul sepenuhnya, kita meninggalkan ide bahwa siswa harus menjadi “normal” agar dapat berperan dalam kehidupan ini. Sistem pendidikan inklusif berarti antitesis (pertentangan) terhadap pendidikan eksklusif (khusus) dan segregatif (pengucilan) yang hanya memerhatikan kelompok mayoritas. Pendidikan gaya inilah yang selama ini masih berlaku dalam dunia pendidikan konvesional. Pendidikan inklusif tidak hanya membicarakan anakanak berkelainan, tetapi membicarakan semua siswa yang belajar. Setiap siswa mempunyai kebutuhan belajar yang berbeda. Tujuan pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan bagi seluruh siswa untuk mengoptimalkan potensinya dan memenuhi kebutuhan belajarnya melalui program pendidikan inklusif. Dunia internasional pun telah mengakui pentingnya
pendidikan inklusif. Secara legal, pendidikan inklusif mendapat pengakuan internasional dalam Konferensi Dunia tahun 1994 oleh UNESCO (United Nation Educational Scientific and Cultural Organization) di Salamanca, Spanyol. Sikap UNESCO jelas, yaitu agar setiap negara memiliki komitmen terhadap pendidikan yang baik kepada anak, remaja, dan orang dewasa yang memerlukan pendidikan di dalam sistem pendidikan regular. Lembaga itu juga menyetujui kerangka aksi mengenai pendidikan kebutuhan khusus. Diharapkan, semangat, ketetapan, serta rekomendasinya kerangka aksi itu menjadi pedoman bagi setiap pemerintah dan organisasi dalam menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan pendidikan. Belum Berkembang Sejak tahun 1984, Indonesia sudah mulai melaksanakan wajib belajar pendidikan 6 tahun. Wajib belajar atau lebih dikenal dengan wajar ini ditindaklanjuti dengan wajar 9 tahun pada tahun 1994. Program ini tentu belum menyentuh wilayah anak yang mengalami hambatan mental maupun cacat fisik. Barulah, pada tahun 2003, Departemen Pendidikan Nasional, melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah, mengintruksikan pentingnya pendidikan inklusif. Instruksi itu berisi anjuran kepada kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten/kota agar menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan inklusif. Sayangnya, sampai sekarang, pendidikan ini belum dapat dikatakan berkembang dengan baik. Bahkan, untuk sekadar mendiskusinya pun orang masih setengah hati. Pendidikan Tinggi adalah Hak Permasalahan pendidikan di dunia modern semakin kompleks. Banyak hal yang harus diperhatikan agar para peserta didik benar-benar menjadi manusia bermartabat dari proses pendidikan yang mereka jalani. Keragaman inilah yang membuat para pemikir dunia pendidikan berupaya mencari terobosan sistem yang dapat menjawab persoalan masingmasing siswa. Di masa yang akan datang, siswa berkebutuhan khusus diharapkan dapat memenuhi kualifikasi untuk memasuki pendidikan tinggi dalam jumlah yang lebih besar. Untuk itu, kualitas dan kemampuan individu pada pendidikan tingkat dasar dan menengah untuk menyesuaikan diri harus ditingkatkan. Sebagai tindak lanjutnya, hingga 10 persen kursi di perguruan tinggi negeri diharapkan dapat dialokasikan untuk pelamar yang berkebutuhan khusus. Ini berarti bahwa jika persyaratan akademik umum sudah terpenuhi, pelamar yang berkebutuhan khusus dapat memperoleh pengecualian dari kompetisi umum. Semua anak yang berkebutuhan khusus dan menyandang kecacatan berhak dan membutuhkan pendidikan berkualitas tinggi yang relevan. Masalah ini merupakan aspek penting dari prinsip internasional tentang pendidikan untuk
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
15
Ragam
Adipura Tanggung Jawab Siapa?
Drs. Tedjo Suprianto, M.M.
A
Fahmi
dipura. Kata yang satu ini begitu mudah diucapkan, namun sulit diraih.
Adipura merupakan award (penghargaan) pemerintah pusat kepada daerah (kabupaten/kota) yang peduli terhadap lingkungan. Kriteria bersih dan indah inilah yang sulit untuk diwujudkan. Gengsi tinggi tentu akan melekat pada daerah yang mendapatkan penghargaan ini. Bagaimana tidak? Dengan memboyong Adipura, suatu daerah tidak dicap lagi sebagai kota yang jorok atau kotor. Begitu pun kota kita tercinta, Salatiga. Kota berhawa sejuk ini pernah memperoleh penghargaan bergengsi ini. Pada periode 1996-1997, Salatiga dinilai memenuhi syarat untuk masuk kriteria peduli terhadap lingkungan. Selain itu, pada periode penilaian 2005-2006, Salatiga memperoleh nilai 69 yang berarti telah mendekati syarat minimal, yaitu 71. Dengan perolehan nilai ini, Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) bersemangat untuk meningkatkan perolehan nilai. Berbagai upaya telah dilaksanakan. Di antaranya, membersihkan jalan utama dan pasar serta saluran air secara rutin. Ironisnya, pada tahun berikutnya, nilai Salatiga justru turun. ”Kami sangat kecewa karena yang membuat nilai jatuh adalah fasilitas umum yang di luar tanggung jawab DPLH,” ungkap Drs. Tedjo Suprianto, M.M.
16
Padahal, menurut Kepala Bidang Kebersihan DPLH ini, untuk mendapatkan Adipura, suatu kota tidak perlu menjadi yang terindah, terbersih, atau terbaik. ”Memenuhi kriteria penilaian dan masuk sepuluh besar adalah modal yang cukup untuk membawa pulang Adipura,” paparnya. Tedjo, demikian dia biasa disapa, juga memberikan gambaran tentang tata cara penilaian. Mencapai batas nilai tersebut tidaklah mudah. Pasalnya, yang dinilai oleh tim tidak hanya menyangkut satu instansi, melainkan menyeluruh. Tim akan menelusuri secara detail obyek suatu tempat yang masuk dalam penilaian. Tim juga tidak diketahui kapan datangnya dan siapa yang akan menilai. Tim hanya memberi tahu perkiraan bulannya. ”Kita juga tidak mendampingi mereka dalam penilaian, sehingga tidak ada alasan yang memberi keringanan,” tambahnya. Mereka datang sendiri, langsung mengambil gambar dan menyutingnya kemudian memberi penilaian. ”Kita dapat mengetahui kunjungan mereka ketika diminta menyelenggarakan forum pertemuan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) beserta Camat, Lurahdan RW,” jelasnya. Dalam pertemuan itu, tim penilai memutarkan hasil gambar yang mereka ambil. Kemudian, mereka memberi keterangan kekurangan kota kita. Dari situ, munculah nilai yang dihasilkan. Obyek yang dinilai dalam penyelenggaraan Adipura ini beragam. Mulai dari pasar, pertokoan, terminal bus dan angkutan kota, sekolah, serta perkantoran. Selain itu, perumahan, jalan kolektor, jalan arteri, puskesmas, rumah sakit, dan tempat pembuangan akhir (TPA) juga dinilai. Dari semua tempat yang dinilai tersebut mengandung aspek pengelolaan sampah, drainase, penghijauan, parkir, dan penataan pedagang kaki lima--jika ada. Semua aspek penilaian menyangkut kebersihan dan keindahannya. ”Sebagian besar obyek penilaian yang menjadi tanggung jawab kami telah diupayakan memenuhi kriteria penilaian,” tegasnya. Buktinya, nilai kebersihan dan keindahan meningkat pada jalan umum dan lampu penerangan jalan. Sedangkan nilai yang jatuh sebenarnya menjadi tanggung
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Fahmi
jawab SKPD atau dinas terkait. Hasil ini menunjukkan, memboyong Adipura bukanlah tanggung jawab DPLH semata. Tetapi, upaya meraih Adipura adalah tanggung jawab masyarakat luas dan dinas terkait yang membawahi obyek. Sebagai contoh, kebersihan dan keindahan pasar menjadi tanggung jawab Dinas Pasar dan PKL, RSUD menjadi tanggung jawab RSUD, dan trotoar,drainase menjadi tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum. ”Meskipun demikian, kita tidak membatasi tugas secara kaku,” kata Tedjo. DPLH selama ini juga membantu dinas terkait. ”Kami membagi beberapa kelompok dalam berbagai shift (jam kerja) untuk setiap saat menjaga kebersihan pasar,” ungkapnya. Kebersihan jalan juga dirawat DPLH. Buktinya bisa dilihat dari batas kota lama Soka sampai Pamot. Kekurangan DPLH adalah belum memadainya TPA yang ada serta tidak adanya hutan kota. Menurut Tedjo, kendalanya adalah dana. Memang, merujuk pada syarat TPA, Salatiga belum memiliki TPA yang letaknya terisolir, akses jalan yang mudah, ada pos penjagaan, adanya pagar, tidak ada asap pembakaran, ada pohon peneduh, serta ada sumur pantau. Prasarana lain agar TPA memenuhi syarat adalah adanya alat berat, drainase, saluran lindi, dan penanganan gas. ”TPA Ngronggo yang kita miliki masih jauh dari persyaratan tersebut,” sesalnya. Sudah barang tentu, kondisi ini akan mengurangi fungsi TPA itu sendiri. Meskipun demikian, DPLH tidak berputus asa untuk terus menjaga dan merawat kota Hati Beriman ini sesuai
HATIBERIMAN, Vol. 2
bidang tugasnya. Penyediaan gerobak dan tempat pembuangan sampah berdasarkan permintaan warga, telah diupayakan. DPLH juga menjalin kerja sama dengan masyarakat luas, TNI, Polri, serta berbagai partai politik dalam program bersih-bersih lingkungan. Bersama Yonif 411, DPLH membersihkan Jalan Veteran. Kita juga perna bekerja sama dengan warga Perumahan Domas, DPLH menyediakan sarana dan mobilitas. Kegiatan yang lain yaitu: bersama warga Kalioso dan Pancuran membersihkan saluran air dan dengan warga Perum Dliko Indan serta Karang Alit bersih-bersih lingkungan. Pendek kata, DPLH siap membantu siapa pun, kapan pun, dan di mana pun dalam menjaga dan merawat Kota Salatiga. ”Kami bekerja tidak pandang waktu. Hari libur dan besar pun selalu ada petugas yang piket,” tegasnya. Menurut pria yang berkantor di Jalan Hasanuddin 110 ini, jika pemerintah dan elemen masyarakat bersama-sama menjaga Kota Salatiga, tak dicari pun, Adipura sudah datang sendiri. Oleh karenanya, Tedjo menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekitarnya. ”Selain itu, saya ingin mengingatkan masyarakat bahwa penilaian Adipura akan dilakukan lagi pada bulan Maret tahun 2008 ini,” ungkapnya. Diharapkan, seluruh pihak mempersiapkan diri serta terus menjaga lingkungannya. ”Jangan ada lagi pihak yang memasang spanduk atau bendera secara sembarangan,” pintanya. Pemasangan spanduk dan bendera harus mengikuti aturan yang berlaku. Tedjo juga meminta kesadaran semua pihak bahwa, disadari No. Maret 2008 17 atau1, tidak, setiap kita adalah penghasil sampah. Jadi, janganlah keberatan dengan adanya Perda Nomor 5 Tahun 2000 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan dan
Ragam
Salatiga
Butuh ULP Fahmi
Oleh: Ivan R.A. Tulandi*)
Ivan R.A. Tulandi
S
istem pengadaan barang dan jasa pemerintah yang efektif sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Sistem pengadaan yang buruk mengakibatkan biaya tinggi. Karenanya, kehadiran unit pelayanan pengadaan barang dan jasa sangat diperlukan. Ketidakberesan sistem pengadaan selama ini membuka peluang korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) sehingga menimbulkan banyak protes dan kecurigaan terhadap integritas proses pengadaan. Maklum, pengadaan barang dan jasa (B/J) pemerintah yang dibiayai oleh APBN/APBD, BUMN/BUMD maupun hibah luar negeri biasanya melibatkan dana yang cukup besar. Untuk menghindari penyimpangan yang mempunyai konsekuensi hukum, setiap pihak yang terlibat diharuskan memiliki pemahaman atas prosedur pengadaan B/J pemerintah. Oleh karena itu, Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dan perubahannya tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah mengharuskan setiap pengguna B/J dan Panitia/Pejabat Pengadaan B/J Pemerintah memiliki sertifikat keahlian pengadaan B/J pemerintah. Kita harus berani mengakui dengan jujur bahwa sistem pengadaan kita belum berfungsi dengan baik dan profesionalisme Panitia/Pejabat Pengadaan maupun Pejabat Pembuat Komitmen masih kurang. Padahal meningkatkan profesionalisme, kemandirian, dan tanggung jawab Pejabat Pembuat Komitmen, Panitia/Pejabat Pengadaan dan Penyedia B/J adalah kebijakan umum pemerintah dalam pengadaan B/J yang harus diwujudkan secepatnya. Khusus untuk Panitia/Pejabat Pengadaan, perlu
18
dilakukan revitalisasi guna meningkatkan profesionalisme, kemandirian dan tanggung jawabnya. Pertama, Panitia/Pejabat Pengadaan kedudukannya setara dengan Pejabat Pembuat Komitmen, sehingga praktek menjadikan Panitia/Pejabat Pengadaan hanya sebagai alat legitimasi dan justifikasi prosedural administratif belaka dari suatu proses pengadaan harus dihilangkan. Kedua, untuk menjamin kemandirian dan independensi Panitia/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan tugasnya, sebaiknya Panitia/Pejabat Pengadaan bukanlah bawahan langsung dari Pejabat Pembuatan Komitmen, atau pegawai yang secara structural berada di bawah Pejabat Pembuat Komitmen. Panitia/Pejabat Pengadaan adalah garda terdepan/ujung tombak dalam proses pengadaan B/J pemerintah. Apabila garda terdepan dimaksud dapat menjalankan tugas secara tertib, professional, mandiri atas dasar kejujuran dan bertanggung jawab, maka pengadaan B/J pemerintah yang efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dapat tercapai. Untuk menciptakan efisiensi, efektivitas, keterbukaan, transparansi, keadilan, dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa, maka pengadaan B/J dengan nilai di atas Rp 50 juta harus dilakukan melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang dibentuk melalui SK Walikota. ULP (procurement unit) terdiri atas para pegawai yang telah memiliki sertifikat keahlian pengadaan B/J pemerintah. ULP terdiri dari beberapa kelompok kerja (pokja) dan sekretariat. Pokja khusus melakukan pelelangan sedangkan bantuan administrasi dan logistik dilakukan oleh sekretariat yang terdiri dari koordinator, wakil koordinator, sekretaris dan staf. Keanggotaan dalam pokja ULP terdiri dari lima orang dan yang mempunyai sertifikat ahli pengadaan nasional. Anggota ULP diambil dari personil SKPD atau instansi lain terdekat yang sudah mempunyai sertifikat keahlian pengadaan B/J. Sertifikat keahlian pengadaan B/J pemerintah adalah bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuan profesi di bidang pengadaan B/J pemerintah yang diperoleh melalui ujian sertifikasi keahlian pengadaan B/J nasional dan untuk memenuhi persyaratan seseorang menjadi pejabat pembuat komitmen atau panitia/pejabat pengadaan atau anggota ULP. Syarat untuk menjadi anggota ULP adalah memiliki integritas moral, disiplin, tanggung jawab, dan memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan. Selain itu, anggota harus memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas panitia/pejabat pengadaan/ULP yang bersangkutan,
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
memahami isi dokumen pengadaan/metode dan prosedur pengadaan, tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan pejabat yang mengangkat dan menetapkannya sebagai panitia/pejabat pengadaan/anggota ULP, memiliki sertifikat keahlian pengadaan B/J pemerintah. Dilarang duduk sebagai anggota ULP adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan bendahara serta pegawai pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)/Inspektorat Jenderal Departemen/Badan Pengawas Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, Pengawasan Internal BI/BHMN/BUMN/BUMD kecuali menjadi panitia/pejabat pengadaan/anggota ULP untuk pengadaan B/J yang dibutuhkan instansinya. Pejabat yang bertugas melakukan verifikasi surat permintaan pembayaran dan/atau pejabat yang bertugas menandatangani surat perintah membayar juga dilarang menjadi anggota ULP. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab ULP meliputi menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan, menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri, menyiapkan dokumen pengadaan, mengumumkan pengadaan B/J di surat kabar nasional dan/atau provinsi dan/atau papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, dan diupayakan diumukan di website pengadaan nasional, menilai kualifikasi penyedia melalui pascakualifikasi atau prakualifikasi, melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk, mengusulkan calon pemenang, membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada pejabat pembuat komitmen dan/atau pejabat yang mengangkatnya dan menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan B/J dimulai. Pakta integritas adalah surat pernyataan yang ditandatangani oleh pejabat pembuat komitmen/panitia pengadaan/pejabat pengadaan/ULP/ penyedia B/J yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) dalam pelaksanaan pengadaan B/J. Menunjuk pada keterbatasan personil yang memiliki sertifikat keahlian pengadaan B/J pemerintah utamanya dijumpai di lingkup satuan-satuan kerja di kabupaten/kota, maka tidak ada salahnya jika wacana pembentukan ULP ini diwujudkan. Hal ini sesuai dengan yang diamanahkan Perpres Nomor 8 Tahun 2006. Selain itu, ULP juga menjadi solusi alternatif atas ketentuan yang mengharuskan setiap pejabat/panitia pengadaan B/J pemerintah memiliki sertifikat keahlian dimaksud. Memang, dalam implementasinya, ULP akan banyak menghadapi resistensi dan adaptasi, terutama dari para pengguna anggaran maupun kuasa pengguna anggaran masing-masing satuan kerja. Namun tentunya dibutuhkan goodwill (niat baik) untuk mewujudkan transparansi dan efektifitas program. Pasalnya, keberadaan ULP sangat bermanfaat dalam pengadaan B/J. Sebelum terbentuk ULP, dokumen pelelangan dibuat masing-masing oleh SKPD sehingga terjadi ketidaseragaman sesuai dengan tingkat pemahaman pejabat/panitia terhadap dokumen yang harus disiapkan. Dengan adanya ULP yang anggotanya telah bersertifikat dan berpengalaman maka dokumen yang disusun sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga tecapailah standarisasi dokumen pelelangan. Dengan demikian, prinsip dasar pengadaan B/J tercapai, terutama prinsip terbuka, dan transparan serta adil/tidak diskriminatif. Lama pelelangan memang telah ditentukan. Namun, ketidakpahaman panitia pengadaan pada tiap SKPD berakibat pada tertundanya pelaksanaan tahapan-tahapan pelelangan. Sehingga prinsip efisiensi waktu tak tercapai. Dengan ULP proses pelelangan akan lebih cepat. Sebagaimana diketahui proses pengadaan adalah bagian dari kegiatan dalam pelayanan kepada masyarakat. Tetapi, proses pengadaan sangat menyita waktu, tenaga, dan pikiran. Dengan proses pengadaan dilakukan oleh ULP, maka SKPD dapat berkonsentrasi pada peningkatan pelayanan
sesuai tupoksinya. Selain itu, prinsip efisien serta efektif dapat tercapai. Manfaat lain dari pembentukan ULP adalah tidak terjadi nepotisme antara SKPD dengan penyedia B/J, aderah tidak perlu mempunyai pegawai yang bersertifikat ahli pengadaan dalam jumlah yang banyak. Di satu pemda cukup 15-25 orang pegawai bersertifikat yang bergabung di ULP. Para pegawai ini berasal dari masing-masing keahlian/dinas yang mengetahui (familiar) dengan substansi dari setiap pengadaan yang dilakukan. Pembinaan kepada ULP akan lebih mudah dibandingkan pembinaan kepada setiap kepanitiaan yang jumlahnya sangat banyak. Dengan pengadaan B/J melalui ULP, maka kesempatan untuk melakukan nepotisme antara SKPD dengan penyedia B/J berupa intervensi kepala SKPD kepada panitia pengadaan dapat dihindari karena ULP bersifat independen. Mengacu pada prinsip-prinsip dasar pelaksanaan pengadaan B/J sebagaimana tertuang dalam Keppres Nomor 80 Tahun 2003, dalam praktek/implementasinya dapat ditetapkan indikator/ukuran keberhasilan dalam penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa pemerintah sesuai prinsip-prinsip: efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel. Indikator keberhasilan dalam penerapan setiap pengadaan barang dan jasa tersebut adalah sebagai berikut: a. Efisien dapat diukur dari kemampuan mengadakan B/J yang berkualitas dalam waktu yang singkat dan dana yang wajar. b. Efektif terwujud apabila B/J yang diadakan bermanfaat sesuai rencana. c. Terbuka dan bersaing berarti pengadaan B/J terbuka bagi bagi penyedia B/J yang memenuhi persyaratan dalam persaingan yang sehat. d. Transparan berarti adanya akses yang luas bagi penyedia B/J dan masyarakat terhadap B/J yang diadakan pemerintah. e. Adil/Tidak diskriminatif berarti adanya perlakukan yang sama terhadap semua penyedia B/J. f. Akuntabel berarti B/J yang diadakan sesuai dengan rencana fisik dan keuangan. Semoga pemikiran dalam tulisan ini dapat menciptakan suatu terobosan baru untuk pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah Kota Salatiga di Tahun 2008.
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
*) Pegawai pada Pengadilan Negeri Kota Salatiga Ahli Pengadaan Nasional L4
19
Kesehatan Kelepai Telinga
Alat Keseimbangan Rumah Siput Tulang Malleus Saraf
Cuping telinga
Liang telinga
Gegendang telinga Saluran Eustachia
Jaga Telinga · Jangan korek telinga · Kunyah makanan 32 kali · Hindari suara yang terlalu keras · Bersihkan telinga luar dengan lotion dan kapas lembut · Kunyah permen karet saat pesawat take off atau landing · Stop merokok · Kunjungan rutin ke dokter 6 bulan sekali
Jangan Korek Telinga suara ini masuk ke telinga tengah melalui gendang telinga. Di belakang gendang telinga, terdapat tulang pendengaran yang bentuknya menyerupai rantai. Tulang-tulang ini saling berhubungan pada sendi dan berfungsi mengantarkan gelombang suara hingga menggetarkan gendang. Getaran akan sampai ke telinga dalam dan diterima oleh alat yang disebut rumah siput. Pada rumah siput ini terdapat ujung-ujung saraf, cairan, dan organ yang mengambang hingga menyentuh ujungujung saraf pendengaran. Ajaibnya, proses yang tadinya menggunakan tenaga mekanik kemudian diubah menjadi tenaga listrik, dan disampaikan ke otak sehingga kita mendengar suara. Selain mengolah gelombang suara, telinga juga berfungsi sebagai alat keseimbangan. Proses untuk fungsi yang kedua ini lebih kompleks. Pasalnya, organ ini tersambung dan bekerja sama dengan organ lain seperti mata, sendi-sendi, otak, dan organ lainnya. ”Jika satu di antara organ tersebut tidak berfungsi, keseimbangan tubuh kita akan hilang,” kata dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan ini.
Awas Kotoran
T
Dari 'sananya', bentuk telinga dirancang untuk elinga adalah panca indra yang berfungsi mengantisipasi masuknya kotoran demi lancarnya tugas telinga. sebagai alat pendengaran dan keseimbangan. ”Liang telinga yang bersudut berfungsi mencegah masuknya kotoran ke bagian yang lebih dalam,” tutur pakar THT dari Poliklinik THT BPRSUD Kota Salatiga ini. Tugas menghalau Mendengar dan Menyeimbangkan kotoran dilakukan kelenjar rambut yang terdapat di bagian Bila dilihat dari luar, bentuk telinga tampak sangat depan setelah liang telinga. Di sini juga diproduksi getah telinga sederhana, seperti daun saja. Namun, di balik ”daun” itu, yang bernama serumen atau getah yang berfungsi menangkap tersimpan stuktur organ yang rumit dengan berbagai fungsi kotoran secara alamiah. Serumen juga biasa disebut kotoran telinga. vital. Meskipun peran telinga sangat penting, kita seringkali ”Telinga terdiri atas telinga luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian dalam,” ungkap dr. Supartinah, Sp.THT. terkesan mengabaikannya. Mulai dari masalah kesehatan organ Ketiga bagian ini bekerjasama menangkap gelombang suara sampai kebiasan buruk yang dianggap lazim, seperti mengorek telinga. Padahal, hal ini dapat menimbulkan masalah baru bagi dan menjadikannya bunyi yang nyata. telinga dari sekadar cedera, daun telinga robek, infeksi ringan, Proses pendengaran berawal dari gelombang suara sampai penyakit tingkat kronis. Selain kebiasaan buruk, yang diterima telinga luar, ditampung oleh daun telinga dan ketidaktahuan, lingkungan, cacat bawaan, kecelakaan, kemudian disalurkan ke liang telinga. Selanjutnya, gelombang
20
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
menerus, getah yang diproduksi telinga terdorong dan menumpuk bahkan menyumbat telinga. Akibatnya, pendengaran menurun karena gelombang suara tak bisa disalurkan dengan baik. ”Mengorek telinga terlalu keras dapat mengakibatkan luka dan trauma,” jelas dokter yang ramah ini. Pasalnya, bentuk liang telinga yang bersudut memungkinkan terjadinya benturan yang mengakibatkan pembengkakan atau perdarahan di dinding telinga. Pada sebagian orang, kadang disertai reaksi batuk karena adanya refleks saraf pagus yang terdapat di dinding telinga yang membentang ke tenggorokan, dada, sampai perut. Batuk adalah refleks yang ringan. Refleks yang berat sangat berbahaya bagi penderita. Supartinah mengingatkan, ”Efek yang paling fatal adalah muka menjadi tidak simetris atau mencong.” Ini karena salah satu saraf yang terdapat di telinga adalah saraf facialis (wajah). Saraf ini berada di belakang liang telinga. Fungsinya menggerakkan otot muka dan sebagai bagian yang menunjang pendengaran. Meski saraf ini dilindungi tulang, jika infeksi atau gangguan lain sudah mengenainya, muka penderita menjadi asimetris, mata tak bisa ditutup, dan lainnya. Gejala ini disebut kelumpuhan saraf facialis.
dr. Supartinah, Sp.THT, saat memeriksa pasiennya. keganasan dan infeksi yang bersifat akut maupun menahun juga dapat menyebabkan gangguan pada telinga. Demikian halnya dengan penyakit tertentu seperti diabetes, dan darah tinggi. Penyakit Umum di Salatiga
Otitis externa diffusa adalah radang liang telinga atau radang telinga luar yang menyeluruh sampai hampir ke semua liang telinga. Penyebabnya adalah luka yang terinfeksi kuman sehingga menimbulkan bengkak dan bisul yang Iin bernanah. Infeksi ini bahkan dapat menjalar ke organ lain sebagai akibat komplikasi ISPA (infeksi saluran pernafasan atas). Jika tak tertangani dengan benar, pada tahap pertama, pasien mengalami penurunan pendengaran akibat tersumbatnya saluran eustachius (saluran yang menghubungkan antara telinga dan hidung bagian dalam). Penyumbatan ini merupakan akibat reaksi inflamasi (peradangan).
Menurut Supartinah, di Salatiga, gejala kesehatan ini memerlukan penanganan serius. Penyakit telinga yang Pada tahap lebih lanjut, pasien akan merasa nyeri pada menjangkiti masyarakat di kota ini pada umumnya adalah telinga disertai panas tinggi. Setelah itu, dapat terjadi serumen proop, otitis externa diffusa, serta vertigo. pembengkakan gendang telinga dan perforasi (robeknya gendang telinga). Bila tahap ini tidak ditangani dengan akurat Serumen proop adalah kotoran telinga yang memadat. akan menyebabkan penyakit menjadi kronis (menahun) dan Kotoran ini menggoda seseorang untuk mengorek telinga. Padahal, secara alamiah, kotoran yang masuk ke telinga bila dibiarkan dapat menyebabkan beberapa komplikasi. sebenarnya akan kering dan keluar sendiri. Oleh karenanya, Komplikasi yang biasa muncul adalah kopok (congek), Perese N telinga yang dibersihkan cukup bagian luar saja, yaitu daun dan facialis (perot), abses (pembengkakan) otak serta meningitis muara liang telinga. Kebiasaan ini akan mendorong kotoran ke (radang selaput otak). Komplikasi ini dapat terjadi karena di bagian yang lebih dalam. Jika pengorekan dilakukan terus- dalam telinga terdapat banyak saraf yang berhubungan dengan organ lain. Itulah kenapa telinga sangat sensitif.
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
21
Mimbar
Salatiga Ny. Rosa D. Manoppo, S.H.
Fahmi
yang Sehat, Humanis, dan Berkelanjutan Oleh: Rosa D. Manoppo, S.H.*)
K
einginan mewujudkan Salatiga Hati Beriman untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya mendorong berbagai elemen masyarakat pengelolaan kawasan. Berdasarkan paradigma dan untuk membentuk Forum Kota Salatiga Sehat pengembangan kota sehat di atas, maka FKSS akan fokus pada lima kawasan pengembangan sebagai basis pengembangan (FKSS). Pembentukan FKSS mengacu kepada Keputusan tatanan kota sehat. Lima kawasan tersebut adalah kawasan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun permukiman, sarana, dan prasarana umum, kawasan sarana lalu 2005 Nomor 1138/Menkes/PB/VIII/ 2005 tentang lintas tertib dan pelayanan transportasi, kawasan industri dan Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat. Sebagai sebuah perkantoran sehat, kehidupan masyarakat sehat yang mandiri, forum, FKSS memfasilitasi, mendorong, menggerakkan, dan serta kehidupan sosial yang sehat. Strategi yang kemudian akan diterapkan adalah mengintegrasikan aspirasi dan partisipasi dari seluruh elemen masyarakat. Harapannya, forum dapat menciptakan dan m e l i b a t k a n m a s y a r a k a t , m e l a k u k a n a d v o k a s i , meningkatkan kualitas lingkungan agar Salatiga menjadi kota mengembangkan kegiatan kota sehat sesuai dengan visi dan yang sehat secara fisik, sosial, budaya, dan ekonomi serta misi serta potensi daerah, mengembangkan informasi dan promosi, dan meningkatkan potensi ekonomi. Pada tahun 2008 potensi-potensi lainnya. Kota sehat dapat dipandang dari paradigma kota yang ini, program dan kegiatan forum akan berfokus pada sosialisasi humanis (humopolis), ecopolis, dan green plan. Kota humanis ke seluruh elemen masyarakat tentang konsep dan adalah kota yang manusiawi dengan penciptaan ruang pengembangan kota Salatiga sehat, green school (sekolah perkotaan yang bersifat publik. Kota ecopolis berarti hijau), dan penyediaan ruang khusus untuk merokok (smoking m e m a d u k a n p o l a p e r m u k i m a n p e n d u d u k d a n area). Melalui strategi tersebut, diharapkan, slogan Hati sarana/prasarana sosial ke dalam pola kehidupan alam. Degan demikian, kota menjadi tempat pelestarian daya dukung Beriman tidak lagi lebih ditekankan pada aspek keindahan kota dan fungsinya. Dengan demikian, tugas yang kemudian akan lingkungan, sekaligus peningkatan aktivitas ekonomi. Green plan adalah menjadikan kota sebagai kawasan diemban forum adalah menciptakan suatu peradaban manusia hijau yang produktif untuk mencapai pembangunan yang yang memadukan konteks lingkungan fisik (alam maupun berkelanjutan. Konsep yang mengisyaratkan pendekatan yang buatan), fungsi pelayanan dan jasa, estetika, kesehatan, dan komprehensif dan multisektoral dengan manajemen implikasi politik-sosial-ekonomi-budaya-pertahananlingkungan yang profesional inilah yang menjadi isu sentral keamanan, dengan tujuan akhir berupa peningkatan kesejahteraan terhadap warganya. FKSS. Faktor penggerak utama dari forum ini adalah seluruh Untuk mencapai kota sehat, diperlukan keterlibatan elemen masyarakat, terutama pemerintah daerah, dalam elemen masyarakat, termasuk di dalamnya wakil anggota menyusun kawasan dan pengelolaan lingkungan hidup serta masyarakat, pemerintah, swasta, tokoh masyarakat, perguruan menjadikannya sebagai kota yang demokratis. Kawasan ini tinggi, media cetak, dan semua pihan yang menjadi anggota diharapkan mampu memberikan berbagai kenyamanan bagi FKSS. Di tingkat kecamatan yang menjadi penggerak adalah penghuninya. Oleh karena itu, forum merasa berkewajiban forum komunikasi kelurahan sehat atau dengan memfungsikan
22
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Hukum PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Lintas dan Angkutan Jalan WALIKOTA SALATIGA,
Menimbang : (Lembaran a. b a h w a d a r i h a s i l e v a l u a s i a t a s Negara Republik Indonesia Tahun 1992 pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Republik Indonesia Nomor 3480); Nomor 12 Tahun 1998 tentang Retribusi 4. UndangUndang Republik Indonesia Tempat Khusus Parkir, besarnya tarif Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak retribusi tersebut sudah tidak sesuai Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran dengan situasi dan kondisi sehingga perlu Negara Republik Indonesia Tahun 1997 ditinjau kembali; Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara b. bahwa berdasarkan pertimbangan Republik Indonesia 3685), sebagaimana sebagaimana dimaksud pada huruf a, telah diubah dengan UndangUndang perlu membentuk Peraturan Daerah Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara tentang Perubahan atas Peraturan Republik Indonesia tahun 2000 Nomor Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II 246, Tambahan Lembaran Negara Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 tentang Republik Indonesia nomor 4048); Retribusi Tempat Khusus Parkir. 5. UndangUndang Republik Indonesia Mengingat : Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan 1. UndangUndang Republik Indonesia Negara (Lembaran Negara Republik Nomor 17 Tahun 1950 tentang Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Pembentukan DaerahDaerah Kota Kecil Tambahan Lembaran Negara Republik dalam Lingkungan Propinsi Jawa Indonesia Nomor 4286); Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat; 6. UndangUndang Republik 2. UndangUndang Republik Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Perbendaharaan Negara (Lembaran Acara Pidana (Lembaran Negara Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Republik Indonesia Nomor 3209); 7. U n d a n g U n d a n g N e g a r a R e p u b l i k 3. UndangUndang Republik Indonesia Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu pembentukan Peraturan HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
23
Parkir RSUD Kota Salatiga
Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 8. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 9. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia Nomor 4548); 24
10.UndangUndang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran egara Republik Indonesia Nomor 4444); 11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1992 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dan Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3500); 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Sakti Tahun 1993 Nomor 63); 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 14. P e r a t u r a n P e m e r i n t a h R e p u b l i k Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 15. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir (Lembaran Daerah Kota Salatiga Tahun 1999 Nomor 10 Seri B Nomor 4); 16. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 2004 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Salatiga (Lembaran Daerah Kota Salatiga Tahun 2004 Nomor 20);
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Hukum Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SALATIGA dan WALIKOTA SALATIGA MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR. a. Indeks jumlah roda No Jumlah roda 1. 2 (dua) 2. 3 (tiga) dan 4 (empat)
Indeks 1 2
Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir (Lembaran Daerah Kota Salatiga Nomor 10 Seri B Nomor 4), diubah sebagai berikut: 1. Semua frase “Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga” diubah dan dibaca “Kota Salatiga”. 2. Semua frase “Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Salatiga” diubah dan dibaca “Walikota Salatiga”. 3. Ketentuan Pasal 8 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 8 (1) Struktur dan besarnya tariff retribusi tempat khusus parkir didasarkan pada jumlah roda, lama parkir dan lokasi serta tarif dasar. (2) Indeks jumlah roda, lama parkir dan lokasi serta tarif dasar b. Indeks lama parkir No Lama Parkir 1. < 3 (tiga) jam 2. 3 (tiga) sampai dengan 6 (enam) jam
Indeks 1 2
c. Indeks Lokasi No
Lokasi
Indeks
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Ramayana Mall Rumah Sakit Umum Daerah Plaza Pasar Raya II Shopping Center Pasar Raya I Pemandian Kalitaman
2 2 2 2 1 1 1
(3)Besarnya retribusi tempat khusus parkir ditetapkan sebagai berikut: a. Ramayana Mall, Rumah Sakit Umum Daerah, Plaza dan Pasar Raya II: No
Jumlah Roda
Lama Parkir
Retribusi (Rp)
1.
2
2.
3 dan 4
3.
>4
< 3 jam 3 s/d 6 jam > 6 jam < 3 jam 3 s/d 6 jam > 6 jam < 3 jam 3 s/d 6 jam > 6 jam
1.000 2.000 3.000 2.000 4.000 6.000 4.000 8.000 12.000
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
25
Hukum b. Shopping Center, Pasar Raya I,dan Pemandian Kalitaman: No
Jumlah Roda
Lama Parkir
Retribusi (Rp)
1.
2
2.
3 dan 4
3.
>4
< 3 jam 3 s/d 6 jam > 6 jam < 3 jam 3 s/d 6 jam > 6 jam < 3 jam 3 s/d 6 jam > 6 jam
500 1.000 1.500 1.000 2.000 3.000 2.000 4.000 6.000
4. Ketentuan Pasal 17 ayat (1) diubah sehingga berbunyi dalam Lembaran Daerah Kota Salatiga. sebagai berikut: Ditetapkan di Salatiga Pasal 17 Pada tanggal 12 Juli 2007 (1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya WALIKOTA SALATIGA, sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling Cap TTD banyak 4 (empat) kali besarnya tarif retribusi terutang. JOHN MANUEL MANOPPO Pasal II Diundangkan di Salatiga Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Pada tanggal 6 Agustus 2007 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA SALATIGA
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR I. UMUM Dalam penyelenggaraan otonomi daerah, sesuai ketentuan pada pasal 21 huruf e UndangUndang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005, daerah berhak memungut retribusi daerah. Sebagai salah satu sumber pendapatan daerah, pendapatan dari retribusi diharapkan mampu menjadi sumber pembiayaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di Kota Salatiga serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan adanya landasan hukum yang dapat memberikan pedoman bagi Pemerintah Kota Salatiga dalam pemungutan
26
retribusi daerah. Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh UndangUndang tersebut, Pemerintah Kota Salatiga telah menetapkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 tentang Retribusi Khusus Parkir. Setelah pelaksanaan peraturan daerah tersebut berjalan selama 7 (tujuh) tahun kemudian dilakukan evaluasi ternyata sudah tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk mengadakan perubahan atas Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 12 tahun 1998 tentang Retribusi tempat Khusus Parkir. II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Cukup jelas Angka 2 Cukup jelas Angka 3 Besarnya retribusi tempat khusus parkir ditetapkan berdasarkan rumus: Indeks Jumlah Roda x Indeks Lama Parkir x Indeks Lokasi x Tarif Dasar
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Kiprah
Fenomena
Gunung Es
Priteli
Jagalah senyum mereka dengan menghindarkan anakanak dari tindak kekerasan
U
ntuk menangani korban kekerasan dalam rumah tangga, Pemkot Salatiga membentuk Pusat Pelayanan Terpadu terhadap Korban Tindak Kekerasan Berbasis Gender dan Anak. Kasus kekerasan adalah suatu bentuk kejahatan purba yang sudah berlangsung setua umur manusia itu sendiri. Sampai saat ini pun, kita dapat membaca dan mendengar berbagai berita tindak kekerasan seperti perkosaan, pelecehan seksual, perdagangan perempuan dan anak, kekerasan dalam rumah tangga, eksploitasi terhadap pekerja rumah tangga dan penelantaran. Bahkan, tak jarang, di antara kita ada yang melihat sendiri berbagai bentuk kekerasan itu. Dewasa ini, kekerasan berbasis gender dan anak di Indonesia telah menjadi fenomena sosial yang semakin mengemuka seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak asasinya untuk hidup secara wajar. Pemerintah sebagai penyelenggara Negara pun meresponnya dengan menerbitkan berbagai produk hukum. Pasalnya, negara berkewajiban melindungi seluruh warganya dari segala bentuk kekerasan. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah terulangnya berbagai tindak kekerasan adalah penerbitan berbagai peraturan perundang-undangan. Melalui berbagai peraturan itu, negara memberikan sanksi yang tegas terhadap siapapun yang melakukan tindak kekerasan. Termasuk di dalamnya adalah kekerasan berbasis gender dan
anak. Di antara peraturan perundang-undangan yang dibuat pemerintah untuk melindungi warganya dari tindak kekerasan ini adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004, Pemerintah Kota Salatiga merasa perlu melakukan upaya pelayanan terpadu oleh pemerintah, LSM, dan partisipasi masyarakat. Oleh karenanya, Pemkot Salatiga berinisiatif membentuk sebuah Pusat Pelayanan Terpadu Terhadap Korban Tindak Kekerasan Berbasis Gender dan Anak di kota Salatiga. Pusat pelayanan terpadu ini dibentuk melalui Keputusan Walikota Salatiga Nomor 460.05/16/2007. Keberadaan pusat pelayanan terpadu ini sangat penting dalam rangka memaksimalkan penanganan berbagai kasus kekerasan berbasis gender, dengan korban pada umumnya adalah perempuan dan anak-anak di Kota Salatiga. Pusat pelayanan yang dibentuk pada Maret 2007 ini diberi nama Mahardhika. Sebagai motor Mahardika adalah tim yang berasal dari berbagai instansi dan elemen yang ada di masyarakat. Tim ini diharapkan dapat menjaring dan memberikan advokasi secara sinergis. Tim yang terlibat dalam Mahardika terdiri atas Rumah Sakit Umum Daerah, Kepolisian Resort, Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri, dan Pengadilan Agama. Selain itu, Mahardika juga melibatkan Bapeda, Dinas Kesehatan, Kantor Informasi dan Komunikasi, dan Dinas Kesejahteraan Sosial dan Keluarga Berencana. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Pemberdayaan Masyarakat, Tim Penggerak PKK, Lembaga Non Pemerintah, Organisasi Wanita, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, serta Perguruan Tinggi juga terlibat di dalamnya. Lembaga yang baru seumur jagung ini telah mengawali kiprahnya dengan mantap. Sosialisasi mengenai lembaga ini diberikan secara langsung kepada masyarakat melalui kecamatan, kelurahan, dan pertemuan PKK. Dalam setiap kesempatan sosialisasi, selalu ditekankan juga tentang pendidikan kesetaraan gender pada masyarakat secara luas dalam rangka meminimalkan terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Salatiga. Mekanisme pengaduan tindak kekerasan ini sangat mudah. Pengaduan dapat dilakukan melalui Pengurus RT/RW/PKK setempat, Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Pemberdayaan Masyarakat, Polres, LSM LSKaR, serta LSM YMCA. Pengaduan tersebut akan ditangani berdasarkan kebutuhan korban. Misalnya, korban kekerasan membutuhkan visum dan perawatan khusus maka korban akan dilimpahkan kepada RSUD atau Puskesmas agar mendapatkan pelayanan kesehatan. Polres Salatiga juga memiliki Ruang Pemeriksaan Khusus (RPK), tempat korban mengadukan tindak kekerasan yang dialaminya. Begitu pula dengan trauma psikis (kejiwaan) yang mungkin dialami korban. Trauma psikis akan ditangani oleh tim yang berkompeten di bidangnya, yaitu psikolog dari
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
27
Budaya
Sumeleh
Oleh: KRAT. Sudaryo Hadinagoro*) dok. Pribadi
P
erkembangan jaman dan peradaban bagi kita. Dengan kata lain, yang terbaik bagi Tuhan adalah membawa dampak bagi perubahan nilai-nilai yang terbaik pula bagi manusia. Dalam perkembangannya, sering muncul pertanyaan kehidupan manusia, terutama berkaitan dengan kebutuhan akan hal-hal yang bersifat duniawi atau mengenai keterkaitan antara pasrah dengan takdir. Memang, materi. ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa rasa pasrah berkaitan dengan takdir, yakni, pasrah terjadi karena adanya Kebutuhan akan hal-hal yang bersifat materi dan takdir sehingga manusia menjadi malas untuk berupaya atau keduniawian mengakibatkan setiap individu menghalalkan memperbaiki nasibnya karena beranggapan bahwa apa yang segala cara untuk mencapai apa yang diinginkan. Terkadang, dialaminya merupakan takdir Tuhan Yang Maha Kuasa. Pada mereka memaksakan kehendak pada sesama, bahkan, tak gilirannya, pasrah yang seperti ini akan mengakibatkan jarang, sampai pada tahap memaksakan kehendak pada Tuhan, munculnya rasa malas untuk berupaya mewujudkan cita-cita Sang Maha Pencipta. Akibatnya, apabila sesuatu yang yang lebih baik. Perasaan seperti ini pada dasarnya muncul karena diinginkannya tidak tercapai maka keputusasaanlah yang akan muncul. Pada taraf tertentu, keadaan seperti ini akan ketidakpercayaan pada diri sendiri, mudah putus asa, dan tidak menimbulkan ketidakpercayaan terhadap eksistensi Tuhan mau mengakui bahwa dirinya sebenarnya mempunyai potensi dan kemampuan yang dapat dikembangkan. Dengan demikian, YME. Hal seperti ini dapat terjadi karena manusia tidak seharusnya manusia dapat tetap bersikap untuk berusaha menyadari bahwa sebagai mahluk ciptaan Tuhan, dirinya penuh mengembangkan diri dan potensinya dalam rangka dengan kekurangan dan ketidakberdayaan. Dampaknya, memperbaiki nasib/kehidupannya dengan tetap menyerahkan manusia tidak dapat bersikap sumeleh atau menyerahkan diri diri sepenuhnya kepada kuasa dan keadilan Tuhan atau dengan sepenuhnya kepada kuasa Tuhan dengan keyakinan penuh kalimat lain, manusia berusaha, Tuhan yang menentukan. Memang, sebenarnya dalam siklus kehidupan manusia bahwa Tuhan, Sang Maha Pencipta, akan memberikan dikenal dan diakui adanya takdir. Akan tetapi, takdir yang anugerah yang terbaik bagi umat-Nya. Sumeleh atau sumarah atau yang lebih lazim disebut dimaksud di sini bukanlah seperti anggapan di atas, yang dengan pasrah adalah sebuah kata yang gampang diucapkan, menyerah tanpa usaha terhadap kenyataan yang ada. Takdir namun tidak mudah dilakukan. Seringkali terjadi kesalahan yang dimaksud di sini adalah suatu hasil atau tuaian terhadap persepsi terhadap makna dan hekekat pasrah. Pasrah sering usaha yang telah kita lakukan dengan tetap berpegang pada diasumsikan sebagai suatu bentuk ketidakberdayaan kuasa Tuhan. seseorang tanpa disertai adanya upaya untuk mengubah Takdir apapun yang kita alami tidak perlu dihadapi ketidakberdayaannya. dengan keluh kesah. Pada kenyataaannya, semua ini Pada hakekatnya, dengan bersikap pasrah atau merupakan sesuatu yang harus kita terima dan alami. Oleh sumeleh bukan berarti kita hanya mengandalkan bantuan karena itu, diperlukan sikap pasrah dan bersujud secara tulus orang lain tanpa berupaya. Tetapi, pasrah berarti ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Suci. Takdir tidak mengenal pangkat menerima semua anugerah dari Tuhan, baik yang dirasakan atau golongan, karena semua orang mengemban amanah yang manis maupun pahit. Keikhlasan yang disertai upaya untuk kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. memperbaiki atau mengubah kehidupan menjadi lebih baik Dengan demikian, jelas bahwa dalam keluhuran budi dan keyakinan bahwa Tuhan Yang Maha Kasih akan dan kebaikan seseorang tidak diukur berdasarkan pangkat, jabatan, kekayaan, maupun hal-hal yang bersifat keduniawian, memberikan yang terbaik bagi kita. Untuk menjadi individu yang mampu bersikap pasrah akan tetapi didasarkan pada bagaimana seseorang tersebut atau sumeleh dibutuhkan kedewasaan sikap dan pribadi. Selain melaksanakan apa yang digariskan oleh Tuhan, sesuai dengan itu, disertai keyakinan sepenuhnya kepada Tuhan bahwa semua agama dan kepercayaan yang dianutnya. anugerah dan karunia-Nya merupakan sesuatu yang terbaik Sehubungan dengan hal tersebut dalam menerima
28
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
takdir diperlukan sikap kerendahan hati dan percaya sepenuhnya bahwa Tuhan tidak akan memberikan sesuatu yang merugikan atau tidak adil. Dengan demikian, maka tidak akan ada sifat angkuh atau sebaliknya, putus asa, dalam diri kita. Angkuh atau sombong karena mampu mengatasi segala permasalahan dan mencapai segala yang diinginkan atau putus asa karena kegagalan yang kita terima. Apabila kita mampu menyadari bahwa keberhasilan dan kegagalan usaha kita semua bergantung pada kehendak dan kuasa-Nya, maka tidak akan muncul sifat sombong dan putus asa. Semua hal tersebut dapat terlaksana dengan baik apabila kita mampu mengendalikan hawa nafsu sebagai dasar untuk menjalani hidup. Dengan demikian tidak mudah bagi seseorang untuk bersikap sumeleh atau pasrah, diperlukan kesiapan batin. Berkenaan dengan hal tersebut terdapat beberapa sarana yang dapat dilakukan antara lain : 1. senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan percaya bahwa setiap perbuatan baik yang dilakukan pasti akan menuai hasil yang baik pula. 2. senantiasa mawas diri dan dapat mengukur kekuatan yang dimilikinya, sehingga dalam setiap doa-doa yang dipanjatkan tidak memohon hal-hal yang diluar kemampuannya. 3. senantiasa mensyukuri semua anugerah yang Tuhan berikan baik yang indah/manis maupun yang pahit. Apabila menerima anugerah yang dirasakan pahit, maka berusahalah untuk senantiasa berfikiran positif bahwa : a. Tuhan tidak akan menyengsarakan umatnya;
Fahmi
Kerja keras memang perlu, tetapi jangan lupa untuk tetap sumeleh.
b. Kesedihan yang dialami manusia pada hakekatnya terjadi karena manusia itu sendiri tidak memahami rahasia alam atau rahasia kehidupan. Kita sebagai manusia tidak menyadari bahwa dunia ini semua bersifat semu, sedih dan gembira datang silih berganti. Apabila kita menyadari hal tersebut, maka sudah barang tentu perasaan kita tidak akan terlarut terhadap suasana gembira maupun sedih dengan berlebihan. c. Anugerah yang dirasakan pahit atau pedih pada dasarnya merupakan bentuk kasih Tuhan kepada kita, dengan adanya anugerah yang dirasakan pahit tersebut setidaknya akan dapat mengingatkan kita untuk lebih berhati-hati dalam melangkah dan selalu mawas diri dalam setiap tindak-tanduk sehari-hari. 4. Kita harus menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang bersifat abadi, sedih dan gembira; sakit dan sehat akan senantiasa datang silih berganti. Dengan bersikap sumeleh, kita tidak akan mengeluh terhadap permasalahan atau kegetiran hidup yang kita alami. Selain itu, dengan bersikap sumeleh, kita tidak akan berbuat baik kepada orang lain hanya sekadar untuk membalas budi karena orang lain telah berbuat baik pada kita. Namun, kita akan terdorong untuk berbuat baik pada orang lain karena kesadaran yang tumbuh dalam diri kita untuk berbagi kasih Tuhan pada sesama. Berkaitan dengan itu, maka manusia harus tetap berusaha dan berupaya untuk menjadi lebih baik, dengan tetap
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
29
Lintas Kota
Akhirnya
Sekda Baru Sakti
Kepala BKD Kota Salatiga, menandatangani berita acara pelantikan Sekda Kota Salatiga.
S
etelah sekian lama hidup tanpa Sekretaris Daerah (sekda), akhirnya, Kota Salatiga memiliki sekda yang baru. Senin (10/3) adalah hari bersejarah bagi Dra. Sri Sedjati Kusumaningsih, M.M. yang sebelumnya menjabat Asisten Administrasi Sekda Kota Salatiga sekaligus
Pelaksana Tugas Sekda Kota Salatiga. Pasalnya, pada hari itulah dia resmi menjadi Sekda Kota Salatiga. Pengambilan sumpah dan pelantikan dilaksanakan oleh Walikota Salatiga, John Manuel Manoppo di Ruang Sidang II Pemkot Salatiga. Acara yang dimulai pada pukul 09.30 WIB ini diawali pembacaan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 821/031/2008 tanggal 8 Pebruari 2008 perihal Pengangkatan/Penunjukan dalam Jabatan Sekretaris Daerah Kota Salatiga. Hadir juga dalam kesempatan tersebut adalah Asisten Administrasi Sekda Provinsi Jawa Tengah, Ketua Pengadilan Negeri Salatiga, Dandim, Kapolres, Wakil Ketua DPRD, Kepala SKPD, camat dan lurah seKota Salatiga Dalam sambutan singkatnya, Walikota Salatiga menaruh harapan besar kepada sekda baru. Yakni, terisinya jabatan Sekda Kota Salatiga dapat meringankan Walikota dalam menjalankan tugasnya.(dji)
110 CPNS Baru S
ebanyak 110 tenaga honorer yang telah lama bertugas di lingkungan Pemkot Salatiga dapat bernapas lega. Pasalnya, pada 29 Januari lalu, mereka menerima Surat Keputusan (SK) Pengangkatan sebagai CPNS Pemkot Salatiga. Mereka yang menerima SK CPNS adalah tenaga honorer Kota Salatiga formasi 2007 yang terdiri atas 26 orang tenaga pendidik, 14 orang tenaga administrasi, dan 70 tenaga strategis lainnya. SK diserahkan secara simbolis oleh Walikota Salatiga, John Manuel Manoppo dan disaksikan seluruh Kepala SKPD di lingkungan Pemkot Salatiga. Dalam sambutannya, Walikota berharap agar CPNS yang baru ini dapat mengetahui bidang tugas dan
30
Fahmi
Walikota: Jadilah teladan! kewajiban yang diembannya. Selain itu, mereka juga harus mampu menunjukkan keteladanan dengan berperilaku yang baik dan memiliki kinerja yang tinggi.(shk)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Lintas Kota
Formasi 2005 Jadi CPNS
S
elain pengangkatan tenaga honorer daerah menjadi CPNS, Pemkot Salatiga juga mengangkat 227 CPNS menjadi PNS pada 17
Januari lalu. Para CPNS ini adalah tenaga honorer formasi 2005. Mereka terdiri atas 63 tenaga pendidik, 71 tenaga kesehatan, dan 93 tenaga strategis lain. Penyerahan SK sekaligus pengambilan sumpah PNS oleh Walikota Salatiga, John Manuel Manoppo, ini berlangsung di Ruang Sidang Pemkot Salatiga. Dalam kesempatan itu, Walikota mengharapkan para PNS baru ini memahami, menghayati, dan mengamalkan tugas-
Sakti
PNS adalah Abdi Negara tugas sebagai abdi negara dan abdi masyarakat sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing. Selain itu, mereka juga diharapkan menjadi PNS yang profesional, bersih, dan berwibawa.
FKSS Bersosialisasi
Sakti
Mari, kita ciptakan lingkungan sehat di Salatiga
F
orum Kota Salatiga Sehat (FKSS) adalah sebuah forum baru yang peduli dan berusaha terlibat dalam menciptakan lingkungan sehat di Kota Salatiga. Lembaga mandiri ini diketuai oleh Rosa Darwanti, S.H. Sementara, bertindak sebagai sekretaris forum adalah dr. Sovie Haryanti, M.Kes. yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala Bidang Promosi Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan Dinas
Kesehatan Kota Salatiga. Forum ini adalah wadah masyarakat untuk membangun kehidupan yang mandiri, sehat, aman, dan sejahtera melalui penerapan berbagai kegiatan yang terintegrasi dan disepakati bersama oleh masyarakat dan Pemkot Salatiga. Kegiatan pertama yang dilakukan lembaga baru ini adalah menyosialisasikan programnya di empat kecamatan di Salatiga. Sosialisasi ini dimulai di Kecamatan Sidorejo dan diakhiri di Kecamatan Tingkir pada 22 Januari 2008. Tak hanya lewat forum tatap muka, sosialisasi juga dilakukan melalui dialog interaktif di RSPD Suara Salatiga. Green school dan smoking area adalah dua program yang diusung FKSS dalam waktu dekat ini. Dengan green school, diharapkan ada kemauan menanam di lingkungan sekolah yang teduh, hijau, dan sehat dalam menunjang proses belajar mengajar. Sedangkan
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
31
Lintas Kota
Majelis Puasa Mulai Siaran
Fahmi
Pembukaan perdana mimbar agama di Kota Salatiga
S
iaran perdana mimbar agama-agama majelis Pemimpin Umat Beragama Salatiga (Puasa) dimulai. Siaran keagamaan yang disiarkan langsung oleh Radio Pesona FM Salatiga ini dibuka secara langsung oleh Walikota Salatiga, John M. Manoppo, S.H. Acara pembukaan berlangsung pada 19 Februari 2008 di ruang siaran Radio Pesona. Hadir dalam acara tersebut enam perwakilan umat beragama Katolik, Kristen, Islam, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu.
Program ini rencananya akan disiarkan secara langsung selama 6 hari mulai Senin sampai Sabtu pukul 18.00-18.30 WIB. Materi yang disampaikan berupa siraman rohani yang temanya diambil dari masingmasing agama. Sedangkan jadwal siaran Senin hingga Sabtu secara berturut-turut adalah perwakilan agama Katolik, perwakilan agama Budha, perwakilan agama Hindu, perwakilan agama Islam, perwakilan agama Kong Hu Cu, dan perwakilan agama Kristen. Tujuan dari siraman rohani ini adalah untuk memupuk keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjalin kerukunan antarumat beragama. Dalam sambutannya, Walikota Salatiga mengucapkan terima kasih kepada Majelis Puasa dan Radio Pesona FM Salatiga. ”Semoga acara ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan sehingga kerukunan umat beragama di Salatiga dapat terjalin erat,” ungkap Walikota setelah membuka secara resmi siaran perdana tersebut. ”Acara Mimbar Agama-Agama yang akan disiarkan oleh Radio Pesona FM ini saya nilai mempunyai makna yang sangat strategis dan positif serta menarik, sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat.”(lux)
Pegawai Baru Pencatat Perkawinan
W
alikota Salatiga, John M. Manoppo, S.H., melantik Pegawai Pencatat Perkawinan Umat Kristiani Salatiga. Seremonial tersebut berlangsung di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kota Salatiga pada 11 Februari 2008. Pegawai Pencatat Perkawinan yang baru adalah Pdt. Christiawan Widhi Nugroho, M.A. dan Pdt. Stefanus Yossy Nugraha, S.Si. menggantikan Pdt. Stefanus Suheru, M.A. dan Pdt. Efrayim Purwoatmodjo, S.Th. Pdt. Stefanus Suheru, M.A. alih tugas ke daerah lain sedangkan Pdt. Efrayim Purwoatmodjo, S.Th emeritus. Acara berlangsung khidmat dan lancar. Hadir dalam acara tersebut adalah Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi, Drs. Petrus Resi, M.Si., Asisten I Tata Praja, Ir. Tri Susilo Budi, dan Kepala Badan Pengawas Daerah, Titik Indrati. Dua pejabat yang disebut terakhir juga menjadi saksi. Dalam sambutannya, Walikota mengucapkan selamat kepada petugas yang baru dan berterima kasih kepada petugas yang lama. Selain itu, Walikota juga
32
Fahmi
Pelantikan pegawai pencatat perkawinan umat Kristiani menyampaikan harapannya, “Dengan telah dilantiknya dua pejabat P4 dari pemuka agama Kristen ini, saya berharap, pelaksanaan pencatatan perkawinan bagi umat Kristen di Kota Salatiga dapat semakin lancar sekaligus tertib.”(lux)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Lintas Kota
Santunan untuk Anak Yatim
S
ebanyak 43 anak yatim yang tersebar di Salatiga mendapat santunan. Santunan diberikan oleh Panitia Idul Adha 1428 H dan Kegiatan Muharram 1429 H Kota Salatiga. Kegiatan sosial ini berlangsung pada 19 Januari 2008 yang bertepatan dengan tanggal 10 Muharram 1429 H di aula Kantor Depag Kota Salatiga. Anak-anak yatim yang mendapatkan tali asih berasal dari Panti Asuhan Nahdhotul Ulama, Blotongan, Panti Asuhan Muhammadiyah, Kauman dan Sidorejo Lor, serta Panti Asuhan Islahul Muna, Tingkir Lor. Hadir dalam acara tersebut adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Salatiga, Dr. Saefudin Zuhri dan KH. Muh Fauzi Arkhan yang juga menjadi penceramah pada acara tersebut. Kyai yang lebih dikenal dengan sebutan Mas Fauzi ini menghimbau agar anakanak mau belajar dan berusaha sehingga menjadi orang sukses di kemudian hari.
Fahmi
Panitia Idul Adha memberikan santunan anak yatim Sementara itu, salah seorang Humas Panitia, Khusnul Khotimah, SH. M.Pdi, menuturkan bahwa jumlah santunan untuk kali ini memang belum sesuai dengan harapan.”Harapan ke depan adalah jumlah santunan bertambah jumlahnya, demikian pula jumlah anak yang diberi. Hal itu akan terwujud jika warga yang mampu di Kota Salatiga ini mau menyisihkan hartanya untuk anak-anak yatim,” harap Khusnul.(lux)
Musrenbang di Sidorejo pembangunan kelurahan. Hadir pula dalam acara tersebut anggota DPRD dari Kecamatan Sidorejo serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Salatiga. Musyawarah berlangsung baik dan lancar. Kepala Kecamatan Sidorejo, Drs. Mutho'in, memaparkan daftar Fahmi pembangunan fisik dan nonfisik yang nantinya akan diajukan kepada pemerintah untuk direalisasikan pelaksanaannya. Musrenbang untuk menjalin asoirasi masyarakat ”Kegiatan fisik di Sidorejo yang disusun saat ini sebesar alam rangka menjaring aspirasi pembangunan Rp 9.984.560.000,00 yang berasal dari APBD dan Rp dari masyarakat, Kecamatan Sidorejo 241.800.000,00 dari swadaya masyarakat. Sedangkan untuk m e n g g e l a r M u s y a w a r a h R e n c a n a kegiatan nonfisik, dana dari APBD sebesar Rp 1.366.800.000,00 Pembangunan (Musrenbang) pada 13 Februari lalu di Ruang dan Rp 90.396.000,00 dari swadaya masyarakat,” papar Pertemuan Kecamatan Sidorejo. Muthoin. Peserta musrenbang adalah tokoh masyarakat, pekerja ”Kami berharap, program yang kami ajukan ini dikawal sosial masyarakat (PSM), lembaga komunikasi masyarakat anggota DPRD Salatiga,” harapnya. Muthoin juga meminta (LKM), forum komunikasi masyarakat (FKM), dan panitia kepada dinas terkait untuk mengabulkan rencana Kecamatan
D
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
33
Lintas Kota
Masih Kecil
Jadi PNS
Fahmi
Suasana Pawai ta’aruf
D
alam rangka menyambut tahun baru 1429 H, pada 20 Januari lalu, Badan Kordinasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKRMI) menggelar pawai ta'aruf. Pawai ini diikuti 64 peserta yang terdiri atas anak-anak yang masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK), Roudhotul Atfal (RA), Bustanul Atfal (BA), Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) dan Madrasah Diniyah, Remaja dan Takmir Masjid, serta organisasi kemasyarakatan Islam.
Peserta dilepas oleh Kepala Kantor Departemen Agama (Depag) Kota Salatiga H. Taufik Rahman, SH., M.Hum. Rute pawai dimulai dari halaman kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kota Salatiga menuju Jalan Letjend. Sukowati, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Diponegoro, Jalan Wolter Monginsidi, dan Jalan Kartini. Pawai ini finish di Halaman SMPN I dan SMPN 2 Kota Salatiga. Pawai berlangsung cukup meriah. Ada anak yang berpakaian kyai, polisi, TNI, PNS, dokter, olahragawan, dan lain sebagainya. Penonton dan orang tua yang turut menyaksikan di pinggir jalan terlihat senang dan bangga melihat putra-putri mereka yang tampil gagah dan anggun. Salah seorang panitia, Ainul Huri, S.Pdi., mengutarakan bahwa acara ini berjalan lancar dan tertib. ”Meski sempat diguyur hujan antusiasme peserta cukup bagus,” ungkapnya disela-sela pembukaan. Sementara itu, Khusnul Qirom, yang juga Panitia, menyesalkan jumlah peserta pawai yang kurang banyak. ”Peserta kali ini kurang banyak. Mungkin karena publikasi yang kita sampaikan tidak seluruhnya sampai pada sasaran,” jelasnya. Tampil sebagai juara adalah kontingen dari Al-Azhar Salatiga.(lux)
Kecandran Pavingisasi Jalan Becek
S
ebanyak tujuh jalan penghubung dusun di Kelurahan Kecandran segera dipavingisasi. Kegiatan ini merupakan hasil penyerahan dana stimulan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) P2KP. Acara penyerahan dana dilaksanakan di Ruang Pertemuan Kelurahan Kecandran pada 20 Februari. Dana diserahkan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang diberi nama Condro Buono kepada Lurah, Muslih, dan diserahkan langsung kepada Rohmat Riyadi sebagai anggota Unit Pengelola Lingkungan (UPL). Besaran dana yang diserahkan pada tahap pertama ini adalah 20 persen dari 300 juta yang direncanakan. Menurut rencana, dana tersebut akan digunakan untuk membangun tujuh jalan penghubung dusun dengan cara pavingisasi dan membangun 2 drainase (saluran air). Marjuki, Ketua BKM, menerangkan bahwa kegiatan ini
34
Fahmi
Penyerahan dana untuk pavingisasi adalah yang pertama untuk Kelurahan Kecandran. ”Perolehan dana ini berawal dari usulan pada Program Dasar Pembangunan Partisipasi (PDPP) yang disusun pada rencana pembangunan tahun 2005-2009 dan baru terealisasi kali ini,” jelasnya. Marzuki menambahkan, untuk pelaksanaan program, masyarakat akan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Masyarakat tetap akan mengeluarkan dana, baik dalam bentuk makanan ataupun tenaga. ”Kami memperkirakan,
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Lintas Kota
H
HAB Depag Meriah
ari Amal Bakti (HAB) ke-62 Departemen Agama Kota Salatiga berlangsung meriah. Kemeriahan ini ditutup dengan upacara bendera pada 3 Januari di Halaman Sekolah Tinggi Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Bertindak selaku pimpinan upacara adalah Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kota Salatiga, Drs. Agus Rudiyanto, Dok.Depag M.M. Upacara tersebut juga disertai acara penyerahan 20 Lencana Karya Satya kepada Dosen STAIN Salatiga yang telah Salah satu kegiatan amal bakti Depag. mengabdi selama 20 dan 30 tahun. Selain itu, juga dilaksanakan adalah menginventarisasi (melakukan pendataan) aset yang pengukuhan pengurus Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Salatiga. Kepala Kantor Depag Salatiga, H. Taufik Rohman, SH., dikumpulkan dari dana umat. hasil inventarisasi tersebut M.Hum, mengungkapkan bahwa kepengurusan BAZ Salatiga dilaporkan kepada Walikota selaku Ketua Dewan Pertimbangan. Upacara ini menutup kegiatan dan lomba yang telah kali ini berbeda karena dipimpin oleh pejabat ex officio (karena jabatannya). ”Kepengurusan kali ini juga memiliki Dewan digelar panitia. Acara yang telah digelar adalah khitanan masal, Pertimbangan yang diketuai Walikota Salatiga, John M donor darah, pemberian santunan untuk anak yatim, ziarah ke Makam Kauman, tasyakuran, dan sarasehan. Sementara, lomba Manoppo, S.H. dan Wakil Ketua adalah saya,” paparnya. Pengurus yang dikukuhkan ini bertugas untuk periode yang diadakan adalah lomba memasak sayur, memasang dasi 2007-2010. Program kerja yang harus segera dilaksanakan suami, dan lomba jilbab kreasi. Ada pula olah raga yang
Walikota Bantu Aku Juga Anak Bangsa Rombongan yang berjumlah 26 orang itu dipimpin oleh A.G. Tedja G.K. Bawana. Hadir dalam acara tersebut adalah seluruh kepala satuan kerja perangakat daerah (SKPD) Kota Salatiga dan perwakilan siswa-siswi SMA Kota Salatiga yang didampingi guru. LSM ini bergerak pada pembinaan anak-anak jalanan. Pada umumnya, mereka berasal dari keluarga broken home (orang tua bercerai), anak yang mendapat kekerasan dalam Fahmi rumah tangga, serta korban bencana. Ada dari mereka yang berasal dari Aceh, Jogja, Nusa Tenggara. Aku juga anak bangsa mempertunjukkan bakat kesenian. Tedja menjelaskan, kunjungan di Bali-Jawa ini akan alikota Salatiga, John M. Manoppo, S.H., berakhir di Puri Cikeas, kediaman Presiden Republik Indonesia, menyambut kedatangan tim Aku Juga Anak Dr. Susilo Bambang Yudoyono. Melalui kunjungan ini, mereka Bangsa pada 2 Februari lalu. Aku Juga Anak berbagi cerita dengan tuan rumah yang dikunjungi. ”Agar Bangsa dikelola oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) anak-anak korban bencana serta anak-anak jalanan tidak lagi dilihat dengan sebelah mata,” jelasnya. Pasalnya, keberadaan Kemanusian dari Jawa Timur.
W
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
35
Lintas Kota
Ketua PKK: Jaga Kebersihan Fahmi
Istri Walikota Salatiga ikut bersih-bersih pasar
P
ada 15 Februari lalu, terdapat pemandangan yang tidak biasa. Puluhan ibu dengan sapu dan pengki memadati jalanan di pusat Pasar Salatiga (Pasar Raya I dan II). Rupanya, Forum Kota Salatiga Sehat (FKSS) melakukan bersih-bersih pasar. Forum yang terdiri dari istri para PNS dan masyarakat ini menyapu jalan sepanjang pasar dan lorongnya. Tampak di antara rombongan adalah Istri Walikota Salatiga, Ny. Rosa
Darwanti, SH., M.Si. yang juga menjadi Ketua Tim Penggerak PKK Kota Salatiga. Kepala Dinas Pasar dan Pedagang Kaki Lima, Drs. Tri Priyo Nugroho, dan wartawan juga hadir dalam kegiatan itu. Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pasar menertibkan pedagang yang berjualan melewati batas area berjualan dan yang menempati fasilitas umum. Rosa menyempatkan diri menyapa dan memberikan nasihat kepada para pedagang yang berjualan dengan lemah lembut. ”Permisi, bagaimana ibu, sehat? Saya minta tolong, agar lingkungan ibu berjualan dijaga kebersihannya. Sampah-sampah yang ada dikumpulkan di tempat sampah lalu dibuang ke bak sampah pasar. Dengan demikian para pembeli akan merasa nyaman, dagangan ibu juga akan lancar,” begitulah salah satu dialog Rosa dengan seorang pedagang. Dalam wawancara langsung dengan Radio Suara Salatiga FM, Rosa menjelaskan peran serta masyarakat dan pemerintah yang sangat penting dalam menjaga kebersihan Salatiga.
Sri Winarni Ketua RW 9 Sarirejo
K
ompleks lokalisasi wanita tuna susila RW 9 ketika disapa para calon pemilih dari warga setempat. Sarirejo Kelurahan Sidorejolor baru-baru Ketua Panitia Sri Widodo untuk mensukseskan mengadakan pesta demokrasi secara langsung pelaksanaan ini dengan menggali dana swadaya masyarakat memilih Ketua Rukun Warga yang baru, mengingat ketua lama memperoleh Rp. 600.000,- Anggaran ini dipergunakan untuk sosialisasi selama 1 bulan dan pelaksanaan pencoblosan kartu sudah habis masa tugasnya 3 tahun (Slamet). Untuk memperlancar pelaksanajan tata tertib suara. Sebagai puncak acara mulai pukul 8.00 13.00 WIB para kemasyarakatan, maka RW 9 yang tediri 3 Rukun Tetangga di beri kesempatan mewakili tokohnya untuk pemilihan Ketua warga menggunakan haknya dengan sebaik-baiknya. Dari RW. Calon dari Rukun Tetangga I - Ny. Titik dari bagian kesra hasil perhitungan suara keluar sebagai pemenang Ny.Sri Winarni dari Ketua RT I sedangkan disusul Suwignyo serta Ny. RW; 2. Suwignyo Ketua RT 2; 3. Ny.Sri Winarni Keetua RT I. Pelaksanaan pemilihan RW 9 berlangsung di Balai Titik. Sebagai Ketua RW 9 baru nampak program kedepan Pertemuan setempat dengan sarana tempat pencoblosan satu melayani 300 kartu suara, dan calon Ketua RW sebanyak 3 cukup banyak seperti; penertiban Karoke semakin menjamur orang dengan penuh teganggang bahkan diselingi tawa hampir tiap rumah yang menampung WTS menyediakan
36
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Lintas Kota
KNPI Contoh John F. Kennedy
D
alam Rapat Kerja Daerah (rakerda) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda (KNPI) Kota Salatiga, John M. Manoppo menghimbau KNPI agar meniru John F. Kennedy. Rakerda yang berlangsung di Rumah Makan Elangsari (28/2) itu dihadiri oleh Walikota Salatiga, John M Manoppo, Ketua DPD KNPI Jawa Tengah, Hendy Hedrar Prihadi, para ketua organisasi masa, organisasi kepemudaan, para donatur, serta perwakilan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Kota Salatiga. Rapat yang berlangsung sehari penuh ini membahas kegiatan selama kepengurusan periode 2007-2010. Fahmi Selain itu, dibahas pula fungsi dan peran KNPI Kota Salatiga. Sebelum rapat pleno dilaksanakan, para pengurus diberi Rakorda DPD KNPI Kota Salatiga di RM. Elangsari pembekalan melalui up-grading. Materi anggaran dasar dan berkarya nyata dan membuat program yang kongrit. “Semasa anggaran rumah tangga (AD/ART) dibawakan oleh pengurus muda saya, sebagian besar waktu juga saya habiskan untuk KNPI Jawa Tengah. Sedangkan materi tema inti “Peran Pemuda berorganisasi,” ungkap John yang juga mantan Ketua KNPI dalam Mengawal Reformasi Birokrasi dan Pemberantasan Salatiga pada tahun 1980 ini. Korupsi” di sampaikan secara langsung oleh Walikota Salatiga “Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy John M. Manoppo, SH. mengungkapkan, 'Jangan tanyakan apa yang diberikan negara “Pada dasarnya pemuda itu mandiri, seperti halnya kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kamu telah berikan otonomi daerah,” kata Walikota dalam sambutannya. Namun, kepada negara.' Di sini sudah jelas dimana seorang pemuda sejauh mana mandiri itu diapresiaikan oleh pemuda bergantung memosisikan dirinya terhadap masyarakat dan bangsa,” tambah kepada pemuda itu sendiri. Pemuda harus diberi ruang untuk Walikota.
Rw. Baru Kelurahan Salatiga
S
atu keunikan lagi dalam pemilihan Ketua RW. Ketua RW terpilih di RW 7 Kelurahan Salatiga diarak keliling RW dengan drumblek oleh warganya. Arak-arakan ini adalah ekspresi dukungan warga pada Ketua RW-nya. Pemilihan Ketua RW 7 Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo ini berjalan demokratis. Pemilihan berlangsung di lingkungan RW setempat pada tanggal 24 Februari 2008. Selain 397 pemilih, turut hadir dalam acara tersebut adalah Lurah Salatiga, Suwarno, S.E. dan para wartawan. Terpilih sebagai Ketua dan Wakil Ketua RW yang baru adalah pasangan Suwarno-Sukamto. Suwarno adalah Ketua RW yang sebelumnya (incumbent). “Pemilihan Ketua RW kali
ini dilaksanakan sama persis dengan prosesi pemilihan umum,” kata M. Sidik, salah seorang pemilih. Hal ini untuk memberikan gambaran pada pemilihan gubernur Jawa Tengah yang akan datang. Bagi yang tua agar tidak lupa, sedangkan bagi pemilih pemula untuk pembelajaran. Panitianya disusun sama seperti pemilu, tata cara pemilihan juga sama, kampanye dengan gambar juga ada. “Dan yang terakhir, pemilih juga harus mencelupkan jari kelingkingnya ke dalam gelas berisi tinta,” tambahnya. Untuk memeriahkan dan mendorong agar warga mau memilih disediakan pula door prize berupa kipas angin, kaos, gelas, mie instan, handuk, dan hadiah hiburan lainnya. “Saya saja yang nitip kartu hadir mendapatkan handuk. Wah senang
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
37
Artikel
Menyingkap Tirai Feng Sui Oleh: Linda Kusuma Effendy, SE.,MM*)
S
aat menyimak infotainment, kita acapkali mendengar istilah feng sui. Sebenarnya apa dan bagaimanakah feng sui?
Feng sui adalah ilmu pengetahuan Cina kuno tentang lingkungan, yang mempelajari bagaimana lingkungan mempengaruhi kehidupan manusia, khususnya dalam hal keharmonisan dan kemakmuran. Secara harfiah, feng sui berarti angin dan air. Energi dibawa oleh angin dan disimpan dalam air. Ilmu metafisik Cina kuno ini memiliki dasar perhitungan yang logis dalam memetakan energi sebuah bangunan. Perhitungan feng sui didasarkan pada sistem tata surya (cosmic). Bumi yang merupakan salah satu planet matahari dipengaruhi oleh gaya gravitasi dari planet-planet lain yang juga mengitari matahari. Salah satu bukti bahwa sistem tata surya mempengaruhi energi bumi adalah air laut pasang lebih tinggi ketika terjadi bulan purnama. Karena benda-benda langit memiliki siklus yang terpola, maka dimungkinkan untuk mendiskripsikan energi yang dihasilkan secara periodik. Para arkeolog Cina menemukan beberapa bukti telah digunakannya simbol binatang di tempat-tempat tertentu,
38
kurang lebih 4000 tahun SM (sebelum masehi). Simbol-simbol tersebut disinyalir merupakan wujud penerapan prinsip feng sui. Beberapa ide fundamental feng sui yang muncul sebelum itu adalah prinsip lima elemen, yinyang, dan delapan trigram (Kaisar Fu Shi, 4500 SM). Pada tahun 2700 SM, mulai digunakan kompas (compass magnetic) oleh Kaisar Kuning (Yellow Emperor) untuk memformulakan feng sui. Sementara itu, ilmu feng sui yang sekarang ini paling populer adalah Feng Sui Bintang Terbang (Xuan Kong Fei Xin/ Flying Star Feng shui). Ilmu ini mulai dikembangkan pada akhir Dinasti Ching (1644-1911) yang tertuang dalam buku Master Sam's Xuan Kong (ditulis oleh Master Sam Chuk Yin). Prinsip flying star yang tertuang dalam buku Master Sam tersebut digunakan sampai sekarang dengan terus diadaptasikan seiring dengan perubahan jaman. Dewasa ini, feng sui telah semakin diterima di seluruh penjuru dunia. Hal ini karena adanya keterbukaan para master feng sui untuk berbagi ilmu dengan orang lain (di luar kerabatnya). Keterbukaan ini diwujudkan melalui pengajaran secara profesional dan penerjemahan buku feng sui ke berbagai bahasa. Selain itu, kemajuan teknologi komputer, informasi, dan komunikasi merupakan multiplier yang sangat signifikan dalam penyebarluasan ilmu feng sui ini. Bahkan, sekarang ini terdapat banyak software (piranti lunak) feng sui yang sangat membantu dalam menganalisis feng sui (dan ba zi) secara lebih efektif. Adanya software ini merupakan bukti nyata bahwa feng sui bukanlah sebuah agama, aliran kepercayaan, praktik mistik, ataupun sesuatu yang berada di luar batas pemikiran manusia. Hal ini sekaligus menepis adanya anggapan bahwa feng sui merupakan ilmu esklusif milik etnis tertentu. Feng sui memiliki banyak aliran, namun dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu feng sui bentuk (form feng shui) dan feng sui arah (compass feng shui). Feng sui bentuk berbicara tentang tata letak bangunan secara umum. Beberapa prinsip feng sui bentuk yang sangat populer adalah pintu rumah tidak boleh kena tusuk sate (meski ada perkecualian), ruang makan (lantai 1) tidak boleh berada di bawah kamar mandi/WC (lantai 2), tempat tidur di lantai atas tidak boleh berada di atas kompor di lantai bawahnya, dan lainlain Feng sui arah berbicara tentang distribusi energi di suatu bangunan/ruangan berdasarkan arah hadap (location) dan kapan bangunan tersebut lahir (timing). Penerapan feng sui arah pada sebuah bangunan ini digunakan untuk menetralisasi kelemahan ba zi (baca: pa' che') penghuninya. Oleh karena
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Artikel energi yang terdistribusi memiliki makna dan dampak yang berbeda-beda, analisis feng sui arah terkesan kompleks dan rumit. Kedua aliran feng sui ini sama pentingnya, karena saling melengkapi. Ibarat komputer, feng sui bentuk adalah hardwarenya, sementara ba zi dan feng sui kompas adalah software nya. Jadi, sebuah komputer akan beroperasi secara optimal, jika hardware-nya baik disertai dengan software yang sesuai (compatible). Feng sui sering dihubungkan dengan kualitas hidup manusia. Dalam filosofi Cina, ada tiga faktor utama yang berperan dalam menentukan kualitas hidup seseorang. Faktor ini juga sering disebut dengan keberuntungan. Faktor pertama, kedua, dan ketiga berturut-turut adalah langit, bumi, dan manusia. Faktor bumi dan manusia berada di bawah kendali manusia sepenuhnya. Faktor langit adalah sesuatu yang melekat dengan kelahiran seseorang yang sudah barang tentu tidak bisa diubah. Misalnya, orangtua, jenis kelamin, suku bangsa, dan lain-lain. Jika seseorang lahir dari keluarga yang sukses (kaya raya), tentu secara relatif kualitas hidupnya akan lebih baik dibandingkan dengan yang lahir dari keluarga yang hidupnya pas-pasan. Dalam metafisika Cina, faktor langit inilah yang dikenal dengan nama ba zi. Ba zi bermanfaat untuk mengenali potensi sekaligus kelemahan diri berdasarkan formasi energi yang terbentuk dan melekat pada individu ketika lahir. Peranan metafisika Cina yang lain (akupunktur, Chinese traditional medicine, feng sui) adalah untuk mengeliminasi/menetralisasi kelemahan yang dimiliki seseorang berdasarkan Ba Zi-nya. Faktor bumi adalah feng sui. Disadari atau tidak, disukai atau tidak, seseorang mendapat pengaruh dari energi lingkungan sekitarnya. Orang yang hidupnya susah, biasanya memiliki rumah yang kotor, pengap, bau, lembab, dan berantakan. Dalam ilmu kesehatan, seorang tidak dapat hidup sehat jika tidak mendapatkan asupan gisi yang baik. Analogi dari hal tersebut, kondisi rumah yang buruk menyebabkan penghuni tidak mendapat 'asupan' energi positif/sehat. Ketiadaan support (dukungan) dari energi rumah tersebut membuat penghuninya merasa tidak nyaman, diliputi kecemasan yang tidak terjelaskan sebabnya, tidak dapat beristirahat dengan baik, mudah marah, mudah sakit, atau tidak betah di rumah. Singkatnya, keharmonisan dan kemakmuran dalam keluarga tersebut akan terganggu. Rumah dengan tatanan energi yang baik, tidak harus mewah dan mahal. Jadi, tidak benar kalau ada yang mengatakan bahwa keadaan rumah yang buruk disebabkan oleh kondisi keuangan yang morat-marit. Faktor manusia meliputi perilaku (amal ibadah, kerja keras, keuletan, akhlak) dan pengetahuan (pendidikan, pengalaman, ketrampilan). Mau menerapkan feng sui atau tidak juga merupakan faktor manusia karena feng sui merupakan opsi (pilihan). Feng sui bekerja melalui deteksi energi lingkungan (bangunan, alam). Energi ini memang tidak bisa disentuh, dilihat, dirasakan, ataupun dicium. Energi dalam feng sui ini identik
dengan gelombang radio yang juga tidak terlihat, tercium, terasa, dan tersentuh. Meskipun demikian, keduanya diakui ada dari dampak yang ditimbulkannya. Sejauh ini sering diperdebatkan, apakah feng sui dapat menjadikan seseorang kaya raya? Jawaban singkatnya adalah tidak. Yang bisa dilakukan oleh feng sui adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Seberapa besar peningkatan tersebut, tidak seorang manusia pun yang bisa memastikan. Tetapi, dampak positif feng sui telah terbukti secara statistik, tidak secara matematis. Memang, setiap menjelang tahun baru imlek, di berbagai kesempatan, muncul isu prospek bisnis dan peruntungan di tahun yang akan datang. Banyak juga yang menanyakan peruntungan seseorang berdasarkan shio mereka masing-masing. Hal seperti ini sering membingungkan orang awam karena akan memunculkan pertanyaan apakah nasib milyaran orang di muka bumi ini hanya terbagi ke dalam 12 kelompok (shio). Perlu diketahui, setiap tahun memiliki karakteristik dan kekuatan energi masing-masing. Sehingga, sejalan dengan pergantian tahun, energi langit pun berubah. Perubahan energi ini berdampak pada dua faktor keberuntungan, yaitu langit (ba zi) dan bumi (feng sui). Berhubung manusia tidak bisa mengatur perjalanan waktu, maka perubahan energi tersebut merupakan bagian dari faktor langit. Seandainya energi tahunan kurang mendukung sekalipun, manusia masih memiliki dua faktor keberuntungan yang lain (bumi dan manusia). Selain itu, kebiasaan orang menanyakan peruntungan berdasarkan shio tahun kelahiran sebenarnya kurang relevan. Pasalnya, sebenarnya, seseorang memiliki empat shio (tidak hanya shio tahun). Dengan demikian, dampak tahun bagi peruntungan seseorang--apalagi di dasarkan pada shio tahun semata--akan semakin kecil relevansinya. Adanya peran yang besarnya tidak bisa ditetapkan secara matematis tersebut, menciptakan polarisasi sikap di kalangan masyarakat luas. Ada yang berpendapat bahwa kesuksesan hanya ditentukan oleh faktor manusia, yaitu dengan kerja keras, sekolah yang benar, dan ibadah yang kuat. Pendapat lain menyatakan, faktor bumi (feng sui rumah) memiliki peran mutlak dalam menunjang kesuksesan. Ada juga yang berpendapat bahwa kesuksesan adalah karena faktor langit, yaitu masalah hoki semata. Ada yang menggabungkan faktor langit (hoki) dengan faktor bumi (feng sui), faktor bumi dengan faktor manusia, dan faktor langit dengan faktor manusia. Terakhir, ada sekelompok orang yang mengombinasikan ketiganya (faktor langit, bumi, dan manusia). Polarisasi sikap merupakan wujud dari kemajemukan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Polarisasi sikap merupakan hal yang wajar terjadi di berbagai wacana sehingga perlu disikapi secara bijaksana. Sikap yang bijaksana diwujudkan dengan saling menghargai perbedaan pendapat tersebut, sehingga perdebatan dan perselisihan untuk mendapatkan pembenaran diri tidak perlu terjadi. Your future is in your own
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
39
Artikel
Peringatan Dini Saja Tak Cukup S
istem peringatan dini berteknologi tinggi saj atak cukup untuk membuat kita merasa aman dari bencana alam. Sistem in iperlu didukung oleh beberapa hal. Pertama, perlu adanya infrastruktur penyampaian informasi yang efektif dan efisien dari early warning center ke seluruh lapisan masyarakat. Kedua, perlu koordinasi yang baik antara institusi-institusi yang ada yang berwenang
Alat Peringatan Dini
menyampaikan informasi akan terjadinya bencana alam ke masyarakat. Ketiga, penyuluhan tentang arti pentingnya sistim peringatan dini dan pengetahuan tentang berbagai bencana alam. Keempat, perlu pengelolaan yang baik terhadap tata ruang sehingga dapat mencegah terjadinya korban apabila bencana muncul.(berbagai sumber/why)
· erdasarkan selang waktu tersebut dapat · dibedakan jenis-jenis peralatan peringatan dini yang diperlukan. Jenis tsunami · berdasarkan waktu terjadinya setelah gempa: a) Tsunami jarak dekat (lokal); terjadi 0-30 menit setelah gempa. Jarak pusat gempa ke lokasi ini sejauh 200 km. Besar kemungkinan bahwa daerah di sekitar gempa bumi merasakan atau bahkan merusak bangunan. Tanda-tanda sebelum terjadi tsunami adalah getaran kuat dan sering diikuti oleh pasang surut air laut. Tanda tanda ini diperbesar dengan sistem peralatan yang dilengkapi dengan alarm. Peralatan: Accelerograph Alat ini disebut juga strong motion seismograph, karena dipasang untuk merekam getaran kuat saja. Sedangkan getaran lemah yang tidak dirasakan oleh manusia, tidak direkam karena memang tidak diperlukan. Accelerograph dilengkapi dengan alarm dan sistem komunikasi untuk penyebaran berita, kontrol operasional dan perawatan jarak jauh. · Tide gauge Tide gauge adalah perangkat untuk mengukur c) perubahan permukaan laut. Perubahan permukaan laut bisa disebabkan oleh pasang naik dan surut permukaan laut harian (gaya tarik bulan dan matahari), angina, dan tsunami. Informasi yang dibutuhkan untuk peringatan dini adalah pasang surut seketika sebelum terjadinya tsunami untuk peringatan dini di lokasi tersebut. Selanjutnya, pasang naik akibat tsunami adalah informasi peringatan dini untuk lokasi yang lebih jauh. Accelerograph dan tide gauge dipasang pada tempat yang sama dalam sebuah shelter di pantai
B
40
yang dilengkapi dengan sistem komunikasi dan sistem alarm. Peringatan pertama untuk kewaspadaan datang dari accelerograph apabila mencatat getaran kuat. Peringatan kedua datang dari tide gauge setelah mencatat perubahan mendadak muka laut. Dua peringatan tersebut disampaikan kepada: Masyarakat setempat berupa alarm Aparat setempat yang bertugas untuk koordinasi evakuasi BMG pusat untuk sistem monitoring dan informasi darurat agar disebarkan ke lokasi lain. Komunikasi data hanya diperlukan apabila ada gempa kuat atau gelombang pasang yang ekstrim, sedangkan secara rutin BMG Pusat akan mengamati dari Jakarta untuk mengetahui status operasionalnya. b) Tsunami jarak menengah; terjadi 30 menit-2 jam setelah gempa. Jarak pusat gempa ke lokasi ini sejauh 200 km sampai 1000 km. Ada kemungkinan bahwa daerah di sekitar jarak ini merasakan juga gempa dengan intensitas II sampai V MMI (Modified Mercalli Intensity). Tanda-tanda sebelum terjadi tsunami adalah getaran kuat dan sering diikuti oleh pasang surut air laut. Sistem peralatan daerah ini juga sama dengan daerah di atas, namun sistem peralatan mungkin lebih banyak berperan karena getaran tidak terlalu keras. Tandatanda ini juga diperbesar dengan sistem peralatan yang dilengkapi dengan alarm. Tsunami jarak jauh; terjadi lebih dari 2 jam setelah gempa. Jarak lokasi daerah ini dari pusat gempa lebih dari 1000 km, karena itu kecil kemungkinan daerah ini merasakan gempa. Namun masih mungkin terjadi pasang surut sebelum gelombang tsunami datang. Sistem peralatan daerah ini tidak perlu dilengkapi dengan accelerograph, kecuali daerah ini juga termasuk daerah rawan tsunami jarak dekat. Peralatan yang diperlukan untuk daerah ini adalah tremors yang sudah dipasang di Stasiun Geofisika Tretes.(berbagai sumber/why)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Artikel
S
ejak berbagai bencana alam melanda negeri kita, istilah sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) menjadi populer dibicarakan. Pada intinya, sistem peringatan dini sebisa mungkin dimanfaatkan untuk mencegah suatu hal buruk yang akan terjadi dengan memberikan peringatan sedini mungkin kepada yang bersangkutan agar bisa menghindari atau meminimalkan akibat yang ditimbulkan hal buruk tersebut. Sesuai namanya, sistem peringatan dini akan memberikan peringatan yang dipicu oleh suatu masukan berdasarkan aturan tertentu. Pada implementasinya, peringatan yang dikirimkan dapat berupa e-mail, SMS, atau pesan biasa saja (message box) jika sistemnya berbasis komputer. Tidak menutup kemungkinan, juga dapat berupa sinyal yang akan dikirimkan ke perangkat lainnya, misalnya alarm pada kendaraan atau rumah.
EWS di Indonesia L
antas, bagaimana system peringatan dini di Indonesia? Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS) berteknologi tinggi telah mulai dibangun di Indonesia. Dua buah pelampung (buoy) sistem DART (Deep-Ocean Assesment and Reporting of Tsunamis) telah dipasang di perairan barat Pantai Bengkulu dan barat laut Pulau Siberut pada akhir November 2005. Selain itu, sekitar 10 buah DART akan dipasang dalam 3 tahun ke depan di sepanjang pantai Banda Aceh, selatan pulau Jawa hingga perairan Nusa Tenggara Timur yang dipadukan dengan seismografi milik BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) dan tidal gauge yang dipasang di sepanjang pantai di Indonesia. Sedangkan sebuah pusat peringatan dini (early warning center) akan di bangun di Jakarta. Apakah dengan telah dibangunnya Sistem Peringatan Dini Tsunami berteknologi tinggi ini nantinya bisa cukup efektif untuk mengurangi jumlah korban bencana tsunami? Tentunya tidak sesederhana itu, sebab TEWS berteknologi tinggi ini tidak akan bisa bekerja secara efektif saat terjadinya tsunami jika tidak didukung oleh beberapa aspek penting lainnya. Aspek penting ini adalah infrastruktur sistim komunikasi yang memadai, koordinasi yang baik antarinstitusi pemerintah yang berwenang, penyuluhan tentang arti pentingnya sistim peringatan dini tsunami, dan evakuasi saat bencana tsunami terjadi baik kepada masyarakat umum maupun kepada pejabat pemerintah atau institusi yang berwenang dalam pengambilan keputusan. Supaya TEWS berteknologi tinggi dengan biaya yang sangat mahal ini bisa berjalan dengan baik dan berdaya guna, maka aspek pertama yang perlu diperhatikan adalah segera membangun fasilitas
Mengenal EWS Sistem peringatan dini dapat diterapkan di berbagai bidang, seperti bidang pendidikan, bidang usaha, bidang keamanan komputer, dan bidang meteorology dan geofisika. Di bidang yang terakhir ini, sistem peringatan dini sangat bermanfaat untuk mengantisipasi bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, tornado, gempa bumi, dan tsunami.(berbagai sumber/why)
infrastruktur peringatan dini tsunami ditempat yang rawan tsunami, yakni di berbagai pantai di Indonesia yang meliputi pelampung (buoy) sistem DART yang dilengkapi dengan tidal gauge dan dipadukan dengan seismograf yang dihubungkan pusat peringatan dini di Jakarta. Kedua, perlu adanya infrastruktur penyampaian informasi yang efektif dan efisien dari early warning center ke seluruh lapisan masyarakat. Early warning center yang ada di Jakarta ini bisa menerima informasi akan terjadinya tsunami baik dari Indian Ocean Early Warning System, Pacific Ocean Tsunami Early Warning System, Japan Meteorological Agency (JMA) Early Warning ataupun yang lainnya. Setelah sinyal indikasi akan terjadinya tsunami ini diterima, segera didistribusikan ke seluruh institusi yang berwenang seperti Satuan Koordinasi Pelaksanaan (Satkorlak), pemerintah daerah, kepolisian, radio, dan televisi, atau media lainnya untuk segera diteruskan ke seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal dan sedang beraktifitas di sekitar pantai informasi ini bisa diterimanya melalui raungan sirine. Dalam hal ini BMG mengirimkan data dengan teknologi GSM dan satelit yang berupa sinyal ke sirine yang akan meraung keras memperingatkan warga di sekitar wilayah pantai. Raungan sirine ini bisa mencapai jarak 5 km. Ketiga, perlu koordinasi yang baik antara institusi-institusi yang ada yang berwenang menyampaikan informasi akan terjadinya bencana tsunami ke masyarakat. Keempat, aspek yang sangat penting adalah penyuluhan tentang arti pentingnya sistim peringatan dini tsunami, pengetahuan tentang tsunami dan bagaimana tsunami bisa terjadi, bagaimana cara menyelamatkan diri jika tsunami terjadi, dan lain sebagainya, baik kepada masyarakat umum maupun kepada pejabat pemerintah atau institusi yang berwenang dalam pengambilan keputusan. Informasi penting tentang peringatan dini terjadinya tsunami menjadi tidak bermanfaat jika institusi atau pejabat yang berwenang kurang memahami arti pentingnya informasi tersebut sehingga informasi tersebut tidak sampai ke masyarakat.(berbagai sumber/why)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
41
Tips
Mengatasi Uban R
ambut putih alias uban merupakan gejala adanya gangguan sintesa protein yang seringkali dihubungkan dengan bertambahnya usia maupun faktor keturunan, Namun, ada juga faktor lain yang mempercepat tumbuhnya uban, seperti polusi, kekurangan gizi, kelelahan saraf mata, efek bahan kimia dari penggunaan sampo, dan cat/minyak rambut. Stres dan sakit keras juga dapat menjadi penyebab ubanan. Sudah barang tentu, kedatangan si kilau perak ini tak diharapkan. Untuk mencegah dan mengatasinya, siapa tahu, tips berikut ini ada yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan rambut anda. · Usapkan campuran minyak kelapa dan air jeruk pada rambut dan biarkan selama 15 menit, lalu bilas. Betty Image · Ambil secangkir teh yang pekat dan tambahkan satu sendok makan garam. Setelah dingin, tuangkan rata ke rambut dan pijat-pijat kulit kepala. Biarkan selama satu jam, lalu bilas dengan air dingin tanpa sampo. dingin, setelah bersih, dapat dijus dengan campuran · Biji pepaya yang telah matang disangrai sampai kering kemudian dihaluskan hingga menjadi bubuk. madu lalu diminum. Tambahkan 1 sendok makan minyak kelapa lalu aduk · Olah raga bisa memperlancar peredaran darah di sampai rata dan dioleskan pada rambut hingga kulit kepala sehingga pertumbuhan rambut bisa merata. Bungkus rambut dengan handuk, biarkan selama 1-2 jam, setelah itu bersihkan. Lakukan 1 kali lebih sehat, dan hadirnya uban yang terlalu dini bisa seminggu. dicegah. · Larutkan satu sendok teh garam dapur dalam air · Memberi nutrisi yang cukup pada rambut. Vitamin A membantu menjaga kesehatan kulit kepala dan kelapa hijau segar. Setelah keramas, usapkan larutan membuat rambut lebih bersinar. Vitamin A banyak tersebut pada kulit kepala dan helai rambut secara terdapat dalam sayuran hijau dan buah-buahan merata. Pijat kulit kepala dengan lembut, diamkan berwarna merah dan kuning. Vitamin B berperan selama 5 menit, bilas rambut hingga bersih, lakukan dalam melancarkan produksi minyak untuk menjaga kelembaban dan kesehatan rambut. Vitamin B setidaknya 2 kali seminggu . banyak terdapat dalam sayuran hijau daun, sereal, · Ambil daun rambutan secukupnya dan tumbuk hati, yogurt, dan pisang. Mineral yang esensial bagi hingga halus. Kemudian, tambahkan sedikit air dan rambut adalah zinc, zat besi, dan copper. Mineral ini banyak terdapat pada daging, ayam, sayuran, telur, aduk hingga rata. Lalu, peraslah airnya dan disaring. biji-bijian, dan makanan laut, Protein, terutama Air ini digunakan untuk membasahi rambut. Agar nabati, amat penting untuk menjaga tekstur rambut hasilnya maksimal, lakukan tips ini setiap hari hingga dan membuatnya tetap bersinar. Banyak terdapat dalam biji-bijian, terutama kedelai. rambut terlihat lebih hitam. · Lidah buaya dikupas kulitnya, isinya dicuci dengan air Selamat mencoba!(ind) *berbagai sumber
42
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Potensi
Tahu Halus Tanpa Formalin Dwi
Istiyanto bersama produk tahu halusnya
T
ahu adalah salah satu makanan yang tak asing bagi kita. Selain sebagai lauk, tahu juga sering kita jumpai sebagai kudapan. Salah satu produsen tahu di Kota Salatiga adalah Tahu “TM”. Pabrik tahu milik Istianto ini mulai beroperasi pada tahun 1999. Dengan Rp 25 juta sebagai modal awal, Pak Is, begitulah ia biasa disapa, memulai usaha produksi tahunya. Dari Rp 25 juta itu, Rp 15 juta dia gunakan untuk membuat pabrik tahu kecilkecilan. Sisanya, dia gunakan untuk membeli bahan baku dan peralatan yang diperlukan untuk proses pembuatan tahu putih. Semula, usaha ini ia jalankan bersama Tumijan, ayahnya. “Saya mendirikan pabrik tahu di Kadipurwo, Senjoyo Bener, Kecamatan Tengaran,” ungkapnya pada wartawan HB. Ditambahkannya, ini karena limbah tahu sangat mengganggu masyarakat, Memang, pabrik tahu ini letaknya tidak di sekitar tempat tinggal Pak Is yang berada di Rekesan, Nanggulan, Salatiga. “Setelah jadi, barulah tahu-tahu itu dibawa ke rumah saya untuk dikemas,” lanjutnya sambil membungkus tahu. Selain untuk mengemas tahu, kediamannya juga digunakan untuk mengolah tahu menjadi beberapa produk turunannya. Beberapa produk itu adalah rolade tahu, tahu bakso, tahu asin, dan tahu isi telur. Dari berbagai produk tahu itu, produk unggulan Tahu “TM” adalah tahu kupas atau tahu halus. Bedanya dengan tahu yang lain adalah kedelai dikupas terlebih dahulu sebelum masuk proses pembuatan tahu. Selain itu, penampilan tahu juga lebih bagus, rasanya lebih enak, dan teksturnya lebih halus.
Dalam menjalankan usahanya Pak Is dibantu empat orang karyawan dari luar yang bekerja di pabrik dan ibu serta istrinya yang bekerja di rumah. Karyawan bekerja sejak pukul 04.00 WIB sampai selesai. “Tak jarang, kami bekerja sampai malam,” ujarnya. Setelah semua pekerjaan selesai, pagi harinya, Pak Is memasarkan tahunya di Pasar Pagi, Salatiga, sampai pukul 09.00 WIB. Selain itu, Tahu “TM” juga melayani pesan-antar untuk pemesanan minimal seharga Rp 20 ribu. Pelanggannya cukup banyak, di antaranya adalah Rumah Makan Minang Kencana, Rumah Makan Prasmanan, dan Rumah Makan Mulya. Sebagai pengguna kedelai, Tahu “TM” yang memiliki nomor ijin usaha PIRT No. 2153322100081 ini tak terhindar dari dampak kenaikan harga kedelai. Produksinya pun mengalami penurunan. Jika sebelumnya, Pak Is mampu memproses sekitar 1,5-2 kuintal kedelai untuk dibuat menjadi tahu dalam satu hari, akiabt kenaikan harga kedelai, Pak Is hanya mampu memproses 80 kilogram sampai satu kuintal kedelai per hari. Meskipun demikian, harga tahu Tahu “TM” masih tetap terjangkau. Dengan uang Rp 600, kita sudah mendapat satu biji tahu halus atau tahu kupas. Tahu asin takoa ukuran kecil, sedang, dan besar, masing-masing dijual seharga Rp 300, Rp 350, dan Rp 400 per biji. Sementara itu, rolade tahu dijual dengan Rp 2.500 per biji, tahu bakso Rp 3.500 per bungkus yang berisi 10 biji. Semua produk ini sudah dibumbui sehingga siap digoreng. Selain itu, jangan khawatir, Pak Is menjamin bahwa produknya tidak menggunakan formalin. Keuntungan kotor dari produksi ini berkisar 500800 ribu rupiah per harinya. Jumlah ini digunakan untuk membayar honor empat karyawannya yang bekerja di pabrik, sebesar Rp 50 ribu per hari. Selain itu, keuntungan kotor tersebut juga digunakan untuk membeli bahan baku serta pengeluaran lain yang tidak terduga. Setelah berbagai pengeluaran itu, keuntungan bersih yang didapat Pak Is setiap harinya sekitar Rp 100 ribu. Demi kesetiaan konsumennya, pria satu anak ini senantiasa menjaga mutu dan kualitas hasil produksinya. Bagi
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
43
Legenda
Kalimangkak Yang
Anti Gong Koestono
Alat Musik “Gong”
A
nda pasti pernah melewati Jalan Kalimangkak. Sekarang ini, Jalan Kalimangkak memang sudah cukup ramai. Suara mesin kendaraan bermotor juga sudah menjadikan jalan tersebut bising. Namun, siapa mengira, pada jaman dulu, Jalan Kalimangkak adalah jalan yang sepi dan dikenal angker. Jalan sepanjang 400 meter di Kelurahan Sidorejo ini, dulunya, hanyalah jalan kecil dengan tatanan batu berjajar tiga. Sudah sempit, jelek, penuh batu, angker pula. Di malam hari, keadaan yang sepi itu semakin mencekam karena tidak ada penerangan jalan. Suasana ini diperparah dengan adanya petilasan makam mbah Mangkak yang dianggap sebagai tokoh sakti dan menjadi nama jalan tersebut. Wajar, kalau banyak orang yang tidak berani melalui jalan ini sendirian di malam hari. Pasalnya, mereka khawatir akan menjumpai berbagai kejadian aneh yang sulit diterima akal sehat. Warga di wilayah ini memiliki kepercayaan yang unik. Menurut mereka, setiap warga yang memiliki hajatan tidak diperkenankan menampilkan hiburan wayang kulit, reog, atau karawitan. Larangan yang tak tertulis ini, sudah barang tentu, dipatuhi oleh warga. Percaya atau tidak, menurut Haji Faizal Karwanes, warga setempat, larangan ini sudah terbukti. Salah satunya adalah ketika ada warga yang nekat menampilkan hiburan wayang kulit saat pesta pernikahan anaknya. Tanpa dinyana, ”Pengantin yang bersangkutan hilang,” kata Karwan ketika ditemui wartawan Hati Beriman. Ketika diketemukan, si pengantin pulang tinggal nama. Kepercayaan ini tak lepas dari adanya petilasan
44
makam mbah Mangkak yang, menurut cerita, berkulit mangkak (kusam). ”Di sinilah makam mbah Mangkak,” ungkap Faizal sambil menunjuk sebuah makam di bawah pohon Wuni. Di sekitarnya ada sumber air berukuran 1,5 meter kali 1 meter dengan kedalaman 1 meter. Lokasi makam dan sumber air berdekatan dengan Hotel Kalimangkak. Sumber air ini dimanfaatkan warga setempat karena airnya jernih dan tidak pernah kering dalam situasi apapun. ”Saya juga pernah mengalami kejadian yang membingungkan di sekitar jalan ini,” ungkapnya. Pada tahun 1979, Karwan naik sepeda motor dari arah Jalan Imam Bonjol menuju rumahnya melalui Jalan Kalimangkak. Di tengah Jalan Kalimangkak, tepatnya di dekat makam mbah Mangkak, mesin kendaraannya tiba-tiba mati sendiri. Otomatis, dia pun menjadi bingung. ”Saya berusaha tenang sehingga akhirnya tahu bahwa saya harus memutar arah ke selatan dengan menuntun kendaraan agak jauh dari lokasi makam,” jelasnya. Ternyata, sepeda motor bisa dihidupkan lagi. Karwan pun memutar lewat Kauman menuju jalan Diponegoro dan masuk jalan Kalimangkank lagi tanpa melewati makam. Masyarakat sekitar jalan yang masuk Kampung Sinoman Tempel itu sampai sekarang tidak berani melanggar larangan tersebut. Bahkan, semakin hari, rasa kekeluargaan mereka semakin meningkat dengan mengadakan pengajian sambil beranjangsana. Pengajian ini biasanya diadakan oleh ibu-ibu Basis setiap malam Jumat, sebulan sekali, di rumah salah satu warga secara bergantian. Acara pengajian seperti ini jugalah yang kerap diadakan setiap ada warga yang memiliki hajatan. Sementara itu, petilasan makam mbah Mangkak yang berupa dua batu itu, saat ini menjadi tempat ziarah bagi banyak orang. Setiap malam Jumat, ada saja orang yang pergi ke petilasan itu dengan berbagai keperluan. Bahkan, ada pula yang meminta rejeki. Adanya pengaspalan jalan pada tahun 1981 telah mengubah suasana jalan tersebut. Jalan Kalimangkak menjadi lebih lebar dan dapat dilalui mobil. Malam hari pun tak segelap dulu karena sudah ada penerangan jalan. Jalan yang sepi itu, kini ramai.*
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Karikatur Pengobatannya Gratis kan pak ? I ya . . .
Saya minta surat keterangan dari dokter ya pak? Baik
Semuanya 15 ribu
Katanya tadi gratis pak ...
Periksanya Gratis ... Suratnya gak gratis ...
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
45
KUPON TTS HB 35 Rilek’s Teka Teki Silang HB 35 Total Hadiah Rp. 300.000,untuk 6 orang pemenang @Rp. 50.000,MENDATAR : 1. Jual Beli, 3. Ahli Pidato, 8. Dewi cinta, 9, Tim Penyelamat, 11. Mahkamah Agung, 12. Susu Eksklusif, 13. Tempat hidup suatu mahluk, 14. Tanda Nomor Kendaraan DIY, 15. Besar, 18. Negara Adi Kuasa, 20. Kata tunjuk, 23. Ketua DPRD Kota Salatiga, 27. Mencontoh, 28. Salah satu bahan Bom Atom, 29. Nasyiatul Aisyiyah (Singk), 30.Akademi Pemerintahan, 33. Lampu, 34. Bebas, 36. Nasehat, 37. Lokasi, 40. Pikiran, 41. Rancangan Undang Undang(Singk). 42. Sisa pembakaran yang dibuang ke udara. MENURUN : 1. Hak Azasi Manusia, 2. Stasiun Kereta Api di Jakarta, 3. Orkes Melayu, 4. Raja Dangdut, 5. Salah satu kegiatan Ibu-Ibu PKK, 6. Suku, 7. Rapat Anggota Tahunan 8. Tanda bukti hak, 10. Gelanggang Tinju, 16. Maskapai Penerbangan Indonesia, 17. Organisasi Islam, 18. Tumbuhan penghijauan, 19. Rasanya dingin, 21. Sejenis ikan buas, 22. Simpanan Pembangunan Pedesaan, 23. Tumbuhan, 24. Indeks Prestasi, 25. Cahaya, 26. Diulang : Pemotong padi, 27. Majikan, 31. Minuman beralkohol, 32. Yang mengambil sari makanan pada tumbuhan, 35.Zaman, 36. Sarjana Ekonomi, 38. Gelar bangsawan Jawa, 39.Huruf kembar
2
1
7
4
5
6
8
9
19
10
12
11 13 14 18
19
15
16
17
20 21 22
23
24
23
26
25
27
28 29
30 31
34
32
33
35
36
37 41
40
KETENTUAN MENEBAK : 1. Jawaban ditulis di Kartu Pos atau lembar tersendiri dengan mencantumkan Kupon TTS HB 35 (bisa foto kopi) kirim ke Redaksi Majalah Hati Beriman, tulis nama dan alamat lengkap. 2. Jawaban diterima Redaksi paling lambat tanggal 25 April 2008 3. Pemenang akan diumumkan pada Majalah Hati Beriman, Vol. 2. No. 1, April 2008 4. Akan diundi 6 (enam) orang pemenang masing-masing Rp. 50.000,00 dari sponsor. 5. Pemenang dapat mengambil hadiah di Kantor Redaksi Majalah Hati Beriman dengan menyertakan foto copy identitas diri.
PD. BPR
3
38
39
42
PEMENANG TTS HB 34 1.W. Sumarno, Jl. Sokasari No. 04 Sidorejo-Lor 2. Puput, 3. Mariyanti,
Salatiga RT. 5/I Cabean Salatiga RT. 02/13 Tingkir Salatiga
4. Haydar Adhiguna Santosa, Kls. III SD Negeri Sidorejo Lor 02 Salatiga 5. Meli Rosnia, SMP Muhammadiyah, Jl. 6. Sri Widiani,
Cempaka 5-7 Salatiga Jl Perumdis Cabean RT. 03/14 Mangunsari Salatiga 50721
Bank Perkreditan Rakyat
KOTA SALATIGA
Mitra Usaha Sejati Jl. Buksuling Salatiga Telp. (0298) 323001
KANTOR CABANG SALATIGA JL. PEMUDA NO. 1 SALATIGA TELP. (0298) 324750, 324751 FAX (0298) 324751 TELEX 22800 BPD SLG IA
Walikota Salatiga John M. Manoppo, SH saat menyampaikan materi pada acara Up Grading dan Rapat Kerja Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kota Salatiga dengan tema “Peran Pemuda Dalam Mengawal Reformasi Birokrasi dan Pemberantasan Korupsi” yang dilanjutkan dengan dialog interaktif.
Lensa
Selamat dan Sukses Atas Dilantiknya
Hj. Dra. SRI SEJATI KUSUMANINGSIH, MM.
Sebagai SEKRETARIS DAERAH KOTA SALATIGA IKLAN LAYANAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA INI DISAMPAIKAN OLEH REDAKSI MAJALAH
HATIBERIMAN
Majalah Berita Warga Kota Salatiga
9 771978 579805