Seminar Nasional Peternakan dan I eteriner 1998
HASIL-HASIL PENELITIAN BALM PENELITIAN TERNAK 1993 - 1998 T. D. SOGDJANA
dan
SIJT`RI1'ATI
E3alai 1'melilian 7'ernrtk, P.O . Box 221, Iiogor 16002
RINGKASAN Hasil penelitian terpilili Balai Penelitian Tcrnak sclama i talutn terakhir disampaikan dalain makalah ini . Hasil penelitian dikategorikan berdasarkan komoditas sapi, kcrbau, sapi perall, domba, kambing, ayain burns, ayam ras, itik, hijauan pakan clan hasil ternak . PENDAHULUAN Penelitian di Balai Penelitian Ternak dibagi berdasarkan komoditas, yaitu Ruminansia Besar, Ruminansia Kecil, Unggas clan Ancka Tcrnak serta Lintas komoditas (Hijauan pakan, Pasca Pancn clan Teknologi Pakan) . HASIL-HASIL PENELITIAN RUMINANSIA BESAR
Sapi potong Di Indonesia, sapi potong menlpakan stimber pcngliasil daging kcdua terbanyak setelall unggas, clan konstribusi terbanyak berasal dari sapi Bali clan sapi Pcranakan Onggole (PO) yang menlpakan dua bangsa sapi potong lokal Indonesia, di samping sapi Madura . Sapi Bali telah terscbar secara luas di Indonesia, sementara NTT inerupakan sumber utama sapi potong di Indonesia . Sapi ini mempunyai fertilitas yang cukup tinggi (80" ) . Masalah yang sering timbul di NTT adalah Nvaktu bcranak yang biasanya te~jadi pada awal musim kering (Mci Juli), sedangkan NTT mcmpunyai musim kering yang panjang (8-9 bulan/taltun) . Pada musim kemarau produksi hijauan sangat kurang sehingga sering terjach kematian anak (5tl"/). Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan pengaturan perkawinan agar ternak beranak pacla saat tnulai tersedia pakan cukup banyak . Kurangnya kctcrsediaan pakan pacla musim kering menpakan kendala utama produksi sapi potong di NTT . Hal terscbut berlmbungan dcngan rendalinya procluktivitas Icrnak yang ditandai dcngan berat lahir rendall (12 kg) . pcrtumbuhan lambat (200 g/liari) clan angka ketnatian anak tinggi (20-50'Y,,) . 1. Suhlementuci pakan
Suplementasi mineral blok, clam, leguminosa polton alau putak pada sapi Bali di NTT dapat meningkatkan kinerja sapi tersebta . Berat lahir meningkat dari 12 kg menjadi 13 kg clan tingkat ketnatian anak dapat dilekan hingga menjacli sekitar 9'Y.,. Berat lahir sapi Bali cli NTT inasili lebili rendah dcngan berat lahir sapi Bali di Bali (12 vs 17 kg), demikian juga berat pacla umur 12 bulan (89 vs 124 kg) . Hal ini menuniukkan adanya pcnuntnan nuttu genclik ternak . Tcrnak akan menyesuaikan diri dcngan lingkttngan agar dapat hiclup, tumbuli clan berkembang biak, clalam hal ini ukuran lubuli ternak menjadi kecil schingga pakan yang dibululikan Iebih sedikit . 86
SeminarNasional Peternakan dam Lieteriner 1993
Untuk mengatasi lial tersebut di atas langkah yang hanis ditempuli adalah mengusahakan agar persediaan pakan cukup sepanjang talrun dcngan mengintroduksikan jenis tanaman pakan temak yang tahan kering serta diikuti manajemen penggembalaan yang baik agar tidak mcnisak lingkungan. Pengawetan pakan ternak (pengcringan atau silase) mempakan cara mcmanfaatkan pakan ternak yang berlebilian di musim hu.jan. 2. Pemanfaatan linrhah pertanianlperkehunan Limbah hasil perkebunan seperti kulit kakao clan kulit pisang sangat potensial sebagai pakan ternak . Areal tanaman kakao clan pisang sangat luas di Indonesia . Kulit buali kakao dapat dibcrikan pada sapi sebanyak 2 kg/liari yang mcngakibatkan peningkatan pertumbulian 0,4 kg/liari lebili tinggi dari kontrol (0,2 kg/hari). Sctiap 1 ton buah kakao dapat menghasilkan 750 kg kulit kakao _yang dapat dipakai sebagai pakan suplcmen untuk seekor sapi selama l taluin . Kulit buah pisang dapat dibcrikan hingga 36% . dari total ransum . Pcmbcrian di atas 36 'yo mcngakibatkan tingginya kadar ransum dan rcndalinya kadar scrat kasar (Icbih rcnclah dari batas toleransi minimal 13%o) . Percobaan lain dcngan pembcrian jeranu padi clan konsentrat menunjukkan balma sapi PO tumbuli dengan keccpatan 0,902 kg/hari. Pcmbcrian daun Glirisidia 4 kg/ckor/hari pacla sapi PO yang dibcri nimput lapangan mcngakibatkan pertumbulmn 0,4 kg/hari . Scmcntara itu penambalian lamtoro pada nmput lapang (40 : 60(Yo) dapat mcningkatkan pert umbnhan hingga 0,6 kg/hari . Pemberian lamtoro di atas 60% mcngakibatkan pcmtnman ha.ju pertumbulian . Ampas sagu juga dapat dibcrikan pada sapi hingga 30% dari total konsumsi. 3. Pemanfaatan nrikroha rumen Untuk mcningkatkan efisiensi penggiuman pakan yang bcrmutu rendah scpcrti jerami padi dapat dilakukan dengan proses ensilase clan inokulasi cairan rumen . Hasil penclitian mcnmn jukkan baliwa sapi PO yang diberi silase jerami padi yang diinokulasi cairan rumen tumbuh dcngan keccpatan yang liampir sama dcngan yang mendapat nmput Gajah (0,5G9 vs 0,603 kg/hari) . Teknologi ini dapat mengatasi kekurangan pakan di musim kemarau dcngan mcmanfa~rikan jerami padi . ;l. Enrhrio transfer Aplikasi teknologi embrio transfer akan mempercepat peningkatan populasi clan produksi ternak serta perbaikan nuitu genetis. Pcnclitian embrio pacla sapi tclah dapat dilakukan dcngan baik. Pemakaian FSH (36 mg) untuk supcrovuIasi memberikan respon Icbili baik dari pcnggunaan 2500 IU PMSG. Raman jumlah embrio tcrkolcksi pacla sapi yang dibcri perlakuan clcngan 36 mg FSH adalah 8,3 scdangkan pada ternak _yang dibcri PMSG hanya 0.5 . Pcnggunaan PMSG hanis diikuti dengan pembcrian 1500 IU HCG . Kerbau Program penclitian kerbau secara bertaliap diaralikan untuk mcnentukan karakteristik kerbau lumpur Indonesia secara regional karcna tcrbcntuknya kerbau-kerbau yang spcsifik scpcrti kerbau Kalang, Tmlja, Moa, Binanga . Permasalahan peningkatan produktivitas kerbau pcrlu cliantisipasi secara nasional . 87
Serninor Nasional Peternakan dan leteriner 1998
1. Produktivitas kerhau Kalang
Kerbau Rawa menupakan jenis kerbau yang paling banyak tcrdapat di Indonesia . Masalah utarna yang diluadapi pada ternak kerbau adalah rendalinya reproduktivitas . Pada kcrbau, pakan sangat berpenganih terhadap proses reproduksi (berahi, ovulasi, dan konsepsi) . Dililiat dari Icvcl progesteron darah, kerbau yang diberi pakan rendalu mengakibatkan pertumbuhannya lianya 0,25 kg/hari, setengalunya (50%) tidak mcnunjukkan adanya aktivitas ovari . Scmentara itu yang diberi pakan tinggi (tumbuh 0,55 kg/hari) senmanya (100%r) mcnunjukkan aktivitas ovari. Hasil penelitian pada kerbau Kalang di Kalimantan mcnunjukkan persentase kelahiran yang sangat rendah (23-32%) dan kematian anak yang cukup tinggi (19-21%). 2. Pcnggunaan hormon untukpeningkatan efisiensi reproduksi
Pemberian HCG dengan dosis 500 IU disuntikkan intra muskulcr 24-48 jam setclah penyuntikan ke-2, estrunat Inseminasi Buatan (1B) dilakukan 48 clan 72 jam setclah pembcrian estrumat dengan menggimakan semen bcku kerbau sungai . Penyuntikan estrumat 2 x dengan jarak penyuntikan I 1 hari sangat efcktif menyerempakkan berahi . Persentaase kerbau yang mentuijukkan gejala berahi adalah masing-masing 67,66 dan 85,3%r untuk berturut-turut 48 dar 72 jam setelah pembcrian eslnimat . Kondisi kerbau sangat mempengandu efcktivitas pcnggunaan estrumat di mana 92,5% dari total kerbau dengan kondisi baik mcnunjukkan gejala berahi dan hanya 57,1% pada kerbau dengan kondisi tidak baik . Pemberian HCG dapat meningkatkan persentase kerbau yang berahi . Persentase berahi meningkat dari 83,3%, mcnjadi 100"/,r pada kerbau dengan kondisi baik dan dari 50,0% mcnjadi 66,6%, unluk kondisi kerbau fdak baik 3. Fertilisasi in vitro pada kerhau
Klasirkasi oocvte berpenganih pada pembentukan blastocyst . Persentasc rata-rata bloslocvst dari oocvte klas A dan B masing-masing 52,61% dan 29,02%r . Fertlisasi in vio-o vang dilakukan dengan menggimakan tiga macam serum (CS, EBS, clan NBCS) sebagai pcrlakuan Icrnyata tidak ; dan 29.76'Y,r. Scmentara itu, pada berbeda pada oocvte klas B, yaitu masing-masing 27,29'Y(r ; 30'Y4) oocvte klas A . pcnggunaan serum EBS dan NBCS fdak mcnunjukkan pcrbcdaan pada pembentukan blostocvst masing-masing 52,78%r dan 57,55%r tempi berbeda dengan scrum CS (47,5%) . 4. Pemhuatan petu defisiensi mineral khusus zona sapi dan kerhau
tli
Pulau Sumateru
Pola defisiensi mineral di 4 propinsi di pulau Sumatcra yaitu propinsi Lampung . Sumatcra Selatan, Bengkifu, dan Sumatcra Barat telah dilakukan dengan mcnganafsa kandungan mineral hijauan makanan ternak tcrnyata mirip yaitu rcman akan dcfusicnsi Ca . P, Na. S. Cu. clan Zn. Demikian pula di Propinsi DT Aceh. Sumatcra Utara, Jambi. dan Rian mcnunjukkan baliwa terdapat defisiensi Ca, P, Mg (khusus Jambi), S, Na, Cu, Zn clan Se. Dianjurkan untuk mengikulsertakan pcnambahan mineral selenium di dalam campuran mineral, karena pada ummnnya kandungan Selenium nimput slam agak rcndah . Di Indonesia taksiran kenigian akibat kekurangan mineral sub-Minis liampir Rp 500) milyar dalam l taliun . Penanggulangan masalah defisiensi ini dapat dilakukan dengan pcnambahan mineral supplement dengan formula spesifuk difornuilasi agar lebili ekonomis dibandingkan dengan menggunakan caunpuran mineral lengkap yang mengandung ke-14 mineral esensial .
88
Seminar Nosional Peternakan don I"eteriner 1998
Sapi perah Peningkatan konsumsi susu Nasional belum dapat diimbangi dengan peningkatan produksi domestik clan bani clapat memenulii kurang lebili 31,7% dari kebutulian . Peningkatan produktivitas secara individu sapi perch sangat pcnting karena gap produksi susu sapi FH di Indonesia clan FH di negara yang maju sangat bestir . Impor sapi peralt FH dari luar mempun ),ai masalah adaptasi yang cukup nimit. Penelitian dilakukan untuk mengetalmi sumber daya genctik, peningkatan produksi susu mclalui manipulasi pakan clan peningkatan produktivitas clan reproduktivitas mclalui fertilisasi in vitro, maupun embrio transfer . 1. Penggunaan hahan konscntrat yang herkualitus tinggi tlan marrujemen lremheriun lrakun untuk nreningkatkan produksi susu Survai yang dilakukan di dacrah Cisarua Kab. Bogor menunjukkan hanva 24'Y, clari populasi sapi perch di claerah tersebut menghasilkan susu di atas 15 I/hari/ekor . Dari perhitungan ME makanan (konsentrat + hijauan) yang diberikan, menmtjukkan bahwa sebagian bestir ternak tersebut diberi cukup bahkan memiliki kebululian untuk ternak laktasi . Bahan konscntrat BPT yang clibuat terdiri dari 50%, tcpung slip (hasil sampingan dari pcnggilingan bcras), 25%, bungkil kelapa, 15% bungkil kedelai, 8% tcpung ikan, clan 2`X, mineral mix. Dcri perhilungan analisa kimia konscntrat ini mengandung kira-kira 20%, CP clan 13 ME/kg. Kenciala pengguiman tepung slip sebagai sumber energi tinggi ini ketersediaannya yang kurang . 2. Seleksi induk salri perah 1-ung herkttulilus sangat haik untuk foundation stock Populasi ternak perah yang tersedia di lokasi KUD Sanya Mukli, Parongpong (SM2) clan KUD Pasir Jambu, Ciwidey (PJ2) masing-masing sebanyak 135 dan 86 ekor ternyata mempun),ai potensi yang cukup besar sebagai breedii-W . lock . Rataan produksi susu di kedua lokasi yaitu 13,60 f 4,57 (SM) clan 13,67 f 4,88 (PJ) liter/ekor/hari dengan variasi 2-35 (SM) clan 4-28 (PJ) liter/ekor/hari, variasi tersebut diduga mempakan refleksi adanya variasi genctik. Rataan produksi di kedua lokasi tersebut masih jauh di bawali rataan produksi sapi perah dari 33,3'Y., populasi terbaik di BPT-HMT Baturraden . Stmktur populasi menunjukkan bahwa masing-masing sebanyak 8% (PJ) clan 5,51%, (SM) dari populasi mengliasilkan produksi > 20 liter/ekor/hari . Dipcrkirakan rata-rata berat badan yang diestimasi dengan lingkar dada (LD) dari sapi yang terscleksi adalah sbb: 181 f 8,4 cm (SM) clan 176 t 10,3 cm (PJ) sedangkan rata-rala tinggi gumba (TG) 129 t 4,77 (SM) clan 128 t 5,5 (PJ) . Hanya sebanyak masing-masing 3,5" (PJ) dan 12,9" (SM) menunjukkan produksi yang sangat renclah. HASIL-HASIL PENELITIAN RUMINANSIA KECIL Domba Selama lima talutn terakhir telah dilakukan penclitian untuk mcluinjang upaya peningkatan clan pengembangan ternak domba mclalui kegiatan penelilian di bidang rcproduksi, penuiliabiakan, pakan, pasca panen, serta sosial ekonomi . Bcrikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang diliarapkan akan mempunyai dampak cukup besar terhadap upaya peningkatan produktivitas ternak domba tersebut .
89
Seminar Nasional Peternakan don Yeteriner 1995
1. Pemanfaatan gen prolifik clalant pengenthangan usaha ternak clontha untuk tujuan kornersial
Dengan ditemukannya gen prolifik yang dapat meningkatkan jumlah anak yang dilahirkan per induk setiap kali kelahiran akan dapat meningkatkan kuantitas tcrnak bakalan . Meskipun demikian, peningkatan kcmampuan ini ltarus disertai dengan tatalaksana pcmcliharaan yang lebill baik, tenitama yang berkaitan dengan pemenullan kcbululian pakan . Upaya untuk memasukkan gen prolifik terscbut pada kelompok ternak domba terpilih telah dilakukan mclalui pola perkawinan yang terarah yang diikuti dengan scleksi secara ketat. Dengan cara demikian dapat diperoleh kelompok tcrnak domba yang mempunyai sifat prolifik. Mctode ini mcmcrlukan waktu yang relatif panjang karena hanis nlelakukan pencatatan dan evaluasi kenuampuan beranak indukinduk domba hingga beberapa kali masa beranak . Untuk itu telah dilakukan metode deteksi gen prolifik ini mclalui pemanfaatan peciri mikrosatclit terhadap DNA ternak domba schingga akan dapat diketahui tingkat prolifikasinya dalani waktu yang singkat . Tujuan dari rangkaian penclitian ini adalah untuk menuanfialkan gcn prolifik (FCCJ F) dan nuelihat dampak hasil pcrkawinan terscbut yang diharapkan mempunyai pertumbulian yang tinggi dan kualitas karkas vang Icbih baik yang sesuai dengan tujuan konlersial . Dengan diterapkannya teknik sinkronisasi berahi mclalui pemanfaatan spons intra-vaginal chronogest pada colon-calon induk domba di mana pcjantan tipe bcsar (St . Croix) dan pcjantan lokal (Ganit) digunakan scbagai penlacck ternyata domba induk terscbut yang mempunyai laju . Senuentara itu persentase ovulasi 1, 2, 3, dan 4 beninit-tunit sebanyak 31 .5 . 50,0; 13,6 ; dan 5,5'o 4 berturut-turut adalah 29.9 : 50,8 ; 14,9; domba induk dengan jumlah anak sekclabiran 1, 2, 3, dan 2,96 kg dan cenderung menunin dan 4,5%. Bobot lahir anak bervariasi dari 1,33 sampai dengan domba adalah 9I'X, dan dipengarulu olell pada tipe kelahiran yang lebih tinggi . Daya hidup anak . umuninya discbabkan oleh kondisi lenuali tipe kelahiran dan tipe perkawinan Kematian anak pada kg. Anak domba yang jantan pada saat lahir . Bobot anak pada saat sapili dapat nucncapai 11,9 perkawinan silang mempunyai berat lebilu berat daripada anak domba betina . Anak domba liasil Iubuh anak domba hasil sapilt yang lebili tinggi daripada anak domba Ganit murni . Ukuran-ukuran . perkawinan silang juga Iebilu bcsar Dari hasil penclitian ini ternyata bahwa domba persilangan sangat prospcklif untuk mengluasilkan domba tipe pcdaging . Di samping itu, domba betina lokal mampu mcnghasilkan anak yang cukup banyak . Dengan demikian kontribusi pcrbaikan pola pcrkawinan . pemanfaatan gen prolifik, pcrbaikan tatalaksana perkawinan scrta pcrbaikan tatalaksana pcmcliharaan akan dapat meningkatkan produktivitas ternak secara nyata . 2. Pemanfaatan peciri rnikrosatelit
Dalam upaya pemanfaatan peciri mikrosatclit telah dilakukan ekstraksi DNA pacla contoll sel darah putilu tcrnak domba. Penentuan genotip mikrosatclit-niikrositelit OarHH55 . OarAE101 dan Bm1329 dilakukan dengan polvnterase chain reaction (PCR). Procluk PCR ini selanjutnya dipisalukan dengan gel akrilamid elektroforcsis pada peralatan clckiroforesis DNA sequencing. Hasil penelitian menunjukkan balu-tva peciri OarHH55 pada populasi domba Jawa mempunyai 7 allele yang 65% bersifat heterosigot, Nvalaupun hanya 4 allele yang terdapat pacla ketiga kelompok genotipe (homosigol karier, licterosigot dan non karier) . Peciri OarAEllll pada populasi domba Jawa mempunyai 5 allele, tetapi lianya 29%, yang heterosigot schingga tidak menunjukkan adanya keterkaitan antara peciri OarAEIOl dengan gen prolilikasi . Pcciri Bm1329 mempunyai 4 allele yang 63% bersifat lieterosigot, namun lianva 2 allele (allele nomor I dan 2) yang terdapai 90
Seminar Nasionol Peiernakan dan 1"eteriner 1998
pada ketiga kelornpok genotipe. Keterkaitan vang sangat nyata hanva terdapat pada allelc pertalna dengan gen Fed . Apabila pengtnmaan peciri mikrosatelit ini dapat diterapkan maka identifkasi domba pernbawa gen prolifikasi akan lebill cepat, karena akan memperpendek selang generasi dari 43 bulan menjadi 16 - 17 bulan. Dengan demikian apabila dilakukan seleksi untuk mcndapatkan sifat prolifik tersebut maka pertambalian laju genetik dapat mcningkat sckitar 2,5 kali dengan catatan baliwa nilai heritabilitas, intensitas seleksi dan keragaman fcnotipiknya letap. 3. Penruliaan domba komposit hasil persilangan antara domba lokal Sumatera dengan Hair Sheep
Domba lokal Sumatera pada umumnya sangat produktif dan dapat bcranak scpanjang talu1n, namun benlkuran kecil dengan tipe Nvool yang kasar . Unluk mengurangi pengand1 cekalnan pallas yang ditimbulkan olch adanya wool tersebut, maka pcrlu upaya menghilangkan wool tersebut sccara genetik . Di samping itu, adanya peluang pasar kc Timur Tengah. maka pcrlu pula dikembangkan tcrnak domba yang mcmcnuhi pcrsyaralan bcrat potong (35-40 kg) nlclalui pembentukan bangsa domba komposil baru dengan cara pcrsilangan . Langkah awal yang dilakukan adalah mcngadakan pcrkawinan pcrsilangan antara domba betina lokal Sumatera dengan pejantan St . Croix ; dan antara domba betina lokal Sumatera dengan pejantan (mani beku) domba Barbados Blackbelly . Hasil perkawinan silting antara domba lokal Sumatera dengan pejantan domba St . Croix maupun mani beku domba Barbados Blackbelly tidak memberikan perbedaan vang bestir, namun hasil pcrkaNvinan silang antara domba betina lokal Sumatera dengan domba Barbados Blackbelly mempunyai wool penutup tubuh vang lebill sedikit . Selanjutnya dilakukan pcnggabungan sifat genetik antara hasil kedua pcrkawinan silang tersebut . Dari hasil penclitian ini dapat clitunjukkan bahwa produktivitas domba hasil pcrkawinan silting antara domba bctina lokal Sumatera dengan domba bulu (hoir sheel)) clapat mcningkat sekitar 30-40'Y,,. Dengan demikian Apabila seleksi untuk mendapalkan bangsa domba komposit ini dilakukan sccara bcrkclalljman maka didapalkan tingkat procluklivims tcrnak clomba Nang scmakin mcningkat sehingga mampu mcmcnuhi pcluang pasar yang ada . 4. Persilangan domba lokal (Garut) dengan (%arollais dan St. Croiv
Domba JaNva termasuk domba unggul di Asia yang dikenal dengan clapat bcranak tiga kali dalam setalmn dan jumlah anak sekelahiran sebanyak dua ekor serta tahan terhadap gangguan parasit cacing . Kelemahannya adalah produksi susu rendah yang menyeb,abkan pertulnbuhan anak menjadi rendah pula. Untuk mengatasi kelemahan tersebut dilakukan introduksi genetik domba Moulton Charollais (M) dari Perancis, yang unggul dalam produksi susu schingga mampu merawat anak dengan daya tumbuh vang tinggi . Kctidaktahanan incnghadapi lingkungan cuaca papas dapat diatasi dengan introduksi genetik domba St. Croix (H)-Virgin Island dari Amerika, yang lebill talian cuaca panas . Hasil Persilangan kombinasi ketiga bangsa clomba ini adalah domba komposit unggul dengan komposisi clarah >0%, domba G. 25%, domba M dan 2 ;%, domba H. Domba persilangan ini unggul dalam kenlampuan bcranak tiga kali dalam clua talmn . dengan rataratajumlah anak kclahiran dua ekor dan bobot potongnya yang tinggi . Persilangan dengan domba St. Croix dilakukan secara alami seclangkan persilangan dengan domba Moulton Charollais dilakukan dengan cara inscminasi bualan intra uterine . Prescmasc kebuntingan yang diperolch perkawinan secara alam Icbih baik dibanding dengan inscminasi 91
Seminar Nasronal Peternakan clan 1 eteriner 1998
buatan yaitu 93,72% (dengan pcjantan St . Croix), 81,03%, (dengan pcjantan lokal) clan 71,00% (inseminasi buatan dengan semen beku Moulton Charollais) diperolch junilah anak kelahiran sebesar 1,78 ; 1,87 clan 1,99 berturut tuntt hasil pcrkawinan dengan pcjantan St . Croix, lokal Moulton Charollais . Hasil persilangan pertama lernyata rataan bobot lahir anak domba persilangan ternyata lcbili tinggi clibanding anak domba lokal yaitu 2,29 kg (St. Crolx Cross ), 2,23 kg (Moulton Charollais Cross) clan 2,07 kg (domba lokal) . Pacla unutr 10 bulan rata-rata bobot badan dari ketiga tipc perkawinan tersebut adalah G x G jantan 20,2 dan betina 16,9 scdang M x G jantan 32,2 clan betina 22,1 . Hasil perkawinan domba Ganit murni clan pcrsilangannya mclmnjukkan pcrtamballan bobot badan sampai umur 30 hari dari domba GG clan MG masing-masing scbcsar 122 dan 201 g/ekor/liari . Produksi karkas clan komposisi bobot daging clan Icmak domba persilangan (MG) lebilt besar dibandingkan dengan domba GG . Sedangkan hasil silang antara lokal Garut dan St . Croix (HG) bobot badan umur 10 butan lebill rendah dibandingkan hasil silang MG . Dengan aclanya persilangan, induk dengan tipe kelahiran tunggal mempunyai rataan SURV sebesar 75,0, 90,0 dan 100,0%, masing masing untuk induk GG, HG clan MG seclangkan untuk tipe kelahiran dua scbcsar 70,0 . 96,2 clan 95,0% masing untuk ternak GG, HG clan MG . Induk dengan tipe kelahiran 3 mempunyai SURV sebesar 70,2%, dan 71,9%, masing-masing untuk induk GG clan HG . Sedangkan produksi susu yang tcrcermin dari total bobot sapih anaknya (TBS) dari betinabetina ini adalah masing-masing 14,4 ; 15 .4 clan 17 .6 kg untuk incluk GG . HG clan MG . Untuk induk-induk dengan tipe kclahiran dua TBS yang didapat adalah masing-masing sebesar 20,2 ; 22,8 clan 24,9 kg untuk induk GG clan HG . Sedangkan induk-incluk dengan lipc kelahiran 3 mempunyai TBS sebesar 21,5 clan 21,04 masing-masing untuk ternak GG clan HG . Dari hasil scmcntara ini disimpulkan bahwa persilangan dengan ternak HH clan HM bcrhasil meningkalkan daya hiclup anak clan produksi bobot sapill yang Iebih tinggi dibandingkan domba lokal GG . Persilangan antara HG clan MG membentuk MHG ataupun HMG masili dalam pcngamatan . Tabel 1 .
Bobot badan tenak lokal dan hasil silan=an pada status tisiologis yano herhula Tips perkawinan
Satus tisiologis Bobot lahir tunggal Bobot lahir kembar 2 Bobot lahir kembar 3
Bobot sapill kelahiran tunggal Bobot sapill kelahiran kembar 2 Bobot sapill kelahriran 3 Bobot setallun tun-
GXG Bclina 3,04
MXG
11XG
Janlan
Retina
.141111,111
Bclin<,
Jantan
2 .23
3,13
3, 30
3,56
2,311
2,73
3,49
2,411
2JU1
1 ,49
l ,i0
2,36 1,71
1,811
2,32
1,61
2,09
12,34
12,91
17,21
9,18
19,27
12,40
17,08
11,52
10,53
13,42
10,04
12,70
10,92
12,30
9,14
10,29
17,75
19,43
23,06
29,18
9,66
42,79
19,65
42,46
S. Penggunaan protein yang tidak mudah tercerna dalanr pakan penggemukan domha Suplai protein ke dalam saluran cerna pasca nimen dillarapkan tinggi se Nulgga kuantitas yang terserap dalam tubuh domba Icbill banyak claripacla yang terpccah di dalain rumen. Untuk 92
Seminar Nasional Peternakan don Ieteriner 199,E
peningkatan suplai protein ini dapat dilakukan dcngan peningkatan produksi protcin mikroba nimen atau pemberian protein pakan yang tidak mudah tercerna di dalam rumen (rumen bv-pass protein) tetapi hanis masih dapat dicerna dalam saluran pencernaan pasta rumen . Bungkil kedelai menipakan sumber protein yang bernnitu baik dan mudah diperoleh di pasaran . Kualitas bungkil kedelai untuk pakan niminansia dapat ditingkatkan dcngan pemberian formaldchida. Pemberian bungkil kedelai berformaldchida dalam ransum komersial ticlak mcmpcrbaiki pertambahan bobot badan secara nyata, namun bobot karkas yang diperoleh lebili besar dengan luas areal muskulus L . dorsi pada nisuk ke-13 lebili besar pula, schingga hal ini menunjukkan terjadinya perbedaan deposisi nutrien pacla massa jaringan tubuh . Efisiensi usalm dari perlakuan pakan yang diberikan dapat meningkatkan keuntungan dcngan penambahan bungkil kedelai berformaldchida ke dalam pakan konsentrat . Peningkatan keuntungan ini lebili dari 2,5 kah . 6. Kehutuhan protein rlan energi pada induk dontha yang dipelihara secara intensif (cttstt huatan untuk anak domba)
Penyebab ulama kematian anak domba adalah lemah clan kelaparan yang clisebabkan produksi ai susu yang rendah tenitama uniuk induk beranak kembar. Olch karena itu, makanan yang diberikan kepada induk mempakan faklor utama yang perlu mendapalkan air susu . Penambahan air susu buatan yang dibuat dari campuran dcdak pollar clan daun glirisidia dapat meningkatkan pertambahan bobot badan sebesar 3l clan 22%, untuk anak clengan tipe kelahiran tunggal dan kembar secara berurutan . Perlakuan pakan dcngan kombinnsi protein renclah (li%) dan energi tinggi (3 .9tu) kkal/kg) memberikan respon yang tcrtinggi yakni 112 g/hari dengan tingkat efisiensi penggunaan pakan yang tcrendali yaitu >.-1 . 7. Pentanfaatan probiotik dalant pakan untuk meningkatkan produktiritas ternak
Pada ternak niminansia sebagian besar pakan mempakan buaan pakan berscrat (lignoselulosa) di mana nilai keccrnaannya sangat tcrgantung pada aktivitas mikroorganisme di dalam nimen . Sementara itu kebutuban protein pada ternak ruminansia di samping diperoleh dari pakan, dapat juga berasal dari protein mikroba nimen. Pacia konclisi tertentu balikan protein mikroba nimen dapat mempakan sumber protein yang ulama. Penggunaan probiotik (Starbio) di dalam pakan diharapkan akan meningkatkan derajad fermentasi serat schingga clapat niciuberikan sumber energi tersedia yang lebili tinggi . Di samping itu sinlcsis protein mikroba rumen juga diharapkan lebib meningkat dcngan aclanya penambahan probiotik schingga akan memberikan kecukupan kebutuban protein untuk ternak . Dengan dcmikian mclnlui manipulasi fcnnentasi di dalam rumen ternak nminansia diharapkan akan diperoleh cfisicnsi pcmanfaatan pakan yang lebili tinggi scrta produktiyitas ternak yang meningkat . Penggnnaan probiotik pada tingkat 0,>%~ dalam konsentrat clengan serat kasar y.mg relalif lebiii rendah (2l%, NDF) dapat menghasilkan pertambahan bobot badan yang Icbih baik daripada penggunaan probiotik pada tingkat 1,1)"/; sementara untuk pakan konsentrat dengan kandungan serat kasar yang lebili tinggi (3l%, NDF) menunjukkan baliwa penggunaan probiotik pada tingkat 1,0% lebili baik daripada 0,5Y,,,. Hal ini menggambarkan balma probiotik yang digunakan mempunyai keniampuan membantu mencerna komponcn serat (fhrolilik) . Pemanfaatan probiotik lainnya ke dalam media inkubasi tcrhadap karakteristik clegraclasi komponen serat (neutral detergent fiber = NDF) clari contoli fraksi claun rumput R4a (Penn isettitut purpuphoides) tcrnyata mempcnganihi stimulasi tcrhadap degradasi komponcn scral. 93
Seminar Nasional Peternakan clan 1 eieriner 1995
8. Peningkatan aktivitas selulolitik clan pengurangan proteolitik mikroba rumen Pemanfaatan komponcn serat pakan olch ternak nlminansia ditentukan olch aktivitas selulolitik mikroba nlmen . Di samping itu cfisicnsi pemanfaatan pakan juga dipenganlhi olell ketersediaan nutrien untuk proses metabolisme di dalam jaringan tubuh ternak . Dalam hal ini aktivitas proteolitik mikroba nlmen akan mcnentukan nilai biologis protein pakan. Dengan teknologi peningkatan aktivitas ensim selulase mclalui induksi sclobiasc (3 ppm dari konsumsi selulosa) atau pun penambahan kecambah kacang hijau 100 g/ckor/hari) dapat meningkatkan ketersediaan protein untuk produksi ternak . 9. Manipulasi aktivitaspencemaran nrikroha rumen dengan mineral secara in vitro Penambahan mineral Zn, Co dan Mo, masing-masing sebesar S, 2 dan 5 ppm, dapat meningkatkan kecernaan BK dan NDF substrat nlmput Rafa secara in vitro . Walaupun mekanismenya belum dapat diketalnu secara pasti, peningkatan kecernaan ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas pencernaan olch mikroba rumen karena penambahan mineral . Kombinasi penambalutn mineral anorganik Zn (sebagai ZnS04 ). Cu (sebagai CuSOq) dan Mo (sebagai Molibdat) meningkatkan kecernaan bahan kering (KBK), kecernaan bahan organik pH (KBO) Nilai masing-masing dari 58,31 men jadi 69,73'Yo dan 52.22 mcnjadi 62 .6 ;'y. meningkat dari 6,49 mcnjadi 7 .05% dan kadar amonia menurun dari 1 .17 menjadi 0,14% . Penambahan mineral organik nilai KBK-nya lcbilt baik daripada dengan menggimakan mineral anorganik . Penambahan Zn (scbagai pro (einat), Zn dan Mo. Zn dan Cu serta kombinasi Zn, Cu dan Mo, nilai KBK-nya masing-masing adalah 70,29; 69.97. 71,42 ; dan 63,93' o. Suplementasi campuran mineral lengkap pada pcrlakuan dengan clcmcn tunggal mineral Co sebesar 2 ppm dapat meningkatkan derajad kecernaan pakan berscrat pada domba . Peningkatan kecernaan pakan ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas pencerlman mikroba nlmen. Walaupun demikian, ada keecndenlngan bahaa pemberian Co dalam bcntuk Co-chloride dapat menunlnkan nafsu makan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi performans ternak . Di samping itu, suplementasi campuran mineral lengkap juga meningkatkan ketcrscdiaan mineral bagi ternak dan status mincralnya . 10. Pemanfaatan konsentrat protein sebagai susu pengganti Susu pengganti bagi anak sapi atau domba yang induknya kekurangan prod iksi susu atau karena produksi susu induk dinianfaatkan uniuk kcperluan manusia . Susu pengganti biasanya diperoleh dari bahan impor yang disusun dari susu skint sebagai komponen utamanya dengan harga yang tinggi . Berbagai sumbcr protein yang ada di Indonesia dapat dimanfaatkan dalam pembuatan susu pengganti, seperti daun Iegum, hasil samping agroindustri atau biji-bijian . Kendala utanta dalam pemanfaalan bahan tersebut adalah fngginya kadar serat dan adanya senyawa-senyawa anti nutrisi yang dapat ntempenganhi fisiologi anak sapi atau anak domba karena sistem pencernaannya yang masih sederhana . Di samping itu . kelarutan protein ternyata memegang peranan penfng dalam pembuatan susu pengganti . Bahan-bahan _yang mempunyai potensi sebagai bahan susu pengganti, vaitu wheal pollard, daun gamal dan kcdelai . Baltan tersebut diolah menjadi konsentrat protein dengan cara memisahkan protein dalam bahan tersebut dari komponcn-komponcn nutrien lainnya . Hasil pembuatan konsentrat protein dari bahan-bahan tersebut kentudian dicampurkan dengan balianbaltan lainnya, seperti minyak kelapa, emulsifier, vitamin, antibiotika, metionin, (isin dan garant . 94
SeminarNasional Peternakan don Veteriner /998
Hasil menunjukkan baltwa formula susu pengganti inempunyai kandungan gizi inirip dengan susu domba (22% protein) dengan masing-masing kadar asam amino. Pengujian biologis menunjukkan baliwa anak-anak domba dari tipe kelahiran kentbar yang diberi tanibahan susu pengganti tidak membcrikan reaksi negatif, seperti muntah atau diare, balikan dapat nicningkatkan pertumbultan ancalc domba. 11 . Pokan hlok dari linrhah pertanian untuk ternak runrinansia Pakan ternak nnttinansia pada umuninya bcnipa ntmput clan linibah pcrtanian seperti jeranti yang ketersediaannya sangat dipenganthi oleh nutsim . Bahkan pada saat transportasi ternak antar pulau masalah penyediaan pakan selania pcrjalanan juga merupakan kcndala. Salalt satu cara menanggtilangi hal tersebut adalah mcngcmbangkan tcknologi pakan blok secara sederhana sehingga dapat dipraktekkan olcli petani di pedesaan . Balian yang cligimakan dalam pentbuatan pakan blok terdiri atas dedak padi, daun lanitoro, niolasscs, bungkil kedclai,'rumput Gajali :kering, kalsium karbonat, urea, garant dan MgO. Formula pakan blok tersebut keniudian dipres menggimakan alat pres sederhana yang biasanya digunakan untuk pengcprcsan Ran dalain penibuat?n tepung ikan dengan kapasitas volume silindcr _5 kg . Penambahan senuikin banyak molases dalam pcntbuatan pakan blok maka scmakin nutdali pakan. blok tersebut dibuat, nanntn pada tingkat 30% molases, pakan blok yang tcrbentuk menjadi keras yang dapat inenurunkan palatabilitas karena tidak dapat clikunyah dengan baik . Hasil uji biologis nienuniukkan baliwa persentase konsunisi baltan kering agak rendah jika dibandingkan dengan konsmusi baltan kering nmtput . Hal ini mungkin disebabkan karena kandungan nutrisi dalant pakan blok yang lebilt tinggi . Daya cerna baltan kering dan protein cukup tinggi : Teknologi pakan blok ini akan bermanftat bila diterapkan di daerali-dacrah dengan musint keniarau yang panjang atau diaplikasikan pada saat transportasi ternak antar pulau. 12. Teknik produksi lenrak terlindungi elan pettgujiannya pada ternak Teknik produksi asam Iemak terlindungi (ALT) dengan nicreaksikan secara kimiawi asam lemak bebas dari hasil sisa industri ntinyak goreng dengan CaCl= ternyata produk ini dapat dipergunakan sebagai sumber energi pakan tentaina pakan niminansia . Penggunaan ALT ini tidak meiigganggti pencernaan serat oleh mikroba runien . Dengan demikian, diharakan penggunaan bijibijimt yang sudah lania dan unntm digntnakan sebagai komponen pakan konsentrat suniber energi dapat dikurangi, sehingga dalam jangka panjang akan niengurangi persaingan penggunaannya sebagai pangan dan pakan. Kambing Kegiatan penelitian ternak kantbing beluni mendapatkan proporsi yang cukup besar dibandingkan kegiatan penelitian ternak domba . Hal ini berkaitan dengan adanya kegiatan kerjasania penelitian antara Balai Penelitian Ternak dengan USAID (SR-CRSP Tide XII) seiak talutn 1980 yang cendening mencuralikan sebagian besar kegiatannya pada penelitian ternak domba. Mcngingat baliwa populasi ternak kambing di Indonesia jauli Icbili bcsar daripacla ternak domba seyogyanya juga dicttraltkan perliatian yang lebili bcsar uniuk niclakukan kegiatan penelitian ternak kantbing . 1. Seleksi galur kantbing Peranakan Etaivah (PE) sebagai ternak perah Kambing Peranakan Etawah (PE) nicrupakan hasil pcrkawinan silang antara kantbing Kacang dengan kantbing Etawah (tipe perah) . Keniampuan produksi susu kanftng PE sangat beragant . Potensi produksi susu ini belum dimanfcrrtkan secara optinuim . 95
SeminarNasional Peternak-an don Vetenner 1995
Hasil seleksi terhadap populasi kambing PE dari Nvilayah sumber kambing PE kemudian dilanjutkan dengan seleksi terarah terhadap populasi terpilih untuk mendapatkan kclompok kambing PE yang mempunyai produksi susu tinggi ternyata kambing PE yang Ierscleksi mampu menghasilkan susu pada periode laktasi pertama scbanyak 25,6 sampai dengan 74 .3 kg per ekor sclama periode laktasi 90 hari, dengan rataan produksi susu 45 .1 kg . Dengan dcmikian kambing PE mempunyai potensi untuk dikcmbangkan sebagai ternak perah dan mampu beradaptasi dengan kondisi peternakan tradisional . HASIL-HASIL PENELITIAN NON RUMINANSIA Ayam Ternak ayam (Burns dan Ras) menipakan penghasil daging utaina di Indonesia. Populasi ayam di Indonesia diperkirakan 500 jula ekor . tersebar di sclunih Nusantara . Dalam usaha pemefliaraan ayam, pakan mempakan komponen biaya produksi tertinggi . Scbagian besar biji bijian dengan harga yang relatif mahal dan ketersediaannya sering tidak leriamin . Usalm pemanfaatan bahan-bahan inkonvcnsional scbagai pakan ayam akan dapat mcinbantu pcternak ayam mengatasi masalah pakan ayam . 1. Pemanfaatan teknologifermentasi untukpeningkatan mutu pakan unggas Teknologi fermentasi substrat padat menggpmakan kapang Aspergillus niger, Rhizopus oligosporus atau Eupenicillium javanicmn dapat meningkatkan kadar protein, energi dan membentuk enzim yang dapat membantu proses pencernaan . Walaupun demikian proses fermentasi juga akan mengliilangkan sebagian bahan kering dan memproduksi asam nukleat yang kurang palatable dan sulit dicerna. Dibandingkan dcngan kcuntungan yang diperolch, faktor negatif ini tetap masih dapat diatasi, hanya pcrlu dipchaiari rasio maksimum vang dicampurkan pada pakan unggas . Bahan substrat yang digtmakan dapat bcrasal dari bahan scgar atau bahan kering . Mcskipun penggimaan bahan kering akan menambah biaya pcngeringan. tctapi Iebih mcmpertahankan nuitu produk karena akan mempcrmudah pcngaturan kadar air substrat . Scdangkan pcnggunaan bahan scgar hanis memperhatikan kadar air tersebut, seperti pada daun singkong, daun harus dilayukan sebelum difermentasi . Selain itu bahan substrat dicampurkan dengan anionium sulfal, urca sodium dihidrogen fosfat, dan mikro elemen . Kcmudian dikukus dan diinokulasi dcngan spora kapang yang dipersiapkan juga secara fermentasi substrat padat pada beras. Inkubasi dilakukan pada baki plastik pada suhu 30°C sclama 4 hari untuk cassapro dan sagu . sedangkan untuk bungkil kclapa dan daun singkong sclama 3 hari . Pada kcdua substrat ini dileruskan dcngan proses cnzimalik anaerobik. Produk dikeringkan pada sulm 60°C . Produk fermentasi diuiicobakan pada pakan ayam atau itik . Komposisi pakan tergantung dari bahan substrat dan jenis hewan. Pcmberian ransum umumnya dibuat dcngan iso protein dan iso kalori . Pada tingkat pcnggunaan cassapro (cassava protein) ;% akan ntembcrikan cfck positif pada ransom ayam pedaging yang diberikan 21 dcn atau 42`Yo dedak, sedangkan pada penambaltan cassapro 10% hanya memberikan efek positif pada dedak padi 21'o . Hasil ini disebabkan cassapro kemnngkinan mengandung enzim hidrolisis yang meningkatkan daya cerna dedak . Salah satu enzim yang diduga berperan adalah phitase, yang dapat menguraikan asam phitat pada dedak.
96
SeminarNasional Peternakan dan Peteriner 1998
Penggunaan cassapro pada itik petelur hingga 16 minggu produksi menunjukkan bahwa pemberian hingga 20%" dalam ransum tidak menvebabkan pengandi negatif Ierhadap penampilan produktivitas itik maupun kualitas telur yang diliasilkan . Akan tetapi pemberian cassapro 15 dan 20"/" menunmkan warna kuning telur. Pembahan warna ini tcrjadi karena pcnamballan kadar cassapro menunmkan kadar jagung . Penambahan warna dapat dilakukan dengan pemberian somber karoten yang lain sepcrti tepung daun . Proses fermentasi tepung daun singkong meningkatkan kadar protein kadar, protein terccrna dan menunmkan kadar serat kadar (NDF), sianida (HCN) clan energi metabolis. Penggunaan tepung daun singkong maksimal hanya 5'Y,,, sedangkan tepung daun singkong fermentasi dapat mencapai 10"/, pada avam pedaging . Proses fcrmentasi empelur sagu dan ampas sagu meningkatkan kadar protein (masing-masing dari 1,65 clan 2,05 menjadi 16,25 clan 14,35%,) clan kadar scrat kasur (masing-masing dari 5,91 dan 18,48 menjadi 9,22 clan 22,29'Y,,) clan menurunkan kadar pati (masing-masing 64 .97 clan 45,90 menjadi 35,55 dan 16,39" ). Pengujian pada avam pedaging sampai usia 4 minggu menunjukkan produk fermentasi sampai 10"/ tidak membcrikan pcngaruli yang nuta pada pcrtambalian berat badan, konversi ransum, persen karkas, clan Icmak abdomen. Dcngan clcmikian cmpclur sagu maupun ampas sagu yang difermcntasi dapat digunakan sebagai balian pcmusun ransum hingga 10'Y, tanpa memberikan penganth negatif. Manfaat yang dapat diambil dari rangkaian penelitian ini adalali balm asanya produk fermentasi ternyata dapat meningkatkan nilai gizi hasil atlnt limbah pertanian yang berlimpah. Penelitian pengujian terhadap unggas baik avam pedaging atau itik menunjukkan bahwa produk fermentasi dapat digunakan untuk menggantikan bahan pakan impor sepcrti jagung, bungkil kedelai atau tepung ikan . Proses fermentasi ternyata dapat menglulangkan scnyawa anti nutrisi sepcrti HCN. Nilai gizi produk fermentasi sangat bergantung pada aktivitas atau jenis mikroba, oleh karena itu peningkatan strain kapang yang sesuai dengan kcbutulian pakan perlu dilaksanakan . Proses fermentasi sederhana ini clapat clikembangkan pada setiap claerah Iergantung ketersediaan substrat . Selain itu proses pengeringan clan penyinlpanan procluk juga liarus diperliatikan untuk mcmpertaliankan zat yang berguna, misalnya enzim Nang mungkin dapat berguna dalam pencernaan, sepcrti phitase . 2. Pentanfaatan rock phosl)hate alam Pemberian P asal NDCP (natcn-al clicalcium phosphale) clan DCP (rlicalchim phosphale) pada level 0,4-0,7"/" menunjukkan liasil yang hampir sama terhadap produksi telur avam (74,6-84,9"0) dan konsumsi pakan (109-121 g/ekor/hari) . Dcmikian pula kualitas telur ticlak dipcngaruhi olell somber P yang dipergunakan . Hal yang sama juga terjadj pada avam broiler cli mana pertumbuhan clan konsmusi pakan tidak dipengarulu oleh somber P (NDCP atau DCP) maupun level P dalam ransum (0,55-0,75"/,) . Secara ckonomis untuk menclapalkan P yang scimbang dalam ransum avam . pemakaian NDCP Iebili ekonomis daripada DCP (Rp 750 vs Rp 900 per kg ransum). Avam bums Pada talmn anggaran 1997/1998 nuilai dilakukan kembali penelitian avam buras. hal ini mengingant kebijaksanaan peruerintali mencanangkan program intensifikasi avam buras, clan nitilai dikuranginya penelitian avam ras. Penelitian yang dilakukan aclalali pcrsilaagan ayam burns, seleksi clan kebutulian pakannya .
97
Seminar Nasional Peternak-on dnn I eteriner 19"
1. Crossbrectling gtwnr pelung jantan dengan avant huras hetina untuk nreningkafkan igarn buras petlaging Crosshreecling ayanc Pelting jantan dengan ayam buras betina mengliasilkan ayam buras dengan pertumbuhan ccpat yaitu bobot badan lebih besar dari 1 kg per ckor pada umur 12 minggu, tanpa mengubah spesifikasi produksi . Pertnmbuhan ayam buras crossbred Fl lebilt tinggi daripada ayam buras murni, konsumsi pakan sclama 12 minggu anlara ayam buras crossbred Fl tidak berbeda nyata dengan ayanc buras murni, tctapi efisiensi penggunaan pakan ayam crossbred lebilt baik dibandingkan buras murni, persentase bobot karkas tidak berbeda nyata antara kedua galur ayanc crossbred lebilt baik dibandingkan buras murni, persentase bobot karkas tidak berbeda nyata antara kedua galur ayam buras, galur dnn jenis kelamin ayam tidak berpengaruh nyata di mana daging bagian dada lebilt disukai daripada bagian palm . B/C rasio ayam buras cro.s.shred Fl lebilt tinggi (1,31) dibandingkan ayanc buras murni (1,2) . 2. Selcksi untuk mengurangi sifat mengeram untuk meningkafkan protluktivitas patla apant buras Selcksi untuk mengurangi sifat ntengeram ayam buras telah dilakukan pada populasi dasar seleksi . Adapun jumlah populasi dasar yang digmiakan berasal dari Cianjur, Jatiwangi . Cigudeg, DKI, dnn Karakal dengan jundah ternak masing-masing sebesar 100. 100, 100. 90 . dnn 45 ekor dnn populasi kontrol sebanyak 60 ckor . Pada pengamatan sifat ntengeram, ternyata tidak senma ayanc buras tidak memperlihatkan sifat mengeram . Pada ayam buras yang produksi lelurnya rendah dnn yang mempunyai pola bertelur tenis menenis (berturut-tunit bcrtelur), biasanya sifat mengeraninya timbul dnn diikuti masa istirahat yang panjang. Tetapi ayanc buras yang produksinya rendah clan pola bertelurnya tidak beraturan biasanya sifat mcngeraninya juga tidak nttmcul, hanya beristirahat saja . Dengan bclum terdetcksinya pola sifat mengeram ini, dari hasil perhitungan ternyata antara sifat mengeram dengan produksi telur ticlak mempunyai korclasi yang nyata yang ditunjukkan olch nilai r sebesar -0,045 . Walaupttn dcmikian sifat ntengeram ini perlu dipelajari lebilt lanjut untuk mengetahni hubungan yang lebilt jelas antara sifat mengeram dnn produksi telur. 3. Program pentheriatt pakan optimunt untuk penggenrukan at-am httsil silangan (/I), avam kampung hetina dengan atwm Pelung,jantan Pola peniberian pakan optimum difliat dari aspek protein ransum , pada ayant Fl Pelting x kampung yang digemukkan sclama periode starler (0-6 minggu) pakan dengan kanclungan 150 g protein kasar (PK)/kg dnn pada periode fnisher (6-12 minggu) adalah 190 gcp/kg . Dengan bobol badan 12 minggu adalah 1 .146-1 .205 g/ekor, konsumsi pakan 3.199 g/ckor . Bobot karkas 719 g/ekor yang betina dnn yang jantan 711 g/ckor. Retensi pakan terpcndek adalah 122 mcnit/ekor, dnn terpanjang 172,5 ncenit/ekor . Gambaran <E dnn NR tidak konsisten bct variasi antara 11,1412,91 MJME/kg clan 4,75-17,00 g protcin/kg . Kapasitas makan sclama 4 Jam pcrtaina scbagai porsi terhadap makan selanta 24 jam yang terendah adalah 37,66"/ dnn Icninggi mencapai 54,37% pada kelompok . Itik Ada dun jenis itik (itik postur tubult tegak clan itik bcrpostur tubult horizontal = itik Manila/entog) yang diusaltakan petani di Indonesia . Itik berposter tubuh tegak (itik Tcgal, Alabio, Bali dll) mempakan itik pengltasil telur yang baik . Sedangkan itik Manila/entog diaralckan scbagai 98
SenunarNas7onal l'eternakan clan I etertner 1995
pengliasil daging. Populasi entog di Propinsi Bali, Jateng dan Jalim berkisar 4-21% dari total populasi itik di daeralt tersebut . Produksi utama itik adalah telur dan daging . Beberapa produk lainnya adalah bulu dan kulit scbagai bahan baku industri . Populasi telur itik bentriasi diantara breed (100-200 butir/ekor/talrun) . 1. Penggunaan hungkil kelul)a tan/)a fermentasi rlan dengan fermentasi pada anak itik dan itik petelur
Proses fermentasi bungkil kelapa nteningkatkan kadar protein, kalsium, dan fosfor, tetapi menuntnkan kadar Icmak dan serat kadar. Uji daya cerna juga menunjukkan meningkatkan daya cerna bahan kering (5,3%,), protein (16,0%,), fosfor (57,0%,), dan energi metabolik (49,4%) . Penggunaan bungkil kelapa tanpa fermentasi hingga 30%, pada anak itik tidak Iuenycbabkan ganggttan pentunbulian . Sedangkan pentberian produk fermentasi (10, 20, dan 30"(,) menyebabkan gangguan pertumbuhan sampai umur 5 minggu, Ietapi gangguan ini tidak terlihat lagi pada umur lebih lanjut, tenttama bila kadar bungkil kelapa fermentasi 20'A. Pengnjian pada itik petclur menunjukkan ltal yang agak berbeda . Baik bungkil kelapa tanpa alau dengan fermemasi sampai kadar 30% tidak memberikan perbedaan nyata dibandingkan dcngan kontrol, konsuntsi dan konversi pakan, produksi, dan kualitas telur . Dapat disimpulkan bahwa itik yang benntur lebilt dewasa dapat lebilt beradaptasi pada bungkil kelapa fermentasi . 2. Penggunaan prenrbr kelrala udang
Pemeliltaraan itik di Indonesia untuntnya masih tradisional (digcmbalakan) dcngan juutlah pemilikan yang kecil . Pada masa "boro" itik biasanya dipehltara di sekitar pekarangan, kolant, aliran sungai atau pentatang sawah. Pada saat ini produksi telur itik sangat rendah. Penantbahan premix pada itik gembala waktu masa "boro" dapat mcningkatkan produksi telur sebcsar 12,4" dengan rataan berat telur meningkat dari 67,3 g menjadi 71,5 g/butir. Nannin harga premix yang cukup maltal nrentpakan kendala dalant aplikasinya pada petani . Penggantian premix komersial dcngan premix kepala udang (kepala udang 95"/, tepung kapur 10,3%,, Lysin 1,2%,, Methionine 0,35%,. dan premix B 2,45"/) menunjukkan hasil yang cukup baik . Raman produksi telur selanta 4 bulan pengamatan pada kelontpok yang ntendapat premix kepala udang 10,6%, lebilt tinggi dari kontrol (46.6 vs 36"o) . Beral Ielur juga lebilt tinggi sekitar 4,2 g dibandingkan pada kontrol . Pada tingkat harga kepala udang sekitar Rp 500,-/kg, petani akan memperolch keunlungan sekitar Rp 54.914.- per 100 ekor ilik yang dipchltara. Limbalt kepala udang di Indonesia cukup banyak schingga penggunaannya pacla pakan itik akan memberi harapan keunlungan pada ternak . 3. Penggenrukan itik jantan
Sekitar 5t)% dari anak itik (dav old thick) adalah jantan, sedang kebutuhan itik jantan scbagai pejantan sangat terbatas . Itik ini dapat dipelihara untuk digentukkan scbagai lernak itik potong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan ransum tertentu itik jantan pada untur 9 bulan dapat mencapai berat bahan 1,3 kg/ekor dengan konversi pakati"4,55 dan persentase karkas 77" . Itik Bali memberikan pertumbultan tertinggi, dan pertuntbultan tercndah ditunjukkan oleh itik Alabio yang diberi ransum yang terdiri dari dedak padi 59,8%,, pakan broiler 40" , dan premix 1,2%. Bobot bahan pada unutr 10 minggu ben~ariasi 1 .1-1 .5 kg. Ternyata usaha penggentukan itik jantan ini dapat memberikan keunlungan yang cukup bcsar bagi petani . Pentcliharaan baik secara
99
SeminarNosional Peternakan don Meteriner 1998
intensif maupun semi-intensif dcngan pakan starter broiler dan dedak padi sclama 51-61 hari dapat memberikan keuntungan sebesar Rp 56.000,- per 100 ekor itik yang dipchhara . =l. Pengemhungan teknolold penihihitan itik nrelalui pola village breeding peningkatan kualitas genetik itik Dalam rangka meningkatkan kualitas genetik bibit itik lokal dan mempcroleh pola pembibitan yang tepat guna di daerah produksi, telah terbcntuk kelompok petcrnak itik di lokasi Kabupaten Kepulauan Riau clan Kabupaten Magelang. Program penyusunan ransum, perkandangan clan sistem rekording telah mulai dikembangkan untuk mendukung program pembibitan . S. Heterosis pada persilangan itik lokul Pengujian adanya lieterosis dilakukan pada itik Mojosari, dan Tegal untuk mcnghasilkan ketunman Tegal x Tegal (TT). Tegal x Mojosari (TM) . Mojosari x Tegal (MT) clan Mojosari x Mojosari (MM) . Itik Mojosari mcrupakan itik lok il _y~ing bcrpotcnsi untuk dipakai program persilangan, dcngan tingkat produksi telur 97,14'Y,, . HASIL-HASIL PENELITIAN AGROSTOLOGI 1. Produksi hijauan pakan dengan sistinr harkpagar Di daerah yang memiliki curah hujan rendah dcngan kondisi tanali yang lidak stabil, salinitas tinggi clan mudalt longsor, scrla Icreng gunung yang tandus, scpcrti di Nvilay,di Nusa Tenggara Timur, petani mclakukan cocok mnam secara berpindah-pindah . Untuk mclakukan konservasi lahan yang juga dapat bermanfaat untuk meningkatkan produksi pakan tcmak tclah dilakukan penelitian on-larttt tenting pcnanammn hijau,tn pakan tcrnak deng.t n sistem baris pagar pada kontur lereng . Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pcnanaman rumput verti\er dapat tumbuli dengan baik bahkan pada musim kcnmrau panjang masih mcnghijau . Di samping ilu juga dapat dililiat adanya pcnunman crosi t,mah . Tcknologi pcnanaman hij .man pakan dcngan sisicm baris pagar pada lalian petani dcngan kemiringan tanah berkisar 10-40% . Sistem pcnanaman mcngikuti kontur dengan jarak antar baris 3 m dan dalam baris 20 cm. Tanaman pangkas dengan beda tinggi 20 dan 40 cm untuk ntmput clan 50 dan 75 cm jcnis Icgum. Hasil pengamatan mcntmjukan baliwa produksi hijamin ntmput vertivcr dcngan pcmotongan 40 cm (2.858,0 gr/m) lebili tinggi dibanding 20 cm (2.507,0 gr/m) pada musim hu_jan scdangkan pada musim kemarau pemotongan 20 cm (1 .757,1 g/m) Icbili tinggi dibanding 40 cm (1 .657,8 g/m). 2. Komhinasi pertunamun runrltut dan leguminosu perdu mttuk pakan ternak ruminansia Untuk daerah dataran rendah dcng ;m curah Imj.m tinggi produksi berat scgar clan berat kering ntmput Raja clan ntmput Gajah yang tertinggj* dicapai bila ditanam dianmra (;. sepium dengan jarak 4 m 2 baris, sementara rumput Bcnggala memberikan basil tcrtinggi bila clitanam dengan G. sepium pada jarak 6 m . Untuk dataran tinggi dcngan curah Iwjan rendah, produksi berat segar clan berat kering ntmput Raja yang tcrtinggi dipcrolch bila ditanam dengan 1'. . /alcataria pada jarak 6 m, sedangkan rumput Gajah clan ntmput Bede menunjukkan hasil tcrtinggi bila ditanam dengan ('. calothvrsus pada jarak 6 m.
100
Seminar Nosional Pelernakan dam Veleriner 1998
3. Seleksi arachis sebagai hijauan pakan ternak berpotensi rli lahan kering
Arachis mempakan tanaman multiguna dengan potcnsi yang tinggi bila diterapkan dalam sistem pertanian yang berkesinambungan (sebagai hijauan pakan, penutup tanalt, pcnaltan erosi, memperbaiki fisik dan kimia tanah, ornamental. bahkan pcsaing gulma) . Arachis sangat tahan terhadap grazing yang berat sekalipun ditanam di daerah masam dan rendah kesuburannya, bahkan ada satu jenis yang tahan terliadap naungan sehingga bisa ditanam di areal perkebunan. Arachis dapat ditanam secara tunggal atau dalam campuran dengan nimput a.l. Axonopus cornpressus, Panicum maximunt, Digitaria milanjiana, Paspa/um notatum, (wnodon dactvlon dam sebagai penutup tanalt di kebun anggrek, anggur atau jenik .
Establishment dari tanaman Araehis mentang cukup lama. namun bila sudah sekali tumbuh maka penyebarannya sangat cepat, bahkan jenis terlcntu sangat sulit untuk dibcrantas . Pertumbuhan dan perkembangan dari jenisjenis vang diselcksi, secara kualitatif maupun kuantitatif selama 4 tannm tampaknya cukup baik, kecuali satu jenis (A. vilosa IRFL 31 12) mati pada umur 4 bilan setelah tanam.
Dari 21 jenis Araehis yang berasal dari Florida dan Australia scrta satu jenis lokal dari Mai,-a Sulawesi Selatan, yang terdiri dari jenis Rhizonialosae, ('nidorhizae dan ErectoideslProcumbensae ternyata pertumbuhan dan perkembangan dari jenisjenis yang diseleksi, secara kualitatif maupun kuantitatif selama 4 talum tampaknya cukup baik, kecuali saw jenis (9. vilosa IRFL 3112) mati pada tunur 4 bulan setelah tanam, ada 2 jenis yang tidak berbunga sampai tanaman benimur 4 tannm, yaitu A . hybrid IRFL 3014 dan IRFL 3015. Produksi tertinggi dicapai oleh A. hybrid IRFL 3014, diiktiti A . labrata cv . Florigraze, Arachis sp. IRFL 3064, IRFL 3053 dan IRFL 3059. 4. Produktivitus leguminosa pakan ternak di berbagai daerah yang berbeda agroklimat
Lokasi penelitian dipilih yang bcrbeda agroklimatnya antara lain yang mewakili laltan kering beriklim basah, dataran rendah (Ciawi) ; lahan kering bcriklim basah, dataran tinggi (DAS Citanduv) ; lahan kering beriklim basah. dataran rendah (Sulawesi) dan Lahan kering bcriklim kering, dataran rendah (Nusa Tenggara) . Dalam evaluasi telah digunakan spcsies leguminosa dari berbagai daerah tropik lain yang lelah dikoleksi oleh suatu lembaga inicrimsional (CIAT, CSIRO) dan juga spesies lokal yang tumbuh di Indonesia . Evaluasi dilakukan selama 3 tannm, unluk mengetalmi sifat tumbuh, produksi biji, produksi hijauan, persistensi serta resistensi tcrhadap hama dan penyakit. Hasil yang clapat ditunjukkan dibedalcan herdasarkan lokasi penelitian sebagai berikut Lokasi lahan kering beriklimt basah, dataran rendah (Ciawi)
Dari 88 jenis leguminosa herba yang mencakup 65 spcsies yang mcwakili 19 genus, ternyata setelah 3 talum dievaluasi, jenis yang paling pcrsisten dam paling tinggi Iiijauannya adalah Stylosanthes guianensis cv. Graham, Cook and Endeavour ; S. scabs cv. Seca; S. hamata cv. Verano ; ATeonotonia tvightii cv. Tinaroo and Clarence. ('litoria ternatea dam Pueraria phaseoloides. Beberapa spesies yang cocok untuk padang penggembalaan konuinal a .l. dari Aeschynomene falcata, Cassia rotrindifolia, C. pilosa, (Yitoria ternatea, Desmodium ovalifbliimt, Vigna vexillata. Untuk leguminosa perdu/polion (7alliandra calothvrsris dam Leucaena
Serninar Nosional Peternakon dan Vetermer
1998
leucocephala diikuti oleh Ghricitha sepiunr, Sesbania Jormosa, S. seshan, Desurochum rensonii dan Codariocalvx gyroides. Lokasi lahan kering beriklim basah, dataran thrggi (DAS Citanduv) Dari 70 leguminosa herba yang mencakup 49 spesies dari 19 genera, spesies yang paliltg baik pertumbuhan maupun hasil hijauannya adalah Stvlosanthes guianensis, S. scabra, ; ('avsia rotundifolia dan C. pilosa . Spesies-spesies tadi tidak terganggtt pert utnbuliannya karena pemotongan dengan interval 6 minggu selama 3 Whim. Pada lokasi ini dari 8 spesies legt iltinosa jierdu produksi kering biomas tertinggi diperoleh olch Leucaena divensi/blia yang diikidi oleh Tadehagi sp, Codariocalyx gyroicles. Lokasi lahan kering beriklint basah, daturan rencluh (Goitui, Sulawesi) Dari 82 leguminosa herba yang mewakili 18 genus dan mencakup 59 spesies, spesies yang paling produktif, talian terhadap hania/penyakit dan kekeringan, talian grazing dan pangkas adalah Macroptiliurn atropurpureum cv. Siralro, Centrosenra ptibescens, C. plumeri, Neonolonia' Wighiii, Clitoria ternatea, Desmodium heteroplrvllrmr, dan Arachis sp. Taliap berikut 48 jenis tclali diuji . spesies yang juga ntenunjukkan produksi vang tinggi Stvlosanthes guianensis (CIAT 18=4), Dioclea guianensis (CIAT 9311) . Svlosanthes guianensis (CIAT 136), Centrosenta orerarium (CIAT 5236), Desmodium slregillosum (CIAT 13155) dan Zornia glabra (CIAT 8283) . Dari 21 jeais leguminosa perdu/polion yang mencakup 9 genus d
ssima, Desmanthus virgatus (CPI 87822), Desmodium salicifrlium, dan tiga spesies yang pada musim keniarau tnasili mengliasilkan hijauan paling tinggi yailu L. leucocephala, Desmanthus vil"galus, G. sepiunr dan Sesbania fbnnosa. Lokasi lahan kering beriklint kering, daturan renduh (Kaharu, Nusa Tenggara) Daerah ini mempunyai nitisim keniarau yang paling panjang di Indonesia yailu 8 bulan, dengan curali hujan yang tidak teralur . Dari 61 jcnis leguminosa herba yang terbaik pertumbultannya selama Iebili dari 2 ntusim hujan dan kering adalah Centroseraa pubescens, C.'. pascuoruni, Stvlosanthes guianensis cv. Graham . S. scabra cv. Fitzroy. Clitoria ternatea, Arachis sp, Aeschynomene frlcota cv. Bargoo, Desmodium ovolifrlium, S. haruata, .S. humilis dim Cacsin rotundifblia. Sampai saat ini ntasili sedikit informasi tenlang daya adaptasi, persistensi, resislcnsi terhadap liama/penyakit juga produksi hijauannya leguminosa perdu/polion pakan ternak unluk daeralt Nusa Tenggara (lalian kering, beriklint kering) . S. Penelitian produksi clan kualitas hijauan pakan runrInrt di antara perkebunan kelapa Hijauan yang dapat ditanain di antira tanaman kelapa adalah runrput Pennisetum purptireunr dan Vetiveria zizaniodes ditanam sistem baris pagar (hedgerou , wslern), ntmput hamparan Stenotaphruin scundalum, Paspalum sp dan Brachiria hrizanta . Kualilas Iii.jauan dari kc-5 jcnis ntmput tcrsebut tidak jauh bcda dengan tempat tcrbuka, balikan jcnis Pospallum sp dan B.
102
Seminar Nastonal Peternakan clan I e-tenner 199,1?
brizantha unsur P lebih tinggi yaitu 0,19-0,24 . Sedangkan protein kasar berkisar 9.09-11,75 tempat
naungan dan tanpa naungan 7,4-13,5%.
Dari tiga spesies legum Calliandra callothyrsus, Flemingia congesta dan Acavia angustisima pohon yang dievaluasi mengenai pertumbulian dan produksinya, yang ditanam di antara pohon kelapa hibrida, dengan radiasi sinar mataliari 60% clan umur potion kelapa 10 talum ternyata Calliandra callothyrsus memberikan produksi tertinggi . Penelitian lain di Pakuwon Sukabumi dari 18 jenis nmput yang diuji pada naungan potion kelapa hibrida yang berbeda umur, yaitu 4 talttin (intensitas cahaya 60) dan 6 taluin (intensitas cahaya 40%) ternyata jenisjenis yang dianggap toleran l'anicnm maximum, Brachiaria humiclicoca, Brachiaria miliformis dan Paspaltnn malacoph,v/ltutt . 6. Integrasi heherapa jenis tanaman pakan dengan tanaman sayuran
Di beberapa areal lalian kering banyak diketemukan lalian yang dimanfaatkan untuk tanaman sayuran akan tetapi belum dikombinasikan dengan tanaman pakan . Kombinasi tanaman pakan (Setaria, Gajah, Panicum) dengan say u ran (kacang panjang, ketimun, chosin, kubis) meunjukkan daya !-unbuh tanaman pakan berkisar antara 54-84'Yo dan tanaman sayuran 47,2-96,3'Yo. Produksi nmput Setaria paling rendah daripada nmput Gajah clan Panicum, tetapi keberadaannya tidak menggangu produktivitas tanaman sayuran . pola tanam-tanaman pakan pa(la teras tahan dlduga dapat menekan erosi clan bermanfaat untuk memperlaliankan produktivitas lainnya . 7. Peningkatan nuttu dan produksi hijauan pakan dengan seleksi runtput dan leguminoso untuk wilayah heriklint kering
Ada beberapa jenis hijauan pakan yang mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan di lahan beriklim kering . Di antara jenisjenis nmput, yang tahan terhadap kondisi kekeringan adalah Setaria splendia, Andropogon gavanus, Cenchrus cilioris dan Brachiaria mutica . Leguminosa yang talian kekeringan antara lain Glirisitha sepitmt, heucoena diversilolia, Clitoria ternatea, Centrosema pascottrum dan Alacroptilittn atropt.apureunt. 8. Giirisidia sehagai pakan meningkatkan kitterja produksi dan reprothiksi ternak dontha
Pembcrian glirisidia 10()'Y, dengan tambahan onggok 100 g/liari/ternak memberikan kinerja produksi clan reproduksi terbaik pada periode kelahiran pertama domba dibandingkan dengan pemberian pakan kontrol (nunput dan 300 g konsentrat/hari/ternak atau pun 25 clan 50% glirisidia . Walaupun daun glirisidia inengandung senyawa antinitrisi bempa kumarin ternyata tidak mempenganrhi produksi maupun reproduksi ternak yang mengkonswnsinya . Kandungan plasma progesteron ternyata konsentrasi nteningkat dari rata-rata 1,0 ng/ml mcnjadi 3,8 ng/ml . Seiain itu pemberian glirisidia dapat meningkatkan laju ovulasi, menuninkan kematian janin, meningkatkan jumlah anak yang lahir serta meningkatkan bobot badan anak lahir maupun bobot sapih . HASIL-HASIL PENELITIAN HASIL TERNAK Daging 1. Prcferensi konsumen terhadap jenis mutu daging
Produksi daging dalam negeri belum mampu memenuhi perminlaan konsumen, tenrlama daging berkualitas tinggi. Di DKI untuk memenuhi kebutuhan konsumen daging bukan lianya 103
Seminar Nosional Peternakan don Veteriner 1998
lokal tetapi juga impor. Perkembangan produksi daging selama Pclita V masilt relatif kecil, yaitu sekitar 85%. Kekurangan sekitar 15% tcrsebut ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan presentasi kekurangan permintaan (sekitar 13%). Berarti pemenuhan kekurangan daging tersebut dilakukan dengan impor daging . Jumlah penggemukan ada 22 dengan kontribusi 19.800 ton daging, Sedangkan jumlah pengusalta yang bergerak dalam impor daging sebanyak 45 buah. Mutu daging sapi lebih banyak ditentukan letak daging tersebut . Perbandingan berbagai mutu daging impor dengan daging yang berasal dari sapi impor inenunjukkan baliNva karakleristik tnulu yang meliputi segi fisik/kimia (warna, pH, kadar air, kadar protein dan kadar Icmak) dan organeleptik (warna, bau aroma, rasa, keempukan, dan juicennes) tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05) pada senttia karakleristik mutu fisik/kimia antara keduanya. Penerinman panclis terhadap warna daging mentah asal bakalan impor (2,95) lebili tinggi dibandingkan dengan daging impor (2,80), tetapi untuk daging matang penerimaan panclis terhadap Nvarna daging impor (3,20) sedikit lebili tinggi dibandingkan daging asal bakalan impor (3,15). Pencrimaan panclis terhadap bau daging impor segar dan matang (2,80 ; 3,10), tidak berbeda nyata . Penerinman panclis terhadap rasa daging impor (3,30) lebili tinggi dari daging asal bakalan impor (3,20) . Penerinman panclis terhadap keempukan dan juicennes daging impor (3,25; 3,20) lebili tinggi dibandingkan dengan daging asal bakalan impor (3,05, 3,10). 2. Penmotongan dan penanganan daging Pemberian perlakuan electric stimulation segera setelah pemolongan dapat nienuntnkan penyusutan karkas masing-masing 1 .11% dan 0,87% unluk palia depan dan belakang dibandingkan kontrol dengan masing-masing 1,26% dan 0,81% . Sedangkan perlakuan spro'v chilling setiap 3 dsn 6 jam inembcrikan penytisulan karkas yang terendah dengan 0,72%, dan 0,85% dibandingkan dengan kontrol (0 jam) dan 12 jam yang masing-masing dengan 1 .46%, dan 1,12%. fprav chilling juga dapat nienunmkan persentase penylisulan daging yang dikenias dalain kantong plastik hampa udara setelah disimpan selama 1-5 ntinggu masing-masing untuk perlakuan 0,3, 6 dan 12 jam dengan pcnyustltan 3,15%,; 2,38"/; 2,58" ; dan 2 .83%,. Pemirunan temperatur karkas selama 36 jam penyinipanan dan pH daging yang dikemas dalam kantong plastik hamlxt udara tidak dipengantlu olch kedua perlakuan baik electric stimmlation maupun spray chilling". 3. Penentuan standar mutu daging domhu (Ian kanthing Penilaian mutu daging berdasarkan standar nnitu ternyata kriteria warna dan bau adalah setnua sampcl benvarna khas daging segar dan bau khas daging segar, kecuali saw sampcl asal pasar swalayan di Bandung yang benvarna hijau dan berbau busuk. Kriteria penampakan dan kekenyalan kering dan kenyal (bertnutu 1) diperolch Icbilt banyak dari pasar tradisional Bandung, Sedangkan sampel daging asal pasar tradisonal Jakarta dan pasar swalayan/toko daging di Bandung diperolch nnrtu 11 dsn III Iebih banyak dibandingkan pasar tradisional di Bandung . Rataan bakteri berada di atas standar yaitu 2,20 x 10' - 7,14 x 10', juga rataan pH standar hanya terdapat dari sampel daging asal pasar swalayan di Jakarta. Rataan daya mengikat air berkisar antara 3,6-8,5% . 4. Analisis ntutu daging sapipotong pola penggeniukan Kualitas daging yang dihasilkan dari sapi hasil pcnggemukan (PIR) dengan berbagai pola pemberian pakan konsentrat PIR tanpa mikroba (A), konsentrat PIR dengan mikroba (B), konsentrat BPT tanpa mikroba (C), dsn konsentrat BPT dengan mikroba (D) ternyata warna
104
Seminar Nosional Peternakan dan Meteriner 1998
daging terbaik berasal dari sapi hasil pcrlakuan C dan D, warna Iemak terbaik hasil perlakuan C, serta marbling terbaik pada daging hasil pcrlakuan D . Tidak terdapat pcrbedaan yang nyata pada kadar protein, air dan abu dari daging hasil pcrlakuan A, B, C, dan D. Hasil uji organoleptik terhadap daging matang menunjukkan penampakan terbaik pada daging hasil perlakman A. ball pada daging hasil perlaktian A dan C, kcempukan tertinggi pada daging hasil perlakuan B. Rasa terbaik pada daging hasil perlaktian C, serta juiciness terbaik pada daging hasil perlaktian B . Analisis terhadap proporsi tiap bagian daging menunjukkan bahwa persentase karkas tertinggi adalah pada sapi perlaktian D (52,9%), persentase daging tertinggi pada sapi perlaktian C (32,0%) serta persentase lemak trinting terendah pada sapi perlaktian C (7,4",,) . SUSU
1. Peningkatan rnutu hasil olahan cladih
Dadih adalah produk fermcntasi spontan susu kcrbau dalam wadali bambu . Selanla ini dadilt masilt dibuat secara tradisional, sehingga masih belum ada metode pembuatan vang baku dan umur simpannya relatif pendek . Untuk meningkatkan mutu hasil olahan dadili ini perlu dilakukan pengnlaltan yang lebili baik di antaranya dengan penerapan pastcurisasi pada susu kcrbau yang digunakan . Pasteurisasi yang menggimakan metoda LTLT (Low Temperature Long Time) alau pun HTST (High Temperature Short Thne) dapat mcnipcrpanjang umur dadili dari 3 hari mcniadi masing-masing 7 hari dan 8 hari . Perlakuan LTLT dan HTST ticlak mempcngarulti kadar protein dan Iemak tetapi berpengandi terhadap pH dan total asam dadih . 2. Identifikasi pembiakan kultur bakeri pengolahan daclih
Pengolahan dadilt menipakan potensi tcknologi pengolahan susu yang dapat dikcmbangkan . Pengembangan tcknologi ini akan dapat menumbulikan agro industri pengolahan susu di pedesaan tenitama di Sumatera Barat . Dampaknya akan dapat meningkatkan pendapatan masymakat desa, pemenultan gizi masyarakat dengan produk makanan yang disukai . Identifikasi mikroba yang berperan dalam proses pengolahan daclih ternyam pada bantbu ampel tidak ada pcilumbultan bakteri Gram positif yaitu Ioktobacillus brevis, Streplococcus agalaktiae, Bacillus cereus, 4 reptococcus itheris dan dari gram negatif aclalah hscherichia coli dan Klcpsiella sp. 3. Pengolahan clan pengemasan Bali
Penelitian pengaNvetan dan pengemasan dali tclah dilakukan di dacrah produscn dali (Tapanuli Utara) untuk mempcrpanjang daya simpau dali . Ada 2 perlaktian penclitian vaitu (A) pembuatan dali secara tradisional dan (B) pembuatan dali dengan tcknologi baru dengan dengan pengawetan dan pengemasan . Dari analisa mutu dengan uji rendeman . uji nilai nutrisi dan uji daya tahan simpan dali yang mendapat perlakuan (tradisional) . ditin.jau dari penampakan, kekenvalan, kandungan protein, dan kandungan Iemak serta daya tahan simpannya ternyata rendeman dali yang tradisional (32,31%) lebili tinggi dibanding dengan rendeman (30,G2%) dali vang mendapat perlakuan . Namun ltal ini tidak diikuti dengan kandungan air dali vaitu yang tradisional (75,13%4) dan dali mendapat perlaktian pada hari kedua sudah menunjukkan penyimpangan sampai hari keenam belum menunjukkan penyintpangan .
105
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1998
4. Teknik pembiakan bibityoghurt
Viabilitas sel kultur yoghurt yang dikeringkan dengan cara terpisah (antara L. bulgaricus dengan S. thernophilus) memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pengeringan secara camper. Pemberian bahan pelindung sukrose 10% menberikan hasil yang lebih baik terhadap viabilitas sel kultur yoghurt yang dikering-bekukan . Daya pembentukan asam oleh kultur kering yoghurt yang dikeringkan secara terpisah lebili tinggi dibandingkan dengan kultur kering yoghurt yang dikeringkan secara dicampur. Kadar air kultur kering tidak berbeda nyata antara kedua cara pengeringan yang dilakukan (5 - 6%) . Mutu yoghurt yang dillasilkan dari kultur kering yang dibuat dengan pengeringan terpisah lebili baik dibandingkan dengan yang dikeringkan secara dicampur. Tclur In ventarisasi mutu telur konsumsi
Inventarisasi mutu telur konsumsi telah dilakukan dengan pengambilan sampel di Kabupaten Sukabumi, Tangerang dan Bogor. Sampel yang digunakan sebanyak 403 butir telur ayam ras (strain Hyline, Logman, Isa Brown dan Decalb) umur sehari . Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar telur ayam ras dan buras mempunyai grade mutu I (satu) sebanyak 93,62% pada telur ayam ras, 77,10% pada telur buras intensif dan 64,0% pada (elur buras ekteensif. Graele mutu telur berdasarkan berat, menunjukkan baliwa sebagian besar telur ras mempunyni ukuran besar (52,363,6 g) sebanyak 36,40%, sedangkan telur buras ektensif dan intensif sebagian besar mcm-unyai ukuran berat sedang (42,9-52,2 g) sebanyak masing-masing 53,93 dan 50,0% . C dan 42,62 10,78%, grade mutu berdasarkan Haught unit, menunjukkan grade telur ayam ras adalah AA sebanyak 82,73%; A 10,78%; B 4,62% ; dan C 0,4% sera( BS 1,47 . Rata-rata grade telur ayam buras adalah AA 70,55%; A 23,83%, ; B 0,9%; dan afkir 42,67%) . Dari penelitian ini dapat disimpulkan balma mutu telur konsumsi di tingkat peternak cukup baik . Sintesis Balitnak akan terus melakukan penelitian up stream pada berbagai disiplin Hum (pemuliaan/reproduksi, pakan/nutrisi, agrostologi, pasca panen) sesuai dengan kebutuhan tindak lanjut dari penerapan berbagai komponen tcknologi ternak . Keterkaitan antara peneliti-penyuluh-petani masih akan menjadi instrumen pemasyarakatan teknologi yang dihasilkan Balitnak. Upaya identifikasi berbagai karya ilmiah yang berkualifikasi HAKI akan terus dilakukan untuk membangun sistem insentif bagi pengembangan lptek peternakan . Pembinaan SDM penelitian Balitnak tetap merupakan kunci keberlangsungan penelitian ternak di masa mendatang (pelatihan degree dan non- (Iegree) . TANVA JAWAB Paulus C. Paat : Menghimbau agar hasil-hasil penelitian Balitnak diujicobakan di dacrah-daerall . Rosalina : Bagaimana kiat Puslitbang Peternakan untuk pembangunan peternakan . 106
memberclayakan rakyal
dalam
SeminarNosional Peternakan clan Meteriner 1998
Tjchhy D. Socdjana : Untuk melaksanakan dan iiie%Ntijudkan keterkaitan antar lembaga/balai di Badan Litbang Pertanian tidak semudah mengucapkannya, tergantung kepada strategi Badan Litbang. Uji coba
liasil
Balitnak
di
lokasi
yang jauli,
belum pernall dilaksanakan,
karena
membutuhkan dukungan dana yang cukup besar. Karena sudah ada ketentuan baliNva pembiayaan uji coba tersebut harus dilakukan oleh Balai itu sendiri .