III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1.
Bahan Penelitian
3.1.1. Ternak Penelitian Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode laktasi 2 dengan bulan ke-2 sampai bulan ke-5 sebanyak 16 ekor. Rataan bobot badan sapi adalah 437,03 ± 20,24 kg.
3.1.2. Bahan Pakan dan Ransum Penelitian Biomassa jagung yang digunakan adalah semua bagian tanaman jagung yang telah berumur 90-100 hari yang terdiri atas (biji, daun, batang, klobot, dan tongkol jagung) dan konsentrat serta diberi tambahan pakan berupa rumput segar yang diberikan sesuai dengan kebutuhan ternak masing-masing. Lebih jelasnya mengenai komposisi ransum yang diberikan kepada sapi penelitian dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5. Table 4. Komposisi Nutrient Silase Biomassa Jagung, Rumput, dan Konsentrat. Pakan Silase 0 Silase-1 Silase-2 Silase-3 R. Gajah Konsentrat Bahan Kering (%) 21,00 29,66 36,65 43,4 23,2 87,52 Abu (%) 10,20 6,73 8,21 8,07 12 10,55 Protein Kasar (%) 9,90 10,95 12,65 13,45 8,7 14,34 Serat Kasar (%) 27,40 22,34 19,28 18,57 32,3 16,28 Lemak Kasar (%) 1,80 8,29 7,37 8,68 2,7 8,6 BETN (%) 50,70 51,69 52,49 51,23 43,7 50,23 TDN (%) 60,00 74,50 74,63 76,74 52,4 76,35 Sumber:Hasil Analisis Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Zat Pakan
27 Table 5. Komposisi Nutrien Ransum Perlakuan Berdasarkan Bahan Kering Sapi Perah Laktasi Berat Badan 450 Kg dan Produksi Susu >15 kg 4% FCM. Ransum Zat Pakan R1 R2 R3 R4 Bahan Kering (kg) 16,08 14,53 14,57 14,61 Abu (%) 10,46 8,56 9,63 9,69 Protein Kasar (%) 13,16 11,97 12,44 12,36 Lemak Kasar (%) 12,44 10,22 8,20 7,57 Serat Kasar (%) 13,58 19,70 20,22 22,18 BETN (%) 50,35 51,51 51,33 49,89 TDN (%) 72,01 74,34 71,97 70,83 Sumber: Hasil Perhitungan
3.1.3. Peralatan yang Digunakan
1) Timbangan untuk mengukur berat bahan pakan 2) Mixer untuk mencampur bahan pakan 3) Ember untuk menyimpan air dan menampung susu 4) Kalkulator sebagai alat penghitung 5) Tong plastik sebagai tempat fermentasi silase jagung 6) Tutup tong plastik 7) Sealer besi sebagai pengikat antara tong dengan tutupnya agar suasana anaerob untuk silase dapat terjadi 8) Sekop untuk memindahkan silase ke dalam wadah 9) Chopper untuk memotong jagung 10) Spidol 11) Thermometer 12) Gelas ukur 13) Laktodensimeter 14) Lactoscan Milk Analizer MCC50 Serial Number 0403 .
28 3.2.
Peubah yang Diamati
3.2.1. Produksi Susu Produksi susu diukur dengan cara menimbang air susu hasil pemerahan pagi dan sore hari (gram) dengan alat timbang yang mempunyai kapasitas 20 kg dengan tingkat kepekaan 50 gram. Pengukuran produksi susu dilakukan setiap hari selama 3 bulan pengamatan.
3.2.2. Produksi 4% FCM Produksi susu distandardisasikan pada produksi susu 4% FCM.FCM (Fat Corrected Milk) adalah jumlah air susu yang diproduksi dengan melakukan koreksi berdasarkan kandungan lemak di dalam air susu tersebut. Konversi tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Produksi susu (kg 4% FCM/ekor/hari) = (0,4 X PS) + (15 X PS X L) Dimana, PS = Produksi Susu Harian (kg/ekor/hari) L = Kadar Lemak Susu (%)
3.3.
Metode Penelitian
3.3.1. Tahap Penelitian A. Pembuatan Silase Membuat komposisi silase biomassa jagung dalam ransum penelitian terdiri atas silase biomassa jagung ditambah konsentrat dengan persentase sebagai berikut: Silase biomassa jagung 0 (S0) = 100 % silase biomassa jagung Silase biomassa jagung 1 (S1) = 90% silase biomassa jagung + 10% konsentrat
29 Silase biomassa jagung 2 (S2) = 80% silase biomassa jagung + 20% konsentrat Silase biomassa jagung 3 (S3) = 70% silase biomassa jagung + 30% konsentrat Adapun prosedur pembuatan silase biomasa jagung adalah sebagai berikut: 1. Tanaman jagung yang baru dipanen dilayukan terlebih dahulu sekitar satu hari untuk mengurangi kadar air 2. Tanaman jagung berikut buahnya (biomasa) dicacah/chopping, ukuran panjang pencacahan 5-7 cm 3. Biomasa jagung yang telah dicacah dicampur dengan konsentrat, sesuai dengan formula yang telah ditetapkan. 4. Guna mempercepat proses ensilase, ditambahkan larutan mikroba dan molasses dalam air. Banyaknya air bergantung pada jumlah konsentrat yang digunakan pada pembuatan silase. Dosis mikroba adalah 0,2% dalam larutan molasses, sedangkan banyaknya molases adalah 0,5% dari biomasa jagung. Banyaknya air yang ditambahkan adalah 30% dari berat konsentrat yang dicampurkan ke dalam biomasa jagung pada pembuatan silase 5. Biakan mikroba selanjutnya disemprotkan secara merata dan diaduk sehingga semua bahan merata. 6. Selanjutnya campuran biomasa jagung dengan konsentrat pada berbagai rasio masing-masing dimasukan kedalam silo (blue tong), dilakukan pemampatan kemudian ditutup sampai rapat. 7. Proses ensilase dianggap selesai setelah 14-21 hari pemeraman. Artinya fermentor (blue tong) dapat dibuka setelah 14-21 hari, atau bisa simpan lebih lama sesuai kebutuhan.
30 B. Tahap Uji Coba di Lapangan Uji coba ransum di lapangan dibagi dalam dua tahap: tahap pertama adalah masa adaptasi (prelium) dan tahap kedua adalah tahap masa pengumpulan data. a. Masa Adaptasi (Prelium) Sebelum diterapkan ransum perlakuan, sapi-sapi diberi silase biomasa jagung secara bertahap. Hal tersebut bertujuan agar sapi terbiasa mengonsumsi ransum perlakuan. Adaptasi terhadap ransum perlakuan berlangsung selama sebulan. Tanda bahwa sapi sudah beradaptasi dengan ransum perlakuan didasarkan pada jumlah ransum perlakuan yang dikonsumsi sama dengan konsumsi ransum asal. b. Masa Pengumpulan Data. Pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan. Pada masa ini sapi-sapi diberi ransum perlakuan dan dicatat jenis dan jumlah ransum yang dikonsumsi. Produksi susu diukur setiap hari, pemerahan pagi dan pemerahan sore. Setiap dua minggu dilakukan pengukuran kadar lemak susu. Pengukuran kadar lemak susu : Alat-alat yang digunakan untuk menguji kadar lemak susu adalah lactoscan Milk Analizer MCC50 Serial Number 0403. Tata urut kerjanya yaitu 1). Susu dihomogenkan dengan cara mengaduk susu menggunakan sendok pengaduk terlebih dahulu; 2). Susu dimasukan ke dalam backer glass sebanyak 25 ml; 3). Memasukan tabung yang berisi susu pada ujung jarum yang merupakan bagaian alat lactoscan; 4). Tombol OK pada alat ditekan dan sampel akan tersedot masuk ke dalam alat; 5). Tombol Ok pada alat ditekan lagi dan data akan keluar dilayar lactoscan berupa Lemak (Fat), BJ (Density), Laktosa (Lactosa), Solid Non Fat (SNF), Solids, Protein dan Added Water.
31 c.
Tahap Analisis Data Semua peubah yang diamati selanjutnya dianalisis secara statististika dengan
Sidik Ragam dan uji lanjut. Analisis data dilakukan untuk mengambil kesimpulan tentang objek penelitian yang telah diamati.
3.3.2. Rancangan Penelitian dan Analisis Statistik Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu: R1 = 60% S0 + 40 % konsentrat R2 = 60% S1 + 10% rumput + 30% konsentrat R3 = 60% S2 + 20% rumput + 20% konsentrat R4 = 60% S3 + 30% rumput + 10% konsentrat Masing-masing perlakuan diulang 4 kali, sehingga didapat 16 unit percobaan.. Efek perlakuan dari data yang didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (Analysis of Variance) dan untuk menguji perbedaan antar perlakuan dilakukan uji Duncan. Model matematik yang digunakan adalah sebagai berikut (Gaspersz, 1995) :
Keterangan : i = Banyaknya Perlakuan (1,2,3,4) j = Banyaknya ulangan (1,2,3,4) Yij = Respon hasil pengamatan yang mendapat perlakuan ke-i dalam kelompok ke-j π = Rata-rata umum τi = Pengaruh perlakuan ke-i βj = Pengaruh dari kelompok ke-j εij = Pengaruh komponen galat
32 Tabel 6. Daftar Sidik Ragam Sumber Variasi Perlakuan Galat Total Keterangan: DB = Derajat Bebas JK = Jumlah Kuadrat KT = Kuadrat Tengah
DB 3 9 15
JK JKP JKG JKT
KT KTP KTG
Fhit KTP KTG
Hipotesis yang akan diuji adalah : H0 : R1 = R2 = R3= R4 H1 : R1 ≠ R2 ≠R3 ≠R4, atau ada salah satu perlakuan yang berbeda. Kaidah Keputusan: 1. Jika Fhitung ≤ F0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1. 2. Jika Fhitung> F0,05 artinya perlakuan berpengaruh nyata (significant), tolak H0 dan terima H1.