III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1
Bahan dan Alat Penelitian
3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Dendeng daging sapi giling yang diperoleh dari Pasar Rancabolang, Bandung, dengan berat 200 gram digunakan sebagai objek utama penelitian (2) Gel lidah buaya (Aloe vera L) var.chinensis umur 1 tahun yang diperoleh dari penjual tanaman hias di daerah Cibiru Bandung, digunakan sebagai subjek penelitian (3) Aquades 500-1000 ml Digunakan sebagai pelarut PDA (Potato Dextrose Agar). (4) Media Potatoes Dextrose Agar (PDA) 20-40 gram Digunakan untuk media pertumbuhan jamur (5) Spirtus Digunakan sebagai bahan untuk mengisi bunsen (6) NaCl fisiologis 9 ml dan 40 ml Digunakan untuk mengencerkan sampel (7) Antibiotik 250 mg Digunakan sebagai penghambat tumbuhnya bakteri dan mikroorganisme lainnya yang menghambat pertumbuhan jamur.
3.1.2 Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua fungsi utama, yakni untuk memisahkan dan menghancurkan gel lidah buaya serta alat untuk menanam dan mengidentifikasi jamur. Adapun alat yang digunakan untuk memisahkan gel lidah buaya dari pelepah daun dan lendirnya digunakan pisau tajam yang steril, sementara untuk menghancurkan gel lidah buaya digunakan blender kecil (blender wet mill) sehingga gel mudah dioleskan ke dendeng. Kemudian untuk alat penanaman dan identifikasi jamur digunakan alatalat seperti tabung reaksi sebanyak enam tabung sebagai tempat menyimpan NaCl 9 ml. Selanjutnya pipet volumetri ukuran 10 ml sebanyak satu pipet yang digunakan untuk mengambil NaCl fisiologis dan pipet volumetri ukuran 1 ml sebanyak delapan pipet untuk memindahkan pengenceran dendeng daging sapi giling ke dalam tabung reaksi. Labu erlenmeyer ukuran 50 ml sebanyak dua labu sebagai wadah penyimpanan dendeng daging sapi giling pengenceran pertama, dan labu erlenmeyer ukuran 250 ml sebanyak empat labu untuk menyimpan media PDA serta labu Erlenmeyer ukuran 1000 ml untuk mencaikan agar media PDA. Cawan petri (petri dish) digunakan sebagai tempat media pertumbuhan jamur. Inkubator digunakan untuk menyimpan cawan petri agar jamur yang tumbuh tetap terjaga suhu ruangnya. Osse digunakan untuk mengambil spora jamur untuk dilakukan slide culture. Gelas objek digunakan untuk tempat menyimpan spora jamur. Selanjutnya cover glass digunakan untuk menutup gelas objek dan memudahkan dalam pemeriksaan dengan mikroskop. Mikroskop elektrik digunakan untuk mengamati bentuk hifa dan morfologi jamur.
3.2
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplorasi
terhadap salah satu merk dendeng daging sapi giling yang berasal dari Pasar Rancabolang Bandung. Sampel merupakan salah satu merk dendeng daging sapi giling dengan berat 200 gram. Pengambilan dan pengujian sampel dilakukan pada hari yang sama dengan hari pertama dendeng didistribusikan di pasar tersebut dengan ulangan 4 kali. Pengamatan dilakukan setiap hari hingga jamur terlihat secara makroskopis pada permukaan dendeng. Data hasil identifikasi jamur dianalisis secara deskriptif, serta untuk penghitungan jumlah jamur dilakukan melalui metode hitungan cawan dengan analisis data secara deskriptif. 3.2.1
Persiapan Sampel Dendeng daging sapi giling yang berbentuk lembaran disimpan pada
wadah steril dan diolesi dengan gel lidah buaya menggunakan kuas. Setelah itu dilakukan pengambilan sub-sampel dengan mencabutnya menggunakan pinset steril sehingga diperoleh beberapa bagian dendeng yang dapat mewakili jumlah keseluruhan dendeng. Dendeng ditimbang hingga diperoleh berat 5 gram. 3.2.2 Persiapan Alat Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini dicuci terlebih dahulu kemudian dikeringkan dan dilakukan sterilisasi kering dengan oven bersuhu 130°C selama 30 menit. 3.2.3 Persiapan Gel Lidah Buaya Lidah buaya berumur 1 tahun diperoleh dari penjual tanaman di daerah Cibiru, Bandung yang merupakan varietas hasil introduksi dari Cina dan
dikembangbiakkan di Pontianak sehingga menjadi varietas baru yakni Aloe vera L var Chinensis. Lidah buaya ini merupakan tanaman perdu dengan keadaan batang pendek dan sebagian terbenam dalam tanah serta bentuk daun seperti pedang dengan bentuk meruncing dan berwarna hijau muda dilapisi lilin dan bagian bawah berwarna hijau keabu-abuan (Surat Keputusan Menteri Pertanian, 2003). Proses persiapan gel lidah buaya dimulai dengan mengupas dan memotong daun lidah buaya lalu mengambil bagian yang bening, kemudian direndam dalam larutan garam dan asam sitrat 0.025% dalam 1 liter air sampai lendirnya keluar kemudian mencuci dengan air bersih sebanyak 1-2 kali. Selanjutnya gel lidah buaya diblender (Sundari dan Elfi, 2010). Mengukur gel lidah buaya dengan gelas ukur hingga diperoleh 10 mililiter. Tempatkan gel pada wadah steril dan segera aplikasikan pada dendeng daging sapi giling menggunakan kuas steril. 3.2.4 Persiapan Media Potatoes Dextrose Agar (PDA) Prosedur persiapan media potatoes dextrose agar disesuaikan dengan petunjuk yang ada pada kemasan media. Adapun tahapannya: (1) Menimbang potatoes dextrose agar sebanyak 20 gram, kemudian disimpan dalam labu erlenmeyer. (2) Memasukkan aquades sebanyak 500 mililiter ke dalam labu erlenmeyer yang berisi potatoes dextrose agar (40 gram PDA untuk 1 liter air) . (3) Memanaskan bahan diatas api kecil dengan diaduk hingga homogen. 3.2.5 Penanaman Jamur Penanaman jamur dilakukan melalui total plate count untuk jamur dengan metode tuang atau pour plate method. Pada metode tuang, sampel dendeng
diencerkan terlebih dahulu kemudian dituangkan ke dalam cawan petri steril. Metode pengenceran ini dapat dilihat selengkapnya pada Ilustrasi 3.
Ilustrasi 3. Metode Pengenceran Desimal pada Metode Hitungan Cawan untuk Contoh Padat (Lukman, 2009). Setelah dilakukan pengenceran kemudian menyiapkan media Potatoes Dextrose Agar (PDA) suhu 40°C dan diberi antibiotik (dilarutkan terlebih dahulu dalam aquades 50 ml per kapsul) sebanyak 2 ml untuk 250 ml media PDA. Selanjutnya memasukkan media Potatoes Dextrose Agar (PDA) sebanyak ± 20 cc ke dalam cawan petri lalu goyangkan membentuk angka 8. Setelah agar menjadi padat cawan petri dibalik dan diberi label kemudian dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu 37°C selama 96 jam. Koloni yang terbentuk pada media diambil untuk dibuat slide culture untuk identifikasi jamur (Lukman, 2009).
3.2.6 Perhitungan Koloni Jamur Perhitungan koloni jamur dimulai pada saat terjadi pertumbuhan jamur pada media setelah melalui inkubasi selama 96 jam. Perhitungan dilakukan melalui metode hitungan cawan. Jumlah koloni dinyatakan dalam cfu (colony forming unit) per ml. Perhitungan koloni jamur dilakukan pada dendeng tanpa diolesi dengan gel lidah buaya (kontrol) dan dendeng setelah diolesi gel lidah buaya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penurunan jamur pada dendeng daging sapi giling.
3.2.7 Pengamatan Jamur dengan Slide Culture Metode slide culture dimulai dengan menyiapkan gelas objek steril, diberi perlakuan aseptik dengan disemprot menggunakan alkohol. Media PDA diteteskan pada gelas objek dan dibiarkan sampai agar menjadi padat. Selanjutnya menempelkan 1 mata ose isolat jamur kontaminan yang akan diuji pada gelas objek yang telah ditetesi media PDA dan segera ditutup dengan cover glass. Gelas objek ditempatkan pada nampan bersih kemudian ditutup dengan alumunium foil dan diinkubasi pada suhu ruang (25-30°C) selama 5-7 hari. Pengamatan dilakukan sampai ke tingkat genus melalui dua tahap. Tahap pertama pengamatan fungi secara makroskopis yang meliputi pengamatan terhadap warna koloni, serta morfologi koloni. Adapun tahap kedua pengamatan jamur dilakukan secara mikroskopis. Melalui metode slide culture dan diperiksa dibawah mikroskop, dapat diketahui bentuk hifa (spiral, bernodul, atau mempunyai rhizoid), hifa berseptum atau tidak, hifa berpigmentasi hialin atau gelap sehingga memudahkan identifikasi (Indrawati, dkk., 1999).
3.2.8 Peubah yang Diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah jamur serta jenis jamur pada dendeng daging sapi giling yang dilumuri dengan gel lidah buaya dan tanpa dilumuri dengan gel lidah buaya.