1 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek/Bahan Penelitian Ternak Percobaan Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul Ba...
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek/Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) sebanyak 100 ekor yang dipelihara sejak DOC sampai dengan umur 60 hari. Pada saat umur memasuki 60 hari kemudian diambil acak 15 ayam betina dan 15 ayam jantan. Ternak ini di dapatkan dari PT. AKI (Ayam Kampung Indonesia) yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. 3.1.2 Kandang dan Peralatan Penelitian Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang litter dengan kelengkapan sebagai berikut : a.
Kawat pemisah digunakan sebagai pembatas antara ternak penelitian dengan ternak yang tidak digunakan dalam penelitian.
b.
Round feeder (tempat pakan)
c.
Round waterer (tempat minum)
d.
Lampu pijar 60 watt sebagai penghangat dan pencahayaan kandang
e.
Sekam
f.
Timbangan analitic
Adapun peralatan yang digunakan untuk penyembelihan adalah sebagai berikut : a.
Pisau digunakan untuk memotong ayam-ayam yang akan digunakan untuk penelitian.
b.
Asahan pisau digunakan untuk mengasah pisau yang akan digunakan sebagai pemotong.
c.
Ember digunakan untuk tempat air panas.
3.2 Tahap Pengamatan 3.2.1 Tahap Persiapan Kandang a.
Sanitasi kandang yang meliputi pencucian tempat pakan dan minum, pengapuran lantai dan dinding.
b.
Pemisahan ayam-ayam yang akan dijadikan bahan penelitian dengan menggunakan kawat yang telah disediakan.
c.
Penimbangan bobot DOC sebagai bobot awal.
d.
Pemberian wing tag sebagai penanda pada ayam yang sudah dipisahkan.
3.2.2 Tahap Pemeliharaan a.
Pemeliharaan dilakukan di kandang milik CV. Bangun Jaya Farm Kecamatan Warung Kiara Kabupaten Sukabumi.
b.
Pada umur 1-4 minggu pemberian ransum dilakukan dua kali sehari menggunakan ransum komersial Shinta BR-511, kemudian pada umur 4-8 minggu menggunakan ransum komersil Shinta BR-22 yang diperoleh dari PT. Charoend Pokphand.
c.
Pemberian air minum diberikan adlibitum.
d.
Ransum yang digunakan dalam penelitian ini adalah ransum yang dibeli di poultry shop.
Adapun kandungan nutrisi ransum yang tertera disajikan
pada Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1.Kandungan Energi Metabolis dan Zat-zat Makanan dalam Ransum
Bahan Pakan
EM Kkal/kg
PK . .
%
LK
SK
. . . . . .
. . . . . .
Abu . . . .
Shinta BR 511
3370
21-23
5-8
3-5
4-7
Shinta BR 22
2630
19-21
4-8
3-5
4-8
Sumber : http://www.sintafeed.com/pakan_ayam_pedaging.html Keterangan : EM= Energi Metabolis, PK= Protein Kasar, LK= Lemak Kasar, SK= Serat Kasar
3.2.3 Tahap Pemotongan a.
Ayam dipuasakan selama 12 jam.
b.
Timbang bobot ayam pada umur 60 hari sebagai bobot hidup.
c.
Kemudian setelah ayam ditimbang masukkan kedalam keramba untuk memudahkan proses penanganan sebelum penyembelihan.
d.
Penyembelihan dilakukan menggunakan standar MUI (Majelis Ulama Indonesia) dengan cara ayam menghadap kiblat dengan membaca bismillah kemudian penyembelihan dilakukan dengan memotong empat saluran yaitu vena jugularis, arteri karotidea, esofagus, dan trakea.
e.
Posisi kepala ayam berada dibawah atau letakkan pada posisi terbalik untuk menguras darah di dalamnya sehingga karkas akan berwarna pucat.
f.
Mempersiapkan air hangat berkisar antara 55-60 derajat celcius untuk memudahkan dalam pencabutan bulu-bulu ayam. Rendam ayam tersebut selama 30 detik untuk memudahkan pencabutan bulu.
g.
Melakukan tahap pemisahan dan penimbangan edible dan in edible.
3.2.4 Pengukuran bagian edible dalam satuan gram Menurut Biyatmoko (2011) pengukuran bagian edible ada tiga bagian yang perlu diamati antara lain terdiri atas :
a.
Bobot hidup dengan satuan gram.
b.
Bobot karkas dengan satuan gram.
c.
Bobot giblet dengan satuan gram.
3.2.5 Pengukuran bagian in edible Menurut Biyatmoko (2011) pengukuran bagian inedible ada 7 bagian yang perlu diamati antara lain terdiri atas : a.
Bobot jeroan tanpa giblet dengan satuan gram
b.
Bobot kepala dengan satuan gram
c.
Bobot leher dengan satuan gram.
d.
Bobot kaki dengan satuan gram.
e.
Bobot bulu yaitu bobot ternak hidup dikurangi bobot setelah pencabutan bulu.
f.
Bobot darah yaitu bobot potong dikurangi bobot karkas, berat bulu, leher, kaki, dan kepala dengan satuan gram.
g.
Bobot lemak abdominal dengan satuan gram.
3.3 Metode Penelitian Analisis statistika deskriptif dilakukan terhadap bobot potong, bagian edible dan bagian inedible Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut : a.
Rata-rata data kuantitatif dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data pertumbuhan oleh banyaknya data.
̅= × Keterangan : ̅ ×
= Rata-Rata
∑𝑁 𝑖=1 𝑋𝑖 𝑛
b.
∑𝑁 𝑖=1 𝑋𝑖
= Jumlah data x ke-i
n
= Jumlah data
Simpangan Baku
Simpangan baku adalah akar dari ragam. Ragam merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individu terhadap rata-rata populasi, adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
Keterangan :
c.
S
= Simpangan baku
xi
= Nilai data ke-i
̅ ×
= Rata-rata populasi
n
= Jumlah data
Koefisien Variasi Koefisien variasi merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui besarnya variasi nilai dari hasil pengukuran variable yang diamati dengan menggunakan rumus :