III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan adalah Itik Peking Mojosari Putih (PMp)
jantan, umur 7 minggu, diamati sampai umur 10 minggu kemudian dipotong, sebanyak 40 ekor yang terdiri atas 20 ekor diberi pakan sisa rumah makan dan 20 ekor diberi pakan komersial. 3.2
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif terhadap bobot potong, edible
dan non edible itik Peking Mojosari Putih (PMp).
Pakan komersial yang
digunakan adalah pakan hasil formulasi sesuai dengan standar kebutuhan itik menggunakan bahan pakan konvensional. Kandungan nutrisi bahan pakan yang digunakan sebagai bahan penyusun pakan komersial, disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Kandungan Zat Nutrisi Bahan Pakan Kandungan Nutrisi LK SK Ca P Lys Met EM (%) (%) (%) (%) (%) (%) (Kkal/Kg) Tep. Jagung 9 3.9 2.05 0.22 0.17 0.26 0.18 3370 Bk. Kedelai 47 0.9 6 0.32 0.29 2.69 0.62 2400 Tep. Ikan 50 10 1 5.11 2.88 4.51 1.63 3080 Dedak 12 13 12 0.12 1.5 0 0 2200 Tep. Tulang 0 0 0 29 14 0 0 0 Premiks 0 0 0 0 0 0.3 0.3 0 Keterangan : PK = Protein Kasar; LK = Lemak Kasar; SK = Serat Kasar; Ca = Calcium; P = Phosfor; Lys = Lysin; Met = Methionin; EM = Energi Metabolis Bahan Pakan
PK (%)
22
Pakan komersial diberikan secara teratur dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hari pukul 07.30 WIB dan sore hari pukul 16.30 WIB, sebanyak 200 gr/ekor/hari. Pakan sisa rumah makan adalah limbah dari Warung Nasi yang berada di sekitar daerah Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Pakan sisa rumah makan
sebelum diberikan kepada itik dibilas dengan air mengalir untuk mengurangi minyak. Sebelum dijadikan sebagai pakan utama, terlebih dahulu diadaptasikan terhadap itik PMp selama satu miggu.
Pakan sisa rumah makan tersebut
selanjutnya diberikan secara adlibitum, sisa yang ada pada tempat pakan ditimbang, untuk mengetahui konsumsi itik PMp. Hasil analisis laboratorium kandungan nutrisi pakan sisa rumah makan dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Analisis Laboratorium Kandungan Nutrisi Pakan Sisa Rumah Makan. Zat Nutrisi
Kandungan
Air
80,54%
Abu
4,12%
Protein Serat Kasar
20,78% 8,56%
Lemak Kasar
10,88%
BETN
55,66%
TDN
90,84%
Energi Bruto
4788 Kkal/kg
Kalsium (Ca)
0,37%
Phosfor (P) 0,11% Sumber : Lab. Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2015.
23
3.2.1
Parameter yang Diamati a. Bobot Potong Bobot potong adalah berat hidup itik sebelum dipotong yang sebelumnya sudah dipuasakan selama 8-12 jam. b. Bagian Edible (Biyatmoko, 2001) 1. Bobot karkas yaitu tubuh tanpa darah, bulu, leher, kaki, kepala dan seluruh isi rongga perut kecuali giblet, 2. Berat giblet meliputi berat jantung, hati dan ampela 3. Berat leher c. Bagian Non Edible (Biyatmoko,2001) 1. Berat jeroan tanpa giblet 2. Berat kepala 3. Berat kaki 4. Berat bulu yaitu setelah dipisahkan dari tubuh itik 5. Berat darah yaitu berat potong dikurangi berat badan 6. Berat lemak abdominal.
3.2.2
Pengambilan dan Analisis Data Data diperoleh dari masing-masing 10 ekor itik dari setiap kelompok
pemberian pakan secara acak sebagai sampel, sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 20 ekor. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif baik pada pemberian pakan komersial maupun pada pakan sisa restoran yang meliputi :
a. Rata-rata.
24
b. Standar Deviasi c. Koevisien Variasi
KV =
S x 100% x
Keterangan :
= Rata-rata = Data ke-i ∑ = Jumlah n = Banyaknya Data S = Standar Deviasi KV = Koevisien Variasi
3.3
Prosedur Pemotongan Itik Metode pemotongan yang digunakan adalah metode Kosher, yaitu
pemotongan ternak dengan cara memotong arteri karotis, vena jugularis dan oesaphagus. Adapun tahapan pemotongan atau penyembelihan ternak itik untuk mendapatkan hasil yang baik adalah sebagai berikut : 1. Sebelum pemotongan ternak dipuasakan selama 8-12 jam dan kemudian ditimbang untuk mendapatkan bobot potong. 2. Ternak disembelih pada bagian leher untuk mengeluarkan darah. Darah diusahakan keluar sebanyak mungkin. 3. Setelah darah dikeluarkan, kemudian dilakukan pencabutan bulu. Untuk mempermudah pencabutan bulu, itik dicelupkan kedalam air panas 65-80 0C selama 5-30 detik. 4. Pengeluaran jeroan, kemudian dipisahkan bagian hati, ginjal dan gizzard atau empela.
25
5. Kemudian dilakukan pemisahan kepala, leher, kaki dan lemak abdominal 6. Selajutnya dilakukan penimbangan terhadap karkas yang diperoleh serta bagian jeroan, kepala, kaki, giblet (gizzard, jantung dan hati), lemak abdominal dan leher.