III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek dan Perlengkapan penelitian
3.1.1
Objek ternak dan jumlah sampel Ternak penelitian yang digunakan adalah Coturnix coturnix Japonica
jantan lokal dan Coturnix coturnix Japonica jantan hasil seleksi fase laying (umur 4-5 bulan) yang dimiliki oleh Slamet Quail Farm. Jumlah sampel yang digunakan masing-masing Coturnix coturnix Japonica jantan 30 ekor dan Coturnix coturnix Japonica jantan hasil seleksi 30 ekor yang telah dilakukan proses pengacakan pada masing-masing kandang. Menurut Roscoe dalam Sugiyono (2010) ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500. 3.1.2
Peralatan penelitian Peralatan yang digunakan untuk indentifikasi sifat kuantitatif adalah:
1.
Timbangan digital dengan ketelitian 1 gram untuk mengukur bobot badan puyuh.
2.
Pita ukur dengan ketelitian 0,1 centimeter untuk mengukur bagian-bagian tubuh puyuh.
3.
Jangka sorong dengan ketelitian 0,01centimeter untuk mengukur ketebalan bagian tubuh puyuh.
4.
Kamera foto digital yang digunakan untuk mengambil sampel gambar puyuh.
5.
Format pengumpulan data sifat-sifat kuantitatif.
6.
Alat tulis untuk mencatat data.
7.
Tali atau benang yang berfungsi untuk mengikat nomor pada puyuh.
14 3.1.3 Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dilakukan dengan eksperimental. Pengamatan sifat-sifat kuantitatif dilakukan terhadap 30 ekor puyuh Coturnix coturnix Japonica jantan lokal dan 30 ekor puyuh Coturnix coturnix Japonica jantan hasil seleksi di Slamet Quail Farm, Kabupaten Sukabumi.
3.2
Metode Penelitian
3.2.1
Penentuan Sampel Sampel puyuh ditentukan dengan pertimbangan :
1.
Jenis Jenis puyuh yang akan diamati adalah puyuh Coturnix coturnix Japonica jantan lokal dan puyuh Coturnix coturnix Japonica jantan hasil seleksi.
2.
Umur Umur puyuh yang digunakkan sebagai sampel adalah puyuh jantan yang berumur 4-5 minggu.
3.2.2
Pengambilan Data Data diperoleh dari hasil pengukuran fisik pada sifat-sifat kuantitatif
puyuh lokal jantan dan puyuh jantan hasil seleksi. 3.2.3
Peubah yang diamati
Untuk sifat kuantitatif yang diamati pada penelitian ini terdiri dari ukuran-ukuran tubuh dan bobot badan dengan cara pengukuran sebagai berikut; 1.
Bobot badan, merupakan bobot puyuh yang ditimbang menggunakan timbangan digital dalam satuan gram.
2.
Pengukuran bagian kepala meliputi :
15 a. Lebar paruh, merupakan lebar pre maxilla, diukur pada pertengahan pre maxilla menggunakkan jangka sorong dalam satuan milimeter. 3.
Pengukuran bagian badan, meliputi: a. Panjang dada, merupakan panjang tulang sternum yang diukur menggunakkan pita ukur dengan satuan millimeter. b. Lebar dada merupakan jarak antara tulang caracoid kanan dan tulang caracoid kiri, diukur dari belakang pangkal sayap yang berbatasan dengan tulang humerus menggunakkan pita ukur dengan satuan milimeter. c. Lingkar dada, merupakan lingkar tubuh yang diukur dari belakang sayap yang berbatasan dengan tulang humerus menggunakkan pita ukur dalam satuan milimeter.
4.
Pengukuran bagian kaki, meliputi: a. Panjang paha atas, merupakan panjang tulang femur yang diukur dari perbatasan os innominatum sampai perbatasan tibia, menggunakkan pita ukur dalam satuan milimeter. b. Panjang paha bawah, merupakan panjang tulang tibia, diukur dari perbatasan
dengan
tulang
femur
sampai
perbatasan
tulang
tarsometatarsus menggunakkan pita ukur dalam satuan millimeter. c. Panjang Shank, merupakan panjang tulang metatarsus, diukur dengan menggunakkan pita ukur dalam satuan milimeter. d. Diameter Shank, merupakan lebar dari tulang metatarsus, diukur pada pertengahan dari tulang metatarsus dengan jangka sorong dalam satuan milimeter.
16 3.2.4
Analisis statistika Setelah data sifat kuantitatif terkumpul selanjutnya dianalisis secara
statistik deskriptif, meliputi: 1.
Rata – rata / Mean, yaitu bilangan yang diperoleh dari seluruh jumlah data dibagi dengan banyaknya data, rumusnya adalah :
Keterangan : = rata-rata sampel N = banyaknya sampel = jumlah data 2.
Simpangan Baku
S= Keterangan : S = Simpangan baku Xi = Nilai data ke-i n = Jumlah populasi 3.
Koefisien Variasi
Keterangan : KV = Koefisien variasi S = Simpangan baku = Rata-rata hitung
17 4.
Uji T Perolehan data dianalisis dengan uji perbandingan rata-rata, yaitu uji t tidak
berpasangan (Sudjana, 2005) : x = Puyuh jantan lokal y = Puyuh jantan hasil seleksi Hipotesis : H0 : x = y, berarti menghasilkan puyuh jantan yang sama. H1 : x ≠ y, ada perbedaan dari kedua puyuh jantan. Kaidah Keputusan : Jika t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, serta jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Langkah pengujian : 1. Menghitung varians dari masing-masing variabel : (
)
(
)
(
)
(
)
dan Keterangan : = varians puyuh jantan lokal. = varians puyuh jantan hasil seleksi.
2. Menguji keseragaman : F hitung =
dan F tabel =
(
)
Jika F hitung ≤ F tabel maka varians sama, dan Jika F hitung > F tabel maka varians tidak sama. Keterangan: F = keseragaman populasi
18 = jumlah sampel puyuh jantan lokal. = jumlah sampel puyuh jantan hasil seleksi.
3. Untuk varians yang sama :
√ (
Dimana :
(
)) (
(
(( )
(
))
))
Statistik uji : t hitung =
̅ ̅
)
dan t tabel = t1-(α/2) ((
(
))
dan untuk varians yang tidak sama :
√( )
(
)
Statistik uji : t hitung =
dimana :
̅ ̅
((
(
))
) ((
(
))
)
dan t tabel =
dan
Keterangan : Sd = varians. = varians sampel puyuh jantan lokal. = varians sampel puyuh jantan hasil seleksi. ̅ = rata-rata parameter sampel puyuh jantan lokal. ̅ = rata-rata parameter sampel puyuh jantan hasil seleksi. ( ) = nilai t tabel baris α dan kolom sampel ( ). ( ) = nilai t tabel baris α dan kolom sampel ( ). Wx = rasio varians puyuh jantan lokal. Wy = rasio varians puyuh jantan hasil seleksi