17
III MATERI DAN METODE PENELITIAN
3.1.
Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix
japonica) sebanyak 100 ekor puyuh berumur 4 minggu yang diperoleh dari Quail Breeding Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Adaptasi puyuh dilakukan selama 1 minggu. Pemeliharaan menggunakan ransum perlakuan selama 7 minggu. Pengambilan sampel darah diambil pada akhir pemeliharaan. 3.2.
Kandang Penelitian Puyuh dibagi secara acak ke dalam 20 unit kandang dengan 4 perlakuan
ransum, 5 kali pengulangan, setiap kandanganya berisi 5 ekor puyuh. Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang sistem cage yang terbuat dari bahan bambu dan kawat. Ukuran kandang 25 cm × 45 cm × 15 cm. Tata letak kandang dapat dilihat pada Lampiran 1. 3.3.
Alat dan Bahan Penelitian
3.3.1. Alat Penelitian A. Pembuatan tepung buah menggkudu dan ransum: -
Ember
-
Pisau
-
Oven
-
Penggiling pakan
-
Timbangan
18
-
Plastik dan karung
B. Pemberian ransum perlakuan selama pemeliharaan: -
Tempat makan dan minum
-
Timbangan digital
-
Peralatan untuk membersihkan kandang
C. Pengambilan dan analisis sampel darah: -
Spuit 1 ml digunakan untuk mengambil darah
-
Tabung hisap EDTA (natrium-ethylene-diamine tetra acetic acid) ukuran 3 ml untuk menampung sampel darah
1) Analisis perhitungan jumlah eritrosit -
Mikroskop
-
Glass arloji
-
Handcounter
-
Satu set lengkap Haemocytometer yang terdiri dari: a. Satu buah pipet yang berisi batu merah untuk perhitungan eritrosit b. Satu buah pipet yang berisi batu putih untuk perhitungan leukosit c. Satu buah object glass kamar hitung dengan cover glass
2) Analisis kadar hemoglobin -
Satu set lengkap Hemometer Sahli-Helige digunakan untuk menghitung kadar hemoglobin yang teridiri dari: a. Satu buah tabung ukur b. Satu buah batang pengaduk c. Satu buah pipet hisap
19
d. Satu buah warna standar Sahli e. Satu buah sikat tabung -
Pipet tetes
3) Analisis perhitungan nilai hematokrit -
Tabung kapiler mikro-hematokrit yang mengandung antikoagulan
-
Alat centrifuse
-
Skala micro hematocrit reader
3.3.2. Bahan Penelitian A. Bahan Pakan dan Susunan Ransum Bahan-bahan yang digunakan untuk menyusun ransum terdiri dari jagung, dedak halus, bungkil kedelai, tepung ikan, CaCO3, topmix, metionin bubuk, tepung buah mengkudu. Bahan-bahan pakan berasal dari Missouri Bandung. Tepung buah mengkudu dibuat dari buah mengkudu yang dikeringkan kemudian digiling. Proses pembuatan tepung buah mengkudu terlampir dalam Lampiran 2. Ransum yang digunakan selama penelitian adalah ransum formulasi berbentuk mash. Adapun analisis kandungannya sebagai berikut: Tabel 2. Kandungan Zat Bahan Pakan dan Energi Metabolis Bahan Pakan Penelitian Bahan Pakan PK Ca P Lysin Metionin EM - - - - - - - - - - - - - - - - - - - %- - - - - - -- - - - - - - - - (kkal/kg) Jagung* 8,60 0,22 0,17 0,26 0,18 3239 Dedak halus* 10,78 0,11 0,16 0,57 0,22 2340 B.Kedelai* 45,27 0,32 0,9 2,75 0,62 2459 T.Ikan* 53,92 5,11 1,18 4,51 1,63 2972 CaCO3 * 0 40 0 0 0 0 Topmix* 0 0 0 0,3 0,3 0
20
CPO* Metionin bubuk T.B.M**
0 0 6,10
0 0 0,32
0 0 0
0 0 0
0 100 0
8600 0 2268
Keterangan: *) Sujana, E., 2005; **) Nurhayati dkk, 2005
Tabel 3. Formula Ransum Penelitian Bahan Pakan P0 P1 P2 P3 -------------------------(%)--------------------------Jagung 58,82 58,6 58,39 58,17 Dedak Halus 5,3 5,27 5,23 5,2 B.Kedelai 19,83 19,83 19,83 19,83 Tepung ikan 10 10 10 10 CaCO3 4,5 4,5 4,5 4,5 Topmix 0,5 0,5 0,5 0,5 CPO 1 1 1 1 Metionin 0,05 0,05 0,05 0,05 TBM 0 0,25 0,50 0,75 Total 100 100 100 100 Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 2
Tabel 4. Kandungan Energi Metabolis dan Zat Makanan Ransum Penelitian dan Kebutuhan Puyuh Kebutuhan Nutrien P0* P1* P2* P3* Puyuh ** PK (%) 20 20 20 20 20,00 EM (Kkal/kg) 2900 2900 2900 2900 2900 Ca (%) 2,5 2,5 2,5 2,5 2,50 Fospor (%) 0,38 0,38 0,38 0,38 0,35 Lysin (%) 1,18 1,18 1,17 1,17 1,00 Metionin (%) 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 Keterangan: *) Hasil Perhitungan dari Tabel 2 dan 3 **) Angka Kebutuhan Puyuh Periode Layer Menurut NRC, 1994
21
B. Bahan Pengambilan dan Analisis Darah Darah
-
Kertas label
-
Kristoseal
-
Tisu dan kapas untuk membersihkan preparat
-
Alkohol 70%, aquadest dan HCL 0,1 N
-
Larutan hayem untuk pengenceran darah sebelum perhitungan eritrosit
3.4.
-
Metode Penelitian
3.4.1. Prosedur Kerja 1. Persiapan kandang meliputi sanitasi kandang (pengapuran dinding dan lantai serta penyemprotan desinfektan) dilakukan sebelum quail-in.
Adaptasi
kandang dilakukan selama satu minggu dengan pemberian ransum basal dan minum secara ad libitum. 2. Pada minggu kedua hingga selanjutnya selama 7 minggu diberi ransum sesuai perlakuan pencampuran dengan tepung buah mengkudu (P0 = ransum tanpa mengandung TBM; P1 = ransum mengandung 0,25% TBM; P2 = ransum mengandung 0,50% dan P3 = 0,75%). 3. Pengambilan sampel darah dilakukan pada hari terakhir pemberian ransum perlakuan dengan menggunakan spuit 1 ml. Spuit ditusukkan searah dengan vena pada bagian leher puyuh yang telah dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian sampel darah dimasukkan ke dalam tabung EDTA berheparin agar sampel darah tidak membeku. Sampel darah dianalisis jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokritnya sesuai dengan prosedur (Lampiran 3).
22
3.4.2. Peubah yang Diamati 1. Jumlah eritosit dengan menggunakan Haemocytometer kemudian dihitung dengan rumus: Volume kotak kecil = panjang (mm) × lebar (mm) × tinggi (mm) 1 1 1 1 Volume kotak kecil = × × = mm3 20 20 10 4000 1 1 Volume 40 kotak = 40 × = mm3 4000 100 Jumlah eritrosit per mm3 (butir) = jumlah sel terhitung × 100 × 100 2. Kadar Hemoglobin dihitung dengan metode Hematin Asam. Kandungan Hemoglobin dapat diukur dengan Hemometer Sahli-Hellige, prinsipnya hemoglobin dapat dihitung dengan membaca tinggi permukaan cairan dalam tabung (satuan HB = g%). 3. Nilai Hematokrit Nilai Hematokrit % =
vol. sel−sel darah merah vol.darah
× 100%
3.4.3. Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode eksperimental menggunakan rancangan percobaan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 macam perlakuan tepung buah mengkudu (TBM), setiap perlakuan diulang 5 kali. Setiap unit percobaan terdiri atas 5 ekor puyuh. Perlakuan terdiri dari: P0 = Ransum basal tanpa mengandung TBM P1 = Ransum basal mengandung 0,25% TBM P2 = Ransum basal mengandung 0,50% TBM P3 = Ransum basal mengandung 0,75% TBM
23
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam (Gasperz,1995) dengan model matematika sebagai berikut: Yij = µ + αi + ɛij Keterangan: Yij = Respon terhadap perlakuan ke-i ulangan ke-j µ = Rata-rata umum αi = Pengaruh perlakuan ke-i ɛij = Pengaruh komponen galat dari perlakuan ke-I, ulangan ke-j i
= Perlakuan (1,2,3,4)
j
= Ulangan (1,2,3,4,5)
Asumsi: 1. Nilai €ij menyebar normal satu sama lain 2. Nilai harapan dari €ij = 0 atau E (€ij) = 0 3. Ragam dari €ij = σ2 jadi ɛij ~ NID (0, δ2) Nilai ɛij = tingkat kesalahan Pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati dilakukan menggunakan analisis ragam dengan bentuk daftar sidik ragam sebagai berikut: Tabel 5. Analisis Ragam Sumber Keragaman Db Perlakuan (P) t-1= 3 Galat (G) t(r-1) = 16 Total (tr-1) =19 Sumber: (Gaspersz, 1995)
JK JKP JKG JKT
KT KTP KTG
Fhit KTP/KTG
24
Keterangan: db
= Derajat Bebas
JK
= Jumlah Kuadrat
JKP
= Jumlah Kuadrat Perlakuan
JKG
= Jumlah Kuadrat Galat
JKT
= Jumlah Kuadrat Total
KT
= Kuadrat Tengah
KTP
= Kuadran Tangah Perlakuan
KTG = Kuadran Tengah Galat Hipotesis yang diuji: H0 : P0 = P1 = P2 = P3 artinya tidak berbeda nyata. H1 : P0 ≠ P1 ≠ P2 ≠ P3 paling sedikit ada sepasang perlakuan (H1) yang berbeda. Kaidah keputusan: 1. Jika Fhitung ≤ Ftabel
0,05
artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata (non
significant), terima H0 dan tolak H1. 2. Jika Fhitung > Ftabel 0,05 artinya perlakuan berpengaruh nyata (significant), tolak H0 dan terima H1. Selanjutnya bila H0 ditolak maka dilakukan pengujian perbedaan antara perlakuan denga Uji Duncan. 𝐾𝑇𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡
Sx = √
𝑟
LSR α = SSRα.Sx Keterangan: Sx
= Standard error
25
KT galat = Kuadrat Tengah Galat SSRα
= Studentized Significant Range
LSRα
= Least Significant Range
r
= Ulangan
Apabila selisih antara perlakuan (d) dibandingkan dengan LSRα, kaidah keputusan sebagai berikut: 1. d ≥ LSRα, tidak berbeda nyata, terima H0 2. d ≤ LSRα, berbeda nyata atau sangat nyata, tolak H0 d = selisih rata-rata perlakuan