III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan bobot badan 300-900 gram per ekor sebanyak 40 ekor (34 ekor jantan, 6 ekor betina) dan semua kelinci diberi tanda berupa nomor.
3.1.2 Kandang Percobaan 1. Bahan bangunan yang digunakan yaitu kayu untuk kerangka, bambu untuk alas dan dinding bagian belakang, serta kawat ram untuk dinding bagian samping dan depan. Kandang yang digunakan adalah kandang koloni dan individu. Setiap kandang diberi nomor perlakuan dan ulangan. 2. Ukuran kandang individu dengan ukuran 40 cm x 40 cm (luas 0,16 m2 ) dan kandang koloni 75 cm x 67 cm (luas 0,50 m2) untuk 3 ekor kelinci.
3.1.3 Peralatan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam pembuatan ransum terdiri dari: 1. Ember plastik 2. Sarung tangan plastik 3. Timbangan digital dengan kapasitas 5 kg dengan simpangan 0,1 gram Peralatan yang digunakan dalam pemeliharaan, antara lain: 1. Tempat pakan berbahan plastik
21
2. Tempat minum berbahan plastik 3. Alat potong rumput 4. Peralatan kebersihan kandang 5. Termometer untuk mengukur rata-rata suhu harian kandang percobaan 6. Hygrometer ruangan untuk mengukur kelembaban kandang
3.1.4 Ransum Penelitian Ransum Ternak kelinci dapat ditingkatkan pertambahan bobot badannya dengan pemberian ransum. Pelet Guyofeed yang digunakan pada penelitian ini. Untuk melihat kandungan nutrisi ransum dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Penyusun Ransum Percobaan Bahan Pakan Guyofeed
PK 15
SK 16
LK 5
Kandungan (%) Abu Ca P 1,35 0,7
DE -
Air 12
Keterangan: PK = Protein Kasar, SK = Serat Kasar, LK = Lemak Kasar, Ca = Calsium, P = Posfor, DE = Digestible Energi, DE dihitung dengan menggunakan rumus Fekete dan Gilpert (1986) dikutip oleh Cheeke (1987), DE=4253 – 32,6 (%SK) – 144,4 (%Abu) Sumber: * http://lookup-id.com/dir/guyofeed.html
Adapun kandungan ransum percobaan yang sudah disesuaikan dengan kandungan yang direkomendasikan khusus kelinci menurut Templeton (1968) protein kasar (PK) 12-15%, serat kasar (SK) 20-27%, lemak kasar (LK) 2-3,5%. Pada pakan Guyofeed terkandung protein kasar (PK) 15%, serat kasar (SK) 16%, lemak kasar (LK) 5%, dan Ca 1,35%.
22
3.2
Metode Penelitian
3.2.1 Prosedur Penelitian 1. Pembuatan kandang untuk 2 perlakuan, yaitu koloni dan individu. 2. Persiapan kandang dan peralatan yang akan digunakan dalam penelitian dibersihkan. 3. Tiap kandang diberi tanda pengenal yang memuat nomor kandang, jenis perlakuan dan nomor ulangan. Hal ini untuk memudahkan teknis random sampling. 4. Tiap-tiap kandang diisi kelinci yang sehat dan rata-rata berat badan 300900 gr, kelinci tersebut ditempatkan pada kandang koloni 3 ekor dan kandang individu 1 ekor. Masing-masing diulang sebanyak 10 kali. 5. Penempatan ransum di gudang, penimbangan bobot awal ternak sebelum penelitian dimulai, pemberian ampas tahu selama 1 minggu untuk masa adaptasi pakan sebelum diberi ransum penelitian. 6. Frekuensi pemberian rumput dan hijauan dilakukan tiga kali sehari yaitu pada
pagi
hari
jam
08.00
diberikan
konsentrat,
jam
15.00
diberikanransum, jam 21.00 rumput dan hijauan. Pencatatan jumlah ransum yang diberikan pada pukul 15.30 WIB dan ransum yang tersisa dilakukan pada pukul 07.00 WIB. Perhitungan sisa ransum yang terbuang maupun tidak dimakan dikumpulkan dari semua kandang berdasarkan masing-masing perlakuan yang kemudian ditimbang dan dibagi jumlah kelinci pada masing-masing perlakuan tersebut. Sisa ransum dari semua kandang koloni dibagi dengan jumlah kelinci pada kandang koloni dan sisa ransum dari semua kandang individu dibagi dengan jumlah kelinci pada kandang individu.
23
7. Menimbang bobot badan tiap ekor ternak berdasarkan perlakuan penelitian yang dilakukan tiap satu minggu sekali, pada pagi hari sebelum diberikan ransum.
3.2.2 Peubah yang Diamati 1. Konsumsi Ransum (gram/ ekor) Merupakan selisih antara jumlah ransum yang diberikan dengan sisa ransum yang diukur setiap hari. 2. Pertambahan Bobot Badan (gram/ ekor) Pertambahan bobot badan adalah rata-rata pertambahan berat badan harian yang diperoleh dengan cara berat akhir dikurangi berat awal kemudian dibagi lama pemeliharaan. PBBH (gram/hari) =
Bobot akhir gram - Bobot awal (gram) Lama Waktu (hari)
3. Konversi Ransum Konversi pakan dihitung dengan cara membagi jumlah ransum yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan selama penelitian (Cheeke, 1987). Konversi Ransum =
Jumlah Ransum yang Dikonsumsi Pertambahan Bobot Badan
3.2.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan 2 perlakuan masing-masing perlakuan yaitu sebagai berikut. 1. K i = Kandang individu (1 ternak/ kandang) diulang sebanyak 10 kali 2. K k = Kandang koloni (3 ternak/ kandang) diulang sebanyak 10 kali
24
Analisis data menggunakan Uji-t dengan memakai 2 cara dan dengan ragam (σ) tidak diketahui.Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan Uji-t yang digunakan rumus Uji-t pihak kanan. Dengan asumsi ragam K1 dan ragam K 2 tidak diketahui. Hipotesis : H0 : Kandang Koloni (Kk) = Kandang Individu (Ki) H1 : Kandang Koloni (Kk) > Kandang Individu (Ki) (1)…………………. t’ =
Χ 1 −Χ 1 2
2
𝑆 𝑆 ( 1+ 2) 𝑛1 𝑛2
𝑠12 = 𝑛 𝑠22 = 𝑛
1
1
1 −1
1
Σ(x𝑖𝑗 + x𝑖𝑗 )2 = 10−1 1
2 −1
Σ(x𝑖𝑗 + x𝑖𝑗 )2 = 10−1
(2)………………….. 𝑤1 =
𝑆12 𝑛1
dan 𝑤2 =
𝑆22 𝑛2
Kaidah : 𝑤 𝑡 𝑤 𝑡 Terima H0 jika - 𝑤 1+𝑤1 < t’<𝑤 2+𝑤2 1
2
1
2
3.2.4 Keadaan Umum Lingkungan Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Kertamulya Kabupaten Bandung Barat. Ketinggian 695 Mdpl. Suhu harian berkisar antara 20-28°C dan kelembaban (Rh) berkisar antara 80-86%. Desa Kertamulya sebagian besar merupakan daerah perkotaan dimana terdapat beberapa industri dan pabrik serta terdapat persawahan.
25
3.2.5 Pencatatan Kondisi Kandang Pemeliharaan Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode pencatatan intensif pada kondisi lingkungan kandang menggunakan alat ukur sederhana seperti timbangan digital untuk menghitung ransum yang diberikan dengan sisa ransum yang tidak termakan, timbangan duduk untuk mengukur berat badan kelinci, higrometer dan termometer ruangan.
3.2.6 Tata Letak Percobaan Pengacakan (random sampling) pada nomor kelinci ini dilakukan agar sesuai dengan metode penelitian. Adapun tata letak kandang tersebut disajikan pada Ilustrasi 1. Ilustrasi 1. Tata Letak Percobaan Ki/ K1
Ki/ K3
Ki/ K5
Ki/ K42
Ki/ K17
Ki/ K13
Ki/ K14
Ki/ K6
Ki/ K2
Ki/ K9
Kk/ K18,
Kk/ K31,
Kk/ K44,
Kk/ K12,
Kk/ K7,
K20, K22
K33, K40
K36, K27
K16, K24
K15, K19
Kk/ K35,
Kk/ K4, K28,
Kk/ K15,
Kk/ K26,
Kk/ K39,
K38, K37
K32
K30, K21
K28, K34
K32, K29
Keterangan: Ki = Kandang individu, Kk = Kandang koloni, K = Kelinci per ekor (1, 2, ...... 40)