17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi umum lokasi 1. Sejarah Perusahaan PT Tossa Shakti Divisi Agro adalah perusahaan yang bergerak dibidang peternakan pembibitan dan penggemukan sapi potong (feedlot) yang berdiri pada bulan Agustus 2008 yang beralamatkan di jalan raya Semarang-Kendal
Km.19,
Desa
Mangir,
Kecamatan
Kaliwungu,
Kabupaten Kendal 51372. Peternakan ini milik bapak Gunawan. Pada awalnya peternakan ini hanya memelihara 10 ekor sapi dengan berbagai jenis bangsa sapi. Bangsa-bangsa sapi yang dipelihara antara lain bangsa Brangus, Angus, Limousin, Simmental dan PFH jantan. Bakalan sapi yang digunakan berasal dari pembibitan yang dilakukan di peternakan ini sendiri. Hal-hal yang melatar belakangi berdirinya peternakan sapi ini adalah : a. Kabupaten Kendal khususnya sekitar Kecamatan Mangir merupakan daerah yang mempunyai iklim yang cocok untuk daerah pemeliharaan dan pengembangan usaha ternak sapi potong. b. Ketersediaan bahan pakan yang cukup banyak untuk sapi potong didaerah Semarang dan Salatiga. Pakan hijauan berasal dari lahan pertanian milik PT. Tossa Shakti Divisi Agro yang berupa rumput gajah, dimana rumput gajah ini sudah dipersiapkan oleh perusahaan dari awal berdirinya usaha yaitu dengan menanami area tanah dengan rumput ini, hal ini didukung dengan suburnya tanah didaerah ini. c. Tersedianya tenaga kerja yang melimpah dari penduduk sekitar yang dapat menjadi tenaga kerja yang potensial dengan diberikan pengetahuan dan ketrampilan usaha peternakan sehingga mendukung usaha penggemukkan sapi potong. commit to user
17
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Adanya pasar yang dapat menyerap hasil produksi sehingga arus masuk dan keluarnya sapi lancar dan merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha. Usaha peternakan dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar sehingga dapat membantu perekonomian dengan menjadikannya tenaga kerja. Memanfaatkan limbah peternakan untuk dijadikan pupuk kompos dan pestisida cair. Limbah padat dibuat kompos yang kandungan haranya lengkap yang dapat dipergunakan untuk menyuburkan tanah. Untuk limbah cair sekarang belum diolah dan masih dibuang atau dialirkan ke persawahan. Kompos belum dipasarkan dan masih digunakan untuk kebutuhan sendiri yaitu untuk memupuk lahan pertanian untuk komoditi jagung, cabai ketela pohon dan rumput gajah. Akan tetapi untuk rencana kedepan pupuk juga akan dipasarkan. Perusahaan ini didirikan dengan melihat peluang pasar yang cukup luas yaitu dengan melihat kebutuhan atau konsumsi masyarakat Indonesia yang semakin meningkat dari tiap tahunnya. 2. Kondisi umum Perusahaan a. Lokasi Peternakan PT. Tossa Shakti Divisi Agro merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang peternakan. Peternakan sapi ini berlokasi di Jalan raya Semarang-Kendal Km.19, Desa Mangir, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal 51372. Lokasi peternakan ini cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi untuk sarana transportasi cukup lancar karena pada bagian depan dan samping selatan merupakan jalan aspal yang sudah memadai, sehingga untuk menjangkau lokasi peternakan ini cukup mudah. Selain itu lokasi ini memenuhi syarat sebagai tempat usaha peternakan karena dekat dengan sumber air dan ketersediaan pakan local serta bakalan untuk penggemukkan sapi potong. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (2003) yang menyatakan bahwa untuk menentukan lokasi kandang yang tepat maka commit to user perlu diperhatikan hal-hal berikut : tidak menjadi satu dengan rumah,
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tidak berdekatan dengan bangunan-bangunan umum dan mempunyai infrastruktur yang baik. Lokasi peternakan mudah untuk dilewati mobil atau truk sehingga tidak mempersulit sarana transportasi yang ada. Jarak peternakan atau kandang dari tempat pemukiman penduduk kurang lebih 400 m. Namun lokasi peternakan disini cukup dekat dengan pemukiman penduduk. Lokasi peternakan sebaiknya jauh dari lokasi pemukiman penduduk serta dekat dengan sarana transportasi, dekat dengan sumber air dan dekat dengan sumber pakan. Pemilihan lokasi peternakan sapi tergantung diantaranya pada geografi dan topografi, ketersediaan tenaga kerja, ketersedian bahan pakan, ketersediaan air, transportasi dan ketersediaan bakalan yang baik. Daerah ini sesuai untuk penggemukkan sapi potong karena kondisi lingkungannya memenuhi syarat. Suhu rata-rata di daerah ini sekitar 26ºC dengan kelembaban sekitar 65%. Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin (2002) yang menyatakan bahwa pada umumnya sapi potong dapat tumbuh optimal didaerah dengan kisaran suhu 10ºC27ºC. Kelembapan lokasi peternakan ideal untuk sapi potong yaitu antara 60-80%. Daerah ini terletak pada dataran tinggi dengan ketinggian 456,47 m diatas permukaan air laut dan memiliki curah hujan 1350-1332 mm3/tahun, hal ini sesuai dengan pendapat Abidin (2002), bahwa lokasi ideal untuk penggemukan sapi potong adalah lokasi yang memiliki curah hujan 800-1500 mm3/tahun. Batas wilayah PT Tossa Shakti Divisi Agro yang terletak didesa yaitu batas utara adalah desa Mangir, batas selatan adalah hutan,batas barat adalah lahan pertanian, dan batas timur adalah lahan pertanian. Lokasi peternakan dikelilingi oleh lahan pertanian.
commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Luas Areal Peternakan PT. Tossa Shakti Divisi Agro yang bergerak dalam bidang peternakan mempunyai luas areal kurang lebih 40 Ha, akan tetapi yang belum semua lahan termanfaatkan secara optimal oleh perusahaan. Hal ini yang mendorong pemilik mengembangkan peternakan, luas kandang seluruhnya kurang lebih ada 600m2. Luas kandang rata- rata 40 m2, kapasitas kandang kurang lebih 40 ekor, akan tetapi tidak semua kandang berisi penuh. Lahan yang ada didirikan bangunan kantor staf, kantor adminitrasi, dan juga sedikit lahan untuk umbaran sapi. Lahan untuk hijauan rumput gajah seluas 7 Ha, sedangkan selebihnya saat ini digunakan untuk komoditi pertanaian pangan, contoh tanaman pangan yang dikembangkan di lahan adalah jagung, singkong, cabe. Jagung dan singkong juga digunakan untuk pakan ternak, biji jagung hasil panen dijual sedangkan tebon dan jeraminya digunakan untuk bahan pakan. Singkong digunakan sebagai bahan pakan, hanya sedikit yang dikonsumsi manusia, karena untuk singkong terkadang perusahaan masih kekurangan untuk bahan pakan. B. Manajemen Perusahaan 1. Struktur Organisasi Secara Struktural, struktur organisasi di PT. Tossa Shakti terdiri dari pemilik, kepala agro, penanggung jawab, kepala bagian pemeliharaan, kepala bagian reproduksi dan limbah, dokter hewan, asisten dokter, bagian administrasi, dan operator kandang. Adapun struktur organisasi di PT. Tossa Shakti Farm adalah sebagai berikut :
commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemilik Gunawan
Manajer Personalia Siswo Wiyono
Kepala Agro Djuari
Kepala Peternakan
Kepala Pertanian
Siswo Wiyono
Tedjo
Staff dan Adminitrasi
Kepala Pengadaan Pakan
Kepala lahan
Bag. Pemeliharaan
Adminitrasi
Yulian dan Winarto
Bag. Kesehatan Hewan Meirina
Wakil Kabag Pakan
Ketua Regu
Munzdakir
operator
Ketua Regu Bag. Reproduksi Operator Bag. Adminitrrasi Zaetiana
Ketua Regu
Ketua Regu
Kandang
Limbah
Ketua Regu Hijauan pakan
commit to user Operator
Gambar 1. Struktur Organisasi di PT. Tossa Shakti
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada sistem organisasi di PT. Tossa Shakti Farm dikelola oleh seorang manajer yang tugasnya mencatat dan controlling keadaan peternakan di sana meliputi karyawan dan ternak itu sendiri. Seorang manajer juga di dampingi oleh orang yang bergerak di bidang administrasi yang segala upaya yang terkait dengan permasalahan pengendalian laba usaha, analisis sumber dana dan penggunaan dana meliputi mengelola uang usaha. Manajer didampingi dengan seseorang yang bertugas dibagian umum perencanaan sarana dan prasarana, kepala kandang, bagian kesehatan ternak, bagian pemasaran dan karyawan yang ditunjuk sebagai petugas kandang. 2. Tenaga Kerja dan Hak Kewajiban Karyawan a. Tenaga Kerja Jumlah pekerja yang ada di PT. Tossa Shakti Divisi Agro berjumlah 31 orang yang berada di kandang, bagian pakan dan lahan jumlahnya tidak tetap, karena sangat tergantung jumlah permintaaan. Golongan karyawan terdiri dari karyawan tetap, dan harian. Pengangkatan menjadi karyawan tetap setelah melewati masa training/uji coba, lama waktu kurang lebih dua bulan. Tingkat pendidikan pekerja bervariasi, hal itu juga yang menjadi salah satu acuan pemberian upah, selain pendidikan lama waktu bekerja. Pendidikan rata-rata karyawan kandang di PT Tossa Shakti adalah lulusan SD-SMA hingga Sarjana. Untuk perekrutan karyawan di ambil dari warga sekitar dan dari luar daerah Semarang. Pertimbangan untuk karyawan yang di ambil dari luar daerah Semarang dengan tujuan apabila di daerah peternakan tersebut ada acara desa maka tidak akan terjadi karyawan yang memungkinkan untuk libur secara bersamaan. Karyawan sendiri sudah dibagi per line yang kira-kira sekitar 40 sapi per orang, sehingga akan mempermudah dalam sistem kerjanya sendiri. commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Hak dan Kewajiban Karyawan Hak dan kewajiban karyawan meliputi sistem dan jam bekerja yang telah diatur oleh pihak perusahaan itu sendiri. Sistem kerja karyawan berlangsung pada jam 07.30-16.10 WIB. Gaji pekerja tiap bulannya adalah Rp 1.200.000 sedangkan untuk bagian kantor sebesar Rp.3.000.000. Fasilitas yang dapat dinikmati karyawan di PT. Tossa Shakti adalah Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) yang dananya di peroleh dari pemotongan gaji setiap bulannya pada setiap karyawan sebesar Rp. 10.000,00. Jaminan ini dapat di gunakan oleh semua karyawan dengan tujuan untuk jaminan kesehatan, kecelakaan kerja dan lain-lain. Selain itu karyawan pada hari lebaran adanya pemberian THR dan pemberian tambahan jika karyawan tersebut berprestasi hingga penaikkan jabatan. Semua karyawan mendapatkan 2x makan yakni makan siang dan makan sore tanpa adanya pemotongan dari gaji. Uang transport untuk karyawan yang berasal dari luar daerah kendal ditanggung perusahaan. Semua karyawan di PT Tossa Shakti Farm harus patuh dan tunduk terhadap peraturan yang berlaku, apabila melanggar dari peraturan maka akan diberi langsung berupa SP (Surat Peringatan). Untuk pemberhentian tugas kerja pada karyawan diberlakukan apabila karyawan sudah mendapat SP (Surat Peringatan) sebanyak 3x dari manajer. C. Hasil Pembahasan Kegiatan Magang 1. Bangsa Sapi Potong Bangsa-bangsa sapi potong yang dipelihara di PT Tossa Shakti adalah jenis sapi potong dari bangsa Brangus, Angus, Limousin, Simmental, dan PFH jantan,disamping itu terdapat pemeliharaan sapi perah jenis PFH dengan tujuan untuk menghasilkan produksi susu tinggi dan digunakan sebagai indukan. Pemeliharaan sapi Wagyu masih baru dan masih berjalan sebagai riset peternakan. commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sejatinya semua jenis ras mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing tentang hal ini dapat dilihat dari sisi kekuatan finansial peternak, peruntukannya dan waktu yang tepat untuk penjualannya. Mayoritas bangsa sapi yang ada di PT. Tossa Shakti Divisi Agro adalah bangsa sapi Brangus. Alasan pemilihan sapi Brangus adalah sapi jenis Brangus memiliki potensi sebagai indukan sapi potong yang baik karena PT. Tossa Shakti Divisi Agro merupakan perusahaan peternakan yang bergerak di bidang pembibitan sehingga diharapkan apabila pedet yang dilahirkan betina dapat digunakan sebagai indukan begitu seterusnya selain itu sapi Brangus merupakan jenis sapi potong yang memiliki kualitas daging baik dan pada umumnya pertumbuhan lebih cepat serta mempunyai pertambahan bobot badan yang tinggi dibandingkan dengan sapi betina. Sapi Brangus merupakan hasil persilangan antara betina Brahman (Bos indicus) dengan jantan Aberdeen Angus (Bos taurus). Sapi ini pertama kali dikembangkan di Craig Country, Oklahoma, AS pada tahun 1942. Ciri khas yang dimiliki oleh bangsa sapi ini adalah warna tubuhnya hitam dan tidak bertanduk. Beberapa ciri yang lain diantaranya adalah bergelambir, bertelinga, berpunuk kecil dan mempunyai kemampuan menyesuaikan
diri
terhadap
perubahan
iklim
dan
mampu
pula
menyesuaikan diri terhadap kualitas pakan yang tidak terlalu tinggi. Beberapa sifat yang diturunkan oleh tetuanya sapi Brahman yang dimiliki pada sapi Brangus (Brahman x Angus) adalah mempunyai punuk, tahan udara panas, tahan gigitan serangga dan mudah menyesuaikan diri dengan pakan yang kurang baik mutunya. Sifat induk jantan (Aberdeen Angus) yang diwarisi adalah produktifitas dagingnya tinggi. Keunggulan Brangus bila dibandingkan dengan kedua induknya yaitu mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan, mutu dagingnya bagus dan persentase karkasnya tinggi. Pertambahan berat badan harian sapi jenis Brangus telah menjadi tolak ukur yang mana pertambahan berat badan harian rata-rata mampu mencapai 1,03 kg/harinya.commit Fisiologi dan kriteria performan juga sangat to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menentukan. Tampilan fisik yang ideal mencakup body frame, power depan dan belakang sapi akan mempengaruhi ADG, kemudahan pemeliharaan dan harga jualnya. Bangsa sapi Limousin berasal dari suatu provinsi di Limousin yang merupakan bagian dari negara Prancis. Beberapa ciri yang dimiliki oleh bangsa sapi ini antara lain warna bulu merah cokelat, tetapi pada sekeliling mata dan kaki mulai dari lutut sampai bawah berwarna agak terang. Kulitnya halus, lembut dan sedikit tebal, kepalanya kecil, pendek dan berdahi lebar.Tanduk pada sapi jantan tumbuh keluar dan agak melengkung. Simmental merupakan salah satu sapi potong keturunan Bos taurusyang dikembangkan di Lembah Simme, Switzerland dan Swiss. Bangsa sapi ini mulai dikembangkan di Australia dan Selandia Baru sejak tahun 1972 lewat introduksi semen beku dari Inggris dan Kanada. Di Indonesia, sapi Simmental mulai dikembangkan sejak 1985 dengan semen beku lewat inseminasi buatan dengan induk lokal PO. Sapi Simmental tergolong tipe triguna yaitu sebagai sapi potong, sapi perah dan sapi kerja. Beberapa ciri yang dimiliki oleh sapi Simmental antara lain bulunya berwarna krem, agak cokelat atau merah seperti sapi Bali. Warna kulit pada muka, keempat kaki mulai dari lutut dan ujung ekor berwarna putih. Pertumbuhan ototnya bagus dan rendahnya penimbunan lemak di bawah kulit (Siregar, 2006; Bundy dan Diggins, 1962)
commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 1. Data populasi ternak di PT Tossa Shakti Divisi Agro Status Pedet pra sapih
Jumlah Pedet Pasca Sapih
Dara Bunting
Jumlah Dara Open
Jumlah Laktasi Bunting
Jumlah Laktasi Open
Jumlah Pejantan
Jumlah Total
Bangsa PFH Simental Limousin Brangus Angus Wagyu PFH Simental Limousin Brangus Angus Wagyu PFH Simental Limousin Brangus Angus Wagyu PFH Simental Limousin Brangus Angus Wagyu PFH Simental Limousin Brangus Angus Wagyu
Jenis kelamin Jantan 3 10 1 6 20 6 12 16 1 8 43 -
PFH Simental Limousin Brangus Angus Wagyu
-
PFH Simental Limousin Brangus Angus Wagyu
1 2 4 4 16 27 90
Jumlah Betina 1 1 10 1 6 19 4 7 14 2 2 29 1 2 3 2 2 10 5 15 8 3 8 39 32 11 7 4 2 56 52 5 1 8 1 3 70 223
commit to user Sumber : Data Primer PT Tossa Shakti Divisi Agro
1 4 20 2 12 39 10 19 30 3 10 72 1 2 3 2 2 10 5 15 8 3 8 39 32 11 7 4 2 56 52 5 1 8 1 3 70 1 2 4 4 16 27 313
Ket
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jumlah populasi sapi keseluruhan adalah 313 ekor yang terdiri dari sapi pedet, dara, bakalan feedlot, indukan, dan pejantan (feedlot). Sapi-sapi tersebut dikelompokkan seseuai dengan umur, sebagai contoh pedet yang baru lahir dimasukkan dalam kandang panggung sampai umur satu bulan. Umur tiga bulan ternak dipindah kekandang umbaran digabung dengan ternak lain sampai umur tujuh bulan demikan seterusnya sampai ternak dimasukkan dalam katagori indukan atau penggemukan. 2. Bakalan Sapi Potong PT. Tossa Shakti Divisi Agro merupakan peternakan dengan tujuan pembibitan dan penggemukan, oleh karena itu sebagian besar bakalan sapi yang dipelihara berasal dari pembibitan sapi potong di peternakan ini sendiri. Pembibitan ini dilakukan karena pemeliharaan bakalan lebih murah disamping itu lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dan pertumbuhan lebih cepat serta dapat merecording bakalan sapi potong dari awal. Ketersediaan bakalan dirasa baik, karena ketersediaan dapat continue dari peternakan ini. Bangsa sapi potong yang dipelihara untuk usaha penggemukan yaitu Brangus, Angus, Limousin, Simmental, dan PFH jantan. Usia sapi yang ideal untuk digemukkan adalah mulai 1,5 tahun sampai dengan 2 tahun. Kondisi sapi sudah mulai maksimal pertumbuhan tulangnya dan tinggal mengejar penambahan masa otot (daging) yang secara praktis dapat dilihat dari gigi yang sudah berganti besar 2 dan 4 buah. Sapi yang sudah berganti 6 gigi besarnya (3 tahun keatas) juga cukup bagus. Pada usia ini sudah muncul gejala fat (perlemakan) yang tentunya akan berpengaruh dengan nilai jual dari pelaku pemotongan ternak. Sapi dibawah usia ideal penggemukan biasanya lebih lambat proses penggemukan dikarenakan selain bersamaan pertumbuhan tulang dan daging juga sangat rentan resiko penyusutan serta labil proses penambahan berat badan disebabkan adaptasi tempat yang baru, pergantian pola pakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
28 digilib.uns.ac.id
dan teknis perawatan serta penyakit. Tentang variabel berat tubuh, pastinya tergantung dari jenis ras apa sapi yang akan dipelihara. Syarat pemilihan bakalan di peternakan ini adalah dengan mempertimbangkan hal-hal dibawah ini : a. Laju pertumbuhan. Bakalan berasal dari keturunan yang memiliki laju pertumbuhan tinggi. Laju pertumbuhan berkait dengan kecepatan peningkatan bobot sapi. Masing-masing bangsa sapi mempunyai potensi perbedaan dalam pertumbuhan. b. Kesehatan. Bakalan yang sehat dan tidak sakit. c. Sapi jantan. Bakalan sapi jantan memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan sapi betina. Selain itu, pada masa produktif sapi betina dilarang dipotong untuk mendukung produksi anak sapi kecuali, sapi betina tersebut telah beranak lebih dari tujuh kali, tidak produktif lagi atau infertile. d. Populasi. Bakalan dari bangsa sapi yang memiliki pertambahan populasi baik dan penyebarannya merata pada suatu daerah. e. Konversi pakan. Bakalan memiliki konversi pakan yang rendah hal ini dikarenakan untuk mencapai pertambahan bobot badan persatuan berat, diperlukan jumlah pakan yang optimal. Pemilihan bakalan sapi yang baik menjadi langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan usaha. Salah satu tolak ukur penampilan produksi sapi potong adalah penambahan berat badan harian (PBBH). Dengan bakalan dari genetik bermutu, peternak tinggal mengontrol keadaan lingkungan, sehingga potensi produksi dapat optimal.Usaha penggemukan sapi potong biasanya membutuhkan sapi jantan untuk digemukan selama 3-4 bulan. Alasannya, pada umumnya sapi jantan memiliki pertumbuhan berat badan harian yang lebih tinggi daripada sapi betina, terutama yang masih produktif (Abidin, 2010). Usaha penggemukan sapi potong membutuhkan modal utama, yaitu tersedianya bakalan yang memenuhi syarat secara continyu. Kemampuan commit to user peternak memilih dan menyediakan bakalan secara berkelanjutan sangat
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menentukan laju pertumbuhan dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Usaha penggemukan sapi potong bertujuan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan bobot sapi yang dipelihara. Waktu yang dibutuhkan untuk penggemukan setiap sapi tidak selalu sama. Perbedaan waktu atau lama penggemukan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah umur, kondisi dan bobot badan awal sapi pada awal penggemukan serta jenis kelamin. Waktu yang dibutuhkan untuk penggemukan di peternakan ini selama lima bulan setelah sapi potong memenuhi syarat untuk dijual. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugeng (2006) bahwa lama penggemukan sapi berdasarkan faktor umur dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu: 1) Sapi bakalan
yang berumur kurang dari satu
tahun, lama
penggemukannya berkisar antara 8-9 bulan. 2) Sapi bakalan yang berumur 1-2 tahun, lama penggemukannya berkisar antara 6-7 bulan. 3) Sapi bakalan yang berumur 2-2,5 tahun, lama penggemukannya berkisar antara 4-6 bulan. Sistem pemeliharaan sapi potong di peternakan ini dilakukan secara intensif dengan cara sapi dikandangkan dan diberi pakan dan minum secara kontinyu. Menurut Sugeng (2006) menjelaskan bahwa sistem penggemukan sapi secara intensif merupakan pemeliharaan sapi di dalam kandang terus-menerus pada periode tertentu dengan pemberian pakan hijauan dan konsentrat. Selain itu, Parakkasi (1998) menyatakan bahwa sistem intensif biasanya dilakukan pada daerah yang banyak tersedia limbah pertanian sedangkan sistem ekstensif diterapkan pada daerah yang memiliki padang penggembalaan yang luas. 3. Kandang Lokasi peternakan di PT Tossa Shakti terletak di daerah dataran tinggi. Suhu rata-rata adalah 27ºC pada siang hari dan 19ºC pada malam hari, sedangkan kelembapan padatodaerah commit user ini berkisar 60-80 %. Suhu dan
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelembapan tersebut sangat cocok untuk usaha penggemukan sapi potong jenis peranakan simental dan karena sapi tersebut dapat menyesuaikan dengan lingkungan. Pertumbuhan sapi potong optimal pada kisaran suhu 10ºC-27ºC dengan kelembapan berkisar antara 60-90% (Abidin, 2002). Sapi termasuk hewan yang peka terhadap keadaan perubahan suhu lingkungan.
Terutama
perubahan
yang
dratis
suhu
tinggi
bisa
menyebabkan konsumsi pakan menurun dan berakibat pada menurunya laju pertumbuhan. Pada hewan tertentu, suhu tinggi juga berpengaruh terhadap kemampuan reproduksi, yakni menurun. Pemaksaan penggunaan suatu lokasi yang temperaturnya fluktuasi, kurang cocok bagi hewan, akan menyebabkan menurunnya menurunnya penampilan produksi. Suhu di daerah atau lokasi penggemukan sapi potong di PT Tossa Shakti optimal untuk usaha penggemukan sapi potong. Untuk curah hujan disuatu lokasi berhubungan erat dengan temperature di daerah tersebut. Temperatur pada musim hujan akan lebih rendah dibandingkan dengan pada musim kemarau karena tergantung pada keberadaan hijauan. Sedangkan, lokasi yang ideal untuk usaha peternakan sapi potong berkisar antara 800-1.500 mm/tahun. Lokasi kandang yang dipilih di PT Tossa Shakti ini terletak agak jauh dari pemukiman penduduk. Kira-kira 400 meter dari rumah penduduk. Akses jalan yang menuju pasar juga bisa dijangkau dengan kendaraan. Hal ini sesuai dengan pendapat Aulia (2005) yang menyatakan bahwa lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk, tetapi mudah dicapai kendaraan. Kandang harus terpisah dengan rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus peralatan kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang. Dalam pemilihan lokasi untuk usaha ternak sapi potong (feedlot) sebaiknya jauh dari pemukiman masyarakat dan memiliki akses ke pasar serta letak dan commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ketinggian lokasi harus diperhatikan, letak dan ketinggiannya terhadap lingkungan sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar (Aulia, 2005). PT Tossa Shakti mempunyai beberapa jenis kandang yang mempunyai fungsi tersendiri yaitu kandang penggemukan, kandang karantina, kandang pembibitan, kandang pedet, kandang betina produktif (perah). Model kandang sapi pada PT Tossa Shakti menggunakan kandang dengan system kelompok dimana kandang kelompok ini umumnya digunakan pada perusahaan penggemukan sapi seistem feedlot. Satu line kandang dapat menampung sapi hingga kurang lebih 40 ekor. Kandang ganda lebih irit dalam penggunaan bahan bangunan. Kandang kelompok dengan ukuran 16 x 10 m dapat menampung sekitar 40 ekor sapi atau daya tampung kandang 4 m2/ekor. Kandang kelompok lebih mudah dibersihkan. Menurut Purnawan dan Cahyo yang menyatakan bahwa kelemahan dari kandang bentuk ini adalah ternak kurang terlindungi dan pertikaian antara ternak yang bisa menyebabkan ternak luka-luka dapat terjadi, kelemahan lainnya yaitu adanya persaingan pakan yang terjadi pada ternak yang menyebabkan ternak kurang konsumsi pakannya. Kontruksi kandang harus diperhatikan dengan cermat karena keadaan kandang yang dibuat nantinya akan memudahkan operasional kerja dengan baik. Operasional kerja yang bisa terlaksana dengan praktis seperti pemberian pakan dan minum, sanitasi kandang. Kerangka kandang di PT Tossa Shakti terbuat dari bahan besi dan beton yang disesuaikan dengan model kandang yang diinginkan. Bahan atap kandang yang dipergunakan yaitu asbes dengan model atap monitor sehingga memudahkan dalam sirkulasi udara. Asbes digunakan karena mempunyai daya tahan baik terhadap cuaca dan bahan yang digunakan tidak terlalu panas karena letak kandang dekat dengan daerah pegunungan sehingga tidka menimbulkan ternak menjadi stress dan nyaman. commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lantai kandang terbuat dari beton yang dilengkapi dengan karpet karena di sini adalah tempat berdirinya sapi sehingga peternak harus membuat sapi nyaman. Alasnya tidak keras, rata, dan tidak licin sehingga dapat membuat sapi nyaman dan tidak berbahaya bagi ternak dan para pekerja. Selokan untuk menampung air kencing dan sisa pembersihan kotoran sapi sudah ditata dengan baik sehingga air tersebut dapat mengalir lancar. Terkadang tersumbat dan ini diakibatkan dari sisa hijauan yang kurang bersih dari pemberian pakan dan pembersihan kandang. Peralatan kandang yang digunakan umumnya sama dengan peternakan lainnya yaitu cangkul, ember, sekop, sapu lidi, alat penggaruk, sabit, timbangan sapi, karung, selang air, suntikan, buku recording, kelengkapan kandang lainnya yaitu tempat pakan dan minum (120cm x 80cm), tambatan sapi yang terbuat dari besi agar sapi tidak berjalan kemana-mana, tempat mencooper hijauan rumput gajah, gudang untuk menyimpan
perlengkapan
kandang,
tempat
penimbangan,
tempat
penampungan kotoran, pagar dan kantor. Kelengkapan kandang untuk pemenuhan kebutuhan sapi di dalam kandang untuk menunjang aktivitas makan, minum, istirahat, perawatan, dan buang kotoran sapi pada kandang. 4. Manajemen Pakan Usaha penggemukan sapi potong yang di kandangkan sepanjang waktu membutuhkan pengelolaan yang baik. Salah satunya dengan penyediaan pakan yang secara kuantitas cukup dan kualitas baik. PT Tossa Shakti menggunakan system dry lot fattening yaitu penggemukan sapi dengan memprioritaskan pemberian pakan berupa konsentrat. Pakan berupa hijauan hanya diberikan sedikit sehingga efisiensi penggunaan pakan lebih tinggi. Berkisar 30-70 % dengan perbandingan hijauan dan konsentrat dikarenakan kandungan nutrient dalam konsentrat mampu membantu dalam penambahan berat badan. commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2. Tabel penyusun ransum sapi potong No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bahan pakan Brand Pollar Tepung bungkil kelapa Tepung Singkong Janggel jagung Molases Garam Starvit Lymestone Soyxyl Gopro Tepung Jerami Tepung Kulit Kacang/kedelai
Jumlah (kg) 57,5 7,5 32,5 50 50 2,5 2,5 2,5 10 3,71 32,5 28,75
Sumber: Sumber: Data Primer PT. Tossa Shakti Divisi Agro
Konsentrat sumber protein dapat diperoleh dari hasil samping penggilingan berbagai biji-bijian, bahan pakan sumber protein hewani, dan hijauan sumber protein, sedangkan konsentrat sumber energi dapat diperoleh dari dedak dan biji-bijian seperti jagung (Parakkasi, 1999). Bahan pakan penguat ini meliputi bahan makanan yang berasal dari bijibijian seperti jagung giling, menir, bulgur, dedak, bekatul, bungkil kelapa, tetes dan berbagai umbi. Fungsi pakan penguat ini adalah meningkatkan dan memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai gizinya rendah. Complete feed adalah konsentrat yang ditambah dengan hijuan yang dikeringkan. Sapi yang digemukan di perusahaan ini tidak diberikan hijuan segar, karena dalam ransum yang diberikan sudah terdapat hijuannya. Pakan untuk sapi potong menggunakan buatan pabrik ini sendiri. Perusahaan mendirikan pabrik pakan dengan tujuan untuk mengurangi biaya pembelian pakan yang tidak sedikit, untuk memanfaatkan lahan yang ada, serta untuk menarik warga sekitar menjadi karyawan. Konsentrat hasil olahan pabrik sering disebut dengan complete feed, karena konsentrat sudah dicampur dengan hijauan yang dikeringkan dengan perbandingan 50:50 antara konsentrat dan hijauan. Alasan pembuatan pakan dalam commit to user atau malah ketiadaan hijauan di bentuk complete feed adalah terbatasnya
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
musim kemarau yang akan mempersulit petani dalam memelihara sapi karena pakan yang tidak ada dan akan menurunkan produktivitas dari ternak itu sendiri. Bahan pakan yang digunakan untuk complete feed adalah brand pollard, tepung singkong, tepung jangel jagung, molases, kulit biji kacang tanah, kulit biji kacang hijau, bungkil kelapa, soyxyl, garam, limestone dan terdapat bahan tambahan yaitu go pro dan starvit. Bahan pakan yang
termasuk dalam sumber energi antara lain brand pollard, tepung singkong, tepung jangel jagung, molases, sedangkan yang termasuk sumber protein antara lain kulit biji kacang tanah, kulit biji kacang hijau, bungkil kelapa, soyxyl. Sumber mineral dalam pakan yang digunakan adalah garam, limestone. Bahan tambahan lainya adalah go pro dan Starvit. Frekuensi pemberian pakan di peternakan ini sebanyak dua kali sehari. Pagi pukul 08.00 dan siang pukul 13.00 ternak diberi complete feed. Air minum diberikan secara ad libitum pada ternak. Takaran
pemberian complete feed
menggunakan gayung, satu gayung beratnya 0,5 kilogram. Complete feed yang diberikan pada sapi potong dalam sehari sebanyak 11 kilogram. Cara pemberiannya dalam bentuk kering, tidak dikombor, hampir setiap kali pakan yang diberikan pada ternak selalu habis tidak ada sisa. Operator kandang akan memberikan sisa pakan yang masih tersedia kepada ternak yang konsumsi pakannya banyak. Peternakan ini masih dalam tahap riset, sebulan setelah diselenggarakannya magang ini dilakukan perombakan pakan lagi. Sapi potong dipeternakan ini diberikan hijauan segar setelah pemberian complete feed. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (2003) yang menyatakan bahwa pemberian konsentrat dan hijauan diatur dalam suatu teknik yang memberikan tingkat kecernaan ransum yang lebih tinggi sebab, pemberian hijauan yang hampir bersamaan waktunya dengan pemberian konsentrat akan berakibat pada penurunan kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum. Adanya hijauan dan konsentrat pada waktu yang bersamaan itu akan mengurangi kecernaan hijauan didalam rumen. Hal ini terjadi karena mikroorganisme dalam rumen mempunyai preferensi untuk mencerna konsentrat terlebih dahulu (umumnnya konsentrat lebih mudah di cerna dari pada hijauan). Pemberian pakan konsentrat
commit to user
yang dilakukan dua jam sebelum pemberian hijauan akan meningkatkan
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kecernaan bahan kering dan organik ransum. Hal ini terjadi karena konsentrat yang relatif banyak mengandung pati sebagian besar sudah dicerna oleh mikroorganisme rumen pada saat hijauan mulai masuk ke dalam rumen. Pakan disusun dengan komposisi sederhana akan tetapi tidak mengurangi kandungan nutrien yang berarti disini dapat menekan biaya produksi dalam pemeliharaan. Komposisi konsentrat dapat dilihat pada lampiran dengan komposisi konsentrat tersebut didapatkan kandungan nutrient pada tabel 3. Tabel 3. Kandungan Nutrien pada Complete feed
Kandungan Nutrien BK Abu PK TDN ME LK SK Ca P Aflatoxin
F11 85 % 10 % Min 12 % Min 61 % Min 1437 Kcal/kg Min 3,5 % Max 20 % 0,8 % 0,6 % Max 200 ppm
Sumber : Data sekunder Kandungan Konsentrat PT Tossa Shakti Tabel 4. Data ADG Sapi Potong yang ada di PT.Tossa Shakti Divisi Agro
No. Ternak 1411049 311181 1411045 1411050 1411046 811032 1711029 1411044 1711025 811033 Rata-rata PBBH
Bobot Januari 413 488 473 466 444 421 430 580 554 426
Badan Bobot Febuari 445 527 497 515 492 455 470 618 595 448
Badan Rata-rata PBBH 1,06 1,3 0,8 1,6 1,6 1,1 1,3 1,2 1,3 0,7 1,03
Sumber : Data sekunder PBBH PT. Tossa Shakti Berdasarkan jumlah konsumsi pakan yaitu 11 kg dibandingkan dengan standar kebutuhan kisaran berat badan sapi 400-450 kilogram sudah memenuhi standar kebutuhan BK. PT. Tossa Shakti ini menargetkan rata-rata PBBH dari
commit to user
semua jenis sapi 1,1 dengan bobot badan sebesar 500kg. Hal ini sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
pendapat Fathoyah (2007), Usaha penggemukan sapi cukup menguntungkan apabila didukung terpenuhinya pakan secara kualitas maupun kuantitas dengan harga seefisien mungkin. Ransum untuk penggemukan sapi tidak cukup hanya dipenuhi dari pakan hijauan saja, melainkan perlu dukungan pakan konsentrat yang memadai. Kebutuhan pakan konsentrat ini tergantung jenis sapi yang dipelihara, untuk sapi-sapi lokal yang memiliki kemampuan menghasilkan pertambahan bobot badan < 1 kg/hari, memerlukan pakan konsentrat yang lebih kecil. Lain halnya untuk sapi-sapi peranakan unggul yang memiliki kemampuan menghasilkan pertambahan bobot badan > 1 kg/hari, maka memerlukan pakan konsentrat yang lebih tinggi. Pembersihan air minum juga harus diperhatikan. Air minum ad libitum jumlah yang diberikan kira-kira 20-40 liter per hari. Sisa air minum digunakan untuk membersihkan kandang sapi.
5. Manajemen Kesehatan dan Penyakit Ternak Penjagaan kesehatan dalam upaya untuk pencegahan peyakit dilakukan secara komprehensif dan saling terkait, yaitu mulai dari pengendalian bakalan, kandang, pakan dan minum, serta perawatan kebersihan tiap harinya. Penyakit sendiri datang dengan adanya tandatanda khusus. Namun, tanda-tanda ini kadang tidak nampak dan sulit dikenali. Sehingga dilakukan pencegahan penyakit dari pada mengobati akan lebih menambah biaya untuk penggunaan obat. Pengendalian penyakit dimulai dari bakalan datang. Setelah bakalan ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam kandang karantina, dimana kandang karantina telah disterilkan selama satu hari kemudian bakalan diberikan antibiotik berupa LA max dan vitamin B Komplek setelah tiga hari diberikan obat cacing albenol, protex, albendasol. Sanitasi kandang penggemukan dilakukan pembesihan selama dua kali untuk pembersihan lantai kandang dan tempat pakan minum dengan meliputi pembuangan kotoran dalam penampungan limbah. Sanitasi lingkungan dengan menyapu dan pembersihan alat-alat kandang. Sanitasi kandang sendiri di lakukan setiap pukul 10.00 dan 13.00 setelah pemberian commit to user pakan.
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sanitasi terhadap ternak dengan pemandian minimal satu kali per hari, hal ini dilakukan karena berbagai faktor mulai dari kurangnya ketersediaan air untuk memandikan ternak dan waktu untuk memandikan ternak. Hal ini tiak sesuai dengan pendapat Sugeng (2001) yang menyatakan bahwa salah satu cara untuk menjaga agar ternak terhindar dari penyakit dengan usaha menjaga kebersihan lingkungan kandang seperti lantai yang bersih. Sapi harus dimandikan satu kali per hari dengan tujuan parasit kulit atau gatal-gatal tidak mudah menghinggapinya. Selain menjaga kebersihan lingkungan pengendalian pada penyakit ternak juga dilakukan pencegahan berupa vaksinasi, vaksinasi dibutuhkkan sapi selama proses pemeliharaan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Dengan demikian, sapi tidak akan terserang penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme sesuai dengan penentuan vaksin tersebut. Pemberian vaksin dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan menggunakan obat Albendasol. Pemberian obat cacing ini dengan cara oral dan suntik. Penyakit yang sering menyerang di PT Tossa Shakti sendiri antara lain : 1. Footrop Footrop merupakan penyakit yang sering dialami oleh sapi yang baru. Penyakit ini disebabkan antara sapi satu dengan yang lain saling berdesakan sehingga kaki sapi kadang terinjak sapi lain. Ternak yang terkena footrop dipisahkan dengan ternak yang lain dan dimasukkan ke kandang perawatan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Pengobatan dilakukan oleh dokter hewan yang bertugas mengurus ternak yang sakit. Pengobatan footrop menggunakan limoxin spray (obat luka luar) dan Gusanex (obat anti larva, lalat dan antiseptik). 2. Kembung (bloat) Kembung merupakan gangguan pencernaan yang disebabkan oleh kesalahan dalam pemberian pakan dan tersumbatnya saluran pecernaan oleh benda asing. Pakan utama yang dapat menyebabkan commit to user kembung adalah hijauan. Hijauan yang masih terdapat embun dapat
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyebabkan kembung. Pengobatan sapi yang mengalami kembung dengan memberikan tympanol yang disuntikan pada subkutan. 3. Koreng Koreng dapat diobati dengan salep karbanit. Penyakit ini muncul karena kurang bersihnya lantai kandang sehingga kotoran menempel pada tubuh hewan menyebabkan bakteri masuk dan terasa gatal. Upaya untuk pengendalian penyakit yang sering muncul adalah dengan menyediakan pakan yang berkualitas, pakan sapi harus cukup dan terjamin kualitas dan nutriennya, penyediaan pakan dan minum harus diusahakan bersih, hindari pemberian pakan yang tidak baik, kadaluarsa dan pakan yang tercemar mikroorganisme yang dapat menyebabkan sapi terserang penyakit diare. Pemberian konsentrat yang berlebihan dan kandungan serat kasar yang rendah dapat menyebabkan kembung. Akumulasi fermentasi pakan konsentrat akan memproduksi gas dan buih sehingga menyebabkan kembung. 6. Manajemen Pengolahan Limbah Limbah khususnya di bidang peternakan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Limbah yang berupa kotoran sapi (feses dan urin) dan sisa pakan ternak merupakan media penyebarluasan mikroorganisme pathogen seperti jamur, bakteri, parasit dan bibit tanaman liar yang dapat merugikan manusia maupun ternak itu sendiri. Menyelesaikan masalah tersebut maka perlu diadakan penanganan dan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik baik padat maupun cair. Pengolahan limbah tersebut selain untuk mengurangi atau membersihkan mikroorganisme juga dapat menjadi sumber pendapatan tambahan dari penjualan pupuk tersebut. Peternakan
ini
belum
menangani
dan
mengolah
limbah
peternakannya menjadi pupuk organik. Limbah berupa kotoran sapi langsung diberikan dikebun yang berada di sekitar areal peternakan. commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Pemasaran Pemasaran
yang
dilakukan
di
Perusahaan
Pembibitan
dan
Penggemukan Sapi Potong PT Tossa Shakti yaitu masuk pada pabrik pengolahan hasil ternak di CV Nandi Sari. Sebelum ternak dijual dilakukan penimbangan terlebih dahulu. Harga jual daging sapi Rp 30.000 per kg berat hidup. Pemasaran adalah kunci pokok dari usaha apapun. Untuk pemasaran dari usaha peternakan masih terbuka lebar. Pemasaran sapi bisa dilakukan dengan menjual berupa sapi hidup maupun berupa daging segar maupun olahan. Namun, di PT Tossa Shakti ini sapi dijual hidup dengan taksiran berat badan sapi dengan dilakukan penimbangan. Keuntungan bila dilakukan
penimbangan untuk usaha yang berikutnya kita bisa
menyesuaikan pengeluaran biaya pakan dengan PBB tiap hari. Dengan itu kita bisa membuat analisa kasar usaha sapi penggemukan sapi potong secara feedlot.
commit to user