perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Cerpen merupakan karya sastra berupa cerita singkat yang terbatas pada jumlah katanya. Konflik yang ditampilkan dalam sebuah cerpen adalah konflik tunggal sehingga menyebabkan alurnya pun sebagai alur tunggal. Alasan ketunggalan konflik dan alur inilah yang membuat cerpen sebagai cerita yang bisa dibaca dalam waktu yang relatif singkat. Bahkan bisa diselesaikan dalam waktu setengah jam. Perlu diingat, cerpen yang menarik itu adalah cerpen yang mampu membawa pembacanya hanyut dalam isi ceritanya. Tidak berhenti pada hal tersebut. Pengarang harus menghadirkan tema yang riil atau dekat dengan kehidupan nyata dan menghadirkan nilai-nilai positif yang menginspirasi setiap pembacanya. Kriteria tersebut dimuat dalam cerpen majalah Bobo edisi FebruariMaret 2014 yang berjudul Ssst, Ini Rahasia! karya Nurhayati Pujiastuti; Akhirya karya B E Priyanti; Namanya Tania karya Nurhayati Pujiastuti; Ranking Satu karya Pupuy Hurriyah; Misteri Kampung Aru karya Erna Fitrini; Papan Selancar karya Veronica Widyastuti; Kakek dan Biji Matoa karya Nurhayati Pujiastuti; Misi Rahasia karya Erna Fitrini; Wendy Si Pemarah karya July Notti; Kado Inspiratif karya B E Priyanti; Menunggu Bunga Kamboja karya Nurhayati Pujiastuti; Ketika Linda Membenci Ibu karya Nurhayati Pujiastuti; Si Anak Payung karya July Notti; Di Atas Langit Masih Ada Langit karya L Heni S; dan Menunggu Buah Mangga Jatuh karya Heru Kurniawan. Lima belas cerpen di atas dikemas dalam tema-tema sederhana yang dekat dengan kehidupan anak-anak sebagai pembacanya. Meskipun cerpen dalam majalah Bobo mengandung tema sederhana, bagi peneliti, menentukan tema setiap cerpen bukanlah hal yang mudah. Kesulitan peneliti dalam menentukan tema dikarenakan penafsiran sebuah tema harus dilakukan dengan memahami dan memaknai keseluruhan cerita. Seperti yang diungkapkan Nurgiyantoro (2005:69), bahwa penafsiran tema (utama) dipersyarati oleh pemahaman cerita secara
commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
keseluruhan. Jika diselisik lebih mendalam, tema dalam kelima belas cerpen dapat dikategorikan sebagai berikut. 1. Kekeluargaan Dari kelima belas cerpen yang menjadi objek kajian, terdapat tiga cerpen yang memiliki tema kekeluargaan. a. Kebesaran Hati Peneliti
memasukkan
cerpen
Akhirnya
ke
dalam
klasifikasi
kekeluargaaan karena dalam cerita diceritakan bentuk kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Ibu ingin membuat anaknya bisa merasakan indahnya liburan seperti teman-temannya. Awalnya, sang ibu mengajak sang anak berkemah di dalam ruang makan dengan memanfaatkan kursi, kain, dan tongkat Pramuka. Namun pada akhirnya sang ibu berhasil membujuk sang ayah untuk berlibur ke tempat wisata alam. Ibu selalu punya cara untuk membahagiakan anaknya. Hal inilah yang menjadi pertimbangan peneliti untuk menggolongkan cerpen tersebut ke dalam tema kekeluargaan. b. Sebuah Kepercayaan dan Kerja Keras Cerpen Ssst, Ini Rahasia! digolongkan ke dalam tema kekeluargaan. Dalam cerpen ini diceritakan kepercayaan seorang ibu kepada putrinya, Bilqis untuk bisa sembuh dari kebiasaan buruknya, yaitu mengompol setiap malam. Sang ibu membantu Bilqis dengan cara menyalakan alarm setiap pukul sebelas malam sehingga Bilqis akan bangun dan buang air kecil di kamar mandi, bukan di kasur. Namun usaha ibu dan Bilqis tidak berhasil. Akhirnya, Bilqis mendapat masukan dari ayahnya untuk mengganti trik. Ayah menyarankan memasang lonceng kecil di jempol kaki Bilqis, mendengar bunyi lonceng Bilqis bisa terbangun dan akhirnya Bilqis berhasil menghilangkan kebiasaan mengompolnya. Sebagai hadiah, ibu menepati janjinya untuk membelikan tempat tidur baru dengan gambar Strawberry Shortcake kesukaan Bilqis. Hal inilah yang menyebabkan cerpen Ssst, Ini Rahasia! termasuk dalam kategori tema kekeluargaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
c. Kebencian terhadap Orang Tua Cerpen Ketika Linda Membenci Ibu diklasifikasikan dalam tema kekeluargaan. Dalam cerpen ini diceritakan seorang anak perempuan, Linda yang memendam kebencian terhadap ibunya. Linda merasa nasibnya tidak seberuntung teman-temannya yang memiliki seorang ibu yang sabar dan tidak suka marah-marah. Lain dengan ibu Linda. Ibu Linda suka marah, bahkan pada hal-hal kecil sekalipun. Ibu Linda akan marah jika baju seragam Linda basah oleh keringat, marah ketika Linda menaruh sandal di teras. Pernah suatu hari, ibu Linda mengambil uang tabungan Linda. Itulah sebabnya mengapa Linda membenci ibunya. Namun pada suatu hari, ibu Linda jatuh sakit. Pada saat itulah Linda tahu alasan mengapa ibunya sering marah-marah padanya. Ibu sering marah-marah padanya karena ibu sedang tidak mempunyai uang. Ibu harus menanggung biaya hidup keluarga dan membiayai sekolah Linda karena sang ayah meninggal dunia sejak lama. Linda pun menyesali sikapnya yang selama ini membenci ibunya. Hal ini yang menyebabkan cerpen Ketika Linda Membenci Ibu! tergolong dalam tema kekeluargaan. 2. Kegigihan a. Kerja keras dan Sportivitas Peneliti memasukkan cerpen Ranking Satu ke dalam kategori tema kegigihan. Cerpen ini mengisahkan perjuangan seorang gadis bernama Jane yang berusaha keras untuk meraih peringkat satu di kelasnya. Selama ini Jane selalu menjadi bayang-bayang Sandra. Jane selalu berada di peringkat dua. Kini Jane mempunyai semangat lebih untuk menjadi sang juara. Setiap malam Jane selalu giat belajar agar di ulangan umum semester ganjil ini dia mampu menjawab semua soal dengan benar. Peluang Jane untuk mendapat gelar ranking satu terbuka lebar. Namun di tengah kegembiraannya, Jane mendengar kabar bahwa Sandra, teman sekelas sekaligus rival terberatnya mengalami kecelakaan. Mendengar hal itu, Jane merasa dirinya tidak sportif jika tetap mengharapkan peringkat pertama ketika Sandra berada pada keadaan yang tidak memungkinkan untuk bersaing secara sehat. Itulah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
sebabnya mengapa Jane tidak lagi terlalu mengharap menjadi ranking satu. Yang dia inginkan adalah kesembuhan Sandra. Perjuangan dan keikhlasan Jane inilah yang menyebabkan cerpen Ranking Satu tergolong dalam tema kegigihan. b. Kreativitas Peneliti menggolongkan cerpen Misi Rahasia ke dalam tema kegigihan. Sebagai cerpen yang mengangkat tema kegigihan, dalam cerpen ini dikisahkan seorang anak laki-laki, Tio berusaha memberikan hadiah untuk kakak perempuannya, Andria di hari ulang tahunnya nanti. Tio berusaha menutup-nutupi hadiah yang akan diberikan kepada kakaknya supaya menjadi kejutan. Namun Andria menjadi penasaran dan berusaha membongkar rahasia yang tengah disembunyikan Tio. Sampai pada akhirnya Andria mengetahui rahasia Tio. Tio berusaha membuat gambar Snoopy kesukaan Andria. Padahal Andria tahu, Tio tidak suka menggambar binatang. Demi memberi kejutan di hari ulang tahun kakaknya Tio rela menggambar binatang yang ditirunya dari sampul buku. Inilah sebabnya peneliti memasukkan cerpen Misi Rahasia ke dalam tema kegigihan. Cerpen berikutnya yang memiliki tema senada dengan tema cerpen di atas adalah cerpen Kado Inspiratif. Cerpen ini menceritakan kreativitas seorang Winda dalam memberikan kado ulang tahun untuk sahabatnya. Winda berasal dari keluarga sederhana. Tahun ini orang tuanya harus memasukkan Winda dan kakaknya ke sekolah lanjutan. Hal inilah yang menyebabkan Winda harus menabung untuk meringankan beban orang tuanya. Maka dari itulah Winda harus memutar otak untuk memberikan kado yang berkesan untuk sahabatnya namun tidak perlu mengeluarkan biaya banyak. Akhirnya Winda membuatkan kado berupa bingkai foto dari dedaunan kering untuk Lita. Alhasil, Lita pun sangat menyukainya dan memajang bingkai tersebut di ruang tamu. Tentu saja setelah diisi dengan foto keluarganya. Hal inilah yang menyebabkan cerpen tersebut diklasifikasikan dalam tema kegigihan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
c. Kesetiaan Peneliti mengelompokkan cerpen Kakek dan Biji Matoa ke dalam kelompok tema kekeluargaan. Kesetiaan seorang suami, yaitu tokoh kakek yang setia menjaga biji matoa untuk mengenang sosok sang istri yang meninggal dunia di bumi asal biji matoa tersebut, Papua. Kakek selalu menjaga toples berisi sepuluh biji matoa. Ia selalu menghitung setiap hari, memastikan bahwa jumlahnya tidak berkurang. Namun, karena sang cucu ingin menunjukkan pohon matoa kepada teman-teman dan gurunya di sekolah, lalu dia juga ingin mengembalikan dua biji matoa yang diambil dari kakek, akhirnya Irma menyerahkan benih pohon matoa yang sudah tumbuh untuk ditanam di rumah. Dengan begitu, kakek bisa menambah jumlah biji matoa dan bisa mengenang nenek tanpa khawatir jumlah bijinya akan berkurang lagi. 3. Kepedulian a. Pemaaf Cerpen Si Anak Payung dapat diklasifikasikan sebagai cerpen yang bertema kepedulian. Rasa peduli terhadap teman yang selalu membuat jengkel. Lila, anak perempuan yang selalu diminta membawa payung oleh mamanya. Mama Lila membelikan payung baru yang bagus dan bisa dilipat sehingga bisa dimasukkan dalam tas Lila. Meskipun begitu, Lila selalu menolak dan enggan membawa payung tersebut ke sekolah. Alasannya karena cuaca di pagi hari ketika Lila berangkat sekolah selalu cerah. Di samping itu, Lila selalu mendapat ejekan dari temannya, Dea. Dea selalu menertawakan Lila karena menurutnya Lila seperti ibu-ibu, selalu membawa payung. Bahkan Dea hingga menjuluki Lila sebagai anak payung. Mendengar hal itu Lila ingin marah, namun hal itu diurungkan karena tidak ingin membuat keributan di kelas. Sepulang sekolah cuaca berubah drastis. Hujan deras. Lila tersenyum karena berkat payung dari mama dia tetap bisa pulang tanpa harus menunggu hujan reda. Di tengah perjalanan Lila mendapati Dea yang tengah berlari menembus derasnya hujan. Lila menawarkan pulang bersama sehingga Dea tidak perlu kehujanan. Lila tetap mempunyai niat baik untuk menolong Dea meskipun Dea telah berbuat tidak baik kepadanya. Dari rasa kepedulian lila dan jiwa pemaaf
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
yang dimilikinya inilah yang menyebabkan cerpen ini sebagai cerpen bertema kepedulian. b. Menghargai Teman Namanya Tania termasuk dalam cerpen bertema kepedulian, khususnya dalam menghargai teman. Cerpen ini menceritakan seorang gadis bernama Mima yang ingin mengundang temannya, Tania, untuk membaca koleksi bukubuku bacaan di perpustakaan rumahnya. Mima mendengar kisah yang tidak baik mengenai temannya itu. Mengetahui hal itu, teman-teman Mima yang lain marah. Lili bercerita bahwa Tania pernah mencuri cincin milik adiknya. Lili berkata akan marah Mima jika tetap berteman dengan Tania. Berbeda dengan Lili, bunda Mima tidak ingin Mima ikut-ikutan memusuhi Tania. Mima mendengarkan saran bundanya. Mima tetap menghargai Tania sebagai temannya. Mima ingin meminjami buku-bukunya kepada Tania seperti halnya meminjami buku-buku kepada teman-temannya yang lain. Meskipun undangan Mima tidak dihadiri oleh Tania, Mima tetap mengantarkan buku-buku koleksinya untuk dibaca Tania. Mima berharap Tania menjadi anak perempuan yang baik setelah membaca buku-bukunya. Kebesaran hati Mima yang mau menganggap Tania sebagai temannya inilah yang menyebabkan cerpen Namanya Tania sebagai cerpen bertema kepedulian. c. Membantu Orang Lain Membantu orang lain termasuk salah satu bentuk kepedulian kita. Misteri Kampung Aru termasuk cerpen yang bertema kepedulian. Dalam cerpen ini diceritakan seorang anak laki-laki bernama Dhani yang membantu sahabatnya Andria untuk berjualan pisang goreng. Karena Andria akan berkunjung ke rumah Etek Viera, Dhani membantu Andria berjualan. Tidak hanya berjualan saja, sebelumnya Dhani harus menggoreng pisang-pisang tersebut terlebih dahulu. Hal itu dilakukan Dhani dengan ikhlas. Cerpen Menunggu Bunga Kamboja merupakan cerpen yang bertema kepedulian. Kepedulian dalam cerpen ini diwujudkan dalam bentuk peduli untuk membantu orang lain. Dalam cerpen ini diceritakan tentang sebuah keluarga yang memiliki pohon kamboja yang besar. Satu-satunya pohon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
kamboja yang ada di kompleks perumahan mereka. Keberadaan pohon tersebut menjadi ladang penghasilan keluarga pencari bunga kamboja. Bunga kamboja yang diambil haruslah bunga yang jatuh dari pohonnya. Dari hasil penjualan bunga kamboja kering inilah keluarga pencari bunga mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pernah suatu hari pemilik pohon kamboja berniat menebang pohon tersebut dengan alasan baunya tidak sedap dan hanya satu warna. Tetapi mengetahui bahwa tiga orang penunggu bunga yang selalu datang ke rumahnya sangat menggantungkan hidupnya pada pohonnya, maka keluarga Wiwin membatalkan niat mereka. Wiwin merasa kasihan dan tidak tega pada para pencari bunga kamboja karena mereka adalah seorang kakek tua dengan kedua cucunya yang masih kecil. d. Menghargai Persahabatan Papan Selancar merupakan salah satu cerpen yang digolongkan oleh peneliti ke dalam tema kepedulian. Di dalam cerpen ini diceritakan bagaimana menjaga kehangatan dalam bersahabat. Berawal dari ide Nano dan Angga untuk menyewakan papan selancar mereka, pemberian Sam. Papan selancar yang harus digunakan secara bergantian antara Nano, Angga, dan Ito. Itulah yang menyebabkan Ito kesal karena merasa jarang mendapat giliran. Dari peristiwa itulah Nano dan Angga menyewakan papan mereka. Dari hasil sewa, mereka bisa membelikan papan baru untuk Ito sebagai hadiah dan penebus kesalahan mereka. Mereka menganggap persahabatan mereka memang lebih mahal daripada papan selancar yang terbaik sekalipun. Seperti halnya tema cerpen di atas, tema cerpen Menunggu Buah Mangga Jatuh adalah kepedulian, lebih khususnya adalah kekompakan dalam persahabatan. Dalam cerpen ini mengisahkan kelima orang sahabat yang setia menunggu buah mangga jatuh dari pohon milik Pak Endo. Ketika berebut mangga yang jatuh, salah satu orang dari mereka jatuh tersandung sehingga kakinya terkilir. Demi menolong sang teman, mereka berempat rela meletakkan buah mangga masing-masing dan menolong Beni. Melihat kekompakan tersebut, Pak Endo memberikan sekantong buah mangga masak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
untuk masing-masing anak. Dari pemaparan tersebut jelas menggambarkan betapa besar rasa peduli mereka terhadap sahabat yang mengalami kesulitan. 4. Kedemokratisan Cerpen Wendy Si Pemarah dapat dikategorikan ke dalam cerpen bertema kedemokratisan. Dalam cerpen ini, tokoh Wendy digambarkan memiliki sifat pemarah dan tidak pernah ingin mendengar penjelasan dari orang lain ketika dirinya sudah terbakar rasa marah. Hal ini digambarkan ketika Lely tidak menerima titipan belanjanya. Padahal ketika Lely menitip belanjaan pada Wendy, Wendy selalu menerimanya. Wendy marah dan sama sekali tidak mau mendengar alasan Lely tidak mau membantunya. Ketika Wendy mengetahui alasan Lely tidak bisa membantu karena harus membawakan belanjaan Bu Ratmi, tetangga mereka yang sedang sakit, Wendy menjadi tidak enak hati. Itulah sebabnya peneliti menggolongkan cerpen ini ke dalam klasifikasi cerpen bertema kedemokratisan. Cerpen Di Atas Langit Masih Ada Langit juga memiliki tema senada dengan cerpen Wendy Si Pemarah. Pasalnya dalam cerpen Di Atas Langit Masih Ada Langit menceritakan tokoh Yanes yang menganggap Dami, teman sekelompoknya itu sebagai anak gadis yang tidak sepadan dengan dirinya. Awalnya, Yanes menganggap dirinya mampu menyelesaikan tugas kelompok secara individu. Dia tidak mengikutsertakan Dami sedikit pun. Namun pada kenyataannya Yanes tidak mampu menyelesaikan tanpa bantuan dari Dami. Mengetahui hasil kerja Dami yang mengagumkan, Yanes benar-benar merasa malu dan mengakui dirinya sombong. Kini Yanes mengakui kehebatan Dami. Inilah yang menyebabkan peneliti mengategorikan cerpen tersebut ke dalam tema kedemokratisan karena salah satu tokohnya selalu beranggapan bahwa dirinya pintar dan memandang orang lain tidak sepadan dengan dirinya. Cerpen-cerpen dalam majalah Bobo ini dianalisis dengan pendekatan pragmatik. Pendekatan pragmatik dimaksudkan untuk mengkaji sebuah karya sastra yang berorientasi pada kegunaannya bagi pembaca. Penelitian ini memfokuskan analisis dan deskripsi data pada nilai karakter yang terkandung dalam cerpen-cerpen tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
B. Nilai Karakter dalam Cerpen Majalah Bobo Edisi Februari-Maret 2014 1. Nilai Karakter Religius Nilai karakter religius diartikan oleh Kemendiknas (2010:9) sebagai sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius sangatlah berhubungan erat dengan agama. Agama merupakan fondasi bagi seseorang yang memercayai adanya Tuhan. Dari agama, seseorang memperoleh pegangan hidup bagaimana melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya. Sebagai karya sastra yang berkualitas, pengarang hendaknya menyajikan nilai karakter religius yang dapat memotivasi dan menginspirasi pembacanya untuk bertindak sesuai kaidah agama. Berikut adalah nilai karakter religius yang terdapat dalam cerpen-cerpen majalah Bobo edisi Februari-Maret 2014. a. Berdoa kepada Tuhan Tuhan menciptakan manusia sebagai sebaik-baik makhluk. Tuhan mengaruniakan akal pada manusia sebagai pembeda dari makhluk lain. Sebagai manusia yang beriman sudah pasti memercayai adanya Tuhan. Wujud keimanan manusia kepada Tuhan adalah dengan cara mengakui kebesaran-Nya, selalu memercayakan hidupnya di tangan Tuhan. Maka dari itu, tidak ada doa yang dipanjatkan selain kepada Tuhan. Di bawah inilah kutipan yang menggambarkan hal tersebut. “Sebelum tidur berdoalah. Pasti kamu bisa.” … “Ayah mengompol sampai umur sepuluh tahun.” Mata Bilqis membulat. “Ayah berhenti karena Ayah capek mengompol terus. Lalu, setiap hari Ayah berdoa agar Ayah tidak mengompol lagi. Ayah pasang lonceng kecil di jempol kaki Ayah. Malamnya, bunyi lonceng kecil membuat Ayah terbangun. Lalu, Ayah melepas lonceng itu dan pipis di kamar mandi.” (Ssst, Ini Rahasia!.44.6/02/2014) Tokoh Ibu pada kutipan pertama meminta Bilqis untuk berdoa kepada Tuhan agar usahanya untuk berhenti mengompol dikabulkan. Tokoh Ayah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
juga menggambarkan perilaku seorang hamba Tuhan yang berdoa agar kebiasaan mengompolnya bisa hilang. Di samping berdoa, tokoh Ayah juga berusaha untuk menghilangkan kebiasaan mengompol dengan cara memasang lonceng di jempol kakinya, sehingga membuatnya terbangun dan menuju kamar mandi. Baik tokoh Ibu maupun Ayah, ingin mengajarkan kepada Bilqis bahwa berdoa itu penting ketika kita mempunyai suatu keinginan. Namun, tidak hanya sebatas berdoa, usaha keras juga harus dilakukan. Hal ini menunjukkan salah satu ajaran agama yang mengharuskan adanya tawakal, keseimbangan antara berdoa dan berusaha. Dan hal tersebut digambarkan melalui tokoh Ayah di atas. Nilai karakter religius dari kutipan di atas adalah bahwa sebagai manusia beriman, kita harus berdoa hanya kepada Tuhan untuk mengimbangi usaha yang telah kita lakukan. b. Berprasangka Baik kepada Orang Lain (Husnudzan) Berprasangka buruk terhadap orang lain adalah termasuk perbuatan yang tidak dibenarkan dalam ajaran agama. Sekalipun orang yang kita prasangkai adalah orang yang telah terbukti bersalah. Di bawah ini adalah kutipan yang menggambarkan hal tersebut. “Hati-hati, kalau dia masuk ke kamarmu. Tania pernah ambil cincin adik aku,” ujar Lili. (Namanya Tania.45.13/02/2014) Tania adalah seorang anak dari tukang buruh cuci di sebuah kompleks perumahan. Karena keterbatasan ekonomi keluarganya, Tania tidak bisa memiliki segala sesuatu yang ia inginkan, memiliki buku-buku bacaan yang bagus, memakai cincin yang bagus, memiliki sandal baru seperti temantemannya yang lain. Itulah sebabnya mengapa Tania memberanikan diri untuk mengambil barang-barang milik temannya. Semua teman enggan berteman dengan Tania lagi. Bahkan ketika Mima ingin berteman dengan Tania pun Lili melarangnya. Lili memperingatkan agar Mima berhati-hati jika Tania ingin mencuri barang-barang miliknya, sama seperti yang pernah Tania lakukan ketika berkunjung ke rumah Lili. Ini merupakan salah satu contoh sikap suudzan atau berprasangka buruk terhadap orang lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
Seperti yang diajarkan dalam agama Islam, bahwa berprasangka terhadap orang lain itu tidak diperbolehkan. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan di bawah ini. “Ssst! Bunda menggeleng. “Jangan mudah curiga pada orang lain, ya?” Mima tersenyum lalu mengangguk. (Namanya Tania.45.13/02/2014) Pada kutipan tersebut menceritakan bahwa Mima merasa khawatir jika kehadiran Tania ke rumahnya akan merugikan. Mima takut jika Tania akan mencuri uang ibunya karena menurut teman-temannya Tania pernah mencuri barang-barang milik temannya. Namun Mamanya berusaha meyakinkan bahwa Mama selalu menaruh uang di tempat yang benar dan menasihati agar Mima tidak mudah menaruh curiga pada orang lain. Bahkan pada orang yang telah terbukti bersalah sekalipun. Berprasangkan buruk terhadap seseorang akan menimbulkan fitnah. Nilai karakter religius yang dapat dipetik dari kedua kutipan di atas adalah manusia tidak diperbolehkan mempunyai prasangka buruk terhadap orang lain, apalagi berprasangka buruk kepada Tuhan. Senantiasa berprasangka baik terhadap siapapun. c. Larangan Mengambil Hak Milik Orang Lain Mengambil hak milik orang lain sama dengan mencuri. Mencuri bukanlah ajaran yang baik. Dalam agama apapun, mencuri tidak akan dibenarkan karena merugikan orang lain. Bahkan ajaran untuk tidak mencuri sudah ditanamkan orang tua sebelum anak-anak mereka memasuki sekolah. Ajaran untuk tidak mencuri digambarkan pengarang melalui kutipan berikut. “Kita memang tidak punya uang. Tetapi, Ibu kan tidak pernah mengajari kamu untuk mencuri.” Tania menunduk lebih dalam. “Kamu mengambil cincin adik teman kamu. Kamu mengambil sandal dan tempat pensil teman kamu. Ibu malu Tania. (Namanya Tania.45.13/02/2014) Melalui kutipan di atas, pengarang mencoba menyampaikan ajaran agama yang tidak memperbolehkan umatnya untuk mencuri. Meskipun berada dalam kondisi susah, tidak mempunyai uang, kita tetap tidak diperbolehkan mencuri. Apalagi sampai berulang-ulang. Tidak hanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
merugikan orang lain. Keluarga kita pun pasti akan menanggung akibat dari perbuatan kita. Keluarga kita akan dikucilkan oleh masyarakat. Jadi, nilai karakter religius dari kutipan di atas adalah sesama makhluk ciptaan Tuhan, kita tidak diciptakan untuk saling merugikan, tidak mencuri barang milik orang lain sekalipun dalam keadaan mendesak. d. Tidak Pamer kepada Orang Lain Pamer merupakan penyakit hati. Pamer, dalam agama Islam biasa disebut dengan riya’, perbuatan yang tidak untuk ditiru. Pamer menandakan bahwa sikap orang tersebut adalah sombong. Selalu ingin memperlihatkan segala sesuatu yang dimiliki, segala sesuatu yang mampu dilakukan kepada orang lain. Perlu diingat, pamer adalah kebiasaan orang sombong, padahal kesombongan hanyalah hak Tuhan. Hal tersebut digambarkan oleh pengarang dalam kutipan di bawah ini. Pagi ini Vivi berbisik padaku, “Sstt… Lita memakai kotak pensil dariku.” Aku menoleh ke arah meja Lita. Ada kotak pensil berbungabunga ungu muda di sana. … Vivi bilang, ia membelinya di mal. Harganya hampir seratus ribu. Siangnya, saat istirahat kedua, giliran Brenda yang berbisik, “Itu kadoku. Aku senang Lita menggunakannya.” Aku melihat Lita datang ke arah kami. Ia membawa tas kotak bekal kotak-kotak hijau. “Aku hampir membeli itu,” bisik Vivi. “Tapi uangku tidak cukup.” “Tentu saja,” balas Brenda berbisik. “Harganya dua ratusan.” (Kado Inspiratif,48,6/03/2014) Dari kutipan di atas menunjukkan bahwa tokoh Vivi dan Brenda tengah memamerkan kado yang telah diberikan kepada Lita di hari ulang tahunnya. Mereka berdua merasa bangga bisa membelikan kado dengan harga mahal untuk sahabatnya. Terlebih mereka memamerkan kepada orang lain bahwa kado itu adalah pemberian mereka. Namun perlu diingat, bahwa tidak selamanya kado mahal akan menjadi kado yang spesial. Dalam akhir ceritanya, justru kado hasil kreativitas Windalah yang menjadi kado terspesial bagi Lita. Maka, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa nilai karakter religius dari kutipan di atas adalah tidak menyombongkan segala sesuatu yang kita miliki. Sombong bukanlah hak manusia yang hanya diciptakan Tuhan dari sari pati tanah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
e. Tidak Iri Hati Seperti halnya pamer, iri hati juga termasuk jenis penyakit hati bagi manusia. Iri hati merupakan sifat tidak suka pada segala sesuatu yang dimiliki atau menjadi kemampuan orang lain. Berikut adalah kutipan yang menunjukkan larangan iri hati. Maka seperti sore ini, sekalipun langit mendung dan angin bertiup kencang, kelima anak itu masih tetap asik menanti buah mangga jatuh. Padahal, anak-anak lainnya sudah pulang. “Siapa yang sudah dapat?”, tanya Pak Endo pada kelima anak yang masih duduk penuh waspada. “Saya!”, jawab Rico bangga sambil mengangkat buah mangga matang di tangannya. “Huu…. Sombong!”, seru Andi agak iri. “Paling juga, itu mangga busuk,” balas Sasa. “Aku yakin begitu”, tambah Selly. “Mudah-mudahan, iya”, sambung Beni. “Wee! Iri hati itu tidak baik…”, canda Rico. (Menunggu Buah Mangga Jatuh.51.27/03/2014) Kutipan di atas menggambarkan ketidaksukaan tokoh Andi, Sasa, Selly, dan Beni ketika mengetahui Rico, satu-satunya orang di antara mereka berlima yang sudah mendapatkan buah mangga. Namun menurut Rico, ketidaksukaan keempat sahabatnya itu adalah suatu bentuk iri hati, sifat yang tidak baik. Apalagi iri hati itu adalah penyakit hati yang tidak dibenarkan dalam ajaran agama Islam. Dari dialog Rico dengan keempat sahabatnya di atas, peneliti dapat menentukan nilai karakter religius, yaitu ajaran untuk tidak iri hati terhadap segala sesuatu yang dimiliki atau menjadi kemampuan orang lain. Merasa iri hati terhadap orang lain justru akan membuat hidup kita susah. Kita akan merasa apa yang kita miliki seolah-olah tidak ada manfaatnya. f. Mensyukuri Karunia Tuhan Bersyukur merupakan salah satu ungkapan terima kasih kepada Tuhan atas pemberian rezeki. Tuhan selalu memberikan apapun yang kita butuhkan. Sudah seharusnya, sebagai makhluk yang berakal dan beriman kita mensyukuri nikmat itu. Berikut adalah kutipan mengenai hal tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
“Aku benci, tidak suka. Tidak suka sampai ke dalam hati,” kata Linda dengan mata berkaca-kaca. “Ibuku suka marah, ibuku suka mengomel, ibuku suka membuat aku menangis. Kamu tahu ibuku kan?” “Kalau aku punya ibu seperti ibu kamu, pasti aku suka. Pasti aku tidak akan membencinya,” kata Linda. (Ketika Linda Membenci Ibu,49,13/03/2014) Dari kutipan di atas, menggambarkan tokoh Linda yang tidak mensyukuri keberadaan ibunya. Linda menganggap ibunya adalah seseorang yang selalu membuat dirinya sedih, tidak pernah membahagiakannya. Bahkan ibunya selalu marah pada hal-hal kecil yang dilakukan oleh Linda, seperti menaruh sandal di teras, ketika baju seragam Linda basah, dan ketika anakanak kecil bermain bola lalu bola tersebut masuk ke halaman mereka. Sebagai seorang anak, harusnya kita tetap mensyukuri kondisi apapun dalam keluarga. Asalkan, orang tua tetap mengajarkan kita hal-hal yang baik. Nilai karakter religiu yang dapat kita petik dari kutipan di atas adalah seburuk apapun ibu, ayah kita, mereka tetap orang tua kita. Orang yang paling menyayangi kita lebih dari siapa pun. Tidak ada seorang pun yang mampu menyaingi besarnya kasih sayang orang tua kita, terutama kasih sayang seorang ibu. 2. Nilai Karakter Jujur Nilai karakter jujur didefinisikan Kemendiknas (2010:9) sebagai sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan (mengetahui yang benar, mengatakan yang benar, dan melakukan yang benar) sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya. Dalam nilai karakter ini, seseorang mengatakan atau melakukan suatu tindakan berdasarkan apa yang diketahui dan dialami. Seperti kutipan berikut. “Ayah mengompol sampai umur sepuluh tahun.” Mata Bilqis membulat. “Ayah berhenti karena Ayah capek mengompol terus. Lalu, setiap hari Ayah berdoa agar Ayah tidak mengompol lagi. Ayah pasang lonceng kecil di jempol kaki Ayah. Malamnya, bunyi lonceng kecil membuat Ayah terbangun. Lalu, Ayah melepas lonceng itu dan pipis di kamar mandi.” (Ssst, Ini Rahasia!.44.6/02/2014) Ayah mengatakan sebuah kejujuran kepada Bilqis. Ayah mengaku bahwa dia memiliki kebiasaan mengompol jauh lebih parah daripada Bilqis. Jika Bilqis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
masih mengompol di usia sembilan tahun, Ayah justru baru bisa berhenti mengompol di usia sepuluh tahun. Ayah mengaku capek karena mengompol setiap malam. Akhirnya Ayah menceritakan usaha yang Ayah tempuh untuk menghentikan kebiasaan mengompolnya. Hal ini dilakukan Ayah agar Bilqis mempunyai semangat lebih untuk menghentikan kebiasaan mengompol dan yang pasti, Ayah ingin agar Bilqis tidak menyembunyikan suatu apapun dari Ayah maupun Ibu. Kutipan di atas adalah gambaran sikap jujur yang dilakukan oleh orang tua tehadap anaknya. Jujur bukan hanya sikap yang harus dibiasakan pada anak-anak. Tapi juga harus menjadi pembiasaan bagi orang dewasa. Jujur terhadap hal apapun agar bisa menjadi teladan bagi anak yang mengetahuinya. Seperti kutipan di bawah ini, pengarang menggambarkan kejujuran orang dewasa yang mengakui kesalahan terhadap anak yang jauh lebih muda. “Sebenarnya, Beni jatuh karena salah saya,” kata Pak Endo memecahkan perhatian. “Kenapa?” jawab anak-anak serentak penuh penasaran. “Karena…” kata Pak Endo sambil melirik ke istrinya. Bu Endo melanjutkan. “Karena, buah-buah mangga yang jatuh itu, sebenarnya bukan dari pohon mangga. Tapi kami yang melemparkannya dari dalam halaman rumah. Supaya kalian bisa bermain lebih seru…” (Menunggu Buah Mangga Jatuh.51.27/03/2014) Pak Endo dan Bu Endo mengakui kesalahannya kepada Beni, Sasa, Selly, Andi, dan Rico. Bu Endo berkata jujur kepada mereka tentang buah-buah mangga yang jatuh itu sebenarnya adalah mangga yang mereka lempar dari rumah, bukan jatuh dari pohon. Hal itu mereka lakukan agar kelima sahabat itu bisa bermain lebih seru dan mendapat jatah buah mangga sama rata. Meskipun mereka jauh lebih tua dibandingkan kelima anak tersebut, Pak Endo dan Bu Endo tidak malu untuk berkata jujur dan mengakui kesalahan mereka. Kejujuran suami istri tersebut dapat menjadi teladan bagi kelima sahabat tersebut maupun bagi siapa saja pembaca cerpen Menunggu Buah Mangga Jatuh untuk berlaku jujur terhadap siapa pun. Bagi sebagian anak kecil, ketika melakukan kesalahan, mereka lebih memilih untuk diam dan menyembunyikannya. Mereka takut jika mereka berkata
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
jujur, mereka akan mendapat marah atau hal-hal yang tidak mereka inginkan, dihukum misalnya. Satu hal yang harus diingat, jika orang tua mengetahui anakanak mereka melakukan kesalahan dan mereka telah berkata sejujurnya, jangan memberikan hukuman atau punishment yang berlebihan karena hal itu justru menumbuhkan rasa jera pada diri anak untuk berkata jujur. Ketahui dulu motif kesalahan mereka baru tentukan imbalan apa yang pantas mereka terima. Hal tersebut ditunjukkan dalam kutipan berikut. “Irma mengambil dua Kek. Kalau minta sama Kakek, pasti Kakek marah. Yang satu, Irma tanam di pot di halaman sekolah, sudah tumbuh juga. Kakek marah?” (Kakek dan Biji Matoa.46.20/02/2014) Irma mengakui tindakannya mengambil dua biji matoa dari toples milik Kakek secara diam-diam itu salah. Irma tahu sepuluh biji matoa itu sangat spesial bagi Kakek. Tidak boleh ada yang rusak, tidak boleh berkurang, bahkan Irma tidak boleh memegang toples tersebut. Maka dari itu, Irma mengambil secara diam-diam tanpa sepengetahuan Kakek untuk ditanam. Irma pun tidak mengaku ketika ditanya sang Ibu. Ketika dua biji tersebut telah tumbuh, Irma baru mengakui kesalahannya di hadapan Kakek. Meskipun bisa dibilang mencuri, namun Irma memiliki niat yang baik. Setelah mengakui perbuatannya secara jujur, dugaan Irma bahwa Kakek akan marah itu salah. Justru Kakek bangga padanya. Berbeda halnya dengan kutipan di atas yang menunjukkan kejujuran tokoh Irma mengakui kesalahannya mengambil biji matoa, kutipan di bawah ini adalah contoh gambaran sikap anak kecil yang menyembunyikan sesuatu dari orang lain, yang bahkan tidak pernah ia ungkapkan. Dengan wajah cemberut, Lila pun menerima payung itu. Mama tidak tahu. Sebenarnya ada penyebab lain yang membuat Lila malas membawa payung ke sekolah. Di sekolah, temannya yang bernama Dea, sering meledek Lila karena membawa payung. (Si Anak Payung.49.13/03/2014) Lila menyembunyikan alasan mengapa ia enggan membawa payung ke sekolah. Dea selalu saja meledek Lila karena membawa payung setiap hari. Bahkan Dea menjulukinya sebagai si Anak Payung. Alasan itu tidak seharusnya disembunyikan. Jika Lila mau mengutarakan alasan itu kepada Mama, pasti Mama akan memberikan saran. Lila memilih diam dan membawa payung tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
dengan wajah cemberut. Namun keuletan Mama memaksa Lila membawa payung membuahkan hasil. Hari itu hujan lebat, Lila tetap bisa pulang tanpa harus menunggu hujan reda. Sayangnya, Lila tidak tahu tentang satu hal. Dea sebenarnya malu sepayung dengan Lila. Bukankah selama ini ia sering meledek Lila dengan julukan “Si Anak Payung”? ia tahu, Lila kesal pada ucapannya itu. Karena itu, ia tidak mau sepayung dengan Lila di hari hujan begini. (Si Anak Payung.49.13/03/2014) Sama halnya dengan Lila yang tidak jujur kepada Mamanya, tokoh Dea pun juga memilih tidak jujur kepada Lila mengapa dia tidak mau sepayung dengan Lila. Dea tahu bahwa dia bersalah karena membuat Lila sebal dengan julukan Si Anak payung darinya. Akhirnya, Dea memilih pulang kehujanan. Kalau saja Dea mau mengakui kesalahannya dan meminta maaf pada Lila, Dea tidak perlu hujan-hujan seperti itu. Tidak selamanya kejujuran kita menuai hasil yang buruk. Seperti pepatah Jawa, sapa wonge jujur bakal mujur, bagi siapa yang jujur maka dia akan mujur. Bertolak belakang dengan pepatah yang beredar saat ini, sapa jujur bakal ajur. Pendapat yang salah kaprah. Buah manis kejujuran ditunjukkan dalam kutipan berikut. Dua anak kecil itu berbisik, “Kakek ambil bunga kamboja untuk dikeringkan, lalu dijual. Uang hasil penjualan, untuk kehidupan kita bertiga. Bunga kambojanya harus yang jatuh dari pohon.” Wiwin mendengarkan. Yang lebih besar mengangguk. “Kalau tidak ada kamboja lagi, Kakek jualan apa?” (Menunggu Bunga Kamboja.48.6/03/2014) Anak kecil dalam kutipan cerpen di atas berkata jujur kepada Wiwin, pemilik pohon kamboja yang ada di kompleks tersebut bahwa pohon kamboja Wiwin adalah sumber penghasilan Kakeknya. Tidak pohon kamboja lain selain milik keluarga Wiwin. Toh mereka juga hanya mengambil bunga kamboja yang telah jatuh, bukan mengambil bunga yang masih di dahan. Kakek tersebut tidak berusaha mengiba, dia hanya tersenyum ketika mengetahui pohon tersebut akan ditebang dan mendengar penuturan kedua cucunya. Namun karena kejujuran itu keluar dari anak-anak kecil yang masih polos, maka hati Wiwin pun luluh dan membatalkan niat Ayahnya untuk menebang pohon kamboja milik keluarganya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
Berlaku jujur tidak hanya dilakukan kepada orang lain. Ketika kita ingin membiasakan diri berlaku jujur, maka mulailah jujur pada diri sendiri. Entah itu jujur ketika kita merasa bersalah, jujur ketika kita merasa tidak nyaman dengan keadaan yang sedang dihadapi. Terbiasa jujur pada diri sendiri akan menjadikan kita lebih bijaksana dan akan selalu berlaku jujur kepada orang-orang di sekitar kita. Di bawah ini adalah beberapa kutipan yang telah dirangkum peneliti, yang menggambarkan tentang kejujuran pada diri sendiri. Hari itu, pembicaraan kami membuatku sedih. Bagaimana tidak. Brenda, Dea, dan Vivi membicarakan kado-kado yang mereka berikan kepada Lita. (Kado Inspiratif.48.6/03/2014) Pengarang menunjukkan kejujuran Winda kepada dirinya sendiri. Winda merasa sedih karena Brenda, Dea, dan Vivi membicarakan kado yang telah mereka berikan kepada Lita. Perasaan sedih, kecewa, bahagia diri kita sendiri yang pertama mengetahui. Bukan orang-orang terdekat kita. Seperti halnya kutipan di atas, kutipan di bawah ini juga menggambarkan kejujuran seorang Yanes yang mengakui bahwa dirinya egois, sombong, dan menganggap orang lain tidak sepintar dirinya. Kini Yanes sadar. Saat tugas pertama itu, ia agak egois. Dami tak punya komputer dan tak bisa menggunakan internet di rumahnya. Itu sebabnya, Yanes memutuskan mencari bahan sendiri. Ketika bahan sudah ada, Dami menawarkan bantuan untuk menuliskan tugas. Tetapi, Yanes yakin, tulisan Dami tak sebagus tulisannya. Oleh karena itu, ia menolak bantuan Dami. (Di Atas Langit Masih Ada Langit.51.27/03/2014) Saat Dami menulis, diam-diam Yanes memperhatikannya. Dami menulis dengan cepat, tetapi hasilnya bagus. Memang, tulisan Yanes bagus. Namun, tulisan Dami tak kalah bagusnya. Hmm, Yanes mengakui lagi, ia sombong! Menganggap memiliki tulisan lebih bagus. (Di Atas Langit Masih Ada Langit.51.27/03/2014) Kedua kutipan di atas menunjukkan kejujuran Yanes akan sikapnya yang egois dan sombong. Yanes juga menganggap Dami merupakan orang yang tidak sepadan dengannya. Namun Yanes salah, ternyata Dami adalah orang yang kreatif, santun, dan tidak kalah pintar darinya. Yanes mengakui itu semua.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
Nilai karakter jujur tidak hanya berkata sesuai dengan fakta tetapi juga berupa perkataan yang didasarkan pada ketulusan. Berikut adalah kutipan yang menunjukkan tentang hal tersebut. Tio sedang duduk di meja belajar membelakangi pintu. Di depannya terbuka buku yang tadi ia sembunyikan. Buku itu disandarkan ke dinding. Ada gambar Snoopy sedang tiduran di atap kandang. “Eh, bagus banget tuh,” seru Andria kagum dan mendekati Tio. … ”Itu niru dari buku kok,” Tio menunjuk buku yang di atas meja (Kado Inspiratif.47.27/02/2014). Kutipan di atas menunjukkan ketulusan Andria memuji hasil gambaran adiknya, Tio. Mengingat bahwa Tio sebenarnya tidak suka menggambar binatang. Selain itu juga menunjukkan kejujuran Tio bahwa gambarannya itu adalah hasil meniru dari sampul sebuah buku. Dari beberapa kutipan dan uraian di atas, nilai karakter yang bisa diambil adalah jujur di setiap perkataan dan tindakan kita, baik itu mengenai diri sendiri dan terhadap orang lain. Tidak selamanya berlaku jujur membawa dampak negatif bagi kita. Justru dengan berlaku jujur, akan menjadikan kita sebagai orang yang amanah, menjauhkan kita dari sifat munafik. 3. Nilai Karakter Toleransi Menurut Kemendiknas (2010:9), nilai karakter toleransi diartikan sebagai sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut. Dalam hal sederhana, karakter toleransi bisa berupa perasaan menghargai prestasi orang lain tanpa merasa iri, sikap terbuka dalam memberikan pelayanan yang sama terhadap semua orang tanpa kecuali, dan ikut merasakan hal yang dialami oleh orang lain (empati). Hal tersebut digambarkan melalui kutipan-kutipan di bawah ini. “Kepala Sandra terbentur keras waktu kecelakaan motor itu. Makanya, Sandra harus beristirahat. Kepalanya masih sakit sampai hari ini. Sepertinya akan lama Sandra tidak masuk sekolah.” Gilang, si ketua kelas menyampaikan kabar kepada teman-temannya di depan kelas. Hening seketika. Kesedihan meliputi teman-teman Jane.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
Jane membayangkan Sandra terbaring di tempat tidur dengan kepala sakit. Pasti terasa sangat tidak enak. Yang pasti, Sandra sedih, karena kali ini tidak bisa ikut ulangan umum. (Ranking Satu.45.13/02/2014) Kecelakaan yang menimpa Sandra, mengharuskan Sandra untuk beristirahat dalam waktu yang relatif lama. Kepala Sandra mengalami benturan keras. Mengetahui berita tersebut, teman-teman sekelas Sandra turut bersedih. Tidak terkecuali Jane. Meskipun Sandra adalah lawan terberat baginya, Jane tetap merasa kasihan terhadap kondisi Sandra saat ini. Jane membayangkan betapa sakit yang dialami Sandra, dia tidak bisa pergi ke manapun dia mau, tidak boleh terlalu banyak bergerak, apalagi dia tidak bisa mengikuti ulangan umum semester ganjil tahun ini. Jane bisa merasakan kesedihan yang tengah dirasakan Sandra saat ini. Hal yang dirasakn oleh Jane dan teman-teman sekelas Sandra tersebut merupakan wujud toleransi khususnya empati pada musibah yang dialami Sandra. Mereka turut merasakan kesedihan yang dirasakan Sandra. Nilai karakter toleransi dapat kita praktikkan terhadap siapapun. Menurut peneliti, jika kita belum bisa memberikan pelayanan kepada orang lain secara adil, maka hal yang bisa dilakukan adalah saling menghargai hak masing-masing individu. Hal tersebut digambarkan melalui kutipan di bawah ini. Kakek dan sepuluh biji matoa di dalam toples itu seperti Irma dan Barbie miliknya. Ibu bilang, kalau Irma selalu takut ada yang mencuri Barbie miliknya, maka Kakek juga takut kalau ada yang mengambil biji matoa itu. Jadi, harus saling menghargai. (Kakek dan Biji Matoa.46.20/02/2014) Kutipan di atas menunjukkan adanya toleransi antara Kakek dan Irma. Ibu mengajarkan kepada Irma agar menghargai biji matoa Kakek karena biji-biji tersebut adalah kenangan dari tanah Papua, tempat Nenek meninggal dunia. Ibu berpesan agar Irma tidak berbuat hal-hal yang bisa menyebabkan biji matoa Kakek hilang. Dengan begitu, Kakek juga tidak akan melakukan tindakan yang menyebabkan boneka Barbienya hilang. Saling menghargai hak orang lain untuk terciptanya ketentraman hidup tanpa rasa takut kehilangan. Awali segala sesuatu dengan hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan. Termasuk menanamkan nilai karakter toleransi dalam hidup kita. Awali sikap toleransi dengan saling manghargai hak masing-masing. Ketika hal itu sudah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
berakar dalam diri kita, maka tingkatkan ke taraf selanjutnya, yakni memberikan pelayanan secara ikhlas, serta mengutamakan kepentingan bersama. Peneliti telah merangkum beberapa kutipan yang menggambarkan hal-hal tersebut. Noura duduk mendekat pada Linda lalu merangkulkan tangan di bahu Linda. Ia hanya ingin menghibur Linda, tanpa tahu harus berkata apa. “Aku menyesal pernah membenci Ibu,” bisiknya. (Ketika Linda Membenci Ibu.49.13/03/2014) Andi yang tadi berjingkrak, segera meletakkan buah mangganya di tanah dan menghampiri Beni. “Ben, kamu enggak apa-apa kan?” seru Andi cemas. (Menunggu Buah Mangga Jatuh.51.27/03/2014) Kutipan dari cerpen Ketika Linda Membenci Ibu di atas menggambarkan adanya empati dari tokoh Noura terhadap Linda. Noura tahu masalah yang dialami Linda, sahabatnya. Linda menyesal atas kebenciannya kepada Ibu. Noura paham bahwa seorang anak tidak boleh membenci orang tuanya, apalagi membenci ibu. Namun Noura tahu bahwa ini bukan sepenuhnya kesalahan Linda karena selama ia berkunjung ke rumah Linda, ibu Linda memang selalu bersikap kurang bersahabat. Menurut Noura, Linda hanya belum memahami alasan mengapa Ibunya bersikap seperti itu. Noura hanya ingin meringankan beban perasaan Linda dengan cara memeluknya dan tidak berkata-kata. Dengan begitu, Linda tidak akan merasa semakin bersalah kepada Ibunya. Kutipan dari cerpen Menunggu Buah Mangga Jatuh juga menggambarkan adanya toleransi dari Andi. Awalnya, Andi merasa senang ketika mendapatkan buah mangga yang jatuh. Namun melihat Beni terjatuh karena berebut buah mangga dengannya, seketika Andi meletakkan buah mangganya dan menghampiri Beni untuk memastikan keadaannya. Seseorang, pasti akan merasakan setiap kesulitan yang dialami orang lain, terlebih sahabatnya. Ketika dia sedang mendapatkan kebahagiaan, tetapi orang lain sedang mendapat musibah, pasti akan memedulikan keadaan orang yang mengalami musibah tersebut. Nilai karakter toleransi yang dapat dipetik dari beberapa kutipan di atas adalah menghargai hak masing-masing individu dan mencoba merasakan situasi serta kondisi yang terjadi pada orang-orang di sekitar kita. Ketika orang-orang di dekat kita sedang mengalami kesulitan, sebisa mungkin kita meninggalkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
kesenangan kita untuk ikut merasakan kesedihan tersebut. Begitu pula dengan kebahagiaan yang tengah dirasakan orang-orang di sekitar kita, maka sudah sewajarnya kita ikut bersyukur. Itulah toleransi. Tidak menari bahagia di atas penderitaan orang lain dan tidak iri dengan kebahagiaan orang lain. 4. Nilai Karakter Disiplin Nilai karakter disiplin menurut Kemendiknas (2010:9), merupakan kebiasaan atau tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang belaku. Meski berada dalam kondisi apapun, jika seseorang telah memiliki karakter disiplin, pasti dia akan tetap mematuhi segala aturan yang ada. Dalam hal sederhana, karakter disiplin ini bisa diwujudkan dengan cara melakukan segala sesuatu secara tepat waktu. Dalam cerpen majalah Bobo edisi Februari-Maret 2014, terdapat kutipan tentang nilai karakter disiplin. Andria kembali ke dalam kamar Tio. Ia menuju meja belajar, lalu membuka laci meja. Tidak ada yang aneh. Isi laci itu hanya krayon, cat air, dan spidol. Semua alat gambar itu tersusun rapi di dalam kotak. Kini Andria menuju lemari baju Tio. Mula-mula ia membuka pintu lemari sebelah kanan. Baju sekolah dan baju pergi digantung rapi. Tidak berjejaljejal seperti lemari Andria. Andria melanjutkan dengan membuka pintu kedua. Baju main ditumpuk sesuai jenisnya. Di rak bawah, ada kaos kaki dan pakaian dalam. (Misi Rahasia.47.27/02/2014) Karakter disiplin digambarkan oleh pengarang melalui tokoh Tio. Meskipun Tio anak laki-laki, namun dia memiliki kedisiplinan yang mengagumkan. Dia mengatur kamarnya sedemikian rupa hingga terlihat rapi. Dia menata perlengkapan sekolah dan menata baju di lemari sesuai dengan jenisnya. Berbeda dengan kakaknya, Andria. Meskipun Andria seorang anak perempuan, namun kamarnya berantakan. Tidak rapi seperti kamar Tio. Karakter disiplin juga ditunjukkan oleh tokoh dami dalam kutipan di bawah ini. “Sabtu sore kamu ke rumahku ya. Kalau Ibumu mengijinkan, kamu menginap saja di rumahku. Kita kerjakan tugas kita dengan baik. Yang kali ini harus sukses Mi.” Dami senang sekali dengan ajakan Yanes. Dami benar-benar disiplin. Sabtu sore, ia datang. Ia membawa tas kain dan tas plastik. Pikir Yanes, Dami bawa baju dan perlengkapan mandi. (Di Atas Langit Masih Ada Langit.51.27/03/2014)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
Berbeda dengan tugas sebelumnya, kali ini Yanes mengajak Dami mengerjakan tugas kelompok bersama. Menyadari Dami tidak memiliki fasilitas selengkap dirinya, akhirnya Yanes mengajak Dami ke rumahnya. Tentu saja Dami merasa senang dengan undangan Yanes. Sabtu sore, waktu yang diminta Yanes, Dami benar-benar datang agar tidak mengecewakan Yanes yang telah mengundangnya. Karakter disiplin juga bisa diwujudkan dengan perilaku yang selalu mengutamakan hal-hal yang lebih penting dan mendesak daripada hal-hal yang kita sukai namun sifatnya tidak terlalu mendesak. Hal tersebut diungkapkan oleh pengarang melalui kutipan berikut. Kak Ima membutuhkan rekan kerja yang penuh inspirasi. Namun aku harus tetap mengutamakan sekolah. Menurut Kak Ima, menuntut ilmu di sekolah adalah modal masa depan kita. (Kado Inspiratif.48.6/03/2014) Tokoh Aku dalam cerpen Kado Inspiratif diceritakan sebagai anak perempuan yang kreatif. Dia membuat sendiri kado yang diberikan kepada sahabatnya, yaitu adik Kak Ima. Melihat kado pemberian tokoh Aku, Kak Ima sangat tertarik. Kebetulan Kak Ima juga memiliki usaha produksi cindera mata. Kak Ima mengajak tokoh Aku untuk bergabung dalam usaha tersebut. Namun menurut Kak Ima, tokoh Aku harus tetap mementingkan sekolah meskipun bergabung dalam sebuah bisnis. Peneliti sependapat dengan tokoh Kak Ima dalam kutipan di atas. Pendidikan adalah kebutuhan yang penting dalam hidup. Dengan bekal ilmu dan pengalaman yang kita peroleh dari pendidikan formal, bisa menjadi modal kita di masa depan, untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, dan memasuki dunia kerja nantinya. Nilai karakter disiplin yang bisa dipetik dari beberapa kutipan di atas adalah mengutamakan hal-hal yang bersifat penting dan mendesak, melakukan segala sesuatu sesuai aturan serta tepat waktu. Kedisiplinan yang tinggi dalam diri seseorang akan menjadikannya sebagai pribadi yang konsisten, pantang bagi mereka untuk membuat orang lain menunggu kehadirannya, apalagi sampai menanggung kerugian atas ketidaktepatannya dalam melakukan pekerjaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
5. Nilai Karakter Kerja Keras Nilai karakter kerja keras diartikan oleh Kemendiknas (2010:9-10) sebagai perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-sungguh dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaik-baiknya. Tujuannya jelas, yakni untuk mencapai hasil yang maksimal terhadap hal-hal yang kita kerjakan. Usaha yang sungguh-sungguh atau kerja keras tergambar dalam kutipan berikut ini. Sekarang ini, sedang berlangsung ulangan umum semester ganjil. Setiap malam, Jane mempersiapkaan diri belajar. Ia ingin bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar, untuk semua mata pelajaran. (Ranking Satu.45.13/02/2014) Jane memiliki harapan besar bisa meraih gelar ranking satu dalam ujian kali ini. Sejak kelas I, Jane selalu menduduki peringkat dua. Sandralah yang selalu menjadi juara. Kali ini, Jane benar-benar ingin menjadi juara dan mengalahkan Sandra. Maka dari itu, Jane berusaha semaksimal mungkin. Setiap malam, Jane belajar sebaik mungkin agar bisa menjawab semua soal dengan baik di ulangan umum semester ganjil ini. Dalam melakukan usaha maksimal atau bekerja keras, seseorang pasti memiliki motivasi yang kuat. Seperti kutipan di atas, motivasi Jane untuk kerja keras Jane dalam menghadapi ulangan umum semester ganjil adalah meraih ranking satu. Begitu halnya dengan kutipan berikut. Andria menerima kertas gambar itu dengan mata terbuka lebar. Gambar Snoopy yang bagus sekali. Padahal ia tahu, Tio tidak begitu suka menggambar binatang. “Makasih ya. Kakak suka sekali.” (Misi Rahasia.47.27/02/2014) Dalam cerpen Misi Rahasia, diceritakan bahwa tokoh Tio ingin sekali memberikan kejutan kepada kakaknya di hari ulang tahunnya nanti. Tio ingin memberikan kado berupa gambar Snoopy, boneka kesayangan kakaknya. Meskipun gagal memberikan kejutan, Andria sangat senang menerima hadiah dari Tio. Andria tahu, Tio pasti membutuhkan kerja keras untuk menghasilkan gambar Snoopy tersebut. Tio tidak terlalu suka menggambar binatang, namun demi memberikan kado spesial untuk Andria, Tio rela menggambar binatang, yaitu tokoh anjing bernama Snoopy.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
Kerja keras memang sangat dibutuhkan ketika kita ingin mencapai hasil kerja yang maksimal atau memuaskan. Baik itu ketika kita bekerja secara individu maupun bekerja dalam sebuah tim. Ketika kita bekerja dalam sebuah tim, sudah seharusnya kita berkoordinasi dengan masing-masing anggota, memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk menyumbang ide dan kemampuan bekerja mereka. Bukan memaksakan kehendak untuk menonjolkan kemampuan kerja diri sendiri. Seperti yang digambarkan dalam kutipan berikut. Kini Yanes sadar. Saat tugas pertama itu, ia agak egois. Dami tak punya komputer dan tak bisa menggunakan internet di rumahnya. Itu sebabnya, Yanes memutuskan mencari bahan sendiri. Ketika bahan sudah ada, Dami menawarkan bantuan untuk menuliskan tugas. Tetapi, Yanes yakin, tulisan Dami tak sebagus tulisannya. Oleh karena itu, ia menolak bantuan Dami. Akibatnya, saat tugas itu dikumpulkan, Yanes tak sempat menghiasnya. Yanes bahkan tak berhasil menyelesaikan tulisannya, meskipun ia tak tidur semalaman. (Di Atas Langit Masih Ada Langit.51.27/03/2014) Kerja keras yang dilakukan oleh Yanes adalah contoh kerja keras yang kurang tepat. Dia memiliki kelompok untuk mengerjakan tugas sekolah. Teman sekelompoknya adalah Dami. Seharusnya, sebagai anggota kelompok, Yanes mengikutsertakan Dami ketika mengerjakan tugas tersebut. Tetapi pada kenyataannya, Yanes memilih untuk mengerjakan tugas tersebut secara individu karena Yanes meragukan kemampuan menulis Dami. Mulai dari mencari bahan dan menulis, Yanes kerjakan sendiri, akhirnya, tugas kelompok tersebut tidak dapat selesai. Nilai karakter kerja keras yang dapat dipetik dari beberapa kutipan di atas adalah bekerja sebaik mungkin untuk meraih hasil maksimal seperti yang kita harapkan. Memaksimalkan kemampuan pribadi ketika bekerja secara individu dan memaksimalkan partisipasi anggota kelompok ketika bekerja sama dalam sebuah tim. 6. Nilai Karakter Kreatif Nilai karakter kreatif diartikan Kemendiknas (2010:10) sebagai sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
sebelumnya. Nilai karakter kreatif, ditunjukkan dalam beberapa kutipan di bawah ini. Aku yang paling menderita. Kalau musim liburan, paling hanya mendekam di rumah. Untung ibuku kreatif. Selalu saja ada kesibukan untukku. Meronce manik-manik jadi perhiasan, atau membuat kue tanpa memanggang. Lebih hebat lagi, Ibu biasa mengajakku berkemah di ruang makan. Lo? Iya! Ibu membuatkan tenda menggunakan kain, dua kursi makan, dan tongkat Pramuka-ku. Lampu dipadamkan dan kami tidur berdua di dalam tenda itu dengan cahaya senter. (Akhirnya….44.6/02/2014) Tokoh Aku merasa tidak seberuntung teman-temannya yang lain. Ketika libur sekolah tiba, tokoh Aku selalu menjadi korban atas perbedaan selera berlibur kedua orang tuanya. Ayah tokoh aku lebih senang ke mall, mengikuti perkembangan teknologi. Sedangkan Ibu lebih suka berlibur ke gunung. Akhirnya, tokoh Aku selalu menghabiskan liburan di rumah. Melihat hal itu, sang Ibu mempunyai ide kreatif untuk mengisi liburan tokoh Aku. Ibu mencarikan kesibukan tokoh Aku dengan cara membuat perhiasan dari manik-manik, membuat kue tanpa memanggang, dan mengajak tokoh Aku berkemah di dalam rumah. Dengan peralatan yang ada di rumah, seperti kain, kursi, tongkat Pramuka, dan senter, Ibu berhasil membuat sebuah tenda untuk mereka berkemah. Sebuah ide yang tidak kalah cemerlang untuk mengisi liburan sekolah. Menikmati libur sekolah tidak selalu mengunjungi tempat yang jauh dan memerlukan biaya banyak. Asal kita kreatif, kita bisa melakukan hal-hal menarik di rumah untuk menikmatinya. Nilai karakter kreatif bisa diperlihatkan ketika seseorang memiliki pemikiran solutif. Pemikiran untuk memecahkan suatu permasalahan. Peneliti menemukan kutipan-kutipan yang menggambarkan kreativitas tokoh cerpen dalam mencari penyebab dan menemukan jalan keluar suatu masalah. “Eh, mungkin aja anak itu digendong,” gumam Dhani sambil mengusapusap pipinya yang bulat. Dhani menyusun rencana dan langsung mengatur jebakan. Dhani menggunakan setengah sisir pisang yang diambil dari gudang dan dua buah cermin. Pisang diletakkan di dekat jendela dapur. Dua cermin diatur sedemikian rupa agar bisa memantulkan bayangan dengan sempurna. Cermin pertama memantulkan bayangan jendela dapur. Cermin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
kedua memantulkan bayangan dari cermin pertama sehingga bisa dilihat Dhani dari luar dapur. (Misteri Kampung Aru.46.20/02/2014) Merasa curiga dengan hilangnya pisang di atas meja, Dhani memiliki ide untuk mencari tahu siapa pencuri tersebut. Padahal ia merasa telah menutup pintu dapur. Akhirnya, Dhani memasang dua buah cermin untuk mengintai pencuri pisang dari tempat yang tidak terlihat oleh pencuri dan menggunakan setengah sisir pisang sebagai umpan. Ide kreatif Dhani untuk mengetahui pencuri pisang itu berhasil. Dan ternyata, sang pencuri pisang adalah seekor kera. Pantas saja, dia bisa mencuri pisang melewati jendela dapur yang kecil dan letaknya tinggi. Dengan berat hati, Ito mengikuti. Lalu, kedua temannya mengajaknya mampir ke toko paman Timotius. Paman Timotius menyambut mereka dengan senyum lebar. Diambilnya papan selancar baru berwarna hijau muda. “Ini papan kalian.” “Papan Ito,” ralat Nano. Ito kaget. Ia memandang Paman Timotius, lalu beralih ke kedua temannya. Ito bingung melihat ketiganya senyum-senyum. “Kami menyewakan papan selancar dari Sam. Hasilnya, kita bisa mendapatkan papan selancar ini,” cerita Angga. (Papan Selancar.46.20/02/2014) Ketiga sahabat dalam kutipan di atas memiliki kegemaran berselancar. Awalnya, mereka menggunakan papan bekas sampan sebagai papan selancar. Melihat semangat berselancar ketiga anak tersebut, seorang turis bernama Sam memberikan papannya. Karena mereka berjumlah tiga orang, sementara papan selancar hanya satu, mereka harus memakai secara bergantian. Hal inilah yang menyebabkan Ito sebal karena merasa tidak diberi kesempatan menggunakan papan oleh Angga dan Nano. Ito pun marah dan tidak mau lagi bermain bersama kedua sahabatnya. Angga dan Nano mempunyai ide brilian untuk mengatasi masalah tersebut. Mereka berdua menyewakan papan selancar pemberian Sam. Uang hasil sewa mereka kumpulkan untuk membelikan papan baru untuk Ito. Menurut Angga dan Nano, persahabatan mereka bertiga sangat berharga. Lebih berharga daripada papan terbaik sekalipun. Nilai karakter kreatif dari beberapa kutipan di atas adalah berpikir kritis dan logis untuk ide cemerlang dalam mencari penyebab dan menemukan solusi atas permasalahan yang tengah dihadapi. Tidak semua masalah harus diselesaikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
dengan solusi rumit yang memberatkan. Bahkan terkadang, suatu masalah yang kompleks pun dapat diselesaikan dengan solusi sederhana. 7. Nilai Karakter Mandiri Nilai karakter mandiri merupakan sikap atau perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan (Kemendiknas, 2010:10). Mandiri yang dimaksud bukan berarti tidak diperkenankan bekerja sama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh melempar tugas dan tanggung jawab kepada orang lain. Nilai karakter mandiri telah peneliti temukan dalam beberapa kutipan di bawah ini. Andria kembali ke dalam kamar Tio. Ia menuju meja belajar, lalu membuka laci meja. Tidak ada yang aneh. Isi laci itu hanya krayon, cat air, dan spidol. Semua alat gambar itu tersusun rapi didalam kotak. Kini Andria menuju lemari baju Tio. Mula-mula ia membuka pintu lemari sebelah kanan. Baju sekolah dan baju pergi digantung rapi. Tidak berjejaljejal seperti lemari Andria. Andria melanjutkan dengan membuka pintu kedua. Baju main ditumpuk sesuai jenisnya. Di rak bawah, ada kaos kaki dan pakaian dalam. (Misi Rahasia.47.27/02/2014) Kemandirian Tio digambarkan melalui kerapian kamarnya. Orang tua Tio telah memercayakan sebuah kamar tidur pribadi untuk Tio. Karena ruangan itu milik Tio, maka Tiolah yang harus menjaga kerapian dan kebersihannya. Bukan Ayah, Ibu, ataupun kakaknya. Dan hal itu dipenuhi oleh Tio. Bahkan Tio juga menata isi laci meja belajar dan lemari pakaiannya, semua ia pilah menurut jenisnya sehingga terlihat rapi dan memudahkannya ketika akan menggunakan. Selain tidak melempar tugas kepada orang lain, nilai karakter mandiri juga bisa diwujudkan melalui sikap atau tindakan yang bertujuan untuk membantu meringankan beban orang lain. Tindakan tersebut digambarkan oleh tokoh Winda dalam kutipan berikut. Jujur, seharian itu aku tidak berkonsentrasi dalam pelajaran. Aku sungguh menyesal, kenapa tidak kuberikan saja Lita, kado-kado seperti punya teman-teman. Tetapi, aku tidak punya banyak uang. Tabungan yang kumiliki sejak kelas dua, benar-benar akan kugunakan untuk persiapan masuk SMP. Orang tuaku bukan orang kaya, namun tidak juga kekurangan. Hanya tahun ini, mereka berdua harus bekerja lebih keras karena aku dan kakakku akan masuk ke sekolah lanjutan. (Kado Inspiratif.48.6/03/2014)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Tokoh Aku (Winda) telah menabung sejak kelas II. Kini Winda sudah kelas VI SD. Itu artinya Winda sudah menabung selama lima tahun. Niat Winda baik, ia ingin mempergunakan tabungannya selama ini untuk persiapan masuk SMP. Sebenarnya orang tua Winda bukan orang kekurangan, hanya saja tahun ini mereka harus membiayai Winda dan kakaknya melanjutkan pendidikan ke sekolah lanjutan. Winda ingin membantu meringankan beban orang tuanya. Ya, dengan menggunakan uang tabungannya sendiri. Apa yang telah dilakukan oleh Tio maupun Winda bisa disebut dengan mandiri karena Tio sudah melaksanakan kewajibannya untuk menjaga kerapian kamar tidurnya, sedangkan Winda sudah berusaha untuk meringankan beban orang tuanya. Meskipun hal yang dilakukan Tio dan Winda termasuk sederhana, namun setidaknya mereka sudah mulai menanamkan kemandirian dalam diri mereka. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai karakter mandiri dari kedua kutipan di atas adalah memulai sikap mandiri dengan hal-hal sederhana. Awali dengan niat baik untuk tidak menjadi beban bagi orang-orang di dekat kita dan realisasikan niat tersebut dengan cara melaksanakan tugas tanpa melempar kewajiban tersebut kepada orang lain. 8. Nilai Karakter Demokratis Nilai karakter demokratis didefinisikan Kemendiknas (2010:10) sebagai sikap dan cara berpikir yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain. Dalam nilai karakter ini, seseorang menganggap orang lain berhak memeroleh kesempatan yang sama seperti
apa
yang
ia
dapatkan.
Berikut
adalah
kutipan-kutipan
yang
menggambarkan nilai karakter demokratis. “Jadi, kamu mau meminjamkan buku-bukumu pada Tania?” tanya Lili, sahabat Mima. Mima mengangguk. Ya, ia mau meminjamkan Tania setumpuk buku koleksinya. Buku-buku yang pernah dibelikan Bunda. Buku untuk anak perempuan. Kalau teman-teman lain boleh meminjam, kenapa Tania tidak boleh? … “Kalau kamu berteman dengan Tania, kami jadi musuh kamu deh!” ancam Lili dengan nada kesal. (Namanya Tania.45.13/02/2014)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
Sikap demokratis ditunjukkan oleh tokoh Mima. Mima menganggap Tania memiliki hak sama seperti teman-temannya yang lain. Ketika teman-teman lain boleh meminjam buku koleksinya, Tania pun juga boleh meminjamnya. Mima tidak mempermasalahkan cerita tentang Tania yang suka mencuri. Mima hanya ingin berteman dengan siapa saja, termasuk Tania. Namun, Lili tidak sependapat dengan Mima. Menurut Lili, Mima tidak boleh berteman dengan Tania. Bahkan Lili mengancam akan memusuhi Mima jika tetap berteman dengan Tania. Sikap Lili jelas tidak menggambarkan kedemokratisan. Lili tidak menentang hak Mima untuk berteman dengan Tania. Hal yang dilakukan oleh Lili, juga terjadi pada tokoh Wendy dan Yanes. Kedua tokoh tersebut tidak memberikan hak kepada orang lain untuk membela diri dan menyalurkan ide. Berikut adalah kutipannya. Mendengar itu, Wendy langsung marah. “Kok, kamu begitu! Padahal setiap kali kamu titip belanjaan kalau aku ke pasar, aku enggak pernah nolak. Tapi sekarang, kenapa kamu enggak mau nolong aku?” “Jangan marah dulu, Wen,” Lely berusaha menenangkan Wendy. “Dengar dulu penjelasanku.” “Sudahlah, tak usah banyak alasan!” jawab Wendy kesal. “Kalau kamu enggak mau, aku juga enggak maksa.” “Tapi aku…,” Lely seperti berusaha menjelaskan sesuatu. Namun Wendy sudah tak mau mendengarnya lagi. Ia langsung masuk ke rumah. (Wendy Si Pemarah.47.27/02/2014) Kini Yanes sadar. Saat tugas pertama itu, ia agak egois. Dami tak punya komputer dan tak bisa menggunakan internet di rumahnya. Itu sebabnya, Yanes memutuskan mencari bahan sendiri. Ketika bahan sudah ada, Dami menawarkan bantuan untuk menuliskan tugas. Tetapi, Yanes yakin, tulisan Dami tak sebagus tulisannya. Oleh karena itu, ia menolak bantuan Dami. (Di Atas Langit Masih Ada Langit.51.27/03/2014) Kedua kutipan di atas menunjukkan ketidakdemokratisan tokoh Wendy dan Yanes. Wendy memiliki sikap pemarah. Setiap kali terbawa amarah, Wendy tidak ingin mendengar penjelasan apapun. Termasuk ketika dia merasa jengkel terhadap Lely. Wendy berpikir bahwa Lely tidak mau menolongnya ketika itu. Tanpa mau mendengar penjelasan Lely, Wendy terlanjur marah dan meninggalkan Lely begitu saja. Sama halnya dengan Wendy yang tidak memberi kesempatan Lely untuk membela diri, Yanes juga tidak memberi kesempatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
Dami untuk menyampaikan ide dalam tugas kelompok. Yanes merasa Dami tidak mampu menulis sebagus tulisannya. Apalagi Dami tidak memiliki fasilitas komputer dan akses internet di rumahnya. Akhirnya Yanes memilih mengerjakan tugas kelompok itu tanpa mengikutsertakan Dami. Baik Lili, Wendy, maupun Yanes merupakan tokoh yang tidak pantas ditiru sikap egois mereka. Nilai karakter demokratis yang pantas ditiru seperti karakter tokoh Mima, juga digambarkan dalam kutipan di bawah ini. Ah! Tiba-tiba saja, gelar ranking satu itu tidak terasa penting lagi bagi Jane. Apalagi, jika gelar itu ia dapatkan karena Sandra sedang mengalami musibah. Yang penting sekarang bagi Jane adalah Sandra bisa cepat sembuh. Tentang siapa yang menjadi ranking satu, bagaimana nanti saja. Kan, Jane sudah belajar sebaik mungkin. (Ranking Satu,45,13/02/2014) Sikap adil Jane terbukti ketika Jane memikirkan situasi yang dihadapi oleh Sandra. Meskipun Jane sangat menginginkan peringkat satu di ulangan semester ganjil, Jane justru merasa tidak adil jika mengalahkan Sandra ketika Sandra tengah tidak mampu bersaing dengannya. Bersaing secara sehat dalam sebuah kompetisi adalah kewajiban sedangkan menjadi pemenang dalam kompetisi adalah hak bagi mereka yang telah sportif. Nilai karakter demokratis, selain berupa menganggap persamaan hak dan kewajiban, bisa juga diwujudkan dengan cara membuat aturan maupun keputusan yang bijaksana dan tidak memberatkan pihak mana pun. Hal tersbut digambarkan dalam kutipan berikut. Apalagi, Pak Endo membuat peraturan yang baik hati. Mangga yang jatuh akan menjadi milik anak yang menemukannya. Ini membuat halaman rumah Pak Endo semakin ramai saja. Pak Endo dan istrinya juga senang, bila halaman rumah mereka dijadikan tempat bermain anak-anak. (Menunggu Buah Mangga Jatuh.51.27/03/2014) Pak Endo juga termasuk tokoh yang memiliki karakter demokratis. Beliau membuat peraturan yang sangat bijaksana. Pak Endo memiliki pohon mangga yang berbuah lebat. Karena kebaikan hatinya, Pak Endo membuat kebijakan bahwa setiap ada buah mangga yang jatuh, maka akan menjadi hak siapa saja yang menemukannya. Kebijakan itu membuat anak-anak senang untuk bermain di halaman Pak Endo sambil menunggu buah mangga masak jatuh dari pohonnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
Selain anak-anak yang merasa senang dengan kebijakan tersebut, Pak Endo dan Bu Endo juga merasa senang. Mereka merasa senang karena halaman rumah mereka jadi semakin bertambah ceria dengan kehadiran anak-anak penunggu buah mangga. Nilai karakter demokratis yang dapat diambil dari beberapa kutipan di atas adalah bersikap adil terhadap siapa pun. Tidak seharusnya seseorang memperlakukan secara khusus terhadap orang-orang tertentu yang dianggapnya istimewa. Pada hakikatnya, setiap orang berhak diperlakukan dengan baik dan berkewajiban memperlakukan orang lain dengan baik pula, serta berupaya membuat kebijakan yang tidak memberatkan pihak mana pun. 9. Nilai Karakter Rasa Ingin Tahu Nilai karakter rasa ingin tahu diartikan Kemendiknas (2010:10) sebagai cara berpikir dan berperilaku yang mencerminkan keingintahuan terhadap segala hal yang pernah dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam. Rasa ingin tahu merupakan wujud pemikiran kritis karena dia ingin merasakan langsung sesuatu yang pernah dilihat, didengar maupun dipelajari sebelumnya. Berikut adalah kutipan-kutipan yang menunjukkan rasa ingin tahu. Banyak foto-foto masa muda Ibu yang sudah kulihat. Sebagian besar bercerita tentang kegiatannya berkemah, menjelajah alam, dan mendaki gunung. Aku kagum pada Ibu. Bahkan nenekku pernah bercerita, Ibu tidak pernah ada di rumah saat liburan. Ibu lebih suka menghabiskan waktu di gunung. Aku jadi penasaran, bagaimana rasanya berkemah yang sebenarnya. (Akhirnya….44.6/02/2014) Rasa ingin tahu tokoh Aku muncul ketika melihat foto-foto Ibunya ketika muda dulu. Ditambah lagi mendengar cerita dari Nenek yang mengatakan bahwa Ibunya adalah seorang perempuan yang memiliki jiwa petualang. Menurut cerita Nenek, dahulu Ibu selalu menghabiskan waktu liburan dengan berkemah, menjelajah alam, dan mendaki gunung. Dari melihat foto, mendengar cerita dari Nenek, rasa penasaran tokoh Aku menjadi tumbuh. Tokoh Aku ingin tahu bagaimana rasanya berkemah yang sebenarnya, bukan lagi berkemah di dalam ruang makan seperti yang pernah ia lakukan bersama Ibu dulu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
Seperti halnya tokoh Aku dalam cerpen Akhirnya…, tokoh Irma juga memiliki rasa ingin tahu bagaimana pohon matoa yang sebenarnya. Irma juga pernah melihat pohon matoa. Daunnya seperti daun pohon rambutan. Tetapi, pohon matoa lebih besar. Irma melihatnya di buku ensiklopedia miliknya. … Irma mengangguk. Banyak temannya yang tidak tahu buah itu. Buah itu hampir menjadi buah langka, kata Ibu. Tetapi, Ayah bilang, di daerah Solo tanaman itu banyak dibudidayakan. Suatu hari nanti, kalau pergi ke Solo, Irma kepingin melihatnya. (Kakek dan Biji Matoa.46.20/02/2014) Irma pernah merasakan buah matoa tapi dia belum pernah melihat bagaimana pohon aslinya. Dia tahu bahwa daun pohon matoa seperti daun pohon rambutan dan ukuran pohonnya juga lebih besar serta lebih tinggi daripada pohon rambutan. Namun itu semua Irma ketahui dari buku ensiklopedia miliknya. Ayah juga pernah bercerita bahwa di Solo banyak orang yang membudidayakan pohon ini. Maka dari itu, Irma ingin sekali melihat pohon matoa secara langsung jika suatu saat berkunjung ke Solo, bukan hanya tahu dari sebuah gambar di buku ensiklopedia. Nilai karakter rasa ingin tahu yang bisa diambil dari kedua kutipan di atas adalah ketika mengetahui sesuatu dari sebuah gambar, tulisan, maupun cerita sebisa mungkin kita berusaha mencari tahu secara langsung dan mengamatinya karena ini sebagai bukti pemikiran kritis kita terhadap hal yang ingin kita pahami. Rasa ingin tahu yang tidak diusahakan untuk dicoba, maka kita tidak akan mengetahui apakah hal tersebut benar-benar menarik, bermanfaat, atau justru berbahaya bagi kita. 10. Nilai Karakter Menghargai Prestasi Nilai karakter menghargai prestasi diartikan sebagai sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi (Kemendiknas, 2010:10). Menghargai prestasi tidak selamanya berupa puji-pujian, bisa juga diwujudkan dengan cara memajang jika prestasi itu berupa hasil karya seni. Aku senang dan bangga. Rupanya Lita menghargai kado yang kubuat sendiri. Buktinya, ia memasang foto keluarganya di bingkai itu dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
memajangnya bersama Inspiratif.48.6/03/2014)
hiasan
lainnya
di
ruang
tamu.
(Kado
Kutipan di atas menggambarkan tokoh Lita yang menghargai kado pemberian Winda. Lita tahu bahwa kado berupa bingkai foto dari dedaunan kering itu dibuat sendiri oleh Winda. Tidak kalah spesial dari kado-kado pemberian teman-teman lainnya, seperti tempat pensil ungu dari Vivi seharga hampir seratus ribu, tas bekal pemberian Brenda seharga dua ratus ribuan, dan bando menikmanik pemberian Dea yang tidak kalah mahalnya. Namun Lita tidak mempersoalkan berapa harga kado pemberian teman-temannya itu. Buktinya dia tetap mengagumi kado sederhana dari Winda dan memajangnya di ruang tamu sebagai wujud apresiasi terhadap hasil karya Winda. Menghargai karya dan prestasi orang lain merupakan bentuk apresiasi terhadap karya orang lain. Orang yang sombong, pasti tidak akan pernah mau mengakui kehebatan orang lain karena menurutnya, hanya dialah yang sempurna. Keengganan mengakui kemampuan orang lain juga digambarkan dalam kutipan berikut. Saat Dami menulis, diam-diam Yanes memperhatikannya. Dami menulis dengan cepat, tetapi hasilnya bagus. Memang, tulisan Yanes bagus. Namun, tulisan Dami tak kalah bagusnya. Hmm, Yanes mengakui lagi, ia sombong! Menganggap memiliki tulisan lebih bagus. (Di Atas Langit Masih Ada Langit.51.27/03/2014) Awalnya, Yanes memang menganggap bahwa tulisan tangan Dami tidak mungkin sebagus tulisannya. Namun, ketika Yanes memberi kesempatan kepada Dami untuk menulis, diam-diam Yanes memperhatikan. Ternyata Yanes salah. Tulisan Dami tidak seburuk yang dia kira. Justru Dami mampu menulis dengan cepat dan hasilnya tetap bagus. Satu keunggulan yang tidak dimiliki Yanes. Yanes mengakui dirinya keunggulan Dami dan menyadari kesombongannya. Nilai karakter yang dapat disimpulkan oleh peneliti dari kutipan-kutipan di atas adalah menghargai setiap bentuk prestasi orang lain. Jangan pernah meremehkan prestasi siapa pun karena belum tentu kita mampu menghasilkan seperti apa yang mereka hasilkan. Menghargai prestasi orang lain, berarti kita
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
telah mempersiapkan diri untuk tidak dilecehkan ketika kita gagal di kemudian hari. 11. Nilai Karakter Komunikatif atau Bersahabat Nilai karakter komunikatif atau bersahabat adalah sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik (Kemendiknas, 2010:10). Nilai karakter ini bisa berupa bersikap maupun berbicara dengan santun terhadap siapa pun, dengan orang yang lebih tua, sepadan, maupun dengan orang yang lebih muda. “Bunda bilang, semua buku ini untuk tania. Tolong sampaikan pada Tania, selamat membaca…” pesan Mima. Ibu tania mengangguk terharu. “Terima kasih nak Mima.” (Namanya Tania.45.13/02/2014) “Sebagai permintaan maaf, ini kami hadiahkan mangga. Kalian anak-anak yang baik, mau membantu teman yang terluka. Kalian tidak mementingkan diri sendiri. Kalian pantas mendapatkan ini,” puji Bu Endo. “Terima kasih Pak Endo, Bu Endo!” teriak mereka bersamaan. “Tidak perlu minta maaf Bu Endo. Rebutan mangga jatuh, memang membuat hari kami menjadi lebih seru kok,” ucap Beni tulus. Keempat temannya ikut mengiyakan. Pak Endo dan Bu Endo semakin terharu. (Menunggu Buah Mangga Jatuh.51.27/03/2014) Kedua kutipan di atas menggambarkan kesantunan dalam berbicara. Tokoh Mima berbicara kepada ibu Tania dengan santun, meskipun Mima tahu bahwa ibu Tania memiliki status sosial yang lebih rendah darinya dan anaknya, Tania, dikenal suka mencuri oleh teman-temannya, Mima tetap menjaga sopan santun. Bagaimanapun juga, ibu Tania tetap orang tua yang harus dihormati. Itu adalah contoh berbicara santun kepada orang yang lebih tua. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, bahwa berbicara santun tidak hanya dilakukan kepada orang yang lebih tua, melainkan juga kepada orang yang lebih muda. Kesantunan orang tua ketika berbicara dengan orang yang lebih muda digambarkan melalui tokoh Ibu Tania. Ibu Tania tidak merasa malu mengucapkan terima kasih kepada Mima, seorang anak kecil yang jauh lebih muda. Begitu pula dengan tokoh Pak Endo dan Bu Endo dalam cerpen Menunggu Buah Mangga Jatuh, mereka juga tidak segan untuk meminta maaf kepada anak-anak kecil. Mereka mengakui kesalahan mereka dan meminta maaf karena memang merasa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
bersalah telah merencanakan hal yang akhirnya menyebabkan Beni jatuh tersandung. Komunikatif atau bersahabat juga bisa ditunjukkan melalui sikap keterbukaan kita untuk menjalin hubungan baik dengan siapa pun. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan di bawah ini. Seisi sekolah tahu, meski anak orang kaya, Lita bukan tipe penyombong dan penggosip. Lita pendiam dan pemurah hati. Semua orang tahu itu. Jadi, meski kami sahabatnya, sebenarnya teman Lita banyak sekali. (Kado Inspiratif.48.6/03/2014) Sikap bersabahat dimiliki oleh tokoh Lita dalam kutipan di atas. Lita memiliki empat orang sahabat dekat, yakni Winda, Brenda, Dea, dan Vivi. Meskipun memiliki sahabat dekat, Lita tetap menjalin hubungan baik dengan teman-teman yang lain. Teman-teman Lita lainnya, selain keempat sahabatnya merasa nyaman menjalin hubungan dengannya karena Lita memiliki sifat ramah dan tidak sombong meskipun dia dikenal sebagai anak orang kaya. Dari beberapa kutipan di atas, nilai karakter komunikatif yang bisa peneliti simpulkan adalah menjalin hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita. Hubungan baik itu bisa dijalin dengan cara berbicara dan bersikap santun, baik dengan orang yang lebih tua, orang yang seusia, ataupun dengan orang yang jauh lebih muda. Hal itu akan membuat orang lain nyaman dengan kehadiran kita di tengah-tengah mereka. 12. Nilai Karakter Cinta Damai Menurut Kemendiknas (2010:10), nilai karakter cinta damai adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang, nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu. Dalam cerpen majalah Bobo edisi Februari-Maret 2014, peneliti hanya menemukan satu nilai karakter cinta damai. Dea pergi sambil tertawa geli. Ingin rasanya Lila marah. Masa dibilang kaya ibu-ibu. Padahal ia masih SD. Tetapi Lila diam saja. Bukan karena takut. Namun ia tak mau buat keributan di kelas hanya karena payung. Lagipula, siapa yang tak kenal si usil Dea? (Si Anak Payung.49.13/03/2014)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
Dea memang terkenal sebagai siswa yang usil. Bahkan Lila juga tidak luput menjadi korban keusilannya. Dea selalu menertawakan Lila karena setiap hari Lila membawa payung di tasnya. Menurut Dea, Lila seperti ibu-ibu bahkan Dea memberi julukan Lila sebagai Anak Payung. Lila sebal dibuatnya. Ingin rasanya Lila membalas namun Lila tidak ingin membuat keributan hanya karena masalah sepele. Hal yang dilakukan Lila tersebut merupakan contoh sikap yang cinta damai. Nilai karakter cinta damai yang bisa diambil dari kutipan di atas adalah meredam emosi agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan. Jangan sampai hal-hal sepele menjadi penyebab masalah yang serius. Hal yang akan dirasakan orangorang di sekitar ketika kita memiliki karakter cinta damai adalah kenyamanan dan ketentraman dengan kehadiran kita. 13. Nilai Karakter Gemar Membaca Nilai karakter gemar membaca didefinisikan sebagai kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya (Kemendiknas, 2010:10). Namun tidak selalu meluangkan waktu secara khusus, bisa juga melakukannya di sela-sela aktivitas. Seperti halnya tokoh Dhani dalam kutipan berikut. Sambil menunggu pembeli, Dhani membaca komik yang dibawanya dari rumah. Komik itu tidak sempat ditamatkan karena banyaknya pembeli yang datang. (Misteri Kampung Aru.46.20/02/2014) Di sela kesibukannya membantu Andria berjualan pisang goreng, Dhani memilih membaca komik. Meskipun komik tidak termasuk dalam buku ilmiah, namun jika dilihat dari fungsinya, komik bisa dijadikan sebagai bahan bacaan yang menghibur, selama komik tersebut tidak mengumbar seksualitas atau hal-hal negatif yang merugikan pembacanya. Maka, nilai karakter gemar membaca yang dapat dipetik dari kutipan di atas adalah, membaca merupakan hal positif yang tepat untuk mengisi waktu luang. Membaca merupakan wujud kerendahhatian seseorang yang mengakui kelemahannya akan pengetahuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
14. Nilai Karakter Peduli Lingkungan Nilai karakter peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar atau upaya-upaya perbaikan terhadap kerusakan alam yang sudah terjadi (Kemendiknas, 2010:10). Kelestarian atau kerusakan suatu lingkungan memang ditentukan oleh orangorang yang menempati lingkungan tersebut. Berikut adalah kutipan yang mengandung nilai karakter peduli lingkungan. Irma juga pernah melihat pohon matoa. Daunnya seperti daun pohon rambutan. Tetapi, pohon matoa lebih besar. Irma melihatnya di buku ensiklopedia miliknya. … Irma mengangguk. Banyak temannya yang tidak tahu buah itu. Buah itu hampir menjadi buah langka, kata Ibu. Tetapi, Ayah bilang, di daerah Solo tanaman itu banyak dibudidayakan. Suatu hari nanti, kalau pergi ke Solo, Irma kepingin melihatnya. (Kakek dan Biji Matoa.46.20/02/2014) Matoa merupakan buah khas Papua. Buah ini tidak banyak ditemukan di Pulau Jawa karena memang jarang dibudidayakan. Hal inilah yang menyebabkan buah matoa jarang dijual di pasaran. Kalaupun ada, harganya sangat mahal. Wajar jika tokoh Ibu mengatakan buah matoa hampir menjadi buah langka. Namun demikian, penduduk kota Solo masih membudidayakan buah matoa. Artinya, penduduk kota Solo telah berpartisipasi dalam usaha melestarikan aset kekayaan flora Indonesia dan yang pasti buah asli tanah Papua ini masih bisa ditemui di Pulau Jawa. Nilai karakter peduli lingkungan yang digambarkan melalui tokoh Irma adalah kepedulian melestarikan aset kekayaan flora Indonesia. Irma mungkin masih kecil, yang belum bisa berperan banyak dalam usaha mencegah kerusakan lingkungan. Namun, di usianya yang justru masih anak-anak, dia memiliki ide dan keinginan yang mulia untuk menanam pohon khas Indonesia yang langka agar tidak punah. 15. Nilai Karakter Peduli Sosial Nilai karakter peduli sosial diartikan Kemendiknas (2010:10) sebagai sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
masyarakat yang membutuhkan. Peneliti telah merangkum beberapa kutipan yang mengandung nilai karakter peduli sosial. Sam tertawa. Besok Sam pulang. Ia terkesan dengan Nias dan anak-anak yang selalu membuatnya gembira. Yang paling membuatnya terkesan, semangat anak-anak itu untuk berselancar, meski hanya menggunakan papan bekas sampan. Baik Nano, Ito, maupun Angga jadi berkaca-kaca. Mereka senang mendapat papan selancar baru, benar-benar papan selancar asli! Namun, sedih juga kehilangan Sam yang ramah dan baik hati. Sam yang senang mentraktir mereka. Meski sekadar mi rebus atau segelas es teh, namun itu cukup membuat mereka merasa diperhatikan. (Papan Selancar.46.20/02/2014) Sam adalah seorang turis yang bersahabat dengan tiga orang anak pantai di Nias. Mereka adalah Angga, Nano, dan Ito. Sama seperti dirinya, ketiga anak pantai itu sangat menyukai selancar. Melihat semangat mereka berselancar, Sam menjadi terkesan. Meski hanya berselancar dengan papan bekas sampan, mereka bertiga tetap bersemangat. Hal inilah yang membuat Sam peduli dan memberikan papan selancarnya kepada tiga sahabat itu. Selain papan selancar, Sam juga sering mentraktir anak-anak pantai itu. Meskipun bukan makanan mahal namun itu cukup membuktikan bahwa Sam memang peduli terhadap anak-anak pantai tersebut. Kepedulian terhadap orang-orang sekitar juga digambarkan oleh pengarang melalui tokoh Lely pada kutipan berikut. “Iya,” jawab Lely. “Tadi pagi, waktu aku mau berangkat ke pasar, kulihat Bu Ratmi juga mau belanja. Tapi wajahnya pucat dan terlihat kurang sehat. Jadi kubilang pada Bu Ratmi, aku saja yang membeli belanjaannya ke pasar. Ibu Ratmi biar istirahat di rumah.” (Wendy Si Pemarah.47.27/02/2014) Secara tidak sengaja Lely melihat Ibu Ratmi yang akan pergi ke pasar. Kebetulan, saat itu Lely juga akan berbelanja. Melihat wajah Ibu Ratmi yang pucat dan terlihat kurang sehat, akhirnya Lely menolong Ibu Ratmi dengan cara membelanjakan kebutuhan Ibu Ratmi. Lely tidak tega melihat Ibu Ratmi yang sudah tua dan sedang sakit harus berbelanja ke pasar. Ibu Ratmi pun bisa beristirahat di rumah berkat bantuan Lely.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
Kepedulian Lely terhadap Ibu Ratmi juga terjadi pada tokoh-tokoh dalam cerpen Menunggu Buah Mangga Jatuh. Kepedulian empat sahabat terhadap salah satu orang sahabat mereka yang terjatuh. Berikut adalah kutipannya. “Aduuuh… tolong! Kakiku terkilir,” teriak Beni kesakitan. Andi yang tadi berjingkrak, segera meletakkan buah mangganya di tanah dan menghampiri Beni. Sasa, Selly, dan Rico yang sedang memandangi buah mangga masingmasing segera berlari. Mereka memapah Beni ke tempat yang lebih nyaman di halaman itu. Lalu, mereka bergantian menolong Beni. Membersihkan tanah dilutut Beni. Rico malah menurut kaki Beni yang terkilir. Ia pernah belajar teknik urut dari ayahnya. (Menunggu Buah Mangga Jatuh.51.27/03/2014) Beni terjatuh tersandung ketika akan mengambil buah mangga yang jatuh di halaman Pak Endo. Awalnya, Andi, Sasa, Selly, dan Rico tengah asyik memandangi buah mangga masing-masing. Melihat Beni jatuh tersandung, mereka segera meletakkan mangga masing-masing dan menghampiri Beni. Mereka memapah Beni ke tempat yang lebih nyaman, membersihkan lutut Beni yang terkena tanah, dan mengurut kaki Beni yang terkilir. Itulah wujud kepedulian terhadap orang-orang yang kita sayangi. Namun, sikap peduli tidak hanya dilakukan pada orang-orang yang kita kenal dan kita sayangi. Pada mereka yang belum kita kenal atau bahkan pada orang yang selama ini bersikap kurang baik terhadap kita pun, kita wajib memedulikan mereka. Pak Adul masih di atas pohon. Wiwin menatap bunga-bunga kamboja yang dikeringkan di depan rumah Kakek ini. Kamboja kering itu dijual untuk pembuatan minyak wangi. Kalau pohon Wiwin ditebang, tidak ada bunga kamboja lagi yang bisa mereka petik. “Tungguuu…” Kali ini Wiwin berteriak sambil berlari. Belum terlambat untuk membatalkan niat Ayah menebang pohon itu. (Menunggu Bunga Kamboja.48.6/03/2014) Lila berjalan dengan santai di bawah payungnya. Tiba-tiba, ia melihat Dea yang berlari menerobos hujan. Bajunya basah kuyup. “Dea…! Dea…!” Lila memanggilnya. “Jangan hujan-hujanan! Nanti kamu sakit!” “Aku mau pulang sekarang,” jawab Dea. “Aku sudah lapar. Tadi pagi enggak sempat sarapan.” “Kita sama-sama saja. Rumah kita kan searah,” ajak Lila. Walaupun Dea usil, tetapi ia kasihan juga melihat temannya itu basah kuyup. “Nanti kuantar sampai ke rumahmu.” (Si Anak Payung.49.13/03/2014)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
Pada kutipan pertama, yakni dari cerpen Menunggu Bunga Kamboja, tokoh Wiwin memang tidak mengenal sosok Kakek dan kedua cucunya yang selama ini menunggu bunga kamboja jatuh dari pohon miliknya. Pada hari Minggu, keluarga Wiwin sepakat menebang pohon kamboja tersebut dengan alasan bahwa pohonnya sudah terlalu besar dan memiliki bau yang kurang sedap. Ketika mengetahui Kakek dan kedua cucunya sangat bergantung pada guguran bunga kamboja dari pohon miliknya, Wiwin merasa tersentuh. Dia tidak tega melihat Kakek kehilangan sumber penghasilan keluarganya. Akhirnya, Wiwin membatalkan niat Ayah untuk menebang pohon kamboja tersebut. Satu-satunya pohon kamboja yang ada di kompleks perumahan mereka. Berbeda dengan kutipan sebelumnya yang menceritakan nilai karakter kepedulian terhadap orang-orang terdekat atau orang yang belum dikenal, kutipan dari cerpen Si Anak Payung menggambarkan kepedulian seorang tokoh Lila kepada temannya, Dea. Lila memang sempat merasa sebal dengan keusilan Dea apalagi Dea sempat memberinya julukan si Anak Payung. Namun hal itu tidak menyurutkan niat baik Lila untuk tetap peduli kepada Dea. Buktinya, Lila menawarkan sepayung bersama kepada Dea. Namun niatan baik itu ditolak Dea karena malu telah membuat Lila marah. Nilai karakter peduli sosial yang dapat dipetik dari beberapa kutipan di atas adalah peduli terhadap kondisi yang dialami oleh orang-orang di sekitar kita. Peduli tanpa memandang apakah orang itu pernah melakukan kesalahan kepada kita atau tidak, tanpa peduli apakah kita mengenal mereka secara baik atau tidak. Karakter peduli, baik peduli lingkungan maupun peduli sosial menjadikan seseorang sebagai pribadi yang tanggap dan jauh dari sikap apatis. 16. Nilai Karakter Tanggung Jawab Nilai karakter jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara, maupun agama (Kemendiknas, 2010:10). Tanggung jawab ini merupakan kewajiban yang harus dilakukan ketika seseorang telah terpenuhi haknya. Berikut adalah wujud tanggung jawab tokoh dalam cerpen Misi Rahasia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
Andria kembali ke dalam kamar Tio. Ia menuju meja belajar, lalu membuka laji meja. Tidak ada yang aneh. Isi laci itu hanya krayon, cat air, dan spidol. Semua alat gambar itu tersusun rapi di dalam kotak. Kini Andria menuju lemari baju Tio. Mula-mula ia membuka pintu lemari sebelah kanan. Baju sekolah dan baju pergi digantung rapi. Tidak berjejaljejal seperti lemari Andria. Andria melanjutkan dengan membuka pintu kedua. Baju main ditumpuk sesuai jenisnya. Di rak bawah, ada kaos kaki dan pakaian dalam (Misi Rahasia,47,27/02/2014). Melalui kutipan di atas pengarang mencoba menyampaikan kepada pembaca bahwa tokoh Tio adalah seorang anak laki-laki yang bertanggung jawab. Meskipun dia anak laki-laki tetapi Tio sangat menjaga kerapian kamarnya. Ini menunjukkan bagaimana dia bertanggung jawab akan kewajiban dalam menjaga kepercayaan orang tuanya yang telah memberikannya kamar tidur pribadi. Nilai karakter tanggung jawab yang dapat diambil dari kutipan di atas adalah melaksanakan kewajiban ketika hak kita telah terpenuhi. Melatih tanggung jawab sejak kecil itu penting. Secara langsung maupun tidak sifat tanggung jawab yang kita miliki akan memengaruhi keberadaan kita di tengah masyarakat. Jika kita bertanggung jawab terhadap hal-hal yang kita kerjaan bahkan hingga hal sederhana sekalipun, maka secara otomatis orang lain akan memberikan penghargaan berupa kepercayaan atau rasa segan terhadap kita. C. Relevansi Nilai Karakter dalam Cerpen Majalah Bobo sebagai Media Pembentuk Soft Skill pada Pembelaran Apresiasi Sastra Siswa Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari fungsi dan nilai cerpen, cukup jelas bahwa cerpen dianggap tidak hanya sebagai bahan bacaan, melainkan juga sebagai alat yang dapat dipelajari secara ilmiah. Cerpen telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran di kelas. Dengan demikian, cerpen juga dapat dikatakan sebagai karya cipta manusia yang multifungsi, tidak hanya memberi hiburan bagi pembacanya tetapi juga memberi informasi sekaligus mendidik secara persuasif. Pada kurikulum 2013, semua pelajaran bahasa Indonesia mulai jenjang Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas berbasis teks. Teks yang dimaksud bukan hanya berbentuk tulisan, bisa juga berbentuk lisan yang mengandung konteks. Dengan berbasis teks, siswa menggunakan bahasa tidak hanya dijadikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
sebagai sarana komunikasi, tetapi sebagai sarana mengembangkan kemampuan berpikir serta sarana mengembangkan sikap dalam bersosialisasi. Berdasarkan kurikulum yang berlaku, yaitu kurikulum 2013 yang menjadikan pelajaran Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran berbasis teks, guru diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuan dalam menyajikan bahan ajar yang memenuhi kriteria untuk disajikan. Seperti halnya Atik Dwi Rohmani, S.Pd., guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Jaten, menyatakan bahwa dalam menyajikan bahan ajar, tidak hanya menyajikan teks berupa tulisan tetapi juga memberi tayangan berupa film-film pendek yang sesuai. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII pada kurikulum 2013 terdapat kompetensi dasar memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik secara lisan maupun tulisan. Teks sastra yang harus disajikan adalah cerpen. Untuk mewujudkan pembelajaran apresiasi sastra yang apresiastif, guru harus selektif dalam memilih bahan cerpen yang akan disajikan. Atik Dwi Rohmani juga berpendapat bahwa melalui penyajian cerita pendek, siswa dapat menemukan dan menyimpulkan amanatamanat sehingga siswa termotivasi untuk berbuat baik dalam situasi apapun. Pembelajaran apresiasi sastra di kelas VII termasuk perkenalan. Hal ini bisa dijadikan pertimbangan dalam memilih cerpen. Kriteria-kriteria tertentu harus dipenuhi. Misalnya, cerpen memiliki tema sederhana, menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dan yang pasti mengandung nilai-nilai yang mendidik dan inspiratif. Menurut Atik Dwi Rohmani, karakteristik cerpen yang bisa digunakan sebagai media pembentuk soft skill dalam pembelajaran apresiasi sastra siswa SMP antara lain, memiliki tingkat pemahaman yang sesuai dengan usia mereka, mewakili dunia mereka, dan bisa menjadi contoh yang baik melalui perilaku tokoh-tokohnya sehingga bisa mengarahkan siswa ke dalam hal-hal yang positif. Mengingat kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam pemilihan bahan ajar sastra bagi pemula, cerpen pada majalah Bobo dirasa pantas untuk dipilih. Guru bisa menyajikan cerpen-cerpen dari majalah Bobo dalam pembelajaran apresiasi sastra. Lebih lanjut, Atik Dwi Rohmani juga mengatakan bahwa cerpen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
dalam majalah Bobo masih sesuai untuk disajikan sebagai bahan ajar di kelas VII karena mengandung petuah-petuah yang tersurat maupun tersirat. Ketika bahan ajar sudah memenuhi kriteria, selanjutnya guru harus mempertimbangkan metode pembelajaran yang menarik dan menguntungkan. Menguntungkan dalam arti siswa dapat menyerap nilai-nilai positif yang bisa menjadi inspirasi dan motivasi mereka ketika berinteraksi dengan masyarakat. Jangan sampai, pembelajaran apresiasi sastra selalu berkutat pada analisis seputar identitas pengarangnya saja. Pada tahap awal, identitas pengarang memang perlu untuk disampaikan. Namun harus diingat bahwa kompetensi dasar di atas menyebutkan Memahami Cerita Pendek baik secara Lisan maupun Tulisan. Memahami di sini diartikan sebagai siswa dituntut untuk memahami isi dan menangkap makna-makna penting yang terkandung di dalamnya. Seperti halnya yang dikatakan oleh Lewin (Azwar, 2013:11) bahwa faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku, bahkan kadang-kadang kekuatannya lebih besar daripada karakteristik individu. Artinya, guru bisa memaksimalkan siswa untuk mengeksplorasi nilainilai karakter yang terkandung dalam cerpen. Peran guru tidak berhenti pada mendampingi siswa menemukan nilai-nilai karakter tersebut, menurut Atik Dwi Rohmani, guru harus membantu mengarahkan dan memotivasi siswa untuk meniru atau mencontoh perilaku-perilaku tokoh yang baik. Berdasarkan penelitian, nilai-nilai karakter yang terdapat dalam majalah Bobo mencakup enam belas dari delapan belas nilai karakter Kemendiknas. Nilainilai tersebut adalah nilai karakter religius, nilai karakter jujur, nilai karakter toleransi, nilai karakter disiplin, nilai karakter kerja keras, nilai karakter kreatif, nilai karakter mandiri, nilai karakter demokratis, nilai karakter rasa ingin tahu, nilai karakter menghargai prestasi, nilai karakter komunikatif, nilai karakter cinta damai, nilai karakter gemar membaca, nilai karakter peduli lingkungan, nilai karakter sosial, dan nilai karakter tanggung jawab. Dari nilai-nilai tersebut, sangat besar kemungkinan bisa memengaruhi diri siswa untuk membentuk soft skill mereka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
Secara garis besar, soft skill dibedakan menjadi dua, yakni kemampuan intrapersonal dan kemampuan interpersonal. Pada kajian ini, peneliti mengaitkan nilai karakter yang telah ditemukan dalam cerpen majalah Bobo edisi FebruariMaret 2014 sebagai media pembentuk soft skill siswa SMP, sehingga tidak semua aspek-aspek soft skill, baik dari kemampuan intrapersonal maupun kemampuan interpersonal akan muncul dalam pembahasan ini. Kemampuan Intrapersonal Seperti yang telah dibahas, bahwa kemampuan intrapersonal merupakan keterampilan seseorang dalam mengelola kepribadian. Dalam keterampilan ini, terdapat dua aspek yakni kesadaran diri dan keterampilan diri. Anak usia SMP masih tergolong dalam kategori pribadi yang labil. Artinya, pada masa ini, seseorang masih berusaha menemukan jati diri mereka. Pada usia inilah, baik guru maupun orang tua memiliki kesempatan besar untuk memotivasi dan memberikan teladan bagi anak-anak dalam membentuk keterampilan intrapersonal mereka. a. Kesadaran diri Kesadaran diri dalam siswa SMP bisa berupa rasa percaya diri, penilaian diri, kesadaran emosi, motivasi diri, dan pengambilan keputusan. Namun jika dikaitkan dengan nilai karakter yang terdapat dalam majalah Bobo edisi Februari-Maret 2014, aspek kesadaran diri hanya mencakup percaya diri, penilaian diri, dan kesadaran emosi. Rasa percaya diri merupakan keberanian seseorang dalam menyatakan eksistensinya atau keyakinan bahwa ia memiliki kemampuan. Keberanian seseorang dalam menyatakan eksistensinya tergambar dalam kutipan berikut. Selama ini Jane hanya menjadi bayang-bayang Sandra, si ranking satu. Dari kelas satu sampai sekarang kelas empat, Sandra selalu berada di peringkat satu. Sedangkan Jane, di peringkat dua. Dan sekarang, sepertinya Jane punya kesempatan besar untuk menggeser Sandra. Jane tersenyum samar. Sekarang ini, sedang berlangsung ulangan umum semester ganjil. Setiap malam, Jane mempersiapkaan diri belajar. Ia ingin bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar, untuk semua mata pelajaran. (Ranking Satu.45.13/02/2014)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
Jane mempunyai harapan besar bisa meraih juara di ulangan umum kali ini. Dia yakin akan kemampuan yang dimilikinya. Sebelum ulangan berlangsung, Jane mempersiapkan semuanya sebaik mungkin, yaitu belajar setiap malam. Jane yakin bisa menjawab semua pertanyaan dengan baik karena dia sudah mempersiapkan diri. Sikap percaya diri dan nilai karakter kerja keras yang digambarkan pengarang melalui tokoh Jane dalam kutipan di atas, bisa dipetik siswa dan dijadikan sebagai motivasi untuk percaya pada kemampuan yang dimiliki. Tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berusaha untuk merealisasikan impian kita. Penilaian diri merupakan perasaan yang didasari ketulusan untuk mengakui batas-batas kemampuan yang dimiliki. Artinya, seseorang mengenali segala bentuk kelebihan dan segala bentuk kekurangan yang ada dalam diri dan kepribadiannya. Pada aspek penilaian diri ini, dibutuhkan karakter jujur dan demokratis. Jika seseorang mau jujur mengakui kelemahannya dan mengakui kemampuan orang lain, bisa dikatakan bahwa dia telah memiliki keterampilan menilai diri. Hal ini sesuai dengan kutipan berikut. Kini Yanes sadar. Saat tugas pertama itu, ia agak egois. Dami tak punya komputer dan tak bisa menggunakan internet di rumahnya. Itu sebabnya, yanes memutuskan mencari bahan sendiri. Ketika bahan sudah ada, Dami menawarkan bantuan untuk menuliskan tugas. Tetapi, Yanes yakin, tulisan Dami tak sebagus tulisannya. Oleh karena itu, ia menolak bantuan Dami. Saat Dami menulis, diam-diam Yanes memperhatikannya. Dami menulis dengan cepat, tetapi hasilnya bagus. Memang, tulisan Yanes bagus. Namun, tulisan Dami tak kalah bagusnya. Hmm, Yanes mengakui lagi, ia sombong! Menganggap memiliki tulisan lebih bagus. (Di Atas Langit Masih Ada Langit.51.27/03/2014) Tokoh Yanes digambarkan sebagai pribadi yang mampu menilai diri. Dia mengakui kelebihan Dami, yaitu mampu menulis dengan cepat dan hasilnya tetap bagus, suatu keahlian yang tidak Yanes miliki. Tulisan Yanes memang bagus, tapi dia tidak bisa menulis secepat Dami. Itulah kelemahan dirinya. Yanes juga menyadari bahwa dia telah bersikap sombong dan egois karena pada awalnya, Yanes menganggap Dami tidak memiliki kemampuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
menulis sebagus dirinya. Karakter jujur dan demokratis yang dimiliki Yanes patut menjadi inspirasi siswa untuk menjadikan mereka sebagai pribadi yang mampu menilai diri. Dengan begitu siswa jadi mampu mengenali kepribadian mereka dengan baik, mengetahui kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki. Kesadaran emosi merupakan kesadaran seseorang dalam mengetahui emosi mana yang sedang ia rasakan, mengetahui alasan mengapa ia merasakan emosi tersebut, dan mengetahui pengaruh emosi yang dirasakan terhadap kinerjanya. Keterampilan ini jelas dapat dilakukan oleh anak usia SMP. Berikut adalah kutipan yang menggambarkan kesadaran emosi. Kini Yanes sadar. Saat tugas pertama itu, ia agak egois. Dami tak punya komputer dan tak bisa menggunakan internet di rumahnya. Itu sebabnya, yanes memutuskan mencari bahan sendiri. Ketika bahan sudah ada, Dami menawarkan bantuan untuk menuliskan tugas. Tetapi, Yanes yakin, tulisan Dami tak sebagus tulisannya. Oleh karena itu, ia menolak bantuan Dami. Akibatnya, saat tugas itu dikumpulkan, Yanes tak sempat menghiasnya. Yanes bahkan tak berhasil menyelesaikan tulisannya, meskipun ia tak tidur semalaman. (Di Atas Langit Masih Ada Langit.51.27/03/2014) Keterampilan menyadari emosi disampaikan oleh tokoh Yanes. Yanes tahu bahwa emosi yang dia rasakan ketika mendapat tugas kelompok bersama Dami adalah egois dan sombong. Alasan dia merasakan emosi tersebut adalah karena Dami, teman sekelompok dia tidak memiliki fasilitas untuk mengerjakan seperti yang dia miliki. Yanes juga beranggapan bahwa Dami tidak memiliki kemampuan menulis sebagus dirinya sehingga Yanes bersikap egois untuk mengerjakan tugas kelompok tersebut secara individu. Akibat dari emosi yang Yanes rasakan, hasil kerja kelompok yang dikerjakan secara individu oleh Yanes tidak dapat selesai dengan baik. Yanes tidak sempat menghias hasil kerjanya, bahkan Yanes tidak mampu menyelesaikan isi tugas tersebut. Hal ini bisa menjadi motivasi bagi siswa untuk tidak menonjolkan emosi yang tengah dirasakan. Imbangi emosi tersebut dengan logika untuk mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi sebagai akibat dari emosi yang tengah dihadapi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
b. Keterampilan diri Keterampilan
diri
seseorang
bisa
diwujudkan
dengan
memiliki
kemampuan improvisasi, kendali diri, keyakinan diri, pengaturan waktu, dan proaktif. Berdasarkan analisis nilai karakter yang telah dilakukan peneliti, keterampilan diri yang bisa didalami oleh siswa melalui cerpen majalah Bobo edisi Februari-Maret 2014 adalah kendali diri. Kendali diri berkaitan dengan bagaimana seseorang mengontrol emosi dan dorongan-dorongan yang terdapat dalam dirinya. Keterampilan mengendalikan diri digambarkan melalui nilai karakter demokratis tokoh Jane dalam kutipan berikut. Ah! Tiba-tiba saja, gelar ranking satu itu tidak terasa penting lagi bagi Jane. Apalagi, jika gelar itu ia dapatkan karena Sandra sedang mengalami musibah. Yang penting sekarang bagi Jane adalah, Sandra bisa cepat sembuh. Dan bisa mengikuti ulangan umum susulan. Tentang siapa yang menjadi ranking satu, bagaimana nanti saja. Kan, Jane sudah berusaha belajar sebaik mungkin. (Misteri Kampung Aru.46.20/02/2014) Jane memang sangat menginginkan posisi juara dalam ulangan umum kali ini. Dia sangat terlihat antusias untuk mengalahkan Sandra. Namun mendengar peristiwa kecelakaan yang menimpa Sandra, membuat Jane tidak terlalu memikirkan posisi juara itu. Yang ada dalam benak Jane adalah kesembuhan Sandra. Tidak adil jika Jane mengalahkan Sandra ketika Sandra sedang berada pada kondisi yang tidak memungkinkan untuk bisa bersaing secara sehat. Dari kutipan di atas, kendali diri yang dimiliki Jane diharapkan mampu mendorong siswa untuk menumbuhkan nilai karakter demokratis siswa yang nantinya bisa merambah pada keterampilan mengendalikan diri. Kemampuan Interpersonal Keterampilan interpersonal merupakan keterampilan seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Seperti keterampilan intrapersonal, keterampilan interpersonal juga dibedakan menjadi dua aspek, yakni kesadaran sosial dan keterampilan sosial. Keterampilan interpersonal memang harus ditanamkan pada diri anak sejak dini. Namun, mengingat usia anak, orang tua
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
maupun guru jangan terlalu memaksakan anak untuk menguasai semua aspek keterampilan interpersonal. a. Kesadaran sosial Kesadaran sosial dalam diri seseorang dapat dikembangkan dengan menanamkan
sikap
kesadaran
politik,
mengembangkan
orang
lain,
memanfaatkan keragaman, berorientasi pelayanan, dan empati. Namun jika dikaitkan dengan nilai karakter yang terdapat dalam majalah Bobo edisi Februari-Maret 2014, aspek kesadaran sosial hanya mencakup berorientasi pelayanan dan empati. Berorientasi pelayanan merupakan kesadaran diri untuk memberikan pelayanan kepada orang lain. Kesadaran ini dapat diwujudkan melalui kepedulian dan perhatian kita kepada orang lain, terutama mereka yang memutuhkan kita. Kesadaran berorientasi pelayanan digambarkan dalam kutipan-kutipan nilai karakter peduli sosial. Berikut adalah beberapa kutipan yang menunjukkan hal berorientasi pelayanan. Mima mengangkat setumpuk buku yang sudah dipilih bersama Bunda. Buku-buku yang berkisah tentang anak-anak perempuan yang baik hati. Buku-buku yang selalu Bunda bacakan kepada Mima sebelum tidur. Cerita dalam buku-buku itu membuat Mima selalu ingin menjadi anak baik. Mima ingin Tania membacanya, agar ia juga bisa menjadi anak yang baik. (Namanya Tania.45.13/02/2014) “Iya,” jawab Lely. “Tadi pagi, waktu aku mau berangkat ke pasar, kulihat Bu Ratmi juga mau belanja. Tapi wajahnya pucat dan terlihat kurang sehat. Jadi kubilang pada Bu Ratmi, aku saja yang membeli belanjaannya ke pasar. Ibu Ratmi biar istirahat di rumah.” (Wendy Si Pemarah.47.27/02/2014) Pak Adul masih di atas pohon. Wiwin menatap bunga-bunga kamboja yang dikeringkan di depan rumah Kakek ini. Kamboja kering itu dijual untuk pembuatan minyak wangi. Kalau pohon Wiwin ditebang, tidak ada bunga kamboja lagi yang bisa mereka petik. “Tungguuu…” Kali ini Wiwin berteriak sambil berlari. Belum terlambat untuk membatalkan niat Ayah menebang pohon itu. (Menunggu Bunga Kamboja.48.6/03/2014) Tokoh Mima, Lely, dan Wiwin adalah beberapa tokoh yang memiliki karakter peduli sosial. Mereka memiliki keterampilan sikap berorientasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
pelayanan kepada orang-orang yang membutuhkan di sekitar mereka. Pada cerpen Namanya Tania, tokoh Mima digambarkan sebagai seorang anak yang ingin membantu Tania berubah menjadi anak perempuan yang baik dengan cara meminjamkan buku-buku bacaan miliknya. Tokoh Lely dalam cerpen Wendy Si Pemarah juga memiliki keterampilan sikap berorientasi pelayanan karena kepeduliannya kepada Ibu Ratmi yang sedang sakit. Lely menolong Ibu Ratmi untuk membelanjakan kebutuhannya ke pasar. Sedangkan tokoh Wiwin dalam cerpen Menunggu Bunga Kamboja digambarkan sebagai tokoh yang memiliki kepedulian sosial tinggi. Mengapa tinggi? Karena Wiwin memedulikan nasib Kakek tua dan dua orang cucunya yang menggantungkan hidupnya pada pohon kamboja milik keluarganya. Wiwin lebih mengalah untuk tidak menebang pohon kamboja yang dianggap sudah layak ditebang demi sang Kakek yang harus menghidupi kedua cucunya dari hasil penjualan bunga kamboja kering yang berguguran dari pohon Wiwin. Baik karakter peduli dari tokoh Mima, Lely, dan Wiwin patut menjadi teladan bagi siswa dalam membentuk sikap peduli yang berorientasi pelayanan. Ketika kita masih diberikan kesempatan hidup oleh Tuhan, maka gunakan kesempatan itu untuk peduli dan berusaha membantu meringankan beban mereka yang membutuhkan kita. Tanpa memandang ras, etnis, agama, usia, maupun strata sosial. Empati merupakan suatu keadaan ketika seseorang ikut merasakan perasaan yang tengah dirasakan orang lain dan menangkap maksud perasaan tersebut kemudian mengomunikasikannya dengan santun sebagai wujud kepedulian kita. Berikut adalah kutipan nilai karakter yang dapat menginspirasi terbentuknya sikap empati. Noura duduk mendekat pada Linda lalu merangkulkan tangan di bahu Linda. Ia hanya ingin menghibur Linda, tanpa tahu harus berkata apa. (Ketika Linda Membenci Ibu.49.13/03/2014) Tokoh Noura dalam kutipan di atas menujukkan rasa empati terhadap Linda. Noura memahami perasaan yang tengah dirasakan Linda. Linda menyesal telah membenci ibunya. Namun Noura tahu, kebencian Linda
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
kepada ibunya bukan seratus persen salah Linda. Noura memperlihatkan kepeduliannya dengan cara memeluk Linda. Hal sederhana yang mampu meringankan emosi orang lain. Itulah wujud empati Noura terhadap perasaan Linda. Noura tidak hanya sekadar memahami perasaan Linda, tetapi Noura juga memberikan wujud sikap peduli untuk mendampingi Linda ketika Linda membutuhkan teman. Hal sederhana yang dilakukan Noura juga diharapkan bisa menginspirasi siswa untuk bisa menumbuhkan kepedulian terhadap orang lain. b. Keterampilan sosial Keterampilan sosial bisa dikembangkan dengan menanmkan sikap kepemimpinan, manajemen konflik, asertivitas, memahami orang lain, dan memberikan umpan balik. Berdasarkan analisis nilai karakter yang telah dilakukan, peneliti menemukan keterampilan asertivitas. Asertif merupakan kemampuan mengekspresikan diri atau mengemukakan hak-hak pribadi serta mempertahankannya tanpa melanggar hak orang lain. Wujud sikap asertif yang ditemukan dalam nilai karakter majalah Bobo edisi Februari-Maret 2014 adalah menerima secara realistis kelemahan diri dan berusaha bertindak adil dan jujur kepada orang lain. Menerima kelemahan diri secara realistis, ditunjukkan oleh pengarang melalui kutipan berikut. Saat Dami menulis, diam-diam Yanes memperhatikannya. Dami menulis dengan cepat, tetapi hasilnya bagus. Memang, tulisan Yanes bagus. Namun, tulisan Dami tak kalah bagusnya. Hmm, Yanes mengakui lagi, ia sombong! Menganggap memiliki tulisan lebih bagus. (Di Atas Langit Masih Ada Langit.51.27/03/2014) Dalam kutipan di atas, Yanes menunjukkan sikap asertif, yakni mengakui kelemahan dirinya dengan realistis. Ketika Yanes memperhatikan dami menulis, ternyata Dami memiliki kemampuan yang tidak dimilikinya, yakni menulis dengan cepat dan hasilnya tetap bagus. Yanes mengakui kelemahannya karena memang terbukti ketika mengerjakan tugas kelompom yang pertama, Yanes tidak mempu menulis secepat Dami.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
Sikap asertif juga ditunjukkan dalam nilai karakter demokratis yang menunjukkan sikap adil terhadap orang lain. Sikap adil ditunjukkan oleh tokoh Jane melalui kutipan berikut. Ah! Tiba-tiba saja, gelar ranking satu itu tidak terasa penting lagi bagi Jane. Apalagi, jika gelar itu ia dapatkan karena Sandra sedang mengalami musibah. Yang penting sekarang bagi Jane adalah, Sandra bisa cepat sembuh. Dan bisa mengikuti ulangan umum susulan. Tentang siapa yang menjadi ranking satu, bagaimana nanti saja. Kan, Jane sudah berusaha belajar sebaik mungkin. (Misteri Kampung Aru.46.20/02/2014) Jane memang sangat menginginkan posisi juara dalam ulangan umum kali ini. Dia sangat terlihat antusias untuk mengalahkan Sandra. Namun mendengar peristiwa kecelakaan yang menimpa Sandra, membuat Jane enggan merebut gelar juara. Jane merasa tidak adil jika berusaha mengalahkan Sandra ketika Sandra sedang berada pada kondisi yang tidak memungkinkan untuk bisa bersaing secara sehat. Dari kutipan di atas, sikap adil yang dimiliki Jane diharapkan mampu mendorong siswa untuk menumbuhkan nilai karakter demokratis siswa yang nantinya bisa membentuk keterampilan sikap adil terhadap orang-orang di sekitar kita. Selain menerima kelemahan dengan realistis, berlaku adil, sikap asertif juga bisa diwujudkan melalui sikap jujur terhadap orang lain. Seperti yang telah dibahas pada nilai karakter yang terdapat dalam majalah Bobo, banyak kutipan-kutipan yang menunjukkan kejujuran tokoh. Peneliti mengambil satu kutipan sederhana yang menggambarkan kejujuran tokoh dalam mengakui kesalahannya. “Irma mengambil dua Kek. Kalau minta sama Kakek, pasti Kakek marah. Yang satu, Irma tanam di pot di halaman sekolah, sudah tumbuh juga. Kakek marah?” (Kakek dan Biji Matoa.46.20/02/2014) Irma adalah anak perempuan yang masih duduk di sekolah dasar. Di usianya yang masih kecil, Irma sudah memiliki karakter jujur. Dia mengakui kesalahannya mengambil dua biji matoa tanpa seijin Kakek. Irma juga mengaku bahwa biji yang diambil dari toples Kakek untuk ditanam. Sastra anak memang merupakan karya sastra sederhana. Artinya, sastra anak menghadirkan tema-tema yang dekat dengan kehidupan anak,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
nilai-nilai yang dikandung pun sangat mudah ditemukan dan bersifat inspiratif. Ketika guru mau mengarahkan siswa untuk mengeksplorasi nilainilai karakter ataupun nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam karya sastra, secara otomatis siswa dapat mengambil manfaat dan pelajaran dari apa yang dialami atau apa yang dilakukan oleh tokoh. Dari sanalah, siswa diharapkan mampu memperbaiki keterampilan bersikap atau soft skill mereka terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
commit to user