10
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ini bertempat di sebidang lahan pertanian di Desa Krajan, Kelurahan Pangulah Utara dan Selatan, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan Mei 2012. Jadwal kegiatan penelitian ini ditampilkan pada Lampiran 1.
Provinsi Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta
Kecamatan Kotabaru dan sekitarnya
U Tapak, berupa Sawah dan lahan kering
Gambar 1 Lokasi penelitian (Sumber: Wikimapia.org) 3.2 Asumsi dan Pendekatan Lahan pertanian secara umum berfungsi sebagai area produksi tanaman. Area produksi ini memiliki potensi untuk dikembangkan. Wahana pendidikan dan wisata pertanian merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan. Potensi ini akan terwujud jika lahan pertanian didesain untuk fungsi-fungsi pendidikan dan wisata pertanian. Desain yang dimaksud diasumsikan dapat dipenuhi salah satunya melalui fasilitas-fasilitas yang menunjang kegiatan pendidikan dan wisata pertanian. Asumsi tersebut didekati dari faktor-faktor sebagai berikut: (1) potensi
11
dan kendala tapak, (2) jenis pertanian terpadu yang diterapkan, (3) produksi pertanian, (4) fasilitas pendidikan, (5) fasilitas pertanian, dan (6) fasilitas wisata.
3.3 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuisioner. Wawancara dan pengisian kuisioner dilakukan kepada masyarakat sekitar tapak dan instansi yang terkait serta para petani yang menggarap lahan pertanian pada tapak. Wawancara ini bertujuan mendapatkan data dan informasi yang berguna dalam mendesain tapak. Data yang didapat dari hasil wawancara ini juga berguna untuk melengkapi data yang tidak terdapat pada tapak. Data primer lainnya didapat melalui survei langsung ke lokasi tapak. Survei langsung ke lokasi tapak ini bertujuan melihat kondisi tapak beserta potensi dan kendalanya. Data sekunder didapatkan dari telaah pustaka dan pengumpulan data dari instansi terkait seperti kantor kepala desa. Data yang dikumpulkan dari kantor kepala desa ini meliputi arsip wilayah dan riwayat produksi lahan pertanian. Data sekunder lainnya didapatkan dari instansi di luar desa, yaitu mengenai data iklim, tanah, dan jenis komoditi pertanian. Selain itu, juga diperlukan data sekunder yang berkaitan dengan kondisi sosial masyarakat dan daerah di sekitar tapak. Alat yang digunakan dalam proses penelitian ini berupa GPS, meteran gulung, kamera, dan laptop dengan program aplikasi GPS dan CAD. Global Positioning System (GPS) dalam penelitian ini digunakan untuk memetakan posisi/lokasi dari suatu titik, area, atau wilayah yang akan dipetakan. Meteran gulung digunakan untuk mengukur panjang atau lebar dari suatu obyek. Kamera digunakan untuk men-dokumentasikan obyek gambar yang ada pada tapak. Program aplikasi GPS dan CAD digunakan untuk mengolah data yang beragam dari tapak menjadi data yang dapat digunakan oleh desainer untuk melakukan pengembangan tapak.
12
3.4 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini dilakukan dengan pengamatan langsung di tapak dan di sekeliling tapak. Bagan tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut.
Observasi awal (mengidentifikasi dan merumuskan masalah)
Menyusun kerangka teoritis dari literatur
Mengumpulkan data (inventarisasi)
Menganalisis dan mensintesis data
Konsep
Perencanaan
Desain
Gambar 2 Tahapan penelitian
3.4.1 Observasi Awal (Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah) Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian. Tahap ini dimaksudkan untuk melihat atau mencari metode yang tepat pada penelitian lanjutan atau penelitian utama, yaitu (1) mengetahui ukuran dan bentuk tapak, (2) melihat karakter tapak termasuk potensi dan permasalahan tapak, (3) melihat kondisi tapak secara umum, dan (4) melihat aktivitas tapak. Merumuskan masalah merupakan tahap akhir dalam mengidentifikasi tapak atau dalam observasi awal ini. Rumusan masalah yang diambil dan dibuat merupakan rumusan masalah secara umum. Rumusan masalah ini
13
menggambarkan permasalahan pada tapak. Pada akhirnya diharapkan rumusan masalah ini dapat menjadi acuan dalam mencari dan menyusun kerangka teoritis dari literatur.
3.4.2 Menyusun Kerangka Teoritis dari Literatur Pada pelaksanaan tahap ini, hasil observasi awal menjadi acuan dalam menyusun kerangka teoritis. Kerangka teoritis yang dibuat diambil dari literatur berupa buku, artikel, jurnal, dan lain-lain yang terdapat pada perpustakaan dan internet. Kerangka teoritis ini meliputi penjabaranpenjabaran mengenai hal atau permasalahan yang dirumuskan pada observasi awal. Hasil dari kerangka teoritis ini akan menjadi acuan dalam pelaksanaan pengumpulan data secara keseluruhan.
3.4 3 Mengumpulkan Data (Inventarisasi) Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sosial dan budaya, peraturan perundangan, fisik alami, dan data fisik nonalami. Data yang diperlukan ini ditampilkan pada Tabel 1.
3.4.4 Menganalisis dan Mensintesis Data Setelah data primer dan data sekunder terkumpul, langkah atau tahapan selanjutnya adalah menganalisis data. Tahapan ini bertujuan mendapatkan informasi secara keseluruhan dari data yang ada. Analisis data ini dapat dilakukan secara langsung dengan membuat gambar analisis spasial ataupun melalui program aplikasi, seperti program aplikasi Excel. Komponen yang dianalisis adalah data sosial, data fisik, dan fisik alami. Hasil analisis data dapat berupa gambar spasial dan tabel. Hasil analisis ini menjadi acuan dalam mensintesis data. Sintesis merupakan hasil pemikiran terhadap analisis potensi dan kendala tapak. Pada tahap ini, data hasil analisis diproses untuk mendapatkan solusi terhadap permasalahan yang ada. Sintesis ini dilakukan dengan membuat solusi berupa gambar spasial atau buble diagram. Gambar spasial yang dibuat merupakan interpretasi dari fungsi yang ada pada tapak dan memiliki hubungan
14
Tabel 1
15
antara satu fungsi dengan fungsi yang lain. Hasil sintesis yang dibuat merupakan gambaran secara keseluruhan mengenai bentuk atau arah desain yang akan dibuat. Hasil sintesis dapat berupa gambar spasial atau buble diagram yang dibuat melalui program aplikasi Autocad dan Photoshop.
3.4.5 Konsep Setelah data hasil sintesis dibuat, langkah selanjutnya adalah penentuan konsep pengembangan tapak yang ditetapkan. Konsep terbagi atas konsep dasar, konsep desain, dan pengembangan konsep. Konsep dasar adalah pertanian terpadu sebagai wahana pendidikan dan wisata pertanian. Konsep desain merupakan bentukan terkait pertanian terpadu yang akan diterapkan pada desain. Pengembangan konsep terbagi ke dalam tujuh subkonsep, yaitu konsep ruang, konsep fasilitas, konsep sirkulasi, konsep vegetasi dan komoditas, konsep sistem produksi, konsep pengguna, dan konsep wisata.
3.4.6 Desain Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Tahapan ini dilakukan untuk menghasilkan desain lanskap pertanian terpadu sebagai wahana pendidikan dan wisata pertanian. Desain lanskap ini mengacu pada konsep yang telah ditetapkan sebelumnya. Tapak yang akan didesain adalah lahan persawahan, kebun, dan kolam ikan. Pendekatan desain yang dilakukan adalah gabungan antara permintaan pemilik lahan dan usulan dari desainer. Output dari studi ini berupa desain grafis lanskap pertanian terpadu.