22
III.
METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilakukan di kawasan sekitar Kebun Raya Bogor, Kota Bogor. Kebun Raya Bogor itu sendiri terletak di Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah. Batas lokasi penelitian ditentukan kemudian dengan pertimbangan elemen-elemen yang secara kuat mempunyai karakter terkait dengan kebun Raya Bogor. Berikut lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 11. Penelitian ini dilakukan ini dilakukan dari bulan Maret 2011 hingga Desember 2011. a
b
Sumber: a.http://www.jakartastreetatlas.com/peta/jawabarat.htm b. Bappeda Kota Bogor
Gambar 11 Lokasi Penelitian
23
3.2 Alat Penelitian Penelitian ini menggunakan beberapa alat dan bahan dalam proses kerja. Bahan dan alat yang digunakan diantaranya: 1. Peta Dasar 2. GPS (Global Positioning System), Garmin GPS 60 3. Autocad Land Desktop 2009 4. Garmin Trip and Waypoint Manager v5 5. Autocad 2007 6. Adobe Photoshop 7. Corel Draw 3.3 Metode Penelitian Pada penelitian ini menggunakan metode pendekatan yang dikemukakan oleh Goodchild (1990). Adapun tahapan penelitian tersebut meliputi persiapan awal, pengumpulan data (survey), identifikasi tapak, analisis, dan sintesis (Gambar 12). Berikut ini merupakan penjelasan tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Persiapan, meliputi penetapan tujuan, identifikasi informasi sementara, dan mengurus perizinan dan administrasi. 2. Pengumpulan data, pada tahap ini
menggunakan metode survey, yang
mencakup studi dokumen, literatur atau peta; wawancara dengan narasumber3; dan pengamatan langsung di lapang terhadap kondisi lanskap dan elemenelemen penting pendukung zona penyangga. Berikut data yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 2.
3
Sumber wawancara: (1) Bapak M. Nashar dari Bogor 100, Kamis 9 Juli 2011
24
Tabel 2 Data yang Diperoleh No 1
2
3
4
Aspek Lanskap Sejarah a. Elemen Sejarah
Spasial, Deskriptif
Disparbud, Studi Pustaka, Survey
b. Area Bersejarah
Spasial, Deskriptif
Studi Pustaka, Survey, Wawancara
Spasial Spasial
Bappeda, Survey Bappeda, Survey
Spasial Spasial Spasial
Bappeda Bappeda, Survey Bappeda, Survey
Infrastruktur a. Jalan b. Rel Kereta Lanskap Alami a. Sungai b. Ruang Terbuka Hijau RTRK/Landuse/Batas Administrasi
Bentuk
Sumber
3. Identifikasi Tapak Identifikasi tapak dilakukan untuk mengetahui elemen-elemen atau lanskap yang terdapat di sekitar Kebun Raya Bogor yang dapat berpotensi menjadi zona penyangga. Tahapan ini dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dari hasil studi literatur dan survey langsung ke lapang. Aspek yang diidentifikasi pada tahap ini adalah aspek fisik dan sejarah, sebagai pertimbangan dalam menganalisis potensi zona penyangga pada tahap selanjutnya. 4. Analisis Tahapan ini dilakukan untuk menganalisis komponen-komponen yang berupa elemen-elemen dan lanskap yang telah diidentifikasi berpotensi sebagai zona penyangga. Sehingga dari tahapan ini dapat diketahui zona penyangga yang tepat untuk Kebun Raya Bogor, baik dari segi kekuatannya dalam melindungi lanskap Kebun Raya Bogor, maupun dalam hal meningkatkan karakter sekitarnya dengan Kebun Raya Bogor sehingga menjadi satu kesatuan karakter lanskap. Proses analisis ini meliputi: a. Analisis skoring, untuk menilai kekuatan elemen pembentuk zona penyangga sebagai proteksi dan peningkat karakter lanskap. b. Analisis spasial, untuk mendapatkan bentuk spasial potensi zona penyangga. c. Analisis deskrptif, untuk menjelaskan kondisi lanskap pada tapak.
25
Metode skoring (penilaian) yang digunakan dalam menentukan zona penyangga yang berpotensi melindungi serta dapat meningkatkan karakter lanskap, menggunakan prinsip yang dikemukakan oleh Brazil (2005). Berikut kriteria sebagai pertimbangan analisis zona penyangga dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kriteria dalam Menentukan Potensi Zona Penyangga No
Kriteria
Aspek 1 (Tidak berpotensi) Tidak terdapat elemen maupun area lanskap yang bersejarah
2 (Cukup berpotensi) Minimal terdapat satu komponen lanskap sejarah
3 (Berpotensi) Terdapat komponen lanskap sejarah lebih dari 1
Infrastruktur
Hanya berupa jalan biasa, tidak memberikan fungsi khusus untuk menyangga KRB
Jalan yang hanya dapat memberikan potensi sebagai batas zona penyangga
Lanskap Alami
Tanah Kosong
Lahan produksi (ladang dan kebun)
Elemen infrastruktur yang bersejarah, elemen tersebut (jalan) berbatasan langsung dan mengelilingi KRB, dan elemen tersebut (rel kereta) berpotensi menjadi batas zona penyangnnga dan merupakan elemen besejarah Koridor Sungai, taman, traffic island, jalur hijau, kolam, lapangan, TPU dan RTH. Terutama yang bersejarah
1
Lanskap Sejarah: komponen: a. Elemen sejarah b. Area bersejarah
2
3
Sumber: Modifikasi prinsip zona penyangga Brazil (2005)
Hasil dari penilaian aspek-aspek tersebut menampilkan skor-skor dengan skala sebagai berikut: a. Skor 1
= elemen zona penyangga dengan potensi yang rendah. Kekuatan
dalam melindungi lanskap Kebun Raya Bogor rendah. Tidak dapat melindungi Kebun Raya Bogor dengan baik. Karakter lanskapnya tidak menyatu dengan karakter lanskap Kebun Raya Bogor. b. Skor 2
=
elemen zona penyangga yang cukup berpotensi dalam
melindungi dan meningkatkan karakter lanskap. c. Skor 3
=
elemen zona penyangga dengan potensi tinggi. Memiliki
kekuatan melindungi yang tinggi. Karakter lanskapnya masih dalam kondisi baik dan masih selaras dengan karakter lanskap Kebun Raya Bogor.
26
Penilaian terhadap aspek-aspek tersebut menghasilkan suatu peta komposit yang kemudian dianalisis secara spasial deskriptif untuk mengetahui area-area yang memiliki potensi sebagai zona penyangga. Peta komposit tesebut kemudian dioverlay dengan peta Rencana Tata Ruang Kota (RTRK) Bogor 2010-2029. Hasil overlay dari kedua peta tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui kesesuaian antara usulan zona penyangga dengan rencana pemerintah yang telah dibuat, sehingga dapat ditentukan pengelolaan yang tepat di kawasan zona penyangga tersebut dan tetap mendukung rencana tata ruang Kota Bogor selanjutnya. 5. Sintesis Sintesis merupakan tahap pengolahan terhadap hasil analisis yang telah dilakukan. Pada tahap ini dibuat suatu rekomendasi pengelolaan disetiap zona beserta delineasi zona penyangganya. Rekomendasi tersebut harus tetap dapat mendukung rencana tata ruang kota yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kota Bogor, sehingga zona penyangga tersebut dapat mendukung rencana yang telah ada.
27
Gambar 12 Bagan Kerangka Penelitian