a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 536 - 551 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula Di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh) M. Teguh Wibowo, Effendi Hasan (
[email protected],
[email protected]) Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsyiah
ABSTRAK Keluarga yang merupakan salah satu agen sosialisai politik dapat mensosialisasi politik kepada pemilih pemula di Kecamatan Lueng Bata yang pengetahuan politiknya masih minim. Minimnya pemahaman politik pada pemilih pemula dan kurangnya sosialisasi politik yang dilakukan oleh keluarga berakibat pada rendahnya tingkat partisipasi politiknya. Sehingga akan meningkatnya angka golput. Melihat kondisi saat ini pemilih pemula menjadi target suara pada saat pemilu. Maka sangat disayangkan apabila pemilih pemula ini tidak memiliki pemahaman politik dalam menentukan sikap politiknya. Karenanya di perlukan fungsi keluarga sebagai kelompok pertama yang memberikan pendidikan kepada setiap individu untuk mensosialisasikan politik kepada pemilih pemula. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sosialisasi politik bagi pemilih pemula di lingkungan keluarga di Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh dan kendala-kendala apa yang terjadi dalam melakukan sosialisasi politik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu penelitian lapangan dan dokumentasi. Studi lapangan untuk memperoleh data primer yaitu dengan wawancara. Sedangkan dokumentasi merupakan catatan peristiwa berupa gambar. Hasil penelitian ini menunjukkan sosialisasi politik yang terjadi bagi pemilih pemula di lingkungan keluarga di kecamatan Lueng Bata Banda Aceh terjadi pada tiga mekanisme sosialisasi yaitu, imitasi, instruksi, dan motivasi. Namun sosialisasi politik di lingkungan keluarga tidak berjalan sepenuhnya, karena pemahaman dan nilai-nilai politik yang diberikan kebanyakan mengenai pemilu Corresponding Author :
[email protected] JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 2. №. 2, Mei 2017: 536 - 551
536
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 536 - 551 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP saja. Kendala kurangnya terjadi sosialisasi politik dalam keluarga yakni, tidak seringnya terjadi diskusi politik dalam keluarga, kurangnya minat politik terhadap keluarga, dan juga kurangnya minat politik terhadap pemilih pemula. Hal ini disebabkan karena ketidakpercayaan mereka terhadap elit-elit politik yang hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya saja.
Kata Kunci : Sosialisasi Politik, Keluarga, Pemilih Pemula.
Political Socialization For Voters In The Family Environment (Case Study Kecamatan Lueng Bata B. Aceh)
ABSTRACT Family is one of socialization agents of politics which can promote politic to beginner voters in Lueng Bata Sub-district whose political knowledge was still limited. The limited knowledge of beginner voters and lack of socialization resulted in lack of participation in political events. Looking over the current conditions, the beginner voters have become potential voters for the election. Therefore, it is a big loss if these voters do not have a sufficient knowledge of politic when there are about to make their decisive choice for the election. Thereby the family should have educational function to educate beginner voters within their own family. The purpose of this study was to know the socialization about politic in family and obstacles faced in the socialization process. The method of this study was qualitative with descriptive approach. The data collection technique used was field study and documentation. The field study was done in order to get primary data by conducting an interview. Meanwhile, the documentation was a set of history records in from of pictures. The result showed that there were three mechanisme of socialization for politics within family in Lueng Bata sub-district Banda Aceh i.e. imitation, instruction, and motivation. Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula Di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh) (M. Teguh Wibowo, Effendi Hasan) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 536 - 551
537
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 536 - 551 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP However, most of the socialization was done only for the election. The obstacles faced during socialization were limited number of discussion carried out in family about politics, lack of interest in politics for both the family and the beginner voters. Such conditions happened because they are lack of trust to the political elits who think about their personal interests and group interests only. Keywords: Political socialization, Family, Beginner Voters. PENDAHULUAN Sosialisasi politik merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik bagi setiap individu dalam menjalani kehidupan politik. Proses sosialisasi diperoleh secara sengaja melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal maupun secara tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga dan tetangga maupun dalam kehidupan masyarakat. Keterlaksanaan sosialisasi politik sangat ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi, dan kebudayaan di mana seseorang atau individu berada. Selain itu, sosialisasi politik juga ditentukan oleh interaksi, pengalaman-pengalaman serta kepribadian seseorang. Sosialsiasi politik merupakan proses yang berlangsung lama yang dihasilkan dari usaha saling mempengaruhi di antara kepribadian individu dengan pengalaman-pengalaman politik yang relevan yang memberi bentuk terhadap tingkah laku politiknya. Pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap yang diperoleh seseorang itu membentuk satu persepsi individu menerima rangsangan-rangsangan politik. Sosialisasi politik menjadi kajian tersendiri dalam politik kenegaraan. Alasannya karena sosialisasi politik itu berfungsi untuk memelihara agar suatu sistem berjalan dengan baik dan positif. Dengan demikian, sosialisasi merupakan alat agar individu sadar dan merasa cocok dengan sistem serta kultur politik yang ada. Selain itu juga sosialisasi politik ingin menunjukan relevansinya dengan sistem politik dan pelaksanaannya di masa mendatang mengenai sistem politik. Sosialisasi politik ini dimulai sejak masa kanak-kanak. Sebelum seseorang anak masuk sekolah keluarga dalam hal ini orang tua berperan sebagai agen utama Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula Di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh) (M. Teguh Wibowo, Effendi Hasan) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 536 - 551
538
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 536 - 551 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP dalam melakukan sosialisasi politik. Apabila usia anak meningkat ke umur remaja maka sosilalisasi nilai-nilai politik tersebut ditujukan agar mereka lebih mengerti dan memahami tentang politikh yang berkenaan dengan baik dan buruknya politik itu sehingga mendorong mereka berpartisipasi maksimal dalam politik dan hal tersebut harus dipertahankan akan tetapi dengan cara-cara lain, sesuai dengan pertumbuhan jiwa remaja tersebut. Untuk dapat menyampaikan pandangan, nilai, sikap, dan keyakinan-keyakinan politik diperlukan sarana atau agen-agen sosialisasi politik. Salah satu agen sosialisasi politik tersebut adalah keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Disebut sebagai lingkungan pendidikan yang pertama karena sebelum manusia mengenal
lembaga pendidikan yang lain, lembaga pendidikan
inilah yang
pertama ada. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan pertama kali adalah dalam keluarga (Hadikusumo, 2000: 63). Peran keluarga dalam mensosialisasikan proses politik merupakan hal yang sangat penting. Orang tua sebagai panutan dan sumber informasi yang dibutuhkan seorang pemilih pemula karena pemahaman dan pengetahuan politik pemilih pemula dinilai kurang jika tidak ada proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban dan tanggung jawab setiap warga negara yang ditanamkan oleh orang tua. Pada saat anak menjadi remaja (berusia 17 tahun) berarti anak sudah tergolong menjadi pemilih pemula. Pemilih pemula yang baru memasuki hak pilih tentulah belum memiliki jangkauan politik yang luas untuk menentukan ke mana mereka harus memilih. Pilihan politik mereka belum dipengaruhi motivasi ideologis tertentu dan lebih didorong oleh konteks dinamika lingkungan politik lokal. Pemilih pemula mudah dipengaruhi kepentingan-kepentingan tertentu, terutama oleh orang terdekat seperti keluarga. Pengetahuan politik pada pemilih pemula masih dikatakan rendah. Ini dikarenakan pemilih pemula yang masih labil. Masa labil dicirikan belum memiliki ideologi politik yang jelas sehingga implementasinya tidak berafiliasi Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula Di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh) (M. Teguh Wibowo, Effendi Hasan) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 536 - 551
539
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 536 - 551 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP pada satu kelompok partai politik mana pun. Selain itu massa labil juga dicirikan kurang tertarik kepada kehidupan politik. Oleh karena itu, disinilah peran keluarga sebagai salah satu agen sosialisasi politik mensosilisasikan politik kepada anaknya sebagai pemilih pemula. Karena faktor pandangan politik orang tua mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pengetahuan politik pemilih pemula. Proses sosialisasi politik itu terjadi melalui interaksi antara anggota keluarga yakni orang tua yang memberikan contoh atau nilai-nilai dan anak sebagai orang yang menerima nilai-nilai tersebut. Hubungan yang terjadi di dalam keluarga biasanya dilakukan melalui suatu kontak sosial dan komunikasi. Keberhasilan sosialisasi tidak terlepas dari bagaimana interaksi yang terjadi antara anak dan orang tua, interaksi ini dapat bersifat langsung maupun tidak langsung yang gunanya untuk mengawasi setiap kegiatan dan memberikan arahan-arahan kepada seorang anak hingga menjadi remaja dengan terjalinnya interaksi yang baik antara orang tua dan anak maka proses sosialisasipun akan berjalan sebagaimana mestinya. Namun masalah yang terjadi ada keluarga yang tidak sering berinteraksi antara orang tua dan anaknya karena di pengaruhi oleh kesibukan orang tua dalam bekerja. Sehingga sosialisasi politik tidak berjalan dengan baik. Pemilih pemula di Kecamatan Lueng Bata yang jumlahnya mencapai 532 pemilih pada pemilu Presiden 2014 yang lalu belum memahami nilai-nilai politik dan hanya mengikuti pilihan orang tuanya pada pemilu presiden 2014 lalu. Minimnya pemahaman politik pada pemilih pemula dan kurangnya sosialisasi politik yang dilakukan oleh keluarga berakibat pada rendahnya tingkat partisipasi politiknya. Sehingga akan meningkatnya angka golput(golongan putih). Melihat kondisi ini, sangat disayangkan apabila pemilih pemula tidak memiliki landasan pemahaman politik, baik nilai-nilai maupun sikap politik. Oleh karena itu keluarga sebagai kelompok yang pertama dikenal oleh setiap individu dapat memberikan pemahaman politik kepada anaknya sebagai pemilih pemula. Karena keluarga merupakan langkah awal dalam memberikan sosialisasi politik dalam kehidupan pemilih pemula. Orang tua memberikan pengertian dan arahan kepada Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula Di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh) (M. Teguh Wibowo, Effendi Hasan) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 536 - 551
540
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 536 - 551 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP anak tentang tingkah laku sosial dan perannya sebagai warga Negara. Antara orang tua dan anak memiliki pengalihan pengetahuan politik. Ini bisa dilihat bahwa keluarga memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian seorang anak. Pengaruh yang paling jelas adalah dalam hal pembentukan sikap terhadap wewenang dan kekuasaan ketika seorang anak beranjak menjadi remaja dan berada ditengah-tengah masyarakat. Besarnya pengaruh keluarga terhadap tingkat pengetahuan politik anak tersebutlah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang sosialisasi politik bagi pemilih pemula di lingkungan keluarga. TINJAUAN PUSTAKA Merupakan teori-teori yang diperlukan untuk menjelaskan variabelvariabel pada penelitian ini. Selain itu dalam bab ini diuraikan pula mengenai penelitian terlebih dahulu. Adapun teori yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah teori sosialisasi politik menurut Michael Rush dan Phillip Althoff yang berpendapat bahwa sosialisasi politik merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang, dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik (Rush & Althoff, 2007: 136). Melalui sosialisasi politik, individu-individu diharapkan mau dan mampu berpartisipasi serta bertanggungjawab dalam kehidupan politik. Dalam hal ini sosialisasi merupakan proses proses pendidikan, atau suatu proses pembudayaan insan-insan politik. Proses ini melibatkan orang orang baik dari generasi tua maupun dari generasi muda. Proses ini dimulai sejak dini, ketika seorang anak kecil, dimana keluarga berperan sebagai pelaku utama dalam sosialisasi. Proses penyerapan nilai-nilai politik dalam diri setiap individu terjadi melalui berbagai perantara. Perantara proses penyerapan nilai-nilai politik itu dinamakan agen sosialisasi politik. Agen sosialisasi politik yang dimaksud meliputi keluarga, sekolah, teman sebaya atau teman sejawat dan mediamassa (Sunarto,2004: 21).
Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula Di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh) (M. Teguh Wibowo, Effendi Hasan) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 536 - 551
541
Jurn
a
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 536 - 551 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a wa sis
lmia lI
FISIP Melihat keluarga yang menjadi salah satu agen sosialisasi politik serta keluarga juga dianggap sebagai lingkungan utama dan pertama yang dikenal oleh setiap individu, agar dapat menjalankan perannya dalam melakukan sosialisasi politik kepada anaknya sebagai pemilih pemula. Dikarenakan juga faktor pandangan politik orang tua mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pengetahuan politik pemilih pemula. Rush dan Althoff juga menjelaskan tentang bagaimana para agen mentransmisikan elemen-elemen dari sosialisasi politik sangat bervariasi dan model tersebut telah mensugestikan tiga mekanisme, yaitu: Imitasi, Instruksi, dan Motivasi (Rush & Althoff, 2007: 38).
METODE PENELITIAN Untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian, metode yang digunakan penulis adalah deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode yang menggambarkan bagaimana keadaan yang sebenarnya dari fenomena yang diteliti. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dalam penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kemyataan dilapangan, jadi tidak menggunakan desain yang telah disusun secara ketat dan kaku sehingga tidak dapat diubah. Jadi penelitian ini masih bersifat sementara karena bisa berubah dalam hasil penelitian (Moleong, 2006: 11). Untuk melengkapi informasi yang diperlukan, dilakukan juga wawancara dengan informan. Informan yang penulis maksud disini ialah orang yang memberikan keterangan berdasarkan pengetahuannya, yakni sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, sehingga mempermudah peneliti menjelajahi obyek atau situasi social yang sedang di teliti (Sugiyono, 2013: 218). Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini ialah: Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula Di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh) (M. Teguh Wibowo, Effendi Hasan) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 536 - 551
542
Jurn
a
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 536 - 551 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a wa sis
lmia lI
FISIP 1. Keluarga yang memiliki anak pemilih pemula sebanyak 20 orang. 2. Pemilih pemula sebanyak 20 orang. 3. Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KIP Aceh 1 orang. 4. Akademisi 1 orang. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data. Adapun data yang digunakan adalah: a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. (Sugiyono, 2013: 137). Teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian ini yaitu penelitian lapangan dan dokumentasi. Studi lapangan untuk memperoleh data primer yaitu dengan observasi dan wawancara. Sedangkan dokumentasi merupakan catatan peristiwa berupa gambar. Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil wawancara, observasi dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman tentang objek dan menyajikan sebagai penemuan bagi orang lain (Lexi J. Moeloeng, 2006: 66). Pada tahap ini peneliti kemudian melakukan analisis data yang telah terkumpul. Tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti adalah pengumpulan data dan reduksi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui sosialisasi politik pada pemilih pemula di lingkungan keluarga dan kendala-kendala kurangnya terjadi sosialisasi politik di lingkungan keluarga di Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh. Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula Di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh) (M. Teguh Wibowo, Effendi Hasan) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 536 - 551
543
Jurn
a
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 536 - 551 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a wa sis
lmia lI
FISIP Sosialisasi politik yang merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik pada anggota masyarakat. Proses sosialsiasi politik berlangsung lama dihasilkan dari usaha saling mempengaruhi di antara kepribadian individu dengan pengalaman-pengalaman politik yang relevan yang memberi bentuk terhadap tingkah laku politiknya. Pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap yang diperoleh seseorang itu membentuk satu persepsi, melalui mana individu menerima rangsangan-rangsangan politik. Menurut Michael Rush dan Phillip Althoff, sosialisasi politik merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang, dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Bila mengacu pada teori tersebut, sosialisasi politik harus dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang nilai, sikap dan persepsi terhadap politik. Keluarga yang juga merupakan salah satu agen sosialisasi politik dianggap penting dan kelompok paling awal yang dikenal bagi setiap individu. Karena dari keluargalah individu pertama menerima nilai-nilai, sikap, norma, dan pola-pola dalam upayanya menjadi anggota kelompok dan anggota masyarakat yang baik. Termasuk
nilai-nilai
dan
sikap-sikap
politik
yang
diterimanya
akan
mempengaruhi pola tingkah laku politik individu tersebut. Melihat faktor serta hubungan dalam keluarga yang bersifat emosional sehingga pengaruhnya terhadap individu lebih bermakna dan tahan lama daripada yang hubungannya bersifat intelektual dalam melakukan sosialisasi. Michael Rush dan Phillip Althoff menjelaskan tentang bagaimana para agen mentransmisikan elemen-elemen dari sosialisasi politik sangat bervariasi dan model tersebut telah mensugestikan tiga mekanisme, yaitu: imitasi, instruksi, dan motivasi. Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian menujukkan bahwa sosialisasi politik yang dilakukan keluarga pada pemilih pemula di Kecamatan Lueng Bata, pada mekanisme imitasi keluarga memberikan contoh sikap politiknya agar dapat ditiru kepada anggota keluarganya yang tercatat sebagai pemilih pemula dengan sering menonton berita tentang politik. Dengan meniru sikap sosialisasi politik ini pemilih pemula yang ikut menonton berita politik ini Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula Di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh) (M. Teguh Wibowo, Effendi Hasan) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 536 - 551
544
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 536 - 551 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP dapat meningkatan pemahaman politiknya secara luas dan dapat juga mengetahui kondisi politik yang sedang terjadi. Imitasi lainnya yang terjadi dalam sosialisasi politik di lingkungan keluarga kepada pemilih pemula di kecamatan Lueng Bata dengan memberikan makna tentang tugas dan fungsi seorang pemimpin dengan memberikan contoh di lingkungan sekitarnya, yakni bagaimana sikap seoarang ayah sebagai pemimpin keluarga dalam mengatur dan mengambil kebujakan dalam keluarganya. Contoh kecil ini memberikan nilai kepada pemilih pemula tentang peran dan tugas pemimpin, sehingga dapat memahami besarnya pengaruh pemimpin tersebut. Selain itu, upaya lainnya dalam melakukan sosialisasi politik dalam keluarga kepada pemilih pemula ini dengan terlibat dalam kegiatan politik, seperti menggunakan hak pilihnya pada saat pemilu. Hal ini menunjukkan kepada pemilih pemula dalam menjalakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Dari upaya–upaya imitasi yang dilakukan keluarga dalam melakukan sosialisasi politik pada pemilih pemula di Kecamatan Lueng Bata ini sering akan adanya pertanyaan–pertanyaan dari pemilih pemula tentang sikap - sikap tersebut. Dari pertanyaan ini akan terjalinnya diskusi tentang politik dalam keluarga. Proses sosialisasi lainnya yang terjadi adalah melalui mekanisme instruksi, dimana para pemilih pemula diberi pemahaman politik secara lisan dalam bentuk diskusi. Dalam instruksi ini, pemamahaman yang diberikan keluarga pada pemilih pemula di Kecamatan Lueng Bata tentang pemimpin dan pemerintah. Peran dan tugas pemimpin maupun pemerintah yang di jelaskan keluarga pada pemilih pemula agar mereka mengetahui seberapa penting pemimpin dan pemerintah itu. Keluarga juga memberikan intruksi dan pemahaman dalam memilih pemimpin agar melihat calon – calonnya dari visi – misi, karateristik dan lain sebagainya. Sehingga sewaktu pemilih pemula menggunakan hak pilihnya dalam pemilu presiden maupun legislatife mereka sudah memiliki acuan untuk menentukan pilihannya. Sosialisasi politik yang sering terjadi di lingkungan keluarga di Kecamatan Lueng Bata adalah diskusi mengenai masalah pemilu, masalah lainnya tentang sistem politik atau tentang politik lainnya tidak sering dilakukan. Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula Di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh) (M. Teguh Wibowo, Effendi Hasan) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 536 - 551
545
a
Jurn
a
h M ah
wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 536 - 551 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Para pemilih pemula di Kecamatan Lueng Bata juga ditanamkan pemahaman mengenai kewajiban mereka sebagai warga Negara. Dimana salah satunya adalah menggunakan hak pilihnya. Di lingkugan keluarga para pemilih pemula ini diberi arahan mengapa mereka harus memilih. Apabila sudah ditanamkan mengenai hal tersebut, pemilih pemula di kecamatan Lueng Bata sudah mengetahui alasan untuk memilih, sehingga partisipasi untuk menggunakan hak suaranya akan tinggi. Hal ini dapat menggurangi angka golput(golongan putih) pada pemilih pemula. Tingkat partisipasi untuk memilih yang tinggi, secara tidak langsung dapat menimbulkan rasa ingin tahu tentang politik pemilih pemula ini yang tinggi juga. Sehingga minat dan daya tarik mereka terhadap politik akan meningkat. Dalam meningkatkan pemahaman dan minat politik pemilih pemula yang memliki rasa ingin tahu yang tinggi, keluarga sebagai salah satu agen sosialisasi politik harus sering dalam melakukan sosialisasi politik. Untuk meningkatakan pemahaman politiknya, selain sosialisasi politik dengan keluarga, pemilih pemula di kecamatan Lueng Bata mendapatkan nilai-nilai, dan sikap politik dari media internet, seperti dari media sosial yang cepat mendapat informasi atau dari temantemannya. Selain itu juga pemahaman dan informasi politik juga di dapat dari sosialisasi yang dilakukan oleh KIP di sekolahnya. Hal ini dilakukan apabila dalam diskusi politik yang dilakukan dengan keluarga ada yang tidak dapat terjawab. Mekanisme lainnya dari sosialisasi politik yang didapat pemilih pemula yaitu mekanisme motivasi. Dimana dalam menentukan sikap dan persepsi politiknya para pemilih pemula di Kecamatan Lueng Bata ini belajar dari pengalaman, membandingkan pendapat dan tingkah sendiri dengan tingkah orang lain. Dimana sebelumnya pemilih pemula yang tidak memiliki pilihan politik dengan terjalinnya diskusi maupun melihat dan membandingkan pengalaman orang lain para individu sebagai pemilih pemula sudah memiliki pilihan ataupun sikap politik untuk kedepannya. Dilingkungan keluarga para pemilih pemula ini diberikan arahkan agar dalam menentukan sikap dan persepsi politiknya tidak Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula Di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh) (M. Teguh Wibowo, Effendi Hasan) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 536 - 551
546
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 536 - 551 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP mengkesampingkan nilai-nilai agama. Namun, juga harus memahami nilai-nilai di bidang lainnya. Keluarga sebagai salah satu agen sosialisasi yang di harapkan dapat melakukan sosialisasi politik guna menanamkan nilai-nilai dan sikap politik pada pemilu pemula diharapkan dapat menjalankan perannya tersebut. Sehingga para pemilih pemula sebagai generasi penerus dan berpotensi tidak buta akan politik. Sosialisasi politik yang sering dilakukan keluarga pada pemilih pemula akan membantu terbentuknya nilai-nilai dan sikap politik pemilih pemula kedepannya. Begitu juga sebaliknya, dimana sosialisasi politik yang tidak sering dilakukan akan membuat para pemilih pemula ini tidak memahami nilai-nilai ilmu politik yang dapat merugikan dirinya sendiri. Karena Keberhasilan sosialisasi politik dalam keluarga tidak terlepas dari seringnya berinteraksi dan diskusi dalam lingkungan keluarga tersebut. Interaksi yang tidak sering terjadi berakibat pada kurangnya terjadi sosialisasi politik dalam keluarga. Hal demikian juga terjadi di Kecamatan Lueng Bata, dimana keluarga yang memiliki anggota keluarga sebagai pemilih pemula tidak sering melakukan sosialisasi politik sehingga para pemilih pemula ini tidak begitu memahami nilai-nilai politik. Terkadang sosialisasi politik akan terjadi dalam lingkungan keluarga akan terlaksana pada saat mendekati pemilu, disaat itu sering ada terjadi diskusi masalah politk. Bahkan ada keluarga yang tidak pernah melakukan sosialisasi politik pada anggota keluarganya yang tercatat sebagai pemilih pemula. Ini merupakan salah satu kendala yang terjadi di Kecamatan Lueng Bata dalam melakukan sosialisasi politik dilingkungan keluarga. Adapun yang menjadi kendala tidak terjadinya diskusi politik dalam keluarga di Kecamatan Lueng Bata karena kurangnya terjalin interaksi dalam keluarga. Tidak terjalinnya interaksi dalam keluarga dikarenakan kurangnya waktu dalam lingkungan keluarga tersebut untuk melakukan diskusi. Kurangnya waktu disebabkan oleh kesibukan orang tua bekerja dan adanya kegiatan-kegiatan lainnya pemilih pemula itu sendiri, seperti sekolah, kuliah, ataupun berkumpul dengan teman-temannya. Meskipun tidak sering melakukan diskusi politik dalam Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula Di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh) (M. Teguh Wibowo, Effendi Hasan) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 536 - 551
547
Jurn
a
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 536 - 551 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a wa sis
lmia lI
FISIP keluarga, ada pemilih pemula di kecamatan Lueng Bata ini yang memanfaatkan media sosial untuk mendapatkan informasi dan pemahaman tentang politik. Kendala lainnya yang terjadi di Kecamatan Lueng Bata adalah adanya keluarga yang tidak minat dan tidak tertariknya terhadap politik. Baik dari keluarganya maupun dari pemilih pemula. Hal ini dikarenakan ketidakpercayaan terhadap elit politik yang hanya memberi janji – janji saja. Selain itu juga para elit yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan kelompoknya saja tidak memperhatikan kepentingan masyarakat. Hal lain yakni banyaknya para pejabat – pejabat politik yang korupsi. Beberapa hal tersebut membuat keluarga dan para pemilih pemula berpandangan negatife terhadap politik. sehingga hal tersebut membuat tidak minat dan tidak tertariknya terhadap politik sehingga berimbas kepada tidak terjalinnya diskusi politik dalam keluarga, hal ini berakibat tidak berjalannya sosialisasi politik. keadaan seperti ini harus diubah dengan memberikan keadaan pemerintah yang baik, bersih, dan mementingkan masyarakat. Dengan stabilnya kondisi pemerintah akan semakin terperinci agensiagensi utama dari sosialisasi politik. Semakin besar derajat perubahan di dalam satu pemerintahan, maka akan semakin tersebarlah agensi-agensi utama dari sosialisasi politik.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan sosialisasi politik bagi pemilih pemula di lingkungan keluarga di Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh. 1. Sosialisasi politik bagi pemilih pemula di lingkungan keluarga di Kecamatan Lueng Bata, B. Aceh berdasrakan tiga mekanisme, yakni: imitasi, intruksi, dan motivasi. Sosialisasi politik yang sering terjadi, dengan mekanisme instruksi yaitu dengar cara
berdiskusi. Namun
sosialisasi politik yang dilakukan keluarga bagi pemilih pemula di Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula Di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh) (M. Teguh Wibowo, Effendi Hasan) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 536 - 551
548
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 536 - 551 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Kecamatan Lueng Bata tidak berjalan dengan dengan sepenuhnya, dikarenakan masih kurangnya terjadi sosialisasi politik dalam keluarga. 2. Kendala kurangnya sosialisasi politik dalam keluarga di Kecamatan Lueng Bata dengan pemilih pemula yakni tidak sering terjadinya diskusi politik dalam keluarga, kurangnya minat keluarga terhadap politik dan juga kurangnya minat pemilih pemula itu sendiri terhadap politik. Kurangnya minat itu karena ketidakpercayaan terhadap elit politik yang hanya banyak berjanji, dan hanya mementingkan kepentingan pribadi dan kelompoknya saja serta banyaknya elit yang korupsi. Berdasarkan Kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka yang dapat dikemukakan sebagai saran adalah sebagai berikut : 1. Keluarga sebagai salah satu agen sosialisasi dapat menjalan perannya, khusus dalam memberikan sosialisasi politik dengan pemilih pemula. Agar pemilih pemula memiliki pemahaman, nilai – nilai dan sikap terhadap politik. Hal yang disosialisasikan jangan hanya masalah pemilu saja, melainkan hal – hal lainnya yang berkenaan dengan masalah politik. Agar bekal yang dimiliki pemilih pemula ini luas dan tidak buta dengan pemahaman politik. 2. Sosialisasi politik harus sering dilakukan dalam lingkungan keluarga. Karena faktor kelurga sangat menentukan pemahaman dan sikap politik bagi pemilih pemula. Jangan hanya melakukan sosialisasi waktu dekat pemilu. Berikan contoh yang mudah dipahami oleh pemilih pemula dan berikan pemahaman yang positif mengenai politik agar pemilih pemula tertarik terhadap politik, karena politik juga perlu dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan.
Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula Di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh) (M. Teguh Wibowo, Effendi Hasan) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 536 - 551
549
a Jurn
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 536 - 551 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a wa sis
lmia lI
FISIP DAFTAR PUSTAKA A. Buku Teks Ammirulloh Syarbini. 2012. Buku Pintar Pendidikan Karakter. Jakarta: Prima Pustaka. Anas Sudijono. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana. Listyarti, Retno dan Setiadi. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: .PT.Gelora Aksara Pratama. Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta: Prenada Media Group. Moleong, Lexy. J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rush, Michael. Dan Phillip Althoff. 2007. Pengantar Sosiologo Politik. Penerjemah Dr. Kartini Kartono. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. B. Makalah/Jurnal/Skripsi Hadikusumo, Kunaryo dkk. 2000. Pengantar pendidikan. Semarang: IKIP Semarang.
Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula Di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh) (M. Teguh Wibowo, Effendi Hasan) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 536 - 551
550
a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 536 - 551 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Sibli. 2011. Pengaruh
Lingkungan Keluarga Terhadap Kepribadian Anak.
Jakarta: Universitas Muhamadiyah Prof. Hamka.
C. Perundang-undangan Undang-undang No. 8 tahun 2012 tentang penyelenggaraan pemilihan umum Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan rakyat Daerah.
Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula Di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh) (M. Teguh Wibowo, Effendi Hasan) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 536 - 551
551