Financial Market Outlook: Financial Highlights 2013 Q1
FinancialMarket Update
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada
Tower Pertamina lt. 4 ruang 4.3 FEB UGM Jl. Humaniora No. 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281 +62274 548517 ext. 307
[email protected]
Tinjauan Ekonomi Makro dan Sektoral Indonesia: menariknya kekuatan ekonomi domestik dalam menopang kinerja pasar modal di 2013 (Laporan kuartal pertama). Di tengah melambatnya ekonomi dunia dan krisis Eropa yang belum berakhir, proyeksi ekonomi Indonesia pada tahun 2013 tetap prospektif untuk menciptakan lingkungan bisnis yang menguntungkan dibanding negara-negara lain. Pada kuartal pertama tahun 2013, diperkirakan perekonomian tumbuh di atas level 6% (yoy) dan tumbuh positif (qtq), yang masih ditopang oleh permintaan domestik. Dengan ekspektasi pertumbuhan PDB pada level tersebut pangsa pasar ekuitas diproyeksikan meningkat. Asosiasi positif antara kinerja ekuitas dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini dimungkinkan karena didukung oleh fundamental ekonomi yang bagus antara lain inflasi yang relatif stabil dan terkendali, suku bunga yang kompetitif, dan nilai tukar rupiah yang relatif stabil pada level fundamentalnya, serta dukungan perbankan yang makin kuat. Sampai dengan kuartal kedua tahun 2013 inflasi masih di bawah 6%. Secara umum, inflasi yang rendah dan terkendali menunjukkan inflasi yang tidak begejolak sehingga volatilitasnya relatif rendah. Kondisi ini masih memberikan keyakinan investor dan mengendalikan volatilitas pasar saham, serta berpotensi menjaga perolehan return positif dari ekuitas. Bertahannya BI rate memberikan dampak positif bagi pasar keuangan baik pasar saham maupun pasar obligasi dan sektor riil, yang berpotensi meningkatkan return karena kepastian imbal hasil. Seiring dengan BI rate, tren pergerakan suku bunga pasar uang sampai pada kuartal pertama 2013 ini masih cukup kondusif bagi pembiayaan sektor riil dan prospek positif bagi pasar keuangan saat ini dan kuartal depan. Indikasi pada likuiditas perekonomian bahwa kecendrungan tingkat pertumbuhan M1 yang lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas sektor riil sejalan dengan kinerja ekonomi domestik yang tumbuh di atas 6%. Relatif stabilnya nilai tukar rupiah yang bergerak sesuai dengan fundamentalnya diperkirakan berdampak positif terhadap profitabilitas perusahaan sehingga berpengaruh positif terhadap return saham. Selain itu, stabilitas nilai tukar juga berpotensi mengendalikan kenaikan imbal hasil surat berharga dan obligasi. Kondisi perekonomian domestik yang masih kondusif di tengah kondisi pasar keuangan global yang masih penuh dengan ketidakpastian mendorong berlanjutnya aliran masuk dana asing ke Indonesia, baik dalam bentuk portofolio maupun investasi asing langsung. Aliran dana asing dapat dipergunakan untuk pendanaan oleh calon emiten, yang pada akhirnya berguna untuk pengembangan sektor riil di Indonesia. Sementara aliran investasi asing langsung juga berkontribusi nyata dalam peningkatan aktivitas di sektor rill khususnya dalam pengembangan sektor industri.
Kegiatan usaha bank dalam penggalangan dana dan pembiayaan kredit yang meningkat diindikasikan oleh pertumbuhan aset, dana pihak ketiga, dan kesehatan perbankan yang memadai diantaranya Rasio Kecukupan Modal (CAR) jauh di atas level minimum 8%, Non Performing Loan (NPL gross) di bawah 5% dengan kecenderungan menurun, stabilitas net interest margin (NIM) dan return on asset (ROA). Pertumbuhan kredit konsumsi secara berkelanjutan mendukung permintaan domestik yang tinggi dalam menyokong pertumbuhan ekonomi domestik, di samping kredit investasi dan modal kerja dalam mendukung pembiayaan usaha sektor riil. Industri perbankan yang prospektif, yang diharapkan mendukung kinerja ekonomi domestik ke depan memberikan optimisme seiring dengan prospek positif pasar keuangan di Indonesia Laju pasar modal terus meningkat di kuartal pertama 2013 disebabkan karena masih terus mengalirnya dana asing. Bahwa kekuatan fundamental makro ekonomi yang merupakan berputarnya ekonomi domestik memberikan kekuatan sekaligus menariknya investor asing dalam mempertahankan kinerja portofolionya dengan mengalihkan dananya ke negara berkembang. Walaupun akhir tahun indeks banyak terkoreksi dan berjalan dengan pola sideways, namun justru hingga kuartal pertama ini indeks bergerak terus meningkat. Kami memprediksi hingga kuartal pertama ini indeks akan bergerak secara sideways dalam kisaran 4800-4950. Indeks ini akan dikawal dengan sentimen positif pengumuman laba perusahan. Indeks ini akan bergerak naik selama dana asing masih terus masuk ke Indonesia, walaupun rawan koreksi namun menariknya kekuatan ekonomi domestik masih memberikan tawaran manis untuk investor asing. Kami optimis indeks bisa tembus 5000 menuju kuartal kedua 2013. Kami memandang mayoritas sektor akan menanjak terus, kecuali pertambangan dan pertanian. Catatan bahwa kinerja ekonomi makro yang berasal dari ekonomi internal/domestik kian mengangkat sektor-sektor yang berkaitan langsung dengan sektor rumah tangga. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih didominasi oleh saham-saham sektor keuangan, infrastruktur dan barang konsumsi. Sektor-sektor yang masih menunggu sinyal pasar dunia meliputi sektor CPO dan pertambangan khususnya batubara. Sektor pertambangan akan bertumbuh secara moderat akibat kembalinya permintaan logam dasar dan batubara China, sedangkan CPO masih akan sulit untuk kembali baik melihat adanya aturan yang akan memperpanjang jalur birokrasi dalam eksplorasi lahan baru dan harga CPO dunia yang masih rendah.
© FinancialMarket Update 2013
FinancialMarket Update
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada
Daftar isi 1
4
6
8 10
11 11 12
13 14 14 15
Tinjauan Ekonomi Indonesia: Faktor Fundamental Makro yang Memberikan Prospek Pasar Keuangan di Awal Tahun Pertumbuhan Ekonomi Masih di Atas Level 6% Inflasi (Sejauh Ini) Masih Relatif Stabil dan Terkendali Suku Bunga Kebijakan: BI Rate Masih Bertahan Pasar Uang: Suku Bunga Cenderung Bergerak Relatif Stabil Likuiditas Perekonomian Nilai Tukar Cenderung Stabil dan pada Level Fundamendalnya Investasi Asing Kinerja Perbankan Tetap Sehat Aset, Dana Pihak Ketiga dan Kredit Tumbuh Positif Fungsi Intermediasi Perbankan Makin Kuat: LDR Perbankan yang Meningkat Kesehatan Perbankan yang Tetap Baik dan Stabil Optimisme Pasar Modal di Awal Tahun 2013 Sektor Pertambangan Batubara Logam Dasar Sektor Pertanian (Kelapa Sawit) Sektor Retail Sektor Manufaktur Industri Dasar: Semen Aneka Industri: Otomotif Industri Barang Konsumsi Sektor Property Sektor Keuangan (Bank) Sektor Utilitas (Telekomunikasi) Backbone Portfolio Analysis Pengantar Cara membaca
This work is licensed under the Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. To view a copy of this license, visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/3.0/ or send a letter to Creative Commons, 444 Castro Street, Suite 900, Mountain View, California, 94041, USA.
FinancialMarket Outlook 2013:Q1
Tinjauan Ekonomi Indonesia: Faktor Fundamental Makro yang Memberikan Prospek Pasar Keuangan di Awal Tahun 2013 Pertumbuhan Ekonomi Masih di Atas Level 6% Lingkungan bisnis di dalam negeri masih didukung oleh kinerja ekonomi yang cukup baik ditinjau dari pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,23%. Pertumbuhan tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,98% dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,49%. Meskipun sedikit di bawah angka perkiraan awal, namun pertumbuhan ini masih relatif tinggi di atas 6% dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi negara-negara tetangga dan negara-negara maju. Ekonom Senior Bank UBS, Edward Teather mengatakan bahwa Indonesia telah mampu mengatasi krisis ekonomi yang terjadi baru-baru ini dan mencatat tren kenaikan PDB lebih baik dibandingkan negara tetangga. Performa PDB Indonesia berada di atas negara-negara lain dan Indonesia berhasil mengatasi krisis. Keberhasilan ini didukung oleh iklim usaha Indonesia yang membaik. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan lingkungan global saat ini memberikan prospek yang baik terhadap kondisi perekonomian nasional, karena mampu mempertahankan angka pertumbuhan ekonomi di atas enam persen
Di tengah melambatnya ekonomi dunia dan krisis Eropa yang belum berakhir, proyeksi ekonomi Indonesia pada tahun 2013 ini tetap prospektif untuk menciptakan lingkungan bisnis yang menguntungkan dibanding negara-negara lain. Pada kuartal pertama tahun 2013, diperkirakan perekonomian tumbuh di atas level 6% (yoy) dan tumbuh positif (qtq), yang masih ditopang oleh permintaan domestik. Pada kuartal kedua, pertumbuhan ekonomi di atas level 6% (yoy) masih berlanjut, dan tren meningkat untuk pertumbuhan qtq.
Kinerja ekonomi Indonesia yang lebih baik dan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada level di atas 6% diperkirakan tetap menguntungkan karena pangsa pasar ekuitas adalah forward looking. Dengan pertumbuhan PDB diekspektasi pada level yang relatif tinggi dengan dasar kinerja ekonomi historis yang lebih baik tersebut, pangsa pasar ekuitas diproyeksikan juga meningkat. Asosiasi positif antara kinerja ekuitas dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini dimungkinkan karena didukung oleh suku bunga yang rendah. Pendapatan perusahaan agregat tumbuh seiring dengan PDB. Pendapatan agregat tersebut mendorong pertumbuhan EPS dan pada gilirannya mendorong harga ekuitas. Inflasi (Sejauh Ini) Masih Relatif Stabil dan Terkendali Inflasi Indonesia pada akhir-akhir ini terjadi pada level yang rendah dan relatif terkendali. Selama dua tahun terakhir inflasi berada pada level di bawah 6%. Meskipun ada kecenderungan sedikit meningkat memasuki tahun 2013, diperkirakan sampai dengan kuartal kedua inflasi masih di bawah 6%.
Kenaikan inflasi pada awal tahun di kuartal pertama diperkirakan oleh kemungkinan efek beberapa harga pangan yang regulasi impornya terganggu sehingga harga buah dan daging menjadi mahal. Selain itu distribusi beberapa komoditas yang terganggu dan banjir juga menyebabkan kenaikan harga. Menurut Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia faktor-faktor ini diperkirakan hanya bersifat temporer. Namun demikian kenaikan bertahap tarif dasar listrik lambat laun akan berdampak pada kenaikan harga
1 © FinancialMarket Update 2013
FinancialMarket Update Gambar 1. Pertumbuhan PDB Indonesia yoy dan qtq,
Gambar 2. Perkembangan Inflasi Indonesia
Sumber: Badan Pusat Statistik
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia
terutama akan terasa pada kuartal kedua yang diperkirakan memberikan kontribusi pada peningkatan inflasinya. Dampak ini dapat terjadi karena kenaikan harga jual produk manufaktur sebagai upaya menutupi kenaikan biaya produksi. Namun demikian inflasi yang diperkirakan terjadi secara umum masih berada pada level rendah dan terkendali yang berada pada kisaran inflasi targetnya sampai pada kuartal kedua.
Secara umum, inflasi yang rendah dan terkendali menunjukkan inflasi yang tidak begejolak sehingga volatilitasnya relatif rendah. Menurut laporan Bank Indonesia, hal ini didukung oleh rendahnya inflasi volatile foods dan adminstered prices, serta terkendalinya inflasi inti dengan rendahnya imported inflation sejalan dengan penurunan harga energi dan pangan global, terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah, menurunnnya ekspektasi inflasi dan respon sisi penawaran yang memadai. Kondisi inflasi yang masih terkendali bisa memberikan keyakinan investor dan mengendalikan volatilitas pasar saham, serta berpotensi menjaga perolehan return positif dari ekuitas. Dengan inflasi yang rendah dan relatif stabil, return riil dari pasar saham juga terjaga nilainya sehingga berdampak positif bagi investor. Bagi bank sentral, inflasi yang rendah dan terkendali memungkinkan bank sentral mempertahankan suku bunga jangka pendek untuk sementara waktu, sehingga kredit masih bisa tumbuh dan bagi pasar obligasi juga lebih menguntungkan. Kondisi ini menjadi faktor yang dapat mengendalikan peningkatan expected yields sehingga mencegah penurunan harga obligasi. Karena itu hal ini tidak akan berpotensi mengurangi nilai principal payment, sehingga inflasi yang rendah dan masih terkendali memberikan keuntungan bagi pemegang obligasi. Suku Bunga Kebijakan: BI Rate Masih Bertahan Suku bunga kebijakan BI rate sampai dengan kuartal pertama 2013 diperkirakan masih bertahan pada level 5,75%. Keputusan Bank Indonesia berdasarkan kondisi yang masih konsisten dengan tekanan inflasi yang terkendali sesuai dengan sasaran inflasi 2013 dan 2014 sebesar 3,5-5,5 persen
Bertahannya suku bunga ini memberikan dampak positif bagi pasar keuangan baik pasar saham maupun pasar obligasi dan sektor riil. Suku bunga yang stabil ini akan berpengaruh positif pada suku bunga jangka pendek dan suku bunga jangka panjang yang cenderung stabil dan sedikit menurun, berdampak positif pada imbal hasil yang
2 FinancialMarket Outlook 2013:Q1
Gambar 4. Perkembangan Suku Bunga di Indonesia
Gambar 3. Perkembangan BI Rate (%) di Indonesia,
Sumber: Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
relatif stabil dan berpotensi meningkatkan return bagi pemegang surat berharga dan obligasi jika imbal hasil tidak meningkat dan bisa memperbaiki harga. Terjaganya suku bunga yang rendah di pasar uang karena kendali BI rate berdampak positif terhadap pertumbuhan kredit untuk sektor riil sejalan dengan akselerasi pertumbuhan ekonomi yang menjaga pertumbuhan di atas 6%. Pasar Uang: Suku Bunga Cenderung Bergerak Relatif Stabil Pola pergerakan suku bunga PUAB secara umum diikuti oleh suku bunga kredit dan simpanan. Suku bunga di pasar uang sejak tahun 2008 cenderung bergerak menurun khususnya suku bunga kredit baik kredit investasi, kredit modal kerja maupun kredit investasi. Untuk suku bunga PUAB dan suku bungan pinjaman sejak tahun 2012 cederung sedikit meningkat, sehingga spread suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan berkurang.
Suku bunga kredit diperkirakan masih mungkin untuk turun sampai dengan kuartal pertama pada kisaran 11 – 14% untuk semua jenis kredit. Hal ini sejalan dengan perbaikan efisiensi operasional perbankan dan efisiensi penyaluran dana perbankan. Sementara itu suku bunga PUAB dan suku bunga simpanan diperkirakan melanjutkan tren peningkatan meskipun dalam angka yang kecil dan masih bergerak pada kisaran 4%-an untuk suku bunga PUAB dan mendekati 6% untuk suku bunga deposito 1 bulan.
Selama tahun 2012 penurunan suku bunga PUAB seiring dengan kinerja pasar saham dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang mencatat pertumbuhan positif yang didukung dengan fundamental ekonomi domestik yang kuat dan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Tren pergerakan suku bunga pasar uang sampai pada kuartal pertama 2013 ini masih cukup kondusif bagi pembiayaan sektor riil dan prospek positif bagi pasar keuangan saat ini dan kuartal depan.
3 © FinancialMarket Update 2013
FinancialMarket Update Likuiditas Perekonomian Kurs USD IDR
Pertumbuhan jumlah uang beredar relatif fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Sejak pertengahan tahun 2012 pertumbuhan M1 dan M2 mengalami penurunan, namun masih dalam tingkat pertumbuhan di atas 10%. Tingkat pertumbuhan M1 sejak akhir tahun 2010 lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan M2 dan menurut perkiraan kecenderungan ini terjadi sampai kuartal pertama 2013. Kondisi ini mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas sektor riil sejalan dengan kinerja ekonomi domestik yang tumbuh di atas 6%
Sampai dengan kuartal kedua 2013, jumlah uang beredar baik M1 maupun M2 terus meningkat dengan perkiraan pertumbuhan di atas 10%. Untuk kuartal pertama, tingkat Kurs JPY IDR
pertumbuhan M1 diperkirakan masih lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan M2. Hal ini mengindikasikan bahwa sampai dengan kuartal pertama 2013 aktivitas sektor riil tetap tinggi untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 6% seiring dengan prospek pasar saham dan pasar obligasi yang positif. Nilai Tukar Cenderung Stabil dan pada Level Fundamendalnya Pergerakan nilai tukar rupiah dalam beberapa tahun terkahir cenderung relatif stabil, meskipun dengan kecenderungan depresiasi namun dengan intensitas yang rendah. Nilai tukar rupiah memasuki kuartal keempat 2012 menjadi relatif stabil dengan intensitas depresiasi yang makin berkurang untuk Rupiah terhadap Dollar AS. Kurs Euro IDR
Sementara untuk Rupiah terhadap Yen Jepang mengalami apresiasi. Kondisi ini sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan tingkat fundamentalnya dan membaiknya neraca pembayaran Indonesia.
Pergerakan nilai tukar rupiah yang relatif stabil dengan depresiasi yang makin berkurang diperkirakan berlanjut sampai dengan kuartal pertama 2013. Kecenderungan ini didukung dengan kinerja ekonomi eksternal yang membaik, di antaranya adalah tetap surplusnya neraca pembayaran Indonesia dan meningkatnya investasi asing. Relatif stabilnya nilai tukar rupiah yang bergerak sesuai dengan fundamentalnya diperkirakan berdampak positif terhadap profitabilitas perusahaan sehingga berpengaruh positif terhadap return saham. Selain itu stabilitas nilai tukar juga berpotensi mengendalikan kenaikan imbal hasil surat berharga dan obligasi. Karena itu stabilitas nilai tukar ini memberikan prospek positif bagi pasar saham domestik. Gambar 5. Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar di Indonesia
Gambar 6. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah
Sumber: Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
4 FinancialMarket Outlook 2013:Q1
Investasi Asing
Gambar 7. Perkembangan Investasi Asing di Indonesia
Di tengah krisis global yang masih berlangsung, investasi asing langsung yang masuk ke Indonesia mengalami peningkatan terutama pada kuartal ketiga 2012 dan pada level yang tinggi pada kuartal ketiga dan keempat 2012. Dibandingkan dengan investasi portofolio, investasi asing langsung relatif tidak fluktuatif dan lebih tinggi jumlahnya dalam tiga tahun terakhir.
Peningkatan investasi asing didorong oleh persepsi positif investor asing terhadap prospek Sumber: Bank Indonesia
ekonomi Indonesia yang memiliki kinerja sektor riil dan fundamental ekonomi makro yang baik, di antaranya inflasi yang rendah dan stabil, nilai tukar yang relatif stabil, suku bunga pasar yang kompetitif. Kondisi perekonomian domestik yang masih kondusif di tengah kondisi pasar keuangan global yang masih penuh dengan ketidakpastian mendorong berlanjutnya aliran masuk dana asing ke Indonesia, baik dalam bentuk portofolio maupun investasi asing langsung. Bahkan menurut Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rahmat Waluyanto bahwa fundamental ekonomi Indonesia yang masih dalam prospek positif membuat nilai beli bersih investor asing pun tidak hanya terjadi pada investasi asing langsung dan portofolio di pasar saham namun juga di pasar surat utang.
Aliran dana investasi asing diperkirakan masih berlanjut sampai pada kuartal pertama dan kedua 2013 terutama dari investasi asing langsung. Hal ini karena investor masih memilih Indonesia sebagai lokasi menanamkan investasinya akibat sentimen global yang masih kurang prospektif dan
masalah di Amerika Serikat dan Eropa yang
memerlukan waktu perbaikan cukup lama.
Aliran dana asing dapat dipergunakan oleh calon emiten untuk pendanaan yang efek dominonya berguna untuk pengembangan sektor riil di Indonesia. Sementara aliran investasi asing langsung juga berkontribusi nyata dalam peningkatan aktivitas di sektor rill khususnya dalam pengembangan sektor industri.
Ke depan pasar keuangan di Indonesia diperkirakan tetap tumbuh di tengah gejolak ekonomi global yang masih akan berlangsung. Krisis ekonomi yang masih melanda Eropa dan Amerika membuat investor akan tetap mengalihkan investasinya ke negaranegara berkembang, seperti Indonesia, yang fundamental ekonominya relatif bagus dibandingkan negara-negara emerging market lainnya. Menurut Rahmat Waluyanto, net buy di pasar saham dan pasar surat berharga saat ini cenderung tinggi. Selain itu, capital inflow juga terus tumbuh secara positif. OJK akan mendorong pemanfaatan capital inflow agar semakin baik, seperti mendorong perusahaan untuk melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO), emisi obligasi, dan mendorong emiten mendiversifikasi instrumen lebih banyak agar semakin beragam
5 © FinancialMarket Update 2013
FinancialMarket Update Kinerja Perbankan Tetap Sehat Aset, Dana Pihak Ketiga dan Kredit Tumbuh Positif Kinerja ekonomi domestik tidak terlepas pula oleh dukungan perbankan nasional. Perbankan yang sehat selama ini telah mendukung pertumbuhan ekonomi domestik melalui pembiayaan sektor riil. Kemampuan pembiayaan kredit oleh perbankan yang meningkat didukung oleh pertumbuhan aset dan dana pihak ketiga.
Selama tahun 2012, perbankan mengalami pertumbuhan aset secara terus menerus jika diperhitungkan dari bulan ke bulan. Demikian pula, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun juga meningkat. Pertumbuhan dari aset dan dana pihak ketiga ini mampu mendukung kemampuan bank menyalurkan kreditnya ke sektor riil. Kredit yang diberikan bank selama tahun 2012 meningkat diukur dari pertumbuhannya. Hubungan ketiga faktor tersebut terlihat pada pola pertumbuhan dari bulan ke bulan antara aset, DPK, dan kredit dengan pergerakan yang mirip. Pertumbuhan aset, DPK, dan kredit secara keseluruhan mengindikasikan sektor riil yang berkembang yang berpotensi menciptakan permintaan kredit bank baik kredit investasi, modal kerja, maupun investasi seiring dengan pertumbuhan di pasar keuangan di Indonesia. Perkembangan ini diperkirakan masih berlanjut pada kuartal pertama 2013.
Kredit perbankan pada tahun 2011 dan 2011 mengalami peringkatan yang mantap diukur dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi pada tingkat di sekitar 19% - 40%. Pada akhir tahun 2012 kredit modal kerja mengalami tren peningkatan, sementara kredit investasi mengalami penurunan namun dalam tingkat yang lebih tinggi daripada kredit modal kerja. Tren penurunan pertumbuhan kredit investasi dan kenaikan pertumbuhan kredit modal kerja diperkirakan masih berlanjut pada akhir kuartal pertama 2013. Kredit konsumsi juga mengalami peningkatan yang konsisten dengan pertumbuhan yang relatif stabil pada tingkat yang mendekati 20%. Kecenderungan ini diperkirakan juga akan berlangsung sampai pada kuartal pertama 2013. Pertumbuhan kredit konsumsi ini secara berkelanjutan mendukung permintaan domestik yang tinggi dalam menyokong pertumbuhan ekonomi domestik, di samping kredit investasi dan modal kerja dalam mendukung pembiayaan usaha sektor riil. Fungsi Intermediasi Perbankan Makin Kuat: LDR Perbankan yang Meningkat Meningkatnya kemampuan perbankan memberikan kredit dengan sumber pembiayaan salah satunya dari DPK yang digalang perbankan, mengindikasikan mengingkatnya fungsi intermediasi perbankan dengan ukuran LDR yang meningkat. Lingkungan dan Gamba 8 . Pertumbuhan Aset, Dana Pihak Ketiga, dan Kredit Perbankan
Sumber: Bank Indonesia
6 FinancialMarket Outlook 2013:Q1
Gambar 9. Pertumbuhan Kredit Perbankan Menurut Jenisnya
Sumber: Bank Indonesia
Gambar 10. Perkembangan Loan to Deposit Ratio Perbankan
Gambar 11. Perkembangan Rasio Kecukupan Modal Perbankan (CAR,%),
Sumber: Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
Gambar 12. Perkembangan Kinerja Perbankan
Gambar 13. Harga Minyak Mentah Dunia
Sumber: Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
iklim investasi yang kondusif karena didukung oleh fundamental ekonomi yang bagus dan ekspektasi positif mengenai perkembangan bisnis mendorong perbankan untuk meningkatkan pemberian kredit kepada sektor riil.
Kemampuan yang meningkat dalam menggalang dan menyalurkan dana oleh perbankan terlihat pada LDR yang meningkat pada tahun 2012 menjadi 84%. Tren ini akan berlanjut pada kuartal pertama 2013 seiring dengan tetap kondusifnya iklim investasi di Indonesia dan persepsi positif investor terhadap perekonomian domestik. Kesehatan Perbankan yang Tetap Baik dan Stabil Peningkatan ukuran kemampuan usaha perbankan terutama dalam menggalang dan menyalurkan kredit tidak lepas dari dukungan kesehatan bank yang baik. Salah satu ukurannya adalah rasio kecukupan modal. Selama tahun 2012 rasio kecukupan modal (CAR) berada pada kisaran 17% - 18%-an yang jauh lebih tinggi dari level minimum 8%. Indikator lainnya adalah terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL gross) di bawah 5% dengan kecenderungan menurun pada akhir tahun 2012. Kinerja dan kesehatan perbankan yang tetap baik ini didukung pula oleh stabilitas net interest margin (NIM) dan return on asset (ROA) yang dibukukan perbankan selama tahun 2012. Industri perbankan yang prospektif, yang diharapkan mendukung kinerja ekonomi domestik ke depan memberikan optimisme seiring dengan prospek positif pasar keuangan di Indonesia, tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian dan kewaspadaan dini dalam memberikan kreditnya bagi perbankan atas situasi yang mungkin mendadak terjadi.
7 © FinancialMarket Update 2013
FinancialMarket Update Optimisme Pasar Modal di Awal Tahun 2013 Awal tahun 2013 merupakan geliat pasar modal Indonesia yang indeks Terus Mencetak
Gambar 17. Komposisi pasar modal 2013 Kuartal pertama
Rekor Baru hampir merata di seluruh sektor. Hingga akhir Februari 2013 Indeks masih terus terangkat, namun hanya sektor pertambangan saja yang kinerjanya tidak memuaskan. Indeks terangkat terutama dengan kembalinya sektor perbankan yang meningkat, ditambah dengan
meningkatnya pula sektor-sektor dengan nilai
kapitalisasi besar seperti infrastruktur, industri dasar dan kimia, dan barang konsumsi. Dengan prestasi awal tahun ini nilai kapitalisasi pasar ini melonjak dari 403 Milyar USD menjadi 446 Milyar USD.
Berbagai macam isu kekhawatiran akhir tahun 2012 nampaknya direspon berbeda. Animo investasi yang masih kian tinggi baik domestik maupun asing memberikan angin segar bagi pasar modal di kuartal pertama. Bank Indonesia nampaknya masih akan mempertahankan suku bunga acuan di 5,75% dan pemerintah belum menaikan BBM. Penundaan kenaikan harga LPG 12kg juga masih akan menahan laju inflasi akan tetap stabil. Harga minyak dunia yang masih bergerak dalam kisaran 105 – 115 USD/barrel dan dengan perubahan harian yang relatif stabil membuat pemerintah masih mudah dalam memprediksi anggaran untuk subsidinya.
Walaupun kenyataan 2012 bahwa krisis Eropa belum berakhir dan sudah mulai berdampak pada menurunnya sejumlah ROE sektor bisnis, namun laju motor penggerak ekonomi yang berasal dari sisi konsumsi rumah tangga masih mampu menahan tekanan. Kami memandang bahwa hal-hal lain dianggap tetap maka IHSG kami optimis dapat mencapai 5000 dalam tahun ini. Walaupun indeks masih terus ditarik kebawah oleh sektor pertambangan khususnya batubara. Sektor lain yang perlu dicermati adalah CPO yang masih kami pandang menunggu cerahnya pasar CPO dunia.
Perlu diwaspadai rupiah yang terus melemah terhadap USD dapat menekan sisi konsumsi terhadap barang-barang impor. Sektor retail dan perdagangan besar dapat terkena dampaknya akibat menurunnya sisi permintaan yang akan menurunkan volume penjualan. Sektor lain yang mungkin terkena dampaknya adalah industri farmasi yang masih sebagian besar bahan baku obat Indonesia masih impor. Namun kami memandang pelemahan ini masih berada nilai fundamentalnya akibat dari defisit neraca perdagangan Indonesia yang menyebabkan tingginya permintaan USD dalam negeri. Sejalan dengan hal ini penguatan rupiah akan kembali terjadi, jika permintaan impor China kembali meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi China, terutama dari output sektor pertambangan logam dasar. Gambar 14. Kinerja Index (2012, ytd)
Sumber: Bloomberg
8 FinancialMarket Outlook 2013:Q1
Gambar 15. Kapitalisasi Pasar 2003-2013 (Maret)
Sumber: Bloomberg
Seiring dengan tekanan pada sektor bisnis yang menurunkan tingkat pengembalian di 2012, namun optimisme di kuartal pertama 2013 menunjukan adanya peningkatan. Di sektor primer terutama pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan diperkirakan akan meningkat. Tercatat pada kuartal keempat 2012 indeks tendensi bisnis masih berada dibawah angka 100 yang menunjukan pesimisme pada sektor ini, namun pada kuartal pertama tahun ini diestimasi akan meningkat hingga 110.98. Secara rata-rata sektor bisnis mengarah pada persepsi untuk stagnan di 2013, angka-angka menunjukan peningkatan namun angka tersebut tidak melebihi angka pada 2012. Peningkatan indeks persepsi juga masih berlangsung pada pada pertambangan yang melambat membaik dari tahun 2011. Sektor-sektor dengan persepsi diatas rata-rata mayoritas berada pada sektor tersier, yaitu pada sektor keuangan, properti dan jasa perusahaan, serta pada sektor jasa-jasa lainnya. Pada sektor sekunder Gambar 16. Indeks Tendensi Bisnis
Sumber: Badan Pusat Statistik
Tabel 1. Kinerja Antar Indeks
Gambar 18. Kinerja Index 2012 - Maret 2013 (ytd)
Sumber: Bloomberg, diolah
9 © FinancialMarket Update 2013
FinancialMarket Update Sektor Pertambangan Batubara Sepanjang 2012 bahwa sektor batubara memberikan kinerja
Gambar 19. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor pertambangan (batubara),
yang buruk, sektor ini masih memberikan nilai yang sepanjang tahun dibawah tingkat pengembalian pasar. Saham-saham berkapitalisasi besar juga relatif masih bergerak dalam volatilitas 2,3%. Namun sejumlah pihak masih optimis kondisi ini akan membaik di 2013 ditengah tekanan harga batubara dunia yang masih terus tergerus. Optimisme ini berasal dari perusahaanperusahaan besar yang masih mampu memenuhi permintaan ekspor dan bahkan diprediksi ekspor akan mampu tumbuh 4%.
Optimisme pertumbuhan volume produksi tambang batubara ini akibat terus meningkatnya konsumsi batubara sebagai komoditas energi. Saat ini tercatat konsumen terbesar batubara adalah
Sumber: Bloomberg, diolah
China dan India, yang secara total konsumsinya hampir mendekati seluruh konsumsi batubara dunia. Namun hal ini kami pandang tidak cukup untuk mengangkat sektor ini. Adanya peraturan baru yang saat ini melibatkan pemerintah daerah, dianggap justru berpotensi dapat menghambat izin explorasi tambang.
Kami memprediksi sektor ini masih tetap bergerak
stagnan dibawah return pasar.
Logam Dasar Gambar 20. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor pertambangan (logam dasar),
Kembali beberapa lembaga pendanaan dunia memangkas pertumbuhan kuartal pertama beberapa negara besar seperti US, Jepang dan China. Sebagai konsumen utama bahan baku metal, proyeksi perlambatan ekonomi dapat menekan harga komoditas metal dasar lebih jauh lagi. Nampaknya isu perlambatan ekonomi dunia akibat resesi zona euro masih menjadi isu sentral dalam industri manufaktur yang menyebabkan turunnya permintaan atas komoditas metal dasar. Walaupun demikian pertumbuhan ekonomi China tetap tumbuh lebih baik dari kuartal keempat 2012 dan hal ini akan memberikan kembalinya permintaan logam dasar China yang selama ini masih dipandang menjadi penyebab tertekannya kinerja sektor metal dasar. Selama 2012 ytd pergerakan saham-saham sektor metal dasar secara relatif kinerjanya masih berada dibawah return pasar.
Namun kami masih berharap pada tahun ini sektor metal dasar dapat berkinerja baik namun hanya secara rata-rata saja. Beberapa komoditas metal yang diprediksi akan meningkat adalah komoditas nikel dan timah. Nikel masih mengharapkan dari permintaan China yang kemungkinan akan kembali meningkat, namun sepertinya permintaan dari zona euro belum membaik. Sedangkan komoditas timah setidaknya akan mengalami kekurangan pasokan sejalan adanya peraturan pembatasan ekspor tingkat kemurnian produk timah.
10 FinancialMarket Outlook 2013:Q1
Sumber: Bloomberg, diolah
Sektor Pertanian (Kelapa Sawit) Perubahan curah hujan dan cuaca menurut sumber Bank
Gambar 21. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor pertanian
Indonesia tidak akan berdampak pada perkebunan cpo. Produksi cpo ditargetkan akan terus dapat bertumbuh seiring adanya perluasan kawasan produksi di tahun 2013. Tercatat hingga saat ini cadangan lahan tersisa 2,8 juta hektar, namun dilihat dari realisasinya pada tahun ini agaknya akan sulit memberikan kontribusi pada pertambahan output produksi cpo. Sejumlah hambatan produksi pun dikemukakan oleh asosiasi sawit antara lain adalah adanya penundaan peraturan perluasan lahan baru dan tanaman produksi yang berumur lebih dari 25 tahun sulit untuk mengangkat sektor kelapa sawit untuk bertumbuh. Sumber: Bloomberg, diolah
Walaupun dari survey tendensi bisnis menunjukan adanya optimisme pada tahun 2013 namun dalam perspektif sektor usaha hal ini kami pandang belum cukup mampu untuk memberikan pertumbuhan yang berarti, apalagi kondisi awal 2013 nilai jual CPO dunia masih dalam kondisi trend menurun.
Sektor Retail Indeks keyakinan konsumen diprediksi pada kuartal pertama 2013 ini masih memberikan optimisme. Hasil dari positifnya ekonomi Indonesia yang meningkatkan pendapatan rumah tangga, stabil dan terjaganya tingkat inflasi yang menyebabkan rendahnya pengaruh inflasi terhadap konsumsi dan peningkatan konsumsi terhadap beberapa komoditi makanan dan bukan makanan meningkatkan optimisme konsumen. Sejalan dengan membaiknya ekonomi, peningkatan pendapatan kelompok masyarakat menengah menyebabkan peningkatan konsumsi ini. Dominannya konsumsi domestik merupakan kekuatan ekonomi internal yang mampu mengangkat indeks. Kehadiran peningkatan pemberian kredit dari perbankan untuk pinjaman ritel juga menjadi katalisator bagi peningkatan konsumsi masyarakat akan kebutuhan rumah tangga (pribadi). Kucuran pinjaman usaha juga ikut menggarap sektor ini. Faktanya, dengan semakin bertumbuhnya swalayan-swalayan pengecer waralaba merupakan akibat dari intervensi perbankan dari sisi modal usaha bagi pengecer, dan tingginya tingkat konsumsi kebutuhan rumah tangga memberikan peningkatan permintaan akan komoditas tersebut. Namun perlu diwaspadai adanya penurunan pendapatan perusahaan-perusahaan pengecer besar pada barang-barang konsumsi impor yang merupakan akibat adanya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD. Gambar 22. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor retail
Gambar 23. Jumlah pemberian nilai pinjaman konsumsi, 2013 (yoy)
Sumber: Bloomberg, diolah
Sumber: Bloomberg, diolah
11 © FinancialMarket Update 2013
FinancialMarket Update Sektor Manufaktur Industri Barang Konsumsi Data dari Kemenperin memproyeksikan kapasitas terpasang industri semen akan
Gambar 25. Jumlah posisi pinjaman modal kerja pada UKM berdasarkan klasifikasi usaha
tumbuh menjadi 65,860 di tahun 2013, dari sebelumnya 60,570. Derasnya permintaan dari sektor properti dan infrastruktur tahun 2012 menyebabkan sektor ini mendapatkan peningkatan volume penjualan yang signifikan. Peningkatan penjualan ini merupakan hasil dari bertumbuhnya sektor properti, perumahan dan pembangunan infrastruktur. Peningkatan konsumsi semen dari sektor-sektor tersebut masih kuat kami memandang kinerja industri semen ini masih akan menikmati dari peningkatan permintaan dari kelanjutan penguatan sektor properti dan infrastruktur. Peningkatan permintaan ini masih akan berlanjut seiring dengan realisasi proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol dan pemekaran bandara. Pembangunan pusat-pusat perbelanjaan di area sub-urban Jakarta juga dinilai ikut memberikan peningkatan permintaan semen. Industri dasar ini juga mulai dilirik oleh investor-investor luar yang meningkatkan arus aliran penanaman modal asing pada sektor ini. Beberapa
Sumber: Bank Indonesia, diolah
infrastruktur pengolahan baru juga dibangun pada 2012 seperti Tuban IV dan Tonasa V dipandang dapat memenuhi kebutuhan semen domestik dan ekspor. Gambar 24. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor manufaktur (Industri Barang Konsumsi
Gambar 26. Posisi Pinjaman UKM pada bank umum konvensional
Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bloomberg, diolah
Aneka Industri : Otomotif Pada tahun 2012 volume penjualan kendaraan melonjak sebesar 25%. Lonjakan yang disebabkan oleh meningkatnya pendapatan rumah tangga dan rendahnya suku bunga pinjaman ritel menyebabkan tingginya permintaan
akan kendaraan berjenis 2
penggerak roda ini merupakan indiskasi konsumsi rumah tangga yang mencapai 66,2% dari total penjualan yang 52,2%-nya merupakan kendaraan bermesin dengan kapasitas dibawah 1500cc. Beralihnya pengguna kendaraan roda dua menjadi roda empat ini merupakan akibat dari kemudahan dalam pemberian kredit pembelian kendaraan Gambar 27. Total penjualan kendaraan bermotor roda empat
Gambar 28. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor manufaktur (otomotif)
Sumber: Gaikindo, diolah
Sumber: Bloomberg, diolah
12 FinancialMarket Outlook 2013:Q1
Industri Dasar: Semen Data dari Kemenperin memproyeksikan kapasitas terpasang
Gambar 30. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor manufaktur (industri dasar: semen)
industri semen akan tumbuh menjadi 65,860 di tahun 2013, dari sebelumnya 60,570. Derasnya permintaan dari sektor properti dan infrastruktur tahun 2012 menyebabkan sektor ini mendapatkan peningkatan volume penjualan yang signifikan. Peningkatan penjualan ini merupakan hasil dari bertumbuhnya sektor properti, perumahan dan pembangunan infrastruktur. Peningkatan konsumsi semen dari sektor-sektor tersebut masih kuat kami memandang kinerja industri semen ini masih akan menikmati dari peningkatan permintaan dari kelanjutan penguatan sektor properti dan infrastruktur. Peningkatan permintaan ini masih akan berlanjut seiring dengan realisasi proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol dan pemekaran Sumber: Bloomberg, diolah
bandara. Pembangunan pusat-pusat perbelanjaan di area suburban Jakarta juga dinilai ikut memberikan peningkatan permintaan semen. Industri dasar ini juga mulai dilirik oleh investor-investor luar yang meningkatkan arus aliran penanaman modal asing pada sektor ini. Beberapa infrastruktur pengolahan baru juga dibangun pada 2012 seperti Tuban IV dan Tonasa V dipandang dapat memenuhi kebutuhan semen domestik dan ekspor.
Sektor Property Sektor yang menjadi primadona di 2012 ini, sejak awal 2013 masih memberikan nilai rapor terbaiknya. Hingga 1 Maret 2013 kembali mencetak beberapa rekor baru yang mendongkrak IHSG. Kinerja sektor property ini didukung dengan meningkatnya kemampuan pendapatan rumah tangga yang menyebabkan tingginya permintaan atas tempat tinggal. Tingginya permintaan ruang perkantoran juga berasal dari kegiatan sektor usaha di Jakarta yang meningkat menjadi 350 ribu m2 dari 300 ribu m2. Pada 2013 diprediksi permintaan untuk ruang perkantoran di kawasan sentra bisnis Jakarta juga meningkat, dan ketersediaan lahan masih mencukupi untuk beberapa tahun
Gambar 31. Jumlah nilai pinjaman properti yang diberikan oleh bank secara keseluruhan
kedepan. Penyaluran kredit properti dari sektor perbankan juga memberikan andil. Tercatat kredit properti tumbuh 24% (yoy). Dari angka tersebut secara rata-rata di tahun 2012 paling banyak adalah disalurkan pada produk kredit pemilikan rumah dan apartemen. Kami memandang selama perekonomian makro tidak terjadi perlambatan, sektor ini akan tetap berkinerja baik. Gambar 30. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor properti
Sumber: Bank Indonesia
Gambar 32. Rata-rata pemberian pinjaman properti pada tahun 2012
Sumber: Bloomberg, diolah
Sumber: Bank Indonesia
13 © FinancialMarket Update 2013
FinancialMarket Update Sektor Keuangan (Bank) Gambar 33. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor keuangan (perbankan)
Perubahan curah hujan dan cuaca menurut sumber Bank Indonesia tidak akan berdampak pada perkebunan cpo. Produksi cpo ditargetkan akan terus dapat bertumbuh seiring adanya perluasan kawasan produksi di tahun 2013. Tercatat hingga saat ini cadangan lahan tersisa 2,8 juta hektar, namun dilihat dari realisasinya pada tahun ini agaknya akan sulit memberikan kontribusi pada pertambahan output produksi cpo. Sejumlah hambatan produksi pun dikemukakan oleh asosiasi sawit antara lain adalah adanya penundaan peraturan perluasan lahan baru dan tanaman produksi yang berumur lebih dari 25 tahun sulit untuk mengangkat sektor kelapa sawit untuk bertumbuh. Walaupun dari survey tendensi bisnis menunjukan adanya optimisme pada tahun 2013 namun dalam perspektif sektor
Sumber: Bloomberg, diolah
usaha hal ini kami pandang belum cukup mampu untuk memberikan pertumbuhan yang berarti, apalagi kondisi awal 2013 nilai jual CPO dunia masih dalam kondisi trend menurun.
Sektor Utilitas (Telekomunikasi) Walaupun sektor infrastruktur dan telekomunikasi memberikan sokongan terbesar pada PDB, namun kondisi industri telekomunikasi banyak yang percaya sudah menjadi laut merah. Persaingan yang ketat dan perang harga yang sudah terjadi ikut menggerus pertumbuhan laba perusahaan-perusahaan di sektor ini. Namun harapan di 2013 masih ada, bahwa konsumen dari sektor ini yang cenderung beralih kepada konsumsi paket data memberikan angin segar di tengah tekanan persaingan antar operartor telekomunikasi. Beberapa strategi yang diterapkan sebagai perluasan jaringan 3G telah digalakan, seperti bekerja sama dengan produsen perangkat keras dengan membuat bundling produk, hingga perbaikan kualitas layanan dengan mengusung teknologi yang dapat mendukung handset smartphone dan tablet pc. Dalam industri ini perlu diwaspadai pula masih adanya ketidakpastian hukum mengenai konten dari value added service (VAS) industri ini. Regulasi pesan singkat (sms broadcast dan pesan premium) yang masih mengambang sehingga masih memberi ganjalan untuk pengembangan produk berbasis paket data ini. Realisasi tahun 2012 walaupun pendapatan meningkat namun tekanan industri seluler sudah berdampak pada beban keuangan operator layanan telekomunikasi. Pertumbuhan laba bersih dua operator besar seperti Indosat Tbk. (ISAT) dan XL Axiata (EXCL) terpangkas pertumbuhannya. Kami memandang bahwa industri ini membutuhkan stimulus dari pemerintah mengenai percepatan revisi layanan konten pesan singkat karena konsumsi layanan selular mulai bergeser dari layanan pesan suara dan pesan singkat kepada konsumsi paket data.
Gambar 34. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor Utilitas (Telekomunikasi)
Sumber: Bloomberg, diolah
Gambar 35. Total pendapatan per tahun (yoy) operator selular (TLKM, ISAT & EXCL),
Sumber: Bloomberg, diolah
14 FinancialMarket Outlook 2013:Q1
Backbone Portfolio Analysis Pengantar Portfolio Frontier untuk 12 saham unggulan berdasarkan ROA dan eROA
Untuk analisa teknikal mengenai saham kami menggunakan metoda rolling means selama 2 tahun terhadap beta perusahaan, korelasi saham individual terhadap Index Pasar, dan Regresi untuk mengetahui hubungan causalitas antara saham individu dan pergerakan beta di pasar. Dasar perhitungan kami adalah terhadap saham perusahaan yang memiliki nilai ROA terbaik, dan juga kompetensi yang baik di dalam industrinya, di samping juga market share dari saham tersebut. Dari perhitungan kami, kami berhasil menghimpun peta portfolio dari saham saham tersebut sebagai berikut. Grafik di atas menggambarkan berbagai skema portfolio dari seluruh saham yang ada (portfolio frontier). Sebagai hint, titik nilai emiten adalah posisi di mana kita menempatkan 100% saham pada portfolio, ambil contoh adalah apabila kita menginvestasikan 100% saham kita pada Unilever (UNVR) maka portofolio expected return adalah 3% dengan standar deviasi 7%.
Cara membaca 1.
Grafik yang pertama merupakan perbandingan antara rata-rata beta 5 tahunan dengan rolling mean dalam jendela 2 tahun, grafik ini menunjukkan trend beta saat ini. Di samping itu dapat dilihat juga deviasi pergerakan beta berbanding dengan rata-rata 5 tahunannya.
2.
Grafik yang kedua menunjukkan perbandingan compounded return saham dengan pasar. Di sini kita bisa membandingkan seberapa besar covariance dan korelasi pergerakan antara pasar dengan saham yang ada.
3.
Grafik yang ketiga adalah penyebaran data saham berbanding dengan plot best fitting regression line, dan juga market beta. Fungsinya di sini adalah untuk melihat sejauh mana error yang muncul berbanding peramalan yang ada.
SIMP dan EMTK dikeluarkan dari daftar dikarenakan data yang tidak lengkap dalam lima tahun belakangan ini.
15 © FinancialMarket Update 2013
FinancialMarket Update Telekomunikasi Indonesia Tbk. - TLKM Berdasarkan highlight laporan konsolidasi Maret 2013, pendapatan layanan seluler (voice) meningkat 7,5 % sejalan dengan bertambahnya jumlah pelanggan seluler sebesar 125,1 juta atau betambah 18,1 juta pelanggan selama tahun 2012. Di samping itu Telkom juga mencatat pendapatan dari data, interenet, dan jasa teknologi informatika yang tumbuh sebesar 15,5 % dan berkontribusi sebesar 35,8 % terhadap jumlah pendapatan. Juga terjadi perkembangan yang sangat baik pada penyediaan jasa broadband dengan peningkatan pelanggan yang signifikan sebesar 82.3 % atau menjadi 19,1 juta pelanggan. Laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk juga meningkat menjadi 17,2 % atau menjadi 12,9 trilliun.
Volatilitas harga TLKM berbanding volatilitas indeks pasar terbilang rendah. Dengan rata-rata beta di bawah 0.65, saham TLKM berkontribusi rendah pada volatilitas portfolio. Hal ini dapat dipahami dengan stabilnya kondisi perekonomian secara makro dan tingkat permintaan pasar domestic yang masih cukup besar terhadap industri telekomunikasi. Sebagai market leader TLKM memperlihatkan kestabilan harga dan tidak begitu sensitive terhadap pergerakan indeks pasar. Hal ini dapat dipahami karena market tidak mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan dari TLKM melalui short sales, namun melalui keuntungan yang diciptakan dari fundamental perusahaan seperti dividend dan pembagian laba bersih perusahaan.
Perbandingan compounded return saham TLKM dengan indeks pasar juga tidak begitu berbeda secara signifikan. Hal ini dapat dipahami dikarenakan size saham TLKM yang cukup besar dan kondisi fundamental perusahaan yang cukup baik.
Dilihat dari titik titik penyebaran residual saham TLKM terhadap beta pasar dapat dicermati bahwa nilai beta TLKM di bawah nilai resiko pasar dengan residual yang cukup besar. Artinya dalam waktu kondisi saat ini TLKM adalah entitas yang tidak begitu terpengaruh terhadap fluktuasi pasar dan cenderung stabil. TLKM baik untuk investasi jangka panjang dan tidak direkomendasikan untuk short sales. Kesimpulannya Telkom masih merupakan saham yang memiliki ROA dan eROA tertinggi di industrinya. Artinya secara fundamental Telkom merupakan ekuitas perusahaan yang masih menjanjikan untuk tahun 2013. Sedangkan kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dari pasar saham sedang dalam siklus yang menurun[gambar1]. Siklus beta Telkom berada pada titik di bawah garis rata-rata beta Telkom selama 5 tahun. Sedangkan bila dilihat korelasi dan kovarians yang ada [gambar2], pergerakan Telkom tidak sepenuhnya bergantung pada pergerakan pasar. Untuk peramalan [gambar3] Telkom memilliki penyebaran yang mendekati fitting line di mana artinya saham tidak memilki kejutan-kejutan yang signifikan.
16 © FinancialMarket Update 2013
Indosat Tbk. (ISAT) Berita terbaru terkait dengan INDOSAT adalah mengenai tidak lolosnya indosat dalam tender 3G karena alas an administrative,
hal ini mungkin yang perlu mendapat
pertimbangan dari para investor. Di samping itu isu mengenai kasus IM 2 Indosat akhir akhir ini bisa juga berkontribusi terhadap peningkatan systemic risk perusahaan. Meski demikian, dilihat dari performanya INDOSAT selama tahun 2012 tetap menjadi perusahaan yang mampu mencatat profitabilitas yang tinggi.
Dilihat dari Rolling average beta ISAT pada Quartal pertama 2013 berada di atas ratarata beta 5 tahunan. Nilainya yang cukup besar (Beta >1) membuat ISAT sebagai saham yang memilki kontribusi besar terhadap beta portfolio. Dengan volatilitas yang melebihi pasar, ISAT merupakan investasi yang cukup beresiko.
Dilihat dari volatilitas return, ISAT memiliki standar deviasi yang cukup lebar bila dibandingkan dengan volatilitas pasar. Hal ini dapat dipahami dikarenakan beta ISAT yang cukup sensitive terhadap pergerakan pasar.
Nilai beta ISAT pada umumnya selama 5 tahun ini berada di bawah beta pasar, meski demikian bila dilihat dari roling average 2 tahun terakhir, nilai beta ISAT saat ini mengalami trend kenaikan di atas beta pasar. Keberadaan iSAT pada industri telekomunikasi membuat saham ini memilki kinerja yang cukup bagus, akibat dampak dari membaiknya pertumbuhan perekonomian secara makro.
Kesimpulan yang dapat diberikan adalah Saham Indosat saat ini berada pada siklus beta tinggi, perlu dicermati apakah hal ini dikarenakan sentimen negatif pasar terhadap isu-isu internal perusahaan. Hal ini selaras dengan grafik mengenai regresi Beta perusahaan dengan Pasar yang menunjukkan bahwasanya pergerakan beta perusahaan tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pasar. Dengan varians yang cukup lebar, Investor harus bersiap untuk kejutan-kejutan yang tak terduga dari harga saham Indosat.
17 © FinancialMarket Update 2013
FinancialMarket Update Unilever Indonesia Tbk. - UNVR Dilihat dari return pasar saham terlihat bahwa Unilever memilki pola beta yang tersebar dan tidak terarah. Dari garis regresi yang ada beta memiliki varians yang luas dan tidak berkumpul pada satu group. Meski demikian bukan berarti ini pertanda yang buruk. Garis regresi dengan varians yang tersebar mengindikasikan bahwa saham unilever tidak terpengaruh oleh pergerakan index pasar. Hal ini bisa diartikan bahwa unilever mengalami reformating harga saham terkait adanya fenomena stock split pada 2 tahun belakangan ini. Unilever adalah salah satu saham unggulan dari industry barang konsumsi. Hanya saja siklus beta unilever saat ini adlah menurun dibanding siklus 5 tahunannya. Sedangkan untuk korelasi dengan pasarnya tidak begitu tinggi dan unilever memilki penyebaran beta yang lebar. Fenomena ini mengindikasikan bahwa sanya unilever dibeli oleh investor yang berharap mendapat kan keuntungan dari sisi fundametal atau operasional perusahaan, dan bukan dari pasar financial
Semen Indonesia (Persero) Tbk. - SMGR Kondisi Ekonomi yang membaik secara makro berimbas pada industri bahan dasar, diantaranya SMGR yang baru saja menginvestasikan pembangunan pabrik baru sebesar Rp. 6,976 Trilliun. Hal ini membuat saham SMGR berada pada titik yang cukup sensitive terhadap pasar. Hal lain yang mendorong SMGR memiliki volatilitas tinggi adalah transformasi SMGR dari BUMN menjadi MNC. Hal ini membuat emiten SMGR cukup diburu oleh pasar dan membuat beberapa investor yang berniat mendapat capital gain untuk menghold saham mereka hingga mencapai ekspektasi harga yang diinginkan.
Garis regresi SMGR memiliki varians yang cukup tersebar. Hal ini mengindikasikan bahwa SMGR tidak begitu terpengaruh terhadap siklus index di pasar. Salah satu factor penyebab pergerakan SMGR yang berbeda dengan pasar adalah transformasi dari BUMN menjadi MNC yang membuat saham SMGR saat ini diburu oleh mayoritas investor. Semen gresik memiliki siklus beta yang menanjak, di mana artinya investor dapat mengambil excess return dari pergerakan pasar. Dari sisi varians atau resiko nya termasuk tinggi.
18 © FinancialMarket Update 2013
Semen gresik memiliki siklus beta yang menanjak, di mana artinya investor dapat mengambil excess return dari pergerakan pasar. Dari sisi varians atau resiko nya termasuk tinggi.
United Tractors Tbk. (UNTR) United TRractor pada januari 2013 melaporkan penjualan alat berat mereka naik 97% dari Desember 2012. Meski demikian dilihat dari penjualan tahunan UNTR mengalami penurunan di banding Januari 2013. Hal ini dapat dipahami dari penurunan permintaan Industri pertambangan dan menurunnya harga CPO.
Penurunan permintaan dari industri pertambangan membuat Volatilias dari saham UNTR ini jauh melebihi volatilitas pasar. Meski demikian UNTR saat ini berada di bawah garis rata-rata volatilitas harga saham 5 tahunannya.
Dengan garis regresi beta yang cenderung melebihi pasar UNTR adalah asset dengan varians besar dan berdampak cukup signifikan terhadap varians portfolio. Meski demikian pasar cukup berpengaruh terhadap pergerakan saham ini, di mana hal tersebut dapat terlihat dari beta yang mengelompok dan berada tidak jauh dari garis regresi.
Kesimpulan untuk United Tractor saat ini adalah saham ini sedang dalam siklus beta yang menanjak, meskipun masih dibawah siklus beta 5 tahunannnya. Nilai saham nya terpengaruh cukup besar terhadap pergerakan pasar. Investasi pada saham UNTR akan berdampak cukup signifikan pada beta portfolio.
United Tractor saat ini sedang dalam siklus yang menanjak dalam nilai beta nya meskipun masih dibawah siklus beta 5 tahunannnya. Nilai saham nya memiliki penyebaran yang baik atau bisa diramalkan.
19 © FinancialMarket Update 2013
FinancialMarket Update Astra Agro Lestari Tbk. - AALI Permintaan produk pangan pokok yang tinggi dan kebijakan impor yang ketat membuat industri pertanian mengalami penoingkatan penjualan dari kebijakan pemerintah yang ada. Meski demikian saham AALI memilki resiko sistematik yang rendah dan berkontribusi rendah terhadap agregat resiko portfolio.
Saham pada industri pertanian saat ini mendapatkan angin segar dari kebijakan pemerintah yang berusaha melindungi industri pertanian dalam negeri. Hal ini ditunjukkan dengan penghentian impor beberapa komoditas pertanian dari Amerika serikat. Hal ini kemudian direspon dengan siklus nilai beta yang meningkat dalam dua tahun belakangan ini. Di samping itu penyebaran nilai beta yang ada pun tidak memilki nilai varians yang terlalu lebar. Berdasarkan data historis tersebut kami pandang bahwa saham AALI cukup baik ditengah tertekannya harga cpo dunia.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk. - CPIN CPIN yang bergerak di sector pengolahan pakan ternak membukukan pertumbuhan 10-15% pada akhir 2012, yang bila dibukukan sebesar 20 trilliun rupiah. Hal ini membuat CPIN sebagai perusahaan dengan profitabilitas tinggi di industrinya.
Dilihat dari rolling average beta selama 2 tahun terakhir tampak bahwa CPIN masih berkontribusi tinggi terhadap varians portfolio. Meski demikian beta pada quartal pertama 2013 turun secara signifikan yang menandakan bahwa secara fundamental CPIN mulai mengalami kestabilan.
Dilihat dari regresi fitting line nya sebenarnya CPIN memilki pergerakan yang stabil dan merata. Kesimpulan yang di dapatkan adalah meski CPIN sensitif terhadap pasar namun sebenarnya CPIN memiliki distribusi normal, atau pergerakan sahamnya dapat lebih diprediksi dibanding saham yang lain.
20 © FinancialMarket Update 2013
Indofood Sukses Makmur Tbk. - INDF Kabar dari Indofood yang terbaru adalah terkait dengan kepemilikian perusahaan ini akan saham mereka di China Minzhong sebesar 29.3 %. Berdasarkan press release yang didapat kan dari website mereka, bahwasnya Indofood optimis dengan bertambah nya share mereka di China Minzhong akan meningkatkan leverage mereka terkait dengan supply chain, teknologi, dan network yang sudah ada.
Dengan ekspansi Indofood ke pangsa internasional dapat dipahami bahwa saham beta mereka mulai menuju ke arah yang lebih stabil, meskipun masih di atas beta pasar.
Dilihat dari fitiing line regresi yang ada, saham Indofood masih memberikan multiplier yang melebihi pasar dari sudut pandang betanya. Penyebaran beta nya pun terbilang tidak begitu memiliki varians yang besar. Kesimpulan untuk Indofood ini adalah Indofood masih merupakan yang memiliki potensi untuk terus berkembang. Banyak pemilik yang menghold saham ini dan kemungkinan akan menjualnya apa bila harga yang ada sesuai dengan ekspektasi investor. Saham Indofood merupakan saham yang aman karena nilai beta yang sedang menurun meskipun masih diatas beta pasar Beta >1. Meski demikian dari sisi volatilitas dan varians tidak sebesar saham saham yang lain.
21 © FinancialMarket Update 2013
FinancialMarket Update PP London Sumatra Plantation Tbk. - LSIP LSIP yang merupakan salah satu pelaku utama dalam industri CPO membukukan growth sebesar 1,2 % pada CPO dan 1% pada palm kernel pada akhir 2012 berbanding dengan produksi di tahun 2011. Meskipun kondisi harga CPO sedang turun namun LSIP tetap memberikan performa fundamental yang baik. Hal ini dikarenakan komoditas yang ada tetap terserap oleh pasar domestic yang secara agregat memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik.
Dilihat dari garis regresinya meski slope regresi LSIP lebih besar daripada pasar namun variannya tidak tersebar jauh. Hal ini mengindikasikan bahwa error yang ada dari beta tidaklah begitu besar dan data terdistribusi normal. Saham ini kami sarankan untuk investor yang ingin mengambil resiko selaras dengan kemungkinan short sales. Hal ini dikarenakan saham yang ada memilki beta yang lebih tinggi dari market dan berada pada siklus yang tinggi. Di samping itu dari grafik mengenai regresi beta menunjukkan bahwasanya nilai saham ini terpengaruh cukup besar terhadap indeks pasar.
Adira Dinamika Multi Finance Tbk. - ADMF Dilihat dari Rolling average mean yang ada, adira mulai sensitive terhadap pasar semenjak awal quarter pertama 2013. Hal ini mengindikasikan bahwa Adira memilki kontribusi varians yang cukup besar terhadap varians portfolio.
Jika dilihat dari garis regresinya, sebenarnya harga saham dari ADMR ini tidak begitu terpengaruh dari kondisi di pasar. Artinya secara operasional ADMR memilki karakteristik tersendiri yang membuat investor tertarik untuk berinvestasi di dalamnya. Adira merupakan ekuitas yang beta nya sedang menanjak di atas ratarata beta 5 tahunan. Excess return dari pasar cukup tinggi, namun investor perlu berhati-hati juga terhadap trade off risk loss. Penyebaran varians yang luas bisa memberikan kejutan-kejutan berarti.
22 © FinancialMarket Update 2013
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. - PTBA Industri pertambangan saat ini sedang mengalami penurunan dibanding dengan tahun tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh penurunan permintaan komoditas Batubara di Eropa dan amerika serikat. Meski demikian Negara-negara yang tidak mengalami krisis tetap menyerap komoditas ini seperti Cina. Terlebih setelah penekanan kontrak kerja sama dengan PLN dan TNB saat ini bukit asam mengalami kenaikan dalam hal fundamental perusahaan.
Dilihat dari beta nya PTBA merupakan emiten yang berkontribusi memberikan varians yang besar terhadap resiko portfolio.
Penyebaran dari beta bukit asam ini cukup luas dan sensitive terhadap pasar. Dengan slope yang lebih curam membuat saham PTBA ini breaksi sensitive terhadap isu-isu yang ada di pasar. Kesimpulan untuk PTBA ini adalah secara fundamental dan kondisi di dalam industrinya PTBA cukup memberikan jaminan yang baik terhadap pertumbuhannya ke depan. Meski demikian kondisi krisis di eropa dan amerika tetap perlu dijadikan point kewaspadaan terhadap penurunan nilai saham dikarenakan sifatnya yang sensitive. Di samping itu, dengan rolling average dari beta bukit Asam sedang dalam siklus yang menanjak. Kesempatan untuk mendapatkan keuntungan di atas harga pasar sedang menanjak.
23 © FinancialMarket Update 2013
FinancialMarket Update Astra Internasional Tbk. - ASII Berdasarkan sumber yang dihimpun, Astra International berhasil membukukan kenaikan keuntungan bersih sebesar 19,4 trilliun (9.1%) dari total keuntungan bersih sebesar 188,1 trilliun atau meningkat sebesar 16% dari periode yang sama di tahun 2011. Tingginya rekor keuntungan ini didapatkan dari kinjerja penjualan mobil di tanah air. Sedangkan untuk indstri alat berat mengalami penurunan karena turunnya harga batu bara dan CPO.
Dengan kinjerja fundamental yang sangat baik ini, Saham ASII mnejadi sangat sensitive terhadap pergerakan pasar atau memiliki nilai beta di atas volatilitas pasar (Beta >1), dan siklusnya saat ini sedang berada di atas rata-rata beta 5 tahunan (1,54). Hal ini membuat asset ASSI berkontribusi cukup besar terhadap varians atau risiko portfolio.
Apabila dilihat dari korelasi keuntungan pasar saham, tampak bahwa investor mengharapkan nilai yang signifikan seperti halnya di pertengahan tahun 2012. Sedangkan dari sisi korelasi dan varians saham ASII memiliki korelasi yang tidak begitu berbeda secara signifikan terhadap pergerakan return pasar.
Dilihat dari garis slope regresi beta, jelas terlihat bahwa slope Beta ASII lebih curam dibandingkan slope pasar. Hal ini dapat dipahami dikarenakan industri otomotif secara eksplisit terlihat dalam prospek yang baik. Namun pasar tetap dalam kondisi berjagajaga dikarenakan resiko latent apabila pemerintah mengurangi subsidi terhadap komoditas energy seperti bahan bakar minyak untuk kendaraan. Oleh karena itu saham ASII ini merupakan emiten yang cukup beresiko. Pasar harus siap apabila sewaktu waktu terjadi kejutan yang besar terhadap saham ini.
Kesimpulan yang bisa diberikan untuk Saham Astra Internasional saat ini adalah ASII memberikan kontribusi beta yang besar apabila ditempatkan pada portfolio, di samping itu Beta ASII saat ini berada pada level yang lebih tinggi dari rata-rata beta 5 tahunan. Artinya beta ASII saat ini mampu memberikan magnitude yang signifiakn keuntungan / kerugian portfolio. Bila dilihat dari fitiing line regressionya, sebenarnya saham ASII ini cukup terpengaruh oleh pergerakan index pasar.
24 © FinancialMarket Update 2013
FMU BNI 46 Team Line-Up
Board of Analyst: Dr. Suad Husnan, M.B.A. (Senior Analyst) Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, M.B.A. (Senior Analyst) Dra. Sri Handaru Yuliati, M.B.A. (Senior Analyst)
Research Department: I Wayan Nuka Lantara, M.Si., Ph.D (Head of Analyst) Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A. (Senior Analyst) Arintoko, S.E.,M.Si (Economist) Redik Brasiano, S.E. (Industry and Fixed Income Analyst) Dimas Muklas Widiantoro, S.E.,S.Kom., M.Sc (Quantitative and Equity Analyst) Muhamad Hasan Putra (Research Assistant) Rina Trisusanti (Research Assistant)
Disclaimer: The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. However, none of FMU BNI46and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue there of. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied) of FMU BNI46, its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action , suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither FMU BNI46, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, omissions or mis-statements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed. The information contained in this report is not be taken as any recommendation made by FMU BNI46or any other person to enter into any agreement with regard to any investment mentioned in this document. This report is prepared for general circulation. It does not have regards to the specific person who may receive this report. In considering any investments you should make your own independent assessment and seek your own professional financial and legal advice.
Faculty of Economics and Business Universitas Gadjah Mada Pertamina Tower Building 4th floor. room 4.3 Jl. Humaniora No. 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281 Phone: +62274 548517 ext. 307 Email:
[email protected]
© FinancialMarket Update 2013
design by:
[email protected]
FinancialMarket Update