PERBEDAAN PEMAHAMAN TUJUH LANGKAH MENCUCI TANGAN SETELAH PROSES PEMBELAJARAN ANTARA METODE BERMAIN DENGAN FLASHCARD DAN METODE BERNYANYI PADA ANAK TK LABORATORI UNAI
Ferrel Rodge Raintama Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia Abstract This thesis is motivated by observations made in UNAI Laboratory kindergarten. The kindergarten students have not studied the seven steps in hand washing. In this study, researcher wanted to comparison of the methods of playing and singing in introducing the seven steps of hand washing. The purpose of this study was to obtain an overview of differences in seven steps in hand washing after learning through play method with flashcard and method of singing in UNAI Laboratory kindergarten. The method used is an experiment with a post-test only design. The population in this research was 24 children from UNAI Laboratory kindergarten. Sample of 20 children were selected by sampling saturated. Samples were divided into two groups, each group learning process using different methods. The learning process of each group lasted for 25-35 minutes. Each group will perform a seven-step hand washing practices. Assessment is done through observation with the instrument check list. The data were processed with an average formula and t-test of two independent variables. From this study found a seven-step hand washing behavior after learning through play with the flashcard method children can do five of the seven steps of hand washing. Learning outcomes through the singing children can perform six of the seven steps. The results of the study are significant differences in the behavior of seven steps to wash hands after learning the play with flashcard method and method of singing. This is because the more the number of repetitions in the singing. Advice to the Head of School Laboratory UNAI to improve hand washing behavior in kindergarten UNAI Laboratory. To the field of research that this study can be used to develop further research on the effect of the level of knowledge on hand washing behavior in kindergarten. Keywords: seven steps of hand washing, methods of play with flashcard, the singing 1
2 Abstrak Penulisan skripsi ini dilatar belakangi oleh observasi yang dilakukan peneliti di TK Laboratori UNAI. Para murid TK belum mempelajari tujuh langkah dalam cuci tangan. Dalam penelitian ini peneliti ingin membandingkan metode bermain dan bernyanyi dalam memperkenalkan tujuh langkah mencuci tangan. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran perbedaan perilaku tujuh langkah mencuci tangan setelah proses pembelajaran metode bermain dengan flashcard dan metode bernyanyi pada anak TK Laboratori UNAI. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan post test only design. Populasi pada penelitian ini adalah 24 anak TK Laboratori UNAI. Sampel sebanyak 20 anak yang dipilih secara sampling jenuh. Sampel dibagi dalam dua kelompok, proses pembelajaran tiap kelompok menggunakan metode yang berbeda. Proses pembelajaran tiap kelompok berlangsung selama 25-35 menit. Setiap kelompok akan melakukan praktek tujuh langkah mencuci tangan. penilaian dilakukan melalui observasi dengan instrument check list. Data diolah dengan rumus rata-rata dan uji-t dua variabel independen. Dari penelitian ini didapati perilaku tujuh langkah mencuci tangan setelah pembelajaran melalui metode bermain dengan flashcard anak dapat melakukan lima dari tujuh langkah cuci tangan. Hasil pembelajaran melalui metode bernyanyi anak dapat melakukan enam dari tujuh langkah. Hasil penelitian perbedaan yang signifikan dalam perilaku tujuh langkah mencuci tangan setelah proses pembelajaran antara metode bermain dengan flashcard dan metode bernyanyi. Hal dikarenakan lebih banyaknya pengulangan pada metode bernyanyi. Saran kepada Kepala sekolah Laboratori UNAI untuk meningkatkan perilaku mencuci tangan di sekolah TK Laboratori UNAI. Kepada bidang penelitian agar penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai pengaruh tingkat pengetahuan terhadap perilaku mencuci tangan di TK. Kata Kunci: tujuh langkah mencuci tangan, metode bermain dengan flashcard, metode bernyanyi Latar Belakang Penyakit seperti diare dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyebab kematian anak didunia. United Nations Children’s
3 Found atau UNICEF memperkirakan setiap 30 detik seorang anak akan mati karena diare. Dalam penelitain yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007 menyatakan dikalangan anak berumur satu hingga empat tahun sebanyak 16% mengalami diare dan sebanyak 34% mengalami ISPA. Dalam pencegahan penyakit seperti diare dan ISPA dapat dilakukan dengan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sudah mengetahui tindakan pencegahan seperti CTPS tetapi masih belum di terapkan secara teratur. Riskesdas pada tahun 2007 menyatakan bahwa hanya 23,3% masyarakat Indonesia berumur 10 tahun ke atas yang melakukan pemahaman benar dalam mencuci tangan. Pemahaman dikatakan benar bila cuci tangan pakai sabun sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah buang air besar, setelah menceboki bayi atau anak, dan setelah memegang binatang. Penduduk di Jawa Barat yang dinyatakan benar dalam mencuci tangan sebanyak 27,2%, dan DKI Jakarta mendapat peringkat tertinggi dengan 44,7%. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Luby, dkk (2005) menunjukan anak berusia dibawah lima tahun yang mendapat dorongan dari rumah untuk mencuci tangan dengan sabun 50% tidak terjangkit pneumonia. Untuk anak berusia dibawah 15 tahun yang tinggal bersama keluarga yang menggunakan sabun 53% lebih sedikit mengalami diare dan 34% lebih sedikit mengalami impetigo. Dalam penelitian tersebut juga menunjukan perbedaan efek dari sabun anti-bakteri dengan sabun biasa tidaklah signifikan. Dalam mengajarkan mencuci tangan di sekolah, ada beberapa metode yang dapat digunakan. Seperti metode bermain yang digunakan dalam penelitian Nurmainis (2012), dan Zafniarti (2012). Hasil dari penelitian mereka menunjukan bahwa kelompok dengan metode bermain lebih baik dari kelompok kontrol. Mengajarkan cuci tangan dengan metode bermain dapat dilakukan juga dengan flashcard. Selain metode bermain kita dapat mengajarkan cara mencuci tangan dengan metode bernyanyi. Mengajar dengan metode bernyannyi seperti dalam penelitian Astutik (2013), Sari (2013), dan Yuliantri (2013) menunjukan menyanyi dapat membantu anak mendapatkan hasil lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Metode pengajaran seperti metode bermain dan metode bernyanyi adalah metode yang tepat untuk mengajar anak usia dini. Tetapi setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
4 Tujuan Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dari perbedaan pemahaman tujuh langkah mencuci tangan setelah proses pembelajaran antara metode bermain dengan flashcard dan metode bernyanyi pada anak TK Laboratori UNAI. Tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu: 1. Mengidentifikasi pemahaman tujuh langkah mencuci tangan setelah proses pembelajaran dengan metode bermain dengan flashcard pada anak TK Laboratori UNAI. 2. Mengidentifikasi pemahaman tujuh langkah mencuci tangan setelah proses pembelajaran dengan metode bernyanyi pada anak TK Laboratori UNAI. 3. Menganalisa apakah ada perbedaan pemahaman tujuh langkah mencuci tangan setelah proses pembelajaran antara metode bermain dengan flashcard dan metode bernyanyi pada anak TK Laboratori UNAI. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi: 1. Kepala sekolah TK SD SMP Laboratori UNAI, sebagai bahan masukan tentang perbedaan pengetahuan tentang tujuh langkah mencuci tangan setelah proses pembelajaran antara metode bermain dengan flashcard dan metode bernyanyi pada anak TK Laboratori UNAI. 2. Bidang penelitian, sebagai bahan untuk dikembangkan pada penelitian berikut. Tinjauan Pustaka Menurut Sagala (2009: 61) mengutip dari Corey (1986) “pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”. Dimyati dan Mujiono (1999) yang dikutip oleh Sagala (2009: 62) mendeskripsikan pembelajaran sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membantu siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
5 PAUD dalam UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.” Terdapat dalam pasal 1, ayat 14. Pada anak usia dini mereka belajar melalui sifat aktif dan eksporatif yang mereka miliki. Dengan rasa ingin tahu yang tinggi mereka menggunakan seluruh panca indra untuk mengenal sesuatu. Tetapi konsentrasi mereka belum dapat terfokus, sehingga mereka mudah untuk berpindah dalam satu hal ke hal yang lain untuk dipertanyakan. Dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003, pada pasal 1 ayat (1), pendidikan bertujuan menguatkan kemampuan peserta didik untuk aktif dalam mengembangkan kemampuan beribadah, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kemampuan yang diperlukan untuk diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan Negara. Dalam pelaksanaan proses pendidikan, pendidik berusaha dan merencanakan sehingga terwujud suasana belajar. Suasana ini membantu peserta didik untuk belajar secara aktif. Lara (2009: 71, 75-79) mengatakan bahwa PAUD membantu anak dalam mempersiapkan kemampuan untuk masa mendatang. Pada anak usia dini anak diperkenalkan tentang membaca, menulis, berhitung. Anak juga mempelajari kemampuan untuk besosialisasi dan beradaptasi pada lingkungan baru, moral dan agama serta integritas. Hal tersebut membantu anak dalam kesiapan menghadapi sekolah dasar dan berbagai kegiatan sehari-hari dimasa mendatang. Menurut Perkembangan Peserta Didik (2011) yang mengutip dari Direktorat PAUD (2001) dan Depdikbud (1998) bahwa ada beberapa metode untuk pembelajaran pada anak usia dini. Metode ini adalah bercerita, bernyanyi, berdarmawisata, bermain peran, peragaan atau demonstrasi, pemberian tugas, dan latihan. Departemen Pendidikan Nasional atau Depdiknas (2003: 6) mengatakan belajar seraya bermain atau bermain sambil belajar harus dilakukan. Kegiatan tersebut sangat diperlukan bagi anak usia empat sampai enam tahun untuk mengembangkan potensi. Dalam bermain anak dapat bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Selain itu bermain juga memperkenalkan diri anak, orang lain dan lingkungan. Susanto (2011: 108) menyatakan bahwa flashcard adalah kartukartu bergambar yang dilengkapi dengan kata-kata. Gambar-gambar dari
6 flashcard dapat dikelompokkan sesuai dengan tema dari flashcard tersebut. Kartu ini digunakan dengan cara ditunjukkan pada anak dan dibacakan. Dalam Perkembangan Peserta Didik (2011) yang mengutip dari Depdikbud (1998) mengatakan bernyanyi adalah kegiatan dalam melagukan pesan-pesan yang mengandung unsur-unsur pendidikan. Melalui bernyanyi anak-anak dapat dibawa pada suasana hati yang gembira dengan menyanyikan lagu-lagu yang gembira. Bernyanyi juga mengembangkan rasa estetika atau keindahan. Timmreck (2005: 55) menyatakan bahwa cuci tangan termasuk tindakan pencegahan terbaik atau efektif dalam penularan penyakit, baik dikalangan awam atau professional. Banyak penyakit menular yang berbahaya dapat dicegah apabila mencuci tangan, terutama penyakit yang ditularkan melalui rute fekal-oral. Beberapa penyakit ini adalah kolera, demam tifoid, keracunan makanan, poliomyelitis, dan hepatitis. WHO (2009: 2) menjabarkan bahwa mencuci tangan adalah kegiatan mencuci tangan dengan air dan sabun biasa atau sabun antiseptik. Arti hand hygine atau kebersihan tangan sebagai suatu istilah umum yang berujuk pada aksi membersihkan tangan. Kegiatan mencuci tangan tergolong dalam membersihkan tangan seperti mencuci tangan bertujuan untuk membersihkan kotoran, materi organik, dan atau mikroorganisme secara fisik atau mekanis dari tangan. Mencuci tangan juga bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, dan untuk pasien dapat membantu pemulihan. Menurut Tan Tock Seng Hospital (2014) mengatakan ada tujuh langkah dalam mencuci tangan. tujuh langkah tersebut adalah membersihkan telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari, bukubuku jari, ibu jari, kuku-kuku, dan pergelangan tangan. Pada WHO (2009) terdapat banyak peralatan yang digunakan untuk membersihkan tangan. Pada penelitian ini peralatan yang digunakan adalah air bersih, handuk bersih atau handuk kertas, dan sabun. Metodologi Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan model post test only design. Sugiyono (2009: 62) mengatakan metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh dari perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Dalam penelitain ini metode
7 eksperimen digunakan untuk mendapat gambaran tentang perbedaan pengetahuan tujuh langkah mencuci tangan setelah proses pembelajaran antara metode bermain dengan flashcard dan metode bernyanyi pada anak TK. Adapun prinsip etika yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu penulis memohon kepada Dekan Fakultas Keperawatan untuk meminta ijin secara tertulis kepada Kepala Sekolah TK SD SMP Laboratori UNAI. Dalam surat tersebut dijelaskan mengenai tujuan dan kegunaan penelitian. Setelah ijin diberikan baru data dikumpulkan. 2. Melalukan kontrak jadwal penelitian kepada TK Laboratori UNAI. 3. Pesrta didik diajak untuk berpartisipasi dalam penelitian tanpa paksaan. Adapun pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah pada hari yang sudah ditentukaan sesuai dengan persetujuan. Pertama anak TK Laboratori UNAI dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok akan mendapat metode pembelajaran yang berbeda mengenai topik yang sama. Pada penelitian ini peneliti dibantu oleh guru TK yaitu ibu Ninuk Indrayati. Proses pembelajaran kepada anak TK Laboratori UNAI dimulai dengan kelompok metode bermain dengan flashcard, selama 35 menit. Setelah proses pembelajaran akan dilanjutkan dengan praktek langsung mengenai topik yang diajarkan. Anak-anak melakukan praktek secara teratur dan bergiliran dengan membentuk satu barisan. Pada waktu peserta didik melakukan praktek langsung, peneliti melakukan pengumpulan data. Peneliti mengobservasi langkah-langkah mencuci tangan yang dilakukan peserta didik sambil mengisi check list dari masingmasing peserta didik. Proses pembelajaran dengan metode bernyanyi dilakukan setelah peneliti telah mendapat data dari kelompok metode bermain dengan flashcard. Proses pembelajaran kelompok dengan metode bermain berlangsung selama 30 menit. Setelah proses pembelajaran akan dilanjutkan dengan praktek langsung mengenai topik yang diajarkan. Anak-anak melakukan praktek secara teratur dan bergiliran dengan membentuk satu barisan. Peneliti mengambil data saat praktek berlangsung.
8 Hasil dan Analisa Nilai pemahaman mencuci tangan dengan metode bermain flashcard Responden Nilai 1. 4 2.
5
3.
7
4.
6
5.
6
6.
5
7.
5
8.
5
9.
4
10.
6
̅=
Score
∑
Dari data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata presentase pemahaman tujuh langkah mencuci tangan setelah proses pembelajaran dengan metode bermain flashcard pada anak TK laboratori UNAI adalah 75,7%. Nilai pemahaman mencuci tangan dengan metode bernyanyi Responden Nilai 1. 5 2.
6
3.
5
4.
6
Score
9 5.
7
6.
5
7.
6
8.
6
9.
5
10.
6
̅=
∑
Dari data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata presentase pemahaman tujuh langkah mencuci tangan setelah proses pembelajaran dengan metode bernyanyi pada anak TK laboratori UNAI adalah 81,4%. Hasil pengolahan data pemahaman mencuci tangan dengan metode bermain dan bernyanyi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
X1 4 4 5 5 5 5 6 6 6 7 53
( ̅ )2 1,69 1,69 0.09 0.09 0.09 0.09 0.49 0.49 0.49 2.89 8.1
X2 5 5 5 5 6 6 6 6 6 7 57
( ̅ )2 0.49 0.49 0.49 0.49 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 1.69 4.1
Nilai varians dari pemahaman mencuci tangan dengan metode bermain adalah: ( ̅) ( )
= 0.9
10 Nilai varians dari pemahaman mencuci tangan dengan metode bernyanyi adalah: ( ̅) ( )
= 0.45556 Untuk mengetahui apakah data homogen atau tidak maka digunakan sebagai berikut:
= 1.9756
, Berdasarkan hasil olah data pemahaman mencuci tangan, diketahui bahwa hasil 1.9756 dan . Menurut Sugiyono (2009: 197) untuk uji homogenitas, bila Jika ≤ maka data homogen dan Jika ≥ maka data tidak homogen. Dengan demikian 1.9756 < maka < . Berarti kedua variabel pemahaman mencuci tangan homogen. Untuk mendapatkan nilai t hitung digunakan rumus pertama, yaitu: ( ̅ ̅ ) ( ) √ Dimana (
) (
Jadi,
(
) ( √
( ) (
) ) )
=
(
) (
( ) (
) )
=
Dengan nilai derajat kebebasan sebagai berikut: = 10+10-2 = 18, 18; 0,05 Jadi,
=
= 0.67778
11 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari penelitian ini adalah: 1. Pemahaman tujuh langkah mencuci tangan setelah pembelajaran dengan metode bermain pada anak TK Laboratori UNAI termasuk dalam kategori sedang. 2. Pemahaman tujuh langkah mencuci tangan setelah pembelajaran dengan metode bernyanyi pada anak TK Laboratori UNAI termasuk dalam kategori Baik. 3. Ada perbedaan yang signifikan dalam pemahaman tujuh langkah mencuci tangan setelah proses pembelajaran antara metode bermain dengan flashcard dan metode bernyanyi pada anak TK Laboratori UNAI. Saran 1. Kepala Sekolah Laboratori UNAI Diharapkan melalui hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan TK Laboratori UNAI dapat meningkatkan pemahaman tujuh langkah mencuci tangan baik disekolah. 2. Bidang Penelitian Untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai pengaruh tingkat pengetahuan terhadap perilaku mencuci tangan pada anak TK.