PENGARUH AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA IBU-IBU PENDERITA HIPERKOLESTEROLEMIA RINGAN DI DESA CIHANJUANG RAHAYU
Eva Citra Martina Nababan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia Abstract This research is motivated research results Azizahwati et al. ( 2011) proved the ethanol extract of avocado leaves can lower total cholesterol levels in white male rats. The purpose of this study was to determine the effect of avocado leaf decoction on levels of total cholesterol mothers mild hypercholesterolemia patients. The method used in this study is the experimental method. The population used in this study were mothers in patients with mild hypercholesterolemia Cihanjuang Rahayu village. Samples of 20 people consisting of 10 experimental group and the control group 10 people selected by purposive sampling. The instrument used in this study is a measure of cholesterol easy touch GCU to measure total cholesterol levels before and after administration of decoction of leaves of avocado and pieces of documentation to record the total cholesterol level respondents. The results showed that the average total cholesterol respondent before granting avocado leaf decoction is the category of mild hypercholesterolemia. After the intervention the average total cholesterol experimental group of 226.4 mg / dL decreased to 191.6 mg / dL and are included in the category of normal while the control group remained in the category of mild hypercholesterolemia, from 217.5 mg / dL to 222.5 mg / dL. There is a significant influence on the reduction in total cholesterol levels in the experimental group, while the control group there was no significant effect on total cholesterol levels. The results of this study are expected to bermandaat to provide health education about the benefits of avocado leaf decoction in lowering total cholesterol levels by Cihanjuang Rahayu village cadres. In the field of research that can be used as a baseline for developing subsequent research on the effects of avocado leaf decoction on levels of total cholesterol in patients with severe hypercholesterolemia. Keyword: Cholesterol, hypercholesterolemia, avocado leaf. Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi hasil penelitian Azizahwati dkk. (2011) terbukti ekstrak etanol daun alpukat dapat menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih jantan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rebusan daun alpukat terhadap kadar kolesterol total ibu-ibu penderita hiperkolesterolemia ringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah ibu-ibu penderita hiperkolesterolemia ringan di Desa Cihanjuang Rahayu. Sampel berjumlah 20 orang yang terdiri dari 10 orang kelompok eksperimen dan 10 orang kelompok kontrol yang dipilih secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur kolesterol easy touch GCU untuk mengukur kadar kolesterol total sebelum dan sesudah pemberian rebusan
1
daun alpukat serta lembar dokumentasi untuk mencatat kadar kolesterol total responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kolesterol total responden sebelum pemberian rebusan daun alpukat berada pada kategori hiperkolesterolemia ringan. Setelah intervensi rata-rata kolesterol total kelompok eksperimen dari 226,4 mg/dL turun menjadi 191,6 mg/dL dan termasuk dalam kategori normal sementara kelompok kontrol tetap pada kategori hiperkolesterolemia ringan yaitu dari 217,5 mg/dL menjadi 222,5 mg/dL. Ada pengaruh signifikan terhadap penurunan kadar kolesterol total pada kelompok eksperimen, sementara pada kelompok kontrol tidak ada pengaruh yang signifikan pada kadar kolesterol total. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermandaat untuk memberikan penyuluhan kesehatan tentang manfaat rebusan daun alpukat dalam menurunkan kadar kolesterol total oleh Kader Desa Cihanjuang Rahayu. Dalam bidang penelitian agar dapat digunakan sebagai data dasar untuk mengembangkan penelitian berikutnya tentang pengaruh rebusan daun alpukat terhadap kadar kolesterol total pada penderita hiperkolesterolemia berat. Kata kunci: Kolesterol, Hiperkolesterolemia, daun alpukat
Latar belakang Kolesterol merupakan penyebab utama terjadinya aterosklerosis, yaitu proses pengerasan pada dinding pembuluh darah. Akibat proses ini saluran pembuluh darah menjadi sempit dan menghalangi aliran darah di dalamnya. Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (2004), prevelensi hiperkoleterolemia di Indonesia sebesar 1,5% (Depkes RI 2007). Salah satu pengobatan herbal yang dapat digunakan untuk menurunkan kolesterol adalah daun alpukat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Arukwe, dkk. (2012) daun alpukat memiliki kandungan tannin, flavonoid, protein, serat, sodium, kalsium, magnesium, seng, zat besi, dan tembaga paling tinggi dibandingkan dengan buah dan biji alpukat. Penelitian yang dilakukan oleh Azizahwati at al (2011) terhadap 30 tikus putih jantan galur Sprague Dawley yang diberi diet tinggi kolesterol menemukan bahwa ekstrak etanol daun alpukat yang diberi dosis 10mg/kg BB, 20mg/kg BB, dan 40mg/kg BB tikus dapat menurunkan kadar kolesterol, LDL, dan trigliserida dalam darah. Kelompok dosis 40mg/kg BB tikus memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok dosis 10mg/kg BB dan 20mg/kg BB. Tujuan Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh air rebusan daun alpukat terhadap kolesterol total ibu-ibu penderita hiperkoleterolemia ringan di Desa Cihanjuang Rahayu. Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. Untuk mengukur kadar kolesterol total sebelum pemberian air rebusan daun alpukat pada ibu-ibu penderita hiperkoleterolemia ringan di Desa Cihanjuang Rahayu. 2. Untuk mengukur kadar kolesterol total setelah pemberian air rebusan daun alpukat pada ibu-ibu penderita hiperkoleterolemia ringan di Desa Cihanjuang Rahayu. 3. Untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan pemberian air rebusan daun alpukat terhadap kadar kolesterol total ibu-ibu penderita hiperkoleterolemia ringan di Desa Cihanjuang Rahayu.
2
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini di harapkan berguna bagi: 1. Kader Desa cihanjuang Rahayu, sebagai bahan penyuluhan tentang pengaruh pemberian rebusan daun alpukat terhadap penderita hipertensi stadium satu 2. Bidang penelitian, sebagai acuan atau bahan untuk dilakukan pengembangan penelitian berikutnya. Tinjauan pustaka Daun alpukat adalah daun dengan nama simplisia Folium perseae (Dalimartha, 2008:3). Morfologi tanaman alpukat menurut Yuniarti (2008) pohon alpukat berakar tunggang, batang berkayu, berbentuk bulat, dan berwarna cokelat kotor yang ketinggiannya dapat mencapai 3-10 m. pohon alpukat memiliki banyak cabang dan ranting yang berambut halus. Daun alpukat merupakan daun tunggal. Daun alpukat muda berwarna kemerahan dan berambut rapat. Daun alpukat tua berwarna hijau dan gundul. Daun alpuat berbentuk jorong sampai bundar telur memanjang. Permukaan daun alpukat tebal seperti kulit, ujung dan pangkal daun runcing dan agak menggulung ke atas. Daun alpukat memiliki tangkai yang panjang tangkainya 1-1.5 cm dan letaknya berdesakan di ujung ranting. Menurut United Nation (2003) asal mula tanaman alpukat adalah di dataran tinggi Meksiko dan Guatemala. Saat ini alpukat banyak didistribusikan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman alpukat biasanya ditanam di taman rumah, bisa juga sebagai peneduh di taman kota. Alpukat popular di berapa Negara seperti Meksiko, Amerika Tengah, Chili, Spanyol, Israel, Afrika Selatan, Sri Lanka, India, Indonesia, Philipines, Thailand, dan di negara lainnya. Menurut Waluyo (2009) daun alpukat mengandung zat kimia alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol, kuersetin, dan gula alkohol persiit. Daun alpukat memiliki kadar air sebesar 5,0%, kadar abu total 7,03%, kadar sari larut air 6,48%, dan kadar sari larut etanol 1,53%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maryati, dkk. (2007) mengenai telaah kandungan kimia daun alpukat menunjukan bahwa simplisia daun alpukat mengandung flavonoid, saponin, dan steroid atau triterpenoid. Daun alpukat mengandung senyawa flavonoid yang tinggi. Senyawa flavonoid ini dapat berfungsi dalam menurunkan kadar kolesterol darah. Hal tersebut disebabkan senyawa flavonoid dapat mencegah oksidasi Low Densiry Lippoprotein (LDL) sehingga pembentukan sel-sel busa dan kerusakan lipid tidak terjadi (Astawan, 2008). Senyawa saponin yang memberikan rasa pahit pada tumbuhan dapat mengikat kolesterol LDL dalam darah. Senyawa saponin akan mengikat kolesterol LDL dalam darah dan mengangkutnya kembali ke saluran pencernaan untuk diekskresikan (Khomsan, 2009). Menurut Tjay dan Rahardja (2007) kata kolesterol berasal dari bahasa yunani yang berarti chole adalah empedu dan stereos adalah padat. Sehingga kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik sama seperti lemak. D’Adamo dan Whitney (2007) mengatakan kolesterol adalah alkohol steroid yang mirip lemak yang dapat diproduksi oleh hati manusia dan juga dapat ditemukan pada hewan. Kolesterol merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh kolesterol memiliki beberapa manfaat yaitu memberi energi yang lebih tinggi dari pada protein, membungkus jaringan saraf, melapisi selaput sel, sebagai bahan dasar pembentukan hormone steroid, membuat garam empedu yang bermanfaat untuk mencerna lemak, pelarut vitamin A, D, E, K, berperan dalam perkembangan jaringan otak anak (Harlinawati, 2008:1). Freeman dan Junge (2005:105) mengatakan kolesterol total adalah jumlah kolesterol yang dibawa oleh seluruh partikel kolesterol di dalam darah, seperti HDL,
3
LDL, dan VLDL (Very Low Density Lippoprotein). Panduan National Cholesterol Education Program menyatakan kadar kolesterol total dibawah 200 mg/dL adalah baik, 200-239 mg/dL diambang batas atas, diatas 240 mg/dL adalah tinggi yang dapat menigkatkan risiko aterosklerosis. Kasim, dkk. (2006) mengatakan bahawa hiperkoleterolemia dapat terjadi apabila kadar kolesterol melebihi batas normal. Kelebihan kolesterol tersesebut dapat mengakibatkan aterosklerosis yaitu penyumbatan pembuluh darah arteri. Hiperkolesterolemia bisa terjadi akibat kelebihan bobot badan, usia, kurang olahraga, stress emosional, gangguan metabometabolisminan genetik, pola makan yang tinggi kadar kolesterol dan lemak jenuh. Faktor-faktor penyebab hiperkolesterolemia menurut Tan dan Rahardja (2010:60) faktor keturunan memegang peranan dalam hiperkolesterolemia. Satu diantara 500 orang menderita hiperkolestreolemia familial. Pada penderita hiperkolesterolemia familial kadar kolesterol-LDL bisa 2-3 kali lebih tinggi dari normal. Selain faktor genetik atau faktor internal hiperkolesterolemia dapat disebabkan oleh faktor eksternal seperti: makanan yang mengadung kolesterol, lemak trans, tinggi lemak jenuh yang dapat meningkatkan kolesterol dalam darah, merokok, alcohol, obesitas, konsumsi kopi, stres yang berlangsung lama, dan kurangnya olahraga (Wijayakusuma, 2008: 3-4). Tanda dan gejala yang di timbulkan umumnya pada penderita hiperkolesterolemia tidak menunjukan gejala apapun. Gejala hiperkolesterolemia tidak spesifik dan berbeda satu sama lain. Gejala yang timbul seperti nyeri dan kaku pada tengkuk, adanya xanthoma yaitu penumpukan kolesterol yang terlihat dalam jaringan tubuh, terutama pada kulit, bercak-bercak kuning di bawah kelopak mata atau disebut xanthelasma, pada penderita hipekolesterolemia familial dapat ditemukan penumpukan kolesterol pada kulit seperti separuh biji kacang (Wijayakusuma, 2008:6). Menurut Dalimartha (2011: 18-19) Hiperkolesterolemia dapat dicagah dengan cara merubah pola hidup seperti: mengatur pola makan yang sehat, olahraga cukup secara teratur, mempertahankan berat badan yang ideal, menghindari stres fisik dan psikologis, membatasi konsumsi alkohol, dan berhenti dari kebiasaan merokok. Metodelogi Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experiment. Nursalam (2003:89-90) menyebutkan bahwa metode experiment adalah mengungkapkan hubungan sebab-akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol di samping kelompok eksperimental. Pada kelompok perlakuan dilakukan suatu intervensi tertentu kemudian kelompok kontrol diberikan perlakuan yang berbeda. Pada penelitian ini kelompok eksperimen dan kontrol diuji terlebih dahulu kemudian kelompok eksperimen diberi intervensi sedangkan kelompok kontrol diberi placebo. Setelah intervensi selesai dilakukan kemudian kelompok eksperimen dan kontrol diuji kembali. Intervensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian rebusan daun alpukat sebanyak 25 mg satu kali sehari selama tujuh hari pada sore hari. Sedangkan placebo yang diberikan pada kelompok kontrol adalah air mineral yang diberi pewarna makanan hijau tanggal kadaluarsa 23 April 2018 dan pewarna makanan cokelat tanggal kadaluarsa 29 Januari 2017 dengan nomor BPOM RI MD 263109041128. Metode experiment ini digunakan untuk melihat pengaruh rebusan daun alpukat terhadap ibu-ibu penderita hiperkolerterolemia ringan di di Desa Cihanjuang Rahayu. Adapun prinsip etika yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu penulis memohon kepada Dekan Fakultas Keperawatan untuk meminta ijin secara tertulis kepada Kepala Desa Cihanjuang Rahayu. Dalam surat tersebut dijelaskan mengenai tujuan dan kegunaan penelitian, serta perlindungan terhadap kerahasiaan subjek penelitian. Setelah ijin
4
diberikan peneliti mengumpulkan data. 2. Saat pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu memberi penjelasan tentang maksud dan tujuan serta prosedur penelitian. 3. Subjek penelitian bersedia menandatangani inform consent dan secara sukarela ikut serta dalam penelitian yang dilakukan. 4. Hasil penelitian dari responden dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Prosedur pengolahan rebusan daun alpukat. Pertama-tama dipilih daun alpukat yang tidak telalu tua berwarna hijau mengkilat kemudian ditimbang untuk mendapat berat yang diinginkan. Setelah itu daun alpukat dicuci dengan air yang mengalir untuk menghilangkan kotoran yang ada pada daun alpukat. kemudian daun alpukat direbus dengan menggunakan metode infusa. Daun alpukat yang telah ditimbang sebanyak 25 g dimasukan kedalam panci ditambah air sebanyak 150 ml kemudian dipanaskan selama 15 menit mulai dihitung setelah suhunya mencapai 900C sambil sesekali diaduk. Setelah 15 menit air rebusan daun alpukat dituang kedalam gelas. Rebusan daun alpukat ditunggu hingga dingin kurang lebih 10 menit kemudian diberikan kepada responden. Hasil dan Analisa Tabel 4.1 Kolesterol Total Sebelum Pemberian Air Rebusan Daun Alpukat Kelompok Eksperimen 𝓃 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Rata-rata
Kelompok Kontrol 𝒴1
𝒳1 228 235 205 207 239 225 239 225 223 238 2264 ̅̅̅̅ ̅̅̅̅1 = ∑ 𝒳1 = 2264 𝒳
202 230 224 210 211 233 204 205 238 218 2175 𝒴̅1 =
̅̅̅̅ 𝒳1 = 226,4
𝒴̅1 = 217,5
𝓃
10
̅̅̅̅ ∑𝒴 1 𝓃
2175
=
10
Tabel 4.1 menunjukan bahwa hasil pemeriksaan kadar kolesterol total sebelum pemberian rebusan daun alpukat pada kelompok eksperimen adalah 226,4 mg/dL sementara kadar kolesterol total pada kelompok kontrol adalah 217,5 mg/dL. Hal ini menunjukan bahwa kadar kolesterol total responden pada kedua kelompok sebelum dilakukan intervensi air rebusan daun alpukat berada pada kategori hiperkolesterolemia Ringan. Tabel 4.2 Kolesterol Total Setelah Pemeberian Rebusan Daun Alpukat 𝓃 1 2 3
Kelompok Eksperimen 𝒳2 219 152 172
5
Kelompok Kontrol 𝒴2 202 235 225
4 5 6 7 8 9 10 Total Rata-rata
187 192 205 234 194 150 211 1916
205 281 277 197 198 211 194 2225
̅̅̅̅
̅̅̅̅
̅ 2= ∑ 𝒳2 = 1916 𝒳 𝓃 10 ̅ 2 = 191,6 𝒳
∑𝒴 2225 ̅̅̅̅ 𝒴2 = 2 = 𝓃 10 ̅̅̅̅ 𝒴2 222,5
Tabel 4.2 menunjukan bahwa hasil pemeriksaan kadar kolesterol total setelah pemberian rebusan daun alpukat pada kelompok eksperimen adalah 191,6 mg/dL termasuk ketegori normal. Sementara kadar kolesterol total pada kelompok kontrol setelah pemberian placebo selama tujuh hari adalah 222,5 mg/dL tetap pada kategori hiperkolesterolemia ringan. Tabel 4.3 Hasil Pengolahan Data Uji Hipotesa 𝓃 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 To tal
Kelompok Eksperimen ̅ (D- 𝐷 ̅ )2 D 𝒳2 D- 𝐷 219 9 -25,8 665.64 152 83 48.2 2323.24 172 33 -1.8 3.24 187 20 -14.8 219.04 192 47 12.2 148.84 205 20 -14.8 219.04 234 5 -29.8 888.04 194 31 -3.8 14.44 150 73 38.2 1459.24 211 27 -7.8 60.84 1916 348 0 6001,6
𝒳1 228 235 205 207 239 225 239 225 223 238 2264
𝒴1 202 230 224 210 211 233 204 205 238 218 2175
Kelompok Kontrol ̅ D 𝒴2 D- 𝐷 202 0 5 235 -5 0 225 -1 4 205 5 10 281 -70 -65 277 -44 -39 197 7 12 198 7 12 211 27 32 194 24 29 2225 -50 0
̅ = ∑ 𝐷= 348 𝐷 𝓃 10 ̅ = 34.8 𝐷
∑ 𝐷 −50 ̅ 𝐷= = 𝓃 10 ̅ = -5 𝐷
̅ )2 (𝐷−𝐷 6001.6 =√ 𝓃−1 10−1
̅ )2 (𝐷−𝐷 8040 =√ 𝓃−1 10−1
SD =√
SD = √
6001.60
SD =√
9
̅ )2 (D- 𝐷 25 0 16 100 4225 1521 144 144 1024 841 8040
8040
=√666.84
SD =√
SD = 25.823
9
=√893,3
SD = 29,88
Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.3 diatas, maka diperoleh nilai t-hitung kelompok eksperimen sebagai berikut: t hitung =
̅ 𝐷 𝑆𝐷 √𝓃
=
34.8 25.823 [ ] √10
=
34.8 25.823 [ 3,162 ]
=
34.8 8.167
= 4.26
Berdasarkan perhitungan pada tebel 4.3 di atas, maka diperoleh nilai t-hitung kelompok kontrol sebagai berikut:
6
t hitung =
̅ 𝐷 𝑆𝐷 √𝓃
=
−5 [
29,889 ] √10
=
−5 29,889
[ 𝟑.𝟏𝟔𝟐 ]
=
−5 9.316
= -0.529
Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. 2.
3.
Sebelum diberikan rebusan daun alpukat kadar kolesterol total kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berada dalam kategori hiperkolesterolemia ringan. Setelah diberikan rebusan daun alpukat kadar kolesterol total kelompok eksperimen berada dalam katagori normal. Sementara kelompok kontrol yang diberi placebo berada dalam kategori hiperkolesterolemia ringan. Pada kelompok eksperimen ada pengaruh yang signifikan dari pemberian rebusan daun alpukat terhadap kadar kolesterol total ibu-ibu penderita hiperkolesterolemia ringan sementara pada kelompok kontrol tidak ada pengaruh yang signifikan dari pemberian plasebo terhadap penurunan kadar kolesterol total ibu-ibu penderita hiperkolesterolemia ringan.
Saran Setelah melakukan penelitian dan menarik kesimpulan. maka penulis akan memberikan saran yang akan berguna bagi: 1.
Kader PKK Desa Cihanjuang Rahayu Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk memberikan penyuluhan kesehatan tentang manfaat rebusan daun alpukat dalam menurunkan kadar kolesterol total. Sehingga diharapkan dapat diterapkan oleh penderita hiperkolesterolemia di Desa Cihanjuang Rahayu sebagai salah satu alternatif dalam menurunkan kadar kolesterol total. 2.
Bidang Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk mengembangkan penelitian berikutnya tentang pengaruh rebusan daun alpukat terhadap kadar kolesterol total pada penderita hiperkolesterolemia berat.
DAFTAR PUSTAKA 1.
2. 3.
4. 5.
Arukwe, U., Amadi, B. A., Duru, M. K. C., Agomou, E. N., Adindu, E. A., Odika, P. C., Lele, K. C., Egejeru, L., & Anudike, J. 2012. International Journal of Research in Aplied Sciences.Chemical compisiton of persea americana leaf, fruit, and seed, 11 (2): 346-349, May. Astawan, M. 2008. Khasiat warna-warni makanan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Azizahwati., Hanani, E., & Hernasari. 2011. Jurnal Bahan Alam Indonesia. Efek antihiperlipidemia ekstrak etanol daun alpukat (Persea Americana Mill) pada tikus putih jantan yang diberi diit tinggi kolesterol dan lemak,7: 321-323, May 6. Dalimartha, S. 2008. Atlas tumbuhan obat Indonesia. Jilid 5. Depok: Dalimartha, S. 2011. 36 resep tumbuhan obat untuk menurunkan kolesterol. Edisi revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.
7
6. 7. 8. 9. 10.
11. 12.
13.
14. 15. 16. 17. 18. 19.
Freeman, M. W. & Junge, C. E. 2005. The harvar medical school guide to lowering your cholesterol. Amerika: McGraw Hill. Graha, C. K. 2010. 100 Questions and Answers: Cholesterol. Jakarta: PT Elexmedia Komputindo. Harlinawati, Y. 2008. Terapi jus untuk kolesterol plus ramuan herbal. Jakarta: Puspa Swara Indonesia. Departemen Kesehatan. 2007. Pedoman pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah. Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Kasim, E., Kurniawati, Y., & Nurhidayat, N. 2006. Biodiversitas. Pemanfaat isolate local monascus purpureus untuk menurunkan kolesterol dara pada tikus putih galur Sprague dawley, 7 (2): 123-126, February 21. Khomsan, A. & Anwar, F. 2009. Makan tepat, makan sehat. Jakarta: Penerbit Hikmah. Maryati, S., Fidriany, I., & Ruslan, K. 2007. Penelitian Obat Bahan Alam Sekolah Farmasi ITB. Telaah kandungan kimia dau alpukat (persea americana mill). Fakultas Farmasi, Bandung. Institut Teknologi Bandung. (Skripsi). Nursalam. 2003. Konsep dan penerapan metodelogi penelitian ilmu keperawatan: Pedoman skripsi, tesis, dan instrument penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Pustaka Bunda. Tjay, T. H. & Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting: Khasiat, penggunaan dan efek-efek sampingnya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Tjay, T. H. & Rahardja, K. 2010. Obat-obat sederhana untuk gangguan sehari-hari. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. United Nation. 2003. Organic fruit and vegetable from the tropics. Switzerland: United Nation. Waluyo, S. 2009. 100 questions & answer diabetes. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Wijayakusuma, H. 2008. Ramuan herbal penurun kolesterol. Depok: Pustaka Bunda. Yuniarti, T. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta: Media Presindo.
8