PERBANDINGAN TEKANAN DARAH MAHASISWA PRIA YANG DIBERI MINUM AIR HANGAT DENGAN AIR DINGIN SETELAH OLAHRAGA JOGGING DI UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA BANDUNG
Victor Paulus Souisa Fakultas Keperawatan Universitas Advent Indonesia
Abstract This thesis research on the background of the lack of warm and cold water in lowering blood pressure after exercise joggingg. The general objective of this study was to identify differences in blood pressure male student dormitory Joseph given hot and cold drinking water after exercise jogging in Indonesian Adventist University. The population numbered 189 people, who has normal blood pressure. The samples used were 30 selected by purposive sampling. The instrument used was 600 ml of warm water with a temperature of 400 C and 600 ml of cold water with a temperature of 200C and a blood pressure cuff sphygmomanometer and stethoscope. The results of this study showed that the blood pressure before exercise jogging considered normal blood pressure. Blood pressure after exercise jogging group warm water, cold and categorized the control group stage one hypertension. the provision of hot and cold water and a control group without treatment after jogging sport into categories of pre-hypertension. There is a difference in systolic blood pressure in male student dormitory Joseph among groups of warm water and cold water group with the control group after exercise jogging at the Adventist University of Indonesia and there was no difference in diastolic blood pressure in male student dormitory Joseph between the warm water and cold water group with group control after exercise jogging in Indonesian Adventist University. Advice for students expected to be material information on the effect of cold water in lowering blood pressure after jogging. To study this field of research is expected to be used as basic data for developing the next study on the effect of cold water in lowering blood pressure after exercise. Key word: blood pressure, water, jogging
Abstrak Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi belum adanya penelitian tentang air hangat dan dingin dalam menurunkan tekanan darah setelah olahraga joggingg. Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan tekanan darah
mahasiswa pria asrama Joseph yang diberikan air minum hangat dan dingin setelah olahraga jogging di Universitas Advent Indonesia. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 189 orang yang memilik tekanan darah normal. Sampel yang digunakan berjumlah 30 orang yang dipilih secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah air hangat 600 ml dengan suhu 400 C dan air dingin 600 ml dengan suhu 200C dan pengukur tekanan darah sphygmomanometer dan stetoskop. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tekanan darah sebelum olahraga jogging dikategorikan tekanan darah normal. Tekanan darah setelah olahraga jogging kelompok air hangat, dingin dan kelompok kontrol dikategorikan hipertensi stadium satu. pada pemberian air hangat dan dingin maupun kelompok kontrol tanpa perlakuan setelah olahraga jogging menjadi ketegori pre-hipertensi. Ada perbedaan tekanan darah sistolik pada mahasiswa pria asrama Joseph antara kelompok air hangat dan kelompok air dingin dengan kelompok kontrol setelah olahraga jogging di Universitas Advent Indonesia dan tidak ada perbedaan tekanan darah diastolik pada mahasiswa pria asrama Joseph antara kelompok air hangat dan kelompok air dingin dengan kelompok kontrol setelah olahraga jogging di Universitas Advent Indonesia. Saran untuk mahasiswa diharapkan dapat menjadi bahan informasi mengenai pengaruh air dingin dalam menurunkan tekanan darah setelah jogging. Untuk bidang penelitian diharapakan penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk mengembangkan penelitian berikutnya tentang pengaruh pemberian air dingin dalam menurunkan tekanan darah setelah olahraga. Kata Kunci: Tekanan Darah, Air Putih, Olahraga joging
Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok setiap mahluk hidup. Air merupakan sumber kehidupan pertama bagi manusia. Air sangat dibutuhkan tubuh sebagai nutrisi yang sangat vital untuk menjaga kesehatan dan keutuhan setiap sel dalam tubuh dan menjaga tingkat cair aliran darah agar lebih mudah mengalir melalui pembuluh darah. Menurut Tilong (2013) sekitar 70% hingga 80% di dalam tubuh manusia berisi air dari seluruh bagian tubuh, tergantung dari bobot dan ukuran badan. Darah dan otak merupakan organ yang paling tinggi kandungan airnya yaitu berkisar 90%-95%. Menurut Tilong (2013) Minum air putih dingin dapat membantu fungsi jantung dalam memompa darah untuk disalurkan ke seluruh tubuh. Williams (2007) menjelaskan bahwa dengan pemberian cairan dan jika cairan yang diberikan dapat di serap dengan efektif maka akan menurunkan kepadatan volume darah.
Menurut Hardianto (2013) olahraga merupakan suatu aktivitas yang dapat menyehatkan diri dari luar maupun dari dalam atau lebih dikenal dengan nama sejati jasmani rohani. Pada saat berolahraga terjadi pengeluaran keringat yang berlebih sehingga meningkatkan osmolalitas plasma dalam kepadatan volume darah, serta peningkatan denyut nadi dan tekanan darah. Tujuan Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan tekanan darah setelah olahraga jogging antara mahasiswa pria asrama joseph yang diberikan minum air hangat dengan dingin di Universitas Advent Indonesisa. Tujuan khusus dalam penelitian ini, yaitu: 1. Mengukur tekanan darah mahasiswa pria asrama Joseph sebelum olahraga jogging di Universitas Advent Indonesia? 2. Mengukur tekanan darah mahasiswa pria asrma Joseph setelah olahraga jogging di Universitas Advent Indonesia? 3. Mengukur tekanan darah mahasiswa pria asrama Joseph setelah olahraga jogging dengan minum air hangat di Universitas Advent Indonesia? 4. Mengukur tekanan darah mahasiswa pria asrama Joseph setelah olahraga jogging dengan minum air dingin di Universitas Advent Indonesia? 5. Mengidentifikasi adakah perbedaan tekanan darah setelah olahraga jogging antara mahasiswa asrama Joseph yang diberikan air minum hangat dengan dingin di Universitas Advent Indonesia? Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi: 1. Mahasiswa pria Universitas Advent Indonesia, agar mengetahui pengaruh minum air hangat dengan dingin terhadap tekanan darah setelah melakukan aktivitas olahraga jogging. 2. Bidang penelitian, sebagai bahan acuan untuk dikembangkan pada penelitian selanjutnya. 3. Institusi pendidikan keperawatan, sebagai masukan dan bahan informasi tentang pengaruh air minum hangat dengan dingin terhadap tekanan darah setelah olahraga jogging. Tinjauan Pustaka Gibson (2003) menjelaskan tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan oleh darah di dalam pembuluh darah. Tekanan darah merupakan hasil dari curah jantung, resistensi terhadap aliran darah yang di atur pembuluh darah, terutama oleh kaliber arteriol. Menurut Ronny dan Fatimah (2010:26) tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi oleh volume darah dan elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah
disebabkan peningkatan volume darah atau penurunan elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah. Tekanan darah terbagi menjadi dua bagian, yaitu tekanan darah vena dan arteri. Ruth dan Wendy (2004:54) menjelaskan tekanan darah arteri berfungsi untuk mengatur oksigenisasi yang adekuat pada jaringan dan organ vital. Menurut Ruth dan Wendy (2004:54) tekanan darah vena adalah tekanan yang terjadi pada pebuluh darah vena atau tekanan arah balik ke jantung. Arif (2009:13) menjelaskan besarnya tekanan vena mempengaruhi besarnya aliran balik arah menuju jantung. Stimulasi saraf simpatis menyebabkan vena konstriksi dan tekanan vena meningkat sehingga aliran balik ke jantung meningkat. Sebaliknya, jika terjadi dilatasi vena maka tekanan darah vena berkurang sehingga mengurangi aliran balik ke jantung. Audrey, dkk (2009:42) menjelaskan dua metode pengukuran tekanan darah yaitu: 1. Metode Auskultasi. Metode auskultasi adalah pengukuran tekanan darah pada arteri superfisial dengan menggunakan spigmomanometer dan mendengarkan suara korotkoff melalui stetoskop. bunyi yang pertama terdengar adalah sistolik dan bunyi yang terakhir terdengar adalah diastolik. Spigmomanometer terbagi menjadi tiga jenis, yaitu menggunakan air aneroid, jenis digital dan jenis raksa. Metode ini sering digunakan di rumah sakit, klinik dan rumah. 2. Metode Palpasi. Metode palpasi digunakan ketika suara korotkoff tidak dapat didengar dengan menggunakan alat. Palpasi dilakukan ketika udara pada manset dilepaskan. Tekanan sistolik merupakan denyutan pertama dan getaran seperti deraan yang dirasakan adalah diastolik. Mahani (2009) air adalah materi yang berbentuk cair. air juga sering disebut sebagai pelarut universal karena air dapat melarutkan zat kimia. Air berada dalam keseimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Menurut Williams (2007) ada dua faktor utama yang mempengaruhi perubahan tekanan darah yaitu: volume darah dalam sirkulasi dan hambatan terhadap tekanan darah. Pada saat berolahraga terjadi pengeluaran keringat yang berlebih sehingga meningkatkan osmolalitas plasma dan kepadatan volume darah, serta meningkatkan denyut nadi dan tekanan darah. Pada saat pemberian cairan air putih, jika cairan air putih yang diberikan dapat diserap dengan efektif maka akan menurunkan kepadatan volume darah. Olahraga akan menyebabkan volume darah menjadi padat sehingga tekanan darah meningkat. Ini dikarenakan ketika olahraga tubuh mengeluarkan cairan berlebih. Mengonsumsi air dingin bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah. Air dingin berkerja dengan cara mengganti cairan tubuh yang hilang. Sehingga membuat subu tubuh kembali normal yang menyebabkan pori-pori yang
mengeluarkan cairan keringat tertutup sehingga keringat yang dikeluarkan berkurang bahkan berhenti. Lalu cairan yang masuk ke dalam tubuh dapat menurunkan kepadatan volume darah dan mengganti cairan yang hilang sehingga membuat tekanan darah menjadi turun (Williams;2007). Jika tubuh minum air bersuhu hangat, maka akan terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah karena udara panas yang dihasilkan oleh air hangat. Pada saat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, terjadi peningkatan kecepatan aliran darah melalui pembuluh-pembuluh, berkurangnya reaktivitas vaskular dan terjadi penurunan dalam resistensi aliran. Perubahan-perubahan yang terjadi meningkatkan tekanan intravaskular, aliran darah dan permeabilitas kapiler sehingga terjadi penurunan tekanan darah (Syaifuddin, 2006). Air hangat dapat merangsang baroreseptor, dimana baroreseptor merupakan refleks paling utama dalam menentukan regulasi pada denyut jantung dan tekanan darah. Baroreseptor akan menerima rangsangan dari peregangan atau tekanan darah yang berlokasi di arkus aorta dan sinus karitikus. Pada saat tekanan darah arteri meningkat dan arteri meregang, reseptor-reseptor ini dengan cepat akan mengirim impuls ke pusat vasomotor yang mengakibatkan vasodilatasi pada arteriol, vena dan perubahan tekanan darah. (Guyton, 2003). Atletik merupakan cabang olahraga yang paling tua dan merupakan induk dari cabang semua induk olahraga yang gerakannya merupakan ragam dan pola dasar hidup manusia. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa atletik adalah salah satu cabang yang dipertandingkan atau diperlombakan yang meliputi atas nomor β nomor jalan, lari, lompat, dan lempar (Purnomo, 2007:3). Lari atau jogging adalah olahraga yang dilakukan dengan cara berjalan atau berlari kecil-kecil yang sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Jogging adalah olahraga yang mudah dan murah yang dapat diakukan oleh siapa saja dan kapan saja (Widya,2004:13). Metodelogi Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan one group pre-postest design. Menurut Arikunto (2006) metode eksperimen adalah suatu cara yang dilakukan untuk mencari suatu hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan menyisihkan faktor-faktor pengganggu. One group pre-postest design adalah sebuah rancangan dengan memberikan intervensi pada jangka waktu tertentu dan mengukurnya dengan tes sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) intervensi dilakukan. Sehingga hasil akhirnya akan melihat perbedaan dari intervensi yang akan diberikan Nurasalam (2003:88). Prinsip etika yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti memohon ijin kepada Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Advent Indonesia untuk meminta ijin secara tertulis kepada Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan. Dalam surat tersebut dijelaskan mengenai tujuan dan kegunaan penelitian, perlindungan terhadap kerahasiaan subyek penelitian, waktu dan tempat. Setelah diberikan ijin kepada peneliti baru data dapat dikumpulkan. 2. Saat pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu memberi penjelasan tentang maksud dan tujuan serta prosedur penelitian. 3. Responden bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian tanpa paksaan. 4. Hasil penelitian dari responden dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Prosedur penelitian yang dilakukan: 1. Hari pertama. Peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan dan etika dalam pengupulan data. 2. Hari kedua. Responden akan dibagi tiga kelompok yaitu kelompok satu yang akan diberikan minum air hangat , kelompok dua yang akan diberikan minum air dingin dan kelompok tiga yang tidak diberikan minum air hangat atau dingin. Hasil dan Analisa Tabel 4.1 Nilai Tekanan Darah Sebelum Olahraga Jogging. N Kelompok air dingin Kelompok air hangat Kelompok kontrol (z1) (x1) (y1) Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik 1 120 80 120 80 110 80 2 110 70 120 80 120 80 3 120 80 110 70 120 80 4 110 80 120 80 120 80 5 110 70 110 70 120 80 6 120 80 120 80 110 80 7 120 80 120 80 120 80 8 120 80 120 80 120 80 9 110 70 120 80 120 90 10 120 80 110 80 110 80 Total 1160 770 1170 780 1170 810 Rataππ ππ ππ ππ ππ ππ β
π₯π β
π₯π β
π₯π β
π₯π β
π₯π β
π₯π rata = = = = = = π π π π π π 1160 770 = = 1170 780 1170 810 10 10 = = = = = 116 = 77 10 10 10 10 = 117 = 78 = 117 = 81
Dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tekanan darah sistolik sebelum olahraga jogging pada kelompok air dingin adalah 116 mmHg dan tekanan darah diastolik 77 mmHg. Pada kelompok air hangat nilai tekanan darah sistolik 117 mmHg dan tekanan darah diastolik 78 mmHg. Sementara pada kelompok kontrol nilai tekanan sistolik 117 mmHg dan tekanan darah diastolik 81 mmHg. Tabel 4.2 Nilai Tekanan Darah Setelah Jogging Sebelum diberi minum N Kelompok air dingin Kelompok air hangat Kelompok kontrol (z1) (x1) (y1) Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik 1 190 100 140 80 140 90 2 160 80 160 90 160 90 3 160 90 160 90 140 80 4 150 90 150 80 140 90 5 140 90 140 100 150 90 6 140 90 140 80 140 90 7 140 90 140 90 140 90 8 140 90 160 90 150 80 9 140 80 140 90 140 80 10 150 90 130 90 140 80 Total 1510 890 1460 880 1440 860 Rataππ ππ ππ ππ ππ ππ β
β
β
β
β
β
π₯π π₯π π₯π π₯π π₯π π₯π rata = = = = = = π π π π π π 890 1510 = = 1460 880 1440 860 10 10 = = = = = 89 = 151 10 10 10 10 = 146 = 88 = 144 = 86
Dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tekanan darah sistolik sebelum olahraga jogging pada kelompok air dingin adalah 151 mmHg dan tekanan darah diastolik 89 mmHg. Pada kelompok air hangat nilai tekanan darah sistolik 146 mmHg dan tekanan darah diastolik 88 mmHg. Sementara pada kelompok kontrol nilai tekanan sistolik 144 mmHg dan tekanan darah diastolik 86 mmHg. Hasil Uji t-test tekanan darah sistolik air dingin dan air hangat Group Statistics Sampel sistolik
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
air hangat
10
125.0000
7.07107
2.23607
air dingin
10
123.0000
17.02939
5.38516
Independent Samples Test t-test for Equality of Means Levene's Test for Equality of Variances
F sistoli Equal k varian ces assum ed
Sig.
4.366 .051
Equal varian ces not assum ed
95% Confidence Interval of the Difference Mea n Sig. Diffe (2- renc Std. Error df tailed) e Difference Lower
t .343
Upper
18
.736 2.00 000
5.83095
10.25 038
14.25038
.343 12.0 14
.738 2.00 000
5.83095
10.70 293
14.70293
Tabel 4.8 Hasil Uji t-test tekanan darah diastolik air dingin dan air hangat Group Statistics sampel diastolik
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
air hangat
10
85.0000
5.27046
1.66667
air dingin
10
81.0000
8.75595
2.76887
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F diastoli Equal k variances assumed Equal variances not assumed
.036
Sig.
t
.851 1.23 8
df
Std. Mean Error Sig. (2- Differe Differe tailed) nce nce Lower
Upper
18
.232 4.00000 3.23179
- 10.7897 2.78973 3
1.23 14.76 8 5
.235 4.00000 3.23179
- 10.8979 2.89795 5
Berdasarkan hasil olahan data di atas diperoleh nilai signifikasi untuk tekanan darah sistolik adalah 0,051 yang > nilai Ξ± 0.05 menandakan bahwa Ho diterima yang berarti menunjukkan Tidak ada perbedaan tekanan darah antara mahasiswa pria yang diberi minum air dingin dengan air hangat setelah olahraga jogging di Universitas Advent Indonesia. Berdasarkan hasil olahan data di atas diperoleh nilai signifikasi untuk tekanan darah diastolik adalah 0,851 yang > nilai Ξ± 0.05 menandakan bahwa Ho diterima yang berarti menunjukkan Tidak ada perbedaan tekanan darah antara mahasiswa pria yang diberi minum air dingin dengan air hangat setelah olahraga jogging di Universitas Advent Indonesia.
Daftar Pustaka
Audrey, B., Shirlee, J., Snyder, Barbara, K., dan Glenora, E. 2009. Buku ajar praktik keperawatan klinis. Jakarta: EGC. Eddy, P. 2007. Pedoman mengajar gerak atletik. Fakultas ilmu keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta. Jhon,G.2003. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta: EGC. Mahani. 2009. Keajaiban air sembuhkan penyakit. Depok: Puspa Swara Nursalam. 2003. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Salemba Medika: Surabaya.
Rezki, H. 2013. Pengertian olahraga secara umum dan menurut para pakar. [Online]. Available: http://olahragabagikesehatanjasmani.com. [10 juni 2013]. Ruth dan Wendy. 2004. Buku ajar praktik kebidanan (Skills for midwifery practice). Jakarta: EGC. Suharsimi, A. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Syaiffudin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan edisi, jakarta: EGC. Tilong, A . 2013. Ajaibnya Air Putih Terapi Beragam Masalah Kesehatan. Banguntapan Jogjakarta. Widya, D.A. 2004. Belajar berlatih gerak-gerak dasar atletik dalam bermain. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Williams, M. 2007. Nutrition for Health, Fitness and Sport Eighth Edition. New york: America.