e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
1
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil) CV. NILAM KENCANA JAYA DI KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBES
Program Studi Agribisnis
Oleh : Heri Pujianto H 0808059
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
2
ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil) CV. NILAM KENCANA JAYA DI KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBES Heri Pujianto1, Minar Ferichani2, Umi Barokah2 ABSTRAK Prospek minyak nilam yang cerah dan potensi yang ada di Kabupaten Brebes, penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya merupakan salah satu usaha yang patut untuk terus dikembangkan, akan tetapi potensi yang sangat besar tersebut belum mampu sepenuhnya diwujudkan secara optimal Sehingga penelitian análisis usaha ini perlu dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, tingkat efisiensi dan tingkat risiko usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes. Metode penelitian dasar penelitian menggunakan metode analytical descriptive. Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi kasus. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di CV. Nilam Kencana Jaya Kecamatan Bantakawung, Kabupaten Brebes dengan pertimbangan yaitu lokasi tersebut telah mulai mengusahakan usaha penyulingan minyak nilam sejak tahun 1989. Selain itu lokasi tersebut mampu bertahan hingga sekarang dan satu-satunya usaha penyulingan minyak nilam yang mampu berkembang hingga menjadi sebuah Commanditaire Vennootschop (CV) di Kecamatan Bantarkawung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya total yang dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya untuk satu tahun yaitu tahun 2011 proses penyulingan sebesar Rp 2.359.672.735,5 yang terbagi menjadi biaya tetap sebesar Rp 59.620.735,5 dan biaya variabel sebesar Rp 2.300.052.000,-. Sedangkan penerimaan sebesar Rp 3.159.822.000,-. Sehingga diperoleh keuntungan sebesar Rp 800.149.264,5 dan profitabilitas dari usaha ini sebesar 33,90 % selama satu tahun yaitu tahun 2011. Usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya. yang dijalankan selama ini nilai efisiensi sebesar 1,34 berarti setiap Rp.1,00 yang dikeluarkan oleh pengusaha akan didapatkan penerimaan 1,34 kali dari biaya yang dikeluarkan. Besarnya nilai koefisien variasi 1,03651 dan batas bawah keuntungan Rp -71.548.098,89. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat peluang kerugian yang harus ditanggung oleh pemilik usaha penyulingan CV. Nilam Kencana Jaya yakni sebesar Rp 71.548.098,89 selama tahun 2011. Kata Kunci: Analisis Usaha, Penyulingan Minyak Nilam, CV. Nilam Kencana Jaya 1 2
Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta Dosen Pembimbing, Staf Pengajar Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
3
BUSINESS ANALYSIS OF PATCHOULI OIL REFINING (Patchouli Oil) CV. NILAM KENCANA JAYA IN BANTAKAWUNG DISTRICT BREBES REGENCY Heri Pujianto1, Minar Ferichani2, Umi Barokah2 ABSTRACT Seeing the bright prospects of patchouli oil and the potential in Brebes, patchouli oil refining CV. Nilam Jaya Kencana is one effort that deserves to be developed, but the huge potential has not been able to fully realized optimally. So the study analyzes these efforts need to be done. The purpose of this study was to determine the cost, revenue, profit, profitability, efficiency and level of business risk patchouli oil refining CV. Nilam Kencana Jaya in Bantakawung District Brebes Regency. The research method used was analytical descriptive. While the techniques used in this research is a case study technique. Determining the location of a deliberate (purposive) that CV. Nilam Kencana Jaya Bantakawung district, Brebes considering the site has started to commercialize patchouli oil refining business since 1989. Furthermore the site can survive up to now and the only one capable of patchouli oil refining business grew to become a Commanditaire Vennootschop (CV) in Bantarkawung District. The results showed that the total cost incurred in patchouli oil refining business CV. Nilam Kencana Jaya patchouli for a year ie in 2011 the refining process of Rp 23.596.727.355 which is divided into a fixed fee of Rp 59.620.735,5 and the variable cost of Rp 2.300.052.000,-. While revenue of Rp 3.159.822.000,-. So obtain a profit of Rp 800.149.264,5 and the profitability of the business by 33,90% during the year, namely the year 2011. Patchouli oil refining businesses CV. Nilam Kencana Jaya this long-run efficiency value of 1,34 means that each Rp 1,00 issued by produsen know will get 1,34 times the revenue of the costs incurred. The value of the coefficient of variation of 1,03651 and the lower profit of Rp -71.548.098,89. This may imply that there is a chance that the loss should be borne by the business owner refining CV. Nilam Kencana Jaya which amounted to Rp 71.548.098,89 during the year 2011. Keywords: Business Analysis, Patchouli Oil Refining, CV. Nilam Kencana Jaya
1 2
Student of Agribusiness Department, Agricultural Faculty, Sebelas Maret University Supervisor, Lecturer of Agribusiness Department, Agricultural Faculty, Sebelas Maret University
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
4
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Nilam yang sering juga disebut Pogostemon cablin Benth merupakan tanaman yang belum begitu dikenal secara meluas oleh masyarakat. Tanaman nilam sendiri merupakan tanaman yang berbentuk perdu, tak begitu tinggi, paling tinggi 120 cm, tumbuh berumpun dan warna daunnya hijau kemerahan (Daud, 1991). Hasil yang diperoleh dari tanaman nilam adalah berupa minyak, yaitu minyak nilam. Minyak nilam diperoleh dengan proses penyulingan daun, batang atau cabang tanaman nilam (Anonima, 2009). Minyak nilam merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang memiliki prospek ekonomi yang cerah dalam merebut pasar lokal maupun global. Minyak nilam digunakan sebagai bahan baku, bahan pencampur dan fiksatif (pengikat wangi-wangian) dalam industri parfum, farmasi dan kosmetik (Mustika dan Nuryani, 2006). Komoditi minyak nilam dalam istilah perdagangan internasional dikenal dengan nama Patchouli Oil (Essential Oil Of Patchouli) (Santoso, 1990). Penyulingan minyak nilam merupakan salah satu usaha potensial untuk dikembangkan sebab Indonesia memiliki iklim tropis yang cocok untuk ditanami tanaman nilam. Penyulingan minyak nilam merupakan usaha yang mampu memanfaatkan sumber daya lokal dan berorientasi pada pasar ekspor. Penyulingan minyak nilam juga tidak hanya menguntungkan secara ekonomis, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja, sekaligus menunjang produktivitas sektor perkebunan. Meskipun demikian belum banyak ditemui pengusaha penyulingan minyak nilam di Indonesia. Kabupaten Brebes merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang mempunyai potensi besar untuk usaha nilam karena keadaan alamnya sangat mendukung terhadap keberhasilan budidaya tanaman nilam. Melihat prospek minyak nilam yang cerah dan potensi yang ada di Kabupaten Brebes, penyulingan minyak nilam merupakan salah satu usaha yang patut untuk terus dikembangkan. Salah satu usaha yang bergerak dalam pengolahan
4
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
5
nilam adalah usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya yang berada di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Kenyataan inilah yang mendorong peneliti mengadakan suatu penelitian mengenai analisis usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes. B. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, dan tingkat efisiensi usaha dari usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes. 2. Mengetahui tingkat risiko usaha dari penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori Tanaman nilam merupakan tumbuhan daerah tropik. Tanaman ini termasuk family Labiatae dan merupakan tumbuhan semak dengan ketinggian sekitar 0,3-1,3 meter. Di alam bebas tumbuhan menggeliatgeliat tidak teratur dan cenderung mengarah ke datangnya sinar matahari (Santoso, 1990) Menurut Manoi (2007), pengolahan minyak nilam dilakukan dengan proses penyulingan. Proses penyulingan adalah suatu proses perubahan minyak yang terikat di dalam perenchym cortex daun, batang dan cabang tanaman nilam menjadi uap kemudian didinginkan sehingga berubah kembali menjadi zat cair yaitu minyak nilam. Menurut Gasperz (1999), biaya terbagi menjadi dua macam, yakni: 1) Biaya tetap (fixed cost), merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran input-input tetap (fixed inputs) dalam proses produksi jangka pendek.
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
6
2) Biaya variabel (variabel cost), merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran input-input variabel (variabel inputs) dalam proses produksi jangka pendek. Menurut Soekartawi (1995), penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan. Lipsey, et. al. (1990) mendefinisikan laba selisih antara pendapatan yang diterima dari penjualan dengan biaya kesempatan dari sumber daya yang digunakan. Profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba/profit. Oleh karena itu istilah rasio profitabilitas merujuk pada beberapa indikator atau rasio yang berbeda yang bisa digunakan untuk menentukan profitabilitas dan prestasi kerja perusahaan (Downey dan Steven, 1992). Efisiensi usaha adalah perbandingan besarnya penerimaan dan biaya yang digunakan dalam berproduksi yaitu dengan menggunakan R/C Rasio (Soekartawi, 1995) Secara
umum,
arti
risiko
dikaitkan
dengan
kemungkinan
(probabilitas) terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan (Soeharto, 1997). Ukuran dispersi, range atau variance, deviasi standard dan sebagainya, dapat digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya risiko (Suparmoko, 1992).
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
7
B. Kerangka Berpikir Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Masukan (bahan baku)
Proses Produksi
Biaya tetap : 1. Penyusutan alat 2. Biaya bunga modal investasi Biaya variabel : 1. Bahan baku 2. Bahan bakar 3. Perawatan 4. Transportasi 5. Tenaga kerja 6. Listrik 7. Lain-lain
Keluaran (minyak nilam)
Penerimaan
Biaya Total
Analisis Usaha : 1. Keuntungan 2. Profitabilitas 3. Efisiensi 4. Risiko Gambar 1. Kerangka berfikir pendekatan masalah Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Kabupaten Brebes
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi kasus.
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
8
B. Metode Pengambilan Responden Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive). Lokasi penelitian yang dipilih adalah CV. Nilam Kencana Jaya Kecamatan Bantakawung Kabupaten Brebes dengan pertimbangan yaitu lokasi tersebut telah mulai mengusahakan usaha penyulingan minyak nilam sejak tahun 1989. Selain itu lokasi tersebut mampu bertahan hingga sekarang dan satu-satunya usaha penyulingan minyak nilam yang mampu berkembang hingga menjadi sebuah Commanditaire Vennootschop (CV) di Kecamatan Bantarkawung. C. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. D. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan pencatatan E. Metode Analisis Data 1.Analisis Usaha a. Menurut Soekartawi (1995) rumus menghitung biaya usaha penyulingan minyak nilam: TC = TFC + TVC ……………………...………..…………(1) b. Menurut Soekartawi (1995) rumus menghitung penerimaan usaha penyulingan minyak nilam : TR = Q × PQ ……………………………………….......….(2)
c. Menurut
Gasperz
(1999)
rumus
menghitung
keuntungan
usaha
penyulingan minyak nilam : π = TR − TC ………………………………………..….….(3)
d. Menurut
Riyanto
(1994)
rumus
menghitung
profitabilitas
usaha
penyulingan minyak nilam : Profitabilitas =
e. Menurut
π × 100% …………………………...……(4) TC
Soekartawi
(1995)
penyulingan minyak nilam :
rumus
menghitung
efisiensi
usaha
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Penerimaan Biaya
R/C ratio =
9
..................................... (5)
2.Aspek pertimbangan usaha Risiko usaha Menurut Hernanto (1993), mengukur risiko usaha secara statistik, menggunakan rumus sbagai berikut : n
V2 =
∑ (E i =1
i
− E) 2
(n − 1)
……………........…………….(6)
Menghitung simpangan baku digunakan rumus : V = V 2 ………….……………………........….(7) Menghitung koefisien variasi dirumuskan sebagai berikut : V CV = ……………………………...…….…..….(8) E Menghitung keuntungan rata-rata dan simpangan baku, rumusnya : n
E=
∑E i =1
n
i
………………………………........……(9)
Menghitung bawah keuntungan digunakan rumus : L = E − 2V ……………………………………......(10)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Identitas Pemilik Usaha Responden dalam penelitian ini adalah pemilik usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes yang sampai periode penelitian masih berproduksi.
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
10
Tabel 1. Identitas Pemilik Usaha CV. Nilam Kencana Jaya No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Uraian Nama Umur (th) Pendidikan Jumlah anggota keluarga (orang) Jumlah anggota keluarga yang aktif dalam Produksi Lama mengusahakan Alasan usaha
Responden Nurdin 55 SMP 5 3 20 Memperoleh keuntungan
Sumber : Diadopsi dan Diolah dari Data Primer 2. Sejarah Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya Usaha penyulingan minyak nilam pertama kali diusahakan di Desa Legok pada tahun 1989. Salah seorang warga Desa Legok yaitu Bapak Nurdin membawa benih nilam dari daerah Purwokerto sebanyak 3 kg. Lalu Bapak Nurdin mencoba menanam dan membudidayakannya di Desa Legok. Setelah beberapa tahun, nilam tersebut berkembang dan banyak petani lain yang mengembangbiakannya, sehingga seluruh petani di Desa Legok menanam nilam tersebut dan akhirnya Desa Legok menjadi sentra perkebunan tanaman nilam. Setelah berhasil membudidayakan dalam jumlah yang cukup banyak, Bapak Nurdin mendirikan sebuah pabrik penyulingan minyak nilam di Dukuh Mayana Desa Legok dengan diberi nama “Nilam Sari” pada tahun 1991. Usaha penyulingan ini pun pada tahun 2010 berubah menjadi sebuah CV dan berubah nama menjadi “Nilam Kencana Jaya”, sehingga kini usaha tersebut lebih dikenal dengan nama “CV. Nilam Kencana Jaya”. Modal usaha penyulingan minyak nilam di CV. Nilam Kencana Jaya berasal dari modal sendiri, yaitu modal yang digunakan berasal dari uang yang disisihkan dari hasil penerimaan sebelumnya. Namun, jika keadaan mendesak CV. Nilam Kencana Jaya memperoleh modal dari hasil pinjaman dari agen penampung yang berada di Garut. 3. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam usaha penyulingan minyak nilam di CV. Nilam Kencana Jaya adalah nilam kering. Nilam tersebut dibeli dari
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
11
petani/pengepul nilam yang mengantarkan sendiri nilamnya ke CV. Nilam Kencana Jaya, sehingga pengusaha cukup di rumah/pabrik saja karena penjual yang akan mendatangi mereka. Petani nilam berasal dari daerah di Kecamatan Bantarkawung sendiri atau berasal dari luar yaitu dari Kecamatan lain seperti Kecamatan Salem. Nilam yang dibeli terdiri dari dua macam, yaitu nilam kering dan nilam basah. Harga nilam basah setiap kg sebesar Rp 1.000,-. Sedangkan nilam kering dibeli dengan harga seriap kg sebesar Rp 3.000,-. Harga tersebut akan berbeda ketika musim panen tiba, harga nilam basah setiap kg sebesar Rp 500,-. Sedangkan nilam kering dibeli dengan harga setiap kg sebesar Rp 2.500,-. 4. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang bekerja di usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya berasal dari tetangga pemilik usaha dalam satu desa. Dimana tenaga kerja dibedakan menjadi empat yaitu tenaga kerja keluarga, tenaga penyuling, operasional dan biasa. Tenaga kerja keluarga adalah tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga pemilik usaha yang aktif dalam usaha penyulingan miyak nilam. Tenaga penyuling adalah tenaga kerja yang bekerja khusus sebagai penyuling dalam proses produksi penyulingan minyak nilam. Tenaga kerja operasional adalah tenaga kerja yang bertugas sebagai pembantu umum yang bekerja di pabrik, bentuk kerjanya biasanya mereka bertugas dalam kebersihan lingungan pabrik, selain itu menimbang dan mencatat bahan baku nilam yang datang dari pengiriman petani nilam. Penentuan upah didasarkan dari pembagian kerja dalam usaha penyulingan minyak nilam. Tenaga kerja biasa adalah tenaga kerja yang bertugas di dalam menjemur nilam basah dan bertugas dalam pembuatan bibit berupa stek nilam yang nantinya bibit tersebut akan dibudidayakan oleh para petani nilam. 5. Peralatan Peralatan yang diperlukan dalam proses penyulingan minyak nilam di CV. Nilam Kencana Jaya adalah tungku, ketel, pipa penyalur, kolam pendingin, wadah penampung, gayung, corong, kain monel, kran, ganco, timbangan, skop, drum 250 liter dan jerigen 20 liter.
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
12
Pada tempat penyulingan minyak nilam harus didirikan bangunan seperti rumah untuk naungan dan dibutuhkan pula satu unit mobil sebagai sarana transportasi. Mobil digunakan untuk memasarkan atau mengirim hasil produksi minyak nilam ke agen penampung yang ada di daerah Garut atau Purwokerto. 6. Proses Penyulingan Minyak Nilam Mula-mula nilam kering ditimbang terlebih dahulu, yaitu kurang lebih seberat 400 kg. Daun-daun tersebut kemudian dimasukkan ke dalam ketel pengolah yang sudah berisi air sehingga posisi daun berada di atas air karena antara keduanya dipisahkan oleh sebuah plat berpori. Jika semuanya sudah siap kemudian di lakukan pembakaran di dalam tungku sebagai awal dimulainya proses penyulingan. Bahan bakar yang digunakan adalah karet/ban bekas atau kayu bakar. Pembakaran ini akan menguapkan air sehingga uap air naik dengan membawa minyak yang dikandung dalam nilam di atasnya. Uap campuran antara air dan minyak tersebut dialirkan melalui pipa penyalur ke dalam wadah penampung yang terbuat dari bahan stainless steel dengan melewati kolam pendingin. Kolam pendingin berfungsi untuk mendinginkan uap sehingga terjadi pengembunan dan yang keluar tidak hanya berupa uap saja.. Jadi ember penampung berisi campuran air dan minyak nilam tetapi bukan berupa larutan, karena minyak nilam tidak bisa larut dalam air. Perbedaan bobot jenis antara kedua cairan tersebut menyebabkan keduanya terpisah dengan posisi minyak nilam di atas air, karena minyak nilam mempunyai bobot jenis yang lebih ringan. Selanjutnya
minyak
nilam
dari
ember
penampung
diambil
menggunakan gayung untuk dipindahkan ke dalam jerigen. Proses pemisahan dilakukan menggunakan kain monel. Proses tersebut akan tuntas diambil minyaknya dalam jangka waktu 12 jam. 7. Pemasaran Minyak nilam yang dihasilkan dari proses penyulingan nilam memilki konsumen yang potensial di luar negeri. Minyak nilam CV. Nilam Kencana
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
13
Jaya ini dibeli oleh agen penampung minyak nilam yang berasal dari Garut dan Puewokerto. Daerah tersebut bersedia menampung semua minyak nilam yang dihasilkan, berapapun jumlahnya, sehingga ada jaminan pemasaran. Minyak nilam yang dihasilkan CV. Nilam Kencana Jaya dijual dengan cara minyak nilam dikirim menggunakan mobil ke dareah-daerah tersebut. Dimana nantinya minyak yang telah dibeli tersebut akan dijual pada eksportir atau akan langsung diekspor sendiri ke luar negeri. Beberapa negara tujuan ekspor minyak nilam adalah Jepang, Singapura, Ameraika dan Perancis. 8. Analisis Usaha a. Biaya Biaya usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya terdiri dari dua jenis yaitu biaya tetap dan biaya variable. Penjumlahan dua jenis biaya tersebut akan diperoleh biaya total dari usaha penyulingan minyak nilam selama tahun 2011. Tabel 2. Biaya Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011 No. Jenis Biaya 1. Penyusutan alat 2. Bunga modal investasi 3. Biaya Perawatan 4. Biaya Bahan Baku : a. Nilam Kering b. Nilam Basah 5. Biaya Bahan Bakar : a. Kayu Bakar b. Karet 6. Biaya Tenaga Kerja 7. Biaya Listrik 8. Biaya Transportasi 9. Biaya Lain-lain Total Biaya
Jumlah (Rp) 35.722.350 23.898.385,5 4.280.000 1.134.350.000 801.400.000 95.590.000 86.900.000 179.025.000 657.000 16.000.000 9.150.000 2.359.672.735,5
Sumber : Analisis Data Primer b. Penerimaan Penerimaan usaha pnyulingan minyak nilam diperoleh dari hasil perkalian antara harga minyak nilam yang berlaku dengan jumlah produksi minyak nilam yang dihasilkan.
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
14
Tabel 3. Penerimaan Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya Per Bulan di Kabupaten Brebes Tahun 2011 Frek. ∑ Produk Ketel si
Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
2 2 2 2 5 5 5 5 2 2 2 2
108 96 108 100 240 260 260 120 138 104 100 104
∑ Bahan Baku (kg) 43.200 38.400 43.200 40.000 96.000 104.000 104.000 48.000 55.200 41.600 40.000 41.600
∑ Produk si Minyak (kg)
Harga/ kg (Rp)
648 576 648 600 1.440 1.560 1.560 720 828 624 600 624 10.428
305.500 310.000 305.500 295.000 300.000 300.000 310.000 300.500 295.500 302.500 302.500 310.000
Penerimaan (Rupiah)
197.964.000 178.560.000 197.964.000 177.000.000 432.000.000 468.000.000 483.600.000 216.360.000 244.674.000 188.760.000 181.500.000 193.440.000 3.159.822.000
Sumber : Analisis Data Primer c. Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya Usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya mempunyai tujuan memperoleh kuntungan yang sebesar-besarnya dengan proses produksi yang efisien, selain itu aspek yang digunakan dalam analisis usaha penyulingan minyak nilam adalah analisis profitabilitas dan resiko usaha. Tabel 4. No. 1. 2. 3. 4. 5. 7. 8. 9.
Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011 Uraian Penerimaan dari penjualan minyak nilam(Rp) Biaya total (Rp) Keuntungan (Rp) Profitabilitas Efisiensi usaha (R/C ratio) Simpangan baku Risiko usaha/Coevisien Variasi Batas bawah keuntungan (Rp)
Sumber : Analisis Data Primer
Rata-Rata 3.159.822.000 2.359.672.735,5 800.149.264,5 33,90 1,34 69.113.608,72 1,03651 -71.548.098,89
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
15
B. Permasalahan Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya Permasalahan yang sering dihadapi oleh pengusaha CV. Nilam Kencana Jaya dalam melakukan usaha penyulingan minyak nilam adalah harga minyak nilam berfluktuatif, hal ini disebabkan karena dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran minyak nilam luar negeri. Hal tersebut akan menyulitkan CV. Nilam Kencana Jaya dalam melakukan perkiraan analisis finansialnya. Upaya yang dilakukan CV. Nilam Kencana Jaya ketika memperoleh keuntungan harga yang tinggi akan disisihkan untuk membantu keuangan ketika harga sedang turun.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN 1. CV. Nilam Kencana Jaya merupakan salah satu usaha penyulingan minyak nilam di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes. Proses produksi yang dilakukan yaitu mengolah nilam kering menjadi minyak nilam. 2. Biaya yang dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya untuk satu tahun yaitu tahun 2011 proses penyulingan sebesar Rp 2.359.672.735,5 yang terbagi menjadi biaya tetap sebesar Rp 59.620.735,5 dan biaya variabel sebesar Rp 2.300.052.000,-. Dengan penerimaan sebesar Rp 3.159.822.000,- diperoleh keuntungan sebesar Rp 800.149.264,5 sehingga profitabilitas dari usaha ini sebesar 33,90 %. 3. Aspek pertimbangan usaha meliputi risiko usaha dan efisiensi usaha. a. Koefisien variasi 1,03651 (>0,5) dan batas bawah keuntungan minus Rp 71.548.098,89 (<0), berarti ada peluang kerugian yang harus ditanggung oleh pemilik usaha penyulingan CV. Nilam Kencana Jaya yakni sebesar Rp 71.548.098,89 selama tahun 2011.
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
16
b. Usaha penyulingan ini dikatakan efisien karena mempunyai nilai R/C ratio 1,34. B. SARAN 1. Usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya diharapkan mulai menerapkan teknologi yang lebih modern dalam proses produksi sehingga usaha penyulingan minyak nilam yang dilakukan akan lebih efisien. Penggunaan teknologi yang modern akan diperoleh rendemen minyak yang lebih tinggi. Rendemen yang tinggi akan mempengaruhi produk minyak nilam yang dihasilkan yaitu lebih banyak dan akhirnya efisiensi dan penerimaan meningkat. Semakin tinggi penerimaan yang diperoleh dan semakin rendah biaya total yang dikeluarkan. 2. Usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya diharapkan mampu memanfaatkan limbah dari nilam bekas penyulingan yang ada. Selama ini limbah hanya dibakar saja. Limbah tersebut dapat diolah dan digunakan sebagai pupuk. Pembuatan pupuk dari limbah tersebut diharapkan dapat meningkatkan penerimaan CV. Nilam Kencana Jaya. 3. Usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya diharapkan mampu memanfaatkan pasar ekspor minyak nilam. Caranya dengan memasarkan hasil minyak nilamnya langsung ke luar negeri. Karena harga jual di luar negeri lebih tinggi dibandingkan harga jual yang biasa CV. Nilam Kencana Jaya dapat dari agen penampung yang berada di daerah Garut dan Purwokerto.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2011. Kabupaten Brebes dalam Angka 2011. BPS. Brebes. Daud, A. 1991. Nilam Budidaya dan Penyulingan. Jakarta: CV Yasaguna. Downey, W. D dan S. P. Erickson. 1992. Manajemen Agrobisnis. Erlangga. Jakarta. Gasperz, V. 1999. Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis. PT Gramedia. Jakarta.
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
17
Lipsey, R. G., P. O. Steiner dan D. D. Purvis. 1990. Pengantar Mikroekonomi. Erlangga. Jakarta. Mustika I dan Y. Nuryani, 2006. Strategi pengendalian nematode parasit pada tanaman nilam. Jurnal Litbang Pertanian XXV (1) : 7 - 15. Santoso, B. H. 1990. Bertanam Nilam Bahan Industri Wewangian. Kanisius. Yogyakarta. Soeharto, I. 1997. Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai Operasional. Erlangga. Jakarta. Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. UI Press. Jakarta. Soeparmoko. 2001. Ekonomika Untuk Manajerial.BPFE. Yogyakarta. Pustaka Internet : Anonima. 2009. Tanaman Atsiri. http://www.atsiri-indonesia.com/tanaman.php. Diakses pada tanggal 12 Januari 2012. Manoi. 2007. Penyulingan Minyak Nilam. http://balittro.litbang.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 12 Januari 2012.