Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 2 Tahun 2016
FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD Asep Irfan (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The objective of the study was to analyze the relationship between environmental factors with the incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF) in Puskesmas Nanggalo Padang in 2016. This type of research was an analytic using case control study design. The sample cases were located throughout the DBD in Nanggalo Public Health Centre - Padang 2015 and control families who were not suffering from dengue, the total sample 64 people, data were analyzed by means of univariate and bivariate statistical test Chi square. The research result was there was a significant relationship between the environment and the incidence of dengue in Puskesmas Padang Year 2016. It was suggested for P2M section to more guard against the occurrence of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) through the prevention and eradication of dengue disease. Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever, Environment ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan faktor lingkungan dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan desain case control study. Sampel kasus adalah seluruh penderita DBD yang berada di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang tahun 2015 dan kontrolnya KK yang tidak menderita DBD, total sampel sebanyak 64 orang, Data dianalisis dengan cara univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi square. Hasil penelitian. Ada hubungan yang bermakna antara lingkungan dengan kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang Tahun 2016. Disarankan bagian P2M lebih wasapada terhadap kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD. Kata Kunci: Demam, Berdarah, Dengue, Lingkungan PENDAHULUAN dan
cenderung meningkat jumlah penderita
Penyakit DBD bersifat endemis
serta semakin luas penyebarannya.
sering
Kondisi
menyerang
masyarakat
lingkungan
yang
dalam bentuk wabah disertai dengan
merupakan
angka kematian yang cukup tinggi,
berkembang biaknya nyamuk Aedes
terutama anak-anak. Penyakit Demam
aegypti sebagai penyebab penyakit
Berdarah Dengue (DBD) merupakan
Demam Berdarah (Kurniasari, 2012).
salah
satu
masyarakat
masalah di
kesehatan
Indonesia
yang
Banyak
faktor
buruk,
faktor
pencetus
yang
mempengaruhi kejadian penyakit DBD
61
Asep Irfan; Faktor Lingkungan dengan Kejadian DBD,,,,,,,,,,hal 61 - 66
di Indonesia antara lain faktor hospes,
kasus yang terjadi di Sumatera Barat
lingkungan (environment), dan respon
(Antara, 2016).
imun. Faktor hospes yaitu kerentanan
Di
(susceptibility), Faktor
dan
respon
lingkungan
geografis
berua
permukaan
yaitu
curah
kondisi
tertinggi jumlah kasus DBD dalam
dari
tahun 2014 sebanyak 88 kasus (Dinas
hujan,
Kesehatan Kota Padang, 2015). Diduga
Penelitian Roose (2010) tentang sosiodemografi
Puskesmas
Nanggalo termasuk Puskesmas yang
kelembaban, musim (Soegijanto, 2010),
hubungan
Padang,
imun.
ketinggian
laut,
Kota
tingginya
angka
kejadian
DBD
ini
disebabkan masih banyaknya tempat
dan
perindukan nyamuk berupa bak mandi,
lingkungan fisik dengan kejadian DBD
ember, gentong, tempat penampungan
menyatakan
hubungan
air yang bukan untuk keperluan sehari-
yang signifikan antara faktor lingkungan
hari misalnya vas bunga, ban bekas,
fisik
tempat sampah, tempat minum burung,
bahwa
seperti
ada
jarak
rumah,
tempat
air
bukan
untuk
penampungan
dan
lain-lain,
serta
tempat
keperluan sehari-hari. Selanjutnya Fathi
penampungan air alamiah yaitu lubang
(2011) juga mengungkapkan bahwa
pohon, pelepah daun keladi, lubang
ada
batu, dan lain-lain (Depkes, 2014).
hubungan
kontainer
antara
dengan
keberadaan
kejadian
KLB
penyakit DBD. Dinas
Berdasarkan
kajian
tersebut
diduga kuat peneliti bertujuan untuk Kesehatan
Provinsi
meneliti
hubungan faktor lingkungan
pada tahun 2013
dengan
kejadian
melaporkan kasus DBD sebanyak 965
dengue
(DBD)
kasus
Puskesmas Nanggalo Padang tahun
Sumatera Barat
dan
5
orang
diantaranya
demam di
berdarah
wilayah
kerja
meninggal, tahun 2014 sebanyak 2.128
2016.
METODE PENELITIAN
independen dalam penelitian ini adalah
Jenis penelitian yang dilakukan
lingkungan
tempat
tinggalnya,
analitik, desain yang digunakan case
sedangkan variabel dependen adalah
control
kejadian DBD. Penelitian dilakukan
study
retrospektif
dengan
Penelitian
pendekatan ini
melihat
pada bulan Maret sampai Mei 2016..
hubungan faktor lingkungan dengan
Populasi
kejadian demam berdarah dengue di
penderita DBD yang berada di wilayah
wilayah kerja Puskesmas Nanggalo
kerja Puskesmas Nanggalo Padang.
Padang Tahun 2016. Variabel
Sampel
62
penelitian
diambil
adalah
secara
seluruh
purposive
Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 2 Tahun 2016
sampling. Sampel Kasus adalah KK
Univariat dan Bivariat, dimana analisis
yang mempunyai anggota keluarga
Univariat
menderita DHF periode Januari s/d
frekuensi
akhir Desember 2015, yaitu sebanyak
statistik yang digunakan Chi-square.
92 orang dan kontrol adalah KK yang
Untuk mengetahui berapa besarnya
tidak tidak ada anggota yang menderita
risiko kejadian pada kelompok terpapar
DBD tersebut.
dibangdikan kelompok tidak terpapar,
dengan
Data dikumpulkan
wawancara
dan
observasi.
Data dianalisis menggunakan analisis
menggunakan dan
analisis
distribusi Bivariat
uji
maka dilihat nilai OR (Odds Ratio) dengan CI (Conviden Interval) 95% .
HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Tahun 2016 Faktor Lingkungan f % Berisiko
51
79,7
Tidak Berisiko
13
20,3
Jumlah
64
100
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat dari 64 responden, lebih bayak (79,7%) memiliki lingkungan tempat tinggal yang berisiko. Tabel 2 .Hubungan Faktor Lingkungan Responden dengan Kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Tahun 2016 Kejadian DBD 95% Faktor Jumlah confidence Kasus Kontrol Lingkungan OR Interval f % f % f % Lower Upper Berisiko 30 93,8 21 65,6 51 79,7 Tidak Berisiko 2 6,2 11 34,4 13 20,3 7,857 1,576 39,172 Total 32 100 32 100 64 100 P = 0,013 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat
hubungan yang bermakna antara faktor
bahwa lingkungan berisiko lebih banyak
lingkungan dengan kejadian demam
pada
kelompok
dibandingkan
kasus
(93,8%)
berdarah
kelompok
kontrol
diperoleh
dengue. nilai
Selanjutnya
Odds
Ratio
(OR)
(65,5%). Setelah dilakukan uji statistik
sebesar 7,857, Confidence Interval (CI)
didapatkan p= 0,013 Artinya terdapat
95%
=
1,576
-
39,172.
Artinya
63
Asep Irfan; Faktor Lingkungan dengan Kejadian DBD,,,,,,,,,,hal 61 - 66
lingkungan
berisiko
mempunyai
peluang/ risiko 7,857 kali mengalami
DBD
dibandingkan
kelompok
tidak
berisiko. (ecchymosis), atau ruam (purpura),
PEMBAHASAN Hasil
kadang-kadang mimisan, berak darah,
penelitian
menunjukan
bahwa persentase lingkungan yang tidak
baik
(93,8%)
pada
lebih
kelompok
tinggi
kelompok
kontrol
dilakukan
uji
muntah darah, dan kesadaran menurun atau renjatan (shock).
kasus
Vektor penular penyakit DBD
dibandingkan
adalah nyamuk Aedes aegypti yang
(65,6%).
statistik
Setelah
merupakan
agent
(penyebab)
didapatkan
terjadinya DBD pada manusia. Virus
p=0,013, artinya terdapat hubungan
yang ditularkan dari orang ke orang
yang
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
bermakna
dengan
antara
kejadian
lingkungan
demam
berdarah
(WHO,
2010).
Faktor
dengue. Lingkungan yang berisiko akan
merupakan
rentan berkembang biaknya nyamuk
kejadian
Aides
dapat
2008). Faktor lingkungan yang meliputi
demam
tata rumah, tempat penampungan air,
aegypti
akan
menyebabkan
penyakit
faktor
lingkungan
demam
berdarah dengue (DBD) dapat menular
keberadaan
yang ditularkan melalui nyamuk Aedes
aegypti,
aegypti.
merupakan
Hasil
penelitian
ini
sama
dan
faktor
menyatakan adanya hubungan antara
demam berdarah.
lingkungan dengan kejadian demam
Tata
Penyakit
Demam
(Roose,
nyamuk
tanaman
mempengaruhi
terjadinya
berdarah
jentik
dengan penelitian Roose (2010) yang
berdarah dengan nilai p<0,05.
risiko
pekarangan
yang
dapat
terjadinya
rumah
Aedes
penyakit
yang
termasuk
kebiasaan menggantungkan pakaian Berdarah
merupakan
tempat-tempat
Dengue
menurut
Kurniasari
(2012)
adalah
penyakit
menular
yang
istirahat
disebabkan oleh virus dengue dan
bertelur,
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti
lembab, dan sedikit angin. Memelihara
yang
demam
kebersihan lingkungan rumah dapat
mendadak 2 sampai 7 hari tanpa
menghambat berkembangnya vektor
penyebab yang jelas, lemah atau lesu,
penyakit DBD yaitu Aedes aegypti
gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda
(Yudhastuti,
perdarahan
penampungan
ditandai
perdarahan
64
di
dengan
kulit
berupa
(petechiae),
bintik lebam
disenangi
untuk
nyamuk selama tempat
untuk
yang hinggap
menunggu
waktu
tersebut
gelap,
2011). air
keperluan
yang
Tempat digunakan
sehari-hari
seperti
Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 2 Tahun 2016
drum, tempayan, bak mandi, bak WC,
penyakit
ember, dan sejenisnya sangat beresiko
Tanaman pekarangan tersebut dapat
apabila setiap hari airnya tidak diganti
mempengaruhi keberadaan nyamuk,
dengan yang baru dan membersihkan
karena dapat menjadi penangkal untuk
tempatnya
ini
penularan tempat-tempat di sekitarnya.
dikarenakan tempat penampungan air
Oleh karena itu, keberadaan tanaman
merupakan
untuk
pekarangan pengusir nyamuk dapat
Aedes
menghambat berkembangnya nyamuk
perlunya
tempat
Aedes aegypti. Perlu diperhatikan dan
tertutup
untuk
diwaspadai terutama pada lingkungan
secara
nyamuk
Sehingga
penampungan
air
menghindari nyamuk
Hal
media
berkembangbiak aegypti.
teratur.
perkembangbiakan
Aedes
aegypti
yang
merupakan vektor penyakit DBD.
tempat
demam
tinggal
berdarah
yang
kebersihannya,
dengue.
selalu
sehingga
dijaga tidak
mengundang nyamuk tersebut untuk
Kepadatan vektor dapat diukur
bersarang dan berkembangbiak dan
dengan parameter Angka Bebas Jentik
hidup pun akan selalu sehat serta jauh
(ABJ). Semakin tinggi angka kepadatan
dari
vektor
2011).
akan
menimbulkan
risiko
penularan penyakit DBD. Oleh karena itu
masyarakat
perlu
melakukan
berbagai
penyakit
Temukan spesies
(Yudhastuti,
dan
musnahkan
di
lingkungan
Aedes
tindakan preventif untuk mencegah
pemukiman,
tempat
dan
perindukan atau taburkan larvasida di
Aedes
semua tempat yang potensial sebagai
perindukan
perkembangbiakan
nyamuk
aegypti.
bersihkan
tempat
tempat perindukan larva Ae. Aegypti.
Keberadaan pekarangan
tanaman
pengusir
nyamuk
Gunakan obat gosok anti nyamuk bagi orang-orang
yang
terpajan
merupakan pencegahan dari penularan
nyamuk. (Depkes RI, 2012).
KESIMPULAN DAN SARAN
lingkungan
yang
berisiko
berpeluang
7,857
akan
Berdasarkan
hasil
penelitian
Lebih dari separo (79,7%) responden memiliki lingkungan yang tidak baik.
dengan
(buruk)
mengalami
DBD dibandingkan yang tidak berisiko. Disarankan
melalui
Ada hubungan yang bermakna antara
Petugas
faktor lingkungan dengan kejadian DBD
disarankan
agar
di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo
penyuluhan
kesehatan
Padang
membagikan leaflet, stiker, dan brosur
Tahun
2016.
Selanjutnya
Puskesmas
Kepada Nanggalo
meningkatkan dengan
65
Asep Irfan; Faktor Lingkungan dengan Kejadian DBD,,,,,,,,,,hal 61 - 66
sebagai
pelengkap
informasi
bagi
dan
pemberantasan
dengan
penyakit DBD, sehingga masyarakat
kebersihan
lingkungan
rumah,
mengerti dan lebih memahami cara
melakukan
pengurasan
tempat
penanggulangan
penampungan air 1 kali seminggu,
DBD
tersebut.
diharapkan
Kepada
agar
lebih
kejadian
masyarakat wasapada
melakukan nyamuk,
seperti
DBD
masyarakat yang berhubungan dengan
terhadap
kegiatan,
penyakit
pemberantasan dan
menjaga
sarang
membudidayakan
terhadap kejadian Demam Berdarah
penanaman tanaman pengusir nyamuk
Dengue (DBD) melalui pencegahan
Aedes aegypti.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Keecamatan Bukit Raya Kota
Antara,
2016. Padang Terbanyak Kasus DBD, Diakses selasa, 04 Oktober 2012. http:)//www.iyaa.com/Padangterbanyak-kasus-dbd.html.
Budiman, Chandra, 2008. Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta: EGC Depkes RI. 2012, Kebijaksanaa Program P-2 DBD dan situasi terkini DBD Indonesia . Jakarta: Dirjend PPM-PL Departemen Kesehatan RI. Fathi, Keman S, Wahyuni CU, 2011. Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap Penularan Demam Berdarah Dengue di Kota Mataram. Journal Kesehatan lingkungan: Vol.2, No.1, Juli 2005: 1-10. Kurniasari, Novita Dwi, 2012. Hubungan lingkungan dengan Penyakit Demam Berdarah (DBD). http://novitadwikurnia.blogspot.c om/2012/hubungan-lingkungandengan-penyakit-demamberdarah.html. Roose,
66
A, 2010. Hubungan Sosiodemografi dan Lingkungan dengan kejadian Penyakit
Pekanbaru, Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana USU. Soegijanto, 2010. Demam Berdarah Dengue . Surabya : Airlangga University Press. WHO, 2008. Demam Berdarah Dengue Diagnosis. Pengobatan, Pencegahan dan pengendalian. Jakarta:EGC. Yudhastuti, Ririh, 2011. Hubungan Kondisi Lingkungan, Kontainer, dan Perilaku Masyarakat dengan keberadaan jentik Nyamuk Aedes aegypti di daerah Endemis demam Berdarah Dengue. Surabya : Skripsi Universitas Airlangga [online][skripsi] dari http://repository.unair.ac.id/[26 juli 2012].