HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KONSELING MENYUSUI DENGAN PELAKSANAAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU MENYUSUI PRIMIPARA DI KLINIK BERSALIN SAYANG BUNDA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA TAHUN 2014 Hj.SUMITRI (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRAT
Mother’s milk (ASI) is a gift from God for baby which is can’t changed by other food or drink. The successful of giving suck is influenced with internal factor that is lack of knowledge and also the external factor, the limited of health staff who are being able to give counseling about ASI. The latest data about giving exclusive ASI (0-6 months) in Indonesia is 61,5% while in West Sumatra the amount of giving exclusive ASI is 67,0%. The general purpose of this research is to know the relationship between knowledge and suckle counseling with the implementation of the correct suckle technique to primipara suckle woman in “Sayang Bunda maternity clinic” Lima Puluh Kota regency 2014. The kind of research is Analytic Survey with Crossectional design. The population of the research is all primipara suckle mother under 6 months that are 50 person. The sample is primipara suckle mother under 6 months, with total sampling as taken sample technique. The result of the research from 50 respondents, the woman with good knowledge is 35 respondents (70%), 33 respondents get counseling and 29 respondents (58%) and the error implementation about suckle technique. There is a significant relationship mother knowledge about the right technique of suckle with do the right technique of suckle, the proportion value 0,000. Also a significant relationship about counseling the right technique how to give suck with do the right technique of suckle ,the proportion value 0,001. Hoping that we can increase promotion about mother’s milk (ASI) by using brochures , increasing counseling about the right technique of suckle for mother. Key words
: Mother’s knowledge, suckle counseling, implementation the right
hemat karena tidak perlu dibeli dan angka
PENDAHULUAN adalah
sakit bayi-bayi yang diberi ASI jauh lebih
anugerah Tuhan untuk bayi yang tidak
rendah dibandingkan dengan bayi yang
dapat
atau
diberi
yang
menghemat keluarga untuk biaya berobat.
Air
Susu
Ibu
digantikan
minuman
oleh
apapun.
(ASI)
makanan
Hanya
ASI
susu
buatan,
dapat memenuhi semua kebutuhan bayi
(Depkes
untuk
Desember 2013).
optimal.
tumbuh dan berkembang secara ASI
aman,
bersih
dan
RI
2007,
hal
ini
diakses
akan
13
Mempertimbangkan keunggulan ASI
mengandung zat kekebalan tubuh yang
tersebut,
dapat
dokumen Global Strategy for Infant and
melindungi
bayi
dari
berbagai
WHO/UNICEF
(2002)
dalam
anak
menetapkan bahwa pemberian ASI secara
sampai usia 2 tahun adalah : 1) Memberi
eksklusif bagi bayi di Indonesia adalah
kesempatan pada bayi untuk melakukan
sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan,
inisiasi menyusu dini dalam 1 jam setelah
dan
lahir; 2) Menyusui bayi secara eksklusif
menginformasikanya kepada semua ibu
sejak lahir sampai umur 6 bulan; 3) Mulai
yang baru melahirkan (Depkes RI 2007,
memberi makanan pendamping ASI yang
diakses 13 Desembe 2013).
makan terbaik bagi
bayi
dan
menyusui
sampai
berusia 24 bulan atau lebih.
anak Dalam
tenaga
kesehatan
agar
Data terakhir cakupan pemberian
bergizi sejak bayi berusia 6 bulan; dan 4) Meneruskan
semua
ASI eksklusif (0-6 bulan) di Indonesia sebesar
61,5%,
sedangkan Sumatra
rangka mencapai derajat kesehatan anak
Barat adalah 67,0% (Depkes RI 2012,
yang optimal,
di
Diakses 26 Desember 2013). Keberhasilan
diharapkan mengimplementasikan
menyusui dipengaruhi oleh faktor internal
dunia
rekomendasi kondisi
semua
tersebut
negara
sesuai
masing-masing
dengan
yaitu kurangnya pengetahuan, dan juga
negara.
faktor
ekternal
Pemerintah Indonesia melalui Departemen
terbatasnya
Kesehatan
memberikan
telah
menindaklanjuti
berupa
tenaga
masih
sangat
kesehatan
konseling
yang
tentang
ASI,
rekomendasi tersebut dengan menerbitkan
karena faktor ini banyak terjadi masalah
Surat
pada waktu menyusui terutama pada ibu
Keputusan
Menteri
Kesehatan
nomor: 450/MENKES/SK/IV/2004 tentang
primipara,
dan
Faktor
pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara
(Astutik 2008, p: 94).,
sosial
budaya
eksklusif pada bayi di indonesia, yang Adanya faktor-faktor diatas maka
teknik
menyusui, biasanya disebabkan
banyak ibu mengeluh sewaktu menyusui.
karena bayi sudah diberi susu botol
atau
Hal ini seringkali disebabkan karena teknik
kompeng,
yang
menyusui yang dilakukan salah sehingga
membuat bayi tidak nyaman dan tidak dapat
menimbulkan
ibu
mengeluarkan asi dengan efektif, prilaku
(Baskoro 2008, p.26). Teknik menyusui
kasar terhadap bayi, ibu memegang atau
merupakan
yang
menggoyang- goyangkan payudara, saat
mempengaruhi produksi ASI dimana bila
menyusui di jaduwal (Selasi 2011, diakses
teknik
13 desember 2013).
ketidaknyamanan
salah
menyusui
satu
tidak
bagi
faktor
benar,
dapat
menyebabkan puting lecet dan menjadikan ibu
enggan
menyusui
dan bayi jarang
posisi
menyusui
Adanya masalah menyusui diatas maka untuk menaggulanginya yaitu dengan
menyusu. Bila bayi jarang menyusu karena
cara
bayi enggan menyusu akan berakibat kurang
konseling menyusui dalam skala provinsi
baik,
sangat
menyediakan tenaga konselor menyusui di
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI
fasilitas pelayanan kesehatan dan tempat
selanjutnya.(Roesli,
sarana umum lainnya dalam skala provinsi
karena
isapan
2005.
bayi
Diakeses
13
memberikan
pelatihan
teknis
Nomor 33 tahun 2012 Tentang Pemberian
meyusui yang benar pada ibu menyusui
air susu ibu eksklusif, diakses 26 desember
primipara. Tujuan dari penelitian ini adalah
2013). Hasil survei awal pada 10 orang ibu
untuk mengetahui hubungan pengetahuan
menyusui di Klinik Bersalin Sayang Bunda
dan pemberian konseling menyusui
didapatkan hanya 1 orang ibu
dengan pelaksanaan teknik menyusui
dengan
benar
dan
9
menyusui
orang
lainnya
yang benar pada ibu menyusui primipara
menyusui tidak benar. Disamping itu banyak
di klinik bersalin sayang bunda kabupaten
ibu
lima puluh kota tahun 2014. Manfaat
mengalami
masalah
pada
waktu
menyusui yaitu seperti puting susu lecet.
penelitian adalah untuk meningkatkan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan
cakupan pemberian ASI ekslusif dengan
uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk
cara meningkatkan pengetahuan ibu
melakukan
penelitian
lebih
lanjut guna
tentang menyusui dan keterampilan
mengetahui
apakah
ada
hubungan
dan
konseling
pengetahuan
menyusui dengan
tentang
pelaksanaan
teknik
tentang tekhnis meyusui yang benar meliputi posisi dan cara melekat yang benar
METODE PENELITIAN Jenis penelitian Survey Analitik dengan
ibu
pendekatan
menyusui
Crossectional
study.
menyusui
primipara
selama
6
yang masih
bulan
dan
ibu
Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin
menyusui primipara yang bersedia menjadi
Sayang Bunda
Lima
responden, ibu-ibu menyusui primi para
yang dilakukan di bulan
yang belum memberikan makanan selain
Puluh April
Kota, 2014.
menyusui
Kabupaten
Populasi
seluruh ibu-ibu
primipara dibawah 6
bulan
ASI Kriteria multipara,
eklusi
:ibu
menyusui
ibu menyusui primipara yang
selama Juli sampai Desember Tahun 2013
tidak bersedia menjadi responden dan ibu
sebanyak 50 orang dandilakukan total
menyusui
sampel. Tekhnis pengambilan
memberikan makanan selain ASI.Analisa
sampel
secara accidental yaitu ibu-ibu yang ada di klinik saat penelitian. Kriteria inklusi :
primipara
yang
data secara uni variat dan bivariat.
telah
HASIL PENELITIAN Analisa
univariat
mengetahui
digunakan
distribusi
tentang
untuk
menyusui
di
Klinik Bersalin
Sayang Bunda Kabupaten Lima Puluh
frekuensi
Kota Tahun 2014.
pengetahuan ibu menyusui primipara
Tabel.1 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang menyusui di klinik bersalin sayang bunda kabupaten lima puluh kota tahun 2014 Pengetahuan ibu
Frekuensi
Persentase (%)
Tinggi
35
70%
Rendah
15
30%
Jumlah
50
100%
Tabel
2.
di
atas
terlihat
bahwa
yang berpengetahuan
sebahagian besar responden ( 70 %)
tinggi tentang
menyusui
Tabel.2. Distribusi frekuensi pemberian konseling tentang menyusui diklinik bersalin sayang bunda kabupaten lima puluh kota tahun 2014 Konseling Frekuensi Persentase (%) Ya
33
66%
Tidak
17
34%
Jumlah
50
100%
Dari tablel di atas terlihat bahwa lebih dari separuh
(66%)
memperoleh konseling menyusui .
responden
Tabel.3. Distribusi frekuensi Pelaksanaan teknik menyusui Yang benar diklinik bersalin sayang bunda kabupaten lima puluh kota tahun 2014 Teknik Menyusui Frekuensi Persentase (%) Benar
21
42%
Salah
29
48%
Jumlah
50
100%
Dari tablel di atas terlihat bahwa lkurang dari separuh
(42 %)
responden
menyusui dengan teknik yang benar
Analisa Bivariat Tabel.4. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Menyusui dengan Teknik Menyusui Yang Benar Pada Ibu Primipara Di Klinik Bersalin Sayang Bunda Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2014 Pengetahuan ibu
Teknik menyusui yang benar Benar
%
Salah
total
%
n
%
Tinggi
21
42.0%
14
28.0%
35
70.0%
Rendah Jumlah
0 21
0% 42.0%
15
30 0%
15 50
30 0% 100%
29
p.value
0,000
Tabel diatas terlihat bahwa dari 35 orang
menyusui yang salah. Nilai proporsi 0, 00
responden memiliki pengetahuan tinggi,
artinya terdapat hubungan yang signifikan
terdapat 21 orang (42.0%) responden telah
antara pengetahuan ibu dengan teknik
melaksanakan teknik menyusui yang benar.
menyusui yang benar di Kinik Bersalin
Dari
Sayang Bunda Kabupaten Lima Puluh Kota
15
orang
responden
yang
pengetahuan rendah terdapat 15
orang
(30.0%)
teknik
responden
melakukan
Tahun 2014.
Tabel 5. Hubungan konseling menyusui dengan Teknik Menyusui yang Benar Pada Ibu Primipara Di Klinik Bersalin Sayang Bunda Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2014 Total p.value Teknik menyusui yang benar Konseling Benar % Salah % n % Ya
20
Tidak Jumlah
Table orang
40.0%
13
26.0%
33
66.0%
1
2.0%
16
32.0%
17
34.0%
21
42.0 %
29
58.0 %
50
100 %
diatas terlihat responden
konseling,
terdapat
0,001
bahwa dari 33
menyusuid e n g a n
yang
proporsi 0,001 artinya terdapat hubungan
40
diberikan %
yang
yang signifikan
benar
antara
.
Nilai
pemberian
melaksanakan teknik menyusui dengan
konseling
benar . Dari 17 orang responden yang
benar di Kinik Bersalin Sayang Bunda
tidak diberikan konseling terdapat 20%
Kabupaten
responden
2014.
yang
melakukan
teknik
dengan teknik menyusui yang
Lima
Puluh
Kota
Tahun
Pemberian konseling menyusui
PEMBAHASAN Pengetahuan ibu tentang menyusui Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil tahu setelah orang
dan
ini
terjadi
melakukanpenginderaan
Hasil
penelitian
dilihat
bahwa
(66%)
sebagian
responden
dkk.2010, p. 11).
hubungan
bahwa
sebahagian
responden
(
besar
besar
memperoleh
menyusui. Konseling
menunjukan
telah
dilakukan pada table 2 dapat
terhadap suatu objek tertentu (DewiM,
Hasil penelitian
yang
merupakan
profesional
konselor
terlatih
klien.Hubungan
ini
konseling suatu
antara
seorang
dan
seorang
biasanya
dilakukan
%)
memiliki
orang per orang (Burk dan stefflre 2009, p.
pengetahuan tinggi tentang
menyusui
82).
.Hasil
70
penelitian
dengan
Hasil penelitian ini
lebih rendah
hampir
sama
penelitian sebelumnya
yang
dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
mahasiswa Universitas
oleh ros rahmawati di Rumah Bersalin
dilakukan
ini
oleh
Pembangunan Fatmawati
Nasional
tahun
RSUP
Surakarta mengenai pengaruh konseling
mengenai
asi eksklusif pada ibu hamil trimester tiga
di
2012,
hubungan pengetahuan ibu menyusui
terhadap
primipara dengan teknik menyusui yang
kolostrum diperoleh hasil (89,09%) ada
benar,
diperoleh
(70,3%)
pengaruh pemberian konseling dengan
memiliki
tingkat
tinggi
penyusuan dini dan pemberian kolostrum
hasil pengetahuan
tentang menyusui. Menurut
penulis,
memiliki
penyusuan
tingkat
dan
pemberian
pengetahuan
tentang
pengetahuan ibu yang tinggi terhadap
menyusui yang tinggi.Menurut penulis,
menyusui dipengaruhi oleh pendidikan
apabila ibu ada diberikan konseling oleh
ibu dan aksesnya terhadap informasi
bidan maka ibu akan menyusui dengan
tentang menyusui dari tenaga kesehatan
teknik
maupun
mendapatkan konseling maka ibu tidak
media.
pendidikan
Semakin
ibu
semakin
tinggi mudah
yang benar tapi apabila ibu tidak
akan tahu teknik menyusui yang benar.
memperoleh pengetahuan tentang teknik menyusui yang benar,sebaliknya ibuibu yang berpendidikan rendah
agak
Teknik menyusui yang benar Hasil
penelitian
yang
telah
sukar memperoleh pengetahuan yang
dilakukan pada tabel 3 dapat dilihat
benar tentang menyusui . Pengetahuan
bahwa
menyusui
dapat
responden dengan teknik menyusui yang
media cetak
salah. Teknik menyusui yang benar adalah
yang
benar
d i t e r i m a i b u melalui maupun penyuluhan
media
elektronik
yang
olehtenagaa kesehatan.
lebih
dari
separuh
(58.0%)
serta
cara memberikan ASI kepada bayi dengan
dilaakukaan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). Hasil penelitian ini lebih rendah dari
oleh
mahasiswa
Universitas
Pembangunan Nasional 71,9%
mendapatkan
responden
menyusui yang banyaknya menyusui
memiliki
benar .Menurut penulis,
responden yang
banyak
salah
ibu-ibu
mendapaatkan disamping
teknik
dengan
konseling
teknik menyusui yang benar
pada ibu primipara
teknik
Berdasarkan hasil penelitian, dari
karena
masih
tabel 5 diatas diketahui bahwa dari 33
yang
belum
orang (66.0%) responden yang
ada
menyusui,
diberikan konseling, terdapat 13
orang
responden
yang
telah
(26.0%)
responden
diberikaan konseling tidak menerapkan
melaksanakan
kaarenaa maasih terpengaruh
salah.
dengan
ajaran orang tuanya.
Dan
yang
teknik menyusui yang dari
17
orang
(34.0%)
responden yang tidak diberikan konseling terdapat 16
Hubungan pengetahuan ibu menyusui
menyusui
dengan
konseling
itu
Hubungan
dengan
teknik
tentang menyusui
yang
Berdasarkan hasil penelitian, dari
(32.0%)
responden
melakukan teknik menyusui yang
salah.
Konseling
hubungan
yang benar pada ibu primipara
orang
konselor
merupakan
profesional terlatih
antara
dan
suatu seorang
seorang
klien.
tabel 4 diatas diketahui bahwa dari 35
Hubungan ini biasanya dilakukan orang
orang (70.0%) responden yang
per orang (Burk dan stefflre 2009, p. 82).
memiliki
Hasil penelitian ini sama dengan
pengetahuan tinggi, terdapat 21 orang (42.0%)
responden
melaksanakan benar.
Dan
teknik dari
yang
menyusui
15
telah
penelitian yang dilakukan oleh Rahma
yang
Prananindita di Rumah Bersalin Wilayah
orang (30.%)
Surakarta
tahun
2011
menyatakan
terdapat
pengaruh
pengetahuan rendah terdapat 15 orang
konseling
dengan
(30.0%)
disertai diskusi terhadap praktik menyusui
responden
teknik
yang
memiliki
responden yang melakukan menyusui
dilakukan
hasil
yang uji
positif metode
pemberian ceramah
salah.
Setelah
yang benar. Hasil penelitian ini sama
statistic
dengan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
menggunakan chi-square diperoleh P =
Lina
0,000 (P <
Kabupaten Aceh Timur pada 30 Agustus
0,05),
artinya
pengetahuan dengan
ada ibu
hubungan tentang
pelaksanaan
teknik
antara
menyusui
menyusui
eksklusif.
bersalin sayang Bunda kabupaten lima
wilayah
kerja
puskesmas
2012 menyatakan ada pengaruh konseling
menyusui
yang benar pada ibu primipara di klinik
puluh kota tahun 2014.
di
terhadap
pemberian
ASI
KESIMPULAN DAN SARAN Diharapkan
Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan menyusui
ibu
tentang
dengan pelaksanaan teknik
tenaga
kesehatan
khususnya para bidan dapat meningkatkan promosi
menyusui dengan membuat
menyusui yang benar pada ibu primipara
media yang
dengan nilai P = 0,000 dan juga terdapat
dipahami.
hubungan
antara
tentang
mempersiapkan ibu untuk menyusui sejak
menyusui
dengan
teknik
hamil dengan memberikan penyuluhan dan
konseling pelaksanaan
yang menarik serta mudah Disarankan
dapat
menyusui yang benar pada ibu primipara
mengajarkan
dengan nilai P = 0,001.Disarankan pada
payudaraanya agar setelah melahirkan ibu
tempat
dapat
siap untuk menyusui secara dini, dan
meningkatkan promosi tentangmenyusui
meneruskan menyusui selama dua tahun.
dengan
Para
penelitian
agar
memajangkan
menyusuidiruang
periksa
alat dan
peragaa ruang
perawataan nifas.
bidan
konseling
cara
bidan
diharapkan
perawataan
meningkatkan
tentang tekhis menyusui yang
benar mencakup posisi menyusui dan cara melekat yang benar.
DAFTAR PUSTAKA Astutik, Reni. 2008. Payudara dan laktasi. Lentengagung : Salemba Medika Bahiyatun. 2011. Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta : Buku kedokteran EGC Baskoro, Anton. 2008. Asi panduan praktis ibu menyusui. Yogyakarta: Banyu Media Hegar, Badriul. Dkk. 2008. Bedah ASI. Jakarta: Ikatan dokter anak indonesia cabang DKI Jakarta Kriatiyanasari, Weni. 2009. ASI, menyusui dan sadari. Yogyakarta: Nuha medika Manajemen terpadu balita sakit. 2006. Manajemen terpadu bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan. Jakarta: Departemen kesehatan republik Indonesia
Notoatmodjo, soekidjo. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka cipta Roesli.2005. Cara menyusui yang benar http://indoslayer.files.wordpress.com/2011 /09/cara-menyusui.pdf (diakses 13 desember 2013) Saleha, Sitti. 2009. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Lenteng agung: Salemba medika Asuhan Sulistyawati, Ari. 2009. kebidanan pada ibu nifas. Yogyakarta: Andi Yeyeh, rukiyah. Dkk. 2011. Asuhan kebidanan III (nifas). Jakarta: CV. Trans info Media Yulifah, Rita. Dk. 2009. Komunikasi dan Lenteng konseling dalam kebidanan. agung: Salemba medika