Zulferi; Pengaruh Pemberian Maltokstrin.................. 32 - 40 PENGARUH PEMBERIAN MALTODEKSTRIN DALAM PEMBUATAN BUBUK PEWARNA ALAMI KULIT BUAH NAGA MERAH (HYLOCAREUS COSTARICENSIS) DAN APLIKASINYA PADA MAKANAN Zulferi, M. Husni Thamrin, Kasmiyetti
(Politeknik Kementrian Kesehatan Padang) ABSTRAK The purpose of this study is to see the effect of maltodextrin in the manufacture of powdered natural dye leather red dragon fruit (hylocareus costaricensis) and its application in food. This research used Completely Randomized Design (CRD) consisting of 3 treatments and 2 replications. Where the treatment given is: maltodextrin concentration of 5.0%, 7.5% and 10 Data were analyzed with analysis of variance (ANOVA). The results showed concentrations of 5% maltodextrin produce skin coloring powdered dragon fruit with a bit of red color. The lowest water content in powdered dragon fruit leather dye obtained on treatment provision by 10% maltodextrin with water content of 3.53% and the highest in giving treatment by 10% maltodextrin is equal to 4.93%. Organoleptic test showed that the jelly with the use of powdered dragon fruit leather dyes by administration of 5% maltodextrin preferably in terms of color, flavor, and texture, while in terms of treatment using scents are preferred by 10% maltodextrin. Keywords: dragon fruit skin, natural dyes, Maltodextrin PENDAHULUAN Berkembangnya industri pengolahan
karsinogenik dan dapat merusak hati pada
pangan menyebabkan penggunaan zat
binatang percobaan (Bina Depkes, 2001).
warnapun semakin meningkat, terutama dari
jenis
zat
laboratorium
warna
Direktorat
Salah satu alternatif yang berpotensi
Hasil
digunakan sebagai zat pewarna alami
Pengawasan
adalah kulit buah naga warna merah.
sintetis.
masih
Buah naga merah saat ini banyak diminati
ditemukannya penggunaan pewarna yang
masyarakat, dimana 30-35 % dari buah
dilarang
naga
Makanan
dan seperti
Minuman Rhodamin
B
atau
merah
mengandung
biasanya
kerupuk
Berdasarkan
dan minuman. Hal ini sangat berbahaya
Sumatera Barat tahun 2010 di Kabupaten
karena adanya residu logam berat pada
Padang
zat warna tersebut. Pewarna ini dianggap
dipanen buah naga merah sebanyak 20
berbahaya karena telah terbukti bersifat
Ton/Ha. Jumlah ini cukup besar apabila
data
Pariaman
sebagai
yang
Methanil Yellow pada makanan jajanan,
3 2
dibuang
kulit
dari setiap
sampah.
Disperindag tahunnya
Zulferi; Pengaruh Pemberian Maltokstrin.................. 32 - 40 tidak
dimanfaatkan
sebagai
bahan
melawan
pewarna alami dan kulit buah naga merah
kanker,
penyakit
hati
dan
tekanan darah rendah.
yang dihasilkan hanya akan jadi sampah.
Dalam pembuatan bubuk pewarna
Buah naga yang sering disebut
bahan makanan ada beberapa teknik
dengan kaktus manis atau kaktus madu,
pengeringan
adalah buah yang sudah terkenal di
misalnya dengan menggunakan oven dan
Indonesia. Buah ini banyak mengandung
sinar matahari pada tekanan atmosfir.
gizi dan vitamin yang sangat berfungsi
Namun pengeringan untuk bahan-bahan
bagi tubuh, kandungan gizi secara umum
yang
yang ditemukan dalam buah ini adalah
dibutuhkan alat pengering yang sesuai
berupa potassium, ferum, serat, kalsium
agar tidak merusak pigmen antosianin
dan sodium. Kandungan vitamin pada
yang ada dalam ekstrak kulit buah naga
buah ini juga besar dan beragam, secara
merah yaitu dengan menggunakan alat
umum buah naga mengandung vitamin
spray dryer.
B1, B2 dan B3. Bukan hanya buahnya
relatif
yang
dapat
sensitif
dilakukan,
terhadap
panas
Pengeringan dengan menggunakan
saja yang berkhasiat untuk mencegah
alat
kanker usus, kencing manis dan berbagai
dipermudah apabila bahan atau cairan
penyakit, tetapi khasiat juga ditemukan
ekstrak kulit buah naga merah yang akan
pada daun dan kulit buah naga maka dari
dikeringkan diberi bahan pengisi (filler)
itu sangat disayangkan apabila kulit buah
seperti maltodekstrin. Maltodekstrin adalah
naga yang memiliki khasiat tidak dapat
karbohidrat
digunakan
hidrolisis pati menjadi gula oleh panas dan
sebagai
bahan
tambahan
dalam makanan ( Wahyuni 2010). Hasil
penelitian
Saati
spray
dryer
yang
umumnya
dibentuk
akan
selama
asam yang akan menstabilkan bubuk (2008),
pewarna alami yang dihasilkan. Penelitian
menunjukkan bahwa kulit buah naga
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
merah
pemberian
(Hylocereus
mengandung antosianin
costaricensis)
antosianin. merupakan
pigmen
maltodekstrin
dalam
Dimana
pembuatan bubuk pewarna alami dari kulit
yang
buah naga merah dan aplikasinya pada
memberikan warna merah yang dapat
makanan.
METODE PENELITIAN
dihasilkan diaplikasikan untuk pewarna
Jenis
penelitian
ini
adalah
makanan seperti agar-agar.
eksperimen yaitu membuat produk bubuk
Penelitian
dilaksanakan
di
pewarna alami dari kulit buah naga merah
Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan
dengan
Gizi Poltekkes Kemenkes Padang dan
penambahan
maltodekstrin
dengan menggunakan alat spray dryer.
Laboratorium
Selanjutnya
Padang. Penelitian ini dilaksanakan pada
bubuk
pewarna
yang
Farmasi
FMIPA
Unand
bulan September s/d Nopember 2012.
33
Zulferi; Pengaruh Pemberian Maltokstrin.................. 32 - 40 digunakan
dryer dengan suhu inlet 170oC dan suhu
dalam penelitian ini adalah kulit buah
outlet 60oC. Dari 5 perlakuan penggunaan
naga merah yang diperoleh dari buah
maltodekstrin dalam pembuatan bubuk
naga merah sebanyak 10 kg yang akan
pewarna
digunakan untuk 2 kali percobaan yang
perlakuan yang terbaik hasil dari bubuk
dibeli di Ketaping Kabupaten Padang
pewarna
Pariaman.
maltodekstrin
warna dan kehalusan. Tiga perlakuan
sebanyak 2 kg dibeli dari toko kimia di
yang terpilih adalah penggunaan dengan
Bogor.
konsentrasi maltodekstrin 5 %, 7,5 % dan
Bahan
baku
yang
Sedangkan
Peralatan yang digunakan dalam
kulit
buah
yang
naga,
dihasilkan
dipilih
3
berdasarkan
10 %. Bubuk pewarna yang dihasilkan
penelitian ini antara lain : Spray dryer
kemudian dikemas dalam plastik dan
Merk Buchi mini B-290 buatan German,
ditimbang beratnya. Selanjutnya dilakukan
blender, saringan, ayakan aluminium,
pengamatan
gelas ukur, timbangan, talenan, panci,
rendemen,
pisau, kompor, oven, cetakan agar-agar
pengolahan makanan dalam pembuatan
dll.
agar-agar
terhadap
kadar
kemudian
air
diaplikasikan
dan
dilakukan
dan ke uji
menggunakan
organoleptik/hedonik kapada panelis yang
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
meliputi warna, aroma, rasa dan tekstur
terdiri dari 3 perlakuan dan 2 kali
agar-agar.
Penelitian
ulangan.
ini
Dimana
perlakuan
Penelitian lanjutan dilakukan dengan
yang
diberikan adalah :
mengaplikasikan
bubuk
pewarna
kulit
konsentrasi maltodekstrin sebesar 5,0
buah naga tersebut pada makanan yaitu
%, 7,5 % dan 10 %.
agar-agar. Bubuk pewarna kulit buah naga merah yang digunakan untuk pembuatan agar-agar adalah dengan konsentrasi 5 %,
Pelaksanaan Penelitian
7,5 % dan 10 %.
Kulit buah naga merah sebanyak 2 kg untuk
sekali
kemudian
perlakuan
dipotong
Pengamatan
dibersihkan
kecil-kecil
dan
secara
subjektif
dilaksanakan dengan menggunakan uji
dihancurkan dengan blender. Ekstraksi
organoleptik/hedonik
pada suhu 30-40oC dengan aquades,
aroma, rasa, dan tekstur dari agar-agar.
kemudian disaring dan diperoleh filtrat.
Dimana panelis diminta mengungkapkan
Kemudian ditimbang beratnya dan diukur
tanggapan pribadi tentang kesukaan dan
volumenya.
ketidaksukaan
diperoleh
ditambah
bahan
dalam
organoleptik/hedonic
Ekstrak kulit buah naga merah yang pengisi
terhadap
warna,
formulir
dengan
uji
prosedur
sebagai berikut :
maltodekstrin dengan konsentrasi 5,0 %,
Data hasil pengamatan dianalisis
7,5 %, 10 %, 12,5 % dan 15 %, kemudian
dengan sidik ragam (ANOVA). Dan apabila
dikeringkan menggunakan alat Spray
hasil analisis tersebut 3 4
Zulferi; Pengaruh Pemberian Maltokstrin.................. 32 - 40 menunjukkan
berbeda
nyata
antar
DNMRT pada taraf 5 % (Heryanto, 1996).
perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji HASIL DAN PEMBAHASAN
sehingga bubuk pewarna yang dihasilkan
Penelitian Pendahuluan
semakin mulai memudar kemerahannya.
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk
Penetapan suhu inlet alat spray dryer 170
mendapatkan bubuk pewarna dari kulit
ºC dapat memberikan panas yang optimal
buah yang bermutu baik. Dari 5 perlakuan
untuk menghasilkan bubuk pewarna kulit
yang
buah naga yang berkualitas. Karena pada
dilaksanakan
pendahuluan
pada
dengan
penelitian
suhu tersebut diperoleh butiran-butiran
penambahan
maltodekstrin sebesar 5 %, 7,5 %, 10 %,
halus dengan warna kemerahan yang
12,5 % dan 15 %. Dari 5 perlakuan
lebih bagus dan waktu yang tidak terlalu
tersebut
lama.
diperoleh
3
perlakuan
yang
menghasilkan bubuk pewarna kulit buah
Penelitian Lanjutan
naga
Hasil penelitian pendahuluan dilanjutkan
dengan
kualitas
baik
yaitu
penambahan maltodekstrin sebesar 5 %,
ke
7,5 % dan 10 %. Dari hasil penelitian,
mengaplikasikan
semakin besar maltodekstrin ditambahkan
buah naga yang dihasilkan tersebut pada
pada proses pengeringan ekstrak kulit
pembuatan makanan. Hasil pembuatan
buah naga semakin diserap warna yang
bubuk pewarna kulit buah naga dapat
ada pada ekstrak kulit buah naga
dilihat pada Tabel 4.
penelitian
lanjutan bubuk
untuk
pewarna
kulit
Tabel 4. Hasil Bubuk Pewarna Kulit Buah Naga Pemberian Maltodektrin (%)
Ekstrak kulit buah naga (ml)
Bubuk Pewarna Kulit Buah Naga (gr)
5
300
10,1
7,5
300
12,5
10
300
14,8
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
bubuk pewarna kulit buah naga yang
adanya pengaruh pemberian maltodektrin
dihasilkan.
dalam proses pengeringan ekstrak kulit
karena maltodekstrin berfungsi sebagai
buah naga merah menjadi bubuk pewarna
bahan pengisi ekstrak kulit buah naga saat
kulit
dilakukan
buah
naga.
Semakin meningkat
Hal
ini
dapat
pengeringan
dengan
persentase pemberian maltodekstrin saat
dryer,
pengeringan semakin banyak jumlah
albumin yang lebih banyak.
35
sehingga
disebabkan
menghasilkan
spray bubuk
Zulferi; Pengaruh Pemberian Maltokstrin..................32 - 40 Sifat Fisik Bubuk Pewarna Kulit Buah Naga 1. Kadar Air Tabel 5. Kadar Air Bubuk Pewarna Kulit Buah Naga Pemberian Maltodektrin (%)
Suhu Inlet (º C)
Kadar Air (%)
5
170
5,62
7,5
170
4,18
10
170
3,53
Tingkat kadar air yang berbeda-beda pada
dengan konsentrasi kecil pengikatan oleh
bubuk pewarna kulit buah naga yang
maltodekstrin
dihasilkan
pengaruh
bahan pengisi juga sangat kecil, sehingga
dengan
kadar air pada perlakuan 5 % lebih tinggi
disebabkan
pemberian
oleh
maltodekstrin
yang
berfungsi
sebagai
konsentrasi yang berbeda-beda. Kadar air
dibandingkan
tertinggi
diberi maltodekstrin dengan konsentrasi
terdapat
pada
pemberian
maltodekstrin 5 %. Hal ini disebabkan
dengan
perlakuan
yang
lebih besar.
karena dengan pemberian maltodekstrin 2.
Rendemen Tabel 6. Rendemen Bubuk Pewarna Kulit Buah Naga Pemberian Maltodektrin (%)
Suhu Inlet (º C)
Rendemen (%)
5
170
3,37
7,5
170
4,17
10
170
4,93
Rendemen bubuk pewarna kulit buah
terkandung dalam bahan baku pada saat
naga
pengeringan sehingga dapat berpengaruh
yang
tertinggi
diperoleh
pada
terhadap rendemen.
pemberian maltodektrin sebesar 10 %
Beragamnya
yaitu sebesar 6 %. Sedangkan rendemen
rendemen
bubuk
bubuk pewarna kulit buah naga terendah
pewarna kulit buah naga yang dihasilkan
diperoleh
dipengaruhi
pada
maltodekstrin
5
perlakuan %.
pemberian
Sehingga
oleh
proses
pemberian
terlihat
maltodekstrin yang berbeda-beda. Hal ini
semakin besar pemberian maltodektrin,
disebabkan karena pada saat pengeringan
rendemen yang dihasilkan juga semakin
dengan adanya pemberian maltodekstrin
tinggi.
akan mengikat ekstrak kulit buah naga
Menurut Anonim (1995), faktor-faktor
lebih banyak, sehingga saat terjadinya
yang mempengaruhi besarnya rendemen
pengeringan
bubuk pewarna kulit buah naga adalah
panas
banyaknya kandungan air yang
menghasilkan bubuk pewarna kulit buah 3 6
dari
dengan spray
adanya drayer
sumber akan
Zulferi; Pengaruh Pemberian Maltokstrin.................. 32 - 40 naga
yang
lebih
banyak
Uji Organoleptik
dan
meningkatkan persentase rendemen yang
Uji organoleptik/hedonik dilakukan
dihasilkan.
terhadap produk makanan yang dibuat
Tinggi atau rendahnya rendemen
dengan menggunakan pewarna kulit buah
bubuk pewarna kulit buah naga yang
naga. Pada penelitian ini bubuk pewarna
dihasilkan juga ditentukan oleh alat spray
kulit buah naga yang dihasilkan digunakan
drayer yang digunakan. Biasanya pada
dalam pembuatan agar-agar. Untuk menilai daya terima pada
proses ini apabila tidak ditangani dengan baik, maka banyak bubuk kulit buah naga
agar-agar
yang
organoleptik
terbuang
karena
melekat
pada
yang
dibuat
sehingga
dilakukan dapat
Uji
diketahui
tabung alat spray drayer karena
tingkat kesukaan panelis terhadap warna,
mempunyai ukuran butiran yang kecil dan
aroma, rasa dan tekstur agar-agar yang
halus
dibuat
sehingga
mudah
lengket
pada
tabung kaca alat pengering. Tabel 7. Rerata Penerimaan Panelis Terhadap Warna Agar-agar
Ket:
Perlakuan Pemberian Maltodekstrin 5%
Nilai rata-rata
Keterangan
3,48 a
Suka
7,5 %
3,20 b
Suka
10 %
2,48 c
Agak Suka
angka-angka pada lajur sebelah kanan yang diikuti huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada uji DNMRT pada taraf 5 %. Respon panelis terhadap warna
pemberian pewarna
bubuk kulit buah
agar-agar yang dibuat menunjukkan perbedaan warna yang signifikan antara
naga dengan perlakuan penambahan maltodekstrin sebesar 7,5 % dan 10 %
pemberian maltodekstrin 5
menghasilkan warna merah yang agak
%
dengan
perlakuan pemberian maltodektrin 7,5 dan
terang.
10 %, karena secara keseluruhan warna
Hal ini juga didukung oleh
bubuk kulit buah naga yang dihasilkan
pendapat Winarno (2000), bahwa suatu
terlihal ada perbedaan antara perlakuan 5
bahan pangan yang dinilai begitu enak
%, 7,5 % dan 10 %.
dan tekstur yang baik tidak akan dimakan
Warna agar-agar
yang diberi
apabila memiliki warna yang tidak menarik
penambahan pewarna bubuk kulit buah
atau
naga dengan perlakuan maltodekstrin 5
Penerimaan warna suatu produk makanan
%, terlihat lebih merah pekat dibandingkan
berbeda-beda tergantung dari faktor alam,
dengan perlakuan yang lain. Sementara
geografis dan aspek sosial masyarakat
warna pada agar-agar dengan perlakuan
penerimanya. 37
berwarna merah ambar (terang).
Zulferi; Pengaruh Pemberian Maltokstrin.................. 32 - 40 Tabel 8. Rerata Penerimaan Panelis Terhadap Aroma Agar-agar Pemberian Maltodekstrin
Nilai-rata-rata
Keterangan
5%
2,52 a
Agak suka
7,5 %
2,62 b
Suka
10 %
2,90 c
Suka
Ket: angka-angka pada lajur sebelah
yang sangat kuat dan mampu merangsang
kanan yang diikuti huruf kecil yang
indera pencium sehingga membangkitkan
sama tidak berbeda nyata pada uji
selera untuk mengkonsumsinya.
DNMRT pada taraf 5 %.
Menurut Winarno (1992), bahwa aroma
Aroma yang dihasilkan pada agar-agar
dari suatu bahan makanan mempengaruhi
bubuk
rasa yang dihasilkan. Rasa dipengaruhi
menunjukkan ada perbedaan yang berarti.
oleh senyawa kimia, suhu, konsentrasi
Penilaian terhadap aroma tercium pada
dan interaksi dengan komponen lain.
agar-agar yaitu munculnya bau dari buah naga dan bahan dasar agar itu sendiri
3. Rasa Hasil sidik
ragam pada
yang cukup berbeda.
pemberian
maltodektrin terhadap rasa
dengan
perlakuan
Menurut
Winarno
pemberian
(1992),
aroma
tidak
merupakan bau yang dikeluarkan oleh
terlihat
berbeda
perlakuan
nyata
antar
perlakuan.
produk pangan, aroma yang disebarkan oleh produk pangan merupakan daya tarik Tabel 9. Rerata Penerimaan Panelis Terhadap Rasa Agar-agar Pemberian Maltodekstrin
Nilai rata -rata
Keterangan
5%
2,70
Suka
7,5 %
2,82
Suka
10 %
3,02
Suka
Berdasarkan hasil uji organoleptik
perlakuan yang mempunyai nilai tertinggi
pada Tabel 9 dapat terlihat rentang nilai
dari tingkat kesukaan terhadap rasa aga-
rata-rata dari rasa agar-agar berkisar
agar. Walaupun demikian rasa agar-agar
antara
panelis
dengan pemberian maltodekstrin dengan
menyatakan suka pada agar-agar. Dari 3
perlakuan yang lain masih disukai oleh
perlakuan
panelis.
2,7-3,02,
menunjukkan
tersebut
terlihat
bahwa
pemberian maltodekstrin 10 % merupakan
3 8
Zulferi; Pengaruh Pemberian Maltokstrin.................. 32 - 40 1. Tekstur Tabel 10. Rerata Penerimaan Panelis Terhadap Tekstur Agar-agar Pemberian Maltodekstrin
Nilai rata-rata
Keterangan
5%
2,72 a
Suka
7,5 %
2,80 b
Suka
10 %
3,14 c
Suka
Ket: angka-angka pada lajur sebelah kanan yang diikuti huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada uji DNMRT pada taraf 5 %. Hasil uji
organoleptik menunjukkan
bahwa panelis
komponen yang
menyukai tekstur
mutu produk
turut menentukan pangan.
Lamanya
pengeringan
akan
semua perlakuan dari agar-agar
waktu
yang
ditambahkan pewarna kulit
menentukan tekstur bubuk pewarna
buah
naga
kulit buah naga yang dihasilkan.
dengan
perlakuan
pemberian maltodekstrin
sebesar 5
Proses
pemberian
%, 7,5 % dan 10 %. Terlihat di tabel 10 adanya perbedaan yang
maltodekstrin dapat mempengaruhi tekstur yang dihasilkan, semakin
signifikan dari setiap perlakuan.
tinggi
Menurut Fellows (2000), tekstur pada
produk
pangan
pemberian
semakin
sangat
halus
maltodekstrin tekstur
bubuk
pewarna kulit buah naga yang
ditentukan oleh kadar air, kandungan
dihasilkan. Hal ini dapat disebabkan
lemak dan jumlah serta jenis
karena maltodekstrin sebagai bahan
karbohidrat dan protein
yang
pengisi pembuatan bubuk pewarna
menyusunnya. Dalam hal ini tekstur
memberi
agar-agar dengan penggunaan
bubuk yang
dihasilkan, sehingga
bubuk pewarna kulit buah naga
semakin
besar
dipengaruhi oleh kandungan air pada
maltodekstrin
bubuk pewarna kulit buah naga yang
lembut bubuk pewarna kulit buah
dihasilkan.
naga yang dihasilkan.
Menurut tekstur produk
Moehyi
pengaruh kepada tekstur pemberian
semakin halus dan
(1992),
pangan merupakan
KESIMPULAN DAN SARAN
pengeringan menggunakan spray dryer.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :Dihasilkan bubuk pewarna kulit buah naga yang berwarna merah mudadengan 3 3
Konsentrasi maltodektrin sebesar 5 % menghasilkan
bubuk
pewarna
kulit
buah naga dengan warna yang lebih agak merah.Kandungan air
Zulferi; Pengaruh Pemberian Maltokstrin.................. 32 - 40 terendah pada bubuk pewarna kulit
sedangkan
buah naga diperoleh pada perlakuan
disukai
pemberian maltodekstrin sebesar 10 %
maltodekstrin sebesar 10 %.
dengan kadar air 3,53 %. Sementara
dari
segi
perlakukan
aroma
lebih
penggunaan
Diharapkan zat warna kulit
rendemen tertinggi juga diperoleh pada
buah naga dapat dimanfaatkan
perlakuan pemberian
oleh
maltodekstrin
industri
pangan
dalam
makanan
dan
sebesar 10 % yaitu sebesar 6 %.Hasil
pengolahan
uji organoleptik menunjukkan bahwa
minuman.
bubuk
dilanjutkan dengan memanfaatkan
pewarna
dengan
kulit
buah
perlakuan
naga
pemberian
Penelitian
ini
dapat
zat warna dari buah naga untuk
maltodekstrin sebesar 5 % disukai dari
mendapatkan warna merah yang
segi
lebih bagus.
warna,
rasa
dan
tekstur,
DAFTAR PUSTAKA
Saati, E.A., 2002. Potensi Bunga Pacar Air (Impatiens balsamina Linn.)
AOAC, 1990. Official Method of Analysis of The Association of Official Analytical Chemists. The Association of Official Analytical Chemists, Washington DC.
Sebagai Pewarna Alami pada Produk Minuman. TROPIKA Vol. 10,No.2,Majalah Ilmiah Terakreditasi Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Malang.
Apriyantono, A. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB, Bogor.
Saati, E.A., 2008. Identifikasi dan Uji Kualitas Pigmen Kulit Buah Naga Merah (hylocareus costaricensis) pada Beberapa Umur Smpan Dengan Perbedaan Jenis Pelarut. Universitas Muhammadiyah Malang.
Heryanto, E. 1996. Rancangan Percobaan pada Bidang Pertanian. Trubus Agriwidya, Ungaran. Soekarto, T. 2001. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
Winarno. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT.Gramedia, Jakarta.
33