STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI LINGKUNGAN DI KOTA SOLOK
R.Firwandri Marza, Awaluddin, Mahaza (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)
ABSTRAK Strategi pengembangan sanitasi lingkungan di Kota Solok dimaksudkan untuk menjadi sumbang saran serta rujukan bagi pemangku kepentingan kota dalam pelaksanaan pembangunan sanitasi lingkungan dalam satu payung strategic utama dengan sub sector meliputi persampahan, air limbah, drainase, penyedian air bersih dan hygiene/PHBS. Pendekatan dan metodologi yang digunakan adalah studi dokumen dan pengumpulan data sekunder yang ada di masing-masing SKPD terkait, yang didukung dengan observasi obyek yang relevan. Analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif dengan membandingkan data dan informasi yang ada dikaitkan dengan kondisi yang seharusnya atau kondisi ideal untuk mengetahui seberapa jauh kesenjangan (gap) yang ada. Hasil penelitian belum jelasnya visi dan misi pembagunan sanitasi di kota Solok, terbatasnya infra struktur untuk mendukung pembangunan sanitasi lingkungan di kota Solok. Kata Kunci : Strategi, Pengembangan, sanitasi lingkungan. PENDAHULUAN
dan diatas China yang berada diurutan
Sanitasi merupakan isu krusial yang
belum
menjadi
prioritas
penduduk
banyak
daerah.
Dampak
menganut agama Islam masalah sanitasi
masih
hampir
di
sanitasi yang buruk sangat mempengaruhi tingkat
kesejahteraan
masyarakat
serta
dan
kesehatan
berimplikasi
pada
banyaknya biaya tanpa disadari oleh banyak
pihak.
sanitasi
ketiga. Adalah ironi untuk daerah dengan
Sehingga
sebagai
usual”menjadi
membiarkan
“bussiness
keniscayaan
as
sehingga
yang
sebahagian
besar
belum menjadi perhatian dan kebiasaan yang baik. Padahal dalam ajaran Islam, tinja dan air seni adalah najis yang harus dihindari dan ibadah seseorang yang padanya melekat najis tidak diterima. Selain
itu
kebersihan
hadis
yang
sebahagian
menyatakan dari
iman
perlu diintervensi dan didorong agar bisa
merupakan kalimat yang sudah biasa di
menempatkan masyarakat menjadi lebih
sampaikan
Berdasarkan laporan “Progress on Sanitation and Drinking Water, Update yang
dirilis
oleh
WHO-Unicef
(2010), menyatakan bahwa dari 1,1 Milyar penduduk
familiar
dengan
masyarakat.
berkualitas.
2010"
dan
dunia
yang
masih
Open
Tindakan
buang
air
besar
sembarangan itu menyebabkan kerugian kurang lebih Rp.56 triliun per tahun. Angkanya dihitung dari orang produktif yang sakit, gaji yang hilang, biaya rumah
Defecation Practice (BABS), Indonesia
sakit, biaya pengobatan, dan dikalikan
adalah penyumbang kedua dibawah India
dengan pendapatan perkapita. Hingga
kini, banyak kalangan yang berpikir bahwa
dihadapkan
perekonomian
bila
tertanganinya tingkat kemiskinan kota.
padahal
Masalah ini masih menjadi persoalan
akan
infrastruktur
meningkat
dibangun,
pada
persoalan
pertumbuhan ekonomi tidak akan banyak
pembangunan
berarti bila masyarakat sakit.
kondisi tersebut penulis tertarik untuk
Sanitasi
selalu
berkaitan
dan
dengan
biasanya masalah
nasional.
belum
Menyadari
erat
mengetahui kondisi sanitasi lingkungan
tingkat
kota Solok. Dengan diketahuinya hal
pendidikan, tingkat kemiskinan, kepadatan
tersebut
penduduk, daerah kumuh dan berujung
langkah yang konkrit dalam merumuskan
pada
kegiatan dalam menanggulangi masalah
kesehatan
lingkungan
lingkungan.
pada
Sanitasi
gilirannya
akan
diharapkan
adanya
sanitasi di Kota Solok.
langkah-
Penelitian ini
menentukan taraf produktivitas penduduk
bertujuan untuk
mengetahui bagaimana
kota. Situasi ini memberikan tantangan
strategi
signifikan dimana pemerintah kota masih
lingkungan di Kota Solok
METODE PENELITIAN
relevan. Analisa yang digunakan adalah
pengembangan
sanitasi
yang
analisa kualitatif dengan membandingkan
digunakan adalah studi dokumen dan
data dan informasi yang ada dikaitkan
pengumpulan data sekunder yang ada di
dengan kondisi yang seharusnya atau
Pendekatan dan
masing-masing
metodologi
SKPD
terkait,
yang
didukung dengan observasi obyek yang
kondisi ideal untuk mengetahui seberapa jauh kesenjangan (gap) yang ada.
HASIL PENELITIAN
Penyakit karena masalah sanitasi yang
Kesehatan Lingkungan
masih buruk didominasi oleh diare.
Kondisi kesehatan lingkungan di Kota Solok, terlihat baru 77 %
warga
yang memiliki rumah sehat, masih ada
Perilaku
Hidup
Bersih
Dan
Sehat
(PHBS) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
kepala keluarga yang belum memiliki jamban sebesar 14 %, tidak memiliki
rumah
tempat sampah 13 % dan pembuangan
memberdayakan anggota rumah tangga
limbah rumah tangga 17 % . Kondisi
agar tahu dan mampu melakukan Perilaku
lingkungan yang kurang sehat berdampak
Hidup Bersih dan Sehat serta berperan
pada terjadi beberapa penyakit yang
aktif
menjangkiti
masyarakat
seperti
diare,
demam berdarah, disentri, Hepatitis A, kolera, tiphus, cacingan dan malaria.
tangga
dalam
adalah
gerakan
upaya
untuk
kesehatan
di
masyarakat. Capaian Indikator PHBS di Kota Solok adalah sbb : 1) Persalinan oleh
tenaga
kesehatan
Pemberian ASI Ekslusif
90,9
%,
2)
69,8 %. 3)
Penimbangan pada balita 83 %. 4)
Ketersediaan
Aktifitas fisik anggota keluarga 79,2 %. 5)
Ketersediaan jamban 85,4 %
Konsumsi sayur dan buah 83,7 %. 6)
Umum
Merokok keluar rumah 29,5 %. 7). Cuci
Timbulan Sampah
tangan dengan air bersih dan sabun
Data timbulan sampah rata-rata setiap
sebelum dan sesudah makan 87 %. 8)
hari pada tahun 2012 yang dapat diangkut
Rumah
ke TPA Ampang Kualo dapat dilihat pada
bebas
jentik
88,3
%.
9)
air
Sub
tabel
bersih
Sektor
94
%.
10)
Persampahan:
berikut
ini
Tabel1: Timbulan Sampah per hari dan Sampah yang Terangkut di Kota Solok Tahun 2012
NO 1 2 3 4 5 6 7 8
Timbulan M3/hari
Sumber Sampah
Permukiman 65 Pasar 35 Pertokoan, restoran dan hotel 17 Fasilitas umum 24 Sapuan Jalan 30 Kawasan Industri 12 Saluran 7 Pertanian 5 Jumlah 195 Sumber : Dinas Kebersihan & Tata Ruang
Cakupan Pelayanan Sampah Luas
daerah
persampahan
sampai
Sampah terangkut (M3/hari) 45 28 15 15 24 5 5 137
Persentase Pelayanan (%) 69 80 88 63 80 42 71 70
meliputi penyapuan secara rutin setiap pelayanan 2010
berkala. Dari 167,5 Km jalan yang sudah
mencapai + 31,81 Ha atau 70 % dari
diaspal di Kota Solok, maka yang sudah
wilayah kota dengan jumlah penduduk
terlayani kebersihannya adalah sepanjang
yang terlayani + 42.200 jiwa. Bentuk
126 Km atau 60%. Dengan demikian
pelayanan
masih terdapat sekitar 41 Km yang belum
adalah
pada
tahun
hari dan pemotongan rumput secara
jalan
utama
langsung dilalui oleh truk sampah, gang
terlayani
sempit dijemput dengan becak motor
maupun
sampah.
Pembersihan
jalan
kebersihannya
secara
rutin
berkala.
utama
Prasarana pengangkutan sampah
unit truk tangki penyiram, 20 (dua puluh)
Jumlah armada persampahan terdiri dari
unit gerobak sampah dan 9 (sembilan)
12 (dua belas) unit dump truk sampah, 5
unit becak motor. Sedangkan sarana
(lima) unit arm roll truk dengan 29 (dua
tempat penampungan sementara (TPS)
puluh sembilan) unit kontainer, 1(satu)
terdiri dari kontainer, bak kayu, bin/drum
C. Zona 3, sudah diisi sejak tahun 2010
galvanis dan bak pasangan dari bata.
yang diperkirakan akan penuh pada akhir tahun 2012.
Prasarana dan sarana TPA Ampang
Tahun 2012, sel penimbunan sampah
Kualo
yang TPA Ampang Kualo yang sudah
baru
selesai
dibangun
akan
dioperasikan menjadi TPA Regional Kota
beroperasi sejak tahun 1989, sekarang
Solok
sudah dibebaskan seluas 14.6 Ha. Di TPA
direncanakan terdiri dari 4 (empat) zona.
Ampang
hanya
Setiap zona akan dikelola dalam 3 (tiga)
dibuang begitu saja, tetapi mengalami
tahun, sehingga diharapkan bisa bertahan
proses
sampai tahun 2020.
Kualo
sampah
pemilahan,
tidak
dan
pengolahan
dan
Kabupaten
Solok,
yang
secara penimbunan atau dikelola dengan
Beberapa permasalahan yang ditemui
pola 3R (reduce, reuse dan recycle).
dalam pengelolaan sampah antara lain :
Pengangkutan sampah ke TPA dilakukan setiap hari. selanjutnya menjadi
juga
kompos
Sampah di TPA
dipilah dan
1.
dan
diolah
didaur
ulang.
Terbatasnya prasarana dan sarana pengelolaan persampahan
2.
Masterplan
persampahan
kurang
dipedonani
yang
sehingga
Sampah yang tidak dapat diolah akhirnya
pengelolaan sampah masih dilakukan
ditimbun dalam sel sampah. Sejak tahun
secara parsial.
2005, pada TPA Ampang Kualo sudah
3.
Sosialisasi pengelolaan sampah pola
diterapkan system Control Landfiel, yaitu
3R
sampah dimasukkan kedalam sel yang
lapisan masyarakat.
belum
menjangkau
seluruh
sudah dipersiapkan kemudian dilakukan penimbunan secara berkala. Sel sampah
Kondisi Umum Sub Sektor Air Limbah:
di TPA dibagi dalam tiga zona, dengan
Limbah industri
rincian sebagai berikut :
Mayoritas industri yang ada di
A. Zona 1, mulai dioperasionalkan sejak
Kota Solok tergolong industri kecil skala
tahun 2006 dan ditutup pada tahun
rumah tangga, dengan jenis kegiatan
2007 dan sekarang sudah tidak aktif
industri yang cukup bervariasi. Namun
lagi.
tidak
ada
industri
spesifik
yang
B. Zona 2, mulai diisi tahun 2008 sampai
aktifitasnya berpotensi besar merusak dan
tahun 2009, zona ini juga sudah
mencemari lingkungan sehingga limbah
ditimbun dan tidak aktif lagi.
dari aktivitas industri yang dihasilkan industri
Kota
Solok
masih
dapat
diklasifikasikan sebagai limbah domestik rumah tangga.
Dari industri yang ada di Kota Solok, yang perlu mendapat perhatian
Adapun usaha yang berpengaruh
lebih adalah limbah cair dari industri tahu.
terhadap pencemaran lingkungan adalah
Dampak
yang
diberikan
limbah
bengkel dan tempat pencucian motor. Di
industri tahu terhadap lingkungan adalah
Kota Solok ada 133 usaha tersebut dan
berkurangnya
yang telah mendapat izin ada 14 buah
terlarut (DO) pada badan air penerima
yang terdiri dari 4 bengkel mobil dan 10
limbah cair industri tahu, karena besarnya
bengkel motor.
senyawa organic yang terkandung dalam
ketersediaan
cair
oksigen
limbah cair industri tahu. Beberapa permasalahan terkait sub sektor
1.
2.
air limbah :
dapat membawa air dengan cepat ke
Penanganan air limbah masih belum
pembuangan
terkoordinasi dan terintegrasi
genangan
Masih
terbatasnya
kurangnya terhadap
3.
4.
terjadinya genangan karena saluran tidak
regulasi
penegakan pembuangan
air
akhir ½
hari
dan
lamanya
dan
ketinggian
dan
genangan 0,5-1 meter. Sekitar 410 Ha
aturan
wilayah kota mempunyai potensi terkena
limbah
genangan/banjir.
yang mencemari lingkungan.
Secara umum beberapa permasalahan
Masih
dalam pengelolaan drainase di Kota Solok
kurangnya
pemahaman
masyarakat tentang septic tank yang
adalah :
sesuai dengan ketentuan teknis.
1.
Belum adanya master plan drainase
Saluran air limbah sebahagian masih
yang komprehensif sebagai acuan
menyatu dengan saluran drainase.
dalam
perencanaan pembangunan
drainase Kondisi Umum Sub Sektor Drainase
2.
Lingkungan
saluran
atau
pengangkatan sedimentasi terkendala
Kota Solok memiliki masalah sub sector
Pemeliharaan
drainase
lingkungan
karena sebahagian drainase sudah
berupa
adanya genangan dibeberapa kawasan
tertutup oleh bangunan 3.
Terhambatnya
sebahagian
karena tingginya curah hujan dan jaringan
saluran
drainase yang ada belum memadai baik
kabel
kuantitas maupun kualitas, operasi dan
sehingga
pemeliharaan
mengalirkan air permukaan ke badan
pembangunan terencana.
masih
rendah
perumahan Hal
ini
yang
dan tidak
menyebabkan
air
drainase Telkom
genangan
dan
saluran
terdekat
karena
aliran
yang
adanya
pipa
PDAM
tidak
dapat
mengakibatkan
4.
Sistem drainase yang digunakan saat
permukaan dengan kapasitas produksi 40
ini
ltr/dtk. Dari kapasitas terpasang sebesar
sebahagian
dengan
air
masih
Iimbah,
air
tercampur limpasan
hujan, air irigasi dan air tanah; 5.
Keterbatasan
190
ltr/dtk,
kapasitas
operasi
hanya
sebesar 114,5 ltr/dtk. Terdapatnya selisih
lahan
untuk
saluran
drainase
operasi
sebesar
terutama pada kawasan permukiman
adanya
penurunan
padat sehingga dimensi saluran tidak
mata
dapat menampung air yang masuk ke
pengolahan air permukaan di sumber
saluran
KTK.
pembangunan
kapasitas terpasang dengan kapasitas
air
dan
75,5
ltr/dtk
karena
kapasitas
sumber
penurunan
efisiensi
Saat ini pelayanan baru melalui Kondisi umum sektor air minum
9.795 sambungan atau setara dengan
Prasarana air minum yang ada di
76,35% total penduduk kota ditambah
Kota Solok bersumber dari 5 (lima) unit
Hiterland dengan pemanfaatan kapasitas
sumber
sumber sudah maksimal dan tidak ada
air,
dimana
4
(empat)
unit
merupakan mata air gravitasi dengan
kemungkinan
kapasitas produksi 74,5 ltr/dtk, sedangkan
sumber air yang ada, dengan persentase
1
kehilangan air 24,25%
(satu)
unit
berupa
sumber
air
untuk
mengoptimalkan
PEMBAHASAN Strategi Untuk Keberlanjutan Layanan
b)
Meningkatnya
efektivitas
layanan
Sanitasi Lingkungan di kota Solok didasari
pengelolaan persampahan dari 70%
atas .
menjadi 80 % pada tahun 2015.
Tujuan,
Sasaran
dan
Tahapan
Pencapaian: Sub Sektor Persampahan
Sub Sektor Air Limbah
Tujuan: Meningkatkan kebersihan dan
Tujuan
keindahan lingkungan dengan
kuantitas
pengelolaan sampah yang berwawasan
pengelolaan air limbah domestic. Sasaran
lingkungan menuju lingkungan kota yang sehat Sasaran: a)
Mengurangi timbulan sampah ke TPA sebesar 20% pada tahun 2015
a)
:Meningkatkan sarana
kualitas
dan
Tersedianya
dan
prasarana
perencanaan
pengelolaan air limbah domestik b) Meningkatnya prasarana
dan
kualitas sarana
pelayanan fasilitas
pengolahan air limbah domestik sistem terpusat dengan kepemilikan komunal
dari 5 unit menjadi 20 unit pada akhir
Sektor Higiene/PHBS
tahun 2015.
Tujuan
c) Meningkatnya
kualitas
:Meningkatkan
partisipasi
cakupan
masyarakat, organisasi kemasyarakatan
kepemilikan jamban keluarga dengan
dan dunia usaha dalam mempercepat
sistem tangki septic dari 55 % menjadi
kegiatan higiene-sanitasi/PHBS
80 % pada akhir tahun 2015.
Sasaran : a)
Meningkatnya cakupan PHBS strata
Sub Sektor Drainase Lingkungan
utama dan paripurna dari 60% pada
Tujuan : Meningkatkan ketersediaan dan
tahun 2009 menjadi 85% pada tahun
fungsi drainase kota
2015
Sasaran : a)
b)
Tersedianya dokumen perencanaan drainase kota yang terintegrasi
b)
Meningkatnya peran media dalam promosi PHBS
c)
Meningkatnya
jumlah
dukungan
Berkurangnya luas genangan dari ±
sektor swasta (CSR) dalam promosi
410 Ha wilayah menjadi + 122 Ha
PHBS tahun 2015
Sektor Air Bersih dan Air Minum
Strategi Aspek Teknis dan PHBS: Sub
Tujuan:
Sektor Persampahan
Meningkatkan
efisiensi
pengelolaan dan cakupan pelayanan air
Strategi
bersih dan air minum.
mencapai
Sasaran :
persampahan adalah :
a)
1. Mengurangi timbulan sampah ke TPA
Meningkatnya kualitas produksi air bersih
sesuai
dengan
standar
kualitas. b)
Meningkatnya kontinuitas
c)
kuantitas
pelayanan
air
dan bersih
sebesar
yang
dilaksanakan
sasaran
20%
sub
pada
untuk sektor
tahun
2015
Meningkatkan
pengetahuan
dan
pemahaman
stakeholder
dan
masyarakat tentang konsep pola 3R.
selama 24 jam/hari pada akhir tahun
Meningkatkan
keterampilan
2015
masyarakat
Tersedianya Zona Air Minum (ZAM)
pengelolaan
pada akhir tahun 2015
Menumbuhkan kelompok masyarakat
dan
pelajar
dalam
persampahan.
pengolah sampah dengan membantu pengadaan prasarana dan sarana serta memberikan insentif.
2. Meningkatnya
efektivitas
layanan
Sub Sektor Air Limbah
pengelolaan persampahan dari 70%
Strategi yang dilakukan untuk mencapai
menjadi 80 % pada akhir tahun 2015 :
sasaran pembangunan sub sektor air
a.
limbah adalah:
Mengoptimalkan prasarana
b.
pemanfaatan dan
sarana
persampahan
air limbah domestik.
Menyediakan fasilitas prasarana
a. Melakukan
dan
sarana
pengelolaan
d.
pendataan
terhadap
dan
kelayakan
teknis sarana pengelolaan air limbah
bertahap
di masing-masing rumah tangga.
sesuai
dengan
b. Melakukan analisa, evaluasi dan
Meningkatkan kinerja pelayanan
optimalisasi kinerja pengelolaan air
persampahan.
limbah domestik skala komunitas
Mengelola TPA Regional Ampang
yang ada
Kualo
secara
efektif
dan
c. Mengembangkan
professional. e.
identifikasi
persampahan skala kota secara
kemampuan daerah. c.
1. Tersedianya perencanaan pengelolaan
pengelolaan
Menyiapkan
peraturan
kebijakan
dan
sistem
pengelolaan
perencanaan
air
limbah
terpusat,
kawasan
dengan
terutama
central
pada
business
persampahan. district (CBD) 2. Meningkatnya
kualitas
pelayanan
c.
Mengoptimalkan
operasi
dan
pemeliharaan
MCK
pengolahan air limbah domestik sistem
melalui
pengorganisasian
terpusat dengan kepemilikan komunal
masyarakat dalam kelompok.
prasarana
dan
sarana
fasilitas
dari 5 unit menjadi 20 unit pada akhir
d.
Memperluas cakupan pelayanan
tahun 2015.
dan
a.
Meningkatkan akses pelayanan air
pengolahan
limbah
terpusat
rumah
tangga
melalui
penyediaan sarana dan prasarana
b.
3.
komunal
kualitas
Meningkatnya
air
pelayanan limbah
kualitas
cakupan
air limbah
kepemilikan
Melibatkan partisipasi masyarakat
dengan sistem tangki septic dari
dan
55 % menjadi 80 % pada akhir
kemitraan
swasta.
dengan
pihak
tahun 2015.
jamban
sistem
keluarga
a.
b.
c.
Meningkatkan pengetahuan dan
1.
Meningkatnya kualitas produksi air
keterampilan masyarakat tentang
bersih
pentingnya
tangki
kualitas. Optimalisasi sumber air baku
memenuhi
standar
septic teknis
yang dan
yang
sesuai
ada
dengan
dan
standar
mempersiapkan
standar kesehatan
sumber
Meningkatkan akses masyarakat
Mengoptimalkan sistem sarana dan
untuk memiliki jamban keluarga
prasarana air bersih. Pembangunan
dengan sistem tangki septic
dan rehabilitasi unit produksi
Peningkatan
pelayanan
2.
pengurasan tangki septic
air
baku
Meningkatnya kontinuitas
baru.
kuantitas
pelayanan
dan
air
bersih
selama 24 jam/hari pada akhir tahun Sub Sektor Drainase Lingkungan
2015. Menekan tingkat kebocoran
Strategi yang dilakukan untuk mencapai
dalam
sasaran
pendistribusian
pembangunan
sub
sektor
produksi air
sampai bersih
ke
drainase lingkungan adalah :
konsumen..Pembangunan
1. Tersedianya dokumen perencanaan
peningkatan jaringan transmisi dan
drainase kota yang terintegrasi: Menyusun kota
perencanaan
yang
distribusi
drainase
terintegrasi
dan
3.
dan
Tersedianya Zona Air Minum (ZAM) pada akhir tahun 2015
komprehensif. 2. Berkurangnya luas genangan dari ± 410 Ha wilayah menjadi + 122 Ha : Meningkatkan
pemahaman,
kemitraan dan komitmen pengelolaan drainase lingkungan.Mengoptimalkan fungsi sistem drainase lingkungan yang sudah ada. Menyusun peraturan dan kebijakan pengelolaan drainase
Sektor Higiene/PHBS Strategi yang dilakukan untuk mencapai sasaran
pembangunan
higiene/PHBS adalah: 1.
Meningkatnya cakupan PHBS strata utama dan paripurna dari 60% pada tahun 2009 menjadi 85% pada tahun 2015
:
Mengoptimalkan
Upaya
lingkungan
Kesehatan
Masyarakat
Strategi yang dilakukan untuk mencapai sasaran
pembangunan
bersih/air minum adalah :
sektor
air
masyarakat
program Berbasis
(UKBM)
untuk
peran
serta
meningkatkan
Sektor Air Bersih/Air Minum
sektor
dalam
PHBS.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader
kesehatan
kader
PHBS
lingkungan dalam
dan
promosi
PHBS.Mengoptimalkan peran instansi
PHBS melalui media informasi yang
pemerintah
ada.
dan
sekolah
dalam
pemicuan dan penerapan PHBS 2.
Menciptakan
iklim
investasi
untuk promosi PHBS
Meningkatnya peran media dalam
3. Meningkatnya
dukungan
sektor
promosi PHBS :
swasta (CSR) dalam promosi PHBS :
Mengembangkan program promosi
Meningkatkan kerja sama dengan
PHBS yang menarik dan menjangkau
pihak swasta dalam promosi PHBS.
semua
Mengoptimalkan
lapisan
masyarakat.
Meningkatkan pemahaman tentang
KESIMPULAN DAN SARAN Strategi
Pengembangan
dari
swasta(CSR) untuk promosi PHBS
Arah sanitasi
pendanaan
pentahapan
pengembangan
pencapaian
sanitasi
lingkungan
lingkungan merupakan rencana strategis
disusun berdasarkan pilihan system dan
bidang sanitasi lingkungan, sebagai arah
penetapan
dan
mempertimbangkan arah pengembangan
pedoman
umum
pembagunan
sanitasi di Kota Solok. Untuk dapat
kota,
mewujudkan
beresiko
sanitasi
strategi
pengembangan
lingkungan kota
Solok
perlu
zona
kepadatan sanitasi
sanitasi
penduduk, serta
dengan
kawasan
kondisi
fisik
wilayah.
ditetapkan tujuan dan arah serta program.
DAFTAR PUSTAKA Bappenas (2010): Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia (Roadmap for Acceleration of MDG Achievement in Indonesia) Jakarta: Bappenas (National Development Planning Agency) Available from: http://www.bappenas.go.id/node/118/2814 /peta-jalan-percepatan-pencapaiantujuan-pembangunan-milenium-diindonesia/ Hartono D M, Kristanto, Gusniadi. Proposal RUUI Program Utama Tahun 2009. Identifikasi dan Karakterisasi Limbah Padat Dan Cair Yang Dihasilkan Di Lingkungan Fakultas Teknik Universitas indonesia: selangkah maju menuju safe and green Research
university. Universitas Indonesia. Jakarta; 2009 PERPAMSI (2010): Pemetaan Masalah PDAM di Indonesia (Mapping of PDAM Problem in Indonesia). Jakarta: Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Indonesian Water Supply Association) Pokja Sanitasi Kota Solok, Strategi Sanitasi Kota Solok, Desember 2011. Pokja sanitasi Kota Solok, Buku Putih Sanitasi Kota Solok, Desember 2010. Pokja sanitasi Kota Solok, Penilaian Resiko lingkungan ( Environmental Health Risk Assessment) Desember 2010. Pokja sanitasi Kota Solok, Memorandum Program Sektor Sanitasi Kota Solok tahun 2012 – 2016, Desember 2011
Kementerian Kesehatan Kesehatan Dasar 2013
RI,
Riset
Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan . (2001). Planet Kita Kesehatan Kita. Kusnanto H (Editor). Yogyakarta : Gajah Mada University Press, p. 279. Suarna. I. W. Model Penanggulangan Masalah Sampah Perkotaan Dan Perdesaan. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Udayana. September; 2008
Sihite R. Sanitation & Hygiene (Sanitasi dan Hygiene). SIC. Surabaya; 2000 -------------------------, 2012. World Bank (2008): Economic Impacts of Sanitation in Indonesia: A five-country study conducted in Cambodia, Indonesia, Lao PDR, the Philippines, and Vietnam under the Economics of Sanitation Initiative (ESI). Research Report August 2008. Jakarta: World Bank, Water and Sanitation Program.