FAIRA FA
Sakura In The Fall
Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com
Prolog Angin berhembus pelan, menerbangkan beberapa helai daun yang masih hijau dari pohonnya. Bertumpuktumpuk awan seperti kapas bergerak ke arah barat daya, mengikuti kemana arah angin itu kan berhenti berhembus. Sedikit demi sedikit sinar mentari pagi mewarnai awan tersebut dengan sinar kuning keemasannya dengan cahayanya yang hangat. Dengan langkah kecil dan cukup teratur, gadis kecil berumur lima tahun berjalan menyusuri jalanan sepi yang bersebelahan dengan hamparan padi hijau yang bergerak pelan tertiup angin. Rambutnya yang dikuncir satu terlihat bergerak-gerak saat ia berjalan. Ia menghirup nafasnya dalamdalam, merasakan segarnya udara pedesaan saat angin pelan berhembus ke arahnya. Pandangannya tidak terlepas pada beberapa helai dedaunan hijau yang menghujaninya karena angin. “Apa masih jauh?” tanya gadis tersebut kepada seorang anak laki-laki berumur tujuh tahun yang berjalan di depannya. Kedua mata gadis kecil tersebut membulat, menunggu sebuah jawaban yang akan diberikan. Anak laki-laki tersebut menoleh ke arah gadis kecil tersebut dengan senyuman yang telah terkembang di wajahnya. “Sebentar lagi kita sampai,” jawabnya. Gadis kecil tersebut mengangguk sambil mengintip sejenak jalan yang akan dilaluinya. Sayup-sayup mulai terdengar suara serangga-serangga yang bersahutan. Mata gadis itu dengan bebas menyapu pemandangan di sekelilingnya. Pepohonan di sepanjang jalan yang batangnya sebagian ditutupi oleh tanaman rambat menjadikan jalan tersebut seperti labirin yang terbuat dari tanaman. Meskipun 2
terlihat rimbun, beberapa sinar matahari masih bisa menembus ke dalam. Ia melipatkan kedua tangannya dengan erat. Pepohonan di bukit tersebut menjadikan udara benarbenar semakin dingin meskipun posisi matahari sudah sedikit meninggi. Beberapa menit berlalu, anak laki-laki tersebut menghentikan langkahnya saat ia melihat sebuah pohon setinggi sepuluh meter yang seluruh rantingnya hanya dipenuhi oleh bunga berwarna oranye. Pohon tersebut tampak seperti sebuah payung raksasa dengan warna cerah yang menutupi seluruh bagian atas pohon. Beberapa helai kelopak bunga mulai berguguran saat hembusan angin menerpanya. “Ini pohon emas yang ku maksud tadi,” ujar anak lakilaki tersebut seraya tersenyum. Ia menolehkan kepalanya ke arah gadis kecil yang berdiri di sampingnya, memandangi pohon tersebut dengan tatapan takjub. Kedua matanya tampak berbinar diiringi sebuah senyuman yang menghiasi bibirnya. “Pohon emas ya...” ujar gadis kecil tanpa menoleh ke arah anak laki-laki yang berdiri di sebelahnya. “Namanya pohon Flamboyan,” jawab laki-laki tersebut dengan cepat. “Kamu tahu? Awalnya pohon ini warnanya hijau. Tapi, setiap bulan Oktober sama November pohon ini berubah menjadi oranye cerah. Bagus kan pohonnya?” tanyanya kembali kepada gadis kecil tersebut. Gadis kecil tersebut mengangguk dengan cepat. Ia melangkahkan kakinya sedikit agar bisa melihat pohon tinggi tersebut lebih dekat tanpa menghiraukan berapa banyak kelopak bunga yang menghujaninya saat angin mulai berhembus. Anak laki-laki tersebut melangkahkan kakinya dengan pelan dan berdiri di sampingnya. Ia menolehkan kepalanya lagi
3
ke arah gadis kecil di sebelahnya yang masih terkagum-kagum mengintip bagian bawah dari ribuan bunga-bunga oranye yang menutupi dahan. “Aku senang kamu menyukai pohon ini, Erika.”
4
1
Ikatan Yang Terbentuk Tak ada yang bisa melihatnya, tak ada yang bisa merasakannya Tapi, setiap orang akan menyadari ikatan itu saat telah terhubung
Hamada Ryosuke’s wall <Erika Tarina> Hi, I’m Erika. Yoroshiku onegaishimasu!1 “Post!” seru Rika pelan saat ia meng-klik tombol post yang ada pada halaman SNS2 Hamada Ryosuke. Ia segera menutup aplikasi SNS di handphone-nya kemudian memasukkan handphonenya di saku ransel bagian depan. Dengan cekatan, kedua tangannya memakaikan kaos kaki putih di kedua kakinya. “Jangan lupa buku tulismu, Rika,” ujar seorang gadis bersuara kecil sambil mengunci pintu kamar kos. Ia terlihat merapikan beberapa helai rambut pendeknya kembali saat melihat samar-samar bayangannya di kaca. Rika mengangguk seraya memeriksa kembali tas ransel yang terletak di dekatnya. Tangannya dengan cekat membuka-buka dan mengecek barang bawaannya. “Oke. Sudah siap semuanya, kan? Ayo berangkat!” serunya sambil melangkah melewati Rika. Gadis yang tinggal sekamar dengan Rika adalah Aira. Tapi Rika lebih suka memanggil dia Ai karena itu adalah panggilan yang cukup singkat. Mereka sudah berteman 1 2
Salam Kenal Social Networking Sites (Media Sosial) 5
beberapa bulan yang lalu saat pertama kali mendaftar di salah satu Universitas di Surabaya. Pertemuan mereka yang secara kebetulan di taman kampus dulu menjadi awal pertemanan mereka saat Rika menanyakan judul lagu Jepang yang ia dengar dari mp3 milik Aira. Saat itu ia baru mengetahui kalau lagu tersebut adalah lagu milik East Star, salah satu idolgrup dari Jepang. Sejak saat itu, Aira pun mulai mengenalkan tentang East Star dan lagulagu mereka yang lain padanya. Ia melirik ke arah Aira yang tengah mengutak-atik handphone-nya dengan senyum terhias. Tidak terasa sudah hampir dua minggu ia menghabiskan waktu senggangnya sebelum memulai aktivitasnya sebagai mahasiswa baru dengan bertukar cerita atau informasi tentang idolgrup East Star maupun drama Jepang. Bagi Rika, Jepang bukanlah hal yang asing di telinganya karena ia sudah cukup sering melihat anime yang ditayangkan di TV nasional saat ia masih kecil. Sedikit-sedikit ia juga mempelajari bahasa dan penulisan huruf Jepang dasar meskipun secara otodidak. “Kira-kira gimana ya Ospek nanti?” tanya Aira sambil meremas-remas kedua tangannya secara bergantian. “Aku juga penasaran. Tapi, semoga bisa berjalan dengan lancar,” ujar Rika seraya menghela nafas. “Oh, iya Ai, coba lihat ini,” ujar Rika sambil menunjukkan handphone-nya. Aira menarik sedikit tangan Rika untuk bisa melihat sesuatu yang tertulis di layar handphone Rika. “Aku dikonfrim sama Hamada Ryosuke!” Aira memegang handphone Rika dan menekan-nekan tombol gulir sesaat lantas tersenyum simpul menanggapi. “Ah, dia pasti RP,” komentarnya seraya mengembalikan handphone tersebut.
6
“RP?” sahut Rika lagi seraya mengerutkan dahinya tidak mengerti. “RP itu Roleplayer. Ya intinya itu sebutan buat orang yang memparodikan nama orang yang mereka idolakan di SNS. Kurang lebih seperti itu.” “Hm... jadi menurutmu ini palsu ya? Tapi masa’ sih dia itu RP, Ai?” tanya Rika kepadanya dengan tatapan tidak percaya. “Kenapa kamu bisa tahu?” “Ya tentu saja aku tahu. Mereka kan nggak boleh punya akun medsos apapun,” jawab Aira singkat sambil mengambil handphone miliknya kembali. Rika hanya mengangguk diam menanggapi perkataan Aira. Ia pun kembali memandangi layar handphone yang tertulis nama ‘Hamada Ryosuke’. Tangannya kembali sibuk menekan tombol-tombol angka yang timbul hingga beberapa kali mengeluarkan bunyi klik yang berisik. “Ehem... yang mau nge-stalk akun SNS orang,” goda Aira sambil tersenyum saat melihat Rika dengan mimik wajahnya yang serius saat menekan-nekan tombol di handphone-nya. Rika hanya menoleh ke arahnya dengan senyuman kecut. “Ya, habisnya aku masih belum percaya. Bisa saja kan ini akun asli,” sahutnya membela diri. “Ya, aku memaklumi kok, soalnya kamu kan juga baru kenal East Star,” ujar Aira dengan tersenyum sekenanya. “Sebenarnya ada beberapa hal yang membuktikan kalau mereka adalah RP. Dan aku yakin kalau itu akun palsu. Aku sudah punya banyak bukti tentang itu.” “Bukti? Memangnya ada?” tanya Rika dengan dahinya yang berkerut. .......Sample..... 7