CLARA WIMARA
THE PROMISE THE JOURNEY THE LOVE
Diterbitkan secara mandiri
melalui Nulisbuku.com
The Pro mise, The Journey, The Love Oleh : Arsheilla Amara Copyright © 2014 by Arsheilla Amara
Desain Sampul: Reindra Bramantyo
2
Diterbitkan melalui: www.nulis buku.com
Ucapan Terimakasih:
Yang terutama, saya ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua yang telah meluangkan hal yang paling berharga dalam hidupnya untuk saya dan karya yang telah saya tulis, yaitu waktu. Selanjutnya saya ingin berterima kasih kepada kedua orang tua saya yang selalu mencoba memberikan yang terbaik bagi saya, adik kecil saya yang sudah dewasa, Arshabella, sepupu terbaik, Intania dan ketiga keponakan tersayang, Ramma, Gemma, dan Bimma, juga seluruh keluarga besar lainnya. Sahabat-sahabat terbaik yang saya miliki, Kak Mott, Hilda, Norma, Grace, Ochay, Tya, Dhani, Andryan, 3
Fika, Lodewijk, Patricia, Mega, Sharon, Ilaria, Nittaya, Chris, dan Kathy. Terima kasih karena kalian selalu ada di saat terbaik dan juga terburuk dalam hidup saya. Terima kasih kepada Louis Angel dan Nadira atas saran dan semangat untuk terus melanjutkan novel ini sehingga akhirnya novel ini dapat terselesaikan. Dosen terbaik Bernadette.
yang pernah saya miliki, Ms.
Britney Spears, terima kasih atas inspirasi kehidupan yang tertuang dalam setiap karya-karyanya yang menemani selama belasan tahun di kehidupan saya. The last but not least, Claudia Witte. Thank you for everything you have done for me. Thank you for your never ending love, support and motivation. Without you, I will never be able to finish this book. This is for you.
4
THE PROMISE
5
Ada yang selalu ingin kuceritakan tentang gadis itu, gadis yang telah mengubah hidupku selamanya
6
Prolog ‘So this is because of that girl?!’ Damian berteriak
keras
sambil
mengepalkan
kedua
tangannya, ia menahan kemarahannya yang siap meledak kapanpun. Sheilla hanya menangis tersedu, terduduk di kursi meja makan. Ia menyesal telah membuka topik ini, seharusnya ia tidak bercerita kepada Damian apa yang sesungguhnya terjadi, tapi itu artinya ia hanya membohongi Damian dan dirinya sendiri. ‘I don’t want you to see her again‘ Damian berkata dengan lantang. Sheilla hendak membantah tetapi ia tahu itu hanya akan menambah masalah yang sudah ada. Ia menutup mulutnya dan menyeka air matanya yang terus mengalir tak tertahankan. Damian
memperhatikan
Sheilla
dengan
seksama, ia menarik nafasnya. 7
Hanya keheningan yang menemani mereka berdua. Damian bangkit dan berlalu dari hadapan Sheilla. Sheilla tahu dengan pasti, kali ini semuanya telah berakhir, tidak ada lagi cerita antara mereka berdua.
8
I
Indonesia: Juni 18, 2012 “Selamat ulang tahun!!!!!!!” Maria mengangkat gelas ditangannya, dan saat itu semua yang berada mengelilingi meja itu mangikutinya dan mengangkat gelasnya. Semua mata lalu tertuju pada Sheilla. Ia tersenyum bahagia, dikelilingi oleh sahabat-sahabatnya di hari ulang tahunnya yang ke 22. Kemudian satu per satu mereka 9
memeluk
Sheilla
dan
mengucapkan
harapan-
harapannya kepada Sheilla. “Mar, Rachel dan Githa ko tiba-tiba ilang?” Sheilla mulai mencari kedua sahabatnya. “Bentar lagi juga mereka keatas, tadi kebawah dulu katanya” Maria menjawab santai. Sheilla mengangguk dan meneguk minumannya. “Permisi…permisi…”
teriakan
Githa
terdengar dari kejauhan. Sheilla melihatnya datang dengan Rachel. Raut wajahnya berubah ketika menyadari sesuatu ditangan Githa, kue ulang tahun yang indah dengan lilin berangka 22 diatasnya. Mata Sheilla mulai tergenang oleh air mata, ia merasa terharu
memiliki
sahabat-sahabat
yang sangat
menyayanginya. Rachel dan Githa telah ada dihadapannya, semuanya kini berdiri mengelilingi Sheilla.
10
“Sekarang make a wish and blow the candle!” Rachel tersenyum dihadapannya. Sheilla
mengangguk
dan
memejamkan
matanya. Ia berharap agar semuanya baik-baik saja, agar semuanya indah seperti saat ini. Ia membuka matanya perlahan dan meniup lilinya. Merekapun bertepuk tangan. Acara berjalan secara meriah, mereka tertawa dan menari. Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 3 pagi, lampu di bar pun telah dinyalakan dan musik telah dihentikan. Suara musik yang bergemuruh kini tergantikan oleh suara nyanyian nyaring, tawa dan canda para pengunjung bar tersebut. Sheilla mendapatkan banyak bingkisan dari teman-temannya. Bukan bingkisan sebenarnya yang membuat ia bahagia, tetapi kebersamaannya lah yang tak ingin ia lewatkan. Ia tahu, tak berapa lama lagi ia akan meninggalkan tempat ini dan teman-temannya.
11
“Mar, kita nginep di rumah lo kan?” Sheilla bertanya. Maria mengangguk, “Lagian dua jam lagi, lo harus jemput Damian pulang ke terminal kan. Lebih enak kalau dari rumah gue, deket!” jelas Maria. “Gue juga nginep ya, nanti gue balik, lo yang anter ya, Shei!” Rachel meminta. Sheilla menyeritkan dahi dan menggeleng tanda tak setuju. Rachel memasang wajah protes, dan belum sempat Rachel menghujaninya dengan sumpah serapah, Sheilla tertawa
terbahak
sahabatnya.
12
telah
berhasil
menggoda