Journey to the Bright Nation Research and Business (R’nB) Diponegoro University
Dedicated for Indonesia Young Technopreneur to Built up The Bright Nation
Journey to the Bright Nation_ page 0
Journey to the Bright Nation Research and Business (R’nB) Diponegoro University
Dedicated for Indonesia Young Technopreneur to Built up The Bright Nation
R’nB Media Journey to the Bright Nation_ page 1
Journey to the Bright Nation Research and Business (R’nB) Diponegoro University Tim Penulis: Lutvan Handi Ariefin Sidig Wardoyo Titisari Dian Pertiwi Yuda Achdiyani Selvi Ermawati
Perwajahan Muka dan Isi: R’nB Desain and Printing
Penerbit: R’nB Media Jl. Prof Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah Kode Pos 50067, Telp. (024) 70732632 risetbisnisundip.wordpress.com Maret, 2010
Journey to the Bright Nation_ page 2
Bagian I 1. Knowledge Based Economy Ekonomi berbasis pengetahuan Pembangunan IPTEK di Indonesia Inovasi teknologi Masyarakat berbasis pengetahuan 2. ekonomi kerakyatan Penyerapan tenaga kerja dan nilai tambah konteks Budaya dan Lekat Diri globalisasi dampak budaya dampak teknologi IPTEK canggih yang merakyat High tech-high touch Beriptek di daerah Demokrasi melalui IPTEK 3. Pendidikan Indikator keterpurukan pendidikan Miss managemen perguruan tinggi Sulitnya link and match Semangat ilmiah dan politik teknologi Entrepreneur mindset Faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas dan daya saing 4. Technopreneur Technopreneurship Technopreneurship di Asia Arah technopreneurship di Indonesia Peningkatan Kemampuan Technopreneurship Pemuda Berbasis Pada Universitas
Bagian 2 1. Bagian 3 1. R’nB Sejarah_visi misi_tujuan_slogan_s truktur 2. Kaderisasi Konsep_alur_IKK _Kurikulum
2.
3.
Sinergisity Academic-BusinessGovernment Konsep inkubator bisnis Venture Capital and venture management The Role Peran R’nB dalam membangun technopreneur
Journey to the Bright Nation_ page 3
PROLOG Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Hanya kepadaNya kita memohon petunjuk dan doa agar ditunjukkan
jalan
yang
lurus.
Semoga
kita
selalu
dilimpahkan rahmat dan hidayahNya sepanjang hidup di dunia. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada pemimpin besar kita Rasulullah Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan kita sebagai pengikut setianya. Buku
ini
berangkat
dari
pemikiran
untuk
mendokumentasikan seluruh ide dan gagasan kami tentang pembangunan technopreneur melalui organisasi Research and Business (R’nB) Universitas Diponegoro. Dengan buku ini kami berharap dapat mentransfer pemahaman tentang R’nB secara utuh kepada penerus perjuangan kami dari generasi ke generasi. Buku ini disusun dengan tujuan menyamakan persepsi seluruh anggota dan pengurus R’nB. Harapannya bisa menjadi rujukan agar gerakan R’nB tidak keluar dari rel atau tujuan awal. Semoga buku ini bisa menjadi pedoman bagi generasi R’nB di masa yang akan datang.
Journey to the Bright Nation_ page 4
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan warna dalam proses pembuatan buku putih ini yang pada akhirnya kami beri nama ”Journey to the Bright Nation”. Sebuah perjalanan menuju kejayaan bangsa. Penghargaan sebesar-besarnya kami tujukan kepada Bunda Meidiana Dwi Diyanti, S.Kp., M.Sc selaku Dewan Pembina R’nB, sosok pendidik, peneliti dan ibu yang penuh motivasi dan selalu mengajarkan tentang sebuah niat ikhlas dalam setiap langkah yang akan kami tempuh. Dewan Pendamping R’nB 2009, Zun Azizul hakim, Lutvan Handi Ariefin, Dian Septiandani, Titisari Dian P, dan Sri Irdayati. Ketua R’nB 2008 Pariman dan para pejuang R’nB yang tak kenal lelah dari tahun 2007 hingga 2009. Pengurus
Harian
R’nB
2009,
Sidig
Wardoyo
(Direktur), Zulida (Menejer Admin), Anis Roehatin (Menejer HRD), Asep Muhamad Samsudin (Menejer Riset), Bakti Susilo Putro (Menejer Bisnis), Selvi Ermawati (Menejer Media), dan Didik Listi Aby (Menejer Jaringan). Kesalahan adalah media pembelajaran terbaik untuk sebuah perubahan dan perbaikan. Oleh karenanya kami mohon maaf jika dalam penulisan buku ini terdapat kesalahan atau sesuatu yang kurang berkenan bagi
Journey to the Bright Nation_ page 5
pembaca. Kritik, saran dan masukan dari semua pihak sangat kami harapkan demi terwujudnya perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata, selamat berjuang, selamat berkarya untuk perbaikan bangsa...
Tim Penulis
Journey to the Bright Nation_ page 6
Mencari akhir sebuah penelitian_ sebuah pengantar sederhana Setiap tahunnya, ratusan penelitian dihasilkan oleh ratusan perguruan tinggi di Indonesia. Mulai dari penelitian yang bersifat tugas kuliah, tugas akhir, skripsi, tesis hingga disertasi atau penelitian-penelitian yang diperlombakan. Pertanyaannya adalah, kemana akhir dari sebuah penelitian tadi? Fenomena di perguruan tinggi yang sering muncul adalah banyaknya hasil penelitian hanya berhenti pada prototype atau berakhir di perlombaan saja. Hal ini dikarenakan penelitian yang dilakukan hanya menekankan sisi ilmiah namun kurang memperhatikan sisi marketisasi, apakah bermanfaat untuk masyarakat atau tidak. Padahal kunci utama dari implementasi hasil penelitian di masyarakat adalah bisa diterapkan di masyarakat. Inilah yang disebut sebagai IPTEK yang merakyat. Untuk mengimplementasikan hasil-hasil penelitian di masyarakat maka komersialisasi hasil penelitian harus sesuai dengan keterbutuhan pasar. Dan tentunya tidak semua hasil dapat diimplementasikan dengan utuh karena
Journey to the Bright Nation_ page 7
beberapa kendala yang tidak bisa dihindari. Misalnya, biaya pembuatan dan pengolahan yang tinggi yang tidak bisa terjangkau oleh masyarakat. Oleh karenanya perlu adanya prototype, baru setelahnya dilakukan market charter atau lobby pasar untuk mengetahui sebuah produk layak untuk dipasarkan atau tidak. Disisi lain, pembiayaan juga perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Penelitian sebagai wujud dari pengembangan ilmu pengetahuan tentunya tidak bisa lepas dari teknologi. Begitu pula dengan teknologi, keberadaannya tidak bisa lepas dari pengembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian-penelitian. Teknologi tidak selalu menghasilkan sesuatu yang baru. Teknologi memiliki dua sifat yaitu invensi dan inovasi. Invensi yang bermakna menghasilkan temuan-temuan baru, sedangkan inovasi adalah upaya memperbaiki yang sudah ada atau mengembangkan agar lebih bernilai guna karena nilai tambah yang dihasilkan, jika dalam bahasa bisnis dikenal dengan sebutan ATM, Amati Tiru dan Modifikasi. Di beberapa kawasan Asia dan Jepang maupun Taiwan, perkonomian rakyat berkembang sehat dan terkait
Journey to the Bright Nation_ page 8
erat dengan sistem perekonomian secara nasional. Secara kelembagaan, perekonomian rakyat tersebut diwakili oleh usaha-usaha kecil yang ditumbuhkan dengan kekuatan ekonomi yang
berbasis
pengetahuan dan teknologi
(technology and knowledge based economy, TKBE) sehingga memiliki daya saing yang kokoh. Usaha kecil seperti itulah yang perlu ditumbuhkembangkan di setiap daerah di seluruh Indonesia secara serentak. UMKM tidak harus berkonotasi ekonomi kumuh, terisolasi dan terbelakang, tetapi dapat berupa ekonomi yang modern dan menguasai teknologi, meskipun
skalanya kecil dengan
berlatar
belakang budaya, kearifan dan pemanfaatan potensi lokal. Sebagai contoh adalah pengembangan makanan “patilo” yang dikembangkan oleh peneliti di BPPT LIPI Jogjakarta di daerah Gunung Kidul. Bahan baku berupa ketela pohon merupakan salah satu potensi lokal hasil pertanian di daerah ini. Keberhasilan yang diperoleh oleh para peneliti adalah dengan menghilangkan rasa asam dan sensasi lengket ketika di makan, hal ini tentunya dilakukan melalui proses penelitian. Hasil inovasi teknologi pangan ini telah berhasil melahirkan UKM yang telah mampu
Journey to the Bright Nation_ page 9
memasarkan makanan berbahan dasar ketela tersebut. Sekali lagi ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan. Teknologi sering disalah-persepsikan seolah hanya untuk kepentingan industri besar yang canggih saja. Padahal untuk negeri kita juga diperlukan teknologi yang dapat memberdayakan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Misalnya telekomunikasi murah untuk desa
terpencil, bibit unggul, teknologi air bersih, hidroenergi dan rumah sederhana tahan gempa. Sebagai contoh adalah upaya Saudari Tri Mumpuni yang telah berhasil merintis pembangunan energi mikro-hidro di desa-desa, dan telah mendapatkan pengakuan internasional. Pengetahuan
merupakan
basis
baru
bagi
kesejahteraan suatu bangsa, yang terbentuknya akan ditentukan oleh cara bangsa atau masyarakat itu mampu mewujudkan
pengetahuan
sebagai
landasan
sistem
perekonomian dan perindustriannya. Suatu masyarakat berbasis pengetahuan terbentuk paling sedikit oleh lima elemen dasar (Lester C. Thurow, 1999), yaitu penataan masyarakat, kewiraswastaan (entrepreneur), pembentukan pengetahuan, keterampilan, pengelolaan sumber daya alam
Journey to the Bright Nation_ page 10
dan lingkungan hidup. Masyarakat kita perlu menyadari bahwa peran IPTEK dalam pembangunan akan membawa dampak yang signifikan pada peningkatan produktivitas total suatu bangsa yang pada gilirannya akan mampu menumbuhkan inovasi untuk meningkatkan daya saing bangsa pada persaingan global. Harapannya, sebuah penelitian tidak berhenti sebagai tumpukan kertas terjilid di perpustakaan. Penelitian yang
berhasil
adalah
yang
mampu
diaplikasikan,
bermanfaat dan menjawab kebutuhan di masyarakat serta mampu diskala-bisniskan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Sehingga mampu menambah nilai ekonomis suatu produk serta meningkatkan kemandirian masyarakat yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan.
Journey to the Bright Nation_ page 11
DAFTAR ISI Book Mapping _3 Prolog _4 Mencari Akhir Sebuah Penelitian_sebuah pengantar sederhana_7 Daftar Isi_12 BAGIAN SATU_17 1. Knowledge Based Economy_16 Ekonomi Berbasis Pengetahuan_17 Pembangunan IPTEK di Indonesia_19 Inovasi Teknologi_21 Masyarakat dan Ekonomi Berbasis Pengetahuan _22 2. Ekonomi Kerakyatan_26 Penyerapan Tenaga Kerja dan Nilai Tambah_27 Konteks Budaya dan Lekat Diri_29 Globalisasi, Dampak Budaya dan Dampak Teknologi_31 IPTEK canggih yang Merakyat_32 High Tech and Hight Touch_33 Ber-IPTEK di Daerah_35 Demokrasi melalui IPTEK_37 3. Pendidikan_39 Indikator Keterpurukan Pendidikan _40 Miss Management Perguruan Tinggi_42 Sulitnya Link and Match_43 Semangat Ilmiah dan Politik Teknologi_46
Journey to the Bright Nation_ page 12
Entrepreneur Mindset_47 Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing_53 4. Technopreneur_55 Technopreneur_56 Technopreneurship_57 Technopreneurship di Asia_59 Arah Technopreneurship di Indonesia_62 Peningkatan Kemampuan Technopreneurship Pemuda Berbasis pada Universitas_65 BAGIAN 2_69 1. Sinergisity_70 Academic-Business-Government_71 2. Venture Capital and Venture Management_74 3. The Role_Peran BIC-R’nB dalam membangun Technopreneur_79 Business Incubator Center (BIC)_80 Research and Business (R’nB)_89 BAGIAN 3_93 1. R’nB_Sejarah, Visi-Misi, Tujuan, Slogan, Struktur Organisasi 95 Sejarah R’nB_95 Visi dan Misi_96 Tujuan_98 Slogan_99 Struktur Organisasi _99 2. Kaderisasi_Konsep, Alur, Indeks Kompetensi Kader, Kurikulum_112
Journey to the Bright Nation_ page 13
Konsep kaderisasi R’nB_113 Alur Kaderisasi R’nB_118 Indeks Kompetensi Kader (IKK)_119 Kurikulum Kaderisasi_121 Kurikulum Promotion Level (PL)_121 Kurikulum Intensive Class (I-Class)_124 Kurikulum Internal Project (IP)_128 Epilog Sebuah Episode_130 Daftar Pustaka_134 Tentang Penulis_136
Journey to the Bright Nation_ page 14
_Bagian Satu_ Journey to the Bright Nation_ page 15
Knowledge Based Economy “Tidak mungkin mengharap mencapai tingkat pembangunan tertentu tanpa menguasai ilmu pengetahuan.” (Daoed Joesoef, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Kompas 15 Agustus 2007)
Journey to the Bright Nation_ page 16
Ekonomi Berbasis Pengetahuan Ekonomi berbasis pengetahuan (EBP) atau Knowledge Based Economy (KBE) adalah sistem ekonomi baru dimana penggunaan pengetahuan memegang peranan yang sangat penting pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kekayaan sebuah bangsa. Jika pada sistem ekonomi klasik faktor produksi yaitu modal, tenaga kerja, bahan mentah dan enterpreneurship memegang peranan yang sangat penting, maka era ekonomi berbasis pengetahuan ini, pengetahuan adalah faktor kunci dalam meningkatkan pertumbuhan, menciptakan nilai baru dan memberikan dasar yang kuat untuk tetap dapat bersaing di dunia internasional. Walaupun teknologi informasi
merupakan
alat utama pada era ini, namun inti dari sistem ekonomi baru tersebut tetap tergantung pada sumber daya manusia yang memiliki kemampuan untuk menciptakan, membuat dan mengeksploitasi ide
baru dan
mengaplikasikan
teknologi baru serta memiliki sifat entrepreneur yang sangat tinggi. Dalam hal ini Indonesia perlu mengembangkan suatu sistem penerapan teknologi di bidang industri yang memiliki
Journey to the Bright Nation_ page 17
potensi padat pengetahuan. Di dalamnya terdapat peranan yang mampu bersinergi untuk bersama membangun perekonomian. Sektor swasta terus menjadi mesin utama pertumbuhan
dalam
EBP
sementara
sektor
publik
memberikan dukungan terhadap perkembangan sektor swasta pada tingkat
lanjut.
Kesetaraan sosial dan
persamaan tujuan menjadi elemen penting pada tahap pertumbuhan ekonomi dengan tambahan tanggung jawab untuk menjembatani perbedaan pengetahuan (knowledge gap) sesama kelompok penduduk yang tinggal di daerah pedalaman dengan daerah perkotaan serta seluruh golongan mayarakat di seluruh negeri. EBP memberikan platform dasar bagi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memperkuat daya saing internasional, agar dicapai masyarakat Indonesia yang madani. EBP akan mempercepat perubahan paradigma dari pertumbuhan yang hanya berdasarkan
kepada
input
menjadi
pertumbuhan
produktifitas yang pada akhirnya berdampak pada kebijakan yang akan diambil.
Journey to the Bright Nation_ page 18
Pembangunan IPTEK di Indonesia Pemikiran untuk menggali IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dari negeri barat telah dirintis pada masa pemerintahan Soekarno dengan mengirim ribuan pelajar dan mahasiswa. Upaya tersebut memperlihatkan hasilnya pada era 70-80an dengan munculnya industri strategis yang dibidani oleh B.J. Habibie. Namun, langkah tersebut akhirnya kandas akibat krisis moneter tahun 1997. Sebagian besar pembangunan industri di negeri ini belum sepenuhnya didukung oleh potensi yang unggul, termasuk sumder daya manusianya.
Indeks pencapaian
teknologi dan indeks pembangunan manusia yang disusun oleh
United
Nations
Development
Programme,
menempatkan Indonesia pada urutan ke 60 dari 72 negara dalam
pencapaian
teknologinya.
Indonesia
termasuk
kategori dynamic adopter. Kelemahan informasi dan IPTEK kita dalam menjaga serta mengelola kekayaan alam yang demikian melimpah telah mengakibatkan keadaan yang cukup memprihatinkan. Pembangunan
industri
Indonesia,
termasuk
pula
pengembangan ilmu dan teknologi dalam waktu mendatang
Journey to the Bright Nation_ page 19
tidak saja ditentukan oleh faktor dominan di dalam negeri, tetapi sangat bergantung pula kepada perkembangan di luar negeri. Setiap penemuan baru tak akan bertahan sebagai komoditas dalam waktu yang cukup lama. Imbas pengaruh luar, terutama yang berkaitan dengan makin meningkatnya persaingan global harus ditanggapi dengan kearifan intelektual secara cermat dan hati-hati.
“Pengembangan ilmu pengetahuan dalam masyarakat global kini sangat dipengaruhi oleh imbalan yang dihasilkan dari riset. Itulah sebabnya intellectual property rights, memegang peranan penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Tetapi imbalan bagi pengembangan ilmu yang dihasilkan di pasar tidak selalu sesuai dengan pengembangan ilmu yang sungguh-sungguh dibutuhkan bangsa. Karena itulah, sangat diperlukan intervensi aktif pemerintah dalam pasar untuk mempengaruhi arah pola imbalan menjurus ke ilmu, sains, dan teknologi yang dibutuhkan bangsa. (Emil Salim)
Journey to the Bright Nation_ page 20
Inovasi Teknologi Munculnya
pengetahuan
tentang
teknologi
informasi saat ini memang dapat mengalahkan hasil pencapaian peradaban terdahulu. IPTEK dan keahlian akan menjadi salah satu sumber competitive advantage yang sangat penting bagi suatu bangsa di masa datang. Bangsa kita tidak boleh terlena dengan slogan negara kita kaya raya dengan sumber daya alam yang mencukupi segala kebutuhan bangsa. Perekonomian berbasis pengetahuan merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing, produktivitas, dan pertumbuhan dengan pendekatan baru, pola pendidikan, inovasi, memanfaatkan teknologi informasi, meluaskan jejaring kerjasama, dan memberikan peran yang berbeda kepada pemerintah. Ciri masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society) yakni pengetahuan dan informasi menjadi faktor penting dalam setiap proses menciptakan nilai dalam masyarakatnya. Masyarakat dibangun dengan faktor utama menciptakan,
menyebarkan
dan
menggunakan
pengetahuan untuk meningkatkan nilai tambah hingga
Journey to the Bright Nation_ page 21
menaikkan tingkat kesejahteraannya. Ciri lainnya adalah terjadi perubahan cepat dalam pengembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang menjadi andalan bangsa. Untuk mencapai kemajuan yang pesat dalam teknologi tersebut, negara mengeluarkan investasi besar bagi kegiatan riset dan pengembangan ICT, seperti yang terjadi pada negara Finlandia. Pemanfaatan produk ICT digunakan untuk meningkatkan hasil produksi, dilakukan pula pengembangan ilmu pengetahuan yang intensif di sektor bisnis, sembari meningkatkan jaringan komunikasi dan kerja sama. Penggarapan sektor ICT dari hulu hingga hilir membutuhkan banyak sumber daya manusia berkemampuan spesialis.
Masyarakat dan Ekonomi Berbasis Pengetahuan Memasuki milenium ketiga, semua bangsa maju sepakat
bahwa
penguasaan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi merupakan prasyarat untuk meraih kemakmuran dalam kancah pergaulan internasional. Karenanya fokus pembangunan yang kini dianut oleh banyak negara adalah
Journey to the Bright Nation_ page 22
mengutamakan
usaha
untuk
menempatkan kegiatan
penelitian, pengembangan dan rekayasa sebagai bahan integral dari pembangunan ekonomi yang akan berujung pada peningkatan produksi nasional. Kegiatan yang dilakukan
pun
dijadikan
modal
untuk
membangun
masyarakat berbasis pengetahuan yang mampu memahami dan mendukung kegiatan para ilmuwannya, sehingga lambat laun terbentuklah peradaban berlandaskan budaya IPTEK. Pengetahuan merupakan basis baru bagi kesejahteraan suatu bangsa, yang terbentuknya akan ditentukan oleh cara
bangsa
masyarakat
Kemampuan organisasi
atau itu
Modal
mampu mewujudkan
manusia
pengetahuan sebagai landasan perekonomian perindustriannya.
Penguasaan
sistem dan Masyarakat
kita
kompetensi perlu
menyadari bahwa peran IPTEK dalam pembangunan akan membawa dampak yang signifikan pada peningkatan
Journey to the Bright Nation_ page 23
produktivitas total suatu bangsa yang pada gilirannya akan mampu menumbuhkan inovasi untuk meningkatkan daya saing bangsa pada persaingan global. Suatu masyarakat berbasis pengetahuan terbentuk paling sedikit oleh lima elemen dasar (Lester C. Thurow, 1999), yaitu: 1. Penataan masyarakat 2. Kewiraswastaan 3. Pembentukan pengetahuan 4. Keterampilan 5. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Modal manusia menjadi demikian penting pada era ekonomi berbasis pengetahuan. Daya saing di era KBE berpijak
pada
keunggulan
kompetitif
(competitive
advantage) yang terbentuk dari tiga unsur yang terkait satu sama lainnya, antara lain: 1. Modal manusia 2. Kemampuan organisasi 3. Penguasaan kompetensi Ketiganya berjalan serempak, dimana kemampuan organisasi dan penguasaan kompetensi itu sendiri pada dasarnya juga bergantung pada keunggulan modal manusia
Journey to the Bright Nation_ page 24
yang
menanganinya.
Kemampuan
SDM
berkualitas
merupakan fungsi eksponensial dari proses pendidikan yang berkesinambungan. Artinya usaha terus menerus untuk menambah pengetahuan (scientific spirit) yang ada pada masyarakat akan membuahkan lonjakan kemampuan modal manusia yang besar.
Journey to the Bright Nation_ page 25
Ekonomi Kerakyatan “Masyarakat berbasis IPTEK di Indonesia diharapkan mampu mengambil dan menyerap yang terbaik dan membiarkan lolos yang lainnya dan di dadanya masih terpatri Merah Putih.”
Journey to the Bright Nation_ page 26
Penyerapan Tenaga Kerja dan Nilai Tambah Di beberapa kawasan Asia dan Jepang maupun Taiwan, perekonomian rakyat berkembang sehat dan terkait erat dengan sistem perekonomian secara nasional. Secara kelembagaan, perekonomian rakyat tersebut diwakili oleh usaha-usaha kecil yang ditumbuhkan dengan kekuatan ekonomi yang
berbasis
pengetahuan dan teknologi
(technology and knowledge based economy, TKBE) sehingga memiliki daya saing yang kokoh. Usaha kecil seperti itulah yang perlu ditumbuhkembangkan di setiap daerah di seluruh Indonesia secara serentak. UMKM tidak harus berkonotasi ekonomi kumuh, terisolasi dan terbelakang, tetapi dapat berupa ekonomi yang modern, menguasai teknologi, meskipun skalanya kecil dan berlatar belakang budaya dan kearifan lokal. Pada tahun 2007, usaha kecil menyerap 88,9% tenaga kerja dan menghasilkan 42% nilai tambah dan usaha menengah menyerap 10,5% tenaga kerja dan menghasilkan nilai tambah 14%. Sedangkan usaha besar hanya menyerap 0,6% tenaga kerja, tetapi dapat menghasilkan nilai tambah
Journey to the Bright Nation_ page 27
yang lebih besar, yaitu 44%. Artinya, struktur tenaga kerja kita masih berbentuk piramida dimana sebagian besar tenaga kerja berada di lapisan bawah dengan produktivitas dan penghasilan rendah.
Gambar 1. Diagram Struktur Tenaga Kerja Indonesia
Dalam lingkungan masyarakat yang berbasis ilmu pengetahuan, UKM menyerap tenaga kerja 99,4% dengan bantuan bimbingan teknologi yang disertai skim pendanaan ventura dari institusi perbankan. Secara bertahap, struktur tenaga kerja berbentuk belah ketupat dengan partisipasi lapisan menengah tenaga terdidik berjiwa entrepreneurship dapat dibangun.
Journey to the Bright Nation_ page 28
Dalam lingkungan masyarakat yang berbasis ilmu pengetahuan, UKM menyerap tenaga kerja 99,4% dengan bantuan bimbingan teknologi yang disertai skim pendanaan ventura dari institusi perbankan. Secara bertahap, struktur tenaga kerja dengan partisipasi lapisan menengah tenaga terdidik berjiwa entrepreneurship dapat dibangun.
Konteks Budaya dan Lekat Diri Setelah bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaan dan
kebebasannya,
sebuah
masyarakat
juga
perlu
dibebaskan dari dogma dan segala jenis hambatan budaya. Hal ini akan memudahkan kaum entrepreneur serta mereka yang bisa melahirkan temuan-temuan baru, berkreasi dalam mencapai
pertumbuhan
ekonomi
berkelanjutan
berlandaskan sumber daya manusia yang diperbarui, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber daya utama dalam perekonomian modern adalah penguasaan IPTEK, dan proses terpenting dalam pembangunan ekonomi adalah belajar secara interaktif, sehingga mau tidak mau harus melibatkan konteks budaya yang lekat diri.
Journey to the Bright Nation_ page 29
Masalah budaya dalam kaitan IPTEK ini tidak dapat diabaikan. Pengalaman sehari-hari menunjukkan bahwa keperluan akan suatu produk biasanya dapat memberikan inspirasi bagi orang lain untuk merancang produk, yang dikerjakan
dan
dibuat
menghasilkan produk
oleh tersebut.
pekerja
industri
yang
Hanya bangsa yang
masyarakatnya cerdas dan berbasis pengetahuan dapat menyerap dan menyaring informasi menjadi pengetahuan dan kearifan untuk memperkaya kebudayaannya sendiri. Masyarakat berbasis ilmu pengetahuan akan mampu menentukan pada tingkat seperti apakah kebudayaan nasional kita terbuka terhadap pengaruh dan pemikiran asing. Thomas L. Friedman (The World is Flat) menyebutnya sebagai kemampuan melokalisasikan proses globalisasi. Kemampuan
melokalisasi
ini
hanya
mungkin
bila
masyarakatnya memiliki budaya toleransi menjadi norma, ia akan melahirkan trust (kepercayaan) dan semua orang dapat berkembang, berwirausaha serta berinovasi.
Journey to the Bright Nation_ page 30
Globalisasi, Dampak Budaya dan Dampak Teknologi Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan
dengan
peningkatan
keterkaitan
dan
ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Dampak budaya: 1. Pertukaran kebudayaan internasional lebih lancar 2. Penyebaran multikulturalisme dan akses individual yang lebih baik terhadap keragaman budaya 3. Kebudayaan
impor
dengan
mudah
menguasai
kebudayaan lokal, menurunkan keanekaragaman lewat hibridisasi atau bahkan asimilasi 4. Membesarnya pariwisata dan perjalanan internasional 5. Membesarnya perpindahan penduduk, termasuk yang ilegal 6. Penyebaran makanan lokal ke negara-negara lain (acap disesuaikan dengan citarasa lokal) Dampak teknologi:
Journey to the Bright Nation_ page 31
1. Aliran data lintas batas, menggunakan teknologi seperti internet, satelit komunikasi dan telepon. 2. Pengurangan
biaya
transportasi,
khususnya
hasil
pengembangan peti kemas dalam transportasi laut.
IPTEK Canggih yang Merakyat Kemajuan IPTEK melalui inovasinya sekarang telah masuk dan mengakar dalam segala bentuk kegiatan seharihari manusia Indonesia. Kemajuan ini telah memaksa kita untuk cepat mewujudkan mapannya masyarakat berbasis pengetahuan di Indonesia, manusia Indonesia yang melek IPTEK, dan siap menggunakan kemudahan yang tersedia untuk keperluan perekonomiannya. Dalam kaitannya, peran pemerintah lebih diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman serta membentuk
iklim,
memperbesar
masukan,memberi
insentif, mengayomi perjalinan kemitraan, memodali pencetusan pengetahuan baru serta memperlancar arus informasi, menyediakan kemudahan dan bila diperlukan menata rambu-rambu agar para pelaku IPTEK tadi dapat berinteraksi dan bersinergi secara optimum.
Journey to the Bright Nation_ page 32
Kemitraan antara industri kecil menengah kecil dan industri besar dalam bidan pertanian, akan digalakkan melalui sistem Petani Inti Rakyat (PIR) plus. Pola PIR dipandang merupakan solusi yang dapat mengatasi masalah perbedaan di antara dua komunitas industri tersebut. Dengan kata lain Pola PIR yang kemudian berlanjut dengan istilah kemitraan antara perusahaan inti dan petani plasma dipandang sebagai sebuah sistem yang dapat memadukan dua komunitas berbeda budaya, yaitu pengusaha besar dan petani kecil. Untuk itu, intensif kredit murah untuk keperluan plasma perlu disediakan utuk menggalakkan tumbuhnya
industri
berbasis
IPTEK
yang
lebih
mengandalkan usahanya pada modal otak atau kemampuan menguasai pengembangan dan pemanfaatan IPTEK.
High Tech and High Touch Sisi lain yang perlu dicermati dari penerapan IPTEK yang merakyat ini adalah dimensi nilai-nilai kemanusiaan sebagai akibat penerapan teknologi khususnya teknologi tinggi (high-tech) pada masyarakat, mengingat teknologi itu
Journey to the Bright Nation_ page 33
sendiri dalam dirinya (embodied) melekat dua kemungkinan ‘baik’ dan ‘buruk’. High-tech bukan semata-mata artefak kebendaan, objek material dan fisik saja, tetapi juga merupakan sesuatu yang
menyatu
dengan
kehidupan
masyarakat
dan
lingkungan. Dalam keadaan terbaiknya teknologi konsumen (consumer-technologies) harus mampu memberi dukungan terhadap perbaikan kehidupan manusia yang membawa manfaat dan kemajuan. Konsekuensi yang ditimbulkan genetic technologies sebagai contoh, harus dapat diimbangi dengan melihat permasalahan secara lebih mendasar dari sudut pandang dan semangat keagamaan, sejajar dengan berkembangnya persepsi masyarakat kita terhadap nilainilai spritual yang dimilikinya. Untuk mengatasi kecemasan yang ditimbulkan dari dampak negatif yang akan muncul, J. Naisbitt (High TechHigh Touch, 1999) mengusulkan keseimbangan antara hightech dangan high-touch. High-touch berkaitan dengan nilainilai
intrinsik
kemanusiaan
yang
condong
kepada
sunnatullah yaitu kedekatan kepada Tuhan, kepada alam, kepada manusia dan kepada keluarganya.
Journey to the Bright Nation_ page 34
Ber-IPTEK di Daerah High-touch juga berkaitan dengan sikap yang secara sadar memilih teknologi yang akan memberikan nilai tambah kepada kualitas kemanusiaan dan mencegah manusia dari keadaan terisolasi, teralienasi, terdistorsi serta tercerabut dari akar budayanya. High-tech dan high-touch pada dasarnya merupakan kemampuan manusia untuk menikmati hasil kemajuan teknologi berlandaskan keseimbangan antara kualitas IPTEK dan imtaq (iman dan taqwa) yang dimilikinya.
Ber-IPTEK di Daerah Persebaran sumber daya alam yang ada umumnya terjadi
secara
alamiah
dan
tidak
mengikuti
batas
administrasi wilayah. Selama ini pendayagunaan sumber daya alam tertentu sudah banyak dilakukan secara tradisional
berdasarkan
kebiasaan
yang
juga
tidak
mengetahui batas administrasi daerah. Mengingat besarnya kebhinekaan dan variasi tanah air, kebijakan yang digariskan harus bersifat umum sehingga terterapkan untuk seluruh wilayah negara, dengan landasan utama agar segenap
Journey to the Bright Nation_ page 35
potensi kemajemukan tersebut akan bersinergi secara optimal. Dalam kaitan ini perlu disadari bahwa segala bentuk teknologi itu dihasilkan oleh kegiatan penelitian dan pengembangan serta rekayasa ilmu pengetahuan, baik penelitian dasar maupun penelitian terapan yang batasbatasnya juga tidak selamanya tegas dan jelas. Untuk keperluan jangka pendek, dan terutama untuk keperluan pembangunan daerah, Indonesia sangat memerlukan kegiatan penelitian, pengembangan dan rekayasa yang menghasilkan inovasi teknologi terterapkan yang sedapat mungkin dilindungi oleh hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Beberapa lembaga litbang tertentu sudah lama menjadi sumber daya acuan nasional (national reference) untuk bidang spesialisasi mereka. Agar lembaga nasional ini dapat menunaikan tugas dan fungsinya dengan baik, hendaklah dijaga agar mereka dapat terus menjalankan kegiatannya secara terkoordinsi dengan pihak-pihak terkait di daerah sejalan dengan jiwa UU.No22/1999.
Journey to the Bright Nation_ page 36
Dalam kaitannya dengan lembaga asing ini perlu dicamkan adanya peraturan yang menentukan bahwa semua peneliti asing yang ingin melakukan kegitan ilmiah di Indonesia harus mendapat persetujuan tertulis dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) yang menangani koordinasi perizinan ini bersama instansi terkait di Indonesia. Peran ini akan terus diberlakukan mengingat adanya aspek-aspek sekuriti, perlindungan kepentingan nasional, pengamanan sumber daya hayati daerah, dan masalah yang tersangkut dengan perdangangan dalam kaitannya dengan HAKI (konversi TRIPs).
Demokrasi Melalui IPTEK Disadari bahwa di tengah berbagai tantangan globalisasi dan tuntunan membangun masyarakat berbasis pengetahuan untuk mengejar ketertinggalan kita, dirasakan perlu ada respons yang lebih seimbang dalam menjawab tantangan itu. Masyarakat berbasis pengetahuan akan tumbuh subur dalam lingkungan budaya demokratis yang mendukung kemajuan. Satu sama lain terkait erat dalam menumbuhkan sikap atau budaya yang menghargai waktu,
Journey to the Bright Nation_ page 37
berdasarkan prestasi, etika kerja keras,
memahami
pentingnya arti pendidikan serta pemahaman yang benar terhadap agamanya sehingga terdapat keseimbangan antara ber-IPTEK dan ber-IMTAQ. Dalam diusahakan
upaya
kita
terwujudnya
membangun suatu
IPTEK
masyarakat
akan
berbasis
pengetahuan untuk menyuburkan petumbuhan industri berbasis IPTEK. Karena coraknya tadi, akan terjadi perkembangan berbagai aspirasi yang bersifat bottom up, yang sesuai mekanisme pasar. Hal ini berlaku secara tidak langsung dan akan menyuburkan pertumbuhan masyarakat yang memahami makna dan bisa mengisi arti hidup berdemokrasi. Dengan demikian, upaya menumbuhkan inovasi teknologi untuk ekonomi kerakyatan itu secara tidak langsung akan memapankan demokratisasi masyarakat.
Journey to the Bright Nation_ page 38
Pendidikan “ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” Di depan memberi teladan, di tengah membangun karsa, di belakang mengarahkan. (Ki Hajar Dewantoro)
Journey to the Bright Nation_ page 39
Investasi pendidikan dilihat dari berapa banyak belanja untuk buku atau uang sekolah. Jadi, struktur pengetahuan
keluarga
itu
menggambarkan
investasi
terhadap ilmu pengetauan. Dalam skala lebih besar dapat terlihat dalam anggaran negara. Rasio belanja negara di bidang pendidikan menjadi penting. Konstitusi telah lebih maju dengan adanya ketentuan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun, sayangnya, pelaksanaannya masih tersendat. Tahun 2010, anggaran pendidikan di Indonesia dipertahankan pada kisaran sebesar 20% dari APBN.
Indikator Keterpurukan Pendidikan Indikator keterpurukan pendidikan di Indonesia dapat terlihat dari Human Development Index. Data UNICEF dalam Human Development Report 2009, menunjukkan pendidikan Indonesia berada di tingkat 109 dari 174 negara. Indikasi lain ketertinggalan Indonesia adalah pada pencapaian teknologi atau Technology Achievement Index yang membagi negara-negara di dunia menjadi 4 kelompok. Pertama,
Technology
Inovator
Countries
yang
Journey to the Bright Nation_ page 40
beranggotakan 19 negara, diantaranya AS, Jepang dan negara-negara Eropa Barat. Kelompok kedua, Technology Implementor Countries mencakup negara-negara yang telah bisa menerapkan teknologi tinggi dalam segi-segi kegiatannya dan baru mulai berinovasi. Malaysia yang tahun 1970-an mengirimkan bayak mahasiswanya terutama ke ITB, saat ini telah masuk ke kelompok ini. Kelompok ketiga, Technology Adaptor Countries merupakan negara yang hanya mampu sedikit mengadopsi teknologi dan belum sampai pada tahap implementasi luas. Indonesia termasuk pada kelompok ini dengan peringkat ke60 dari 63 negara yang termasuk dalam kelompok ini. Itu berarti, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan masuk ke kelompok ke-4, yaitu negara-negara terbelakang peradabannya seperti di benua Afrika, kelompok negaranegara ini disebut Marginalized Countries.
Journey to the Bright Nation_ page 41
Miss Management Perguruan Tinggi Adanya perubahan mendasar dalam menghadapi kesiapan otonomi kampus membawa pengaruh terhadap manajemen/pengelolan PTN (Perguruan Tinggi Negeri), terutama dalam hal mencari pola-pola baru untuk memperoleh sumber pendanaan selain tuition fee, misalnya memperbesar kontrak-kontrak riset dengan pihak industri. Saat ini tercatat sebanyak 77 PTN dengan mahasiswa sekitar 850.000 dan jumlah staf/dosen pengajar sebanyak lebih dari 45.000. Sebanyak 1200 PTS dengan 1.400.000 mahasiswa dan 110.000 tenaga dosen yang sebagian besar berasal dari PTN berstatus sebagai tenaga tidak tetap (part time lecturer). Dari sekian banyaknya jumlah PTN dan PTS (Perguruan Tinggi Swasta), ironisnya hanya ada 1 institut pertanian dan hanya 3 institut teknologi. Hal ini tentu akan membuat Indonesia kesulitan untuk mengejar teknologi maju dan kompetitif terhadap bangsa-bangsa lain. Itupun jumlah mahsiswa di institut tersebut hanya sedikit. Kenyataan lain, masih sedikitnya minat mahasiswa di bidang eksakta atau IPTEK di Indonesia. Sebagian besar mahasiswa yang terdaftar di PTN/PTS lebih memilih
Journey to the Bright Nation_ page 42
noneksakta/nonteknik. Hal ini tentunya kurang kondusif bagi suatu negara yang sedang membangun untuk menuju negara industri. Sedangkan di Australia misalnya, terdapat sebuah institut teknologi di setiap kota dengan jumlah penduduk di atas 400.000 jiwa.
Sulitnya Link and Match Hasil kegiatan penelitian dan pengembangan telah banyak dilakukan di Indonesia, baik yang dilakukan oleh jajaran lembaga litbang mulai dari jajaran departemen sektoral hingga lembaga non departemen serta perguruan tinggi. Banyak hasil bertaraf internasional, sebagai contoh adalah hasil penelitian DR. Warsito. DR. Warsito, menciptakan pemindai empat dimensi pertama di dunia. Laboratoriumnya hanya ruko sederhana. Sangat diperlukan untuk industri perminyakan. Teknologi tersebut adalah teknologi ECVT (electrical capacitance volume tomography). ECVT adalah sistem pemindai berbasis medan listrik statis yang mampu menghasilkan citra obyek volumetrik dan real time (seketika). Pada dasarnya, teknologi ECVT adalah teknologi scanning atau fotokopi
Journey to the Bright Nation_ page 43
yang bisa melihat secara real time dan 3 dimensi gerak bahan di dalam boiler, reaktor industri, pipa, dsb, meskipun bertekanan dan bersuhu tinggi. Teknologi tersebut kini dipakai oleh Badan Antariksa Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administration (NASA). “Guna penerapan pada pemindaian obyek dielektrika pada saat misi antariksanya,” demikian tulis editorial jurnal Industrial and Engineering Chemistry Research edisi Januari 2009, yang diterbitkan oleh American Chemical Society. NASA, dalam jurnalnya yang dipublikasikan di Measurement Science and Technology yang terbit di Inggris, menyatakan telah memanfaatkan teknologi ECVT untuk memindai keberadaan air di permukaan luar pelapis sistem pelindung panas pada dinding pesawat ulang-aliknya. Teknologi ECVT mampu menghasilkan citra volumetrik dan real time dari konsentrasi air yang terakumulasi pada dinding luar pesawat ulang-alik. Dampak
positif
terlihat
dengan
semakin
meningkatnaya kemampuan para dosen menguasai ilmu pengetahuan secara mandiri yang selanjutnya ditularkan kepada mahasiswa asuhannya. Hampir 65 % pemanfaat
Journey to the Bright Nation_ page 44
dana
program
yang
terkoordinasi
secara
terpusat
merupakan staf pengajar dari seluruh universitas. Namun, prestasi tersebut belum mendapatkan sambutan positif dari pihak industry. Industry Indonesia lebih sering menyandarkan dirinya pada perolehan lisensi impor yang menyebabkan unit litbang dalam industri tidak berkembang.
Sampai
sekarang,
porsi
yang
dipikul
pemerintah dalam mendukung terjadinya alih teknologi, adaptasi, integrasi, inovasi, perekayasaan (reinvention) dan penemuan teknologi masih sangat besar dan tidak proporsional. Anggaran riset sudah mulai ditingkatkan, namun masih terkendala pada kewajiban negara untuk melunasi hutang-hutang luar negeri. Hubungan kemitraan yang kondusif antara industri dan perguruan tinggi serta lembaga litbang memang belum bisa dikatakan mapan. Ketiadaan demand pull dari industri mengakibatkan belum membudayanya upaya di kalangan para peneliti dan pengelola lembaga litbang untuk menyebarluaskan penelitiannya. Hasil penelitian seharusnya mampu dimanfaatkan oleh industri, karena hasil penelitian yang akan menopang daya saing manufaktur dan industri
Journey to the Bright Nation_ page 45
Semangat Ilmiah dan Politik Teknologirekayasa. Sehingga sebenarnya,
industri
memiliki
posisi
kunci
dalam
membangkitkan gairah penelitian dan pengembangan di Indonesia. Hal tersebut di atas menunjukkan ketiadaan link and match antara perguruan tinggi dan industri. Padahal perguruan
tinggi
sendiri
memiliki
peran
dalam
pembangunan nasional sekaligus memiliki tanggung jawab terbesar dalam penyediaan SDM yang berorientasi terhadap hasil-hasil riset dan IPTEK.
Semangat Ilmiah dan Politik Teknologi Bagaimana sebuah spirit ilmiah diwujudkan, telah banyak dicontohkan oleh negara-negara di dunia. Mereka adalah negara-negara yang saai ini kita kenal sebagai bagian dari negara maju di dunia. Jepang, bagi mereka, menguasi ilmu pengeahuan dan teknologi menjadi urusan yang harus diperjuangkan sampai mati. Itulah yang dilakukan “pejuang ilmu” dari negeri matahari terbit ini di AS. Mereka tak gentar melakukan hara-kiri setelah berhasil mencuri dokumendokumen penting lalu menelannya bulat-bulat. Dokumen
Journey to the Bright Nation_ page 46
tentang temuan IPTEK yang terkirim bersama jasad mereka ke tanah airnya, menjadi “wasiat dan warisan” sangat berharga bagi bangsanya. India, kini juga telah mulai membuktikan kekuatan IPTEK itu. Mendapat kesempatan menuntut ilmu lalu bekerja di Silicon Valley, AS, merupakan salah satu cara mempercepat nilai tambah. Ratusan hingga ribuan orang India kini menjalani brain gain kembali ke negerinya untuk membangun kerajaan bisnis teknologi informasi dan telekomunikasi di beberapa negara bagian.
Entrepreneur Mindset Profesor Didik J. Rachbini mengatakan, bahwa salah satu cara untuk mematahkan belenggu kemiskinan masyarakat kita adalah lewat bisnis dan kewirausahaan
(entrepreneur).
Pembentukan
jiwa
kewirausahaan (entrepreneur mind set) perlu dilakukan sejak dini, dan akan lebih baik apabila dilakukan sejak di bangku sekolah ataupun di bangku kuliah. Dalam pembentukan jiwa kewirausahaan Bob Sadino mencetuskan satu konsep yang ia namakan Roda Bob
Journey to the Bright Nation_ page 47
Sadino (RBS). Pada prinsipnya, RBS adalah suatu diagram yang menggambarkan perputaran kehidupan seseorang, yang di dalamnya berlangsung proses pembelajaran berupa dialektika atau sistesis antara ilmu/teori dan praktik, yang pada
akhirnya
menggambarkan
tingkat
kemampuan,
kecakapan atau kompetensi seseorang.
Gambar 2. Proses Perputaran Empat Kuadran RBS
Kuadran Pertama disebut dengan kuadran TAHU dimana menggambarkan proses belajar di sekolah pada umumnya ataupun dunia kampus pada khususnya orang belajar berbagai teori dan informasi yang seringkali kurang sesuai dengan kondisi di lapangan terkini. Kelemahan dari
Journey to the Bright Nation_ page 48
orang-orang yang hidup di kuadran TAHU adalah pada persoalan praktik di lapangan, seringkali teori dan ilmu yang mereka kuasai tidak mampu diaplikasiakan di masyarakat. Bob Sadino menggambarkan orang-orang di kuadran TAHU ini banyak tahu berbagai hal tapi tidak bisa apa-apa di lapangan, seperti orang yang belajar menembak. Orang ini dibekali dengan berbagai macam teori, teknik atau cara menembak menyentuh
yang
jitu,
senapan
tetapi asli
mereka
beserta
tidak
pernah
pelurunya
dan
menembakkannya ke sasaran tertentu. Oleh sebab itu mereka yang dianggap kompeten di kuadran TAHU bisa saja menjadi tidak kompeten lagi manakala harus terjun ke tengah-tengah masyarakat. Berikutnya, kuadran kedua yang menjadi antitesis bagi kuadran pertama tadi dinamakan kuadran BISA, biasa disebut dengan kuadran MASYARAKAT atau JALANAN. Kuadran kedua ini menggambarkan bagaimana orang-orang yang
tidak
sekolah
belajar
mengerjakan
sesuatu
pekerjaannya dengan menyandarkan diri pada praktik. Melakukan tindakan, mengerjakan sesuatu, mengalami kegagalan, menghadapi kesulitan dan tantangan hidup dan
Journey to the Bright Nation_ page 49
sepenuhnya belajar dari proses tersebut. Orang-orang di kuadran ini belajar dalam bentuk praktik berulang-ulang kadang berhasil kadang gagal, dari semula tidak bisa menjadi bisa dan terus berproses sehingga bisa melakukan dengan lebih baik. Dari sisi praktis, orang-orang di kuadran ini adalah orang-orang yang kompeten, mereka bisa dan tahu caranya. Ini bedanya dengan orang di kuadran TAHU yang tahu banyak dan kaya dengan teori tapi belum tentu bisa mengaplikasikannya. Walau begitu biasanya orang di kuadran TAHU menganggap orang di kuadran BISA tidak kompeten secara teori. Selanjutnya, kuadran Ketiga atau kuadran TERAMPIL. Merupakan tempat orang-orang yang sudah melewati kuadran TAHU maupun BISA. Butuh waktu cukup panjang untuk bisa naik dari kuadran BISA ke kuadran TERAMPIL. Hal ini sejatinya merupakan akibat proses dialektika antara kuadran TAHU dan kuadran BISA. Hasil dari proses dialektika antara kedua kudaran tersebut akan mengarahkan orang yang tahu teori untuk terus menguji efektifitas teorinya, sedangkan orang yang bisa karena diasah oleh praktik dapat semakin efektif karena dikuatkan oleh teori dan metode
Journey to the Bright Nation_ page 50
yang aplikabel. Apabila kecakapan terhadap suatu bidang meningkat maka masyarakat menyebut orang ini sebagai orang yang skillful atau terampil di bidangnya. Orang di kuadran ini memiliki dua kapasitas yaitu respons-able dan accountable. Respons-able berarti memiliki kemampuan merespon setiap masalah dengan tepat, sementara accountable
berarti
memiliki
kemampuan
mengatasi
persoalan secara cermat dan bertanggung jawab. Pada perjalanan berikutnya, orang-orang yang berada di kuadaran TERAMPIL akan memasuki kuadran keempat yaitu kuadaran AHLI atau kuadran PROFESIONAL. Dalam konteks entrepreneur orang berada di kuadran AHLI ini adalah mereka yang telah berhasil meningkatkan keterampilannya, responsive dan bertanggung jawab juga mampu memberikan manfaat kepada orang banyak serta diakui kompetensinya oleh masyarakat luas. Tentunya orang di kuadran AHLI memiliki keterbatasan atas keahlian di bidang-bidang tertentu saja dan akan kembali berproses di kuadran TAHU untuk menyempurnakan bidang keahliannya atau kembali berproses untuk menjadi ahli di bidang yang lainnya.
Dr. Ahmad H. Lubis mengharapkan
Journey to the Bright Nation_ page 51
agar arah pendidikan kita hendaknya juga menunjang dan relevan
dengan
pembangunan
ekonomi,
dimana
pembentukan entrepreneur mindset merupakan salah satu kebutuhan dasar. Indonesia kini, mau tidak mau harus melihat perkembangan yang ada di negara ASEAN lainnya yang tengah membangun knowledge based economy, termasuk juga membangun pemerintahan yang baik. Suatu negara tidak mungkin berkembang kalau tidak dikelola dengan prinsip entrepreneur yang baik, seperti efektivitas kerja, sistem yang efisien, dan pengeloaan keuangan negara yang dijalankan dengan baik (good governance). Pemerintah perlu membuat kebijakan program unggulan termasuk pendidikan baik di tingkat nasional atau daerah, supaya arah pendidikan menunjang pembangunan, yakni untuk menciptakan sumber daya manusia yang mampu memecahkan permasalahan yang ada. Tidak mungkin kita mengharapkan pendidikan berkembang sendiri tanpa arah. Aspek yang berkaitan dengan program penelitian unggulan di daerah harus dikembangkan oleh perguruan tinggi setempat. Demikian pula pada tingkat
Journey to the Bright Nation_ page 52
nasional. Lembaga riset juga seyogyanya mendukung, merekam, dan manajemannya yang tertata dengan baik. Arah pendidikan kita harus menjawab persoalan yang ada di Indonesia. Tidak perlu semua universitas melakukan riset-riset yang sama, sehingga nantinya ada pusat keunggulan di masing-masing perguruan tinggi. Dengan entrepreneur mindset ini kita akan mampu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membangun KBE dan KBS. Kondisi dimana knowledge dapat berkembang melalui kegiatan riset, kemudian hasilnya didifusikan melalui inovasi produk-produk yang berdaya saing.
Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Bangsa Indonesia akan bisa semakin mandiri bahkan madani ketika daya saing yang dimiliki oleh manusiamanusianya sangat tinggi. Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan produktivitas dan daya saing, antara lain:
Journey to the Bright Nation_ page 53
1.
Memiliki komitmen tinggi terhadap pendidikan yang berkualitas
2.
Masyarakatnya memiliki semangat IPTEK
3.
Memacu inovasi melalui interaksi antarsistem pendidikan, litbang dan industri manufaktur.
Semoga bangsa kita menjadi bangsa adidaya di masa yang akan datang.
Journey to the Bright Nation_ page 54
Technopreneur “Pertumbuhan ekonomi dan daya saing sebuah bangsa sangat disumbang oleh penguasaan teknologi. Kunci dari keunggulan Indonesia di abad ke-21 adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan cara penting untuk membangun inovasi IPTEK adalah melalui pengembangan enterpreneurship.” (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pidato Presiden Republik Indonesia pada acara silaturahim dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan Masyarakat Ilmiah, Serpong, 20 Januari 2010)
Journey to the Bright Nation_ page 55
Technopreneur Wirausaha
berbasis
teknologi
(technopreneur)
merupakan salah satu kunci untuk menghadapi tiga tantangan besar yang harus dihadapi Indonesia dalam menghadapi krisis global yaitu energi, pangan, dan lingkungan. Bangsa ini sebenarnya mampu menjawab problem tersebut dengan prasyarat bersedia menekuni dan mengaplikasikan berbagai temuan teknologi. Walaupun berdiri dari usaha kecil dan menengah, technopreneur dinilai sebagai individu atau kelompok orang yang memulai atau mendirikan usaha sendiri dengan ciri-ciri seperti mampu menciptakan sesuatu yang baru, berbeda, dan mampu mengubah nilai-nilai. Selain itu, mereka juga berusaha
mencari
perubahan,
merespon,
dan
memanfaatkannya sebagai peluang. Ciri-ciri lain dari technopreneur
adalah
mengandalkan
inovasi
selain
kemampuan menggabungkan kemampuan berwirausaha dan manajemen wirausaha. Seseorang temuan
sebuah
tidak
hanya
produk
mampu
inovatif,
tapi
menghasilkan juga
bisa
memasarkannya. Namun, para penemu yang biasanya dari
Journey to the Bright Nation_ page 56
kalangan akademisi (mahasiswa-dosen-peneliti), biasanya tidak memiliki keterampilan pemasaran sehingga perlu peran banyak pihak untuk mempertemukan semua elemen agar budaya teknologi bisa terwujud di Indonesia. Mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Kusmayanto Kadiman, menyatakan bahwa IPTEK nasional memang belum memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Tidak sebagaimana di banyak negara tetangga seperti Korea Selatan, China, India, Brasil, atau Malaysia yang telah memposisikan IPTEK sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi. Salah satu penyebab utamanya adalah karena tidak harmonisnya hubungan antara industri, dunia akademis, dan pemerintah. “Ketiga komponen tersebut perlu mengalami transformasi pola pikir agar saling bersinergi dengan lebih mulus sebagaimana terjadi di negara-negara lain”.
Technopreneurship Ditilik
dari
asal
katanya,
Technopreneurship
merupakan istilah bentukan dari dua kata, yakni ‘teknologi’ dan ‘entrepreneurship’. Secara umum, kata Teknologi
Journey to the Bright Nation_ page 57
digunakan untuk merujuk pada penerapan praktis ilmu pengetahuan ke dunia industri atau sebagai kerangka pengetahuan yang digunakan untuk menciptakan alat-alat, untuk mengembangkan keahlian dan mengekstraksi materi guna memecahkan persoalan yang ada. Sedangkan kata entrepreneurship berasal dari kata entrepreneur yang merujuk pada seseorang atau agen yang menciptakan bisnis/usaha dengan keberanian menanggung resiko dan ketidakpastian
untuk
mencapai
keuntungan
dan
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang ada (Zimmerer & Scarborough, 2008). Beberapa tokoh technopreneur di Indonesia adalah Dr. Warsito, M.Eng dengan pemindai topografi 3 dimensi. Arif Witarto, seorang peneliti Bioteknologi di BPPT. Amir Sambodo, Dr. Emil Samil, dan banyak tokoh lainnya. Jerome Lemelson merupakan seorang penemu dari Amerika dengan lebih dari 600 paten. Beberapa produk temuannya adalah sistem pembaca kode (barcode), boneka bersuara, telepon tanpa kabel, mesin fax, jam digital, mesin ATM, dan hard drive computer. Steven Wozniak dan Steve Job mengembangkan hobi mereka hingga mereka mampu
Journey to the Bright Nation_ page 58
merakit dan menjual 50 komputer Apple yang pertama, atau juga Larry Page dan Sergey Brin mengembangkan karya mereka yang kemudian dikenal sebagai mesin pencari Google.
Technopreneurship di Asia Jika kita menengok ke 2–3 dekade yang lalu, maka sebut saja
Taiwan,
Korea
Selatan
dan
Singapura
masih
digolongkan sebagai negara berkembang. Namun sekarang negara-negara ini telah menjadi negara maju dengan perekonomian yang didasarkan pada industri teknologi. Perkembangan Korea diawali dengan industri tradisional kemudian diikuti oleh industri semikonduktor. Sedangkan Singapura memiliki kontrak di bidang elektronik dengan perusahaan-perusahaan barat kemudian diikuti juga oleh manufaktur
semikonduktor.
Taiwan
terkenal
dengan
industri aksesoris Komputer Pribadi (PC). Rahasia lain yang membuat perkembangan negara-negara ini melejit adalah adanya inovasi. Inovasi di bidang Teknologi Informasi inilah yang juga membuat India berkembang dan menjadi incaran
Journey to the Bright Nation_ page 59
industri dunia barat baik bagi outsourcing maupun penanaman modal. Contoh teknologi yang dikembangkan oleh India adalah sebuah Handheld PC yang disebut sebagai Simputer. Simputer dikembangkan untuk pengguna pemula dan dari sisi finansial adalah pengguna kelas menengah bawah. Simputer dijalankan oleh prosesor berbasis ARM yang murah dan menggunakan Sistem operasi berbasis opensource. Harga di pasaran adalah sekitar $200. Inovasi India yang luar biasa datang dari perusahaan Shyam Telelink Ltd. Shyam Telelink memperlengkapi becak dengan telepon CDMA yang berkekuatan 175 baterai. Becak inipun diperlengkapi juga dengan mesin pembayaran otomatis. Penumpang becak bisa menelpon dan tarif yang dikenakan adalah sekitar 1.2 rupee per 20 menit. Lalu perusahaan ini mempekerjakan orang yang tidak memiliki keahlian
untuk
mengemudikan
becak.
Upah
para
pengemudi becak tidak didasarkan pada gaji yang tetap namun merupakan komisi sebesar 20% dari tiap tarif telepon yang diperoleh (Wireless week, 2003). Di
Filipina,
mengembangkan
perusahaan metode
untuk
telepon
SMART
melayani
transfer
Journey to the Bright Nation_ page 60
pengiriman uang dari para pekerja Filipina yang diluar negeri melalui telepon seluler dengan SMS. Menurut laporan Asian Development Bank (ADB), SMART dapat meraup sekitar US $14–21 trilyun per tahunnya dari biaya transfer program ini. China
mengikuti
jejak
yang
sama.
Perusahaan-
perusahaan China mulai menunjukkan kiprahnya di dunia internasional. Akuisisi IBM oleh perusahaan China Lenovo di tahun 2004 dan akuisisi perusahaan televisi Perancis Thomson
oleh
Guangdong
membuktikan
bahwa
technoprenuership di China semakin kukuh. Studi Posadas menunjukkan bahwa technopreneurship di Asia berkembang disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, faktor inovasi yang diinspirasikan oleh Silicon Valley. Jika revolusi industri Amerika di abad 20 yang lalu dipicu oleh inovasi yang tiada henti dari Silicon valley, maka negara-negara Asia berlomba untuk membangun Silicon Valley mereka sendiri dengan karakteristik dan lokalitas yang mereka miliki. Kedua, Inovasi yang dibuat tersebut diarahkan untuk melepaskan diri dari ketergantungan dunia barat. Sebagian
Journey to the Bright Nation_ page 61
besar
teknologi
diperuntukkan
yang bagi
diciptakan kalangan
oleh
dunia atas
barat atau
orang/instansi/perusahaan yang kaya dan menciptakan ketergantungan pemakaiannya. Sementara itu sebagian besar masyarakat (baca: pasar) Asia belum mampu memenuhi kriteria pasar teknologi barat tersebut. Masih banyak masyarakat asia yang memiliki penghasilan dibawah $1 per hari, sehingga mereka tidak memiliki akses ke teknologi yang diciptakan oleh dunia barat. Ini merupakan peluang yang besar bagi para technopreneur untuk berinovasi dalam menciptakan sebuah produk teknologi yang menjangkau masyarakat marginal.
Arah Technopreneurship di Indonesia Sebagian besar wacana di negara kita mengarahkan technopreneurship seperti dalam definisi kedua di atas. Baik dalam seminar, lokakarya dan berita, maka bisa dijumpai bahwa pemakaian teknologi informasi dapat menunjang usaha bisnis. Terlebih dimasa krisis global seperti sekarang ini, maka peluang berbisnis lewat internet semakin digembar-gemborkan.
Journey to the Bright Nation_ page 62
Ada kepercayaan bahwa technopreneurship menjadi solusi bisnis dimasa lesu seperti sekarang ini. Sebagai contoh, penggunaan perangkat lunak tertentu akan mengurangi biaya produksi bagi perusahaan meubel. Jika sebelumnya, mereka harus membuat prototype dengan membuat kursi sebagai sample dan mengirimkan sample tersebut, maka dengan pemakaian perangkat lunak tertentu, perusahaan tersebut tidak perlu mengirimkan sample kursi ke pelanggan, namun hanya menunjukkan desain kursi dalam bentuk soft-copy saja. Asumsi ini tidak memperhitungkan harga lisensi software yang harus dibeli oleh perusahaan meubel tersebut. Jika technopreneurship dipahami seperti dalam contohcontoh ini, maka kondisi ini menyisakan beberapa pertanyaan: Apakah benar technopreneurship mampu menjadi solusi bisnis di masa kini? Akan dibawa kemanakah arah technoprenership di negara kita? Menurut hemat penulis, technopreneurship yang dipahami dalam makna yang sesempit ini justru akan menjadi bumerang bagi pelaku bisnis, karena ini akan menciptakan ketergantungan terhadap teknologi buatan barat. Dan ini tidak sejalan
Journey to the Bright Nation_ page 63
dengan semangat technopreneurship yang dikembangkan oleh negara-negara Asia lainnya. Selain itu, inovasi yang berkembang belum mampu melepas ketergantungan tersebut karena masih berskala individu, seperti inovasi dan kreatifitas dalam pembangunan website, penggunaan teknologi web 2.0 sebagai media promosi. Inovasi yang diharapkan adalah inovasi dalam pengembangan kapasitas lokal dengan basis teknologi dari dunia barat, sehingga hasil inovasi tersebut mampu melepaskan
kita
dari
kungkungan
ketergantungan
penggunaan lisensi dan ketergantungan teknologi barat. Untuk dapat menuju ke arah yang sama seperti negaranegara tetangga kita lainnya, maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan dekonstruksi pemahaman technopreneurship. Ini penting sekali karena kita semua tahu bahwa persepsi menentukan aksi. Dengan pemahaman technopreneurship seperti dalam definisi pertama maka akan
memungkinkan
bermunculannya
para
technopreneurship sejati yang akan membawa negara kita berjalan bersama-sama dengan India, Korea Selatan maupun Taiwan.
Journey to the Bright Nation_ page 64
Peningkatan Kemampuan Technopreneurship Pemuda Berbasis pada Universitas Peningkatan kemampuan inovasi dan kreativitas mahasiswa sebagai seorang technopreneur akan berjalan efektif jika dilakukan bersama seluruh stakeholder dengan program
yang
berkelanjutan.
Kerjasama
dalam
pemberdayaan pemuda berbasis pada komunitas di perguruan tinggi, disesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki. Program peningkatan jiwa technopreneurship mahasiswa,
menempatkan
pihak
universitas
sebagai
fasilitator yang menciptakan lingkungan kondusif sehingga memberikan
peluang,
menumbuhkan
inisiatif
dan
partisipasi pemuda untuk menjadi seorang technopreneur. Lingkungan
kondusif
sebagai
mahasiswa
technopreneur
upaya
dapat
pembentukan
dilakukan
melalui
pembentukan komunitas technopreneur di perguruan tinggi. Pendekatan yang dapat digunakan adalah strategi partisipatif dan non partisipatif. Pendekatan partisipasif dan non
partisipasif
lebih
menekankan
pada
proses
pembelajaran (learning process) kepada mahasiswa. Proses
Journey to the Bright Nation_ page 65
pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan inovasi dan kreativitas pemuda yang dilakukan dalam jangka pendek dan berkelanjutan. Gaya hidup dan budaya technopreneur merupakan hal yang tidak bisa diselesaikan hanya dalam satu hari, tetapi memerlukan langkah-langkah jangka panjang. Perlu dibangun kesadaran atau aplikasi, infrastruktur atau akses, dan pendidikan. Hal inilah yang berusaha dibangun oleh sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam komunitas bernama Research and Business (R’nB) Universitas Diponegoro. Keanggotaannya yang terdiri dari lintas fakultas sengaja dikumpulkan karena adanya sebuah pemahaman bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian perlu melibatkan lintas bidang keilmuan. Sebagai
contohnya
adalah
hasil
penelitian
pemanfaatan sabut kelapa dengan campuran latex yang berhasil dikembangkan dengan nama rubberized coir atau cocolatex. Inovasi yang telah dilakukan oleh tim dari R’nB ini berhasil lolos hibah pendanaan pada Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) DIKTI tahun 2009.
Journey to the Bright Nation_ page 66
Inovasi selanjutnya yang terus dikembangkan adalah pemanfaatan cocolatex sebagai bahan pembuatan kasur anti dekubitus (dekubitus adalah luka pada area tubuh tertentu, sering terjadi pada area tubuh yang terdapat tonjolan tulang, yang disebabkan oleh proses perawatan dan tirah baring yang lama tanpa mobilisasi sehingga menimbulkan tekanan dan luka pada kulit, otot bahkan bisa sampai tulang. Kondisi ini diperberat dengan alas tidur yang kurang elastis dan sedikit sirkulasi udara). Inovasi ini tentunya melibatkan berbagai bidang keilmuan, meliputi Teknik Kimia, Fisika, Ilmu Keperawatan, hingga ekonomi untuk mengetahui strategi penjualan dan cash flow keuangan jika produk ini dipasarkan. Upaya lain yang telah dilakukan oleh pengurus R’nB adalah dengan pemanfaatan sampah di wilayah Jomblang, Semarang. Produk yang akan dihasilkan adalah garbage shop, berupa toko penjualan barang-barang berbahan dasar sampah yang telah dimodifikasi. Proses pembuatan hingga penjualan melibatkan masyarakat setempat. Harapannya selain sebagai upaya penyelamatan lingkungan sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat
Journey to the Bright Nation_ page 67
setempat
melalui
kemandirian
ekonomi
dengan
pemanfaatan apa yang ada disekitar tempat tinggal. Ide social technopreneur ini berhasil lolos sebagai finalis dalam Community Development Contest (CDC) dalam ITB Fair bulan Februari 2010 lalu. Tidak bisa dipungkiri jika penerapan inovasi tersebut memerlukan support system baik dari segi pendanaan maupun
manajemen.
Dengan
mengikuti
kompetisi-
kompetisi dibidang terkait, diharapkan mampu menjawab permasalahan tersebut. Oleh karenanya perlu adanya dukungan dari berbagai pihak, baik universitas, industri maupun pemerintah. Meskipun inovasi-inovasi tersebut belum optimal dalam penerapannya, namun ide-ide inovatif itu adalah sebuah maha karya yang nantinya akan menjadi cikal bakal invensi dan inovasi lebih lanjut. Inilah yang disebut sebagai technopreneur, mereka yang mampu mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk dimanfaatkan bagi masyarakat dan lebih lanjut mampu dikomersialisasikan
sebagai
upaya
mewujudkan
kemandirian masyarakat.
Journey to the Bright Nation_ page 68
_Bagian Dua_ Journey to the Bright Nation_ page 69
Sinergisity Hampir semua inovasi teknologi merupakan hasil dari suatu kolaborasi, apakah itu kolaborasi antar-pemerintah, antar-universitas, antar-perusahaan, antar-ilmuwan, atau kombinasi dari semuanya.
Journey to the Bright Nation_ page 70
Academic-Business-Government Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang pesat. Namun, hal ini belum diimbangi dengan peningkatan daya saing dari UMKM tersebut sehingga masih lemah dalam menghadapi era perdagangan bebas. Beberapa hambatan UMKM di Indonesia dalam mengembangkan usahanya adalah lemahnya jalur pemasaran, dukungan teknologi dan terbatasnya permodalan. Terlebih lagi, bagi pengusaha pemula, masalah ini akan menjadi kendala yang cukup besar dalam mengembangkan usahanya. Untuk menghadapi persoalan ini maka perlu adanya sinergisitas antara dunia industri, lembaga riset dan juga pihak pemerintah. Sinergisitas ketiga elemen ini mutlak dibutuhkan, apabila terjadi missing link diantaranya, maka kondisi industri (UMKM) negara kita akan mengalami stagnansi atau bahkan menurun sehingga tidak mampu bersaing dengan industri negara lain yang kecendrungannya mengalami peningkatan.
Journey to the Bright Nation_ page 71
Industri BIC Universitas
Pemerintah
Gambar 3. Sinergisitas universitas, industri & Pemerintah
Wacana sinergisitas ketiga elemen ini sudah lama dicetuskan oleh berbagai pihak baik di luar maupun dalam negeri. Namun sekali lagi penerapan di lapangan yang masih sangat jauh dari yang diharapkan karena seringkali ketiga elemen ini mempunyai program masing-masing tanpa melihat kebutuhan dan keterpaduan dengan elemen yang lainnya. Dalam rangka membantu dan mendukung secara langsung kegiatan UMKM khususnya kegiatan pengusaha pemula, maka diperlukan suatu wadah yang memiliki fasilitas yang dapat mendukung secara langsung kegiatan operasional, promosi, pemasaran, konsultasi teknologi
Journey to the Bright Nation_ page 72
produksi, investasi dan permodalan. Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut, diharapkan UMKM khususnya pengusaha pemula di Indonesia dapat mengembangkan usahanya lebih cepat, terarah, dan berkelanjutan. Untuk mengarah ke sana tidak hanya diperlukan peran dari salah satu pihak, tetapi meliputi 3 sektor yaitu industri, pemerintah dan universitas (Academic-BusinessGovernment). Oleh karena itulah, perlu adanya penghubung ke tiga sektor tadi. Dari sinilah, Business Incubator Center (BIC) dibentuk untuk menjawab permasalahan tersebut. Pembentukan
BIC
diarahkan
untuk
mengkoordinasikan ketiga sektor tersebut agar terjadi sinergisitas yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi khususnya sektor riil. Universitas sebagai basis pengembangan IPTEK yang mampu diaplikasikan ke dalam bentuk industri dengan pemerintah yang memiliki kekuatan birokrasi, kebijakan dan permodalan, diharapkan mampu menjadi sarana pendukung UMKM agar terus berkembang dan mampu bersaing di pasar. Sehingga peran dari BIC adalah melahirkan perusahaan-perusahaan yang berdaya saing tinggi.
Journey to the Bright Nation_ page 73
Venture Capital and Venture Management Inovasi tidak datang dari langit, namun memerlukan inkubator-inkubator— di lingkungan pemerintah, universitas, perusahaan, dan lain-lain. Mau tidak mau, harus ada sumberdaya dan dana yang cukup, serta program yang berkesinambungan.
Journey to the Bright Nation_ page 74
Pada pola inkubator bisnis dikenal istilah modal ventura. Menurut Clinton Richardson, dalam bukunya The Venture Magazine Complete Guide to Venture, modal ventura didefinisikan sebagai uang yang diinvestasikan ke dalam suatu perusahaan atau perorangan yang memiliki tingkat resiko yang tinggi bagi investor namun memiliki prospek usaha yang tinggi pula. Dalam modal ventura penerima modal disebut sebagai perusahaan pasangan usaha (PPU). Modal ventura pada dasarnya bukanlah alternatif pembiayaan yang baru dalam aktivitas bisnis, baik di Indonesia maupun di negara-negara maju lainnya. Di Amerika, bisnis ini telah dikembangkan sejak tahun 1960-an, sedangkan di Eropa sejak tahun 1970-an dan untuk kawasan Asia seperti Jepang dan Korea, kegiatan modal ventura mulai dikembangkan sejak tahun 1980-an. Untuk Indonesia sendiri, modal ventura mulai diperkenalkan pada tahun 1973 dengan berdirinya PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia. Kegiatan modal ventura berbeda dengan tipe pembiayaan lainnya seperti pinjaman bank atau penerbitan surat berharga (saham). Pada modal ventura memiliki
Journey to the Bright Nation_ page 75
keunikan atau karakteristik pembiayaan yang berbeda dibandingkan dengan pembiayaan yang sudah banyak dikenal, seperti leasing, kredit bank ataupun pembiayaan konsumen.
Ada beberapa
karakteristik
utama yang
menentukan perbedaan tersebut, antara lain : 1. Modal ventura merupakan modal yang disediakan sebagai risk capital kepada individu atau perusahaan yang mempunyai gagasan, tetapi tanpa disertai jaminan seperti halnya pinjaman di perbankan. 2. Dalam
penyertaan
keterlibatan
langsung
modal dalam
disertai
dengan
operasional
dan
manajemen perusahaan pasangan usaha (PPU). 3. Usaha-usaha yang diberi pembiayaan oleh modal ventura adalah yang bersifat terobosan-terobosan baru dengan resiko yang tinggi (high risk-high return). 4. Penyertaan
modal
hanya
sementara,namun
berjangka panjang, biasanya antara 5-10 tahun. Dalam kurun waktu tertentu apabila PPU sudah mencapai tingkat pertumbuhan yang diinginkan
Journey to the Bright Nation_ page 76
maka perusahaan modal ventura menarik diri dengan menjual sahamnya (divestasi). 5. Keuntungan yang diperoleh dari modal ventura bukanlah bunga atas modal yang ditanamkan, tetapi didapat dari apresiasi (kenaikan) nilai saham dan deviden dari modal yang diberikan selama jangka waktu tertentu. Walaupun modal ventura dianggap sebagai salah satu alternatif terbaik dalam mendukung perkembangan UMKM namun dalam penerapannya di Indonesia masih mempunyai beberapa kendala diantaranya : 1. Budaya
bisnis
yang
masih
cenderung
konvensional (bisnis keluarga) sehingga sulit bekerjasama dengan pihak luar. 2. Konsep dan mekanisme pembiayaan modal ventura yang belum integral. Sejauh ini belum ada kerja yang sinergis antara venture capital company (VCC) sebagai perusahaan pemberi modal dan venture management company (VMC) sebagai perusahaan yang akan mendukung
Journey to the Bright Nation_ page 77
manajemen sistem inkubasi untuk perusahaan pasangan usaha (PPU). 3. Tenaga ahli di bidang pembiayaan modal ventura yang belum memadai baik dari aspek kualitas maupun jumlahnya.
Journey to the Bright Nation_ page 78
_The Role_ Peran BIC-R’nB dalam membangun Teknopreneur Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa adalah hasil dari suatu kerja besar yang terencana dan berkesinambungan. Sesungguhnya pula merupakan bagian integral yang dinamis dari sebuah peradaban (civilization).
Journey to the Bright Nation_ page 79
BUSINESS INCUBATOR CENTER (BIC) Bisnis yang dikembangkan oleh technopreneur dikenal
sebagai
dikembangkan
bisnis
teknologi.
dengan
terjadinya
Bisnis sinergi
teknologi antara
technopreneur sebagai penggagas bisnis, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian sebagai pusat inovasi teknologi baru, dan Lembaga Permodalan yang akan mendanai bisnis tersebut. Berbeda dengan para kapitalis masa lalu yang membangun
bisnisnya
dengan
kekuatan
modal,
technopreneur mengembangkan bisnisnya dengan kekuatan inovasi teknologi. Perguruan-perguruan tinggi memiliki potensi besar untuk berperan dalam hal ini guna mendorong masyarakat kampus, termasuk para peneliti dan mahasiswa-mahasiswa lulusannya untuk menjadi wirausahawan. Hal ini antara lain dilakukan dengan cara melakukan aktivitas komersialisasi teknologi. Dengan cara ini penelitian tidak berakhir sebagai “cost center” tetapi juga diharapkan sebagai ”profit center”. Hal ini memerlukan proses tranformasi dari budaya akademisi yang memiliki fokus pekerjaan mengajar dan meneliti, dengan target hasil lulusan sarjana, publikasi
Journey to the Bright Nation_ page 80
ilmiah dan prototype penelitian, menjadi ikut memiliki budaya industri yang memiliki fokus pekerjaan produksi dan pemasaran, dengan target produk dan keuntungan. Keberhasilan seorang lulusan perguruan tinggi dalam karirnya tidak hanya ditentukan oleh keberhasilan dalam bidang akademik selama masa studi di universitas, tetapi juga sangat ditunjang oleh kemampuan non-akademiknya. Dalam rangka meningkatkan mutu lulusan tersebut, dilakukan program
Student
Enterpreneurship
dengan
maksud memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan praktek kewirausahaan. Inkubator bisnis (dalam berbagai bentuk, seperti industrial park, science park atau technology innovation centre) adalah lembaga yang membantu wirausaha baru dalam memulai bisnisnya untuk meningkatkan prospek perkembangan dan daya tahan, sehingga kelak dapat bertahan di dalam lingkungan bisnis nyata. Ide sebuah inkubator telah ada sejak tahun 1960-an ketika universitas-universitas mendirikan pusat penelitian yang sekaligus diarahkan untuk menjawab kebutuhan
Journey to the Bright Nation_ page 81
masyarakat bergerak
secara di
nyata.
Inkubator-inkubator
institusi-institusi
pendidikan,
yang
termasuk
perguruan tinggi, memiliki peluang yang besar untuk berperan
dalam
kegiatan
komersialisasi
hasil-hasil
penelitian. Tugas dari suatu inkubator bisnis adalah melakukan pendampingan usaha selama beberapa tahun (2-4 tahun) dengan memberikan layanan-layanan berupa konsultasi teknologi dan kewirausahaan, membantu akses pemasaran,
mencarikan
kredit
usaha,
penyusunan
perencanaan usaha, dan menyediakan sarana usaha dengan biaya murah. BIC memiliki 2 fungi yaitu eksternal dan internal. Fungsi eksternal yaitu mensinergiskan ketiga elemen; akademisi, industri, dan pemerintah. Fungsi internal yaitu mengkoordinasikan kinerja Venture Capital Company (VCC) yang akan mengatur mekanisme pemberian modal dan Venture
Management
Company
(VMC)
yang
akan
memberikan jasa berupa bantuan manajemen usaha bagi PPU agar lebih optimal dalam mengembangkan usahanya.
Journey to the Bright Nation_ page 82
VCC berperan dalam manajerial penyertaan modal untuk perusahaan baru yang memiliki prospek besar untuk mampu terus berkembang di masa yang akan datang.
Journey to the Bright Nation_ page 83
BIC Modal ventura
SDM dan Sistem Pendampingan usaha baru oleh konsultan
inkubator VCC
VMC
Supervisi dan konsultasi
modal UMKM Teknopreneur
R’nB Mesin Pencetak Teknopreneur Berbasis kampus
teori
praktek
Teknopreneur Unggul Tim Ventura
SDM Unggul
Gambar 4. Kesinambungan BIC dan R’nB
Journey to the Bright Nation_ page 84
VMC berperan dalam penyediaan SDM dan bantuan manajemen yang diwujudkan dalam bentuk pendampinganpendampingan usaha baru dalam bentuk konsultan dan manajemen inkubasi yang meliputi manajemen pemasaran, manajemen teknologi, manajemen keuangan. Modal yang berasal dari VCC dan manajemen inkubasi yang berasal dari VMC merupakan kunci pokok untuk melahirkan dan mengembangkan UMKM yang mampu berdaya saing. Business Incubator Centre UNDIP (BIC UNDIP) didirikan sebagai upaya memperlancar proses penciptaan usaha-usaha baru tersebut, terutama usaha-usaha yang berkait erat dengan kompetensi Universitas. BIC UNDIP diharapkan dapat menjadi salah satu institusi yang akan menumbuhkan
kemandirian
UNDIP.
Secara
internal,
penciptaan inovasi dari penemuan-penemuan di UNDIP akan
terus
berkembang
karena
adanya
aktivitas
komersialisasi. BIC UNDIP juga tetap menjadi salah satu bagian dalam proses pendidikan di UNDIP, terutama belajar secara nyata tentang bagaimana mengupayakan penciptaan nilai
tambah
(value
added
creation),
peningkatan
Journey to the Bright Nation_ page 85
profesionalisme (to be professional), bertanggung jawab (to be committed), menciptakan wirausaha yang handal, dan bagaimana membentuk sebuah komunitas bisnis (business society) di UNDIP. Ke depan, BIC UNDIP diharapkan dapat menjadi salah satu ujung tombak UNDIP dalam upaya memelihara kemandiriannya. Lebih jauh lagi, BIC UNDIP harus mampu menjadi mediator untuk mendorong tercipta dan tumbuhnya kesejahteraan masyarakat (social wealth creation) di sekitar kampus UNDIP pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Misi dari BIC UNDIP adalah untuk menghasilkan entrepreneur dan enterprise melalui pemberian pelayanan dan fasilitas yang diperlukan oleh calon entrepreneur. Hal ini dioperasionalkan dalam bentuk tujuan-tujuan sebagai berikut: 1. Memperlancar proses penciptaan usaha dari berbagai kompetensi UNDIP. 2. Mempromosikan budaya yang kondusif untuk berkembangnya inovasi teknologi, ilmu-ilmu baru, serta entrepreneurship bagi masyarakat UNDIP.
Journey to the Bright Nation_ page 86
3. Menciptakan networking bagi industri, sektor swasta dan entrepreneur dengan berbagai kompetensi yang dimiliki oleh UNDIP secara maksimal dan melembaga. 4. Mempromosikan hasil-hasil penemuan baru yang
dapat
memberikan
kontribusi
bagi
perkembangan industri dan UNDIP. Pusat
Inkubator
Bisnis
UNDIP
memberikan
pelayanan usaha sebagai berikut: 1. Menyediakan
infrastruktur
perkantoran
bersama. 2. Menyediakan
platform
pertemuan
antara
entrepreneur dengan service provider melalui Forum Diskusi Bulanan Pengembangan Usaha. 3. Menyediakan akses bagi jaringan mitra aliansi, sumber-sumber permodalan, dan networking. 4. Menyediakan asisten dan mentor-mentor bisnis dari kalangan praktisi bisnis (dosen dan alumni) menyangkut: konsultasi teknis dan manajemen perusahaan,
teknologi,
proses
produksi,
pemasaran, dll.
Journey to the Bright Nation_ page 87
5. Layanan bisnis, seperti: masalah administrasi perusahaan,
layanan
kesekretariatan
dan
akuntansi, masalah legal, dan masalah hak atas kekayaan intelektual. 6. Menyediakan akses informasi bagi institusi finansial, industri, pemilik modal, dan warga masyarakat yang ingin mencari potensi-potensi usaha baru yang dikelola oleh BIC. BIC UNDIP Sebagai pusat inkubator, tentunya memerlukan SDM yang handal untuk mengembangkan perusahaan. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah, belum terpenuhinya SDM yang kompeten tersebut. Sehingga perlu dibentuk sebuah sistem yang berperan sebagai sarana kaderisasi dalam rangka penyiapan SDM yang kompeten. Oleh karena universitas memiliki potensi yang besar dalam penyiapan SDM berkualitas maka dibentuklah sebuah wadah kaderisasi yang berbasis kampus.
Journey to the Bright Nation_ page 88
Research and Bussiness (R’nB) R’nB sebagai sarana kaderisasi yang akan melahirkan technopreneur-technopreneur handal. Proses kaderisasi yang dilakukan menggunakan sistem 20-80, 20% teori dan 80% praktik. Kampus atau universitas identik dengan teoritical, oleh karena itu diperbesar praktiknya, praktik yang bukan sekedar menjalankan sesuatu yang hanya menggugurkan saja, tetapi diarahkan pada pencetakan SDM yang mampu memenuhi kebutuhan BIC. Luaran R’nB adalah technopreneur-technopreneur unggul yang nantinya akan difungsikan sebagai tim ventura dengan karakter SDM yang unggul / expert di bidangnya masing-masing berdasarkan keilmuan yang dimiliki.
Upaya pencetakan tersebut
diperlukan orang yang memiliki potensi. Potensi yang akan terus dikembangkan dengan pembangunan kompetensi, skill, mental dan karakter. Core kaderisasi di dalam R’nB berada di tiga aspek,yaitu Human Resource Development, Research and Development, dan Networking.
Journey to the Bright Nation_ page 89
Gambar 5. Skema Dasar R’nB
Journey to the Bright Nation_ page 90
Skema R’nB di atas merupakan deskripsi kerja dan fungsi yang dijalankan di dalam organisasi. Secara umum R’nB menjalankan tiga fungsi yaitu kaderisasi (HRD), penelitian
dan
pengembangan
(R&D)
dan
jaringan
(Networking). Pertama, R’nB menjalankan fungsinya sebagai wadah pembentukan
dan
pembinaan
technopreneur
muda
berbasis kampus dimana terdapat sistem penjenjangan (basic, middle, expert) sesuai dengan kapasitas dan kompetensi yang dimiliki oleh anggota. Setiap jenjang atau level memiliki program dan kurikulum yang dirancang agar setiap
anggota
mememenuhi
standar
kualitas
dan
kompetensi pada jenjangnya masing-masing. Kaderisasi Rn’B merancang agar setiap anggota pada akhirnya memiliki dua kapasitas kemampuan yaitu kapasitas umum (general) berupa
softskill
meliputi
kemampuan
manajemen
(kepemimpinan, komunikasi, wirausaha, organisasi) dan kapasitas khusus (special) berupa hardskill meliputi keahlian khusus
sesuai
dengan
keilmuannya
masing-masing.
Sehingga setelah melewati tahapan jenjang dan lisensi
Journey to the Bright Nation_ page 91
(licence), output dari kaderisasi berupa SDM unggul sesuai dengan kompetensi spesialis-generalis dapat tercapai. Kedua, R’nB menjalankan fungsi penelitian & pengembangan (R&D) di bidang riset dan bisnis atau technopreneur. R’nB mengusahakan terciptanya sarana – sarana praktik kepada mahasiswa agar memiliki kompetensi dan skil terapan dalam bidang keilmuannya masing-masing dengan diimbangi dengan kemampuan entrepreneurship. Sehingga ke depan R’nB dapat produktif menghasilkan produk-produk technopreneur yang bermanfaat bagi orang banyak (Masterpiece). Ketiga, R’nB menjalankan fungsi membangun jaringan dan kerjasama ke sektor-sektor yang dapat menunjang tumbuh kembangnya skil technopreneur di kalangan mahasiswa. R’nB berkerjasama dengan pihak eksternal, baik pemerintah, lembaga riset dan industri agar terciptanya link and match antara apa yang dipelajari mahasiswa di kampus dengan praktik di lapangan (masyarakat).
Journey to the Bright Nation_ page 92
_Bagian Tiga_ Journey to the Bright Nation_ page 93
_R’nB_ Sejarah Visi-Misi Tujuan Slogan Struktur Organisasi Journey to the Bright Nation_ page 94
SEJARAH R’nB Pada tahun 2007 kepengurusan BEM KM UNDIP mengusulkan adanya Business Incubator Center (BIC) di Universuitas Diponegoro (UNDIP). Ide besar ini muncul dari gerakan yang coba dibangun oleh Lutvan Handi Arifin (Fakultas Teknik), Titisari Dian P. (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan) dan Sri Irdayati (Fakultas Ekonomi). Mahasiswa angkatan 2003 yang masing-masing aktif dalam Departemen Ekonomi dan Bisnis serta Departemen Riset BEM KM UNDIP
pada masa itu. Dengan cita-cita besar
untuk bisa menjadikan BIC sebagai pusat inkubasi bisnis yang
memberikan
pelayanan
dan
fasilitas
ataupun
keperluan entrepreneur berbasis riset di UNDIP. Mereka mulai membangun jaringan, mengadakan berbagai event dan memperbesar lingkaran dukungannya. Di tahun 2008, Rektor UNDIP, Prof. Dr. dr. Susilo Wibowo, Ms.Med., Sp.And. meresmikan Business Incubator Center (BIC) di tataran UNDIP. Di tahun yang sama, 6 orang mahasiswa
membentuk
sebuah
komunitas
bernama
Research and Business (R’nB) Universitas Diponegoro sebagai
penyiapan
sumber
daya
manusia
berbasis
Journey to the Bright Nation_ page 95
technopreneur yang akan mengakses dan bersama-sama BIC berkontribusi membangun bangsa ini di masa depan. Keenam orang itu adalah Lutvan Handi Ariefin (Fak. Teknik), Titisari Dian P. (Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan), Sri Irdayati (Fak. Ekonomi), Pariman (Fak. Psikologi), Dian Septiandani
(Fak.Hukum),
Yuda
Achdiyani
(Fakultas
Kesehatan Masyarakat) dan Sidig Wardoyo (Fak. Teknik). R’nB memposisikan dirinya sebagai komunitas mahasiswa yang bergerak di bidang technopreneur mulai berbenah diri untuk bisa mendukung terciptanya budaya penelitian dan kewirausahaan di kalangan mahasiswa UNDIP. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi mulai dikerjakan R’nB dengan dikomandani oleh Pariman, mahasiswa Psikologi 2004. Mengambil lokasi sampel Desa Krobogan, Semarang. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dilaksanakan bekerja sama dengan lembaga pendidikan kewirausahaan Bizz4Kids. Meskipun belum berhasil, kegiatan ini merupakan pilot project dan memberikan pengalaman tersendiri bagi anggota R’nB saat itu.
Journey to the Bright Nation_ page 96
Peningkatan
skill
dan
kapasitas
kemampuan
penelitian dan wirausaha bagi anggota R’nB terus dilakukan. Kepemimpinan Pariman pun sempat berjalan 6 bulan. Setelah itu digantikan oleh Zun Azizul Hakim, mahasiswa Psikologi 2004. Di kepengurusan Zun, para anggota R’nB mulai mendirikan usaha mandiri masing-masing. Mulai dari lembaga training, restoran, sampai jualan nasi uduk mereka pilih. Bahkan organisasi R’nB memiliki usaha bernama ‘R’nB Cafe’. Antusiasme dan kepercayaan mahasiswa UNDIP terhadap R’nB mulai terbangun. Salah satunya ditunjukkan dengan dimintanya tim R’nB untuk menjadi tim trainer pada berbagai Entrepreneurship Training dan pendampingan dalam pembuatan proposal PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) tahun 2008. Komunitas bisnis mahasiswa juga berhasil dibentuk R’nB saat itu. Tepatnya pada tanggal 28 Januari 2009 mulai membangun
perangkat
organisasi
secara
utuh
dan
profesional yang dipimpin oleh Sidig Wardoyo (Fak. Teknik). Di zaman inilah R’nB mulai dikenal oleh mahasiswa UNDIP secara umum, bahkan sampai di tingkatan regional maupun nasional.
Journey to the Bright Nation_ page 97
VISI DAN MISI VISI Melahirkan technopreneur yang profesional dan tangguh yang mampu berperan dalam membangun daya saing bangsa. MISI 1. Menyebarkan semangat technopreneurship di kalangan mahasiswa 2. Membangun, melatih dan membina jiwa wirausaha berbasis riset dan kompetensi keilmuan 3. Membangun
jaringan
usaha
dan
penelitian
ke
pemerintah, industri dan lembaga riset 4. Mendirikan unit-unit bisnis skala koperasi dan UMKM/T
TUJUAN 1. Mendorong
peran
aktif
mahasiswa
dalam
mengembangkan kompetensi wirausaha, riset dan keilmuannya masing-masing secara sinergis 2. Memperlancar proses penciptaan usaha dari berbagai kompetensi yang ada di Universitas Diponegoro dengan
Journey to the Bright Nation_ page 98
melakukan pelayanan dan koordinasi dalam upaya mempromosikan
ilmu
pengetahuan,
teknologi,
termasuk perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) 3. Mempromosikan hasil-hasil penemuan riset yang dapat memberikan kontribusi bagi pekembangan industri dan Universitas Diponegoro
SLOGAN R’nB memiliki slogan:
”Right Solution to be The Bright Nation”
STRUKTUR ORGANISASI Dalam
menjalankan
roda
organisasinya,
R’nB
memiliki perangkat organisasi standar minimal yang merupakan turunan dari konsep dasar arahan organisasi sebagai organisasi pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang technopreneurship. Bagan struktur kepengurusan dapat dilihat pada Gambar 4.
Journey to the Bright Nation_ page 99
Dewan Pertimbangan
Dewan Pembina
Dewan Pakar
Presdir Admin Div. Vice Presdir
HRD Dept.
RnD Dept.
Networking Dept.
Education Div.
EP Div.
Media Div.
Acreditation Div.
IP Div.
PR Div.
Gambar 6. Struktur Organisasi R’nB Keterangan: 1. Dewan Pembina Maksimal terdiri dari lima orang dosen Universitas Diponegoro (UNDIP) yang telah dipilih dan ditetapkan untuk menjadi dewan pembina R’nB. Tanggung jawab utamanya adalah membina pengurus R’nB secara keorganisasian. Tugas dan wewenangnya antara lain: a. Memberikan keorganisasian
pertimbangan kepada
Pengurus
dan R’nB
saran dalam
menentukan kebijakan organisasi.
Journey to the Bright Nation_ page 100
b. Membantu mengembangkan aktivitas dan organisasi R’nB.
2. Dewan Pakar Terdiri dari dosen (baik dosen UNDIP maupun di luar UNDIP), kalangan profesional, praktisi, pengusaha, peneliti, dsb yang telah dipilih dan ditetapkan. Tanggung jawab utamanya adalah menjadi nara sumber utama sesuai kepakarannya.Tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut: a. Menjadi pembicara dan mentor dalam kegiatan kaderisasi R’nB. b. Menjadi konsultan ahli dalam external project R’nB. c. Memberikan masukan-masukan kepada anggota ataupun pengurus R’nB sesuai keahlian atau kepakarannya.
3. Dewan Pertimbangan Terdiri dari pengurus R’nB demisioner yang telah dipilih dan ditetapkan. Secara umum tanggung jawab dewan pertimbangan
adalah
mendorong
dan
menjaga
Journey to the Bright Nation_ page 101
terlaksananya arahan dan konsep organisasi R’nB sesuai dengan buku panduan R’nB ini. Tugas dan wewenang dewan pertimbangan antara lain: a. Mengawasi kinerja Pengurus R’nB dan memberikan peringatan apabila terjadi pelanggaran terhadap aturan-aturan organisasi. b. Memberikan keorganisasian
pertimbangan kepada
dan
pengurus
R’nB
saran dalam
menentukan kebijakan organisasi R’nB. c. Membahas, menyetujui dan menentukan kenaikan level keanggotaan anggota R’nB. d. Serta tugas dan wewenang lainnya yang akan diatur dalam AD/ART organisasi.
4. President Director Tugas dan tanggung jawab president director adalah sebagai berikut: a. Memimpin R’nB sesuai ketentuan yang berlaku di internal organisasi. b. Bertanggung jawab terhadap jalannya organisasi dan mewakili R’nB serta bertindak ke luar/ke dalam
Journey to the Bright Nation_ page 102
untuk dan atas nama R’nB sesuai dengan garis kebijakan organisasi. c. Mengkoordinasikan pembagian tugas kepada para director dan manager serta mengawasi para director dan manager dalam menjalankan tugasnya. d. Mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan program kerja R’nB sesuai dengan prosedur yang berlaku. e. Bersama hubungan
departemen dan
networking
komunikasi
membangun
eksternal
dengan
institusi/pihak lain sesuai sikap dan kebijakan organisasi.
5. Vice President Director Tugas dan tanggung jawab vice president director adalah sebagai berikut: a. Membantu president director dalam menjalankan tugasnya, terutama bertanggung jawab dalam menjaga
stabilitas
internal
pengurus
dalam
menjalankan tugas kepengurusan. b. Mengawal pelaksanaan program kerja organisasi.
Journey to the Bright Nation_ page 103
c. Menggantikan
president
director
apabila
berhalangan.
6. Administration Division a. Bertangung
jawab
kesekretariatan
dan
atas
penyelenggaraan
kerumahtanggaan
guna
menunjang kelancaran organisasi, antara lain: (1) Mengadakan, mencatat, dan mengarsip suratmenyurat. (2) Mengadakan, mencatat dan mengarsip data dan dokumen yang berkaitan dengan organisasi. (3) Menyimpan dan memelihara arsip-arsip penting. (4) Mengelola
sekretariat,
perencanaan
pengadaan,
baik
dari
segi
pemakaian
dan
pemeliharaan. (5) Mendokumentasikan aset-aset vital R’nB guna pembentukan dokumentasi R’nB terpusat. b. Bertanggung jawab atas mekanisme dan kebijakan pengelolaan keuangan organisasi, antara lain:
Journey to the Bright Nation_ page 104
(1) Bersama Pengurus Harian R’nB menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi (RAPBO) R’nB. (2) Bertanggung jawab atas teknis pelaksanaan keuangan sesuai RAPBO R’nB.
7. HRD (Human Resourche Development) Departement Kurikulum kaderisasi harus mengacu pada kaedah 80 % praktik dan 20 % teori. Terdapat dua divisi di departemen HRD, yaitu divisi Akreditasi dan divisi pengembangan. a. Education Division Divisi
ini
berperan
melaksanakan
program
pembinaan anggota sesuai kurikulum kaderisasi. Jenis pembinaan terdiri atas R’nB Corner, Promotion Level, Intensive Class, dan Program Pembinaan lain. 1). R’nB corner Program pembinaan dengan sasaran anggota dan peserta umum (bukan anggota), dengan mengundang
pembicara
yang
kompeten
dibidangnya serta dilakukan secara rutin dan kontinyu (satu atau dua pekan sekali). Tema
Journey to the Bright Nation_ page 105
yang
diangkat
sesuai
kebutuhan
pada
zamannya. 2). Promotion Level (PL) Terdiri atas PL I, PL II dan PL III. Penyiapan brainwash awal, gerbang masuk ke kelas, dan pada akhirnya juga berperan sebagai sarana penjaringan pengurus. Kegiatan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu secara berturutturut (dua hari). PL I adalah sebagai sarana rekrutmen anggota sekaligus sebagai pintu gerbang masuk R’nB. Bagi yang lulus PL I, maka berhak untuk dilantik menjadi anggota R’nB dan mendapatkan fasilitas kaderisasi basic level. PL II adalah sebagai pintu gerbang anggota dari basic level ke middle level. Bagi yang lulus PL II, maka berhak untuk mendapatkan fasilitas kaderisasi middle level. PL III adalah sebagai pintu gerbang anggota dari middle level ke expert level. Bagi yang lulus PL III, maka berhak untuk
mendapatkan fasilitas
kaderisasi expert level.
Journey to the Bright Nation_ page 106
3). Intensive Class (I-Class) Program pembinaan yang diberikan khusus untuk anggota. Terbagi atas Basic I-Class untuk anggota basic level, Middle I-Class untuk anggota middle level dan Expert I-Class untuk anggota expert level. Dilakukan dalam kurun waktu tertentu secara periodik guna memenuhi indeks
kompetensi
kader.
Jenjang
waktu
disesuaikan dengan kurikulum yg akan dicapai, dengan materi (kurikulum) yang berbeda di tiap levelnya. 4). Program pembinaan lain terkait R’nB Program pembinaan ini ada hubungannya dengan pemenuhan kapasitas pengurus R’nB. b. Acreditation Division Divisi ini memiliki peran : 1). Menghimpun dan mengelola data kaderisasi. 2). Menilai dan mengakreditasi anggota dalam setiap level kaderisasi (mengevaluasi indeks kompetensi kader).
Journey to the Bright Nation_ page 107
3). Merekomendasikan
anggota
untuk
dapat
mengikuti promotion level. 4). Divisi akreditasi berhak atas data saja, penentuan layak tidaknya anggota untuk naik level melalui mekanisme Rapat Khusus Promotion Level (RKPL) yang terdiri dari Badan Pengurus Harian
dan
Dewan Pertimbangan. 5). Melakukan monitoring and evaluation pengurus dalam menjalankan tugas kelembagaan, bahkan dapat merekomendasikan pengangkatan, rotasi, ataupun pemberhentian pengurus. 6). Mempersiapkan dan mengoptimalkan peran mentor atau dewan pakar. 7). Dalam menjalankan tugasnya menggunakan azas just recommendation, yaitu hanya berwenang untuk merekomendasikan anggota sesuai data yang dimiliki guna keberlangsungan organisasi.
Journey to the Bright Nation_ page 108
8. R&D (Research and Development) Departement Terdiri dari dua divisi, yaitu : a. EP (External Project) Division Memiliki
tanggung
jawab
untuk
menjaring,
mempersiapkan dan melaksanakan external project. External project merupakan program kegiatan bersifat profesional bersama elemen eksternal R’nB. Dalam pelaksanaannya dilakukan oleh tim yang terdiri dari tim inti dan anggota magang. Bahkan dapat
merekrut
profesional/ahli,
atau
melibatkan
pemerintah,
dosen,
tenaga praktisi,
lembaga swadaya masyarakat atau pihak-pihak eksternal terkait lainnya. Tim inti adalah anggota R’nB yang ditunjuk dan diamanahi untuk menjalankan program/project. Anggota
magang
adalah
anggota
R’nB
yang
direkomendasikan oleh divisi akreditasi untuk terlibat
dalam program tersebut.
Harapannya
melalui external project ini anggota R’nB dapat memberikan manfaat kepada masyarakat umum
Journey to the Bright Nation_ page 109
secara
nyata
ataupun
menghasilkan
profit
(pemasukan finansial) untuk organisasi. b. IP (Internal Project) Division Memiliki
tanggung
jawab
untuk
menjalankan
program organisasi yang berbentuk event, sekaligus mengadakan kegiatan-kegiatan guna memenuhi kaedah 80 % praktik dalam kurikulum kaderisasi, sesuai pemenuhan indeks kompetensi kader (IKK). Dalam
pelaksanaannya
dilakukan
koordinasi
bersama divisi pembinaan (education division).
9. Networking Departement Pada dasarnya memiliki tugas menjalankan fungsi-fungsi kehumasan organisasi. Memiliki dua divisi, yaitu: a. Media Division 1) Menyiapkan, menggiatkan dan mengelola media publikasi organisasi RnB, baik cetak maupun elektronik. Tidak termasuk media yang bukan milik R’nB.
Journey to the Bright Nation_ page 110
2) Melakukan fungsi publikasi, pencitraan R’nB, ataupun pembentukan opini publik melalui media yang dimiliki. b. PR (Public Relation) Division 1) Bertanggung jawab untuk membangun dan memelihara jaringan dengan pihak eksternal R’nB,
membangun
peluang-peluang membantu
citra
R’nB,
membuka
kerjasama,
tugas-tugas
divisi
sekaligus EP
dalam
kaitannya jaringan eksternal bersama-sama dengan presdir. 2) Selain itu juga bertanggung jawab untuk membangun dan memelihara jaringan media massa regional, nasional, maupun internasional. Sekaligus melakukan fungsi publikasi, pencitraan R’nB,
ataupun
pembentukan
opini
publik
melalui media massa. Catatan: Struktur organisasi ini adalah struktur standar minimal, boleh ditambah sesuai kebutuhan tetapi tidak boleh dikurangi. Departemen dipimpin oleh seorang director, sedangkan divisi dipimpin oleh seorang manager.
Journey to the Bright Nation_ page 111
Kaderisasi Konsep Alur Indeks Kompetensi Kader Kurikulum
Journey to the Bright Nation_ page 112
KONSEP KADERISASI R’nB Keprihatinan terhadap kondisi Bangsa Indonesia saat ini serta didorong oleh kesadaran moral, kepekaan sosial dan tanggung jawab intelektual untuk membangkitkan perubahan menuju negeri yang dicita-citakan menjadi landasan terbentuknya R’nB sebagai organisasi kaderisasi technopreneur. Dalam konteks kaderisasi kita harus fokus pada tiga sasaran, yaitu: 1.
Kuantitas Besarnya
jumlah
pertumbuhan
kader
technopreneur
guna
ekspansi
yang
dan
dibutuhkan
Indonesia sangat besar. Dalam mengejar kuantitas hal pokok yang harus diperhatikan adalah menjaga aturan kaderisasi dan pengokohan struktur organisasi ataupun kader.
Pengokohan
ditempuh
melalui
struktur
diantaranya
disiplin
dalam
dapat
manajemen
mekanisme organisasi dan memobilisasi potensi dengan stok kebersamaan, diantaranya melalui kegiatankegiatan yang menghadirkan banyak kader.
Journey to the Bright Nation_ page 113
2.
Kualitas Peningkatan kualitas kader meliputi pembentukan, pemeliharaan,
pengembangan,
pengarahan
dan
pemberdayaan. 3.
Kompetensi Harapannya output dari sebuah sistem kaderisasi R’nB adalah kompetensi yang
tersusun secara integral
sebagai sosok teknopreneur yang memiliki keahlian khusus.
Keahlian
technopreneur,
khusus social
tersebut
antara
entrepreneur,
lain
ataupun
pemegang/pembuat kebijakan.
Prinsip kaderisasi R’nB adalah sebagai berikut: 1.
Kaderisasi sebagai kultur gerakan, maksudnya adalah: a.
Kaderisasi adalah budaya bersama (seluruh kader) yang bersumber dari sistem kaderisasi R’nB yang terframe dalam seluruh organisasi apapun, jadi bukan semata-mata sistem atau program kerja saja.
b. Kaderisasi adalah jiwa gerakan mengkader yang merupakan karakter dan mentalitas dari kader,
Journey to the Bright Nation_ page 114
dengan feeling berbagi kepada sesama, feeling untuk membina harus bisa dilahirkan di setiap kader, jadi bukan hak, beban, atau kewajiban. 2.
Kaderisasi berorentasi pada hasil, yaitu Kaderisasi yang berorientasi pada pencapaian kapasitas pribadi kader yang unggul, tangguh dan profesional, dengan orientasi minimal adalah pencapaian Indeks Kompetensi Kader (IKK).
3.
Kaderisasi yang komprehensif (menyeluruh) dan integral (sebagai kesatuan), adalah: a.
Kaderisasi menyangkut beragam aspek dengan mengembangkan beragam potensi dan kompetensi kader
b. Kaderisasi adalah turunan langsung dari visi R’nB c.
Seluruh ragam aktivitas R’nB yang dilakukan oleh berbagai tingkat dan bagian organisasi R’nB merupakan pencapaian tujuan kaderisasi R’nB
d. Sehingga segala aktualisasi kader baik di intra atau pun ekstra organisasi adalah bagian dari proses kaderisasi R’nB
Journey to the Bright Nation_ page 115
Keanggotaan R’nB sesuai jenjang kaderisasinya dibedakan menjadi tiga level : 1.
Basic Kurikulum dapat ditempuh dalam waktu standar satu semester (6 bulan). Kompetensi yang dimiliki adalah soft competence.
2.
Middle Kurikulum dapat ditempuh dalam waktu standar 3 semester -- 1 semester teori, 2 semester praktek - (18 bulan). Kompetensi yang dimiliki adalah technopreneur tingkat dasar.
3.
Expert Kurikulum dapat ditempuh dalam waktu standar 2 semester (12 bulan). Sudah memiliki salah satu kompetensi inti, yaitu technopreneur sejati, social entrepreneur, peneliti, atau pemegang kebijakan. Setiap anggota baru yang masuk di R’nB wajib
melaui PL-I. Setelah dinyatakan lulus baru berhak mendapatkan fasilitas kaderisasi R’nB di basic level. Kemudian mengikuti alur kaderisasi yang ada.
Journey to the Bright Nation_ page 116
Untuk kader tertentu yang dinilai oleh divisi akreditasi telah memenuhi indeks kompetensi kader (IKK) melalui
mekanisme
direkomendasikan
akreditasi untuk
yang
benar,
melalui
dapat tahap
percepatan/akselerasi promotion level (PL) sesuai jenjang berikutnya. Sedangkan penentuan layak tidaknya anggota untuk naik level dilakukan melalui mekanisme Rapat Khusus Promotion Level (RKPL) yang terdiri dari Badan Pengurus Harian dan Dewan Pertimbangan. Setiap level wajib dilalui secara berurutan dan dilakukan akreditasi dalam setiap levelnya. Khusus untuk pengurus R’nB yang akan dilantik harus sudah terakreditasi minimal sebagai anggota basic level. Sedangkan khusus untuk president director, vice president director, director, dan manager minimal harus sudah terakreditasi sebagai anggota basic level dan dinyatakan lulus PL II.
Journey to the Bright Nation_ page 117
ALUR KADERISASI R’nB MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO R’nB Corner Tidak Lulus
PL I
BASIC IP/EP
I-Class
Soft Competence Akreditasi
Tidak Lulus R’nB Corner Tidak Lulus
PL II
MIDDLE IP/EP
I-Class
Usaha Mandiri Akreditasi
Tidak Lulus R’nB Corner Tidak Lulus
PL III
EXPERT IP/EP
LICENSE
I-Class
Final Project Akreditasi
Tidak Lulus Gambar 7. Alur Kaderisasi R’nB
Journey to the Bright Nation_ page 118
INDEKS KOMPETENSI KADER (IKK) NO
1
LEVEL
Basic Skill
SKILL SPECIFICATION Technopreneurship - Basic Research - Basic Business Character Building - Basic Leadership - Basic Management - Communication Innovation and Inventing
OUTPUT
Softcompet ence Building
Capability: Pembangkitan Ide Kemampuan Analisa Kebutuhan Pasar Manajemen Produksi; meliputi manajemen operasi dan 2
Middle Skill
teknologi, manajemen operasional, invention management dan ISO knowledge.
Start up and Running Technopre neur
Manajemen Strategi Bisnis & Negosiasi Bisnis Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis
Journey to the Bright Nation_ page 119
kompetensi Manajemen Keuangan; meliputi manajemen modal ventura dan manajemen keuangan UMKM/T Manajemen pemasaran (barang dan jasa) Community Development Science and Competence Management Politic and Policy Competence International Business Management 3
Expert Skill
Business Growth Management Change Management: Manajemen Perubahan Inovasi Corporate Finance: Pasar
Running and Developme nt Technopre neur
Modal ISO Management
Journey to the Bright Nation_ page 120
KURIKULUM KADERISASI Untuk
selanjutnya,
skill
spesification
tersebut
eksekusinya diterjemahkan dalam kaderisasi yang terbagi dalam kurikulum PL, I-Class, dan IP.
KURIKULUM PROMOTION LEVEL 1. Promotion Level I (PL I) a. Sasaran : Untuk semua anggota baru yang sebelumnya belum pernah masuk R’nB. b. Materi : 1) Visi membangun daya saing bangsa: pengantar mimpi tentang daya saing, menuju masyarakat berbasis pengetahuan. 2) Knowledge Based Economy: penataan masyarakat, kewiraswastaan,
pembentukan
pengetahuan
dan
keterampilan 3) Research and Business: konsep gerakan R’nB 4) Basic organization: Competence Based Leadership 5) Simulasi praktik / terjun langsung ke lapangan, melakukan sebuah program ”Ber-IPTEK di Daerah” yang sebelumnya sudah ditentukan oleh R’nB.
Journey to the Bright Nation_ page 121
peserta tinggal menjalankan tools yang sudah dibuat sebelumnya, titik tekannya lebih ke proses aplikasi. c. Evaluasi : Kelulusan ditentukan oleh tim akreditator dengan indikator mengikuti minimal 80 % rangkaian kurikulum PL I dengan lengkap dan lulus post test, yaitu test akhir materi yang bertujuan untuk melihat pemahaman peserta. d. Bentuk kegiatan : Workshop dan Simulasi e. Waktu : 2 X 24 jam (2 hari)
2. Promotion Level II (PL II) a. Sasaran : Anggota basic level yang telah lulus akreditasi. b. Materi : 1) Menghadapi gelombang industri baru 2) Pembangkitan ide berbasis kompetensi 3) Technopreneurship
dan
peranannya
dalam
menciptakan dampak ke masyarakat 4) Manajemen technopreneurship
Journey to the Bright Nation_ page 122
5) Simulasi : “Technopreneur Plan” pembuatan Business Plan Keterangan : a) Business plan yang dibuat sebatas busines plan sederhana b) Arahan sudah dibuatkan sebelumnya c) Metode pembelajaran Student Centered Learning c. Evaluasi : Kelulusan ditentukan oleh tim akreditator dengan indikator mengikuti minimal 80 % rangkaian kurikulum PL II dengan lengkap dan lulus post test, yaitu test akhir materi yang bertujuan untuk melihat pemahaman peserta. d. Bentuk kegiatan : Workshop dan Simulasi e. Waktu : 2X 24 jam (2 hari)
3. Promotion Level III (PL III) a. Sasaran : Anggota middle level yang telah lulus akreditasi b. Materi : 1. Kebijakan dan politik berbasis kompetensi
Journey to the Bright Nation_ page 123
2. Persaingan bisnis global 3. Manajemen perubahan inovasi 4. International Organitation for Standardization (ISO) management 5. Simulasi : kunjungan lapangan “ISO” c. Evaluasi : Kelulusan ditentukan oleh tim akreditator dengan indikator mengikuti minimal 80 % rangkaian kurikulum PL III dengan lengkap dan lulus post test, yaitu test akhir materi yang bertujuan untuk melihat pemahaman peserta. d. Bentuk kegiatan : Workshop, fieldtrip e. Waktu : 2 X 24 jam (2 hari)
Journey to the Bright Nation_ page 124
KURIKULUM INTENSIVE CLASS (I-CLASS) Basic Level 1. Basic Research Materi a. Pengantar Riset (research by sheet and research by need) b. Metodologi riset c. Proposal penelitian d. Program Kreatifitas Mahasiswa 2. Basic Business Materi 1. Kewirausahaan 2. Pengantar bisnis dan manajemen 3. Basic Organization Materi : 1. Kepemimpinan organisasi 2. Manajemen organisasi 3. Teknik komunikasi
Journey to the Bright Nation_ page 125
Middle Level 1. Innovation and Inventing Capability Materi a. Big thinking start from small thing b. Blue ocean strategy 2. Kemampuan Analisis Kebutuhan Pasar Materi Analisis kebutuhan pasar 3. Manajemen Produksi Materi : a. Manajemen operasi dan teknologi I b. Manajemen inovasi : pengembangan prototipe 4. Manajemen Strategi Bisnis Materi Negosiasi bisnis (+ simulasi) 5. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Materi Manajemen SDM berbasis kompetensi (+ simulasi) 6. Manajemen Keuangan Materi : a. Manajemen modal ventura
Journey to the Bright Nation_ page 126
b. Manajemen keuangan UMKM/T 7. Manajemen Pemasaran Materi Manajemen pemasaran produk dan jasa 8. Community Development (Comdev) Materi : Community development 9. Teknologi Informasi Materi : a. e-commerce b. Sistem informasi
Minimal, mengikuti perkembangan IT
Expert Level 1. Technology and Operation Management Materi : a. Manajemen operasi dan teknologi lanjutan b. Supply chain management 2. Politik dan Kebijakan Materi : Politik dan kebijakan 3. International Business Management Materi : International Business Management 4. Business Growth Management
Journey to the Bright Nation_ page 127
Materi : Business growth management 5. Rekayasa Sosial Kemasyarakatan Materi : Rekayasa sosial kemasyarakatan 6. Research Application / TTG Materi : Research and applied by need
KURIKULUM INTERNAL PROJECT (IP) Lengkapnya 80 % dari kurikulum kaderisasi yang merupakan praktik harapannya dapat terpenuhi melalui IP, selain simulasi-simulasi saat materi di I-Class maupun PL dan R’nB Corner. 1. Basic Level Internal project minimal yang harus terpenuhi, antara lain: a. Simulasi desain produk b. Simulasi selling produk c. Magang d. Kepanitiaan e. PR team
2. Middle Level Internal project minimal yang harus terpenuhi, antara lain:
Journey to the Bright Nation_ page 128
a. Survei lapangan tentang kebutuhan pasar b. Technopreneur challenge c. Kuliah Kerja Usaha R’nB d. Mendirikan usaha mandiri (perorangan atau kelompok)
3. Expert Level Internal project minimal yang harus terpenuhi, antara lain: a. Kunjungan lapangan: pasar modal b. Final Project c. Kunjungan lapangan: Operation management
Journey to the Bright Nation_ page 129
Epilog sebuah Episode Oleh: Sidig Wardoyo (President Director R’nB Tahun 2009/2010)
Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang, dan apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil, adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan- perumpamaan. (QS. Ar Ra’du : 17)
Istighfar
dan
hamdalah
senantiasa
menghiasi
berakhirnya kebersamaan kita dalam perjuangan di R’nB tahun 2009/2010. Semoga kita tidak seperti ’buih’ yang
Journey to the Bright Nation_ page 130
menjadi sirna dari peta barisan para pejuang seiring berakhirnya amanah ini. Hidup ini seperti sebuah diary, tak lebih dari lembar demi lembar catatan sejarah. Sebuah catatan yang tak bisa dihapus jika isinya tak seperti harapan. Perbaikan hanya bisa dengan goresan di lembar berikutnya. Begitupun dengan kiprah kita di R’nB ini, episode indah tentu akan menjadi kenangan indah untuk kita kenang. Tapi ketika kenangan itu tak seperti harapan, kita pun tak punya alat penghapus
untuk
menghilangkannya.
Hanya goresan
catatan baru di lembaran baru tuk bisa menghiasnya menjadi lebih indah. Dan itu hanya dapat dilakukan oleh generasi yang pada lembaran hari ini kita siapkan, yaitu generasi mendatang. Kerja peradaban adalah sebuah kerja generasi, ”dari generasi ke generasi”. Karena perjalanan sejarah ini amat lama dan panjang, belum terlihat jelas ujung perjalanan itu. Satu episode sejarah baru saja kita akhiri dengan sebuah epilog perjuangan. Tentunya kita berharap episode yang baru kelak bisa dilanjutkan oleh generasi mendatang.
Journey to the Bright Nation_ page 131
Generasi penuh aspirasi dan aplikasi. Generasi beraksi yang berani bermimpi. Merekalah yang akan berekspresi mewujudkan skenario. Skenario perjuangan yang selalu ada awal, tapi takkan pernah ada akhir. Bergulir seiring waktu melakukan adegan-adegan perubahan,
menuju tatanan
bangsa yang berdaya saing. Saudaraku...!!! Susunan puzzle yang kita buat belum selesai. Berakhirnya periode di R’nB, bukan berarti berakhir pula tanggung jawab kita. Mozaik-mozaik peradaban harus terus kita wujudkan. Lakukanlah apa yang bisa kita sumbangkan untuk mengisi ruang besar mozaik perjuangan ini. Jangan pernah menganggap kecil, sekecil apapun sumbangsih kita dalam kiprah kemajuan bangsa tercinta. Terpenting adalah keikhlasan dan sempurnanya kita menyelesaikan puzzle itu. Kenangan indah di saat menjadi aktor dan aktris pada episode kali ini semoga dapat terus memberikan energi besar pada peran kita mendatang. Kekecewaan ataupun ketidakpuasan itu hanyalah sebuah bumbu untuk menambah lezatnya kenangan itu.
Journey to the Bright Nation_ page 132
Saudaraku...!!! Teruslah bangkit dan berjuang menapaki jalan yang panjang ini. Istiqomahlah !! Terus isi hidup ini dengan catatan-catatan indah tuk kau sampaikan di saat kita berkumpul kembali. Terus ingat wajah-wajah teduh penuh cita saudara-saudara perjuangan kita pada setiap do’a yang senantiasa kita rajut mesra bersama-Nya. Hingga suatu saat kita akan berkumpul kembali pada reuni akbar sebagai ’PAHLAWAN SEJATI’.
Right Solution to be The Bright Nation!!
Konflik antarperadaban akan menjadi fase terakhir dari evolusi konflik dalam dunia modern. (Samuel P. Huntington)
Journey to the Bright Nation_ page 133
Daftar Pustaka Dana, L.P. (2007). Asian Models of Entrepreneurship from Indian Union and the Kingdom of Nepal to the Japanese Archipelago: Context, Policy, and Practice. New Jersey: World Scientific Publishing Co. Deden Hendrawan, PTS Indonesia Kian Kedodoran, diunduh dari http://www.suarakaryaonline.com/news.html?category_name=Opini Huntington, Samuel. 2003. Konflik Peradaban: terjemahan dari Clash of Civilization. Yogyakarta: IRCiSeD. Ibrahim, Marwah Daud. 2003. Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan. Jakarta: MHMMD. KAMMI. 2003. Manhaj Kaderisasi 1427 H KAMMI. KAMMI Ninik Sri Rejeki , Perbedaan Budaya Dan Adaptasi Antar Budaya Dalam Relasi Kemitraan Inti-Plasma (Studi Tentang Komunikasi Antar Budaya: Kasus Kemitraan Antara Perusahaan Inti Dan Petani Plasma Di Perusahaan Teh Pt Pagilaran), Diunduh Dari Http://www.damandiri.or.id/Detail.Php?Id=605
Journey to the Bright Nation_ page 134
Pidato Presiden Republik Indonesia pada acara Silaturahim dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan Masyarakat Ilmiah Serpong 20 Januari 2010. Rachmat, Budi. 2005. Modal Ventura: Cara Mudah Meningkatkan Usaha Kecil dan Menengah. Ghalia Indonesia. www.mitimahasiswa.com Zaques, Edy. 2009. Bob Sadiono: Mereka Bilang Saya Gila. Kintamani Publishing. Zuhal. 2008. Kekuatan Daya Saing Bangsa; Mempersiapkan Masyarakat Berbasis Pengetahuan, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
Journey to the Bright Nation_ page 135
Tentang Penulis
Journey to the Bright Nation_ page 136
LUTVAN HANDI ARIEFIN, S.T. Terlahir di Jakarta, 21 Oktober 1985. Kini sedang berkonsentrasi dalam pengembangan bisnis di bidang IT bernama Kartu Merah Webmatic, sebagai General Manager. Bisnis lain yang dijalankannya adalah Ayam Bakar Kraton (owner), Student Business Centre/SBC (owner), dan CV. Izza Nusa Persada (owner). Gelar Sarjana Tekniknya didapatkan di Teknik Mesin UNDIP Semarang pada tahun 2008. Dengan pendidikan sebelumnya di TK Tomang Jakarta (1990-1991), SD Tunas Jaka Sampurna Bekasi (19911997), SMP Tunas Jaka Sampurna Bekasi (1997-2000) dan SMUI PB Soedirman Bekasi (2000-2003). Selain bisnis, ia juga aktif di berbagai organisasi dan lembaga, seperti Fund Rising Rumah Prestasi Ar-Ridho, Tim Community Development UNDIP (Divisi Masjid Kampus), Tim Perintis KURMA (Koperasi Usaha Rakyat Madani) dan Manager Biro Perdagangan JPMI Jateng (Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia). Semasa kuliah ia juga aktif diberbagai organisasi dan aktivitas kemahasiswaan. Diantaranya Rohis Jurusan KSIM 2003, Ketua Departemen Dana Usaha KAMMI Fakultas Teknik (20032004), Ketua Komite Pemilihan Raya (KPR) Fakultas Teknik tahun 2004, Menteri Dalam Negeri BEM Fakultas Teknik (2004-2005), Presiden BEM Fakultas Teknik 2005, Menteri Ekonomi & Bisnis BEM KM UNDIP 2006-2007 dan sebagai Dewan Penasehat R’nB UNDIP 2008-2009.
Journey to the Bright Nation_ page 137
Salah satu founder R’nB ini memiliki hobi main bola, membaca buku, nasyid haroki dan travelling. “Terus Tingkatkan Kapasitas Diri” menjadi motto hidupnya yang tidak bisa ditawar lagi. Di CONTACT PERSON: tahun 2005, ia Telp/HP : 0856 401 86400 / 0857 276 11371 pernah Email :
[email protected] tercatat Website : sebagai Finalis 1. www.kartumerah.com 3 Besar dalam 2. www.buletin-online.com Lomba Bisnis 3. www.inspirasidunia.com Plan yang 4. www.inp.co.id diselenggarak an oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Selanjutnya ia juga pernah menjadi Juara I dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (Bidang Kewirausahaan) tingkat Jawa Tengah pada tahun 2009.
Journey to the Bright Nation_ page 138
SIDIG WARDOYO. Lahir di Wonogiri, 28 November 1986. Sidig memulai pendidikan di SD N Manyaran IV dan melanjutkan di SLTP N 1 Manyaran. Ia menempuh sekolah menengah di SMA N 1 Wonogiri dan sekarang sedang menyelesaikan studi S1 Teknik Perkapalan UNDIP. Selain travelling, berorganisasi menjadi hobinya sejak kecil. Terbukti dengan banyaknya organisasi yang ia ikuti sejak di bangku SD hingga kuliah. Dimulai dari Ketua Barung Orange SD N Manyaran IV, Ketua Palang Merah Remaja (PMR) SLTP N 1 Manyaran, Pemimpin Regu Utama (Pratama) Pramuka SLTP N 1 Manyaran, Ketua Umum OSIS SLTP N 1 Manyaran, Ketua Purna Caraka Muda (PCM) SMA N 1 Wonogiri, Ketua Umum OSIS SMA N 1 Wonogiri, Ketua Dept. Kaderisasi Forum Aktivis Kerohanian Islam (FAROHIS) Kab. Wonogiri, Ketua Forum Ketua OSIS SMA-SMK Kab. Wonogiri, Ketua Karang Taruna Benowo, dan Ketua Ikatan Remaja Masjid (IRM) Al Huda. Sedangkan pengalaman organisasi saat kuliah diantaranya Ketua Biro Ekonomi KAMMI Teknik, HRD Forum Silaturahim Mahasiswa Muslim Teknik, Ketua Research Club Forum Studi Teknik (FST) UNDIP, Senator Senat Mahasiswa Universitas KM UNDIP, Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Perkapalan UNDIP, Manager Dept. R&D Research and Business (R’nB) UNDIP tahun 2008, Sekretaris Umum KAMMI Teknik, Direktur Research and Business (R’nB) UNDIP tahun 2009, Biro Pengembangan Organisasi KAMMI Daerah Semarang, Koordinator Forum Alumni FAROHIS Kab. Wonogiri. Ternyata jiwa kepemimpinadan kemandirian yang diberikan oleh ayahnya sejak kecil bergitu melekat. Bisnis dan pekerjaan yang telah ditekuni sejak awal kuliah diantaranya UD. Manyar Sari, General Manager “Yoyo Selluler”,
Journey to the Bright Nation_ page 139
Executive Manager & Trainer OASE Leadership, dan Owner Cocolatex Gallery. Usaha-usaha itulah yang membiayai kuliahnya di Undip. “Hidup adalah perjuangan!! Optimalkan potensi diri dalam setiap perjuangan!!!” menjadi motto hidupnya yang sekaligus pembakar semangatnya untuk terus berprestasi dan berkarya. Karakternya yang friendly namun keras dalam keinginan inilah yang membuatnya tetap bisa bertahan dalam lingkungan atau keadaan apapun untuk konsisten dalam prinsipprinsip yang diyakininya. Prestasi-prestasi pun telah diraihnya sejak di bangku sekolah dasar hingga masa-masa kuliah. Seorang alumni Jambore Nasional dan Raimuna Nasional Pramuka ini pernah dinobatkan sebagai Orator Terbaik KAMMI Daerah Semarang. Ia pun menjadi salah satu penerima Hibah Program Mahasiswa Wirausaha DIKTI 2009 CONTACT PERSON: dan sebagai Finalis Community Telp/HP: 085225780580 Development Competition (CDC) ITB (024)70732632 Fair 2010 di Bandung. Email: Sebagai trainer, ia telah
[email protected] banyak memberikan training mulai dari siswa dan guru SMA, mahasiswa hingga karyawan, manager dan direktur perusahaan seperti PT. Telkomsel Wilayah JATENG-DIY, PT. Indo Jaya Semarang, Kantor Pelayanan Pajak se-Kota Semarang dan masih banyak lainnya.
Journey to the Bright Nation_ page 140
TITISARI DIAN PERTIWI, S.Pi Dikenal dengan panggilan akrab Tisa. Terlahir di Yogyakarta, 8 Agustus 1984. Pemilik usaha Kuntul Baris design graphic, clothing & interior ini beralamat di Jl. Kasipah No. 25 A Semarang. Hampir semua masa studinya dihabiskan di Semarang. Dimulai dari SD Jangli 1 A/B/C (1991-1997), SLTPN 5 Semarang (1997-2001), SMUN 3 Semarang (2001-2003), dan Jurusan Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP (20032008). Sejak tahun 2009 hingga sekarang, ia sedang menyelesaikan program Double Degree Bioteknologi Perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Penelitian dan karya tulis yang pernah dibuatnya adalah: 1. Pemanfaatan Limbah Kulit Kacang Tanah (Arachis hypogea) Sebagai Bahan Asap Cair (Liquid Smoke) Antioksidan dan Aplikasinya dalam Pengasapan Ikan Bandeng (Chanos chanos F.) tahun 2006. 2. Pemanfaatan Limbah Tulang Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Menjadi Gelatin Tipe-A (Menggunakan Konsentasi HCl Yang Berbeda) tahun 2006. 3. Pemanfaatan Limbah Tulang Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Menjadi Gelatin Tipe-A Sebagai Penunjang Ketersediaan Gelatin Halal. Tahun 2007. 4. Kombinasi Tepung Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.) dan Tepung Ikan Bandeng (Chanos chanos F.) dalam Pembuatan Crackers sebagai Alternatif Produk Pangan Kaya Gizi (tahun 2007). 5. Pengembangan Industri Perikanan Budidaya dan Sektor Industri Pengolah Ikan Dalam Negeri (Melalui Penyuluhan dan Program Manajemen Mutu Terpadu) tahun 2007.
Journey to the Bright Nation_ page 141
6. Pengembangan Produk Pangan Berbahan Baku Keong Mas (Pomacea canaliculata lamarck) (tahun 2008). 7. Analisa Karakteristik Fisika dan Kimia Gelatin dari Limbah Tulang Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Penambahan Gliserol (tahun 2008). Salah satu founder R’nB yang memiliki moto hidup “Be productive,contributing” ini telah mencetak berbagai prestasi. Diantaranya Finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional XIX tahun 2006, Runner up-1 Mahasiswa Berprestasi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP Tahun 2006, Peserta I-Step 2007, Wisudawan Terbaik FPIK 2008, dan Penerima Beasiswa Unggulan DIKNAS. Karir organisasi kemahasiswaannya dimulai pada tahun 2004-2005 sebagai Ketua Biro Intelektual dan Profesi Forum Mahasiswa Islam Perikanan, dan Sekretaris Departemen PSDM BEM FPIK. Tahun 2004-2006 sebagai Manajer Produksi Unit Usaha Hasil Perikanan. Dilanjutkan tahun 2005-2006 ia menjabat sebagai Ketua Umum Kelompok Studi Teknologi Hasil Perikanan (KARAGENAN), tahun 2007 sebagai Menteri Dept. Riset BEM KM UNDIP, tahun 2008-2010 sebagai Dewan Pertimbangan R’nB UNDIP. Organisasi tingkat nasional yang diamanahkan padanya diantaranya, Staff Bidang Penelitian Masyarakat Ilmuan dan Teknolog Indonesia (MITI)-Mahasiswa tahun 2008. Ketua Bidang Penelitian dan Kompetisi Masyarakat Ilmuan dan Teknolog Indonesia (MITI)-Mahasiswa tahun 2009-sekarang.
CONTACT PERSON: Telp/HP : (024) 8414844/081 7955 3382 Email :
[email protected]
Journey to the Bright Nation_ page 142
YUDA ACHDIYANI T, S.KM Lahir di Kudus, 23 Agustus 1986. Menyelesaikan pendidikan S1nya di Fakultas Kesehatan masyarakat UNDIP pada tahun 2009. Di universitas yang sama, saat ini Yuda tengah menyelesaikan Program Magister Kesehatan Lingkungan. Pendidikan formal sebelumnya yang pernah ditempuh adalah SDN 2 Kramat Cirebon (1992-1998). SLTPN 2 Langsa NAD (1998-2001), dan SMUN I Purwakarta (2001-2004). Yuda banyak berkecimpung di organisasi intra maupun ekstra kampus. Diantaranya, Sekretaris Departemen Litbang Keluarga Mahasiswa Islam (GAMAIS) FKM UNDIP 2005, staf Dept. Humas KAMMI Komisariat Bersama UNDIP tahun 2005-2006, BEM FKM UNDIP Semarang tahun 2005-2007 berturut-turut sebagai staf Dept. PSDM, Kadept PSDM, dan Kadept Pendidikan dan Penelitian. Di tahun 2006-sekarang menjadi staf Bidang Syi’ar dan mediasi JAMAAT Semarang. Karir organisasinya terus menanjak dan pada tahun 2008 ia dipercaya menjabat sebagai Menteri Dept. Riset BEM KM UNDIP, Research and Business (R’n B) di Dept. RnD pada tahun 2008 dan Dewan Penasehat tahun 2009-sekarang. Ia juga tergabung dalam sebuah organisasi tingkat nasional bernama Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia- Mahasiswa (MITIM) sebagai staf Dept. Riset dan Kompetisi di tahun 2009 dan Kabid Comdev di tahun 2010. Di tahun 2009-sekarang menjadi bagian dalam kepengurusan Rumah Prestasi Ar Ridho bidang program. Motto hidup “Do Everything Coz Allah only!” menjadi motivasi baginya untuk terus berkarya melalui environmental health assessment in industrial area dan community development in health sector.
Journey to the Bright Nation_ page 143
Penelitiannya yang berjudul Pengaruh Lindi (leachate) dan Ganggang Hijau (Chlorella pyrenoidosa) Terhadap Penurunan Kadar BOD dan COD Pada Industri Tahu berhasil lolos dalam program hibah PKMP DIKTI tahun 2007. Keberhasilan yang sama di raihnya di tahun 2008 dengan judul Rancang Bangun Sistem Pemantauan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Melalui Basis Data Penyakit Menular Berbasis Teknologi Wi-Fi Di Kota Semarang. Penelitian lain berjudul Rancang Bangun Sistem Peringatan Dini Pencemaran Air Sungai Oleh Limbah Industri Menggunakan Telepon Seluler berhasil membawanya sebagai finalis dalam LPRMI 1 MITI-M tahun 2007. Prestasi nasional lain yang dicapai adalah Finalis 10 Besar LKTM Nasional Dalam Rangka Lustrum II Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya April 2009. Untuk komunikasi lebih lanjut dapat melalui contact person di bawah ini:
CONTACT PERSON: Telp/ HP : 081380109227 / 085641202997 E-mail :
[email protected] Fb :
[email protected]
Journey to the Bright Nation_ page 144
SELVI ERMAWATI, S.Kep Terlahir di Kediri, 6 Pebruari 1988. Merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Selvi memulai pendidikan di TK Dharma Wanita Klampitan Kediri Jawa Timur (1998–1999). Ia menempuh Sekolah Dasar di MI Darul Ulum Tambak Rejo Sidoarjo Jawa Timur (1993-1999), melanjutkan di SLTP N 2 Purwoasri Kediri (1999-2002), dan SMA N 1 Tayu Pati Jawa Tengah (2002-2005). Gelar S1-nya di peroleh dalam kurun waktu 3 tahun 10 bulan di Program Studi Ilmu Keperawatan UNDIP Semarang pada tahun 2009. Pengalaman organisasi selama di kampus dimulai dari tahun pertama ia masuk UNDIP. Diawali sebagai Staf Kaderisasi Forum Silaturahmi Alumnus Pelajar Pati (Fosiar Pati) region UNDIP Tembalang Semarang. Di semester ke dua ia mulai bergabung di lembaga intra kampus sebagai Staf Departemen Informasi dan Jurnalistik Dewan Eksekutif Mahasiswa Ilmu Keperawatan (DEMAIKA) UNDIP dan Kestari Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim Ilmu Keperawatan (FOSIMMIK) PSIK UNDIP. Di tingkat dua ia aktif sebagai Bendahara Forum Silaturahmi Alumni Pelajar SMA N 1 Tayu (FOSIL-SMANTA), Sekretaris Departemen Riset dan POSDM Dewan Eksekutif Mahasiswa Ilmu Keperawatan (DEMAIKA) UNDIP, dan Sekretaris Umum Kelompok Studi Islam Ilmu Keperawatan (KSIK) PSIK FK UNDIP. Aktivitas sosialnya dimulai sejak ia bergabung sebagai relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) cabang Semarang, sebuah LSM di bidang sosial kesehatan, ia tergabung sejak tahun 2006 hingga sekarang. Aktivitas lain ekstra kampus yang pernah dijalaninya adalah sebagai staf Kajian Strategis (Kastrat) KAMMI Komisariat Bersama UNDIP di tahun 2008.
Journey to the Bright Nation_ page 145
Di tahun ketiga masa kuliahnya (2008) ia diamanahi sebagai Ketua Kelompok Studi Islam Ilmu Keperawatan (KSIK) Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNDIP. Di tahun 2009, ia sempat menjabat sebagai Sekertaris Departemen Riset dan Teknologi (Ristek) Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UNDIP dan sebagai Menejer Departemen Media Research and Business (R’nB) UNDIP. Menulis, travelling dan bereksperimen dalam masakan menjadi hobinya. Ia mengakui bahwa pengalaman organisasi menjadi salah satu bagian yang memberi banyak perubahan positif dalam dirinya yang membuatnya meyakini bahwa “Ada untuk Bermakna” sebagai motto hidupnya. Kecintaannya pada dunia keperawatan menjadi motivasinya untuk terus melanjutkan studinya. Sambil bekerja di sebuah Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Swasta, saat ini ia sedang menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Ners di PSIK FK UNDIP semester ke dua. Selain itu ia dipercaya sebagai Dewan Pendamping di Kelompok Studi Islam Ilmu Keperawaan PSIK FK UNDIP tahun 2010. Beberapa prestasi selama kuliah yang pernah diraihnya adalah 10 Besar Grand Finalis Lomba Karya Tulis Mahasiswa Nasional Temu Ilmiah Nasional oleh Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia (ILMIKI) tahun 2008, Finalis Kompetisi Karya Tulis Al Qur’an (KKTA) dalam rangka PIMNAS XXII di Malang tahun 2009 dan sebagai Excellent Team pada Program Pendidikan Profesi Ners CONTACT PERSON: PSIK FK UNDIP Telp/ HP : 08985498114 tahun ajaran E-mail :
[email protected] 2009/2010.
Journey to the Bright Nation_ page 146