Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
EVALUASI TARIF BUS DAMRI EKONOMI DENGAN ANALISA ABILITY TO PAY DAN WILLINGNESS TO PAY DI KOTA SURABAYA Agung Teguh S. dan Ahmad Faiz Program Studi Pascasarjana Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A Surabaya
ABSTRAK Penetapan tarif selama ini, khususnya untuk Angkutan Bus Kota Damri trayek Ekonomi di kota Surabaya sebenarnya bertujuan untuk memberikan kesempatan seluas luasnya bagi masyarakat terutama masyarakat berpenghasilan rendah agar dapat melaksanakan mobilitas kegiatan/aktivitas sehari harinya secara maksimal tanpa merasa terganggu oleh besaran tarif yang telah ditentukan oleh Pemerintah tersebut. Tarif ekonomi ini ditetapkan murah/yang terjangkau dengan tujuan tersebut di atas, tetapi sayang dengan tarif serendah ini oleh pihak operator diartikan lain, yaitu mereka tidak memberikan pelayanan yang maksimal yang seharusnya diterima para pengguna jenis Angkutan Damri trayek Ekonomi. Maka dari itulah seharusnya penetapan tarif yang selama ini hanya dihitung dengan berdasarkan Biaya Pokok Produksi (BPP) atau hanya ditinjau dari satu sisi (operator} saja, maka hendaknyalah juga harus ditinjau dari sisi pengguna/masyarakat sebagai pengguna langsung baik dari segi kemauan (willingness) maupun dari segi kemampuan (ability) untuk membayar (to pay). Sehingga nantinya kedepan penetapan tarif ini bisa memberikan rasa keadilan bagi semua pihak yaitu operator dan masyarakat sebagai pengguna langsung angkutan jenis ini. Tidak Seperti saat ini, masyarakat memang diuntungkan dengan tarif murah, tapi di lain pihak operator merasa secara tidak langsung dipaksa untuk merugi terus. Akibatnya yang terjadi di lapangan adalah angkutan ini keberadaannya di lapangan makin berkurang dengan alas an merugi dan masyarakat makin kesulitan untuk mendapatkan angkutan bus jenis trayek ekonomi ini. Secara umum penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan studi kasus yang menggunakan desain diskriptif atau desain yang menguraikan data, mengidentifikasi keadaan, gejala atau yang ada pada konsumen pengguna Angkutan Bus Damri Ekonomi dan juga wawancara dengan pengelola atau operator Bus Damri di kota Surabaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum masyarakat kota Surabaya sebagai pengguna Angkutan Bus Damri Ekonomi khususnya di Lyn C, E, El adalah sebagai berikut: nilai rata-rata Biaya Nyata adalah Rp. 138,96/km (Rp 2.302,10), Willingness to Pay (WTP) adalah: Rp. 126,67/km (Rp. 2.098,85), Ability to Pay (ATP) adalah 10%:Rp. 71,83/km (Rp. 1.189,98), 15% Rp. 207,75 Rp. 1.785,06), 20% Rp. 143,67/km (2.380,13), 25% Rp. 179,58/km (2.975,04). Sedang tarif dengan perhitungan Biaya Pokok Produksi (BPP) didapatkan nilai Rp. 127,83/km (Rp. 2.118,43) dan tarif resmi yang berlaku sesuai dengan SK Gubernur tahun 2002 adalah Rp. 70/km (Rp. 900).
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
PENDAHULUAN Latar Belakang Pemikiran. Transportasi Darat khususnya Angkutan Umum Perkotaan yang berada dikotakota besar sangatlah penting keberadaannya dalam menjalankan salah satu fungsi utamanya yaitu sebagai pengangkut pergerakan masyarakat dalam menjalankan aktifitas sehari harinya. Surabaya sebagaimana kota-kota besar di Indonesia lainnya, juga dalam sistem transportasi massalnya masih mempergunakan jenis angkutan bus kota, yaitu bus kota yang dikelola Perum Damri dan yang dikelola sebagian oleh Swasta. Pada dasarnya penetapan tarif oleh Pemerintah bertujuan ataupun dimaksudkan untuk menjamin agar kelangsungan penyelenggaraan Angkutan Umum Perkotaan dengan mutu jasa standar keselamatan di satu pihak, dan juga dengan mempertimbangkan kemampuan daya beli pemakai/pengguna di pihak lain bisa tercapai atau terpenuhi kedua duanya. Perumusan Masalah Melihat permasalahan tersebut diatas, maka terdapat beberapa masalah pokok yaitu : 1. Bagaimana tarif yang berlaku untuk Angkutan Bus Kota Perum Damri - Ekonomi pada saat ini, apakah telah sesuai atau masih berada dibawah atau diatas tarif yang semestinya berlaku berdasarkan pendekatan biaya pokok produksi ? 2. Bagaimana dengan pandangan daya beli masyarakat pengguna terhadap jasa Angkutan Bus Kota Perum Damri – Ekonomi di kota Surabaya saat ini, baik itu dilihat dari kemampuan berdasarkan persepsi/kemauan ( Willingness To Pay ) maupun kemampuan berdasarkan alokasi pendapatan untuk transportasi yang dianggap ideal ( Ability To Pay )?. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :
Melakukan perhitungan tentang penetapan tarif Bus Kota Perum Damri-Ekonomi di kota Surabaya dengan pendekatan Biaya Pokok Produksi. Melakukan study tentang tentang kemampuan berdasarkan persepsi/kemauan dan kemampuan berdasarkan alokasi (Willingness dan Ability) to Pay pengguna jasa angkutan umum Bus Kota Perum Damri –Ekonomi di kota Surabaya.
Manfaat Penelitian :
Mengetahui hasil penetapan/perhitungan tarif Bus Kota Perum Damri-Ekonomi di kota Surabaya selama ini dengan pendekatan Biaya Pokok Produksi, yang selanjutnya dapat dipakai sebagai salah satu bahan pertimbangan Pemerintah untuk penentuan tarif di tahun tahun mendatang. Mengetahui tentang seberapa besar kemampuan berdasarkan persepsi dan berdasarkan alokasi (Willingness dan Ability) to Pay pengguna jasa angkutan umum bus kota Damri –Ekonomi di kota Surabaya, yang selanjutnya dapat dipakai sebagai salah satu bahan pertimbangan Pemerintah untuk penentuan tarif di tahun tahun mendatang.
ISBN : 979-99735-1-1 E-2-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Secara umum penelitian ini adalah penelitian lapangan dan pengolahan data dari survey pengguna dan operator Bus Kota Perum Damri-Surabaya dengan studi kasus yang menggunakan desain diskriptif atau desain yang menguraikan data, mengindentifikasi suatu keadaan, gejala atau fenomena yang ada pada angkutan umum perkotaan khususnya Bus Kota Perum Damri-Ekonomi di Surabaya. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian meliputi hal hal sebagai berikut Mengukur kemampuan dari segi persepsi (Willingness to Pay) dan kemampuan dari segi pendapatan (Ability to Pay) pengguna jasa angkutan umum bus kota Damri-ekonomi dikota Surabaya. Menganalisan keterkaitan antara ATP, WTP dan Tarif resmi. Menganalisa tarif resmi bus Damri-Ekonomi yang berlaku saat ini dengan membandingkan perhitungan tarif dari pendekatan biaya pokok produksi (BPP).
Metode Pengumpulan Data Secara umum pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas Data Primer dan Data Sekunder Variabel Penelitian A.
Didalam penelitian ini, ATP konsumen dibagi menjadi 3 kelompok yaitu : Pengelompokan ATP responden terhadap tarip (%) Kategori Pengelompokan ATP responden terhadap tarip (%) 1 Lebih rendah dari (<) Tarip 2
Sama dengan (=) Tarip
3
Lebih tinggi dari (>) Tarip B. Didalam penelitian ini, WTP konsumen dibagi menjadi 3 kelompok yaitu : Pengelompokan WTP responden terhadap tarip (%) Kategori Pengelompokan WTP responden terhadap tarip (%) 1 Lebih rendah dari (<) Tarip 2
Sama dengan (=) Tarip
3
Lebih tinggi dari (>) Tarip C. Serta Biaya Nyata konsumen juga dibagi menjadi 3 kelompok yaitu : Pengelompokan Biaya nyata responden terhadap tarip (%) Kategori Pengelompokan Biaya Nyata responden terhadap tarip (%) 1 Lebih rendah dari (<) Tarip 2
Sama dengan (=) Tarip
3
Lebih tinggi dari (>) Tarip
ISBN : 979-99735-1-1 E-2-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
D.
Tarip berdasarkan Biaya Pokok Produksi yang akan dibandingkan dengan tarip resmi, ATP dan WTP dan biaya Nyata.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik ataupun cara pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah teknik diskriptif kualitatif yaitu pengolahan data kualitatif dan kuantitatif tersebut disajikan dalam bentuk antara lain : 1). Distribusi frekuensi, dengan bagian bagiannya: grafik distribusi (histogram, polygon, frekuensi), ukuran nilai terpusat (rata-rata, median, modus, dsb), ukuran disperse (simpangan rata-rata, variasi, simpangan baku, dsb), kemencengan dan keruncingan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil A. Ongkos / Tarif Resmi (Rp/Km) No
Lyn
1 2
C E
3
E1
Trayek
P.Baya-Drm-Perak J.boyo-Drm-Jb Merah P.Baya-A.YaniJ.Boyo
Tarif Resmi (Rp) 900,00 900,00
Panjang Rute (Km) 26,20 15.50
Ongkos (Rp/Km)
900,00
8.00
112,50
34,35 58,00
Rata-rata (Rp/Km)
68,28 ~ 70,00
B. Ongkos / Biaya Nyata (Rp/Km) Dari hasil pengolahan data, didapatkan ongkos/biaya nyata angkutan trayek bus Damri-Ekonomi dalam satuan Rp/Km adalah Rp 138,96 /km C. Ongkos / Biaya layak (Willingness to Pay) Dari hasil pengolahan data, didapatkan ongkos/biaya layak angkutan trayek bus Damri-Ekonomi dalam satuan Rp/Km adalah Rp 126,67/km D. Ongkos / Biaya Mampu (Ability to Pay) Budget (A) 100 % Budget untuk makanan
Budget untuk Non makanan Alokasi untuk Kebutuhan Transp. (B)
Angkutan Umum C 100 % dari B Bus Damri 10% - 25%
Kebutuhan Lainnya Angkutan Pribadi dan Dinas
Lainnya (Angkot. Taxi, dll.)
Dari hasil pengolahan data, didapatkan ongkos/biaya mampu (ability) angkutan trayek bus Damri-Ekonomi dalam satuan Rp/Km adalah : ATP 10% : Rp 71,83/km
ISBN : 979-99735-1-1 E-2-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
(Rp 1.189,98), ATP 15% : Rp 107,75/km (Rp 1.785,06), ATP 20% :143,67/km (Rp 2.380,13), ATP 25% :179,58/km (Rp 2.975,05). E. Tarif berdasarkan Biaya Pokok Produksi (BPP) Dari hasil pengolahan data, didapatkan ongkos/biaya berdasarkan Biaya Pokok Produksi trayek bus Damri-Ekonomi dalam satuan Rp/Km adalah 127.83/km: PEMBAHASAN Maksud dan tujuan dari bab ini adalah melakukan analisa berdasarkan hasil pengumpulan dan olahan data terhadap layanan Angkutan Umum Bus DAMRI khususnya pada layanan trayek Ekonomi. Biaya Nyata, WTP , ATP dan Tarip berdasar Biaya Pokok Produksi terhadap Variable Terpilih. Jumlah responden berdasarkan biaya nyata dengan kelompok terpilih Kelompok
1
2
3
% thd tarip <(-100) <(-70)-(-100) <(-50)-(-70) <(-30)-(-50) <(-20)-(-30) <(-10)-(-20) <(0)-(-10) 0.00 >(0)-(10) >(10)-(20) >(20)-(30) >(30)-(50) >(50)-(70) >(70)-(100) >(100)
Penjelasan Kelompok Bus Ekonomi Lebih rendah dari (<) Tarip Lebih rendah dari (<) Tarip Lebih rendah dari (<) Tarip Lebih rendah dari (<) Tarip Lebih rendah dari (<) Tarip 5 Lebih rendah dari (<) Tarip 7 Lebih rendah dari (<) Tarip 7 Sama dengan (=) Tarip Lebih tinggi dari (>) Tarip 19 Lebih tinggi dari (>) Tarip 29 Lebih tinggi dari (>) Tarip Lebih tinggi dari (>) Tarip 18 Lebih tinggi dari (>) Tarip 8 Lebih tinggi dari (>) Tarip 17 Lebih tinggi dari (>) Tarip 70
Jumlah responden berdasarkan WTP dengan kelompok terpilih Kelompok
% thd Tarip <(-100) <(-70)-(-100) <(-50)-(-70) <(-30)-(-50)
Kategori Kelompok Bus Ekonomi Lebih rendah dari (<) Tarip Lebih rendah dari (<) Tarip Lebih rendah dari (<) Tarip 1 Lebih rendah dari (<) Tarip 5
1
2
3
<(-20)-(-30) <(-10)-(-20) <(0)-(-10) 0.00 >(0)-(10) >(10)-(20) >(20)-(30) >(30)-(50) >(50)-(70) >(70)-(100) >(100)
Lebih rendah dari (<) Tarip Lebih rendah dari (<) Tarip Lebih rendah dari (<) Tarip Sama dengan (=) Tarip Lebih tinggi dari (>) Tarip Lebih tinggi dari (>) Tarip Lebih tinggi dari (>) Tarip Lebih tinggi dari (>) Tarip Lebih tinggi dari (>) Tarip Lebih tinggi dari (>) Tarip Lebih tinggi dari (>) Tarip
ISBN : 979-99735-1-1 E-2-5
8 12 12 19 17 3 13 8 12 70
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Jumlah responden berdasarkan ATP dengan kategori terpilih Kelompok
1
2
3
% terhadap tarip <(-100) <(-70)-(-100) <(-50)-(-70) <(-30)-(-50) <(-20)-(-30) <(-10)-(-20) <(0)-(-10) 0.00 >(0)-(10) >(10)-(20) >(20)-(30) >(30)-(50) >(50)-(70) >(70)-(100) >(100)
Penjelasan Kelompok
Bus Ekonomi
Lebih rendah dari(<) Tarip Lebih rendah dari(<) Tarip Lebih rendah dari(<) Tarip Lebih rendah dari(<) Tarip Lebih rendah dari(<) Tarip Lebih rendah dari(<) Tarip Lebih rendah dari(<) Tarip Sama dengan (=) Tarip Lebih tinggi dari(>)Tarip Lebih tinggi dari(>)Tarip Lebih tinggi dari(>)Tarip Lebih tinggi dari(>)Tarip Lebih tinggi dari(>)Tarip Lebih tinggi dari(>)Tarip Lebih tinggi dari(>)Tarip
10% 15% 20% 25% 43 69 43 6 23 21 26 5 14 6 23 7 11 12 14 7 7 6 13 6 6 5 5 18 7 5 1 4 2 5 7 7 8 18 5 1 8 1 4 8 16 18 5 2 20 6 24 14 34 9 11 19 55 -
Dari pengelompokan diatas terlihat bahwa sebagian besar responden mempunyai nilai WTP, ATP, Biaya Nyata lebih besar dan tarif resmi. Begitu juga dari perhitungan tarip berdasar pendekatan Biaya Pokok Produksi (BPP) didapatkan nilai tarif yang lebih besar atau lebih tinggi dari nilai tarif resmi. Sehinga dengan melihat hal hal tersebut diatas dapat diterjemahakan atau diinterpretasikan sebagai berikut : 1). Bahwa sebagian besar responden telah membayar lebih dari tarif yang berlaku atau tarif resmi. (Biaya Nyata) . 2). Bahwa sebagian besar responden tersebut juga merasakan layanan yang diberikan oleh pengelola Bus damri Ekonomi telah melebihi harapan konsumen (Willliness To Pay). 3). Bahwa sebagian besar responden tersebut mempunyai kemampuan membayar diatas tarif yang berlaku atau tarif resmi (Ability To Pay). 4). Dan bahwa juga tarip yang berlaku saat inipun (tarif resmi) masih dibawah perhitungan tarif dengan pendekatan Biaya Pokok Produksi (BPP). Keterkaitan Tarif Resmi dengan Biaya Nyata, WTP , ATP dan Tarip berdasar Biaya Pokok Produksi Hasil pengolahan data dapat dijabarkan sebagai berikut : Trayek Ekonomi Lyn C, E, E1 , didapatkan, nilai rata-rata responden Biaya Nyata adalah Rp. 138,96/Km. (Rp.2.302,10), WTP adalah Rp. 126,67/Km. (Rp. 2.098,5), ATP( 10%) adalah Rp. 71,83/Km. (Rp. 1.189,98), ATP (15%) adalah Rp. 107,75/Km. (Rp.1.785,06), ATP (20%) adalah Rp. 143,67/Km. (Rp.2.380.13), ATP ( 25%) adalah Rp. 179,58/Km (Rp. 2.975,04), dan tarif berdasar Biaya Pokok Produksi Rp 127,83/Km (Rp. 2.118,43) serta tarif resmi per penumpang adalah Rp 70,00/km (Rp.900).
ISBN : 979-99735-1-1 E-2-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Rp. 2.380,13 —2.975,04 2.302,10 – 2.118,43
ATP 20%, 25% Biaya Nyata & Tarip BPP WTP
2.098,50
885,06
– Rp. 289,98 - Rp 1.189,98 900 1.785,06
ATP 10%, 15% Tarip Resmi
Ilustrasi struktur hasil memperhitungan Biaya Nyata, WTP, Tarip BPP, ATP (10 %, 15 %, 20 %, 25 %), dan Tarip Trayek Resmi Damri Ekonomi. Secara umum dari gambar ilustrasi diatas terlihat bahwa tarif resmi berada paling bawah sendiri yang berarti bahwa tarif resmi jika dibandingkan biaya Nyata, biaya WTP, biaya ATP responden dan perhitungan tarif dengan pendekatan BPP ternyata nilainya paling kecil. Keadaan atau kondisi dimana ATP 10%, 15% berada diatas tarif yang berlaku/tarif resmi, maka masih dimungkinkan untuk menaikkan tarip sebesar Rp.289,98 - Rp.885,06 dan untuk ATP 20%, 25% masih dimungkinkan untuk menaikkan tarif sebesar Rp. 1,402,1 dan Rp 2.075,04 sehingga mencapai nilai sama dengan ATP (10 %, 15 %, 20 %, 25 %), tentunya dengan diiringi ataupun dikuti dengan peningkatan pelayanan oleh pengelola angkutan bus Damri Ekonomi. Pada nilai ATP jika dibandingkan dengan nilai WTP, ini ada dua kondisi yaitu untuk nilai ATP 10%, 15% nilainya berada dibawah WTP, sedang nilai ATP 20%, 25% berada diatas WTP. Pada kondisi pertama, hal ini berarti keinginan/kemauan membayar dan kemampuan membayar responden lebih tinggi pada nilai keinginan/kemauan membayar responden Angkutan Bus Damri Ekonomi. Sedang pada kondisi kedua nilai keinginan/kemauan membayar responden lebih rendah daripada nilai kemampuan membayar responden Angkutan Damri Ekonomi. Dengan nilai Biaya Nyata yang lebih tinggi dari tarif resmi, bisa diartikan atau diterjemahkan bahwa responden Bus Damri Ekonomi telah membayar lebih tinggi dari tarif resmi, tanpa mendapatkan sesuatu peningkatan apapun dari pihak pengelola dan bahkan ini hanya menguntungkan bagi petugas bus yang bertugas. Dengan nilai WTP berada diatas tarif resmi, menunjukkan bahwa sebenarnya konsumen pemakai masih mengharapkan adanya pelayanan yang lebih baik dari yang dia rasakan saat itu, sehingga dibutuhkan kepekaan atau kejelian pengelola untuk memberikan layanan yang lebih baik lagi. Dengan nilai tarif BPP yang lebih tinggi dari tarif resmi ini bisa diartikan bahwa selama ini Angkutan Damri Ekonomi khususnya dalam keadaan merugi. Dan hal ini bisa kita lihat salah satunya adalah bahwa keberadaan Angkutan Damri kelas Ekonomi ini makin jarang kita lihat beroperasi dilapangan.
ISBN : 979-99735-1-1 E-2-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Biaya Nyata, Willingness to Pay (WTP), Ability to Pay (ATP) dan Tarip berdasar Biaya Pokok Produksi (BPP). Nilai Biaya Nyata, Willingness to Pay (WTP), Ability to Pay (ATP) masyarakat pengguna angkutan umum Bus Damri Ekonomi adalah sebagai berikut, begitu pula hasil perhitungan Tarif berdasar Biaya Pokok Produksi (BPP) : 1. Tarif Biaya Nyata Rp 138,96 /km (Rp 2.302,10) 2. Tarif WTP Rp 126,67/km (Rp 2.095,85) 3. Tarif ATP 10% Rp 71,83/km (Rp 1.189,98); 15% Rp 107,75/km (Rp 1.785,06); 20% Rp 143,67/km (Rp 2.380,13); 25% Rp 127,83 (Rp 2.975,04) 4. Tarif BPP Rp 70,00/km (Rp 900,00) Karakteristik responden Trayek Damri-Ekonomi Sebagian besar responden pengguna Angkutan Damri Ekonomi pada penelitian ini memiliki usia produktif yaitu rentang 20 – 45tahun dengan jumlah 85%, tingkat penghasilan responden Angkutan Damri Ekonomi adalah sebagian besar
ISBN : 979-99735-1-1 E-2-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
DAFTAR PUSTAKA “Kep-Men Perhubungan Nomor Km. 89 Tahun 2002, Jakarta 2002. Mekanisme Penetapan Tarif dan Formula Perhitungan Biaya Pokok Angkutan Penumpang dengan Mobil Bus Umum Antar Kota Kelas Ekonomi”. “ Singgih Santoso dan Fandi Tjiptono, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia – Jakarta 2004. Riset Pemasaran ,Konsep dan Aplikasi dengan SPSS “ Biro Pusat Statistik, Surabaya. Survey Biaya Hidup 2002 kota Surabaya” “ Sammyles Godlief Marthen Amaheka, Program Pasca Sarjana bidang Keahlian Manajemen dan Rekayasa Transportasi, ITS, 2003. Tesis : Studi Kemampuan –Kemauan Membayar (Ability – Willingness to Pay) Konsumen Jasa Angkutan Umum Bus damri – Patas AC di Kota Surabaya” .
ISBN : 979-99735-1-1 E-2-9