perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS TARIF PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERDASARKAN ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) (STUDI KASUS IPAL SEMANGGI KOTA SURAKARTA)
Analysis of Waste Water Management Tariff Based on Ability To Pay (ATP) and Willingness To Pay (WTP) (Case Study Semanggi WWTP Surakarta City) Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sarjana Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh:
EKO ANANG BUDI SULISTYO NIM I 0106057
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula..” (QS. Ar-Rahman: 60)
“Barangsiapa bertawakkal pada Allah, maka Allah akan memberikan kecukupan padanya, sesungguhnya Allah lah yang akan melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya.” (QS. Ath-Thalaq: 3).
Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak. ( Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib)
Sesuatu yang hanya kau pikirkan dan tak pernah lakukan adalah hal yang sia sia Jangan berbangga diri atas apa yang telah kamu capai, Karena itu semua adalah kehendak Nya Ingatlah bahwa kita adalah makhluk yang lemah dihadapan Nya Selalu bersyukur kepada Nya Allah SWT. -@soebrata-
Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak. (Aldus Huxley)
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Dengan selesainya skripsi ini, dengan penuh rasa syukur saya ucapkan…. Thank’s to :
*ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.
*Rasulallah Muhammad SAW tuntunan seluruh umat muslim di dunia.
*Ayah, Ibu dan Nenek ku yang dengan penuh kasih sayangnya telah merawat dan mendidikku dari kecil, serta doa-doa mereka yang selalu menyertaiku.
*Selvia kurniawati, Fina Fitria Wardani, adik adik ku tersayang yang selalu memberi motivasi dan membagi pengalaman hidupnya.
*Rezza Nurmalasari n my lil’ angel yang telah menjadi sumber inspirasi ku, menjadi penyemangat hidup dan sandaran hati ku, kasih sayang nya yang tulus selalu menjadi penguat diri ku saat aku jatuh. I’ll
dedicate all my life for both of you…
*Edo Maharu W yang selalu ada saat dibutuhkan,thousand thanks for ya…
*Guru-guruku dari TK, SD, SMP, SMK dan Kuliah, tak terlupakan budi mu dengan segala ilmu yang telah kau sampaikan.
*Semua teman-teman di Budiman comunity:
Mas Agung,Mas Abud,Edo Maharu,Gimas Adiyoga, Gigih, Rahman Agung , Aris,Fandi,Ari,dan semua nya yang tidak bisa disebutkan.
“Thanks for the moment,ayo riding at midnight lagi”
*Civil Uns 06 yang tersisa : Edo Maharu ,Abdul Aziz NB, Dimas Angga ,Fani, Dimas Dimitri, Saiful Hadi, Cipto, Lilik, Sukho Baskoro, dan yang lainnya.
“ Semangat pantang menyerah kawan “
*Dan teman-teman yang sudah lulus duluan yang tidak memungkinkan untuk saya sebutkan satu persatu.
Sangat membanggakan dan sangat menyenangkan sudah menjadi kawan kalian... Stick together bro n sis.. Eko Anang Budi Sulistyo commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Eko Anang Budi Sulistyo, 2012, Analisis Tarif Pengolahan Air Limbah Berdasarkan Ability to Pay (ATP) dan Wilingness to Pay (WTP) (Studi Kasus IPAL Semanggi Kota Surakarta), Skripsi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif. Manusia dapat secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang di kehendaki. Kegiatan manusia ini dapat menimbulkan berbagai macam gejala yang bersifat negatif, diantaranya adalah masuknya energi dan juga limbah bahan atau senyawa lain ke dalam lingkungan yang menimbulkan pencemaran air, udara, dan tanah yang akan menurunkan kualitas lingkungan hidup. Aktivitas rumah tangga banyak yang memanfaatkan air khususnya air bersih untuk keperluan sehari-hari. Akibat dari penggunaan air untuk aktivitas rumah tangga maka menghasilkan air limbah yang berupa limbah rumah tangga. Limbah diolah pada sistem pengolahan air limbah terpadu sebelum dibuang ke air permukaan. IPAL Semanggi adalah salah satu instalasi pengolahan air limbah di Surakarta. Menurut data dari PDAM selaku pengelola IPAL Semanggi, diketahui bahwa secara finansial keberadaan IPAL ini tidak menguntungkan, bahkan cenderung mengalami kerugian. Dari fenomena ini, maka diperlukan suatu analisis untuk mengetahui mengapa pengguna IPAL Semanggi menunggak membayar tarif. Penelitian ini melakukan kajian terhadap daya beli masyarakat yang meliputi analisis kemampuan membayar (ability to pay) disingkat ATP dan analisis kemauan membayar (willingness to pay) disingkat WTP terhadap tarif yang diberlakukan. Pada penelitian ini dilakukan penyebaran kuesioner dengan metode simple random sampling dan kemudian hasilnya dianalisis dengan program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) dan Microsoft Office Exel. Kemudian perhitungan tarif menggunakan metode ATP dan WTP. Hasil dalam penelitian terhadap masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat yang menggunakan jasa instalasi pengolahan air limbah merespon dengan cukup baik dalam kaitannya dengan pengelolaan air limbah. Hasil dari perhitungan ATP dan WTP menunjukan bahwa tarif yang berlaku sudah sesuai dengan kemampuan dan kemauan masyarakat pengguna IPAL Semanggi. Kata kunci: limbah,IPAL, tarif, ATP, WTP.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT, Sang Pencipta seluruh alam, Kepunyaan-Nya nama-nama yang paling indah, Tasbih Memuji-Nya segala yang di langit dan di bumi, atas segala rahmat dan karunia-Nya. Sholawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW pemimpin segenap hati manusia yang membawa kebaikan dan kebenaran. Skripsi dengan judul ”Analisis tarif air limbah berdasarkan ATP dan WTP (studi kasus IPAL semanggi kota surakarta)” yang merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Teknik S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini secara khusus ingin disampaikan ucapan terima kasih kepada: 1.
Dr.Ir. A P Rahmadi, MSCE selaku Dosen Pembimbing Akademik.
2.
Ir. Adi Yusuf Muttaqien, MT selaku Dosen Pembimbing I dan
3.
Ir. Budi Laksito selaku Dosen Pembimbing II, yang telah banyak membantu untuk memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini
4.
Tim Penguji Pendadaran pada jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
5.
Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik Sipil khususnya 2006, atas dukungan dan kerjasama selama menempuh studi hingga penyusunan skripsi.
. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangatlah diharapkan. Akhir kata semoga skripsi ini berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan
Surakarta, commit to user Penulis v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................i LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................iii MOTO DAN PERSEMBAHAN .........................................................................iv ABSTRAK ............................................................................................................vi KATA PENGANTAR .........................................................................................viii DAFTAR ISI ........................................................................................................ix DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xiii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1 1.1 Latar Belakang ………....................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3 1.3 Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan Masalah ............................... 3 1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3 1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................ 5 2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................ 5 2.1.1 Air Limbah ............................................................................. 5 2.1.2 Pengolahan Air Limbah………………………………………. 6 2.1.3 Tarif Pengolahan Air Limbah………………………………….. 6 2.2 Dasar Teori ......................................................................................... 7 2.2.1 Pengertian Pencemaran Air ..........................................................7 2.2.2 Pengertian Limbah .......................................................................10 2.2.3 Pengolahan Limbah Cair Terpadu ................................................ 11 commit user .............................................. 13 2.2.4 Sistem Pembuangan Air to Limbah
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.5 Pokok pokok Permasalahan Pengelolaan Air Limbah……….. 14 2.2.6 Pengertian Tarif Limbah……………………………………… 15 2.2.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ………………………………… 17 2.2.7.1 Uji Validitas ……………………………………. 17 2.2.7.2 Uji Reliabilitas …………………………………. 18 2.2.8 Metode Analisis ATP dan WTP …………………………...… 19 2.2.8.1 Ability to Pay (ATP) ………………………………20 2.2.8.2 Wilingnes to Pay (WTP) ………………………….20 2.2.8.3 Keterkaitan ATP dan WTP……………………….20 2.2.8.4 Kedudukan Tarif Terhadap TP dan WTP ……… 22 2.2.9 IPAL Surakarta .......................................................................... 22 2.2.10
Tarif Instalasi Pengolahan Air Limbah Semanggi ............... 24
2.2.11
Populasi dan Sampel ......................................................... 25 2.2.11.1
Populasi …………………………………… 28
2.2.11.2
Sampel ……………………………….…. 28
BAB 3 METODE PENELITIAN .........................................................................29 3.1 Metode Penelitian .............................................................................. 29 3.2 Populasi dan Sampel .......................................................................... 29 3.2.1
lokasi Penelitian ………………………………………… 29
3.2.2
Populasi …………………………………………………. 29
3.2.3
Responden ………………………………………………. 29
3.2.4
Sampel ……………………………………………………29
3.3 Data yang Diperlukan ......................................................................... 30 3.4 Tahapan Penelitian ............................................................................. 30 3.4.1
Latar Belakang Masalah …………………………………..30
3.4.2
Rumusan Masalh dan Batasan Masalah ………………… 30
3.4.3
Studi Pustaka dan Literatur……………………………… 31
3.4.4
Desain Kuisioner …………………………………………31
3.4.5
Pengumpulan Data ……………………………………... 31
3.4.6
Uji Validitas …………………………………………….. 31 commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.4.7
Uji Reliabilitas………………………………………….. 32
3.4.8
Analisis Tarif ................................................................... 32 3.4.8.1 Pemberian Kode (Coding)……………………… 32 3.4.8.2 Tabulasi Silang (Crosstab) …….……………… 32
3.4.9
Kesimpulan …………………………………………… 32
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 34 4.1. Umum ............................................................................................... 34 4.2. Survey Pendahuluan ……………………………………………….. 34 4.3. Pelaksanaan Survai …………………………………………...…… 35 4.4. Pengambilan Sampel …………………………..………………….. 35 4.5. Uji Validitas Data ………………………………………………......35 4.5.1. Data Kuisioner Warga Pelanggan IPAL Semanggi ………36 4.6. Uji Reabilitas Data ………………………………………………….43 4.6.1. Data Kuisioner Warga Pelanggan IPAL Semanggi ……….44 4.7. Analisis Tarif Berdasarkan Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) …………………………………………………..… 49 4.7.1. Karakteristik Pelanggan …………………………………. 49 4.7.2. Perhitungan Ability to Pay (ATP) ……………………….. 55 4.7.3. Perhitungan Wilingnes to Pay (WTP) ….……………….. 59 4.8. Pembahasan ………………………………………………..……… 62
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................64 5.1. Kesimpulan .........................................................................................64 5.2. Saran ...................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. LAMPIRAN ...........................................................................................................
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Tabel Penilaian terhadap Hasil Kuesioner Warga di Sekitar Lingkungan IPAL Semanggi ……...………………………………………….. 36 Tabel 4.2. Tabel Output Reliabilitas Kuesioner Warga Pelanggan IPAL Semanggi..................................................................................................................46 Tabel 4.3. Tabulasi Berdasarkan Jenis Pekerjaan dan Pendapatan ...................
55
Tabel 4.4. Perhitungan Persentase pengeluaran …………….........................
56
Tabel 4.5. Perhitungan Persentase Alokasi Biaya IPAL....................................
57
Tabel 4.6. Perhitungan ATP Untuk Tiap Jenis Pekerjaan Pada Hari Kerja....... 58 Tabel 4.7. WTP apabila tarif dinaikkan sebesar Rp.500,- ................................. 59 Tabel 4.8. WTP apabila tarif diturunkan sebesar Rp.500,- ............................... 60 Tabel 4.9. Rata-rata proporsional WTP ............................................................ 61 Tabel 4.10. Rekapitulasi Tarif ………………………………........................... 62
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian..................................................... 33 Gambar 4.1. Variable View................................................................................
40
Gambar 4.2. Data View ....................................................................................
40
Gambar 4.3. Compute Variable ........................................................................
41
Gambar 4.4. kotak dialog Bivariate Correlations .............................................
42
Gambar 4.5. Hasil analisis validitas data ........................................................... 42 Gambar 4.6.Menu Pengujian Reliabilitas …………………………….............. 44 Gambar 4.7. Kotak Dialog Reliability Analysis ................................................
45
Gambar 4.8.Reliability Analysis Statistic...........................................................
45
Gambar 4.9. Output Analisis Reliabilitas .......................................................... 46 Gambar 4.10. Persentase Jenis Kelamin Responden ......................................... 49 Gambar 4.11. Persentase Tingkat Pendidikan Responden ................................
50
Gambar 4.12. Persentase Pekerjaan Responden ................................................ 51 Gambar 4.13. Persentase Pendapatan Pelanggan IPAL....................................
52
Gambar 4.14. Tingkat Pelayanan .....................................................................
53
Gambar 4.15. Kelengkapan ..............................................................................
54
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Lampiran B
Kelengkapan Syarat Tugas Akhir Kuesioner dan Tabel Perhitungan
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Amsyari Fuad; “Prinsip – Prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan” Ghalia Indonesia, Jakarta, 1977. Angen Santi, 2010. Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Semanggi Kota Surakarta. Tugas Akhir, Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Armijaya, Henry. dkk. 2003. Ability to pay dan willingness to pay penumpang angkutan kereta api commuter. Makassar BPPT. 1999. Sistem Pengelola Limbah Cair. Bandung: Persatuan Insinyur Teknik. Champion, Dean J. 1981. Basic Statistics for Social Research, Edisi 2. Macmilan Publishing Co, New York. Dirjan TP & TP. 2003. Karakteristik Air Limbah. Jakarta : Dirjan TP & TP. Moleong. 1990. Metodologi Pendidikan Kualitatif. Bandung: Remaja Pustaka Karya..
Tamin O. dkk. 1999. Studi Evaluasi Tarif Angkutan Umum dan Analisis Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) di DKI Jakarta. Jakarta : Jurnal Transportasi No. 1. Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: UI Press Sutrisno Hadi. 1993. Statistik II. Yogyakarta : Andi Offset
Keputusan Direksi PDAM Surakarta Nomor 800/1637.1/PAM Tahun 2005 Perda No. 3 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Cair PPRI No. 82 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 3 Tahun 1977 Tentang Pendirian PDAM Surakarta. Surat Keputusan Walikota Surakarta Nomor 002 Tahun 1998 Tentang Susunan commit to user Organisasi dan Tata Kerja PDAM Surakarta
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Undang-Undang Dasar 1945 UU No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan hidup www.pdamsolo.or.id. Profile PDAM. 25 Otober 2005,diunduh tanggal 7 februari 2012. www.menlh.go.id. 30 Oktober 2005, diunduh tanggal 7 februari 2012
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok kehidupan manusia di bumi ini
yang tidak dapat melangsungkan hidupnya tanpa tersedianya air. Hidup manusia mutlak membutuhkan air, karena dalam penyusun tubuh manusia 85% komponennya terdiri dari air.
Aktivitas rumah tangga banyak
yang memanfaatkan
air
khususnya air bersih untuk keperluan sehari-hari. Sesuai dengan kegunaanya, air dipakai sebagai air minum, mandi, mencuci, untuk pengairan pertanian, sanitasi, transportasi, baik di sungai maupun di laut. Kegunaan air tersebut termasuk sebagai kegunaan air secara konvensional. Akibat dari penggunaan air untuk aktivitas rumah tangga maka menghasilkan air limbah yang berupa limbah rumah tangga. Pencemaran air merupakan salah satu pecemaran berat yang ada di Indonesia, dan limbah rumah tangga adalah sumber penyebab pencemaran yang paling dominan. Pencemaran air ini di timbulkan dari sektor-sektor industri maupun rumah tangga. Dan akibat dari pencemaran air tersebut adalah menurunnya kadar kualitas air yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 pasal 1 butir (1) tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, dinyatakan bahwa limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha atau kegiatan pemukiman (real estate), rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Sedangkan Pengolahan Air Limbah Domestik Terpadu adalah sistem pengolahan air limbah yang dilakukan secara bersama-sama (kolektif) sebelum dibuang ke air permukaan.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kota Surakarta mempunyai jumlah penduduk lebih dari 550.000 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 0,64% pertahun dalam luas wilayah 44,040 kilometer persegi. meskipun laju pertumbuhan penduduk relatif rendah namun dengan adanya orang-orang yang datang pada siang hari untuk melakukan kegiatan bisnis di Kota Surakarta maka penduduk Kota Surakarta seolah-olah menjadi 3 kali lipat dari jumlah penduduk sebenarnya. Untuk pengolahan limbah domestik Kota Surakarta telah diputuskan dalam Surat Keputusan (SK) Walikota Surakarta Nomor 002 Tanggal 26 Juni 1998, menunjuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surakarta sebagai pengelola air limbah domestik. Disamping itu juga terdapat Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 1999 tanggal 27 Mei 1999 tentang pengolahan limbah cair, yang mengatur tentang Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT), jaringan air limbah, sambungan rumah serta peralataan penunjang lainnya. Sekarang Kota Surakarta memiliki 3 unit pengolah air limbah, yaitu IPAL Semanggi, IPAL Mojosongo dan IPLT Putri Cempo.
Menurut data dari PDAM selaku pengelola IPAL Semanggi, diketahui
bahwa
secara
finansial
keberadaan
IPAL
ini
tidak
menguntungkan, bahkan cenderung mengalami kerugian. Hampir 50% dari total pengguna IPAL menunggak pembayaran rekening, sehingga mengalami tunggakan sebesar ± 300juta/tahun. Dari fenomena ini, maka diperlukan suatu analisis untuk mengetahui mengapa pengguna IPAL Semanggi menunggak membayar tarif. Analisis berdasarkan kemampuan membayar (ability to pay) disingkat ATP dan analisis berdasarkan kemauan membayar (willingness to pay) disingkat WTP digunakan untuk menganalisis tarif yang diberlakukan. Dari analisis dengan metode ATP dan WTP didapat besarnya nilai tarif IPAL yang sesuai dengan kemampuan dan kemauan masyarakat semanggi. commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
1.2.
digilib.uns.ac.id
Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah tarif yang berlaku saat ini untuk IPAL Semanggi di Kota Surakarta sudah layak ditinjau dari kemampuan pengguna ? 2. Apakah tarif yang berlaku saat ini untuk untuk IPAL Semanggi di Kota Surakarta sudah layak ditinjau dari kemauan pengguna ?
1.3. Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan Masalah 1.
Penelitian ini dilakukan di satu unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang berlokasi di kelurahan Semanggi,dan satu wilayah kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta.
2.
Pengambilan data dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner dan dengan jumlah 100 kuisioner.
3.
Tarif yang ditinjau adalah tarif pada satu wilayah kecamatan Pasar Kliwon kota Surakarta, dimana responden adalah masyarakat pengguna jasa pengolahan air limbah di kecamatan tersebut. Tarif yang diterapkan oleh pemerintah dan berlaku pada saat penelitian untuk IPAL sebesar Rp. 5000,- untuk kategori RT 1. Tarif untuk kategori lain nya tidak diperhitungkan.
4.
Penelitian yang diukur adalah kemampuan dan kemauan pengguna di kecamatan Pasar Kliwon untuk membayar tarif IPAL.
5.
Analisis data dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0 dan Microsoft Office Excel 2007 .
1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan di IPAL Semanggi yang dititik beratkan kepada analisis Ability To Pay dan Willingness To Pay adalah : commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Mengetahui kelayakan tarif yang berlaku saat ini untuk IPAL Semanggi di Kota Surakarta ditinjau dari kemampuan pengguna. 2. Mengetahui kelayakan tarif yang berlaku saat ini untuk untuk IPAL Semanggi di Kota Surakarta ditinjau dari kemauan pengguna.
1.5. Manfaat Penelitian 1. Menambah pengetahuan dan gambaran permasalahan air limbah di Surakarta, khususnya di IPAL Semanggi serta mengetahui faktor – faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi tarif IPAL Semanggi. 2. Mengetahui besarnya nilai tarif dilihat dari kemampuan membayar dan kemauan membayar pengguna jasa IPAL Semanggi. 3. Pemerintah Kota Surakarta dalam mempertimbangkan penetapan tarif IPAL Semanggi. 4. Informasi dan data hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan pihak PDAM dalam menentukan tarif IPAL, dan semoga dapat bermanfaat untuk digunakan pada penelitian selanjutnya.
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1.
Tinjauan Pustaka
2.1.1 Air Limbah Menurut Grigg (1988), Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Grigg (1988); Grigg & Fontane (2000) menjelaskan bahwa infrastruktur dikelompokkan menjadi 3 kategori yang meliputi : 1. Grup transportasi (jalan, jalan raya, jembatan) 2. Grup pelayanan transportasi (transit, bandara, pelabuhan) 3. Grup komunikasi 4. Grup keairan (air, air buangan, sistem keairan, termasuk jalan air yaitu sungai, saluran terbuka, pipa) Angen Santi (2010) menjelaskan bahwa Air kotor atau sering juga disebut air limbah atau air buangan adalah semua cairan yang dibuang, yang mengandung kotoran
manusia,
hewan,
bekas
tumbuh
–
tumbuhan,maupun
yang
mengandung sisa – sisa proses produksi. Adapun air limbah dapat dibagi menjadi 4 golongan : a. Air kotor / air buangan domestik Air buangan yang berasal dari closed, peturasan, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia. b. Air bekas Air buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur dan bak cuci tangan. c. Air hujan Air buangan dari atap rumah atau halaman yang berasal dari air hujan. commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Air buangan khusus atau air buangan non – domestik 1. Air buangan yang mengandung gas, racun atau bahan – bahan berbahaya. 2. Air buangan yang bersifat radio aktif atau mengandung bahan raido aktif yang dibuang ke bawah air penerima. 3. Air buangan yang mengandung banyak lemak, biasanya berasal dari restoran.
2.1.2 Pengolahan Air Limbah
Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan pengurangan , segregasi, penanganan, pemanfaatan dan pengolahan limbah. Tujuan utama pengelolaan air limbah adalah untuk mengurangi limbah fisika, kimia, dan biologi. Pada pengelolahan
limbah dilakukan penyaringan,
netralisai, pengendapan, reaktor lumpur aktif, karbon aktif,dll. Pengolahan air limbah biasanya menerapkan 3 tahapan proses yaitu pengolahan pendahuluan (pre-treatment), pengolahan utama (primary treatment), dan pengolahan akhir (post treatment). Pengolahan pendahuluan ditujukan untuk mengkondisikan beban limbah dan karakter lainnya agar sesuai untuk masuk ke pengolahan utama. Pengolahan utama adalah proses yang dipilih untuk menurunkan pencemar utama dalam air limbah. Selanjutnya pada pengolahan akhir dilakukan proses lanjutan untuk mengolah limbah agar sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan (Jenia,2003).
2.1.3 Tarif Pengolahan Air Limbah
Pengertian biaya secara luas didefinisikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi dalam satuan moneter untuk tujuan tertentu yang tidak dapat lagi dihindari, baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi. Kholmi danYuningsih (2004:11). Kebijakan biaya pengolahan limbah saat ini berdasarkan karakteristik dan besarnya unsur- unsur yang terkandung didalam commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
limbah cair masing-masing produk. Semakin besar unsur-unsur limbah yang terkandung, semakin besar pula beban biaya yang harus ditanggung oleh pabrik tersebut karena tingkat kesulitan dan biaya pengolahan limbah tersebut semakin tinggi.
2.2.
Dasar Teori
2.2.1. Pengertian Pencemaran Air Air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian secara seksama dan cermat. Faktor keseimbangan air lingkungan ini tak hanya berkaitan dengan jumlah volume (debit) air yang digunakan, tapi lebih penting adalah bagaimana menjaga agar kondisi air lingkungan tak menyimpang dari keadaan normal tertentu. Pengadaan air bersih di Indonesia khususnya untuk skala besar masih terpusat di daerah perkotaan dan dikelola oleh perusahaan air minum (PAM) kota yang bersangkutan. Namun secara nasional jumlahnya masih belum mencukupi dan dapat dikatakan relatif kecil 16,08 % (Fuad Amsyari,1977:64). Pencemaran air merupakan salah satu jenis dalam pencemaran lingkungan. Definisi pencemaran air secara pasti lebih sulit bila dibandingkan dengan pencemaran udara. Dalam Pasal 1 PPRI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air memberikan
pengertian bahwa pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu dan menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Beberapa pokok-pokok yang ditekankan pada pengertian pencemaran air adalah meliputi dasar-dasar sebagai berikut: 1. Air pada suatu badan air baru dikatakan mengalami pencemaran, bila pembebasan akan bahan-bahan buangan (kontaminan) sampai pada suatu commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tingkatan atau kedaan tertentu dapat membahayakan fungsi air dari badan air tersebut. 2. Bahwa masing masing fungsi air dalam badan-badan air memiliki standar kualitas yang perlu ditentukan terlebih dahulu sebagai batasan sebelum dapat dilakukan suatu penilaian apakah suatu pencemaran pada suatu badan air itu terjadi atau tidak. Masing-masing mempunyai standar kualitas sendiri-sendiri. 3. Masing-masing standar tersebut diatas masih perlu ditentukan pula secara lokal, nasional atau internasional. Dasar pertimbangan yang digunakan untuk penentuan standar tersebut bermacam-macam tergantung pada dominasi sasaran yang akan dilindungi (Slamet Riyadi,1984: 9).
Masing-masing badan air dalam kehidupan sehari-hari dihubungkan dengan kepentingan manusia maka badan-badan air itu diklasifikasikan lagi menurut kepentingan kegunaannya bagi manusia, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan. Beberapa jenis kualitas air yang perlu kita kenal untuk kegunaan praktis sehari-hari adalah: a)
Standar kualitas untuk air minum
b)
Standar kualitas untuk rekreasi dan atau tempat pemandian alam
c)
Standar kualitas yang dihubungkan dengan bahan buangan industri
d)
Standar kualitas air sungai.
Sedangkan standar untuk kualitas air ditentukan oleh 4 aspek: a)
Persyaratan Fisis
b)
Persyaratan Kimiawi
c)
Persyaratan Biologis
d)
Persyaratan Radiologis (Slamet Riyadi, 1984:11-13).
Beberapa daerah di Indonesia sektor industri merupakan penyumbang limbah yang menyebabkan menurunnya kualitas air (Soedrajad, 1999:27). Banyaknya zat pencemar di dalam air akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terlarut, shingga kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigenakan tergangu dan akan mengurangi perkembangannya (Sugiharto,1987).
Menurut Slamet Riyadi (1984:11-13) faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas air antara lain: 1. Secara alamiah sumber air yang digunakan mengandung bahan kimia dalam jumlah yang berlebihan sehingga memerlukan pengolahan yang lebih sempurna 2. Kesalahan dalam memilih teknologi pengolahan air sehingga diperoleh hasil yang menyimpang atau tidak memenuhi standar syarat kualitas 3. Terbatasnya dana yang digunakan untuk pengolahan air 4. Air yang telah memenuhi syarat kualitas mendapat pencemaran, baik secara alamiah maupun akibat aktifitas manusia 5. Kurangnya pengertian individu atau masyarakat dalam menggunakan fasilitas air bersih.
Air dikatakan tercemar apabila air tersebut telah menyimpang dari keadaan normalnya. Keadaan normal air masih tergantung pada faktor penentu yaitu kegunaan air sendiri dan sumber air. Pencemaran atau polusi sumber hayati perairan merupakan salah satu masalah yang dihadapi bukan saja negara kita tapi sudah merupakan masalah yang berpengaruh terhadap kemunduran sumber hayati perairan. Baik secara kualitatif maupun kuantitatif ada tiga hal yang menjadi penyebab makin cepatnya pencemaran, yakni peningkatan populasi penduduk, peningkatan kebutuhan manusia akan berbagai jenis barang, dan terbatasnya sumber alam yang renewable maupun yang non renewable (Rifai, Pertagunawan: 1992).
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.2. Pengertian Limbah
Definisi limbah menurut UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah sisa usaha dan/atau kegiatan. Limbah pada dasarnya berarti suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia, maupun proses-proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif. Menurut sumber kegunaannya limbah punya komposisi yang berfariasi dari setiap tempat dan waktu. Secara garis besar zat-zat yang terdapat dalam limbah dapat dikelompokkan
menjadi air (99,90%), bahan padat (0,9%),
sedangkan bahan organik yang berpa protein (65%), bahan kabohidrat (25%), bahan lemak (10%), dan bahan organik butiran serta logam (Sugiharto:122). Menurut Murthado Djoli (1988:1), limbah dihasilkan dari proses kegiatan akan dapat mempengaruhi kualitas air secara fisik, kimia, dan biologi seperti: 1)
Perubahan suhu
2)
Perubahan pH atau konsentrasi ion hydrogen
3)
Perubahan rasa dan warna air
4)
Timbulnya endapan koloid bahan terlarang
5)
Adanya mikroorganisme
6)
Meningkatnya radioaktifitas air lingkungan
Limbah pada umumnya dibagi menjadi 3, yakni: 1)
Limbah Cair (berbentuk cair)
2)
Limbah Padat (berbentuk padat)
3)
Limbah Gas (berbentuk gas)
Dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah di Semanggi, proses pengolahan limbah lebih berupa pengolahan limbah cair. Limbah cair adalah suatu hasil proses kegiatan manusia berupa zat cair. Limbah cair punya karakteristik yang ditentukan oleh kegunaan dan asal sumber air. Limbah cair dari suatu lingkungan masyarakat terutama terdiri dari air yang dipergunakan dengan commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hampir 0,1% berupa benda-benda padat yang terdiri dari zat organik dan bukan organik. Sampah-sampah cair yang dihasilkan oleh proses-proses pabrik dan industri yang mempergunakan dalam jumlah sedang sampai banyak disebut sampah industri. Istilah sampah industri pada umumnya terbatas ada sampah cair yang karena warna, isinya padat, kandungan anorganik atau organik, kadar garam, keasaman, dan sifat-sifat khas mereka yang beracun menimbulkan masalah pencemaran air (Mahida, 1986).
2.2.3. Pengolahan Limbah Cair Terpadu
Beberapa hasil penelitian terhadap kualitas air yang mengacu pada Pasal 8 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air bahwa kualitas air minum di Indonesia lebih banyak masuk kelas dua, yaitu air yang perlu melalui pengolahan sebelum dimanfaatkan sebagai air minum maupun keperluan rumah tangga lainnya. Sedangkan air dalam kelas satu relatif sedikit karena banyak kualitas air menurun akibat pencemaran yang sebagian besar akibat dari aktifitas manusia, baik akibat kegiatan rumah tangga, pertanian maupun industri. Dasar digunakan untuk penetapan permanen kualitas air khususnya untuk keperluan air minum adalah: 1. Parameter-parameter yang berhubungan dengan sifat-sifat keamanan bagi suatu peruntukan domestik (rumah tangga) 2. Parameter yang dapat dijadikan indikator terjadinya pencemaran sampah domestik yang berhubungan dengan kesehatan manusia.
Penyelesaian masalah pencemaran limbah cair terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian. Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, misalnya dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle). Di bidang industri misalnya dengan mengurangi commitjumlah to userair yang dipakai, mengurangi 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jumlah limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent, Bioaccumulative, and Toxic), dan berangsur-angsur menggantinya dengan Green Chemistry. Green Chemistry merupakan segala produk dan proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya (www.menlh.go.id). Salah satu keberhasilan dalam mengolah limbah adalah dengan penggunaan sistem pengolahan yang tepat sehingga menghasilkan kualitas air yang sesuai dengan standar baku mutu peruntukannya. Salah satu alternatifnya adalah menggunakan teknologi pengolahan air limbah secara biologis atau gabungan antara proses secara biologis dengan proses kimia fisilia. Proses secara biologis tersebut dapat dilakukan pada kondisi aerobik (dengan udara), anaerobik (tanpa udara)(BPPT, 1999).
Proses Bio Anaerobik digunakan untuk
pengolahan limbah dengan beban
BOD yang tak teralu besar, sedangkan proses biologis Aerobik digunakan untuk pengolahan air limbah dengan BOD sangat tinggi. Pengolahan air limbah Aerobik dapat dibagi menjadi tiga: 1. Proses Biologis Tersuspensi, yaitu pengolahan dengan menggunakan aktifitas organisme untuk menguraikan senyawa polutan yang ada dalam air dan mikroorganisme yang digunakan untuk dengan cara dibiakkan secara tersuspensi dalam suatu reaktor. 2. Dengan Biakan Melekat, yaitu proses pengolahan limbah dengan mikroorganisme yang digunakan dibiakkan dalam suatu media sehinga mikroorganisme tersebut melekat pada permukaan media.
Sistem Lagoon/kolam, yaitu pengolahan air limbah dengan menampung air limbah pada suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal cukup lama sehingga aktifitas mikroorganisme yang tumbuh secara alami, senyawa polutan yang ada dalam air terurai.
commit to user 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.4. Sistem Pembuangan Air Limbah
Sistem pembuangan air limbah dibagi menjadi 2 jenis yaitu : a. Sistem sanitasi setempat (On Site Sanitation) Proses pembuangan dan pengolahan air limbah dilakukan secara bersamaan di tempat yang biasanya menggunakan cubluk atau septic tank. Bila pada suatu waktu cubluk atau septic tank tersebut sudah penuh dengan lumpur tinja, maka harus disedot dan diangkut dengan truk tinja ke IPLT (Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja) untuk disempurnakan prosesnya agar tidak merusak atau mencemari lingkungan. Pembuangan air limbah dengan sistem ini dalam praktek sehari-harinya dapat dilihat dalam kegiatan: 1. Individual, yaitu sistem pembuangan melalui kloset, peturasan yang dilakukan oleh masing-masing keluarga pada setiap rumah. 2. Komunal, yaitu sistem pembuangan melalui kloset yang dilakukan secara bersama-sama oleh beberapa keluarga yang biasanya berupa jamban jamak, MCK umum, atau septic tank komunal.
Keuntungan pemakaian system pembuangan setempat adalah: 1. Biaya pembuatan murah. 2. Biasanya dibuat oleh sector swasta/pribadi. 3. Teknologi cukup sederhan. 4. System sangat privasi karena terletak pada persilnya. 5. Operasi dan pemeliharaan dilakukan secara pribadi masing-masing.
Kerugian pemakaian system pembuangan setempat adalah: 1. Tidak selalu cocok disemua daerah. 2. Sukar mengontrol operasi dan pemeliharaan. 3. Bila pengendalian tidak sempuran maka air limbah dibuang.
commit to user 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Sistem sanitasi tidak setempat/terpusat (Off Site Sanitation) Proses pembuangan air limbah atau penyaluran air limbah yang berasal dari rumah-rumah dan berbagai fasilitas lainnya, seperti air sisa mandi, air sisa cucian, dan seterusnya, serta air limbah yang berasal dari sisa-sisa proses industri dialirkan melalui jaringan perpipaan menuju IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk diolah secara terpusat.
Keuntungan pemakaian system penyaluran terpusat adalah: 1. Pelayanan yang lebih nyaman. 2. Menampung semua air limbah domestic. 3. Pencemaran air tanah dan lingkungan dapat dihindari. 4. Cocok untuk daerah dengan kepadatan tinggi. 5. Masa/umur pemakaian relative lebih lama.
Kerugian pemakaian system penyaluran terpusat adalah: 1. Memerlukan pembiayaan yang tinggi. 2. Memerlukan tenaga yang trampil untuk operasional dan pemeliharaan. 3. Memerlukan perencanaan dan pelaksanaan untuk jangka panjang. Nilai manfaat akan terlihat apabila sistem telah berjalan dan semua penduduk yang terlayani.
2.2.5. Pokok-Pokok Permasalahan Pengelolaan Air Limbah
Berdasarkan konsep manajemen pengelolaaan air limbah, persoalan yang muncul pada pengelolaan air limbah adalah : 1. Aspek Kelembagaan: bentuk kelembagaan yang cocok dengan besarnya kewenangan dan sumber daya manusia sebagai salah satu unsur pengelola kurang memadai dari jumlah maupun kualifikasinya
commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Aspek Teknis Operasional: keterbatasan sarana dan prasarana pengurasan dan pengumpulan (truk tinja), instalasi pengolah lumpur tinja (IPLT), serta instalasi pengolah air limbah (IPAL) sebelum dibuang ke badan air 3. Aspek Pembiayaan: tidak seimbangnya besar biaya operasional – pemeliharaan (O dan M) pengelolaan dan besarnya penerimaan retribusi sebagai konsekwesi logis pelayanan pengelolaan 4. Aspek Pengaturan: tidak dimilikinya kebijakan pengaturan pengelolaan didaerah yang mampu memberikan motivasi kesadaran peran serta masyarakat untuk ikut secara utuh dalam pengelolaan secar terpusat baik menyangkut pembiayaan dan teknis operasional sehingga berwawaskan lingkungan 5. Aspek Peran serta Masyarakat: kesadran masyarakat untuk ikut serta secara utuh dalam pengelolaan perlu ditingkatkan.
2.2.6. Pengertian Tarif Limbah
Tarif Pembuangan Air limbah adalah sejumlah uang yang dipungut sebagai imbalan dari pihak-pihak yang karena usaha/kegiatannya membuang air limbah ke sumber-sumber air langsung maupun tidak langsung yang digunakan untuk membiayai kegiatan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
Dasar Hukum Iuran Pembuangan Air limbah 1. Undang-undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan Pasal 14 menetapkan mengenai kontribusi masyarakat, badan hukum, badan sosial dan/atau perorangan dalam pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan - kegiatan dalam rangka Tata Pengaturan Air seperti pada ayat-ayat sebagai berikut : (2) Masyarakat yang mendapat manfaat langsung dari adanya bangunan bangunan prasarana pengairan, baik untuk diusahakan lebih lanjut maupun commit to user 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
untuk keperluan sendiri dapat diikut sertakan menanggung pembiayaan sebagai pengganti jasa pengelolaan. (3) Badan Hukum, badan Sosial dan atau perorangan yang mendapat manfaat dari adanya bangunan-bangunan pengairan, baik untuk diusahakan lebih lanjut maupun untuk keperluan sendiri, wajib ikut menanggung pembiayaan dalam bentuk iuran yang diberikan kepada Pemerintah. (4) Pelaksanaan dari ayat (2) dan (3) pasal ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. 2. Undang–undang No. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pasal 23 ayat (1) : Jenis dan tarif PNBP yang telah diatur dalam undang-undang sebelum berlakunya undang-undang ini dinyatakan tetap berlaku. 3. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1981 tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan i) Pasal 1 angka 1 : Perusahaan adalah Badan usaha Negara yang oleh Pemerintah telah ditunjuk sebagai pengelola air dan sumber air serta prasarana pengairan. ii) Pasal 2 : Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan (E&P) Prasarana Pengairan meliputi antara lain: (2) Dana yang ditarik sebagai imbalan dari mereka yang karena usaha/kegiatannya telah mengakibatkan pencemaran air dan sumber sumber air di dalam wilayah Perusahaan yang bersangkutan. iii) Pasal 6 : Kewajiban membayar iuran pembiayaan eksploitasi dan pemeliharaan prasarana pengairan dituangkan dalam surat perjanjian yang ditandatangani oleh Direksi Perusahaan atau yang dikuasakan olehnya dengan pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1). 4. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air dan Pengelolaan Kualitas Air Pasal 43 ayat (1) dan (2), pasal 18, pasal 4.
commit to user 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.7 Uji Validitas dan Reliabilitas
2.2.7.1 Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahih an suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang
tinggi jika hasilnya sesuai dengan
kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan criteria (Arikunto, 1999: 65). Untuk menguji
validitas setiap butir soal maka skor-skor yang
ada p ada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X dan skor total dinyatakan sebagai skor Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir soal, dapat diketahui butirbutir soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya (Arikunto, 1999: 78)
Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu: rxy =
(2.1)
dengan : rxy = merupakan koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y. N = merupakan jumlah responden. X = adalah skor-skor tiap butir soal untuk setiap responden. Y = adalah skor total tiap responden.
Setelah harga koefisien validitas tiap butir soal diperoleh, perlu dilakukan uji signifikansi untuk mengukur keberartian koefisien korelasi berdasarkan distribusi
kurva
normal
dengan
menggunakan statistik
uji-t dengan
persamaan: t = rxy
(2.2)
commit to user 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan : t = merupakan nilai hitung koefisien validitas. rxy = adalah nilai koefisien korelasi tiap butir soal. N = merupakan jumlah responden.
Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan nilai t dari tabel pada taraf kepercayaan 95% dan derajat kebebasan (dk) = N– 2. Jika t
hitung
>t
tabel
maka
koefisien validitas butir soal pada taraf signifikansi yang dipakai.
Pada penelitian ini jika hasil pengujian dengan PASW 18 menunjukan tidak valid maka ada perubahan desain kuisioner sehingga hasil nya akan menjadi valid.
2.2.7.2 Uji Reliabilitas Reabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten, relative tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsisten hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Reliabel tes berhubungan dengan ketetapan hasil tes.
Untuk menentukan reliabilitas tes, dapat digunakan metode belah dua. Tes dicobakan satu kali. Hasil tes kemudian dibelah dua menjadi belahan ganjilgenap. Kedua belahan ini dikorelasikan dan diperoleh reliabilitas separuh tes. Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes digunakanl rumus SpearmanBrown sebagai berikut:
r11 =
(2.3) commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan : = adalah koefisien korelasi antara skor-skor setiap belahan tes. r11 = adalah koefisien reliabilitas. Untuk mengetahui keberartian koefisien reliabilitas dilakukan dengan statistik uji-t, dengan persamaan berikut: t=
(2.4)
dengan : t = merupakan nilai hitung koefisien validitas. r11 = adalah nilai koefisien korelasi tiap butir soal. N = merupakan jumlah responden. Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan nilai t dari tabel pada taraf kepercayaan 95% dan derajat kebebasan (dk) = N– 2. Jika t
hitung
>t
tabel
maka
data baik dan dapat dipercaya.
Pada penelitian ini jika hasil pengujian dengan PASW 18 menunjukan tidak reliabel maka ada penambahan jumlah kuisioner sehingga hasil nya akan menjadi lebih reliabel.
2.2.8 Metode Analisis ATP dan WTP Dalam penelitian ini, untuk mementukan tarif IPAL Semanggi yang tepat digunakan analisis ATP dan WTP. Tingkat kemampuan dan kemauan membayar mayarakat perlu diketahui supaya tarif IPAL tidak menjadi beban yang berat bagi masyarakat pengguna jasa pengolahan air limbah. Untuk mengetahui kemampuan dan kemauan membayar tersebut dapat dilakukan analisis keterjangkauan daya beli pengguna jasa dalam membayar tarif yang meliputi analisis kemauan membayar
dan
analisis
kemampuan
membayar
diberlakukan (Pudjianto, 2002). commit to user 19
terhadap
tarif
yang
perpustakaan.uns.ac.id
2.2.8.1
digilib.uns.ac.id
Ability To Pay (ATP)
Ability To Pay adalah kemampuan seseorang untuk membayar jasa pelayanan yang telah diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal (Pudjianto, 2002). Faktor- faktor yang mempengaruhi ATP adalah : 1. Besar penghasilan pelanggan per bulan Merupakan rata-rata penghasilan yang diterima oleh pelanggan yang sudah bekerja per bulan. Semakin besar tingkat pendapatan penumpang, maka semakin besar kesediaan pelanggan untuk membayar. 2. Persentase biaya untuk membayar IPAL dari alokasi biaya total. Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk membayar tarif IPAL, yang diambil dari alokasi biaya pengeluaran total tiap bulan.
3. Jumlah anggota keluarga Semakin banyak jumlah anggota keluarga tentunya akan semakin banyak limbah yang dihasilkan. Besarnya ATP adalah rasio alokasi anggaran untuk membayar tarif terhadap total pengeluaran. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut (Armijaya dkk, 2003): ATP =
2.2.8.2
(2.5)
Willingness To Pay (WTP)
Willingness To Pay (WTP) adalah kemauan pengguna untuk mengeluarkan jasa atau imbalan atas fasilitas yang telah diterimanya. Pendekatan yang digunakan dalam analisa WTP didasarkan atas persepsi pengguna terhadap tarif yang diberikan (Tamin dkk, 1999). commit to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kemauan membayar juga didasarkan pada konsep surplus konsumen (customer surplus) adalah selisih antara kesediaan membayar yang merupakan nilai utilitas yang diperoleh dari barang atau jasa yang dibeli dengan harga sebenarnya dibayarkan. Sehingga sering ditemukan sekelompok pengguna jasa pengolahan air limbah yang bersedia untuk membayar lebih dari tarif yang telah ditentukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi WTP antara lain (Tamin dkk, 1999) : 1. Persepsi pengguna terhadap tingkat kualitas pelayanan Semakin banyak jumlah sambungan yang melayani tentu akan lebih menguntungkan pihak konsumen, karena pembuangan limbah semakin mudah. Dalam kondisi seperti ini tentu tingkat kemauan konsumen membayar akan lebih besar bila dibandingkan dengan kondisi sebaliknya. 2. Utilitas pengguna terhadap jasa yang digunakan Semakin besar manfaat yang dirasakan oleh pelanggan terhadap suatu pelayanan yang dirasakannya tentunya akan semakin besar pula kemauan penumpang untuk membayar. 3. Fasilitas yang disediakan oleh pemberi jasa. Semakin baik dan nyaman fasilitas yang disediakan oleh pemberi jasa, maka kemauan untuk membayar penumpang akan lebih tinggi. 4. Pendapatan pengguna Bila seseorang mempunyai penghasilan yang semakin meningkat tentunya kemauan membayar pun semakin besar. WTP jenis pekerjaan =
(2.6)
WTP seluruh kategori pekerjaan =
(2.7)
commit to user 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.8.3 Keterkaitan ATP dan WTP Pelaksanaan dalam menentukan besarnya nilai tarif sering kali terjadi benturan antara besarnya nilai ATP dan WTP (Tamin dkk, 1999), kondisi tersebut dapat berupa : 1. ATP sama dengan WTP Hal ini menunjukkan bahwa antara kemampuan dan kemauan membayar jasa pengolahan air limbah adalah sama. Pada kondisi ini sering terjadi keseimbangan utilitas pengguna dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar jasa tersebut. 2. ATP lebih besar dari WTP Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan membayar jasa pengolahan air limbah lebih besar daripada kemauan membayar. Kondisi ini dapat terjadi bila pengguna mempunyai penghasilan yang relatif tinggi tetapi utilitas terhadap jasa tersebut relatif rendah. Pengguna dalam keadaan ini disebut choiced riders. 3. ATP lebih kecil dari WTP Hal ini menunjukkan kemauan pengguna untuk membayar jasa pengolahan air limbah lebih besar dari pada kemampuannya. Kondisi ini dapat terjadi bagi pengguna yang memiliki penghasilan yang relatif rendah tetapi utilitas terhadap jasa pengolahan limbah sangat tinggi. Pengguna dalam keadaan ini disebut captive riders.
2.2.8.4
Kedudukan Tarif Terhadap ATP dan WTP
Penyesuaian tarif berdasarkan analisa biaya operasi maupun kajian ATP dan WTP adalah sebagai berikut (Tamin dkk, 1999) : 1. Tarif resmi berada dibawah nilai ATP commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penyesuaian tarif dapat dilakukan dengan melakukan penyesuaian tingkat pelayanan meskipun tanpa adanya perbaikan tingkat pelayanan selama tidak melebihi nilai ATP. 2. Tarif resmi berada diatas nilai ATP Tarif sudah tidak dapat dinaikkan dan selisih antara tarif resmi dan nilai ATP dapat dianggap sebagai beban subsidi yang harus ditanggung oleh pemerintah. 3. Tarif resmi berada dibawah nilai WTP Terdapat keleluasaan dalam pengajuan tarif baru tanpa melakukan perbaikan tingkat pelayanan sampai batas nilai WTP Apabila parameter ATP dan WTP yang ditinjau, maka aspek pengguna yang dijadikan subjek dalam menentukan nilai tarif yang berlakukan dengan prinsip (Tamin dkk, 1999) : 1. ATP merupakan fungsi dari kemampuan membayar pengguna, maka besaran nilai tarif yang diberlakukan tidak boleh melebihi nilai ATP kelompok masyarakat sasaran. 2. WTP merupakan fungsi dari tingkat pelayanan pengolahan air limbah. Bila nilai WTP masih dibawah nilai ATP maka dapat dimungkinkan untuk menaikkan nilai tarif yang diiringi dengan perbaikan tingkat pelayanan pengolahan air limbah. 3. Intervensi atau campur tangan pemerintah dalam bentuk subsidi langsung atau silang dibutuhkan pada kondisi besaran tarif pengolahan limbah yang berlaku lebih besar dari nilai ATP, sehingga didapatkan besaran tarif pengolahan limbah maksimum sama dengan nilai ATP. Penyesuaian atau penentuan tarif dianjurkan sebagai berikut : a. Tidak melebihi nilai ATP. b. Berada diantara nilai ATP dan WTP, bila akan dilakukan penyesuaian tingkat pelayanan. commit to user 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Bila tarif yang diajukan berada dibawah perhitungan tarif, namun berada diatas nilai ATP maka selisih tersebut dapat dianggap sebagai beban yang harus ditanggung oleh pemerintah (regulator). d. Bila perhitungan tarif berada jauh dibawah nilai ATP dan WTP maka terdapat keleluasaan dalam perhitungan atau pengajuan nilai tarif baru, yang selanjutnya dapat dijadikan peluang penerapan subsidi silang terhadap tarif pengolahan limbah yang kondisi perhitungan tarifnya diatas nilai ATP.
2.2.9. IPAL Surakarta
IPAL Semanggi terletak di kelurahan Semanggi, Tepatnya di kampung Kenteng Surakarta. IPAL Semanggi berkapasitas 30 lt / dt melayani kawasan selatan ada 26 Kelurahan dengan sejumlah sambungan rumah (SR) hingga saat ini jumlah pelanggan sekitar 6.297 SR. Pada saat ini IPAL Semanggi mengalami peningaktan kapasitas dari 30 lt / dt menjadi 60 lt / dt, pada tahun 2008 juga mengalami perubahan peningkatan cakupan pelayanan dari 6000 menjadi 12000 SR. Sistem pengolahan IPAL Semanggi menggunakan sistem aerasi dan fakultatif untuk mengolah limbah domestik.
Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) rumah tangga yang ada di Surakarta saat ini adalah sebuah instalasi yang khusus mengolah air limbah rumah tangga atau limbah domestik yang terhubung melalui pipa-pipa sambungan rumah yang kemudian diolah dalam bak penampungan air limbah.
Pada jaman Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1940 Surakarta telah mempunyai sistem pembuangan air limbah perpipaan, yakni mencakup Sub Sistem Kasunanan dengan panjang pipa 20,5 Km, Sub Sistem Mangkunegaran dengan panjang pipa 13,4 Km dan Sub Sistem Jebres dengan panjang pipa 3,9 Km, pipa-pipa tersebut dengan diameter 250-375 mm. Kemudian pada tahun 1995 sampai tahun 2001 diadakan pembangunan dan pengembangan sistem commit to user 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sanitasi Surakarta yang meliputi pembangunan IPAL Mojosongo, IPAL Semanggi, IPLT Putri Cempo, jaringan perpipaan air limbah ( pipa interceptor, pipa sekunder,dan pipa lateral), serta pilot project sambungan rumah air limbah melalui Semarang-Surakarta Urban Development Program (SSUDP) sektor sanitasi.
Pada saat itu proyek SSUDP sektor sanitasi yang menangani adalah dari Proyek PLP (Penyehatan Lingkungan Pemukiman) Jawa Tengah. Kemudian pada era reformasi pada tahun 1998 lembaga yang menangani proyek tersebut berganti nama yaitu Proyek Pengembangan Prasarana dan Sarana Pemukiman (P2SP) Propinsi Jawa Tengah sebagai pelaksana dari Departemen Kimpraswil (Pemukiman Prasarana Wilayah).
Proyek sanitasi tersebut adalah hibah atau bantuan murni dari Pemerintah Pusat Kota Surakarta, hanya saja siapa yang akan menangani ataupun mengelola asset-aset bangunan sanitasi tersebut menurut IBRD selaku pemberi pinjaman kepada Pemerintah Pusat, lembaga yang paling dekat menangani atau mengelola sanitasi adalah PDAM kota Surakarta. Kemudian berdasarkan pembahasan-pembahasan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta, Pemerintah Pusat, maka PDAM kota Surakarta ditugaskan untuk menangani pengelolaan air limbah rumah tangga.
2.2.10. Tarif Instalasi Pengolahan Air Limbah Semanggi
Berdasarkan Keputusan Walikota Surakarta Nomor 5 Tahun 2004 tanggal 7 Juni 2004 dan Keputusan DPRD Kota Surakarta Nomor 10/DPRD/IV/2004 tanggal 7 Juni 2004 tentang Persetujuan Perubahan atas Keputusan Walikota Surakarta Nomor 15 Tahun 2002 tentang Penetapan Tarif Pengelolaan Limbah dan Golongan pelanggan limbah. commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tarif jasa pengolahan air limbah rumah tangga saat ini: •
Rumah Tangga I
: Rp 5.000,00
•
Rumah Tangga II
: Rp 7.500,00
•
Komersial I
: Rp 20.000,00
•
Komersial II
: Rp 50.000,00
•
Niaga I
: Rp 100.000,00
•
Niaga II
: Rp 150.000,00
Golongan Pelanggan 1.Rumah Tangga, meliputi : •
Rumah Tangga I, Terdiri dari:
-
Rumah Tangga dengan luas bangunan < 100 m2
-
Tempat Ibadah
-
Panti Asuhan
- Yayasan (Sosial dan Pendidikan) •
Rumah Tangga II, terdiri dari :
-
Rumah Tangga dengan luas bangunan > 100 m2
-
MCK
- Puskesmas
2. Komersial, meliputi : •
Komersial I, terdiri dari :
- Sekolahan baik swasta maupun negeri ( SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi ) -
Kantor Instansi pemerintah
-
Pasar
-
Toko kecil dan warung kecil
-
Wartel
-
Bengkel sepeda motor dan mobil
- Praktek dokter ( Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi, Dokter commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hewan ) - Kantor Profesi ( Notaris, PPAT, Pengacara, Konsultan Hukum, Akuntan Publik ) -
Lembaga Pendidikan
-
Asrama (TNI dan POLRI)
-
Pondok Pesantren
-
Toko Obat dan Apotek
•
Komersial II, terdiri dari :
-
Toko sedang dan besar
-
Katering
-
Tempat cucian motor dan mobil
-
Kantor Asuransi,Kantor Lembaga Keuangan
-
Tempat hiburan
-
Poliklinik Swasta
- Tempat indekost
3.
Niaga,meliputi : •
Niaga I,terdiridari :
- Perusahaan Kecil 9Pegawai < 100 orang) - Super Market, Swalayan, Plaza, Mall, Mega Mall - Rumah sakit Pemerintah - Rumah Makan - Show Room sepeda motor dan mobil •
Niaga II,terdiri dari : - Hotel Berbintang - Perusahaan besar (pegawai >100 orang) - Restaurant - Kantor Bangunan Tinggi - Kantor Rumah Sakit Swasta commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.11 Populasi dan Sampel
2.2.11.1
Populasi
Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan” (Santoso & Tjiptono, 2002, 79).
2.2.11.2
Sampel
Sampel adalah semacam miniatur (mikrokosmos) dari populasinya” (Santoso & Tjiptono, 2002, 80). Menurut Sutrisno Hadi (1993) mengartikan sampel sebagai bagian dari individu yang diselidiki. Menurut Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992) sebaiknya sampel yang digunakan berkisar 30 sampai 500 sampel. Sedangkan Champion (1981) mengatakan bahwa sebagian besar uji statistik selalu menyertakan rekomendasi ukuran sampel. Dengan kata lain, ujiuji statistik yang ada akan sangat efektif jika diterapkan pada sampel yang jumlahnya 30 s/d 60 atau dari 120 s/d 250. Bahkan jika sampelnya di atas 500, tidak direkomendasikan untuk menerapkan uji statistik.
Sampel partisipasi masyarakat dalam penelitian ini adalah masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan air limbah di dalam satu lingkup daerah, yaitu masyarakat yang berada di daerah Pasar Kliwon Surakarta. Sehingga teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Area Sampling.
commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif-Evaluatif dengan menggunakan analisis ATP dan WTP untuk mengetahui kemampuan membayar pengguna IPAL Semanggi terhadap tarif yang sudah ditentukan oleh PDAM kota Surakarta.
3.2.
Populasi dan Sampel
3.2.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Pasar Klitikan Notoharjo di Semanggi Selatan, kelurahan Semanggi kota Surakarta yang aktif digunakan sebagai pusat penerima limbah cair dan dengan meninjau pelanggan di satu kelurahan semanggi kecamatan di Kec.Pasar Kliwon karena tinjauan dari penelitian ini adalah tarif dari jasa pengolahan air limbah.
3.2.2. Populasi Populasi sample penelitian adalah Pelanggan Sambungan yang menerima jasa pengolahan limbah IPAL Semanggi.
3.2.3. Responden Responden adalah orang yang telah mengerti benar tentang perihal yang diamati yaitu pelayanan kegiatan pengolahan air limbah dan tarif yang mereka bayar kepada PDAM. Dalam hal ini adalah pelanggan pengguna jasa .
3.2.4. Sampel Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30 commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sampai dengan 500 (Sugiyono, 2007). Pada penelitian ini menggunakan 100 sampel.
3.3. Data yang Diperlukan Data yang diperlukan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari survey dan hasil wawancara dengan cara menyebarkan kuesioner kepada Pelanggan Jasa pengolahan air limbah.
Data sekunder adalah data yang diperlukan untuk membantu dan menunjang pelaksanaan survey maupun penelitian. Data sekunder ini merupakan studi literatur yang diambil dari buku, jurnal, dan literatur lainnya yang berkaitan. Selain itu juga didapat dari peraturan yang berlaku.
3.4.Tahapan Penelitian Tahapan penelitian meliputi beberapa langkah sebagai berikut (Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1)
3.4.1. Latar Belakang Masalah Latar belakang dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan dan kemauan pengguna jasa IPAL terhadap biaya yang ditetapkan oleh pihak PDAM.
3.4.2. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah mengetahui kelayakan biaya yang dibeban kan PDAM terhadap kemauan dan kemampuan pengguna jasa IPAL. Dimana pelanggan pengguna jasa IPAL Semanggi Surakarta sebagai sasaran alat ukur utama.
commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.4.3. Studi Pustaka dan literatur Studi pustaka dan literature dilakukan untuk mendapatkan atribut awal. Hal ini dilakukan dengan penelusuran melalui internet, buku-buku literatur dan jurnaljurnal yang terkait.
3.4.4. Desain Kuisioner Alat ukur penelitian ini adalah pendapat dan persepsi tentang penilaian terhadap tarif yang ditetapkan oleh PDAM kepada pengguna jasa IPAL yang diperoleh dengan menyebar kuisioner . 3.4.5 Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dari kuisioner yang dibagikan kepada 100 responden mencangkup : 1. Jenis kelamin 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Jumlah anggota keluarga 5. Pendapatan perbulan 6. Besarnya pengeluaran total 7. Persepsi nilai tarif yang belaku Pendapat masyarakat tentang tarif yang berlaku untuk IPAL. Sudah sesuai atau terlalu mahal. 8. Tarif yang diinginkan Pendapat masyarakat apabila tarif standar dinaikan dan diturunkan.
3.4.6 Uji Validitas Uji validitas menggunakan software PASW 18 untuk mengetahui valid nya data yang diperoleh dari kuisioner. Apabila tidak valid maka desain kuisioner dirubah sehingga data menjadi valid. commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.4.7 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas menggunakan software PASW 18 untuk mengetahui tingkat reliabilitas data yang diperoleh dari kuisioner. Apabila reliabilitas rendah maka perlu penambahan jumlah responden sehingga data menjadi lebih reliabel. 3.4.8 Analisis Tarif Analisis data dan pembahasan untuk mendapatkan tarif dilakukan setelah data primer diperoleh untuk menganalisa besarnya nilai Ability To Pay (ATP) dan nilai Willingness To Pay (WTP) pengguna jasa IPAL Semanggi. 3.4.8.1
Pemberian kode (Coding)
Pemberian kode dilakukan setelah data primer terkumpul. Hal ini bertujuan untuk menyederhanakan format data kedalam bentuk yang lebih dipahami sehingga data dapat diolah dengan mudah dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0. Pemberian kode dapat dilakukan dengan angka, simbol dan huruf. Untuk penelitian ini digunakan kode untuk jawaban kuisioner : A = 5 poin,
B = 4 poin, C = 3 poin, D = 2 poin, E = 1 poin
3.4.8.2.
Tabulasi Silang (Crosstab)
Tabulasi silang merupakan penyajian data dalam bentuk tabulasi dari dua jenis data yang berbeda untuk mencari korelasinya. Selanjutnya dilakukan analisis untuk mencari Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP). 3.4.9 Kesimpulan Hasil dari perhitungan tarif berdasarkan Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) dibandingankan dengan tarif pemerintah. commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tahapan proses penyusunan penelitian ini data dilihat pada gambar diagram alir 3.1 :
Mulai
Latar belakang masalah, rumusan masalah dan batasan masalah Studi pustaka dan literatur Desain Kuisioner Pengumpulan data
Data Primer
Data Sekunder
1. Observasi / Pengamatan 2. Kuisioner
Data dari PDAM dan IPAL Semanggi
Uji Validitas valid Tidak reliable
Uji Reliabilitas reliable
Analisis tarif dengan metode ATP dan WTP
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
selesai commit to user Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 33
Tidak valid
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1.
Umum
Tarif yang ideal adalah tarif yang tidak hanya ditinjau dari sisi operator saja tetapi dilihat dari sisi pelanggan sebagai pengguna jasa pengolahan air limbah. Sehingga Pemerintah selaku pengambil kebijakan dapat memenuhi kepentingan antara operator dan pengguna.
4.2.
Survai Pendahuluan
Survai pendahuluan dilakukan di PDAM surakarta, survai ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan wawancara terhadap Kepala Unit Air Limbah Surakarta. hasil dari survai pendahuluan adalah sebagai berikut : a. Data pelanggan IPAL Semanggi. Daftar nama ,alamat, jumlah pelanggan, tarif yang dibayarkan. b. Penetapan jam survai. Survai dilaksanakan pada pukul 15.00 – 18.00 WIB selama 1 minggu. c. Evaluasi surveyor. Dari survai pendahuluan dapat diketahui tugas surveyor apakah sudah tepat atau belum, maka dilakukan evaluasi tugas surveyor yang bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan tugas surveyor yaitu : 1) Pembagian lokasi surveyor. 2) Jumlah surveyor. 3) Kapasitas surveyor ( 25 responden disurvai oleh 1 surveyor).
commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
4.3.
digilib.uns.ac.id
Pelaksanaan Survai
Survai terhadap pelanggan air limbah dilaksanakan selama 1 minggu. Pelaksanaan survai sesuai dengan pembagian jam tidak sibuk. Pengalokasian tenaga surveyor dilapangan adalah 4 orang.
Dengan rincian setiap surveyor bertugas : a. Membagikan kuisioner kepada pelanggan. b. Memberi arahan dalam mengisi kuisioner.
4.4.
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan kepada pelanggan pengolahan air limbah IPAL Semanggi untuk mengetahui persepsi pelanggan air limbah mengenai tarif dilihat dari kemampuan membayar (ability to pay) dan kemauan membayar (willingness to pay). Untuk pengambilan sampel dilakukan dengan metode Pengambilan sampel acak, dilakukan pembagian anggota populasi ke dalam kelompokkelompok kemudian sampel diambil dari setiap kelompok tersebut secara acak.
4.5.
Uji Validitas Data
Uji validitas secara umum dapat diartikan sebagai pengukuran terhadap data yang seharusnya diukur. Sedangkan validitas berasal dari kata validity yang memiliki makna berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu intrumen pengukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu pengukur dapat dikatakan memiliki validitas tinggi apabila pengukur tersebut dalam hal ini butir-butir pertanyaan dalam kusioner dapat menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maksud dan tujuan yang diharapkan. Sisi lain yang berhubungan dengan konsep validitas dalah mengenai kecermatan. Suatu pengukuran yang memiliki validitas tinggi selain dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat juga memiliki kecermatan tinggi, artinya dalam mendeteksi perbedaan-perbedaaan kecil yang ada dalam atribut yang ditinjau.
4.5.1. Data Kuesioner Warga pelanggan IPAL Semanggi Analisis validitas dengan menggunakan program PASW Statistic 18, adapun data kuesioner pelanggan IPAL Semanggi ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1. Tabel Penilaian terhadap Hasil Kuesioner Warga di Sekitar Lingkungan IPAL Semanggi
responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
x1 3 3 5 5 5 5 2 4 2 2 4 4 5 2 2
x2 4 4 5 5 5 4 5 1 4 4 5 5 5 4 4
x3 4 4 5 5 4 3 3 1 4 4 4 4 4 3 3
x4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 3 3 3 4 4
x5 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 3 3 4 3 3
Variable pertanyaan x6 4 4 4 4 2 5 4 3 4 4 5 5 5 4 4
commit to user 36
x7 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5
x8 4 4 4 4 2 5 4 2 4 4 5 5 5 4 4
x9 3 3 2 2 5 2 2 1 5 5 2 2 5 3 3
x10 x11 x12 total 1 2 1 39 1 2 1 39 5 2 5 50 5 2 5 50 4 5 3 47 4 2 4 43 5 2 2 42 1 1 1 23 4 5 4 49 4 5 4 49 5 2 5 48 5 2 5 48 4 5 4 54 4 3 4 43 4 3 4 43
perpustakaan.uns.ac.id
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
2 5 2 2 2 3 5 4 1 4 5 2 5 4 5 2 5 5 5 5 3 3 5 4 5 4 4 5 5 3 5 5 3 4 3
digilib.uns.ac.id
4 5 4 1 1 5 5 5 1 5 5 3 5 5 5 3 1 1 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 1 3 3 5 5 1
3 3 4 1 4 5 4 1 5 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 1 3 4 3 2 4 1 3 3 3 3 1
4 4 4 4 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 3 5 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 1 3 3 3 3 1
3 4 4 3 1 4 3 1 5 3 4 4 3 3 3 5 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 1 3 3 3 3 1
4 4 4 1 5 5 5 5 5 4 1 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5
commit to user 37
5 5 5 1 5 5 5 5 3 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5
4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5
3 5 5 3 3 5 3 5 2 5 1 2 3 3 2 5 3 3 5 2 3 5 5 3 3 3 5 3 5 5 3 3 5 5 5
4 4 4 4 1 4 5 2 1 2 2 1 4 1 1 2 5 1 2 1 5 4 4 1 5 5 2 5 2 2 5 5 4 5 5
3 5 3 3 3 5 4 5 3 5 1 2 3 5 2 5 3 3 5 3 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 3 3 4 4 5
4 5 1 4 1 3 5 2 1 4 2 1 4 4 1 0 5 1 4 1 5 4 4 0 5 5 4 2 1 2 5 5 5 5 4
43 53 44 30 36 54 54 43 37 49 33 37 47 48 38 46 44 39 51 42 48 52 50 40 48 49 49 48 48 36 45 45 48 50 41
perpustakaan.uns.ac.id
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
3 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 3 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 3 5 3 5 5 5
digilib.uns.ac.id
1 1 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 1 3 1 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4
4 4 3 3 4 1 5 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4
3 3 3 1 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3
5 4 5 4 5 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
commit to user 38
5 4 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4
5 4 5 4 5 2 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5
2 2 4 5 5 2 2 3 5 2 3 3 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4
3 5 4 5 5 2 1 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4
2 2 3 5 5 2 2 3 5 3 3 5 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 5 3 3 5 4
3 5 4 4 4 3 1 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5
39 42 45 42 55 30 35 47 46 44 44 46 43 45 47 49 49 47 49 50 50 50 49 51 49 49 48 47 51 47 51 45 47 51 50
perpustakaan.uns.ac.id
86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
3 3 3 5 5 5 5 3 3 5 4 5 5 4 5
digilib.uns.ac.id
4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 1
3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3
4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4
4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4
4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 5 3
5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 4
Keterangan : Xn
: menunjukkan variabel pertanyaan pada kuesioner
Hasil Pengujian validitas data menggunakan PASW Statistic 18 dapat ditunjukkan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Pada Variable View, isi dan definisikan variabel sesuai dengan data yang akan diuji. Sesuai pengujian ini variabel yang didefinisikan meliputi Nama;Type, Width, Decimal dan Label. Tampilan pendefisien Variable View ditunjukkan pada Gambar 4.1 berikut :
commit to user 39
5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5
48 49 45 47 48 52 49 46 48 49 43 49 51 51 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.1. Variable View b.
Mengisikan data sesuai dengan jawaban responden pada kuesioner ke dalam Data View. Tampilan pengisian Data View ditunjukkan pada Gambar 4.2 berikut :
Gambar 4.2. Data View
commit to user 40
perpustakaan.uns.ac.id
c.
digilib.uns.ac.id
Menampilkan total nilai responden dengan mengklik menu Transform kemudian pilih menu Compute Variable. Selanjutnya menuliskan ‘Total’ pada menu Target Variable dan mengisi kolom Numeric Expression dengan menjumlahkan semua variabel pertanyaan kemudian pilih Ok.Tampilan Compute Variable ditunjukkan pada Gambar 4.3 berikut:
Gambar 4.3. Compute Variable d.
Menganalisis data yang telah dimasukkan dengan mengklik AnalyzeCorrelate-Bivariate. Setelah kotak dialog Bivariate Correlations muncul selanjutnya semua variabel di kolom sebelah kiri dipindahkan ke kolom sebelah kanan (kotak Variables), pada Correlation Coefficients pilih Pearson, Selanjutnya pilih OK. Tampilan kotak dialog Bivariate Correlations ditunjukkan pada Gambar 4.4 berikut :
commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.4. kotak dialog Bivariate Correlations e.
Menampilkan hasil analisis data Tampilan hasil analisis validitas dapat ditunjukkan pada Gambar 4.5 berikut:
Gambar 4.5. Hasil analisis validitas data
commit to user 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adapun rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas data dapat disajikan sebagai berikut: Nilai koefisien pertanyaan 1 = 0,311 Nilai koefisien pertanyaan 2 = 0,453 Nilai koefisien pertanyaan 3 = 0,479 Nilai koefisien pertanyaan 4 = 0,075 Nilai koefisien pertanyaan 5 = 0,386 Nilai koefisien pertanyaan 6 = 0,328 Nilai koefisien pertanyaan 7 = 0,467 Nilai koefisien pertanyaan 8 = 0,388 Nilai koefisien pertanyaan 9 = 0,556 Nilai koefisien pertanyaan 10 = 0,571 Nilai koefisien pertanyaan 11 = 0,596 Nilai koefisien pertanyaan 12 = 0,580 Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil uji validitas semua pertanyaan lebih besar dari nilai tabel product moment pearson untuk 100 sampel dengan taraf kesalahan 5 % yaitu sebesar 0,195 sehingga data kuesioner dapat dikategorikan valid.
4.6. Uji Reliabilitas Data
Reliabilitas berasal dari kata reliability. Konsep reliabilitas secara umum menunjukkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Pengertian relatif menunjukkan bahwa ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil di dalam pengukuran. Pengukuran yang memiliki
commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
reliabilitas yang tinggi berarti pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel.
4.6.1. Data Kuesioner Warga pelanggan IPAL Semanggi
Pengujian dilakukan dengan menggunakan software PASW Statistic 18 dengan urutan pengerjaan ditampilkan sebagai berikut: a.
Menganalisis data yang telah diuji validitasnya dengan memilih menu Analyze-Scale-Reliability Analysis. Tampilan langkah tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.6 berikut:
Gambar 4.6.Menu Pengujian Reliabilitas b.
Melakukan pendefinisian pada kotak dialog Reliability Analysis dengan memindahkan semua variabel pertanyaan di kolom sebelah kiri ke dalam kotak items (kolom sebelah kanan), pada menu Model pilih Alpha. Tampilan Reliability Analysis ditunjukkan dalam Gambar 4.7 berikut:
commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.7. Kotak Dialog Reliability Analysis
c.
Mengatur perhitungan statistik dengan memilih menu Statistic pada kotak dialog Reliability Analysis. Pada bagian Deskriptives for pilih Item dan Scale selanjutnya klik continue. Tampilan dari pengaturan Statistic ditunjukkan Gambar 4.8 berikut :
Gambar 4.8.Reliability Analysis Statistic
commit to user 45
perpustakaan.uns.ac.id
d.
digilib.uns.ac.id
Menampilkan Hasil Analisis Reliabilitas Tampilan dari hasil analisis data reliabilitas ditunjukkan Gambar 4.9 berikut:
Gambar 4.9. Output Analisis Reliabilitas Tabel 4.2. Tabel Output Reliabilitas Kuesioner Warga Pelanggan IPAL Semanggi Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases Valid
%
100
100.0
0
.0
100
100.0
Excluded a
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cronbach's Alpha .695
N of Items 13
commit to user 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Item Statistics Mean Question 1 Question 2 Question 3 Question 4 Question 5 Question 6 Question 7 Question 8 Question 9 Question 10 Question 11 Question 12 TOTAL
Std. Deviation
N
4.06
1.099
100
3.59
1.464
100
3.20
.899
100
3.65
.796
100
3.37
.837
100
4.16
.692
100
4.53
.810
100
4.32
.665
100
3.60
1.110
100
3.85
1.359
100
3.72
1.111
100
3.77
1.399
100
45.82
5.549
100
Scale Statistics Mean
Varianc e
91.64 123.182
Std. Deviation
N of Items
11.099
13
commit to user 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa koefisien alpha (Cronbach's Alpha) kuesioner sebesar 0,695. Hal ini dapat dikategorikan bahwa kuesioner tersebut memiliki reliabel dengan kriteria tinggi.
commit to user 48
perpustakaan.uns.ac.id
4.7.
digilib.uns.ac.id
Analisis Tarif Berdasarkan Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP)
4.7.1. Karakteristik Pelanggan
Karakteristik pelanggan IPAL dipengaruhi oleh banyak faktor. Dari survey dapat dilihat bahwa karakteristik responden diketahui dari : 1. Jenis kelamin 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Pendapatan perbulan. Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada grafik berikut:
jenis kelamin
36%
perempuan
64%
laki laki
Gambar 4.10. Persentase Jenis Kelamin Responden Data didapat dari hasil kuisioner. Gambaran mengenai rasio jenis kelamin responden ditunjukkan pada Gambar 4.10. dimana kuisioner terdistribusikan
commit to user 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kepada 100 responden dengan persentase sebesar 36% (36 responden) untuk responden perempuan dan 64% (64 responden) untuk responden laki-laki.
pendidikan 10%
6%
7%
35%
PT SMA SMP
42%
SD Tidak sekolah
Gambar 4.11. Persentase Tingkat Pendidikan Responden
Data didapat dari hasil kuisioner. Pelanggan IPAL memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda, mulai dari tidak sekolah, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan responden ditunjukkan pada Gambar 4.11. dimana pendidikan terbesar adalah SMP sebesar 42% (42 responden) dari total 100 responden. Sedangkan jumlah tingkat pendidikan terendah yaitu tidak sekolah sebesar 6% (6 responden). Untuk pendidikan SD sebesar 10% (10 responden), pendidikan SMA sebesar 35% (35 responden), dan Perguruan Tinggi sebesar 7% (7 responden).
Rata-rata pendidikan responden merupakan SMP dan SMA sehingga diharapkan mereka mampu menilai kondisi yang sebenarnya dan memberikan jawaban
commit to user 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kuisioner yang sebenarnya. Tingkat pendidian responden mempengaruhi dalam penilaian terhadap pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh PDAM, penilaian tersebut yang akan dipertimbangkan oleh responden sampai berapa besar nilai kemauan membayarnya.
pekerjaan
24%
6%
9% PNS/TNI/POLRI 19%
Pegawai Swasta Ibu rumah tangga Pelajar/mahasiswa Wiraswasta
42% 0%
Lain lain
Gambar 4.12. Persentase Pekerjaan Responden
Data didapat dari hasil kuisioner. Pekerjaan responden pelanggan IPAL bermacam-macam, dalam desain kuisioner pekerjaan dibagi menjadi 6 kategori, yaitu : PNS/ TNI/ POLRI, Pegawai swasta, Pelajar / Mahasiswa, Ibu rumah tangga, Wiraswasta, dan lain-lain. Pekerjaan responden terbesar merupakan sebagai Wiraswasta sebesar 42% (42 responden), kemudian PNS/ TNI/ POLRI sebesar 6% (6 responden), pegawai swasta 9% (9 responden) , ibu rumah tangga sebesar 19% (19 responden) dan lain lain sebesar 24% (24 responden). Pekerjaan paling sedikit merupakan pelajar/mahasiswa sebesar 0% (0 responden) dari 100 responden.
commit to user 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jenis pekerjaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan (ATP) dan kemauan membayar tarif (WTP). Hal ini terkait dengan tingkat pendapatan yang diterima sesuai dengan pekerjaan responden, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat pembayaran tarif. Pelanggan yang memiliki pekerjaan dengan pendapatan yang tinggi akan memberian apresiasi yang tinggi terhadap tarif, baik dalam hal kemampuan maupun kemauan membayar.
pendapatan perbulan
14%
5%
5% 36%
> Rp 2.500.00 Rp 1.500.00 - Rp 2.500.00 Rp 500.000 - Rp 1.500.000
40%
< Rp 500.000 tidak tau
Gambar 4.13. Persentase Pendapatan Pelanggan IPAL.
Data didapat dari hasil kuisioner. Pendapatan mempengaruhi kemampuannya dalam membayar, apabila pendapatan rendah maka kemampuan membayarnya juga rendah. Akan tetapi jika pendapatannya tinggi maka kemampuan membayarnya juga tinggi. Karakteristik tingkat pendapatan dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan pendidikan terakhir responden. Tingkat pendapatan yang diterima
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
responden akan berhubungan erat dengan pengeluaran, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi alokasi biaya untuk membayar IPAL.
Dari Gambar 4.13. menunjukkan bahwa pendapatan pelanggan IPAL mempunyai persentase pendapatan terbesar Rp. 500.000,- – Rp. 1.500.000,- sebesar 40 % (40 responden) dari total 100 responden. Untuk persentase pendapatan terendah yaitu > Rp 2.500.000,-
sebesar 5% (5 responden). Rata-rata pelanggan IPAL
mempunyai pendapatan kurang lebih Rp. 1.000.000,- sehingga diharapkan bahwa kemampuan membayarnya diatas tarif yang berlaku. Untuk dapat menjangkau pelanggan dengan pendapatan rendah maka diperlukan subsidi oleh pemerintah sehingga mereka dapat menikmati layanan IPAL atau dengan pemberlakuan tarif yang berbeda berdasarkan tingkat pendapatannya.
Tingkat pelayanan 60 50
52
40 30
32
pelayanan
20 10 0
4 sangat memuaskan
4 memuaskan
cukup memuaskan
kurang memuaskan
Gambar 4.14. Tingkat Pelayanan
commit to user 53
8 tidak tau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Data didapat dari hasil kuisioner. Pelayanan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengelolaan IPAL. Dengan pelayanan yang baik diharapkan pelanggan diharapkan mau dan terus menggunakan jasa tersebut. Pada gambar 4.14. menunjukkan bahwa tingkat pelayanan IPAL cukup memuaskan sebesar 52%, memuaskan 32%, sedangkan untuk kurang memuaskan sebesar 4%. Pelayanan IPAL masih dapat ditingkatkan lagi.
Kelengkapan fasilitas 50 45
47
44
40 35 30 25
kelengkapan
20 15 10 5 0
7 2 sangat baik
baik
cukup baik
0 baik kurang
tidak tau
Gambar 4.15. Kelengkapan fasilitas
Data didapat dari hasil kuisioner. Kelengkapan fasilitas yang disediakan oleh IPAL sangat berpengaruh pada tingkat pelayanan pada pelanggan IPAL. Sehingga mempengaruhi kemauan pelanggan untuk terus menggunakan jasa IPAL tersebut. Pada Gambar 4.15. menunjukan bahwa kelengkapan fasilitas baik sebesar 47%, cukup baik 44% , dan kurang baik sebesar 0%. Kelengkapan fasilitas bisa ditingkatkan lagi sesuai kebutuhan pelanggan.
commit to user 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.7.2. Perhitungan Ability To Pay (ATP)
Kemampuan membayar (ATP) berhubungan dengan jenis pekerjaan dan penghasilan perbulan. Dari hasil survey dapat di tabel kan menjadi seperti berikut:
Tabel 4.3. Tabulasi Berdasarkan Jenis Pekerjaan dan Pendapatan. Pekerjaan Pendapatan
Total
Pegawai
Ibu Rumah
Wiras
Lain-
Swasta
Tangga
wasta
lain
9
3
1
1
1
3
4
4
21
11
40
2
5
5
17
7
36
2
1
2
5
4
10
24
99
PNS/TNI/POLRI tidak tau
13 5
Rp. 500.000 – Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000 – Rp. 2.500.000 >Rp. 2.500.000,total
19
42
Data berdasarkan dari hasil kuisioner. Tabel 4.3. memperlihatkan bahwa rata-rata keluarga dominan pelanggan ipal adalah keluarga dengan tingkat pendapatan Rp. 500.000,- - Rp. 1.500.000,- sebanyak 40 responden dari seluruh responden.
commit to user 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.4. Perhitungan Persentase pengeluaran
Pekerjaan
Pendapatan
Pengeluaran rata
Persentase
rata rata
rata keluarga /bln
pengeluaran dari
keluarga
(Rp)
pendapatan/bln
/bln (Rp)
(%)
PNS / TNI / POLRI
2500000.0
600000
24%
Pegawai swasta
1700000.0
514286
30%
Ibu rumah tangga
750000.0
560000
75%
Wiraswasta
1315476.2
416667
32%
Lain-lain
1322916.7
434783
33%
Dari tabel 4.4 diperoleh presentase pengeluaran tiap bulan. Contoh perhitungan untuk jenis pekerjaan PNS / TNI / POLRI : Pendapatan rata rata keluarga/bulan
= Rp 2.500.000
Pengeluaran rata rata keluarga/bulan
= Rp 600.000
Persentase pengeluaran
=
commit to user 56
.
.
.
100% = 24%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.5. Perhitungan Persentase Alokasi Biaya IPAL Pengeluaran Pekerjaan
rata rata
Tarif IPAL /bln (Rp)
keluarga /bln
Persentase alokasi biaya untuk ipal (%)
(Rp) PNS / TNI / POLRI
600000
5000
0.83333333%
Pegawai swasta
514286
5000
0.97222222%
tangga
560000
5000
0.892857143%
Wiraswasta
416667
5000
1.2%
Lain-lain
434783
5000
1.15%
Ibu rumah
Dari tabel 4.5 diperoleh presentase alokasi biaya untuk IPAL. Perhitungan persentase alokasi biaya ipal menggunakan asumsi seperti berikut:
Contoh perhitungan untuk jenis pekerjaan PNS / TNI / POLRI : Pengeluaran Rata rata keluarga /bln (Rp)
= 600.000
Tarif IPAL/bln (Rp)
= 5.000
Persentase alokasi biaya untuk ipal per bulan =
commit to user 57
100% = 0.83333333%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.6. Perhitungan ATP Untuk Tiap Jenis Pekerjaan Pada Hari Kerja Pendapatan Frekuensi Pekerjaan
Persentase
Persentase
keluarga
menggunakan pengeluaran biaya IPAL
/bln (Rp)
IPAL /bln
/bln (%)
ATP (Rp)
/bln (%)
PNS / TNI / 2500000.0
30
24%
0.83333333%
16666.7
1700000.0
30
30%
0.97222222%
16527.8
tangga
750000.0
30
75%
0.892857143%
16741.1
Wiraswasta
1315476.2
30
32%
1.2%
16838.1
Lain-lain
1322916.7
30
33%
1.15%
16734.9
POLRI Pegawai swasta Ibu rumah
Dari tabel 4.6 didapat nilai ATP tarif IPAL. Contoh perhitungan Ability To Pay (ATP) untuk jenis pekerjaan PNS / TNI / POLRI : =
(
=
. .
/
.
%
) (% .
%
) (% /
/
/
)
.
,
= Rp. 16.666,7
Rata-rata proposional ATP untuk kategori umum =
(
.
,
= Rp. 16.701,7
) (
.
,
) ( (
.
,
) ( )
commit to user 58
) (
.
,
)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.7.3. Perhitungan Willingness To Pay (WTP)
Kemauan membayar (WTP) dipengaruhi oleh beberpa faktor antara lain : persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan, utilitas pengguna terhadap fasilitas. Dalam tabel 4.7. menunjukkan tabulasi antara jenis pekerjaan dengan persepsi apabila tarif dinaikkan sebesar Rp.500,-.
Tabel 4.7. WTP apabila tarif dinaikkan sebesar Rp.500,Tarif dinaikkan Rp. 500,Total
Setuju
Tidak Setuju
WTP (Rp)
1
3
4
5125
5
2
7
5357.143
11
10
21
5239.13
2
10
12
5323.529
12
8
20
5300
31
33
64
Pekerjaan PNS/TNI/POLRI Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Lain-lain Total
Dalam perhitungan WTP diasumsikan apabila tidak setuju tarif dinaikkan maka nilai tarif tetap. Contoh perhitungan Willingness To Pay (WTP) apabila tarif dinaikkan sebesar Rp.500,- untuk jenis pekerjaan PNS/TNI/POLRI : (
= =
(
) )
(
)
=Rp. 5.125,-
commit to user 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.8. WTP apabila tarif diturunkan sebesar Rp.500,Tarif diturunkan Rp. 500,Total
Setuju
Tidak Setuju
WTP (Rp)
0
0
0
0
4
1
5
4600
5
1
6
4583.333
15
3
18
4583.333
3
4
7
4785.714
27
9
36
Pekerjaan PNS/TNI/POLRI Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Lain-lain Total
Dalam perhitungan WTP diasumsikan apabila tidak setuju tarif diturunkan maka nilai tarif tetap. Contoh perhitungan Willingness To Pay (WTP) apabila tarif diturunkan sebesar Rp.500,- untuk jenis pekerjaan Pegawai Swasta : (
= =
(
) )
(
)
=Rp. 4.600,-
commit to user 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.9. Rata-rata proporsional WTP WTP tarif dinaikkan Pekerjaan total Rp. 500,(Rp) PNS / TNI / 5125 4 POLRI Pegawai 5357 7 swasta Ibu rumah 5239 21 tangga
WTP Tarif diturunkan Rp. 500,(Rp)
total
WTP
0
0
5125.0
4600
5
5041.7
4583
6
5111.1
Wiraswasta
5324
12
4583
18
4783.3
Lain-lain
5300
20
4786
7
5166.7
Contoh perhitungan rata – rata proporsional WTP untuk jenis pekerjaan Pegawai Swasta (
= =
)
(
)
(
)
= Rp. 5041,7
Rata-rata proposional WTP untuk kategori umum =
(
)
= Rp. 5020,00
(
,
)
(
(
,
)
(
)
commit to user 61
,
) (
,
)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.8. Pembahasan
Penyebaran kuisioner kepada pelanggan IPAL cukup merata, hal ini terlihat dari tidak adanya dominasi dari responden laki-laki saja. Keadaaan tersebut juga menggambarkan bahwa pengguna IPAL merata. Untuk jumlah responden perempuan sebesar 36 orang dan responden laki-laki sebesar 64 orang. Tingkat pendidikan responden terbesar adalah SMP sebesar 42% (42 orang) dari total 100 responden. Hasil dari analisis berdasarkan Ability to Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP) ditabelkan sebagai berikut : Tabel 4.10. Rekapitulasi Tarif Jenis tarif
Nilai tarif
Berdasarkan ATP
Rp. 16.701,7
Berdasarkan WTP
Rp. 5.020,-
Tarif yang berlaku
Rp. 5.000,-
Berdasarkan Tabel 4.10. tarif resmi yang berlaku sebesar Rp. 5.000,- , besaran nilai tarif berdasarkan ATP sebesar Rp. 16.701,7 dan berdasarkan WTP sebesar Rp. 5.020,-.
Dalam penelitian ini nilai ATP lebih besar dari nilai WTP, sehingga dapat diketahui bahwa kemampuan pengguna untuk membayar lebih besar dari kemauan membayarnya. Kondisi ini dapat terjadi bagi pengguna yang memiliki penghasilan yang relatif tinggi tetapi utilitas terhadap jasa tersebut relatif rendah.
commit to user 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penetapan nilai tarif resmi oleh pemerintah sebesar Rp. 5.000,- sesuai dengan kemampuan masyarakat, meskipun nilai WTP lebih besar dari nilai tarif tetapi selisihnya tidak terlalu besar sehingga tidak diperlukan adanya kenaikan tarif. Hal ini menunjukkan bahwa tarif IPAL yang ditetapkan oleh pemerintah telah sesuai dengan daya beli masyarakat.
commit to user 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Besarnya nilai Ability To Pay (ATP) adalah Rp. 16.701,7. Kondisi ini menunjukkan bahwa tarif resmi yang berlaku saat penelitian dilaksanakan sebesar Rp. 5.000,- masih berada dibawah nilai ATP, sehingga dapat diketahui kemampuan membayar masyarakat mencukupi. Tarif yang berlaku sudah sesuai dengan kemampuan masyarakat.
2. Besarnya nilai Willingness To Pay (WTP) Rp. 5.020,-. Kondisi ini menunjukkan bahwa tarif resmi yang berlaku saat penelitian dilaksanakan sebesar Rp. 5.000,- masih berada dibawah nilai WTP, sehingga dapat diketahui kemauan membayar masyarakat cukup tinggi. Tarif yang berlaku sudah sesuai dengan kemauan masyarakat.
commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id
5.2.
digilib.uns.ac.id
Saran
Dari hasil penelitian yang telah penulis susun, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
a. Analisis ATP dan WTP pelanggan IPAL Semanggi di Surakarta diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi pihak yang berkepentingan dalam menetapkan tarif yang sesuai dengan tingkat daya beli masyarakat sebagai pengguna jasa. b. Tingkat pelayanan, kelengkapan fasilitas baik dan cukup memuaskan. Kemampuan dan kemauan membayar masyarakat cukup tinggi. Rendahnya daya bayar disebabkan karena faktor kurang nya sosialisasi pihak PDAM tentang adanya IPAL, fungsi IPAL dan tarif IPAL, sehingga banyak masyarakat yang kurang paham tentang IPAL dan menunggak pembayaran tarif IPAL. Perlu adanya sosialisasi dan penyuluhan yang lebih detail kepada masyarakat tentang adanya IPAL, fungsi IPAL dan tarif nya. c. Tagihan untuk IPAL bisa digabungkan dengan tagihan untuk Air Bersih sehingga pelanggan tidak bisa menunggak pembayaran IPAL. d. Penambahan fasilitas dan meningkat kan pelayanan menjadi lebih baik. e. Diperlukan kebijakan dari Pemerintah Kota Surakarta untuk tidak menaikkan tarif IPAL dan memberikan subsidi kepada keluarga yang kurang mampu.
commit to user
65