V. TINJAUAN HASIL PEMBANGUNAN 5.1. Perkembangan Kelembagaan Petani Pengembangan kelembagaan petani, mulai kelompok tani hamparan, gabungan kelompok tani se-wilayah hamparan, koperasi tani di setiap sentra produksi dan asosiasi komoditi di setiap kawasan andalan agribisnis, merupakan kegiatan prioritas
yang
sangat
penting
dalam
pengembangan
agribisnis. Proses adopsi inovasi, efisiensi proses produksi usaha tani, akses petani pada off-farm hulu dan hilir, serta pengembangan skala usaha
ekonomis
dan
pengembangan
kemitraan
sangat
ditentukan
oleh
kelembagaan petani. Perkembangan kelembagaan petani di Jawa Barat sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut. Tabel 16.
NO 1
Keadaan Perkembangan Kelembagaan Petani di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 KELEMBAGAAN TANI
2 3 4
KELOMPOK TANI - Pemula - lanjut - Madya - Utama PENANGKAR BENIH GAPOKTAN P4S
5 6 7
IKAMAJA UPJA KWT
8
TARUNA TANI
TAHUN 2010 26.591 8.002 11.683 4.330 2.576 270 2.485 70
TAHUN 2011 30.729 11.903 11.124 5.903 1.799 330 4.950
57 200 1133
77 87 337 2422
526
2478
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, 2011
Meningkatnya jumlah kelompok tani maupun gabungan kelompok tani tahun 2011 dikarenakan adanya program dari pemerintah dalam pengembangan usaha agribisnis pedesaan yang dialokasikan ke kelompok tani maupun gabungan kelompok tani di pedesaan sehingga para petani membentuk kelembagaan tani di
LAPORAN TAHUNAN 2011
31
pedesaan. Berkembangnya kelembagaan petani diharapkan dapat mendukung terjadinya akselerasi peningkatan kemampuan petani sebagai pelaku proses produksi agribisnis yang efektif, efisien, berdaya saing dan bernilai tambah tinggi. Terwujudnya petani yang mandiri dan dinamis dengan kelembagaan yang mampu memenuhi 4 syarat utama pelaku proses produksi agribisnis, yaitu kemampuan untuk memenuhi standar permintaan pasar sesuai “kuantitas, kualitas, kontinuitas, dan memiliki daya saing tinggi”.
Oleh karena itu, aspek inventarisasi/identifikasi
merupakan langkah awal untuk pelaksanaan penataan dan pembenahan kelompok tani sehingga langkah penumbuhan, pembinaan, pengembangan dan penguatan kelembagaan petani selanjutnya agar dapat lebih terarah dan terencana. Penyuluh pertanian, sebagai ujung tombak pembangunan pertanian, diharapkan mampu menjadi motivator dan inovator bagi para petani dan kelembagaan tani lainnya dalam melaksanakan pembangunan pertanian. Jumlah penyuluh pertanian di Jawa Barat tahun 2011 sebanyak 2.090 orang (menurun 2,29% bila dibandingkan tahun 2010 sebanyak 2.139), dibantu oleh tenaga harian lepas penyuluh bantu sebanyak 1.737 orang.
5.2. Penyediaan Benih Unggul Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan peningkatan produksi dan nilai tambah proses produksi usaha tani tanaman pangan, unsur teknologi benih unggul bermutu, produsen benih, meliputi Swasta/BUMN dan kelompok tani penangkar benih sangat menentukan. Produsen tersebut secara umum bermitra dengan Balai Pengembangan Benih, dimana benih
sumber
untuk
proses
produksi
penangkaran menjadi benih sebar, berasal dari untuk
Balai Pengembangan Benih, kecuali padi
hibrida,
jagung
hibrida
dan
beberapa jenis benih hortikultura yang berasal dari luar Jawa Barat, sangat sulit untuk dipantau berkaitan dengan sistem usaha/pemasaran benih tatanan/jejaring kesistemannya belum seperti pupuk buatan (an-organik). LAPORAN TAHUNAN 2011
32
Proses produksi benih yang dilaksanakan oleh Balai Lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan, yaitu Balai Pengembangan Benih Padi, Palawija, Hortikultura dan Kentang, adalah sebagai benih sumber dan untuk proses penangkarannya
dilakukan
oleh
produsen
benih
(Swasta/Kelompok
Tani
Penangkar). Adapun benih sumber dan sebar yang mampu dihasilkan oleh Balai Pengembangan Benih pada Tahun 2011, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 17. Data Produksi Benih Yang Dihasilkan Oleh UPTD/Balai Lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
NO
KEGIATAN PERBANYAKAN
1.
BPB Kentang
2.
3.
4
PRODUKSI BENIH SUMBER REALISASI TAHUN 2010
TARGET TAHUN 2011
REALISASI TAHUN 2011
a. G-0
162.905 knol (10 unit)
90.000 knol (6 unit)
142.789 knol (6 unit)
b. G-1
197.347 knol (14 unit)
75.000 knol (5 unit)
75.250 knol (4 unit)
c. G-2
35.832 kg (3 Ha)
25.000 kg (2 Ha)
25.100 kg (2 Ha)
d. G-3
3.450 kg (1 Ha)
10.000 kg (1 Ha)
10.075 kg (1 Ha)
2.003 kg 59.590 kg 696.794 kg
630.000 kg -
598.688 kg -
31.500kg 5.000 kg 9.000 kg 3.200 kg
24.624 kg 13.772 kg 11.999 kg 5.968 kg
24.624 kg 13.772 kg 11.999 kg 5.968 kg
134.000 pohon
45.150 pohon
45.150 pohon
-
260 pohon 80 pohon 803 pohon
260 pohon 80 pohon 803 pohon
-
3 kg 5 kg
3 kg 5 kg
3400 pohon
3400 pohon
BPB Padi i. a. Benih Sumber - BS-FS - FS-SS b.Benih Sebar BPB Palawija a. Kedelai b. Jagung c. Kacang Tanah d. Kacang Hijau BPBHAT a. Buah-buahan (23 jenis) b. Tanaman Hias - Koleksi (18 jenis) - Indoor (2 jenis) - Outdoor Landskap (24 jenis) c. Sayuran - Pemurnian Tomat - Pemurnia cabe d. Tanaman Obat (85 jenis)
Sumber : Balai Pengembangan Benih, Lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
LAPORAN TAHUNAN 2011
33
5.3. Penyediaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Pupuk merupakan sarana produksi pertanian penting dan
strategis
dalam
peningkatan
produksi,
produktivitas, dan mutu hasil pertanian tanaman pangan, sementara produk pangan merupakan bahan pangan pokok masyarakat yang wajib memenuhi standar harga wajar dan terjangkau semua lapisan masyarakat. Oleh karenanya pupuk masih dipandang perlu disubsidi, yang dikukuhkan dengan Peraturan Presiden No. 77 Tahun 2005 tentang pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian sebagai barang dalam pengawasan. Namun demikian, penyediaan, penyaluran dan penggunaan pupuk bersubsidi dihadapkan pada berbagai tantangan antara lain: 1.) Tarik ulur kebijakan subsidi dalam hal lemah anggaran, 2.) Pergeseran keadaan iklim yang tidak mudah diprediksi, 3.) Pola tanam, aneka komoditas dan satuan luas yang beragam, 4.) Bencana alam kebanjiran dan serangan OPT, 5.) Pengelolaan dan status kepemilikan lahan (kurang jelas). 6.) Mekanisme prosedur operasional perencanaan dari tingkat petani (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok/RDKK) yang belum optimal, 7.) Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) belum efektif sekalipun di tingkat petani dan 8.) Respon petani terhadap pupuk memerlukan waktu lama. Pupuk
bersubsidi
sebagai
barang
dalam
pengawasan
mewajibkan
dilaksanakan dengan memperhatikan : a. Prinsip 7 (tujuh) “Tepat” yaitu tepat : mutu, jenis, jumlah, tempat, waktu, harga eceran tertinggi (HET), dan sesuai peruntukkannya. b. Berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang disusun petani
dengan
bimbingan/pengarahan/pembinaan
petugas
lapangan
(PPL/KCD/UPTD) setempat. c. “Dilarang” disalurkan kepada pihak lain bukan (petani) peruntukkannya dengan maksud dan tujuan apapun. d.
Disalurkan / didistribusikan “Harus” sesuai Wilayah Kerjanya
e. Alokasi / kuota kebutuhan pupuk bersubsidi dilaksanakan berdasarkan penetapan permentan, pergub, perbup/perwal melalui forum koordinasi secara LAPORAN TAHUNAN 2011
34
berjenjang menurut lokasi/tempat, jenis, jumlah, harga (HET), peruntukkannya dan waktu setiap bulan untuk selama 1 (satu) tahun berjalan 2010. f.
Realokasi kebutuhan di tingkat lapangan dapat dilaksanakan secara berjenjang melalui forum koordinasi berdasarkan “keadaan yang mendesak” seperti bencana alam, banjir/kekeringan, serangan OPT, anomali iklim, kebijakan program
petani
dengan
menyesuaikan/menyusun
RDKK
yang
diketahui/direkomendasi sesuai kewenangan oleh petugas lapang setempat, kadis teknis pertanian (KP3), Bupati/walikota dan Gubernur untuk diusulkan kepada Kementrian Pertanian. g. Realokasi kebutuhan pupuk bersubsidi dilaksanakan dengan penetapan kembali (Perubahan) permentan pada tahun berjalan dan selanjutnya ditetapkan secara berjenjang dari tingkat Provinsi, Kab/Kota melalui Pergub dan Perbup/Perwal. Adapun kebutuhan dan realisasi penyediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 18. Penyediaan dan Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tahun 2011 di Jawa Barat NO
JENIS PUPUK
ALOKASI PUPUK TAHUN 2011 ALOKASI AWAL PERUBAHAN JUMLAH (PERGUB) ALOKASI ALOKASI
REALISASI PENYALURAN (TON)
% THD ALOKASI
1.
Urea
750.000
-
750.000
722.228
96,30
2.
137.603
-
137.603
139.280
101,22
3.
SP-36/ Superphose ZA
72.000
-
72.000
63.670
88,43
4.
NPK
374.000
-
374.000
258.808
69,20
5.
Organik
61.290
-
61.290
23.959
39,09
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
Penyerapan pupuk organik oleh petani di Jawa Barat ternyata masih sangat rendah. Sampai dengan akhir Desember 2011 penyerapan pupuk organik dari bahan-bahan alami ini baru sebesar 39,09% atau sebesar 23,959 ton dari total 61.290 ton. Sedangkan untuk penyerapan pupuk kimia (urea, SP-36, ZA dan NPK) sudah di atas 50%. Salah satu upaya pemerintah untuk menarik masyarakat tani yaitu dengan menurunkan HET pupuk organik, yang semula Rp. 700,-/kg menjadi Rp.500,-/kg, kenyataannya strategi tersebut belum mampu menarik animo petani untuk menggunakan pupuk organik.
LAPORAN TAHUNAN 2011
35
Selain hal tersebut di atas, rendahnya pupuk organik dikarenakan petani masih memanfaatkan bantuan pupuk organik oleh pemerintah melalui Bantuan Langsung Pupuk (BLP) maupun bantuan lainnya, seperti BLP organik melalui APBD Perubahan Tahun 2011. Hal lainnya yang turut berkontribusi adalah tingkat ketergantungan petani Jawa Barat terhadap pupuk kimia masih cukup tinggi.
5.4. Fasilitasi Pengembangan Alat Mesin Pertanian (Mekanisasi Pertanian) Peningkatan jumlah dan kualitas alat mesin pertanian (mekanisasi pertanian), baik alsintan pra panen, panen dan pasca panen (pengolahan hasil),
merupakan
faktor
penting
dalam
mendukung perkembangan agribisnis karena akan
sangat
tinggi
peranannya
dalam
percepatan/penertiban tata dan pola tanam, peningkatan efisiensi proses produksi, peningkatan kualitas produk sesuai standar mutu permintaan pasar serta mengatasi keterbatasan tenaga kerja manusia pada saat akumulasi kegiatan usaha tani sedang sangat tinggi. Dengan perbaikan hal-hal tersebut tentunya akan sangat efektif bagi upaya peningkatan nilai tambah dan pendapatan usaha tani, baik bagi petani maupun bagi buruh tani. Dalam pengembangan mekanisasi pertanian, sejalan dengan tupoksinya, Bidang Sumber Daya, Bidang Bina Usaha dan Balai Pengembangan Teknologi Mekanisasi Pertanian terus berupaya untuk mengembangkan dan mengoptimalkan pemanfaatan alat mesin yang telah ada, baik yang dikelola oleh UPJA, kelompok tani, koperasi tani, dan perorangan petani/swasta. Disertai dengan pembinaan keterampilan operasional dan perawatan/pemeliharaan petugas/ petani, peningkatan kemampuan manajemen, dan perencanaan usaha pelayanan, serta mobilisasi alat dan tenaga kerja dengan pola kemitraan dengan kelompok tani di setiap sentra produksi berbagai komoditi unggulan.
LAPORAN TAHUNAN 2011
36
Tabel 19. Bantuan Alat Mesin Pertanian Pra Panen Tahun 2011
No.
Kabupaten/Kota
Jumlah Kelompok Tani
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar JUMLAH
31 95 41 44 44 31 35 33 52 37 44 67 36 30 42 25 36 2 5 1 1 1 3 23 4 763
JENIS ALSIN Traktor Roda2 21 75 30 23 28 21 30 28 51 35 34 37 20 13 28 13 19 2 1 1 1 1 1 16 4 533
Pompa Air
APPO
14 46 28 46 35 16 19 8 19 37 12 50 11 28 42 20 28 1 9 0 1 1 4 20 5 500
7 14 17 16 5 19 15 11 18 14 11 18 19 9 18 17 10 1 0 1 0 0 0 9 1 250
Hand Sprayer 42 71 29 68 56 20 6 16 4 58 24 87 18 65 68 28 65 1 17 0 1 1 8 30 3 786
Perbengkelan 14 14 14 14 13 14 16 13 16 14 12 17 14 9 15 12 10 1 1 1 1 1 1 10 3 250
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, 2011
Sampai dengan tahun 2011 Kelompok Usaha Pelayanan Jasa Alsin (UPJA) di 26 kabupaten/kota sudah berkembang sebanyak 337 kelompok. Pengembangan serta penumbuhan usaha pelayanan jasa alsin (UPJA) merupakan salah satu alternatif dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi usaha tani dan memasyarakatkan penggunaan alat mesin pertanian (modernisasi teknologi) di pedesaan, baik berbagai alat mesin pra panen maupun panen dan pasca panen (pengolahan hasil pertanian). Usaha di bidang jasa alsin, selain memerlukan kemampuan manajemen dan kemampuan teknis yang memadai, juga akan berkaitan dengan skala pelayanan jasa optimal bagi setiap jenis alat mesin
LAPORAN TAHUNAN 2011
37
pertanian, sehingga tingkat perkembangannya akan sangat ditentukan oleh tingkat kerjasama petani dalam kelompok atau koperasi tani. Oleh karena itu UPJA sebaiknya dikembangkan sebagai bidang usaha dari lembaga petani yang sudah memiliki maturity kepengurusan dan keanggotaan, serta mampu bermitra dengan pelaku usaha lainnya.
5.5.
Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme
Pengangganggu
Tanaman
(OPT)
utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang Coklat, Tungro, Ulat Grayak, BLB, Walangsangit, Ganjur, dan Blast . Eksplosi serangan OPT tersebut biasanya dipicu oleh oleh faktor cuaca, seperti kondisi curah hujan yang tinggi dan kelembaban tinggi saat pertanaman berada pada fase generatif (pertumbuhan cepat), akan sangat mendorong perkembangan berbagai OPT utama tanaman pangan, sehingga dapat menyebabkan luas dan tingkat serangan yang tinggi. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja pengendalian 9 jenis OPT utama padi, luas serangan tahun 2011 dibanding tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 20. Perkembangan OPT Utama/Penting di Jawa Barat Tahun 2011 No
Jenis OPT
1 2 3 4 5 6 7 8
Tikus (Rattus rattus argentiventer) Penggerek Batang (Scirpophaga sp.) Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) Walang Sangit (Leptocorisa oratorius) Ulat Grayak (Spodoptera sp) Ganjur (Orseolia oryzae) Tungro (Virus) Blas (Pyricularia oryzae) Bakteri Hawar Daun/BLB (Xanthomonas campestris) JUMLAH
9
Luas Serangan (Ha) 2010 2011 46,321 41.930 30,466 37.288 60,165 6.416 5,023 3.909 409 410 633 979 1,654 2.765 4,664 3.639 35.189
37.437
184,523
134.773
Puso 2011 (Ha) 833 10 843 843
Sumber : BPTPH Provinsi Jawa Barat LAPORAN TAHUNAN 2011
38
Pada MH 2010/2011 dan MK 2011, luas serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menurun sebesar 26,96 % dibanding tahun 2010. Serangan OPT yang meningkat terutama pada Penggerek Batang (Scirpophaga sp.), Ganjur (Orseolia oryzae) dan Tungro (Virus) dan sedangkan serangan OPT lainnya mengalami penurunan. Tabel 21. Perbandingan Kumulatif Luas Serangan 9 Jenis OPT Utama Padi di Jawa Barat pada MH. 2010/2011 dan MH 2009/2010
NO 1
2
URAIAN/ INTESITAS
LUAS SERANGAN OPT MH 2010/2011 % Thd Luas Luas (Ha) Tanam
Total Luas Serangan a. Ringan b. Sedang c. Berat d. Puso Tingkat Gangguan (Berat + Puso)
LUAS SERANGAN OPT MH 2009/2010 Luas % Thd Luas (Ha) Tanam
86.132
7,90
62.900
5,97
81.658 2.973 596 905
7,49 0,27a. 0,05 0,08
57.676 3.249 1.038 938
5,47 0,31 0,10 0,09
1.976
0,19
1.501
0,14
Sumber : BPTPH Provinsi Jawa Barat. 2011
Perbandingan luas serangan OPT Musim Hujan (MH) 2010/2011 terhadap presentase luas tanam mengalami peningkatan sebesar 0,85% dari MH. 2009/2010. Sedangkan perbandingan luas serangan OPT Musim Kemarau (MK) 2011 terhadap presentase luas tanam mengalami penurunan sebesar 4,06% dari MK. 2010 terutama luas serangan dengan kategori ringan, sedang, berat dan puso sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 22. Perbandingan Kumulatif Luas Serangan 9 Jenis OPT Utama Padi di Jawa Barat Pada MK. 2011 dan MK 2010 NO URAIAN/INTESITAS 1
2
Total Luas Serangan a. Ringan e. Sedang f. Berat g. Puso Tingkat Gangguan (Berat + Puso)
LUAS SERANGAN OPT LUAS SERANGAN OPT MK. 2011 MK.2010 % Thd Luas Luas % Thd Luas Luas (Ha) Tanam (Ha) Tanam 71.672 8,63 121.623 12,69 68.780 8,28 104.524 10,9 a. 2.072 0,25 8.219 0,86 61 0,01 4.461 0,47 759 0,09 4.419 0,46 820
0,10
8.880
0,93
Sumber : BPTPH Provinsi Jawa Barat LAPORAN TAHUNAN 2011
39
Luas gangguan OPT tahun 2011 menurun drastis dibandingkan dengan tahun 2010 terhadap ketersediaan bahan pangan, terutama padi, tetapi masih cukup aman dikarenakan luas tanam tahun 2011 menurun seluas 2,14 % dari tahun 2010. Menurunnya gangguan OPT tersebut antara lain dikarenakan : adanya pengawalan pertanaman secara ketat dengan melaksanakan pengamanan secara intensif yang dilaksanakan oleh petugas lapangan (POPT, penyuluh, mantri tani dan petani); serta adanya gerakan pengendalian “SPOT STOP” dengan prinsip pengendalian OPT secara terpadu (PHT). Adapun dampak bencana alam (kebanjiran, kekeringan dan longsor) terhadap luas tanam padi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 23.
No 1
2
3
Gangguan Dampak Perubahan Iklim (Kebanjiran, Kekeringan dan Longsor) Terhadap Tanaman Pangan Tahun 2011 Bencana Alam
Kebanjiran a. Terkena b. Puso Kekeringan a. Terkena b. Puso Longsor a. Terkena b. Puso
2010
2011 21.059 5.430
18.829 3.689
2.058 172
49.944 12.783
1.440 830
77 73
Sumber : BPTPH Provinsi Jawa Barat, 2011
Dampak perubahan iklim tahun 2011 secara keseluruhan terjadi kenaikan yang cukup tinggi dibanding tahun 2010 luas terkena sebesar 180,37 % sedangkan luas puso mengalami kenaikan yang cukup tinggi sebesar 157,23 %. Dampak perubahan iklim yang mengalami penurunan terutama yang diakibatkan banjir mencapai 10,59% untuk luas terkena sedangkan untuk yang puso mencapai 32,06%. Longsor mencapai 94,65% untuk luas terkena sedangkan untuk yang puso mencapai 91,20%. Yang mengalami kenaikan sangat tinggi diakibatkan kekeringan mencapai 2.326,82% untuk luas terkena sedangkan untuk yang puso mencapai 7.331,98%. LAPORAN TAHUNAN 2011
40
Dari tabel tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa gangguan OPT tahun 2011 mengalami penurunan sedangkan dampak perubahan iklim mengalami kenaikan yang cukup tinggi diikuti dengan luas tanam tahun 2011 terjadi penurunan. Dengan demikian pengaman produksi pangan khususnya beras cukup terkendali. Untuk mengantisipasi pengendalian organisme OPT utama tanaman padi ke depan, hal-hal yang harus dilakukan antara lain : a.
Melaksanakan pengamatan yang intensif di lokasi tanaman terancam
b.
Pengawalan lapangan melalui pemantauan intensif oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten, petugas lapangan dan petani. Apabila terdapat sumber serangan lakukan langkah pengendalian secara dini.
c.
Penyebarluasan dan pemasyarakatan rekomendasi pengendalian OPT dengan memanfaatkan sarana secara optimal sampai ketingkat kelompok tani.
d.
Meningkatkan motivasi petani dan petugas terkait dalam pengendalian OPT
e.
Melaksanakan bimbingan teknis secara intensif, antara lain melalui gerakan pengendalian OPT pada daerah sumber serangan.
f.
Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait maupun stake holder.
Dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman di Jawa Barat, secara operasional menjadi tugas pokok dan fungsi Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura. Institusi ini didukung oleh sarana-prasarana yang relatif memadai, khususnya tenaga fungsional Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan yang tersebar di 26 kabupaten/kota, Laboratorium Kimia Agro di Lembang Bandung, Laboratorium Lapangan, dan Brigade Proteksi Tanaman (BPT) sebagai pusat gerakkan dan fasilitasi pengendalian OPT di lapangan, yaitu sebanyak 5 BPT di 5 wilayah kerja. Dengan kelengkapan ini, maka langkah antisipasi dapat lebih dioptimalkan. Bahkan dengan dukungan Laboratorium Kimia Agro, analisis unsur kimia, kandungan pestisida, pupuk dan lain-lain dapat diketahui. Untuk Wilayah Kerja Brigade Proteksi Tanaman dapat dilihat pada tabel berikut.
LAPORAN TAHUNAN 2011
41
Tabel 24. Wilayah Kerja BPT Jawa Barat Tahun 2011 No 1 2 3 4 5
BPT II (Bogor) III (Cirebon) IV (Purwakarta) V (Bandung) VI (Ciamis)
KEDUDUKAN Kabupaten Cianjur Kab. Indramayu (Loh Bener) Kab. Subang (Sukasari) Kab. Bandung (Buahbatu) Kabupaten Ciamis
WILAYAH KERJA Kab. Bogor, Kota Bogor, Kab. Sukabumi, Kota Sukabumi, Kota Depok, Kab. Cianjur Kab.Cirebon, Kota Cirebon, Kab. Kuningan, Kab. Majalengka, Kabupaten Indramayu Kab. Subang, Kab. Purwakarta, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Karawang Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar
Sumber : BPTPH Provinsi Jawa Barat, 2010.
5.6.
Pengembangan Pusat Informasi Pasar Dalam
pengembangan
orientasi
petani
sistem
produsen
agribisnis,
telah
dimana
berubah
dari
pemenuhan kebutuhan konsumsi keluarga menjadi pemenuhan permintaan pasar, maka perencanaan proses
produksi
dirancang
berdasarkan
prospek
permintaan pasar/konsumen. Hal ini sangat penting berkaitan dengan penetapan pilihan komoditas, penetapan skala usaha dan jadwal waktu pola produksi (tanam/panen). Untuk mendukung hal tersebut, maka sistem informasi pasar terus ditata dan dikembangkan baik kualitas maupun penyebarannya sampai di masyarakat petani/kelompok tani/koperasi tani. Oleh karena itu maka institusi Pusat Informasi Pasar menjadi bagian yang sangat penting dalam pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Barat. Untuk memonitor perkembangan harga sayuran khususnya di Jawa Barat dilaksanakan oleh Petugas Informasi Pasar (PIP) yang ditempatkan di daerah sentra produksi sayuran. Fungsi merekam terutama memonitor harga sayuran mulai dari tingkat produsen sampai ke Lembaga Tata Niaga selanjutnya, serta membantu petani dalam menentukan komoditas yang akan diusahakan dalam menjaga kontinuitas produksi. Jumlah PIP di Jawa Barat dapat sebanyak 15 orang dapat dilihat pada tabel berikut. LAPORAN TAHUNAN 2011
42
Tabel 25. Lokasi dan Jumlah Petugas Informasi Pasar di Jawa Barat Tahun 2011 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 10. 11.
LOKASI Unit Provinsi Bandung Sub Unit Pasar Indung Gedebage, Kota Bandung Sub Unit Pasar Induk Caringin , Kota Bandung Sub Unit Ciwidey, Kabupaten Bandung Sub Unit Lembang, Kabupaten Bandung Barat Sub Unit Cipanas, Kabupaten Cianjur Sub Unit Cikajang, Kabupaten Garut Sub Unit Maja, Kabupaten Majalengka Sub Unit Panumbangan, Kabupaten Ciamis Agroutlet Pasar Induk Kramat Jati Jumlah
JUMLAH PETUGAS (ORANG) 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 15
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
Tugas Pokok Petugas Informasi Pasar : 1.
Mengumpulkan data harga komoditi di tingkat sentra produksi dan sentra pasar secara harian dari 5 (lima) petani binaan dengan metoda 2 harga ekstrim atas dan bawah di buang sedangkan di tengah di buat rata-rata.
2.
Mencatat dalam buku harian komoditas dan melaporkan ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat sekitar pukul 10.00 pagi melalui alat komunikasi : telepon, faksimili dan SMS.
3.
Melakukan rekapitulasi dan analisa harga komoditas secara mingguan dan melaporkan ke Provinsi secara bulanan serta membuat laporan analisis harga bulanan untuk di laporkan ke provinsi pada akhir tahun.
Tujuan Pelayanan Informasi Pasar : 1.
Menyediakan Informasi Pasar secara akurat, kontinyu.
2.
Meningkatkan daya tawar petani
3.
Membantu penyusunan kebijakan
4.
Meningkatkan arus perdagangan antar daerah.
5.
Perencanaan Usaha Tani
6.
Peningkatan Pendapatan Petani
7.
Peningkatan perekonomian rakyat.
LAPORAN TAHUNAN 2011
43
5.7. Pencapaian Hortikultura
Hasil
Peningkatan
Produksi
Padi,
Palawija
dan
5.7.1. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Komoditi
padi sebagai bahan konsumsi pangan pokok masyarakat, tentunya
telah diletakkan sebagai prioritas dan fokus kegiatan program pada setiap tahunnya. Upaya peningkatan produksi baik secara kuantitas ataupun kualitas, serta efisiensi proses produksi, terus diupayakan peningkatannya dengan sungguh-sungguh, sehingga peningkatan nilai tambah
dan daya saing produk guna meningkatkan
kesejahteraan petani beserta keluarganya terus meningkat. Dengan menggunakan Angka Sementara Dinas tahun 2011, hasil (outcome) dari upaya yang dilaksanakan pada tahun 2011 tersebut, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel pada halaman berikut. Tabel 26. Realisasi Luas Tanam dan Luas Panen Padi di Jawa Barat Berdasarkan Angka Sementara Dinas Tahun 2011 No
Uraian
1
LuasTanam :
Realisasi Tahun 2011
% Target
Realisasi Tahun 2010 (Atap)
% Terhadap Tahun 2010
1.847.555
1.787.346
96,74
2.012.723
88,80
b.Padi Gogo
127.700
119.346
93,46
139.085
85,81
Jumlah Padi
1.975.255
1.906.692
96,53
2.151.808
88,61
1.756.099
1.849.196
105,30
1.904.974
97,07
125.144
115.261
92,10
132.683
86,87
1.881.243
1.964.457
104,42
2.037.657
96,41
a.Padi Sawah
2
Target Tahun 2011
Luas Panen : a.Padi Sawah b.Padi Gogo Jumlah Padi
Sumber : ASEM Dinas Tahun 2011
Realisasi luas tanam padi tahun 2011 baru mencapai 96,53% dari target, namun luas panen sudah melebihi target yaitu sebesar 104,42% sehingga diharapkan mampu meningkatkan produksi padi melebihi sasaran tahun 2011. Bila dibandingkan dengan tahun 2010, luas tanam maupun luas panen padi menurun. Hal iini antara lain dikarenakan alih fungsi lahan seperti pembebasan lahan untuk pembangunan waduk Jati Gede, Bandara Internasional Jawa Barat, jalan tol Cisundawu-Majalengka-Cirebon dan perumahan. Adapun realisasi produksi maupun produktivitas padi tahun 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. LAPORAN TAHUNAN 2011
44
Tabel 27. Realisasi Produktivitas/Produksi Padi di Jawa Barat Berdasarkan Angka Sementara Dinas Tahun 2011 No
Komoditi
1
Produktivitas : a.Padi Sawah (Ku/Ha) b.Padi Gogo (Ku/Ha) Jumlah Padi Produksi : a. Padi Sawah (Ton) b. Padi Gogo (Ton) Jumlah Padi
2
Target 2011
63,50 38,49 61,83 11.150.665 481.626 11.632.291
Realisasi 2011
60,46 39,32 59,22 11.180.597 453.239 11.633.835
% thd Target
Realisasi 2010 (Atap)
% thd Th. 2010
95.21 102,16 95,78
59,17 35,12 57,60
102,18 111,96 102,81
100,27 94,11 100,01
11.271.063 466.007 11.737.070
99,20 97,26 99,12
Sumber : ASEM Dinas Tahun 2011
Sub sektor tanaman pangan, khususnya padi, memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional dan regional serta memberikan andil yang cukup besar, bukan saja terhadap ketahanan pangan juga terhadap perekonomian. Berdasarkan Angka Sementara Dinas tahun 2011, kontribusi padi Jawa Barat Tahun 2011 sebesar 11.633.835 ton GKG atau 0,01% di atas target. Namun bila dibandingkan dengan produksi tahun 2010, yang mencapai 11.737.070 ton, berarti produksi tahun 2011 menurun sebesar 0,88%. Walau demikian, dari segi produktivitas, tahun 2011 mencapai 59,22
ku/ha atau naik bila dibandingkan
dengan tahun 2010 yang hanya mencapai 57,60 ku/ha. Peningkatan produksi padi di Jawa Barat salah satunya didukung oleh peningkatan produktivitas melalui kegiatan sekolah lapangan pertanian tanaman terpadu (SL-PTT) yang sudah dilaksanakan mulai tahun 2008-2011. Dengan terlibat dalam kegiatan SL-PTT, petani dapat belajar langsung di lapangan dalam menerapkan berbagai teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien menurut spesifik lokasi sehingga mampu menghasilkan produktivitas padi tinggi untuk menunjang peningkatan produktivitas dan pendapatan petani secara berkelanjutan. Melalui SL-PTT petani akan mampu mengelola sumberdaya yang tersedia (benih, tanah, air dan sarana produksi lainnya) secara terpadu dalam melakukan budidaya di tanah usahataninya berdasarkan kondisi spesifik lokasi sehingga petani menjadi lebih trampil serta mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka pencapaian sasaran produksi yang ditetapkan. Disamping itu, peningkatan produksi maupun produktivitas juga didukung oleh pengembangan dan peningkatan kuantitas dan kualitas alat mesin pertanian pra-panen, panen dan pasca panen.
LAPORAN TAHUNAN 2011
45
Namun demikian, pengurangan losses saat ini masih lamban. Dengan sistem pengelolaan panen seperti saat ini, dimana budaya tenaga kerja pemanen khususnya di sentra produksi yang belum terorganisir secara baik, seperti sistim ceblokan, dan lainnya, maka berbagai upaya perbaikan dan pengurangan kehilangan hasil sangat sulit, sehingga pengurangan losses ini berjalan cukup lamban. Data perkembangan kehilangan hasil saat panen dan pasca panen pada 10 kabupaten sentra produksi padi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 28. Rekapitulasi Tingkat Kehilangan Hasil Padi di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
No.
Kabupaten
Prosentase Kehilangan Hasil Perontokan Pengeringan Penggilingan
Panen
Jumlah
1.
Cirebon
3.41
3.45
2.32
2.28
11.46
2.
Ciamis
3.13
5.04
2.48
0.98
11.63
3.
Subang
2.66
3.41
5.25
2.23
13.55
4.
Kuningan
2.33
4.64
1.76
1.46
8.57
5.
Bandung
2.38
3.35
3.03
2.42
11.18
6.
Cianjur
2.09
2.47
1.61
2.13
8.30
7.
Bogor
0.47
1.70
9.45
0.98
12.60
8.
Sumedang
1.76
1.87
1.12
1.49
6.24
9.
Indramayu
0.87
2.36
3.60
5.43
12.25
10.
Tasikmalaya
0.7
1.97
4.35
2.68
9.7
11
Bandung Barat
8.85
2.35
1.76
1.93
14.88
12
Purwakarta
2.67
2.49
1.85
0.84
7.85
13
Karawang
1.62
5.23
2.57
1.85
11.27
14
Sukabumi
4.00
3.77
2.21
3.51
13.60
15
Garut
6.66
3.83
2.54
1.84
14.87
16
Majalengka
5.53
3.30
0
0
0
17
Bekasi*
-
-
-
-
-
3.07
3.2
3.06
2.13
11.46
Rerata
Keterangan : * = kabupaten Bekasi tidak melaksanakan Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
Sedangkan perbandingan tingkat kehilangan hasil padi tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
LAPORAN TAHUNAN 2011
46
Tabel 29. Perbandingan Prosentase Komponen Tingkat Kehilangan Hasil Padi di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 dan 2011 No.
Komponen
Komponen Tingkat kehilangan hasil (%) Tahun 2010
Tahun 2011
Naik
Turun
1.
Panen
2.29
3.07
0.78
-
2.
Perontokan
3.06
3.2
0.14
-
3.
Pengeringan
3.31
3.06
4.
Penggilingan
2.39
2.13
-
0.26
Jumlah
11.05
11.46
0.41
-
0.25
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
Dari tabel di atas terlihat bahwa secara umum tingkat kehilangan hasil padi di Jawa Barat naik sebesar 0.41% dari 11.05% pada tahun 2010 menjadi 11.46% di tahun 2011, sedangkan target penurunan kehilangan hasil padi di Jawa Barat diupayakan sekitar 0,5% per tahun. Pada komponen panen terjadi kenaikan 0,78% dari 2,29% pada tahun 2010 menjadi 3.07% pada tahun 2011. Kemudian, pada komponen perontokan terjadi kenaikan 0.14% dari 3,06% pada tahun 2010 menjadi 3.2% pada tahun 2011. Sedangkan pada komponen pengeringan terjadi penurunan 0,25% dari 3,31% pada tahun 2010 menjadi 3,06% pada tahun 2011. Selanjutnya, pada komponen penggilingan terjadi penurunan 0,26% dari 2,39% pada tahun 2010 menjadi 2,13% pada tahun 2011. Adanya kenaikan dan penurunan pada masing-masing dua komponen merupakan fenomena yang menarik. Adanya kenaikan pada komponen panen disebabkan antara lain oleh ketersediaan sabit bergerigi sebagai alat panen utama petani masih terbatas. Petani masih menggunakan sabit biasa, dimana ketika pemanenan berlangsung batang padi agak sukar dipotong sehingga banyak butir padi yang rontok. Kemudian juga masih banyaknya diterapkan sistem pemanenan keroyokan berdasarkan domisili, sehingga pada saat panen banyak rumpun padi yang rebah terinjak sehingga tidak dapat dipanen. Sedangkan pada komponen perontokan kenaikan kehilangan hasil disebabkan sebagian besar petani masih menggunakan alat banting bertirai, sehingga gabah yang tercecer semakin banyak, juga mungkin penggunaan alat perontok pedal dan power thresher yang kurang tepat. Selanjutnya, adanya penurunan pada komponen pengeringan disebabkan karena kesadaran petani menggunakan alas terpal untuk pengeringan gabah juga karena adanya bantuan terpal dari Kementerian Pertanian. Sedangkan penurunan pada komponen penggilingan disebabkan semakin banyak petani yang melakukan penggilingan pada RMU II Phase menggantikan PPK dan RMU I Phase, sehingga butir gabah yang tercecer dan butir beras yang pecah semakin relatif sedikit. LAPORAN TAHUNAN 2011
47
Berdasarkan uraian di atas, maka upaya-upaya yang harus dilaksanakan untuk terus menekan tingkat kehilangan hasil antara lain sebagai berikut : 1.
Pengembangan alsin pasca panen padi yang diarahkan pada alsin tepat guna, sehingga dapat mengurangi tingkat kehilangan hasil, peningkatan mutu hasil, dan nilai tambah.
2.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pengembangan usaha pasca panen dan industri pengolahan hasil
3.
Penyediaan Skim Kredit khusus untuk alsin pasca panen yang bekerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan.
4.
Bantuan alas pengering
(terpal) dan penggilingan padi II Phase harus terus
ditingkatkan secara berkesinambungan. 5.7.2. Pencapaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Palawija Berdasarkan Angka Sementara Dinas Tahun 2011, produksi palawija yang meliputi komoditi jagung, kedele, kacang tanah, kacang hjijau, ketela pohon dan ketela rambat di Jawa Barat baru mencapai 3.538.133 Ton atau masih 13,60% di bawah target. Bila dibandingkan dengan produksi tahun 2010, produksi tahun 2011 juga menurun sebesar 0,2%. Hal tersebut antara lain karena pada tahun 2011, fokus pertanaman diarahkan kepada komoditas padi sehingga untuk komoditas lainnya mengalami penurunan. Luas panen tahun 2011 menurun sebesar 33.317 hektar atau 8,2% dibanding 2010. Penurunan luas panen tahun tersebut dikarenakan banyaknya petani yang melakukan pola tanam Padi-Padi-Padi dibanding Padi-PadiPalawija
Disamping
itu
karena
dampak
perubahan
iklim
yang
kurang
menguntungkan produktivitas palawija, khususnya kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Namun demikian, berkat dukungan teknologi budidaya yang semakin baik, dari segi produktivitas secara keseluruhan sudah mencapai 107,90% dari target dan meningkat sebesar 8,9% bila dibanding tahun 2010 Data perkembangan pencapaian produksi palawija tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel berikut.
LAPORAN TAHUNAN 2011
48
Tabel 30. Realisasi Pencapaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Palawija di Jawa Barat Tahun 2011 No
1
2
3
4
5
6
LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI PALAWIJA Realisasi Target Realisasi % thd Peningkatan dari 2010 2011 2011 Target tahun 2010 (%) (ATAP)
Komoditi
Jagung a. Luas Panen(Ha) b. Hasil (Ku/Ha) c. Produksi (Ton)
153.489 59,97 920.478
147.038 64,22 944.350
95,80 107,09 102,60
153.778 60,08 923.962
95,62 106,89 102,21
Kedelai a. Luas Panen Ha) b. Hasil (Ku/Ha) c. Produksi (Ton)
57.112 15,79 90.208
35.657 15,74 56.140
62,43 99,68 62,23
36.700 15,21 55.823
97,16 103,48 100,56
Kacang Tanah a. Luas Panen(Ha) b. Hasil (Ku/Ha) c. Produksi (Ton)
73.526 15,58 114.558
48.620 15,15 73.673
62,23 97,24 64,31
67.901 14,59 99.058
71,60 103,84 74,37
Kacang Hijau a. Luas Panen Ha) b. Hasil (Ku/Ha) c. Produksi (Ton)
18.651 12,20 22.753
12.506 11,37 14.220
67,05 93,20 62,50
12.866 11,37 14.624
97,20 100,00 97,24
Ketela Pohon a. Luas Panen(Ha) b. Hasil (Ku/Ha) c. Produksi (Ton)
134.578 184,95 2.488.972
101.475 199,42 2.023.573
75,40 105.023 107,82 191,81 81,30 2.014.402
96,62 103,97 100,46
Ketela Rambat a. Luas Panen(Ha) b. Hasil (Ku/Ha) c. Produksi (Ton)
32.403 141,41 458.227
27.728 153,70 426.177
85,57 106,85 93,00
30.073 143,32 430.998
92,20 107,24 98,88
469.759 87,90 4.095.196
373.024 94,85 3.538.133
79,41 406.341 107,90 87,10 86,40 3.538.868
91,80 108,90 99,98
JUMLAH PALAWIJA a. Luas Panen(Ha) b. Hasil (Ku/Ha) c. Produksi (Ton)
Catatan : Angka Sementara Dinas Tahun 2011
Dilihat dari aspek ketahanan, produksi palawija selain sebagai bahan konsumsi manusia, juga memiliki daya dorong yang tinggi bagi pengembangan sub sektor ataupun sektor lainnya, khususnya peternakan, perikanan, industri dan perdagangan. Karena itu perlu terus menumbuhkan dan mengembangkan sentra produksi palawija berskala ekonomis dengan manajemen pengelolaan usaha tani secara kooperatif melalui kelembagaan petani, mulai kelompok tani hamparan, “Kawasan
gapoktan/koptan wilayah hamparan/sentra produksi di
Andalan
Agribisnis Berbagai Komoditi Unggulan Palawija”, seperti 1) Kawasan Andalan Agribisnis
Jagung
yang
meliputi
Kabupaten
Bandung,
Sumedang,
Garut,
Majalengka, Kuningan, Sukabumi, Bogor, Ciamis, dan Tasikmalaya; 2) Kawasan LAPORAN TAHUNAN 2011
49
Andalan Agribisnis Kacang Tanah di Kabupaten Garut, Ciamis, Tasikmalaya, Sumedang, Cianjur, Sukabumi, dan Subang; 3) Kawasan Andalan Agribisnis Ubi Jalar yaitu meliputi Sumedang, Kuningan, Garut, Cianjur, Bogor, Tasikmalaya, dan Ciamis; 4) Kawasan Andalan Agribisnis Kedelai di Kabupaten Ciamis, Garut, Majalengka, Cianjur, dan Karawang; 5) Kawasan Andalan Agribisnis Kacang Hijau di Kabupaten Cirebon, Karawang, Indramayu, Sumedang, Garut, dan Ciamis; serta 6) Kawasan Andalan agribisnis Ketela Pohon di Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Kuningan, Bandung, Cianjur, Sukabumi, Purwakarta, dan Bogor. 5.7.3. Pencapaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Hortikultura Komoditi hortikultura yang menurut Keputusan Mentan meliputi 323 jenis komoditi, baru 83 jenis komoditi diantaranya yang sudah menjadi komoditi yang dibudidayakan oleh masyarakat petani dan terdata statistik pertanian di Jawa Barat, yaitu komoditi sayuran (25 jenis komoditi), buah-buahan ( 26 komoditi), tanaman obat-obatan (15 komoditi ) dan tanaman hias (24 komoditi). Komodoti tersebut telah berkembang sangat pesat sebagai komoditi produktif ekonomis oleh masyarakat di Jawa Barat, bahkan lebih dari 60 jenis komoditi diantaranya telah menjadi peringkat pertama Nasional dalam kontribusinya terhadap peningkatan produksi dan penyediaan
bahan
pangan,
industri,
agrowisata,
serta
asesoris,
termasuk
estetika/keasrian lingkungan. Data perkembangan pencapaian produksi komoditi hortikultura dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 31.
Pencapaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Hortikultura (Sayuran, Buah-buahan, Tanaman Obat, Tanaman Hias) di Jawa Barat Tahun 2011 Berdasarkan Angka Sementara Dinas Tahun 2011
NO
KOMODITI
1
SAYURAN (22 komoditas) Luas panen (Ha) Produktivitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) *) TANAMAN BUAH-BUAHAN (TON) (26 Komoditas) TANAMAN OBAT-OBATAN (TON) TANAMAN HIAS Tangkai (9 Komoditas) Pohon (13 Komoditas)
2 3 4
Rumpun (1 Komoditas) Kg (1 Komoditas)
REALISASI 2011 *)
TARGET 2011
% THD TARGET
REALISASI 2010 (Atap)
% THD TH. 2010
160.674 163,16 2.621.627
180.950 177,13 3.205.082
88.80 92,11 81.79
183.141 138,25 2.532.005
87.73 118,02 103.54
3.794.280
3.317.648
114.37
2.196.742
172.72
91.019
41.592
218.84
64.957
140.12
178.750.943
100.976.985
177.02
103.335.831
172.98
20.731.945
8.096.351
256.06
12.815.823
161.77
1.153.559
836.219
137.94
1.059.136
108.91
148.873
63.470
234.55
212.114
70.19
Catatan : *) Angka Sementara Dinas Tahun 2011 LAPORAN TAHUNAN 2011
50
Berdasarkan angka Sementara Dinas Tahun 2011, produksi tanaman hias (pohon, rumpun, tangkai, kg), tanaman obat-obatan dan buah-buahan sudah melebihi target. Sedangkan untuk produksi sayuran baru mencapai 81.79%. Diharapkan pada akhir tahun 2011, produksi sayuran akan melebihi target juga karena produktivitasnya sudah melampaui target yang ditetapkan. Namun, bila dibandingkan dengan tahun 2010, produksi sayuran, tanaman buah-buahan, tanaman obat dan tanaman hias pohon tahun 2011 meningkat. Hal ini antara lain dikarenakan
agroklimat
yang
mendukung
terhadap
pertumbuhan
tanaman
hortikultura dan harga yang mendukung (khususnya tanaman obat-obatan).
5.8.
Kontribusi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Jawa Barat Dinas Pertanian Tanaman Pangan yang memiliki tugas pokok dan fungsi
melaksanakan pengaturan dan memberikan pelayanan/fasilitasi bagi kelancaran masyarakat petani untuk menyelenggarakan pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Barat, sebenarnya sangat sulit untuk mampu memberikan kontribusinya terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), karena tidak melaksanakan fungsi pendapatan ataupun penjualan barang/jasa. Akan tetapi pada tahun 2011, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat beserta tujuh dari delapan Balai Lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan, yaitu UPTD Balai Pengembangan Benih Padi, Balai Pengembangan Benih Palawija, Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman, Balai Pengembangan Benih Kentang, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih, Balai Pelatihan Pertanian dan Balai Proteksi Tanaman Pangan turut berkontribusi terhadap PAD Jawa Barat melalui kegiatan penjualan hasil produksi, pelayanan umum dan pemakaian kekayaan negara. Perolehan PAD tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
LAPORAN TAHUNAN 2011
51
Tabel 32. Perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 No
Uraian
Target
PAD 2011 Realisasi
%
Realisasi Tahun 2010
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
420.000
420.000
100,00
-
Balai Pengembangan Benih Padi
2.250.700.200
2.274.112.750
101,04
2.139.349.780
3
Balai Pengembangan Benih Palawija
154.788.000
152.954.200
98,82
181.220.000
4
Balai Pengembangan Benih Hortikultura
204.000.000
207.557.775
101,74
185.010.250
5
Balai Pengembangan Benih Kentang
486.408.450
660.120.450
135,71
462.101.844
6
Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
28.171.470
28.242.500
100,25
7.787.500
7
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih
45.605.000
145.957.740
320,05
74.719.535
8
Balai Pelatihan Pertanian
1.620.000
1.950.000
120,37
-
3.171.713.120
3.471.305.415
109,45
3.050.188.909
1 2
Jumlah
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dihasilkan oleh UPTD/Balai Lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 terhadap PAD Jawa Barat sangat membanggakan karena lebih 9,45% di atas target. Bahkan PAD dari BPSB mencapai 320,05% di atas target. Hal tersebut dikarenakan permintaan petani untuk mensertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura cukup tinggi dibanding dengan target tahun 2011, yang berarti tingkat kesadaran dan pengetahuan petani akan pentingnya sertifikasi benih baik untuk jaminan usahatani maupun pengembangan usahatani sudah cukup tinggi.
5.9.
Kontribusi Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Terhadap PDRB Jawa Barat Berdasarkan angka BPS Jawa Barat Tahun 2011 menurut harga berlaku,
pencapaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat Tahun 2011 meningkat sebesar 89.62 % dibanding tahun 2010. Adapun kontribusi sektor pertanian dan sub sektor tanaman pangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
LAPORAN TAHUNAN 2011
52
Tabel 33. Kontribusi Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura PDRB Jawa Barat Tahun 2011 Berdasarkan Harga Berlaku
Nilai PDRB No
Lapangan Usaha
Tahun 2009 (Juta Rupiah)
Tahun 2010 (Juta Rupiah)
Tahun 2011 (Juta Rupiah)
Pertanian
85.149.263
97.194.393
Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan
60.571.646
2
Pertambangan dan penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Distribusi ( %) 2010
2011 *)
103.131.444
12.59%
11.98%
71.150.089
75.707.280
9.22%
8.79%
13.278.186
15.546.259
17.362.819
2.01%
2.02%
281.275.082
291.688.080
319.983.632
37.80%
37.16%
Listrik, Gas, Air Bersih
19.549.186
21.294.460
21.943.285
2.76%
2.55%
5
Bangunan/Konstruksi
21.596.583
29.047.786
34.358.935
3.76%
3.99%
6
Perdagangan, Hotel, Restoran
149.056.003
172.713.197
194.431.786
22.38%
22.58%
7
Pengangkutan/ Komunikasi
41.820.990
54.635.684
66.336.491
7.08%
7.70%
8
Keuangan, Sewa, Jasa Usaha
18.802.857
21.155.315
24.479.916
2.74%
2.84%
9
Jasa-Jasa lainnya JAWA BARAT +Minyak dan Gas
56.686.561 658.040.584 689.841.314
68.318.686 738.590.405 771.593.860
78.978.039 824.086.278 861.006.348
8.85%
9.17%
1
Sumber: BPS, Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2011 *) Angka Sementara BPS
Pencapaian PDRB sektor pertanian tahun 2011 sebesar Rp. 103,131 Trilyun dari Total PDRB Jawa Barat sebesar Rp. 861,006 trilyun , berarti kontribusi sektor pertanian mencapai 11.98 % dari total PDRB Jawa Barat. Sedangkan Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura (Tabama), mencapai sebesar Rp. 75,707 Trilyun atau 73.40 % dari sektor pertanian atau sekitar 8,79% dari Total PDRB Jawa Barat. Dilihat dari nilai PRDB-nya secara keseluruhan dari tahun 2010 ke 2011 terdapat kenaikan angka yang siginifikan, namun dalam prosentasenya mengalami penurunan sebesar 0.61%. Hal ini berarti pertumbuhan sektor lain lebih pesat sehingga memberikan kontribusi PDRB yang lebih tinggi dibanding sektor pertanian. Dengan pencapaian konstribusi PDRB tersebut, berarti menunjukkan bahwa potensi kelimpahan sumber daya pertanian yang tersedia dengan keunggulan komparatif dan memiliki peluang menjadi berkeunggulan kompetitif yang tinggi, masih LAPORAN TAHUNAN 2011
53
memerlukan akselerasi dalam peningkatan dan pengembangannya. Namun dengan memperhatikan perhitungan yang baru terbatas pada nilai produk primer dan masih banyaknya komoditi yang bernilai ekonomis dan sudah biasa dibudidayakan oleh masyarakat yang belum diperhitungkan, maka sebenarnya konstribusi sub sektor pertanian tanaman pangan dapat jauh lebih tinggi. Apalagi kalau memperhatikan nilai tambah yang mampu diberikan oleh sub sektor pertanian, dimana kesemuanya merupakan sumber nilai tambah bagi sektor lainnya, seperti sektor industri, perdagangan, pariwisata, dan lain sebagainya. Oleh karena itu dapat diyakini bahwa sub sektor pertanian sebenarnya sangat fundamental untuk mendorong terciptanya akselerasi laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat ke depan.
5.10. Pengembangan Sentra Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dalam upaya pengembangan sistem agribisnis tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Barat, guna mendukung akselerasi peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemecahan masalah utama yang dihadapi, yaitu kemiskinan, pengangguran, dan rendahnya daya saing produk di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, pembenahan dan pemantapan jejaring kesisteman mulai hulu, on-farm dan hilir, perlu memperhatikan kondisi existing yang akan menjadi pusat pertumbuhan agribisnis. Aspek skala usaha, merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Efektivitas dan efisiensi proses produksi agribisnis setiap komoditi unggulan, akan menjadi prasarat dalam pengembangan suatu sistem produksi yang bernilai tambah dan berdaya saing tinggi. Melalui pendekatan ini, diharapkan modernisasi melalui rancang bangun wilayah dan perekayasaan teknologi, sosial dan ekonomi dapat ditumbuh-kembangkan. Oleh karena itu sentra produksi, menjadi prioritas dalam penumbuhan dan pengembangannya untuk setiap komoditi unggulan prioritas program.
LAPORAN TAHUNAN 2011
54
Tabel 34. Sentra Produksi Padi dan Palawija di Jawa Barat Tahun 2011 No 1
Komoditas 2
1.
PADI SAWAH
Kabupaten 3
Luas (Ha) 4
Bekasi
101,349
Karawang
196,299
Subang
179.023
Bogor
86.821
Sukabumi
115.916
Cianjur
128.654
Bandung
71.757
Sumedang
75,588
Garut
131,339
Tasikmalaya
134.865
Ciamis
119,041
Cirebon
91,321
Kecamatan Utama 5 Tambelang, Sukawangi, Karang Bahagia, Sukakarya, Pebayuran, Cabangbungin, Sukatani Tirtajaya, Cilayama Kulon, Tempuran, Pedes, Cilebar Patokbeusi, Pusakanagara, Sukasari, Legonkulon , Pusakajaya, Pamanukan , Binong , Ciasem Pamijahan, Leuwiliang, Sukamakmur, Cariu, Rumpin, Cigudeg, Jasinga Tenjo,, Cibungbulang, Cogombong, , Sukajaya, Nanggung, Parungpanjang,, Ciampoea, Tenjolaya, Caringin, Leuwisadeng, Ciawi, Darmaga, Cijeruk, Tamansari, Cileungsi, Kalapa Nunggal, Ciomas, Tanjungsari, Jasinga Ciemas, Cikembar, Gegerbintung, Curug, Pelabuhanratu, Tegalbuleud, Ciracap, Pabuaran, Kembar, Cidahu, Ciranjang, Haurwangi, Bojongpicung, Karang Tengah, Sukaluyu Soreang, Bojongsoang, Banjaran, Ibun, Pameungpeuk, Majalaya, Baleendah, Baleendah, Anjarsari, Solokanjeruk,Pacet, Rancaekek , Cangkuang, Kutawaringin, Cicalengka, Nagreg, Pasirjambu, Ciwidey, Cikancung, , Katapang, Ciparay, Cimaung Conggeang, Buahdua, Darmaraja, Ujungjaya Banyuresmi, Limbangan, Kadungora, Tarogong Padakembang, Singaparna, Cigalontang, Ciawi, Leuwisari, Sukarame, Sukaraja, Tanjungjaya, Mangunreja, Sariwangi, Sukaratu, Salaawu, Mangunjaya, Padaherang, Panawangan, Banjarsari, Lakbok, Pamarican, Purwadadi Kapetakan, Panguragan, Ciwaringin, Kaliwedi, Susukan, Gegesik
LAPORAN TAHUNAN 2011
55
No 1
Komoditas 2
Kabupaten 3 Kuningan Majalengka
2.
Padi Ladang
Luas (Ha) 4 62,656 100,627
Bandung Barat
35.513
Kota Sukabumi
1.710
Kota Tasik Purwakarta Kota Banjar
14.146 35.010 7.015
Indramayu
227.232
Bogor
2.368
Sukabumi
13.632
Cianjur
11.898
Kecamatan Utama 5 Ciawigebang, Luragung, Cibingbing, Lebakwangi, Subang Sumberjaya, Majalengka, Sukahaji, Maja, Panyingkiran, Jatiwangi, Rajagaluh, Kadipaten, Jatitujuh, Kertajati, Dawuan, Kertajati, Ligung, Jatitujuh, Palasah Rongga, Gununghalu, Cihampelas, Cipongkor, Batujajar, Cipeundeuy Cipatat, Ngamprah, Cikalongwetan, Ujungberung, Gede Bage, Panyilekan, Buah Batu, Bandung Kidul, Cinambo, Kiaracondong, Cibiru Cibeureum Pasawahan, Purwakarta Langensari Purwaharja, Pataruman, Banjar Haurgeulis, Cikedung, Gantar, Kroya, Gabuswetan, Tukdana, Sukagumiwang, Lelea, Bangodua, Patro, Terisi, Sukra, Widasari, Kertasmaya, Karangampel, Kedokan Bunder, Balongan, Pasekan, Sindang, Indramayu, Cantigi, Balongan, Loh Bener, Kandanghaur, Juntinyuat, Arahan, Krangkeng, Sliyeg, Jatibarang, Losarang, Bongas, Anjatan Tenjo, Jasinga, Kalapa Nunggal, Sukamakmur, Tanjung Sari, Jonggol, Cariu, Cigombong, Caringin, Sukajaya, Parung Panjang Ciemas, Kalibunder, Tegalbuleud, Sagaranten, Jampang Tengah
Kuningan Cirebon
2.645 422
Cikalong Kulon, Sukanagara, Takokak, Campaka, Pagelaran, Tanggeung, Kadupandak, Sindangbarang, Agrabinta, Cibinong, Cidaun, Naringgul, Campaka, Mulya, Cikadu, Cijati, Leles, Pasir Kuda Ngareg, Pacet, Cikancung, Arjasari, Cimaung, Kutawaringin Caringin, Talegong, Pameungpeuk, Bungbulang, Mekarmukti, Pakenjeng, Pamulihan, Cikelet, Cibalong, Cihurip, Cisompet, Singajaya, Malangbong, Peundeuy, Banjarwangi, Sukaresmi, Karangpawitan, Samarang, Sucinaraja, Cilawu, Cisurupan, Pasirwangi, Garut Kota, Pangatikan, Karangtengah, Leles, Banyuresmi, Kadungora, Selaawi Cipatujah, Cikalong, Karangnunggal, Pancatengah, Kadipaten, Cigalontang Sukadana, Tambaksari, Sukamantri, Rancah, Panumbangan, Jati Nagara Hantara, Cilebak, Ciniru, JaparaSubang Pasaleman, Waled, Gempol
Majalengka
1.534
Kertajati, Lemahsugih, Majalengka
Bandung Garut
Tasikmalaya Ciamis
9.365 26.996
8.357 866
LAPORAN TAHUNAN 2011
56
No 1
Komoditas 2
Kabupaten 3 Sumedang
7.662
Indramayu
12.610
JAGUNG
Purwakarta
4.232
Cibatu, Sukatani, Wanayasa, Bungursari, Darangdan
Karawang
2.403
Pangkalan, Tegalwaru, Klari, Ciampel, Telukjambe Barat
Sukabumi
144 13.003
7.770
Bandung
12.709
Garut
62.349
Tasikmalaya
9.697
Ciamis
8.544
Kuningan
3.199
Majalengka
16.838
Sumedang Indramayu
15.271 233
Setu Cidadap, Jp. Tengah, Curug Kembar, Sagaranten, Tegalbuleud, Ciemas, Surade, Lengkong, Warung Kiara Mande, Sukanagara, Cibinong, Cidaun, Cikadu Cilengkrang, Cileunyi, Cicalengka, Cikancung, Paseh, Ciparay, Arjasari, Cimaung, Pangalengan Talegong, Pamulihan, Cikelet, Cibalong, Cikajang, Cilawu, Bayongbong, Karangpawitan, Wanaraja, Sukawening, Banyuresmi, Leuwigoong, Kadungora, Limbangan Kadipaten, Panca Tengah, Cipatujah, Karangnunggal, Cipatujah, Cineam, Sodonghilir, Cigalontang Panumbangan, Tambaksari, Sukadana, Jatinagara, Panjalu, Sukamantri, Rajadesa, Cipaku Darma, Cibingbin, Cigugur, Cimahi, Cibeureum Maja, Bantarujeg, Banjaran, Talaga, Majalengka, Argapura, Lemahsugih Cibugel, Cimanggung, Wado Kroya, Krangkeng, Sindang, Sukra, Patrol
Subang
2.681
Dawuan, Kalijati, Purwadadi, Sagalaherang, Cibogo
Purwakarta Karawang
4.596 1.546
Bungursari, Pasawan, Tegalwaru Pangkalan, Tegalwaru, Telukjambe Barat , Klari,
Bandung Barat
8.109
Gununghalu, Sindangkerta, Batujajar, Cililin, Cihampelas, Cipongkor, Cipatat, Lembang, Cisarua, Cikalongwetan, Cipeundeuy
Garut KEDELAI
Gantar, Kroya, Gabuswetan, Cikedung, Terisi Cibogo, Sagala Herang, Kalijati. Dawuan, Cipeundeuy
Kta Sukabumi Kota Banjar
K
Tomo, Jatigede, Cibugel, Ujungjaya
1.096
Cianjur
4.
Kecamatan Utama 5
Subang
Bekasi 3
Luas (Ha) 4
67 667
7.244
Warudoyong, Cibeureum, Lembursitu Langensari, Purwaharja, Pataruman, Banjar Karang Tengah, Karang Pawitan, Wanaraja, Banyuresmi LAPORAN TAHUNAN 2011
57
No 1
5
6
7
8
9
Komoditas 2
KACANG TANAH
KACANG HIJAU
KETELA POHON/ UBI KAYU
KETELA RAMBAT/ UBI JALAR
KACANG TANAH
Kabupaten 3
Luas (Ha) 4
Cianjur Indramayu Sumedang
6.533 2.779 2.750
Ciamis
2.220
Tasikmalaya
1.744
Majalengka Sukabumi
1.604 1.571
Garut
18.828
Cianjur Sukabumi Tasikmalaya Sumedang
12.290 7.045 4.936 4.801
Cirebon Garut
1.984 2.058
Sumedang Majalengka
1.439 1.266
Garut Tasikmalaya Bandung Bogor Sumedang Purwakarta Ciamis Cianjur Sukabumi Kuningan Subang
23.940 18.630 8.456 9.323 5.720 3.991 5.820 7.533 7.504 3.390 3.754
Majalengka
5.672
Kuningan Garut Bogor Bandung Tasikmalaya Cianjur
5.890 5.844 3.979 2.594 2.121 1.876
Tasikmalaya
Kecamatan Utama 5 Ciranjang, Bojong Picung, Leles Gantar, Triti Ujung Jaya, Tanjungkerta, Surian, Tomo, Sumedang Utara Banjarsari, Padaherang, Pamarican, Lakbok Panca Tengah, Salopa, Jatiwaras, Sodonghilir, Jamanis, Ciawi Jatiwangi, Dawuan, Majalengka Jampangkulon, Sagaranten Surade, Tegalbuleud, Cibitung Bungbulang, Caringin, Pakenjeng, Cibalong Cidaun, Cidolog, Surade Cidolog, Surade, Ciracap, Pabuaran Cisitu, Situraja, Cimalaka
JatiGede,
Darmaraja,
Susukan, Waled Pameungpeuk, Bungbulang, Cibalong, Cikelet, Ujungjaya, Tomo Bunga Dua, Kerta Maja Bungbulang, Pakenjeng Tamansari, Kawalu, Cibeureum Soreang, Cikancung , Nagreg, Cipatat Leuwiliang, Cibungbulang Buahdua, Jatigede Wanajaya, Campaka Parigi, Batu Karas Bojong Picung, Mande Jmpng Kulon, Jampang Tengah, Cibadak Ciniru, Darma Tanjungsiang, Sagala Herang, Serang Panjang, Pabuaran Talaga, Banjaran, Cikijing, Cingambul, Lemah Sugih Cilimus, Jalaksana, Darma Cilawu, Bayongbong, Banjarwangi Ciampea, Leuwiliang Cipatujah, Cibalong Bojong Picung, Rende Karangnunggal, Cikalong, Salopa, Cineam, Rajapolah, Parung Ponteg
Sumber : Bidang Produksi Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
LAPORAN TAHUNAN 2011
58
Tabel 35. Sentra Produksi Sayuran Unggulan di Jawa Barat Tahun 2011 NO 1
KOMODITAS BAWANG MERAH
Pengembangan :
KABUPATEN Majalengka Cirebon Kuningan Bandung Indramayu Sumedang Sukabumi Ciamis Garut Bandung Tasikmalaya Majalengka Sumedang
Argapura Gebang, Pabedilan, Losari Kramat Mulya, Garawangi Pacet Sliyeg, Losari Ujung Jaya Ciracap, SImpenan Sukamantri Pasirwangi Pangalengan Cisayong, Sukaratu Argapura, Banjaran Tanjungsari
KENTANG
Majalengka
Argapura
Bandung Garut
Pangalengan Cikajang, Cigedug
Sukabumi
Gegerbitung, Sukamaju
Majalengka
Lemahsugih, Malausma, Talaga
Bandung Barat Bandung Garut Cianjur
Lembang Pangalengan Cisurupan Pacet, Cipanas, Takokak, Sukanaga
Majalengka Karawang Purwakarta Subang Cirebon Indramayu Bandung Cianjur Cianjur Bandung Garut
Banjaran, Talaga Cilamaya Campaka Kec. Patokbeusi Pabedilan Sukra Bandung Barat Karang Tergas, Ciranjang Takokak, Sukanegara, Gekbrong, Pacet Pangalengan Cikajang, Cisurupan
Bandung Barat
Lembang
Sukabumi
Gegerbitung, Sukalarang, Sukabumi
Pengembangan : 2
3
CABE MERAH BESAR
Pengembangan
4
KUBIS
Pengembangan 5
JAMUR MERANG
Pengembangan 6
TOMAT
Pengembangan :
KECAMATAN UTAMA
Sumber : Bidang Produksi Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 LAPORAN TAHUNAN 2011
59
Tabel 36. Sentra Produksi Buah-Buahan Unggulan di Jawa Barat Tahun 2012
No
1
2
Komoditas
Mangga
Manggis
Kabupaten
Kecamatan Utama
Indramayu
Sliyeg
Majalengka
Sindangwangi, Penyingkiran, Sukahaji, Kertajati, Majalengka
Cirebon
Sedong, Greged, Astana Japura, Lemahabang,Susukan Lebak, Duku Puntang
Sumedang
Tomo
Tasikmalaya
Puspahiang, Salawu, Sodong hilir, Tanjungjaya, Jatiwaras
Bogor
Leuwiliang, Nanggung, Leuwisadeng
Purwakarta
Wanayasa, Kiarapedes
Sukabumi
Cicantayan, Cikembar, Curug Kembar
Subang
Tanjungsiang, Cisalak
Serangpanjang,
3.
Sawo
Sumedang
Situraja
4
Rambutan
Subang
Kalijati, Purwadadi, Cipeundeuy
Kuningan
Lur Agung
Kota Banjar
Pataruman
Ciamis
Cijeunjing
Cianjur
Cugenang, Sukaresmi, Gekbrong
5
Pisang
Jalancagak,
LAPORAN TAHUNAN 2011
60
No
6
7.
Komoditas
Durian
Alpukat
Kabupaten
Kecamatan Utama
Majalengka
Sukahaji
Subang
Jalancagak
Garut
Sukaresmi, Cigedug, Cikajang, Bayongbong
Bandung Barat
Lembang
8
Pepaya
Karawang
Majalaya, Klari, Kutawaluya
9.
Nenas
Subang
Jalancagak, Cijambe
10.
Stroberi
Bandung
Rancabali
Garut
Malangbong
Majalengka
Panyingkiran
Depok
Sawangan, Pancoran Mas,
Garut
Samarang, Cibiuk
Majalengka
Sukahaji
Sumedang
Cisarua
11.
12.
Jambu Biji
Jeruk
13.
Belimbing
Kota Depok
Pancoran, Pancoran Mas, Sawangan
14.
Salak
Sumedang
Paseh
Sumber : Bidang Produksi Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
LAPORAN TAHUNAN 2011
61
Tabel 37. Sentra Produksi Tanaman Hias Unggulan di Jawa Barat Tahun 2012 NO 1
KOMODITAS ANGGREK
KABUPATEN/ KOTA Kota Bandung
Kota Depok Cianjur Bogor 2
KRISAN
Bandung Barat
KECAMATAN UTAMA Sukasari, Cidadap, Cibeunying Kaler, Kiaracondong, Arcamanik, Antapani, Mandalajati, Ujungberung, Panyileukan, Cibiru, Rancasari, Gedebage Sawangan, Pancoran Mas, Sukmajaya, Cimanggis, Limo, Beji Cugenang, Pacet Parung, Cisarua, Ciawi, Megamendung, Babakab Madang, Gunung Sindur Lembang, Parongpong, Cisarua, Ngamprah, Cikalong Wetan
Cianjur
Sukaresmi,Pacet, Cugenang, Cipanas, Cisarua
Sukabumi Bogor Bogor Kabupaten Sukabumi
3
SEDAP MALAM
4
GERBERA
Bandung Barat Cianjur
Sukaraja, Sukabumi, Cidahu, Cidampit Cisarua Cisarua Sukalarang,Sukabumi, Kadudampit, Cidahu Parompong, Lembang, Cisarua Sukaresmi, Cugenang, CIpanas
5
MELATI
Bogor Cirebon Kota Cirebon
Cisarua, Mega Mendung Panguragan Lemah Wungkup dan kesambbi
6
PHYLODENDRON
Kota Bekasi Bandung Barat Sukabumi
7
DRACAENA
Jati Asih Lembang, Parongpong, Cisarua Sukalarang, Sukabumi, Kadudampit, Cidahu Cisarua, Ciawi, Megamendung Cisarua, Parung, Ciawi, Megamendung, Babakan Madang, Gunung Sindur Cidahu, Sukalarang, Sukabumi, Kadudampit Cisarua, Ciawi, Megamendung Sukaresmi, Pacet, Cugenang, Cipanas,Cisarua Sukalarang, Sukabumi, Kadudampit, Cidahu Parompong, Lembang, Cisarua Cipanas, Sukaresmi, Cugenang
Bogor Bogor Sukabumi
8
CORDYLINE
Bogor Cianjur Sukabumi
9
MAWAR
Bandung Barat Cianjur
Sumber : Bidang Produksi Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
LAPORAN TAHUNAN 2011
62
5.11.
Pengembangan UPHP Pengembangan Unit Pengolahan Hasil Pertanian (UPHP) di Jawa Barat,
dikelola oleh kelompok tani dalam mengolah hasil pertaniannya, sehingga memperoleh nilai tambah. Penumbuhan UPHP di Jawa Barat dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 38. Penumbuhan Unit Pengolahan Hasil di Jawa Barat Sampai Dengan Tahun 2011
No. 1.
2.
3.
4.
Kelompok Usaha Pengolahan Kabupaten Ciamis
Kabupaten Sumedang
Kabupaten Garut
Kabupaten Sukabumi
Alamat Kelompok Tani
Desa
Kecamatan
Jenis Olahan
Taufik Harapan Mukti
Panumbangan
Sukakerta
Pakan Ternak
KWT Tunas Harapan
Cilengcir
Rancah
Pengolahan Pisang
Gapoktan Nusasari
Kawalimukti
Kawali
Cabe Merah
Gapoktan Mekarsari
Cimari
Cikoneng
Cabe Merah
Gapoktan Karangsari
Cibereum
Sukamantri
Cabe Merah
Gapoktan Mekarjaya
Sukamaju
Cihaurbeuti
Cabe Merah
Binangkit
Tanjungkerta
Cipanas
- Kripik Pisang - Singkong
KWT Nusa Indah
Tanjungsari
Cilembu
- Kripik Singkong - Sale Pisang - Tape Singkong
Mekar Saluyu
Conggeang Wetan
Conggeang
Kripik Pisang
Mahromah
Cilawu
Dayeuh manggung
- Emping Jagung - Barondong Jgung - Kripik Pisang - Kripik Singkong
STA
Bayongbong
Karyajaya
Saus Tomat
Mekar Asih
Caringin
Purbayani
Kacang Tanah
Pangauban
Surade
Jagamukti
Tahu
Sugih Mukti
Nyalindung
Cisitu
Kacang Tanah
Sylvi
Sukaraja
Margaluyu
Saus Cabe
Itikurih
Sukaraja
Langensari
Tanaman Hias
SBC
Cirenghas
Tegal Panjang
Lantak Pisang
KPK Pisang
Cirenghas
Limbangan
Sale Pisang
Sinar Pelangi
Sukabumi
Sindangjaya Girang
Tanaman Hias
LAPORAN TAHUNAN 2011
63
No. 5.
6. 7.
8.
9.
10.
Kelompok Usaha Pengolahan
Alamat Kelompok Tani
Desa
Jenis Olahan
Kecamatan
Kabupaten Karawang
Dewi Sri
Rawamerta
Mekarjaya
Beras
Kuba HDK Dulur
Cilamaya
Tegalsari
Indramayu Kabupaten Majalengka
Tani Kita Asri Rahayu
Widasari Majalengka
Kalensari Cijati
KWT Kenanga
Majalengka
Cicurug
Binangkit
Manonjaya
Manonjaya
Anggrek Karya Mekar Sumber Rejeki
Jatiwarna Cigalontang Cipatujah
Neglasari Tenjonagari Sindangkerta
Sawargi
Singaparna
Singaparna
Pelita Kartini
Salawu
Tenjo waringin
Mustika Tunas Mekar
Manonjaya Pacet
Margaluyu Cipendawa
Sejahtera Jayapura Sejahtera
Cugenang Cidaun Padaluyu
Cisurumput Jayapura Cugenang
Serba Pisang
Mekargalih
Cikalongkulon
Mekar Mukti
Rancabali
Alam Endah
Sedap Wangi
Pacet
Maruyung
Yuribery
Rancabali
Alam Endah
- Kripik Jamur - Jamur Segar Beras - Kripik Pisang - Kripik Singkong - Kripik Mangga - Dodol Mangga - Dodol Sirsak - Kripik Pisang - Emping Jagung - Kue jahe - Sale Pisang - Kripik Pisang - Kripik Singkong Kripik Pisang Kacang Tanah - Kripik Pisang - Kripik Singkong - Kripik Sukun - Sale Pisang - Sale Pisang - Sale Singkong - Kripik Singkong - Kripik Pisang - Kripik Singkong - Saus Tomat - Pasta Tomat Kripik Pisang Kacang Asin - Keripik - Sale Pisang - Keripik - Sale Pisang - Strawberry Segar - Jus Strawberry - Bawang Goreng - Jus Strawberry
Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Cianjur
Kabupaten Bandung
-
11.
12.
Kabupaten Kuningan
Kabupaten Subang
KWT Dayang Sumbi Mekar Mulya Asosiasi Ubi jalar
Cilengkrang Tn Bakti Mulya Cilimus
Cipanjalu Pangalengan Bandarosa
Sari Indah
Pancalang
Sejahtera Taya S Mekar Jaya
Pancalang Pabuaran Jalan cagak
Sindang Kempeng Palalayan Salam Jaya Tambak mekar
Buniara Sari
Tanjungsiang
Buniara
Dodol Strawberry Sirop Strawberry Jam Strawberry
- Kripik Pisang Tomat - Pasta Ubi Jalar - Chip Ubi Jalar Kripik Keremes Kacang tanah - Dodol Nanas - Kripik Nanas Aneka Kripik dan
LAPORAN TAHUNAN 2011
64
No.
Kelompok Usaha Pengolahan
Alamat Kelompok Tani
Desa
Kecamatan
Jenis Olahan Makanan.
13.
14. 15. 16.
17.
Kabupaten Purwakarta
Kabupaten Bekasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Bogor
Kabupaten Bandung Barat
Garuda Asgar
Sagala Herang
Itikurih
Cisalak
Nusaindah Jaya Mekar Sembung I Jaya Mandiri
Sukatani Sukatani Sukatani Wanayasa
Cianting Sukajaya Sukajaya Taringgul Tengah
Mustika Tani Simping Empat Sembilan Buni Ayu
Wanayasa Wanayasa
Simpang Legok Huni
Sukatani
Sukarukun
Sumber Jaya Sukamulya Mekar Jaya
Waled Sedong Cijeruk
Ambit Sedong Lor Cipelang
Sumber Sari
Ciomas
Pagelaran
Harapan Makmur
Batulayang
Cililin Bunujaya Cipatat
Aneka Kripik Aneka Makanan Ringan Kripik Singkong Kripik Singkong Kripik Singkong Kripik Pisang, Singkong, Talas dan gadung Beras Organik Aneka Makanan dan Minuman Dodol Ketan Bawang Goreng Kripik Mangga - Jus Nenas - Jam Nenas - Kripik Singkong - Kripik Pisang Cabe
Tri Mukti Mandiri
Rajamandala Kulon Wangunharja
Mulya Tani
Cikole
Lembang
Cabe - Cabe - Tomat - Cabe - Tomat Tomat
Berkah Sadaya
Mandalajati
Cicadas
Aneka Kripik
19.
Kota Bandung Kota Cirebon
Karang melati
Sunirajagi
Kesambi
Minyak Melati
20.
Kota Bogor
Turi
Sukaresmi
Tanah Sareal
21.
Kota Depok
Babakan Agro
Sawangan Baru
Sawangan
22.
Kota Sukabumi
Idaman Subur Tani
Lembur Situ Lembur Situ
Lembur Situ Lembur Situ
- Jus Jambu - Jus Belimbing - Jus Nenas - Jus Jambu - Jus Belimbing - Jus Nenas Kripik Pisang Kripik Pisang
23.
Kota Banjar
Sindang Bagja I
Mulyasari
Pataruman
Margaluyu
Sukamukti
Sukaharja
- Sale Pisang - Tepung Pisang Kripik Buah
18.
Rikrik Gemi Wargi Saluyu
SagalaHerang Kidul Cisalak
Lembang
24.
Kota Tasikmalaya
AIKMA Sinar Tani Gunung Tanggung
Kahuripan Indihiang Cipedes
Karangjaya Indihiang Cihideung
Tepung Kedelai Kripik Buah Sale pisang
25. 26.
Kota Bekasi Kota Cimahi
Aneka Rasa Mustika Sari
Jati Rahayu Cigugur Tengah
Pondok Gede Cimahi Tengah
Kripik Singkong Compring
Sumber : Bidang Produksi Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
LAPORAN TAHUNAN 2011
65
Dari Tabel di atas, terlihat sebagian besar para pelaku Unit Pengolahan Hasil (UPH) dari 17 Kabupaten dan 9 Kota di Jawa Barat, mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi atau ½ jadi. Dengan demikian fasilitasi bantuan peralatan pasca panen
pengolahan perlu ditingkatkan agar kelompok dapat meningkatkan nilai
tambah. Demikian juga, kualitas sumber daya manusia (pelakunya) perlu ada pembinaan yang kontinyu baik melalui pelatihan/pertemuan maupun monitoring langsung ke lapangan, terutama menyangkut aspek penanganan pengolahan yang baik (good manufacturing practices), tata cara pengolahan (standar operasional prosedur) untuk meningkatkan higienitas produk olahannya.
5.12. Perkembangan Harga Rata-Rata Komoditas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura di Jawa Barat Tahun 2011 Perkembangan harga rata-rata komoditas pertanian tanaman pangan dan hortikultura (padi, palawija, sayuran dan buah-buahan) di Jawa Barat dapat dilihat dengan membandingkan harga tahun sebelumnya atau dengan melihat harga dari sentra produksi dan pasar induk yang ada di Jawa Barat. Perkembangan harga tiap komoditas tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 39. Perkembangan Harga Rata-Rata Padi/Gabah di Jawa Barat Tahun 2011 NO
1 2 3 4
KOMODITAS PADI/GABAH Gabah Kering Panen (GKP) GKS GKG Beras*
RATA –RATA HARGA (Rp/Kg) 2009
2010
2011
2.425 2.711 2.880 5.042
2.469 2.804 2.969 5.298
3.021 3.542 3.642 5.994
Sumber : Bidang Bina Usaha, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 Keterangan : * harga beras ditingkat pasar
LAPORAN TAHUNAN 2011
66
Tabel 40. Perkembangan Harga Rata-Rata Komoditas Palawija di Jawa Barat Tahun 2011 Harga (Rp /Kg) PASAR INDUK CIKAJANG CARINGIN 401 -
RATA-RATA (Rp/Kg)
NO
KOMODITAS
1
Jagung Muda
2
Jagung kering
2.595
-
2.595
3
Kacang Tanah
6.000
-
6.000
4
Ubi Kayu
620
1.028
815
5
Kedelai
-
7.539
7.539
6
Kacang Hijau
-
13.905
13.905
7
Ubi Jalar
-
2.359
2.359
401
Sumber : Bidang Bina Usaha, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
Tabel 41. Perkembangan Harga Rata-Rata Komoditas Buah-Buahan Tahun 2011
NO
KOMODITAS
HARGA DI PASAR INDUK CARINGIN (Rp/Kg) 1.995
HARGA DI PASAR INDUK KRAMAT JATI JAKARTA (Rp/Kg) 2.648
1
Semangka
2
Melon
4.891
5.175
3
Jeruk
12.877
13.729
4
Pepaya
2.391
2.700
5
Pisang
2.609
3.192
6
Mangga
6.164
4.514
7
Salak
1.759
8.190
8
Nenas
2.279
3.886
9
Rambutan
2.174
2.320
Sumber : Bidang Bina Usaha, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
LAPORAN TAHUNAN 2011
67
Tabel 42. Perkembangan Harga Rata-Rata Komoditas Sayuran Tahun 2011 Harga dari Sentra Produksi (Rp/Kg) NO
KOMODITAS
1
Bawang Merah
2
13.848
17.763
3
Cabe Merah Kriting Kentang
5.136
4.299
4
Kubis / Kol
1.478
988
5
Tomat
2.528
958
6
Wortel
7
Buncis
8
Bawang Daun
9
Blumkol
10
Petsai
11
Seledri
12
Labu Siam
13
Sosin/Caisin
14
Kacang Merah
15
Bawang Merah sumenep Cabe Merah Besar
16
Lembang
Pangalengan
Cipanas
Ciwidey
Cikajang
Maja
STA Ciamis
9.572
644 3.070
13.400
1.491
12.941
12.429
13.198
5.040
4.979
4.950
1.321
1.204
1.391
2.171
4.865 1.868
1.485
1.911
2.826
2.758
2.167
1.810
2.432
2.775 1.752
1.963 903
325
723 4.183
1.236
4.118
229
600
1.099 2.906 11.263 10.525
10.754
Sumber : Bidang Bina Usaha, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
5.13. Sub Terminal Agribisnis (STA) Lokasi Sub Terminal Agribisnis (STA) di Jawa Barat terletak di 6 (enam) kabupaten, yaitu Kabupaten Cianjur, Garut, Majalengka, Ciamis dan Bogor. Komodias unggulan dari setiap STA dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 43. Lokasi Komoditas Unggulan di Sub Terminal Agribisnis Tahun 2011 No
Kabupaten
Kecamatan
Desa
1 2
Garut Bogor
Bayongbong Rancamaya Bogor Selatan Panumbangan Maja Cigombong Pacet
Karyajaya
3 4 5
Ciamis Majalalengka Cianjur
Rancamaya Sukakerta Maja Selatan Ciherang Ciherang
Komoditas Unggulan Hortikultura Hortikultura/ Pisang/Pepaya Hortikultura/ Cabe Merah Hortikultura/ Bawang Merah Hortikultura/ Sayuran
Sumber : Bidang Bina Usaha, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
LAPORAN TAHUNAN 2011
68
Adapun Fungsi Sub Terminal Agribisnis adalah : 1. Menyediakan produk pertanian baik segar maupun olahan secara lengkap dengan volume yang besar dan pasukan yang kontinyu 2. Membantu petani produsen dalam memasarkan komoditas pertanian dengan harga yang wajar dan terciptanya pasar bagi komoditas pertanian 3. Membantu pedagang memperoleh pasukan yang cukup dan kontinyu untuk berbagai komoditas yang diinginkan 4. Sebagai sumber pendapatan asli daerah bagi pemerintah daerah setempat 5. Sebagai tempat pelatihan atau magang bagi para pelaku bisnis 6. Sebagai pusat pembinaan mutu hasil pertanian dan pemberian nilai tambah komoditas pertanian sebelum dipasarkan 7. Sebagai sistem transaksi penjualan yang cepat dan berkeadilan 8. Sistem pembayaran yang lancar dan saling menguntungkan 9. Pusat penampungan dan pendistribusian komoditas pertanian 10. Pusat Informasi hasil pertanian 11. Arena promosi bagi komoditas pertanian unggulan Sedangkan aktifitas kelima STA yang ada di Jawa Barat tersebut sampai dengan Tahun 2011 sebagai berikut : 1. Kegiatan pasca panen hortikultura ( khususnya produk sayuran) dan pengolahan hasil khususnya STA Rancamaya Kota Bogor. 2. Perdagangan /Pemasaran.
Pasar dalam negeri (Regional) : Cibitung Bekasi, Caringin Bandung, Kramat Jati Jakarta, Tanah Tinggi Tangerang, dan Jagasatru Cirebon. Hotel dan Restoran Pasar Supermarket Pasar/Perdagangan antar Pulau : Batam, Bangka Belitung, Pontianak 3. Prosesing Benih : Padi, Jagung dan Kedelai. 5.14. Anggaran APBD Tahun Anggaran 2011 Sejak bulan Oktober 2011, anggaran APBD Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat mengalami perubahan (Anggaran Perubahan). Yang semula Total sebesar Rp. 116.889.081.927,-, naik (19,01 %) menjadi Rp. 139.112.319.457,-. Berikut ini merupakan Program dan Kegiatan APBD Perubahan 2011 di Lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. Adapun perincian keseluruhan kegiatan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :
LAPORAN TAHUNAN 2011
69
Tabel 44. Program dan Kegiatan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2011 Kode 1 59
Program / Kegiatan
Anggaran
2
3
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
1.894.295.000
01
Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Diperta Provinsi
644.295.000
02
Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur BPTPH
350.000.000
03
Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur BPB Kentang Pangalengan
04
Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur BPB Padi
120.000.000
05
Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur UPTD BPSBTPH
175.000.000
06
Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur UPTD BPT Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan
75.000.000
07
Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Pada UPTD Bapeltan
120.000.000
08
Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur UPTD BPBHAT Pasirbanteng
260.000.000
09
Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur BPB Palawija
75.000.000
60
75.000.000
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
5.260.452.300
01
Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Diperta Provinsi
1.615.000.000
02
Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BPTPH
670.000.000
03
Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran BPB Kentang
320.000.000
04
Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BPB Padi
470.000.000
05
Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BPSBTPH
745.000.000
06 07 08 09 61
Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BPT Mekanisasi Pertanian Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Pelatihan Pertanian Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BPBHAT Pasirbanteng Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran di UPTD BPB Palawija Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
01 62 01 02 03
Peningkatan Sarana dan Prasarana Diperta Provinsi Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Diperta Provinsi Pemeliharaan sarana dan Prasarana UPTD BPTPH Pemeliharaan Sarana dan Prasarana BPB Kentang
220.452.300 495.000.000 340.000.000 385.000.000 61.500.000 61.500.000 6.201.695.000 1.505.620.000 826.125.000 501.125.000
LAPORAN TAHUNAN 2011
70
Kode 1
Program / Kegiatan
Anggaran
2
3
04
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana UPTD BPB Padi
529.125.000
05
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana UPTD BPSBTPH
501.125.000
06 07 08 09
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana UPTD BPT Mekanisasi Pertanian Pemeliharaan Sarana dan Prasarana UPTD Balai Pelatihan Pertanian Pemeliharaan Sarana dan Prasarana UPTD BPBHAT Pasirbanteng Pemeliharaan Sarana dan Prasarana UPTD BPB Palawija Program Peningkatan Pengembangan Capaian Kinerja dan Keuangan
66 01 75 01 80
Sistem
505.625.000 600.000.000 726.125.000
Pelaporan
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Diperta Provinsi
50.000.000 50.000.000
Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
450.000.000
Penyusunan dan Penyajian Data dan Informasi/Statistik Tanaman Pangan dan Hortikultura
450.000.000
Program Peningkatan Produksi Pertanian 01
506.825.000
16.305.749.717
Peningkatan Produksi Hortikultura
500.000.000
04 05 06 07
Fasilitasi Sertifikasi Perbenihan Tanaman Pangan, Hortikultura, Peternakan, Perkebunan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi Pengembangan Teknologi Perbenihan Pandan Wangi Pembibitan Mangga Peremajaan Tanaman Mangga
08
Budidaya Padi dan Palawija (Jagung, Kedelai dan Ubi Jalar)
250.000.000
09
Pengembangan Budidaya Jagung Pengembangan Komoditas Tanaman Hias (Krisan, Bunga Potong dll) Fasilitasi PHKI Dalam Pemberdayaan dan Pembelajaran Masyarakat di Bidang Pangan Penyediaan Benih Padi Bersertifikat di Jawa Barat (UPTD BPB Padi Cihea) Pengembangan Benih Kentang di BPBK Pengembangan Benih Palawija di BPB Palawija Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman Pasir Banteng Akselerasi Penyediaan Benih Unggul Bersertifikat Peningkatan Pembibitan Buah-buahan Program Pemberdayaan Sumberdaya Pertanian Pengawalan Dana Talangan Pembelian Pupuk dan Gabah serta Bantuan Sosial
250.000.000
03
10 11 20 21 22 24 45 46 81 01
800.000.000 4.831.862.700 200.000.000 250.000.000 250.000.000
250.000.000 344.727.500 1.364.129.517 615.030.000 750.000.000 650.000.000 1.000.000.000 4.000.000.000 3.650.000.000 653.450.000
LAPORAN TAHUNAN 2011
71
Kode
Program / Kegiatan
Anggaran
2
3
1 02
Pengembangan Sumber Daya dan Kelembagaan Pertanian
796.550.000
03
Pelatihan Pertanian di Balai Pelatihan Pertanian
200.000.000
04
Pengadaan Pupuk Organik Tahun 2011 Program Pencegahan dan Tanaman,Ternak dan Ikan
82
Penanggulangan
Penyakit
2.050.000.000
01
Pengendalian OPT Pangan dan Hortikultura
500.000.000
02
Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikultura di Jawa Barat
750.000.000
03
Pengembangan Kelembagaan Perlindungan Tanaman Hortikultura
800.000.000
Program Pengembangan Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kelautan
3.690.000.000
01
Pengembangan Sarana dan Prasarana Pasca Panen, Pengolahan Hasil dan Pemasaran Pertanian TPH
1.200.000.000
03
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Industri Agro Berbasis Jagung dan Beras
300.000.000
04
Peningkatan Serapan Tenaga Kerja Pada Kelompok Usaha Tani Mitra STA di Jawa Barat
500.000.000
05
Akselerasi Penanganan Mutu Hasil dan peningkatan Daya Saing Produk Hortikultura Berorientasi Eksport di Jawa Barat
1.690.000.000
Total Kegiatan
39.613.692.017
83
Belanja Tidak Langsung
99.498.627.440
Gaji Pegawai
99.498.627.440 Jumah Total Anggaran
5.15.
2.000.000.000
139.112.319.457
Anggaran Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Provinsi (APBN) Tahun Anggaran 2011 Pada tahun 2011, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
memperoleh anggaran yang bersumber dari dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan dari empat Direktorat Jenderal dan satu Badan Lingkup Kementerian Pertanian sebesar Rp. 69.640.208.000, yang dialokasikan ke dalam 5 program utama yaitu : LAPORAN TAHUNAN 2011
72
1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan 2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan 3. Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani 4. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian 5. Program Peningkatan Nilai Tambah , Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian Program tersebut dilimpahkan oleh Kementerian Pertanian kepada Gubernur
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
70/Permentan/OT.140/12/2010 Tanggal 29 Desember 2010 perihal Penugasan Kepada Gubernur Dalam Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Tugas Pembantuan Provinsi Tahun Anggaran 2011 dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 71/Permentan/OT.140/12/2010 Tanggal 29 Desember 2010 perihal Pelimpahan Kepada Gubernur Dalam Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dekonsentrasi Tahun Anggaran
2011 . Adapun anggaran tersebut
tersebar dalam program sebagai berikut : Tabel 45. Program dan Kegiatan APBN Tahun Anggaran 2011 No. 1.
Sumber
Program / Kegiatan
Anggaran
Ditjen Tanaman Pangan A. Provinsi - - Dekonsentrasi
- - Tugas Pembantuan
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
3.733.916.000
613.430.000
- B. BPTPH - - Dekonsentrasi
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
5.889.500.000
LAPORAN TAHUNAN 2011
73
No.
Sumber
Program / Kegiatan
Anggaran
- C. BPSB - - Dekonsentrasi 2.
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
2.459.000.000
Ditjen Tanaman Hortikultura A. Provinsi - - Dekonsentrasi
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
10.247.561.000
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
3.420.000.000
- B. BPTPH - - Dekonsentrasi - C. BPSB - - Dekonsentrasi 3.
- - Tugas Pembantuan
Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
1.107.400.000
Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
48.546.000
- Badan SDM - - Dekonsentrasi
5.
930.000.000
Ditjen PSP - - Dekonsentrasi
4.
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani
34.390.070.000
- Ditjen PPHP - - Dekonsentrasi
- - Tugas Pembantuan
Program Peningkatan Nilai Tambah , Daya Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Pertanian Program Peningkatan Nilai Tambah , Daya Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Pertanian
Saing, Hasil
2.100.785.000
Saing, Hasil
T O T A L
4.700.000.000 69.640.208.000
5.16. Bantuan Tidak Langsung Gubernur Jawa Barat Bantuan Tidak Langsung dari Gubernur Tahun 2011 untuk mendukung pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura di kabupaten kota se Provinsi Jawa Barat, yang dikoordinir oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan, yaitu sebesar
Rp.
46.950.950.000,-
,
terdiri
dari
Bantuan
Sosial
sebesar
Rp.40.999.350.000,- dan Bantuan Keuangan sebesar Rp. 5.951.600.000.
LAPORAN TAHUNAN 2011
74
5.16.1.
Bantuan Sosial Gubernur Bantuan Sosial Gubernur Jawa Barat Tahun 2011 yang disalurkan ke
kabupaten/kota sebesar Rp.40.999.350.000,-, tersebar dalam tujuh kegiatan utama yaitu : Alsintan Pra Panen, Alsintan Pasca panen, Green House, Cool Box, SL-PTT, SL-PHT dan Peningkatan Serapan Tenaga Kerja Pada Kelompok Usahatani Mitra STA. Tabel 46. Alokasi Dana Bantuan Sosial Tahun 2011 NO 1. 2. 3. 4. 5 6. 7.
KEGIATAN Alsintan Pra Panen Alsintan Pasca Panen Rumah Lindung/ Green House Cool Box SL-PTT SL-PHT Peningkatan Serapan Tenaga Kerja Pada Kelompok Usahatani Mitra STA
LOKASI
5 kabupaten 2 kota (24 keltan)
ANGGARAN (Rp) 20.049.900.000 1.959.450.000 1.590.000.000
3 kabupaten (10 keltan) 17 kabupaten 1 kota (200 keltan) 17 kabupaten 3 kota (40 keltan) 4 kabupaten 1 kota (14 keltan)
100.000.000 15.000.000.000 1.300.000.000 1.000.000.000
17 kabupaten 8 kota (763 keltan)
15 kabupaten, 1 kota (41 keltan)
JUMLAH TOTAL
40.999.350,.000
Sumber: Bidang Sumberdaya, Diperta Jabar Tahun 2011
5.16.2.
Bantuan Keuangan Gubernur Bantuan keuangan Gubernur untuk 26 kabupaten kota dan provinsi tahun
2011 sebesar Rp.5.951.600.000 , terdiri dari 2 jenis, yaitu : Bantuan Operasional Penyuluh Pertanian sebesar Rp.4.125.600.000,- dan Bantuan Transport Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL TB PP) sebesar Rp.1.826.000.000. Setiap kabupaten/kota menerima bantuan keuangan dalam jumlah yang tidak sama, tergantung dari jumlah penyuluh maupun THL TB PP yang ada di kabupaten/kota tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2011
75
Tabel 47. Rekapitulasi Realisasi Bantuan Keuangan Gubernur Tahun 2011 NO 1. 2. 3. 4. 5 6. 6. 1. 2. 3. 4. 5 6. 6. 1. 2. 3. 4. 5 6. 6. 1. 2. 3. 4. 5 6.
LOKASI BEKASI KARAWANG PURWAKARTA SUBANG BOGOR SUKABUMI CIANJUR BANDUNG SUMEDANG GARUT TASIKNMALAYA CIAMIS CIREBON KUNINGAN MAJALENGKA INDRAMAYU BANDUNG BARAT KOTA DEPOK KOTA BOGOR KOTA SUKABUMI KOTA CIMAHI KOTA BANDUNG KOTA TASIKMALAYA KOTA BANJAR KOTA BEKASI KOTA CIREBON PROVINSI JUMLAH
ANGGARAN (Rp) 208.800.000 280.200.000 163.800.000 303.800.000 333.000.000 429.200.000 390.600.000 277.000.000 316.000.000 393.800.000 422.400.000 396.800.000 375.200.000 352.600.000 384.000.000 395.400.000 189.400.000 24.400.000 36.000.000 39.600.000 9.800.000 17.600.000 96.400.000 40.800.000 17.400.000 16.200.000 41.400.000 5.951.600.000
PENCAIRAN (Rp) 194.200.000 280.200.000 163.800.000 303.800.000 333.000.000 429.200.000 390.600.000 277.000.000 316.000.000 366.800.000 415.400.000 395.800.000 375.200.000 331.000.000 384.000.000 395.400.000 189.400.000 24.400.000 36.000.000 39.600.000 9.800.000 17.600.000 96.400.000 40.800.000 17.400.000 16.200.000 5.839.000.000
SISA (Rp) 14.600.000 27.000.000 7.000.000 1.000.000 21.600.000 41.400.000 112.600.000
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa realisasi pencairan sampai dengan Desember 2011 mencapai Rp. 5.839.000.000,- atau 98,11% dan yang tersisa sebesar Rp.112.600.000,-. Adanya anggaran yang tidak terserap dikarenakan di beberapa kabupaten terdapat penyuluh yang mutasi jabatan dan pensiun serta adanya Tenaga Harian Lepas yang mengundurkan diri . Untuk dana Bantuan Operasional Penyuluh (BOP) di Provinsi tidak direalisasikan karena tidak ada penerima/pengguna anggaran tersebut. LAPORAN TAHUNAN 2011
76
5.17. Prestasi Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa
Barat
Tahun 2011 Pada tahun 2011, Provinsi Jawa Barat telah menerima penghargaan dari Presiden Republik Indonesia sebagai Juara 1 Produksi Padi di Indonesia . Prestasi tersebut diikuti oleh prestasi lainnya di bidang pertanian, yaitu : 5.17.1. Prestasi Tingkat Nasional Pada tahun 2011, 13 Bupati dan Walikota di Jawa Barat telah menerima penghargaan dari Presiden Republik Indonesia atas prestasinya dalam mendukung peningkatan produksi padi di atas 5% tahun 2010 dalam rangka Program Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Adapun kabupaten/kota berprestasi tersebut adalah :
Bogor
Cianjur
Garut
Tasikmalaya
Ciamis
Kuningan
Bandung Barat
Kota Bogor
Kota Cirebon
Kota Tasikmalaya
Kota Depok
Kota Cimahi
Kota Banjar Disamping itu, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
pada tahun 2011 mendapat Juara 1 Nasional Lomba Website OPD Provinsi Lingkup Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Prestasi tersebut diikuti oleh prestasi lainnya di bidang pertanian, yaitu :
LAPORAN TAHUNAN 2011
77
Tabel 48. Penghargaan Tingkat Nasional Tahun 2011 (Dari Presiden) No
Jenis Penghargaan/ Komoditas
Nama Keompok
Alamat
1.
Adhikarya Pangan Nusantara
Kelompok Tani Padi “Buyut Musa”
Desa Nunuk Kec Lelea Kab Indramayu
2.
Adhikarya Pangan Nusantara
H. Mubbin Usman (Binus)
Kota Depok
3.
Ketahanan Pangan
Kelompok Tani Jagung “Mukti Tani”
Desa Dangdeur, Banyuresmi, Garut
4.
Agribisnis
Ahmad Yani Champion/ Cabe Merah
Kab Tasikmalaya
5.
Pelayanan Analis Benih
Ir. Wawan Suwandi
BPSBTPH
6.
Pelayanan Analis Benih
Burdah, SP.MP
BPSBTPH
Tabel 49. Penghargaan Tingkat Nasional Tahun 2011 (Dari Menteri Pertanian) No
Jenis Penghargaan/ Komoditas
Nama Keompok
Alamat
1.
Penyuluh Pertanian PNS Teladan
Maman Hendayana, Amd. (NIP.19590901 1987081001)
Bogor
2.
Penyuluh Pertanian Swadaya Teladan
Dadang Sulaeman
Bandung
3.
Petani Berprestasi
Diwa Famili
4.
Petani Berprestasi
Yati Rohaeti
PIP Ciamis
5.
Petani Berprestasi
Yuri Berry
Rancabali Kab Bandung
6.
Petani Berprestasi
Santoso
Cianjur
7.
Kelompok Tani Berprestasi (Strawbery)
Yoyo/GMT
Garut
8.
Gapoktan Berprestasi
Karangsari
Ciamis
9.
UP-FMA Berprestasi
Suniabaru
Majalengka
Cisarua, Bandung Barat
LAPORAN TAHUNAN 2011
78
5.17.2. Prestasi Tingkat Provinsi Daftar nama – nama yang mendapat penghargaan dari Bapak Gubernur Jawa Barat pada Tahun 2011 sebagai berikut : Tabel 50. Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Provinsi Tahun 2011 No
Ahmad Yani
Kabupaten Tasikmalaya
2.
Jenis Penghargaan/ Komoditas Petani Berprestasi (Champion/Cabe Merah) Petani Berprestasi
Lilis
3.
Petani Berprestasi
Deden
4.
Petani Berprestasi
Dede Suryadi
5.
Petani Berprestasi
H. Ade Djadju
6. 7. 8.
Petani Berprestasi Petani Berprestasi Penyuluh Pertanian PNS Teladan
9.
14.
Penyuluh Pertanian Swadaya Teladan Petugas Informasi Pasar (PIP) Berprestasi Petugas Fungsional Berprestasi Kelompok Tani Berprestasi Kelompok Tani Berprestasi Gapoktan Berprestasi
Ahmad Yani Santoso Maman Hendayana, Amd. (NIP.19590901 1987081001) Dadang Sulaeman
Desa Alam Endah Kecamatan Ciwidey Desa Cikahuripan, Lembang, Bandung Ds Cikanyere Kec Sukaresmi Kab Cianjur Desa Sukamanah Kec Pangalengan Bandung Kec Taraju Kab Tasik Cianjur Yoyo/GMT
15.
Gapoktan Berprestasi
Sadar Bhakti
16.
UP-FMA Berprestasi
Suniabaru
17.
P3A
Tirta Sari
18.
GP3A
Jadi Harja Kertamukti
1.
10. 11. 12. 13.
Nama Keompok
Tri Suseno Ir. Wawan Suwandi Mukti Tani Yoyo/GMT (Strawberry) Karangsari
Alamat
Bandung Pasar Induk Kramat Jati (Agrooutlet) BPSBTPH Desa Dangdeur ,Banyuresmi,Garut KabupatenGarut Desa Cibeureum Kec. Sukamantri, Ciamis Kel Indihiang Kec Indihiang Kota Tasikmalaya Desa Sunia, Banjaran, Majalengka Desa Rejasari, Langensari, Banjar Desa Sidereja Kecamatan Pamarican
LAPORAN TAHUNAN 2011
79