TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI BPM HJ. SRI LUMINTU JAJAR SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
BUDI TRIANI KUSDIAR NIM : B 10 127
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI BPM HJ. SRI LUMINTU JAJAR SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
BUDI TRIANI KUSDIAR NIM : B 10 127
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
i
HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI BPM HJ. SRI LUMINTU JAJAR SURAKARTA TAHUN 2013
Diajukan Oleh :
BUDI TRIANI KUSDIAR B10.127 Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 12 Juli 2013
PEMBIMBING
RETNO WULANDARI, S.ST NIK. 200985034
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI BPM HJ. SRI LUMINTU JAJAR SURAKARTA TAHUN 2013
Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh : BUDI TRIANI KUSDIAR NIM. B10 127
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada Tanggal 17 Juli 2013
PENGUJI I
PENGUJI II
ERLYN HAPSARI, S.ST
RETNO WULANDARI, S.ST
NIK. 200683018
NIK. 200985034
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK. 200582015
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta Tahun 2013”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan
STIKes Kusuma
Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Ibu Dra. Agnes Sri Harti, MSi, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3.
Ibu Retno Wulandari, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4.
Ibu Hj. Sri Lumintu, Amd. Keb, selaku Pimpinan BPM Hj. Sri Lumintu, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian.
5.
Seluruh responden yang telah bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
iv
6.
Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juli 2013
Penulis
v
Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Budi Triani Kusdiar B 10 127 TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI BPM HJ. SRI LUMINTU JAJAR SURAKARTA TAHUN 2013 xiv + 49 halaman + 17 lampiran + 5 tabel + 2 gambar ABSTRAK LatarBelakang : Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih sangat tinggi, yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan dalam Millenium Development Goals (MDG’s), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi baru lahir umur 0-6 hari adalah kelainan kongenital (1%), gangguan pernapasan (37%), post matur (35%), ikterus (6%), hipotermia (7%), sepsis (12%), dan prematuritas (34%). Para orang tua terutama ibu nifas seharusnya mengetahui tanda bahaya terhadap bayi mereka agar dapat mewaspadainya sejak dini. Dengan mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir sejak dini, bayi akan lebih cepat memperoleh pertolongan atau penanganan sehingga dapat mencegah kematian pada bayi. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta dalam kategori baik, cukup dan kurang. MetodePenelitian : Jenis penelitian adalah Diskriptif Kuantitatif. Lokasi penelitian diambil di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar, Surakarta pada tanggal 1 April sampai 10 Mei 2013. Dengan jumlah populasi sebanyak 36 orang ibu nifas. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 32 responden, untuk teknik pengambilan sampel dengan metode Purposive Sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang di uji validitas dan reliabilitas, teknik analisis univariat dengan distribusi frekuensi. HasilPenelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 ibu nifas di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta terdapat 8 orang (25%) termasuk kategori baik, 19 orang (59,4%) termasuk kategori cukup dan 5 orang (15,6%) termasuk kategori kurang. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta mempunyai pengetahuan cukup (59,4%) tentang tanda bahaya bayi baru lahir. Kata Kunci : Pengetahuan, ibu nifas dan tanda bahaya bayi baru lahir Kepustakaan : 29 literatur ( Tahun 2003 s/d 2012)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN v Orang yang memiliki kesehatan adalah orang yang memiliki harapan, orang yang memiliki harapan adalah orang yang memiliki segalanya (Pepatah Arab) v Pendidikan adalah senjata paling mematikan, karena dengan itu Anda dapat mengubah dunia (Nelson Mandela) v Orang bijak akan menciptakan lebih banyak kesempatan lebih dari kesempatan yang ia temukan (Francis Bacon)
PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini persembahkan : 1. Allah SWT yang memberikan petunjuk kelancaran dan kemudahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 2. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas doa restunya dan cinta kasihnya selama ini. 3. Kakak-kakakku tersayang, yang telah membantuku selama ini walau hanya dalam doa. 4. Bu Retno
terimakasih selama ini telah sabar
membimbing. 5. Teman – temanku (risa, diva, indah dan riska) dan semua anak kelas 3C yang telah berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. 6. Almamater tercinta STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA PRODI D III KEBIDANAN.
vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Budi Triani Kusdiar
Tempat / Tanggal Lahir
: Sragen, 27 Nopember 1991
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Masaran RT 32/XI Masaran Sragen
Riwayat Pendidikan 1. SD N 1 Masaran
Lulus tahun 2004
2. SMP N 5 Sragen
Lulus tahun 2007
3. SMA N 8 Surakarta
Lulus tahun 2010
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2010
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv ABSTRAK................................................................................................. ..... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. vii CURICULUM VITAE................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Perumusan Masalah....................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4 E. Keaslian Penelitian ........................................................................ 5 F. Sistematika Penelitian ................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ............................................................................. 8 1. Pengetahuan .............................................................................. 8
ix
2. Masa Nifas.... ............................................................................ 14 3. Bayi Baru lahir ......................................................................... 16 4. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir ................................................ 18 B. Kerangka Teori ......................................................................... 27 C. Kerangka Konsep ..................................................................... 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................ 29 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 29 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................ 30 D. Instrumen Penelitian ................................................................. 31 E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 35 F. Variabel Penelitian ................................................................... 36 G. Definisi Operasional ................................................................. 36 H. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data…………………...37 I.
Etika Penelitian ......................................................................... 39
J.
Jadwal Penelitian ...................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian......................................... 41 B. Hasil Penelitian...........................................................................41 C. Pembahasan................................................................................ 44 D. Keterbatasan............................................................................... 46 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................. 48
x
B. Saran........................................................................................... 48 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori………………………………………………….27 Gambar 2.2 Kerangka Konsep………………………………………………...28
xii
DAFTAR TABEL
Tabel. 3.1 Kisi – kisi Kuesioner…………………………………………....... 32 Tabel. 3.2 Definisi Operasional……………………………………………… 36 Tabel. 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur…………….. 41 Tabel. 4.2 Hasil Pengolahan Data…………………………………………….42 Tabel. 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar, Surakarta Tahun 2013………….. 43
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Surat Permohonan Studi Pendahuluan
Lampiran 3.
Surat Keterangan Studi Pendahuluan
Lampiran 4.
Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5.
Surat Keterangan Uji Validitas
Lampiran 6.
Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 7.
Surat Keterangan Penelitan
Lampiran 8.
Lembar Permohonan menjadi Responden
Lampiran 9.
Lembar Persetujuan menjadi Responden
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Lampiran 12. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 13. Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Data Hasil Penelitian Lampiran 16. Hasil Penelitian Lampiran 17. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih sangat tinggi, yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup atau sekitar 57% kematian tersebut terjadi pada umur dibawah 1 bulan atau saat neonatus (Depkes RI, 2009). Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, derajat kesehatan anak di Indonesia masih perlu ditingkatkan, ditandai oleh Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup, dan menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010 angka kematian bayi di Indonesia tahun 2010 tercatat 26 per 1000 kelahiran. Sedangkan dalam Millenium Development Goals (MDG’s), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran hidup (Wijaya, 2009). Dari SDKI tahun 2007 penyebab utama kematian neonatus dini adalah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) (35%), asfiksia (33,6%) dan tetanus neonatorum (31,4%). Angka tersebut cukup memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap mordibitas dan mortalitas bayi baru lahir. Dan menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, penyebab kematian bayi baru lahir umur 0-6 hari adalah kelainan kongenital (1%), gangguan pernapasan
2
(37%), post matur (35%), ikterus (6%), hipotermia (7%), sepsis (12%), dan prematuritas (34%) (Wijaya, 2009). Para orang tua terutama ibu nifas seharusnya mengetahui tanda bahaya terhadap bayi mereka agar dapat mewaspadainya sejak dini, karena tanda bahaya bayi baru lahir merupakan gejala yang mampu mengancam kesehatan bayi, bahkan dapat menyebabkan kematian bayi (Muslihatun, 2010). Tanda bahaya bayi baru lahir antara lain : suhu tubuh bayi terlalu dingin atau terlalu panas, warna kulit bayi kuning, pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit, tali pusat kemerahan, berbau busuk, keluar pus, bayi mengalami infeksi serta bayi muntah (Deslidel, 2011). Dengan mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir sejak dini, bayi akan lebih cepat memperoleh pertolongan atau penanganan sehingga dapat mencegah kematian pada bayi. Namun bila terlambat mengenali tanda bahaya bayi baru lahir tersebut, bayi akan terlambat mendapat penanganan dan dapat menyebabkan kematian (Kosim, 2003). Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan peneliti kepada 14 orang ibu nifas hari ke 0–2 di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar Surakarta, dengan mengunakan metode wawancara tentang gambaran pengetahuan tanda bahaya bayi baru lahir, yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 3 ibu nifas (21,5%), yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 4 ibu nifas (28,5%) dan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 7 ibu nifas (50%). Serta berdasarkan pengalaman penulis selama berada di BPM Hj. Sri Lumintu
3
menemukan beberapa kasus tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti tali pusat kemerahan, berbau busuk, mengeluarkan pus, dan bengkak. Berdasarkan uraian di atas, ditemukan masih banyak ibu nifas yang mempunyai pengetahuan kurang tentang tanda bahaya bayi baru lahir sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar Surakarta Tahun 2013”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas perumusan masalah penelitian adalah “ Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar Surakarta Tahun 2013?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar Surakarta Tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada tingkat pengetahuan baik. b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada tingkat pengetahuan cukup.
4
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada tingkat pengetahuan kurang.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti serupa dikemudian hari dan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya. 2. Bagi Penulis Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian khususnya tentang tanda bahaya bayi baru lahir. 3. Bagi Institusi a. Bidan Praktek Mandiri Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi bidan ataupun petugas kesehatan lainnya untuk meningkatkan pengetahuan pada ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir. b. Pendidikan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan wacana kepustakaan mengenai tanda bahaya bayi baru lahir.
5
E. Keaslian Penelitian Pebri Nur Indrasti (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta”. Penelitian ini merupakan jenis deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan di RSUD Kota Surakarta pada tanggal 7-21 Juni 2012. Populasi dalam penelitian ini 30 ibu nifas 2 hari post partum. Sampel yang diambil adalah 30 responden dengan teknik sampling jenuh. Instrument penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Variabel penelitian hanya menggunakan variable tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir. Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 5 responden (16,7%), pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (60%) dan pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (23,3%). Perbedaan dengan penelitian ini adalah judul, waktu, tempat penelitian, jumlah responden serta teknik pengambilan sampel, sedangkan persamaan dengan penelitian ini adalah pada jenis penelitian yaitu deskriptif kuantitatif serta pada instrument penelitian yaitu kuesioner tertutup.
F. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui secara menyeluruh Karya Tulis Ilmiah ini penulis menguraikan sistematika penulisan Bab I sampai dengan Bab V yang saling berhubungan. Adapun gambaran sistematikanya adalah sebagai berikut:
6
BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas tentang Pengetahuan Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir yang meliputi : Pengetahuan, Nifas, Bayi Baru Lahir, Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir, Kerangka Teori dan Kerangka Konsep.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan di bahas tentang Jenis dan Rancangan Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel, Instrument Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Metode Pengolahan Data dan Analisa Data, Etika Penelitian serta Jadwal penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas Gambaran umum tempat penelitian, Hasil penelitian yang mencakup tingkat pengetahuan responden, Pembahasan dan Keterbatasan.
BAB V
PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
7
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sehingga sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan
ini
domain
yang sangat
penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2007). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang secara terperinci terdiri dari 6 tingkatan, yaitu : 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap apa yang telah diterima juga bisa dikatakan suatu kata kerja untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang atau ibu tentang apa yang telah dipelajari
9
antara lain ibu bisa menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami (Comprehesion) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahuinya. Seseorang atau ibu yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menjelaskan, menyimpulkan, tentang materi yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
Aplikasi
disini
dapat
diartikan
aplikasi
atau
penggunaan hukum–hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dalam struktur organisasi. 5) Sintetis (Syntetis) Sintetis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
10
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi diartikan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri. c. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut
Notoatmodjo
(2007),
cara
memperoleh
kebenaran
pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu : 1) Cara Tradisional Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sestemik dan logis. Cara–cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain : a) Cara kekuasaan (Otoritas) Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada kekuasaan, baik otoritas tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin maupun ahli ilmu pengetahuan. b) Berdasarkan pengalaman Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
11
c) Melalui jalan pikiran Manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. 2) Cara Modern Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut dengan metode penelitian ilmiah atau lebih popular lagi metodelogi penelitian. d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan, antara lain : 1) Umur Umur adalah waktu untuk hidup/ada sejak di lahirkan. Umur dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin cukup umur, maka tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir. 2) Pendidikan Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandanganya terhadap diri dan lingkungan. Oleh karena itu akan berbeda orang yang berpendidikan tinggi dibanding yang berpendidikan rendah dalam menyikapi proses dan berinteraksi.
12
3) Pekerjaan Dengan adanya pekerjaan seseorang memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting memerlukan perhatian masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pengetahuan yang mereka miliki jadi berkurang. 4) Paritas Paritas adalah keadaan wanita yang pernah melahirkan bayi hidup.
Dimana
para
wanita
memperoleh
pengetahuan
dari
pengalaman pribadi. Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun
dapat
digunakan
sebagai
upaya
memperoleh
pengetahuan. Baik diperoleh secara langsung maupun tidak langsung, namun tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar. 5) Intelegensia Intelegensia prinsipnya mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri dan cara – cara pengambilan keputusan. 6) Sosial Ekonomi dan Budaya Individu yang berasal dari keluarga status ekonomi baik dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan masa depanya dibandingkan dengan keluarga sosialnya ekonominya
13
lebih rendah. Adat istiadat yang berlaku setiap daerah akan berpengaruh terhadap perilaku seseorang. e. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan di ukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatantingkatannya (Arikunto, 2006). Menurut Riwidikdo (2010), tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir dapat dikategorikan sebagai berikut : 1) Baik
: bila nilai responden yang diperoleh ( x ) > mean + 1 SD
2) Cukup
: bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
3) Kurang : bila nilai responden yang diperoleh ( x ) < mean – 1 SD
14
2. Masa Nifas a. Pengertian Masa Nifas 1) Menurut Obgynacea (2009), masa nifas adalah periode setelah melahirkan sampai pulihnya organ produksi seperti keadaan normal sebelum hamil, yang lamanya kurang lebih 6 minggu (6-8 minggu). 2) Menurut Prawirohardjo (2009), masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. 3) Menurut Anggraini (2010), masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas ini berlangsung selama kira – kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. b. Tahapan – Tahapan Masa Nifas Menurut Obgynacea (2009), masa nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu : 1) Puerperium dini Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan–jalan. 2) Puerperium intermedial Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat–alat genital yang lamanya 6–8 minggu.
15
3) Remote puerperium Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih sehat sempurna, bisa sampai tahunan. c. Lochea Menurut Anggraini (2010), lochea adalah ekresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lochea mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda – beda pada setiap wanita. Lochea yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, yaitu : 1) Lochea Rubra Lochea rubra terdiri dari jaringan – jaringan sisa plasenta, dinding rahim, rambut lanugo, sisa mekonium dan darah segar yang berwarna merah kehitaman dan keluar selama 1 – 3 hari post partum. 2) Lochea Sanguilenta Lochea sanguilenta berwarna merah kecoklatan dan berisi sisa darah bercampur lendir dan keluar pada 4 – 7 hari post partum. 3) Lochea Serosa Lochea serosa adalah cairan yang berwarna kekuningan atau kecoklatan, lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri
16
dari leukosit dan robekan plasenta, berlangsung hari ke-7 sampai 14 post partum. 4) Lochea Alba Lochea alba berwarna putih, mengandung leukosit, sel desidua dan sel epitel, selaput lendir serviks serta serabut jaringan yang mati terjadi setelah 2 minggu post partum. 5) Lochea Purulenta Lochea purulenta adalah lochea yang menandakan adanya infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk. 6) Lochiastasis Lochiastasis yaitu lochea yang tidak lancar keluarnya.
3. Bayi Baru Lahir a. Pengertian 1) Menurut Donna L. Wong (2003), Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu. 2) Menurut Dewi (2010), Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. 3) Menurut Muslihatun (2010), Bayi baru lahir adalah bayi dengan berat badan pada saat kelahiran 2500-4000 gram dalam masa
17
kehamilan 37-42 minggu, bayi lahir baru dengan umur 0-7 hari disebut neonatal dini, sedangkan 8- 28 hari disebut neonatal lanjutan. b. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal Menurut Arief (2009), ciri bayi baru lahir normal yaitu: 1) Berat badan 2500 – 4000 gram 2) Panjang badan 48 – 52 cm 3) Lingkar dada 30 – 38 cm 4) Lingkar kepala 33 – 35 cm 5) Frekuensi jantung 120 – 160 kali per menit 6) Pernapasan ± 40 – 60 kali per menit 7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup 8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna 9) Kuku agak panjang dan lemas 10) Genetalia : Perempuan, labia mayora menutupi labia minora Laki-laki, testis sudah turun, skrotum sudah ada 11) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik 12) Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik 13) Reflek graps atau menggenggam sudah baik 14) Eliminasi baik, mekoniun akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna kecoklatan.
18
4. Tanda Bahaya Bayi Baru lahir a. Pengertian Tanda bahaya bayi baru lahir adalah suatu keadaan dimana dapat menyebabkan kematian pada bayi baru lahir jika tidak segera mendapat penanganan (Deslidel, 2011). b. Macam-macam Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Menurut Deslidel (2011), tanda bahaya bayi baru lahir antara lain: 1) Suhu tubuh bayi terlalu dingin (hipotermi) atau terlalu panas (hipertemi) a) Hipotermi (1) Pengertian Hipotermi pada BBL adalah suhu dibawah 36,5º C, yang terbagi atas : hipotermia ringan (cold stress) yaitu suhu antara 36-36,5º C, hipotermia sedang yaitu suhu antara 3236º C, dan hipotermia berat yaitu < 32º C (Kosim, 2010). (2) Tanda dan gejala Menurut Saifuddin (2009), tanda dan gejala hipotermi antara lain : (a) Bayi tidak mau menyusu (b) Bayi tampak lesu atau mengantuk (c) Tubuh bayi teraba dingin (d) Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras.
19
(3) Penanganan Menurut Saifuddin (2009), penanganan untuk bayi yang mengalami hipotermi antara lain : (a) Menghangatkan bayi dalam inkubator (b) Menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu (metode kangguru) (c) Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang disetrika terlebih dahulu, untuk menutupi tubuh bayi (d) Memberi bayi ASI sesering mungkin b) Hipertermi (1) Pengertian Hipertemi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh bayi lebih dari 37,5º C (Deslidel, 2011) (2) Tanda dan Gejala Menurut Deslidel (2011), tanda dan gejala dari hipertermi yaitu suhu tubuh bayi lebih dari 37,5º C, frekuensi pernapasan bayi lebih dari 60 kali per menit, adanya tandatanda dehidrasi yaitu berat badan menurun, turgor kulit kurang, keluaran urine berkurang. (3) Penanganan Menurut Saifuddin (2009), penanganan dari hipertermi antara lain:
20
(a) Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar 26º C sampai 28º C (b) Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu tubuh bayi normal (jangan menggunakan air es) (c) Antibiotik diberikan apabila ada infeksi 2) Warna kulit bayi kuning (Ikterus) a) Pengertian (1) Menurut Dewi (2010), Ikterus adalah suatu keadaan menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia. (2) Menurut Deslidel (2011), Ikterus adalah perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi kekuningan yang sebagian besar (80%) akibat penumpukan bilirubin yang merupakan hasil pemecahan sel darah merah karena ketidakcocokan golongan darah ibu dan bayi. (3) Menurut
Haws
(2007),
Ikterus
adalah
peningkatan
konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi yang terjadi sebelum usia 24 jan dan kecepatan peningkatannya >0,5 mg/dL/jam. b) Tanda dan Gejala Menurut Jitowiyono (2010), tanda dan gejala dari ikterus meliputi : (1) Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama
21
(2) Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan (3) Peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg% per hari (4) Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama (5) Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg% (6) Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik c) Pengananan Menurut Surasmi (2003), penanganan ikterus dengan : (1) Penyinaran (fototerapi) (2) Transfusi pengganti jika diperlukan (3) Terapi obat jika diperlukan 3) Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit (sindrom gangguan napas) a) Pengertian Sindrom gangguan pernapasan adalah kumpulan gejala yang terdiri dari dispnu atau hipernu, dengan frekuensi pernapasan lebih dari 60 kali per menit, sianosis, rintihan dan ekspirasi serta kelainan otot-otot pernapasan pada inspirasi (Jitowiyono, 2010). b) Tanda dan Gejala Menurut Jitowiyono (2010), tanda dan gejala sindrom gangguan pernapasan antara lain: (1) Pernafasan cepat dengan frekuensi pernafasan lebih dari 60 kali per menit
22
(2) Ada tarikan dinding dada, epigastrium atau suprasternal pada inspirasi. (3) Sianosis atau kebiruan (4) Terdengar suara rintihan pada saat ekspirasi (5) Frekuensi nadi 170 kali per menit c) Penanganan Menurut Jitowiyono (2010), penanganan dari sindrom gangguan pernapasan yaitu: (1) Bersihkan jalan napas dengan menggunakan penghisap lendir dan kasa steril (2) Pertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus bayi dengan kain hangat (3) Atur posisi tidur bayi, kepala ekstensi agar bayi dapat bernapas dengan leluasa (4) Apabila terjadi apnu lakukan napas buatan mouth to mouth (5) Longgarkan pakaian bayi (6) Beri penjelasan keluarga bahwa bayi harus dirujuk ke rumah sakit 4) Tali pusat kemerahan, berbau busuk, keluar pus, bengkak dan berdarah a) Tanda dan Gejala Menurut Karyuni dan Meilya (2007), tanda dan gejala dari infeksi pada tali pusat antara lain:
23
(1) Tali pusat berwarna merah (2) Tali pusat berbau busuk (3) Tali pusat mengeluarkan pus (4) Tali pusat bengkak (5) Tali pusat mengeluarkan darah b) Penanganan Menurut Karyuni dan Meilya (2007), penanganan pada infeksi tali pusat dengan : (1) Mencuci tali pusat dengan menggunakan larutan antiseptik dan kasa steril (2) Apus tali pusat dan area sekitar tali pusat dengan gentian violet 0,5% empat kali dalam sehari sampai tidak ada pus yang keluar dari tali pusat. (3) Jika area kemerahan dan pembengkakan meluas lebih dari 1 cm dari tali pusat, berikan kloksasilin IV sesuai dengan usia dan berat badan bayi 5) Infeksi perinatal a) Pengertian Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada masa antenatal, intranatal dan postnatal (Dewi, 2010). b) Tanda dan Gejala Menurut Dewi (2010), tanda dan gejala dari infeksi perinatal antara lain :
24
(1) Bayi malas minum (2) Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi (3) Frekuensi pernapasan meningkat (4) Berat badan menurun (5) Pergerakan kurang (6) Muntah (7) Diare (8) Sklerema dan odema (9) Perdarahan, ikterus, dan kejang (10) Suhu tubuh dapat normal, hipotermi atau hipertermi c) Penanganan Menurut Dewi (2010), penanganan pada infeksi dengan : (1) Memposisikan bayi semi fowler agar sesak berkurang (2) Bila suhu tubuh tinggi, melakukan kompres dingin (3) Berikan ASI sedikit demi sedikit secara perlahan (4) Bila bayi muntah, lakukan perawatan muntah yaitu posisi tidur miring kanan atau kiri (5) Bila diare, perhatikan personal hygiene dan keadaan lingkungan (6) Lakukan informed consent pada keluarga dan segera lakukan rujuk
25
6) Muntah a) Pengertian (1) Menurut Deslidel (2011), muntah adalah proses reflek yang sangat
terkoordinasi
yang
mungkin
didahului
oleh
peningkatan air liur. (2) Menurut Dewi (2010), muntah adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah makanan masuk agak lama, disertai kontraksi lambung dan abdomen. b) Penyebab Menurut Dewi (2010), penyebab muntah antara lain : (1) Kelainan kongenital (saluran pencernaan, iritasi lambung, atresia esophagus, tekanan intrakranial yang tinggi) (2) Infeksi pada saluran pencernaan (3) Cara pemberian makan yang salah (4) Keracunan c) Penanganan Menurut Dewi (2010), penanganan pada muntah dengan : (1) Kaji faktor penyebab dan sifat muntah (a) Jika terjadi pengeluaran cairan terus-menerus, maka kemungkinan dikarenakan obstruksi esophagus (b) Jika terjadi muntah berwarna hijau kekuning-kuningan, maka dicurigai adanya obstruksi di bawah ampula vateri
26
(c) Jika terjadi proyektil, maka harus dicurigai adanya stenosis pylorus (d) Jika terjadi segera setelah lahir kemudian menetap, maka kemungkinan terjadi peningkatan tekanan intrakranial (2) Berikan pengobatan yang bergantung pada faktor penyebab (3) Ciptakan suasana tenang (4) Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati (5) Berikan diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah (6) Berikan antiemetik jika terjadi simptomatis (7) Rujuk segera
27
B. Kerangka Teori
Tingkat Pengetahuan : 1. Tahu 2. Memahami 3. Aplikasi 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. Pengertian tanda bahaya bayi baru lahir 2. Macam-macam tanda bahaya bayi baru lahir, yaitu: a. Suhu tubuh terlalu dingin atau terlalu panas b. Warna kulit bayi kuning c. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit d. Tali pusat kemerahan, berbau busuk, keluar cairan (pus), bengkak dan berdarah e. Infeksi perinatal f. Muntah
Umur Pendidikan Pekerjaan Paritas Intelegensia Sosial Ekonomi dan Budaya
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Notoatmodjo (2007), Arikunto (2006)
28
C. Kerangka Konsep Baik
Pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir
Cukup
Kurang Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Umur Pendidikan Pekerjaan Paritas Intelegensia Sosial Ekonomi dan Budaya
Keterangan : = Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Sumber : Notoatmodjo (2007), Riwidikdo (2010)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2005). Kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka (Arikunto, 2010).
Penelitian ini menggambarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar, Surakarta Tahun 2013.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini dilaksanakan di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya
30
(Hidayat, 2007). Penelitian ini dilakukan pada mulai tanggal 1 April 2013 sampai 10 Mei 2013.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian (Sumantri, 2011). Populasi yang di teliti adalah seluruh ibu nifas 0-2 hari post partum di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar Surakarta dari tanggal 1 April 2013 sampai 10 Mei 2013 berjumlah 36 orang. 2. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah ibu nifas 0-2 hari post partum yang memenuhi kriteria yang dibuat penulis di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 32 responden. Terdapat 4 ibu nifas yang tidak termasuk dalam sampel pada penelitian ini di karenakan tidak memenuhi kriteria yang telah penulis tentukan. Menurut Arikunto (2006), jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Penulis membagi menjadi 2 kriteria, yaitu :
31
a. Kriteria Inklusi 1) Ibu yang melahirkan di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta 2) Ibu nifas 0-2 hari post partum 3) Dapat membaca dan menulis 4) Ibu yang bersedia jadi responden. b. Kriteria Ekslusi 1) Ibu nifas yang tidak bersedia jadi responden 2) Ibu nifas yang tidak dapat membaca dan menulis 3. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan metode Purposive Sampling yaitu anggota sampel yang dipilih didasarkan pada suatu pertimbangan yang dibuat oleh peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2010).
D. Instrumen Penelitian Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir adalah data primer yang berupa kuesioner yang diberikan kepada ibu nifas. Kuesioner adalah daftar pernyataan/pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang berbentuk pernyataan dimana dalam pernyataan tersebut disediakan pilihan
32
jawaban “benar” atau “salah” dan responden diminta memilih salah satu jawaban tersebut. Pernyataan positif (favorabel) bila responden menjawab benar nilainya 1 dan menjawab salah nilainya 0. Pernyataan negatif (unfavorabel) bila responden menjawab benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1. Adapun pengisian kuesioner ini dengan cara memberikan tanda centang (√) pada lembar kuesioner yang sudah disediakan. Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisikisi. Berikut kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini. Tabel. 3.1 Kisi – kisi Kuesioner Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Variabel
Sub Variabel
No Soal Favourabel Unfavourabel
Jumlah (soal)
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
1. Pengertian tanda bahaya bayi baru lahir 2. Suhu tubuh teralu dingin atau terlalu panas 3.Warna kulit bayi kuning 4.Pernapasan sulit atau >60 kali per menit 5.Tali pusat kemerahan, berbau busuk, keluar cairan, bengkak dan berdarah 6.Infeksi perinatal
1
2
2
3, 4, 6, 7
5, 8
6
9, 10, 12, 13
11
5
14, 16, 18
15, 17
5
19, 20, 22
21, 23
5
24, 26, 28
25, 27
5
7. Muntah
29, 30, 31, 33
32
5
JUMLAH
33
33
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis diluar lokasi penelitian. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau yang sah berarti memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang rendah memiliki validitas yang rendah. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang
dari
gambaran
tentang
validitas
yang
dimaksud
(Arikunto,2006). Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat digunakan rumus product moment dengan bantuan program SPSS. Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel. Rumus product moment adalah: rxy =
NSXY - (SX)(SY) {N SX 2 - (SX ) } {N SY 2 - (SY ) } 2
2
Keterangan : Rxy : Koefisien korelasi setiap item dengan skor total N
: Jumlah responden
X
: Skor pertanyaan
Y
: Skor total
XY : Skor pertanyaan dikalikan Skor
34
Uji Validitas dilakukan di BPM Puji Setiani Amd.Keb, Tegalmulyo, Mojosongo, Surakarta yang
dilakukan pada tanggal 10
Februari 2013 sampai 23 Maret 2013 sebanyak 30 ibu nifas 0-2 hari post partum. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah responden 30 adalah karena kaidah umum penelitian, agar diperoleh distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva normal. Dari hasil Uji Validitas sebanyak 35 item soal didapatkan 33 item soal dinyatakan valid dan 2 item soal dinyatakan tidak valid, dikarenakan rhitung < rtabel (0,361) dengan menggunakan taraf signifikan 0,05, dan untuk nomor soal yang tidak valid adalah nomor
9 dan 18, sehingga pernyataan yang digunakan untuk
penelitian sejumlah 33 item pernyataan. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2006). Untuk mengetahui bahwa kuesioner dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data, maka dilakukan uji reliabilitas dengan rumus koefisien reliabilitas alfa cronbach dengan bantuan program komputer SPSS for windows versi 16.0 yang dapat digunakan baik untuk instrument yang jawabannya berskala maupun bersifat dikotomis (hanya mengenal jawaban yang benar dan salah) . Rumusnya adalah sebagai berikut :
35
r11 =
Ssb 2 ù é k ùé ê k - 1ú ê1 - s 2t ú ûë ë û
Keterangan: r11
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir pernyataan σt2
= Varians total Dengan menggunakan Alfha Cronbach, kuesioner dikatakan
reliabel apabila nilai alfa > 0, 750 (Riwidikdo, 2010). Sedangkan hasil dari uji reliabilitas yang telah dilakukan diketahui bahwa nilai alfa sebesar 0,937 dengan demikian kuesioner ini dapat dikatakan reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data Sumber data merupakan semua data yang menjadi sumber dalam penelitian, seperti data primer dan sekunder 1. Data primer Data primer yaitu data yang didapat langsung dari sumbernya (subyek penelitian) (Wahyuni, 2009). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari hasil jawaban pengisian kuesioner oleh responden. 2. Data sekunder Data sekunder yaitu data yang tidak didapat langsung dari sumbernya (misal dari RM) (Wahyuni, 2009). Data sekunder didapatkan dari catatan data ibu nifas di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta.
36
F. Variabel Penelitian Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain) ( Nursalam, 2009). Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
G. Definisi Operasional Definisi operasional suatu penjelasan mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik yang ada sebagai dasar dalam memperoleh data ( Wahyuni, 2009) Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur Operasional Ukur Tingkat Kemampuan Kuesioner Ordinal a. Baik : bila nilai pengetahuan dari responden yang ibu nifas responden diperoleh ( x ) > tentang dalam mean + 1 SD tanda menjawab b. Cukup : bila nilai bahaya bayi kuesioner mean – 1 SD ≤ x baru lahir tentang tanda ≤ mean + 1 SD bahaya bayi baru lahir c. Kurang : bila nilai responden yang diperoleh ( x ) < mean – 1 SD Sumber : Riwidikdo (2010)
37
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Menurut Setiadi (2007), Pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan. Menurut Hidayat (2007), langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengolahan data yaitu : a) Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing dengan cara memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban dan pertanyaan. b) Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik pada data yang terdiri atas beberapa kategori. c) Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel. 2. Analisa data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa univariat. Menurut Notoatmodjo (2010), analisa
38
univariat adalah menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo (2010), adalah sebagai berikut: a. Baik
: bila responden (x) > mean + 1 SD
b. Cukup
: bila nilai mean – 1 SD < x < mean + 1 SD
c. Kurang
: bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
Keterangan : x
: Nilai responden
Mean
: Nilai rata-rata
SD
: Simpangan baku Untuk memperoleh nilai rata – rata (mean) dengan rumus menurut
Riwidikdo (2010) : ഥൌ ݔ
Keterangan : ഥ ݔ
: nilai rata – rata
n
: banyaknya data
ȭܺ
Σ
: jumlah seluruh data
Sedangkan untuk memperoleh simpangan baku dengan rumus menurut Riwidikdo (2010) :
݀ݏൌ
ሺσ݊݅ൌͳ ͳݔሻʹ ݊ ሺ݊ െ ͳሻ
݊ ʹ ඩσ݅ൌͳ ͳݔെ
39
Keterangan : SD
: simpangan baku
xi
: nilai dari data
n
: banyaknya data
Rumus prosentase untuk jumlah ibu nifas berdasarkan tingkat pengetahuan menurut Arikunto (2006), yaitu : P=
Keterangan :
ൈ ͳͲͲΨ
P = Prosentase
I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian meliputi : 1.
Informent Consent Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informent consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek
bersedia,
maka
mereka
harus
menandatangani
lembar
persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut. Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar persetujuan.
40
2. Anonimity (Kerahasiaan nama/ identitas) Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut. Peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dalam penelitian ini. 3.
Confidentiality (Kerahasiaan hasil) Confidentiality ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian. Penelitian ini kerahasiaan hasil/informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subyek akan di jamin oleh peneliti.
J. Jadwal Penelitian Terlampir
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di BPM Hj. Sri Lumintu yang beralamat di Jajar RT 5/V, Laweyan, Surakarta. BPM Hj. Sri Lumintu yang dipimpin oleh Hj. Sri Lumintu Amd. Keb., memiliki tenaga kesehatan sebanyak 5 bidan dan 1 fisioterapi. Sarana prasarana cukup memadai antara lain 1 ruang periksa, 1 ruang bersalin dengan 2 tempat tidur dan 3 ruang nifas. Pelayanan yang dapat diberikan yaitu bersalin, nifas dengan rawat inap 0-2 hari, ANC, KIA, KB, imunisasi dan pijat bayi. Jam buka pelayanan umum dimulai pada pukul 07.00 WIB - 21.00 WIB, pelayanan bersalin dilayani 24 jam, sedangkan pelayanan pijat bayi hanya pada hari sabtu mulai pukul 09.00 WIB - 11.00 WIB.
B. Hasil Penelitian 1. Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur Diskripsi umur responden menunjukan usia responden pada saat penelitian dilakukan, distribusi frekuensi umur responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur No 1 2 3
Umur (Tahun) Jumlah responden ≤ 20 3 27 21-30 ≥ 30 2 Jumlah 32 Sumber : Data Primer, April-Mei 2013.
Persentase (%) 9,37 84,38 6,25 100
42
Pada tabel 4.1 di atas diketahui responden yang berusia ≤ 20 tahun sebanyak 3 responden (9,37%), responden yang berusia antara 21-30 tahun sebanyak 27 responden (84,38%) dan responden yang berusia ≥30 tahun sebanyak 2 responden (6,25%).
2. Analisa Data Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas 0-2 hari post partum yang bersalin di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar, Surakarta, dengan jumlah responden sebanyak 32 responden. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberi kuesioner kepada responden dan kemudian kuesioner dikembalikan oleh peneliti untuk diolah, dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows Versi 16.0. Berdasarkan perhitungan diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Pengolahan data N
Minimum
Maximum
Pengetahuan 32 10 28 ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir Sumber : Data Primer, April-Mei 2013.
Mean 18,68
Standar Deviation 4,95
Berdasarkan tabel diatas pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu :
43
a. Baik
: bila nilai responden (x) > mean + 1 SD (x) > 18,68 + 1 . 4,95 (x) > 23,63
b. Cukup
: bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1SD 18,68 – 1 . 4,95 ≤ x ≤ 18,68 + 1 . 4,95 13,73 ≤ x ≤ 23,63
c. Kurang
: bila nilai responden (x) < mean – 1SD (x) < 18,68 – 1 . 4,95 (x) < 13,73
Dari data yang diperoleh kemudian disajikan dalam tabel pengetahuan responden berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang yang disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar, Surakarta Tahun 2013. No
Pengetahuan
Frekuensi
Prosentase (%)
1
Baik
8
25
2
Cukup
19
59,4
3
Kurang
5
15,6
32
100
Jumlah Sumber : Data Primer, April-Mei 2013.
44
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir dalam kategori cukup sebanyak 19 responden (59,4%) sedangkan untuk kategori baik sebanyak 8 responden (25%) dan untuk kategori kurang sebanyak 5 responden (15,6%). Jadi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar, Surakarta kebanyakan pada tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 19 responden (59,4%).
C. Pembahasan Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada kategori baik sebanyak 8 responden (25%), pada kategori cukup sebanyak 19 responden (59,4%) dan pada kategori kurang sebanyak 5 responden (15,6%). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menyambung apa yang disampaikan menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi sebagai respon terhadap suatu kasus. Berdasarkan tabel 4.1 diketahui responden yang berusia umur antara 21-30 tahun sebanyak 27 responden (84,38%). Menurut Notoatmodjo (2010), Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya
45
bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Dari
hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
responden
yang
berpengetahuan cukup sudah mengerti tanda bahaya bayi baru lahir tetapi belum mengetahui tanda gejala pada infeksi dan penanganannya pada gangguan pernafasan. Menurut Dewi (2010), tanda dan gejala dari infeksi perinatal antara lain : bayi malas minum, gelisah dan mungkin juga terjadi letargi, frekuensi pernapasan meningkat, berat badan menurun, pergerakan kurang, muntah, diare, sklerema dan odema, perdarahan, ikterus, dan kejang, suhu tubuh dapat normal, hipotermi atau hipertermi. Menurut Jitowiyono (2010), penanganan dari sindrom gangguan pernapasan yaitu: bersihkan jalan napas dengan menggunakan penghisap lendir dan kasa steril, pertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus bayi dengan kain hangat, atur posisi tidur bayi, kepala ekstensi agar bayi dapat bernapas dengan leluasa, apabila terjadi apnu lakukan napas buatan mouth to mouth, longgarkan pakaian bayi, beri penjelasan keluarga bahwa bayi harus dirujuk ke rumah sakit. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pebri Nur Indrasti (2012), “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta”. Hasil penelitian ini diperoleh tingkat pengetahuan ibu nifas 2 hari post partum tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada kategori pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (60%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas ibu nifas 0-2 hari post partum berpengetahuan cukup, kemungkinan disebabkan oleh
46
beberapa faktor lain yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, intelegensi, paritas serta sosial, budaya dan ekonomi (Notoadmodjo, 2007). Pengetahuan tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada ibu nifas 0-2 hari post partum perlu, sehingga sangat diperlukan peran tenaga kesehatan untuk memberikan pemahaman dan informasi lebih baik tentang tanda bahaya bayi baru lahir. Dengan mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir, ibu nifas dapat mewaspadai sejak dini tanda bahaya yang mungkin terjadi pada bayinya.
D. Keterbatasan Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki beberapa kendala dan keterbatasan yaitu : 1. Kendala Penelitian Kendala dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan responden ibu nifas 0-2 hari post partum di BPM Lumintu Jajar, Laweyan, Surakarta membutuhkan waktu yang lama karena persalinan setiap bulannya tidak sama jumlahnya dan ada beberapa responden yang kurang paham dengan pernyataan didalam kuesioner walaupun sudah dijelaskan oleh peneliti, serta terdapat 4 ibu nifas yang tidak bersedia menjadi responden. 2. Keterbatasan Penelitian a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja. b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab benar atau salah
47
serta jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar RT 5/V, Laweyan, Surakarta dengan jumlah 32 responden, sehingga tingkat pengetahuan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar RT 5/V, Laweyan, Surakarta kategori pengetahuan baik sebanyak 8 responden (25%). 2. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar RT 5/V, Laweyan, Surakarta kategori pengetahuan cukup sebanyak 19 reponden (59,4%). 3. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar RT 5/V, Laweyan, Surakarta kategori pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (15,6%).
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar RT 5/V, Laweyan, Surakarta maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
49
1. Bagi Responden Diharapkan dengan adanya penelitian ini, para ibu nifas lebih aktif mencari informasi lewat media cetak, televisi, radio dan ikut serta dalam penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan agar ibu nifas mengetahui tentang tanda bahaya bayi baru lahir. 2. Bagi Institusi a. BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta Diharapkan bagi Bidan atau petugas kesehatan lainnya dapat meningkatkan penyuluhan atau informasi kepada ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir. b. STIKes Kusuma Husada Surakarta Diharapkan akan lebih mengembangkan penelitian lebih lanjut mengenai tanda bahaya bayi baru lahir sehingga dapat dijadikan referensi dan bahan bacaan. 3. Bagi peneliti lain Diharapkan ada penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain dan menambah variabel-variabel penelitian yang berhubungan dengan tanda bahaya bayi baru lahir sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik serta dapat menggunakan kuesioner terbuka sehingga mampu menggali pengetahuan secara lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Yetty. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihana Arief, Z.R. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Deslidel, dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : EGC Dewi, V.N.L. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta : Salemba Medika Donna, L.W. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC Haws, Paulette S. 2007. Asuhan Neonatus Rujukan Cepat. Jakarta : EGC Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika ______________. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba medika Indrasti, Pebri Nur. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir. Surakarta. STIKes Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah. Jitowiyono, S. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika Karyuni, Eko dan Meilya, Eny. 2007. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Panduan untuk Dokter, Perawat, dan Bidan. Jakarta : EGC Kosim, M.S. 2003. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Perawat, Bidan di Rumah Sakit Rujukan Dasar. Jakarta : JNPK __________dkk. 2010. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : IDAI Muslihatun, W.N. 2010. Asuhan Neonatus dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta _____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Penelitian
Ilmu
Mahfoed, I. 2007. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan. Yogjakarta : Fitramaya. Obgynacea, 2009. Obgynacea. Yogyakarta : Tosca Enterprise Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Riwidikdo, H. 2010. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia. Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sumantri, Arif. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana Surasmi, A. dkk. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : EGC Wijaya. 2009. Angka Kematian Neonatal. http://www.scribd.com/doc/78334913/1 di akses pada 21 November 2012. Wahyuni, Yuyun. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya