Surat 2 Yohanes (Bagian 7)
Wednesday, January 27, 2016
Mengasihi dalam Kebenaran 2 Yoh. 1:1-3
Pelita pertama yang ada pada Surat 2 Yohanes ini berbicara tentang ‘mengasihi di dalam kebenaran’. Ini merupakan suatu sinar yang ada di dalam sidang jemaat, sinar yang bisa menampilkan suatu pekerjaan dari kebenaran Firman Allah secara nyata. Pokok dari Surat Yohanes yang kedua adalah ‘Kasih dan Kebenaran’ yang berasal dari Firman Allah, yang sempat menjadi daging di dalam setiap pribadi. Kebenaran dan Kasih merupakan Firman kehidupan yang menjadi daging, dalam pribadi anak-anak Tuhan, yang akan memancarkan satu cahaya, suatu sinar, yaitu ‘mengasihi dalam kebenaran’. Dalam Surat Yohanes yang kedua ini ada 7 sinar (7 pelita) yang semuanya gemilang di hadapan Tuhan. Terang yang pertama adalah ‘mengasihi di dalam kebenaran’. Bukan Kasih yang dipengaruhi oleh daging, oleh emosi, oleh keinginan, atau apa saja yang bukan berasal dari Allah. Kebenaran dan Kasih adalah Kasih Allah (Agapaō), Kasih yang tidak dipengaruhi daging atau jenis kelamin. Kebenaran dan Kasih merupakan sinar yang akan bercahaya dalam sidang jemaat yang menerima Firman Allah. Menerima Firman Allah tidak hanya sebagai perkataan, tetapi Firman Allah merasuk dalam hati dan menjadi iman. Iman menguasai seluruh tabiat, menguasai pendirian, menguasai pandangan, menguasai perkataan, untuk ditampilkan dalam tindakan Kasih.
1:1 Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran, 1:2 oleh karena kebenaran yang tetap di dalam kita dan yang akan menyertai kita sampai selama-lamanya. 1:3 Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita dalam kebenaran dan kasih.
-
Kebenaran dan Kasih merupakan suatu pegangan yang pernah Tuhan nyatakan kepada manusia, saat manusia jatuh ke dalam dosa. Sejak manusia jatuh ke dalam dosa di taman Eden, Tuhan datang kepada manusia dengan dua perkara ini, yaitu: dengan Kebenaran dan dengan Kasih.
Kebenaran Tuhan datang kepada Adam-Hawa dengan Kebenaran dan dengan Kasih. Dengan Kebenaran, Tuhan menyatakan bahwa Tuhan tidak setuju dengan apa yang sudah dikerjakan oleh Adam-Hawa, di mana mereka telah melanggar perintah dan larangan Allah. Saat manusia menyadari akan ketelanjangannya, untuk menyelesaikan masalah itu, Allah langsung menuju kepada poin pelanggaran manusia itu sendiri → "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" (Kej. 3:11).
1
Itu adalah poin kesalahan yang langsung Tuhan tunjukkan, dan inilah sifat dari kebenaran Allah. Apa yang Tuhan katakan adalah suatu kebenaran, dan saat kebenaran (perintah dan larangan) dilanggar, maka itu dinamakan dosa, yang harus dipertanggung jawabkan. Tuhan tidak bertanya bermacam-macam, Tuhan langsung menunjuk kepada poin apa yang salah yang sudah dilakukan oleh manusia, ini suatu kebenaran. Tuhan benar di dalam sabda-Nya, Tuhan sungguh-sungguh ingat dalam DIA bersabda, Tuhan benar di dalam memberi ketetapan (perintah dan larangan) bagi manusia.
Page
Kasih
Tuhan tidak hanya datang dengan Kebenaran, sebab jika Tuhan hanya datang dengan Kebenaran dan menemukan manusia yang sudah berdosa, maka manusia berdosa itu harus dihukum. Inilah kebenaran, orang berdosa harus dihukum dan hukumannya tidak tanggung-tanggung. Sehubungan dengan hukuman itu, Tuhan sudah sampaikan terlebih dahulu sebelum manusia berbuat dosa. Hukumannya adalah mati (upah dosa itu maut) → sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." Tetapi Tuhan datang kepada manusia tidak hanya dengan Kebenaran, melainkan juga dengan Kasih. Dengan Kebenaran dan Kasih, Tuhan memandang bahwa orang berdosa masih mempunyai hak, dan itu adalah satu-satunya hak yang tersisa yang masih ada. Saat manusia jatuh dalam dosa, seluruh hak yang pernah dia terima dari Allah, hilang. Hak untuk makan buah-buah di taman Eden, gugur. Hak untuk tinggal di dalam taman Eden, hak untuk berkuasa atas segala macam binatang (udara, darat, laut), juga gugur. Saat manusia jatuh dalam dosa, manusia tidak mempunyai hak apa pun. Tetapi Tuhan datang dengan Kasih, dan Tuhan masih menunjukkan satu-satunya hak yang masih dimiliki oleh manusia. Satu-satunya hak yang masih tersisa adalah hak untuk menerima Kasih Karunia. Hanya hak menerima Kasih Karunia yang dimiliki oleh manusia. Inilah hak asasi manusia pada awal mula jadinya. Kasih Karunia adalah pemberian Tuhan kepada pribadi yang sebenarnya tidak layak untuk menerima.
Kasih Karunia Orang berdosa adalah orang yang sudah mati, di hadapan Tuhan. Orang mati tidak mampu berbuat apa-apa. Apa-apa yang kita berikan kepada orang mati, sudah tidak ada lagi gunanya. Tetapi kita lihat, bagi manusia yang sudah melanggar perintah Allah (manusia yang mati), Tuhan masih sisakan satu hak, dan jika hak ini tidak diterima, maka hilanglah seluruh haknya. Hak itu adalah menerima pemberian Tuhan, yaitu Kasih Karunia. Kasih Karunia adalah pemberian Tuhan kepada seseorang yang sesungguhnya tidak layak, itulah manusia berdosa. Menerima keselamatan adalah hak yang tersisa, di saat manusia sudah berbuat dosa. Jika hak yang satu ini (Kasih Karunia ) ditolak, maka manusia kehilangan seluruh haknya. Bagi orang berdosa yang menyadari keadaannya, mereka akan menghargai dan mempergunakan satu-satunya hak (Kasih Karunia) yang masih tersisa ini. Saat kita berbuat dosa di hadapan Tuhan (mati), tidak ada apapun yang bisa kita perbuat untuk bisa menyenangkan hati Tuhan. Berdoa tidak bisa, berkurban tidak bisa, mendengar Firman Allah juga tidak tahan. Ams. 28:9
Tidak bisa berdoa
28:9 Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.
-
Ams. 21:27
Tidak bisa mempersembahkan
21:27 Korban orang fasik adalah kekejian, lebih-lebih kalau dipersembahkan dengan maksud jahat.
2
-
Sejak manusia pertama, sampai selanjutnya dari generasi ke generasi dan sekarang kita sudah berada pada tahun yang ke 6000 (menurut Alkitab), manusia sudah melanggar hukum Allah. Doa yang disampaikan manusia kepada Tuhan tidak ada arti apa-apa bagi Tuhan. Saat manusia sudah melanggar perintah Allah (mati), doa tidak ada artinya. Firman Allah katakan itu suatu kekejian bagi Allah. Jika hendak mempersembahkan sesuatu, persembahannya juga tidak diterima. Satu-satunya yang bisa kita lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan adalah menerima Kasih Karunia Tuhan, menerima keselamatan dari Tuhan. Jangan menolak Kasih Karunia, jangan menolak keselamatan yang diberikan oleh Allah.
Page
-
-
-
-
-
Kurban apa pun (waktu, uang, tenaga, pikiran, dll) dari orang fasik adalah kekejian bagi Allah. Apa lagi jika kurban itu dipersembahkan dengan maksud jahat, seperti untuk menyenangkan hati sendiri, untuk memuaskan daging, atau mengharap balasan. Doa tidak bisa, berkurban tidak bisa, sementara Tuhan tidak bisa disuap dengan apa pun. Rajin masuk ibadah bukan merupakan suatu ukuran bagi kita, di hadapan Tuhan. Tetapi yang ingin Tuhan lihat adalah hati yang mengasihi Tuhan (Firman), hati yang mengasihi pelayanan. Jadi bukan soal rajinnya, sebab banyak orang rajin. Rajin masuk gereja, rajin melayani, tetapi hatinya tidak mengasihi. Hal ini bisa terlihat saat dia mendapat sandungan, tersinggung, kena fitnahan, dia akan tinggalkan pelayanan itu. Mengapa? Sebab dia tidak mengasihi Allah, tidak mengasihi pelayanannya. Dia lebih mengasihi dirinya sendiri yang sedang tersandung dan tersinggung, daripada pelayanannya. Di saat dia terjepit dan tidak mampu melakukan apa-apa, dia singkirkan pelayanan sebab dia hanya rajin tetapi tidak mengasihi. Yang Tuhan inginkan, nomor satu adalah ‘mengasihi’. Perhatikan perkataan Yesus → Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." (Mat. 9:13, 12:7)
Jika kita mengasihi pelayanan kita, mengasihi Tuhan dalam ibadah kita, hal rajin masuk ke gereja dan pelayanan, itu sudah pasti. Orang yang mengasihi Tuhan dan mengasihi pelayanan kepada Tuhan, sudah bisa dipastikan dia rajin masuk gereja, rajin melayani. Ini kualitas Mempelai Wanita. Banyak orang yang berteriak-teriak mengtatakan ‘aku mengasihi Engkau’, tetapi begitu ada sedikit ujian, langsung gugur. Orang yang mengasihi Tuhan, dia bisa mengatasi segala halangan dan rintangan.
Maz. 1:4-6
Tidak tahan dalam ibadah
1:4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. 1:5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar; 1:6 sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
-
-
-
Orang fasik tidak bisa tahan di dalam perkumpulan orang benar. Jadi, apa yang kita pikir bisa menyenangkan hati Tuhan, datang ke gereja dan berada di antara orang-orang benar, orang fasik tidak bisa tahan. Dengar Firman Allah saja tidak tahan. Yang dimaksud dengan ‘orang berdosa’ di sini adalah orang yang hidup di dalam dosa atau hidup dengan mempertahankan dosa. Orang semacam ini tidak bisa tahan dan tidak bisa mengerti Firman Allah. Mengapa? Sebab dia milik bapanya, yaitu si iblis (Yoh. 8:43-44, BIS). Jika dosa dipertahankan, bisa dipastikan orang itu tidak bisa tahan mendengar Firman Allah, apalagi jika Firman Allah menyatakan dosa dan menegor. Hanya orang yang rela disucikan, hanya orang yang rela melepaskan dosanya, itu yang bisa tahan berada di tengah-tengah perhimpunan orang benar. Dia bisa tahan di hadapan Tuhan, yang memberikan Firman-Nya kepada kita. Itu sebabnya, dosa harus disingkirkan dan jangan dipertahankan.
Page
1. Kedudukan o Kedudukan sangat dipertahankan sebab merupakan suatu gengsi (sesuatu yang memiliki arti). Sementara Firman Allah harus menyatakan keadaan kita, sampai kita bisa merasa bahwa di hadapan Tuhan, kita tidak ada arti apa-apa.
3
Dosa yang dipertahankan Pengajaran Firman Allah adalah pengajaran benar, apalagi jika pengajaran itu membawa kita kepada suatu penampilan yang cemerlang, tanpa noda dan kerut, tanpa bercela (sempurna). Pengajaran semacam itu adalah pengajaran yang benar-benar mengerjakan manusia. Dalam sidang jemaat, ada 3 macam dosa yang sangat dipertahankan
o
o
Jika kedudukan dipertahankan, orang tidak bisa tahan dalam perhimpunan. Apalagi harus mengaku dosa. Jika gengsi, kedudukan, kesombongan, masih dipertahankan, sulit bagi orang itu untuk bisa bertahan. Terutama kami hamba Tuhan, seringkali mempertahankan kesombongan ini. Kita bisa menegor orang lain, tetapi tidak mau ditegor. Orang semacam ini tidak bisa menyadari kesalahan.
2. Kedagingan o Kedagingan termasuk emosi, keinginan, pikiran sendiri, perasaan, angan-angan, perbuatanperbuatan dosa, kebenaran diri sendiri, dan sebagainya. Hal ini seringkali juga dipertahankan, sehingga Firman Allah tidak bisa kita terima. 3. Pengaruh Dunia o Pengaruh keduniawian begitu kuat, sebab apa yang ada di dunia dikuasai oleh setan dan begitu kuat mempengaruhi anak-anak Tuhan. Jika daging sudah bersekutu dengan dunia, ia sangat kuat, sebab daging menyukai dunia dan dunia bisa menyediakan apa-apa yang disukai oleh daging.
Dalam 3 poin ini harus kita periksa, sebab ketiga perkara inilah yang seringkali membuat tidak bisa tahan dalam perhimpunan orang-orang benar. Jika semua ini mau diserahkan kepada Tuhan, maka kita ada kebebasan untuk mendengar Firman Allah, dan kita bisa cepat mengerti. Mengapa? Sebab di dalam hati ini tidak ada roh perlawanan. Begitu kita berada di dalam kebaktian, kita hanyut dalam arusnya Tuhan. Kita hanyut pada apa yang Roh Kudus katakan kepada kita, melalui Firman Allah. Itu sebabnya perhatikan baik-baik, saat kita berbuat dosa, tidak ada satu pun yang bisa kita lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan. Bahkan semua hak kita, sudah tidak ada lagi. Tuhan masih sisakan satu hal, yaitu menerima Kasih Karunia.
Hak menerima Kasih Karunia Menerima Kasih Karunia adalah hak kita. Firman Allah disampaikan kepada kita, pada saat itu kita menerima hak. Setiap pribadi yang berdosa, punya hak untuk bisa menerima Kasih Karunia – menerima keselamatan. Tit. 3:3-5
-
-
-
-
Apa yang ditulis dalam ayat 3 adalah keadaan kita sebagai manusia berdosa. Dengan keadaan semacam ini, kita sebagai manusia berdosa telah kehilangan seluruh hak, dan tidak bisa melakukan apa-apa kepada Tuhan. Pada saat itu Tuhan datang dengan Kasih Karunia-Nya, DIA memberikan kita keselamatan. Sebagai orang berdosa, hanya keselamatan yang datangnya dari Tuhan yang kita butuhkan. Bukan yang lainlain yang kita butuhkan. Camkan: jika keselamatan itu kita miliki, berarti segala sesuatu yang ada pada kita ada nilai yang tinggi di hadapan Tuhan. Jika kehidupan ini tidak menerima keselamatan, apa yang bisa Tuhan lihat dalam kehidupan kita? Jika manusia mau menerima Tuhan yang datang dengan Kasih-Nya yang menyelamatkan kita, Kasih Karunia inilah yang menyelamatkan manusia. Semua ini bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan. Perbuatan baik seperti berdoa, berkurban, beribadah, tidak bisa menghasilkan keselamatan jika kita mengerjakan perbuatan-perbuatan itu masih dalam keadaan berdosa. Dalam keadaan berdosa, doa
Page
-
4
3:3 Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci. 3:4 Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, 3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
dan kurban orang fasik adalah kekejian, ibadah pun tidak bisa bertahan, Tuhan tidak berkenan. Jadi, keselamatan ini bukan hasil perbuatan. 3:6 yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, 3:7 supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.
-
-
Dibenarkan adalah kualitas orang yang selamat. Kasih Karunia menyelamatkan kita, memberi dan meningkatkan kualitas kita, menjadi orang yang dibenarkan. Sebagai orang yang dibenarkan oleh Kasih Karunia, kita berhak menerima hidup yang kekal. Jadi, hak menerima keselamatan, dijadikan sebagai orang benar untuk bisa hidup, inilah yang dimaksudkan oleh rasul Yohanes dengan hidup dalam Kebenaran dan Kasih. Jadi, bukan karena hasil usaha kita, tetapi semata-mata hanya karena Kasih Karunia. Kita mau menerima Kasih Karunia, kita mau menerima Firman Keselamatan, kita mau menerima Injil tentang keselamatan, inilah yang Tuhan berikan bagi kita.
Kasih Karunia – Injil Keselamatan Efe. 1:13 1:13 Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.
-
-
-
-
-
Inilah keadaan yang ada dalam 2 Yoh. 1:1-2, orang-orang yang telah mengenal Firman Kebenaran, dan Firman Kebenaran ada di dalam mereka. Firman kebenaran adalah Injil Keselamatan, inilah yang kita terima. Inilah yang bisa kita lakukan saat kita sebagai orang berdosa, yaitu menerima Injil Keselamatan atau Firman Kebenaran, itulah Kasih Karunia yang diberikan oleh Allah kepada manusia berdosa. Sebagai orang berdosa, Tuhan hanya menantikan ini: apakah kita mau menerima Firman Kebenaran atau Injil Keselamatan? Jika kita sudah menerima dan sudah diselamatkan oleh Firman Kebenaran, mari kita bawa Firman Kebenaran ini kepada orang lain, supaya mereka juga diselamatkan. Tetapi jangan Firman Kebenaran ini kita putar balikkan dengan akal pikiran manusia, untuk membenarkan diri sendiri. Seringkali kita memaksakan Firman Allah sesuai dengan kita, dan ini suatu kesalahan besar bagi orang Kristen, sebab itu bukan Firman Kebenaran. Kebenaran adalah kita membawa kehidupan kita sesuai dengan Firman. Kita masukkan kehidupan kita di dalam Firman Allah. Bukan memaksakan Firman Allah sesuai dengan kebenaran yang ada di dalam kita, sebab di hadapan Tuhan kita tidak memiliki satu pun kebenaran.
Yes. 1:4-6
Tidak ada satu pun bagian manusia yang benar
-
-
Inilah keadan manusia berdosa, dari ujung rambut sampai ujung kaki, tidak ada yang sehat. Bahkan sampai bagian dalamnya pun tidak ada yang benar, sarat dengan kesalahan dan kelakuan yang buruk. Begitu jahat dan najis kehidupan kita. Kehidupan manusia berdosa tidak lebih dari kain lara. Kain lara kelihatan sangat baik, tetapi jika dipegang langsung berantakan (seperti kain lampu petromak). Kelihatan seperti ada, kelihatan seperti bagus, kelihatan indah, tetapi tidak bisa dipakai apa-apa. Dalam Mazmur pasal 1 disebutkan seperti sekam yang ditiup angin. Tidak ada kebenaran apa-apa dalam kehidupan manusia, itu sebabnya jangan memaksakan Firman Allah harus sesuai dengan kebenaran yang kita miliki. Perhatikan: yang paling bahaya adalah → saat kita berdosa, kita masih berpikir atau merasa bahwa di dalam kita masih ada kebenaran.
Page
-
5
1:4 Celakalah bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan, keturunan yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk! Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia. 1:5 Di mana kamu mau dipukul lagi, kamu yang bertambah murtad? Seluruh kepala sakit dan seluruh hati lemah lesu. 1:6 Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur dan luka baru, tidak dipijit dan tidak dibalut dan tidak ditaruh minyak.
-
-
Kalaupun ada kebenaran, itu hanya kebenaran diri sendiri, kebenaran yang menipu kita, kebenaran yang tidak pernah menolong kita untuk sampai pada kesadaran mengakui bahwa sesungguhnya jika kita diukur dengan Firman Allah, kita salah. Selama kebenaran diri sendiri dipegang, kita tidak tertolong. Kita harus memasukkan kehidupan kita kepada Firman Kebenaran – Injil Keselamatan, sebab itulah Kasih Karunia yang diberikan oleh Tuhan supaya kita miliki.
Kembalike: 2 Yoh. 1:2 1:2 yaitu dari sebab kebenaran yang tinggal di dalam kita, dan yang menyertai kita sampai selama-lamanya.
-
-
Kebenaran di sini bukan kebenaran diri sendiri, bukan kebenaran karena pikiran kita, atau kebenaran pura-pura, tetapi kebenaran di dalam Kasih. Hasil pembenaran, hasil pengampunan Kristus, ada di dalam kita. Kebenaran ini harus tetap di dalam kita. Inilah yang perlu kita pegang dalam kehidupan kita, supaya kita tetap di dalam kebenaran dan kebenaran ada di dalam kita. Jika kita menyadari bahwa keselamatan ini kita peroleh dari Tuhan, pasti dalam kehidupan ini selalu ada ucapan syukur kepada Tuhan.
Bukti-bukti kita menerima Kasih Karunia 1. Ada ucapan syukur (Ibr. 12:28) Ucapan syukur adalah bukti pengakuan kita bahwa kita sudah menerima Kasih Karunia. Inilah tanda orang dibenarkan. Orang yang dibenarkan oleh Tuhan, dia mengucap syukur kepada Allah. Sementara orang yang merasa benar sendiri (kebenaran diri sendiri), pada dia tidak ada ucapan syukur, sebab dia tidak menerima apa-apa. Salah satu wujud ucapan syukur adalah mengerjakan ibadah dan melayani dengan benar, sesuai dengan ketetapan Allah. Orang yang melayani dan beribadah sebagai tanda ucapan syukur, dia tidak merasa berjasa, sekalipun sudah beribadah dan sudah melayani. Dia tidak merasa berjasa, sebab dia tahu bahwa jika dia bisa melakukan semua itu, semata-mata hanya karena Kasih Karunia. Dia mengucap syukur jika bisa diijinkan beribadah, jika diikutsertakan atau dipercayakan dalam pelayanan. Dia tidak merasa dibutuhkan, tidak merasa diperlukan oleh Tuhan, sebab jika Kasih Karunia diambil dari padanya, maka segala sesuatu hanya kesia-siaan. Itu sebabnya, ucapan syukur selalu ada dalam diri orang yang telah menerima Kasih Karunia.
Sebagai gembala, jika saya bisa berdoa buat saudara-saudara dan bisa menyampaikan Firman Allah yang memelihara kehidupan kita, itu semata-mata hanya Kasih Karunia. Apa yang sudah saya lakukan, tidak sebanding dengan apa yang sudah saya terima dari Tuhan. Saya juga ingin ucapkan terima Kasih atas segala doa-doa, perhatian, kurban-kurban saudara, bagi kami sekeluarga. Semua itu saudara kerjakan sebagai ucapan terima kasih. Saya bahagia melihat semua itu, sebab salah satu dosa akhir zaman adalah ‘tidak tahu berterima kasih’. Ucapan syukur adalah tanda bahwa seseorang telah menerima Kasih Karunia.
2. Gampang tergerak Tanda lain yang bisa kita dapati dalam kehidupan orang yang telah menerima Kasih Karunia adalah saat melihat orang berdosa, hatinya tergerak untuk menolong orang berdosa. Begitu melihat orang susah, dia gampang tergerak untuk menolong orang susah (apalagi jika dia dalam keadaan diberkati atau memiliki sesuatu). menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: "Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi," sedangkan yang diminta ada padamu.
6
Dalam Ams. 3:27-28 dikatakan → Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak
Page
Inilah orang yang memiliki Kasih karunia, tidak menunda untuk menolong sesama, sebab yang dibutuhkan ada ditangannya. Dia begitu cepat tergerak untuk memperhatikan keadaan orang lain. Inilah orang yang merasa sudah dibenarkan. Orang yang merasa benar sendiri, begitu dia melihat orang berdosa atau jatuh, dia langsung menghakimi orang berdosa. Mungkin tidak dalam perkataan, tetapi dalam hatinya. Orang berdosa menghakimi orang berdosa. Yesus tidak melakukan demikian. Saat Yesus melihat orang najis, DIA ingin membasuh kita dalam suatu kelahiran baru (baca ulang: Tit. 3:5). Yesus rela dijamah oleh seorang pesundal. Yesus tidak tercemar meskipun DIA dipegang oleh wanita berdosa. Mengapa Yesus tidak cemar? Sebab Yesus berada pada kualitas orang yang mengasihi. DIA adalah wujud Kasih Karunia Allah kepada manusia. DIA adalah rahmat Allah kepada manusia. Dengan menjamah Yesus, orang berdosa dijadikan suci. Orang sakit menjadi sembuh. Dalam hukum Taurat, orang yang meleleh darah adalah suatu kenajisan (Ima. 15:25). Tetapi saat wanita yang meleleh darah ini memegang ujung jubah Yesus, dia menjadi sembuh. Inilah Kasih Karunia Tuhan.
Yesus adalah wujud Kasih Karunia dan Rahmat Yesus dalam kualitas Kasih Karunia yang menyelamatkan manusia, Yesus juga dalam kualitas rahmat Allah. Orang sakit menjadi sembuh. Orang berdosa menjadi suci. Hanya karena Kasih-Nya, DIA mau menyembuhkan orang berpenyakit kusta yang sudah tersisih dari keluarga dan masyarakat. Begitu Yesus datang kepada si kusta, dan si kusta yang melihat dan menyadari keadaanya itu berkata → "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya. Yesus tidak mengatakan ‘sembuh’, tetapi ‘tahir’. Lebih dari sembuh, Tuhan menyucikan. Inilah Yesus dalam kualitas-Nya sebagai pribadi yang suka menyelamatkan. DIA mau menyelamatkan kita. Dan maunya Yesus menyelamatkan kita, dibuktikan dengan maunya Yesus disalibkan di atas kayu salib. Karena DIA mau disalibkan, DIA dapat mentahirkan orang kusta (berdosa). Karena dia mau dicambuk, mau dimahkotai duri, mau disalibkan, DIA menghasilkan bilur-bilur. Dan dari bilur-bilur inilah, kita disembuhkan dari segala penyakit dosa yang mampu membawa kita kepada maut. Jika DIA tidak suka disalibkan, jika DIA tidak suka dihina, jika DIA tidak mau dicambuk, maka tidak ada bilur yang menyembuhkan kita. Tetapi DIA mau. Mengapa DIA mau? Sebab DIA membawa Kasih Karunia Allah. DIA adalah pemberian Allah kepada manusia yang berdosa. DIA adalah rahmat Allah.
7
Jadi, inilah bukti kita menerima Kasih Karunia, yaitu kita bisa mengucap syukur dan tidak gampang menghakimi orang lain. Kalaupun melihat orang yang salah atau jatuh, dia langsung merasakan betapa beratnya orang yang hidup dalam kesalahan dan kejatuhan dalam dosa. Orang yang jatuh dalam dosa tidak enak, tetapi menderita. Orang yang nikahnya hancur itu menderita. Orang yang pernah merasakan pengampunan dari Tuhan, dia mengerti bagaimana rasanya orang yang jatuh dalam dosa. Begitu dia melihat orang yang jatuh dalam dosa, dia tidak mungkin gampang mengumbar cerita ke sana ke mari atau mengejek. Mengapa? Sebab dia pernah merasakan keadaan itu, dan sekarang dia sudah dibenarkan oleh Kasih Karunia Tuhan. Yesus sudah mau mati untuk kita, sekarang saatnya bagi kita jika melihat sesama kita jatuh dalam dosa, kita datang kepada Tuhan untuk membawa sesama kita itu di dalam doa. Inilah orang yang hidup di dalam Kasih Karunia. Inilah orang yang menerima Rahmat Allah. Page