Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013 BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI
Program merupakan tindak lanjut dari strategi pelaksanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan sebagai rencana tindak dari sebuah program, maka diturunkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan. Penyusunan kegiatan mengacu pada sistem dan zona sanitasi yang telah ditetapkan pada kerangka pengembangan sanitasi berdasarkan hasil analisa data sekunder maupun primer sebagaimana dijelaskan dalam Buku Putih Sanitasi. Hal ini menjadi acuan dasar agar pembangunan sanitasi dapat dilakukan secara tepat sasaran, merata, efektif dan efesien serta berkelanjutan. Pertimbangan lainnya dalam penyusunan kegiatan ini adalah Tupoksi SKPD serta agenda pembangunan lima tahunan yang telah tertuang dalam RPJMD Kabupaten Alor, sehingga diharapkan kegiatan-kegiatan yang diusulkan dalam SSK ini sejalan dengan agenda-agenda prioritas pembangunan dalam rangka pencapaian visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Alor. 4.1.
Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Sesuai dengan kondisi layanan sanitasi saat ini di Kabupaten Alor maka tahapan pengembangan program sanitasi di Kabupaten Alor pada prinsipnya tetap mengacu kepada hasil studi EHRA yang menghasilkan peta area beresiko sanitasi. Untuk memudahkan pelaksanaan program wilayah Kabupaten Alor telah dilakukan pembagian zona pengembangan dan layanan sanitasi dengan mempertimbangkan ; a) Luas wilayah (zona), b) Jangkauan/cakupan pelayanan sanitasi, dan c) Kondisi layanan sanitasi itu sendiri. Setiap zona terdapat area-area beresiko tinggi. Kondisi area beresiko ini pada dasarnya tidak berdiri sendiri, namun merupakan sistem dimana resiko yang terjadi pada suatu wilayah memiliki keterkaitan dengan wilayah sekitar. Oleh karena itu penyusunan perencanaan, strategi dan implementasi program harus diarahkan secara sistem. Demikian juga di komponen air limbah, drainase dan persampahan serta PHBS, resiko/bencana yang terjadi di suatu wilayah tidak lepas dari kondisi layanan sanitasi di wilayah sekitar termasuk perilaku manusia itu sendiri. Pada prinsipnya strategi pendekatan pembangunan sanitasi di Kabupaten Alor, mempertimbangkan pada :
Keberpihakan pada PMJK dan Gender
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013
Mengutamakan peningkatan kesehatan dan kehidupan masyarakat, perlindungan sumber daya air dan lingkungan.
Pembangunan dan pengelolaan yang bertumpu pada community based development dan peran masyarakat sejak tahap perencanaan, pembangunan dan pengelolaan
Pengembangan pembangunan yang bersifat city-wide dan bertahap berdasarkan demand responsive.
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013 Tabel 4.1.a Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/Atau Pembiayaan Pengembangan Sanitasi untuk 5 Tahun STRATEGI SANITASI KABUPATEN REKAPITLASI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI Kabupaten Provinsi Tahun
: Alor : Nusa Tenggara Timur : 2013
Nomor
Komponen
Indikasi Sumber Pembiayaan (Juta Rupiah) 2014
A B C D
2015
2016
2017
Jumlah
20818
KOMPONEN AIR LIMBAH KOMPONEN PERSAMPAHAN KOMPONEN DRAINASE LINGKUNGAN ASPEK PHBS DAN PROMOSI HIGIENE TOTAL ANGGARAN
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-3
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (Juta Rupiah) Non Kabupaten Provinsi APBN Pemerintah
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013 Tabel 4.1b:
Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan Pengembangan Sanitasi APBD Kabupaten Alor untuk 5 Tahun
STRATEGI SANITASI KABUPATEN REKAPITULASI PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR SANITASI SUMBER PENDANAAN APBD KABUPATEN ALOR Kab/Kota : Alor Provinsi : Nusa Tenggara Timur Tahun : 2013 NOMOR
KOMPONEN 2014
Indikasi Sumber Pembiayaan (Juta Rupiah) APBD Kabupaten Alor 2015 2016 2017
Jumlah 2018
A
KOMPONEN AIR LIMBAH
2,550,000,000
2,613,750,000
2,679,093,750
2,746,071,094
2,814,722,871
13,403,637,715
B
KOMPONEN PERSAMPAHAN KOMPONEN DRAINASE LINGKUNGAN ASPEK PHBS DAN PROMOSI HIGIENE
2,000,000,000
2,050,000,000
2,101,250,000
2,153,781,250
2,207,625,781
10,512,657,031
1,100,000,000
1,127,500,000
1,155,687,500
1,184,579,688
1,214,194,180
5,781,961,368
390,000,000
399,750,000
409,743,750
419,987,344
430,487,028
2,049,968,122
C D
Keterangan
-
TOTAL ANGGARAN
6,040,000,000
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
6,191,000,000
6,345,775,000
6,504,419,376
IV-4
6,667,029,860
31,748,224,236
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013 Tabel 4.1c:
Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan Pengembangan Sanitasi APBD Kabupaten Alor untuk 5 Tahun
STRATEGI SANITASI KABUPATEN REKAPITULASI PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR SANITASI SUMBER PENDANAAN APBD PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Kab/Kota Provinsi Tahun
: Alor : Nusa Tenggara Timur : 2013
NOMOR
A B C D
KOMPONEN
KOMPONEN AIR LIMBAH KOMPONEN PERSAMPAHAN KOMPONEN DRAINASE LINGKUNGAN ASPEK PHBS DAN PROMOSI HIGIENE
Indikasi Sumber Pembiayaan (Juta Rupiah) APBD Provinsi Nusa Tenggara Timur 2014 2015 2016 2017 2018 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
TOTAL ANGGARAN
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
Jumlah
IV-5
Keterangan
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013 Tabel 4.1d:
Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan Pengembangan Sanitasi APBD Kabupaten Alor untuk 5 Tahun
STRATEGI SANITASI KABUPATEN REKAPITULASI PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR SANITASI SUMBER PENDANAAN APBN Kab/Kota Provinsi Tahun NOMOR
: Alor : Nusa Tenggara Timur : 2013 KOMPONEN 2014
Indikasi Sumber Pembiayaan (Juta Rupiah) APBN 2015 2016 2017
Jumlah 2018
A
KOMPONEN AIR LIMBAH
8,778,878,400
8,998,350,360
9,223,309,119
9,453,891,846
9,690,239,142
46,144,668,867
B
KOMPONEN PERSAMPAHAN KOMPONEN DRAINASE LINGKUNGAN ASPEK PHBS DAN PROMOSI HIGIENE
492,263,579
504,570,168
517,184,422
530,114,032
543,366,882
2,587,499,083
1,502,094,000
1,539,646,350
1,578,137,508
1,617,590,945
1,658,030,718
7,895,499,521
509,665,000
522,406,625
535,466,790
548,853,459
562,574,795
2,678,966,669
TOTAL ANGGARAN
11,282,900,979
11,564,973,503
11,854,097,839
12,150,450,282
12,454,211,537
59,306,634,140
C D
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-6
Keterangan
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013 Tabel 4.1e:
Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan Pengembangan Sanitasi Kabupaten Alor untuk 5 Tahun
STRATEGI SANITASI KABUPATEN REKAPITULASI PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR SANITASI SUMBER PENDANAAN NON PEMERINTAH Kab/Kota Provinsi Tahun
: Alor : Nusa Tenggara Timur : 2013
NOMOR
A B C D
KOMPONEN
KOMPONEN AIR LIMBAH KOMPONEN PERSAMPAHAN KOMPONEN DRAINASE LINGKUNGAN ASPEK PHBS DAN PROMOSI HIGIENE
Indikasi Sumber Pembiayaan (Juta Rupiah) CSR 2014 2015 2016 2017 -
TOTAL ANGGARAN
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-7
Jumlah 2018
Keterangan
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013 4.2
Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Permasalahan mendasar yang dihadapi Kabupaten Alor adalah kurangnya tingkat layanan pengelolaan air limbah, khususnya limbah domestik. Ini tercermin dari tingkat layanan jamban pribadi maupun umum yang baru mencapai 22.88%. Secara teknis penduduk Kabupaten Alor masih jauh dari pemahaman dan kesadaran dalam pengelolaan air limbah yang baik. Sistem pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Alor adalah masih dalam taraf sederhana dengan on site system sederhana, dimana air buangan rumah tangga dan non rumah tangga disalurkan ke lobang resapan atau ke saluran drainase atau paling bagus bagi kalangan tertentu menggunakan septik tank. Pengelolaan limbah tinja umumnya dialirkan ke lobang septik tank atau ada yang langsung ke sungai, saluran. Penduduk yang tidak memiliki jamban pribadi atau tangki septik membuang limbah tinja ke sungai terdekat, parit, saluran irigasi, kebun terdekat. Melihat kondisi layanan pengelolaan air limbah yang ada, maka pengelolaan air limbah (khususnya air limbah domestik) di Kabupaten Alor adalah melalui upaya perencanaan dan penataan dari awal, yaitu yang dimulai dari penataan perilaku manusianya dan penataan sistem pengelolaannya. Untuk efisiensi dan efektifitas pengelolaan air limbah atau sektor sanitasi pada umumnya di Kabupaten Alor, maka pengelolaan dan implementasi program/kegiatan sektor sanitasi diarahkan menurut zona pengembangan sanitasi seperti telah disepakati Pokja AMPL Kabupaten Alor sebagaimana tertuang dalam Bab 2 SSK ini. Proses pembangunan yang baik adalah jika daerah memiliki acuan sebagai landasan dalam pelaksanaan pembangunan, termasuk pembangunan di sektor sanitasi. Pada sub sektor air limbah acuan paling mendasar yang sangat diperlukan adalah tersedianya Master Plan yang diikuti dengan penyusunan outline plan sistem pengelolaan air limbah, khususnya sistem pengelolaan air limbah domestik. Setiap sub zona sanitasi di Kabupaten Alor diharapkan memiliki master plan dan outline plan sistem pengelolaan air limbah domestik sehingga program/kegiatan sub sektor air limbah pada setiap sub zona (wilayah) dapat terealisasi secara terencana. Pengembangan Master Plan dan Outline Plan Sistem Air Limbah Domestik diarahkan pada semua sub zona sanitasi. Sesuai kondisi layanan sanitasi yang ada (hasil studi EHRA dan penentuan sistem zona sanitasi Kabupaten Alor) tahun 2013, pentahapan proses implementasi pembangunan jangka menengah tahun 2014-2018 sanitasi air limbah di Kabupaten Alor secara berurutan/bertahap. Pentahapan implementasi program ini didasarkan tingkat kebutuhan layanan sanitasi dengan bersandar kepada kondisi layanan sanitasi yang ada.
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013
Jamban keluarga dipandang sebagai potret dasar dalam memaknai hidup bersih dan sehat, sehingga dapat dinyatakan bahwa suatu keluarga jika minimal sudah memiliki jamban maka kesadaran akan hidup bersih sudah mulai tertanam. Kesadaran dalam lingkungan terkecil ini akan membawa dampak luas dalam kehidupan bermasyarakat atau lingkungan. Aspek sanitasi sekolah juga dipandang strategis sebagai cikal bakal pembentukan sumberdaya manusia yang handal yang memiliki kepedulian dalam hidup bersih dan sehat hingga usia dewasa dan usia lanjut. Melalui sekolah, maka pendidikan dasar tentang sanitasi mulai tertanam sejak dini yaitu mulai dari tingkat usia dini (TK/PAUD), pendidikan menengah dan pendidikan atas. Sementara sasaran program/kegiatan lainnya lebih diarahkan pada upaya mencapai hidup bersih dan sehat yang lebih ideal yang diharapkan dapat diwujudkan dalam jangka panjang, antara lain seperti
Pembangunan
MCK
Umum,
Pembangunan
MCK++,
Pembangunan
IPAL
Komunal/Tangki Septik Komunal, Pembangunan Infrastruktur Air Limbah sistem terpusat/IPAL terpusat (off site system) skala wilayah, dan pembuatan peraturan pengelolaan air limbah dan pemantauan kualitas lingkungan. Dari total kebutuhan pendanaan komponen program/kegiatan pembangunan air limbah tersebut di atas, direncanakan dalan jangka tahun 2014-2018. Untuk mewujudkan program pengembangan air limbah ini diharapkan akan terserap melalui APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN, dukungan masyarakat, dan dunia usaha. Dukungan masyarakat dapat dalam bentuk pendanaan ataupun dalam bentuk swadaya.
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-10
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-11
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-12
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013 Tabel 4.2b. Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Sumber pendanaan APBD Kab. Alor
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-13
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-14
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-15
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013 Tabel 4.2c : Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Sumber Pendanaan APBD Provinsi
Tabel 4.2c: Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Sumber Pendanaan APBD Provinsi
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-16
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-17
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-18
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013 Tabel 4.2d : Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Sumber Pendanaan APBN
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-19
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-20
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-21
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013 Tabel 4.2e : Program Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Sumber Pendanaan Non Pemerintah
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-22
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-23
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-24
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013 4.3
Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan Indikator kegiatan sektor sanitasi dalam hal ini sub sektor persampahan adalah mencakup perincian dan pendetailan dari semua kegiatan yang menjadi prioritas dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Alor. Indikator ini terbagi atas beberapa kegiatan utama, yang dibedakan berdasarkan jenis kegiatannya masing-masing. Selain berkaitan dengan kegiatan persampahan yang akan dilaksanakan, dalam indikasi kegiatan ini juga memberikan arahan mengenai alokasi penganggaran atau pendanaan dari masing-masing kegiatan tersebut, sehingga akan terlihat jelas bagaimana kegiatan itu dilaksanakan dan dari mana sumber pendanaan nantinya. Pengembangan kebijakan dan kinerja merupakan hal yang sangat penting ketika kegiatan pengelolaan persampahan akan dilaksanakan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana keberpihakan dan kesiapan dari suatu daerah dalam mempersiapkan semua aspek pendukung baik yang menyangkut produk perencanaan sebagai acuan kegiatan, juga aspek kualitas SDM yang akan menjadi pelaksana kegiatan. Dalam penyusunan master plan persampahan Kabupaten Alor menganggarkan dana kegiatan yang berasal dari dana APBD Kabupaten Alor.
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-25
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013 Tabel 4.3a : Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-26
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013 4.4
Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Drainase (drainage) memiliki arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan dan atau lahan sehingga fungsi kawasan tersebut tidak terganggu. Untuk meningkatkan layanan sistem pengelolaan drainase lingkungan Kabupaten Alor diperlukan program dan kegiatan yang tersusun secara sistem yaitu mulai dari pendataan, perencanaan, hingga pada program dan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun perdesaan. Permasalahan mendasar pada komponen drainase di Kabupaten Alor adalah baru dalam proses penyusunan data base drainase wilayah kota dan master plan sistem drainase. Kualitas layanan saluran drainase yang ada kurang memadai. Tahap awal yang sangat diperlukan dalam pembangunan komponen drainase lingkungan di Kabupaten Alor adalah tersedianya data base layanan saluran drainase yang diikuti perencanaan dan program. Program dan kegiatan yang diperlukan dalam pembangunan komponen drainase lingkungan yang paling mendasar. Seperti diketahui di atas, Kabupaten Alor belum memiliki data base dan perencanaan sistem drainase sebagai acuan dalam pembangunan prasarana dan sarana saluran drainase. Kondisi ini menyulitkan untuk melakukan prediksi kebutuhan volume program/kegiatan, kebutuhan anggaran pembangunan dan rehabilitasi, yang akan dieksekusi/diimplementasikan ke depannya. Oleh karena itu penentuan komponenkomponen program dan kegiatan dalam penyusunan program SSK ini mengacu kepada pedoman-pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan umum untuk sub sektor drainase. Pada dasarnya program/kegiatan drainase pada setiap wilayah memiliki komponen program dan kegiatan yang hampir sama, perbedaannya adalah pada volume kegiatan, pembiayaan, dan lokasi. Komponen program/kegiatan dalam buku SSK ini disusun berdasarkan kebutuhan sesuai sasaran dan strategi sebagaimana tertuang dalam Bab 2 dan Bab 3 SSK. Volume kegiatan mengacu kepada data sekunder yang ada dengan asumsi bahwa infrastruktur yang ada memerlukan upaya rehabilitasi fisik agar tercipta layanan saluran drainase yang lebih optimal. Sedangkan prediksi pembiayaan menggunakan asumsi-asumsi kebutuhan biaya dan berbagai standar berlaku. Program dan kegiatan dalam SSK ini lebih diarahkan sebagai acuan dalam mendukung perencanaan sistem drainase yang akan disusun saat ini ataupun ke tahap-tahap selanjutnya bagi semua
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-27
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013 sub zona sanitasi Kabupaten Alor. Setiap sub zona sanitasi di Kabupaten Alor diharapkan memiliki master plan. Dalam buku SSK ini, volume dan perkiraan pendanaan pembangunan saluran drainase primer belum dapat diprediksi. Volume dan perkiraan pendanaan pembangunan saluran drainase primer diperlukan dukungan studi dan perencanaan (Master Plan drainase). Penyusunan program dan kegiatan rehabilitasi saluran drainase primer ini mengacu kepada data sekunder yang ada. Idealnya jenis kegiatan, volume dan perkiraan pendanaan mengacu kepada hasil studi, pengukuran atau master plan drainase.
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-28
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-29
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013 4.5 Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sementara itu, derajat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan, tetapi yang lebih dominan justru adalah kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. Upaya untuk mengubah perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan derajat kesehatan dilakukan melalui program pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
Program
ini telah dilaksanakan oleh
Kementerian Kesehatan (dahulu: Departemen Kesehatan) sejak tahun 1996. Evaluasi keberhasilan pembinaan PHBS dilakukan dengan melihat indikator PHBS di tatanan rumah tangga. Namun demikian, karena tatanan rumah tangga saling berkait dengan tatanan-tatanan lain, maka pembinaan PHBS dilaksanakan tidak hanya di tatanan rumah tangga, melainkan juga di tatanan insitusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, dan tatanan fasilitas kesehatan, dan lingkungan permukiman. Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene diarahkan pada upaya peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat untuk hidup bersih, sehat, dan higienis. Sasaran program dan kegiatan PHBS dan Promosi higiene dilakukan melalui : 1. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam PHBS melalui kampanye 2. Penyediaan sarana fisik untuk mendukung PHBS 3. Peningkatan peran serta masyarakat dalam PHBS
Sasaran program dan kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat dalam PHBS melalui kampanye, antara lain ditempuh melalui berbagai kegiatan seperti road show penyuluhan tentang PHBS (CTPS, stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya, pemeliharaan saluran drainase, dll) di sekolah-sekolah, Perkantoran, Permukiman dan ditempat-tempat umum, penyuluhan dan kampanye pola hiodup bersih dan sehat melalui CTPS,
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-30
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013 stop BABS, pengelolaan sampah yang baik dan sehat, pemeliharaan drainase melalui media komunikasi seperti media cetak, radio, TV lokal, dan berbagai media potensial lainnya. Penyediaan sarana fisik untuk mendukung PHBS, diarahkan pada upaya pengadaan sarana fisik yang bersifat stimulus untuk mendukung program PHBS itu sendiri, seperti pembuatan media promosi, dukungan sarana CTPS di sarana-sarana kesehatan (posyandu, puskesmas), dan di tempat-tempat umum (taman, terminal, pasar, pusat perkantoran, pendidikan, lapangan umum dan lain sebagainya). Untuk mendorong atau memancing peningkatan kesadaran masyarakat dalam PHBS diperlukan program/kegiatan yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat dan lingkungan, yang di antaranya melalui kegiatan lomba yang melibatkan semua kelurahan/desa. Program dan kegiatan diarahkan pada semua sub zona sanitasi. Untuk mendukung Program
Promosi
Kesehatan
dan
Pemberdayaan
masyarakat
ini
memerlukan dukungan pendanaan dalam jangka waktu 5 tahun (2014 – 2018). Untuk mendukung program ini diharapkan dukungan angaran APBD, APBD Provinsi dan APBN. Peran serta masyarakat lebih banyak bersifat swadaya, seperti melalui kegiatan Lomba, gotong royong dan lain sebagainya yang mendorong bagi penguatan kehidupan masyarakat yang bersih, sehat dan higiene.
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-31
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun (SSK) 2013
Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi
IV-32