STRATEGI PRODUKSI SEPUTAR INDONESIA PAGI RCTI DALAM MENINGKATKAN SHARE DAN RATING ( PERIODE JULI 2009 )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Strata Satu Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh
DORA ALFIANI 44105010097
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN BROADCASTING UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2009
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Dora Alfiani
Nim
: 44105010097
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: STRATEGI PRODUKSI SEPUTAR INDONESIA PAGI RCTI DALAM MENINGKATKAN SHARE DAN RATING (PERIODE JULI 2009)
Jakarta, Agustus 2009 Mengetahui,
Pembimbing
( Riswandi., Drs, M.si)
i
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG
Nama
: Dora Alfiani
Nim
: 44105010097
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: STRATEGI PRODUKSI SEPUTAR INDONESIA PAGI RCTI DALAM MENINGKATKAN SHARE DAN RATING (PERIODE JULI 2009)
Mengetahui,
Ketua Sidang (Feni Fasta., SE, M.si)
(……………)
Penguji Ahli (Morissan., Drs, Ma)
(……………)
Pembimbing (Riswandi., Drs, M.Si)
(……………)
ii
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: Dora Alfiani
Nim
: 44105010097
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: STRATEGI PRODUKSI SEPUTAR INDONESIA PAGI RCTI DALAM MENINGKATKAN SHARE DAN RATING ( PERIODE JULI 2009 )
Jakarta, Agustus 2009 Disetujui dan Diterima Oleh
Pembimbing
Kaprodi Broadcasting
( Riswandi., Drs, M.Si )
( Ponco Budi Sulistyo., S. Sos, M.Comn )
Mengetahui : Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
( Diah Wardhani., Dra. M.Si. )
iii
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting
Nama Nim Judul
Bilbiografi
: Dora Alfiani : 44105010-097 : STRATEGI PRODUKSI SEPUTAR INDONESIA PAGI RCTI DALAM MENINGKATKAN SHARE DAN RATING ( PERIODE JULI 2009 ) : 5 Bab+92 Halaman+25 Referensi+7 Lampiran+Biografi
ABSTRAKSI Persaingan media audio visual atau televisi semakin ketat dengan dikeluarkannya peraturan Undang-undang Penyiaran No.32 tahun 2002 yang akan memicu hadirnya televisi lokal dan televisi jaringan. Salah satu program yang sangat dinantikan oleh masyarakat adalah program news yang berupa informasi mengenai suatu peristiwa luar biasa yang ada disekitarnya. Kehadiran sebuah program news di stasiun televisi nampaknya cukup penting karena kebutuhan akan informasi yang aktual menjadikan program berita merupakan keharusan yang dimiliki oleh setiap stasiun televisi. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mencoba memaparkan bagaimana suatu mekanisme yang dimiliki dan dilaksanakan dan ditinjau dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan eveluasi atau controlling yang dilaksanakan oleh program Seputar Indonesia. Fokus penelitian dalam penelitian ini yaitu untuk melihat bagaimana suatu strategi produksi tayangan Seputar Indonesia yang dilakukan terhadap beberapa unsur strategi seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atau controlling yang diterapkan kemudian diteliti secara sistematis berdasarkan fungsi-fungsi umum yang ada dalam ilmu strategi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelititan dskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Dalam penelitian ini dihubungkan wawancara mendalam ( indepth interview ) dengan narasumber yang berkaitan dengan program yang diteliti, meliputi : Atika Suri selaku executif produser, Tunggal selaku koordinator reporter, Rubi selaku koordinator cameraman, dan Riky selaku editor. Penelitian ini juga meliputi dengan pengamatan langsung di lapangan. Strategi produksi pada program Seputar Indonesia di RCTI merupakan hal yang akurat. Dimana suatu mekanisme yang meliputi riset tema berita, peliputan, menulis naskah, editing, dan evaluating.
iv
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang begitu banyak kepada umatNya, sampai pada akhirnya penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam penulis sampaikan pula kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita termasuk dalam umatnya. Amin. Skripsi ini disusun selama kurang lebih dua bulan,adapun dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta sumbangan pemikiran dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu dan sesuai dengan harapan penulis, untuk itu tidak ada kata terindah selain ucapan terima kasih yang penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Drs. Riswandi M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi. 2. Bapak Ponco Budi Sulistyo S.Sos, M.Comm. selaku Kepala Program Studi Broadcasting Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 3. Bapak Morissan, Ma selaku penguji Ahli yang telah memberikan kritik dan saran pada skripsi ini. 4. Kedua orang tua tercinta, mama dan bapa (Ibu Juju Juliawati dan Bapa Sunartoyo) yang telah memberikan dukungan yang begitu hebat berupa semangat, materi dan kasih sayang yang besar melebihi siapapun. 5. Ema sebagai the best grandmather atas do’anya, Dahlia “my sister” dan a’Bibin yang telah menjadi kakak yang mampu menjadi inspirasi karena ketegarannya, puput yang sangat membantu disegala situasi, dan dua keponakanku neng bila dan dd bilal yang selalu memberikan senyuman dan semangat lewat kelucuannya. 6. Para staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Komunikasi terima kasih.
v
7. Bagus Budi Hartanto “sahabat hati”, nyo makasih ya udah dibantu segalagalanya jangan pernah berenti buat ngasih bantuan dan semangat yang besar, tapi yang ikhlas ya! 8. Teman-teman Broadcast angkatan 2005, Uti, Umi miuun, Nandha, Ayu, Wiwid, Jbew, Fitri, Anis “Chiiko”, Adji terima kasih atas kerjasamanya. 9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terima kasih banyak atas dukungan dan doanya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini. Harapan penulis, skripsi ini tidak hanya bermanfaat secara pribadi tetapi juga bagi para pembaca.
Jakarta, Agustus 2009
Dora Alfiani
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................ i ABSTRAKSI ....................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ....................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................ 8 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 9 1.4 Signifikansi Penelitian .................................................................................... 9 1.4.1 Signifikansi Akademis ......................................................................... 9 1.4.2 Signifikansi Praktis ............................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa ......................................................................................... 10 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa .............................................................. 10 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa .......................................................... 11 2.1.3 Karakteristik Isi Media Massa ............................................................. 12 2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa ................................................................... 15 2.2 Televisi sebagai Media Komunikasi Massa .................................................... 17 2.2.1 Karakteristik Televisis .......................................................................... 17 2.2.2 Fungsi Televisi ..................................................................................... 18 2.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Televisi ...................................................... 20 2.2.4 Jenis-jenis Program Televisi ................................................................. 22 2.3 Karakteristik Program Televisi ....................................................................... 23 2.4 Program Berita Televisi ................................................................................. 24 2.4.1 Pengertian Program Berita Televisi ...................................................... 24 2.4.2 Jenis Berita........................................................................................... 26 2.4.3 Nilai Berita........................................................................................... 31 2.4.4 Sumber Berita ...................................................................................... 33
vii
2.5 Strategi .......................................................................................................... 37 2.5.1 Strategi Dasar Produksi ........................................................................ 39 2.6 Faktor Penting dalam Memproduksi Televisi ................................................ 42 2.6.1 Materi Produksi .................................................................................... 43 2.6.2 Sarana Produksi ................................................................................... 43 2.6.3 Biaya Produksi ..................................................................................... 44 2.6.4 Organisasi Pelaksanaan Produksi.......................................................... 45 2.6.5 Tahap Pelaksanaan Produksi ................................................................ 46 2.6.5.1 Pra Produksi ............................................................................... 46 2.6.5.2 Produksi ..................................................................................... 49 2.6.5.3 Pasca Produksi............................................................................ 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian ............................................................................................... 53 3.2 Metode Penelitian .......................................................................................... 54 3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 55 3.3.1 Data Primer .......................................................................................... 55 3.3.2 Data Sekunder ...................................................................................... 56 3.4 Definisi Konsep ............................................................................................. 56 3.5 Fokus Penelitian............................................................................................. 57 3.6 Key Informan/Narasumber ............................................................................. 59 3.7 Teknik Analisis Data ...................................................................................... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Objek Penelitian............................................................................................. 62 4.1.1 Sejarah singkat Televis RCTI ............................................................... 62 4.1.2 Proses Kerja Redaksi ............................................................................ 63 4.1.3 Gambaran Umum Redaksi RCTI .......................................................... 64 4.1.4 Visi dan Misi RCTI .............................................................................. 65 4.1.5 Logo, Slogan, dan Tiga Pilar Utama ..................................................... 66 4.1.6 Data Perusahaan RCTI ......................................................................... 67
viii
4.2 Hasil Penelitian .............................................................................................. 67 4.2.1 Program Berita Seputar Indonesia RCTI ............................................ 67 4.2.2 Cakupan............................................................................................. 68 4.2.3 Kompetitor......................................................................................... 68 4.2.4 Waktu Penayangan............................................................................. 68 4.2.5 Targer Audiens .................................................................................. 69 4.3 Strategi Produksi Tayangan Seputar Indonesia ............................................... 69 4.3.1 Planning ............................................................................................. 69 4.3.2 Organizing ......................................................................................... 70 4.3.3 Actuating .......................................................................................... 73 4.3.4 Controlling......................................................................................... 75 4.4 Sarana Produksi ............................................................................................ 76 4.4.2 Sarana Produksi Tayangan Seputar Indonesia..................................... 76 4.4.3 Biaya Produksi Tayangan Seputar Indonesia ...................................... 77 4.4.4 Organisasi Pelaksana Produksi Tayangan Seputar Indonesia .............. 78 4.5 Tahapan Pelaksanaan Produksi Tayangan Seputar Indonesia .......................... 79 4.5.1 Pra Produksi....................................................................................... 79 4.5.2 Produksi ............................................................................................. 81 4.5.3 Pasca Produksi ................................................................................... 85 4.6 Pembahasan ................................................................................................... 87
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 91 5.2 Saran.............................................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan media audio visual atau televisi semakin ketat dengan dikeluarkannya peraturan Undang-undang Penyiaran No.32 tahun 2002 yang akan memicu hadirnya televisi lokal dan televisi jaringan. Hal ini akan membangun prinsip diversity of ownership, yaitu keanekaragaman pemilihan stasiun televisi (TV) dan diversity of content, yaitu keanekaragaman program siaran. Apalagi saat ini Indonesia sedang mengembangkan otonomi daerah. Terbukti pada saat ini di masing-masing daerah berdiri lembaga-lembaga penyiaran lokal dengan materi siaran yang beragam dan sesuai dengan kultur masyarakat setempat. Lebih jauh dari itu sistem ini akan bisa mendorong pengembangan ekonomi daerah. Sebagai contoh, selama ini apabila ada produk lokal mau diiklankan di televisi maka dia harus ke Jakarta. Konsekuensinya tentu akan memakan biaya besar. Dengan ketentuan yang baru justru akan sebaliknya. Produk nasional yang ingin berpromosi di daerah maka dia harus datang ke daerah tersebut, dan ini akan menjadi pendapatan daerah. Selain itu akan tumbuh rumah-rumah produksi (production house), usaha-usaha pasca produksi (post production), dan usaha lainnya yang berkaitan dengan industri penyiaran. Hal ini tentu akan membuka kesempatan lapangan kerja di daerah bersangkutan. Televisi sebagai media massa tidak hanya berfungsi sebagai sarana informasi, pendidikan, hiburan, dan kebudayaan, tetapi juga telah tumbuh sebagai sarana
1
2 bisnis. Kini, informasi telah menjadi komoditi yang dapat diperjualbelikan untuk mendapat keuntungan. Perkembangan yang terjadi di dunia, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi komunikasi, media massa telah tumbuh menjadi industri yang cukup vital dalam suatu negara. 1 Kondisi ini sesuai dengan pendapat Dennis McQuail dalam bukunya “Teori Komunikasi Massa” yang mengatakan : “Media massa adalah suatu industri yang tumbuh dan berkembang, yang menciptakan lapangan kerja, memproduksi barang dan jasa, serta menghidupkan industri lain yang terkait; media massa juga merupakan suatu industri yang memiliki aturan-aturan dan norma-norma yang menghubungkan dirinya dengan masyarakat dan institusi-institusi lainnya, dan sebagai institusi sosial, media massa diatur oleh masyarakat.2 Menurut Skornis dalam bukunya “Television and Society: An Incuest and agenda”(1965), dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat politis, bisa pula informatif, hiburan, dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan suasan tertentu, yaitu para pemirsanya dapat melihat sambil duduk santai tanpa kesengajaan untuk menyaksikannya. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan.
1
Sanovri, Veri. “Lynx Films Membidik Niche Market“, majalah Behind The Screen, Mei 2005, hal.4 2 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Edisi Kedua, (Jakarta:Erlangga), 1989, hal.3
3 Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar dan terlihat secara visual.3 Kompetisi yang ketat terjadi di Jakarta,karena televisi-televisi di daerah belum banyak berdiri dan dikenal masyarakat. Ada 11 TV yang beroperasi secara nasional di Jakarta yaitu TVRI, RCTI, SCTV, TPI, Indosiar, Anteve, Metro TV, TV7, Trans TV, Lativi, dan Global TV. Beberapa TV bekerjasama untuk meningkatkan daya saing, salah satunya adalah Trans TV, dan TV7 yang membuat kesepakatan Strategic partnership pada tanggal 4 Agustus 2006. Setelah di-relaunch pada 15 Desember 2006 maka TV7 berganti nama menjadi Trans 7 dibawah naungan PT.Trans Corpora. Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai pemirsa, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum, dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.4 Program siaran dapat dianalogikan dengan produk atau barang yang ditawarkan kepada pihak lain, dalam hal ini pemirsa dan pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia
3
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Massa Televisi; Cetakan Pertama; (Jakarta: PT.Rineka Cipta), Maret 1996, hal 8 4 Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi; (Tangerang : Ramdina Prakarsa), Agustus 2005, hal 100
4 penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan penonton yang lebih besar, sedangkan program yang buruk tidak akan mendapatkan penonton.5 Ukuran keberhasilan sebuah program dalam meraih banyaknya pemirsa dapat dilihat dari perolehan rating dan share. Perhitungan rating dan share bergantung pada jumlah stasiun televisi dan populasi penonton pada suatu wilayah siaran. Hal ini membuat ukuran rating dan share di setiap negara berbeda. Salah satu perusahaan riset media yang mengukur ratinf dan share bernama AC Nielsen yang di Indonesia kini bernama AGB Nielsen Media Research Indonesia. Perusahaan ini telah menyediakan informasi dan pelayanan untuk untuk TV, koran, majalah, dan radio ke para pemilik media dan industri periklanan sejak tahun 1950 di Amerika Serikat dan tahun 1976 di Indonesia.6 Suatu program siaran yang memiliki rating 100 berarti bahwa seluruh (100 persen) rumah tangga di suatu wilayah siaran tengah menonton program tersebut. Namun rating 100 mungkin tidak akan pernah terjadi dalam kenyataan karena tidak semua pesawat televisi digunakan dalam satu waktu tertentu. Menurut Head Sterling (1982), program siaran televisi yang mencatat rating tertinggi dalam sejarah di Amerika Serikat adalah serial “Dallas” yang menurut AC Nielsen mendapat rating 53,3%.7 Di Indonesia, program yang pernah memiliki rating tertinggi diantaranya sinetron “Si Doel Anak Sekolahan” dengan rating 22,2%
5
Ibid.,97 Website AGB Nielsen Media Research, http://www.agbnielsen.net/whereweare/dynpage.asp?lang=local&id=32&country=Indonesia 7 Morissan,op.cit.,hal 193 6
5 serta program musik “Akademi Fantasi Indosiar” dengan rating 16,6% dan share 46,3%.8 Program yang mempunyai nilai rating dan share tinggi berarti memiliki penonton yang lebih banyak dan jumlah pemasang iklan yang lebih besar sehingga
menguntungkan
perusahaan
televisi.
Program
tersebut
berarti
mempunyai kualitas. Namun untuk menghasilkan program yang bekualitas harus didukung dengan proses produksi yang baik serta strategi tertentu. Banyaknya program-program yang sejenis mengharuskan stasiun televisi untuk tampil lebih kreatif. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan peringkat terbaik. Ukuran peringkat pada televisi kita kenal dengan istilah rating. Rating yang tinggi berarti penonton yang lebih banyak dan jumlah pemasang iklan untuk program acara tersebut otomatis lebih besar. Definisi rating menurut Sydney Head dan Christopher Sterling adalah a comparative estimate of set tuning in any given market, yakni perkiraan komparatif dari jumlah pesawat televisi yang sedang digunakan pada suatu wilayah tertentu. Dengan definisi diatas dapat diketahui jumlah audience yang sedang menonton acara tertentu. Karena itu rating sangatlah penting sebagai tolak ukur stasiun televisi untuk mengetahi seberapa besar program tersbut ditonton oleh pemirsa. Bagi stasiun televisi, semakin besar masyarakat menonton acaranya, berarti peluang untuk pemasang iklan semakin luas. Kehadiran sebuah program news di stasiun televisi nampaknya cukup penting karena kebutuhan akan informasi yang aktual menjadikan program berita 8
Website Suara Merdeka, http://suaramerdeka.com/harian/0402/29/nas6.htm
6 merupakan keharusan yang dimiliki oleh setiap stasiun televisi. Stasiun televisi yang sarat akan hiburan sekalipun, tetap akan diimbangi dengan kebutuhan informasi. Kenyataan ini didasari karena mahluk hidup adalah mahluk sosial yang membutuhkan informasi untuk bersosialisasi dengan mahluk hidup lainnya. Dengan informasi, manusia dapat melihat perkembangan di sekelilingnya, maupun diluar wilayahnya. Manusia dapat mengetahui apa yang terjadi di wilayahnya, apa yang menimpa saudaranya di daerah lain, atau apa yang akan terjadi esok hari. Program informasi pada media penyiaran dapat dibagi menjadi dua bagian besar yakni berita keras ( hard news ) dan berita ringan ( soft news ). Berita keras (hard news) yaitu segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya untuk segera diketahui oleh khalayak. Stasiun televisi besar umumnya menayangkan hard news secara reguler setiap pagi, siang, petang, dan tengah malam. Berita ringan ( soft news ) adalah segala informasi yang penting dan menarik untuk disampaikan secara mendalam (indepth ) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Stasiun televisi menggunakan berbagai istilah untuk jenis berita lunak ini misalnya news magazine, current affair dan lain-lain. Softnews juga dapat berbentuk perbincangan (talkshow) ataupun laporan-laporan khusus seperti perkembangan tren atau gaya hidup. Dari berbagai jenis informasi di atas, program berita merupakan salah satu program yang pasti ada di dalam sebuah stasiun televisi, karena penayangannya yang regular dan harus segera disampaikan kepada khalayak. Berita adalah
7 informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan dalam bentuk cetak, siaran, internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak. Oleh karena itu peneliti tertarik meneliti bagaimana strategi produksi Seputar Indonesia yang ada di RCTI dengan alasan bagaimana program berita yang ada sejak tahun 1989 ini mampu bartahan untuk tetap ada walaupun acara ini memiliki saingan dari beberapa program berita yang ada di stasiun televisi lain seperti Topik di ANTV, Reportase di Trans TV, Redaksi di Trans 7 dan lain-lain. Program berita pertama yang diproduksi oleh stasiun televisi swasta pertama di Indonesia ini dirancang khusus untuk memenuhi keperluan berita para pemirsa yang mendominasi komposisi kepemirsaan di pagi hari dengan menggunakan pendekatan newsfeature.9 Mengapa memilih stasiun RCTI, karena yang peneliti lihat bukan dari segi subjektifitas tetapi lebih kepada adanya sebuah program berita di stasiun RCTI dengan target audience pemirsa yang heterogen yang mampu bertahan untuk tetap ada walaupun ada beberapa program berita sejenis pada jam tayang yang sama. Selain itu pula, program Seputar Indonesia beberapa kali mendapatkan penghargaan karya jurnalistik diantaranya adalah Panasonic Award 2007, Achievement dari UNICEF Indonesia dan Aliansi Jurnalistik Indepedent (AJI) pada Desember 2007, sereta the Asia –Pasific Broadcasting Union (ABU), the Cable and Satellite Broadcasting Association of Asia (CASBAA) bekerjasama dengan UNICEF Asia Pasifik di Thailand. 9
http://rcti.tv/sinopsis/seputar-indonesia
8 Strategi produksi yang tepat, mulai dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan oleh team Seputar Indonesia dalam meningkatkan rating dan share periode Juli 2009 ini yang akan dianalisa oleh peneliti. Periode tersebut diambil dengan alasan pada periode tersebut diadakan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009, juga agar peneliti dapat meneliti secara langsung. Penggunaan strategi dengan berdasarkan riset di lapangan mengenai produksi program tersebut akan lebih membantu dalam peningkatan rating dan share. Keberhasilan redaksi RCTI, khususnya tim Seputar Indonesia yang mampu bertahan di industri televisi tidak lepas dari strategi yang dipakai. Strategi produksi Seputar Indonesia sangat menentukan perolehan rating dan share sehingga mampu bertahan untuk terus memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, oleh karena itu bagaimana strategi produksi program Seputar Indonesia ini yang akan diteliti oleh peneliti di dalam penelitian ini.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana strategi produksi program Seputar Indonesia dalam upaya meningkatkan rating dan share di RCTI (Periode Juli 2009)?”
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk memberi gambaran strategi produksi program Seputar Indonesia dalam meningkatkan rating dan share di RCTI.
9
1.4 Sigifikansi Penelitian Signifikansi penelitian terbagi menjadi dua bagian, yakni signifikansi akademis dan signifikansi praktis.
1.4.1
Signifikansi Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi fakultas Ilmu
Komunikasi dalam pengembangan studi Ilmu Komunikasi khususnya bidang penyiaran televisi mengenai strategi produksi program Seputar Indonesia dalam meningkatkan rating dan share di RCTI. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan referensi bagi penelitian selanjutnya.
1.4.2
Signifikansi Praktis Sebagai bahan evaluasi untuk stasiun RCTI dalam memperkuat strategi
yang dimiliki oleh tim Seputar Indonesia dalam mempertahankan rating dan share. Sebagai pembanding bagi stasiun televisi lainnya diluar RCTI, khususnya stasiun televisi yang memiliki program serupa.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa Studi tentang komunikasi massa termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan yang lebih luas yang berkenaan dengan komunikasi manusia. Bidang ilmu pengetahuan tersebut kadangkala disebut “ilmu pengetahuan komunikasi”10. 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Pengertian komunikasi massa tidak dapat didefinisikan dengan singkat dan sederhana, sebab di dalam pengertian komunikasi massa tercakup hal-hal seperti isi pesan ( pengolahan, pengiriman, penerimaan ), teknologi, kelompokkelompok,
bentuk-bentuk
khalayak
dan
efek.
Dalam
bukunya
“Mass
communication : An. Introduction” 1980), Bittner yang mengartikan komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people)11. Sedangkan De Fleur dan Dennis dalam bukunya “Understanding Mass Communication: mengatakan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesanpesan secara luas dan secara terus menerus menciptakan makna - makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda - beda dengan melaui berbagai cara. Menurut definisi diatas maka karakteristik komunikasi 10
Denis McQuail Teori komunikasi Massa, Penerbit Erlangga, 1996 hal. 6 Elvinaro Ardianto & Lukiati Komala E. Komunikasi massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, 2004 hlm.3 11
10
11 mencakup khalayak yang luas, heterogen, anonym, tersebar dan tidak mengenal batas geografis kultural. Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi. Pola penyampaian pesan media berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak luas.
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifatsifat komponennya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut12: a). komunikasi massa berlangsung satu arah. Berbeda dengan komunikasi antarpersonal (interpersonal communication) yang berlangsung dua arah (two way traffic communication), komunikasi massa berlangsung satu arah (oneway communication). Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. b). Komunikator pada komunikasi massa melembaga. Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga atau dalam bahasa asing disebut institutionalized communicator atau organized communicator. c). Pesan pada komunikasi mass bersifat umum. Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (public) karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu.
12
Onong Uchyana Efendy, ilmu komunikasi, Bandung. PT.Remaja Rosdakarya, 1994 hlm 20
12 d). Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan. Ciri lain dari media massa
adalah
kemampuannya
untuk
menimbulkan
keserempakan
(simultaneity) pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. Inilah yang merupakan hal paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya. e). Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen. Komunikan atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen.
2.1.3 Karakteristik Isi Media Massa Media massa memiliki berbagai macam karakteristik,seperti khalayak dan lain sebagainya. Khalayak akan tertarik membaca surat kabar atau majalah, menonton suatu program acara televisi atau mendengarkan radio apabila isi pesan yang disamapaikan media massa tersebut mengandung unsur-unsur sebagai berikut13:
1.Novelly (sesuatu yang baru) Sesuatu yang ‘baru’ merupakan unsur terpenting suatu pesan media. Khalayak akan tertarik untuk menonton suatu program acara TV, mendengarkan siaran radio atau membaca surat kabar/majalah apabila isi pesannya dipandang mengungkapkan sesuatu hal yang baru atau belum diketahui. 2. Jarak (dekat atau jauh) 13
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, 1999 hlm. 168
13 Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat dipublikasikannya peristiwa itu, mempunyai arti penting. Khalayak akan tetarik untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan lansung dengan kepentingan, kehidupan dan lingkungannya. 3. Popularitas Peliputan tentang tokoh, organisasi/kelompok, tempat dan waktu yang penting dan terkenal akan menarik perhatian khalayak. Suatu perampokan menjadi berita besar atau menarik perhatian khalayak bila terjadi di rumah seorang memteri. Khalayak akan mencari berita tentang perkembangan mengenai kasus selebritis. 4. pertentangan ( conflict) Hal-hal yang mengungkapkan pertentangan baik dalam bentuk kekerasan ataupun menyangkut perbedaan pendapat dan nilai biasanya disukai oleh khalayak. Sebagai contoh perbedaan pendapat tentang setuju atau tidaknya masyarakat terhadap kebijakan pemerintah untuk meniadakan minyak tanah dan digantikan dengan bahan bakar gas secara langsung akan menarik perhatian khalayak. 5. Komedi (Humor) Manusia pada dasarnya tertarik dengan hal-hal yang lucu dan menyenangkan. Oleh karena itu, bentuk-bentuk penyamapaian pesan yang bersifat humor disenangi khalayak. 6. Seks dan Keindahan
14 Salah satu sifat manusia adalah menyenangi unsur seks dan keindahan, sehingga kedua unsur tersebut bersifat universal. Karena unsur seks dan keindahan bersifat universal dan menarik perhatian khalayak, maka media massa seringkali menonjolkan kedua unsur ini. 7. Emosi Hal-hal yang berkaitan dan menyentuh kebutuhan dasar manusia, seringkali menimbulkan emosi dan simpatik khalayak. Kebutuhan dasar manusia mencakup kebutuhan fisik (papan, sandang, dan pengan), rasa aman , sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Peristiwa-peristiwa yang menyentuh kebutuhan dasar tersebut akan menimbulkan emosi sekalipun simpati khalayak seperti korban banjir, korban perang Amerika serikat dan Iran, dan sebagainya.
8. Nostalgia Pengertian nostalgia disini adalah menunjuk pada hal-hal yang mengungkapkan pengalaman di masa lalu. Misalnya orang yang terlahir pada tahun 1940-an akan menyukai lagu-lagu top pada tahun 1960-an. 9. Human Interest Setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupan orang lain. Gambar tentang kehidupan orang lain (cerita-cerita human interest) dapat dikemas dalam bentuk berita, feature, biografi dan berbagai bentuk acara deskriptif lainnya.
15
2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick (2002) terdiri dari14: 1. Surveillance (pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: (1) warning or beware surveillance (pengawasan peringatan); (2) instrumental surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angina topan, meletusnya gunung merapi, kondisi efek memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanaya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta menjadikan ancaman. Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan seharihari. 2. Interpretation Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. 3. Linkage (pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 14
Elvinaro A. & Lukiati Komala E, komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, 2004 hlm.16-18
16 4. Transmission of values (penyebaran nilai-nilai) Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadosi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton dan dibaca.
5. Entertainment Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan, hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan.
2.2 Televisi sebagai Media Komunikasi Massa Televisi
merupakan
salah
satu
bentuk
media
massa.
Menurut
karakterstiknya, TV memiliki kelebihan daripada media surat kabar maupun radio. 2.2.1 Karakteristik Televisi Beberapa karakteristik yang membedakan televisi dengan media massa lainnya dan sekaligus menjadi keunggulan bagi televisi15: 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audio visual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. 15
Ibid hlm. 128-130
17 2. Berpikir dalam Gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menujukan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa sehingga mengandung suatu makna. Tahap kedua dari proses “berfikir dalam gambar” adalah penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih banyak melibatakan orang, untuk menayangkan acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan 10 orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengarah studio, pemandu gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, juru audio, juru rias, juru suara dan lain-lain.
2.2.2 Fungsi Televisi Fungsi televisi yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Menurut prof. Dr.Onong U. Effendy, dalam bukunya “Televisi siaran Teori dan Praktek”, televisi pada pokoknya mempunyai 3 fungsi yaitu fungsi penerangan, pendidikan, dan hiburan. Menurut fungsi ini, segala sesuatu yang
18 disiarkannya kepada masyarakat tergantung pada system negara dan pemerintah negara yang bersangkutan. a. fungsi penerangan (the information function). Ada dua faktor yang terdapat pada media massa audio visual, yaitu: 1. Immediacy Mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa pada saat peristiwa berlangsung, seolah-olah mereka berada di tempat peristiwa itu terjadi. 2. Realism Mengandung makna kenyataan. Ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasi secara audiovisual sesuai dengan kenyataan. b. Fungsi pendidikan (the educational function) Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, televisi menyiarkan acara-acara tertentu implisit mengandung pendidikan seperti film, kuis dan sebagainya yang disebut Educational Television (ETV), yaitu acara pendidikan yang disisipkan ke dalam siaran yang sifatnya umum. c. Fungsi hiburan (the entertain function) Fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran sangat dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan.
19
Hal ini dapat dimengerti kerena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati sekalipun oleh khalayak yang tidak mengeti bahsa asing, bahkan tuna aksara16. Dengan demikian televisi berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pemirsa akan informasi, pendidikan, dan hiburan. Selain itu televisi juga brfungsi untuk membujuk pemirsanya, dalam hal ini contohnya adalah pemirsa dibujuk untuk menonton suatu program atau membeli produk yang diiklankan di televisi.
2.2.3 Kelebihan dan kelemahan Televisi Selain dapat menyajikan suatu informasi secara langsung televisi pun memiliki kekurangan. J.B. Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak memaparkan kelebihan dan kelemahan Televisi dari media massa lainnya17:
Jenis Media Cetak
Sifat
Dapat dibaca, dimana dan kapan saja, dan dapat dibaca berulang-ulang.
16
Daya rangsang rendah.
Pengolahan bisa mekanik, bisa elektris.
Biaya relative rendah.
Onong Uchyana E, Televisi Siaran Teori dan praktek , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), 1984, hlm. 27-30 17 J.B. Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, Jakarta- Gramedia Pustaka Utama 1992
20
Audio
Audiovisual
Daya jangkau terbatas.
Dapat didengarbila siaran
Dapat didengar kembali bila diputar kembali
Daya rangsang rendah
Elektris
Sangat mehal
Daya jangkau besar
Dapat didengar dan dilihat bila ada siaran
Dapat dilihat dan didengarkan kembali, bila diputar kembali
Daya rangsang sangat tinggi
Elektris
Sangat mahal
Daya jangkau besar.
2.2.4 Jenis-Jenis Program Televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya, apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai pemirsa, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang ada. Pengelola stasiun televisi dituntut untuk memiliki kreatifitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.
21 Berbagai jenis program itu dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu : progam informasi berita dan program hiburan entertainment. Deddy Iskandar Muda mengatakan bahwa jenis – jenis program televisi pada umumnya merupakan isi program siaran di televisi maupun radio meliputi acara seperti diterangkan berikut dengan tentunya penggunaan berbagai nama berbeda sesuai keinginan stasiun televisi tertentu. a. Talk Show b. Documenter c. News reporting d. Music e. Drama f. Comedy g. Magazine h. Education i.
Game show / kuis
Berbagai jenis program tersebut tidak mutlak harus ada semuanya. Acaraacara tersebut sangat bergantung dari kepentingan masing-masing stasiun penyiaran televisi yang bersangkutan. Pada umumnya memang sebagian besar dari contoh diatas adalah acara – acara yang disiarkan oleh stasiun penyiaran televisi.
22 2.3
Karakteristik Program Televisi Bentuk/format program menurut Vane-Gross terbagi menjadi dua18: a. Program informasi (Hard news dan soft news) b. Program hiburan ( Musik, komedi dan Drama) Hard news (berita keras) yaitu segala informasi penting dan menarik yang
harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya untuk segera diketahui oleh khalayak. Stasiun televisi besar umumnya menayangkan hard news secara regular setiap pagi, siang, petang dan tengah malam. Sedangkan soft news (berita ringan) adalah segala informasi yang penting dan menarik untuk disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Sedangakan program hiburan yang berisi musik, komedi dan drama adalah program yang bersifat menghibur dan dapat ditayangkan kapanpun waktunya. Ada 2 bentuk format program: 1. Format dominan (kesuksesan sebuah program ada pada konsep) Konsep program yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pasar menjadikan sebuah kesuksesan yang bisa dilakukan oleh setiap stasiun televisi. Oleh karena itu kekuatan dari program tersebut adalah konsep yang matang dan ini disebut sebagai format dominan. 2. Star-dominan ( kesuksesan sebuah program ada pada pemain /artis)
18
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, PT.Ramadina Prakarsa, 2005 hlm.129
23
Star dominan merupakan keberhasilan dari sebuah stasiun televisi yang didukung oleh pemain yang mensukseskan acara tersebut. Pada program ini kekuatannya terletak pada artis/pemain.
2.4
Program Berita Televisi Program berita merupakan keharusan bagi stasiun televisi karena
menyebarkan informasi kepada masyarkat luas merupakan salah satu fungsi dari televisi. Tidak berbeda dengan program-program lainnya, tayangan berita berlomba-lomba untuk menyajikan informasi yang terbaik kepada masyarakat, tapi program berita seperti apa yang dianggap berhasil.
2.4.1
Pengertian Program Berita Televisi Fred Morris dalam buku “Broadcast Journalism Techniques of Radio and
TV News” mengatakan”news is immediate, the important, the things that have impact on our lives”. Artinya, berita adalah sesuatu yang baru, penting dan dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia 19. Charles Dana (1996) dalam buku “Broadcast Journalism Techniques of Radio and TV News” mengemukakan, “when a dog bites a man, that is not news, but when a man bites a dog, that is news”. Artinya ketika anjing menggigit manusia itu bukan berita, tetapi jika manusia menggigit anjing, itu baru berita. Dalam definisi ini Charles Dana memberikan batasan berita secara filosofis,
19
Arifin S.Harahap, Jurnalistik Televisi, PT.Indeks kelompok Gramedia, 2006 hlm.3
24
bahwa segala sesuatu yang diluar kebiasaan atau sesuatu yang unik adalah berita20. Eric C. Hepwood (1996) mengatakan, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting sehinggga dapat menarik perhatian umum. Definisi ini mengungkapkan tiga unsur berita yakni aktual, penting dan menarik21. Deny M.Lyle Spencer dalam bukunya yang berjudul News Writings yang kemudian dikutip oleh George Fox Mott (News Survey Journalism) menyatakan bahwa berita dapat didefinisikan sebaga setiap fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca22. Berita TV merupakan suatu peristiwa yang mengandung unsur penting dan menarik bagi pemirsa televisi. Sebuah berita tidak selalu harus ada setelah peristiwa terjadi. Karena pernyataan berita baru pasti ada setelah terjadi sebuah peristiwa, dikritik oleh James M Neal dan Suzzane S.Brown23. Informasi dikatakan penting jika mengandung unsur keamanan, uang maupun gangguan. Keamanan apabila menyangkut nyawa maupun harta yang berharga bagi seseorang. Uang, apabila informasi menyangkut kondisi keuangan masyarakat, dan gangguan, apabila berita menyangkut hal-hal yang dapat mengganggu aktifitas kehidupan mereka. Dikatakan menarik, apabila informasi tersebut bersifat unik, mampu membangkitkan kekaguman, rasa lucu atau humor atau informasi mengenai pilihan hidup24.
20
Ibid. hlm. 3 Ibid. hlm. 3 22 J.B. Wahyudi, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, penerbit PT.Pustaka Utama Grafiti, 1996,27 23 Morissan, Jurnalistik Mutakhir, Pengertian Berita dan Memilih Berita Televisi. 24 Ibid. hlm.3
21
25 2.4.2 Jenis Berita Berdasarkan karakternya, berita dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: a. Berita langsung (straight/hard/spot news) Berita langsung digunakan untuk menyampaikan berita penting yang secepatnya harus diketahui khalayak. Aktualitas merupakan unsur yang penting dari berita langsung. Kejadian yang sudah lama terjadi tidak memiliki nilai unutk berita langsung. b. Berita ringan (soft news) Berita ringan tidak mengutamakan unsur penting yang hendak diberitakan, tetapi mengenai sesuatu yang menarik. Berita ini biasanya diambil dari “sisi lain” suatu kejadian penting. c. Berita kisah (feature) Berita kisah adalah berita tentang kejadian yang dapat menyentuh atau menambah pengetahuan pemirsa melalui penjelasan lengkap dan mendalam. Nilainya ditekankan pada unsur manusiawi, sekaligus dapat menambah pengetahuan pemirsa25. Onong Uchyana Effendy membagi berita televisi menjadi 4 jenis yaitu : a. Warta berita (straight newscast/spot newscast/spot news) Warta berita atau berita langsung adalah jenis berita yang merupakan laporan tercepat mengenai suatu peristiwa yang terjadi di masyarakat. b. Pandangan mata (on the spot telecast)
25
Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru Dalam Pemberitaan, penerbit ANDI yogyakarta,2005.31-32
26 Pandangan mata merupakan jenis berita yang menjadi suplemen atau pelengkap dari tayangan berita televisi untuk memberikan kepuasan pada penonton terhadap berita-berita spot yang ditayangkan.
c. Wawancara udara (interview on the air) Jenis berita seperti ini banyak diminati karena meskipun penonton televisi hanya bisa mendengarkan suara dari narasumbernya, beritanya lebih factual karena langsung dari sumbernya. Wawancara udara dibagi menjadi 2, yaitu: 1) informational interview, yaitu wawancara yang bersifat informative antara pewawancara mengenai ide, pendapat, pandangan. 2) Personality interview, yaitu Tanya jawab mengenai pribadi orang yang diwawancarai, seperti arits, tokoh masyarakat, saksi kunci, dan sebagainya. d. komentar (commentary) komentar adalah uraian yang bersifat analisis dengan titik tolak suatu fakta yang telah disiarkan sebelumnya pada program straight newscast. Jadi, komentar bersifat reporting in depth 26. Berbeda dengan Onong Uchyana Effendy, J.B.Wahyudi membagi berita menjadi 2 jenis, yaitu:27
26
Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik, penerbit Simbiosa Rekatama Media,2006,83-92 27 J.B. Wahyudi,op.cit.,44-80
27 a. Berita Terkini Berita terkini adalah uraian peristiwa dan/pendapat yang mengandung nilai berita yang terjadi pada hari ini (news of the day). Penyajiannya sangat terikat waktu. Makin cepat diberitakan, makin baik, dengan syarat nilai beritanya harus kuat. Berdasarkan keterbatasan ruang dan waktu serta kecepatan komunikasi, penulisan berita dengan bahasa jurnalistik memiliki karakter khas sebagai berikut: a. Komunikatif, yaiut tidak berbelit-belit, langsung ke pokok masalah alias lugas. b. Spesifik, yakni kalimatnya singkat, dengan kata sederhana atau mudah dimengerti. c. Hemat kata, yaitu memegang prinsip ekonomi kata. d. Kejelasan makna, yakni menggunakan kata denotative (makna sebenarnya) bukan konotatif (kiasan). e. Menghindari kata mubazir yang klise. Kata yang sebenarnya dapat dilhilangkan dari kalimat, misalnya bentuk jamak yang diulang (benda-benda, cukup “benda” saja)28. Bahasa yang digunakan juga harus benar, tepat dan tidak mengundang berbagai penafsiran. Seperti telah dijelaskan dibagian awal, bahasa jurnalisme televisi harus pendek, menggunakan kalimat aktif positif, hilangkan kata yang mubazir dan kata asing yang sukar dimengerti. Bahasa televisi adalah bahasa yang 28
Asep Syamsul M.Romli , Broadcast Journalism , penerbit Nuansa,2004.
28
langsung didengar dan dilihat, jadi tidak ada kesempatan untuk merenungkan, apalagi membuka kamus untuk mencari artinya. Berita terkini dapat disajikan dalam 2 bentuk, yaitu: 1) Berita langsung (straight news) untuk berita kuat ( hard/spot/soft news), yaitu uraian fakta dan/atau pendapat yang hanya mengandung inti-inti 5W+1H, dan uraiannya dimulai dari bagian yang penting ke bagian yang kurang penting. Fakta dan/atau pendapat yang dilaporkan hanya dilihat dari satu sudut atau aspek sehingga bersifat linier. 2) Berita mendalam (indepth news), yaitu uraian fakta dan/atau pendapat yang mengandung nilai berita, dengan menempatkan fakta dan/atau pendapat itu pada mata rantai dan merefleksikannya dalam konteks permasalahan yang lebih luas.
Berita mendalam dibagi menjadi 3, yaitu: 1. Berita komprehensif 2. Berita interpretative 3. Berita investigative Perbedaan khas antara ketiga jenis berita mendalam tersebut adalah bahwa pada berita komprehensif fakta yang diuraikan diletakkan pada suatu system sosial tertentu, sedangkan pada berita interpretative fakta yang diuraikan tidak diletakkan pada suatu system social tertentu.
29
Cirri khas berita investigatif terletak pada pencarian fakta tersembunyi dengan cara menelusuri jejak dari peristiwa atau pendapat yang sudah diketahui atau fakta dipermukaan. b. Berita berkala Berita berkala adalah uraian fakta dan pendapat yang nilai beritanya kurang kuat sehingga penyajiannya tidak terikat waktu (timelines). Uraiannya bersifat linier dan eksploratif. Contoh berita berkala adalah FAKTA (ANTV) yang berupa liputan mendalam.
2.4.3 Nilai Berita Dalam memilih materi berita terdapat batasan-batasan atau pertimbanganpertimbangan. Dengan alasan agar berita tersebut menarik karena berita sesungguhnya memiliki nilai atau bobot yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Nilai berita tersebut sangat bergantung pada berbagai pertimbangan sebagai berikut. a. Timelines, artinya tepat waktu. Berita harus disiarkan secepat mungkin sehingga faktor aktualitas bagi sebuah berita merupakan dasar utama yang harus dipertimbangkan. b. Proximity, artinya kedekatan. Kedekatan disini berarti dekat dari segi lokasi,
pertalian
ras,
profesi,
kepercayaan,
kebudayaan
maupun
kepentingan yang trkait lainnya. c. Prominence, artinya orang yang terkemuka. Semakin terkenal seseorang, maka semakin menarik berita mengenainya.
30 d. Consequence, artinya konsekuensi atau akibat. Segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain-lain yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkan orang banyak merupakan berita yang menarik. e. Conflict (konflik) merupakan bagian yang terjadi dalam kehidupan yang memiliki nilai berita yang sengat tinggi. f. Development, artinya pembangunan. Berita tentang keberhasilan dan kegagalan pembangunan memiliki daya tarik jika diulas secara baik. g. Dissaster (bencana) dan crimes (kriminal) merupakan berita yang sangat menarik karena menyangkut keselamatan manusia. h. Weather (cuaca) karena mempengaruhi kegiatan masyarakat. i. Sport (olahraga). Berita olahraga meiliki daya tarik tersendiri terutama jika berlangsung peristiwa olahraga besar, seperti Piala Dunia, dan sebagainya. j. Human Interest, artinya informasi yang dapat menyentuh perasaan, pendapat, dan pikiran manusia. Untuk Indonesia, masih ada satu unsur lagi yang perlu diperhatikan yakni unsur security, yaitu keamanan. Betapa pentingnya atau menariknya suatu berita apabila dilihat dari sisi keamanan dapat membahayakan stabilitas Negara, berita tersebut tidak layak untuk ditayangkan. Jadi informasi yang dapat menimbulkan SARA, dapat menyulut kerusuhan dan merugikan stabilitas nasional harus dihindari 29.
29
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi:menjadi Reporter Profesional, penerbit PT.Remaja Rosdakarya,2003,29-40
31 2.4.4 Sumber Berita Sebuah stasiun TV harus mengejar dan mendapatkan berita tidak hanya menunggu berita yang datang. Untuk itu berita bisa didapatkan dari beberapa sumber berita seperti berikut30: 1. Reporter Sumber berita yang paling utama adalah reporter dan juru kamera yang bertugas mencari berita dan informasi yang baru di lapangan. Dapat juga mengirim wartawan ke berbagai sumber berita di pelosok dunia. Beberapa stasiun televisi besar dengan skala internasional mempunyai reporter dan juru kamera yang ditempatkan diseluruh dunia. 2. Pelayanan Darurat Reporter harus selalu sigap dan pro-aktif terhadap peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar. Berita penting dapat ditemukan oleh reporter dengan cara mencari informasi awal yang dapat menjadi petunjuk dari suatu berita penting, karena reporter tidak hanya selalu menunggu penugasan yang akan diberikan kepadanya. Untuk itu reporter harus mengembangkan jaringan dengan semua unit pelayanan darurat. Stasiun televisi harus memiliki kontak dengan : polisi, pemadam kebakaran, rumah sakit (Gawat Darurat), pusat informasi cuaca, Badan SAR.
30
Morissan Modul Perkuliahan Sumber Berita, Univ.Mercubuana, 2005
32
3. Kontak Pribadi Kontak merupakan milik brharga seorang reporter. Reporter yang baik memiliki kontak pribadi dengan orang-orang yang bekerja pada berbagai lembaga pemerintah dan non-pemerintah. Disebut kontak pribadi karena nomor – nomor telepon mereka tidak dengan bebas diberikan pada semua media. Seorang reporter biasanya dapat memiliki kontak pribadi dari hubungan yang cukup lama dengan sumbernya sehingga mereka sudah saling mempercayai. Narasumber dapat memberikan informasi secara langsung dan terbuka, namun ada narasumber yang menginginkan identitasnya disembunyikan. 4. Kontak publik Orang – orang penting atau figur kunci yang dapat dimintai keterangan atau tanggapan atau opininya mengenai berita yang sedang hangat yang mempengaruhi kepentingan organisasi atau profesi mereka adalah kontak publik yang harus dimiliki oleh setiap reporter. 5. Kantor berita Seluruh stasiun televisi berlangganan dan berrelasi dengan kantor berita bahkan kebanyakan stasiun televisi menjadikan kantor berita sebagai sumber berita paling penting dan paling utama bagi program beritanya. Stasiun televisi membeli berita dengan cara berlangganan dengan satu atau beberapa kantor berita. 6. Siaran Pers Siaran Pers (press release) adalah informasi atau pernyataan (statement) yang dikirimkan ke stasiun TV dengan tujuan untuk dapat dipublikasikan. Siaran
33
pers dapat datang dari berbagai lembaga seperti : organisasi lokal dan internasiol, lembaga pemerintah, pejabat pemerintah, kantor –kantor asing, kelompok penekan (oposisi), lembaga non pemerintah dan lain lain. Siarana pers yang disebarkan biasanya menggambarkan hal –hal yang positif bagi lembaga yang mengeluarkannya. Siaran pers dikeluarkan untuk menimbulkan citra yang baik atas suatu organisasi. 7. Jumpa pers Sebagaimana siaran pers, jumpa pers atau konferernsi pers biasanya mempunyai tujuan untuk
menyampaikan pesan yang akan menguntungkan
lembaga yang mengadakan jumpa pers tersebut. Jumpa pers dapat menjadi sumber berita yang bagus namun merupakan sumber gambar yang buruk. 8. Pemirsa Namun sekarang banyak stasiun televisi yang menghubungi sebuah stasiun televisi untuk memberikan informasi atau berita penting kepada stasiun televisi tersebut karena merasa dengan menyampaikan kepada stasiun televisi maka berita tersebut akan cepat disampaikan.
9. Saksi mata Saksi mata merupakan salah satu sumber informasi yang baik di dalam mendapatkan berita. Karena saksi mata dapat memberikan keterangan dengan cepat sehingga menambah kredibilitas berita yang dibuat. Namun sering kali para skasi mata ini masih berada dalam kondisi emosional atau terguncang dengan peristiwa yang baru saja dialaminya sehingga reporter tidak bisa sepenuhnya
34
mengandalkan keterangan para saksi mata untuk mendapatkan para saksi mata untuk mendapatkan keterangan yang obyektif. 10. Media lainnya Siaran TV dan radio dari pelosok dunia dapat juga menjadi sumber berita bagi suatu stasiun TV. Untuk keperluan ini, ruangan berita (newsroom) perlu memiliki penerima siaran radio yang baik. Sudah seharusnya bila setiap stasiun televisi berlangganan surat kabar yang terbit di ibukota dan surat kabar lokal yang dianggap berwibawa. 11. Beberapa catatan Reporter mendapakan informasi dari berbagai sumber seperti yang dijelaskan diatas. Jika informasi yang diperoleh itu sama tentunya tidak akan menjadi masalah, namun cukup sering informasi yang diperoleh itu berbeda – beda antara satu sumber dengan sumber lainnya. Untuk itu reporter perlu memberi penjelasan siapa yang mengatakannya. Jika reporter memiliki nama dari sumbernya maka itu sebaiknya disebutkan dalam berita sepanjang sumber tidak keberatan. Dengan demkikian pemirsa TV akan dapat memutuskan seberapa penting informasi tersebut bagi mereka dan kira – kira seberapa akurat berita tersebut. Stasiun televisi sebaiknya memiliki perpustakaan yang menyimpan berbagai referensi berupa buku, petunjuk wisata klipping atau naskah – naskah.
2.5
Strategi Untuk menghadapi tingkat persaingan yang tinggi, program berita harus
memiliki strategi khusus agar tayangan dapat disukai oleh penonton. Strategi pada
35
hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut strategi berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah, tetapi juga harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.31 Strategi produksi ini harus mampu menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktik dan tujuan atau perencanaan awal sebelum proses produksi Seputar Indonesia dilaksanakan, dalam arti bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktuwaktu tergantung pada situasi dan kondisi. Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani “strategia” yang artinya kepemimpinan (leadership). Strategi adalah pilihan tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi di masa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut (rute).32 Strategi juga merupakan keseluruhan tindakan yang ditempuh organisasi untuk mencapai sasarannya, atau dengan kata lain strategi merupakan pengelolaan yang memungkinkan satu perusahaan mencapai sasaran. Hal ini juga berlaku untuk perusahaan media, strategi perusahaan menjadi ke individu atau wartawan atau reporter. Untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan, penentuan strategi yang baik sangat diperlukan. Demikian halnya dibidang media penyiaran, strategi yang diperlukan yaitu 33: a. Berpikir seperti pemirsa. Pengelola media penyiaran berada dalam bisnis dengan dua klien yang berbeda, yaitu: pemirsa dan pemasang iklan. Tanpa 31
Onong Uchyana Effendi, Ilmu Komunikasi, teori dan praktek, Bandung;Rosdakarya, 2000 Tedjo Tripomo dan Udan, Manajemen Strategi, Bandung; Rekayasa sains,2005. Hal 18 33 Morissan, Media Penyiaran, Jakarta; Ramdina Prakarsa, 2003, hal.72
32
36 ada pemirsa yang mengikuti siaran maka pengelola media penyiaran tidak akan pernah berhasil untuk menarik peminat pemasang iklan. b. Pengelola media penyiaran harus menganggap waktu siaran bernilai penting setiap detiknya dan harus menggunakan setiap detik siaran itu dengan mendayagunakan kemampuan dalam menjangkau pemirsa. Media penyiaran harus menyaksikan dan mendengarkan siarannya sendiri, menerima kritik dan melakukan perbaikan setiap hari. c. Pengelola media penyiaran berkompetisi untuk merebut waktu orang lain agar mau menyaksikan acara yang disuguhkan. Oleh karena itu, pengelola media penyiaran harus bisa membuat/memproduksi program-program acara yang mampu menarik minat pemirsa.
Keberhasilan
suatu
program
bergantung
pada
perencanaan
dan
pelaksanaan strateginya. Namun, perlu diingat bahwa dalam pembuatan strategistrategi penyiaran harus tetap berpedoman pada undang-undang penyiaran dan kode etik yang berlaku sehingga tidak akan menimbulkan penyimpanganpenyimpangan yang dapat merugikan berbagai pihak. 2.5.1
Strategi Dasar Produksi Dalam menentukan strategi pengelola media penyiaran haruslah memiliki
strategi yang tepat, yang merupakan suatu proses atau kegiatan untuk pencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang-orang lain. Terdapat empat
37 kombinasi strategi dasar produksi yang paling umum dalam rangka pencapaian tujuan, yaitu 34; 1. Planning (Perencanaan) Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Perencanaan yaitu, tentang apa yang akan dicapai; yang kemudian memberikan pedoman, garis-garis besar tentang apa yang akan dituju. Perencanaan merupakan persiapan-persiapan daripada pelaksanaan suatu tujuan. Perencanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan (objectivies) media penyiaran serta mempersiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap tujuan kegiatan dapat disebut dengan sasaran (goal) ataua target. Sebelum organisasi menentukan tujuan, terlebih dahulu harus menetapkan visi dan misi atau maksud organisasi. 2. Organizing (Pengorganisasian) Pengorganisasian yaitu pengaturan setelah ada rencana. Dalam hal ini diatur dan ditentukan tentang apa tugas pekerjaannya, macam atau jenis serta sifat pekerjaan, dan juga unit-unit kerjanya (pembentukan bagianbagian), tentang siapa yang akan melakukan, apa alat-alatnya, bagaimana
34
Soekarno K.Dasar-dasar Manajemen, Jakarta; Penerbit Miswar,1982.hal.66
38 keuangannya dan fasilitas-fasilitasnya. Organizing atau pengorganisasian mencakup35: a. Membagi komponen-komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok, b. Memberi
tugas
kepada
seorang
manajer
untuk
mengadakan
pengelompokan tersebut, c. Menetapkan wewenang diantara kelompok atau unit-unit organisasi. 3. Actuating (Pengarahan) Setelah
perencanaan
dan
pengorganisasian,
kemudian
melakukan
pengarahan dan penggerakkan agar para karyawan merasa nyaman menyelesaikan tugas demi tercapainya tujuan bersama. Fungsi pengarahan dan memberikan pengaruh atau mempengaruhi tertuju pada upaya untuk merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggungjawab mereka secara efektif. Kegiatan mengarahkan dan mempengaruhi ini mencakup empat kegiatan penting yaitu: a. Pemberian Motivasi, ialah semakin tinggi tingkat kepuasan karyawan maka kemungkinan semakin besar karyawan memberikan kontribusi terbaiknya untuk mencapai tujuan stasiun penyiaran, b. Komunikasi, adalah cara yang digunakan pimpinan agar karyawan mengetahui atau menyadari tujuan dan rencana stasiun penyiaran agar
35
George R.Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Jakarta; Bumi Aksara,2006.hal.17
39 mereka dapat berperan secara penuh dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, c. Kepemimpinan, merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran, d. Pelatihan, mencakup manajer umum harus memastikan bahwa pelatihan diberikan dan diawasi oleh personil yang kompeten salah satu keuntungannya adalah pemberian kesempatan kepada karyawan untuk mempersiapkan diri mereka dan mengantisipasi perkembangan atau kemajuan stasiun penyiaran. 4. Controlling (Pengawasan) Pengawasan merupakan, proses untuk mengetahui apa tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan sudah tercapai atau belum. Melalui perencanaan stasiun penyiaran menetapkan rencana dan tujuan sudah dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen dan karyawan. Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif. Dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kerja (performance) manajemen stasiun penyiaran adalah: a. Efisiensi yaitu kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar
40
b. Efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
2.6
Faktor Penting dalam Memproduksi program Televisi Didorong oleh kreatifitas, seorang produser yang menghadapi materi
produksi akan membuat seleksi. Dalam seleksi ini intelektualitas dan spiritualitas secara kritis menentukan materi mana yang diperlukan dan mana yang tidak. Yang kemudian akan lahir ide dan gagasan. Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam yaitu Mareri Produksi, Sarana produksi, Biaya produksi, organisasi pelaksana produksi dan Tahap pelaksanaan produksi36:
2.6.1 Materi Produksi Materi produksi adalah barang atau material yang akan di produksi menjadi sebuah tayangan yang layak siar dan layak jual sekaligus. Materi tayangan dapat berasal dari alam sekitar, fenomena sosial ekonomi maupun politik, serta budaya. Biasanya, seorang produser akan mengumpulkan gagasan mengkaji, dan meneliti berbagai kemungkinan kejadian alam sekitar yang perlu dibuat program. Untuk ini, seorang produser haruslah memiliki visi dan misi agar tayangan yang diproduksi memiliki nilai dan mampu menyadarkan pemirsa. 36
Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, Jakarta; Grasindo.1997.hal.28
41
Memberikan inspirasi, meghibur, dan sebagainya. Untuk produksi berita, materi bisa diperoleh dari sumber-sumber berita. Tema-tema program hasil perenungan dan pengalaman ini dituangkan dalam treatment, yakni langkah perwujudan gagasan menjadi program.
2.6.2
Sarana Produksi Sarana produksi menjadi sarana penunjang terwujudnya ide menjadi
konkret, yakni hasil produksi. Untuk itu, diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Kepastian adanya peralatan mendorong kelancaran seluruh persiapan produksi. Produser menunjuk seseorang yang diserahi tanggung jawab tersedianya seluruh peralatan yang diperlukan. Oleh karena itu, sebuah daftar lengkap (equipment list) dari seluruh peralatan yang diperlukan harus dibuat. Ada tiga unit pokok yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu: a. unit peralatan perekam gambar, seperti kamera dan tripod kamera b. unit peralatan perekam suara, seperti microphone dan tripod microphone c. unit peralatan pencahayaan, seperti lampu dan tripod lampu. Sarana produksi yang diperlukan tergantung pada materi program apa yang akan diproduksi. Untuk program berita, peralatan yang dibutuhkan cukup dengan satu kamera liputan (ENG= electronic news gathering), yang sudah mencakup perekam gambar, suara, dan pencahayaan.
42 2.6.3 Biaya Produksi (Financial) Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinan keuangan yang ada. Dalam hal ini produder dapat memikirkan sampai sejauh mana produksi itu akan memperoleh dukungan finansial dari suatu pusat produksi atau stasiun televisi. Maka, perencanaan budget atau biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan, yaitu:
a. Finacial Oriented perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinan keuangan yang ada. Kalau keuangan terbatas berarti tuntutan-tuntutan tertentu untuk kebuthan produksi harus pula dibatasi, misalnya tidak menggunakan
artis
kelas
satu
yang
pembayarannya
mahal;
menggunakan lokasi shooting yang dekat,dan sebagainya. b. Qualited Oriented Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada tuntutan hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini,tidak ada masalah keuangan. Produksi dengan orientasi semacam ini biasanya produksi prestige. Produksi yang diharapkan mendatangkan keuntungan besar, baik dari segi nama maupun financial, sangat bernilai, berguna bagi masyarakat, tanpa mempermasalahkan biaya. Di luar itu semua, pembiayaan tak terduga harus dianggarkan, biasanya seperempat dari biaya produksi, ada pula produser yang menentukan sepertiganya.
43
Ini dimaksudkan untuk mengantisipasi pembekalan biaya karena faktor cuaca, alam dan faktor lain yang biasanya tidak dapat diprediksi lebih dulu.
2.6.4
Organisasi Pelaksanaan Produksi Program Televisi Sebuah program yang baik pasti ditangani oleh kerabat kerja yang baik.
Suatu produksi program TV melibatkan banyak orang, misalnya para artis, kru dan fungsionaris lembaga penyelenggara, polisi, pejabat yang bersangkut-paut dengan masalah perizinan. Supaya pelaksanaan shooting dapat berjalan lancar, produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksanaan produksi yang serapi-rapinya. Organisasi dalam program Seputar Indonesia Siang terdiri dari produser eksekutif, produser, associate produser, reporter, kamera, video editor, sekretariat, unit production manager, penata suara, penata cahaya, dan lain-lain. Masing-masing kerabat kerja harus profesional dalam bidangnya dan mampu bertanggung jawab sungguh-sungguh pad tugasnya.
2.6.5
Tahap Pelaksanaan Produksi Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang
dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi dan juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien.setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan suatu program televisi sendiri dari tiga bagian yang lazim disebut Standart Operating Procedure (sop), seperti dibawah ini37: 37
Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi program Televisi, Jakarta;Grasindo.1997.hal.39
44
2.6.5.1 Pra-produksi (perencanaan dan persiapan) Proses pra-produksi adalah dari mengadakan rapat redaksi yang mencangkup rapat proyeksi dan evaluasi. Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanaan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan akan berjalan lancar. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian seperti berikut ini : 1. Penemuan ide Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan penulisan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset38. 2. Perencanaan Tahapan ini meliputi persiapan seluruh peralatan liputan, dari kamera, lokasi, properti, narasumber, reporter dan presenter, penetapan jangka waktu kerja (time scedule), penyempurnaan naskah merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti untuk melaksanakan produksi. 3. Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontak, perijinan dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik
38
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Berita, Yogyakarta;Duta Wacana university press,1994.hal.157
45
diseleksikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan. Untuk meliputi suatu berita, terutama di daerah berbahaya atau daerah konflik, hal-hal yang harus dipersiapkan adalah39: 1. Memiliki pengetahuan yang cukup terhadap daerah yang akan diliputi. Seperti jalan yang aman, pos keamanan, tempat penyewaan kendaraan (jika perlu), kebiasaan atau peraturan yang berlaku di lokasi tersebut, jangan melakukan hal-hal yang tidak perlu di daerah berbahaya, 2. Bersifat antisipasif, dapat bertindak cepat dan tepat, 3. Dokumentasi dan identifikasi, simpan baik-baik ID, paspor, visa, kartu pers, buku alamat dan sebagainya. 4. Kenakan pakaian dan sepatu nyaman,sediakan juga cadangannya, 5. Perlindungan kesehatan, sediakan perlengkapan P3K, 6. Sediakan adangan batrei, peta ataupun kompas, 7. Emosi atau perasaan, jangan memperlihatkan emosi yang dirasakan, misalnya rasa takut, marah, jijik dan sebagainya, 8. Penampilan dan posisi aman, jangan berada di daerah yang berbahaya seperti daerah rawan kebakaran, cari tempat yang aman, jangan memakai pakaian yang terlalu mencolok.
39
Morissan, Jurnalistik Televisi, Tangerang; Ramdina prakarsa,2005,hal.72
46
2.6.5.2 Produksi Setelah melakukan perencanaan dan persiapan selesai, kemudian pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara, produser, penulis naskah dan crew lainnya untuk mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi gambar, susuna gambar, yang dapat bercerita. Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil didalam adegan (scene). Dalam penyutradaraan televisi, perlu dikaji hubungan antara kebutuhan artistik dan kebutuhan teknis dimana dalam industri televisi kita mengenal sistem rekaman gambar visual dengan menggunakan single camera dan multi camera40. Disini peran sutradara, kameraman, dan pencatat waktu sangat penting, dikarenakan keberhasilan program sangat ditentukan, baik peralatan cahaya di kamera, suara presenter dengan mempertimbangkan mike dengan benar agar suara-suara yang lain tidak mengganggu serta yang lain akan menunjang keberhasilan program tersebut. Produksi adalah, upaya merubah bentuk naskah menjadi bentuk auditif bagi radio dan bentuk ausio-visual untuk televisi.
2.6.5.3 Pasca Produksi Pada tahap ini, merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan dari bahan, baik yang berupa pita auditif atau pita audio visual, maupun menggunakan satu atau lebih kameranya. Tahap penyelesaian meliputi41: a. Melakukan editing baik suara maupun gambar, 40
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi,Jakarta,Grasindo,2004.hal.7 Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Berita, Yogyakarta; Duta Wacana university press,1994.hal.159 41
47
b. Pengisian grafik atau insert visualisasinya, c. Pengisian narasi, d. Pengisian sound efek atau ilustrasi, e. Melakukan evaluasi terhadap hasil produksinya. Pasca produksi memiliki tiga langkah utama yaitu editing offline, editing online, dan mixing42: a. Editing offline Editing adalah proses memadu gambar serta pemotongan gambar dari hasil syuting atau gambar mentah (belum jadi) menjadi gambar yang bercerita, sehingga hasil yang ditimbulkan bisa lebih menjadi tayangan yang dapat dinikmati oleh penontonnya. Editting offline adalah editing kasar, yang akan mempermudah pemilihan gambar sesuai storyboard atau naskah. Setelah shooting selesai, script boy girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang dibuat dan muncul dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shoot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editting offline sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment.
42
Iswandi Syaputra, Jurnalistik, Kancah Baru Jurnalistik Dalam Dunia Televisi,Jakarta;Pilar Media,2006.hal.50
48
Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-sambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya dilihat dengan seksama dalam screening. Apabila masih perlu ditambah atau di edit lagi, pekerjaaan ini dapat langsung dikerjakan sampai hasilnya memuaskan. b. Editing on line Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil syuting asli. Sambungan-sambungan setiap shot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan code waktu dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukan dengan level sempurna. Setelah editing on line ini siap, proses berlanjut dengan mixing43.
c. Mixing (Pencampuran gambar dengan suara) Tahap akhir dari editing, semua narasi, gambar ilustrasi, musik dan atmosfer yang dimasukkan dalam editing on line. Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi yang sudah direkam. Dimasukkan ke dalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertuliskan dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, narasi atau suara dubber dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post production sudah selesai, secara menyeluruh produksi juga sudah selesai.
43
Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, Jakarta;Grasindo.1997.hal.43
49
Setelah produksi selesai biasanya diadakan preview, dalam preview tak ada lagi yang harus diperbaiki. Apabila semua sudah siap maka program ini juga siap untuk ditayangkan. Penayangan program di stasiun televisi dibatasi dengan frame waktu. Oleh karena itu, dalam screening hal ini juga perlu diperhatikan, apabila program ternyata melebihi frame waktu yang disediakan harus dipotong ditempat yang tidak akan mengganggu kontinuitas program.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 44 Penelitian deskriptif ditujukan untuk : (1) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, (3) membuat perbandingan dan evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.45 Pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.46 Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggali informasi melalui wawancara mendalam (indepth interview) terhadap 44
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, P.T Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990, hal 24. 45 Ibid.,25 46 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998, hal 3
50
51
tim program Seputar Indonesia. Data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati dalam penelitian ini akan dianalisa untuk mendapatkan gambaran mengenai strategi produksi program Seputar Indonesia siang dalam upaya meningkatkan rating dan share di RCTI.
3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus ( case study ). Studi kasus merupakan salah satu tehnik penelitian untuk mengembangkan analisis mendalam tentang suatu kasus majemuk dengan pendekatan penelitian kualitatif. Dalam metode penelitian studi kasus peneliti menggali kesatuan atau fenomena tunggal (“kasus”) yang dibatasi oleh waktu dan aktivitas ( program, kejadian, proses, institusi, atau kelompok sosial ) dan mengumpulkan informasi rinci dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama periode waktu yang lama ( Merriam, 1988; Yin,1989).47 Metode studi kasus pada penelitian ini digunakan untuk menggali kasus tunggal yaitu strategi produksi program Seputar Indonesia siang secara keseluruhan selama periode Juni 2009 dalam upaya meningkatkan rating dan share di RCTI. Jadi peneliti tidak mengembangkan analisis mendalam mengenai strategi produksi program Seputar Indonesia Siang dari setiap episode.
47
John W. Crewell, Research Design Qualitative & Quantitative Approaches, KIK Press, Jakarta, 2002, hal 11
52
3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan adalah sebagai berikut :
3.3.1 Data Primer Data primer didapat dengan melakukan wawancara secara mendalam (indepth interview) terhadap para key informan, yaitu dilakukan tanya jawab secara langsung dengan Produser Executif, Produser, Reporter, Juru kamera, dan Video Editor program Seputar Indonesia. Wawancara dilakukan tidak terstruktur, yaitu adanya kebebasan peneliti dalam mengajukan pertanyaan yang dapat beralih-alih dari suatu pokok pertanyaan ke pokok pertanyaan yang lain, sedangkan data yang terkumpul dari wawancara bebas itu dapat beraneka ragam, tetapi tetap berpedoman kepada tema yang akan diteliti. Data hasil wawancara tersebut dibuat dalam bentuk tulisan diatas kertas atau transkrip wawancara. Selain itu catatan lain mengenai reaksi dari key informan dan gesture (bahasa tubuh) ketika menjawab pertanyaan juga diikutsertakan. Hasil dari catatan-catatan tersebut akan dianalisis dan dibuat suatu kesimpulan.
3.3.2 Data Sekunder Data sekunder didapat dengan cara studi kepustakaan ( literature ) yaitu membaca buku-buku, koran, majalah, serta data dan bahan referensi dari berbagai sumber yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti guna melengkapi
53 data-data yang sudah ada. Selain itu data-data dari program Seputar Indonesia Siang dan juga bahan tertulis maupun teori yang didapat selama kuliah.
3.4 Definisi Konsep Untuk pelaksanaan penelitian ini, berbagai konsep dan istilah perlu diperjelas. Definisi kosepnya yaitu : 1. Strategi produksi adalah perencanaan dan manajemen yang ditetapkan oleh tim Seputar Indonesia pagi dalam upaya mencapai tujuan, yaitu hasil tayangan yang dapat meningkatkan rating dan share di RCTI. 2. Produksi adalah upaya untuk menghasilkan sesuatu. Dalam penelitian ini produksi merupakan upaya untuk merubah bentuk naskah menjadi bentuk audio visual berupa program televisi. 3. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya. 4. Seputar Indonesia adalah program berita, yaitu segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan karena harus diketahui oleh khalayak luas. 5. Rating dan Share adalah ukuran yang dipakai oleh stasiun televisi untuk mengetahui seberapa besar program diterima oleh pemirsa.
3.5 Fokus Penelitian Fokus penelitian merupakan garis besar dari pengamatan penelitian, dan dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitiannya adalah strategi produksi
54 program Seputar Indonesia dalam upaya meningkatkan rating dan share periode Juli 2009 di RCTI yang meliputi : I.
Planning (Perencanaan) adalah kegiatan yang menentukan berbagai tujuan dan penyebab tindakan-tindakan selanjutnya dalam konteks : 1. Menetapkan tujuan 2. Menetapkan kebijakan (policy) 3. Memotivasi karyawan 4. Mengembangkan budaya yang mendukung 5. Menetapkan struktur organisasi yang efektif 6. Menyiapkan budget 7. Mendayagunakan sistem informasi 8. Menghubungkan kompensasi karyawan dengan performance perusahaan
II.
Organizing dalam konteks : 1. Menetapkan struktur organisasi yang efektif 2. Mendayagunakan sistem informasi
III.
Actuating dalam konteks : 1. Mendayagunakan sistem informasi 2. Menghubungkan kompensasi karyawan dengan performance perusahaan
55 IV.
Controlling dalam konteks : 1. Review faktor eksternal dan internal yang merupakan dasar dari strategi yang sudah ada 2. Menilai performance strategi 3. Melakukan langkah koreksi
3.6 Nara Sumber / Key Informan Posisi narasumber sangat penting, bukan sekedar memberi respons, melainkan juga sebagai pemilik informasi. Karena itu ia disebut informan (orang yang memberikan informasi, sumber informasi, sumber data) atau disebut juga subyek yang diteliti, karena ia bukan saja sebagai sumber data, melainkan juga aktor atau pelaku yang ikut menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.48 Wawancara dilakukan dengan format tidak terstruktur, wawancara semacam ini dipergunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal. Wawancara jenis ini lebih bebas iramanya dalam hal waktu bertanya dan cara memberikan respons. Responden biasanya terdiri atas mereka yang tepilih saja karena sifat-sifatnya yang khas. Biasanya mereka memiliki pengetahuan dan mendalami situasi serta lebih mengetahui informasi yang diperlukan.49
48
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2001, hal 176 49 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, penerbit PT Remaja Rosdakarya, 2004, hal.139
56
Narasumber yang berkompeten untuk diwawancarai dan dimintai informasi sehubungan dengan penelitian ini adalah tim program Seputar Indonesia siang di RCTI, antara lain : 1. Produser Executif (Atika Suri) Bertanggung jawab pada program secara keseluruhan baik dari segi format acara, biaya produksi, editorial, maupun manajemen personil tim Seputar Indonesia. 2. Reporter (Tunggal) Bertanggung jawab untuk mencari berita di lapangan, pengumpulan data dari pencarian informasi, serta membuat naskah berita. 3. Cameraman (Rubi) Bertanggung jawab atas pengambilan gambar di lapangan dan membuat catatan timecode atas hasil gambar yang diambil untuk keperluan editing dan penyusunan naskah. 4. Editor (Riky) Bertanggung jawab dalam penyuntingan gambar dan pengemasan program sehingga layak tayang.
3.7 Teknik Analisis Data Analisis data, menurut Patton (1980:268), adalah proses mengatur urutan data, mengorgaisasikannya ke dalam suatu pola kategori, dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti
57
signifikansi terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian. Dari rumusan tersebut di atas dapatlah kita menarik
garis
bahwa
analisis
data
bermaksud
pertama-tama
mengorganisasikan data.50 Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Data yang diperoleh dari hasil wawancara akan dikumpulkan, kemudian jawaban-jawaban dari hasil wawancara itu dianalisa dan ditarik kesimpulan. Tujuan dari analisis data di dalam penelitian adalah menyampaikan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur. Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal objek penelitian. Untuk menganalisa data yang telah terkumpul melalui hasil wawancara mendalam (indepth interview), maka cara yang digunakan adalah melalui prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, dan peneliti hanya memaparkan data yang diperoleh secara apa adanya. Langkah yang akan dilaksanakan penulis untuk menganalisis data yang diperoleh adalah melalui triangulasi data, yaitu: 1. Mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara observasi dan dokumentasi.
50
Ibid hlm.103
58
2. Masing-masing data dan informasi tersebut digabungkan secara sistematis dengan mendeskripsikan secara kualitatif untuk mencari hubungan antara jawaban dengan pertanyaan penelitian. 3. Uraian dari hubungan tersebut merupakan jawaban dari masalah penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Televisi RCTI
RCTI merupakan stasiun televisi yang memiliki jaringan terluas di Indonesia. Melalui 48 stasiun relay-nya program-program RCTI disaksikan oleh sekitar 180 juta pemirsa yang tersebar di 302 kota di seluruh Nusantara, atau kirakira 80% dari jumlah penduduk Indonesia. Kondisi demografis ini disertai rancangan program-program menarik diikuti dengan rating yang bagus, menarik pengiklan untuk menayangkan iklannya di RCTI. Sejak awal cita-cita RCTI adalah menciptakan serangkaian acara unggulan dalam satu saluran, yang memungkinkan para pengiklan memilih RCTI sebagai media iklan mereka. Cita-cita itu menjadi nyata karena sejak berdiri hingga saat ini RCTI senantiasa menjadi market leader. Hingga tahun 2007, RCTI tetap mempertahankan posisi market leader dengan pangsa pemirsa mencapai 17,9 % (ABC 5+) dan 17,5 % (all demo). RCTI juga berhasil mempertahankan pangsa periklanan tertinggi sebesar 15,2 % seperti dilaporkan oleh AGB Nielsen Media Research. Di RCTI, kualitas bukanlah kata tanpa makna, melainkan harmonisasi dari kreatifitas, idealisme, kesungguhan, kerja keras, kebersamaan, dan do’a. Enam (6) aspek tersebut tercermin dan mewarnai program-program RCTI yang mengusung
59
60
motto “Kebanggaan Bersama Milik Bangsa” namun tampil dalam kemasan yang “oke”. Kualitas Program-program RCTI pada akhirnya mengantarkan RCTI untuk selalu menjadi yang terdepan dalam industri penyiaran TV di Indonesia.
4.1.2 Proses Kerja Redaksi Proses kerja redaksi RCTI dimulai dari rapat perencanaan program dan evaluasi program, dengan jadwal sbb : Waktu
Keterangan
08.00-09.00
Rapat perencanaan program SINDO siang, evaluasi SINDO Pagi
14.00-15.00
Rapat perencanaan program SINDO sore, evaluasi SINDO siang,Sergap
19.00-20.00
Rapat perencanaan program SINDO malam, evaluasi SINDO sore
01.00-02.00
Rapat perencanaan program SINDO Pagi, evaluasi SINDO malam
Rapat ini dihadiri oleh : Pemred, Wapemred, Manager, Exprod, Producer, Reporter, Editor, Cameraman, News Secretariat, Tim live, Tim Studio. Mekanisme kerja Redaksi > semua bahan liputan (informasi) dari berbagai sumber berita yang masuk ke rerdaksi akan dirapatkan di rapat harian. Setelah ditentukan mana yang layak diliput, koordinator Liputan (korlip) akan mengatur penugasan reporter serta mengawasi jalur (traffic) dari pergerakkan reporter di lapangan > setelah reporter dan cameraman mendapatkan bahan dan gambar dari lapangan, reporter mengolah bahan tersebut menjadi berita > executif produser
61 akan memeriksa berita yang dibuat oleh reporter sebelum akhirnya berita tersebut dinaikkan di program berita.
4.1.3 Gambaran Umum Redaksi RCTI Diawali dari ide Peter F.Gontha direktur RCTI tahun 1989 yang sejak awal sudah memiliki obsesi untuk adanya suatu berita di televisi yang dipimpinnya, maka lahirlah redaksi RCTI pada tanggal 1 November 1989 dengan pemimpin redaksi Chrys Kelana. Redaksi RCTI mampu melahirkan program informasi yang pertama kali dengan nama Seputar Jakarta. Berdasarkan surat keputusan Menteri Penerangan yang melarang penayangan berita hard news, maka program informasi ini kemudian dikemas secara rangkuman features dengan nama Seputar Jakarta. Menggunakan nama Jakarta, sebab program yang ditayangkan masih menggunakan decoder dan hanya untuk wilayah Jakarta. Secara bertahap, akhir tahun 1989 sampai awal 1990, RCTI mulai sering membuka decodernya sehingga masyarakat luas yang tidak berlangganan decoder dapat melihat tayangan RCTI, bahkan dengan masuknya satelite palapa RCTI bisa dilihat melalui parabola di seluruh Indonesia, bahkan di beberapa negara tetangga. Selain itu redaksi RCTI juga kerapkali diundang ke berbagai daerah, sehingga nama program Seputar Jakarta dinilai sudah tidak relevan lagi. Karena itu, tepatnya pada bulan Juli 1990 Seputar Jakarta berganti nama menjadi Seputar Indonesia.
62
Siaran informasi ini selalu dilakukan secara taping (rekaman), hingga 2 tahun kemudian, tepatnya pada bulan November 1991, Seputar Indonesia mampu mengadakan siaran langsung dengan presenter Desi Anwar dan Pius Wans Mahdi. Hingga saat ini, kurang lebih 18 tahun program berita Seputar Indonesia masih tetap exist dan mampu menempati posisi No.1 menurut Nielsen Media Research.
4.1.4 Visi dan Misi RCTI Visi perusahaan adalah menjadi stasiun televisi sebagai media utama informasi dan hiburan kepada masyarakat serta memberikan tayangan yang berkualitas. “Utama” mengandung makna lebih dari yang pertama yang mengandung unsur kemuliaan karena melibatkan aspek kualitas, integritas, dan dedikasi. Dengan kata lain unggul dalam hal kualitas materi dan penyajian program hiburan dan informasi. Misi perusahaan yaitu: Bersama menyediakan layanan prima yang berarti interaksi kerja di perusahaan lebih mengutamakan semangat kebersamaan sebagai tim yang kuat. Hal ini memungkinkan seluruh komponen perusahaan mulai dari level teratas sampai dengan level terbawah mampu bersama-sama terstimulasi, terkordinasi dan tersistematisasi memberikan karya terbaiknya demi mewujudkan pelayanan utama dan terbaik kepada stakeholder.
63
4.1.5 Logo, Slogan dan Tiga Pilar Utama RCTI a. Logo
b. Slogan RCTI merancang slogan berbunyi “Oke”, merupakan segmentasi yang ingin dicapai RCTI sebagai stasiun televisi yang paling oke dalam memberikan segala sesuatu yang terbaik bagi pemirsanya. Siaran RCTI diperuntukan segala usia, juga segala lapisan masyarakat dengan berusaha memenuhi keinginan khalayaknya untuk memberikan jasa media komunikasi dalam bentuk informasi, pendidikan, hiburan dan usaha periklanan. c. Tiga Pilar Utama 1. Keutamaan Dalam Kebersamaan 2. Bersatu Padu 3. Oke
Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, ada 3 (tiga) nilai sebagai pilar utama yang menjadi motivasi,inspirasi dan semangat juang insane RCTI. Proses kerja dilakukan dengan semangat kebersamaan untuk sampai pada hasil yang mendapat pengakuan dari para “stake holder” atas kualitas integritas dan dedikasi yang ditampilkan.
64
4.1.6 Data Perusahaan RCTI Nama Perusahaan
: PT.Rajawali Citra Televisi Indonesia
Alamat
: Jl.Raya Perjuangan Kebon Jeruk Jakarta Barat
Telepon
: 021-5320830
Email
:
[email protected]
Homepage
: http:/www.rcti.tv
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1 Program Berita Seputar Indonesia RCTI Seputar Indonesia adalah program berita pertama yang diproduksi oleh stasiun swasta pertama di Indonesia. Seputar Indonesia pertama kali muncul sebagai Seputar Bogor dan Jakarta di RCTI pada bulan November 1989. Sekitar pertengahan 1990 berubah menjadi Seputar Indonesia setelah RCTI diizinkan untuk melepas dekodernya dan melakukan siaran nasional. 4.2.2 Cakupan Cakupan tayangan Seputar Indonesia yaitu cakupan di segala wilayah peliputan. Dimana tidak terbatas pada suatu wilayah saja atau daerah. Cakupan Seputar Indonesia lebih pada berita atau informasi mana yang harus segera ditayangkan yang menyangkut dengan kepentingan masyarakat. 4.2.3 Kompetitor Seputar Indonesia memiliki banyak kompetitor, tayangan Seputar Indonesia merupakan pelopor tayangan Softnews yang banyak ditonton oleh masyarakat
65
karena merupakan program berita pertama yang ada setelah tayangan Dunia dalam Berita di TVRI dan juga karena RCTI merupakan televisi swasta pertama di Indonesia. Seperti Liputan 6 di SCTV, Reportase di Trans 7, Redaksi di Trans TV, Fokus di Indosiar dan sebagainya.
4.2.4 Waktu Penayangan Seputar Indonesia ditayangkan setiap hari pada pukul 06.30 WIB, 12.00 WIB, 17.00 WIB dan tengah malam. Dengan durasi 60 menit dan 5 kali break (iklan). Total tayangan (tanpa iklan) adalah kurang lebih 48-50 menit.
4.2.5 Target Audiens Pemirsa atau penonton adalah bagian penting dalam industri televisi, tanpa pemirsa suatu program acara televisi tidak akan berarti apa-apa. Demikian juga dengan program berita Seputar Indonesia yang menjadi salah satu bagian dari acara di RCTI. Target audiens yang ingin dicapai program Seputar Indonesia adalah dari segala kalangan dan usia, dari kalangan tingkat atas, menengah, dan bawah. Atika Suri ( Executif produser ) menjelaskan : Seputar Indonesia adalah sebuah tayangan berita yang mengangkat beritaberita yang terjadi dalam lingkungan dan kepentingan masyarakat. Target audiens Seputar Indonesia tidak lepas dari positioning stasion (posisi tv), diperuntukkan segala usia, juga seluruh lapisan masyarakat.51 51
Wawancara Executif produser Seputar Indonesia, Atika Suri.
66
4.3
Strategi Produksi Tayangan Seputar Indonesia
4.3.1 Planning (Perencanaan) Sebelum membuat suatu program tayangan para tim Seputar Indonesia merencanakan terlebih dahulu hal-hal yang dibutuhkan, menetapkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Executif produser melakukan riset atau survey berita apa saja yang sedang terjadi di masyarakat. Perencanaan liputan merupakan hal yang harus dimiliki oleh seluruh crew dari redaksi Seputar Indonesia. Mulai dari Executif produser, kordinator reporter, kordinator kameramen, dan editor. Perencanaan tahunan adalah perencanaan yang dibuat setiap awal tahun atau diakhir tahun menuju tahun berikutnya, berdasarkan evaluasi tahun terakhir. Perencanaan
tahunan
yang
dilakukan
adalah
seperti
mempelajari
kecenderungan pemirsanya seperti apa, dengan kebutuhan yang seperti apa agar mendapatkan pemirsa yang banyak untuk menuju rating yang lebih banyak dibanding dengan program lain juga mensinkronkan antara perencanaan mingguan. Sedangkan planning harian adalah seperti mensinkronkan antara rapat agenda setting mingguan dengan agenda setting harian , karena peristiwa yang ada tidak akan pernah sesuai dengan agenda setting yang telah dibuat. Pada planning harian pun ditentukan siapa saja reporter yang harus mengejar berita yang akan menjadi headline untuk mengatur strategi bagaimana mendapatkan berita-berita penting untuk disuguhkan kepada masyarakat luas. Kemudian ditetapkanlah berita mana yang sangat penting bagi masyarakat untuk dijadikan headline pada episode tersebut.
67
Atika Suri (Executif Produser) menjelaskan : Tahap perencanaan pada suatu pekerjaan memang sangat penting, karena perencanaan (planning) adalah traffic atau jalur yang dapat menarik siapa saja yang sudah keluar dari perencanaan tersebut, dan untuk mengingatkannya agar tetap berada di jalur adalah tugas saya sebagai executif produser. Ada 3 tahap perencanaan dalam Seputar Indonesia yaitu planning harian, planning mingguan, dan planning tahunan52. Penentuan narasumber untuk mendapatkan data dan keterangan terbaik adalah tugas reporter pada saat berada di lapangan. Ketika ada sebuah materi yang harus dicari kelengkapan datanya, maka sebagai seorang reporter harus mampu menentukan siapa narasumber yang harus dimintai statementnya agar berita yang dimiliki dapat memuaskan keinginan audiens. Tunggal (Reporter) menjelaskan : Sebagai seorang reporter, strategi yang harus dimiliki adalah mendapatkan data dan kelengkapan berita adalah tugas utama, dan untuk mendapatkan hasil yang masksimal salah satu caranya adalah berhubungan baik dengan semua pihak misalnya kepolisian, rumah sakit, tokoh masyarakat dan juga dengan sesama pemburu berita.53 Memiliki hubungan baik dengan koresponden yang ada di luar wilayah sangat membantu eksistensi dari stasiun televisi dan program itu sendiri. Ruby (Cameraman) menjelaskan : Faktor luck sering kali terjadi pada saat peristiwa terjadi dilokasi dekat dengan koresponden yang bekerjasama dengan kita diluar daerah yang bisa kita jangkau, memungkinkan ada penambahan jam tayang dan tidak jarang juga TV asing tertarik membeli berita yang kita buat. Sebanyak apapun gambar yang kita dapatkan sebisa mungkin kita mengemas dengan baik karena peristiwa yang berhubungan dengan hidup orang banyak akan menarik sebagai informasi terkini.54
52
Ibid, hal 69 Wawancara Reporter Seputar Indonesia, Tunggal. 54 Wawancara Cameraman Seputar Indonesia, Ruby.
53
68
4.3.2 Organizing (Pengorganisasian) Tanpa adanya organisasi yang tepat, maka Seputar Indonesia tidak akan dapat menjadi pelopor tayangan berita. Maka dibentuklah tim Seputar Indonesia yang tepat dan sesuai dengan keahliannya. Seperti, Produser Seputar Indonesia dipilih yang sesuai dengan keahlian dan bidangnya, Reportase Seputar Indonesia berasal dari reporter daily (harian) yang mutu kinerjanya berkualitas, kameramen Seputar Indonesia dipilih berdasarkan jam terbang yang sering dan profesional (seringnya melakukan shooting dengan kamera) serta tim editor yang dipilih juga berasal dari tim yang memahami dan mengerti mengenai editing. Serta presenter juga merupakan pendukung dalam meningkatkan rating Seputar Indonesia. Tim Seputar Indonesia melakukan survey kecil dan hasil survey penonton Seputar Indonesia yaitu seluruh kalangan masyarakat karena keberadaan Seputar Indonesia yang selalu ada dari sejak pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam hari. Atika Suri (Executif Produser) menjelaskan : Sruktur organisasi yang ada pada redaksi Seputar Indonesia tidak dipaku pada satu program saja, karena Seputar Indonesia ada 4 kali tayang dengan format yang tidak jauh berbeda maka mulai dari Executif Produser sampai dengan reporter dan editor akan mendapatkan giliran antara Seputar Indonesia Pagi, Seputar Indoneisa Siang, Seputar Indonesia reguler (sore), dan Seputar Indonesia Malam.55 Peralatan yang digunakan tim Seputar Indonesia, juga terbatas dan harus menghasilkan materi yang berkualitas. Seperti kamera (DCV Pro Panasonic) dan tripod kamera, mikrofon dan kamera wireless, tanpa kabel. Peralatan editing VTR
55
Wawancara Executif Produser Seputar Indonesia, Atika Suri.
69 (video tape recorder), Editing Controler, Tape transfer, Audio mixer, Switcher (grafis), Personal Computer, Editing video velocity. Biaya yang digunakan dalam memproduksi Seputar Indonesia dengan biaya yang sangat minim, sangat efisien dan efektif dengan kerja cepat dan mengandalkan pada kekuatan dari kontributor daerah. Dengan kata lain, biaya yang dikeluarkan seminimal mungkin dengan hasil yang semaksimal mungkin. Editor sebagai pengolah gambar sudah ditempatkan khusus dengan keahliannya baik di bidang news maupun dibidang feature dengan sistem pengorganisasian yang tepat, sehingga hasil yang dibuat tidak akan jauh dari harapan executif produser. Riky (Editor) menjelaskan : Proses editing dengan format news tidak terlalu menuntut menjadi gambar yang cantik tetapi gambar yang sudah didapat harus dipergunakan sebaik mungkin agar visual dan audio bisa memberikan informasi yang mudah dicerna oleh yang menyaksikannya.56 4.3.3 Actuating (Pengarahan) Dalam melaksanakan peliputan agar pelaksanaan ini berjalan dengan lancar, dibutuhkan juga pengarahan dan penggerakan. Tim Seputar Indonesia selalu melakukan tugas dengan bersama-sama dan saling bertanggung jawab terhadap kewajiban masing-masing, dan executif produser selalu memberikan motivasi dan pengarahan pada tim liputan. Misalkan, pemberian bonus atau reward (penghargaan) pada karyawan ataupun tim. Serta komunikasi merupakan hal utama yang diterapkan dalam News RCTI, komunikasi antara tim liputan dengan
56
Wawancara Editor Seputar Indonesia, Riky.
70
Produser dan Produser dengan Manajer News harus selalu berjalan dan diterapkan. Rubi (Cameraman) menjelaskan : Segala keputusan yang akan tim lakukan, selalu melalui persetujuan executif produser, karena executif produser merupakan orang yang bertanggung jawab penuh terhadap program, dan orang yang paling mengerti dan memahami mengenai tayangan program tersebut57.
Walaupun antara Produser dan tim liputan tidak memiliki jarak dan selalu terjalin, tim liputan tetap tunduk pada keputusan yang telah ditetapkan produser. Atika Suri (Executif Produser) menjelaskan : Pengarahan harus selalu dilakukan oleh setiap individu khususnya untuk tanggung jawab yang berada di tangannya agar hasil yang di dapat sesuai dengan tanguung jawab yang dimiliki. Namun secara keseluruhan pengarahan dan penggerakkan adalah tanggung jawab saya sebagai executif produser agar mereka dapat bekerja sama dengan maksimal.58 Dalam segi editing atau pengolahan gambar, seorang koordinator editor pun harus tetap memantau bagaimana pekerjaan yang diberikan kepada seorang editor harus menghasilkan berita yang menarik. Riky ( Editor ) menjelaskan : Setiap kali mendapatkan gambar dari cameraman, semampu mungkin kita mengerjakannya dengan waktu yang singkat namun tetap dengan hasil yang baik. Tidak jarang koordinator editor dan executif produser datang untuk melihat proses editing yang sedang kita kerjakan dan memberikan pengarahan jika ada gambar yang terbuang agar dipergunakan sebaik mungkin.59
57
Wawancara Cameraman Seputar Indonesia, Ruby. Wawancara Executif Produser Seputar Indonesia, Atika Suri. 59 Wawancara Editor Seputar Indonesia, Riky.
58
71
4.3.4 Controlling (Pengawasan) Setelah melakukan berbagai proses, harus dilakukan evaluasi kerja. Evaluasi kerja program tayangan Seputar Indonesia dilaksanakan pada rapat planning (rapat perencanaan) yang dilaksanakan pada setiap hari. Atika Suri (Executif Produser) menjelaskan : Sebuah hubungan kerja dengan sistem saling mengisi merupakan hal yang sangat ampuh, karena saya sebagai executif produser akan mengingatkan produser agar tetap berada di benang merah materi perencanaan agar dapat menarik bagi audiens.60 Strategi controlling antara reporter dan kameramen merupakan sebuah kesatuan, karena sebuah berita akan tayang dengan suguhan terbaik merupakan hasil dari kerja sama antara reporter dan kameramen. Rubi (Cameraman) menjelaskan : Jika seorang kameramen menjalin hubungan kerja yang baik dengan reporternya untuk mendapatkan berita yang harus tayang secepatnya, maka disaat kameramen mengambil gambar ternyata ada gambar terbaru yang lebih baik, atau ada narasumber yang lebih kompeten untuk dimintai keterangan, maka reporter yang baik akan memberitahukan kepada kameramen untuk segera mengambil gambar tersebut.61 Keberhasilan suatu program bukan hanya ditentukan oleh sebagian crew, tetapi strategi terbaik pun harus dimiliki oleh seorang editor.
Riky (Editor) menjelaskan : Berita terbaik dengan perolehan gambar yang minim harus dapat diatasi oleh seorang editor. Strategi yang bisa digunakan adalah dengan mencari dokumen yang telah didapat beritanya terlebih dahulu, yang paling penting sepintar mungkin mengemas berita semenarik mungkin.62 60
Wawancara Executif Produser Seputar Indonesia, Atika Suri. Wawancara Cameraman Seputar Indonesia, Ruby. 62 WawancaraEditor Seputar Indonesia, Riky. 61
72
4.4.2 Sarana Produksi Tayangan Seputar Indonesia Sarana atau peralatan sangat penting untuk menunjang proses produksi tayangan. Sarana yang digunakan dan dimiliki oleh tim Seputar Indonesia antara lain: Proses News Gathering: a. Kamera (DVD Pro Panasonic) dan tripod kamera, b. Lampu kamera dan tripod, c. Baterai, d. Kaset Video dan record suara, e. Mikrofon, f. Kamera wireless, tanpa kabel. Peralatan produksi (editing) : 1. Linear (offline) a. Kaset b. VTR (video tape recorder) c. Editing controler, d. Tape transfer, e. Audio mixer, f. Switcher (grafis) 2. Non-linear (on-line) a. Personal Computer, b. Editing Video Velocity.
73 Peralatan yang digunakan dalam memproduksi program Seputar Indonesia merupakan fasilitas yang disediakan oleh perusahaan yaitu RCTI. Saat proses Gathering (peliputan), reporter dan kameramen yang bertugas ke lapangan hanya membawa peralatan yang benar-benar diperlukan saja. Prinsipnya, semua materi yang diperlukan baik gambar maupun suara bisa diperoleh dengan sebaikbaiknya. 4.4.3 Biaya Produksi Tayangan Seputar Indonesia Merencanakan anggaran (budget) merupakan hal yang tidak dibicarakan secara terbuka karena pada saat rapat budgeting hanya dihadiri oleh tim redaksi. Tunggal ( Reporter ) menjelaskan : Kita tidak pernah mengikuti rapat yang disebut rapat budgeting karena setelah rapat mengenai berita apa yang menjadi headline dan siapa yang mendapatkan tugas mencari berita tersebut maka dengan semangat secepat mungkin kita harus mendapatkan berita tersebut .63 Biaya tak terduga seperti uang lobby ataupun rokok, untuk saksi atau narasumber biasanya jarang sekali diperlukan dan dikeluarkan. Karena pihak Finance (keuangan) berusaha meminimalkan pengeluaran yang tidak perlu. Jika ada narasumber yang meminta biaya saat akan dimintai keterangan, maka tim liputan akan mencari alternatif narasumber lainnya. Namun jika narasumber tersebut merupakan narasumber kunci, maka pihak kantor baru akan mengeluarkan anggaran tersebut. Dengan anggaran yang telah ditetapkan oleh bagian Finance (keuangan), para tim Seputar Indonesia harus bisa memanfaatkan sebaik-baiknya. Dengan kata
63
Wawancara Reporter Seputar Indonesia, Tunggal.
74
lain, prinsip pengeluaran yang seminimal mungkin namun harus dapat memberikan hasil yang seoptimal mungkin dan harus benar-benar dijalankan.
4.4.4 Organisasi Pelaksana Produksi Tayangan Seputar Indonesia Dengan tim yang hanya terdiri dari Execituve produser, Produser, Reporter, Kameramen, dan Editor, dalam proses Gathering dan produksi yang jangka waktunya untuk tayang setipa hari dan di dalam satu hari sebanyak 3x tayang harus seefektif mungkin untuk menggarap setiap episode. Seluruh tim harus melaksanakan pekerjaan dengan seefisien dan seefektif mungkin. Karena Seputar Indonesia merupakan tayangan berita yang dengan pendekatan newsfeature jadi berbagai cara harus dilakukan untuk memberikan yang terbaik bagi pemirsanya. Kerjasama yang kompak antara sesama tim dilakukan agar proses peliputan berjalan dengan lancar, dan segala hambatan yang terjadi dapat teratasi dengan baik karena kerjasama tim yang melakukan komunikasi dengan baik.
4.5
Tahapan Pelaksanaan Produksi Tayangan Seputar Indonesia
4.5.1 Pra Produksi (Perencanaan dan Persiapan) Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang peneliti lakukan dengan Executif Produser Seputar Indonesia, dapat dijelaskan proses produksi Seputar Indonesia yang terdiri dari tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi merupakan tahap-tahap yang dilakukan dalam memproduksi tayangan program Seputar Indonesia. Pada tahap pra-produksi, merupakan tahap awal yang sangat
75
menentukan keberhasilan proses selanjutnya. Hal ini merupakan strategi yang direncanakan dan dijalankan produksi tayangan Seputar Indonesia. Tahapan dalam bagian ini : 1)
Penentuan berita yang menjadi headline : a.
Rapat yang dilakukan setelah mendapatkan berita
b.
Seberapa dekat berita tersebut terhadap kehidupan masyarakat
Penentuan berita yang menjadi headline tersebut dimusyawarahkan dan diputuskan mana yang akan diambil. 2)
Perencanaan : Sebelum ditentukan berita mana yang akan menjadi headline divisi news selalu mengadakan rapat rutin mingguan. Di dalam rapat mingguan ini pun diadakan evaluasi hasil kerja mengenai kekurangan atau kelebihan dari cara kerja minggu kemarin.
3)
Persiapan : a. Executif produser dan produser mengadakan rapat tim kerja Seputar Indoneisa dengan reporter dan kameramen, membahas mengenai headline yang telah dipilih dan mendiskusikannya. b. Produser menunjuk siapa saja yang bertugas (crew), biasanya suatu liputan Seputar Indonesia membutuhkan 2 orang reporter dan 2 orang kameramen dan 1 orang asisten (driver)
76 c. Reporter dan kameramen harus menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, baik fisik, mental sampai peralatan pendukung yang dibutuhkan, d. Menentukan Narasumber, misalnya ada pejabat, tokoh masyarakat yang mengetahui atau berkompeten di berita tersebut disiapkan jadwalnya, e. Mempersiapkan sarana yang diperlukan terutama peralatan, f. Khusus masalah
keuangan
harus sudah disiapkan dengan cara
berkoordinasi dengan bagian keuangan, jika liputan dialkukan diluar kota reporter mempersiapkan budget atau biaya yang akan diperlukan selama diluar kota, manun sebagian besar liputan diluar kota diserahkan kepada kordinator liputan yang ada di daerah bersangkutan, g. Membuat script wishlist, yaitu daftar rencana atau wawancara yang harus dilakukan ketika berada di lapangan nanti.
4.5.2 Produksi (Pengorganisasian dan pengarahan) Dalam tahap ini, semua rencana yang telah disusun dan disepakati bersama dalam tahap pra-produksi untuk selanjutnya direalisasikan. Crew yang telah ditunjuk untuk selanjutnya berangkat menuju lokasi peliputan yang sudah ditentukan. Sebelum berangkat, produser sudah membekali reporter hal-hal apa saja yang akan dicari dan digali. Seorang reporter harus sudah bisa membayangkan hal-hal apa yang akan dicari dan digali di lokasi peliputan. Reporter dan kameramen harus saling bekerja sama dan memiliki misi yang sama.
77
Saat peliputan dilapangan, reporter dan kameramen harus selalu melakukan koordinasi kepada produser dan produser berkordinasi lagi dengan executif produser. Executif produser akan selalu memberikan pengarahan dan memantau kinerja para tim saat di lapangan, namun tetap sudah menjadi tugas reporter dan kameramen untuk berimprovisasi dan berkreasi. Ruby (Cameraman) menjelaskan : Hubungan baik dengan sesama cameraman harus dijaga dengan baik, apalagi saya sebagai cameraman perempuan harus sebisa mungkin membuktikan bahwa saya bisa mendapatkan gambar yang baik seperti cameraman laki-laki dari stasiun televisi lain.64 Hal yang harus dilakukan tim pada saat di lapangan : a. Menjaga nama baik lembaga, baik ketika meliput maupun tidak, b. Setiap kru harus bekerja optimal sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing, c. Menjaga sikap kritis, d. Membina hubungan yang baik dengan narasumber dan memperluas jaringan, e. Selalu mengikuti perkembangan berita, f. Selalu melakukan evaluasi liputan, g. Tidak menyalahgunakan kedudukan, h. Reporter dan kameramen selama liputan harus selalu berkomunikasi dengan baik, i.
Semua kru yang terlibat dilarang keras menerima apapun dari narasumber yang bersifat imbalan,
64
Wawancara Cameraman Seputar Indonesia, Ruby.
78
j.
Selalu tampil terbaik dengan mengutamakan kecepatan pengiriman data dan gambar, kelengkapan data dan kedalaman liputan,
k. Mengutamakan keselamatan, jika situasi peliputan berbahaya cari alternatif lain. Tidak ada artinya mengejar berita tapi mengorbankan keselamatan. Saat di lapangan reporter kemudian menghubungi kontak pribadi untuk mendapatkan informasi dasar
keludian langsung mencari narasumber yang
berkompeten dan memiliki hubungan dengan kasus untuk kemudian dimintai keterangan dengan melakukan wawancara yang berpedoman dengan 5W+1H. Tunggal (Reporter) menjelaskan : Strategi saat melakukan peliputan berpedoman dengan berita yang diserahkan kepada kita dan 5W+1H kemudian kita berkreasi dan mencari materi berita dengan lebih mendalam dan berbeda agar menjadi berita yang menarik karena Seputar Indonesia merupakan program berita bersifat news feature yang sudah memiliki pemirsa yang tidak sedikit.65 Saat di lapangan, reporter tidak hanya mengandalkan keterangan dari satu pihak saja seperti polisi. Informasi yang ada kemudian dijadikan informasi dasar, selebihnya reporter mencari di lapangan dengan menggali keterangan lebih jauh dari para saksi seperti saksi utama atau kunci dan saksi
tambahan untuk
mendukung kebenaran fakta yang diperoleh ataupun pihak-pihak lain yang berkaitan. Saksi-saksi tersebut bisa : a. Pihak-pihak yang dekat dengan lokasi kejadian berita, b. Polisi dan pihak-pihak terkait lainnya (pejabat, ahli dan yang lainnya) c. Saksi mata atau orang yang melihat langsun kejadian tersebut, d. Orang-orang yang berada di sekitar TKP (tempat kejadian perkara). 65
Wawancara Reporter Seputar Indonesia, Tunggal.
79
Tunggal (Reporter) menjelaskan : Seorang reporter harus memiliki sifat ramah dan mudah bersosialisasi, jangan sombong apalagi merendahkan atau meyepelekan seseorang, karena mungkin saja orang tersebut merupakan narasumber penting.66 Dari keterangan beberapa saksi dan opini dari orang yang berkompeten di kejadian ini kemudian reporter manarik benang merah permasalahan agar lebih mudah menerjemahkan informasi. Repoter juga harus mencari data lain, dari rumah sakit, kantor polisi maupun media massa lainnya. Selain mengumpulkan keterangan dan informasi-informasi, reporter juga harus melakukan penyelidikan atau pendalaman materi. Seperti pada berita yang sedang hangat seperti ledakan di JW Mariott dan Hotel Ritz Carlton di Mega Kuningan Jakarta ini, reporter harus bertindak cepat dengan petunjuk yang diberikan oleh polisi walaupun sedikit namun pengembangan berita harus terus dilakukan. Dengan mewawancarai korban yang sudah bisa diwawancarai, saksi mata, dan pihak kepolisian yang memberikan konfirmasi. Kiat menghadapi narasumber : 1. Jangan menonjolkan diri sebagai reporter yang sedang bertugas, 2. Bersikap sopan, 3. Hindari jurnalisme keroyokan dalam melakukan wawancara, 4. Usahakan menemui narasumber di tempat yang netral, agar narasumber dapat terlihat santai. Dalam proses peliputan, tidak akan ada artinya jika tidak ada gambar atau video. Dalam televisi gambar dan video merupakan materi penting yang harus ada, dan naskah atau narasi merupakan pelengkap isi gambar. 66
Ibid.
80
Peralatan yang digunakan oleh kameramen yaitu : 1. Kamera, DVC pro panasonic, 2. Mic, 3. Lampu, 4. Tripod, 5. Batrei, 6. Monitor, 7. Kamera kecil dan mic kecil. Ruby (Cameraman) menjelaskan : Seorang kameraman harus memiliki taste (rasa) terhadap gambar,itulah strategi seorang kameraman, mengetahui gambar yang memiliki nilai berita. Paham komposisi warna, angle yang tepat sudah harus diperhitungkan karena hal ini sangat berkaitan dengan intelektualitas seorang kameraman.67 Seorang kameramen yang handal, mampu membuat dan menciptakan gambargambar yang dapat bercerita. Sebuah peristiwa akan dapat bercerita kalau gambargambar mendukung cerita tersebut, bahkan dengan gambar-gambar yang bagus, lengkap dan runtut penonton akan tahu ceritanya meskipun tanpa naskah.
4.5.3 Pasca Produksi Setelah melakukan proses pra produksi dan produksi, harus dilakukan proses pasca produksi. Pada tahap ini, merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan dari bahan baik yang berupa pita auditif atau pita audio vsual, maupun menggunakan satu atau lebih kameranya. Tahap penyelesaian meliputi : 67
Wawancara Cameraman Seputar Indonesia, Ruby.
81
a. Melakukan editing gambar dan suara, b. Pengisian grafik atau insert visualisasi, c. pengisian narasi, d. melakukan evaluasi terhadap hasil produksinya. Pasca produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing. Editing offline adalah proses memadukan antara gambar serta pemotongan gambar dari hasil syuting atau gambar mentah menjadi gambar yang bercerita, sehingga hasil yang ditimbulkan bisa lebih menjadi tayangan yang dapat dinikmati oleh pemirsanya. Sedangkan editing online adalah berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil syuting asli berdasarkan catatan code waktu dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlanjut dengan mixing. Tahap akhir dari editing adalah semua narasi, gambar ilustrasi, musik dan atmosfer yang dimasukkan dalam editing online. Riky (Editor) menjelaskan : Dengan alasan tayang sebanyak empat kali, maka proses editing online dengan mengedit hasil syuting asli berdasarkan catatan code seringkali dilakukan agar tidak tertinggal dengan waktu deatline yang diberikan.68 Antara editor dan executif produsr pun tidak terlepas dengan kerjasama yang baik, maka keberhasilan program seputar indonesia diliputi dengan hubungan kerja yang harmonis. Atika Suri (Executif produser) menjelaskan : Saya juga sangat sering datang keruangan editing untuk melihat gambar yang dihasilkan oleh cameraman dan diolah oleh editor agar lebih menarik perhatian khalayak dari Seputar Indonesia itu sendiri. Sering memberikan
68
Wawancara Editor Seputar Indonesia, Riky.
82 masukan mengenai berita yang penting sehingga dibutuhkan gambar yang menunjang berita tersebut.69
Seorang editor harus memiliki jiwa yang artistik dengan membuat gambar menjadi lebih bercerita walaupun tanpa narasi sehingga yang menontonnya dapat lebih tertarik dan mengerti.
4.6 Pembahasan Setelah menghimpun semua data-data yang ada pada hasil penelitian, maka dalam pembahasan ini penulis akan membahas hasil penelitian berdasarakan kerangka pemikiran serta teori-teori yang digunakan sehingga dapat menjawab permasalahan yang ada. Dalam memproduksi sebuah program, hampir semua stasiun televisi harus melakukan berbagai macam proses yang dapat mendukung keberhasilan program itu sendiri. Faktor yang harus dipertimbangkan antara lain adalah bagaimana program tersebut dapat diterima dengan baik oleh masyarakat banyak dan tidak dapat dilupakan begitu saja. Rating adalah salah satu tolak ukur dimana pihak stasiun televisi dapat mengetahui seberapa banyak program yang dibuat disaksikan oleh masyarakat. Khususnya pada program Seputar Indonesia, seluruh aspek yang ada di dalam tahap perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan evaluasi kerja yang sangat berhubungan. Keberhasilan program Seputar Indonesia yang mampu bertahan hingga kurang lebih 18 tahun lamanya adalah atas kerjasama seluruh crew yang bertugas 69
Wawancara Executif Produser Seputar Indonesia, Atika Suri.
83
mulai dari Executif produser, reporter, cameraman, editor, driver dan seluruh crew yang ikut dalam proses pra produksi, produksi dan pasca produksi. Penulis mengamati langkah-langkah produksi yang ada di program Seputar Indonesia adalah sebagai berikut : Dimulai dengan adanya perencanaan produksi program Seputar Indonesia di RCTI, awalnya keberadaan program Seputar Indonesia adalah karena RCTI merupakan stasiun televisi swasta pertama yang ada di Indonesia dan ingin menyajikan sebuah program news untuk memenuhi kebutuhan informasi pemirsa. Seputar Indonesia dibuat berdasarkan peristiwa yang terjadi di sekitar masyarakat Indonesia sampai negara-negara yang memiliki peristiwa luar biasa. Produksi program Seputar Indonesia berjalan dengan peraturan yang sudah ditetapkan karena faktor utama dalam keberhasilan program Seputar Indonesia adalah berdasarkan strategi yang dimiliki oleh seluruh crew yang bertugas. Dalam pengorganisasian penulis mengamati bahwa dalam program Seputar Indonesia sangatlah terbuka dengan kata lain semua crew yang termasuk di dalam proses produksi dapat berkordinasi secara bebas dan memiliki tanggung jawab yang penuh terhadap kewajibannya dalam melakukan kegiatan dalam tim produksinya. Hal ini menurut executif produser bahwa dengan cara inilah dapat menghasilkan suatu tayangan yang berkualitas. Penulis mengamati bahwa dalam koordinasi executif produser dengan reporter, cameraman atau yang lainnya tidak secara langsung berkoordinasi dengan bawahannya secara terus menerus, hal ini terjadi bahwa executif produser dengan crew yang lain, yakni Atika Suri dan yang lainnya, bahwa dalam
84 berkoordinasi selalu menggunakan alat komunikasi, yang menjadi hal terpenting sebab produser memiliki kepentingan lainya. Oleh karena itu alat komunikasi di jadikan media koordinasi satu dengan yang lainya. Selain itu juga, Atika Suri setiap hari melakukan Pengawasan dilakukan untuk melihat seberapa kinerja dan efektif para tim produksinya, agar bertujuan program dapat berjalan dengan lancar dan tanpa hamabatan. Dan apabila terjadi hambatan, melalui pengawasan dapat memperkecil dampak kesalahan yang terjadi. Penulis
mengamati
bahwa,
strategi
Seputar
Indonesia
cenderung
menggunakan apa yang tercantum dalam buku J.B Wahyudi ini. Di mana Executif Produser Seputar Indonesia mengamati kinerja perencanaan semua tim produksinya, mulai dari perencanaan reporter, kameramen, editor, dan design grafisnya, serta hasil yang dibuatnya sebelum di siarkan. Penulis pun juga mengamati, evaluasi program Seputar Indonesia umumnya di lakukan pada tiap hari sebelum liputan. Di mana menjadikan pembahasan guna memperbaharuhi kesalahan atau suatu hal baru yang dikembangkan dalam pelaksanaan program Seputar Indonesia sendiri. Serta evaluasi dari segala pihak, baik dari bagaian Riset materi berita, membahas berita yang akan di liput, penampilan program dari segi grafisnya, serta rapat produksi program, semua itu dilakukan guna melihat bahwa suatu nilai program Seputar Indonesia dalam kualitas isi beritanya. Pergerakkan grafik yang terjadi pada rating Seputar Indonesia dengan hasil penelitian yang peneliti amati, menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan
85
oleh tim Seputar Indonesia telah menunjukkan hasil yang baik. Dengan perolehan rating pada minggu pertama tanggal 5 Juli 2009 sebesar 2.13, pada tanggal 11 Juli 2009 rating menunjukkan angka 2.17 dan pada minggu ketiga sebesar 2.19 serta minggu keempat memperoleh rating sebesar 2.18 menunjukkan hasil yang baik dengan penerapan strategi yang baik dari tim Seputar Indonesia.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara mendalam (Indept Interview) dengan Executif produser, reporter, kameramen/editor Seputar Indonesia untuk penelitian ini, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : Perencanaan : Pada tahapan perencanaan terlihat bahwa, berupaya menentukan headline terbaik agar menarik bagi pemirsanya karena mengacu kepada memberikan tayangan terbaik untuk khalayak yang selalu menunggu kehadiran program Seputar Indonesia RCTI dan secara otomatis akan menghasilkan rating dan share yang tinggi. Pengarahan : Pada tahapan Pengarahan terlihat bahwa pengarahan produksi biasanya penyusunan materi tayang yang beragam, jadi biasanya tim liputan ini akan berdiskusi dengan atasannya, jadi Executif Produser dengan yang lainnya sudah mendapatkan kesepakatan mengenai headline apa yang harus dicari selengkap mungkin beritanya. Dengan kata lain sudah memegang tanggung jawab yang sudah diberikan pada tahap ini. Pengorganisasian
: Pada
tahapan pengorganisasian terlihat bahwa
Diantaranya membahas tentang penulisan naskah, hasil editing, dan materi yang berita yang layak untuk ditayangkan untuk selanjutnya. Dalam pengorganisasian, produser melakukan pengawasan terhadap bawahannya, diantaranya membahas
86
87
tentang apa yang sudah dikerjakan oleh anak buahnya serta seberapa sering hambatan dan kekurangan muncul. Evaluasi : pada tahap evaluasi umumnya di lakukan pada tiap hari sebelum liputan. Di mana menjadikan pembahasan guna memperbaharuhi kesalahan atau suatu hal baru yang dikembangkan dalam pelaksanaan program Seputar Indonesia sendiri. Serta evaluasi dari segala pihak, baik dari bagaian Riset materi berita, membahas berita yang akan di liput, penampilan program dari segi grafisnya, serta rapat produksi program, semua itu dilakukan guna melihat bahwa suatu nilai program Seputar Indonesia dalam kualitas isi beritanya.
5.2 Saran Saran penulis bagi program Seputar Indonesia di antaranya : 1. Mempertahankan, isi berita yang menjadi ciri khas dari tayangan Seputar Indonesia yang selalu menyajikan berita terkini dan terbaru dibandingkan dengan stasiun televisi lain. 2. Mempertahankan strategi yang baik di dalam mencapai rating tertinggi dibanding program berita sejenis di stasiun televisi lain. 3. Lebih meningkatkan lagi strategi Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling guna mendapatkan penghargaan yang lebih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto,Elvinarno & Lukiati Komala E, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, 2004 Baskin,Askurifai, Jurnalistik Televisi : Teori dan Praktik, Penerbit Simbiosa Rekatama Media, 2006 Crewell,John.W., Research Design Qualitative & Quantitative Approaches, KIK Press, Jakarta, 2002 Efendy,Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi, Bandung, PT.Remaja Rosdakarya, 1994 Harahap,Arifin S., Jurnalistik Televisi, PT. Indeks Kelompok Gramedia,2006 Kuswandi,Wawan, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Massa Televisi; Cetakan Pertama; (Jakarta: PT.Rineka Cipta), Maret 1996 McQuail,Dennis, Teori Komunikasi Massa, Penerbit Erlangga, 1996 Moleong,Lexy J., Metode Penelitian Komunikasi, Penerbit PT.Remaja Rosdakarya, 2004 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Penerbit PT.Ramdina Prakarsa, 2005 Muda,Deddy Iskandar, Jurnalistik Televisi : Menjadi Reporter Profesional, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2003 Naratama, Menjadi Sutradar Televisi, PT.Grasindo, 2004 Panjaitan,Erica L. & TM.Dhani Iqbal, Matinya Rating Televisi, Yayasan Obor Indonesia, 1995 Rakhmat,Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, P.T Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990 Ramli,Asep Syamsul.M., Broadcast Journalism, Penerbit Nuansa,2004 Sendjaja,Sasa Djuarsa, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, 1999 Setiati,Eni, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan, Penerbit Andi Yogyakarta, 2005
88
89
Subroto,Darwanto Sastro, Produksi Acara Berita, Yogyakarta;Duta Wacana university press,1994 Soekarno K, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta; Penerbit Miswar,1982 Suprayogo,Metodologi Penelitian Sosial Agama, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2001 Syaputra,Iswandi, Jurnalistik, Kancah Baru Jurnalistik Dalam Dunia Televisi,Jakarta;Pilar Media,2006 Terry,George R., Prinsip-prinsip Manajemen, Jakarta; Bumi Aksara,2006 Tripomo,Tedjo dan Udan, Manajemen Strategi, Bandung; Rekayasa sains,2005 Veri,Sanovri, “Lynx Films Membidik Niche Market“, majalah Behind The Screen, Mei 2005 Wahyudi,J.B., Teknologi Informasi & Produksi Citra Bergerak, Jakarta Gramedia Pustaka Utama, 1992 Wibowo,Fred, Teknik Produksi Program Televisi, Penerbit Pinus, 2007
SUMBER LAIN Document RCTI 2009 Wawancara dengan Executif Produser Seputar Indonesia, Atika Suri. Wawancara dengan Reporter Seputar Indonesia, Tunggal. Wawancara dengan Cameraman Seputar Indonesia, Ruby. Wawancara dengan Edito Seputar Indonesia, Ricky. Website AGB Nielsen Media Research, http://www.agbnielsen.net Website Suara Merdeka, http://suaramerdeka.com Website RCTI, http://rcti.tv/sinopsis/seputar-indonesia
Draft wawancara Atika Suri (Executif Produser) 1. Apakah tujuan dari keberadaan seputar indonesia pagi? “Seputar indonesia pagi dibuat khusus untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya di pagi hari, walaupun visi dan misi yang ada di Seputar Indonesia pagi tidak berbeda jauh dengan jam tayang yang lainnya dengan tujuan mengupdate seluruh berita yang ada di Seputar Indonesia malam dengan pendalaman informasi dari isu yang sedang bergulir”. 2. Bagaimana mencapai tujuan tersebut? “Tujuan tersebut bisa dicapai dengan performance yang bisa team ciptakan. Performance terbaik dengan selalu menampilkan berita tercepat bisa mencerminkan keberhasilan mencapai tujuan.” 3. Bagaimana dengan penentuan tujuan jangka panjang dan jangka pendek? “Tujuan jangka panjang dibuat untuk menghasilkan program yang lebih baik dari tahun berikutnya, sedangkan tujuan jangka pendek tidak jauh adalah menghasilkan rating yang baik melebihi program yang sama di stasiun televisi yang lain.” 4. Apakah ada kendala dalam mencapai tujuan tersebut? “Kendala yang ada di dalam mencapai tujuan selama ini masih bisa diatasi karena hubungan kerja yang baik selalu dibina agar menghasilkan sesuatu yang terbaik jadi kalaupun ada suatu kendala kita akan bekerjasama mencari problem solving agar tetap menjadi suatu keutuhan.” 5. Bagaimana definisi berita menurut anda? “Menurut saya berita adalah sebuah peristiwa luar biasa yang terjadi ditengah-tengah masyarakat yang menyangkut kepentingan orang banyak sehingga membutuhkan kecepatan didalam mendapatkannya dan menayangkannya sebagai informasi utama bagi masyarakat.” 6. Bagaimana cara anda memberikan motivasi kepada karyawan? “Motivasi selalu diberikan kapanpun ada kesempatan bertemu, walaupun bukan di jam kerja tapi motivasi berupa hubungan yang baik akan menimbulkan semangat agar bekerja secara maksimal.” 7. Bagaimana budaya keorganisasian yang dimiliki oleh team seputar indonesia pagi? “Budaya keorganisasian yang kami punya semenjak kami telah dikukuhkan menjadi “satu Seputar Indonesia” adalah terus berinovasi
dengan cara mendapatkan jadwal kerja dimana kami harus bertanggung jawab di dalam salah satu program SINDO (SINDO pagi, SINDO siang, SINDO sore, juga SINDO malam).” 8. Bagaimana cara mengawasi proses produksi seputar indonesia pagi? “Mengawasi rekan-rekan di dalam melaksanakan proses produksi hanya dengan memberikan pembekalan kepada team dan mengingatkan seberapa penting berita tersebut harus di dapat dan kapan menjadi deatline, sehingga mereka harus menggunakan waktu sebaik mungkin.” 9. Berapa kali diadakan rapat redaksi?berapa lama?siapa saja? “Rapat redaksi dilakukan rutin setiap hari dengan durasi sekitar 40 menit dan dihadiri oleh executif produser, cameraman, editor, reporter dan korlip.” 10. Siapakah yang memimpin rapat tersebut? “Rapat dipimpin oleh saya sebagai executif produser, dan pada rapat redaksi ini biasanya diawali dengan evaluasi kerja.” 11. Apa saja yang dibicarakan dalam rapat redaksi? “Seperti yang sudah saya jelaskan, rapat redaksi dimulai dengan evaluasi dari pekerjaan yang kemarin, setelah itu baru kita membicarakan apa yang harus dilakukan pada pekerjaan selanjutnya.” 12. Program berita seperti apakah Seputar Indonesia? Bagaimana target audiens dari Seputar Indonesia? “Seputar Indonesia adalah sebuah tayangan berita yang mengangkat berita-berita yang terjadi dalam lingkungan dan kepentingan masyarakat. Target audiens Seputar Indonesia tidak lepas dari positioning stasion (posisi tv), diperuntukkan segala usia, juga seluruh lapisan masyarakat” 13. Bagaimana tahap awal dari produksi Seputar Indonesia? Bagaimana tahap perencanaan Seputar Indonesia? “Tahap perencanaan pada suatu pekerjaan memang sangat penting, karena perencanaan (planning) adalah traffic atau jalur yang dapat menarik siapa saja yang sudah keluar dari perencanaan tersebut, dan untuk mengingatkannya agar tetap berada di jalur adalah tugas saya sebagai executif produser. Ada 3 tahap perencanaan dalam Seputar
Indonesia yaitu planning harian, planning mingguan, dan planning tahunan.” 14. Bagaimana menentukan struktur organisasi yang ada pada redaksi Seputar Indonesia? Apa yang dilakukan agar struktur organisasi berjalan dengan efektif? “Sruktur organisasi yang ada pada redaksi Seputar Indonesia tidak dipaku pada satu program saja, karena Seputar Indonesia ada 4 kali tayang dengan format yang tidak jauh berbeda maka mulai dari Executif Produser sampai dengan reporter dan editor akan mendapatkan giliran antara Seputar Indonesia Pagi, Seputar Indoneisa Siang, Seputar Indonesia reguler (sore), dan Seputar Indonesia Malam.” 15. Bagaimana proses pengarahan atau Actuating yang ada pada Seputar Indonesia? “Pengarahan harus selalu dilakukan oleh setiap individu khususnya untuk tanggung jawab yang berada di tangannya agar hasil yang di dapat sesuai dengan tanguung jawab yang dimiliki. Namun secara keseluruhan pengarahan dan penggerakkan adalah tanggung jawab saya sebagai executif produser agar mereka dapat bekerja sama dengan maksimal.” 16. Bagaimana tahap pengawasan yang dilakukan oleh anda sebagai executif produser? “Sebuah hubungan kerja dengan sistem saling mengisi merupakan hal yang sangat ampuh, karena saya sebagai executif produser akan mengingatkan produser agar tetap berada di benang merah materi perencanaan agar dapat menarik bagi audiens”. 17. Bagaimana cara anda melakukan pengawasan terhadap bagian editing agar hasil yang didapt sesuai dengan perencanaan yang dibuat? “Saya juga sangat sering datang keruangan editing untuk melihat gambar yang dihasilkan oleh cameraman dan diolah oleh editor agar lebih menarik perhatian khalayak dari Seputar Indonesia itu sendiri. Sering memberikan masukan mengenai berita yang penting sehingga dibutuhkan gambar yang menunjang berita tersebut.”
18. Apa dan bagaimana peranan produser dalam tahapan, pra produksi, produksi, paska produksi? “biasanya saya hanya memonitoring dengan cara berkomunikasi, namun ketika tim liputan selesai menjalankan tugasnya, saya pasti melihat kembali hasil apa yang telah di liput. Sebab jika ada gambar yang melanggar dari kode etik RCTI saya berhak untuk mengkoreksinya, kemudian hasil berita dari reporter dan hasil editing sebelum melaksanakan live, saya mengontrol lagi dan memastikan bahwa semuanya sudah sesuai dengan aturan RCTI.” 19. Pernahkah Seputar Indonesia mendapatkan rating yang tinggi?selama berapa periode? Seputar Indonesia pernah beberapa kali mendapatkan rating tertinggi selama 4 minggu berturut-turut karena berita tersebut merupakan materi berita yang paling cepat ditayangkan sebag informasi untuk masyarakat. 20. Strategi apa yang digunakan oleh Seputar Indonesia agar ratng yang baik bisa didapatkan dan dipertahankan? Kecepatan didalam pergerakkan mencari materi berita adalah salah satu strategi yang diapaki sehingga dengan kerjasama yang baik secara otomatis rating menunjukkan jumlah pemirsa yang banyak. Draft wawancara Tunggal (Kordinator Reporter) 1. Sebelum meliput, apakah diadakan rapat terlebih dahulu?apa saja yang dibahas? Rapat yang resmi sih tidak pernah dilakukan ya, tapi pada saat menuju lokasi pemburuan berita di dalam mobil kita selalu berdiskusi untuk membagi tugas kepada siapa masalah ini berhubungan, apakah masalah pemilu kepada pihak KPU, maka siapa yang harus segera kita hubungi untuk mendapatkan data yang lengkap. 2. Strategi apa yang harus dimiliki oleh seorang reporter? Sebagai seorang reporter, strategi yang harus dimiliki adalah mendapatkan data dan kelengkapan berita adalah tugas utama, dan untuk mendapatkan hasil yang masksimal salah satu caranya adalah berhubungan baik dengan semua pihak misalnya kepolisian, rumah sakit, tokoh masyarakat dan juga dengan sesama pemburu berita
3. Bagaimana perencanaan proses awal sebelum melakukan liputan? Perencanaan sebelum melakukan peliputan seperti menyiapkan materi berita yang akan dikejar dengan membuat draft wawancara sesuai dengan isu atau masalah yang beredar. 4. Berapa kisaran budget yang disiapkan untuk satu kali produksi? Kita tidak pernah mengikuti rapat yang disebut rapat budgeting karena setelah rapat mengenai berita apa yang menjadi headline dan siapa yang mendapatkan tugas mencari berita tersebut maka dengan semangat secepat mungkin kita harus mendapatkan berita tersebut.
5. Strategi apa yang harus dimiliki seorang reporter saat melakukan liputan? Strategi saat melakukan peliputan berpedoman dengan berita yang diserahkan kepada kita dan 5W+1H kemudian kita berkreasi dan mencari materi berita dengan lebih mendalam dan berbeda agar menjadi berita yang menarik karena Seputar Indonesia merupakan program berita bersifat news feature yang sudah memiliki pemirsa yang tidak sedikit. 6. Karakter seperti apa yang harus dimiliki oleh seorang reporter? Seorang reporter harus memiliki sifat ramah dan mudah bersosialisasi, jangan sombong apalagi merendahkan atau meyepelekan seseorang, karena mungkin saja orang tersebut merupakan narasumber penting. 7. Wawancara seperti apa yang biasanya dilakukan? Wawancara on the spot biasanya sering dilakukan karena itu merupakan salah satu format wawancara yang mudah yang sering dipakai oleh seorang reporter berita. 8. Selain wawancara, materi apa yang diperlukan? Melaporkan secara langsung di tempat kejadian berita adalah salah satu materi di dalam mencari berita selain wawancara namun keduanya sangat berhubungan erat dan setiap kali memburu berita kedua hal tersebut tidak luput dari fokus kami sebagai tim. 9. Setelah peliputan,apakah reporter langsung membuat naskah berita? Deatline ataupun tidak, pembuatan naskah setelah mendapatkan berita harus segera dilakukan karena mendapatkan berita kemudian membuat naskah yang sesuai merupakan suatu paket utuh yang harus dibawa
pulang sebagai hasilnya. Namun jika deatline dan berita tersebut merupakan perkembangan berita yang sedang hangat maka sebagai reporter saya di dituntut untuk sekreatif mungkin membuat paket berita dan narasi yang sesuai dan menarik.
Draft wawancara Ruby (Cameraman) 1. Bagaimana strategi anda sebagai cameraman terhadap berita yang terjadi dan lokasinya dekat dengan anda? Faktor luck sering kali terjadi pada saat peristiwa terjadi dilokasi dekat dengan koresponden yang bekerjasama dengan kita diluar daerah yang bisa kita jangkau, memungkinkan ada penambahan jam tayang dan tidak jarang juga TV asing tertarik membeli berita yang kita buat. Sebanyak apapun gambar yang kita dapatkan sebisa mungkin kita mengemas dengan baik karena peristiwa yang berhubungan dengan hidup orang banyak akan menarik sebagai informasi terkini. 2. Gambar seperti apa yang diperlukan untuk mendapatkan materi berita yang baik? Gambar yang bisa didapatkan dengan susah payah dan hanya sedikit orang atau cameraman yang bisa mendapatkan gambar tersebut. Itu adalah gambar yang mendukung nilai sebuah berita. 3.
Bagaimana strategi yang dimiliki oleh seorang cameraman? Seorang kameraman harus memiliki taste (rasa) terhadap gambar,itulah strategi seorang kameraman, mengetahui gambar yang memiliki nilai berita. Paham komposisi warna, angle yang tepat sudah harus diperhitungkan karena hal ini sangat berkaitan dengan intelektualitas seorang kameraman.
4. Kendala apa saja yang ditemui? Bagaimana mengatasinya? Kendala yang ditemui seperti tidak diizinkan oleh petugas setempat atau bahkan oleh keluarga dari korban, biasanya yang paling sering dilarang mengambil gambar di rumah sakit dan sepintar mungkin kita harus mengadakan pendekatan agar diberikan izin. 5. Bagaimana proses pengarahan yang ada didalam proses produksi, khususnya anda sebagai cameraman? Segala keputusan yang akan tim lakukan, selalu melalui persetujuan executif produser, karena executif produser merupakan orang yang
bertanggung jawab penuh terhadap program, dan orang yang paling mengerti dan memahami mengenai tayangan program tersebut
6. Bagimana membina hubungan kerja dengan kru yang lain? Jika seorang kameramen menjalin hubungan kerja yang baik dengan reporternya untuk mendapatkan berita yang harus tayang secepatnya, maka disaat kameramen mengambil gambar ternyata ada gambar terbaru yang lebih baik, atau ada narasumber yang lebih kompeten untuk dimintai keterangan, maka reporter yang baik akan memberitahukan kepada kameramen untuk segera mengambil gambar tersebut. 7. Bagaimana jika gambar yang diambil tidak layak untuk ditayangkan? Bagaimana menyikapinya? Jika gambar yang didapat tidak layak tayang maka masih bisa diatasi dengan proses editing, atau hanya berupa narasi dengan gambar yang sudah di edit atau di blur. 8. Sejauh mana anda memiliki tanggungjawab terhadap pekerjaan anda sebagai cameraman wanita? Hubungan baik dengan sesama cameraman harus dijaga dengan baik, apalagi saya sebagai cameraman perempuan harus sebisa mungkin membuktikan bahwa saya bisa mendapatkan gambar yang baik seperti cameraman laki-laki dari stasiun televisi lain.
9. Setelah peliputan,langkah apa yang dilakukan hingga sampai penayangan? Kembali ke kantor untuk menyerahkan ke bagian editing agar segera mengolah gambar untuk layak tayang dan merarik perhatian yang meyaksikannya. Atau seandainya berita tersebut menjadi berita utama maka kita hanya mengirimnya melalui video streaming yang bisa langsung diterima dan disiarkan.
Draft wawancara Ricky (Editor) 1. Bagaimana definisi editing menurut anda?
Editing adalah proses mengolah gambar mentah agar menjadi gambar yang menarik dan siap untuk ditayangkan agar menjadi informasi yang dapat disaksikan oleh khalayak. 2. Apa tugas dari seorang editor? Mengubah gambar agar lebih menarik dan layak untuk ditayangkan dan bertanggungjawab terhadap gambar yang sudah masuk kedalam ruang editing dan yang akan ditayangkan. 3. Selain gambar-gambar hasil liputan,apalagi yang diperlukan dalam proses ini? Memasukkan gambar-gambar yang ada di library untuk memberikan kejelasan dan memasukkan insert-insert berupa nama lengkap, jabatan, tempat atau lokasi, dan sebagainya. 4. Bagaimana proses editing untuk program jenis berita? Proses editing dengan format news tidak terlalu menuntut menjadi gambar yang cantik tetapi gambar yang sudah didapat harus dipergunakan sebaik mungkin agar visual dan audio bisa memberikan informasi yang mudah dicerna oleh yang menyaksikannya. 5. Bagaimana proses pengarahan yang dilakukan executif produser terhadap bagian editing? Setiap kali mendapatkan gambar dari cameraman, semampu mungkin kita mengerjakannya dengan waktu yang singkat namun tetap dengan hasil yang baik. Tidak jarang koordinator editor dan executif produser datang untuk melihat proses editing yang sedang kita kerjakan dan memberikan pengarahan jika ada gambar yang terbuang agar dipergunakan sebaik mungkin 6. Strategi apa yang digunakan kertika gambar yang didapat hanya sedikit? Berita terbaik dengan perolehan gambar yang minim harus dapat diatasi oleh seorang editor. Strategi yang bisa digunakan adalah dengan mencari dokumen yang telah didapat beritanya terlebih dahulu, yang paling penting sepintar mungkin mengemas berita semenarik mungkin. 7. Format editing apa yang sering dilakukan oleh anda? Dengan alasan tayang sebanyak empat kali, maka proses editing online dengan mengedit hasil syuting asli berdasarkan catatan code seringkali dilakukan agar tidak tertinggal dengan waktu deatline yang diberikan.
Curriculum Vitae Full Name Place/Date of Birth Sex Status Country Heigh Weigh Hobbies
Dora Alfiani Tangerang/22 Maret 1987 Female Unmarried Indonesian 158 Cm 60 Kg Travelling, Listen Music, Watch Movie
Education 2005-2009
Faculty of Comunication, S1 (TV Broadcasting) Mercu Buana University – Meruya Selatan
2002-2005
SMU YUPPENTEK 1 TANGERANG
1999-2002
SLTPN 13 TANGERANG
1993-1999
SDN 05 PERIUK JAYA TANGERANG
Working Experience Internship in GLOBAL TV, job description: producer assistent
Skills Computer: Microsoft Office, Internet Explorer, Adobe Premiere, Adobe Photoshop Language : Indonesian and English
Personality Hard worker, fast learner, communicative, low profile, responsive, could work in team or independently.