PENGARUH MEDIA LEAFLET TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN INTENSI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2013
SKRIPSI
Oleh : Nur Syamsiyah NIM : 109101000029
PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M / 1434 H
Generated by CamScanner from intsig.com
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Skripsi, Agustus 2013 Nur Syamsiyah, NIM. 109101000029 PENGARUH MEDIA LEAFLET TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN INTENSI ASI EKSKLUSIF PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2013 xv + 83 halaman, 12 tabel, 2 Bagan, 5 lampiran ABSTRAK Pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif sangat penting dalam meningkatkan praktek pemberian ASI eksklusif. Menurut Kemenkes (2010) dan Soetjiningsih (1997), terdapat 22 materi pemberian ASI eksklusif yang seharusnya dikuasai oleh ibu hamil. Pengetahuan ASI eksklusif di wilayah Puksemas Kecamatan Pesanggrahan mengenai pemberian ASI eksklusif masih dikatakan kurang karena hanya 10 dari 22 materi yang belum dikuasai oleh ibu hamil. Dari hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh media leaflet terhadap perubahan pengetahuan dan intensi pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi kuasi eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah 60 ibu hamil yang melakukan kunjungan pada pelayanan antenatal. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu 30 responden menjadi kelompok kontrol dan 30 responden menjadi kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol diberikan leaflet Pedoman gizi ibu hamil, sedangkan kelompok perlakuan diberikan leaflet mengenai Pemberian ASI eksklusif. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner. Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata perubahan skor pengetahuan pada kelompok perlakuan lebih besar dari pada kelompok kontrol. Kemudian dari hasil bivariat dengan kemaknaan 5%, diketahui bahwa media leaflet dapat mempengaruhi perubahan pengetahuan dengan p value sebesar 0,000. Selain itu, digunakan uji bivariat untuk mengetahui hubungan perubahan pengetahuan terhadap intensi dan dihasilkan bahwa terdapat hubungan antara perubahan pengetahuan terhadap intensi dengan p value sebesar 0,000. Pada uji Multivariat, diketahui bahwa tidak terdapat variabel yang menjadi counfounding terhadap intensi. Dapat disimpulkan bahwa media leaflet dapat mempengaruhi pengetahuan dan intensi ASI eksklusif. Diharapkan media leaflet ini dapat digunakan dalam pelayanan antenatal maupun kegiatan diluar Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan sebagai metode peningkatan pengetahuan ASI eksklusif. Kata Kunci : Media Leaflet, Perubahan Pengetahuan, Intensi Daftar Bacaan : 39 (1975-2013)
ii
STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES DEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH SPECIALISATION NUTRITION OF PUBLIC HEALTH Undergraduated, August 2013 Nur Syamsiyah, NIM. 109101000029 THE INFLUENCE OF LEAFLET MEDIA TO CHANGE KNOWLEDGE AND INTENTION EXCLUSIVE BREASTFEEDING OF PREGNANT WOMEN AT COMMUNITY HEALTH CENTERS PESANGGRAHAN SOUTH JAKARTA 2013 xv + 83 page, 12 table, 2 chart, 5 attachment ABSTRACT Mother’s Knowledge about exclusive breastfeeding is very important to improve practice exclusive breastfeeding. According to Kemenkes (2010) and Soetjiningsih (1997), there are 22 exclusive breastfeeding materials should be understood by pregnant women. Knowledge of exclusive breastfeeding in the Pesanggrahan Community Health Centers was still less because 10 of 22 materials weren’t understood by pregnant women. Therefore, researcher is interested in conducting research about influence of leaflet media in changing knowledge and intentions of exclusive breastfeeding in pregnant women in Pesanggrahan Community Health Centers 2013. This research used quantitative approach with quasi-experimental design. The sample in this study was 60 pregnant women as visitor of antenatal care. Samples were divided into two groups: 30 respondens for control group and 30 respondens for treatment group. Leaflets maternal nutrition guidelines was given to control group treatment, while leaflets about Exclusive Breastfeeding was given to treatment group. The data used was primary data obtained through interviews with questionnaires. The survey results revealed that the average deltha score of knowledge in the treatment group was greater than in the control group. Then the results of bivariate test with significance 5 % showed that leaflet could affect knowledge change (p value 0,000). The others, bivariate test was used to know influence of knowledge change to intention and the result showed that there was a relationship between knowledge change to the intention (p value 0,000). In the multivariate test, there wasn’t counfounding variable to the intention. It can be concluded that the leaflet can affect knowledge and intentions of exclusive breastfeeding. This leaflet is expected to be used in antenatal care and activities outside the Pesanggrahan Community Health Centers as a method of increasing knowledge exclusive breastfeeding. Keyword : Leaflet Media, Knowledge Change, Intentions Reading List : 39 (1975-2013)
iii
Generated by CamScanner from intsig.com
Generated by CamScanner from intsig.com
RIWAYAT HIDUP A. DATA PRIBADI Nama
: Nur Syamsiyah
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 3 Februari 1992
Alamat
: Jl.Manggis 1 no.36 Rt/Rw : 12/005 Manggarai Selatan, Tebet, Jakarta Selatan
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Belum Menikah
No. Telepon / HP
: 081310622248
Email
:
[email protected]
B. Riwayat Pendidikan 1997 – 2003 (SD Islam As-Syafi’iyah 01 Pagi) 2003 – 2006 (SMPN 3 Jakarta) 2006 – 2009 ( SMAN 37 Jakarta) 2009 – Sekarang (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
vi
KATA PENGANTAR Asslamu’alaikum WR.WB. Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan petunjuk-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa dipanjatkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang. Selama proses penyusunan skripsi, banyak pihak yng turut membantu dan memberika petunjuk, dorongan, semangat, dan motivasi kepada penulis. Tanpa bantuan mereka, penulis belum tentu bisa menyelesaikannya. Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tuaku yang tercinta bapak Nahrowi Abd. Muin dan mimi Fatimah yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang dan doa yang tiada hentihentinya diberikan kepada penulis. 2. Kepada kakak-kakakku (Aang ela dan ang Arief) dan adikku (Umi) tercinta yang sudah membantu dan mendukung hingga Skripsi ini selsai. 3. Bapak Prof. Dr. (HC) dr. MK Tadjudin, Sp. And, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Febrianti M.Si, selaku ketua Program Studi Kesehatan masyarakat serta dosen pembimbing yang telah banyak membantu mengarahkan dan memberi masukan kepada pembimbing dari awal sampai akhir penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Catur Rosidati, MKM, selaku pembimbing yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini. 6. Ibu Ratri Ciptaningtyas, MHS, Ibu Raihana Nadra Alkaff, M.MA dan Ibu Rostini, M.K.M. selaku penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis. vii
7. Ibu Rissanti Amd.Keb dan Ibu Ayi Amd.Keb, selaku penanggung jawab pelayanan antenatal yang telah mengijinkan dan membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian ini. 8. Teman-teman senasib seperjuangan, sepenaggungan di tempat penelitian Fitri Aryani SKM., Kiki Chairani SKM dan Desly Ahdikanta SKM yang telah menemani, membantu, mendukung dan menyemangati penulis sampai akhir perjuangan. 9. Untuk sahabatku tercinta lilik, ucrit, debo, fika, nurul, yeni, cimeh, heni serta teman-teman gidzaholic lain yang selalu peneliti kangenii. 10. Buat ka septi yang memberikan keceriaan dan nasehat pada peneliti dan ka ami yang sudah membimbing peneliti. 11. Seluruh teman-teman Kesmas 2009. 12. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membentu. Semoga terselesaikannya skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis lain dan pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala kritik dan saran sangat penulis harapkan. Wassalamu’alaikum WR.WB
Jakarta, Agustus 2013
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................
i
ABSTRAK ..............................................................................................................
ii
ABSTRACT ...........................................................................................................
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN .......................................................................
iv
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..............................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
vii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................................
viii
DAFTAR BAGAN .................................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1.Latar Belakang ..................................................................................................
1
1.2.Rumusan Masalah .............................................................................................
4
1.3.Pertanyaan Penelitian ........................................................................................
5
1.4.Tujuan Penelitian ...............................................................................................
5
1.5.Manfaat Penelitian .............................................................................................
6
1.6.Ruang Lingkup ..................................................................................................
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1. Metode Pendidikan Kesehatan ........................................................................
8
2.1.1. Metode Pendidikan Individual ...............................................................
9
2.1.2. Metode Pendidikan Kelompok ...............................................................
9
ix
2.1.3. Metode Pendidikan Massa .....................................................................
9
2.1.4. Media Pendidikan Kesehatan .................................................................
10
2.2. Leaflet ...............................................................................................................
11
2.2.1. Kelebihan dan Kekurangan Media Leaflet .............................................
11
2.2.2. Syarat Pembuatan Leaflet yang Baik ....................................................
12
2.2.3. Hambatan Dalam Komunikasi ...............................................................
13
2.3. Materi ASI Eksklusif ........................................................................................
14
2.4. Pengetahuan ......................................................................................................
28
2.4.1. Definisi Pengetahuan ..............................................................................
28
2.4.2. Manfaat Pengetahuan .............................................................................
29
2.4.3. Sumber Pengetahuan .............................................................................
29
2.4.4. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan .............................................
29
2.5. Intensi ...............................................................................................................
31
2.5.1. Pengertian Intensi ..................................................................................
31
2.5.2. Faktor Yang Mempengaruhi Intensi ......................................................
32
2.6. Kerangka Teori .................................................................................................
35
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
38
3.1.Kerangka Konsep .............................................................................................
38
3.2.Definisi Operasional .........................................................................................
39
3.3.Hipotesis Penelitian ..........................................................................................
41
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
42
4.1. Jenis dan Disain Penelitian ...............................................................................
42
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................
42
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................................
43
x
4.3.1. Populasi Penelitian .................................................................................
43
4.3.2.Sampel Penelitian ....................................................................................
43
4.4. Instrumen Penelitian .........................................................................................
45
4.5. Pengumpulan Data ...........................................................................................
47
4.5.1. Jenis data ................................................................................................
47
4.5.2. Pengukuran Data ....................................................................................
47
4.6. Prosedur Penelitian ...........................................................................................
47
4.7. Pengolahan dan Analisis Data ..........................................................................
48
BAB V HASIL
52
5.1. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan ................................
52
5.2. Karakteristik Ibu Hamil ....................................................................................
55
5.2.1. Karakteristik Ibu Hamil Kelompok Perlakuan .......................................
55
5.2.2. Karakteristik Ibu Hamil Kelompok Kontrol ..........................................
57
5.3. Uji Normalitas ..................................................................................................
58
5.4. Gambaran Pengetahuan Ibu hamil Terkait ASI Eksklusif Pada Kelompok
59
Perlakuan dan Kontrol ...................................................................................... 5.5. Gambaran Intensi Pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol ..............................
60
5.6. Pengaruh Media Leaflet terhadap Perubahan Pengetahuan Pemberian ASI
61
Eksklusif ........................................................................................................... 5.7. Pengaruh Perubahan Pengetahuan Terhadap Intensi Pemberian ASI eksklusif
62
5.8. Analisis Multivariat ..........................................................................................
62
BAB VI PEMBAHASAN
64
6.1. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................
64
6.2. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan
65
xi
Tahun 2013 ....................................................................................................... 6.2.1. Tingkat Pendidikan ................................................................................
65
6.2.2. Status Paritas ..........................................................................................
66
6.2.3. Usia .........................................................................................................
67
6.2.4. Usia Kehamilan ......................................................................................
68
6.2.5. Pekerjaan ................................................................................................
68
6.3. Gambaran Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Hamil ................
69
6.3.1. Gambaran Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Hamil
69
Pada Kelompok Kontrol ......................................................................... 6.3.2. Gambaran Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Hamil
70
Pada Kelompok Perlakuan ...................................................................... 6.4. Gambaran Intensi Pada Kelompok Kontrol Dan Perlakuan .............................
71
6.5. Pengaruh Media Leaflet Terhadap Perubahan Pengetahuan ASI Eksklusif .....
72
6.6. Pengaruh Perubahan Pengetahuan Terhadap Intensi Pemberian ASI
75
Eksklusif ........................................................................................................ BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
78
7.1. Simpulan ...........................................................................................................
78
7.2. Saran .................................................................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL No. Tabel 2.1
Halaman Hubungan Antara Metode dan Tujuan Pendidikan
8
Kesehatan 3.1
Definisi Operasional
39
5.1
Daftar Nama Kelurahan pada Kecamatan Pesanggrahan
52
Tahun 2013 5.2
Distribusi Karakteristik Ibu hamil Kelompok Perlakuan
56
berdasarkan Usia, Pendidikan, Usia kehamilan, Status Pekerjaan, dan Status Paritas di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2013 5.3
Distribusi Karakteristik Ibu hamil Kelompok Kontrol
57
berdasarkan Usia, Pendidikan, Usia kehamilan, Status Pekerjaan, dan Status Paritas di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2013 5.4
Hasil Uji Normalitas
58
5.5
Gambaran Pengetahuan ASI Eksklusif pada Kelompok
59
Perlakuan 5.6
Gambaran Pengetahuan ASI Eksklusif pada Kelompok
60
Kontrol 5.7
Gambaran Intensi pada kelompok perlakuan dan
60
Kontrol 5.8
Pengaruh Media Leaflet Terhadap Perubahan
61
Pengetahuan ASI Eksklusif 5.9
Pengaruh Dari Perubahan Pengetahuan Terhadap
62
Intensi 5.10
Hasil Analisis Bivariat Variabel Tingkat Pendidikan, perubahan pengetahuan, status paritas, pekerjaan dan usia terhadap intensi pemberian ASI eksklusif pada Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2013
xiii
63
DAFTAR BAGAN
No. Bagan
Halaman
2.1.
Kerangka Teori
37
3.1.
Kerangka Konsep
39
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Izin Penelitian
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
Lampiran 3
Leaflet ASI Eksklusif
Lampiran 4
Leaflet Placebo : Pedoman Gizi Ibu Hamil
Lampiran 5
Output Penelitian
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ASI merupakan makanan terbaik untuk kesehatan bayi. ASI harus diberikan secara eksklusif, yaitu diberikan sejak lahir selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif akan memperoleh semua
kelebihan
ASI
serta
terhindar
dari
bahaya
kesehatan
(Sulistyoningsih, 2011). Kegagalan ASI eksklusif disebabkan adanya pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang terlalu dini. Pemberian Makanan Pendamping ASI yang terlalu dini berbahaya bagi bayi karena saluran pencernaan bayi belum cukup kuat untuk mencerna makanan dan minuman selain ASI. Selain itu Makanan/minuman prelakteal dapat menggangu produksi ASI dan mengurangi kemampuan bayi untuk menghisap (Depkes, 1997 dalam Wulandari, 2011). Oleh karena itu pemerintah menetapkan Undang-undang no. 36 pasal 128 bahwa pemberian ASI eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 bulan merupakan hak bayi yang harus dipenuhi. Praktek
pemberian
ASI
ekslusif
di
Indonesia
masih
memprihatinkan. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2011, bahwa pemberian ASI saja cenderung terus menurun seiring dengan
1
2
bertambahnya usia bayi. Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia baru mencapai 61,5%. Provinsi yang berada di kawasan timur Indonesia memiliki cakupan lebih tinggi daripada kawasan Jawa dan Bali. Berdasarkan data tersebut, DKI Jakarta merupakan salah satu wilayah yang angka cakupan ASI eksklusifnya masih dibawah target nasional (80%) yaitu sebesar 62,1%. Menurut Depkes (2002) dalam Rahmawati (2008), rendahnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor antara lain jumlah ASI yang kurang, bayi yang rewel, ibu yang bekerja, kepercayaan masyarakat yang tidak mendukung, terbatasnya pengetahuan ibu tentang ASI, ibu sakit/tidak bisa menyusui dan semakin gencarnya promosi susu formula. Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Foo et al (2005) dalam Hikmawati (2008) menunjukkan bahwa pengetahuan ibu merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan ASI eksklusif. Selain itu penelitian yang telah dilakukan oleh Afifah (2007) menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan mengenai ASI Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Stuebe dan Bonuck (2011), didapatkan bahwa pengetahuan ASI eksklusif pada ibu hamil berhubungan dengan munculnya intensi atau niat ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada anaknya. Berdasarkan laporan tahunan Suku Dinas Jakarta Selatan tahun 2011 dalam Septiani (2012), cakupan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan masih dibawah target nasional (80%)
3
yaitu dengan presentase sebesar 51,2 %, padahal pada Puskesmas tersebut pengetahuan terkait ASI eksklusif telah diberikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Septiani (2012) pada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal, terdapat 10 dari 22 materi pemberian ASI eksklusif yang masih perlu diberikan pengetahuan (<56%). Oleh karena itu diperlukan adanya peningkatan pengetahuan ibu hamil terutama terkait pemberian ASI eksklusif. Pada Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan terdapat beberapa media pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ASI eksklusif. Media pendidikan yang ada adalah standing banner ASI eksklusif dan leaflet kelas ibu hamil. Standing banner ASI eksklusif berada pada ruang tunggu pelayanan antenatal dan leaflet kelas ibu hamil digunakan saat berlangsungnya kelas ibu hamil. Namun materi pada kedua media yang digunakan masih terbatas. Materi pada standing banner tersebut hanya menjelaskan terkait pengertian ASI eksklusif dan himbauan untuk memberikan ASI eksklusif pada anaknya. Materi ASI eksklsuif pada leaflet juga hanya terdapat materi mengenai Inisisasi Menyusu Dini (IMD). Materi pada media-media tersebut masih kurang dari yang dianjurkan untuk keberhasilan ASI Eksklusif. Oleh karena itu diperlukan metode pendidikan lain untuk melengkapi sumber pengetahuan mengenai ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. Peningkatan pengetahuan akan lebih baik apabila menggunakan lebih dari satu media atau metode pendidikan. Sebelumnya peneliti telah
4
mencoba melakukan metode peningkatan pengetahuan dengan media leaflet ASI Eksklusif yang dilengkapi metode ceramah, namun dalam penelitian tersebut terdapat beberapa kendala seperti tidak tersedianya tempat khusus untuk melaksanakan kelas ibu hamil dan sulitnya mengundang ibu hamil untuk hadir sebanyak 3 pertemuan. Kelas ibu hamil biasa dilaksanakan pada ruangan USG, namun terkadang ruangan tersebut digunakan untuk pemeriksan ibu nifas dan kontrol kesehatan bayi. Sehingga sulit menetapkan waktu yang tepat untuk mengadakan kelas. Selain itu telah dicoba melaksanakan kelas ibu hamil dan sudah didapatkan 21 peserta pada pertemuan pertama, namun pada pertemuan kedua hanya terdapat 4 dari 21 peserta yang hadir kembali. Sehingga dapat dikatakan metode kelas ibu hamil tidak sesuai untuk dilaksanakan pada wilayah tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti mencoba metode peningkatan pengetahuan hanya dengan menggunakan leaflet ASI eksklusif dengan 10 materi yang masih kurang dikuasai ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. Peneliti memilih metode ini dikarenakan lebih mudah dan memungkinkan untuk dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. 1.2.Rumusan Masalah Pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif sangat penting dalam meningkatkan praktek pemberian ASI eksklusif. Menurut Kemenkes (2010) dan Soetjiningsih (1997), terdapat 22 materi pemberian ASI eksklusif yang seharusnya dikuasai oleh ibu hamil. Pengetahuan ASI eksklusif di wilayah puksemas Kecamatan Pesanggrahan mengenai
5
pemberian ASI eksklusif masih dikatakan kurang karena terdapat 10 dari 22 materi pemberian ASI eksklusif yang belum dikuasai. Oleh karena itu dibutuhkan metode belajar yang dapat meningkatkan pengetahuan pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil. 1.3.Pertanyaan Penelitian a. Apakah ada pegaruh media leaflet terhadap perubahan pengetahuan pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013? b. Apakah ada pengaruh perubahan pengetahuan terhadap intensi pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013? c. Apakah variabel tingkat pendidikan, status partas, pekerjaan dan usia menjadi confounding terhadap intensi pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013? 1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh media leaflet terhadap pengetahuan dan intensi pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan tahun 2013. 1.4.2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengaruh perubahan pengetahuan terhadap intensi pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013.
6
b. Mengetahui apakah variabel tingkat pendidikan, status partas, pekerjaan dan usia menjadi confounding terhadap intensi pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013. 1.5.Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan mengenai pengaruh media leaflet terhadap pengetahuan dan intensi Pemberian ASI eksklusif pada ibu
hamil
dan
diharapkan
dapat
menjadi
pengembangan
kompetensi diri sesuai dengan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dalam meneliti masalah yang berkaitan dengan gizi masyarakat serta menjadi bahan bacaan dan referensi bagi penelitian selanjutnya. 1.5.2. Bagi Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Dapat memberikan pertimbangan untuk digunakannya media leaflet sebagai metode untuk meningkatkan pengetahuan dan intensi pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. 1.5.3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan untuk penelitian berikutnya dengan mengembangkan metode yang lebih luas ruang lingkupnya.
7
b. Institusi pendidikan dapat memperoleh tolak ukur proses belajar mahasiswa dengan keadaan yang nyata. c. Memberikan informasi pada institusi yang terkait sehingga dapat menjadi bahan masukan untuk membuat kebijakan selanjutnya. 1.6.Ruang Lingkup Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media leaflet terhadap pengetahuan dan intensi pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan tahun 2013. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2013. Sasaran penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data primer
berupa
wawancara
menggunakan
kuesioner
pengetahuan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan disain kuasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan karena masih rendahnya praktik pemberian ASI eksklusif dan masih kurangnya pengetahuan ibu mengenai pemberian ASI eksklusif.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Metode Pendidikan Kesehatan Menurut Subargus (2011) metode pendidikan dibagi berdasarkan tujuannya yaitu untuk mengubah pengetahuan, mengubah sikap dan mengubah perilaku. Tabel 2.1. Hubungan Antara Metode dan Tujuan Pendidikan Kesehatan Metode untuk mengubah pengetahuan Ceramah Kuliah Presentasi Tulisan-tulisan Membuat perencanaan Disain Simposium/seminar
Metode untuk mengubah sikap Diskusi kelompok Tanya jawab Bimbingan Role Play Pemutaran film/ video Diskusi
Metode untuk mengubah tindakan Latihan sendiri Studi kasus Bengkel kerja Demoonstrasi Eksperimen
Metode pendidikan kesehatan yang digunakan untuk mengubah pengetahuan adalah ceramah, kuliah, presentasi, tulisan-tulisan seperti leaflet, membuat perencanaan, disain, dan seminar/simposium. Metode pendidikan kesehatan yang digunakan untuk mengubah sikap adalah diskusi kelompok, tanya jawab, bimbingan, Role Play, Pemutaran film/ video, dan Diskusi. Sedangkan metode pendidikan kesehatan yang digunakan untuk mengubah tindakan adalah latihan sendiri, studi kasus, bengkel kerja, demonstrasi dan eksperimen.
8
9
Sedangkan menurut Notoadmodjo (2007), metode pendidikan kesehatan dibagi menjadi tiga yaitu metode pendidikan individual, metode pendidikan kelompok, dan metode pendidikan massa. 2.1.1. Metode Pendidikan Individual Menurut Notoadmodjo (2007), metode pendidikan yang bersifat individual digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang mulai tertarik kepada suatu perubahan prilaku atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang memiliki masalah atau alasan yang berbedabeda terkait perilaku baru tersebut. Metode-metode yang termasuk kedalam pendidikan individual adalah bimbingan konseling dan wawancara. 2.1.2. Metode Pendidikan Kelompok Menurut Notoadmodjo (2007), dalam memilih metode pendidikan
kelompok,
harus
dilihat
berdasarkan
besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Efektifitas suatu metode akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan. Adapun metode-metode pendidikan yang termasuk pendidikan kelompok adalah ceramah, seminar, diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju, kelompok-kelompok kecil, role play, dan permainan simulasi. 2.1.3. Metode Pendidikan Massa Menurut Notoadmodjo (2007), metode pendidikan massa cocok untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang
10
ditujukan kepada masyarakat. Oleh karena sasaran pendidkan ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis
kelamin,
pekerjaan, status
sosial
ekonomi, tingkat
pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi awarenss, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku. Pada umumnya, bentuk pendekatan
massa
ini
tidak
langsung.
Biasanya
dengan
menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode yang cocok untuk pendekatan massa adalah ceramah umum, pidato, simulasi, sinetron, tulisan-tulisan di majalah atau koran dan billboard. 2.1.4. Media Pendidikan Kesehatan Media pendidikan Kesehatan merupakan alat bantu untuk menyampaikan informasi kesehatan serta
mempermudah
penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien. Berdasarkan fungsinya media dibagi menjadi 3, yaitu media cetak, media elektronik dan media papan (Notoadmodjo,2007). a. Media Cetak Media cetak sangat bervariasi, adapun yang termasuk kedalam media cetak adalah Booklet, Leaflet, Flayer, Flip Chart, Rubrik, Poster dan Foto.
11
b. Media Elektronik Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesanpesan atau informasi kesehatan berbeda-beda jenisnya. Media yang termasuk kedalah media elektronik adalah Televisi, Radio, Video, Slide dan Film Strip. c. Media Papan Papan (billboard) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media papan disini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum. 2.2. Leaflet Leaflet merupakan selembar kertas yang dilipat-lipat, berisi tulisan cetak dan beberapa gambar tertentu mengenai suatu topik khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu (Suiraoka dan Supariasa, 2012). 2.2.1. Kelebihan dan Kekurangan Media Leaflet Kelebihan menggunakan media ini antara lain : sasaran dapat menyesuaikan
dan
belajar
mandiri
serta
praktis
karena
mengurangi kebutuhan mencatat, sasaran dapat melihat isinya disaat santai dan sangat ekonomis, berbagai informasi dapat diberikan atau dibaca oleh anggota kelompok sasaran, sehingga bisa didiskusikan, dapat memberikan informasi yang detail yang mana tidak diberikan secara lisan, mudah dibuat, diperbanyak dan
12
diperbaiki serta mudah disesuaikan dengan kelompok sasaran (Lucie, 2005) Sementara itu beberapa kelemahan dari leaflet yaitu : tidak cocok untuk sasaran individu per individu, tidak tahan lama dan mudah hilang, leaflet akan menjadi percuma jika sasaran tidak diikutsertakan secara aktif, serta perlu proses penggandaan yang baik (Lucie,2005). 2.2.2. Syarat Pembuatan Leaflet yang Baik Persyaratan leaflet yang efektif menurut Garnadi (1971) dalam Supardi (2002) adalah a) Ditulis secara populer menggunakan kata, kalimat, dan istilah yang mudah dimengerti sasaran. b) Menggunakan kalimat yang sederhana, singkat dan jelas, c) Menggunakan warna dan gambar sebagai daya penarik. d) Dapat
menggunakan
kerangka
apa,
mengapa,
bagaimana, bilamana, dan dimana. e) Dicetak dan dibagikan gratis kepada sasaran. Prinsip umum pembuatan leaflet menurut Garnadi (1971) dalam Supardi (2002) adalah a) Kesederhanaan yaitu konsep dan tulisan harus jelas, sederhana dan mudah dipahami, b) Kesatuan, yaitu berbagai unsur yang saling menunjang membentuk ide tunggal,
13
c) Penekanan pada bagian bagian yang penting untuk menarik minat dan perhatian d) Tata letak gambar dan tulisan menggunakan warna yang serasi. 2.2.3. Hambatan Dalam Komunikasi Efek yang diharapkan dengan diterimanya pesan melalui media tertentu oleh sasaran adalah terjadinya perubahan pengetahuan, perubahan sikap, atau perubahan tindakan sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Rogers and Shoemaker, 1971 dalam Supardi, 2002). Menurut Sadiman, dkk. (2003) dalam Suiraoka dan Supariasa (2012), hambatan komunikasi disebut barriers atau noises. Terdapat beberapa hambatan seperti adanya hambatan psikologis, hambatan fisik, hambatan kultural, dan hambatan lingkungan. Hambatan psilkologis, misalnya minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensia dan pengetahuan dari penyuluh ataupun sasaran. Hambatan fisik seperti kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera dan cacat tubuh. Pesan-pesan yang disampaikan pada seseorang yang sakit akan terhambat untuk diterima. Hambatan kultural seperti perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai panutan. Perbedaan adat istiadat, norma sosial dan kepercayaan kadang-kadang bisa menjadi sumber salah paham.
14
Sedangkan hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan situasi dan kondisi keadaan sekitar. Proses karena adanya
ditempat yang tenang, sejuk dan nyaman tentu akan
berbeda dengan proses yang dilakukan di kelas yang bising, panas dan berjubel. Karena adanya berbagai hambatan tersebut, proses belajar sering kali berlangsungsecara tidak efektif dan efisien (Sadiman, dkk. 2010). 2.3.Materi ASI Eksklusif Menurut Kemenkes R.I (2010) dan Soetjiningsih (1997) dalam Septiani (2012), materi pengetahuan yang seharusnya diberikan untuk dikuasai oleh ibu hamil terkait ASI eksklusif berupa: 1) ASI Saja Enam Bulan; Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012 mengenai pemberian Air Susu Ibu eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Materi ini penting untuk dikuasai oleh ibu hamil karena menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh MS. Kramar (2009) dalam Septiani (2012), banyak manfaat yang akan diperoleh, baik dari bayi maupun ibu apabila bayi disusui secara eksklusif selama enam bulan tanpa tambahan apapun. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dapat menurunkan risiko infeksi pencernaan pada bayi, menurunkan berat badan ibu setelah lahir, serta
15
dapat pula menunda periode menstruasi. Pemberian ASI eksklusif yang diberikan selama enam bulan juga tidak menyebabkan alergi serta tidak ada efek samping pada pertumbuhan bayi. Sangat disayangkan apabila materi ini tidak dikuasai oleh ibu hamil, mengingat manfaatnya sangat besar dan menguntungkan, bukan hanya bagi bayi tetapi juga untuk ibu. Dalam kenyataannya, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan tidak sesederhana yang dibayangkan. Banyak kendala yang timbul dalam upaya memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Beberapa kendala yang sering menjadi alasan ibu dalam menghentikan pemberian ASI kepada bayi adalah ketika bayi mengalami sakit (Pratiwi dan Purnawati, 2009 dalam Septiani,2012). 2) Penjelasan Pentingnya ASI; ASI mengandung zat gizi yang sesuai serta juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Saputra, et.al (2010) dalam Septiani (2012), mengemukakan bahwa ASI merupakan nutrisi ideal yang dapat mencukupi dan mendukung pertumbuhan yang optimal dalam enam bulan pertama kehidupan bayi. 3) Skin to skin contact Inisiasi Menyusu Dini (IMD); Menurut Kemenkes R.I (2008), IMD mulai diperkenalkan kembali ke seluruh dunia melalui tema peringatan Pekan ASI sedunia tahun 2007. Menyusui segera dalam satu jam pertama setelah melahirkan akan sangat membantu daya tahan anak. Inisiasi Menyusu Dini (Early Initiation) merupakan kesempatan bayi untuk mulai menyusu sendiri
16
segera setelah lahir/dini dengan membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya (skin-to-skin contact), setidaknya satu jam atau sampai menyusu pertama selesai. Banyak sekali manfaat yang dapat diberikan apabila ibu melakukan IMD kepada bayinya. Salah satu manfaat dari IMD dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Fika dan Syafiq dalam Roesli (2008) menyebutkan bahwa dengan memberikan IMD, kesempatan untuk berhasil dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya kelak adalah delapan kali lebih berhasil dibandingkan dengan ibu yang tidak memberikan IMD. Menurut Kemenkes R.I (2005), IMD penting dikarenakan : a) Pada saat itu refleks menghisap bayi kuat sekali, refleks hisap tersebut akan merangsang pengeluaran ASI b) Hisapan mulut pada puting dan daerah hitam sekitarnya akan merangsang kontraksi otot kandungan dan hal ini akan mengurangi perdarahan pada waktu persalinan. Ingat lebih dari sepertiga kematian ibu bersalin adalah akibat perdarahan. 4) Kolostrum; Kolostrum sangat penting diberikan kepada bayi yang baru lahir, hal ini dikarenakan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan. Berikut ini manfaat kolostrum menurut Kemenkes R.I (2005):
17
a) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama Imunoglobulin A untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. b) Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. c) Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran. d) Membantu mengeluarkan mekonium yaitu tinja (faeces) atau kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan. e) Mencegah alergi 5) Rawat gabung; Menurut Soetjiningsih (1997)), rawat gabung adalah suatu sistem perawatan ibu dan anak bersama sama atau pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat, ibu tersebut dapat menyusui anaknya. Tujuan dilakukannya rawat gabung ini pada pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia adalah : a) Bantuan Emosional b) Produksi ASI Dari pertimbangan bahwa ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, maka pemberian ASI kepada bayi merupakan sesuatu yang amat penting. Pada hari-hari pertama
18
ASI yang keluar adalah kolostrum yang jumlahnya sedikit. Tetapi hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena kebutuhan bayi masih sedikit. ASI perlu dirangsang sesegera mungkin setelah kelahiran, disinilah peran rawat gabung dalam memudahkan ibu dalam
memberikan ASI kepada bayinya
sesegera mungkin. Pentingnya pemberian ASI sesegera mungkin adalah karena dapat merangsang produksi ASI pada hari-hari berikutnya sehingga ibu tentunya tidak akan mengalami kesulitan dalam menyusui selanjutnya. c) Pencegahan Infeksi Pada perawatan bayi yang terpisah maka kejadian infeksi silang akan sulit dicegah. Dengan melakukan rawat gabung maka infeksi silang dapat dihindari. 6) Bahaya Susu formula; Ibu-ibu yang memilih untuk memberikan ASI eksklusif merupakan langkah yang tepat. Hal ini dikarenakan ASI memiliki banyak sekali keunggulan dibandingkan dengan susu formula. Menurut Hegar (2009) dalam Septiani (2012), salah satu hal positif yang dapat ditimbulkan dengan pemberian ASI eksklusif adalah peningkatan
kadar SIgA. Peningkatan kadar SIgA berkorelasi
dengan peningkatan sistem pertahanan saluran cerna terhadap infeksi, sedangkan mukus yang melapisi permukaan saluran cerna berfungsi sebagai barrier agar mikroorganisme tidak dapat masuk ke aliran darah.
19
Hal negatif lain yang dapat dirasakan oleh bayi dan ibu dengan pemberian susu formula menurut Kemenkes R.I (2005), adalah sebagai berikut: a) Kemungkinan terjadinya pencemaran sangat tinggi, sehingga bayi mudah terserang infeksi: misalnya diare, batuk, pilek, radang tenggorokan, demam, dsb. b) Bayi tidak memperoleh zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan secara optimal. c) Bayi tidak memperoleh kekebalan tubuh sehingga lebih mudah terserang penyakit. d) Kemungkinan terjadinya kekeliruan pengenceran sangat tinggi, sehingga berisiko untuk diare. e) Perlu biaya mahal untuk membeli susu dan perlengkapan lainnya. f)
Terjadi bingung puting. Terjadi bingung puting dimana pada waktu diberi payudara ibunya. Pada susu botol, air susu akan turun sendiri karena gravitasi bumi, sedang pada menyusu, bayi harus menghisap payudara, baru ASI keluar. Hal ini akan membuat bayi menjadi bingung
dan
akhirnya
frustasi
dan
menangis,
sehingga
menyebabkan ibu bingung dan pusing. 7) Perawatan puting susu; Memberikan ASI eksklusif pada bayinya merupakan impian bagi banyak ibu, tetapi beberapa ibu mengalami kendala seperti rasa sakit
20
saat menyusui, terjadi pembengkakan ataupun produksi ASI yang tidak lancar. Hal-hal seperti ini tentu saja dapat dihindari apabila ibu melakukan persiapan dengan melakukan perawatan puting susu sebelum melahirkan. Menurut Soetjiningsih (1997), perawatan puting yang bisa dimulai pada trimester awal kehamilan adalah dengan melakukan pemeriksaan apakah ada kelainan seperti tumor, kista, atau kelainan bentuk puting, selain itu permukaan dan warna juga merupakan suatu pemeriksaan yang harus dilakukan pada trimester awal. Permukaan yang terdapat luka dan sisik merupakan suatu kelainan yang perlu diantisipasi, sedangkan pada warna, apabila warna puting tidak sama dengan kalang payudara, maka patut dicurigai puting mengalami suatu kelainan. Selama bulan terakhir kehamilan, beberapa tetes kolostrum mungkin dapat diperah keluar dari puting. Menurut kaderkanie (2011) dalam Septiani (2012), membersihkan puting susu dapat dilakukan dengan menghindari penggunaan sabun, alkohol atau lainnya di area puting karena akan membuatnya kering, iritasi atau lecet. Besihkanlah dengan air hangat, gunakan baby oil untuk mengompres sampai daerah sekitar puting susu dengan warna lebih gelap selama 2-3 menit. Ini berguna untuk membersihkan kerak atau kotoran yang menempel sehingga lebih mudah untuk dibersihkan, setelah selesai, lap payudara dengan handuk agar tidak lembab.
21
Pada trimester akhir, selain menjaga kebersihan puting susu, dapat dilakukan pengurutan dengan meletakkan telunjuk dan ibu jari pada dasar puting susu selama 10 detik. Hal tersebut dilakukan apabila bentuk puting datar atau masuk ke dalam. Tujuan dari pengurutan adalah untuk mendorong puting lebih menonjol, lakukanlah sekurangkurangnya 2 kali dengan menggunakan minyak zaitun atau baby oil yang berfungsi melicinkan sehingga bisa mengurangi rasa nyeri (Kaderkanie, 2011) dalam Septiani (2012). 8) Keinginan untuk menyusui Menurut Handerson (2006) dalam Septiani (2012), tugas petugas kesehatan tersebut dalam pemberian KIE tidak hanya memberikan pengetahuan yang diperlukan para ibu, tetapi juga untuk mengidentifikasikan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dan terutama meningkatkan kepercayaan diri dan otonominya. Pemahaman tentang
membina
kelekatan
yang
tepat
dan
kemampuannya
mengajarkan kepada ibu adalah hal yang sangat penting. Hal tersebut karena, hampir semua ibu dapat menyusui bila dibantu untuk memperoleh rasa percaya diri serta pengetahuan mengenai teknik menyusui yang benar (Kemenkes R.I, 2008). 9) Cara menyusui yang baik dan benar Cara menyusui yang tidak benar dapat menyebabkan masalahmasalah dalam menyusui seperti puting lecet dan ASI tidak keluar optimal. Masalah-masalah tersebut dapat menyebabkan ibu mengalami kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif pada bayinya, oleh sebab
22
itulah, pemberian pengetahuan mengenai cara menyusui yang baik merupakan salah satu materi yang harus dimasukkan (Soetjiningsih, 1997). Menurut Kemenkes R.I (2005), terdapat tiga hal penting yang dapat membuat seorang ibu dapat menyusui dengan baik, diantaranya adalah positioning, attachment, dan bonding. Berikut penjelasan dari dari masing-masing cara: a) Posisi badan ibu dan bayi (positioning) 1. Ibu dapat duduk atau berbaring dengan santai 2. Hadapkan keseluruhan tubuh bayi menghadap perut ibu 3. Perut bayi menempel pada badan ibu, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus 4. Letakkan kepala bayi pada lengkung siku ibu dan bokong bayi diatas pangkuan ibu b) Perlekatan mulut bayi pada payudara (attachment) Perlekatan adalah posisi melekatnya mulut bayi pada payudara ibu untuk menyusu. Berikut ini cara pelekatan mulut bayi pada payudara yang benar : 1. Sentuhkan puting susu pada pipi atau bibir bayi untuk merangsang agar mulut bayi terbuka lebar 2. Masukan puting dan sebagian besar areola bagian bawah masuk ke mulut bayi 3. Bibir bawah bayi melengkung keluar
23
4. Dagu bayi menempel ke payudara dan kepala bayi agak menengadah 5. Bayi menghisap pelan dan dalam 6. Sentuh bibir atas bayi dengan puting 7. Sewaktu mulut terbuka lebar, masukkan sebagian besar areola dalam mulut bayi 8. Sebagian besar areola masuk mulut bayi dan bibir bayi melengkung keluar. c) Kasih (bonding) Ibu memeluk dan memandang bayi. 10) Mengatasi kesulitan dalam menyusui Banyak ibu-ibu yang setelah melahirkan tidak menyusui bayinya. Hal tersebut dikarenakan ibu-ibu tersebut mengalami kesulitan dalam menyusui. Menurut Soetjiningsih (1997), disebutkan bahwa ibu-ibu yang menemui kesulitan dalam
menyusui dapat menyebabkan ibu
tersebut gagal dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Kesulitan menyusui sebenarnya dapat teratasi apabila telah diberikan informasi sejak awal oleh bidan bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut. Berikut ini kesulitan yang biasa dialami ibu dalam menyusui menurut Kemenkes R.I (1995): a) Masa Antenatal Pada masa antenatal, yang termasuk masalah menyusui pada ibu adalah puting susu datar atau tebenam dan puting tidak lentur.
24
1.
Puting susu datar atau terbenam Untuk mengetahui apakah puting susu datar, cubitlah areola di sisi puting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk. Puting susu yang normal akan menonjol, bila tidak berarti puting susu dapat dikatakan datar. Keadaan ini dapat disebabkan karena ada sesuatu yang menarik puting susu kedalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu. Kelainan ini seharusnya sudah diketahui sejak dini, paling tidak saat kehamilan sehingga dapat diusahakan perbaikannya. Tidak selalu ibu dengan puting susu datar mengalami kesulitan besar pada saat menyusui, asalkan ibu tersebut diberikan pengarahan mengenai cara mengatasinya. Cara mengatasi permasalahan tersebut dapat dengan meakukan gerakan hoffman, yaitu dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari didaerah areola, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah yang berlawanan atau bisa juga dengan cara memompa puting susu atau jarum suntik 10 ml yang sudah dimodifikasi setiap hari untuk mencoba supaya puting menonjol keluar.
2.
Puting tidak lentur Puting susu tidak lentur menyulitkan bayi untuk menyusui, walaupun demikian, puting susu tidak lentur pada awal kehamilan sering kali menjadi lentur (normal) pada saat atau beberapa
saat
menjelang
persalinan,
sehingga
tidak
25
memerlukan
tindakan
khusus,
namun
sebaiknya
tetap
dilakukan latihan seperti cara mengatasi puting susu datar atau terbenam. b) Masa Pasca Persalinan Dini Pada masa pasca persalinan dini, yang termasuk masalah menyusui pada ibu adalah puting susu datar atau tebenam dan puting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis dan abses. Puting susu datar atau terbenam sudah diuraikan diatas, sehingga pada ulasan ini yang akan dibahas adalah hanya puting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis dan abses menurut Soetjiningsih (1997): 1) Puting Susu Lecet Masalah tersering dalam menyusui adalah puting susu nyeri/lecet, sekitar 57% dari ibu yang menyusui dilaporkan pernah menderita kelecetan pada putingnya. Penyebab puting susu lecet diantaranya adalah: kesalahan dalam teknik menyusui, monoliasis (infeksi jamur candida) pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu, pemakaian sabun, alkohol, krim, atau zat iritan lainnya untuk mencuci puting susu, bayi dengan tali lidah pendek serta ibu yang menghentikan menyusu
dengan
kurang
hati-hati.
permasalahan ini bisa dengan cara:
Cara
mengatasi
26
Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol, krim atau zat-zat iritan lainya; diajarkan cara melepaskan puting dari hisapan bayi dengan cara tidak dengan memaksa menarik puting, tetapi dengan menekan dagu bayi atau dengan memasukkan jari kelingking yang bersih ke mulut bayi; posisi menyusui harus benar. 2) Payudara Bengkak Pembengkakan payudara terjadi karena ASI tidak disusu dengan adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada sistem duktus
yang
mengakibatkan
terjadinya
pembengkakan.
Payudara bengkak ini sering terjadi pada hari ketiga atau keempat sesuadah ibu melahirkan. Statis pada pembuluh darah dan
limfe
akan
mengakibatkan
meningkatnya
tekanan
intraduktal, yang akan mempengaruhi berbagai segmen pada payudara yang mengakibatkan payudara sering terasa penuh, tegang, serta nyeri. Cara mengatasi masalah ini, dapat dilakukan dengan: Masase payudara; kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah, bisa dilakukan selang-seling dengan air panas; menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang membengkak, hal ini dimaksudkan supaya aliran ASI lancar dan menurunkan tegangan payudara.
27
3) Saluran Susu Tersumbat Masalah menyusui ini merupakan suatu keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran kecil yang berfungsi menyalurkan ASI. Penyebabnya bisa dikarenakan: tekanan jari ibu pada waktu menyusui; pemakaian BH yang terlalu ketat; komplikasi payudara bengkak, yaitu susu yang terkumpul tidak segera dikeluarkan sehingga membentuk sumbatan. Cara mengatasi masalah ini adalah dengan : Masase payudara; kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah, bisa dilakukan selang-seling dengan air panas; ibu dianjurkan untuk mengeluarkan ASI dengan tangan atau dengan pompa setiap kali setelah menyusui, bila payudara masih terasa penuh; ubah-ubah posisi menyusui menyusui untuk melancarkan ASI. 4) Mastitis Mastitis merupakan radang pada payudara. Radang ini dapat disebabkan karena: tidak disusu secara adekuat; puting yang lecet sehingga memudahkan masuknya kuman, BH yang terlalu ketat, ibu yang sedang menjalankan diit yang kurang baik, kurang istirahat serta anemia. Cara mengatasi masalah ini bisa dengan: Menyusui diteruskan. Pertama bayi disusukan pada payudara yang terkena selama dan sesering mungkin, agar
28
payudara kosong, kemudian pada payudara yang normal; berilah kompres panas, bisa menggunakan shower hangat atau lap basah panas pada payudara yang saluran susunya terhambat; ubahlah posisi menyusui dari waktu kewaktu; pakailah baju/BH yang longgar; istirahat cukup; makan makanan bergizi; banyak minum sekitar 2 liter per/hari. 5) Abses Mastitis dan abses merupakan sesuatu yang berbeda. Abses pada payudara merupakan kelanjutan/komplikasi dari mastitis. Hal ini disebabkan karena meluasnya peradangan dalam payudara tersebut. Cara mengatasi masalah ini adalah dengan pemberian antibiotika dosis tinggi dan analgesik. 2.4.Pengetahuan 2.4.1. Definisi Pengetahuan Menurut Bloom dan Skinner dalam Notoatmodjo (2007), pengetahuan
merupakan
kemampuan
seseorang
untuk
mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan, atau tulisan yang merupakan stimulasi dari pertanyaan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007).
29
2.4.2. Manfaat Pengetahuan Menurut
Suhartono
(2005)
dalam
Nainggolan
(2009),
pengetahuan diperlukan manusia untuk memecahkan setiap persoalan yang muncul sepanjang kehidupan manusia dalam pencapaian tujuan hidup yaitu kebahagiaan, keadaan makmur, tenteram, damai dan sejahtera baik pada taraf individual maupun taraf sosial. Pengetahuan juga
dapat
membuat
manusia
memiliki
kemampuan
untuk
mempertahankan dan mengembangkan hidup. Pengetahuan akan membuat seseorang mampu menentukan kepastian tentang suatu hal, dan apa yang dipikirkan di dalam pernyataan-pernyataan adalah sungguh-sungguh (Watloly, 2005 dalam Nainggolan, 2009) . 2.4.3. Sumber Pengetahuan Menurut Hartono (2010) dalam Septiani (2012), sumber untuk memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu : (a) perorangan di luar kendali pelayanan kesehatan (keluarga, teman, ahli agama, tokoh masyarakat), (b) perorangan dalam kendali pelayanan kesehatan (petugas kesehatan), (c) nonperorangan di luar kendali pelayanan kesehatan (media massa, dan media elektronik) serta (d) nonperorangan dalam kendali pelayanan kesehatan (iklan, brosur yang dibuat oleh pelayanan kesehatan). 2.4.4. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :
30
a.
Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang perpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.
b. Informasi
Informasi yang di peroleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. c.
Sosial budaya dan ekonomi Kebiasan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran
buruk. Dengan
apakah
demikian
yang
dilakukan
seseorang
akan
baik
atau
bertambah
pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi ekonomi seseorang. d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
31
Lingkungan
berpengaruh
terhadap
proses
masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. e.
Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
f.
Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,sehingga pengetahuannya yang diperolehnya semakin membaik.
2.5. Intensi 2.5.1. Pengertian Intensi Intensi adalah probabilitas subjektif yang dimiliki seseorang tentang akan melakukan sesuatu perilaku (Fishbein & Ajzen, 1975). Konsep tentang intensi diajukan oleh Fishbein dan Ajzen (1975), yang diartikan sebagai kemungkinan subjektif seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Kemudian ditegaskan bahwa niat individu untuk melakukan sesuatu itu merupakan fungsi dari (1) sikap terbadap perwujudan perilaku dalam situasi tertentu, sebagai faktor personal atau attitudional. Hal
ini
berhubungan
dengan
orientasi
seseorang
yang
32
berkembang atas dasar keyakinan dan pertimbangan terhadap apa yang diyakini itu, dan (2) norma-norma yang berpengaruh atas perwujudan perilaku dan motivasi seseorang untuk patuh pada norma itu, sebagai faktor sosial atau normative. Ini merupakan gabungan antara persepsi reference-group atau significant-person terhadap perwujudan perilaku (Ajzen dan Fishbein, 1975). Menurut Theory of Planned Behavior, seseorang dapat bertindak berdasarkan intensi atau niatnya hanya jika ia memiliki kontrol terhadap perilakunya (Ajzen, 2005). Teori ini tidak hanya menekankan pada rasionalitas dari tingkah laku manusia, tetapi juga pada belief bahwa target tingkah laku berada di bawah kontrol kesadaran individu tersebut. Suatu tingkah laku tidak hanya bergantung pada intensi seseorang, melainkan juga pada faktor lain yang tidak ada dibawah kontrol dari individu, misalnya ketersediaan sumber dan kesempatan untuk menampilkan tingkah laku tersebut (Ajzen, 2005). 2.5.2. Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Berdasarkan penelitian yang dilakukan Stuebe dan Bonuck (2011) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi intensi yaitu pengetahuan, usia, budaya, status paritas, niat ibu untuk kembali bekerja dan durasi pemberian ASI eksklusif pada anak terakhir.
33
a. Pengetahuan Menurut Ajzen (1980) dalam Azwar (2007), pengetahuan yang baik dapat membentuk keyakinan yang baik. Keyakinan yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi sikap seseorang terhadap perilaku. Keyakinan tersebut akan mempengaruhi sikap seseorang apakah perilaku tersebut menghasilkan sesuatu yang diinginkan atau tidak diinginkan. Selanjutnya, keyakinan yang bersifat normatif (yang diharapkan oleh orang lain) dan motivasi untuk bertindak sesuai harapan normatif akan membentuk norma subjektif dalam diri individu. Disamping itu, terdapat kontrol perilaku yang ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya melakukan perilaku tertentu. Hal tersebut yang membentuk niat dari seseorang untuk melakukan suatu perilaku. b. Usia Pada usia diatas 35 tahun, ibu melahirkan termasuk beresiko karena erat kaitannya dengan anemia gizi yang dapat mempengauhi produksi ASI. Dibandingkan ibu yang usianya lebih muda, ibu yang berusia lebih dari 35 tahun akan lebih menemukan kendala seperti produksi ASI kurang dan mudah lelah. Akibatnya motivasi dan niat ibu untuk memberikan ASI eksklusif akan berkurang (Lestari, dkk., 2012).
34
c. Budaya Faktor budaya sangat erat berkaitan dengan kepercayaan masyarakat yang didasarkan pada pengalaman orang tua atau mertua. Adanya pemahaman jika memberikan ASI saja tanpa makanan tambahan lain seperti pisang akan membuat bayi lapar, sebab ASI saja tidak dapat mengeyangkan dan dianggap sebagai
minuman
saja
(Syafar
dan
Rachman,
2011).
Kepercayaan tersebut yang akan mempengaruhi niat seseorang untuk berperilaku (Ajzen ,1980 dalam Azwar,2007). d. Pendidikan Pemberian
ASI
eksklusif
berdasarkan
pendidikan
menunjukkan bahwa ibu dengan pendidikan tinggi cenderung memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Hal ini karena ibu sudah paham dan tahu tentang manfaat pemberian ASI eksklusif kepada bayi (Tarigan dan Aryastami, 2010). e. Status paritas Pengalaman ibu menyusui sebelumnya akan memperbesar kemungkinan ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Ibu yang memiliki pengalaman akan lebih mampu menghadapi kendala menyusui karena sebelumnya pernah menemui kendala tersebut (Lestari, dkk,2012). Menurut Pechlivani, et al (2005) dalam Lestari, dkk. (2012), ibu multipara menunjukkan angka yang
lebih
tinggi
dalam
dibandingkan ibu primipara.
memberikan
ASI
eksklusif
35
f. Niat ibu untuk kembali bekerja Kembali bekerja setelah cuti melahirkan merupakan kendala suksesnya ASI eksklusif. Chatterji dan Frick (2005) dalam Lestari, dkk. (2012) menyatakan bahwa kembali bekerja dalam
tiga
bulan
pertama
setelah
melahirkan
sangat
berhubungan dengan penurunan untuk menyusui sebesar 16%18%, dan pengurangan durasi menyusui sekitar 4-5 minggu. Weber, et al. (2011) dalam Lestari, dkk (2012) menyatakan bahwa kembali bekerja adalah alasan utama berhenti menyusui, dari 60% wanita yang berniat terus menyusui hanya 40% yang tetap menyusui setelah kembali bekerja. g.
Durasi pemberian ASI eksklusif pada anak terakhir Keberhasilan menyusui sebelumnya akan menimbulkan rasa puas dan bangga sehingga dapat mempengaruhi cara menyusui di masa depan. Semakin lama durasi menyusui maka semakin banyak pengalaman tentang Pemberian ASI eksklusif. Ibu yang memiliki pengalaman lebih banyak akan lebih mampu menghadapi kendala menyusui karena sebelumnya pernah menemui kendala tersebut (Lestari, dkk, 2012) sehingga dapat meningkatkan durasi menyusui di masa depan.
2.6.Kerangka Teori Pemberian ASI eksklusif sangat dipengaruhi oleh pengetahuan mengenai pemberian ASI eksklusif. Diantara perilaku dan pengetahuan terdapat intensi yang merupakan pengambilan keputusan dari ibu untuk
36
berperilaku atau tidak. Kerang teori pada penelitian ini diambil berdasarkan penelitian yang dilaksanakan Stuebe dan Bonuck (2011). Penelitian tersebut memiliki tujuan mengetahui prediktor dari intensi pemberian ASI eksklusif. Selama periode pre-postpartum,diketahui bahwa pengetahuan, kenyamanan dan intensi pemberian ASI eksklusif dapat diubah. Oleh karena itu penelitian ini didahului dengan memberikan intervensi berupa konseling laktasi selama 2 kali pertemuan (45 menit/ pertemuan). Variabel yang diduga menjadi prediktor dari intensi pemberian makanan pada bayi adalah usia, budaya, pendidikan, paritas, niat untuk kembali bekerja pada tahun pertama setelah melahirkan, dan durasi pemberian ASI ekslusif pada anak terakhir. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Stuebe dan Bonuck (2011), diketahui bahwa pengetahuan ASI Eksklusif berhubungan langsung dengan munculnya intensi terhadap pemberian ASI eksklusif.
37
Sehingga didapatkan kerangka teori sebagai berikut: Bagan 2.1.Kerangka Teori Stuebe dan Bonuck (2011)
Intervensi
Pengetahuan
Intensi
(konseling
ASI eksklusif
Pemberian ASI
laktasi)
eksklusif
Usia
Budaya
Pendidikan
Status paritas
Niat kembali bekerja
Durasi pemberian ASI eksklusif pada anak terakhir
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Berdasarkan penelitian yang dilakukan Stuebe dan Bonuck (2011) terdapat beberapa faktor yang memprediksi intensi pemberian ASI eksklusif yaitu Usia, budaya, pendidikan, paritas, niat ibu untuk kembali bekerja setelah melahirkan, dan durasi pemberian ASI eksklusif pada anak terakhir. Pada penelitian ini, durasi pemberian ASI eksklusif pada anak terakhir dan budaya tidak diteliti. Sehingga hanya Usia, pendidikan, paritas dan niat ibu untuk kembali bekerja setelah melahirkan yang menjadi variabel yang diteliti. Pendidikan diukur dari pendidikan formal terakhir yang dimiliki responden. Status Paritas dilihat dari jumlah anak lahir hidup dari responden. Niat ibu untuk kembali bekerja dilihat dari status pekerjaan dari ibu karena data yang didapatkan peneliii adalah status pekerjaan dari ibu. Ibu hamil yang tidak bekerja sebanyak 76,67%
dan hanya 23,33% ibu hamil yang bekerja.
Sedangkan umur diukur dengan lamanya masa hidup responden sejak dilahirkan sampai waktu penelitian. Variabel budaya tidak diteliti dikarenakan seluruh responden merupakan orang asia yang berdasarkan Stuebe dan Bonuck (2011) dianggap memiliki kesamaan budaya. Sehingga varabel budaya dapat dianggap homogen. Sedangkan durasi pemberian ASI eksklusif pada anak terakhir tidak diteliti
38
39
karena peneliti tidak memperoleh data tersebut sehingga dijadikan sebagai keterbatasan penelitian. Berdasarkan kerangka teori diatas maka disusunlah kerangka konsep seperti pada bagan 3.1 berikut. Bagan 3.1 Kerangka Konsep Intensi Perubahan Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif
Media Leaflet
Pemberian ASI Eksklusif
Responden: Pendidikan, Status Paritas, pekerjaan dan usia 3.2.
Definisi Operasional Tabel 3.1. Definisi Operasional
Variabel
Perubahan
Definisi
Selisih antara
Alat
Cara
Ukur
Ukur
Kuesioner Pengisian
pengetahuan skor
Pre-Post
ASI Ibu
pengetahuan
test
hamil
pretest dan skor pengetahuan
Hasil Ukur
Hasil skor pengetahuan
Kuesioner (0-100)
Skala
Rasio
40
post test dalam waktu 3-5 menit. Media
Media leaflet
Leaflet
Observasi
1. Leaflet placebo
Leaflet
yang dibaca
berupa leaflet
responden.
Pedoman Gizi ibu
Ordinal
hamil 2. Leaflet ASI Eksklusif Intensi
Niat ibu untuk memberikan
Kuesioner Pengisian
1. Tidak berniat
kuesioner
Ordinal
2. Berniat
ASI Eksklusif
(Stuebe dan Bonuck,
kepada anak
2011)
dalam kandungannya. Pendidikan
Pendidikan formal terakhir
Kuesioner Pengisian
1. ≤ SMP/ sederajat
kuesioner
2. ≥ SMA/ sederjat
yang diikuti
Ordinal
(Nufrita,2010 )
responden. Status
Banyaknya
Paritas
jumlah anak
Kuesioner Pengisian
1.
kuesioner
anak lahir hidup dari respoden ≤ 1.
lahir hidup dari responden
Primigravida, jika
2.
Multigravida, jika
Ordinal
41
anak lahir hidup dari respoden > 1. (Nursalam,2003) Pekerjaan
Status
Kuesioner Pengisian
pekerjaan
kuesioner
1. Bekerja
Ordinal
2. Tidak bekerja
responden saat (Fadilah,2012) wawancara dilakukan. Usia
Lamanya masa Kuesioner Pengisian hidup sejak
20-40 Tahun
Rasio
kuesioner
dilahirkan sampai saat pengisian kuesioner.
3.3. Hipotesis Penelitian 1) Adanya pengaruh media leaflet terhadap perubahan pengetahuan pemberian ASI Eksklusif. 2) Adanya
variabel
yang
menjadi
counfounding
terhadap
perubahan
pengetahuan pemberian ASI Eksklusif. 3) Adanya pengaruh perubahan pengetahuan terhadap intensi pemberian ASI Eksklusif.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan studi kuasi eksperimental yang menggunakan rancangan pre-post test dengan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diminta membaca leaflet mengenai ASI Eksklusif sedangkan kelompok kontrol diberikan leaflet Pedoman Gizi ibu hamil. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh media leaflet terhadap perubahan pengetahuan dan Intensi ASI Eksklusif pada ibu hamil. Pre-test
Perlakuan
Post-test
O1
X1
O2
O1
X2
O2
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Keterangan: O1 : hasil Pre-test O2 : Hasil Post-test
X1 : Membaca leaflet mengenai ASI Eksklusif X2 : Membaca leaflet mengenai Pedoman Gizi ibu hamil 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan pada bulan Mei-Juli tahun 2013.
42
43
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan kunjungan Antenatal di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan pada bulan Juli tahun 2013. 4.3.2 Sampel Penelitian Pemilihan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu pemilihan anggota sampel yang didasarkan atas tujuan dan pertimbangan tertentu dari peneliti.
Sampel didapatkan dengan cara mengambil ibu
hamil yang melakukan kunjungan ke pelayanan antenatal di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan pada tanggal 5, 8 dan 9 Juli 2013. Peneliti melakukan
penelitian
pada
tanggal
tersebut
dikarenakan
mempertimbangkan akan memasuki bulan Ramadhan. Saat bulan Ramadhan dikhawatirkan sedikit ibu hamil yang melakukan kunjungan ke Puskesmas sehingga akan sulit mendapatkan sampel. Sampel kelompok kontrol diambil pada tanggal 5 Juli 2013. Sedangkan kelompok perlakuan diambil pada tanggal 8 dan 9 Juli 2013. Sampel yang dipilih memiliki kriteria inklusi sebagai berikut: 1. Ibu hamil 2. Dalam keadaan sehat fisik dan mental. 3. Dapat membaca. 4. Bersedia menerima perlakuan. Estimasi besar sampel untuk penelitian ini menggunakan rumus hipotesis untuk satu populasi sebagai berikut:
44
n= Keterangan: n
: besar sampel : Standar Deviasi skor pengetahuan = 2,148 (Munawaroh,
dkk.2010) : Rata-rata skor pengetahuan sebelum diberikan pendidikan = 16,68 (Munawaroh, dkk., 2010) : Rata-rata skor pengetahuan setelah diberikan pendidikan = 18,75 (Munawaroh, dkk. 2010) Z 1-α
: nilai Z pada derajat kemaknaan 5 % = 1,64
Z 1-β
: Nilai Z pada kekuatan uji power 90% = 1,28
Jumlah sampel minimal n = = 19 Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan sampel minimal 19 sampel. Jumlah sampel untuk kelompok eksperimen 19 orang dan kelompok kontrol sebanyak 19 sampel. Untuk menghindari adanya drop out atau missing data dari sampel, maka sampel masing-masing kelompok dibulatkan menjadi 30. Sehingga total sampel menjadi 60 orang.
45
4.4 Instrumen Penelitian 1. Kuesioner Kuesioner digunakan untuk mengetahui biodata dari responden serta skor pengetahuan dan intensi responden mengenai pemberian ASI Eksklusif. Pertanyaan biodata berisi nama, usia responden, usia kehamilan, jumlah anak lahir hidup, alamat, nomer telfon, pekerjaan dan pendidikan dari responden. Kuesioner diberikan dua kali, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, yaitu sebelum perlakuan (pre-test) dan setelah diberikan perlakuan (post-test). Kuesioner tersebut terdiri dari 15 pertanyaan mengenai pengetahuan pemberian ASI Eksklusif (penanganan bayi sakit, waktu diberikannya ASI, Manfaat ASI untuk menguruskan badan, mitos perubahan bentuk payudara, pengertian kolostrum, penanganan ibu yang belum keluar ASI,
bahaya susu formula, bahaya penggunaan sabun dan alkohol di
payudara, penanganan masalah radang payudara dan penanganan pemberian ASI pada ibu bekerja) dan 5 pertanyaan mengenani intensi ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif. 2. Leaflet Pada penelitian ini, leaflet yang digunakan pada kelompok perlakuan dilakukan uji penilaian terlebih dahulu untuk mengetahui apakah leaflet sudah dapat digunakan atau belum. Uji ini dilakukan pada delapan mahasiswa Promosi Kesehatan secara kualitatif. Penilaian tersebut meliputi pesan, kesesuaian pesan dengan sasaran, letak dan bentuk tulisan, letak gambar dan warna serta disain dari leaflet tersebut.
46
Berdasarkan hasil uji leaflet, terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki seperti kata-kata yang harus dipersingkat, warna disain yang tidak bervariasi, bentuk tulisan yang kaku, dan posisi gambar yang kurang bervariasi. Setelah mendapatkan beberapa komentar penilaian, peneliti melakukan perbaikan seperti mempersingkat isi materi, diberikan gradasi warna berupa putih dan abu-abu pada disain, tulisan pada leaflet dibuat menjadi point-point, dan perubahan beberapa letak gambar. Selain penilaian leaflet, dilakukan juga uji untuk mengetahui lama waktu untuk membaca leaflet tersebut. Uji tersebut dilakukan pada 3 orang ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal di puskesmas Kecamatan Pesanggrahan dan diketahui waktu membaca leaflet tersebut berkisar antara 3 sampai 5 menit. Pada kelomok ekperimen diberikan leaflet dengan 10 materi ASI Eksklusif. Materi tersebut mengenai penanganan bayi sakit, waktu diberikannya ASI, Manfaat ASI untuk menguruskan badan, mitos perubahan bentuk payudara, pengertian kolostrum, penanganan ibu yang belum keluar ASI, bahaya susu formula, bahaya penggunaan sabun dan alkohol di payudara, penanganan masalah radang payudara dan penanganan pemberian ASI pada ibu bekerja. Sedangkan kelompok kontrol menerima leaflet placebo mengenai Pedoman gizi ibu hamil.
47
4.5 Pengumpulan Data 4.5.1 Jenis Data a. Data Primer Data primer diperoleh melalui penghitungan skor pengetahuan dan intensi pemberian ASI Eksklusif responden melalui kuesioner pretest dan post-test. b. Data Sekunder Data sekunder digunakan sebagai penunjang dari data primer yang berupa jumlah dari ibu hamil yang melakukan kunjungan ke Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. 4.5.2. Pengukuran Data. a. Perubahan Pengetahuan Perubahan pengetahuan dilihat dari hasil skor post-test dikurangi hasil skor pre-test. Setelah itu perubahan skor pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dibandingkan untuk mengetahui adanya pengaruh dari media leaflet. b. Intensi Intensi diukur dengan melihat jawaban dari reponden mengenai niat pemberian ASI Eksklusif. Apabila salah satu jawaban responden mengacu kepada tidak memberikan ASI Eksklusif, maka responden dikatakan tidak berniat memberikan ASI Eksklusif. 4.6 Prosedur Penelitian Pada kelompok eksperimen, penelitian ini dimulai dengan menentukan responden yang mau menerima perlakuan. Waktu yang dibutuhkan untuk
48
membaca leaflet adalah 5 menit. Sebelum responden membaca leaflet yang diberikan, responden diminta mengisi kuesioner pengetahuan (pre-test) selama 3 menit. Kemudian responden diminta membaca leaflet yang diberikan peneliti selama 5 menit. Setelah selsai membaca leaflet, responden kembali mengisi kuesioner posttest selama 3 menit. 4.7 Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah dikumpulkan selama penelitian di entry menggunakan program SPSS 16. Proses pengolahan data dimulai dari editing, penskoran, coding, cleaning, entry, dan analisis data. 4.6.1. Editing Editing data merupakan penelitian kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diolah lebih lanjut. Data yang telah dikumpulkan diperiksa kelengkapannya. 4.6.2. Penskoran dan Coding Penskoran digunakan untuk variabel pengetahuan. Skor pengetahuan berkisar antara 0-100. Pemberian skor dilakukan berdasarkan ketentuan, jawaban benar diberi skor 1, dan jawaban salah diberi skor 0. Skor yang diperoleh masing-masing responden dijumlahkan,
dibandingkan
dengan
skor
maksimal
kemudian
dikalikan 100. Hasil penghitungan terakhir menunjukkan skor pengetahuan dan intensi yang dimiliki responden mengenai pemberian ASI eksklusif (Sulisnadewi,2011).
49
Sedangkan coding digunakan untuk intensi dan pendidikan. Variabel intensi meliputi 1 untuk tidak bermaksud memberikan ASI eksklusif dan 2 untuk bermaksud memberikan ASI eksklusif. 4.6.3. Entry Setelah dilakukan penskoran data, kemudian hasil skor pengetahuan seluruh responden (pre-test dan post-test) di entry ke dalah program SPSS 16. 4.6.4. Cleaning Tahap terakhir yaitu pengecekan kembali data yang telah dimasukkan untuk memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan demikian data tersebut telah siap untuk dianalisa. Dalam pembersihan data dilakukan pengecekan ulang dengan melihat distribusi frekuensi variabel.
4.7. Analisis Data Analisa data yang dilakukan dengan menggunakan komputer, yaitu dengan menggunakan program SPSS 16. Adapun analisa data yang dilakukan antara lain: 4.7.1. Analisis Univariat Analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dan persentase dari setiap karakteristik responden, variabel independen dan dependen. Variabel tersebut adalah pengetahuan pemberian ASI Eksklusif ibu, intensi, usia kehamilan , pekerjaan, pendidikan, paritas, dan usia.
50
4.7.2. Analisis Bivariat Uji yang dilakukan untuk melihat ada pengaruh dari media leaflet, terhadap perubahan pengetahuan ASI Eksklusif menggunakan uji TIndependent bila data berdistribusi normal dan jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji Wilcoxon. Dari uji tersebut diperoleh nilai probabilitas (Pvalue), lalu dibandingkan dengan nilai α = 0,05 (derajat kepercayaan 95%). Jika Pvalue > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh dari media leaflet terhadap perubahan pengetahuan. Sebaliknya jika Pvalue < 0,05 maka terdapat pengaruh dari media leaflet terhadap perubahan pengetahuan. Uji yang digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh dari perubahan pengetahuan terhadap intensi pemberian ASI Eksklusif menggunakan uji T-independent bila data berdistribusi normal dan jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji Wilcoxon. Dari uji tersebut diperoleh nilai probabilitas (Pvalue), lalu dibandingkan dengan nilai α = 0,05 (derajat kepercayaan 95%). Jika Pvalue > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh perubahan pengetahuan terhadap intensi pemberian ASI Eksklusif. Sebaliknya jika Pvalue < 0,05 maka terdapat pengaruh perubahan pengetahuan terhadap intensi pemberian ASI Eksklusif. Sedangkan untuk mengetahui adanya variabel counfounding terhadap intensi pemberian ASI eksklusif menggunakan uji Regresi Logistik Ganda. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar variabel merupakan jenis data kategorik. Variabel yang menjadi masuk ke dalam
51
model merupakan variabel yang memiliki P value < 0,25 pada uji bivariat. Setelah diketahui variabel yang menjadi model baru dilakukan uji Regresi Logistik. Variabel yang memiliki Pvalue ≤ 0,05 pada akhir pemodelan akan menjadi variabel counfounding.
BAB V HASIL
5.1. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan dibangun di lokasi Jl. Cenek I no. 1 Kecamatan Pesanggrahan pada tahun 2002 dan mulai beroperasi sejak tahun 2003. Sebelumnya Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan menempati lokasi di Jl Wijaya Kusuma no. 1 bergabung dengan Puskesmas Kelurahan Pesanggrahan. 5.1.1. Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan adalah salah satu dari 10 Kecamatan di wilayah Kotamadya Jakarta Selatan dengan luas wilayah seperti yang ditetapkan dengan SK Gubernur DKI Jakarta No. 1227 tahun 1989 yaitu seluas 13,46 km2 terbagi menjadi 5 kelurahan, seperti tertera dalam tabel 5.1. Tabel 5.1
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Daftar Nama Kelurahan pada Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2013 Nama Kelurahan Luas (Km2) Jumlah RT/RW Kelurahan Petukangan 2,99 Km2 RT 121/ RW 11 Utara Kelurahan Petukangan 2,11 Km2 RT 85/ RW 8 Selatan Kelurahan Ulujami 1,70 Km2 RT 90/ RW 8 2 Kelurahan Pesanggrahan 2,11 Km RT 85 / RW 8 Kelurahan Bintaro 4,55 Km2 RT 140 / RW 15
52
53
Selain Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan, terdapat juga puskesmas dimasing-masing kelurahan yaitu PKM Kel. Petukangan Utara, PKM Kel. Petukangan Selatan, PKM Kel. Ulujami, PKM Kel. Pesanggrahan, dan PKM Kel. Bintaro. Batas-batas wilayah kecamatan Pesanggrahan adalah sebagai berikut : 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat 2. Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Pesanggrahan 3. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Rempoa, Tangerang 4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pondok Betung, Tangerang 5.1.2. Sumber Daya Manusia Pegawai yang bertugas di Puskesmas Kecamatan maupun di Puskesmas Kelurahan terdiri atas tenaga medis maupun tenaga non medis yang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis kandungan, dokter gigi, bidan, perawat, perawat gigi, ahli gizi, sanitarian, tenaga rontgen, tenaga farmasi, dan tenaga administrasi. 5.1.3. Fasilitas Puskesmas Kec.Pesanggrahan a.
Luas tanah/bangunan
: 2566 m2 / 1677 m2
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan terdiri dari 4 lantai. Berikut ini rinciannya:
54
1. Lantai 1 Lantai 1 terdiri dari Pelayanan 24 jam (Unit Gawat darurat dan rumah bersalin),
Pelayanan Antenatal, ruang Keluarga Berencana
(KB), Poli Paru, poli lansia. 2. Lantai 2 Lantai 2 terdiri dari ruang pelayanan kesehatan seperti Loket, Balai Pelayanan Umum (BPU), Asuransi Kesehatan (Askes) & Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), poli gigi, Kesehatan Anak (KA) : Imunisasi & R.spesialis anak, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), poli Jiwa, poli DM (Diabetes Melitus), Poli gizi, Apotek, Gudang Alat kesehatan dan Koperasi. 3. Lantai 3 Lantai 3 terdiri dari ruang R. Kepala Puskesmas, R. Penyakit Menular & Kesehatan Lingkungan, Ruang pelayanan Kesehatan, ruang Promosi kesehatan & Gizi, Ruang Tata Usaha, Ruang Perencanaan & Satker, ruang keuangan, Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), Laboratorium, Gudang Obat, Aula, Mushola, R Pemeriksaan Kesehatan Haji & Elektro Kardio Grafi (EKG). 4. Lantai 4 Lantai 4 hanya digunakan untuk senam karyawan setiap hari Rabu dan Jumat dan juga terdapat Mushola.
55
b. Listrik
: 66.000 Watt
Selain menjalankan pelayanan kesehatan dalam gedung, Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan juga melakukan kegiatan luar gedung seperti : a. Berkoordinasi dengan TP PKK memberikan pelayanan di Posyandu. 1. Penimbangan rutin & imunisasi setiap bulan. 2. Gerakan Jum’at Sehat (GJS) pada minggu ke 2 & 4 setiap bulan. Berkoordinasi dengan Departemen Pendidikan Nasional (Diknas) memberikan penyuluhan, skrining, pelatihan dokter kecil, UKGS dan imunisasi di sekolah-sekolah. 5.2. Karakteristik Ibu Hamil 5.2.1. Karakteristik Ibu Hamil Kelompok Perlakuan Jumlah sampel pada kelompok perlakuan adalah 30 orang. Kelompok perlakuan diambil pada pada dua hari yaitu tanggal 8 dan 9 Juli 2013. Semua ibu hamil yang berkunjung pada tanggal 8 menjadi sampel penelitian, dan pada tanggal 9 hanya beberapa ibu hamil saja yang menjadi sampel yaitu sampai jumlah sampel minimal. digambarkan
karakteristik
ibu
hamil
berdasarkan
Berikut ini usia,
tingkat
pendidikan, usia kehamilan, pekerjaan, dan status paritas yang dapat dilihat pada tabel 5.2. dibawah ini.
56
Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Ibu hamil Kelompok Perlakuan berdasarkan Usia, Pendidikan, Usia kehamilan, Status Pekerjaan, dan Status Paritas di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2013 No. Karakteristik Ibu Jumlah Persentase Hamil 1. Usia 20-36 Tahun 26 86,7 >36 Tahun 4 13,3 2. Pendidikan Rendah (SD-SMP) 6 20 Tinggi (SMA-PT) 24 80 3. Usia Kehamilan Trimester 1 2 6,7 Trimester 2 6 20 Trimester 3 22 73,3 4. Status Pekerjaan Tidak Bekerja 24 80 Bekerja 6 20 5. Status Paritas Multigravida 7 23,2 Primigravida 23 76,7
Berdasarkan tabel 5.2. diatas, distribusi karakteristik ibu hamil berdasarkan usia diketahui sebagian besar ibu hamil berusia 20 - 36 tahun (86,7%). Berdasarkan Pendidikan, sebagian besar ibu hamil memiliki pendidikan tinggi yaitu terdiri dari SMA sederajat , DIII sampai S1 (80%). Berdasarkan usia kehamilan, sebagian besar ibu hamil berada pada usia kehamilan trimester ke- 3 (73,3%). Berdasarkan status pekerjaan, sebagian besar ibu hamil tidak bekerja (80%) yaitu sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan berdasarkan status Paritas, sebagian besar ibu hamil memiliki status Primigravida (76,7%).
57
5.2.2. Karakteristik Ibu Hamil Kelompok Kontrol Jumlah sampel pada kelompok kontrol adalah 30 orang. Seluruh sampel pada kelompok kontrol diambil pada pada tanggal 5 Juli 2013. Berikut ini akan digambarkan karakteristik ibu hamil berdasarkan usia, tingkat pendidikan, usia kehamilan, pekerjaan, dan status paritas yang dapat dilihat pada tabel 5.3. dibawah ini.
No. 1.
2.
3.
4.
5.
Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Ibu hamil Kelompok Kontrol berdasarkan Usia, Pendidikan, Usia kehamilan, Status Pekerjaan, dan Status Paritas di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2013 Karakteristik Ibu Jumlah Persentase Hamil Usia 20-36 Tahun 28 93,3 >36 Tahun 2 6,7 Pendidikan Rendah (SD-SMP) 2 6,7 Tinggi (SMA-PT) 28 93,3 Usia Kehamilan Trimester 1 3 10 Trimester 2 10 33,3 Trimester 3 17 56,7 Status Pekerjaan Tidak Bekerja 22 73,3 Bekerja 8 26,7 Status Paritas Multigravida 10 33,3 Primigravida 20 66,7
Berdasarkan tabel 5.3. diatas, distribusi karakteristik ibu hamil berdasarkan usia diketahui sebagian besar ibu hamil berusia 20 - 36 tahun (93,3%). Berdasarkan Pendidikan, sebagian besar ibu hamil memiliki pendidikan tinggi yaitu terdiri dari SMA sederajat , DIII sampai S1 (93,3%).
58
Berdasarkan usia kehamilan, sebagian besar ibu hamil berada pada usia kehamilan trimester ke- 3 (56,7%). Berdasarkan status pekerjaan, sebagian besar ibu hamil tidak bekerja melainkan sebagai ibu rumah tangga (73,3%). Sedangkan berdasarkan status Paritas, sebagian besar ibu hamil memiliki status Primigravida (66,7%). 5.3. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam variabel yang diteliti memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan untuk menjawab pertanyaan apakah syarat sampel yang representatif terpenuhi atau tidak, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi (Hadi, 2000). Uji normalitas sebaran ini menggunakan teknik one sample KolmogorovSmirnov test yang dikatakan normal jika p value ≥ 0,05. Uji normalitas dilakukan pada 2 variabel yaitu variabel perubahan pengetahuan dan variabel umur. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 5.4 dibawah ini. Tabel 5.4. Hasil Uji Normalitas Variabel
p-value
Keterangan
Umur
0,2
Normal
Perubahan Pengetahuan
0,00
Tidak Normal
Berdasarkan hasil statistik diketahui bahwa variabel perubahan pengetahuan memiliki distribusi tidak normal.
59
5.4. Gambaran Pengetahuan Ibu hamil Terkait ASI Eksklusif Pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol Pada penelitian ini, pengetahuan ASI ekskusif dilihat dari 10 materi ASI eksklusif berdasarkan rekomendasi Kemenkes RI (2010) dan Soetjiningsih (1997) yang terdiri dari Penanganan bayi sakit, waktu diberikannya ASI, Manfaat ASI untuk menguruskan badan ibu, mitos perubahan bentuk payudara, pengertian kolostrum, penanganan ibu yang belum keluar ASI, bahaya susu formula, bahaya penggunaan sabun dan alkohol pada payudara, penanganan masalah radang payudara dan penanganan pemberian ASI pada ibu bekerja. Berikut ini dapat dilihat gambaran pengetahuan ibu hamil kelompok perlakuan pada Tabel 5.5. dan gambaran pengetahuan ibu hamil kelompok kontrol pada tabel 5.6.dibawah ini. Tabel 5.5 Gambaran Pengetahuan ASI Eksklusif pada Kelompok Perlakuan Kelompok
Minimum Maximum
Rata-rata
Rata-rata
Standar
95% CI
Deviasi
Sebelum
27
93
64,63
58,07-71,20
17,58
Sesudah
47
100
77,9
72,28-83,52
15,039
60
Tabel 5.6 Gambaran Pengetahuan ASI Eksklusif pada Kelompok Kontrol Kelompok
Minimum Maximum
Rata-
Rata-rata
Standar
rata
95% CI
Deviasi
Sebelum
47
93
71,8
67,08-76,52
12,623
Sesudah
53
93
76,27
72,41-80,13
10,339
Dari tabel 5.5. diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata skor pengetahuan ibu hamil pada kelompok perlakuan mengalami peningkatan sebesar 13,27. Sedangkan dari tabel 5.6, dapat dilihat bahwa rata-rata skor pengetahuan ibu hamil pada kelompok kontrol mengalami peningkatan skor sebesar 4,47. Dapat disimpulkan bahwa perubahan skor pengetahuan ASI eksklusif pada kelompok perlakuan lebih besar dari kelompok kontrol. 5.5. Gambaran Intensi Pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol Intensi diukur melalui niat ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi yang sedang dikandung. Berikut gambaran intensi pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 5.7. dibawah ini. Tabel 5.7. Gambaran Intensi pada kelompok Perlakuan dan Kontrol Kelompok
Kontrol Perlakuan
Jumlah 13 9
Intensi Ya Tidak Persentase (%) Jumlah Persentase (%) 43,3 17 56,7 30 21 70
61
Berdasarkan tabel diatas, diketahui sebagian besar responden memiliki intensi tidak memberikan ASI eksklusif pada anak yang sedang dikandungnya. Responden memiliki niat untuk memberikan makanan pendamping ASI seperti madu, air dan pisang saat anaknya berusia ≤ 6 bulan. 5.6. Pengaruh Media Leaflet terhadap Perubahan Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian media leaflet ASI Eksklusif terhadap perubahan skor pengetahuan ASI Eksklusif. Perbedaan perubahan skor pengetahuan ASI Eksklusif sesudah diberikan perlakuan dapat dilihat pada tabel 5.8 dibawah ini. Tabel 5.8. Pengaruh Media Leaflet Terhadap Perubahan Pengetahuan ASI Eksklusif Perubahan skor pengetahuan ASI Eksklusif Kelompok Kontrol Perlakuan
Rata-rata
Standar Deviasi
Jumlah
P value
4,47 13,27
9,944 15,106
30 30
0,000
Berdasarkan tabel diatas, diketahui rata-rata perubahan skor pengetahuan ASI eksklusif pada kelompok kontrol adalah 4,47 dengan standar deviasi 9,944. Sedangkan rata-rata perubahan skor pengetahuan ASI eksklusif pada kelompok perlakuan adalah 13,27 dengan standar deviasi 15,106. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas (p value) sebesar 0,000 artinya pada alpha 5% terdapat pengaruh dari media leaflet terhadap perubahan pengetahuan ASI eksklusif.
62
5.7. Pengaruh Perubahan Pengetahuan Terhadap Intensi Pemberian ASI Eksklusif Analisis ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh dari perubahan pengetahuan terhadap intensi. Berikut ini dapat dilihat pengaruh dari perubahan pengetahuan terhadap intensi pada tabel 5.9 dibawah ini. Tabel 5.9 Pengaruh Dari Perubahan Pengetahuan Terhadap Intensi
Perubahan Pengetahuan
Intensi
N 38
Ratarata 9,13
Standar Deviasi 13,865
Tidak ya
22
8,41
12,960
p-Value 0,000
Berdasarkan tabel diatas diketahui responden yang tidak berniat memberikan ASI eksklusif sebanyak 38 orang. Sedangkan responden yang berniat memberikan ASI eksklusif sebanyak 22 orang. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas (p value) 0,000, artinya pada alpha 5 % terdapat pengaruh dari perubahan pengetahuan terhadap intensi. 5.8. Analisis Multivariat Terdapat beberapa variabel yang diduga menjadi Counfounding terhadap variabel intensi pada penelitian Stuebe dan Bonuck (2011). Variabel-variabel yang diduga menjadi Counfounding adalah pendidikan, pekerjaan, status paritas dan usia. Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap intensi pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan tahun 2013 dilakukan analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi Logistik ganda.
63
Tahap awal yang dilakukan adalah menentukan variabel yang masuk model multivariat. Variabel yang masuk model multivariat adalah variabel yang memiliki nilai p-value < 0,25. Berikut hasil analisis bivariat dari variabel independent dan variabel tingkat pendidikan, status paritas, pekerjaan dan usia dapat dilihat pada tabel 5.10 dibawah ini. Tabel 5.10 Hasil Analisis Bivariat Variabel tingkat pendidikan, perubahan pengetahuan, status paritas, pekerjaan dan usia terhadap Intensi Pemberian ASI eksklusif pada Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2013 Perubahan skor Pengetahuan ASI Eksklusif Tingkat pendidikan Perubahan Pengetahuan Status Paritas Pekerjaan Usia
P-Value
Keterangan
0,534 0,000 0,451 0,816 0,419
Tidak masuk Model Model Tidak masuk Model Tidak masuk Model Tidak masuk Model
Berdasarkan tabel diatas, variabel yang memiliki p-value < 0,25 adalah perubahan pengetahuan. Sehingga tingkat pendidikan, status paritas, pekerjaan dan usia bukan merupakan variabel counfounding terhadap intensi.
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan data primer yang diperoleh melalui instrumen kuesioner. Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan manusia baik sebagai subyek maupun sebagai obyek penelitian yang tidak dapat dihindari. Dengan keterbatasan ini, diharapkan dapat dilakukan perbaikan untuk penelitian yang akan datang. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: 1. Variabel durasi pemberian ASI Eksklusif pada anak terakhir tidak diteliti karena peneliti tidak memperoleh data tersebut. 2. Sampel diambil secara purposive dikarenakan tidak terdapat data yang mendukung untuk membangun kerangka sampel. Sehingga sampel tidak dapat diambil secara random. 3. Peneliti tidak dapat menyediakan tempat khusus untuk responden membaca leaflet. Dalam proses belajar, tempat yang jauh dari kebisingan lebih baik dalam meningkatkan pengetahuan. Namun dikarenakan tidak ada ruangan khusus yang tersedia, maka proses belajar dilakukan di ruang tunggu. Dikarenakan hal tersebut, peneliti tidak dapat mengontrol untuk tidak terjadinya komunikasi antara responden.
64
65
4. Adanya responden yang merasa malas mengisi kuesioner dan membaca leaflet yang diberikan sehingga terdapat beberapa ibu yang mengalami penurunan skor pengetahuan setelah diberikan media leaflet ASI Eksklusif. 6.2.
Gambaran
Karakteristik
Ibu
Hamil
di
Puskesmas
Kecamatan
Pesanggrahan Tahun 2013 Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 60 ibu hamil yang melakukan kunjungan Antenatal di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. Sampel dibagi kedalam dua kelompok yaitu 30 responden menjadi kelompok perlakuan dan 30 reponden menjadi kelompok kontrol. Pada penelitian ini, karakteristik ibu hamil dilihat dari usia, tingkat pendidikan, usia kehamilan, status paritas, dan pekerjaan. Namun terdapat beberapa karakteristik ibu hamil yang diduga menjadi variabel Counfounding terhadap intensi yaitu tingkat pendidikan, status paritas, pekerjaan dan usia. 6.2.1. Tingkat Pendidikan Berdasarkan analisis univariat, diketahui sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan tinggi yaitu memiliki pendidikan terakhir SMA sederajat, D3 dan S1. Pada penelitian ini, responden pada kelompok perlakuan yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 24 orang. Sedangkan pada kelompok kontrol, responden yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 28 orang. Dapat disimpulkan bahwa ibu hamil yang memiliki pendidikan tinggi lebih banyak pada kelompok kontrol. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan
66
berlangsung seumur hidup (Notoadmodjo, 2007). Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan pendidikan formal yang terakhir dimiliki oleh responden. Menurut Notoadmodjo (2007) semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi juga kemampuan seseorang termasuk kemampuan dalam menerima informasi. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti, dkk (2012). Pada penelitian ini, sebagian besar responden dengan pendidikan tinggi mengalami peningkatan pengetahuan pemberian ASI eksklusif setelah diberikan informasi melalui media leaflet. 6.2.2. Status Paritas Berdasarkan analisis univariat, diketahui sebagian besar responden memiliki status primigravida yaitu ibu yang belum memiliki pengalaman merawat anak lebih dari satu kali. Pada kelompok perlakuan, ibu hamil dengan status Primigravida sebanyak 23 orang. Sedangkan ibu hamil dengan status Primigravida pada kelompok kontrol sebanyak 20 orang. Dapat disimpulkan bahwa ibu hamil dengan status primigravida lebih banyak pada kelompok perlakuan. Pada penelitian ini, yang dimaksud dalam status paritas adalah banyaknya anak lahir hidup dari responden. Seorang ibu menyusui memperoleh pengetahuan pemberian ASI eksklusif dapat dari pengalamannya pada saat menyusui anak sebelumnya (Roesli, 2000). Semakin banyak anak lahir hidup dari responden maka semakin
67
banyak pengalaman ibu dalam merawat anak termasuk dalam praktek pemberian ASI eksklusif. Pengalaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoadmodjo, 2007). Pada penelitian ini diketahui sebagian besar ibu hamil memiliki status Primigravida, sehingga dapat dikatakan responden memiliki pengetahuan yang kurang dalam pemberian ASI eksklusif. 6.2.3. Usia Usia mempunyai pengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia seseorang, maka semakin menurun kemampuan seseorang dalam menerima informasi (Notoadmodjo, 2007). Berdasarkan analisis univariat, diketahui sebagian besar ibu memiliki rentang usia dari 20 sampai 36 tahun. Pada kelompok perlakuan, ibu hamil yang memiliki usia 20-36 tahun adalah 26 orang. Sedangkan pada kelompok kontrol, ibu hamil yang memiliki usia 20-36 tahun sebanyak 28 orang. Dapat disimpulkan ibu hamil yang memiliki usia 20-36 tahun lebih banyak pada kelompok kontrol Pada usia tersebut, seorang wanita termasuk kedalam kelompok usia dewasa muda. Pada usia ini, individu dituntut untuk menjalani peran
baru
di
tempat
kerja,
rumah,
dan
masyarakat,
serta
mengembangkan minat, nilai-nilai, dan sikap terkait peran tersebut. Pada tahap ini, seseorang memiliki tingkat kematangan dan kemampuan yang lebih dalam berpikir dan bekerja sehingga pengetahuannya akan semakin berkembang (Kozier, 2010 dalam Kusumawati, 2011).
68
6.2.4. Usia Kehamilan Dari hasil penelitian yang telah didapat, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki usia kehamilan pada trimester ke tiga yaitu 24-40 minggu. Pada usia kehamilan tersebut, pengetahuan yang dimiliki ibu lebih banyak daripada ibu hamil pada trimester awal. Hal tersebut dapat dikarenakan, ibu hamil pada trimester 3 memiliki tuntutan yang lebih besar dalam merawat anak, sehingga ibu akan berusaha menambah pengetahuannya terkait kehamilan maupun cara mengasuh dan merawat anaknya. Selain itu, dapat juga disebabkan jumlah kunjungan antenatal yang lebih banyak. Pada setiap kunjungan, ibu hamil akan berinteraksi dengan petugas kesehatan terutama bidan yang pada setiap kunjungan antenatal terdapat konseling yang dapat menambah pengetahuan ibu mengenai kehamilan sampai pasca persalinan. 6.2.5. Pekerjaan Dari hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Menurut Kurniati dalam Widayanti dan Maryatun (2012), status pekerjaan seseorang dapat berpengaruh terhadap kesempatan dan waktu yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan. Ibu yang mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga memiliki banyak waktu yang luang, hal tersebut tentu dapat membuat ibu bisa mendapatkan lebih banyak pengetahuan melalui media seperti TV, radio, media cetak, selain itu dapat juga diperoleh melalui lingkungan sosial seperti tetangga.
69
Selain memiliki kesempatan lebih dalam menambah pengetahuan, ibu rumah tangga memiliki kesempatan lebih besar dalam melakukan praktik pemberian ASI eksklusif. Namun berdasarkan laporan tahunan Suku Dinas Jakarta Selatan tahun 2011 dalam Septiani (2012), cakupan ASI eksklusif di kecamatan Pesanggrahan masih kurang dari target (51,2%). Hal tersebut dapat disebabkan karena pengetahuan ibu yang kurang dan faktor kepercayaan seperti mitos perubahan bentuk payudara setelah menyusui dan keyakinan ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI yang terlalu dini. 6.3. Gambaran Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Hamil 6.3.1. Gambaran Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Hamil Pada Kelompok Kontrol Pada kelompok kontrol diberikan perlakuan berupa pemberian media placebo. Media merupakan perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, dkk. 2010). Pesan yang diberikan pada kelompok kontrol merupakan materi mengenai pengaturan gizi untuk ibu hamil yang sehat maupun yang sakit. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui rata-rata skor pengetahuan ASI eksklusif sebelum diberikan perlakuan adalah 71,8. Sedangkan rata-rata skor pengetahuan ASI eksklusif sesudah diberikan perlakuan adalah 76,27. Peningkatan skor pengetahuan pada kelompok kontrol disebabkan oleh lingkungan yang mendukung terjadinya komunikasi antara responden. Pada saat penelitian berlangsung, peneliti tidak dapat mencegah untuk terjadinya diskusi antara responden. Hal tersebut
70
disebabkan lingkungan yang kurang efektif untuk proses belajar sehingga peneliti tidak dapat mengontrol responden secara keseluruhan. Salah satu yang dapat mempengaruhi proses komunikasi adalah lingkungan (Sadiman,dkk., 2010). Lingkungan yang baik untuk proses belajar adalah lingkungan yang tidak bising, nyaman baik dari temperatur maupun disain tempat belajar dan pencahayaan yang nyaman untuk belajar (Mashudi,2012). Pada saat penelitian, peneliti tidak dapat menyediakan tempat belajar yang efektif untuk belajar. Sehingga penelitian dilaksanakan pada ruang tunggu pelayanan KIA. Pada saat penelitian berlangsung, tempat pelaksanaan penelitian dikunjungi banyak pasien yang berkunjung baik dari KIA maupun dari pasien kontrol pada ruang bersalin. Sehingga peneliti tidak dapat mengontrol untuk tidak terjadinya diskusi antara responden. 6.3.2. Gambaran Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Hamil Pada Kelompok Perlakuan Pada kelompok perlakuan, responden diberikan perlakuan berupa pemberian media leaflet mengenai 10 materi pemberian ASI eksklusif. Materi tersebut mengenai penanganan bayi sakit, waktu diberikannya ASI, Manfaat ASI untuk menguruskan badan, mitos perubahan bentuk payudara, pengertian kolostrum, penanganan ibu yang belum keluar ASI, bahaya susu formula, bahaya penggunaan sabun dan alkohol pada payudara, penanganan masalah radang payudara dan penanganan pemberian ASI pada ibu bekerja.
71
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui rata-rata skor pengetahuan ASI eksklusif sebelum diberikan perlakuan adalah 64,63. Sedangkan rata-rata skor pengetahuan ASI eksklusif sesudah diberikan perlakuan adalah 77,9. Hal tersebut menunjukkan terdapat peningkatan rata-rata skor sebesar 13,27. Pada sub-bab sebelumnya telah diketahui peningkatan rata-rata skor pengetahuan pada kelompok kontrol sebesar 4,47. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perubahan rata-rata skor pengetahuan yang besar antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Menurut Notoadmodjo (2007), seseorang yang terpapar informasi mengenai suatu topik tertentu akan memiliki pengetahuan yang lebih banyak daripada yang tidak terpapar informasi. Pemberian media leaflet merupakan salah satu metode untuk meningkatkan pengetahuan dengan melalui tulisan-tulisan dan gambar mengenai suatu materi. Dalam penelitian ini, informasi diberikan melalui media leaflet. Responden diminta membaca leaflet tersebut selama 3-5 menit. Setelah selsai membaca, peneliti kembali mengukur pengetahuan responden mengenai Pemberian ASI eksklusif. Sehingga dapat disimpulkan, seseorang yang terpapar suatu materi akan mengalami peningkatan pengetahuan yang lebih besar daripada seseorang yang tidak terpapar informasi. 6.4. Gambaran Intensi Pada Kelompok Kontrol Dan Perlakuan Berdasarkan hasil univariat, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki intensi negatif yaitu ibu bernia memberikan pisang, madu dan air
72
putih pada anak yang dikandungnya sebelum anaknya berusia ≤ 6 bulan. Pada kelompok kontrol, responden yang menjawab tidak berniat sebanyak 17 orang, sedangkan pada kelompok perlakuan sebanyak 21 orang. Dapat disimpulkan bahwa responden yang tidak berniat memberikan ASI eksklusif lebih banyak pada kelompok perlakuan daripada kelompok kontrol Hal tersebut dapat dikarenakan, saat penelitian berlangsung terdapat beberapa hambatan dalam proses pembelajaran dengan media leaflet. Menurut Sadiman, dkk. (2010), terdapat beberapa hambatan dalam berkomunikasi seperti hambatan psikologis, fisik, kultural, dan hambatan lingkungan. Hambatan yang terjadi pada penelitian ini berasal dari kultural dan lingkungan. Hambatan kultural yang terjadi adalah adanya kepercayaan untuk memberikan makanan pendamping ASI dini. Sedangkan hambatan lingkungan yaitu lingkungan yang bising sehingga tidak mendukung untuk terjadinya proses belajar yang efektif. Hambatan-hambatan tersebut menyebabkan seseorang yang mendapatkan penambahan pengetahuan belum tentu akan memiliki niat untuk memberikan ASI eksklusif pada anak yang sedang dikandungnya. 6.5. Pengaruh Media Leaflet terhadap Perubahan Pengetahuan ASI Eksklusif Berdasarkan hasil statistik didapatkan bahwa adanya pengaruh dari media leaflet terhadap perubahan pengetahuan mengenai pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian yang sama juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan Munawaroh, dkk. (2010). Berdasarkan penelitian tersebut, media leaflet efektif dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan.
73
Dalam Notoadmodjo (2007), media dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan, dengan peningkatan pengetahuan diharapkan adanya perubahan perilaku ibu hamil yaitu pemberian ASI eksklusif. Media merupakan alat bantu dalam proses pendidikan. Media memiliki manfaat untuk merangsang minat sasaran pendidikan, mengatasi keterbatasan waktu, tempat, bahasa dan daya indera dari sasaran pendidikan, mengatasi sikap pasif sasaran pendidikan dan dapat memberikan rangsangan, pengalaman serta menimbulkan persepsi yang sama, mendorong keinginan sasaran untuk mengetahui, mendalami, dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik serta merangsang sasaran untuk meneruskan pesan-pesan kepada orang lain (Suiraoka dan Supariasa, 2012). Dalam Notoadmodjo (2007), pemberian informasi secara formal maupun nonformal dapat meningkatkan pengetahuan. Pemberian media leaflet merupakan salah satu pemberian informasi non formal yang sering digunakan dalam pendidikan kesehatan. Leaflet merupakan selembar kertas yang dilipatlipat, berisi tulisan cetak dan beberapa gambar tertentu tentang suatu topik khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu (Suiraoka dan Supariasa, 2012). Media leaflet dapat diperoleh dengan mudah serta efektif digunakan sebagai media informasi. Sebagai media informasi, gambar atau foto haruslah dipilih atau digunakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya gambar atau foto dapat membangkitkan motivasi dan minat untuk membantu menafsirkan serta mengingat pesan yang berkenaan dengan gambar atau fotofoto tersebut.
74
Penggunaan media leaflet ASI eksklusif dapat diberikan saat pelayanan antenatal di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. Pelayanan antenatal dibagi menjadi 2 yaitu diluar ruangan untuk pemeriksaan Tekanan darah dan Antropometri dan dalam ruangan untuk konseling, pemeriksaan denyut jantung janin dan pemberian suntik TT. Leaflet dapat diberikan saat ibu melakukan pemeriksaan diluar ruangan dan dapat dibaca saat ibu sedang menunggu pemeriksaan didalam ruangan. Berdasarkan hasil observasi, waktu yang tersedia untuk membaca leaflet tersebut adalah sekitar 5-10 menit. Hal tersebut lebih dari waktu yang dibutuhkan untuk membaca leaflet sekali, sehingga ibu hamil dapat membaca lebih dari satu kali dan dapat lebih memahami materi leaflet. Selain itu, agar hasil belajar lebih efektif ibu dapat menanyakan materi yang kurang jelas saat berlangsungnya konseling. Dalam penggunaan media leaflet di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan perlu dilakukan perencanaan produksi. Perencanaan produksi merupakan suatu sistem terdiri dari input proses dan output (Malik, 2010). Input dari perencanaan leaflet ini adalah data ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan pada tahun 2011. Diketahui berdasarkan profil Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan tahun 2011 jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan sebanyak 504 orang. Sehingga ouput dari perencanaan ini adalah leaflet yang dicetak sebanyak kurang lebih 500 lembar / tahun. Berdasarkan hasil univariat, diketahui sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga. Leaflet merupakan media yang dapat dibaca saat santai di rumah, mudah dibawa dan sangat ekonomis. Sehingga media ini dapat dibaca saat ibu
75
sedang santai dan materinya dapat didiskusikan dengan ibu-ibu lain saat sedang berkumpul. 6.6. Pengaruh Perubahan Pengetahuan Terhadap Intensi Pemberian ASI Eksklusif Untuk mengetahui adanya pengaruh dari perubahan pengetahuan terhadap intensi dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil uji statistik, didapatkan bahwa terdapat pengaruh dari perubahan pengetahuan terhadap intensi pemberian ASI ekskluisf pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2013. Hal tersebut menujukkan adanya pengaruh dari pemberian leaflet terhadap intensi pemberian ASI eksklusif. Walaupun sebagian besar responden memiliki intensi negatif namun hasil statistik menunjukkan terdapat pengaruh dari perubahan pengetahuan terhadap intensi. Hasil penelitian ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Stuebe dan Bonuck (2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Stuebe dan Bonuck (2011), diketahui bahwa intensi pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang. Selain itu, dalam penelitian tersebut juga dihasilkan bahwa intervensi mengenai ASI eksklusif saat kehamilan dapat meningkatkan intensi dan durasi pemberian ASI eksklusif. Selain uji pengaruh dilakukan juga uji multivariat untuk mengetahui variabel
counfounding
dari
intensi.
Variabel
yang
diduga
menjadi
counfounding adalah tingkat pendidikan, status paritas, pekerjaan dan usia. Berdasarkan hasil statistik, diketahui bahwa keempat variabel tersebut tidak menjadi counfounding terhadap variabel intensi.
76
Berdasarkan hasil statistik didapatkan bahwa tingkat pendidikan tidak menjadi variabel counfounding terhadap intensi. Hal tersebut tidak sejalan dengan teori yaitu semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin besar intensi ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Perbedaan tersebut dapat disebabkan karena jumlah responden yang memiliki pendidikan tinggi lebih banyak pada kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol, responden dengan tingkat pendidikan tinggi tidak menerima informasi sehingga tidak terjadi perubahan pengetahuan yang besar. Dapat disimpulkan bahwa tidak semua ibu hamil yang memiliki pendidikan tinggi akan memiliki intensi untuk memberikan ASI Eksklusif karena tidak semua orang dengan pendidikan tinggi akan menerima informasi mengenai ASI eksklusif. Berdasarkan hasil statistik status paritas, pekerjaan dan usia juga tidak menjadi variabel counfounding terhadap intensi. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden dengan status multigravida (52,9%), ibu rumah tangga (65,2) dan responden dengan usia 20-36 tahun (64,8%) memiliki niat untuk memberikan air, madu dan pisang pada anaknya sebelum anaknya berusia 6 bulan. Hal tersebut dapat disebabkan karena ibu tidak memiliki keyakinan untuk memberikan makanan ASI saja pada anaknya sampai usia 6 bulan. Intensi menurut Fishbein dan Ajzen (1975), merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan perilaku tertentu. Dalam Teori Reaction Action, Ajzen (1980) dalam Azwar (2007) menyatakan bahwa seseorang dapat melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tergantung dari niat yang dimiliki oleh orang tersebut. Niat tersebut
77
dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan kepercayaan (Ajzen, 1980 dalam Azwar,2007). Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh penelitian dengan topik serupa yang belum dapat dipublikasikan pada ibu menyusui di wilayah Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan, diketahui bahwa penyebab rendahnya pemberian ASI eksklusif di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan adalah pengalaman indvidu, pengalaman orang lain, dan kepercayaan diri ibu dalam perilaku pemberian ASI eksklusif. Selain itu, diketahui juga bahwa pengetahuan ibu menyusui mengenai ASI eksklusif masih kurang tepat. Hal tersebut sejalan dengan teori dari Ajzen (1980) dalam Azwar (2007). Menurut Ajzen (1980) dalam Azwar (2007), pengetahuan yang baik dapat membentuk keyakinan yang baik. Keyakinan yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi sikap seseorang terhadap perilaku. Keyakinan tersebut akan mempengaruhi sikap seseorang apakah perilaku tersebut menghasilkan sesuatu yang diinginkan atau tidak diinginkan. Selanjutnya, keyakinan yang bersifat normatif (yang diharapkan oleh orang lain) dan motivasi untuk bertindak sesuai harapan normatif akan membentuk norma subjektif dalam diri individu. Disamping itu, terdapat kontrol perilaku yang ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya melakukan perilaku tertentu. Oleh karena itu diperlukan penambahan pengetahuan sebagai awal dalam pembentukan perilaku pemberian ASI eksklusif.
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1. Simpulan 1. Adanya pengaruh pemberian media leaflet terhadap perubahan pengetahuan mengenai pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. 2. Terdapat pengaruh dari perubahan pengetahuan terhadap intensi pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. 3. Tidak adanya variabel counfounding terhadap Intensi pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. 7.2. Saran 1. Penggunaan media leaflet ASI eksklusif dapat diberikan pada pelayanan antenatal di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. Leaflet dapat diberikan saat ibu melakukan pemeriksaan tekanan darah dan berat badan. Leaflet tersebut dapat dibaca oleh ibu saat ibu sedang menunggu panggilan untuk pemeriksaan selanjutnya yaitu pemeriksaan detak jantung janin, pemberian suntik TT dan konseling. Sehingga ibu dapat menanyakan materi leaflet yang kurang jelas pada saat konseling. 2. Penggunaan media leaflet ASI eksklusif ini tidak hanya digunakan pada pelayanan antenatal, namun dapat digunakan pada kegiatan-kegiatan luar puskesmas seperti penyuluhan di sekolah-sekolah, posyandu dan kegiatankegiatan lain yang berkaitan dengan ASI eksklusif.
78
79
3. Perlu dilakukan perencanaan tahunan dalam memproduksi leaflet ASI eksklusif yang disesuaikan dengan jumlah rata-rata ibu hamil setiap tahun yaitu sekitar 500 lembar / tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah,Diana Nur.2007. Faktor Yang Berperan Dalam Kegagalan Praktik Pemberian ASI Eksklusif . Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang . Diakses Melalui http%3A%2F%2Feprints.undip.ac.id . Pada Tanggal 5 April 2013. Pukul 19.20 WIB Ajzen, I, dan Fishbein, M. 1975. Belief, Attitude, Intentions and Behavior: an introduction to theory and research. California: Addison-Wesley Publishing Company, Inc. Ajzen. 2005, Attitudes, Personality and Behavior, (2nd edition), Berkshire, UK:Open University Press-McGraw Hill Education Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi Ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ernawati, Aeda.2006. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi, Higiene Sanitasi Lingkungan, Tingkat Konsumsi Dan Infeksi Dengan Status Gizi Anak Usia 2-5 Tahun Di Kabupaten Semarang Tahun 2003. Tesis Program Pascasrjana Universitas Diponegoro, Semarang. Diunduh melalui http://eprints.undip.ac.id/15214/1/Aeda_Ernawati.pdf . Pada tanggal 15 Agustus 2013. Pukul 8.45 WIB Fadilah, Syaiful, Dkk.2012. Korelasi Tingkat Gejala Adiksi Internet dengan Tingkat Gejala Depresi pada Laki-laki Pengguna Warnet di Surabaya. Diunduh melalui http://journal.unair.ac.id/filerPDF/ADIKSI%20INTERNET%20DAN%20GEJ ALA%20DEPRESI_Syaiful.pdf . Pada Tanggal 12 September 2012. Pukul 22.10 WIB Hikmawati, Isna.2008. Faktor - Faktor Risiko Kegagalan Pemberian ASI Selama Dua Bulan. Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Diakses melalui http%3A%2F%2Feprints.undip.ac.id . Pada Tanggal 5 Mei 2013. Pukul 19.12 WIB Jogiyanto.2007, Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi Offset Kemenkes RI,1995. Modul Manajemen Laktasi. Direktorat Jenderal Pelatanan Medik. Jakarta _________,2005. Petunjuk Praktis Bzgi Kader Dalam Mendampingi Ibu Menyusui. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta
___________,2008. Pemberdayaan Perempuan Dalam peningkatan Pemberian ASI. Jakarta ___________,2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta Kusumawati, Ni Nengsih.2011. Gambaran Tingkat pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Metode Kanguru di RSAB Harapan Kita. Skripsi Fakultas Keperawatan Program Sarjana Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia. Depok. Diunduh melalui http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334269S44114-Gambaran%20tingkat.pdf . Pada tanggal 22 Agustus 2013. Pukul 07.45 WIB Lestari, Ade, dkk.2012. Motivasi Ibu Bekerja Dalam Memberikan Asi Eksklusif di PT Dewhirst Men’s Wear aIndonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran. Diunduh melalui http%3A%2F%2Fjurnal.unpad.ac.id % . Pada Tanggal 13 September 2013. Pukul 08.45 WIB. Lucie, S.2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor :Ghalia Indonesia Malik, Alfian,2010. Pengantar Bisnis Jasa Pelaksana Konstrusks.Yogyakarta: C.V. Andi Offset Munawaroh,Siti dan Sulistyorini, Anik.2010. Efektifitas Metode Ceramah Dan Leaflet Dalam Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas Di SMA Negeri Ngrayun. Diunduh melalui http://lib.umpo.ac.id/gdl/files/disk1/4/jkptumpo-gdl-sitimunawa-174-1-efektifis.pdf . Pada tanggal 28 April 2013 Pukul 13.20 WIB Nainggolan, Mindo. 2009. Pengetahuan Ibu Primigravida Mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas dan kUantitas ASI di Puskesmas Simalingkar Medan. Skripsi Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara. Medan. Diunduh melalui http%3A%2F%2Ffemale.store.co.id. Pada tanggal 22 Juli 2013 Pukul 13.01 WIB Notoadmodjo,Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta: PT Rineka Cipta. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011 Profil Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan tahun 2011 Rahmawati, Ros.2008. Pengaruh Konseling ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil Trimester Ketiga Terhadap Penyusuan Dini dan Pemberian Kolostrum. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Diunduh melalui http%3A%2F%2Fetd.ugm.ac.id . Pada tanggal 22 April 2013. Pukul 12.24 WIB
Rakhmadian,Kahfi,dkk.2012. Pengetahuan dan Sikap Tentang Kehamilan Risiko Tinggi Pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Fajar Sebelum dan Sesudah Penyuluhan . Artikel Penelitian, Fakultas Kedokteran Universitas Riau , diakses melalui http%3A%2F%2Frepository.unri.ac.id. Pada tanggal 4 Me1 2013. Pukul 21.54 WIB Roesli,Utami.2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta :Trubus Agriwidya Sadiman, Arief S.,dkk. 2010. Media Pendidikan, Pendidikan, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Septiani,Irda. 2012. Gambaran Kesenjangan Antara Kebutuhan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Pemberian Pengetahuan Oleh Bidan Terkait Asi Eksklusif Di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012. Skripsi Peminatan Gizi, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Soetjiningsih.1997.ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta :EGC. Stuebe, Alison M dan Bonuck, Karen. 2011. What Predicts Intent to Breastfeed Exclusively? Breastfeeding Knowledge, Attitudes, and Beliefs in a Diverse Urban Population. Jurnal Breastfeeding Medicine. Volume 6 (6). Diunduh melalui http://pubmedcentralcanada.ca/pmcc/articles/PMC3263301/. Pada tanggal 22 Juli 2013. Pukul 12.40 WIB. Subargus,Amin.2011. Promosi Kesehatan Melalui Masyarakat. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Pendidikan
Kesehatan
Sudjana,Nana.1989.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Sinar Baru Bandung Sulisnadewi, N.K. 2011. Efektivitas Pendidikan Kesehatan Keluarga Terhadap Peningkatan Kemampuan Ibu dalam Merawat Anak Diare di RSUP Sanglah dan RSUD Wangaya Denpasar. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan, Progra Magister Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia. Diakses melalui http%3A%2F%2Flontar.ui.ac.id . Pada tanggal 1 Mei 2013. Pukul 15.21 WIB. Sulistyoningsih, Hariyani.2011.Gizi untuk kesehatan ibu dan anak.Yogyakarta:Graha Ilmu Supardi,Sudibyo.2002.Pengaruh metode ceramah dan media leaflet terhadap perilaku pengobatan sendiri yang sesuai dengn aturan untuk keluhan demam, sakit kepala, batuk, dan pilek. Disertasi Program Pascasarjana FKM UI Susanti, Mega T. dkk.,2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi terhadap Pengetahuan dan Sikap Mengelola Hipertensi di Puskesmas Pandanan Semarang. Diakses melalui http%3A%2F%2Fejournal.stikestelogorejo.ac.id . Pada tanggal 20 Agustus 2013. Pukul 06.30 WIB
Syafar, Muhammad dan Rachman, Watief A. 2011. Riset Formatif Psp Asi Ekslusif Suku Makassar Sulawesi Selatan 2011. Jurnal Promosi Kesehatan Nusantara Indonesia. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar. Diunduh melalui http%3A%2F%2Frepository.unhas.ac.id . Pada tanggal 13 September 2013. Pukul 09.46 WIB Tarigan, Ingan U. dan Aryastami NK. 2010. Pengetahuan, Sikap dan Perilku Ibu Bayi Terhadap Pemberian ASI Eksklusif. Diunduh melalui http%3A%2F%2Fejournal.litbang.depkes.go.id. Pada tanggal 13 September 2013 Pukul 8.23.WIB. Undang-Undang Republik Indonesia. No. 36 Tahun 2009. Diunduh melalui www.hukumonline.com. Pada tanggal 22 April 2013. Pukul 12.01 WIB Widayanti, Siti Nur dan Maryatun. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Dengan Status Kelengkapan Imunisasi Polio di wilayah kerja Puskesmas Tanon Sragen. GASTER Vol.9 No.2 Agustus 2012. Diakses melalui www.jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id . Pada Tanggal 22 Agustus 2013. Pukul 8.05 WIB Wulandari, Melli. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Makanan Prelakteal Pada Bayi Baru Lahir di Desa Supat Timur Kabupaten Musi Banyu Asin Sumatera Selatan Tahun 2011. Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Jakarta.
INFORMED CONSENT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Assalamualaikum Wr.Wb Perkenalkan nama saya Nur Syamsiyah mahasiswi S1 angkatan 2009 peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Saya bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Media Leaflet terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Intensi Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013”. Penelitian ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam penyelesaian studi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat. Saya berharap Ibu bersedia untuk menjadi responden dan mengisi kuesioner yang akan diberikan peneliti. Semua informasi yang ibu berikan akan terjamin kerahasiannya. Setelah Ibu membaca maksud dari pelaksanaan penelitian ini, maka saya mohon untuk mengisi nama dan tanda tangan dibawah ini : Saya setuju untuk ikut serta dalam peneltian ini : Nama
:
Tanda Tangan
:
Terimakasih atas kesediaan ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini
KUESIONER PENELITIAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nama : 2. Umur : ……… Tahun 3. Usia kehamilan : ........... Minggu 4. Jumlah Anak Lahir Hidup : ........... Orang 5. Alamat : 6. No.Telfon : 7. Pendidikan terakhir : 8. Pekerjaan : 9. Penghasilan keluarga/bulan : KUESIONER PENELITIAN
A. Pengetahuan Berilah tanda checklist
PADA SALAH SATU jawaban benar atau salah Isilah
kolom di bawah ini. KUESIONER PENELITIAN (1) No 01
Item Pernyataan Jika bayi usia 0-6 bulan sakit ringan, ibu cukup memberi ASI untuk mengobatinya.
02
ASI diberikan kapan saja kepad bayi usia 0-6 bulan tanpa perlu dijadwalkan.
03
Memberikan ASI saja saat lahir hingga berusia 6 bulan dapat mmenyebabkan ibu menjadi gemuk.
04
Menyusui dapat merubah bentuk payudara ibu
05
Kolostrum adalah ASI yang dihasilkan pada hari keempat setelah bayi lahir.
06
Sabun dan alkohol juga dapat digunakan untuk membersihkan payudara.
07
Susu formula dapat melengkapi zat gizi bayi usia 0-6 bulan
08
Jika ASI belum keluar,maka ibu bolehmemberikan susu botol kepada bayi saat berusia 0-6 bulan.
09
Jika terjadi radang payudara, puting lecet, pemberian ASI harus dihentikan
10
Ibu yang bekerja diluar rumah tidak diharuskan memberikan ASI kepada bayi saat berusia 0-6 bulan.
11
ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja sejak lahir hingga bayi berusia enam bulan.
Alternatif Jawaban Benar
Salah
12
Memberi ASI saja kepada bayi usia 0-6 bulan dapat mencegah berat badan ibu kembali seperti sebelum hamil.
13
Kolostrum berwarna kuning sehingga harus dibuang.
14
Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh sehingga dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit.
15
Membersihkan payudara dapat dilakukan dengan menggunakan air hangat kemudian mengeringkannya.
Sumber : Septiani,2012
B. Intensi Lingkarilah SALAH SATU jawaban yang sesuai dengan keingingan ibu: KUESIONER PENELITIAN (2)
1. Apa yang ibu rencanakan untuk diberikan dalam satu minggu pertama kelahiran pertama? a. Hanya ASI b. Hanya Susu formula c. ASI dan Susu Formula 2. Pada usia berapa, anak ibu diberikan makanan/minuman selain ASI untuk pertama kali? a. < 1 bulan b. 1-2 bulan c. 3-4 bulan d. 5-6 bulan e. 7-9 bulan f. > 9 bulan 3. Apakah ibu berniat memberikan air putih pada bayi sebelum ia berusia 6 bulan? a. Ya b. Tidak 4. Apakah ibu berniat memberikan madu pada bayi sebelum ia berusia 6 bulan? a. Ya b. Tidak 5. Apakah ibu berniat memberikan pisang pada bayi sebelum ia berusia 6 bulan? a. Ya b. Tidak Sumber : Stuebe dan Bonuck (2011)
ATASI KESULITAN DALAM MENYUSUI ! PUSTAKA BANYAK PENDAPAT BAHWA TIDAK DAPAT MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF SAAT RADANG PAYUDARA,PUTING LECET MAUPUN SAAT IBU BEKERJA :
JAWABANNYA:
Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.
TIDAK BENAR. SAAT TERJADI RADANG PAYUDARA ATAU PUTING LECET, ATAU SAAT IBU INGIN BEKERJA BERIKANLAH ASI YANG DIPERAH. DAPAT DIBUNGKUS DENGAN
PLASTIK ES BERSIH ATAU DIMASUKKAN KE DALAM TERMOS . ASI PERAH DAPAT BERTAHAN 6-8 JAM DI UDARA BEBAS, 24 JAM DITARUH DI ATAS BATU ES DALAM TERMOS, 48 JAM DALAM LEMARI ES, DAN 3-6 BULAN DALAM FREEZER. MANFAATKAN WAKTU ISTIRAHAT ATAU MENJELANG PULANG UNTUK MEMERAH ASI.
6
ASI EKSLUSIF ENAM BULAN SAJA
ASI Eksklusif adalah pemberian hanya asi saja sejak lahir hingga bayi berusia enam bulan
ASI DIBERIKAN KAPAN SAJA KEPADA BAYI USIA 0-6 BU-
KOLOSTRUM
LAN TANPA EPRLU DIJADWALKAN
ASI EKSLUSIF TIDAK HANYA PENTING BUAT BAYI, TAPI JUGA BER MANFAAT BUAT IBU
HINDARI PENGGUNAAN SABUN, ALKOHOL ATAU
DENGAN ISAPAN BAYI PADA PUTING IBU DAPAT
LAINNYA DI AREA PUTING KARENA AKAN
MENGEMBALIKAN BERAT BADAN IBU
MEMBUATNYA KERING, IRITASI ATAU LECET. !!!
SEPERTI SEBELUM HAMIL
KETIKA BAYI SAKIT RINGAN,CUKUP DENGAN MEMBERIKAN ASI SUDAH DAPAT
*KOLOSTRUM ADALAH ASI YANG KELUAR PADA SAAT
JIKA ASI BELUM KELUAR JANGAN DIBERI SUSU FORMULA !
KELAHIRAN SAMPAI HARI KE-4 ATAU KE-7 ( BERUPA CAIRAN BERWARNA KUNING ).
MEMBANTU MENGOBATI PENYAKITNYA
*MENGANDUNG ZAT KEKEBALAN TUBUH UNTUK MELINDUNGI BAYI DARI BERBAGAI PENYAKIT INFEKSI DAN MENCEGAH ALERGI
MITOS :MENYUSUI MENGUBAH
CARA MERAWAT PUTING SUSU
BENTUK PAYUDARA IBU SEBENARNYA, PROSES KEHAMILAN-
BESIHKANLAH PUTING SUSU
LAH YANG MENGUBAH BENTUK
DENGAN
PAYUDARA. SELAMA HAMIL. HOR-
MENGOMPRES SAMPAI DAERAH
MENGISI PAYUDARA. SELAIN KEPERUBAHAN
OLEH FAKTOR KETURUNAN, DAN ADANYA PENAMBAHAN BERAT BADAN SAAT HAMIL.
SEKITAR PUTING SUSU YANG
ITU
SEBENARNYA DIPENGARUHI JUGA
HANGAT,
GUNAKAN BABY OIL UNTUK
MON PEMBENTUK ASI AKAN MULAI
HAMILAN,
AIR
BERWARNA LEBIH GELAP SELAMA 2-3 MENIT. UNTUK MEMBERSIHKAN KERAK ATAU KOTORAN
YANG
MENEMPEL,
SETELAH
SELESAI,
PAYUDARA DENGAN HANDUK AGAR TIDAK LEMBAB.
LAP
REFLEKS ISAP PADA MULUT BAYI SUDAH MULAI MUNCUL SEJAK 30 MENIT SAMPAI 1 JAM PERTAMA IA DILAHIRKAN. KARENANYA, JADIKANLAH SAAT ITU WAKTU YANG TEPAT UNTUK BELAJAR MENYUSU.SEHINGGA ,SUPLAI ASI DI PAYUDARA PUN AKAN BERTAMBAH. KARENA RANGSANGAN PERTAMA PADA PUTING IBU MEMBUAT HORMON DALAM TUBUH BEKERJA UNTUK MEMPRODUKSI ASI.
HINDARI SUSU FORMULA (SUSU SAPI,DAN SEJENISNYA)
INGAT !!! “ASI PERTAMA YANG BERWARNA KUNING (KOLOSTRUM) JANGAN DIBUANG !!!”
Generated by CamScanner from intsig.com
Generated by CamScanner from intsig.com
OUTPUT ANALISIS DATA
1. Karakteristik Responden Kelompok Perlakuan Usia Frequencies Statistics usia N
Valid
30
Missing
0
Mean
29.20
Median
28.50 26a
Mode Std. Deviation
5.281
Minimum
20
Maximum
38
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Kelompok usia Frequency Percent Valid 20-36
Valid Percent
Cumulative Percent
26
86.7
86.7
86.7
>36
4
13.3
13.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Pendidikan Pendidikan Frequency Percent Valid rendah
Valid Percent
Cumulative Percent
6
20.0
20.0
20.0
tinggi
24
80.0
80.0
100.0
Total
30
100.0
100.0
Usia Kehamilan Trimester Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1
2
6.7
6.7
6.7
2
6
20.0
20.0
26.7
3
22
73.3
73.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Status pekerjaan Pekerjaan Frequency Percent Valid bekerja
Valid Percent
Cumulative Percent
6
20.0
20.0
20.0
tidak bekerja
24
80.0
80.0
100.0
Total
30
100.0
100.0
Status Paritas Status paritas Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid primigavrida
23
76.7
76.7
76.7
multigravida
7
23.3
23.3
100.0
30
100.0
100.0
Total
2. Karakteristik Responden Kelompok Kontrol Usia Statistics usia N
Valid
30
Missing
0
Mean
28.87
Median
29.50
Mode
34
Std. Deviation
4.812
Minimum
20
Maximum
38
Kelompok usia Valid Percent
Frequency Percent Valid 20-36
Cumulative Percent
28
93.3
93.3
93.3
> 36
2
6.7
6.7
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tingkat Pendidikan Pendidikan Frequency Percent Valid Rendah
Valid Percent
Cumulative Percent
2
6.7
6.7
6.7
Tinggi
28
93.3
93.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Usia Kehamilan Trimester Valid Percent
Frequency Percent
Cumulative Percent
Valid 1
3
10.0
10.0
10.0
2
10
33.3
33.3
43.3
3
17
56.7
56.7
100.0
Total
30
100.0
100.0
Status Pekerjaan Pekerjaan Frequency Percent Valid bekerja
Valid Percent
Cumulative Percent
8
26.7
26.7
26.7
tidak bekerja
22
73.3
73.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Status Paritas Status paritas Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid primigravida
20
66.7
66.7
66.7
multigravida
10
33.3
33.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
3. Uji Normalitas Explore Descriptives Statistic Std. Error pre
Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean
64.63 Lower Bound
58.07
Upper Bound
71.20 65.15
3.210
Median
67.00
Variance
309.068
Std. Deviation
post
17.580
Minimum
27
Maximum
93
Range
66
Interquartile Range
27
Skewness
-.245
.427
Kurtosis
-.825
.833
Mean
77.90
2.746
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
72.28
Upper Bound
83.52
5% Trimmed Mean
78.28
Median
80.00
Variance
226.162
Std. Deviation
15.039
Minimum
47
Maximum
100
Range
53
Interquartile Range
26
Skewness
-.286
.427
Kurtosis
-.798
.833
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
usia
.091
60
prepost
.189
60
Statistic
df
Sig.
*
.966
60
.097
.000
.917
60
.001
.200
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
4. Gambaran Pengetahuan Pada Kelompok Perlakuan Explore Case Processing Summary Cases Valid N
Percent
Missing N
Total
Percent
N
Percent
pre
30
100.0%
0
.0%
30
100.0%
post
30
100.0%
0
.0%
30
100.0%
Descriptives Statistic Std. Error pre
Mean 95% Confidence Interval for Mean
64.63 Lower Bound
58.07
Upper Bound
71.20
5% Trimmed Mean
65.15
Median
67.00
Variance
309.068
Std. Deviation
post
3.210
17.580
Minimum
27
Maximum
93
Range
66
Interquartile Range
27
Skewness
-.245
.427
Kurtosis
-.825
.833
Mean
77.90
2.746
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
72.28
Upper Bound
83.52
5% Trimmed Mean
78.28
Median
80.00
Variance Std. Deviation Minimum
226.162 15.039 47
Maximum
100
Range
53
Interquartile Range
26
Skewness
-.286
.427
Kurtosis
-.798
.833
5. Gambaran Pengetahuan Pada Kelompok Kontrol Case Processing Summary Cases Valid N
Percent
Missing N
Total
Percent
N
Percent
skorpre
30
100.0%
0
.0%
30
100.0%
skorpost
30
100.0%
0
.0%
30
100.0%
Descriptives Statistic Std. Error skorpre
Mean 95% Confidence Interval for Mean
71.80 Lower Bound
67.08
Upper Bound
76.52
5% Trimmed Mean
72.00
Median
73.00
Variance
2.310
160.097
Std. Deviation
12.653
Minimum
47
Maximum
93
Range
46
Interquartile Range
22
Skewness
-.191
.427
Kurtosis
-1.025
.833
76.27
1.888
skorpost Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean
Lower Bound
72.41
Upper Bound
80.13 76.50
Median
76.50
Variance
106.892
Std. Deviation
10.339
Minimum
53
Maximum
93
Range
40
Interquartile Range
20
Skewness
-.262
.427
Kurtosis
-.631
.833
6. Gambaran Intensi pada kelompok Kontrol dan Perlakuan
Kelompok kontrol
Frequencies Statistics intensi N
Valid
30
Missing
0
intensi Frequency Percent Valid tidak
Cumulative Percent
17
56.7
56.7
56.7
ya
13
43.3
43.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Kelompok Perlakuan
Frequencies Statistics intensi N
Valid Percent
Valid Missing
30 0
Intensi Valid Percent
Frequency Percent Valid tidak
21
70.0
70.0
70.0
9
30.0
30.0
100.0
30
100.0
100.0
ya Total
Cumulative Percent
7. Pengaruh Media Leaflet Terhadap Perubahan Pengetahuan
Group Statistics perlakuan prepost
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
kontrol
30
4.47
9.944
1.815
perlakuan
30
13.27
15.106
2.758
NPar Tests Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N perlakuan prepost
Mean Rank Sum of Ranks
Negative Ranks
38a
38.13
1449.00
Positive Ranks
22b
17.32
381.00
Ties
0c
Total
60
a. perlakuan < prepost b. perlakuan > prepost c. perlakuan = prepost Test Statisticsb perlakuan prepost Z Asymp. Sig. (2tailed)
-3.936a .000
a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
8. Pengaruh Perubahan Pengetahuan Terhadap Intensi Group Statistics intensi
N
prepost tidak ya
Std. Deviation
Mean
Std. Error Mean
38
9.13
13.865
2.249
22
8.41
12.960
2.763
Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N intensi - prepost Negative Ranks Positive Ranks
Mean Rank Sum of Ranks 38a
38.13
1449.00
22b
17.32
381.00
Ties
0c
Total
60
a. intensi < prepost b. intensi > prepost c. intensi = prepost Test Statisticsb intensi prepost Z Asymp. Sig. (2tailed)
-3.936a .000
a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
9. Uji Multivariat Uji Bivariat o Pendidikan
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N pendidikan * intensi
Missing
Percent 60
N
Total
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent 60
100.0%
pendidikan * intensi Crosstabulation intensi tidak pendidikan
rendah
Count % within pendidikan
tinggi
ya 8
4
12
66.7%
33.3%
100.0%
30
18
48
62.5%
37.5%
100.0%
38
22
60
63.3%
36.7%
100.0%
Asymp. Sig.
Exact Sig.
Exact Sig.
(2-sided)
(2-sided)
(1-sided) Probability
Count % within pendidikan
Total
Count % within pendidikan
Total
d
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
df a
1
.789
.000
1
1.000
.073
1
.788
.072 b
Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
.071
c
1
.791
1.000
.534
1.000
.534
1.000
.534
1.000
.534
60
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,40. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is ,266. d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
Point
.256
Symmetric Measures Monte Carlo Sig. 95% Confidence Interval Approx. Value Nominal by Nominal
Contingency
Sig.
.035
Coefficient N of Valid Cases
Sig.
.789 1.000
Lower
Upper
Bound
Bound
a
1.000
1.000
60
a. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for pendidikan (rendah / tinggi) For cohort intensi = tidak For cohort intensi = ya
Lower
Upper
1.200
.316
4.560
1.067
.676
1.683
.889
.369
2.142
N of Valid Cases
60
o Status Paritas
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N status paritas * intensi
Missing
Percent 60
100.0%
N
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 60
100.0%
status paritas * intensi Crosstabulation intensi tidak status paritas
primigavrida
Count % within status paritas
multigravida
Count
ya
Total
29
14
43
67.4%
32.6%
100.0%
9
8
17
% within status paritas Total
52.9%
47.1%
100.0%
38
22
60
63.3%
36.7%
100.0%
Count % within status paritas
d
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
df a
1
.294
.567
1
.451
1.084
1
.298
1.103 b
Likelihood Ratio
(2-sided)
(2-sided)
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
1.085
N of Valid Cases
c
1
.298
Point
(1-sided) Probability
.376
.224
.376
.224
.376
.224
.376
.224
.135
60
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,23. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is 1,042. d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
Symmetric Measures Monte Carlo Sig. 95% Confidence Interval Approx. Value Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
N of Valid Cases
.134
Sig. .294
60
a. Based on 10000 sampled tables with starting seed 299883525.
Sig. .378
a
Lower
Upper
Bound
Bound
.368
.387
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for status paritas (primigavrida / multigravida) For cohort intensi = tidak For cohort intensi = ya N of Valid Cases
Lower
Upper
1.841
.585
5.793
1.274
.777
2.088
.692
.357
1.342
60
o Pekerjaan
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N bekerja * intensi
Missing
Percent 60
100.0%
N
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 60
100.0%
bekerja * intensi Crosstabulation intensi tidak bekerja
bekerja
Count % within bekerja
tidak bekerja
Count % within bekerja
Total
Count % within bekerja
ya
Total
8
6
14
57.1%
42.9%
100.0%
30
16
46
65.2%
34.8%
100.0%
38
22
60
63.3%
36.7%
100.0%
d
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
df
b
Likelihood Ratio
(2-sided)
sided)
a
1
.583
.054
1
.816
.297
1
.586
.301
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
.296
N of Valid Cases
c
1
.586
Point
sided)
.753
.403
.753
.403
.753
.403
.753
.403
Probability
.210
60
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,13. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is -,544. d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
Symmetric Measures Monte Carlo Sig. 95% Confidence Interval
Value Nominal by Nominal
Contingency
Approx. Sig.
.071
Coefficient N of Valid Cases
.583
60
a. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for bekerja (bekerja / tidak bekerja) For cohort intensi = tidak For cohort intensi = ya N of Valid Cases
Lower
Upper
.711
.210
2.409
.876
.531
1.445
1.232
.598
2.538
60
Sig. .751
a
Lower
Upper
Bound
Bound
.743
.760
o Usia T-Test Group Statistics intensi usia
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
tidak
38
28.63
4.912
.797
ya
22
29.73
5.221
1.113
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of Std. Error
F usia
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. .050
.824
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Difference
the Difference Lower
Upper
-.814
58
.419
-1.096
1.347
-3.791
1.600
-.800
41.811
.428
-1.096
1.369
-3.859
1.667