PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010
SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
SITI MUDHAIFAH NIM 1106004
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
i
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 02. Telp.(0298) 323706 Fax. 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
Dra. Siti Farikhah, M.Pd. NOTA PEMBIMBING Lampiran
: 3 exemplar
Hal
: Naskah skripsi Saudara Siti Mudhaifah Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu’alaikum wr wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara Nama
: Siti Mudhaifah
Jurusan/program studi
: Tarbiyah/PAI
Judul Skripsi
:
PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum wr wb. Salatiga, 23 Juli 2010 Pembimbing
Dra. Siti Farikhah, M.Pd. NIP.19610623 198803 2 001
ii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 02. Telp.(0298) 323706 Fax. 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara : SITI MUDHAIFAH dengan nomor induk mahasiswa :11106004 yang berjudul
:
“PENDIDIKAN
AGAMA
DALAM
KELUARGA
TERHADAP
PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010”.Telah dimunaqosyahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Selasa tanggal 31 Agustus 2010 yang bertepatan dengan tanggal 21 Ramadhan 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syaratsyarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. Salatiga, 31 Agustus 2010 M 21 Ramadhan 1431 H Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr.Imam Sutomo,M.Ag NIP.19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi,M.Pd NIP.19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Bahroni,M.Pd NIP.19640818 199403 1 004
Beny Ridwan,M.Hum NIP. 19730520 199903 1 002 Pembimbing
Dra.Siti Farikhah,M.Pd NIP. 19610623 198803 2 001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Siti Mudhaifah
NIM
: 11106004
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 23 Juli 2010 Penulis
Siti Mudhaifah NIM. 11106004
iv
MOTTO
ﻓﺎﻦ ﻤﻊ ﺃﻠﻌﺴﺭ ﻴﺴﺭﺍ ﺇﻦ ﻤﻊ ﻠﻌﺴﺭ ﻴﺴﺭﺍ “Sesungguhnya dibalik kesulitan terdapat kemudahan”
“Perubahan itu berasal dari diri kita sendiri,sekuat apapun orang lain merubah tidak akan berhasil jika dalam diri kita tidak ada niat untuk melakukan perubahan tersebut”
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Kedua orang tuaku yang telah mencurahkan begitu banyak kasih sayang dan banyak berkorban untukku hingga aku seperti sekarang. 2. Kakak-kakakku, semua keponakanku dan seluruh keluarga besar yang telah mendukungku. 3. Seseorang yang selalu memberiku semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Teman-temanku lilies, mieta dan Anies serta semua teman PAI A yang telah melukis begitu banyak kenangan. 5. Para Dosen yang telah memberikan begitu banyak ilmu kepadaku 6. Semua teman angkatan 2006.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Remaja Dusun Banaran Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2010”.Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar Sajana Pendidikan Islam di Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan pengarahan darin berbagai pihak.Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr.Imam Sutomo,M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga 2. Ibu Dra.Siti Farikhah,M.Pd, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 3. Bapak dan ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. 4. Bapak Sumiyarto selaku Kepala Dusun Banaran yang telah memberikan ijin penelitian sehingga penelitian ini dapat selesai.
vii
5. Kedua orang tua, kakak-kakakku, semua keponakanku serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan moral dan materi dalam penyusunan skripsi ini. 6. Sahabat-sahabat seperjuangan yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Seluruh masyarakat Dusun Banaran pada umumnya dan seluruh remaja Dusun Banaran pada khususnya yang telah bekerja sama dalam penelitian ini. 8. Semua pihak yang terkait yang dengan ikhlas telah memberikan bantuan baik meteriil maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini. Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa berdo’a semoga bantuan dan bimbingan dari semua pihak dapat diterima oleh Allah SWT sebagai amal ibadah. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya .Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan , skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, juli 2010 Penulis
Siti Mudhaifah NIM 11106004
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….....i PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………………….ii DEKLARASI………………………………………………………………………...….iii MOTTO……………………………………………………………………………...…..iv PERSEMBAHAN…………………………………………………………………...…..v KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..vi DARTAR ISI……………………………………………………………………………viii DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….....x DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………..1 B. Rumusan Masalah………………………………………………………………5 C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………….....5 D. Hipotesis Penelitian………………………………………………………….....5 E. Kegunaan Penelitian ………………………………………………………...…6 F. Definisi Operasional………………………………………………………...….6 G. Metode Penelitian…………………………………………………………...….8 H. Sistematika Penulisan Skripsi………………………………………………….13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama dalam Keluarga…………………………………………..15 1. Pengertian Pendidikan Agama……………………………………………..15
ix
2. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama Anak…….…...23 3. Pendidikan Agama dalam Keluarga…………………….…………….…...30 B. Perilaku Sosial Remaja………………………………………………………...35 1. Pengertian Perilaku Sosial Remaja………………………………………....35 2. Bentuk Bentuk Perilaku Sosial……………………………………………..44 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial Remaja……………….46 C. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Remaja………………………………………………………………….50 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN………………………………………....…55 A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian…………………………….55 1. Keadaan Geografis…………………………………………………………55 2. Monografis…………………………………………………………………56 B. Penyajian Data……………………………………………………………...…59 1. Nama Responden…………………………………………………………..59 2. Data Pendidikan Agama dalam Keluar dan Perilaku Sosial Remaja……...60 3. Data Hasil Angket………………………………………………………….65 BAB IV ANALISIS DATA…………………………………………………………….72 A. Analisis Deskriptif (tiap-tiap variabel)………………………………………..72 B. Pengujian Hipotesis…………………………………………………………...85 C. Pembahasan………………………………………………………………...…88 BAB V PENUTUP…………………………………………………………………….89 A. Kesimpulan……………………………………………………………………89 B. Saran ………………………………………………………………………….90
x
DAFTAR TABEL
I.
TABEL MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN………………………56
II.
TABEL KONDISI AGAMA PENDUDUK DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN……………………....57
III.
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN……………………..……….58
IV. TABEL NAMA RESPONDEN ……………………………………………..…….59 V.
TABEL DATA PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN………...60
VI.
TABEL DATA PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN…….......................................63
VII. TABEL HASIL ANGKET PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN…………………………………………………………………….67 VIII. TABEL HASIL ANGKET PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN……………………………………………………………………70 IX. TABEL REKAPITULASI PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN……………………………………………………………………73
xi
X.
TABEL DATA PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN………………………………………………………………….....74
XI. TABEL REKAPITULASI PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN…………………………………………………………………….79 XII. TABEL DATA PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN……………………....80 XIII. TABEL KERJA KOEFISIEN KORELASI ANTARA PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN………...86 .
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP 2. PERMOHONAN IJIN PENELITIAN 3. NOTA PEMBIMBING 4. SURAT KETERANGAN PENELITIAN 5. ANGKET 6. LEMBAR KONSULTASI
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga merupakan tempat atau wadah bersosialisasi yang pertama kali bagi seorang individu. Dalam keluarga seorang individu mengenal dan mengetahui bahwa ada individu lain selain dirinya. Keluarga juga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi seorang anak. Seorang anak akan mengetahui banyak hal untuk pertama kalinya dari keluarga. Pendidikan dalam keluarga juga menjadi sangat penting karena hal ini akan menentukan kehidupan dan perilaku anak tersebut dimasa mendatang. Pendidikan dalam keluarga tidak hanya pada masalah akidah dan
ibadah, namun
juga
pada
masalah-masalah
mu’amalah
yang
berhubungan dengan orang lain. Dalam keluarga seorang anak disiapkan untuk bisa hidup bermasyarakat dengan lingkungannya dengan baik. Berkaitan dengan hal tersebut Daradjat (1995:67) menyatakan sebagai berikut. Perkembangan sikap sosial pada anak mulai terbentuk di dalam keluarga. Orang tua yang penyayang, lemah lembut, adil dan bijaksana, akan menumbuhkan sikap sosial yang menyenangkan pada anak. Ia terlihat ramah, gembira dan segera akrab dengan orang lain…. Demikian pula jika sebaliknya, orang tua keras, kurang perhatian kepada anak dan kurang akrab, sering bertengkar antara satu sama lain (ibu-bapak), maka si anak akan berkembang
1
menjadi anak yang kurang pandai bergaul, menjauh dari teman-temannya, mengisolasi diri dan mudah terangsang untuk berkelahi dan pribadi negatif, yang condong kepada curiga dan antipati terhadap lingkungan.
Keluarga yang mendidik anaknya dengan cara yang baik dan benar akan menghasilkan anak yang baik dan keluarga yang mendidik anaknya dengan cara yang salah dan tidak baik akan menghasilkan anak yang tidak baik pula. Jadi baik dan buruknya seorang anak tergantung pada bagaimana pendidikan yang diberikan oleh orang tuanya. Dalam AlQur’an Surat At-Tahrim ayat 6 dituliskan:
ﻴﺎ ﺃﻴﻬﺎ ﺍﻠﺬ ﻴﻦ ﺁﻤﻨﻭﺍ ﻗﻭﺍ ﺃﻨﻔﺴﻜﻢ ﻭﺃﻫﻟﻴﻜﻢ ﻨﺎﺭﺍ ﻭﻗﻭ ﺪﻫﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻮ ﺍﻟﺤﺠﺎﺭﺓ ﻋﻟﻴﻬﺎ ﻤﻺﻜﺔٌ ﻏﻼﻆ ﺸﺪﺍﺪٌﻻﻴﻌﺻﻮﻦ ﺍﷲ ﻤﺎﺃﻤﺮﻫﻡ ﯝﻴﻔﻌﻠﻮن ﻤﺎ ﻴﯝﻤﺮﻮﻦ
Artinya
:
“Hai orang- orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai allah terhadap apa yang diperintah-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”. (Q.S.At-Tahrim : 6)
Dari ayat tersebut telah jelas bahwa Allah memerintahkan manusia untuk menjaga diri dan keluarganya dari hal hal buruk yang akan merugikan mereka sendiri. Perintah ini dapat dilakukan
salah
satunya dengan melakukan pendidikan agama didalam keluarga. Dengan melakukan
pendidikan
agama,
maka
memberikan bekal hidup bagi anak-anak
para
orang tua
setidaknya
mereka. Dengan bekal yang
baik, seorang anak diharapkan dapat bersikap dan berperilaku yang baik pula.
2
Sejalan dengan perkembangan zaman, banyak budaya asing yang masuk dalam budaya Islam. Budaya yang
cukup signifikan
dalam
dunia
tersebut membawa dampak
Islam.
Hal
ini
menyebabkan
bergesernya nilai-nilai dan norma-norma agama. Banyak umat muslim, khususnya
para
kondisinya masih
remaja
terpengaruh budaya
tersebut.
Remaja
yang
sangat rentan terpengaruh hal-hal baru yang mereka
temukan, akan kesulitan menyaring dan memfilter mana yang baik dan yang buruk untuk dirinya. Remaja akan mudah meniru hal hal baru meskipun itu tidak baik bagi diri mereka. Sekarang ini banyak terlihat para remaja yang berperilaku buruk tanpa lagi merasa malu akan apa yang dilakukannya. Jika sudah seperti ini, siapa yang harus disalahkan? Remaja yang berperilaku buruk, orang tua yang kurang memperhatikan anak, ataukah budaya asing yang masuk dalam budaya Islam? Mungkinkah remaja yang berperilaku buruk atau tidak baik, tidak mendapatkan pendidikan agama dari orang tuanya? Ataukah remaja tersebut mendapatkan pendidikan agama namun tidak digunakan atau
diamalkan?. Banyak faktor yang menyebabkan seorang
remaja berperilaku buruk. Faktor-faktor tersebut bisa dari dirinya sendiri bisa juga dari lingkungan sekitarnya. `
Di Dusun Banaran terdapat sebuah pondok pesantren yang diasuh oleh seorang kyai. Santri yang belajar di Pondok tersebut berasal dari beberapa daerah disekitar Dusun Banaran. Banyak juga remaja dan anak-anak Dusun Banaran yang belajar di Pondok tersebut. Meskipun
3
demikian, akhir-akhir ini banyak terjadi fenomena- fenomena yang cukup membuat
masyarakat
bermacam-macam
menjadi
seperti
sedikit
adanya
terganggu. Fenomena tersebut
pencurian oleh
anak-anak, perilaku
remaja yang tidak sesuai norma yang ada sampai pada terjadinya kasus hamil diluar nikah. Peristiwa-peristiwa tersebut tentu saja mengejutkan. Dusun Banaran yang didalamnya terdapat pesantren dan hampir seluruh penduduknya memeluk agama Islam mengalami hal semacam ini. Pendidikan tentang agamapun juga sudah dilakukan oleh masyarakat Dusun Banaran sendiri. Hal ini terbukti dengan adanya kegiatan mengaji pada malam hari yang dilakukan di rumah- rumah warga. Kegiatan-kegitan keagamaan juga dilaksanakan tapi tetap saja fenomena memprihatinkan ini tetap terjadi. Siapa yang harus disalahkan? Setiap orang tua pasti telah berusaha mendidik anak-anak mereka dengan baik. Tidak ada satupun orang tua yang menginginkan anaknya menjadi rusak dan tidak bermoral. Dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti masalah ini dengan mengambil
judul
“PENGARUH
PENDIDIKAN
AGAMA
DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DUSUN BANARAN,
DESA BANYUKUNING,
KECAMATAN
BANDUNGAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010”
.
4
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pendidikan agama dalam keluarga pada remaja di Dusun Banaran,
Desa Banyukuning,
Kec.
Bandungan,
Kab.
Semarang? 2. Bagaimana perilaku sosial remaja di Dusun Banaran, Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang? 3. Adakah pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial remaja di Dusun Banaran, Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui sejauhmana pendidikan agama dalam keluarga pada remaja di Dusun Banaran, Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang. 2. Untuk mengetahui perilaku sosial remaja di Dusum Banaran, Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial remaja di Dusun Banaran, Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang.
D. Hipotesis Penelitian Melihat
tujuan
penelitian
diatas,
maka
hipotesis
dalam
penelitian ini adalah terdapat hubungan positif atau terdapat pengaruh
5
antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial remaja di Dusun Banaran, Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang.
E. Kegunaan Penelitian 1.
Dengan penelitian ini kita diharapkan lebih mampu mengatur dan memanajemen perilaku kita dalam kehidupan sosial, sehingga tidak menimbulkan perilaku yang menyimpang.
2. Memberikan pemahaman yang lebih, khususnya bagi para orang tua bahwa pendidikan agama dalam keluarga sangat penting. 3. Memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan khususnya bagi penulis dalam menyiapkan diri sebagai pendidik.
F. Definisi Operasional Untuk
menghindari
kekaburan
dan
biasnya
pengertian
dalam
memahami makna dari istilah yang penulis gunakan maka penulis perlu memberikan penegasan istilah 1. Pendidikan agama Pendidikan adalah usaha secara sadar atau sengaja dari orang dewasa terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak untuk meningkatkan atau menuju kedewasaan (Achmadi, 1992:103). Sedangkan pendidikan agama merupakan usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah kebersamaan dan
6
ditekankan
untuk
lebih
mampu
memahami,
menghayati,
dan
mengamalkan agama Islam (Isna, 2001:63). Menurut penulis pendidikan agama adalah pengajaran yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak tentang agama dengan cara memberikan pemahaman ataupun pembimbingan. Yang dimaksud dengan pendidikan agama dalam keluarga disini adalah usaha memberikan pemahaman dan bimbingan yang dilakukan oleh orang tua (ayah-ibu) tentang agama kepada anak dengan maksud agar anak dapat memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama dengan baik. 2. Perilaku sosial Perilaku
adalah
tanggapan
atau
reaksi
individu
terhadap
rangsangan atau lingkungan (Depdiknas, 2007:859). Sosial
berarti
berkenaan dengan masyarakat (Depdiknas, 2007:1085). Perilaku
sosial
perjalinan secara
adalah
harmonis
reaksi dengan
seseorang
(remaja)
lingkungan
sosial
dalam atau
masyarakat (Chaplin, 1989:19). Menurut penulis perilaku sosial adalah perbuatan dan tingkah laku individu yang muncul dalam kehidupan sehari hari baik dalam lingkungan keluarga ataupun dalam lingkungan masyarakat. Dalam tulisan ini penulis memfokuskan pada perilaku sosial remaja. Remaja merupakan masa peralihan dari anak anak menuju
7
kedewasaan. Masa ini merupakan masa-masa rentan bagi seorang individu. Usia remaja yang hampir disepakati oleh banyak ahli jiwa adalah antara usia 13 sampai 21 tahun (Daradjat, 1975:11). Yang dimaksud dengan perilaku sosial remaja adalah sikap dan tingkah laku seorang remaja dalam kehidupan sehari hari baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Jadi, pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial remaja maksudnya adalah pengaruh atau akibat yang muncul dari adanya pendidikan agama yang dilaksanakan dalam keluarga terutama oleh orang tua (ayah-ibu) terhadap perilaku (sikap dan tingkah laku) anak (remaja) dalam kehidupan sehari hari baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasional. Hal ini disebabkan karena penelitian ini meneliti tentang pengaruh atau hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu pendidikan agama dalam keluarga sebagai variabel yang pertama dan perilaku sosial remaja sebagai variabel yang kedua.
8
2. Lokasi penelitian Penelitian
ini
dilaksanakan
di
Dusun
Banaran,
Desa
Banyukuning, kec. Bandungan, Kab. Semarang. 3. Populasi penelitian Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Penelitian
populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua lika-liku yang ada didalam populasi (Arikunto, Revisi IV 1998:115).Untuk sekedar ancer-ancer
maka
apabila
subyeknya kurang dari 100 ,lebih
baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 1987:107). Melihat jumlah populasi yang ada kurang dari 100, maka penulis memutuskan untuk menggunakan populasi yang ada yaitu 30 responden. 4. Pengumpulan data Langkah- langkah yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan metode angket, metode observasi langsung ditempat penelitian ditambah dengan metode dokumentasi. a. Metode angket Merupakan
metode
memberikan
sejumlah
mendapatkan
data
pengumpulan pertanyaan
yang baik.
data
kepada
Metode
ini
dengan
cara
responden
guna
digunakan
untuk
mengungkap dua data yaitu data tentang pendidikan agama dalam keluarga dan perilaku sosial remaja.
9
b. Metode observasi Merupakan metode dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap
fenomena-fenomena
yang
diselidiki
(Hadi, 1986:136). Metode ini digunakan sebagai metode pelengkap pada penelitian ini. Metode ini diharapkan dapat membantu dalam melengkapi data yang diperlukan dengan jalan mengamati kehidupan seharhari para remaja. c.
Metode dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan ,transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1987:188). Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang kondisi dan keadaan obyek penelitian serta memberikan gambaran umum tentang objek penelitian.
5. Instruman penelitian Penelitian
ini
menggunakan
instrumen
penelitian
berupa
angket yang terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari dua yaitu yang pertama angket tentang pendidikan agama dalan keluarga dan yang kedua angket tentang perilaku sosial. Variabel 1
: Pendidikan Agama dalam Keluarga
Subvariabel : 1. Pendidikan Akidah 2.
Pendidikan Ibadah
10
3. Pendidikan Akhlak Indikator
:
1. Mengenalkan tentang adanya Allah 2. Mengenalkan tentang rukun iman 3. Mengenalkan tentang rukun Islam 4. Membimbing melaksanakan shalat 5. Membimbing membaca Al-Qur’an 6. Membimbing melaksanakan puasa 7. Membimbing melaksanakan sedekah 8. Membimbing untuk berakhlak baik 9. Memberi contoh tentang akhlak terpuji 10. Mendidik untuk membaca doa setiap melakukan kegiatan
Variabel II
: Perilaku Sosial
Subvariabel :
1. Terhadap keluarga 2. Terhadap orang lain dan masyarakat
Indikator
:
1. Menghormati orang tua 2. Bersikap baik terhadap orang tua 3. Melaksanakan nasehat orang tua 4. Menghormati anggota keluarga lain 5. Bersikap baik terhadap anggota keluarga lain 6. Sopan dalam bergaul 7. Peduli terhadap orang lain 8. Kasih sayang terhadap sesama
11
9. Mau menerima dan memberi saran 10. Tidak mengganggu orang lain 6. Analisis data Setelah data terkumpul, kemudian penulis menganalisis data dengan menggunakan rumus prosentase dan rumus statistik korelasi product moment. a. Untuk tujuan penelitian yang pertama dan kedua maka penulis menggunakan prosentase F 100% N Keterangan :
P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah responden b. Untuk tujuan penelitian yang ketiga penulis menggunakan rumus statistik product moment
rxy
XY
X Y N
2 2 X 2 X Y 2 Y N N
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi antara X dan Y
XY
: Produk dari X dikali Y
X
: Variabel skor 1
Y
: Variabel skor 2
N
: Jumlah responden
12
H. Sistematika Penulisan Skripsi BAB I
: PENDAHULUAN Bagian pendahuluan berisi tentang Latar Belakang Masalah,Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA Terdirin dari tiga bagian dan berisi tentang penjabaran masing-masing
variabel.Bagian
Pertama
yaitu
variabel
pendidikan agama dalam keluarga terdiri atas pengertian pendidikan
agama,tanggung
jawab
orang
tua
terhadap
pendidikan agama anak serta pendidikan agama dalam keluarga.bagian kedua yaitu variable perilaku sosial terdiri pengertian perilaku sosial, bentuk bentuk perilaku sosial, serta factor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial.Bagian ketiga yaitu pengaruh pendidika agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial remaja. BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama berisi tentang gambaran umum lokasi dan subjek penelitian, bagian kedua berisi tentang penyajian data yang diperoleh dari penelitian.
13
BAB IV : ANALISIS DATA Bagian keempat ini terdiri atas analisis deskriptif tiap-tiap variable,pengujian hipotesis, dan pembahasan. BAB V : PENUTUP Merupakan
bagian
kesimpulan dan saran.
14
terakhir
yang
berisi
tentang
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama dalam Keluarga 1. Pengertian Pendidikan Agama Pendidikan orang dewasa
adalah usaha secara sadar atau sengaja dari
terhadap perkembangan
jasmani dan rohani
anak
untuk meningkatkan atau menuju kedewasaan (Achmadi, 1992:103). Melihat pengertian pendidikan diatas maka pendidikan agama diartikan sebagai usaha yang lebih khusus dari orang dewasa kepada anak mengenai agama dengan maksud agar anak memahami dan menghayati ajaran agama sekaligus juga mengamalkan ajaran agama tersebut. Pendidikan agama disini tidak hanya terfokus pada masalahmasalah
akidah,
masalah
ibadah
namun
juga
pada
masalah
mu’amalah yang berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak hanya wajib manjaga hubungan baik dengan Allah (hablun min Allah), tapi juga wajib menjaga hubungan baik dengan sesama manusia (hablun min an-nas). Selama ini pendidikan agama yang dilakukan
hanya
mengenai
masalah- masalah
yang
berhubungan
dengan keimanan dan ibadah, tanpa memberikan tempat untuk masalah yang
berhubungan
dengan
sesama
15
manusia
dan
lingkungan
sekitarnya.Berkaitan
dengan ini Azizy (2003:63) menyatakan sebagai
berikut. Ajaran mengenai mu’amalah bayna al-nas ini sebenarnya sangat populer ditengah tengah masyarakat, namun sangat kecil orientasi dalam praktek. Itulah sebabnya, etika sosial dalam kehidupan masyarakat sangat kurang mendapatkan perhatian pada tatanan prakteknya. Bukankah masalah kemanusiaan, yang begitu banyak ayat dan hadis menyebutkan, sebenarnya harus mendapat perhatian utama dan serius? Akibat kurangnya perhatian pada masalah ini, hubungan manusia dengan lingkungannya (alam dan sosial) kurang mendapat apresiasi sewajarnya.
Pendidikan agama seharusnya diarahkan pada pembentukan sikap religius dan tidak diajarkan hanya dengan cara mendoktrinisasi, namun harus dengan pemahaman dan penghayatan yang mendalam agar maksud dan tujuannya dapat tercapai. Sebagai
petunjuk, agama
sesungguhnya
memberi
pokok-
pokok ajaran untuk dijadikan landasan berperilaku bagi pemeluknya (Azizy, 2003:64). Ajaran yang
bersumber dari agama jelas bisa
dijadikan landasan atau ketentuan serta ukuran dalam bersikap dan berperilaku pada masa sekarang ini ataupun dimasa yang akan datang. Ajaran agama tidak pernah berubah karena semua bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an secara garis besar merupakan nilai kebenaran (metafisis dan saintis) dan nilai moral atau nilai akhlak. Kedua nilai
tersebut dapat menjadi penuntun manusia
dalam menjalankan kehidupan secara baik. Menghadapi
dunia
yang
semakin
maju,
maka
pengimplementasian nilai-nilai Al-Qur’an menjadi sangat penting.Tanpa
16
menjalankan nilai-nilai yang terdapat dalam Al-Qur’an maka masyarakat muslim akan menghadapi kendala dan tantangan dalam mengupayakan pembentukan pribadi umat yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, maju dan mandiri. Secara normatif, tujuan implementasi nilai-nilai Al-Qur’an ada tiga hal yaitu dalam dimensi spiritual, dalam dimensi budaya, dan dalam dimensi kecerdasan yang membawa kepada kemajuan. Dimensi
spiritual meliputi
iman, takwa dan akhlak mulia
(ibadah dan mu’amalah). Dimensi spiritual ini tersipul dalam satu kata yaitu akhlak. Akhlak merupakan alat kontrol psikis dan sosial bagi individu dan masyarakat (Al Munawar, 2005:7). Pendidikan Akhlak harus mengutamakan pada sikap, tabiat, dan perilaku yang menggambarkan tentang nilai kebaikan yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Dimensi budaya yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri , tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Al Munawar, 2005:8). Dimensi ini diarahkan kepada pembentukan pribadi muslim dengan peningkatan dan pengembangan faktor dasar atau bawaan dan faktor ajar atau lingkungan dengan berpedoman pada
nilai-nilai keislaman.
Pengembangan faktor bawaan dapat dilakukan dengan bimbingan dan pembiasaan berfikir , bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma islam. Sedangkan pengembangan faktor ajar dapat dilakukan dengan mempengaruhi individu melalui nasehat, teladan, pembiasaan, hukuman
17
dan
lainnya
dalam
proses
dan
upaya membentuk
kondisi yang
mencerminkan pola hidup yang sesuai dengan norma islam. Tanggung
jawab
kemasyarakatan
dilakukan
dengan
pembentukan hubungan sosial melalui upaya penerapan nilai
akhlak
dalam pergaulan sosial. Langkah pelaksanaanya mencakup melatih diri untuk
tidak
melakukan
perbuatan keji dan
tercela, mempererat
hubungan kerja sama, meningkatkan perbuatat terpuji dan bermanfaat, membina hubungan yang sesuai dengan aturan. Dimensi
kecerdasan yang membawa kepada kemajuan
mencakup cerdas, kreatif, disiplin, professional, dan produktif.Dimensi kecerdasan dalam pandangan psikologi merupakan sebuah proses yang mencakup
tiga
proses
yaitu analisis, kreatifitas
dan
Munawar, 2005:9).Dalam membentuk kecerdasan hal
praktis (Al yang paling
utama adalah pendidikan dalam keluarga. Setelah keluarga barulah sekolah memberikan tambahan. Dalam keluarga pendidikan agama terbagi menjadi tiga hal pokok yaitu: a. Pendidikan agama yang berhubungan dengan masalah akidah Pendidikan tentang akidah (keimanan) merupakan langkah awal dalam mengenalkan tentang adanya Dzat yang maha kuasa yang
menciptakan
dunia
seisinya. Langkah
dengan:
18
ini dapat dimulai
1) Memperkenalkan tentang adanya Allah swt Pendidikan agama yang pertama kali dilakukan adalah
dengan
mengenalkan
tentang
adanya
Allah.
Memberikan pengertian kepada anak bahwa terdapat suatu dzat yang berkuasa lebih dari segala-galanya didunia ini. Memberikan pengertian kepada anak bahwa Allah lah yang telah menciptakan dunia seisinya. 2) Memperkenalkan tentang rukun iman Memperkenalkan rukun iman dimulai dari yang pertama sampai yang terakhir. Diawali dengan iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Allah, iman kepada Rasul Allah, iman kepada qodho dan qodar serta iman kepada hari akhir. 3) Memperkenalkan tentang rukun Islam. Memperkenalkan rukun kepada anak juga harus dilakukan agar anak benar benar memahami hal-hal penting tentang Islam dan agar anak mempunyai prinsip bahwa ia beragama Islam bukan karena mengikuti orang tuanya. Pengenalan rukun Islam diawali dengan
Syahadat,
Shalat. Puasa, Zakat dan Haji. Dengan pendidikan tentang akidah (keimanan) ini diharapkan seseorang akan mampu meyakini atau mempercayai keesaaan Allah dan akan dengan sungguh-sungguh melaksanakan apa yang menjadi
19
ketentuan beserta
aturan-Nya dengan penuh kesadaran dan rasa
tanggung jawab. Pendidikan tentang keimanan ini jugu bisa digunakan sebagai pengendali segala tingkah laku seseorang. Seseorang yang mempunyai keimanan akan selalu menyesuaikan perilakunya dengan ketentuan yang telah diyakininya. b. Pendidikan agama yang berhubungan dengan masalah ibadah Pendidikan mengenai masalah ibadah merupakan kelanjutan dari pendidikan tentang akidah. Keyakinan dan keimanan tidak akan sempurna tanpa ada pembuktian dalam kehidupan nyata. Seseorang yang telah mendapat pendidikan akidah maka harus merealisasiakan keyakinan dan kepercayaannya dalam bentuk yang konkret. Pelaksanaan ibadah sebagai pengatur hidup orang-orang yang
melaksanakannya. Dimana
bentuk-bentuk
ibadah
sudah
terdapat ketentuan dan aturan pelaksanaanya. Seseorang akan melaksanakan
ibadah
berdasarkan
aturan
yang
ada. Agar
pelaksanaan ibadah dapat barjalan dengan baik, maka harus ada proses pengajaran secara terus menerus. Pendidikan mengenai ibadah dapat dilakukan dengan : 1) Membimbing melaksanakan shalat Anak masih sering merasa berat untuk melaksanakn shalat,
oleh
membimbing
karena dalam
20
itu
para
orang tua
melaksanakan
hendaknya
shalat.
Dengan
pembimbingan ini anak akan terbiasa melaksanakan shalat sekalipun tanpa bimbingan orang tua lagi. 2) Membimbing untuk membaca Al-Qur’an Kebiasaan membaca Al-Qur’an harus ditanamkan sejak
dini
agar
ketika
dewasa
anak
sudah
terbiasa
melaksanakannya. 3) Membimbing melaksanakan puasa Puasa merupakan bentuk ibadah yang cukup berat bagi anak-anak yang belum terbiasa melaksanakan. Maka bimbingan orang tua cukup penting dilakukan. Pertama kali dapat
dilakukan
dengan
memberikan
janji
memberikan
sesuatu (iming-iming),jika anak sudah mulai terbiasa hal itu tidak perlu dilakukan lagi. 4) Membimbing untuk melaksanakan sedekah. Memberikan sedekah merupakan sarana atau alat membersihkan diri dan juga agar kita ikhlas memberikan sebagian milik kita yang menjadi hak mereka yang tidak mampu. c. Pendidikan agama yang berhubungan dengan masalah akhlak Hasil dari keimanan dan pelaksanaan ibadah yang baik dapat terlihat dalam perilaku atau akhlak. Semakin kuat keimanan seseorang maka akan semakin giat ia beribadah dan tentunya akan semakin baik akhlaknya (Musthofa, 2007:89). Akhlak merupakan
21
pengendali psikis dan sosial.Aklak juga yang membedakan manusia dengan ciptaan Allah yang lain.Tanpa Akhlak maka kedudukan manusia
sama
dengan
tumbuhan.Pendidikan
akhlak
kedudukan dalam
binatang
ataupun
Islam pertama-tama
menekankan keikhlasan niat kepada Allah. Penekanan dimaksudkan agar
akhlak
benar-benar
berakar,bukan artifisial yang bisa
berubahmengikuti perubahan situasi dan kondisi serta lingkungan pergaulan (Aly & Munzier, 2003:91). Pembentukan akhlak
yang
baik juga harus dilakukan melalui proses pembiasaan secara terus menerus. Maka, pendidikan tentang akhlak dapat dilaksanakan dengan: 1) Membimbing untuk berakhlak baik Akhlak atau tingkah laku merupakan salah satu ukuran atau kriteria yang akan menentukan diterimanya seorang individu dalam suatu kelompok. Dengan ini akhlak merupakan hal penting bagi kehidupan individu. 2) Memberi contoh akhlak terpuji Akhlak
tidak
akan
terbentuk
pembimbingan. Seorang anak akan mudah
hanya
dengan
bersikap baik
ketika ia juga menemukan orang lain bersikap baik pula. 3) Membimbing
untuk selalu mensyukuri nikmat Allah
Seseorang yang pandai bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya tidak akan mudah
22
melakukan hal-hal buruk ketika ia
tidak mendapatkan
keinginannya. Hal ini akan menumbuhkan sikap qana’ah dan tidak berlebihan. Ketiga aspek pendidikan agama diatas merupakan bentuk kesatuan yang antara satu dengan yang lain saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Ketiganya harus dilaksanakan dengan baik agar tujuan pendidikan Islam dalam membentuk dan menyiapkan individu yang mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dapat terealisasi. Dengan melaksanakan ketiga aspek tersebut maka, usaha pembentukkan insan kamil dapat benar-benar terlaksana. 2. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama Anak Berbicara mengenai tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan agama anak, maka tidak perlu diragukan lagi bahwa orang tua memiliki tanggung
jawab yang sangat besar dalam
mengenalkan dan menanamkan nilai atau ajaran agama pada anak. Seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 9 yang berbunyi:
ﻮ ﻠﻴﺨﺶ ﺍﻠﺬﻴﻦ ﻠﻮﺘﺮ ﻜﻮﺍ ﻤﻦ ﺨﻠﻔﻬﻡ ﺬﺮﻴﺔ ﻀﻌﻓﺎ ﺨﺎﻓﻭﺍ ﻋﻠﻴﻬﻡ ﻓﻠﻴﺘﻘﻭﺍ ﺍﷲ ﻭﻠﻴﻘﻭﻠﻭﺍ ﻘﻭﻻ ﺳﺪ ﻴﺪﺍ Artinya
:
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
23
hendaklah mereka mengucapkan perkataaan yang benar. (Q.S. An-Nisa’ : 9)
Dari ayat tersebut tampak jelas bahwa setiap orang tua memiliki kewajiban untuk memberikan bekal untuk anak-anak mereka yang akan dijadikan pedoman dan landasan hidup. Pendidikan yang dilakukan orang tua sangat menentukan baik dan buruknya kehidupan anak dimasa mendatang. Seorang anak yang dibesarkan, dipelihara dan dididik dalam rumah tangga yang aman tentram, penuh dengan kasih sayang, akan tumbuh dengan baik dan pribadinya akan terbina dengan baik pula. Lebih lebih
lagi
apabila
ibu-bapaknya
mengerti
agama
dan
menjalankannya dengan taat dan tekun. Setiap gerak, sikap, dan perlakuan menentukan
yang
diterima
macam
si
pribadinya
anak
dalam
keluarganya,
yang
bertumbuh
akan
nanti (Daradjat,
1975:68) Seorang
anak tidak hanya membutuhkan materi. Sejalan
dengan pertumbuhanya, maka kebutuhan seorang anak juga akan meningkat. Termasuk dalam hal keberagamaanya. Perhatian, kasih sayang dan pendidikan serta bimbingan tentang agama juga harus diberikan agar anak dapat tumbuh menjadi anak yang baik dan tertanam sikap religius dalam dirinya. Kemajuan teknologi yang sangat cepat dan budaya asing yang masuk tidak selamanya membawa dampak baik bagi kita. Di
24
sinilah para orang tua diharapkan dapat mamberikan pendidikan agama kepada anak. Dengan pantauan dan bimbingan yang baik dari orang tua, seorang anak tidak akan mudah terpengaruh hal-hal buruk yang datang dari luar. Dengan melakukan pendidikan agama kepada anak setidaknya para orang tua turut memperjuangkan nasib generasi muda. Berkenaan dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi, maka usaha menegakkan akhlak mulia merupakan suatu keharusan mutlak.Akhlak yang mulia menjadi dasar atau pilar utama untuk tumbuh dan berkembangnya suatu bangsa. Keeksistensian suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh sejauhmana rakyat dan bangsa itu menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak dan moral. Berkaitan dengan ini Al Munawar(2005:26) menyatakan sebagai berikut. Nilai-nilai akhlak mulia hendaknya ditanamkan sejak dini melalui pendidikan agama dan diawali dalam lingkungan keluarga melalui pembudayaan dan pembiasaaan.Kebiasaan itu kemudian dikembangkan dan diaplikasikan dalam pergaulan hidup masyarakat. Disini diperlukan kepeloporan dan para pemuka agama serta lembagalembaga keagamaan yang dapat mengambil peranterdepan dalam membina akhlak mulia dikalangan umat.
Sebagaiman yang telah ditulis di atas, pendidikan akhlak diawali dalam keluarga yang pendidik utamanya
adalah para orang tua.
Melihat hal ini semakin jelas bahwa para orang tua memiliki peranan yang sangat serius dalam mencetak generasi yang berbudi luhur, berpribadi
muslim
serta
berakhlak
mulia. Para
orang tua
tidak
mungkin dapat lepas dari tanggung jawab tersebut. Pendidikan akhlak
25
bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Para orang tua biasanya dekat dengan anak-anaknya, maka untuk membimbing dan melakukan pendidikan akhlak terhadap anak relatif lebih mudah. Dalam mendidik anak dibutuhkan kemampuan yang baik, pengetahuan yang cukup dan kesabaran ekstra. Orang tua harus bisa menjadi teladan yang baik untuk anak karena segala perilaku orang tua akan dicontoh oleh anak.Oleh karena itu, dalam mendidik anak orang tua tidak boleh berlaku kasar ataupun melakukan hal-hal yang bisa
mengganggu
proses
pendidikan karena hal tersebut
dapat
berakibat buruk bagi anak. Orang tua sebaiknya memiliki sifat-sifat seorang pendidik.Sifat-sifat tersebut antara lain: a. Sabar Merupakan sifat yang paling utama yang harus dimiliki seorang pendidik.Dengan kesabaran seseorang akan mampu bersikap
dewasa
dalam
menghadapi
anak
didik
yang
mempunyai bermacam karakter. b. Lemah lembut Sikap lemah lembut dalam mendidik akan menimbulkan rasa simpati pada anak didik. Hal ini akan memudahkan seorang pendidik dalam menyampaikan materi kepada anak didik.
26
c. Luwes dalam bertindak Sikap luwes akan membantu seorang pendidik dalam menghadapi dan menangani setiap masalah yang timbul. Orang yang luwes dalam bertindak akan mudah beradaptasi dalam kondisi apapun. d. Mengendalikan emosi Mudah marah merupakan sifat yang kurang baik bagi seorang pendidik.Oleh karena itu, mengendalikan emosi sangat penting.Seseorang yang mampu mengendalikan emosi tidak akan mudah melakukan hal-hal yang tidak baik. e. Bersikap demokratis Dalam
mendidik
anak, tidak
baik
dilakukan
dengan
paksaan. Anak-anak juga harus diberikan kebebasan memilih apa yang menjadi pilihannya.Dengan begitu anak akan merasa dihormati. f. Menasehati seperlunya Terlalu banyak dan terlalu sering memberikan nasehat kepada
anak
akan
membuat
anak
menjadi
bosan
dan
tertekan.Namun.,membiarkan anak terlalu leluasa juga kurang baik.Oleh karena itu, seorang pendidik harus berada ditengahtengah. Dalam mendidik anak, selain sifat-sifat pendidik yang
harus
dimiliki oleh orang tua maka cara yang digunakan dalam mendidik anak
27
juga sangat menentukan berhasil dan tidaknya pendidikan tersebut. Ada beberapa cara atau pola asuh yang biasa digunakan oleh para orang tua antara lain yaitu sebagai berikut 1) Pola asuh otoriter Merupakan pola asuh yang menekankan
segala
aturan
orang tua harus ditaati secara penuh oleh anak.Orang tua berlaku semau mereka dan memaksakan kehendak mereka kepada anak tanpa memperhatikan kemauan anak.Pola asuh seperti ini akan akan membuat anak kurang inisiatif, penakut,tidak percaya diri, minder dalam bergaul dengan teman-temannya.Akibat yang lebih buruk jagu dapat muncul seperti anak akan menjadi pemberontak dan melampiaskan
kekesalan mereka pada hal-hal yang tidak
baik seperti menggunakan narkoba.Maka pola asuh ini tidak akan membuat anak menjadi baik namun malah sebaliknya. 2) Pola asuh permisif Pola asuh
ini
merupakan
kebalikan
dari
pola asuh
otoriter.Dalam pola asuh ini anak-anaklah yang berkuasa.Orang tua mengikuti semua kemauan anak.Pola asuh ini mempunyai dua dampak sekaligus
yaitu
dampak negatif
dan
dampak
positif.Dampak negatifnya yaitu anak akan tidak terkendali, cenderung berbuat semau mereka dan anak kurang disiplin dengan norma sosial yang berlaku.Hal ini terjadi karena tidak adanya
pengawasan dari orang tua.Sedangkan untuk dampak
28
positifnya yaitu jika anak menggunakan kepercayaan orang tuanya dengan baik maka akan tumbuh sikap mandiri, kreatif, inisiatif, mampu bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan oleh orang tuanya. 3) Pola asuh demokratis Dalam pola asuh ini antara orang tua dan anak mempunyai kedudukan yang sejajar.Tidak ada sikap saling memaksa dan berkuasa
antara satu dengan
yang
lain. Semua
keputusan
diambil dengan mempertimbangkan kedua belah pihak.Pola asuh ini memberikan kebebasan kepada anak dengan tetap berada dalam pengawasan orang tua dan meminta pertanggung jawaban anak. Akibat positif dari pola asuh ini adalah anak akan mampu bertanggung jawab atas semua tindakannya.Dan untuk akibat negatifnya yaitu anak cenderung meremehkan wibawa orang tua karena kedudukan yang sejajar dan keputusan yang diambil berdasarkan kedua belah pihak. 4) Pola asuh situasional Merupakan pola asuh yang mencampurkan ketiga pola asuh diatas.Pola
asuh
ini
memungkinkan orang tua untuk
menerapkan pola asuh secara fleksibel dan sesuai dengan kondisi dan keadaan. Pola asuh ini digunakan ketika para orang tua tidak menerapkan salah satu pola yang telah disebutkan sebelumnya.
29
Setelah mengetahui bahwa pola asuh menentukan berhasil dan tidaknya suatu pendidikan , maka para orang tua sebaiknya benarbenar mampu memilih model pola asuh yang akan digunakan dalam mendidik anak. Seorang anak merupakan amanah dari Allah yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban.Maka Anak harus diasuh, dibimbing, dan dididik dengan baik.Orang tua harus mampu bersikap bijaksana dalan mengasuh
dan
mendidik
anak. Orang
tua
sebaiknya
menjalin
komunikasi yang baik terhadap anak. Dengan adanya komunikasi yang baik maka proses pendidikan dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pendidikan dapat tercapai. 3. Pendidikan Agama Dalam Keluarga Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi seorang anak. Proses pendidikan dimulai dari lingkungan keluarga
yang
kemudian
akan
dilanjutkan
di sekolah
dan
di
masyarakat. Ketika anak mulai terjun ataupun berinteraksi dengan dunia
luar
(masyarakat),
maka
sudah
mendapatkan
bekal
dari
keluarganya, dan kepribadiannya sudah terbentuk. Pembentukan kepribadian anak harus dilakukan sejak dini dan dilakukan secara perlahan-lahan dengan pelatihan dan pembiasaan. Seorang anak akan mudah meniru hal-hal baru yang ia temukan.Oleh karena itu, Orang tua seharusnya dapat dijadikan contoh dan teladan bagi anak-anaknya.
30
Sebagai tempat pendidikan yang utama dan pertama, maka keluarga harus mampu melaksakan dengan baik. Dalam melaksanakan pendidikan sebaiknya orang tua menghindari adanya hukuman yang berlebihan terhadap anak. Hukuman tetap harus ada itupun dilakukan jika memang benar-benar dibutuhkan. Materi yang diberikan dalam pendidikan
keluarga sebaiknya
lebih
mengutamakan
materi-materi
agama. Hal ini dikarenakan untuk materi umum telah diberikan ketika anak belajar disekolah formal. Agama
merupakan
kebutuhan
manusia. Agama
berfungsi
sebagai pengatur dan pengendali sikap, pandangan hidup, kelakuan dan cara pandang menghadapi masalah. Oleh karena itulah, seorang anak harus diberikan pendidikan agama agar ia mampu bersikap hatihati dalam menghadapi setiap masalah yang muncul. Pendidikan agama dalam keluarga dapat dilaksanakan dengan beberapa cara sebagai berikut: a. Mengenalkan ajaran agama kepada anak Pengenalan dimulai dari masalah-masalah ketauhidan, masalah akidah dan masalah ibadah. Pengenalan rukun islam, rukun iman dan sebagainya. b. Keteladanan orang tua dalam kehidupan Keteladanan kehidupan
sikap
sehari-hari
dan
yang
ketaatan dalam beribadah.
31
perilaku
orang
mencerminkan
tua
keimanan
dalam dan
c. Perlakuan baik kepada anak Cara dan sikap orang tua dalam memperlakukan anak akan sangat menentukan pribadi anak tersebut. Perlakuan orang tua yang dipenuhi dengan kasih sayang, pengertian orang tua terhadap kebutuhan anak dan perlakuan orang tua yang sesuai dengan ketentuan agama akan membentuk pribadi yang baik pada seorang anak. Perlakuan yang baik dari orang tua akan menjadikan anak berlaku baik pada orang lain. d. Latihan dan pembiasaan melaksanakan ibadah Pendidikan agama tidak akan dilakukan dengan mengenalkan ajaran
berhasil
jika hanya
agama kepada anak.
Latihan dan pembiasaan juga harus dilakukan agar apa yang telah diajarkan oleh orang tua dapat dilaksanakan oleh anak. Latihan
dan
pembisaaan melaksanakan
ibadah sebaiknya
dilakukan sesuai dengan kemampuan dan perkembangan anak dengan maksud agar anak tidak merasa keberatan. e. Latihan dan pembiasaan membaca Al-Qur’an dan doa pendek Melatih anak untuk membaca Al-Qur’an dan membaca doa-doa pendek baik setalah melakukan shalat ataupun ketika melakukan suatu kegiatan, akan menumbuhkan sikap positif dan sikap cinta kepada Allah dan Rasul Nya serta kamauan untuk melaksanakan ajaran agama.
32
Disamping melakukan pendidikan agama yang telah disebutkan diatas, keluarga juga bertugas membentuk kepribadian yang baik pada anak.Pembentukan kepribadian tersebut dapat dilakukan dengan: 1)
Membangun rasa percaya diri kepada anak Rasa percaya diri sangat penting dimiliki oleh setiap orang. Seseorang yang mempunyai rasa percaya diri tidak akan mudah merasa
minder atau rendah diri dalam pergaulan
dengan orang lain.Anak biasanya akan merasa minder atau bahkan takut ketika bertemu dengan orang yang belum meraka kenal, oleh karena itulah memangun rasa percaya diri kepada anak sangat penting dilakukan. 2) Mengajarkan sopan santun kepada anak Dalam pergaulan dibutuhkan sikap sopan dan hormat kepada orang lain. Sikap sopan mencerminkan adanya akhlak mulia pada diri seseorang. Sikap sopan dan santun tidak mungkin
muncul
dengan
sendirinya. Sikap
tersebut
membutuhkan pengajaran dan pelitihan. Apabila orang tua memperlakukan anak dengan baik dan sopan maka anak juga akan meniru perlakuan orang tua kepadanya dengan bersikap sopan dan hormat terhadap yang lebih kecil, terhadap teman sebaya terlebih kepada orang yang lebih tua.
33
3) Mengajarkan kedisiplinan Kedisiplinan merupakan bentuk sikap dimana seseorang akan
selalu
menghargai
waktu.
Orang
yang
mempunyai
kedisiplinan akan selalu menggunakan waktu dengan sebaikbaiknya.Dalam
mengajarkan kedisiplinan kepada anak tidak
perlu menggunakan kekerasan fisik karena
hal itu akan
membuat anak menjadi tertekan dan malah akan berakibat sebaliknya, anak akan menjadi pembangkang dan tidak mau lagi menurut dengan orang tua. Mendidik kedisiplinan kepada anak
dapat
dilakukan dengan memberikan pengertian dan
pemahaman kepada anak secara perlahan-lahan. Dengan begitu akan tumbuh sikap hormat dan segan dalam diri anak sehingga ia akan selalu menurut kepada orang tua. 4) Menumbuhkan sikap sosial pada diri anak Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan mampu hidup sendiri.Oleh karena itu, dibutuhkan sikap sosial yang baik.Sikap-sikap sosial itu
dapat
berupa
peduli
terhadap
sesama,saling menghormati dan lainnya. 5) Mendidik kemandirian Kemandirian merupakan masalah yang cukup penting dalam pendidikan anak.Dengan anak tidak akan selalu
adanya
kemandirian, seorang
bergantung kepada
orang tuanya.
Kemandirian juga akan membuat anak mampu menghadapi
34
masalah yang
dialaminya dan
akan
berusaha
mencari
pemecahan masalah tersebut. Demikian disamping melakukan pendidikan tentang agama, orang
tua
terhadap
juga
hendaknya
memberikan
kebutuhan-kebutuhan
yang
perhatian
lain dari
yang
cukup
anak.Sebagaimana
dikatakan oleh Mustaqim(2005:136) bahwa: Islam adalah agama yang mengajarkan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan.Aspek sosial dan individual harus seimbang, termasuk dalam masalah kesalehan, yaitu kesalehan ritual individual dan kesalehan sosial.Itulah mengapa umat Islam disebut umat moderat atau tengah-tengah (ummatan wasathan).
Apabila pendidikan dalam keluarga telah dilakukan dengan baik dan seimbang, maka untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia dan berkepribadian baik bukanlah hal yang sulit.Dan hal ini marupakan tugas bagi para orang tua dalam malkukan pendidikan tersebut.
B. Perilaku Sosial Remaja 1. Pengertian perilaku sosial remaja Perilaku sosial adalah cara berbuat atau menjalankan sesuatu sesuai
dengan
sifat
yang
layak
1976:553). Sosial berarti segala
bagi
manusia (Poerwadarminta,
sesuatu mengenai masyarakat atau
kemasyarakatan (Poerwadarminta, 2006:1141). Perilaku sosial adalah aktivitas fisik dan psikis seseorang terhadap
orang
lain
atau
sebalinya
35
dalam
rangka
memenuhi
kebutuhan diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan sosial (Hurlock, 1999:362). Remaja adalah masa transisi atau masa peralihan dari masa kanakkanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik,psikis dan psikososial (Dariyo, 2004:14). Menurut penulis yang dimaksud dengan perilaku sosial remaja adalah perbuatan dan tingkah laku remaja dalam kehidupan sehari harinya yang berhubungan dengan masyarakat. Berbicara
mengenai
remaja,tentu
banyak
hal
yang
menarik.Secara umum masa remaja terbagi menjadi tiga tahap yaitu remaja awal,masa ini terjadi pada usia antara 13-14 tahun.Selanjutnya yaitu masa remaja tengah,masa ini terjadi pada usia antara 15-17 tahun.Yang ketiga yaitu masa remaja akhir, masa ini terjadi pada usia antara 18- 21 tahun. Masa remaja merupakan masa rentan bagi seorang individu.masa ini adalah masa dimana seorang anak mempunyai rasa penasaran yang tinggi dan adanya keinginan yang besar untu mencoba hal-hal baru yang belum mereka temukan sebelumnya.Masa remaja mempunyai banyak cirri-ciri.Ciri-ciri tersebut antara lain yaitu: a. Rasa ingin tau yang besar Hal ini terbukti dengan adanya dorongan untuk selalu mengetahui lebih banyak tentang informasi tertentu,selalu bertanya
tentang
hal-hal
36
yang
dirasa
belum
mereka
pahami,selalu memperhatikan orang, objek, dan situasi, peka dalam pengamatan dan ingin mengetahuinya. b. Bersifat imajinatif Remaja akan
selalu
mempunyai khayalan-khayalan
tentang sesuatu yang tidak atau belum pernah terjadi. c. Merasa tertantang oleh kemajemukan Kondisi masyarakat
yang majemuk akan mendorong
seorang remaja untuk mencoba-coba hal baru meski kadang itu berdampak buruk pada dirinya. d. Sikap berani mengambil resiko Sikap
remaja
yang
selalu penasaran dan ingin
mencoba-coba akan membuat mereka berani mengambil resiko yang paling buruk sekalipun asalkan keinginannya dapat terpenuhi. e. Selalu ingin mmenjadi perhatian dari orang sekitar Remaja selalu mempunyai keinginan
untuk
bisa
menjadi pusat perhatian dalam lingkungannya.Oleh karena itu,
mereka
kadang
diluar batas agar
melakukan
mendapat
tindakan-tindakan yang
perhatian
dari
orang-orang
disekitarnya. Demikianlah para remaja,mereka akan melakukan apapun demi memperoleh apa yang diinginkan.Termasuk melakukan tindakan yang tidak sesuai norma dan berperilaku buruk dalam kehidupan.Mereka
37
tidak mempedulikan akibat yang timbul dari perilaku buruk yang mereka lakukan. Perilaku sering juga disebut dengan akhlak atau moral. Moral ialah
kelakuan
yang
sesuai
dengan
ukuran- ukuran
(nilai-nilai)
masyarakat, yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar, yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan atau tindakan tersebut (Daradjat, 1985:63) Seperti yang telah kita ketahui bahwa akhlak atau moral membutuhkan bimbingan dan binaan agar terarah pada akhlak yang baik dan bukan pada akhlak yang buruk atau menyimpang. Dalam proses pembinaan akhlak atau moral sebaiknya sesuai dengan nilai dan norma agama. Seperti dalam tulisan Daradjat (1970:85),”Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan sangat penting. Karena nilai-nilai moral yang datang dari agama, tetap tidak berubah-ubah oleh waktu dan tempat”. Nilai dan norma yang berasal dari agama tidak akan pernah berubah karena semua bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Penerapan
nilai
dan
norma
agama
ini
dapat
dengan
melalui
pendidikan yang dilakukan orang tua dalam keluarga. Pendidikan moral selain berdasar pada norma dan nilai agama, juga harus berdasar pada nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat. Sebagai makhluk sosial manusia hidup diantara masyarakat yang mempunyai serangkaian aturan kehidupan. Norma yang ada dalam
38
masyarakat baik
yang bersumber dari agama ataupun dari adat
istiadat setempat merupakan tolok ukur yang dipakai masyarakat untuk mengukur perilaku seseoarang baik itu perilaku baik ataupun perilaku buruk. Seseorang akan dianggap berperilaku baik ketika perbuatan dan tingkah lakunya sesuai dengan norma dan nilai yang ada. Sebaliknya,seseorang akan dianggap berperilaku buruk atau menyimpang ketika perbuatan dan tingkah lakunya tidak sesuai dan melanggar norma yang ada. Sekarang ini zaman sudah berubah, seseorang akan mudah melakukan
pelanggaran terhadap
pelanggaran terhadap dan
akhlak.Ada
norma
yang
ada. Bentuk-bentuk
norama itulah wujud dari kemerosotan moral
beberapa
faktor
yang
menyebabkan terjadinya
kemerosotan moral pada anak atau remaja.Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut: a. Kurang tertanamnya jiwa agama Jiwa agama yang tertanam kuat dalam diri seseorang akan menjadi benteng moral yang sangat tangguh. Seseorang yang benar-benar memahami ajaran Islam dengan baik akan selalu berusaha menjalankan kebaikan dan menghindari serta menjauhi
keburukan.Sebaliknya
seseorang
yang
jauh
dari
agama akan semakin sulit memelihara moral dan akan semakin mudah melakukan pelanggaran-pelanggaran.
39
b. Pendidikan moral tidak terlaksana dengan baik Pembinaan
moral
dini.Anak-anak belum
sebaiknya
mengetahui
dilaksanakan sejak tentang
batasan dan
ketentuan moral, oleh sebab itu para orang tua sebaiknya melaksanakan dengan
baik
agar
anak
tumbuh
dengan
kebiasaan-kebiasaan yang baik. c.
Suasana atau kondisi keluarga yang kurang baik Suasana dalam keluarga sangat mempengaruhi pola pikir dan
perilaku
anak. Keadaan
yang
menyenangkan
dalam
keluarga akan membuat anak merasa nyaman, tapi sebaliknya keadaan keluarga yang menegangkan akan membuat anak ketakutan, cemas
dan
gelisah
sehingga
mendorong
anak
melampiaskan perasaanya pada hal-hal yang salah. d. Adanya pengaruh budaya asing Inilah
faktor
yang
kemerosotan akhlak
sangat
dominan
dalam masalah
atau moral.Budaya asing yang tidak
sesuai dengan norma agama dan norma bangsa ternyata mampu mengubah pribadi masyarakat terutama remaja. e. Keadaan lingkungan masyarakat sekitar Faktor
ini
merupakan
menyebabkan kemerosotan
factor
penting
dalam
moral.Lingkungan sekitar sangat
mempengaruhi prabadi dan perilaku seseorang.Jika lingkungan baik
maka
individu
yang
40
berada
disitu
juga
akan
baik.Demikian juga sebaliknya, jika lingkungan buruk maka individu tersebut juga akan terbawa oleh pengaruh buruk keadaan tersebut. f.
Minimnya bimbingan untuk mengisi waktu luang Kurangnya kegiatan untuk mengisi waktu luang akan memberikan peluang kepada seseorang untuk melakukan halhal negatif.Oleh karena itu, sebaiknya seorang anak dibimbing dan diarahkan untuk mengisi waktu luang mereka dengan kegiatan yang positif.Jika seseorang telah mempunyai banyak kegiatan dan sedikit
punya waktu luang, maka perilaku-
perilaku buruk tidak akan terjadi. Begitu banyak faktor yang menyebabkan kemerosotan moral dan akhlak. Karena
itulah,
para
orang
tua diharapkan
mampu
mengendalikan dan menangani masalah tersebut dengan melakukan pendidikan agama kepada anak, melakukan pembinaan moral serta mendampingi dan mengarahkan anak kepada hal-hal yang positif. Moral
yang
baik
tidak
akan
terbentuk
tanpa adanya
pembiasaaan dan teladan yang baik. Oleh karena itu, pendidikan moral yang diajarkan kepada anak-anak sebaiknya tidak berhenti pada proses pengajaran saja. Menurut Kohlberg (1995:65),”Anak-anak tidak hanya perlu diajar hal-hal moral; Mereka perlu diajar untuk mempraktikan
perilaku dan
kebiasaan
41
moral, serta
perlu
diberi
ganjaran atas perilaku moralnya atau dihukum karena mengikuti godaan”. Langkah tersebut dilakukan agar anak tidak hanya mengetahui ajaran tentang moral tersebut namun, juga mampu melaksanakan dalam kehidupan sehari-harinya. Tidak hanya aspek kognitif dan afektif saja namun juga aspek psikomotorik. Perilaku sosial terdiri dari dua macam yaitu perilaku sosial yang negatif dan perilaku sosial yang positif. Perilaku sosial yang negative terdiri dari perilaku perilaku yang menyimpang yang tidak sesuai
dengan
aturan
dan
norma
yang
berlaku
baik
norma
masyarakat, adat istiadat dan agama. Perilaku sosial yang positif terdiri dari perilaku sosial dalam lingkungan
keluarga
dan
perilaku
sosial
dalam
lingkungan
masyarakat. a. Dalam lingkungan keluarga terdiri dari 1) Bersikap baik terhadap orang tua dan anggota keluarga yang lain Bersikap baik dapat diartikan sebagai sikap menghargai dan menghormati kedua orang tua dan anggota keluarga yang lain.Mendengarkan dan melaksanakan nasehat serta bimbingan orang tua. 2) Kasih sayang terhadap orang tua dan anggota keluarga yang lain Adanya kasih sayang antar anggota keluarga akan menciptakan suasana yang menyenangkan, penuh kedamaian
42
dan kenyamanan dalam keluarga tersebut.Dengan adanya kasih sayang, saling
dalam suatu keluarga akan timbul sikap dan rasa memiliki antara anggota keluarga yang satu dengam
anggota keluarga yang lain. b. Dalam lingkungan masyarakat perilaku sosial yang positif terdiri dari: 1) Bersikap baik dalam bergaul Dalam pergaulan sudah sepatutnya seseorang bersikap baik, sopan santun, menghargai dan menghormati orang lain, memperlakukan orang lain sebagaimana mestinya, memberikan apa yang menjadi hak orang lain,dan bersikap atau bertingkah laku
yang
baik
sehingga
tidak
menimbulkan
gangguan
terhadap orang lain. 2) Kasih sayang terhadap sesama Kasih sayang tidak hanya dibutuhkan dalam lingkungan keluarga saja. Dalam bergaul dengan masyarakat, diperlukan juga
adanya
kasih
sayang
sehingga
timbul
rasa
salimg
memiliki. 3) Peduli dan tolong menolong terhadap sesama Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan mampu hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Kehidupan yang semakin sulit menuntut seseorang untuk bisa peduli terhadap
43
sesama dengan memberikan bantuan dan pertolongan kepada yang membutuhkan guna meringankan beban mereka. 4) Mau memberi dan menerima saran Hidup barmasyarakat tidak selalu sesuai dengan apa yang menjadi keinginan dan kemauan. Apa yang difikirkan tidak selalu sama dengan realita yang ada. Keadaan ini menuntut agar seseorang dapat menerima perbedaan yang ada. Saling
mengingatkan
dan
memberi
saran
ketika
terjadi
kesalahan agar tercipta keadaan yang harmonis. 2. Bentuk bentuk perilaku sosial Ada beberapa bentuk perilaku sosial yang sering kita lihat. Bentuk-bentuk tersebut adalah Sebagai berikut: a. Meniru Merupakan perilaku sosial dimana seseorang mencontoh orang lain yang menjadi idolanya ataupun panutannya mulai dari sikap, tingkah
laku, cara
berbicara, cara berpakaian,
hingga pada cara pandangnya. b. Persaingan Merupakan bentuk perilaku
sosial
dimana
terdapat
keinginan untuk saling mengalahkan dan mengungguli antara satu dengan yang lain.
44
c. Kerja sama Merupakan bentuk perilaku sosial yang positif dari seseorang yang didalamnya terdapat keinginan untuk saling membantu satu dengan yang lain untuk melakukan suatu pekerjaan guna mencapai tujuan bersama. d. Simpati Simpati merupakan perasaan rasa tertarik kepada orang lain (Walgito, 1994:73). Rasa simpati timbul atau muncul tidak secara logis, namun rasa simpati muncul karena faktor emosi dan perasaan. e. Empati Merupakan
bentuk
perilaku
sosial
yang
berkenaan
dengan perasaan seseorang dimana orang tersebut merasa turut
merasakan
atau
turut
merasa
penderitaan orang lain dan bersikap
sedih seolah olah
terhadap berada
pada posisi orang lain. f. Dukungan sosial Setiap manusia membutuhkan orang lain untuk dirinya. Suport dan dukungan dari orang lain akan sangat berguna ketika
seseorang
dapat
berupa
berada
pada
kesulitan.Dukungan sosial
perhatian, dukungan untuk menumbuhkan
percaya diri, serta memberikan ketika berada dalam kesulitan.
45
semangat pada orang lain
g. Membagi Merupakan bentuk perilaku sosial dimana seseorang memberikan sebagian yang dimilikinya kepada orang lain. Dengan ini diharapkan
ia akan diterima dalam suatu
kelompok. h. Perilaku akrab Sikap seseorang dalam hubungan sosial dimana antara satu
dengan
yang
lain
tidak
ada
perasaan saling
mengalahkan. Perlakuan yang baik pada orang lain serta mudah bergaul dengan orang lain. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial remaja Perilaku
ada dua jenis,yang pertama yaitu perilaku yang
alami atau refleksif dan yang kedua yaitu perilaku operan atau bentukan. Perilaku yang alami yaitu perilaku yang terjadi sebagai reaksi
secara
spontan
terhadap
rangsangan
yang
mengenai
organisme yang bersangkutan. Perilaku ini merupakan perilaku yang dibawa sejak
manusia
lahir.
Sedangkan perilaku operan atau
bentukan yaitu perilaku yang dibentuk melalui proses belajar, latihan, pembentukan
dan
pembiasaan.
Perilaku
operan
atau
bentukan ini dapat berubah ubah sesuai dengan bagaimana latihan dan
pembiasaan
dipengaruhi oleh
yang
dilakukan.
Perilaku
sosial
beberapa faktor yaitu sebagai berilut:
46
manusia
a. faktor dari dalam (internal) .
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat berupa insting, motif dari dalam dirinya, sikap, serta nafsu. Faktor internal
ini dipengaruhi
oleh dua
faktor
yaitu
faktor
biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis bisa berupa faktor genetik atau bawaan dan motif biologis seperti kebutuhan makan dan minum, kebutuhan seksual serta kebutuhan
melindungi
sosiopsikologi berhubungan
berupa dengan
diri
dari
bahaya. Untuk faktor
kemampuan emosional
afektif
yang
manusia, kemampuan
kognitif yang merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan
apa
yang
diketahui
manusia serta kemampuan
konatif yang merupakan aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. Begitu banyak factor yang mempengaruhi perilaku manusia.Ketika foktor dalam diri baik maka akan menimbulkan perilaku yang baik pula. Sebaliknya ketika faktor dalam diri buruk maka akan menimbulkan perilaku yang buruk pula.
Faktor
internal yang bermaca-macam yang berada dalam diri seseorang akan menimbulkan bentuk perilaku sosial yang bermacam macam.
47
b. faktor dari luar (eksternal) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang atau individu. Faktor yang timbul dari keluarga,
sekolah dan masyarakat
akan mempengaruhi
perilaku sosial seorang individu. Faktor eksternal ini dapat berupa pengaruh lingkungan sekitar dimana individu tersebut hidup dan
ditambah
dengan
adanya
reinforcement
(hukuman dan hadiah) yang ada dalam komunitas tersebut. Pengaruh lingkungan terhadap perilaku individu dapat berupa kondisi masyarakat, perubahan iklim dan cuaca serta factor ekonomi individu.Kondisi masyarakat yang baik dan stabil akan berdampak baik pada perlaku seseorang, begitu juga jika
kondisi
masyarakat
menimbulkan perilaku
yang
yang
tidak
buruk
kondusif sebagai
akan bentuk
perwujudan dari perasaan dan emosional.Perubahan iklim dan cuaca juga mempengarihi perilaku seseorang. Disini perilaku timbul sebagai wujud penyesuaian diri terhadap cuaca yang sedang berlangsung. Selanjutnya adalah faktor ekonomi dari individu. Faktor ini merupakan factor penting dalam perilaku seseorang.Keadaan ekonomi yang kurang dan sulit
akan
menjadikan
seseorang
berbuat
nekat
dan
semaunya tanpa mempedulikan orang lain.seseorang akan melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhannya meski
48
dengan melakukan pelanggaran terkadap norma dan aturan yang berlaku. Tidak ada lagi rasa malu dan sungkan melukakan kegiatan yang melanggar aturan. Semua dilkukan demi memenuhi
kebutuhan
eksternal
selanjutnya yaitu
yang
yang terus
mendesak.Faktor
adanya
hadiah dan
hukuman. Hukuman ataupun hadiah akan menjadi pendorong yang sangat kuat dalam perilaku manusia. Seseorang akan selalu berperilaku baik dengan harapan akan mendapatkan hadiah. Adanya hukuman juga akan menjadi kendali serta kontrol terhadap perilaku sosial manusia.Dengan adanya hukuma dan hadiah maka seseorang akan selalu berhati-hati dalam
bertindak
dan
akan
mempengaruhi
berperilaku. Faktor-faktor bentuk
perilaku manusia
tersebut dalam
kehidupannya. Begitu banyak dan begitu kompleks faktor yang mempengaruhi perilaku sosial manusia. Baik faktor lingkungan atau dengan adanya reinforcement (hadiah dan hukuman) mempunyai pengaruh yang sangat cukup signifikan terhadap perilaku sosial. Perilaku yang timbul juga bermacam-macam sesuai dengan faktor mana yang menyebabkan dan mempengaruhi.Perilaku baik dan perilaku buruk dapat timbul karena faktor-faktor tersebut.Untuk perilaku baik tentu tidak menimbulkan masalah. Namun, untuk perilaku buruk tentu akan mempengaruhi kehidupan masyarkat sekitar.
49
C. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Remaja Masa sekarang ini merupakan masa dimana banyak sekali tantangan dan gangguan yang dihadapi manusia. Sudah tidak terhitung lagi berapa jumlah manusia yang melakukan kerusakan dimuka bumi. Tugas utama manusia sebagai khalifah tidak lagi menjadi tujuan utama manusia hidup. Mereka sibuk dengan kehidupan dunia yang tidak abadi. Hal ini membuktikan bahwa saat ini manusia telah kehilangan kendali dan pegangan. Agama yang seharusnya dijadikan pedoman hidup tidak lagi dihiraukan. Moral dan akhlak yang dulu begitu diutamakan menjadi hal yang dinomorduakan. Apapun cara dilakukan demi tercapainya tujuan meski harus melanggar norma yang ada. Kerusakan
demi
kerusakan, bencana demi
bencana
datang
melanda bumi.Bumi yang dulu terjaga kini hancur sebagai akibat dari ulah manusia yang tidak terkendali.Tidak ada lagi kasih sayang dan saling menghormati antar satu dengan yang lain.Yang ada hanyalah nafsu dan
kemauan
untuk mengungguli
dan
mengalahkan
satu
dengan
lainnya.Yang terfikir sekarang hanyalah bagaimana caranya agar ambisi dapat
terpenuhi meski
dengan
menghalalkan
segala
cara
termasuk
menghilangkan nyawa orang lain. Kerusakan berganti tidak
bumi lagi
kebahagiaan.Bencana
telah
tampak.Bencana
diperdulikan yang
datang
50
yang sebagai
yang
datang
terpenting peringatan
silih adalah
tuhan tidak
dihiraukan.Sebaliknya datangnya bencana dianggap sebagai jalan baru untuk
mendapat
keuntungan pribadi.Sungguh sangat
memprihatinkan
keadaan dunia sekarang ini.Tugas utama manusia sebagai khalifah tidak bisa terpenuhi. Sekarang yang menjadi masalah adalah bagaimana manusia memperbaiki keadaan dunia yang telah hancur. Usaha apa yang harus dilakukan agar kerusakan- kerusakan itu tidak semakin merajalela. Usaha untuk memperbaiki dan menyadarkan manusia- manusia yang kehilangan kendali itu mungkin sulit. Kerusakan itu telah mendarah daging dalam diri dan jiwa mereka. Yang perlu dilakukan sekarang adalah bagaimana menyiapkan
dan
membentuk
manusia-manusia
baru
yang
akan
memperbaiki keadaan dunia dan mengembalikan fitrah manusia sebagai khalifah. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan melakukan dan
melaksanakan
pendidikan
agama
pada
generasi
baru
dan
memberikan bekal agama pada mereka. Sebagaimana dikemukakan Aly dan Munzier (2005:154) bahwa pendidikan Islam merupakan pendidikan tingkah laku praktis: tidak cukup dengan kata-kata ,tetapi memperhatikan aspek perbuatan. Jadi,”pemahaman terhadap dasar-dasar agama Islam adalah suatu proses kehidupan masa kini dan sekaligus proses untuk mempersiapkan kehidupan yang akan datang yang dilandasi dengan dasar-dasar religius (pokok-pokok) keyakinan agama Islam”(Daradjat 1975:10). Pada dasarnya seorang anak terlahir sebagai lembaran kosong dan putih.Warna yang akan ada dalam hidup seorang anak bergantung
51
pada bagaimana dan dengan apa para orang tua mengisi lembaran kosong tersebut.Karena itulah,maka para orang tua mempunyai tugas yang cukup berat dalam menentukan kepribadian, tingkah laku, dan perilku seorang anak.Orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
menanamkan nilai-nilai
moral, etika, budi pekerti bahkan
menanamkan nili-nilai agama terhadap seorang anak. Pendidikan agama menjadi hal yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sekarang ini. Perkembangan teknologi yang begitu
pesat
membawa
perubahan
yang
cukup
signifikan
dalam
kehidupan manusia. Perubahan yang tidak hanya positif namun juga yang negatif. Manusia yang tidak mempunyai proteksi atau kendali akan dengan mudah terbawa dampak negatif tersebut. Dampak negatif yang akan membawa keburukan pada kehidupan manusia. Pendidikan mengenai dasar-dasar agama terhadap anak
pada
intinya merupakan pendidikan moral dan akhlak yang mendasar yang akan
membentuk
anak
menjadi
bermoral
dan
berakhlak
mulia.
Pendidikan tentang agama juga harus mencakup seluruh aspek agama yang terdiri dari pendidikan akidah, ibadah dan mu’amalah. Dasar-dasar agama Islam yang tidak dapat diabaikan bagi seorang yang beragama Islam adalah kepercayaan (akidah), budi pekerti atau kesusilaan (Akhlak) serta
amal
kebajikan
seorang
mu’amallah)(Ash Shidieqy, 1998:25).
52
muslim
(ibadah,
Syari’ah
dan
Pelaksanaan
pendidikan agama yang paling efektif adalah
dalam lingkungan keluarga. Menurut Aly dan Munzier (2005:201),”Para ahli
psikologi dan pendidikan menyatakan bahwa tahun-tahun pertama
kehidupan anak merupakan
masa
paling
penting bagi pembentukan
kepribadian dan penanaman sifat-sifat dasar. Dalam keluarga anak akan lebih
mudah
memahami,
menghayati
dan
melaksanakan apa
yang
diajarkan terhadap mereka, karena pendidikan dalam keluarga tidak hanya memberikan materi namun juga memberi contoh pelaksanaan materi tersebut. Dalam
keluarga, orang
tua
akan
membimbing
anak untuk
melaksakan meteri yang telah diberikan. Keluarga merupakan tempat pertama dalam sosialisasi anak. Dalam keluarga seorang anak akan meniru dan mencotoh apa yang dilihat dalam kehidupan sehari –harinya. Dalam keluarga juga seorang anak mendapat pengalaman-pengalaman baru yang akan membekas kuat dalam ingatannya. Pengalaman baru itu mempengaruhi pola fikir dan perilakunya dimasa yang akan datang. Dari sini dapat diketahui keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk pribadi serta pola perilaku anak. Apa yang diajarkan dalam keluarga, itulah yang akan membentuk dasar perilaku seseorang. Anak yang telah mendapat pendidikan agama dalam keluarga maka selanjutnya anak akan mengalami perkembangan perilaku sosial yang baik pula.Dengan catatan apa yang diberikan kepada anak
53
bukan
hanya
bersifat
normatif
saja
tetapi
lebih
dari
itu
adalah
keteladanan yang diberikan oleh orang tua. Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar atau pondasi bagi kepribadian anak yang akan dikembangkan ketika anak mulai hidup bermasyarakat. Ketika pondasi yang dibangun oleh keluarga kuat maka, kepribadian anak selanjutnya juga akan kuat sehingga tidak mudah terpengaruh oleh perubahan zaman yang begitu pesat. Dan ketika pondasi yng dibangun lemah maka, kepribadian anak selanjutnya juga akan lemah sehingga anak tidak punya pendirian dan anak akan dengan mudah terpengaruh pekembangan zaman yang tidak terkendali. Pendidikan agama dalam keluarga sangat penting dilakukakan sebagai melampui
usaha memperbaiki batasan
yang
perilaku-perilaku
manusia
ada. Pendidikan tersebut
yang
telah
diharapkan
dapat
memberikan dampak yang baik dalam perkembangan perilaku manusia dimasa yang akan datang.Dengan melaksanakan pendidikan agama dengan baik, setidaknya kita menyiapkan khalifah-khalifah yang tangguh dan kuat yang kelak mampu memperbaiki keadaan dunia dimasa yang akan datang.
54
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Dusun Banaran Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 1. Keadaan Geografis Dusun Banaran Desa Banyukuning Dusun Banaran merupakan sebuah Dusun yang terletak di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan, jarak dengan Kelurahan
+1
Km, jarak dengan Kecamatan + 3 Km, dan jarak dengan Kabupaten + 25 Km (Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Dusun Banaran Desa Banyukuning) a. Batas Wilayah Dusun Banaran Dusun Banaran berbatasan dengan Dusun dan Desa lainnya yaitu:
Sebelah Utara
: Desa Candi
Sebelah Selatan
: Dusun Krajan
Sebelah Barat
: Desa Candi
Sebelah Timur
: Desa Candi
b. Luas Wilayah Luas wilayah Dusun Banaran + 13,3 Ha yang terdiri atas:
Pemukiman
: 38 %
Persawahan
: 53 %
Tempat usaha
: 6%
Pemakaman
: 3%
55
2. Monografis Dusun Banaran Desa Banyukuning Jumlah penduduk Dusun Banaran + 475 jiwa, yang terdiri atas 213 laki-laki dan 262 perempuan terbagi dalam 115 Kepala Keluarga (Sumber Tata Usaha Pemerintahan Dusun Banaran Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan) a. Mata Pencaharian Mata pencaharian warga masyarakat Dusun Banaran Desa Banyukuning kebanyakan adalah petani. Berdasarkan data Dusun Banaran Desa Banyukuning diperoleh perincian mata pencaharian penduduk sebagai berikut: TABEL I TABEL MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING NO
PEKERJAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Petani Buruh tani Pedagang/Wiraswasta PNS Pertukangan Pegawai Swasta Buruh Industri Buruh Bangunan Pengusaha Peternak Penjahit Pengrajin Guru Swasta Lain-lain
56
JUMLAH PENDUDUK 81 orang 25 orang 16 orang 20 orang 5 orang 6 orang 27 orang 2 orang 1 orang 1 orang 237 orang
b. Kondisi Agama Mayoritas penduduk Dusun Banaran Desa
Banyukuning
menganut agama Islam. Berdasarkan data Dusun Banaran Desa Banyukuning diperoleh perincian kondisi keagaman sebagai berikut: TABEL II TABEL KONDISI KEAGAMAAN PENDUDUK DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING NO
KELOMPOK AGAMA
JUMLAH PENDUDUK
1 2 3 4 5 6
Islam Katholik Kristen Hindu Budha Khonghucu(kepercayaan) JUMLAH
465 10 475
c. Keadaan Sosial 1) Adat istiadat Adat istiadat gotong-royong masih berjalan dengan baik, selamatan dalam hari-hari besar Islam atau nasional juga masih
berlaku. Peringatan
hari
besar
keagamaan
seperti
Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ mi’raj, Nuzulul Qur’an, serta pengumpulan dan pembagian zakat. Selain peringatan hari besar keagamaan, kegiatan keagamaan juga berjalan dengan baik di Dusun Banaran. Setiap malam hari kegiatan Yasinan berjalan dengan baik. Masing-masing RT mempunyai jadwal yang sudah berjalan dengan baik.
57
2) Struktur
Organisasi
Dusun
Banaran Desa Banyukuning
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Dusun Banaran di pimpin oleh seorang Kepala Dusun dibantu oleh aparatnya dengan struktur organisasi sebagai berikut: TABEL III STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN Kepala Dusun Sumiyarto
Ketua RW Suyoto
Moden R.Burhanudin
Ketua RT 2 Jumadi
Ketua RT 1 Hartono Saefudin
Ketua RT 4 Asrondi
Ketua RT 3 Juwari
Masyarakat
58
B. Penyajian Data 1. Data Nama Responden Nama-nama responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: TABEL IV DAFTAR NAMA RESPONDEN REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NAMA RESPONDEN Nur Rofik Bening Sri Hulupi Agus Suprayitno Khafid Al Fahad Wahyu Widi Astutik Mukozin Ulil Albab Sri Indah Windu Anwar Shidiq A Shodiq Kurnia Adi Maffudin Dian Wulandari Fifi Al Ikhsan Ikang Kolil Agus Nida Ulloh Yoni Rahmat Munif Mudhofar Ari Al Aminul Lukman Ani Listiawati Eko Prasetyo Agus Prasetiyo Agung Aprilliyanto Desiana Yudi Astuti Kristiyawanto Nur Abdullah Siti Ibtidaiyah Miftahurrohmah Ilyasin Cahyono Nurul Khotimah
UMUR 19 th 20 th 17 th 17 th 14 th 19 th 17 th 16 th 19 th 17 th 16 th 15 th 19 th 18 th 19 th 15 th 15 th 14 th 17 th 15 th 17 th 21 th 15 th 18 th 16 th 18 th 15 th 17 th 18 th 14 th
59
KODE RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
2. Data tentang pendidikan agama dalam keluarga dan Data tentang perilaku sosial remaja di Dusun Banaran Desa Banyukuning kecamatan Bandungan Data tentang pendidikan agama dalam keluarga di Dusun Banaran Desa Banyukuning Sebagai berikut: TABEL V DATA PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING
NO 1
2
3
4
ITEM SOAL Siapakah yang mengenalkan tentang adanya Allah pertama kali kepada anda? a. keluarga b. guru c. teman-teman Dari siapakah pertama kali anda mengetahui tentang rukun iman? a. keluarga b. guru c. teman-teman Apakah keluarga pernah mengenalkan rukun Islam kepada anda? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
Apakah keluarga membimbing untuk melaksanakan shalat? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
FREKUENSI
PROSENTASE
A
B
C
A
B
C
29
1
-
96,7
3,3
-
18
12
-
60
40
-
16
14
-
53,3
46,6
-
27
3
-
90
10
-
60
5
6
7
8
9
10
11
Apakah dalam keluarga anda melakukan shalat berjama’ah? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah Apakah keluarga membimbing untuk biasa membaca A-Qur’an/ a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah Dari siapa anda belajar tentang hukum tajwid dalam membaca Al-Qura’an? a. keluarga b. guru c. teman-teman Dari siapa anda pertama kali tahu tentang perintah puasa di bulan ramadhan? a. keluarga b. guru c. teman-teman Apakah keluarga membimbing anda untuk melakukan puasa di bulan ramadhan? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah Apakah keluarga membimbing untuk melakukan sedekah? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah Ketika anda melihat seorang pemgemis apa yang anda lakukan? a. memberi dengan ikhlas b. memberi sambil marah c. tidak memberi
4
22
4
13,3
73,3
13,3
22
6
2
73,3
20
6,6
7
23
-
23,3
76,6
-
30
-
-
100
-
-
30
-
-
100
-
-
24
5
1
80
16,6
3,3
28
-
2
93,3
-
6,6
61
12
13
14
15
Apakah keluarga membimbing untuk melakukan akhlak terpuji? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah Dari mana anda mendapat contoh tentang akhlak terpuji? a. keluarga b. guru c. teman-teman Apakah keluarga membimbing untuk membaca do’a sebelum melakukan suatu pekerjaan? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah Darimana anda pertama kali tahu tentang hukum Islam? a. keluarga b. guru c. teman-teman
28
1
1
93,3
3,3
3,3
26
4
-
86,6
13,3
-
16
13
1
53,3
43,3
3,3
19
11
-
63,3
36,6
-
62
Data tentang perilaku sosial remaja di Dusun Banaran Desa Banyukuning sebagai berikut: TABEL VI DATA PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING FREKUENSI NO 1
2
3
4
5
ITEM SOAL Apa yang anda lakukan ketika anda berjalan didepan orang tua anda? a. Berjalan sambil membungkukkan badan b. Berjalan biasa c. Lewat sambil barlari Menurut anda ,apakah seorang anak wajib menghormati orang tua? a. Sangat wajib b. Wajib namun tudak harus c. Tidak wajib Apakah anda bersikap baik kepada orang tua anda? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Apa yang anda lakukan ketika orang tua menasehati anda? a. Mendengarkan sambil memperhatikan b. Mendengarkan tanpa memperhatikan c. Tidak menghiraukan Apakah anda melaksanakan nasehat orang tua? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
63
PROSENTASE
A
B
C
A
B
C
28
2
-
93,3
6,6
-
30
-
-
100
-
-
22
8
-
73,3 26,6
27
3
-
8
22
-
90
10
26,6 73,3
-
-
-
6
7
8
9
10
11
Bagaimana sikap anda terhadap anggota keluarga yang lain? a. Menghormati b. Biasa saja c. Tidak peduli Ketika ada anggota keluarga yang sakit apa yang anda lakukan? a. Memperhatikan dan merawat dengan baik b. Bersikap biasa saja c. Cuek/tidak peduli Bagaimana sikap anda dalam bergauk dengan masyarakat? a. Bersikap baik dan turut andil secara aktif dalam memajukan masyarakat b. Bersikap biasa saja dan membantu jika ada imbalan c. Tidak peduli karena bukan urusan anda Ketika ada teman yang kesulitan sikap anda? a. Memberikan nasehat dan membantu dengan ikhlas b. Membantu sambil menggerutu c. Tidak membantu Apa yang anda lakukan ketika ada teman anda yang meminta bantuan? a. Bersedia membantu dengan ikhlas b. Membantu jika ada imbalan c. Tidak membantu dan menyuruh temn meminta kepada yang lain Ketika ada teman yang melakukan kesalahan kepada anda kemudian ia meminta maaf,sikap anda? a. Memaafkan dengan ikhlas b. Memaafkan dengan syarat c. Tidak memaafkan karena masih marah
64
28
2
-
93,3
6,6
-
26
4
-
86,6 13,3
-
29
1
-
96,6
3.3
-
29
1
-
96,6
3,3
-
29
-
1
96,6
-
3,3
29
1
-
96,6
3,3
-
12
13
14
15
Ada teman yang meminta saran kepada anda,sikap anda? a. Menerima dengan hati terbuka b. Menerima dengan terpaksa c. Tidak menerima dan marah Ada teman yang meminta saran kepada anda,sikap anda? a. Memberikan saran dengan senang hati b. Memberikan saran dengan mengajukan imbalan c. Tidak menghiraukan karena bukan urusan anda Ada teman yang sedang mengadakan acara dan kamu tidak diundang,sikap kamu? a. Tetap bersikap baik b. marah-marah c. Berniat untuk menggagalkan acara tersebut Anda sedang bermain tiba-tiba ada teman yang mengganggu,sikap anda? a. Memberi nasehat untuk mengganggu b. Memarahi teman anda dan memukulnya c. Langsung pergi meninggalkan teman anda
29
1
-
96,6
3,3
-
29
-
1
96,6
-
3,3
29
1
-
96,6
3,3
-
28
2
-
93,3
6,6
-
3. Data Hasil Angket a. Data Hasil Angket Tentang Pendidikan Agama Dalam Keluarga Untuk mengetahui pendidikan agama dalam keluarga di Dusun Banaran Desa Banyukuning penulis memperoleh data dari hasil angket yang telah diberikan kepada responden. Angket tentang pendidikan agama dalam keluarga berisi 15 item pertanyaan yang setiap item
65
pertanyaan terdapat 3 alternatif jawaban yaitu A, B dan C dengan bobot penilaian sebagai berikut: 1). Alternatif jawaban A dengan nilai 3 2). Alternatif jawaban B dengan nilai 2 3). Alternatif jawaban C dengan nilai 1 Adapun hasil angket yang diberikan kepada responden dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:
66
TABEL VII TABEL HASIL ANGKET TENTANG PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Responden Nur Rofik Bening Sri Hulupi Agus Suprayitno Khafid Al Fahad Wahyu Widi Astutik Mukozin Ulil Albab Sri Indah Windu Anwar Shidiq A Shodiq Kurnia Adi Maffudin Dian Wulandari Fifi Al Ikhsan Ikang Kolil Agus Nida Ulloh Yoni Rahmat Munif Mudhofar Ari Al Aminul Lukman Ani Listiawati Eko Prasetyo Agung Prasetiyo Agung Aprilliyanto Desiana Yudi Astuti Kristiyawanto Nur Abdullah Siti Ibtidaiyah Miftahhurohmah Ilyasin Cahyono Nurul Khotimah
Hasil Jawaban Acak A B C 13 2 9 5 1 10 3 2 10 4 1 8 6 1 11 4 13 2 7 8 6 7 2 10 5 11 4 9 5 1 7 7 1 7 8 15 12 3 12 3 11 4 15 4 8 3 13 2 13 2 13 2 7 8 13 2 13 2 12 3 12 3 10 5 14 1 -
67
Nilai
Nominasi
43 38 38 39 37 41 43 37 34 40 41 38 36 37 45 42 42 41 45 31 43 43 43 37 43 43 43 43 40 43
A B B B B A A B C B A B B B A A A A A C A A A B A A A A B A
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori
tinggi, sedang dan rendah.Adapun untuk menentukan
kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut: i = (T-R) + 1 3 i = (45-31) + 1 3 i = 14 + 1 3 i = 15 3 i=5 Setelah diketahui lebar interval 5, maka ditetapkan klasifikasi dalam kategori sebagai berikut: a). Nominasi A adalah nilai 41-45 intensitas tinggi b). Nominasi B adalah nilai 36-40 intensitas sedang c). Nominasi C adalah nilai 31-35 intesitas rendah Dari data tersebut diatas tingkat pendidikan agama dalam keluarga dapat dikategorikan menjadi 3 , sesuai dengan intervalnya: 1). Tingkat pendidikan agama dalam keluarga tinggi ada 17 orang 2). Tingkat pendidikan agama dalam keluarga sedang ada 11 orang 3). Tingkat pendidikan agama dalam keluarga rendah ada 2 orang
68
b. Data hasil angket perilaku sosial remaja Untuk mengetahui perilaku sosial remaja ,penulis mempeoleh data dari hasil angket yang telah diberikan kepada responden yang terdiri atas 15 item pertanyaan yang setiap item pertanyaan terdapat
3
alternatif jawaban yaitu A, B dan C dengan bobot penilaian sebagai berikut: 1). Alternatif jawaban A dengan nilai 3 2). Alternatif jawaban B dengan nilai 2 3). Alternatif jawaban C dengan nilai 1 Adapun hasil angket tentang perilaku sosial remaja dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:
69
TABEL VIII TABEL HASIL ANGKET TENTANG PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
NO
Nama Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nur Rofik Bening Sri Hulupi Agus Suprayitno Khafid Al Fahad Wahyu Widi Astutik Mukozin Ulil Albab Sri Indah Windu Anwar Sidiq A Shodiq Kurnia Adi Maffudin Dian Wulandari Fifi Al Ikhsan Ikang Kolil Agus nida ulloh Yoni Rahmat Munif Mudhofar Ari Al Aminul Lukman Ani Listiawati Eko Prasetyo Agung Prasetiyo Agung Aprilliyanto Desiana yudi Astuti Kristiyawanto Nur Abdullah Siti Ibtidaiyah Miftahhurohmah Ilyasin Cahyono Nurul Khotimah
Hasil Jawaban Acak A B C 14 1 11 4 15 14 1 11 4 13 2 15 14 1 4 8 3 14 1 14 1 13 2 12 3 12 3 15 15 14 1 11 4 15 14 1 13 2 15 15 13 2 14 1 14 1 14 1 14 1 13 2 15 -
70
Nilai
Nominasi
44 41 45 44 41 43 45 44 31 44 44 41 42 42 45 45 44 41 45 44 43 45 45 43 44 44 44 44 43 45
A A A A A A A A C A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden, kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi, sedang dan rendah.Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut: i = (T-R) + 1 3 i = (45-31) + 1 3 i = 14+1 3 i = 15 3 i=5 Setelah diketahui lebar interval 5, maka ditetapkan klasifikasi dalam kategori sebagai berikut: a). Nominasi A adalah nilai 41-45 intensitas baik b). Nominasi B adalah nilai 36-40 intensitas sedang c). Nominasi C adalah nilai 31-35 intensitas buruk Dari data tersebut diatas perilaku sosial remaja dapat dikategorikan menjadi 3 sesuai dengan intervalnya: 1). Perilaku sosial remaja dengan intensitas baik ada 29 orang 2). Perilaku sosial remaja dengan intensitas sedang ada 0 orang 3). Perilaku sosial remaja dengan intensitas buruk ada 1 orang
71
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut.Analisis ini dimaksudkan untuk mempeoleh gambaran atas pokok-pokok permasalahan yang diajukan.Atau dengan kata lain, analisis ini diajukan dalam rangka mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam bab pendahuluan, yaitu: 1. Untuk mengetahui sejauh mana pendidikan agama dalam keluarga pada remaja di Dusun Banaran Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. 2. Untuk mengetahui perilaku sosial remaja di Dusun Banaran Desa Banyukuning Kecamata Bandungan Kabupaten Semarang. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial remaja di Dusun Banaran Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Untuk memperoleh jawaban dari ketiga poko permasalahan tersebut, penulis menggunakan analisis sebagai berikut: A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap Variabel) Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk pendidikan agama dalam keluarga menggunakan rumus prosentase yaitu:
72
mengetahui tingkat
dan perilaku sosial remaja dengan
F 100% N Keterangan :
P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah responden 1. Pendidikan agama dalam keluarga Berdasarkan data hasil penelitian pada bab III tentang pendidikan agama dalam keluarga diketahui rekapitulasi tingkat pendidikan agama dalam keluarga adalah sebagai berikut: TABEL IX REKAPITULASI TINGKAT PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG NO
KATEGORI
INTERVAL
FREKUENSI
PROSENTASE
1
Tinggi
41-45
17
56,7%
2
Sedang
36-40
11
36,7%
3
Rendah
31-35
2
6,6%
30
100%
Jumlah
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama dalam keluarga pada taraf tinggi mencapai 56,7%, pada taraf sedang mencapai 36,7% dan pada taraf rendah mencapai 6,6%. Dengan demikian , pendidikan agama dalam keluarga di Dusun Banaran Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan tergolong dalam kategori tinggi 56,7% sebanyak 17 orang.
73
Selanjutnya penulis sajikan prosentase masing-masing item soal dalam bentuk tabel sebagai berikut: TABEL X DATA PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING
NO 1
2
3
4
5
ITEM SOAL Siapakah yang mengenalkan tentang adanya Allah pertama kali kepada anda? a. keluarga b. guru c. teman-teman Dari siapakah pertama kali anda mengetahui tentang rukun iman? a. keluarga b. guru c. teman-teman Apakah keluarga pernah mengenalkan rukun Islam kepada anda? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
Apakah keluarga membimbing untuk melaksanakan shalat? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah Apakah dalam keluarga anda melakukan shalat berjama’ah? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
FREKUENSI
PROSENTASE
A
B
C
A
B
C
29
1
-
96,6
3,3
-
18
12
-
60
40
-
16
14
-
53,3
46,6
-
27
3
-
90
10
-
4
22
4
13,3
73,3
13,3
74
6
7
8
9
10
11
12
Apakah keluarga membimbing untuk biasa membaca A-Qur’an/ a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah Dari siapa anda belajar tentang hukum tajwid dalam membaca Al-Qura’an? a. keluarga b. guru c. teman-teman Dari siapa anda pertama kali tahu tentang perintah puasa di bulan ramadhan? a. keluarga b. guru c. teman-teman Apakah keluarga membimbing anda untuk melakukan puasa di bulan ramadhan? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah Apakah keluarga membimbing untuk melakukan sedekah? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah Ketika anda melihat seorang pemgemis apa yang anda lakukan? a. memberi dengan ikhlas b. memberi sambil marah c. tidak memberi
Apakah keluarga membimbing untuk melakukan akhlak terpuji? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
22
6
2
73,3
20
6,6
7
23
-
23,3
76,6
-
30
-
-
100
-
-
30
-
-
100
-
-
24
5
1
80
16,6
3,3
28
-
2
93,3
-
6,6
28
1
1
93,3
3,3
3,3
75
13
14
15
Dari mana anda mendapat contoh tentang akhlak terpuji? a. keluarga b. guru c. teman-teman Apakah keluarga membimbing untuk membaca do’a sebelum melakukan suatu pekerjaan? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah Darimana anda pertama kali tahu tentang hukum Islam? a. keluarga b. guru c. teman-teman
26
4
-
86,6
13,3
-
16
13
1
53,3
43,3
3,3
19
11
-
63,3
36,6
-
Interpretasi soal 1). Pada item 1, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa responden
mengenal
adanya
Allah
dari
keluarga,sedangkan
responden sebanyak 3,3% menyatakan bahwa responden mengenal adanya Allah daru guru, dan 0% dari teman. 2).
Pada item 2, jawaban responden sebanyak 60% menyatakan bahwa responden mengetahui rukun iman dari keluarga, 40% dari guru dan 0% dari teman.
3).
Pada item 3, jawaban responden sebanyak 53,3% menyatakan bahwa keluarga selalu mengenalkan rukun Islam, 46,6% menyatakan bahwa keluarga kadang-kadang mengenalkan rukun Islam dan 0% menyatakan bahwa keluarga tidak pernah mengenalkan rukun Islam.
76
4).
Pada item 4, jawaban responden sebanyak 90% menyatakan bahwa keluarga selalu membimbing melaksanakan shalat, 10% menyatakan bahwa keluarga kadang- kadang membimbing melaksanakan shalat dan 0% menyatakan tidak pernah.
5).
Pada item 5, jawaban responden sebanyak 13,3% menyatakan bahwa keluarga selalu melakukan shalat berjama’ah, 73,3% menyatakan kadang-kadang
melaksanakan
shalat
berjama’ah
dan
13,3%
menyatakan tidak pernah melaksanakan shalat berjama’ah. 6).
Pada item 6, jawaban responden sebanyak 73,3% menyatakan bahwa keluarga selalu membimbing membaca Al-Qur’an, 20% menyatakan bahwa keluarga kadang-kadang membimbing membaca Al-Qur’an dan 6,6% menyatakan bahwa keluarga tidak pernah membimbing membaca Al-Qur’an.
7).
Pada item 7, jawaban responden sebanyak 23,3% menyatakan bahwa responden belajar hukum tajwid dari keluarga, 76,6% menyatakan bahwa responden belajar hukum tajwid dari guru dan 0% dari teman.
8).
Pada item 8, jawaban responden sebanyak 100% menyatakan bahwa responden mengetahui perintah puasa di bulan ramadhan dari keluarga, 0% dari guru dan teman-teman.
9).
Pada item 9, jawaban responden sebanyak 100% menyatakan bahwa keluarga
selalu
membimbing
melaksanakan
ramadhan,0% kadang-kadang dan tidak pernah.
77
puasa
dibulan
10). Pada item 10, jawaban responden sebanyak 80% menyatakan bahwa keluarga
selalu
membimbing
melakukan
sedekah,
16,6%
menyatakan kadang-kadang dan 3,3% menyatakan tidak pernah. 11). Pada item 11, jawaban responden sebanyak 93,3% menyatakan bahwa memberi dengan ikhlas ketika ada pengemis,0% memberi sambil marah dan 6,6% tidak memberi. 12). Pada item 12, jawaban responden sebanyak 93,3% menyatakan bahwa keluarga membimbing melakukan akhlak terpuji, 3,3% menyatakan kadang-kadang dan 3,3% menyatakan tidak pernah. 13). Pada item 13, jawaban responden sebanyak 86,6% menyatakan bahwa responden menyatakan mendapat contoh tentang akhlak terpuji dari keluarga,13,3% menyatakan dari guru dan 0% dari teman. 14). Pada item 14, jawaban responden sebanyak 53,3% menyatakan bahwa keluarga selalu membimbing untuk membaca do’a dalam melakukan setiap kegiatan, 43,3% menyatakan kadang-kadang dan 3,3% menyatkan tidak pernah. 15). Pada item 15, jawaban responden sebanyak 63,3% menyatakan bahwa responden pertama keli mengetahui tentang hukum Islam dari keluarga, 36,6% dari guru dan 0% dari teman-teman. 2. Perilaku sosial remaja Berdasarkan hasi penelitian pada bab III tentang perilaku sosial remaja diketahui rekapitulasi perilaku sosial sebagai berikut:
78
TABEL XI REKAPITULASI PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG NO KATEGORI
INTERVAL
FRKUENSI
PROSENTASE
1
Baik
41-45
29
96,7%
2
Sedang
36-40
0
0%
3
Buruk
31-35
1
3,3%
30
100%
Jumlah
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial remaja yang baik yaitu 96,7% sebanyak 29 orang, perilaku sosial yang sedang yaitu 0% dan perilaku sosial remaja yang buruk yaitu 3,3% sebanyak 1 orang.Sehingga dengan demikian, perilaku sosial remaja di Dusun Banaran Desa Banyukuning tergolong dalam kategori baik yaitu sebesar 96,7% atau 29 orang. Selanjutnya penulis sajikan prosentase masing-masing item soal dalam bentuk tabel sebagai berikut:
79
TABEL XII DATA PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING FREKUENSI NO 1
2
3
4
5
ITEM SOAL Apa yang anda lakukan ketika anda berjalan didepan orang tua anda? a. Berjalan sambil membungkukkan badan b. Berjalan biasa c. Lewat sambil barlari Menurut anda ,apakah seorang anak wajib menghormati orang tua? a. Sangat wajib b. Wajib namun tudak harus c. Tidak wajib Apakah anda bersikap baik kepada orang tua anda? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Apa yang anda lakukan ketika orang tua menasehati anda? a. Mendengarkan sambil memperhatikan b. Mendengarkan tanpa memperhatikan c. Tidak menghiraukan Apakah anda melaksanakan nasehat orang tua? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
80
PROSENTASE
A
B
C
A
B
C
28
2
-
93,3
6,6
-
30
-
-
100
-
-
22
8
-
73,3 26,6
27
3
-
8
22
-
90
10
26,6 73,3
-
-
-
6
7
8
9
10
11
Bagaimana sikap anda terhadap anggota keluarga yang lain? a. Menghormati b. Biasa saja c. Tidak peduli Ketika ada anggota keluarga yang sakit apa yang anda lakukan? a. Memperhatikan dan merawat dengan baik b. Bersikap biasa saja c. Cuek/tidak peduli Bagaimana sikap anda dalam bergauk dengan masyarakat? a. Bersikap baik dan turut andil secara aktif dalam memajukan masyarakat b. Bersikap biasa saja dan membantu jika ada imbalan c. Tidak peduli karena bukan urusan anda Ketika ada teman yang kesulitan sikap anda? a. Memberikan nasehat dan membantu dengan ikhlas b. Membantu sambil menggerutu c. Tidak membantu Apa yang anda lakukan ketika ada teman anda yang meminta bantuan? a. Bersedia membantu dengan ikhlas b. Membantu jika ada imbalan c. Tidak membantu dan menyuruh temn meminta kepada yang lain Ketika ada teman yang melakukan kesalahan kepada anda kemudian ia meminta maaf,sikap anda? a. Memaafkan dengan ikhlas b. Memaafkan dengan syarat c. Tidak memaafkan karena masih marah
81
28
2
-
93,3
6,6
-
26
4
-
86,6 13,3
-
29
1
-
96,6
3.3
-
29
1
-
96,6
3,3
-
29
-
1
96,6
-
3,3
29
1
-
96,6
3,3
-
12
13
14
15
Ada teman yang meminta saran kepada anda,sikap anda? a. Menerima dengan hati terbuka b. Menerima dengan terpaksa c. Tidak menerima dan marah Ada teman yang meminta saran kepada anda,sikap anda? a. Memberikan saran dengan senang hati b. Memberikan saran dengan mengajukan imbalan c. Tidak menghiraukan karena bukan urusan anda Ada teman yang sedang mengadakan acara dan kamu tidak diundang,sikap kamu? a. Tetap bersikap baik b. marah-marah c. Berniat untuk menggagalkan acara tersebut Anda sedang bermain tiba-tiba ada teman yang mengganggu,sikap anda? a. Memberi nasehat untuk mengganggu b. Memarahi teman anda dan memukulnya c. Langsung pergi meninggalkan teman anda
29
1
-
96,6
3,3
-
29
-
1
96,6
-
3,3
29
1
-
96,6
3,3
-
28
2
-
93,3
6,6
-
Interpretasi soal 1).
Pada item 1, jawaban responden sebanyak 93,3% menyatakan bahwa responden berjalan sambil membungkukkan badan didepan orang tua, 6,6% berjalan biasa dan 0% sambil berlari.
2).
Pada item 2, jawaban responden sebanyak 100% menyatakan bahwa menghormati orang tua sangat wajib, 0% menyatakan wajib namun tidak harus dan menyatakan tidak wajib.
82
3).
Pada item 3, jawaban responden sebanyak 73,3% menyatakan bahwa responden selalu bersikap baik kepada kedua orang tua,26,6% menyatakan kadang jika ada maunya dan 0% menyatakan tidak pernah.
4).
Pada item 4, jawaban responden sebanyak 90% menyatakan bahwa responden mendengarkan sambil memperhatikan ketika orang tua menasehati,10% menyatakan mendengarkan tanpa memperhatikan dan 0% menyatakan tidak menghiraukan.
5).
Pada item 5, jawaban responden sebanyak 26,6% menyatakan bahwa responden
selalu
melaksanakan
nasehat
orang
tua,
73,3%
menyatakan bahwa kadang-kadang dan 0% menyatakan tidak pernah. 6),
Pada item 6, jawaban responden sebanyak 93,3% menyatakan bahwa responden bersikap hormat kepada anggota keluarga lain, 6,6% menyatakan bahwa responden bersikap biasa saja dan 0% menyatakan tidak peduli.
7).
Pada item 7, jawaban responden sebanyak 86,6% menyatakan bahwa responden memperhatikan dan merawat dengan baik ketika ada anggota keluarga yang sakit, 13,3% menyatakan bersikap biasa saja dan 0% menyatakan cuek/tidak peduli.
8).
Pada item 8, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa responden bersikap baik dan aktif dalam masyarakat, 3,3% menyatakan bersikap biasa saja,dan 0% menyatakan tidak peduli.
83
9).
Pada item 9, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa responden menasehati dan membantu dengan ikhlas pada teman yang kesulitan, 3,3% menyatakan membantu sambil menggerutu dan 0% menyatakan tidak membantu.
10).
Pada item 10, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa responden akan membantu dengan ikhlas ketika teman meminta bantuan, 0% menyatakan membantu jika ada imbalan dan 3,3% menyatakan tidak membantu.
11).
Pada item 11, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa responden akan memaafkan dengan ikhlas ketika adan teman yang meminta maaf, 3,3% menyatakan memaafkan dengan syarat, dan 0% menyatakan tidak memaafkan.
12).
Pada item 12, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa responden menerima dengan hati terbuka ketika teman memberikan saran, 3,3% menyatakan menerima dengan terpaksa, dan 0% menyatakan tidak menerima dan marah.
13).
Pada item 13, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa responden akan memberikan saran dengan senang hati pada teman yang meminta saran,0% menyatakan akan memberi saran jika ada imbalan, dan 3,3% menyatakan tidak menghiraukan kerana bukan urusan.
14).
Pada item 14, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa responden tetap bersikap baik meski tidak diundang dalam
84
acara teman, 3,3% menyatakan marah-marah, dan 0% menyatakan berniat untuk menggagalkan. 15).
Pada item 15, jawaban responden sebanyak 93,3% menyatakan bahwa responden akan memberikan nasehat kepada teman yang mengganggu, 6,6% menyatakan akan memarahi teman serta memukulnya,dan 0% menyatakan langsung pergi.
B. Pengujian Hipotesis Analisis uji hipotesis digunakan untuk menganalisis tentang hubungan atau pengaruh pensisikan agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial remaja di Dusun Banara Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Adapun teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul adalah teknik statistik, yaitu product moment dengan rumus:
rxy =
XY
X Y N
X 2 X N
2
2 Y 2 Y N
Berikut tabel persiapan untuk mencapai adakah hubungan atau pengaruh pendidikan agama dalam keluarga (variabel X) terhadap perilaku sosial remaja (variabal Y).
85
TABEL XIII TABEL KERJA KOEFISIEN KORELASI ANTARA PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 `4 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
X 43 38 38 39 37 41 43 37 34 40 41 38 36 37 45 42 42 41 45 31 43 43 43 37 43 43 43 43 40 43 1209
Y 44 41 45 44 41 43 45 44 31 44 44 43 42 42 45 45 44 41 45 44 43 45 45 43 44 44 44 44 43 45 1297
X2 1849 1444 1444 1521 1369 1681 1849 1369 1156 1600 1681 1444 1296 1369 2025 1764 1764 1681 2025 961 1849 1849 1849 1369 1849 1849 1849 1849 1600 1849 49053
86
Y2 1936 1681 2025 1936 1681 1849 2025 1936 961 1936 1936 1849 1764 1764 2025 2025 1936 1681 2025 1936 1849 2025 2025 1849 1936 1936 1936 1936 1849 2025 56273
XY 1892 1558 1710 1716 1517 1763 1935 1628 1054 1760 1804 1634 1512 1554 2025 1890 1848 1681 2025 1364 1849 1935 1935 1591 1892 1892 1892 1892 1720 1935 52403
Dari tabel tersebut dapat diketahui : N
= 30
∑ X = 1209 ∑ Y = 1296 ∑ X2 = 49053 ∑ Y2 = 56273 ∑ XY = 52403 Setelah mengetahui data yang diperlukan , kemudian data dimasukakan dalam rumus product moment sebagai berikut:
XY rxy =
X Y
X 2 Y 2 Y 2 2 X N N 52403
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
N
12091297 30
1209 2 56273 1297 2 49053 30 30
52403 52269,1
49053 48722,756273 56073,6 133,9
330,3199,4 133 ,9 65861 ,8
133 ,9 256 ,6
rxy = 0,521
87
C. Pembahasan Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment dan diperoleh rxy sebesar 0,521, kemudian nilai rxy yang telah diketahui tersebut diadakan tes signifikasi , yaitu dikonsultasikan pada r tabel product moment dengan N = 30 pada taraf signifikasi 1% diperoleh nilai 0,463. Dengan ini dapat diketahui bahwa rxy
hitung
sebesar 0,521 > rxy
tabel
sebesar
0,463, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif atau terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial remaja Di Dusun Banaran Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
88
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan pada babbab sebalumnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat pendidikan agama dalam keluarga pada kategori tinggi mencapai 56,7%, kategori sedang mencapai 36,7% dan kategori rendah mencapai 6,6%. 2. Perilaku sosial remaja pada kategori baik mencapai 96,7%, kategori sedang 0% dan kategori buruk sebesar 3,3%. 3. Dari penelitian yang dianalisis secara statistik diperoleh hasil yang menjadi kesimpulan bahwa ada hubungan antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial remaja.Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi product moment dari hasil r xy
hitung
sebesar 0,521 diatas rxy
tabel
product
moment pada taraf signifikan 1% = 0,463 dengan N = 30. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima, berarti pendidikan agama dalam keluarga berpengaruh terhadap perilaku sosial remaja.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:
89
Kepada masyarakat khususnya masyarakat Dusun Banaran desa Banyukuning Kecamatan Bandungan hendaknya benar-benar melaksanakn pendidikan agama dalam keluarga dalam mempersiapkan generasi yang baik dan berakhlak mulia.Dengan melaksanakan
pendidikan agama dalam
keluarga, para orang tua telah memberikan bekal yang baik kepada anak-anak mereka dalam menghadapi perkembangan zaman.Dengan bekal yang baik para generasi muda tidak akan mudah terpengaruh hal-hal buruk yang datang.
90
DAFTAR PUSTAKA Achmadi. 1993. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan.Yogyakarta: Aditya Media Bekarja sama dengan IAIN Walisongo Press. Agil Husin, Al Munawar, Said. 2005.Aktualisasi Nilai nilai Qur’an dalam system pendidikan islam.Ciputat: Ciputat Press. Aly, Haey Noer & S,Munzier.2003. Watak pendidikan Islam. Jakarta: Friska Agung Insani. Arikunto, Suharsimi. 1987. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta: Rineka Cipta. . 1998. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Revisi IV, Jakarta: Rineka Cipta. Ash Shidieqy, Hasby. 1998. Al Islam 1. Semarang: Rizki Putra. A.Azizy, A.Qodri. 2003. Pendidikan agama untuk membangun etika sosial. Semarang: Aneka Ilmu. Chaplin, J.P.1989.Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: C.V. Rajawali. Daradjat, Zakiah. 1995. Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah. Jakarta: Ruhama. 1975.Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan bintang. 1985.Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental. Jakarta: Toko Gunung Agung. 1975. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental. Jakarta: Bulan Bintang. 1971.Membina nilai-nilai moral di Indonesia. Jakarta : Bulan Bintang. Dariyo, Agus.2004. Psikologi Perkembangan Remaja.Bogor: Ghalia Indonesia. Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka. Farozin, Muh. & Fathiyah, Kartika Nur.2004. Pemahaman Tingkah Laku. Jakarta: Rineka Cipta
Isna, Mansur.2001. Diskursus Pendidikan Islam.Yogayakarta: Global Pustaka Utama. Kohlberg, Lawrence. 1995. Tahap Tahap Perkembangan Moral.Yogyakarta: Kanisius. McGhie, Andrew.1996. Penerapan Psikologi Dalam Perawatan.Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica bekerja sama dengan Andi Ofset Mustaqim, Abdul.2005. Menjadi Orang Tua Bijak.Bandung: Mizan Pustaka. Walgito, Bimo.1994. Psikologi Sosial, Yogyakarta: Andi Ofset. Zainuddin, A.Rahman.1973. Moralitas Islam. Jakarta: Publicita