Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007
EFEK PEMBERIAN RANSUM MENGANDUNG TEPUNG BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia LINN.) TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER (Effect of Feed Enriched with Noni Fruit Powder (Morinda citrifolia Linn.) on Broiler Meat Cholesterol Content, Carcass and Abdominal Fat Percentage) ENDANG SUJANA, SJAFRIL DARANA, DANI GARNIDA dan TUTI WIDJASTUTI Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung
ABSTRACT This research was held to study the effect of feed enriched with noni fruit powders (Morinda citrifolia Linn.) on the broiler meat quality carcass. The research was done based on completely randomized design (RAL) with 7 treatment diets (R10 = control feed high protein, R20 = control feed middle protein, R21 = R20 + 1 g noni fruit powders/kg diets, R22 = R20 + 2 g noni fruit powders/kg diets, R23 = R20 + 3 g noni fruit powders/kg diets, R24 = R20 + 4 g noni fruit powders/kg diets and R30 = control feed with low protein content) with four replications. The trial was done using 140 Cobb strain broilers. Parameter observed were meat cholesterol content, carcass and abdominal percentages. The results show that feed enriched with noni fruit powder significantly (P < 0.05) affected meat cholesterol content. Key Words: Noni Fruit Powders, Colesterol Content, Broiler Chick ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian tepung buah mengkudu terhadap kandungan kolesterol, persentase karkas dan lemak abdominal ayam broiler. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdapat 7 jenis perlakuan ransum (R10 = Ransum kontrol protein tinggi, R20 = Ransum kontrol protein sedang, R21 = R20 + 1 g tepung buah mengkudu per kg ransum, R22 = R20 + 2 g tepung buah mengkudu per kg ransum, R23 = R20 + 3 g tepung buah mengkudu per kg ransum, R24 = R20 + 4 g tepung buah mengkudu per kg ransum dan R30 = Ransum kontrol protein rendah) dengan empat ulangan. Ayam yang digunakan yaitu strain Cobb sebanyak 140 ekor. Peubah yang diamati meliputi: kadar kolesterol daging, persentase karkas dan lemak abdominal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ransum yang mengandung tepung buah mengkudu nyata (P < 0,05) menurunkan kadar kolesterol daging ayam broiler. Kata Kunci: Tepung Buah Mengkudu, Kadar Kolesterol, Ayam Broiler
PENDAHULUAN Upaya yang dilakukan untuk memenuhi tuntutan konsumen berupa produk daging ayam berkualitas biasanya dilakukan dengan manipulasi kandungan gizi atau sumber bahan tertentu di dalam ransum. Sebagai contoh, guna menghindari adanya residu obat antibiotik, maka dewasa ini banyak diarahkan melalui pencarian imbuhan pakan sebagai pengganti antibiotik, seperti penggunaan bioaktif tanaman, prebiotik, probiotik dan enzim.
556
Beberapa tanaman telah banyak dilaporkan mengandung zat berkhasiat atau bioaktif yang dapat berfungsi sebagai antibakteri dan mempengaruhi metabolisme di dalam tubuh. Salah satu jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai imbuhan pakan karena berkhasiat dan mengandung senyawa aktif di antaranya adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn.). Mengkudu tergolong tanaman yang multiguna, karena hampir semua bagiannya mengandung zat kimia dan nutrisi yang
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007
berguna bagi kesehatan. Pengobatan tradisional telah banyak digunakan sebagai pengobatan alternatif sebagai akibat adanya dorongan oleh adanya kampanye back to nature dan consume less chemicals. Masyarakat dunia telah kembali menggali potensi kemampuan pengobatan tradisional dengan dukungan penelitian terhadap komponen zat aktifnya (WINARNO, 2003). Zat-zat nutrisi yang terkandung dalam buah mengkudu terdiri atas protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin. Kandungan air buah mengkudu matang sekitar 52%, sisanya berupa komponen-komponen yang terdiri dari enzim, vitamin, mineral, senyawasenyawa asam (BANGUN dan SARWONO, 2002). Di dalam buah mengkudu ditemukan scopoletin yang mampu mengikat serotonin yaitu senyawa kimia yang menjadi penyebab terjadinya penyempitan pembuluh darah sehingga tekanan darah meningkat. Senyawa inilah yang dapat dijadikan obat alternatif untuk menurunkan tekanan darah (SOLOMON, 1998). Selanjutnya hasil penelitian NISHIGAKI dan WASPODO (2003), menunjukkan bahwa senyawa coumarin dan asam lemak yang ada di dalam mengkudu bermanfaat untuk memperlebar pembuluh darah dan menghilangkan oksigen aktif superoksida serta memperpanjang umur nitric oxide (NO). Buah mengkudu yang banyak mengandung zat bioaktif merupakan suatu potensi alami yang mudah diperoleh, gampang diproses bahkan diprediksi sebagai material yang tidak akan terlalu menambah beban nilai input suatu usaha, akan tetapi justru dapat memperbaiki kualitas produk daging ayam yang dihasilkan (kadar kolesterol yang rendah dan kualitas karkas yang baik). Penelitian tentang manfaat tepung buah mengkudu pada ayam broiler belum ditemukan, sehingga belum diketahui berapa dosis yang tepat untuk memperbaiki kualitas karkas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dosis tepung buah mengkudu terhadap kualitas karkas dan mendapatkan dosis tepung buah mengkudu yang efektif dalam menurunkan kadar kolesterol serta menghasilkan kualitas karkas optimal pada ayam broiler. MATERI DAN METODE Penelitian menggunakan anak ayam broiler final stock strain Cobb sebanyak 140 ekor.
Ayam tersebut dibagi secara acak ke dalam 28 unit kandang percobaan dan masing-masing berisi 5 ekor. Koefisien variasi bobot awal ayam penelitian adalah sebesar 8,0%, dan dapat dikatakan seragam. Ransum yang digunakan hasil formulasi, menggunakan bahan pakan jagung, dedak halus, bungkil kedelai, tepung ikan, minyak kelapa, grit dan Top Mix. Ransum disusun untuk mencapai energi metabolis 3.100 kkal/kg dengan tingkat protein ransum 19, 21% dan 23%, berdasarkan modifikasi yang terdapat pada NRC (1994). Susunan ransum percobaan dan komposisi zat-zat makanan serta energi metabolis ransum percobaan disajikan pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1. Susunan ransum percobaan Bahan pakan
Jagung Dedak halus Bungkil kedelai Tepung ikan Minyak kelapa Tepung kerang Top mix Total
Formulasi ransum R10
R20
R30
................... (%) …................. 44,0 47,0 49,0 14,4 17,0 20,5 22,6 16,9 13,5 13,0 13,0 11,0 4,5 4,1 4,0 1,0 1,5 1,5 0,5 0,5 0,5 100 100 100
Tabel 2. Komposisi zat-zat makanan dan energi metabolis ransum percobaan Zat makanan Protein kasar (%) Lemak (%) Serat kasar (%) Kalsium (%) Fosfor (%) Lisin (%)* Metionin (%)* Sistin (%)* Energi metabolis (kkal/kg)*
Komposisi R10
R20
R30
23,02 9,16 3,68 1,22 0,66 1,39 0,46 0,32 3100
21,08 9,04 3,64 1,40 0,67 1,26 0,44 0,29 3100
19,02 9,17 3,77 1,30 0,64 1,11 0,40 0,26 3101
Berdasarkan Hasil Analisis Laboratorium Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, UNPAD (2004) * Hasil perhitungan berdasarkan Tabel NRC (1994)
557
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007
Percobaan menggunakan metode eksperimen, melalui Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan perlakuan dosis tepung buah mengkudu. Ransum yang digunakan adalah sebagai berikut: R10 = Ransum kontrol protein tinggi (tanpa pemberian tepung buah mengkudu) R20 = Ransum kontrol protein sedang (tanpa pemberian tepung buah mengkudu) R21 = Ransum kontrol tengah + 1 g tepung buah mengkudu per kg ransum R22 = Ransum kontrol tengah + 2 g tepung buah mengkudu per kg ransum R23 = Ransum kontrol tengah + 3 g tepung buah mengkudu per kg ransum R24 = Ransum kontrol tengah + 4 g tepung buah mengkudu per kg ransum R30 = Ransum kontrol protein rendah (tanpa pemberian tepung buah mengkudu) sebanyak 7 perlakuan dan 4 kali ulangan (STEEL dan TORRIE, 1991). Ransum kontrol protein tinggi = mengandung PK 23,02%, EM 3.100; Ransum kontrol protein sedang = mengandung PK 21,08%, EM 3.100.
kolesterol berdasarkan bahan kering (dry matter). Persentase karkas (%) Data persentase karkas diambil dari hasil prosesing ayam umur 6 minggu atau pada akhir penelitian berdasarkan bobot karkas dibagi bobot hidup dikalikan dengan 100%. Karkas yang diukur adalah bagian tubuh ayam tanpa darah, bulu, kaki, kepala, leher dan seluruh isi rongga perut kecuali hati, ampela serta jantung. Persentase lemak abdominal (%) Lemak abdominal didapat dari lemak yang terdapat pada sekeliling gizard dan lapisan yang menempel antara otot abdominal serta usus (KUBENA et al., 1974). Bobot lemak yang ada pada setiap sampel kemudian dibagi dengan bobot hidup dikalikan 100%. Jumlah sampel yang diambil sama dengan pengambilan data persentase karkas. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ransum kontrol protein rendah = mengandung PK 19,02%, EM 3.101
Pengaruh perlakuan terhadap kadar kolesterol daging
Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan untuk menguji perbedaan antar perlakuan dilakukan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (STEEL dan TORRIE, 1991; GOMEZ dan GOMEZ, 1995).
Rataan kadar kolesterol daging selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Dari Tabel 3, sekilas tampak bahwa kadar kolesterol daging ayam hasil penelitian ada pada kisaran normal yaitu antara 74,35 – 85,81 mg/100 g. Hasil tersebut sesuai dengan temuan CHAN et al. (1995) bahwa kadar kolesterol daging ayam antara 70 – 105 mg/100 g. Selanjutnya dari hasil analisis ragam, menunjukkan bahwa pemberian tepung buah mengkudu berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap kadar kolesterol daging. Hal tersebut memberi pengertian bahwa penambahan tepung buah mengkudu dalam ransum mampu menurunkan kadar kolesterol daging ayam broiler. Hasil uji Jarak Berganda Duncan menunjukkan bahwa kadar kolesterol daging pada perlakuan R21, R22, R23, R24 dan R30 nyata lebih rendah (P < 0,05) dari pada perlakuan R10 dan R20. Kadar kolesterol daging sangat sensitif dipengaruhi oleh jumlah lemak dalam ransum (PILIANG dan DJOJOSOEBAGIO, 2000).
Peubah yang diamati dan cara pengukurannya Kadar kolesterol daging (mg/100 g) Setelah ayam disembelih dan dicabut bulunya kemudian ditimbang bobot karkasnya. Setelah itu karkas ayam dibelah dua sama besar dan diambil bagian paha serta dadanya. Setelah tulangnya dibuang lalu diblender sampai halus dan homogen, kemudian diambil sampel untuk analisa kolesterol. Kadar kolesterol dianalisis dengan metode Lieberman-Burchard (TRANGGONO et al., 1989) dengan menggunakan Spectronic20 pada panjang gelombang 630 nm. Perhitungan kadar
558
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007
Tabel 3. Rataan kadar kolesterol daging ayam broiler umur 6 minggu Perlakuan
Ulangan R10
R20
R21
R22
R23
R24
R30
…………………………. (mg/100 g) …………………………… 1
87,455
89,840
78,885
75,495
76,495
72,510
73,905
2
83,265
80,680
76,890
78,085
74,700
78,085
74,900
3
81,475
75,100
74,105
75,700
73,905
72,310
75,300
4
91,035
81,455
73,905
73,705
73,505
74,505
75,100
Jumlah
343,230
327,075
303,785
302,985
298,605
297,410
299,205
Rataan
85,81b
81,77 b
75,95 a
75,75 a
74,65 a
74,35 a
74,80 a
Ditemukan bahwa keberadaan tepung buah mengkudu pada konsentrasi rendah sampai dengan tinggi (0,1 – 0,4%) dalam ransum menekan kadar kolesterol daging ayam broiler. Selain itu, semakin meningkat kandungan protein ransum pada tingkat lemak yang sama, juga didapat kadar kolesterol semakin meningkat. Dalam kandungan protein ransum 19,02, 21,08, dan 23,02% didapat kadar kolesterol secara berturut-turut 74,80 mg/100g; 81,77 mg/100 g; dan 85,81 mg/100 g. Fakta di atas memberikan dua ketetapan yang mendasar, yaitu pertama: keberadaan tepung buah mengkudu pada konsentrasi rendah (0,1%) dalam ransum sudah mampu menurunkan kadar kolesterol daging ayam broiler. Kedua, tingkat protein ransum menentukan tinggi rendahnya kadar kolesterol, yaitu semakin tinggi protein ransum maka semakin tinggi kadar kolesterol daging ayam broiler yang dihasilkan. Keberadaan zat aktif scopoletin di dalam buah mengkudu dapat mengikat serotonin yaitu senyawa kimia yang menjadi penyebab terjadinya penyempitan pembuluh darah dan juga sangat sensitif dalam menurunkan kandungan kolesterol daging (SOLOMON, 1998). Tepung buah mengkudu peranannya langsung dalam saluran darah dan dapat menetralisir lemak yang akan disalurkan pada pembentukan daging (NISHIGAKI dan WASPODO, 2003). Pemberian tepung buah mengkudu menghasilkan kadar asam empedu dalam darah yang lebih rendah, sedangkan kadar asam empedu dan fosfolipid dalam fesesnya lebih tinggi. Karena asam empedu berkurang, maka kolesterol digunakan untuk mensintesis asam
empedu yang baru, sehingga total kolesterol daging berkurang. Perlakuan R30 (kontrol bawah atau ransum yang mengandung protein 19,02%), menunjukkan kadar kolesterol daging yang dihasilkan 74,80 mg/100g atau relatif sama dengan perlakuan yang menggunakan tepung buah mengkudu (R21, R22, R23 dan R24). Hal tersebut terjadi sebagai akibat dari keberadaan kandungan protein ransum cukup rendah, sehingga pada saat pembentukan lipoprotein yang terdiri dari kolesterol, fosfolipida dan protein tadi, maka dihasilkan total kolesterol yang rendah. NISHIGAKI dan WASPODO (2003) melaporkan bahwa buah mengkudu secara nyata dapat menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL). Beberapa hasil riset menyatakan bahwa meningkatnya kolesterol baik (HDL) merupakan akibat dari meningkatnya sistem kekebalan tubuh, sehingga peranan mengkudu selain menurunkan kadar kolesterol juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Pengaruh perlakuan terhadap persentase karkas Rataan persentase karkas selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Persentase karkas hasil penelitian ini berkisar antara 72,050 – 74,405%. Hasil ini sejalan dengan pendapat JULL (1979) bahwa persentase karkas ayam broiler bervariasi antara 66 – 76% dari bobot hidup. Berdasarkan hasil analisis ragam, menunjukkan bahwa perlakuan tidak berbeda nyata (P > 0,05) terhadap persentase karkas.
559
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007
Tabel 4. Rataan persentase karkas ayam broiler umur 6 minggu Ulangan
Perlakuan R10
R20
R21
R22
R23
R24
R30
…………………………………. (%) ………………………………… 1
73,670
74,280
72,260
73,290
70,230
75,470
75,740
2
72,070
73,430
72,670
73,150
74,840
70,550
74,370
3
79,010
76,060
74,900
74,170
73,570
70,370
66,200
4
72,870
69,910
72,680
74,220
74,330
71,810
73,480
Jumlah
297,620
293,680
292,510
294,830
292,970
288,200
289,790
Rataan
74,405
73,420
73,128
73,708
73,243
72,050
72,448
Kenyataan ini memberi arti bahwa persentase bobot karkas diantara perlakuan, baik kontrol maupun yang dilakukan penambahan tepung buah mengkudu relatif sama. Hal tersebut memberikan suatu pembuktian bahwa keberadaan tepung buah mengkudu sebagai feed additive sampai 0,4% dalam ransum tidak menimbulkan dampak negatif terhadap pencapaian besaran persentase bobot karkas. Tepung buah mengkudu mengandung zatzat nutrisi yang terdiri dari atas protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan komponen enzim serta senyawa-senyawa asam (BANGUN dan SARWONO, 2002). Lebih lanjut dikatakan di dalam tepung buah mengkudu banyak terdapat zat aktif yang bermanfaat untuk meningkatkan metabolisme pencernaan di dalam tubuh. Hal tersebut terbukti dengan tercapainya bobot hidup ayam yang cukup baik, dan ditampakkan dalam persentase bobot karkas. Tidak diragukan lagi bahwa tepung buah mengkudu dapat dijadikan sebagai feed additive dalam ransum ayam broiler, mengingat tidak ditemukannya efek negatif terhadap persentase bobot karkas yang dicapai. Pengaruh perlakuan terhadap persentase lemak abdominal Rataan persentase lemak abdominal selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan tidak berbeda nyata (P > 0,05) terhadap persentase lemak abdominal. Keefektifan tingkat tepung buah mengkudu dalam ransum terhadap persentase lemak abdominal pada ayam broiler ternyata
560
tidak jelas. Walaupun demikian di dalam tepung buah mengkudu terkandung asam lemak caproic, caprilic dan vitamin C yang cukup tinggi. Pemberian tepung buah mengkudu sampai dengan 0,4% yang memiliki rasa cukup asam terbukti hanya menurunkan pH relatif sedikit dalam ransum sehingga tidak cukup signifikan untuk dapat menurunkan lemak abdominal ayam broiler. Rataan persentase lemak abdominal hasil penelitian berada dalam kisaran 1,488 – 2,678% dapat dikatakan relatif masih rendah. GRIFITHS et al. (1977) melaporkan bahwa lemak abdominal pada ayam broiler umur 4 – 8 minggu adalah 2,22 – 3,19% dari bobot hidup. Rendahnya persentase lemak hasil penelitian disebabkan umur ayam yang masih dalam masa pertumbuhan cepat, yaitu 6 minggu. Dalam kondisi umur tersebut keberadaan lemak abdominal belum terlalu banyak yang terbentuk karena zat-zat makanan yang diserap oleh tubuh masih digunakan untuk pertumbuhan murni. Faktor lain yang mempengaruhi kandungan lemak tubuh adalah komposisi ransum. Pembentukan lemak tubuh pada ayam terjadi karena adanya kelebihan energi yang dikonsumsi. Energi yang digunakan tubuh umumnya berasal dari karbohidrat dan cadangan lemak. Sumber karbohidrat dalam tubuh mampu memproduksi lemak tubuh yang disimpan di sekeliling jeroan dan di bawah kulit (KUBENA et al., 1974; ANGGORODI, 1995). Berkaitan dengan lemak abdominal yang tidak berbeda nyata tiada lain sebagai konsekuensi dari kandungan energi metabolisme ransum sebesar 3.100 kkal, belum menimbulkan kelebihan energi di atas keperluan untuk hidup pokok.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007
Tabel 5. Rataan persentase lemak abdominal ayam broiler umur 6 minggu Perlakuan
Ulangan R10
R20
R21
R22
R23
R24
R30
……………………………….. % ……………………………….. 1
1,990
2,260
1,460
1,470
1,290
2,930
2,670
2
0,680
0,990
1,280
2,610
1,390
1,700
3,360
3
1,720
2,480
2,070
2,350
1,390
1,250
2,590
4
1,640
1,620
1,690
1,340
1,880
2,660
2,090
Jumlah
6,030
7,350
6,500
7,770
5,950
8,540
10,710
Rataan
1,508
1,838
1,625
1,943
1,488
2,135
2,678
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pemberian ransum sedikit mengandung tepung buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) dapat meningkatkan kualitas karkas ayam broiler. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian sebagai berikut: 1. Pemberian ransum mengandung tepung buah mengkudu mulai 1 g/kg ransum (R21) nyata (P < 0,05) dapat menurunkan kadar kolesterol. 2. Pemberian ransum mengandung tepung buah mengkudu tidak memberikan pengaruh nyata (P > 0,05) terhadap persentase bobot karkas dan persentase lemak abdominal. DAFTAR PUSTAKA ANGGORODI, R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. BANGUN, A.P. dan B. SARWONO. 2002. Khasiat dan Manfaat Mengkudu. Cetakan ke-3. Agromedia Pustaka, Jakarta. CHAN et al. 1995. Meat, Poultry, and Game. Suplement to McCane & Widdowson’s, The Composition of Foods. Publishing by The Royal Society of Chemistry, Cambridge and Ministry of Agriculture, Fisheries, and Food, London. GOMEZ, K.A. dan A.A. GOMEZ. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. Edisi kedua. Universitas Indonesia Press, Jakarta. hlm. 8 – 20.
GRIFFITHS, L.S. LESSON and J.D. SUMMERS. 1977. Fat Deposition in Broiler. Influence of System of Dietary Energy Evaluation and Level of Various Fat Sources on Abdominal Fat Pad Size. Poult. Sci. 56: 1018 – 1026. JULL, M.A. 1979. Poultry Husbandry. Third Edition. Tata McGraw Hill Publishing Co. Ltd., New Delhi. pp. 288 – 290. KUBENA, L.F., J.W. DEATON, T.C. CHEN and F.N. REECE. 1974. Factors Influencing the Quantity of Abdominal Fat in Broilers 1. Rearing Temperature, Sex Age or Weight, and dietary Choline Chloride and Inositol Supplementation. Poult. Sci. 53: 211 – 241. NISHIGAKI, R. dan WASPODO. 2003. Sehat dengan Mengkudu. MSF, Jakarta. PILIANG, W.G. dan S. DJOJOSOEBAGIO. 2000. Fisiologi Nutrisi Volume 1. Edisi ke-3. Institut Pertanian Bogor, Bogor. NATIONAL RESEARCH COUNCIL. 1994. Nutrient Requirement of Poultry. Ninth Revised Edition. National Academy Press. Washington DC. SOLOMON, N. 1998. Nature’s Amazing Healer, Noni. Woodland Publishing, Pleasant Groove. http://www.noni-is-good-for-you.com/view. asp? TestID=44. STEEL, G.D. dan J.H. TORRIE. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi kedua. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. WINARNO, R.G. 2003. Rahasia Morinda citrifolia atau Noni. www.kompas. com. (14 Agustus 2003).
561