LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
SEKRETARIAT KPA NASIONAL FE BR UAR I 2010
B Peserta Advokasi Media dan Kelompok Strategis (Populasi Kunci) Bekerja Sama dengan Kemenkoinfo
ulan Februari ini KPA Nasional kembali melaporkan kegiatan terkait dengan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana tertuang dalam Perpres No.75 tahun 2006. Dalam rangka penyempurnaan Rencana Operasional Strategi dan Rencana Aksi Nasional (SRAN) Penanggulangan HIV dan AIDS periode 2010-2014, diskusi mengenai pencegahan HIV dan AIDS di tempat kerja dan buruh migran telah dilakukan. Selain itu, penguatan kelembagaan dalam perencanaan dan penganggaran bagi KPA provinsi telah dilakukan kinerja dan capaian program meningkat. Pertemuan-pertemuan koordinasi yang dilakukan: pertemuan pokja penelitian, sosialisasi dan konsultasi SRAN pada LSL, pertemuan koordinasi program HR, dan lokakarya Gender Focal Point (GFP).
Peserta pada Pertemuan Sosialisasi dan Konsultasi SRAN untuk LSL
Sekretariat KPA Nasional Menara Eksekutif Lt.9 Jl. MH Thamrin Kav.9 Jakarta Pusat Telp. (021) 3901758 Fax. (021) 3902665 www.aidsindonesia.or.id
Media televisi menjadi media yang digunakan dalam penyebaran informasi. Talkshow di televisi merupakan salah satunya. Selain itu, pertemuan dengan media pun dilakukan. Kunjungan dan asistensi ke daerah merupakan kegiatan pada bulan ini. Peningkatan kapasitas staf KPA Nasional juga dilakukan dalam rangka peningkatan kinerja KPA Nasional.
A. Pengembangan Kebijakan Rapat Kerja Penyempurnaan Rencana Operasional SRAN 2010-2014: Tempat Kerja dan Buruh Migran
D
pertemuan lanjutan untuk memantapkan rincian-rinciannya.
okumen SRAN 2010-2014 merupakan dokumen utama penanggulangan HIV dan AIDS yang selanjutnya didukung oleh dokumen pendukung lainnya seperti rencana operasional, rencana dukungan teknis, dan strategi komunikasi pengguliran SRAN.
Bertempat di Ruang Rapat Utama di BNP2TKI pada tanggal 4 Februari, hadir dalam pertemuan tersebut wakil dari KPA Nasional, Kemenakertrans, BNP2TKI, Mitra Internasional, dan LSM. Hasilnya adalah adanya masukan terhadap rencana operasional SRAN di tempat kerja dan buruh migran.
Setelah tersusunnya draft rencana operasional pada tanggal 27-31 Oktober 2009 yang melibatkan berbagai sektor terkait, maka dilakukan pertemuan-
“KPA Nasional mengestimasikan ada sekitar enam juta orang populasi berisiko yang belum terjangkau. Dari jumlah tersebut, laki-laki yang membeli seks diperkirakan mencapai lebih dari tiga juta orang, sementara istri atau pasangannya 1,5 juta orang, “ papar Ibu Nafsiah Mboi, Sekretaris KPA Nasional, dalam sarasehan bertajuk Selamatkan Perempuan dan Bayi dari Infeksi HIV yang digelar Yayasan Pelita Ilmu pada Februari 2010.
B. Penetapan Langkah Strategis Lokakarya Penguatan Kelembagaan: Perencanaan dan Penganggaran Tahun 2011
S
KPA Nasional dengan Tim Bappenas berdiskusi dengan peserta. Mereka adalah Sekretaris KPA Provinsi, Tim Advokasi atau Tim Asistensi, Pejabat Bappeda bidang Perencanaan atau Bidang Sosial Budaya, dan Pejabat Dinas Kesehatan yang menangani HIV dan AIDS.
alah satu komponen penting dalam penguatan kelembagaan KPA Provinsi adalah tersedianya dana yang cukup untuk memimpin pelaksanaan penanggulangan AIDS di daerah. Untuk itu dilakukan lokakarya ini agar provinsi dapat masuk dalam sistem perencanaan dan penganggaran daerah (APBD Provinsi) tahun 2011.
Selain peningkatan pengetahuan peserta dalam strategi, implikasi, dan respons, Tanggal 24-25 Februari di Bogor, lokakarya juga menghasilkan revisi rincian mengundang lima provinsi (Sumatera kegiatan advokasi penganggaran dalam Utara, Riau, Sumatera Selatan, Kep. rencana penguatan lembaga tahun 2010. Riau, dan Sulawesi Selatan). Sekretaris
1
C. Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Pertemuan Sosialisasi dan Konsultasi: SRAN untuk LSL osialisasi dan konsultasi SRAN untuk LSL telah dilakukan di Jakarta pada 5-7 Februari. Pertemuan ini sampai pada identifikasi kebutuhan program yang efektif khusus kelompok LSL, adanya langkahlangkah strategik dan rekomendasi SRAN pada kelompok LSL, dan identifikasi peran serta fungsi berbagai institusi dalam penanggulangan HIV dan AIDS di LSL.
S
Hadir dalam pertemuan tersebut wakil organisasi di bidang LSL, akademisi, dan aktivis. Acara ini difasilitasi oleh tiga konsultan nasional dan internasional.
Diskusi pada saat acara pertemuan dan sosialisasi serta konsultasi SRAN untuk LSL
*LSL adalah Laki-laki yang Seks dengan Laki-laki
P
Pertemuan Pokja Penelitian
ertemuan yang dihadiri anggota Pokja Penelitian pada 12 Februari tersebut membahas tentang perkembangan terakhir Pokja Penelitian. Dilakukan pula presentasi mengenai temuan situasi LSL di Indonesia dan di Bangkok oleh Dr. Steve Wignall. Selain itu DR. Stephen McNally dan DR. Jeffrey Grierson memaparkan hasil lokakarya tentang bagaimana melibatkan komunitas LSL untuk memahami semua tahap dalam penelitian. Lokakarya Penanggulangan HIV dan AIDS Berperspektif Gender untuk ‘Gender Focal Point’ (GFP) ertempat di Jakarta pada 1-4 Februari GFP* berkumpul untuk mengikuti lokakarya. Hasil pertemuan adalah: 1. Peserta mendapat pemahaman bahwa ketidakadilan gender dialami baik oleh laki-laki maupun perempuan, dan situasi tersebut harus diubah. 2. Peserta berkesempatan mengkaji program-program penanggulangan dengan instrumen berkeadilan gender yang disusun bersama sesuai siklus program. 3. Peserta merumuskan tugas dan peran GFP dalam kebijakan dan program penanggulangan HIV dan AIDS.
Pertemuan Koordinasi Program Harm Reduction (HR): FHI, HCPI, dan KPA
P
B
ada 3 Februari di Jakarta berlangsung rapat koordinasi dengan agenda pelaporan kegiatan Layanan Alat Suntik Steril (LASS), peningkatan kerja sama dalam memberikan layanan HR antara LSM dan puskesmas (PKM), dan manajemen sumber daya HR. Ketersediaan alat suntik steril di wilayah menjadi hal penting yang didiskusikan. Perlu dibuat rumusan jumlah layanan, jumlah alat suntik yang terdistribusi, dan jumlah IDU terjangkau. Pertemuan lanjutan akan dilakukan untuk merumuskan program di Bali dan Jawa Timur.
*GFP merupakan kumpulan atau simpul individu wakil setiap provinsi dan instansi strategis terkait dengan penanggulangan HIV dan AIDS. Di tingkat provinsi terdiri atas dua orang (1 wakil KPA Provinsi dan 1 wakil instansi strategis). Di tingkat nasional terdiri atas Kemenkes, KMPP, dan BKKBN.
2
D. Penyebarluasan Informasi Media sebagai Corong Informasi HIV dan AIDS • Pertemuan media relation HCPI, KPA Nasional, dan KPA Provinsi Yogyakarta pada 7 Februari. • Pelatihan media bekerja sama dengan Kemenkoinfo pada 15 Februari di NTT, 18 Februari di Lampung, dan 24 Februari di Mimika. • Talkshow di stasiun TV One yang terdiri atas: talkshow CST “Dari Tertutup menjadi Terbuka” dengan narasumber Dr. Fonny J. Sylvanus M.Kes pada 18 dan 22 Februari dan talkshow “Dunia Muram Prostitusi” oleh Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH pada 24 Februari.
Pertemuan Media di Yogyakarta
K
PA Nasional bekerja sama dengan media melakukan upaya sosialiasi dan koordinasi. Pada bulan ini, kegiatan terkait dengan media seperti: E. Kerja Sama Internasional dan Regional UNAIDS Resources Needs Workshop di Bangkok
Call for Proposal: Program Mitigasi ODHA Anak Miskin
T
P
anggal 9-11 Februari berlangsung workshop yang dihadiri 42 orang dari 14 negara. Tujuan kegiatan adalah mengkaji ketersediaan data dari negara yang terlibat dari sisi sumber daya yang tersedia dan penggunaannya untuk program penanggulangan HIV dan AIDS.
ada 4 Februari di Sekretariat KPA Nasional berlangsung penentuan lembaga yang akan mendapat dukungan MAC Estee Lauder untuk Program Mitigasi ODHA Anak Miskin. Besarnya dana adalah $63.000 hingga Desember 2010. Enam organisasi mengajukan diri dalam proposal tersebut. Terpilih dua organisasi yakni Yayasan Pelita Ilmu dan Yayasan Kertipraja Bali untuk proses lebih lanjut. Kriteria penilaian yakni sasaran program, bentuk kegiatan, pelaksana kegiatan, anggaran, dan keberlanjutan program.
Hasil kegiatan adalah masing-masing peserta akan memperbaharui pemodelan dengan data terkini. Selain itu akan dilakukan komunikasi secara intensif antara tim fasilitator Regional Support Team (RST) UNAIDS dengan country representative dan peserta workshop untuk finalisasi perhitungan estimasi.
F. Pengendalian, Pemantauan, dan Evaluasi Pertemuan Kelompok Kerja Monitoring dan Evaluasi
L
aporan UNGASS (UN General Assembly Special Session on HIV and AIDS) merupakan pelaporan respons negara tiap dua tahun sekali dalam penanggulangan HIV dan AIDS kepada PBB.
3
Pertemuan tanggal 16 Februari membahas tentang ketersediaan dan kualitas data untuk laporan UNGASS 2010 dan identifikasi kebutuhan pengumpulan data jika diperlukan. Selain itu, dilakukan kegiatan berbagi data oleh peserta yang hadir dalam pertemuan.
G. Pengarahan kepada KPA di Daerah Pertemuan Uji Publik dan Partisipasi Masyarakat dalam Rencana Strategis Penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Tanjung Pinang
P
(Pencegahan Melalui Transmisi Seksual). Hasil wawancara menunjukkan bahwa masih terdapat klien yang menolak memakai kondom, terutama pelanggan tetap. Selain itu,WPS telah rutin setiap bulan memeriksakan diri dan kondom selalu Selain menjadi narasumber, Ibu Fonny tersedia. Meski demikian, penjangkauan juga melakukan kunjungan ke Lokalisasi oleh petugas lapangan perlu ditingkatkan. Batu 24 terkait dengan Program PMTS ada 17-19 Februari, Dr. Fonny J. Sylvanus M.Kes menjadi narasumber pada pertemuan Uji Publik dan Partisipasi Masyarakat dalam Renstra Penanggulangan HIV dan AIDS.
Pelatihan Fasilitator Program LASS (Layanan Alat Suntik Steril), Kerja Sama KPA Nasional dan KPA Provinsi Riau
B
KPA Provinsi Riau.
ekerja sama dengan KPA Nasional, KPA Provinsi Riau mengadakan pelatihan fasilitator program HR di tingkat kabupaten/kota pada 23-26 Februari.
Pelatihan menghasilkan adanya tenaga fasilitator untuk pertemuan kelompok penasun dan puskesmas penyedia LASS. Selain itu, terdapat tenaga fasilitator yang Sebanyak 19 orang dari tiga kabupat- memiliki kemampuan untuk menyuarakan en/kota menjadi peserta. Fasilitator kebutuhan dan mengadvokasi permasalapelatihan berasal dari unsur Pokja KPA han penasun. Sumber pendanaan pelatihan Provinsi Riau, Dinarkoba POLDA, dan berasal dari KPA Nasional dan HCPI. Masalah-masalah kita adalah buatan manusia, maka dari itu, dapat diatasi oleh manusia. Tidak ada masalah dalam takdir manusia yang tidak terjangkau oleh manusia. ~ John F. Kennedy
H. Pengembangan Sekretariat KPA Nasional Assessment Kelembagaan dan Kinerja Karyawan
K
PA Nasional menyelenggarakan Terdapat beberapa inventori yang analisa kompetensi dan potensi digunakan dalam kegiatan dan proses pada staf yang bekerja di sekretariat wawancara. KPA Nasional. Melalui kegiatan ini dapat diketahui Sebanyak 29 karyawan pada tingkat kesesuaian kerja dan kesiapan seseorang asisten koordinator, koordinator, dan dalam menghadapi peluang, pekerjaan, asisten deputi mengikuti kegiatan ini. rekan kerja, atasan, dan bawahan. Hasilnya Penyelenggaraan kegiatan melibatkan menjadi masukan bagi pengembangan konsultan dari luar KPA Nasional. kapasitas staf KPA Nasional ke depan.
4
Rencana Kegiatan Sekretariat KPA Nasional Bulan Maret
No. NAMA KEGIATAN GAMBARAN KEGIATAN Pertemuan Core Pertemuan dalam rangka 1. Team Peluncuran memberikan kontribusi Kesehatan Anak terhadap tercapainya MDG’s goal 4, 5, dan 6 tahun 2015.
2.
Asistensi Teknis untuk Gender Focal Point (GFP)
3.
Pertemuan Tim Pelaksana
4.
Pertemuan Pengguliran SRAN 2010-2014
5.
Young People National Network
6.
Lokakarya Nasional Monitoring dan Evaluasi
RENCANA OUT PUT Adanya konsep paper, identifikasi kebijakan publik tentang layanan publik yang dapat diakses, pengumpulan resources dari semua anggota dalam gerakan yang ada, pemetaan kegiatan sektor, dan pemetaan kegiatan di 10 provinsi prioritas. Diskusi bersama para Terjadinya peningkatan GFP untuk melakukan kapasitas para GFP dalam analisis gender dengan hal melakukan analisis data, data dari provinsi masing perumusan isu strategis, masing, merumuskan isu dan pengembangan media strategis, dan menghasilkan advokasi. multimedia presentasi sebagai alat advokasi. Anggota Tim Pelaksana KPA Terdapat masukan dari Nasional melakukan diskusi anggota Tim Pelaksana mengenai persiapan mengenai laporan UNGASS. pelaporan UNGASS. Presentasi dan diskusi Tersosialisasinya isi SRAN tentang SRAN 2010-2014 kepada peserta dan kepada masyarakat sipil. penjelasan peran dari masyarakat sipil dalam SRAN 2010-2014. Diskusi dengan Aliansi Terjadi sosialisasi program Remaja Independen (ARI) kerja dan mekanisme dengan KPA Nasional dan kerja sama yang akan jaringan populasi kunci. dikembangkan oleh ARI dan KPA Nasional serta jaringan dalam penanggulangan HIV dan AIDS. Perumusan rencana Adanya masukan peserta monitoring dan evaluasi terhadap indikator tahun 2010-2014 monitoring dan evaluasi dan koordinasi serta 2010-2014. harmonisasi rencana monitoring dan evaluasi dengan stakeholder terkait.
5