LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
SEKRETARIAT KPA NASIONAL JUN I 2010 TA DA S E T DA &AIDr: P U IV be 010) H (Sum s, 2 ke
en
m Ke
K
PA Nasional menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sebagaimana tertuang dalam tupoksi KPA yang sejalan dengan Perpres No.75 Tahun 2006.
Peserta dan Fasilitator Kegiatan Fasilitasi Perencanaan dan Anggaran Penanggulangan HIV dan AIDS di 12 Provinsi
Serangkaian kegiatan fasilitasi anggaran dan perencanaan ke provinsi oleh Tim Fasilitator Nasional telah dilakukan dan diakhiri dengan pelaksanaan di provinsi Papua. Penguatan sektor dalam program Harm Reduction (HR), review kurikulum pelatihan HIV dan AIDS, roadshow program GF R 9 di Lombok, dan bekerja sama dengan salah satu media on line merupakan beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Juni ini. Sejak pertama kali dilaksanakan pada bulan Juli 2009, bulan ini telah dilakukan evaluasi bersama pelaksana program dukungan GF R 8.
Sekretariat KPA Nasional Menara Topaz Lt.9 Jl. MH Thamrin Kav.9 Jakarta Pusat Telp. (021) 3901758 Fax. (021) 3902665 www.aidsindonesia.or.id
Pemaparan Narasumber pada Pertemuan Penguatan Sektor Program Pengurangan Dampak Buruk NAPZA Suntik
Ibu Nafsiah Mboi pada Acara Konferensi Pers Peluncuran Web Site www.sexxie.tv di Jakarta
A. Pengembangan Kebijakan Fasilitasi Perencanaan dan Penganggaran Program Penanggulangan HIV dan AIDS di 12 Provinsi Maluku, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, NTB, dan Papua.
Pemaparan Staf Sekretariat KPA Nasional, Bappeda Provinsi Papua, Bappenas, dan Ketua Pelaksana Harian KPA Provinsi pada Pelaksanaan Kegiatan
U
paya penanggulangan HIV dan AIDS meliputi lintas sektor, lintas pelaku, dan lintas wilayah. Dalam rangka meningkatkan keterpaduan kinerja, dilakukan perencanaan dan penganggaran program penanggulangan HIV dan AIDS di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Bekerja sama dengan Bappenas dan UNICEF, KPA Nasional telah melakukan Fasilitasi Perencanaan dan Penganggaran Program Penanggulangan HIV dan AIDS di 12 provinsi sejak bulan April 2010. Provinsi-provinsi tersebut adalah Lampung, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,
Untuk Provinsi Papua, kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23-26 Juni di Jayapura dengan mengundang seluruh SKPD dan LSM terkait di tingkat provinsi, serta kabupaten/kota. Peserta yang hadir pada pertemuan ini sebanyak 38 orang, berasal dari perwakilan 11 SKPD, sembilan LSM, dan dua kabupaten/ kota. Berperan sebagai fasilitator adalah Tim Fasilitator Perencanaan Nasional berjumlah 12 orang yang telah melakukan pertemuan intensif sejak bulan April. Tim Nasional ini selain dari Sekretariat KPA, juga berasal dari Bappenas, Kemendagri, dan mitra lainnya. Pertemuan menghasilkan rancangan awal rencana kerja dan anggaran penanggulangan HIV dan AIDS di masing-masing SKPD terkait, serta menghasilkan rencana tindak lanjut pengawalan rencana kerja agar sejalan dengan proses perencanaan dan penganggaran di provinsi. *SKPD: Satuan Kerja Perangkat Daerah
UPDATE DATA HIV dan AIDS
Perbandingan kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 3:1
Hingga 30 Juni 2010 orang dengan kasus AIDS dilaporkan sebanyak 21.770 orang yang tersebar di 32 provinsi dan 300 kabupaten/kota. Dibandingkan dengan triwulan terdahulu, terdapat penambahan sebanyak 1.206 orang. (Sumber: Laporan Triwulan Kemenkes, 2010)
1
B. Penetapan Langkah Strategis
S
Pertemuan Penguatan Sektor Program Pengurangan Dampak Buruk Napza Suntik
trategi dan Rencana Aksi Nasional (SRAN) Penanggulangan AIDS tahun 2010-2014 memiliki target dicapainya Universal Access pada akhir tahun 2014. Hal ini sejalan dengan arahan kebijakan yang tertuang dalam RPJMN 20102014. Kerja sama yang intensif merupakan kunci keberhasilan pencapaian. Faktor-faktor tersebut melatari kegiatan Pertemuan Penguatan Sektor Program Pengurangan Dampak Buruk Napza Suntik. Kegiatan berbentuk pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 21-24 Juni di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Peserta berjumlah 37 orang yang berasal dari berbagai sektor, dengan metode curah pendapat, presentasi, dan kerja kelompok. Pada pembukaan, Sekretaris KPA Nasional, Ibu Nafsiah Mboi memaparkan bahwa Harm Reduction (HR) terdiri atas tiga komponen besar, yakni pendekatan yang komprehensif, pencegahan, dan CST (Care, Support, and Treatment). Sesuai dengan tingkat epideminya, HR diprioritaskan pada 10 dari 12 provinsi. Hari kedua, Bapak Inang Winarso, Asdep Binwil dan HR Specialist Sekretariat KPA Nasional, memaparkan Program Pengurangan Dampak Buruk Napza Suntik KPA Nasional. Dinas Kesehatan kota Bandung memberikan
Peserta dalam Kegiatan Pertemuan
paparannya mengenai sejauh mana perannya dalam Program HR. Dilanjutkan dengan pemaparan mengenai peran PKM (Puskesmas) Ibrahim Aji dari Kota Bandung. PKM PadangsariBanyumanis, Semarang juga memaparkan kegiatannya. Untuk mendukung pelaksanaan HR yang komprehensif, disampaikan pula materi Monitoring dan Evaluasi Program HR oleh Tim Monev KPA Nasional. Hari berikutnya, peserta berdiskusi untuk mengenal penasun lebih dalam. Pada kegiatan tersebut dilakukan pemaparan oleh PKNI dan Pokja HR. Pada akhir kegiatan, peserta menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang akan dikembangkan di daerah masing-masing.
C. Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan
R
Lokakarya Advokasi HIV dan AIDS Berperspektif Gender dan HAP (Hak Asasi Perempuan)
isiko penularan HIV dan AIDS terhadap perempuan dan anak perempuan akhirakhir ini terus meningkat. Untuk itu dibutuhkan perlindungan dan pemenuhan hak asasi korban pada tingkat kebijakan dengan memperhatikan faktor kerentanan mereka. Sebagai bagian dari upaya advokasi hak-hak asasi manusia khususnya hak-hak perempuan terkait dengan HIV dan AIDS, maka “Koalisi GDP-STOP AIDS NOW! (SAN) for Women & Girls” menyelenggarakan lokakarya setengah hari di Hotel Grand Tropic, Jakarta pada tanggal 2-3 Juni.
Narasumber pada acara tersebut adalah Ibu Antarini Arna (Gender dan HAM), Ibu Nafsiah Mboi (HIV dengan Perspektif Gender), dan Ibu Dian Kartika Sari (HIV dengan Perspektif Hak Asasi Perempuan). Peserta kegiatan adalah perwakilan pengelola program SAN Jawa yang terdiri atas berbagai lembaga sosial di bidang HIV dan AIDS. Kegiatan ini menghasilkan persamaan pemahaman mengenai konsep gender dan HAM, rancangan advokasi, kertas posisi tentang pedoman pelayanan minimum ODHA dan keluarganya, serta berlangsungnya hearing dengan Pembuat Kebijakan yang hadir pada acara tersebut.
2
Lokakarya Pengembangan Kurikulum Pelatihan Harm Reduction (HR), PMTS, dan Penguatan Kelembagaan Hal inilah yang menjadi latar belakang kegiatan Lokakarya Pengembangan Kurikulum Pelatihan HR, PMTS, dan Penguatan Kelembagaan pada 16-19 Juni di Hotel Grand sahid Jaya, Jakarta. Peserta adalah wakil dari LSM, Pengelola Program KPA Provinsi, Akademisi, Staf Layanan Kesehatan, Dinas Kesehatan, dan Sektor.
Diskusi Peserta Bersama Narasumber
P
enjangkauan terhadap populasi kunci telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Temuan dari pelaksanaan program adalah bahwa pelatihan yang intensif serta mampu memenuhi kebutuhan lapangan sangat dibutuhkan.
Selama empat hari, peserta berdiskusi mengenai kurikulum pelatihan yang dikembangkan dan memberi masukan terhadap kurikulum yang ada. Dihasilkan dari diskusi ini adalah rancangan silabus yang terdiri atas materi, metode, teknis dan soft skills, dalam rangka advokasi. Rencana tindak lanjut yang disepakati antara lain adalah strategi pemanfaatan kurikulum pelatihan, penetapan target pelatihan, strategi pengembangan pusat pelatihan, dan strategi jaga mutu pelatihan.
Roadshow Pertemuan Persiapan dan Penguatan Kapasitas Tim Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam Implementasi Dukungan Dana GF Ronde 9 di Lombok
D
ukungan dana GF Ronde 9 akan mulai diimplementasikan pada bulan Juli. Pertemuan koordinasi tingkat PR dan SR dilakukan menjelang pelaksanaan di 11 provinsi baru. Untuk ke depan, KPA Nasional dan Kemenkes yang menerima dukungan GF Ronde 9 dan akan mulai dengan Single Stream Funding (SSF). Setelah sebelumnya diadakan di Jakarta, maka pada bulan Juni ini diadakan road show di Lombok pada 13-18 Juni untuk wilayah pelaksanaan NTB, NTT, dan Maluku. Sementara itu, pada awal Juni, 30 Mei-2 Juni telah diselenggarakan roadshow di Manado dengan peserta perwakilan dari Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara. Peserta roadshow di Lombok adalah perwakilan
dari organisasi populasi kunci, PR Nahdatul Ulama di pusat, SR atau SSR di pusat dan wilayah NTB, NTT, dan Maluku, Kementerian Kesehatan di tingkat pusat, dan Dinas Kesehatan di Provinsi NTB, NTT, dan Maluku. Peserta, baik roadshow di Lombok maupun roadshow di Manado, mendapatkan informasi yang sama mengenai gambaran umum GF Ronde 9. Peserta juga mendapat penguatan kapasitas dengan materi manajemen program dan monitoring evaluasi, manajemen keuangan dan logistik, program HR, PABM, Penguatan Kelembagaan, dan Komuniktas, program PMTS, dan penjelasan mengenai rencana kerja. Selain itu, peserta yang bekerja di keuangan dan program mendapatkan penguatan kapasitas dengan materi monitoring dan evaluasi, pelaporan, pemetaan, dan penggunaan soft ware akuntansi untuk laporan keuangan.
*SR= Sub Recipient SSR= Sub Sub Recipient PR= Principle Recipient
3
D. Penyebarluasan Informasi Web Site KPA Nasional dalam Statistik Data Kunjungan Web Site KPA Nasional menggunakan Google Analytics
P
ada bulan Juni terdapat 4.404 total kunjungan ke web site KPA Nasional www.aidsindonesia.or.id. Dilihat dari jumlah pengunjung, tercatat sebanyak 3.361 orang mengunjungi situs ini dan 71,28% merupakan pengunjung baru. Artinya, orang yang mengakses web site KPA Nasional semakin meluas dan diharapkan terus terjadi peningkatan.
Peluncuran dan Konferensi Pers Media On line Interaktif Kesehatan Seksual bagi Remaja Indonesia dan berpartisipasi dalam forum diskusi interaktif. Terdapat berbagai layanan on line di mana remaja dapat langsung berinteraksi dengan dokter, konselor, pendidik, orang tua, dan ahli di bidang kesehatan lainnya.
Paparan oleh Dr. Wei Siang Yu Pemilik Situs Interaktif di Singapura
R
emaja sering kali kesulitan mengakses informasi kesehatan seksual yang tepat dan komprehensif. Hal inilah yang melatari lahirnya situs www.sexxie.tv, sebuah media informasi pendidikan kesehatan seksual interaktif yang siap memberikan jawaban secara akurat dan tepat. Sexxie, Sex Xpert Interactive Education, merupakan layanan gratis yang menawarkan pendidikan kesehatan seksual bagi remaja dengan cara mengajak mereka mengekspresikan padangan, ide, masalah,
Persamaan visi inilah yang membuka peluang kerja sama KPA Nasional dan sexxie.tv terkait dengan perluasan akses informasi bagi remaja. Dalam peluncuran situs yang diselenggarakan tanggal 30 Juni di KPA Nasional, Ibu Nafsiah Mboi mengungkapkan, “pendidikan kesehatan seksual yang efektif sangatlah penting bagi remaja dan dewasa muda untuk mencegah penularan berbagai penyakit infeksi seperti HIV dan kehamilan yang tidak diinginkan. Platform virtual komprehensif seperti Sexxie.tv dapat menjadi pelengkap bagi kesehatan seksual di sekolah dan di rumah serta dapat berperan sebagai alat ajar yang baik bagi orang tua dan guru. Semakin banyak kita tahu, semakin mudah pencegahan dilakukan.” Sebelum akhir tahun ini, situs tersebut akan meluncurkan Virtual Klinik Penyakit Menular Seksual dan Ruang Tutor Virtual Pendidikan Kesehahatan Seksual.
*Situs ini juga dapat diakses melalui web site KPA Nasional: www.aidsindonesia.or.id
4
E. Pengendalian, Pemantauan, dan Evaluasi Rapat Koordinasi Nasional Semester 2 Tiga PR (Principle Recipient) GF Ronde 8
P
enanggulangan HIV dan AIDS melalui dukungan dana GF R 8 telah dilaksanakan sejak Juli 2009. Terkait hal tersebut, dilaksanakan pertemuan dalam rangka mengevaluasi program yang dilaksanakan pada semester kedua. Kegiatan dilaksanakan pada 30 Juni di Hotel Grand Cempaka, Jakarta. Beberapa kesepakatan yang dihasilkan tiga PR (KPA Nasional, PKBI, dan Kemenkes) di antaranya: - Terkait dengan penjangkauan dan pelayanan, akan dikembangkan layanan VCT mobile dan diupayakan one day service untuk pengambilan hasil. - Tiga SR (sub recipient) dan SSR (sub sub recipient) akan meninjau kembali dan menyepakati lokasi jangkauan serta layanan. - Adanya transparansi, akuntabilitas, dan berbagi informasi berkaitan dengan kegiatan dan pembiayaan di semua tingkat pada PR, SR, dan SSR melalui mekanisme pertemuan koordinasi antara tiga komponen.
Lokakarya Evaluasi Kegiatan PABM (Pemulihan Adiksi Berbasis Komunitas)
K
egiatan PABM telah dilaksanakan di delapan lokasi di Jawa dan Bali sejak bulan Januari 2010 dengan dukungan GF ATM R 8. Sementara itu, capaian program baru mencapai 85% dari target. Atas dasar itulah diperlukan evaluasi menyeluruh dengan para pelaksana kegiatan PABM dari delapan lokasi. Evaluasi tersebut diselenggarakan pada 2123 Juni di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Peserta yang hadir dalam acara tersebut terdiri atas perwakilan dari Karisma (Jakarta), Kapeta (Jakarta), Adiktisifitas (Jakarta), Rumah Damai (Semarang), Yakita (Bogor), Rumah Cemara (Bandung), Yakita (Surabaya), dan Bali Nurani (Denpasar). Masing-masing lembaga memaparkan tentang keberhasilan dan tantangan yang ditemui di lapangan dan dilakukan diskusi bersama. Terdapat beberapa rekomendasi dari pertemuan tersebut, salah satunya adalah kebutuhan akan revisi dalam monitoring dan evaluasi untuk laporan capaian program, technical assistance, dan bimbingan aspek manajemen keuangan.
F. Pengarahan kepada KPA di Daerah Peliputan dalam Rangka Dokumentasi Program Penanggulangan HIV dan AIDS
L
ebih dari 10 tahun penanggulangan HIV dan AIDS dilaksanakan di Indonesia. Meski demikian, belum banyak dokumentasi yang dilakukan. Oleh sebab itu dibutuhkan kegiatan dokumentasi penanggulangan HIV dan AIDS oleh Tim Penulis KPA Nasional. Terdapat empat tema yang akan diangkat untuk dituangkan dalam bentuk buku, yakni kelembagaan, PMTS, program HR (Harm Reduction), dan lapas. Bulan Juni ini telah dilakukan dua kali pengumpulan data untuk tema kelembagaan, yakni di Banten pada 19 Juni dan Jogjakarta pada 24 Juni. Metode yang digunakan adalah diskusi kelompok terfokus (FGD) dan wawancara
Wawancara Tim Penulis KPA Nasional dengan Wakil Gubernur Banten
mendalam dengan narasumber. Melalui pendokumentasian ini diharapkan wilayah lain dapat belajar dan mereplikasi keberhasilan dan tantangan untuk diterapkan di wilayahnya.
5
Rencana Kegiatan KPA Nasional Bulan Juli RENCANA OUT PUT
No.
NAMA KEGIATAN
GAMBARAN KEGIATAN
1.
Penandatanganan Female Condom dengan UNFPA
Antara KPA Nasional dengan UNFPA dilakukan penandatanganan kerja sama kondom komprehensif dengan disaksikan oleh perwakilan berbagai lembaga.
Adanya dokumen kerja sama yang telah ditandatangani antara KPA Nasional dengan UNFPA.
2.
International AIDS Conference
Konferensi ini dihadiri oleh negara-negara di dunia yang berpartisipasi dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS. Bentuk kegiatan: presentasi abstrak, simposium, pleno, pertemuan satelit, dan pameran.
Adanya peningkatan kapasitas peserta konferensi terkait dengan advokasi, intervensi berbasis bukti, peningkatan pemahaman terkait dengan hak asasi manusia, dan terciptanya peluang bagi multisektor untuk mengembangkan solusi kreatif dalam menghadapi tantangan dalam penelitian dan implementasi kebijakan HIV dan program.
3.
Pertemuan Tim Pelaksana
Kegiatan diawali dengan sharing informasi terbaru dan diskusi materi yang disampaikan oleh anggota Tim Pelaksana. Pada akhir sesi dilakukan kesepakatankesepakatan bersama mengenai rencana Tim Pelaksana untuk pertemuan berikutnya.
Terjadinya transfer informasi terbaru kepada anggota Tim Pelaksana. Adanya kesepakatan anggota Tim Pelaksana untuk tema dan waktu pelaksanaan pertemuan berikutnya.
4.
Pelatihan Pemetaan Populasi Kunci
Kegiatan dilakukan dalam bentuk tatap muka, diskusi kelompok, dan praktek lapangan bagi pengelola monev provinsi, pengelola program kabupaten/kota, dan perwakilan NU di tingkat provinsi.
Adanya peningkatan kapasitas pelaksana program dalam melakukan pemetaan, pemanfaatan hasil pemetaan, dan finalisasi rancangan pemetaan yang selanjutnya akan dijadikan pedoman nasional pemetaan.
5.
Pertemuan Desain dan Uji Coba Media KIE
Pertemuan ini merupakan Adanya kesepakatan peserta lanjutan dari lokakarya mengenai desain KIE yang akan desain KIE sebelumnya disusun oleh peserta. yang menghasilkan beberapa rancangan desain. Kegiatan dilakukan dalam bentuk pertemuan simulasi desainer dan nantinya akan ditindaklanjuti dengan uji coba lapangan.
6