LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
SEKRETARIAT KPA NASIONAL ME I 2010
I
ntervensi struktural merupakan salah satu strategi pencegahan HIV dalam program PMTS*. Pada bulan Mei ini dilakukan penguatan kapasitas pemangku kepentingan di lokasi untuk meningkatkan partisipasi aktif agar laju epidemi di lokasi dapat ditekan. Dari 11 provinsi yang menerima dana hibah GF R 9 pada bulan Juli 2010, empat di antaranya mengikuti kegiatan yang disebut roadshow di bulan Mei. Kegiatan ini berisi tentang penjelasan mendalam mengenai kegiatan yang akan dikembangkan provinsi dan kabupaten/kota atas dukungan GF R 9.
Peresmian Outlet Klinik Metadon di Banten yang Dihadiri Ibu Ani Soesilo Bambang Yudhoyono
Kondom perempuan adalah salah satu alternatif dari berbagai cara pencegahan penularan HIV maupun pencegah kehamilan. Karena metode ini masih relatif baru, maka diperlukan strategi komunikasi yang tepat. Inilah latar belakang kegiatan lokakarya berbagi pengalaman dan pengembangan media KIE di Jakarta. *PMTS= Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual
Sekretariat KPA Nasional Menara Topaz Lt.9 Jl. MH Thamrin Kav.9 Jakarta Pusat Telp. (021) 3901758 Fax. (021) 3902665 www.aidsindonesia.or.id
Ibu Nafsiah Mboi Bersama Peserta Lokakarya Penguatan Intervensi Struktural di Lokasi
Ibu Nafsiah Mboi Selaku Sekretaris KPA Nasional Bersama Dr. Wan Nedra Komaruddin dari Nahdatul Ulama (NU) dan Dr.Nunung B Priyatni dari Kemenkes pada Pembukaan Acara Roadshow
A. Pengembangan Kebijakan Lokakarya Penguatan Sektor dalam Intervensi Struktural di Lokasi*
P
entingnya kerja sama multipihak merupakan alasan utama dilakukannya penguatan sektor dalam program Pencegahan Melalui Transmisi Seksual (PMTS), khususnya di lokasi transaksi seksual. Kegiatan dilaksanakan di Hotel Cemara pada tanggal 3-5 Mei dengan menghadirkan peserta dari daerah. Masing-masing terdiri atas perwakilan Kepolisian Daerah, Dinas Sosial, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Satuan Pamong Praja atau Lurah Setempat, Sekretaris KPA Kabupaten/Kota, dan Mucikari atau Wakil Pengusaha Lokasi. Mereka berasal dari Sintai-Batam, Sunan Kuning-Semarang, Cilegeng Indah-Indramayu, dan MalanuSorong. Peserta pusat yang hadir perwakilan dari Kemenbudpar dan KPA Nasional. Materi yang diterima peserta terdiri atas Situasi dan Rencana Aksi Nasional oleh Ibu Nafsiah Mboi, Intervensi Struktural Pencegahan Penularan HIV oleh Ibu Fonny J Sylvanus, Aspek Gender dan HAM Program
Diskusi Peserta Saat Kegiatan Lokakarya
HIV dan AIDS oleh Ibu Ririn Hapsari dan Ibu Susi N. Diakhiri dengan diskusi peserta dengan didampingi fasilitator hingga pembuatan rencana tindak lanjut. Hasil kegiatan adalah adanya rancangan kesepakatan lokal untuk intervensi di lokasi. Selain itu, peserta akan melakukan monitoring dan evaluasi implementasi program di lokasi.
*Lokasi= dahulu disebut lokalisasi merujuk pada satu daerah atau komplek di mana laki-laki membeli seks dari Pekerja Seks
1 B. Penetapan Langkah Strategis Pertemuan Nasional (Pernas) Jaringan GWL-Ina ke-2
G
WL-Ina merupakan jaringan komunitas Gay, Waria, dan Laki-laki yang Berhubungan Seks dengan Laki-laki lainnya di Indonesia. Jaringan ini terdiri atas Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Kelompok Dampingan Sebaya (KDS) bagi waria, gay, dan LSL yang ada di Indonesia. Pernas GWLINA yang pertama telah dilaksanakan pada bulan Februari 2009 dan pada pernas ke-2 ini dilakukan peninjauan kembali visi dan misi jaringan untuk meningkatkan pemahaman anggota terhadap peran dan tanggung jawab GWL-INA dalam penanggulangan AIDS di Indonesia. Pertemuan dilaksanakan di Hotel Aston,
Braga, Bandung tanggal 11-14 Mei, dihadiri oleh 44 orang perwakilan dari 22 provinsi. Kegiatan pada pertemuan tersebut adalah: • Pemaparan interaktif oleh sekretariat nasional, penanggung jawab program, serta material yang kemudian didiskusikan bersama. • Diskusi kelompok besar dan kelompok kecil dengan agenda di antaranya capaian-capaian jaringan dan rekomendasi-rekomendasi yang dianggap perlu bagi perbaikan ke depan. Rapat pleno menghasilkan sejumlah kesepakatan yang akan dievaluasi pada pertemuan nasional ketiga bulan Februari 2012.
C. Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Roadshow Pertemuan Persiapan dan Penguatan Kapasitas Tim Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam Implementasi Dukungan Dana GF R 9 diskusi panel mengenai Manajemen Program, Manajemen Monitoring dan Evaluasi, dan Manajemen SDM, Keuangan, serta Logistik. Peserta juga mendapatkan materi tentang berbagi pengalaman pelaksanaan program HR dan PABM, PMTS, dan Program Penguatan Kelembagaan dan Penguatan Komunitas. Malam hari peserta melakukan diskusi dengan Tim Pembina Wilayah.
Diskusi Peserta dengan Fasilitator Kelompok pada Saat Kegiatan Roadshow
G
lobal Fund (GF) telah memberikan dukungannya dalam penanggulangan HIV dan AIDS kepada Indonesia sejak tahun 2001 melalui GF R1, GF R4, dan GF R8. Tahun 2010 GF Ronde 9 akan dimulai dengan 3 Principle Recipient (PR): Kemenkes, KPA Nasional, dan NU. Bertempat di Hotel Bidakara, Jakarta, tanggal 16-21 Mei berlangsung roadshow. Roadshow adalah pertemuan untuk persiapan pelaksanaan program yang terdiri atas penjelasan program dan penguatan kapasitas. Peserta berjumlah 100 orang yang merupakan perwakilan dari KPA Provinsi dan Kabupaten/ Kota dari Sumatera Barat, Lampung, Banten, dan DI Yogyakarta. Pada hari Pertama (16 Mei) dilakukan pembukaan oleh Ibu Nafsiah Mboi selaku Authorized PR dari KPA dengan didampingi perwakilan dari Kemenkes dan NU. Pada sesi ini dilakukan pula perkenalan dan tanya jawab dengan peserta. Hari kedua (17 Mei) dilakukan diskusi panel dengan materi pada sesi pagi terdiri atas Strategi dan Rencana Aksi Nasional 2010-2014 oleh Ibu Nafsiah Mboi, Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS Sektor Kesehatan oleh Ibu Naning dari Kemenkes, dan Pengembangan Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDS oleh Dr. Wan Nendra selaku Authorized PR NU (Nahdatul Ulama). Dipaparkan pula pembelajaran pelaksanaan program GF R 8. Pada siang hingga sore dilanjutkan dengan *SR= Sub Recipient SSR= Sub Sub Recipient HR= Harm Reduction
Hari Ketiga (18 Mei) peserta mendapatkan materi tentang akuntabilitas, verifikasi, dan audit terkait monev (monitoring dan evaluasi) program serta audit keuangan. Acara dilanjutkan dengan diskusi provinsi yang membahas pembagian target SSR dan pembuatan rencana kerja SSR.
Pemberian Materi Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Kabupaten/Kota
Hari keempat (19 Mei) kegiatan dilaksanakan paralel. Bagi koordinator SR dan SSR dilakukan presentasi rencana implementasi tiga SR. Sedangkan pada staf program dan staf monev dibekali materi HR dan PABM, PMTS, Penguatan Lembaga, Penguatan Komunitas, Konsep Monev, Indikator RAN, dan Format Pelaporan. Bagi Staf Keuangan dan Admin dibekali dengan materi Pengelolaan Dana Bantuan GF dan Pelatihan Penggunaan Accounting Software. Hari kelima (20 Mei) peserta melakukan latihan pengisian lembar kerja. Staf program maupun staf mengisi monev indikator GF. Sselain itu, peserta juga mengisi lembar indikator berdasarkan soal-soal studi kasus. Hari keenam (21 Mei) dilakukan penutupan acara yang diisi dengan pengenalan fasilitator provinsi, tanya jawab peserta, dan kesan serta evaluasi peserta selama mengikuti kegiatan.
PABM= Pemulihan Adiksi Berbasis Masyarakat RAN= Rencana Aksi Nasional
2
Peresmian Klinik Metadon di Kota Tangerang
S
alah satu pelaksanaan program Harm Reduction (HR) adalah penyediaan layanan klinik metadon yang dapat diakses oleh penasun (Pengguna Napza Suntik). Hal inilah yang menjadi landasan KPA Kota Tangerang sebagai bagian dari upaya penanggulangan HIV dan AIDS. Peresmian outlet Klinik Metadon di Kota Tangerang tepatnya Puskesmas Cipondoh pada tanggal 4 Mei diresmikan oleh Ibu Ani Soesilo Bambang Yudhoyono selaku Duta AIDS Indonesia. Peresmian tersebut dihadiri oleh SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu), Sekretaris KPANasional, Wakil Gubernur Banten selaku Ketua KPA Provinsi Banten, Walikota Tangerang selaku Ketua KPA Kota Tangerang, Kepala BKKBN, Perwakilan AusAID, Perwakilan dari Global Fund Jenewa, Team Leader HCPI, dan Kemenkes. Pada kesempatan ini, Ibu Ani SBY dengan didampingi Ibu Nafsiah Mboi berdialog dengan 10 Pasien Metadon. Ibu Ani SBY sempat mengikuti pemaparan Dr.Ati selaku
P
Ibu Ani Soesilo Bambang Yudhoyono pada Acara Peresmian Outlet Klinik Metadon
Sekretaris KPA Kota Tangerang bagaimana proses konseling sebelum menerima dosis metadon. Outlet Klinik Metadon ini merupakan klinik kedua yang didirikan di Kota Tangerang dan merupakan klinik metadon ke-52 di Indonesia. Harapannya akan semakin banyak outletoutlet yang berdiri sehingga akses layanan bagi penasun akan lebih terbuka.
Lokakarya Berbagi Pengalaman dan Pengembangan Media KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) Kondom Perempuan
rogram kondom perempuan sebagai pencegah IMS (Infeksi Menular Seksual) termasuk HIV ataupun sebagai pencegah kehamilan telah dilaksanakan sejak tahun 2007. Meski demikian masih ditemukan tantangan dalam pelaksanaannya termasuk masih adanya stigma dan diskriminasi terhadap kondom perempuan. Atas dasar itulah maka diselenggarakan lokakarya dalam rangka berbagi pengalaman dan pengembangan media KIE yang dapat meningkatkan pengetahuan pekerja seks perempuan tengan kondom perempuan. Lokakarya diadakan tanggal 24-27 Mei di Hotel Grand Cemara, Jakarta. Peserta terdiri atas master trainer kondom perempuan dari 12 provinsi yang telah dilatih pada bulan Oktober-November 2010, Subdit Promosi Kesehatan Kemenkes, Kemenkoinfo, BKKBN, OPSI, PKBI, FHI, dan Female Health Company.
Hasil lokakarya menghasilkan beberapa temuan atau kesepakatan yang perlu ditindaklanjuti bersama, di antaranya: • Pada program kondom perempuan, tantangan utama ada di lokasi. Harapannya KPA ada di semua tingkat dan usulan adanya salah seorang public figure yang diusung untuk menyuarakan kondom perempuan. • Perlu adanya pelatihan bersertifikat bagi petugas lapangan, petugas KB, PKM, Layanan Kesehatan, Ponci (Populasi kunci) dan pasangannya, key person, organisasi perempuan, dan tokoh masyarakat atau tokoh agama. • Proses pengembangan media terdiri atas analisis hasil penilaian (survei), konfirmasi hasil penilaian kepada perempuan, pengembangan konsep, pembuatan media, uji coba dan umpan balik, produksi berdasarkan hasil uji coba, dan monev media KIE.
3
C. Penyebarluasan Informasi Web Site KPA Nasional dalam Statistik
K
PA Nasional mengembangkan web site www.aidsindonesia.or.id sebagai salah satu media informasi kepada masyarakat luas. Pada bulan Mei ini, tercatat jumlah pengunjung di web site KPA sejumlah 3.882 kunjungan. Dari jumlah tersebut, kunjungan dari Indonesia menempati urutan pertama yakni 3.481 pengunjung, Amerika Serikat 46 pengunjung, Kanada 29 pengunjung, dan Australia dengan 16 pengunjung.
Apabila kita melihat angka di atas tentunya ini masih menjadi peluang di masa akan datang. Mengingat jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2010 diperkirakan mencapai 58 juta orang (estimasi Nielsen Media Research/Media Scene 2009). Diperlukan upaya terus menerus sehingga pada akhirnya masyarakat luas mendapat kemudahan akses informasi dan layanan HIV dan AIDS.
Data Kunjungan Web Site KPA Nasional menggunakan Google Analytics
4 D. Pengendalian, Pemantauan, dan Evaluasi Supervisi Pengumpulan Data Melalui Survei Cepat Terpadu
M
enindaklanjuti pertemuan persiapan supervisi survei cepat terpadu pada bulan sebelumnya, maka bulan Mei ini KPA Nasional melaksanakan kegiatan supervisi.
Pada pelaksanaannya, terdapat dua tim yakni tim pusat dan tim daerah. Tim daerah terdiri atas staf monev KPA dan LSM mitra. Mereka melakukan rekrutmen bagi tim yang pelaksana survei.
Kegiatan dilaksanakan di tujuh provinsi kota yakni Medan, Palembang, Semarang, Bandung, Surabaya, Denpasar, dan Makassar. Lamanya kegiatan supervisi adalah dua minggu.
Tim Nasional melakukan supervisi ke daerah untuk melihat bagaimana data yang diperoleh, proses input data, dan analisis data survei. Harapannya akan diperoleh data yang valid dan reliabel sesuai dengan tujuan survei.
G. Pengarahan kepada KPA di Daerah Penguatan Kapasitas Pengelola Program dan Pengelola Administrasi KPA di Empat Provinsi
B
ersamaan dengan roadshow pada program GF R 9, dilakukan pelatihan yang lebih intensif kepada Pengelola Program dan Pengelola Administrasi. Pelatihan dimulai pada tanggal 19-21 Mei. Materi yang diberikan kepada Pengelola Program terdiri atas: - Pemetaan populasi kunci - Konsep monev - Indikator RAN dan Format pelaporan - Analisis dan penggunaan data
Pemberian Materi Manajemen Logistik oleh Bapak Budi Harnanto
Materi yang diberikan kepada Pengelola Administasi terdiri atas: - Manajemen logistik - Pelatihan penggunaan software akuntansi dan pengelolaan dana GF
Pengelola Keuangan Tingkat Provinsi Sedang Praktek Penggunaan Software Keuangan
Pelatihan interaktif dan suasana nampak ‘hidup’. Peserta terlibat aktif bertanya kepada fasilitator. Hal yang menjadi menarik adalah hadirnya pelaksana GF R 8 dalam acara tersebut sebagai fasilitator. Terjadi pertukaran informasi dan pembelajaran dari proses yang telah dilalui.
5
Rencana Kegiatan Sekretariat KPA Nasional Bulan Juni No.
NAMA KEGIATAN
1.
Review Kurikulum
2.
Penyusunan Buku Saku Penanggulangan HIV dan AIDS bagi Anggota POLRI Roadshow Pertemuan Persiapan dan Penguatan Kapasitas Tim Provinsi, Kabupaten/Kota dalam Implementasi Dukungan Dana GF R 9 di Maluku, NTB, dan NTT. Pertemuan Penguatan Sektor Program Pengurangan Dampak Buruk Napza Suntik
3.
4.
5.
Lokakarya Advokasi HIV dan AIDS Berperspektif Gender dan HAM
6.
Pertemuan Evaluasi Nasional (Evaluasi 3 PR GF R 8) 27-30 Juni 2010
7.
Lokakarya Evaluasi Kegiatan PABM (Pemulihan Adiksi Berbasis Masyarakat)
GAMBARAN KEGIATAN
RENCANA OUT PUT
Kegiatan diawali dengan pemaparan materi oleh narasumber baik dari sisi penanggulangan maupun perkembangan kurikulumnya. Dilanjutkan dengan diskusi kelompok yang akhirnya melahirkan rekomendasirekomendasi. Berlangsungnya diskusi mengenai buku saku yang akan dikembangkan di lingkungan POLRI. Berisi tentang pemaparan materi, diskusi, pelatihan, dan praktek atau latihan dalam hal teknis program GF R 9 di tiga provinsi.
Adanya rekomendasi kurikulum di bidang kedokteran, kesehatan masyarakat, keperawatan, dan kebidanan di bidang HIV dan AIDS. Dihasilkannya strategi integrasi kurikulum HIV dan AIDS dalam sistem pendidikan dan pelatihan. Dihasilkannya rancangan buku saku yang nantinya akan menjadi panduan bagi anggota POLRI. Terjadinya peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan pengelola program dan pengelola administrasi pada pelaksanaan program GF R 9.
Dilakukan diskusi anggota sektor pemerintah dalam penanggulangan HIV dan AIDS khususnya pada penasun.
Terjadinya transfer informasi Kebijakan Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS khususnya Program Pengurangan Dampak Buruk Napza Suntik. Adanya kesepakatan lintas sektor dalam program. Terjadinya peningkatan kapasitas dalam monev pelaksanaan program. Pemaparan materi dan diskusi Adanya persamaan konsep peserta adalah kegiatan yang gender dan HAM. Adanya dilakukan pada lokakarya rancangan advokasi. Adanya tersebut. kertas posisi tentang Pedoman Penyusunan Standard Pelayanan Minimum bagi ODHA dan keluarganya. Kegiatan berisi pemaparan dan Adanya evaluasi capaian diskusi peserta pertemuan. Di target dan serapan dana pada akhir pertemuan dirumuskan semester II. Selain itu, terdapat kesepakatan pertemuan untuk pula inventarisasi masalah dam ditindaklanjuti. rencana mengatasi masalah tersebut. Diawali dengan pemaparan Terjadinya identifikasi pedoman PABM dan tantangan dalam pelaksanaan dilanjutkan dengan tanya PABM dan kesepakatan jawab dan diskusi peserta. langkah PABM ke depan.
6