LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
SEKRETARIAT KPA NASIONAL MAR E T 2010
S
erangkaian kegiatan dilakukan Sekretariat KPA Nasional sesuai dengan tupoksi yang tertuang dalam Perpres No.75 Tahun 2006. Pengguliran SRAN (Strategi dan Rencana Aksi Nasional) 2010-2014 kepada masyarakat sipil merupakan kegiatan terkait dengan pengembangan kebijakan. Selain itu, pertemuan Tim Pelaksana dilaksanakan untuk meningkatkan sinergi yang berkelanjutan dalam penanggulangan HIV dan AIDS. Asistensi bagi gender focal point juga dilakukan pada bulan ini. Mengingat penanggulangan berperspektif gender perlu mendapat perhatian bersama. PIAN (Pusat Informasi AIDS Nasional) menghadirkan tampilan website terbaru. Berbagai fitur dan informasi ditambahkan dalam website. Diharapkan masyarakat luas dapat mengakses informasi sebagai upaya pencegahan bagi diri sendiri dan orang lain. Dokumen rencana monitoring dan evaluasi pelaksanaan SRAN 2010-2014 mulai disusun pada bulan ini. Proses berkelanjutan masih dibutuhkan untuk pengembangan dokumen ini.
Sekretariat KPA Nasional Menara Eksekutif Lt.9 Jl. MH Thamrin Kav.9 Jakarta Pusat Telp. (021) 3901758 Fax. (021) 3902665 www.aidsindonesia.or.id
A. Pengembangan Kebijakan
B
Pengguliran SRAN 2010-2014 bagi Masyarakat Sipil
ertempat di ruang pertemuan Lantai 14 di Menara Eksekutif Jakarta, 24 Maret dilaksanakan pengguliran SRAN 2010-2014 kepada masyarakat sipil. Ibu Nafsiah Mboi, Sekretaris KPA Nasional menyampaikan pemaparannya tentang SRAN dan peran civil society yang diharapkan akan semakin bermakna di masa mendatang untuk dapat menahan laju epidemi yang hingga saat ini masih Pemaparan Ibu Nafsiah Mboi dan Diskusi menunjukkan peningkatan. Selain itu dengan Peserta dijelaskan tentang sejauh mana program mitigasi yang telah dan sedang berjalan di hadapan sekitar 40 peserta dari berbagai Hasil diskusi menunjukkan bahwa organisasi dan LSM. masyarakat sipil memiliki peran penting dalam pelaksanaan SRAN 2010-2014. Peran Sementara itu wakil dari Yayasan Kusuma tersebut yakni bekerja sama dengan semua Buana, Bapak Adi Sasongko, memaparkan sektor pemerintah, sektor non pemerintah, upaya penanggulangan HIV dan AIDS KPA, tokoh agama, dan tokoh masyarakat di salah satu lokasi seks komersil di untuk melakukan penanggulangan. Jakarta. Dijelaskan tentang tantangan Output lain dari kegiatan ini adalah akan yang dihadapi dan bagaimana upaya dibentuknya tim dukungan teknis pada penanggulangan ke depan. bulan April 2010. B. Penetapan Langkah Strategis Pertemuan Tim Pelaksana: Pelaporan UNGASS 2009
P
Diskusi pada Pertemuan Tim Pelaksana
ada 23 Maret di Ruang Pertemuan Kemenag, pertemuan Tim Pelaksana kedua tahun 2010 dilaksanakan. Letkol. Ghufron Sholihin menjadi moderator diskusi pada pertemuan tersebut. Agenda utama adalah diskusi laporan UNGASS yang akan segera diserahkan ke PBB akhir bulan Maret 2010. Pelaporan UNGASS merupakan pelaporan
yang diberikan Indonesia kepada PBB dalam penanggulangan HIV dan AIDS. “Tahun 2009 data yang ada lebih maju dengan peningkatan yang cukup menggembirakan dan kemajuan yang sangat pesat,” jelas Ibu Nafsiah Mboi. “Pendanaan mengalami peningkatan, namun demikian masih belum cukup untuk mengendalikan epidemi,” tambahnya. Pertemuan ini membuka masukan dari peserta. Selain itu, akan diadakan diskusi lebih lanjut untuk hal yang belum tercantum dalam laporan UNGASS. Termasuk di dalamnya isu mengenai penanggulangan HIV dan AIDS pada buruh migran. Pertemuan Tim Pelaksana KPAN berikut akan diadakan pada bulan Juli di kantor Kemendagri.
1
C. Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan
D
Asistensi Teknis Gender Focal Point untuk Penanggulangan HIV dan AIDS Berperspektif Gender
alam rangka tindak lanjut lokakarya penanggulangan HIV dan AIDS berperspektif gender pada 1-5 Februari di Jakarta, maka pada bulan ini diadakan asistensi teknis kepada peserta lokakarya. Materi dalam asistensi teknis tersebut terdiri atas data HIV dan AIDS terpilah (jenis kelamin, usia, urban atau rural, dan sebagainya), laporan program terakhir, rencana program tahun 2010, dan kebijakan penanggulangan HIV dan AIDS.
Kegiatan dilakukan sekitar 2x8 jam kerja dan dilakukan di tiga lokasi yakni Medan tanggal 12-13 Maret, Jakarta tanggal 17-18 Maret, dan Makassar tanggal 19-20 Maret. Melalui kegiatan ini diharapkan akan berjalannya fungsi dan peran gender focal point sesuai dengan kesepakatan. Selain adanya peningkatan pengetahuan hal di atas, peserta juga memiliki kemampuan menghasilkan presentasi multimedia dalam rangka mengadvokasi pihak terkait.
C. Penyebarluasan Informasi Website KPA Nasional: www.aidsindonesia.or.id
K
PA Nasional melalui PIAN (Pusat Informasi AIDS Nasional) menggunakan berbagai media dalam penyebaran informasi, salah satunya adalah website. Bulan Maret ini telah hadir website KPA Nasional dengan wajah baru baik dalam tata letak maupun isinya.
kunjungan terbesar yakni 1.915 kunjungan, informasi HIV dan AIDS sebanyak 1.559 kunjungan, dan pencegahan sebanyak 1.172 kunjungan.
PIAN juga menyediakan berbagai publikasi dalam bentuk jurnal dan buku yang dapat diakses oleh masyarakat umum pada jam Selama bulan Maret jumlah kunjungan kerja. Salah satu buku yang dicetak pada website adalah 11.830 kali. Dilihat dari bulan Maret ini adalah buku panduan SRAN informasi yang diakses, tes HIV merupakan 2010-2014.
2
E. Kerja Sama Internasional dan Regional Pertemuan UNRTF (United Nations Regional Task Force on Injecting Drug Use and HIV/AIDS) di Bangkok, Thailand
P
ada tanggal 4-5 Maret, Ibu Nafsiah Mboi mewakili Indonesia dalam pertemuan UNRTF. UNRTF merupakan tim kerja untuk mendukung PBB dalam penentuan prioritas, penyusunan strategi dan panduan, serta bekerja sama dalam penanggulangan HIV dan AIDS pada penasun (pengguna napza suntik) di wilayah Asia pasifik. Sejak tahun 2005 telah dilakukan pertemuan pertemuan rutin. Beberapa kesepakatan pertemuan di antaranya sebagai berikut: - Akan dilakukan rencana tindak lanjut berupa survey untuk isu penasun perempuan dan remaja serta isu efektivitas dan keberlanjutan program.
- PBB menghormati aturan hukum pemerintah Indonesia. Apresiasi diberikan kepada KPA yang telah mengupayakan adanya kerja sama dengan stakeholder dan berupaya menjamin tidak adanya hak-hak penasun yang terlanggar dalam penerapan UU Narkotika. Indonesia dapat mengajukan dukungan teknis apabila diperlukan. Menyepakati adanya perubahan “compulsory drug dependence treatment centres” (pusat layanan wajib ketergantungan obat) menjadi “compulsory centres for drug user“ (pusat layanan wajib bagi pecandu). Perubahan ini diharapkan dapat memenuhi hak-hak penasun dalam dukungan, pelayanan, dan pengobatan. - Anggota UNRTF sepakat mendukung upaya advokasi berbasis bukti atas dasar kesukarelaan.
E. Pengendalian, Pemantauan, dan Evaluasi Lokakarya Nasional Rencana Monitoring dan Evaluasi
D
alam rangka memantau kinerja dan keberhasilan program penanggulangan HIV dan AIDS, maka perlu dikembangkan rencana monitoring dan evaluasi (M&E Plan). Kebijakan yang dikembangkan adalah kebijakan “three ones principle” yang salah satunya adalah satu kerangka monitoring dan evaluasi dalam satu negara yang melingkupi seluruh upaya penanggulangan HIV dan AIDS di semua tingkatan. Kegiatan dilakukan selama dua hari dengan melibatkan unsur pemerintah, mitra internasional, dan masyarakat sipil di Hotel Ibis Kemayoran, Jakarta. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok diskusi dan membahas satu topik. Topik yang dibahas dalam kelompok terdiri atas PMTS, IDU dan WBP, PMTCT, remaja,
“Diperlukan rencana monitoring dan evaluasi nasional yang komprehensif agar dapat memonitor cakupan, efektivitas, dan keberlanjutan program” Ucap Ibu Nafsiah Mboi dalam sambutannya
workplace dan buruh migran, CST, serta mitigasi dan lingkungan kondusif. Melalui lokakarya ini diharapkan akan ada gambaran terkini pencapaian kegiatan monitoring dan evaluasi tahun 2009, semakin baiknya koordinasi dan harmonisasi rencana M&E stakeholder terkait, dan pengembangan rencana M&E nasional tahun 2010-2014.
3
G. Pengarahan kepada KPA di Daerah Pertemuan Koordinasi dengan KPA Kota Serang
Pertemuan Tiga PR GF R 9 Dalam Rangka Harmonisasi Kabupaten/Kota
K
B
orwil Jawa Bali, Bapak Inang Winarso, ertempat di Ruang Rapat KPA Nasional, melakukan pertemuan koordinasi pada 17 Maret berlangsung pertemuan tiga Principle Recipient GF R 9 yang terdiri pada 10 Maret. Pada pertemuan tersebut, atas KPA, Kemenkes, dan Nahdatul Ulama selain sebagai narasumber juga menjadi (NU). Pertemuan tersebut membahas tentang pembimbing teknis. pembagian wilayah dalam program GF R 9. Setelah dilakukan presentasi mengenai Kesepakatan yang terjadi antara KPA program dan sumber daya penanggulangan Nasional, Kemenkes, dan NU yakni HIV dan AIDS, dilanjutkan dengan diskusi. menetapkan daerah yang akan didanai Ditemukan bahwa tantangan yang dihadapi oleh GF R 9 dalam program dukungan untuk aktivasi adalah belum adanya penanggulangan HIV dan AIDS. Hasil dari dukungan dari kepolisian dan ulama. pertemuan tersebut akan ditindaklanjuti Upaya yang dikembangkan untuk mengatasi oleh Tim Provinsi pada saat roadshow. hal tersebut adalah dengan mengadakan pertemuan bersama stakeholder terkait. Selain itu, upaya pengaktifan kembali puskesmas atau PKM Serang Kota bagi tenaga-tenaga yang telah dilatih.
H. Pengembangan Sekretariat KPA Nasional Hasil Analisis Program Assessment Kompetensi dan Potensi Staf Sekretariat KPA Nasional
K
PA Nasional menyelenggarakan assessment kompetensi dan potensi staf sekretariat KPA Nasional. Proses ini berlangsung pada bulan Februari hingga Maret bekerja sama dengan PMK Consulting. Terdapat tiga aspek kompetensi yang dinilai dalam assessment Sekretariat KPA Nasional yakni threshold competency, differentiating competency, dan technical competency. Threshold competency mencakup analytical dan conceptual thinking, differentiating competency mencakup achievement orientation, impact and influence, organization commitment, dan relationship building, serta technical
competency yang mencakup job content related, job current issues, dan future development. Hasil assessment PMK secara umum bahwa kompetensi untuk threshold competency adalah sebagian besar Staf KPA Nasional memiliki kemampuan dalam menganalisis dan menyusun konsep yang dapat dikembangkan untuk membuat program-program strategis organisasi. Pada differentiating competency, sebagian besar staf telah memiliki indikator sikap dan tingkah laku positif yang berdampak pada kinerja. Technical competency menunjukkan bahwa staf fokus pada pekerjaan saat ini dan segala sesuatu yang terkait dengan pekerjaannya.
4
Rencana Kegiatan Sekretariat KPA Nasional Bulan April No.
NAMA KEGIATAN
1.
Workshop Program Workshop dalam rangka berbagi Kondom Komprehensif pengetahuan dan pengalaman di Indonesia tentang perkembangan terakhir pelaksanaan program kondom di tingkat nasional dan internasional.
2.
Seminar Hasil Penelitian HIV dan AIDS tahun 2009
3.
4.
5.
6.
GAMBARAN KEGIATAN
RENCANA OUT PUT Adanya kesepakatan pemangku kepentingan untuk mendukung program kondom secara komprehensif. Selain itu, terbentuk rancangan kelompok kerja program kondom secara komprehensif dan rencana tindak lanjut pelaksanaan program. Adanya sharing informasi hasil penelitian kepada peserta seminar.
Berbagi informasi tentang penelitian HIV dan AIDS tahun 2009 dan sejauh mana pemanfaatan hasil penelitian untuk program penanggulangan HIV dan AIDS. Pertemuan Koordinasi Rapat koordinasi 3 PR GF R 9 Adanya kesepakatan 3 PR GF R 3 PR GF R 9 dan untuk persiapan road show. 9 untuk rencana persiapan road Persiapan Road Show show. Pelatihan Pengelola Pelatihan bagi staf KPA Adanya peningkatan kapasitas Keuangan dan Nasional tentang keuangan staf keuangan dalam laporan Pengadaan APBN dan pengadaan APBN. keuangan dan pengadaan APBN. Fasilitasi Perencanaan Kegiatan peningkatan Adanya peningkatan dan Penganggaran kapasitas pelaksanaan program kapasitas pengelola program Program penanggulangan HIV dan dalam perencanaan dan Penanggulangan HIV AIDS di tingkat Provinsi dan penganggaran. dan AIDS di Tingkat Kab./Kota dalam perencanaan Provinsi dan Kab./Kota dan penganggaran. Penguatan Sektor Workshop dan update informasi Terpaparnya informasi dan PMTS dalam program PMTS di meningkatnya kapasitas sektor sektor. dalam program PMTS.
7.
Workshop Desain KIE
8.
Finalisasi Penyusunan Rencana Monitoring dan Evaluasi
Diskusi dan pelatihan media Adanya masukan peserta KIE dalam penanggulangan tentang media KIE baik HIV dan AIDS. isi maupun desain dalam penanggulangan HIV dan AIDS. Diskusi tentang rencana Adanya dokumen tentang monitoring dan evaluasi yang rencana monitoring dan digunakan dalam SRAN 2010- evaluasi untuk SRAN 20102014. 2014.
5