LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
SEKRETARIAT KPA NASIONAL O KTO BE R 2010
B
ulan Oktober sesuai dengan semangat Sumpah Pemuda yang ingin ditularkan, bersama dengan sektor, masyarakat sipil, dan swasta bahu membahu menahan laju epidemi HIV. Langkah koordinasi baik lokal, nasional, dan regional, serta penguatan kapasitas dilaksanakan bulan ini.
Pertemuan Tim Pelaksana di Kemendiknas
Peluncuran E-Learning di Jakarta
Pertemuan Tim Pelaksana menjelang persiapan HAS (Hari AIDS Sedunia) 2010 diadakan di Kemendiknas. Dalam bidang pendidikan dan pelatihan, telah dilaksanakan Lokakarya Pengembangan Kurikulum Manajemen Respons HIV dan AIDS untuk Perguruan Tinggi. Pelatihan persiapan pelaksanaan survei cepat perilaku dilaksanakan untuk mendapatkan data sesuai dengan pedoman yang dikembangkan. PIAN (Pusat Informasi AIDS Nasional) terus meningkatkan layanannya dalam penyediaan akses informasi dan publikasi bagi masyarakat. Termasuk di dalamnya link info penyelenggaraan HAS 2010 dan peluncuran e-learning HIV dan AIDS. Kerja sama regional, KPA Nasional bekerja sama dengan CHAI dalam hal pemberian dukungan teknis pengembangan outlet kondom.
Pelatihan Survei Cepat Perilaku di Jakarta
Terkait dengan monitoring dan evaluasi, evaluasi pelaksanaan Program PMTS (Pencegahan Melalui Transmisi Seksual) dan Program HR (Harm Reduction) dilaksanakan. Dalam rangka menguatkan kapasitas KPA di daerah, telah dilaksanakan lokakarya pengembangan Program PMTS di daerah.
Sekretariat KPA Nasional Menara Topas Lt.9 Jl. MH Thamrin Kav.9 Jakarta Pusat Telp. (021) 3901758 Fax. (021) 3902665 www.aidsindonesia.or.id Ibu Nafsiah Mboi, Peserta, dan Fasilitator Lokakarya
A. Pengembangan Kebijakan Pertemuan Tim Pelaksana KPA Nasional
P
ertemuan Tim Pelaksana merupakan pertemuan koordinasi rutin seluruh anggota KPA yang diadakan setiap tiga bulanan. Pertemuan ketiga tahun ini diselenggarakan pada 27 Oktober di kantor Kemendiknas, Jakarta. Agenda pertemuan membahas tentang status pertemuan terdahulu, perkembangan HAS (Hari AIDS Sedunia) 2010, laporan Pokja Remaja, dan paparan singkat temuan survei dampak sosial ekonomi pada individu dan keluarga yang HIV. Kesepakatan pertemuan di antaranya: - Informasi dasar HIV dan AIDS perlu menjadi materi diklat di semua kementerian dan lembaga. - Akan diselenggarakan Pertemuan Nasional AIDS tanggal 3-6 Oktober 2011 di Yogyakarta. Diharapkan semua anggota Tim Pelaksana dapat hadir. Disediakan beasiswa bagi yang memenuhi syarat dan ketentuan berlaku. -Kemendiknas menjadi leading sector pelaksanaan HAS 2010 dan pertemuan intensif akan dilaksanakan menjelang pelaksanaan bulan Desember.
Ibu Naf dan Bapak Arief Rahman memimpin pertemuan Tim Pelaksana di Kemendiknas
- Masih terbukanya usulan mengenai pesan penanggulangan HIV dan AIDS bagi remaja dan dewasa muda usia 15-24 tahun. - Pentingnya memperluas media atau saluran pemberian informasi kepada remaja, misalnya melibatkan komunitas motor dan program pembinaan di lapas anak. - Pertemuan lanjutan akan dilaksanakan pada minggu ke-3 Januari 2011 di kantor Kemenhub.
B. Penetapan Langkah Strategis
D
Lokakarya Pengembangan Kurikulum Manajemen Respons HIV dan AIDS untuk Perguruan Tinggi
alam rangka peningkatan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan Strategi dan Rencana Aksi Nasional (SRAN) Penanggulangan HIV dan AIDS 2010-2014, telah dilakukan kerja sama di bidang pendidikan. Peningkatan SDM melalui jalur pendidikan tinggi merupakan salah satu upaya melahirkan tenaga-tenaga profesional, khususnya bidang kesehatan, untuk menanggulangi epidemi ini. Pada bulan Juni 2010 yang lalu telah dilaksanakan lokakarya pasca pelatihan untuk pelatih manajemen respons HIV dan AIDS. Hasil dari pelatihan tersebut di antaranya adanya peta kurikulum di Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Pendidikan Keperawatan, dan Pendidikan Kebidanan. Selain itu adanya identifikasi masalah terkait SDM dan standard kompetensi dasar pendidikan HIV dan AIDS.
Halaman 1
Lanjutan dari kegiatan di atas adalah lokakarya yang diikuti sekitar 30 peserta pada 5-7 Oktober di Hotel Merlynn Park, Jakarta. Hasil dari lokakarya adalah adanya session plan atau Garis Besar Rencana Pengajaran (GBRP) untuk dikembangkan standard pengajaran materi HIV dan AIDS. GBRP ini akan digunakan oleh Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, serta Pendidikan Keperawatan dan Kebidanan. Upaya di atas merupakan jawaban permasalahan di lapangan seperti belum tersedianya standard kompetensi pendidikan profesi, masih banyak ditemukan perlakuan diskriminasi oleh tenaga kesehatan, dan terlambatnya diagnosa sehingga pasien baru dapat pengobatan setelah masuk stadium lanjut.
Laporan Bulan Oktober 2010
C. Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Survei Cepat Perilaku
I
nformasi awal sebelum pelaksanaan intervensi sangatlah penting. Dalam rangka mengawali program PMTS dan HR di 11 provinsi dukungan SSF Grup B, maka dilaksanakan Pelatihan Survei Cepat Sesi Perilaku bagi petugas yang akan melakukan survei Diskusi tersebut, untuk memperoleh data yang lebih akurat Peserta dan dapat dipertanggungjawabkan. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 5-8 Oktober 2010 di Merlynn Park Hotel, Jakarta. Peserta kegiatan adalah lima orang petugas dari masing-masing provinsi mewakili KPA Provinsi, KPA Kabupaten/ Kota, Dinkes, Nahdatul Ulama, dan jaringan populasi kunci. Materi yang disampaikan pada pelatihan tersebut terdiri atas tujuan survei, pemilihan kabupaten/kota, pemilihan sampel, cara mengumpulkan data dan instrumen yang digunakan, pengolahan data, dan penyusunan laporan. Metode yang digunakan adalah presentasi narasumber,
Penyampaian Materi oleh Narasumber
diskusi, dan praktek bersama peserta dengan narasumber.
D. Penyebarluasan Informasi
P
PIAN (Pusat Informasi AIDS Nasional) dalam Data
IAN merupakan sarana informasi terkait dengan penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Selain mengembangkan web site, www.aidsindonesia. or.id, PIAN juga menyediakan publikasi (buku, jurnal, laporan penelitian, dan sebagainya) dari berbagai sumber yang dapat diakses masyarakat umum. Data kunjungan web site periode 1-31 Oktober menunjukkan bahwa sebanyak 5.356 orang yang mengakses web site dan mayoritas berasal dari Indonesia, Amerika, Malaysia, dan Australia. Dari 5.300-an pengunjung, terdapat 6.600-an kunjungan. Artinya, sekitar 1.300 orang melakukan kunjungan berulang pada web site KPA. Dilihat dari persentase, 76,83% adalah pengunjung baru. Harapannya, semakin banyak masyarakat yang mengakses PIAN, baik secara dunia maya maupun Halaman 2
memanfaatkan publikasi yang ada. Sehingga, kebutuhan masyarakat akan akses informasi akan terpenuhi. Selain itu, info mengenai penyelenggaraan HAS 2010 dapat diakses melalui web site KPA dengan alamat www. a i d s i n d o n e s i a . o r. i d / has2010/. Pada situs tersebut kita dapat mengunduh logo HAS dan buku panduan penyelenggaraan HAS. Akses Universal dan Hak Asasi Manusia
Laporan Bulan Oktober 2010
Pertemuan Finalisasi Desain Media KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
M
edia KIE merupakan salah satu alat sosialiasi dalam penanggulangan HIV dan AIDS. Sebagai strategi penyebaran informasi, media KIE sangat efektif karena mampu menjangkau secara luas. Media yang sesuai dan tepat sasaran diharapkan dapat mencakup seluruh target sehingga tujuan penyebaran informasi tercapai. KPA Nasional telah memfasilitasi pengembangan media KIE pada bulan April yang nantinya akan menjadi empat jenis media, yaitu poster, leaflet, brosur, dan stiker. Serangkaian tahapan pun telah dilalui, seperti pertemuan antara desainer dengan anggota Pokja Komunikasi, wakil LSM, dan populasi kunci. Pertemuan tersebut menghasilkan rancangan desain media KIE. Sebelumnya media tersebut melalui tahap pre-test di lapangan. Lanjutan dari tahap tersebut adalah pertemuan finalisasi hasil pre-test media KIE di lapangan. Pertemuan diadakan pada 19 Oktober di
Ruang Pertemuan KPA nasional. Dilakukan presentasi hasil pre-test lapangan untuk kelompok penasun, LSL*, dan pekerja seks. Pada akhir sesi, dilakukan diskusi bersama desainer untuk menentukan desain final media KIE. Contoh Ilustrasi media KIE yang ada di masyarakat
*LSL, laki-laki yang seks dengan laki-laki
Peluncuran E-Learning HIV dan AIDS: Can We be A Part of The Solution? Pilipina, dan Timor Leste). Tahun 2010-2011 ini ditargetkan mencapai 10.000 peserta di seluruh Indonesia, dikembangkan dalam bahasa Indonesia, dan prioritas termasuk wilayah Papua. Dilanjutkan diskusi panel dengan narasumber Ibu Agustin Kusumayati (FKM UI), Bapak Gatot Hertono (GDLN UI), dan moderator Dr. Rita Damayanti. Ibu Agustin menyampaikan tentang pembelajaran e-learning pada tahun 2009. Sementara itu, Bapak Gatot Hertanto menyampaikan tentang video conference sebagai model pendidikan kesehatan. Sesi Diskusi Peserta
E
Ibu Nafsiah Mboi pada sesi Secara umum, dalam review tahun 2009, model uji pembukaan
-Learning merupakan salah satu media alternatif penyebaran informasi HIV dan AIDS dengan tiga keutamaan, yakni fokus pada pemberdayaan, remaja atau generasi muda sebagai sasaran, dan adanya kerja sama strategis. Pernyataan tersebut disampaikan Ibu Nafsiah Mboi, Sekretaris KPA Nasional, pada sambutan peluncuran e-learning tanggal 18 Oktober di Jakarta. Sejak tahun 2009, program e-learning telah dikembangkan.
Paparan mengenai e-learning disampaikan oleh Bapak Ahmed Afsal dari Unesco. Program ini telah dikembangkan di UI dengan melibatkan 20 dosen, 2 kredit SKS, dan 200 peserta (dari Indonesia, Malaysia, Halaman 3
coba program telah dilakukan dengan hasil yang baik dan untuk memperluas cakupan dibutuhkan kerja sama semua pihak, termasuk Ditjen Dikti Kemdiknas, dan sumber data pendukung. Teknis di lapangan, diperlukan sarana komputer, layar, jaringan internet, dan pasokan listrik. Terkait dengan materi, perlu dibuat sistem pertemuan offline antara peserta dengan dosen untuk diskusi.Untuk memperluas cakupan, akan dikembangkan e-learning dalam bahasa Indonesia, Malaysia, Timor Leste, dan juga penyesuaian untuk wilayah Papua. Selain itu perlu dikembangkan media promosi yang efektif bagi mahasiswa. Laporan Bulan Oktober 2010
T
Survei Dampak Sosial Ekonomi Pada Individu dan Rumah Tangga Dengan HIV di Tujuh Provinsi di Indonesia
ahun 2009, JOTHI bekerja sama dengan KPA Nasional, UNDP, BPS, ILO, UNAIDS, dan UN Volunteer mengadakan survei yang dilaksanakan pada April - Juni 2009 dengan sampel 1.019 rumah tangga ODHA dan 1.019 rumah tangga kontrol (Rumah tangga non-ODHA). Tempat pelaksanaan di lima provinsi dengan prevalensi HIV tinggi (Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Papua) dan dua provinsi dengan prevalensi HIV rendah (NTB dan NTT). Tujuan survei adalah: • Mengukur dampak sosial ekonomi secara luas (pendapatan dan pekerjaan; konsumsi, aset, dan tabungan; cara menghadapi masalah; stigma; kesehatan; pendidikan; gender dan lain-lain) • Memberikan informasi dasar untuk pengembangan kebijakan mitigasi dan program. Beberapa hasil survei di antaranya: • Persentase rumah tangga ODHA yang bekerja di sektor formal lebih rendah daripada rumah tangga non-ODHA. • Rerata pendapatan utama Rumah Tangga ODHA dalam satu bulan sedikit lebih rendah dibanding Rumah Tangga Non-ODHA. • Diskriminasi tetangga: 17% tetangga tahu status HIV salah seorang anggota rumah tangga, 40%
di antaranya pernah merasakan diskriminasi lingkungan sekitarnya, tindakan diskriminasi lebih banyak diterima oleh responden Perempuan, 21% merasa ditolak, diisolasi, dan dihindari oleh tetangganya, 19% menerima kekerasan verbal, 14% merasa anaknya tidak diizinkan main dengan anak tetangganya, dan 4% menerima kekerasan fisik. Rekomendasi yang disampaikan antara lain: pentingnya mitigasi pada keluarga dan rumah tangga ODHA, layanan perlindungan sosial, penyadaran masyarakat, dan perlindungan hukum dalam mengurangi stigma dan diskriminasi, serta pemberdayaan perempuan dengan HIV.
E. Kerja Sama Internasional dan Regional Dukungan Teknis Pengembangan Outlet Kondom
B
ekerja sama dengan CHAI, KPA Nasional melaksanakan pertemuan dukungan teknis pengembangan outlet kondom. Berikut adalah
rangkaian kegiatan yang dilakukan:
• 25 Oktober. Pertemuan persiapan tim CHAI (Elizabeth Radin, Clara L. Benarto, dan Steven Harsono) dengan KPA Nasional untuk menggali kebutuhan KPA. Hasil pertemuan persiapan tersebut adalah: - KPA butuh asistensi teknis dalam pengembangan sistem logistik untuk kondom laki-laki, kondom perempuan, dan pelicin. - Penguatan yang dibutuhkan adalah perkiraan kebutuhan, pengadaan, distribusi, sistem pencatatan dan pelaporan, dan pengumpulan data dari dan ke outlet. • 26 Oktober. Diskusi dengan Tim Monev KPA di Hotel Grand Cempaka, Jakarta. Hasil diskusi bersama dengan tim di antaranya: Halaman 4
- Pengumpulan data dari outlet masih menemui kendala. Pada periode yang lalu kegiatan ini dilakukan oleh Tim DKT hingga Juli 2010. - Tantangan utama yang ditemukan adalah kapasitas pengelola outlet untuk memasukkan laporan tertulis. - Adanya SDM yang mengecek ketersediaan dan distribusi kondom dapat menjadi solusi. - Bahan pertimbangan dalam penerimaan tenaga lapangan adalah bahwa cakupan area kerja tidak sekedar kondom dan orang yang terlibat haruslah orang yang berpengalaman dalam distribusi kondom. • 27 Oktober. Diskusi Tim CHAI dengan perwakilan KPA Provinsi/Kabupaten/Kota dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua, Papua Barat, Bali, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Hasil diskusi: - Peserta mendukung adanya sumber daya yang berperan sebagai pengumpul data dan distribusi. - Tambahan bagi petugas lapangan adalah adanya penyesuaian dana transportasi yang disesuaikan dengan jumlah outlet di wilayah.
Laporan Bulan Oktober 2010
F. Pengendalian, Pemantauan, dan Evaluasi
P
Evaluasi Pelaksanaan Program HR dan PMTS Periode Juli 2009 - Juni 2010
enanggulangan HIV dan AIDS melalui Program HR dan PMTS telah dilaksanakan sejak tahun 2009. Untuk melihat perkembangan program dan efektivitas pelaksanaannya, perlu dilakukan evaluasi secara komprehensif. Evaluasi ini dilakukan pada 2528 Oktober di Jakarta. Sebanyak delapan kota pemantauan HR (Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, dan Makassar) dan 10 kota pematauan PMTS (Palembang, Tanjung Pinang, Jakarta, Semarang, Malang, Banyuwangi, Denpasar, Makassar, Jayapura, dan Sorong) mengikuti kegiatan. Adapun evaluasi yang dilakukan mencakup: - Aspek input: kebijakan, material (outlet dan distribusi
kondom), SDM terlatih, program penjangkauan, dan program pelayanan pengobatan. - Aspek proses: tahapan implementasi PMTS dikaitkan dengan fungsi dan peran dari masing-masing lembaga terkait (KPA, Dinkes, dan PKBI di daerah). - Aspek output: hasil-hasil cakupan program pencegahan, penjangkauan, maupun layanan pengobatan. - Aspek outcome: gambaran hasil-hasil survei cepat perilaku. Selain aspek-aspek di atas, teridentifikasi pula permasalahan dan kesenjangan yang ditemui dalam pelaksanaan. Tersusun pula rekomendasi teknis untuk pelaksanaan Program PMTS dan Program HR tahap berikutnya.
G. Pengarahan kepada KPA di Daerah Lokakarya Pengelolaan Program PMTS (Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual) di Daerah
S
alah satu pendekatan dalam penanggulangan HIV dan AIDS adalah melalui PMTS. Dalam pelaksanaannya menggunakan pendekatan komprehensif, yakni mengintegrasikan empat komponen guna mencapai ‘lokasi yang sehat’ (berprinsip pada Paradigma Sehat). Pada pendekatan ini, Populasi Kunci harus menjadi subjek yang berdaya dan memiliki motto “kesehatanku adalah hartaku, milikku, dan tanggung jawabku”. Yang perlu berubah bukan hanya perilaku populasi kunci, namun juga semua pihak yang ada di lokasi. Informasi di atas melatari kegiatan yang berlangsung tanggal 1-5 Oktober di Hotel Merlynn Park Jakarta. Selama lima hari pelatihan, 41 orang peserta mendapatkan penguatan kapasitas untuk pengelolaan program di tingkat lokal. Selain itu, terdapat rencana pelaksanaan program di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Hari pertama. Ibu Nafsiah Mboi dalam presentasinya mengungkapkan empat komponen yang dikembangkan dalam PMTS, yakni peningkatan peran positif pemangku kepentingan, komunikasi perubahan perilaku, manajemen pasokan kondom dan pelicin, dan penatalaksanaan IMS. Dengan pendekatan ini diharapkan adanya sinergi antara empat komponen tersebut. Tujuan dari keempat komponen tersebut adalah terjadinya perubahan perilaku dan PS yang lebih berdaya. Selain pemahaman konsep program Halaman 5
yang lebih mendalam, juga kapasitas pengelolaan teknis program meningkat. Hari kedua. Peserta diberikan materi terkait komponen peningkatan peran positif pemangku kepentingan dan komponen manajemen pasokan kondom dan pelicin. Peserta mendapatkan teori dan praktek dengan diskusi bersama narasumber. Pada malam hari peserta berbagi mengenai teknis pengelolaan dengan metode alternatif. Hari ketiga. Peserta melakukan kunjungan dan observasi lapangan. Dalam pelaksanaannya, tidak semua kelompok dapat bertemu dengan pengelola hiburan. Hal tersebut menjadi bahan diskusi keesokan harinya. Hari keempat. Dilakukan review hasil kunjungan lapangan peserta. Dilanjutkan dengan materi dan teknis untuk komponen komunikasi perubahan perilaku dan komponen penatalaksanaan IMS. Selanjutnya peserta berbagi pelaksanaan intervensi struktural oleh KPA Provinsi DKI Jakarta di beberapa lokasi, teknis monev PMTS, dan latihan dengan tools yang telah disiapkan. Hari kelima. Peserta melakukan presentasi hasil latihan dan narasumber memberikan masukan terkait dengan isi dan teknis pelaksanaan.
Laporan Bulan Oktober 2010
Rencana Kegiatan KPA Nasional Bulan November 2010 NAMA KEGIATAN 1. Pertemuan Penguatan KPA Provinsi dan Kabupaten/Kota di 33 Provinsi dan 133 Kabupaten/Kota
2. Pertemuan Forum Perencanaan dan Penganggaran
3. Pertemuan Pembahasan Materi Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Pekerja Seks (PS) Provinsi 4. Pelatihan Tim Fasilitator Pemberdayaan Komunitas
GAMBARAN KEGIATAN Kegiatan berisi tentang pelatihan bagi Pengelola Keuangan atau Administrasi dan Pengelola Monev atau Program dalam bidang Pengelolaan Keuangan, Monitoring dan Evaluasi, Pelaporan, dan Evaluasi Pengelolaan Keuangan dan Logistik. Seluruh anggota KPA dari kementerian terkait akan bertemu dalam rangka menyusun rencana aksi percepatan target MDG’s no.6 khususnya pengendalian HIV dan AIDS di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
RENCANA OUT PUT Menguatnya kapasitas Pengelola Keuangan atau Administrasi dan Pengelola Monev atau Program dalam pelaksanaan sesuai tupoksi (tugas pokok dan fungsi) KPA di masing-masing provinsi/kabupaten/ kota. Tersosialisasikannya pedoman penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) 2011-2015 yang disusun oleh Bappenas dan manual perencanaan penganggaran di tingkat provinsi dan kabupaten/ kota. Adanya masukan terkait teknis yang terdapat dalam manual perencanaan dan penganggaran. Terdapat pengembangan instrumen pengumpulan data, terkait dengan pencapaian target dan indikator MDG’s di daerah. Kegiatan ini membahas materi dan Adanya materi modul yang akan metode yang akan digunakan pada saat disampaikan pada pelatihan Tim pelatihan Tim Fasilitator. Pertemuan Fasilitator pemberdayaan PS. ini dihadiri 10 orang pihak eksternal yang dianggap berpengalaman.
Sebanyak 33 orang wakil dari daerah akan dilatih dengan materi di antaranya penularan HIV dan konsep PMTS, strategi penjangkauan, menjadi pendidik sebaya, teknik memfasilitasi yang baik, konsep HAM dan peran pemerintah, dan sebagainya. 5. Pertemuan Mentoring Pertemuan ini memetakan persoalan Penelitian HIV dan yang ditemui oleh peneliti di lapangan AIDS dan solusi yang tepat sasaran. Proses ini merupakan upaya meningkatkan mutu penelitian dengan memastikan bahwa penelitian yang dilaksanakan sesuai dengan jadwal. Lokakarya bertujuan untuk 6. Lokakarya Jaringan Populasi Kunci mendapatkan hasil evaluasi Tingkat Nasional pelaksanaan yang dirumuskan pada pertemuan populasi kunci tahun 2009. Selain itu, untuk mengembangkan rencana aksi jaringan nasional populasi kunci di 12 provinsi grup A dukungan SSF.
Halaman 6
Pelatihan ini menghasilkan pelatih yang nantinya akan melaksanakan pelatihan minimal di 69 lokasi atau lokalisasi.
Adanya temuan atau hasil identifikasi mengenai tantangan yang ditemui dalam pelaksanaan penelitian.
Diperolehnya hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan populasi kunci sejak tahun 2009. Selain itu, disepakatinya rencana aksi nasional populasi kunci di 12 provinsi grup A dukungan SSF.
Laporan Bulan Oktober 2010