LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
SEKRETARIAT KPA NASIONAL Edisi Desember 2009 Pendahuluan Tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia, dimana para penggiat HIV dan AIDS kembali menyosialisasikan upaya penanggulangan HIV dan AIDS secara luas. Tahun ini Menko Kesra selaku Ketua KPA Nasional menunjuk IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia) sebagai Leading Sector peringatan HAS secara nasional. Kesuksesan peringatan HAS tahun 2009 menunjukkan kemitraan yang baik antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS di tanah air. Pada laporan bulan ini akan disajikan beberapa kegiatan terkait penyelenggaraan HAS antara lain dari Depdiknas, Wahana Visi Indonesia, dan laporan Puncak Hari AIDS Sedunia di Istana Wakil Presiden. Namun, selain disibukkan dengan menyelenggarakan HAS, terdapat serangkaian kegiatan yang penting untuk dicatat, yaitu Pertemuan SR dan SSR tingkat Provinsi. Pertemuan ini merupakan pertemuan yang penting mengingat pertemuan ini baru pertama kali dilakukan setelah satu semester kegiatan program Global Fund R 8 berjalan. Dari pertemuan tersebut ditekankan pentingnya upaya peningkatan program pencegahan di beberapa provinsi dengan mengacu pada SDM yang telah ditentukan.
Sekretariat KPA Nasional
Menara Eksekutif Lt. 9 Jl. M.H. Thamrin Kav.9, Jakpus Telp. (021) 3901758 Fax (021) 3902665 www.aidsindonesia.or.id
A. LANGKAH STRATEGIS ACARA PUNCAK HAS 2009 DI ISTANA WAPRES “Kunci dari puncak peringatan hari ini adalah mempertegas komitmen dan kepedulian kita terhadap HIV dan AIDS. Mari kita buka hati untuk itu”
D
emikianlah salah satu pernyataan yang disampaikan oleh Wakil Presiden Bapak Boediono pada acara puncak Hari AIDS Sedunia yang diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 2009 di Istana Wakil Presiden. Hadir dalam acara puncak tersebut kurang lebih 200 orang yang berasa dari unsur kementerian atau Badan Lembaga Negara, pimpinan lembaga keagamaan, pimpinan LSM, pimpinan perguruan tinggi, pimpinan organisasi profesi, koordinator populasi kunci, pimpinan perusahaan, pimpinan organisasi kemasyarakatan, pimpinan Badan PBB di Indonesia, pimpinan mitra internasional, duta besar negara sahabat, pengurus pusat IAKMI, Sekretariat KPA Nasional, Panitia Pusat HAS 2009, dan perwakilan pemuda atau mahasiswa. Acara diawali dengan penyampaian laporan Ketua Panitia Nasional HAS 2009, Dr. Adang Bachtiar, selanjutnya diisi dengan pembacaan petisi Remaja. Ramah tamah merupakan kegiatan penutup dari acara puncak tersebut.
Dr. Nafsiah Mboi Sekretaris KPA Nasional Menghadiri Acara Puncak Hari AIDS 2009 di Istana Wakil Presiden
PERTEMUAN FINALISASI NATIONAL COMPOSITE POLICY INDEX Dalam Rangka Laporan UNGASS 2010
Peserta Pertemuan Finalisasi UNGASS 2009 di Kantor Sekretariat KPA Nasional
A
khir Maret 2010, PBB menetapkan sebagai batas akhir penyerahan laporan UNGASS 2010. Beberapa persiapan telah dilaksanakan, yaitu dimulai dengan pembahasan indikator-indikator utama yang akan ditampilkan dalam laporan UNGASS, Pembuatan laporan best practice, dan mengisi kuesioner National Composite Index Policy (NCPI) yang menjadi bagian dalam laporan tersebut. Sedangkan persiapan lainnya adalah
mengidentifikasi narasumber untuk dapat membantu menganalisa data-data yang ada serta konsultan yang dapat membantu menuliskan laporan. Pada bulan Juli 2009, pengisian NCPI bagian B yang dilakukan oleh masyarakat sipil sudah dilakukan, di susul dengan pertemuan oleh sektor untuk mengisi NCPI bagian A. Kedua isian kuesioner tersebut sudah diisi dan diberi penilaian. Agar ada pemahaman tentang pemberian nilai NCPI antara masyarakat sipil dan Sektor, maka pada bulan Desember dilakukan finalisasi pengisian kuesioner tersebut. Tujuan pertemuan tersebut, selain melengkapi data-data yang dirasakan masih kurang, juga agar baik masyarakat sipil maupun Sektor saling mengetahui penilaian-penilaian yang diberikan dan saling memahami mengapa penilaian itu diberikan. Secara umum jika membandingkan pencapaian NCPI pada tahun 2009 dan 2007 tidak banyak perbedaan, bahkan cenderung menurun. Dari hasil kesimpulan sementara juga diperoleh bahwa ada perbedaan dalam pemberian skor antara sektor pemerintah dan masyarakat sipil dimana masyarakat sipil memberikan penilaian yang lebih rendah dari sektor pemerintah.
-- 2 --
B. KOORDINASI PELAKSANAAN KEGIATAN Peran Perusahaan dalam Upaya Penanggulangan HIV dan AIDS
Para Tenaga Kerja Perlu Dibekali Informasi Tentang HIV dan AIDS
D
alam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia (HAS) 2009 1 Desember, berbagai lembaga maupun kelompok masyarakat mengisi HAS tersebut dengan berbagai kegiatan. Salah satunya adalah PT Freeport Indonesia yang bekerja sama dengan Indonesian Business Coalition on AIDS (IBCA), Lembaga Swadaya Masyarakat di Timika, serta kelompok relawan HIV dan AIDS. Rangkaian kegiatan dimulai dengan ‘HIV and AIDS Smart Workplace Training’ di Jakarta. Pelatihan diikuti sekitar 35 karyawan yang merupakan perwakilan dari berbagai departemen di Jakarta. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan kepedulian dan kesadaran internal mengenai pentingnya menempatkan upaya memerangi HIV dan AIDS sebagai prioritas serta meningkatkan pengetahuan tentang bahaya HIV dan AIDS itu sendiri. Pelatihan dihadiri oleh Direktur Pemberdayaan Pengawasan Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Iskandar SH dan Director, EVP & CAO PTFI Sinta Sirait yang mewakili manajemen PTFI. Pelatihan diberikan dalam bentuk presentasi, pembahasan kasus-kasus HIV dan AIDS, serta diskusi itu diberikan oleh psikolog Ninuk Widiantoro dan Dr. Sarsanto W. Sarwono Sp.OG dari Yayasan AIDS Indonesia, Evodia A. Iswandi selaku Country Manager IBCA, dan Dr. Wisprayogie dari Chevron IndoAsia. Masih dalam rangka HAS 2009 di Jakarta pada
tanggal 2 Desember 2009 dilakukan IBCA Power Lunch yang menghadirkan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar, Duta Besar Australia untuk Indonesia Bill Farmer, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Nafsiah Mboi, para pimpinan perusahaan pendiri IBCA, serta beberapa pimpinan perusahaan calon anggota. Acara tersebut dilanjutkan dengan One-day Symposium on Public and Private Partnership in Against HIV and AIDS yang diselenggarakan oleh IBCA bekerja sama dengan AusAID yang diikuti oleh 300 peserta undangan dari berbagai kalangan termasuk di antaranya seluruh anggota IBCA, perusahaan calon anggota, LSM peduli AIDS, lembaga pemerintahan, akademisi, dan perwakilan negara asing. Menakertrans, Muhaimin Iskandar, dalam sambutannya mengungkapkan apresiasi dan penghargaan terhadap IBCA khususnya kepada para tujuh perusahaan pendiri atas inisiatif serta upayaupaya yang telah dilakukan dalam penanggulangan HIV dan AIDS di tempat kerja serta komitmen mereka dalam mempromosikan inisiatif ini melalui IBCA. “Upaya ini sangat baik dan tentunya sejalan dengan komitmen pemerintah melalui Depnakertrans untuk turut mengatasi penyebaran penyakit ini di wilayah kerja,” lanjutnya.
-- 3 --
ACARA PUNCAK ONE LIFE EVALUTION
M
asih dalam rangka Hari AIDS Sedunia, World Vision Indonesia bersama para mitra setianya menyalakan 1000 lilin pengharapan di puncak acara One Life Evolution (OLE) di Mall Pacific Place Jakarta. Acara ini dihadiri oleh Fauzi Bowo, Gubernur DKI Jakarta sekaligus Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta, Nafsiah Mboi Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Trihadi Saptoadi selaku National Director World Vision Indonesia, dan Menko Kesra Agung Laksono. Eksibisi interaktif OLE ini merupakan eksibisi terbesar tahun ini. Rangkaian eksibisi OLE diselenggarakan di tiga lokasi di Jakarta, yakni 13–15 November 2009 di Lapangan Parkir Dufan, Taman Impian Jaya Ancol, 20–22 November 2009 di Gedung Serba Guna, La Piazza Kelapa Gading, dan 27 November–1 Desember 2009 di South Lobby–Pacific Place Mall, SCBD. Sebelumnya dilaksanakan pula di Bali dan Surabaya dengan melibatkan lebih dari 6.000 pengunjung dari berbagai kalangan, di antaranya pelajar dan pemuda, ibu rumah tangga, pekerja seks komersial, karyawan swasta, dan pemerintahan. Secara umum OLE bertujuan mengedukasi publik melalui cara yang menyentuh, menuntun, dan memberi pilihan agar publik mendapatkan pemahaman yang tepat dan benar akan realitas HIV dan AIDS, serta menggalang kepedulian dan kemitraan seluruh pihak untuk beraksi meredam laju penyebaran HIV dan AIDS tanpa stigma dan diskriminasi. Selain itu juga mendorong terwujudnya
langkah nyata pencegahan infeksi baru HIV di kalangan berisiko tinggi, ibu dan anak, terwujudnya dukungan terhadap ODHA, dan terbukanya akses pada fasilitas kesehatan, konseling dan pemeriksaan rutin, serta obat-obatan.
Menarik Pengunjung untuk Datang ke Stand OLE di Salah Satu Mall.
Depdiknas Peringati Hari AIDS Sedunia Tidaklah cukup untuk sekedar berhati-hati dan memiliki pengetahuan tentang bagaimana bisa terinfeksi, tetapi juga harus belajar dan mempraktekkan keahlian yang dibutuhkan untuk menghindari infeksi yang mematikan tersebut (Hubert Gijzen Direktur UNESCO)
D
epartemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas bekerja sama dengan UNESCO Jakarta menyelenggarakan acara “Lomba Presentasi Power Point dan Pertunjukan Seni antar sekolah se Jabodetabek” di kantor Depdiknas Jakarta pada 1 Desember untuk memperingati hari AIDS sedunia. Tema peringatan HAS tahun ini adalah Akses Universal dan Hak Asasi Manusia. Tema ini dimaksudkan agar semua orang mempunyai informasi untuk pencegahan HIV dan AIDS dan terutama bagi mereka yang sudah terkena agar mendapatkan perlakuan dan dukungan untuk dapat hidup layak. Acara ini merupakan bagian dari program Depdiknas dalam meningkatkan kesadaran generasi muda dan masyarakat umum tentang bahaya HIV dan AIDS serta bertujuan untuk mendorong kreativitas siswa dalam melaksanakan sosialisasi melalui hal-hal yang bersifat komunikatif, informatif, edukatif, dan persuasif khususnya mengenai upaya pencegahan HIV dan AIDS
melalui pendidikan. Prof. Hubert Gijzen selaku Direktur UNESCO Office Jakarta dalam sambutannya mengatakan bahwa dampak dari HIV dan AIDS pada sistem pendidikan di seluruh dunia adalah sebagai hambatan utama dalam mengembangkan pendidikan termasuk dalam usaha untuk mewujudkan pendidikan untuk semua. “Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan komitmen dalam mengembangkan pendidikan dan mengimplementasikan cara strategis secara komprehensif yang mencakup dampak dari HIV dan AIDS pada siswa, pengajar di institusi pendidikan serta dalam sektor pendidikan secara keseluruhan”, katanya. Beliau menganjurkan agar kita mengajak orang yang terkena AIDS untuk ikut dalam aktifitas seperti kita, sehingga tidak terjadi diskriminasi, sebab mereka juga memiliki hak untuk memperoleh pendidikan, pekerjaan, dan pengobatan yang layak seperti halnya kita.
-- 4 --
C. DATA DAN INFORMASI
K
PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS PENULISAN PELAPORAN UNTUK SEKTOR TINGKAT NASIONAL Bogor, 8–12 Desember 2009
emitraan di tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota merupakan salah satu kunci keberhasilan mengatasi lajunya epidemi HIV. Situasi kemitraan ini terbukti menjadi salah satu kekuatan dalam upaya mencapai hasil yang maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan semakin jelasnya peran anggota KPA Nasional, khususnya melalui forum Tim Pelaksana yang telah bersama-sama secara terkoordinasi mengerjakan kegiatan untuk satu tujuan bersama. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh sektor dan masyarakat sipil perlu dilaporkan dengan baik. Tujuannya agar upaya yang dilakukan oleh Sektor dan masyarakat sipil dalam penanggulangan HIV dan AIDS dapat diketahui oleh stakeholder lainnya. KPA Nasional sesuai dengan tugas dan fungsi pokoknya dapat menjembatani hal ini. Untuk sampai kepada pelaporan yang baik, diperlukan adanya tahap-tahap tertentu, seperti mengumpulkan data, mengolah, dan menyajikan dalam bentuk laporan. Dalam rangka tersebut, terutama untuk meningkatkan keterpaduan pelaporan di tingkat Nasional, dilakukan pelatihan untuk peningkatan kapasitas penulisan pelaporan untuk sektor dan masyarakat sipil. Tujuan dari pelatihan ini adalah peserta memiliki pengetahuan mengenai bagaimana cara pendokumentasian yang baik, memiliki peningkatan kapasitas dalam hal penulisan dan penyusunan laporan, mampu mengembangkan bentuk pelaporan yang memiliki nilai advokasi, memiliki kemampuan mengembangan pelaporan yang terintegrasi, dan adanya kesepakatan tentang sistem pelaporan yang terintergrasi.
Pelatihan dilakukan di Bogor padat tanggal 9 - 11 Desember 2009 bertempat di Hotel Permata Bogor, Jawa Barat. Dengan narasumber dan fasilitator yang berkompeten diharapkan dapat memberi hasil yang optimal sesuai dengan tujuan pelatihan. Peserta membawa peralatan laptop, kamera digital, laporan yang pernah dibuat oleh institusi masing-masing, dan contoh media-media terbitan masing-masing lembaga. Peserta yang hadir dalam pelatihan terdiri atas Sektor, wakil Jaringan Populasi Kunci, LSM Peduli AIDS, dan Masyarakat Sipil.
Peserta dari Dephan Berdialog dengan Narasumber dalam Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pelaporan untuk Sektor dan Masyarakat Sipil
Pencegahan Pencegahan Pencegahan -- 5 --
E. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
P
LOKAKARYA NASIONAL PENELITIAN HIV dan AIDS 2009
ada tanggal 7–8 Desember 2009 dilakukan Lokakarya Nasional Penelitian HIV dan AIDS (Loknaslit) di Hotel Alila, Jakarta. Lokakarya diselenggarakan untuk menghasilkan rekomendasi dalam rangka perbaikan kebijakan, pendekatan dan program yang tepat sasaran dalam meningkatkan cakupan, serta efektivitas dan keberlanjutan penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Secara khusus lokakarya bertujuan untuk mempertemukan antara para peneliti dengan pemegang program atau kebijakan dan pekerja di lapangan serta menyosialisasikan beberapa hasil penelitian tahun 2009. Lokakarya ini juga mengidentifikasi isu-isu kritis terkait respons terhadap HIV dan AIDS untuk memperkaya agenda riset HIV dan AIDS serta meningkatkan jaringan kerja sama dan pertukaran informasi antara peneliti. Untuk menyinergikan tujuan tersebut, tema yang diusung pada lokakarya kali ini adalah Kebijakan dan Intervensi Struktural dalam penanggulangan AIDS di Indonesia. Lokakarya dihadiri lebih 150 orang yang terdiri dari anggota Pokja Peneliti HIV dan AIDS, anggota Tim Pelaksana KPA Nasional, Wakil Organisasi atau mitra internasional, Wakil LSM yang bergerak di bidang HIV dan AIDS, dan Peminat atau aktivis di bidang HIV dan AIDS.
Dalam Loknaslit ini diisi dengan pemaparan oleh Dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH, yang berbicara mengenai kebijakan penanggulangan HIV dan AIDS sudah berdasarkan pada kondisi sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia, dan perjalanan penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia dalam dua dekade, dan kaitannya dengan laju epidemi yang belum menurun. Sedangkan hari kedua Loknaslit berisi penguatan komunitas dan perubahan sosial, perspektif gender dan peran budaya pada penanggulangan AIDS di Indonesia, dan di akhir acara dilakukan kesimpulan dari lokakarya tersebut.
PELATIHAN MONEV DAN PELAPORAN UNTUK PENERIMA HIBAH DKIA KOMPONEN 3 TAHAP KE - 2
P
rogram hibah dalam komponen 3 dari DKIA (Dana Kemitraan Indonesia untuk HIV dan AIDS) diformulasikan untuk meningkatkan kapasitas lokal organisasi kemasyarakatan agar dapat berkontribusi secara aktif pada Rencana Aksi Nasional (RAN) untuk penanggulangan HIV dan AIDS 2007 – 2010. Karena kurangnya waktu yang tersedia, DKIA memutuskan untuk tidak mengundang proposal baru tetapi memutuskan untuk me-review 89 proposal yang diajukan pada ronde 1 tapi belum di-review secara teknis. Melalui proses seleksi yang cukup ketat, akhirnya terpilih sembilan Lembaga Swadaya Masyarakat untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan proposal. Para penerima dana hibah tahap dua ini adalah, Yayasan Spiritia, JOTHI, ORBIT, SPEKHAM, Yayasan Tanpa Batas, Yayasan Media, dan Yayasan Sosial Agustinus. Sembilan lembaga tersebut yang menerima pelatihan selama tiga hari. Untuk meningkatkan pemantauan perkembangan komponen 3 dalam mencapai tujuan sesuai dengan output masing-masing CSO, maka perlu dilakukan pelatihan monitoring dan evaluai dan pengelolaan keuangan. Selain itu untuk dapat meningkat CSO dalam membuat laporan
kemajuan program, kepada mereka juga diajarkan tentang bagaimana cara membuat laporan, tujuannya agar hasil dan dan dampak kegiatan yang didanai dapat dilaporkan secara sistematis dan komprehensif. Pada acara pelatihan tersebut, Bu Naf berkenan untuk membuka dan memberikan pengarahan sekaligus melakukan acara grant signing. Materi pelatihan yang diberikan adalah overview mengenai dana kemitraan untuk penanggulangan HIV dan AIDS, Penjelasan umum Dana komponen 3, standard penulisan pelaporan narasi dan keuangan dana DKIA, indikator Rencana Aksi dan Dana Analisis, serta mengolah, menganalisa, dan memonitor laporan data HIV dan AIDS. Sebagai tindak lanjut pelatihan adalah akan dilakukan pertemuan setelah program berjalan selama enam bulan. Tujuannya sebagai sarana untuk berbagi pengalaman dan membangun jaringan sesama LSM penerima DKIA. Apabila memungkinkan akan dilakukan pelatihan penulisan laporan yang lebih komprehensif dengan memanfaatkan pelatihan yang dilakukan KPA daerah.
-- 6 --
F. ARAHAN KE KPA DAERAH PERTEMUAN SR DAN SSR TINGKAT PROVINSI GF ATM RONDE 8
Salah Satu Pertemuan 3 SR (KPA, Dinkes, dan PKBI) yang Dilakukan di Provinsi Riau
P
rogram Kegiatan yang didanai GF Ronde 8 pada bulan Desember ini telah memasuki akhir semester pertama. Pada pertengahan Januari 2010 direncanakan akan dilakukan pertemuan 3 PR (Penerima Hibah Utama) dengan mengundang 12 provinsi baik dari unsur Depkes, KPA Nasional, maupun PKBI. Dalam rangka mempersiapkan pertemuan tersebut, maka pada bulan Desember ini didahului dengan pertemuan tingkat SR (provinsi) dengan mengundang para SSR (tingkat Kab./ kota). Agenda pertemuan tingkat SR adalah membahas pencapaian selama semester partama (Juli-Desember 2009). Peran KPA Nasional dalam pertemuan tingkat SR adalah sebagai tenaga fasilitasi untuk melakukan supervisi Program GF R 8, mengevaluasi implementasi kegiatan yang didukung dan GF R 8, mengevaluasi target yang sudah dicapai KPA Kabupaten/kota untuk semester pertama, mengevaluasi kendala yang dihadapi di lapangan dalam mengimplementasikan kegiatan yand didukung dana GF R 8, mencari solusi serta strategi untuk mencapai target yang belum tercapai, dan membuat rencana tindak lanjut
implementasi kegiatan Q3 dan Q4 yang didukung dana GF R 8. Hasil presentasi menunjukkan capaian yang dikemukakan masih kecil, karena belum semua pencapaian bulan Desember masuk dalam bahan presentasi. Diharapkan sampai akhir masa pelaporan, cakupan pencapaian sudah lebih baik. Beberapa kegiatan masih dan sedang berjalan. Beberapa kegiatan baru bisa dilaksanakan pada saat akhir bulan Desember karena pada bulan-bulan sebelumnya, dana APBD sudah harus diselesaikan. Tantangan yang ditemui dalam pelaksanaan program seperti kekurangan tenaga pelaksana, adanya tugas ganda para pelaksana, alat suntik tidak terdistribusi dengan lancar karena ada titik kejenuhan over stock sedangkan daya serap diperkirakan turun, pengadaan kondom terlambat datang, mekanisme distribusi kondom belum jelas (koordinasi KPA Kab./Kota dengan DKT belum mantap), mekanisme distribusi jarum suntik belum jelas, dan prosedur penunjukkan lembaga rehabilitasi IDU yang belum Jelas.
AGENDA KEGIATAN BULAN JANUARI 2010 • • •
Penyusunan RAPBN 2011 Evaluasi Kegiatan KPA Nasional 2009 Pertemuan Evaluasi Semester 1 Dukungan Dana GF ATM R8
-- 7 --
KEGIATAN SEKTOR DAN MASYARAKAT SIPIL DALAM HAS 2009 No. 1.
2.
SEKTOR Departeman Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Departemen Sosial
KEGIATAN
WAKTU
LOKASI
Upgrading OSH-Team HIV & AIDS di Tempat Kerja
19 - 21 Nov Kota Makassar, Sulawesi Selatan
Rapat Koordinasi Regional Monitoring dan Evaluasi Program HIV dan AIDS di Tempat Kerja
3 - 5 Des
Hotel Cendana, Surabaya
Talk Show HIV dan AIDS dalam acara “Dialog”
30 Nov
Studio TVRI
Talk Show HIV dan AIDS dalam acara “Interview”
1 Des
Studio Metro TV
Kampanye dan penyuluhan sosial HIV dan AIDS
4 Des
PSBK Mulyadi Joyomartono Bekasi Timur
Kampanye dan Penyuluhan Sosial HIV dan AIDS
5 Des
PSKW Mulya Jaya Pasar Rebo, Jakarta Timur
3.
Departemen Perhubungan
Sosialisasi Materi KIE (Kaos, Kondom dan Buku Saku)
1 - 3 Des
Stasiun Kereta Api dan Terminal Bus di Jakarta
4.
BKKBN
Seminar Nasional Peran KB dalam Pencegahan Penularan HIV dan AIDS dan Perkembangan Teknologi Kontrasepsi Terkini
26 Nov
Hotel LeDian, Banten
Grand Final Lomba RAP Tingkat Nasional 2009
6 Des
Cihampelas Walk, Bandung, Jawa Barat
Talkshow HIV dan AIDS di Radio Jalesveva Jayamahe
14 Sep
Dispen TNI, Cilangkap
Pelatihan VCT, IMAI, Tenaga Laboratorium
13 - 17 Okt Hotel Ibis, Kemayoran, Jakarta
5.
TNI
6.
Kementrian Negara Riset dan Tehnologi
Workshop Biomedik dalam Eksplorasi Obat Alternatif/Komplementer bagi Pasien HIV dan AIDS”, Diskusi Panel, dan Focus Group Discussion
2 Des 09
Gedung BPPT Jakarta
7.
Departemen Kesehatan
Pengadaan dan Distribusi Materi KIE HAS 2009
Okt - Des 09
8.
Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga
Fun Bike and Fun Walk
20 Des 09
Kantor Kemenegpora dan Jalan Protokol Jakarta
9.
Yayasan Pelita Ilmu
Layanan Tes CD4 Gratis untuk ODHA Kurang Mampu
4 Des 09
Klinik Remaja YPI
Layanan Informasi AIDS, Talkshow, dan Pentas Seni Peduli AIDS
4 Des 09
Tamini Square, Taman Mini Indonesia Indah
10.
Masyarakat Peduli AIDS Indonesia
Seminar “Akses Pencegahan, Pengobatan, dan Dukungan untuk Semua”
10 Des 09
Aula FK UI Salemba, Jakarta
11.
Yayasan AIDS Indonesia
Pos Informasi AIDS Mall to Mall
Nov - Des 09
Pulo Gadung Trande Center, EX Plaza, Cinere
Talktaiment on AIDS
24 - 26 Nov SMKN 17 Jakarta, 09 Universitas Budi Luhur
12.
Indonesia Bussiness Coalition on AIDS
Simposium “Public Private Partnership against HIV and AIDS”
2 Des 09
Mandarin Oriental, Jakarta
13.
Wijaya Kusuma Support Group
Seminar “Hilangkan Stigma & Diskriminasi Terhadap ODHA”
4 Des 09
Kllinik Wijaya Kusuma RSUP Fatmawati
14.
AIDS Support Center Sulteng
Expo Pendidikan Remaja untuk HIV&AIDS dan HAM Long March Peduli
Nov - Des 09
Tamar GOR Palu, Sulawesi Selatan
15.
Komunitas Internet Seluler Indonesia
Kopdar Indonesia ‘09 mig 33 dengan pemakaian 20 Des 09 5000 pita merah (Rekor MURI) serta talkshow dan penyebaran KIE Peduli AIDS
Margo City Depok
16.
DKT Indonesia
Pekan Kondom Nasional 2009: Campus Challenge, Media Competition “Use Condom, Celebrate Life”, dan MTV Staying Alive.
FKUI Salemba, Ancol
-- 8 --
1-7 Des 09