www.aidsindonesia.or.id
OKTOBER 2013
K
ajian paruh waktu SRAN 2010 -2014 untuk mengukur kemajuan dan capaian penanggulangan AIDS di Indonesia.
Menkokesra selaku Ketua KPA Nasional, Bapak HR. Agung Laksono, membuka Rapat Koordinasi Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia Bagian Timur di Sorong Papua Barat, 19 Oktober 2013
BERITA KPA NASIONAL LAPORAN LAIN
Pertemuan Konsultasi Nasional MTR Evaluasi SRAN Penanggulangan AIDS 2010-2014
Pertemuan Tim Pelaksana KPAN Koordinasi berkala KPAN untuk penanggulangan AIDS yang efektif
Rakor HIV wilayah Indonesia Timur Konsolidasi upaya penanggulangan AIDS di Indonesia Timur
Pertemuan OMS dan PE PMTS Dokumentasi pembelajaran program PMTS dari 22 provinsi
(Hal 2)
(Hal 3)
(Hal 4)
(Hal 4)
Penyusunan Pedoman PMTS (Hal 5)
Penguatan Program HR (Hal 5)
KEGIATAN KPA PROPINSI/KABUPATEN/KOTA
Penguatan Pokja Lokasi di Kota Mataram
Pusat Informasi Kesehatan Kota Palembang
Pendampingan PS Moroseneng, Surabaya
Penguatan Pokja Lokasi, Tanjung Elmo, Jayapura
(Hal 6)
(Hal 6)
(Hal 7)
(Hal 7)
Wisma Sirca, Lantai 2 Jl. Johar No. 18 Menteng Jakarta 10340 Telepon : +6221 390 5918 Fax : +6221 390 5919 www.aidsindonesia.or.id
Oktober 2013
Hal 2
KONSULTASI NASIONAL KAJIAN PARUH WAKTU SRAN 2010-2014
Dr. Hadiat dari Bappenas memberikan arahan dan sambutan dalam Pertemuan Penyusunan Kajian Paruh Waktu SRAN Penanggulangan AIDS 2010-2014 di Jakarta
S
ebagai bagian dari evaluasi pelaksanaan SRAN 2010-2014, sekaligus mengumpulkan informasi dasar untuk pengembangan SRAN yang akan datang, yaitu tahun 2015-2019, sesuai dengan RPJMN berikut, maka dilakukan konsultasi nasional Kajian Paruh Waktu (Mid Term Review/MTR). Kegiatan dilakukan di Jakarta pada tanggal 3 Oktober 2013. Hadir dan memberi sambutan dalam kegiatan ini Bapak Hadiat dari Bappenas. Bappenas sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam penyusunan rencana kerja Pemerintah amat menyambut baik konsultasi yang melibatkan seluruh mitra kerja dan populasi kunci dalam isu penanggulangan AIDS ini. Karena dengan keterlibatan semua pihak, maka pelaksanaan SRAN yang akan datang juga berarti menjadi tanggung jawab semua pihak. Konsultasi ini membahas delapan hal strategis terkait evaluasi dan kemajuan program, yaitu perencanaan, pengembangan kebijakan, PMTS, HR, penguatan sis-
tem kesehatan, remaja, gender dan penguatan komunitas. Tiap-tiap kelompok melibatkan lembaga dan orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Kajian Paruh Waktu merupakan salah satu kegiatan strategis dalam rangka mobilisasi sumber daya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Kajian yang dilakukan meliputi hasil penelitian, analisis, termasuk survei dan pengumpulan data lainnya. Kajian Paruh Waktu dilakukan secara partisipatif melibatkan semua pihak, mulai dari populasi kunci, sektor pemerintah, masyarakat sipil dan dunia usaha. Kajian dilakukan mulai dari provinsi, nasional hingga internasional melalui perwakilan lembaga internasional sebagai mitra kerja KPAN. Selanjutnya masukan, kemajuan serta pembelajaran program yang dihasilkan dalam konsultasi ini akan disiapkan untuk menjadi laporan sebagai bahan penyusunan SRAN Penanggulangan AIDS 2015-2019.
Oktober 2013
Hal 3
PERTEMUAN TIM PELAKSANA KPAN
Para peserta Pertemuan Tim Pelaksana yang dilaksanakan di Kantor Pusat Kurikulum dan Buku, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 28 Oktober 2013 di Jakarta.
P
ertemuan Tim Pelaksana keempat pada tahun 2013 digelar di Kantor Pusat Kurikulum dan Buku, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta pada tanggal 28 Oktober 2013. Hadir sekaligus membuka pertemuan, Bapak Ramon Mahendra, Kepala Puskurbuk, Kemdikbud.
Pertemuan yang dipimpin Asdep Kemenkokesra, Dr. Chabib Ahwan, mendiskusikan beberapa hal strategis, antara lain Laporan Pokja Monev, Laporan tindak lanjut pelaksanaan SKB 5 Menteri untuk pengetahuan komprehensif pada remaja, kemajuan program Yayasan Spiritia serta persiapan pelaksanaan HAS 2013 bulan Desember. Terkait dengan isu kemajuan pelaksanaan SKB 5 Menteri tentang remaja remaja, diskusi penting
yang terjadi antara lain pentingnya kolaborasi sektor dalam mendorong upaya ini, misalnya ada sektor yang membutuhkan KIE bisa bekerja sama dengan sektor lain. Semua pihak dapat terlibat dalam pemberikan informasi pada remaja. Untuk persiapan Pelaksanaan Puncak HAS 2013, IBCA mematangkan beberapa hal, antara lain persiapan tim dan konfirmasi peluncuran program VCT@work, kerjasama antara Kemnakertrans dan ILO. Rencana pertemuan Tim Pelaksana selanjutnya akan diselenggarakan di Kantor Sekretariat Kabinet di bulan Januari 2013, dengan agenda, paparan perkembangan Kajian Paruh Waktu, persiapan Laporan KPAN tahun 2013 dan Laporan pelaksanaan HAS 2013.
Oktober 2013
Hal 4
RAKOR PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI WILAYAH INDONESIA TIMUR Daerah dalam hal dukungan penganggaran program HIV dan AIDS. Apalagi diketahui bahwa dukungan anggaran dari luar negeri (GF ATM) untuk Papua dan Papua Barat akan berhenti di akhir 2013.
Ketua KPAN, Sekretaris KPAN dan Sekretaris KPAP berfoto bersama Gubernur Papua Barat.
R
akor penanggulangan AIDS dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2013 di Sorong, Papua Barat. Dalam Rakor ini, Menkokesra hadir untuk membuka dan sekaligus memberikan arahan. Dalam arahannya, Menkokesra selaku Ketua KPAN mengingatkan kembali pentingnya komitmen dari Kepala
Terkait dengan pembangunan ekonomi di Papua dan Maluku, Sekretaris KPAN, Dr. Kemal Siregar mengingatkan pentingnya upaya KPA daerah untuk merespon risiko terjadinya penularan HIV sebagai dampak pembangunan. KPA daerah harus terus meningkatkan kualitas SDM di Sekretariat, sehingga upaya penanggulangan AIDS dapat berjalan sesuai SRAN 2010-2014. Selain melakukan koordinasi, dalam kesempatan kunjungan ke Sorong, Sekretaris KPAN juga berkesempatan melakukan talkshow dan wawacara di beberapa radio lokal.
PERTEMUAN ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL (OMS), PENDIDIK SEBAYA (PE), DAN PEMANGKU KEPENTINGAN LOKAL UNTUK PMTS
P
ertemuan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), Pendidik Sebaya (PE), dan Pemangku Kepentingan Lokal untuk PMTS dilakukan sebagai bentuk apresiasi kepada mereka yang bekerja di lapangan melaksanakan pilar PMTS. Salah satunya melalui edukasi dan pemberdayaan kepada sebayanya. Pertemuan dilakukan di Jakarta selama 2 hari, tanggal 29 September hingga 1 Oktober 2013, dengan menghadirkan pendidik sebaya dan tenaga penjangkau teladan yang merupakan anggota Pemangku Kepentingan (Pokja Lokasi) dari 22 Provinsi.
Dalam pembukaan acara, Sekretaris KPAN, menyampaikan apresiasi kepada peserta atas apa yang dikerjakan di lapangan. Selanjutnya pertemuan diisi dengan materi-materi untuk menggali, menganalisis serta memperkuat kon-
Sekretaris KPAN memberikan apresiasi kepada para pelaku lapangan pelaksana program PMTS Paripurna
sep kerja PMTS di akar rumput yang berbasis kesukarelawanan dan pendekatan kreatif. Tindak lanjut dari pertemuan adalah akan disusunnya Buku Dokumentasi yang menggambarkan kemajuan serta pengalaman positif program PMTS yang telah dilakukan di lapangan sebagai pembelajaran program.
Oktober 2013
Hal 5
PERTEMUAN PENGUATAN PELAKSANAAN PROGRAM HR DAN PMTS PARIPURNA Sampai tahun 2012, kedua program tersebut telah banyak berkembang secara nasional sehingga membutuhkan pengkajian dan penguatan pelaksanaan program.
Peserta diskusi membahas program dalam kelompok harm reduction.
P
rogram Harm Reduction (HR) telah berjalan sejak tahun 2006 untuk mengendalikan epidemi HIV di kelompok Penasun, sedangkan Program Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS) telah berjalan sejak tahun 2008 untuk mengendalikan epidemi HIV di kelompok yang rentan terinfeksi melalui jalur seksual.
Pertemuan Penguatan Pelaksanaan Program HR dan PMTS merupakan salah satu upaya peningkatan kapasitas pelaksana program penanggulangan AIDS di lapangan. Pertemuan yang diadakan di Jakarta tanggal 29-31 Oktober 2013 ini diikuti oleh pelaksana teknis dan pemangku kepentingan terkait program PMTS dan HR dari 24 provinsi. Tindak lanjut dalam pertemuan ini adalah agar para pelaksana program terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam implementasi di lapangan. Selain itu juga diharapkan dapat beradaptasi dengan aturan-aturan yang baru, misalnya kerjasama LSM LASS dengan Puskesmas.
LOKAKARYA PENYUSUNAN PEDOMAN OPERASIONAL PROGRAM PMTS PARIPURNA
P
edoman Program Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS) telah diterbitkan sejak tahun 2010 yang disusul dengan draft Pedoman PMTS Paripurna di tahun 2012. Sedangkan, untuk implementasi di lapangan masih dibutuhkan sebuah Pedoman Operasional. Untuk itulah dilaksanakan lokakarya Penyusunan Pedoman Operasional Program PMTS Paripurna tingkat Nasional dengan mengundang peserta dari 11 Provinsi/Kabupaten/Kota yang melibatkan berbagai unsur antara lain, KPA, Dinas Kesehatan, LSM, Pokja Lokasi, Community Organizer (CO), Pendidik Sebaya, Populasi Kunci dan Pemangku Kepentingan LBT dan LSL. Lokakarya dilaksanakan 8-10 Oktober 2013, melibatkan peserta sejumlah 30 orang. Dalam lokakarya dibahas tahapan dari tiap pilar PMTS Paripurna secara lebih terperinci, sehingga
Sesi berbagi pengalaman peserta dalam Lokakarya Penyusunan Pedoman Operasional PMTS Paripurna di Jakarta
penjabaran dan langkah-langkahnya dapat lebih operasional. Selain itu dalam diskusi juga dibahas isu aktual lain seperti, Strategic Use of ARV dan pengalaman pemberdayaan PS. Tindak lanjut lokakarya, KPAN akan menyelesaikan draft yang dihasilkan dan segera disirkulasi pada tim penyusun.
Hal 6
LAPORAN DAERAH PROGRAM PMTS LINTAS MATARAM DAN LOMBOK BARAT, NTB dan hotel.
Menghadapi situasi tersebut, KPA bekerja sama dengan LSM terus mengadakan penjangkauan dan pendampingan. Kegiatan yang dilakukan antara lain membentuk pendidik sebaya dan organisasi PS perempuan, IKP (Inspirasi Kualitas Perempuan).
Penjangkau dan pendidik sebaya dalam Pelatihan di Kota Mataram, NTB
P
emetaan tahun 2012 di NTB menunjukkan bahwa jumlah WPS di Kota Mataram dan Lombok Barat adalah 9.349 yang 90 persen diantaranya adalah WPS tidak langsung yang bekerja sebagai PL (pendamping lagu), tukang pijat dan pegawai salon yang tersebar di wilayah Senggigi baik di kafe, spa
IKP ini telah berjalan, salah satu outputnya adalah membentuk Pokja Lokasi Karolina. Selain itu IKP juga intensif melakukan pendampingan pada sesama PS. Dengan makin meningkatnya peran IKP diharapkan dapat membantu upaya pencegahan HIV pada kalangan pekerja seks di daerah Nusa Tenggara Barat pada umumnya.
PUSAT INFORMASI KESEHATAN BAGI MASYARAKAT (PIKM) KOTA PALEMBANG
S
alah satu lokasi yang cukup dikenal di Palembang adalah Rembulan Malam, dengan jumlah pekerja seks 362 orang yang tinggal dalam 98 wisma. Selain itu, juga terdapat panti-panti pijat, salon dan spa yang berjarak sekitar 2 km dari lokasi hotspot Rembulan Malam. Saat ini telah ada Pokja lokasi yang menunjukkan peran positif. Pokja terbentuk pada tahun 2011 dan peresmiannya dihadiri perwakilan KPA Kota Palembang. Sebagai Ketua adalah Bp. Salim, yang juga pengelola wisma, dikenal sebagai tokoh masyarakat. Kegiatan pengorganisasian komunitas dilakukan melibatkan semua unsur dan lapisan masyarakat, mulai dari aparat pemerintahan, baik Lurah, RW, RT, Toma, Toga yang ada di wilayah tersebut. Dari kegiatan tersebut dibentuklah sebuah pusat informasi kesehatan bagi masyarakat (PIKM) di wilayah eks lokalisasi dan wilayah masyarakat umum.
Pelatihan pengelola Pusat Informasi Kesehatan bagi Masyarakat di Kota Palembang
Pengelola PIKM adalah WPS di lokalisasi itu, sekaligus juga sebagai pendidik sebaya. Setelah ada Pokja, setiap dilakukan pemeriksaan kesehatan, pengelola wisma selalu terbuka, tanpa paksaan. Pemeriksaan IMS dan VCT gratis. Dengan demikian maka PS selalu menjaga kesehatan dari IMS dan HIV.
Hal 7
LAPORAN DAERAH PENDAMPINGAN PEKERJA SEKS LOKASI MOROSENENG SURABAYA
Moroseneng menempati dua wilayah kelurahan dalam satu kecamatan yakni Kelurahan Klakahrejo dan Sememi serta Kecamatan Benowo. Karakteristik kedua wilayah ini berbeda karena di Klakahrejo selain wisma juga banyak terdapat café-café sedangkan Sememi lebih banyak wisma dibandingkan café.
Diskusi yang melibatkan petugas penjangkau dan PE lokasi Moroseneng, Surabaya.
M
oroseneng merupakan salah satu lokalisasi yang ada di Surabaya Barat, lokalisasi ini lebih kecil dibanding Dolly yang letaknya di Kota Surabaya. Moroseneng bisa dikatakan lokalisasi terbesar nomor dua di Jawa Timur.
Selama ini Moroseneng didampingi oleh salah satu LSM, Yayasan Genta Surabaya, yang merupakan salah satu LSM yang peduli dengan perempuan dan anak terutama dalam hal kesehatan. Peran serta Genta dilakukan dengan memberdayakan stakeholder, KPA serta instansi terkait yang ada di sekitar lokalisasi, yang sebelumnya tidak optimal. Kegiatan lain yang dilakukan antara lain pelatihan PE, pemeriksaan rutin pada PS dan pelaksanaan HAS di lingkungan Moroseneng.
PENGUATAN POKJA DI TANJUNG ELMO, JAYAPURA Papua merupakan salah satu wilayah kerja PMTS (Pencegahan HIV melalui transmisi seksual) yang salah satu daerah intervensinya di Tanjung Elmo. Tanjung Elmo merupakan salah satu lokalisasi terbesar di Papua yang terdiri dari 25 Wisma dengan jumlah penghuni 281 orang. Masing-masing wisma berisikan 25 hingga 27 orang pekerja seks. Latar belakang pekerja seks yang menimba rejeki di Tanjung Elmo ini juga beragam, terbanyak berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Ternate. Secara umum Tanjung Elmo telah menjalankan 4 pilar PMTS, bahkan sudah sejak lama mencanangkan program 100 persen Kondom. Beberapa hal yang menjadi tantangan adalah persaingan antar PS masih sering terjadi meskipun mereka tinggal dalam satu wisma. Untuk itu kekompakan antar pekerja seks harus selalu terjaga demi menjaga konsistensi pemakaian kondom.
Salah satu PE lokasi sedang memberikan materi tenkesehatan kepada PS di Tanjung Elmo, Jayapura
Hampir semua PS memiliki pasangan tetap dan tidak menggunakan kondom jika berhubungan seks. Inilah pemicu meningkatnya angka IMS di kalangan pekerja seks meskipun mereka konsisten menggunakan kondom dengan pelanggan. Untuk itu pemberian informasi penggunaan kondom pada pasangan tetap terus dilakukan.
Oktober 2013
Hal 8
RENCANA KEGIATAN BULAN NOVEMBER 2013
Pertemuan Pembahasan dan Finalisasi Panduan Perencanaan dan Penganggaran Penanggulangan AIDS di Daerah, Jakarta 1-2 November 2013. Finalisasi dokumen Panduan Perencanaan dan Penganggaran Penanggulangan AIDS.
Peningkatan Kapasitas Tim Sekretariat KPAK/K Mandiri Jakarta, 11- 14 November 2013. Agar Sekretariat KPAK/K memiliki keterampilan dan kapasitas dalam memimpin dan pengelola upaya penanggulangan AIDS di daerah.
Pertemuan Nasional Program LSL untuk Penyusunan Rencana Kerja, Jakarta , 26-28 November 2013. Evaluasi dan penyusunan rencana kerja program LSL untuk setahun ke depan.
ICAAP XI Bangkok, 18-22 November 2013. Pertemuan pelaku dan pelaksana program penanggulangan HIV dan AIDS di tingkat Asia dan Pasifik sekaligus ajang berbagi pengalaman program antar negara.
Pelatihan Community Organizing dan Negosiasi Kondom bagi Anggota OPSI, Wilayah Sumatera, 18 -26 November 2013. Peningkatan kapasitas bagi pengelola OPSI di daerah, terutama dalam hal pemberdayaan anggota dan penguatan keterampilan dalam negosiasi pemakaian kondom.
Pertemuan Peningkatan Kapasitas CBO GWL, 18 – 22 November 2013. Penyampaian pengetahuan dan isu terkini program AIDS di komunitas GWL.
Lokakarya Serial Diseminasi dan peningkatan kualitas Penelitian di bidang HIV dan AIDS, Jakarta 26-27 November 2013. Penyebarluasan informasi seputar penelitian HIV dan AIDS yang dilakukan sebagai bahan dalam upaya pengembangan program.
Tentang Komisi Penanggulangan AIDS Komisi Penanggulangan AIDS adalah lembaga negara berdasar Peraturan Presiden Nomer 75 tahun 2006 dengan mandat untuk melaksanakan penanggulangan AIDS yang lebih intensif, menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi. KPA Nasional diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteran Rakyat, dengan anggota Sektor Kementerian/Lembaga, swasta, jaringan populasi kunci dan perwakilan masyarakat sipil peduli AIDS. Dalam pelaksanaan, KPAN dibantu oleh Sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris KPAN. Infeksi HIV atau Human Immunodeficiency Virus mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh akibat infeksi HIV tersebut. Hindari infeksi HIV dengan Abstinence – Tidak berhubungan seks (Selibat), Be Faithful - Selalu saling setia pada pasangan, Condom - Gunakan kondom pada setiap hubungan seks berisiko.