PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA DOKTER DALAM KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) TAHUN 2008
TESIS
Oleh
ELYNAR LUBIS 067012007/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Elynar Lubis : Pengaruh Karakteristik Individu Dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA DOKTER DALAM KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) TAHUN 2008
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan ( M Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh ELYNAR LUBIS 067012007/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Elynar Lubis : Pengaruh Karakteristik Individu Dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Judul Tesis
:
Pengaruh karakteristik individu dan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat Inap di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) tahun 2008
Nama Mahasiswa
:
Elynar Lubis
Nomor Induk
:
067012007
Program Studi
:
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi
:
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Menyetujui Komisi Pembimbing:
(Prof. Dr. IdaYustina, Msi) Ketua
(Drs. Amru Nasution, M Kes) Anggota
Ketua Program Studi
Direktur
(Dr. Drs. Surya Utama, MS)
(Prof. Dr. Ir. T Chairun Nisa, B, MSc)
Tanggal lulus : 25 Februari 2009
Elynar Lubis : Pengaruh Karakteristik Individu Dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Telah diuji pada tanggal
:
25 Februari 2009
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof. Dr. Ida Yustina, MSi
Anggota
: 1. Drs.Amru Nasution, M Kes 2. Prof. dr. Aman Nasution, MPH 3. Dr. Khaira Amalia F., SE.Ak,MBA,MAPPI (Cert)
Elynar Lubis : Pengaruh Karakteristik Individu Dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
PERNYATAAN PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA DOKTER DALAM KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) TAHUN 2008
TESIS Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Medan, 25 Februari 2009.
Elynar Lubis
Elynar Lubis : Pengaruh Karakteristik Individu Dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
ABSTRAK
Salah satu indikator untuk menunjukkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah data atau informasi dari rekam medis yang baik dan lengkap. Survei awal yang dilakukan pada tiga rumah sakit PTPN IV, menunjukkan kelengkapan pengisian rekam medis masih jauh dari standar Depkes, berturut-turut Rumah Sakit Pabatu 18 %, Rumah Sakit Laras 26 %, Rumah Sakit Balimbingan 11 % Ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis tersebut sebagian besar terdapat pada kolom catatan yang seharusnya diisi oleh dokter yang melakukan tindakan medis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik responden dan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap. Jenis penelitian ini explanatory research. Populasi penelitian adalah 45 dokter tenaga tetap, honorer dan konsultan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi, serta analisa data menggunakan uji regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis adalah kondisi kerja dengan nilai p =0,001 < p = 0,05 dan supervisi dengan nilai p = 0,047 < p = 0,05 . Disarankan kepada ketiga Rumah Sakit PTPN IV agar meningkatkan kondisi kerja dan melakukan supervisi berkala untuk pengisian rekam medis, mempunyai bagan organisasi sesuai dengan standar Depkes yang mempunyai komite medik di tiap rumah sakit untuk melakukan pengawasan rekam medis. Kata kunci : Rekam medis, kinerja
i
ABSTRACT
One of the indicators showing the quality of health service in a hospital is the data or information obtained from a good and complete medical record. Initial survey conducted in three hospitals of PTPN IV shows that the completeness of filling out the medical record Pabatu Hospital is 18 %, Laras Hospital is 26 %, Balimbingan Hospital is 11 % respectively. This result is still far from the standard decided by the Ministry of Health. Most of the incompleteness of filling out the medical record is found in the column of note which should be filled out by the doctor who takes the medical action. The purpose of this explanatory reseach study is to analyze the influence of the characteristics of respondents and extrinsic motivation on the doctor’s performance in completing the filling out of the medical record of in- patient patients. The population of this study is 45 doctors with permanent, part–time and consultant status. The data for this study were obtained through interviews and observations. The data obtained were analyzed through multiple linear regression test. The result of this study shows that the variables which have an influence on the doctor’s performance in the completeness of filling out the medical record are work condition with p = 0,001 < p = 0,05 and supervision with p = 0,047 < p = 0,05. The three hospitals of PTPN IV is suggested to improve their work condition and provide periodic supervision for medical record completion, have the chart of organization according to the standard set by the Ministry of Health having a medical committee in each hospital to implement a medical record control.
Key words : Medical record, performance
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah
SWT
yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang atas segala Rahmat dan Karunianya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan judul : “Pengaruh karakteristik individu dan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) tahun 2009”. Penulisan tesis merupakan salah satu persyaratan menyelesaikan Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Chairudin P Lubis, DTM & H, SpA (K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B MSc, beserta staf yang telah memberi kesempatan dan fasilitas kepada saya untuk dapat menyelesaikan tesis ini. Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Dr. Drs. Surya Utama, MS, beserta staf yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, bimbingan dan sarana untuk penyelesaian tesis ini. iii
Ketua komisi pembimbing Prof. Dr. Ida Yustina, MSi yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan dorongan, bimbingan dengan penuh kesabaran demi selesainya tesis ini. Drs. Amru Nasution, M Kes selaku anggota pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan dorongan, bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga selesainya tesis ini. Prof. dr. Aman Nasution, MP, dr Yulianti, SpP MARS, dr. Fauzi SKM, dan Dr. Khaira Amalia F.,SE.Ak,MBA,MAPPI (Cert) selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan masukan demi kesempurnaan tesis ini . Direktur Sumber Daya Manusia & Umum Bapak Rusdi Lubis, SH MMA dan Kepala bagian SDM PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Ibu Ir. Deriati, MM yang telah memberikan izin dan dorongan untuk mengikuti pendididikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Ibu dr. Sri Sulastri selaku Manajer Rumah Sakit Pabatu beserta seluruh karyawan Rumah Sakit Pabatu yang telah banyak membantu dalam mendapatkan data bagi penyelesaian tesis ini. Bapak dr. Mazrisyaf Muaz selaku Manajer Rumah Sakit Laras beserta seluruh karyawan Rumah Sakit Laras yang telah banyak membantu dalam mendapatkan data bagi penyelesaian tesis ini. Bapak drg. Syaiful Anwar Nasution
selaku Manajer Rumah Sakit
Balimbingan beserta seluruh karyawan Rumah Sakit Balimbingan yang telah banyak membantu dalam mendapatkan data bagi penyelesaian tesis ini. iv
Terima kasih tak terhingga kepada adik – adik serta seluruh keluarga besar almarhum H. M. Rasyid Lubis yang memberikan dukungan do’a, nasihat serta dukungan moril dan materil yang terus menerus sehingga selesainya tesis ini. Terima kasih tak terhingga kepada rekan- rekan di bagian SDM PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) , Bapak M. Usman Nasution, Bapak Rahmad Abadi, Bapak Eka Priari, Saudara Swelli Sholihah, Saudara Sugito, Saudara Sunarko, Saudara Yurlansyah, Saudara T Nurdiana, Saudara Indah. Terima kasih kepada rekan-rekan di Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan do’a, nasihat serta dukungan moril dan materil sehingga selesainya tesis ini, terutama sahabatku Erika. Penulis menyadari penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karenanya masukan dan saran untuk kesempurnaan penulisan ini. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat berguna bagi kita semua.
Medan, Februari 2009 Penulis
Elynar Lubis
v
RIWAYAT HIDUP
Nama
: ELYNAR LUBIS
Tempat/ tanggal lahir : Medan 18 November 1958 Agama
: Islam
Riwayat Pendidikan 1965 – 1971
: SD Y. P. Medan Putri Medan
1971 – 1974
: SMP Negeri I Medan
1974 – 1977
: Sekolah Asisten Apoteker Nasional Surakarta.
1977 – 1983
: Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
2006 – 2009
: Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan
Riwayat Pekerjaan 1987 – 1990
: Staf Bagian Kesehatan & Lingkungan PTP VI
1990 - 1994
: Apoteker Rumah Sakit Tinjowan Kabupaten Simalungun
1994 - 2004
: Staf Penunjang Medis Rumah Sakit Pabatu
2004 – 2005
: Kepala Dinas Penunjang Medis Rumah Sakit Laras
2005 – sekarang
: Kepala Urusan Kesehatan PTPN IV
vi
DAFTAR ISI Halaman
ABSTRAK ................................................................................................................ i ABSTRACT.............................................................................................................. ii KATA PENGANTAR............................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP ................................................................................................... vi DAFTAR ISI.............................................................................................................. vii DAFTAR TABEL...................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
Latar belakang..................................................................................1 Permasalahan ...................................................................................8 Tujuan penelitian............................................................................. 9 Hipotesis penelitian..........................................................................9 Manfaat penelitian............................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................10 2.1
2.2
2.3 2.4
Rumah sakit.....................................................................................10 2.1.1 Mutu pelayanan rumah sakit ..................................................11 2.1.2 Dokter.....................................................................................12 2.1.3 Rekam Medis .........................................................................14 2.1.3.1 Sejarah Rekam Medis .......................................................15 2.1.3.2 Kegunaan Rekam Medis ...................................................17 2.1.3.3 Pemilik dan penyimpanan rekam medis ...........................19 Kinerja.............................................................................................20 2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja.............................21 2.2.2 Motivasi .................................................................................23 2.2.2.1 Jenis-jenis Motivasi...........................................................25 2.2.2.2 Teori motivasi dua faktor dari Hezberg ............................26 Landasan teori .................................................................................27 Kerangka konsep.............................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................30 3.1
Jenis Penelitian................................................................................30 vii
3.2 3.3 3.4
3.5 3.6 3.7
Lokasi dan waktu penelitian............................................................30 Populasi dan sampel........................................................................30 3.3.1 Populasi ..................................................................................30 3.3.2 Sampel....................................................................................31 Metode pengumpulan data ..............................................................31 3.4.1 Data Primer ............................................................................31 3.4.2 Data Sekunder ........................................................................31 3.4.3 Uji Validitas ...........................................................................31 3.4.4 Uji Reliabilitas .......................................................................32 Variabel dan definisi operasional....................................................33 3.5.1 Variabel Independen ..............................................................34 3.5.2 Variabel Dependen.................................................................35 Metode pengukuran.........................................................................35 3.6.1 Metode pengukuran untuk variabel bebas..............................35 3.6.2 Metode pengukuran untuk variabel terikat ............................37 Metode analisis data........................................................................37 Uji regresi linear ganda...................................................................38
BAB IV HASIL PENELITIAN...............................................................................39 4.1
4.2
4.3 4.4
Deskripsi umum lokasi penelitian...................................................39 4.1.1 Rumah Sakit Pabatu ...............................................................39 4.1.2 Rumah Sakit Laras .................................................................41 4.1.3 Rumh Sakit Balimbingan .......................................................43 4.1.3.1 Cakupan Kerja..................................................................43 4.1.3.2 Letak Geografis................................................................44 Deskripsi karakteristik responden ...................................................46 4.2.1 Umur ......................................................................................46 4.2.2 Jenis Kelamin .........................................................................46 4.2.3 Tingkat Pendidikan ................................................................47 4.2.4 Masa Kerja Dokter .................................................................47 4.2.5 Kompensasi ............................................................................47 4.2.5.1 Besarnya kompensasi .......................................................48 4.2.5.2 Kepuasan responden terhadap kompensasi......................49 4.2.6 Kondisi Kerja .........................................................................49 4.2.7 Status Pegawai .......................................................................50 4.2.7.2 Kepuasan pegawai terhadap fasilitas yang diberikan.......50 4.2.8 Prosedur Kerja.....................................................................51 4.2.9 Supervisi..............................................................................51 Kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis............52 Hasil analisis statistik......................................................................53 Hasil Uji Regresi Linear ganda .......................................................53
viii
BAB V PEMBAHASAN ..........................................................................................56 5.1 Pengaruh karakteristik umur terhadap kelengkapan rekam medis........56 5.2 Pengaruh karakteristik jenis kelamin terhadap kelengkapan rekam medis .....................................................................................................57 5.3 Pengaruh karakteristik tingkat pendidikan terhadap kelengkapan rekam medis .........................................................................................58 5.4 Pengaruh karakteristik lama kerja terhadap kelengkapan rekam medis .....................................................................................................58 5.5 Pengaruh karakteristik kompensasi terhadap kelengkapan rekam medis .....................................................................................................59 5.6 Pengaruh karakteristik kondisi kerja terhadap kelengkapan rekam medis .....................................................................................................60 5.7 Pengaruh karakteristik status kepegawaian terhadap kelengkapan rekam medis ..........................................................................................61 5.8 Pengaruh karakteristik prosedur kerja terhadap kelengkapan rekam medis .....................................................................................................62 5.9 Pengaruh karakteristik supervisi terhadap kelengkapan rekam medis .....................................................................................................63
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................66 6.1 6.2
Kesimpulan ......................................................................................66 Saran.................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................69
ix
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas kinerja dokter. .............................................33 3.2 Metode pengukuran untuk variabel bebas............................................................36 4.1 Distribusi Responden berdasarkan umur .............................................................46 4.2 Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin ................................................46 4.3 Distribusi Responden berdasarkan tingkat pendidikan .......................................47 4.4 Distribusi Responden berdasarkan masa kerja.....................................................47 4.5 Distribusi Responden berdasarkan kompensasi ...................................................48 4.6 Distribusi Responden berdasarkan kepuasan kompensasi ...................................48 4.7 Distribusi Responden berdasarkan kondisi kerja .................................................49 4.8 Distribusi Responden berdasarkan status kepegawaian.......................................50 4.9 Distribusi Responden berdasarkan kepuasan fasilitas..........................................50 4.10 Distribusi Responden berdasarkan prosedur kerja.............................................51 4.11 Distribusi Responden berdasarkan supervisi ....................................................52 4.12 Distribusi Responden berdasarkan kinerja dokter..............................................53 4.13 Nilai Determinasi karakteristik dan Motivasi ekstrinsik responden ..................54 4.14 Hasil Uji Regresi linear ganda ...........................................................................55
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
2.1 Variabel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi individu..............................23 2.2 Kerangka konsep..................................................................................................29 4.1 Struktur organisasi Rumah Sakit Pabatu..............................................................40 4.2 Struktur organisasi Rumah Sakit Laras................................................................42 4.3 Struktur organisasi Rumah Sakit Balimbingan ....................................................45
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Kuesioner Penelitian ..............................................................................................73 2. Izin Penelitian dari sekolah Pascasarjana...............................................................76 2. Izin Penelitian dari Kantor Koordinasi PTP-N Wilayah-I Sumatera .....................77 3. Izin Penelitian dari Bagian SDM PTPN-IV ...........................................................78 4. Surat Keterangan Selesai Penelitian Dari Bagian SDM PTP-IV ...........................79 5. Master Data Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................82 6. Master Data ...........................................................................................................83 7. Master Data Kinerja Dokter ...................................................................................84 8. Master Data Uji Regresi........................................................................................86 9 Output Tabel Distribusi.........................................................................................87 11 Output Uji Reliabilitas ..........................................................................................93 12 Output Uji Validitas ..............................................................................................94 15 Output Uji Regresi Linear Ganda .........................................................................96
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Rumah sakit adalah tempat di mana pasien mendapat pelayanan kesehatan baik rawat jalan, rawat inap atau pelayanan kesehatan lainnya yang dilaksanakan oleh dokter, perawat atau tenaga medis lainnya, di mana tindakan yang dilakukan terhadap pasien harus dapat dipertanggung jawabkan dari segi medis. Dalam kaitan itu setiap tindakan yang dilaksanakan harus tercatat dan terdokumentasi. Rumah sakit sebagai organisasi publik yang terdiri dari beberapa tenaga berbagai disiplin ilmu diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. Dalam era globalisasi seperti sekarang, mutu pelayanan sangat menentukan untuk memenangkan persaingan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Mutu pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk tetap dapat menjaga keberadaan suatu rumah sakit ( Pohan, 2007) Pelayanan kesehatan yang bermutu di rumah sakit harus mempunyai paling sedikit tiga dimensi atau unsur, yaitu pertama dimensi konsumen, kedua dimensi profesi, dan yang ketiga dimensi manajemen atau proses bagaimana
layanan
kesehatan menggunakan sumber daya yang paling efisien dalam memenuhi kebutuhan dan harapan pasien untuk itu. Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana layanan kesehatan itu akan dan atau telah dilaksanakan ( Pohan, 2007).
1
Disamping itu rumah sakit juga harus mempunyai komitmen terhadap lingkungan kerja, kondisi organisasi dan manajemen, pembelajaran, komunikasi, pengawasan, kepemimpinan, monitoring, komite medik, standar pelayanan dan protap yang harus sesuai dengan ketentuan. Untuk monitoring tindakan medis yang telah dilakukan terhadap pasien rawat jalan atau rawat inap dicatat di rekam medis. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya cidera atau komplikasi yang tidak diinginkan yang diakibatkan oleh kesalahan manajemen medis (Persi, 2006) Rekam medis menurut Permenkes Nomor: 749a/Menkes/PER/XII/1989 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan pasien kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Setiap sarana kesehatan wajib membuat rekam medis. Untuk pengisian rekam medis dimaksud harus dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain yang terkait dan dibuat serta dibubuhi tandatangan yang memberikan pelayanan, segera setelah pasien menerima pelayanan. Tujuan pengelolaan rekam medis di rumah sakit adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka mencapai tujuan rumah sakit, yaitu peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Oleh sebab itu dalam mengelola rekam medis, setiap rumah sakit harus mengacu kepada pedoman umum yang dikeluarkan oleh Depkes dan pengelolaaan rekam medis yang secara tehnis dibuat oleh rumah sakit yang bersangkutan.
2
Pendokumentasian informasi medis seorang pasien harus dilakukan tepat waktu, up to date, cermat, lengkap, dipercaya, dan obyektif. Hal ini mengingat informasi tersebut merupakan bukti sah dan otentik yang dapat memberikan perlindungan hukum. Perlindungan hukum bisa diberikan baik kepada pemberi jasa pelayanan maupun penerima jasa pelayanan kesehatan dalam suatu sidang pengadilan, atau badan resmi lainnya (Persi,2006) Rekam medis menjadi sangat penting karena menjadi aspek Hak Asasi Manusia dan hukum internasional. Hal ini sesuai pula dengan UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, serta UU No 23 tahun 1992 yang menjamin hak pasien memperoleh pendapat kedua, hak atas rahasia penyakit kliennya, hak memperoleh pelayanan standar, dan hak persetujuan suatu tindakan medik (Persi, 2006) Pendokumentasian informasi medis harus mengandung data yang profesional, metode penyimpanan dan prosedur harus dijaga, khususnya untuk administrasi pelayanan yang memadai. Tujuan pokoknya pendokumentasian informasi medis untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun pra rumah sakit (Persi, 2006). Fakta di Indonesia menunjukkan bahwa pelaksanaan rekam medis di rumah sakit belum dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu Permenkes No 749a/Menkes /Per/XII/1989. Menurut Awliya (2007) kelengkapan pengisian rekam medis di rumah sakit milik pemerintah Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan 35%, penelitian Hatta (1994) 3
di Rumah sakit Harapan Kita Jakarta rekam medis yang lengkap 63,8 %, penelitian Meliala (2004) pada tahun 1990 rekam medis pasien epilepsi di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta terisi lengkap 70 %, penelitian pada tahun 1999 kelengkapan rekam medis RS Sardjito 0 % sampai 96,97 %, di bangsal kesehatan anak kelengkapan rekam medis 7,19 %, bangsal perawatan bayi kelengkapan rekam medis 36,88 %. Sebelum pelatihan kepada klinisi dari 92 rekam medis yang diteliti ke lengkapannya 60,9 %, setelah dilakukan pelatihan kelengkapan rekam medis mecapai 96,7 %. Dari data penelitian di atas menunjukkan bahwa pengisian rekam medis baik di rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta masih jauh di bawah ketentuan standar Departemen Kesehatan yang menyatakan kelengkapan pengisian rekam medis adalah 100 %, hal ini menunjukkan belum dilaksanakannya rekam medis sesuai ketentuan (Meliala,2004) Hasil penelitian terdahulu oleh Waruna di Rumah Sakit
Santa Elizabeth
Medan (2003) ditemukan kelengkapan rekam medis yang dilakukan oleh dokter 78,6% sedang yang dilakukan oleh perawat 68,2%, penelitian Anggraini di Rumah Sakit Djasamen Saragih Pematang Siantar (2007) menemukan bahwa kelengkapan rekam medis sebesar 65,9%, yang penyimpanannya tidak tepat pada tempatnya sebesar 59,03%. P T Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan perusahaan perkebunan peninggalan Belanda yang mempunyai komoditi tanaman kelapa sawit, teh dan kakao dan mempunyai tenaga kerja, pensiunan dan keluarganya lebih dari 100.000 orang yang pelayanan kesehatannya menjadi tanggungan perusahaan. 4
P T Perkebunan Nusantara IV (Persero) mempunyai 3 (tiga) unit rumah sakit yang menjadi rujukan pelayanan kesehatan bagi karyawan, pensiunan dan keluarganya. Ketiga rumah sakit itu adalah Rumah Sakit Pabatu di dekat kota Tebing Tinggi, Rumah Sakit Laras dekat kota Serbelawan dan Rumah Sakit Balimbingan di Tanah Jawa kabupaten Simalungun. Ketiga rumah sakit tersebut telah mempunyai fasilitas untuk empat jenis pelayanan dasar. Tenaga medis yang bekerja di ketiga rumah sakit tersebut terdiri dari dokter tetap, dokter honor dan dokter konsultan sebanyak 45 dokter, di mana 91,11 % merupakan tenaga konsultan dan honorer Banyaknya dokter konsultan yang bekerja di rumah sakit P T Perkebunan Nusantara IV (Persero) hal ini merupakan suatu kebijakan dari pihak manajemen mengingat kasus untuk pelayanan kesehatan satu jenis spesialisasi belum terlalu banyak dan rumah sakit masih menganut sistem anggaran berimbang di mana pendapatan yang berdasarkan kontribusi dari perusahaan dibanding dengan biaya operasional rumah sakit diusahakan seimbang, maka untuk tenaga dokter spesialis dibuat sistem honor berdasar banyaknya pasien yang dilayani. Dua dari ketiga rumah sakit tersebut telah mempunyai izin operasional dari Depkes RI, di mana persyaratan yang tercantum dalam izin rumah sakit yaitu dalam waktu satu tahun rumah sakit harus
mengikuti akreditasi sebagai sarana untuk
menuju Indonesia Sehat 2010. Melalui continuous quality improvement pelayanan rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya berusaha meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan bermanfaat untuk masyarakat. Penilaian pada akreditasi
5
tingkat dasar meliputi : administrasi manajemen, pelayanan medik, gawat darurat, keperawatan dan rekam medis (Depkes RI, 2007) Dari penelitian awal yang dilakukan di ketiga rumah sakit yang mengambil sampel masing-masing sebanyak 100 berkas rekam medis pasien rawat inap di masing- masing rumah sakit, diketahui bahwa kelengkapan pengisian rekam medis yang menjadi tanggung jawab dokter, didapat data kelengkapan rekam medis sebagai berikut: Rumah Sakit Pabatu 18 %, Rumah Sakit Laras 26 %, Rumah Sakit Balimbingan 11 % hal ini masih jauh dari standar yang ditetapkan Departemen Kesehatan yaitu 100 %. Kelengkapan rekam medis dan ketepatan waktu pengembaliannya masih menjadi persoalan bukan hanya di negara berkembang, namun di negara maju pun keadaan ini masih sering dijumpai. Fenomena ini terjadi di Korea misal di 11 rumah sakit tersier sangat jauh dari ideal. Di Organisasi pelayanan kesehatan Inggris melalui The Audit Commission on National Health Service menyimpulkan adanya defisiensi yang serius dalam pengelolaan rekam medis mulai pengisian sampai dengan penyimpanan ( Meliala, 2004). Ketidaklengkapan dan ketidaktepatan dalam pengisian rekam medis memberikan dampak yang kurang akurat pada proses pelayanan kesehatan kepada pasien, karena terdapat hal – hal yang seharusnya menjadi informasi tetapi tidak terdata. Hal ini mengakibatkan analisa untuk tindakan medik yang seharusnya dilakukan tidak dapat dilakukan,
karena tidak didukung dengan data yang
dibutuhkan, serta pertanggung jawaban pekerjaan kurang terdukung. 6
Catatan pada rekam medis sangat berguna untuk mengingatkan dokter dengan keadaan, hasil pemeriksaan dan pengobatan yang telah diberikan kepada pasien, hal ini berguna untuk mempermudah strategi pengobatan pasien.(Hanafiah 1999). Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pengisian rekam medis di rumah sakit mutunya masih rendah antara lain masih kurang lengkapnya hal hal yang harus diisi oleh dokter maupun perawat, penyimpanan oleh tenaga rekam medis belum sesuai ditempatnya, waktu yang dibutuhkan untuk mencari kembali relatif lama, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah motivasi dari dokter. Motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan kebutuhan individu , orang- orang yang termotivasi akan melakukan usaha yang lebih besar daripada yang tidak (Robins 2002) . Dengan adanya karyawan yang termotivasi diharapkan performa karyawan tersebut akan meningkat dan produktivitas juga meningkat. Menurut Sedarmayanti dalam Riduan (2008), motivasi sebagai keseluruhan proses pemberian motif kerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif dan efisien. Motivasi dokter yang bekerja di Rumah Sakit PTPN-IV adalah untuk menjalankan profesi kedokteran yang telah dimilikinya untuk menolong pasien yang berobat ke rumah sakit tanpa memperhatikan unsur administrasi yang seharusnya juga dilaksanakan oleh para dokter.
7
Banyaknya tenaga dokter yang bukan merupakan tenaga tetap diduga hal ini berpengaruh terhadap kinerja dokter tersebut dalam kelengkapan pengisian rekam medis, dimana jika dilihat dari fasilitas yang diperoleh dan ikatan kerja mereka lebih lemah dibanding dengan dokter tetap. Dokter honorer dan dokter konsultan dalam hal pekerjaan mereka tidak mendapat kompensasi intrinsik yang meliputi: promosi, penghargaan atas prestasi kerja, kesempatan kerja yang lebih baik, mereka hanya memperoleh kompensasi ekstrinsik yang berupa gaji atau honor. Untuk itu motivasi yang coba dianalisa yang berpengaruh terhadap kinerja adalah motivasi ekstrinsik yang meliputi : kompensasi, kondisi kerja, status kepegawaian, prosedur kerja, dan supervisi. Disamping hal tersebut diatas karakteristik dokter yang bekerja di Rumah Sakit PTPN IV juga sangat beragam dilihat dari usia, jenis kelamin,
tingkat
pendidikan dan lama kerja. Berdasarkan hal tersebut diatas penulis ingin melakukan penelitian tentang pengaruh karakteristik individu dan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja dokter dalam pengisian rekam medis diruang rawat inap rumah sakit PT Perkebunan Nusantara IV. 1.1. Permasalahan Adapun permasalahan dalam penelitian ini apakah karakteristik individu (usia,jenis kelamin,
tingkat pendidikan dan lama kerja) dan motivasi ekstrinsik
(kompensasi, kondisi kerja, status kepegawaian, prosedur kerja, dan supervisi) berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis di ruang rawat inap Rumah sakit P T Perkebunan Nusantara IV.
8
1.2. Tujuan Penelitian Untuk menganalisis
pengaruh karakteristik individu (usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan dan lama kerja) dan motivasi ekstrinsik (kompensasi, kondisi kerja, status kepegawaian, prosedur kerja, dan supervisi) terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis di ruang rawat inap Rumah sakit P T Perkebunan Nusantara IV
1.4 Hipotesis Penelitian Ada pengaruh antara karakteristik individu (usia,jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama kerja) dan motivasi ekstrinsik (kompensasi, kondisi kerja, status kepegawaian, prosedur kerja, dan supervisi)
terhadap kinerja dokter
dalam kelengkapan pengisian rekam medis di ruang rawat inap Rumah Sakit P T Perkebunan Nusantara IV.
1.5. Manfaat Penelitian: 1. Sebagai bahan masukan kepada Manajemen Rumah Sakit P T Perkebunan Nusantara IV untuk membuat kebijakan yang tepat dalam meningkatkan kinerja pelayanan rumah sakit. 2. Memberikan kontribusi pemikiran dan pengetahuan terhadap pengembangan ilmu kebijakan kesehatan bagi pemerhati/praktisi kesehatan. 3. Menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rumah sakit Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 159b/Men Kes/Per/II/1988 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Menurut WHO (1957) rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh (integral) dari organisasi sosial dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun rehabilitatif dimana pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan lingkungan, dan rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian bio sosial ( Depkes, 1997). Rumah sakit merupakan pusat pelayanan rujukan medik spesialistik dan subpesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) pasien (Depkes,1989). Sesuai dengan fungsi utamanya tersebut, perlu pengaturan sedemikian rupa sehingga rumah sakit mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan lebih berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) (Ilyas, 2001). .
10
2.1.1. Mutu Pelayanan Rumah sakit Menurut Azwar (1996), program menjaga mutu pelayanan kesehatan ditinjau dari waktu pelaksanaannya dapat dibedakan atas tiga macam, yakni: 1) Program menjaga mutu prospektif (prospective quality assurance), yakni program menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan, temasuk di dalamnya: a) standarisasi, b) perizinan c) sertifikasi d) akreditasi; 2) Program menjaga mutu konkuren (concurent quality assurance) yakni program menjaga mutu yang diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan. Perhatian utama lebih ditujukan pada unsur proses, yakni memantau dan menilai tindakan medis dan non medis yang dilakukan, apabila tindakan yang dilakukan tidak sesuai standar yang ditetapkan berarti mutu pelayanan kesehatan kurang bermutu; 3) Program menjaga mutu
retrospektif
(retrospective
quality
assurance)
adalah
program
yang
diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan, di mana perhatian ditujukan pada unsur keluaran, yakni memantau dan menilai penampilan pelayanan kesehatan apakah sesuai standar atau tidak. Salah satu contoh adalah review rekam medis. Pada review rekam medis semua catatan yang ada dalam rekam medis dibandingkan dengan standar untuk menentukan apakah pelayanan yang diberikan bermutu atau tidak. Pada era globalisasi, perumahsakitan di Indonesia akan dihadapkan pada suatu keadaan persaingan yang cukup ketat. Secara lambat atau cepat rumah sakit akan dituntut oleh sistem untuk mengubah visinya dari product oriented kepada customer satisfaction oriented (Mambodiyanto, 1999)
11
Ini berarti bahwa tingkat kepuasan pelanggan menjadi salah satu parameter mutu pelayanan rumah sakit. Pasien yang merasa tidak puas terhadap pelayanan rumah sakit akan menjadi triger zone terjadinya suatu tuntutan pasien kepada rumah sakit. Dalam kaitan itu kita perlu menyamakan persepsi mutu pelayanan dari berbagai sudut pandang, baik dari masyarakat, provider, pemilik maupun manajemen. Biasanya yang paling krusial adalah persepsi mutu pelayanan dari pandangan masyarakat dan provider, khususnya pada mutu pelayanan rawat darurat, rawat jalan dan rawat inap (Mambodiyanto, 1999) Rumah sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang kualitasnya sangat berperan dalam menunjang pelayanan kesehatan. Mengingat fungsi utama sebuah rumah sakit adalah melaksanakan pelayanan kesehatan, maka pengelolaan sumber daya manusia adalah bagian yang sangat penting dalam manajemen administrasi Rumah sakit (Adikoesoemo, 1995)
2.1.2. Dokter Dokter adalah tenaga kesehatan yang telah dan mendapatkan pendidikan profesi dari Fakultas Kedokteran. Dokter berkompeten atau mempunyai wewenang untuk melakukan tindakan kedokteran di semua bidang ilmu kedokteran hingga batas tertentu. Ia bisa melakukan pembedahan minor, mengobati penyakit apa saja dan lain sebagainya. Pengetahuan dan ketrampilannya terbatas pada bidang kedokteran, luas namun tidak mendalam sebagaimana dokter yang mengambil spesialisasi dalam
12
bidang tertentu. Jadi, dokter bisa saja melakukan pengobatan atau tindakan medis kepada pasien-pasiennya, namun apabila terjadi penyulit yang bisa membahayakan pasien atau dirinya sendiri, atau apabila ia menemui kasus kasus yang ia tidak mampu menanganinya, ia wajib merujuk pasien ke dokter spesialis yang sesuai yang mampu menangani kasusnya. Dalam memberikan pelayanan medis, dokter terikat pada ketentuan yang mengatur batasan kewenangan sesuai dengan kemampuannya (Konsil Kedokteran Indonesia, 2007) Dokter spesialis adalah dokter yang memperoleh keahliannya dengan mengikuti pendidikan spesialistik di bidang yang menjadi pilihannya, sesudah lulus sebagai dokter dari Fakultas Kedokteran. Sesudah menjadi dokter spesialis, ia memusatkan pengetahuannya pada satu bidang hingga kemampuannya di bidang spesialisasi itu semakin dalam. Dengan demikian ia menjadi lebih kompeten dibandingkan dengan dokter atau dokter spesialis bidang lainnya. Hak dan kewenangan profesi dokter ahli, spesialis, sub spesialis, atau spesialis konsultan diatur dalam Undang- Undang Nomor 23 tahun 1992 pasal 32 ayat 4, dan keahliannya tersebut diakui oleh perhimpunan dokter ahli yang bersangkutan dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Dokter Gigi Indonesi (PDGI) serta kewenangannya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Konsil Kedokteran Indonesia, 2007).
13
2.1.3. Rekam medis Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran No 29 tahun 2004, yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang rekam medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Kedua pengertian rekam medis tersebut menunjukkan perbedaan yaitu Permenkes hanya menekankan pada sarana pelayanan kesehatan, sedangkan dalam UU Praktik Kedokteran tidak menyebutkan sarana kesehatan. Hal ini menunjukkan pengaturan rekam medis pada UU Praktik Kedokteran lebih luas, berlaku baik untuk sarana kesehatan maupun di luar sarana kesehatan. Rekam medis (Menurut Permenkes 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis & Undang-Undang No.29/2004 tentang praktik kedokteran) adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada sarana pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola pemerintah maupun swasta. Setiap sarana kesehatan wajib membuat rekam medis, dibuat oleh dokter dan atau tenaga kesehatan lain yang terkait, harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan, dan harus dibubuhi tandatangan yang memberikan pelayanan. 14
Dokter boleh memaparkan isi rekam medis jika sudah mendapat izin tertulis dari pasien. Secara lebih rinci dalam Permenkes tersebut disebutkan berkas rekam medis merupakan milik sarana pelayanan kesehatan atau rumah sakit namun isi rekam medis merupakan milik pasien. Pada praktiknya pelaksanaan akses pasien terhadap rekam medis miliknya bisa terwujud dengan pemberian salinan atau foto copy, tapi berkas asli tetap berada di rumah sakit (Depkes, 1989). 2.1.3.1. Sejarah Rekam medis Pertama kali rekam medis dijumpai di gua batu di Spanyol pada zaman Paleoliticum (diduga 25.000 yang lalu), di Mesir dijumpai didinding pyramid, di tulang belulang, pohon, daun kering, atau papyrus ± 3000 – 2000 SM. Aesculapius, Hippocrates, Galen dan lain-lain telah membuat catatan tentang pengobatan yang telah diberikan, demikian juga dengan para tabib di Cina. Aviscenna (Ibnu Sina) yang hidup pada tahun 980 – 1037 M banyak menulis bukubuku yang berkaitan dengan pengalamannya mengobati pasien. Di Inggris, atas anjuran William Harvey Rumah sakit St Batholomous pada abad pertengahan telah mulai melaksanakan rekam medis pada sebagian pasien yang dirawat, demikian juga dengan dokter Franklin H Martin (1913) sebagai ahli bedah telah menggunakan rekam medis bagi pelayanan, dan pendidikan bagi calon ahli bedah. Di Indonesia pengobatan tradisional dengan menggunakan ramuan telah dicatat pada daun lontar atau sarana lain sesuai dengan zamannya. Pada tahun 1972
15
baru dimulai dibuat peraturan resmi dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 031/Birhup/1972 yang menyatakan bahwa semua rumah sakit diharuskan mengerjakan medical recording dan reporting, dan hospital statistic, keputusan ini kemudian diikuti dengan Kep Men Kes No 034/Birhup/1972 tentang Perencanaan dan Pemeliharaan Rumah Sakit. Selanjutnya Keputusan Menteri Kesehatan RI No 134/menkes/SK/IV/78 tentang susunan organisasi dan tata kerja Rumah sakit menyebutkan sub bagian pencatatan medik mempunyai tugas mengatur pelaksanaan kegiatan pencatatan medik. Untuk meningkatkan
mutu dan peranan rekam medis dalam pelayanan
kesehatan, IDI mengeluarkan SK No 319/PB/A4/88 tentang informed concent yang menekankan praktek profesi kedokteran harus membuat rekam medis baik di rumah sakit maupun di praktek pribadi. Untuk mempertegas rekam medis tersebut pemerintah
mengeluarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
No
749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang rekam medis sehingga rekam medis mempunyai landasan hukum yang kuat. Guna melengkapi ketentuan pasal 22 Permenkes tersebut diatas Direktorat Jenderal
Pelayanan
Medik
telah
membuat
suatu
Petunjuk
Pelaksanaan
Penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit Indonesia dengan nomor SK Dirjend Pelayanan Medik No 78 tahun 1991( Hanafiah, 1999).
16
2.1.3.2. Kegunaan Rekam medis Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain: 1. Aspek Administrasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. 2. Aspek Medis Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien. 3. Aspek Hukum Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan. 4. Aspek Keuangan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek keuangan. 5. Aspek Penelitian
17
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan. 6. Aspek Pendidikan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data/informasi tetang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran dibidang profesi sipemakai. 7. Aspek Dokumentasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut diatas, rekam medis mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberi pelayanan saja. Kegunaan rekam medis secara umum adalah : a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga ahli lainnya yang ikut ambil bagian didalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien. b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/ perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
18
c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung, dirawat di rumah sakit. d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien. e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya, f. Menyediakan data- data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan pendidikan. g. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik pasien. h. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan.(Depkes, 1997) 2.1.3.3. Pemilik dan penyimpanan Rekam medis Menurut Permenkes No 749a/Menkes/Per/XII/1989 pasal 9 pemilik rekam medis adalah rumah sakit, isinya milik pasien. Apabila pasien menginginkan isi dari rekam medis ada beberapa kebijakan yang ditempuh, ada yang mengizinkan pasien mengkopi secara lengkap isi dari rekam medis, ada yang membuat ringkasan saja sesuai dengan kebutuhan pasien, semua kebijakan ini harus mendapat persetujuan terlebih dulu dari dokter yang merawat pasien dan direktur rumah sakit.
19
Penyimpanan rekam medis dilakukan selama 5 (lima) tahun terhitung tanggal terakhir pasien berobat. Apabila ada hal- hal yang bersifat khusus dapat ditetapkan tersendiri. Sedangkan rekam medis yang tidak aktif dapat dibuat mikrofilm atau bentuk arsip lainnya. Di India rekam medis untuk pasien rawat jalan disimpan selama 3-5 tahun, sedang untuk pasien rawat inap selama 10 tahun. Di Amerika penyimpanan rekam medis dalam perkara disimpan selama 10 tahun setelah perkara terakhir selesai, dalam keadaan biasa penyimpanan dilakukan selama 5 tahun dari terakhir kunjungan pasien. Di Inggris penyimpanan rekam medis untuk pasien obstetri selama 25 tahun, rekam medis anak-anak dan usia muda sampai ulang tahun yang ke 25, atau 8 tahun setelah kunjungan yang terakhir. Rekam medis pasien gangguan mental 20 tahun sesudah dokter yang merawat menyatakan sudah sembuh, rekam medis yang lain 8 tahun setelah resume akhir dibuat (Hanafiah,1999).
2.2. Kinerja Kinerja adalah penampilan hasil karya personil, baik secara kualitas maupun kuantitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personil yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personil di dalam organisasi (Ilyas,2001) Soeprihantono (1988) mengatakan bahwa kinerja merupakan hasil pekerjaan sesorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai
20
kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu hasil dari aktivitas pekerja dalam melaksanakan uraian kerja yang menjadi tanggung jawabnya untuk mendukung tujuan perusahaan dan dapat dievaluasi secara periodik oleh manajemen dari perusahaan tempat dimana dia bekerja.
2.2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Dalam pelayanan kesehatan sangat penting untuk memiliki instrumen penilaian kinerja yang efektif bagi tenaga profesional. Proses evaluasi kinerja bagi profesional menjadi bagian terpenting dalam upaya manajemen untuk meningkatkan kinerja organisasi (Ilyas,2001). Menurut Gibson terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi prestasi dan perilaku dari individu yang dapat mempengaruhi kinerja dari individu tersebut. Adapun variabel tersebut terdiri dari : varibel individu; variabel organisasi dan variabel psikologis. Variabel individu dikelompokkan pada sub-variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu, sedangkan sub-variabel
latar belakang: keluarga, tingkat sosial dan
pengalaman serta sub-variabel demografis: umur, asal-usul dan jenis kelamin memberikan efek yang tidak langsung kepada kinerja individu.
21
Umur menurut Gibson (1994) berpengaruh terhadap kinerja individu dimana pada usia 40-54 tahun individu memasuki tahap perawatan yang ditandai dengan usaha stabilisasi dari hasil usaha masa lampaunya. Pada tahap ini individu membutuhkan penghargaan, sebahagian individu merasa tidak nyaman secara psikologis pada masa ini yang diakibatkan oleh pengalaman kritis dimasa karirnya dimana individu tidak mencapai kepuasan dalam masa kerjanya, kesehatan yang buruk dan perasaan khawatir akan masa kerjanya. Sehingga sebahagian individu merasa tidak membutuhkan peningkatan kinerja sampai dengan masa penarikan (5565 tahun). Variabel organisasional terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan desain pekerjaan yang mengatur pekerjaan secara individu maupun kelompok yang dapat mengoptimalkan kemampuan individu mencapai tujuan organisasi. Variabel psikologis terdiri dari sub-variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi.Varibel ini menurut Gibson (1997) banyak dipengaruhi oleh keluarga,
tingkat
sosial,
pengalaman
kerja
sebelumnya
dan
variabel
demografis.Variabel psikologis ini merupakan hal yang kompleks dan sulit diukur, juga sulit menyatakan atau mencapai kesepakatan tentang pengertian dari variabel tersebut, karena seorang individu masuk dan bergabung dalam suatu organisasi pada usia, etnis, latar belakang budaya, dan ketrampilan berbeda satu dengan lainnya. Perilaku dan prestasi kerja individu dipengaruhi oleh Variabel individu,variabel organisasi dan variabel psikologis seperti yang terlihat pada Gambar 2.1 22
Variabel Individu Kemampuan dan Keterampilan Mental Fisik Latar Belakang Keluarga Tingkat Sosial Pengalaman Demografis Umur Asal-Usul Jenis kelamin
Perilaku individu (apa yang dikerjakan orang) Prestasi (hasil yang diharapkan)
Variabel organisasi Sumber daya Kepemimpinan Imbalan Struktur Desain pekerjaan
Variabel psikologis Persepsi Sikap Kepribadian Belajar Motivasi
Gambar 2.1 Varibel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi individu dikutip dari Gibson et al (1997) 2.2.2. Motivasi Menurut Rusyam (1989), pengertian motivasi sebagai berikut: “motivasi merupakan penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari oleh adanya suatu keinginan/kebutuhan.” Wahjosumidjo (1987) memberikan definisi : “motivasi adalah suatu proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang untuk bertingkah laku dalam rangka memenuhi kebutuhan yang dirasakan.”. Gerungan (2000), menambahkan bahwa motivasi adalah penggerak, alasan-alasan, atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan dirinya melakukan suatu tindakan/bertingkah laku. Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang 23
menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan (Siagian, 2004). Berdasarkan pada beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu penggerak atau dorongan-dorongan yang terdapat dalam diri manusia yang dapat menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Hal ini terkait dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan rohani. Istilah motivasi mengandung tiga hal yang amat penting, yaitu: a) Pemberian motivasi berkaitan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasional. Tersirat pada pandangan ini bahwa dalam tujuan dan sasaran organisasi telah tercakup tujuan dan sasaran pribadi anggota organisasi. Pemberian motivasi hanya akan efektif apabila dalam diri bawahan yang digerakkan terdapat keyakinan bahwa dengan tercapainya tujuan organisasi maka tujuan pribadi akan ikut pula tercapai. b) Motivasi merupakan proses keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu. Usaha merupakan ukuran intensitas kemauan seseorang. Apabila seseorang termotivasi, maka akan berusaha keras untuk melakukan sesuatu. c) Kebutuhan adalah keadaan internal seseorang yang menyebabkan hasil usaha tertentu menjadi menarik. Artinya suatu kebutuhan yang belum terpuaskan menciptakan ketegangan yang pada gilirannya menimbulkan dorongan tertentu pada diri seseorang.
24
Menurut Gitosudarmo (1986), motivasi atau dorongan kepada karyawan untuk bersedia bekerjasama demi tercapainya tujuan bersama atau tujuan perusahaan ini terdapat dua macam yaitu: a) Motivasi finansial yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif. b) Motivasi non finansial yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk finansial, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan, pendekatan manusiawi dan lain sebagainya (Luthan, 2007) 2.2.2.1. Jenis- Jenis motivasi Jenis-jenis motivasi yang terjadi atas dasar pembentukannya menurut Sardiman (1986) terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu : (a) motivasi bawaan, yaitu motivasi yang telah dibawa sejak lahir dan terjadinya tanpa dipelajari. Motivasi bawaan atau disebut juga dengan motivasi primer terjadi dengan sendirinya tanpa melalui proses belajar, dan (b) motivasi yang dipelajari, yaitu motivasi yang terjadi karena adanya komunikasi dan isyarat sosial serta secara sengaja dipelajari oleh manusia. Motivasi yang dipelajari, yaitu motivasi yang terjadi karena adanya komunikasi dan isyarat sosial serta sengaja dipelajari manusia. Motivasi yang dipelajari atau motivasi sekunder muncul melalui proses pembelajaran sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman seseorang.
25
2.2.2.2.Teori motivasi dua faktor dari Herzberg Herzberg mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor tentang motivasi . Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat orang merasa tidak puas dan faktor yang membuat orang puas ( dissatifiers – satisfiers ) atau faktorfaktor motivator iklim baik atau ekstrinsik – intrinsik tergantung dari orang yang membahas teori tersebut. Pertama ada serangkaian kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan (job context), yang menghasilkan ketidakpuasan di kalangan karyawan jika kondisi tersebut tidak ada. Jika kondisi tersebut ada, maka tidak perlu memotivasi karyawan. Kondisi tersebut adalah faktor- faktor yang membuat orang merasa tidak puas ( dissatisfier) atau disebut juga faktor iklim baik (hygiene factor) karena fakor tersebut diperlukan untuk
mempertahankan
tingkat
yang
paling
rendah
yaitu
“tidak
adanya
ketidakpuasan“. Faktor- faktor ini mencakup :a) Upah, b) jaminan pekerjaan, c) Kondisi kerja, d) Status, e) prosedur perusahaan, f) supervisi, g) mutu hubungan antar pribadi di antara rekan sekerja, dengan atasan dan dengan bawahan. Kedua serangkaian kondisi intrinsik, isi pekerjaan (job content), yang apabila ada dalam pekerjaan tersebut akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Jika kondisi tersebut tidak ada, maka tidak akan timbul rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Faktor- faktor dari rangkaian ini disebut pemuas atau motivator, yang meliputi: a) prestasi (achievement), b) pengakuan
(recognition),
c)
tanggungjawab
(responsibility)),
(advancement), e) pekerjaan itu sendiri (the work itself),
d)
kemajuan
f) Kemungkinan 26
berkembang (the possibility of growth). Metode Herzberg pada dasarnya mengasumsikan bahwa kepuasan bukanlah konsep berdimensi satu. Penelitiannya menyimpulkan bahwa diperlukan dua kontinum untuk menafsirkan kepuasan kerja secara tepat (Gibson,1997).
2.3. Landasan Teori Menurut teori motivasi kepuasan dua faktor Herzberg, untuk memberi kepuasan kerja kepada pekerja harus terdapat kondisi intrinsik yang disebut pemuas atau motivator jika kondisi ini ada maka tidak akan timbul rasa ketidakpuasan yang berlebihan dan kondisi ekstrinsik yang menghasilkan ketidakpuasan di kalangan karyawan jika kondisi tersebut tidak ada. Jika kondisi tersebut ada, maka tidak perlu memotivasi karyawan. Kondisi tersebut adalah faktor- faktor yang membuat orang merasa tidak puas ( dissatisfier) atau disebut juga faktor iklim baik (hygiene factor) karena faktor tersebut diperlukan untuk mempertahankan tingkat yang paling rendah yaitu “tidak adanya ketidakpuasan ( Gibson, 1997) Menurut Gibson terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi prestasi dan perilaku dari individu yang dapat mempengaruhi kinerja dari individu tersebut. Adapun variabel tersebut terdiri dari : varibel individu; variabel organisasi dan variabel psikologis. Variabel individu dikelompokkan pada sub-variabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu, sedangkan sub-variabel
latar belakang: keluarga, tingkat sosial dan
27
pengalaman serta sub-variabel demografis: umur, asal-usul dan jenis kelamin memberikan efek yang tidak langsung kepada kinerja individu Pada penelitian ini akan diukur pengaruh dari karakteristik individu dan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja dokter dalam pengisian rekam medis pada pasien rawat inap di Rumah Sakit P T Perkebunan Nusantara IV (Persero), seperti yang terlihat pada Gambar 2.2
28
2.4 Kerangka Konsep Penelitian
•
•
Karakteristik individu ¾ Usia ¾ Jenis kelamin ¾ Tingkat pendidikan ¾ Lama Kerja
Kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis Motivasi Ekstrinsik ¾ ¾ ¾ ¾ ¾
Kompensasi Kondisi kerja Status kepegawaian Prosedur kerja Supervisi tehnis
Gambar 2.2: Kerangka konsep penelitian
29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini berbentuk survey explanatory, yaitu jenis penelitian survey yang bertujuan menjelaskan pengaruh karakteristik individu (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama kerja) dan motivasi ekstrinsik (kompensasi, kondisi kerja, status kepegawaian, prosedur kerja, dan supervisi) terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV.
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga rumah sakit rujukan milik PTPN IV yaitu Rumah Sakit Pabatu, Rumah Sakit Laras dan Rumah Sakit Balimbingan. Pelaksanaan penelitian direncanakan di bulan Oktober – Nopember 2008.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi penelitian adalah semua dokter yang terlibat pada pelayanan rawat inap di tiga Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV, baik yang berstatus pegawai tetap, honorer, maupun konsultan. Dokter-dokter tersebut meliputi pelayanan dokter umum maupun spesialis berjumlah 45 orang,yang terdiri dari :a) dokter pegawai tetap 4 orang b) dokter honorer 15 orang c) dokter konsultan 26 orang. 30
3.3.2.Sampel Sampel yang diambil merupakan keseluruhan populasi yang terdiri dari semua dokter tetap, honorer dan konsultan yang berjumlah 45 orang, dengan menggunakan teknik sampling jenuh di mana semua anggota populasi ditetapkan sebagai sampel (Sugiyono, 2006).
3.4.Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder : 3.4.1 Data Primer Data primer dikumpulkan dengan cara melakukan
wawancara langsung
dengan menggunakan keusioner kepada dokter tentang karakteristik individu dan motivasi ekstrinsik.
3.4.2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dengan menganalisis data rekam medis rawat inap di ketiga rumah sakit PTPNIV dengan mengamati rekam medis pasien rawat inap yang opname pada bulan Oktober- Nopember 2008, dan data lain yang diperlukan.
3.4.3 Uji Validitas Untuk mengetahui sejauhmana kesamaan antara yang diukur peneliti dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan, maka dilakukan uji validitas terhadap kuesioner yang telah disiapkan dengan formula Alpha Cronbach sebagai berikut :
31
r =
N(∑xy)-(∑x∑y) {[ N ∑ x2 - ( ∑ x2)] [ N ∑2 . (∑ y2 )]}1/2
Dimana : x= Skor tiap-tiap variabel y= Skor total tiap variabel N= Jumlah responden
3.4.4. Uji Reliabilitas Untuk mengetahui sejauhmana konsistensi hasil penelitian jika kegiatan tersebut dilakukan berulang- ulang, maka dilakukan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang telah dipersiapkan dengan formula Alpha Cronbach sebagai berikut:
Rtt =
M ( Vt.Vx ) M. 1(Vt)
Dimana : Vt = Variasi total Vx = Variasi butir-butir M = Jumlah butir Pernyataan
32
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas kuesioner motivasi ekstrinsik Butir T Hitung t Tabel status Cronbach Kriteria Status pertanyaan Alpha 1 6,872 1,684 Valid ,893 0,297 Reliabel 2 3,362 1,684 Valid ,899 0,297 Reliabel 3 4,991 1,684 Valid ,894 0,297 Reliabel 4 3,362 1,684 Valid ,899 0,297 Reliabel 5 6,005 1,684 Valid ,893 0,297 Reliabel 6 4,272 1,684 Valid ,895 0,297 Reliabel 7 6,005 1,684 Valid ,893 0,297 Reliabel 8 4,272 1,684 Valid ,897 0,297 Reliabel 9 3,362 1,684 Valid ,899 0,297 Reliabel 10 6,249 1,684 Valid ,890 0,297 Reliabel 11 3,168 1,684 Valid ,900 0,297 Reliabel 12 6,005 1,684 Valid ,893 0,297 Reliabel 13 4,991 1,684 Valid ,894 0,297 Reliabel 14 4,743 1,684 Valid ,895 0,297 Reliabel 15 6,872 1,684 Valid ,893 0,297 Reliabel 16 4,608 1,684 Valid ,896 0,297 Reliabel Berdasarkan tabel 3.1 di atas diketahui bahwa butir butir pertanyaan umtuk varibel motivasi ekstrinsik seluruhnya memenuhi persyaratan validitas yakni nilai t hitung pertanyaan lebih besar dari nilai t tabel ( Sugiyono, 2006), semua butir pertanyaan juga mempunyai nilai cronbach alpha lebih besar dari kriteria (Riduwan, 2006) sehingga semua pertanyaan dapat digunakan untuk penelitian.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional Pada penelitian ini kinerja dokter dalam pengisian rekam medis pasien rawat inap dipengaruhi oleh variabel independen yaitu karakteristik dokter dan motivasi ekstrinsik yang didefinisikan sebagai berikut :
33
3.5.1 Variabel Independen : 1. Umur : Usia dokter responden pada waktu dilakukan penelitian 2. Jenis kelamin : Jenis kelamin dokter yang menjadi responden penelitian 3. Tingkat pendidikan: tingkat pendidikan dokter yang menjadi responden penelitian 4. Lama kerja : lama kerja dokter responden yang bekerja di RS PTPN IV. 5.
Kompensasi Kompensasi adalah gaji atau honor dokter. Untuk dokter pegawai tetap gaji per bulan berdasarkan peraturan kepegawaian, dokter honorer dan dokter konsultan berdasarkan perjanjian kerja.
6. Kondisi kerja Kondisi kerja yang dirasakan oleh dokter yang bekerja di Rumah Sakit PTPN-IV, yang meliputi suasana tempat kerja dan dukungan pihak yang terkait di Rumah Sakit PTPN- IV yang memungkinkan setiap dokter dapat melakukan pengisian rekam medis sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 7. Status kepegawaian Status kepegawaian dokter yang menjadi responden penelitian, terdiri atas: a. dokter pegawai tetap b. dokter honorer c. dokter konsultan,
34
Pada penelitian ini dilakukan analisa pengaruh kepuasan dokter responden terhadap fasilitas yang diterima terkait dengan status kepegawaian terhadap kinerjanya pada pengisian rekam medis.. 8. Prosedur kerja Pedoman atau acuan kerja dokter yang memungkinkan dokter dapat melakukan pengisian rekam medis sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 9. Supervisi Evaluasi yang diberikan pihak manajemen terhadap dokter dalam melakukan pengisian rekam medis.
3.5.2 Variabel Dependen Kinerja dokter dalam pengisian rekam medis pasien rawat inap; Perilaku kerja dokter dalam pengisian rekam medis pasien rawat inap yang meliputi pencatatan semua tindakan dan pertangungjawabannya meliputi: anamnese, riwayat penyakit, diagnosa, persetujuan tindakan medik, tindakan pengobatan, catatan observasi klinis, resume akhir dan evaluasi pengobatan disertai tanda tangan di setiap pencatatan yang menjadi kewajibannya
3.6.Metode Pengukuran 3.6.1. Metode Pengukuran Untuk Variabel Bebas Untuk variabel bebas dalam pengisian rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit PTPN IV, metodenya diuraikan seperti pada Tabel 3.2 berikut: 35
No
Tabel 3.2 : Metode pengukuran untuk variabel bebas Variabel Kategori dan Range Bobot
1
Umur
2
Jenis kelamin
3 4
Tingkat pendidikan Lama kerja
5
Kompensasi
6
7
8
9
Kondisi kerja
Status kepegawaian
Prosedur kerja
Supervisi
1. 20-40 tahun 2. 41-60 tahun 3. > 60 tahun 1. Pria 2. Wanita 1. Dokter umum 2. Dokter spesialis 1. 1-4 tahun 2. 5-9 tahun 3. 10-13 tahun 1. Puas: bila responden menyatakan puas dengan nilai gaji /honor yang diterima, skor = 1 2. Tidak puas bila responden menyatakan tidak puas dengan gaji/honor yang diterima,skor = 0 1. Nyaman:bila dokter merasa nyaman dengan kondisi kerja RS PTPN IV, skor ≥3 2. Tidak Nyaman:Bila dokter tidak nyaman selama bekerja di RS PTPN IV skor < 3 1. Puas : bila responden merasa puas dengan fasilitas yang diterima sesuai dengan status kepegawaiannya,skor ≥ 2 2. Tidak Puas: bila responden merasa puas dengan fasilitas yang diterima sesuai dengan status kepegawaianny, skor < 2 1. Baik :bila dokter memahami prosedur kerja yang tertulis maupun tidak tertulis, skor ≥ 2 2. Tidakbaik: bila tidak memahami prosedur kerja yang tertulis maupun tidak tertulis, skor < 2 1. Baik : bila pernah dilakukan evaluasi terhadap kelengkapan pengisian rekam medis oleh dokter,skor ≥2 2. Tidak baik: bila tidak pernah dilakukan evaluasi terhadap kelengkapan pengisian rekam medis oleh dokter,skor < 2
Skala ukur Ordinal Nominal Nominal Ordinal
1
Ordinal
0 1
Ordinal
0 1
Ordinal
0 1
Ordinal
0 1
Ordinal
0
36
3.6.2 Metode Pengukuran Untuk Variabel Terikat Pengukuran yang digunakan untuk variabel kinerja dokter dalam pengisian rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit PTPN IV menggunakan skala ordinal, dengan kategori sebagai berikut: 1. Baik: apabila dokter di RS PTPN IV melaksanakan hampir seluruh pekerjaan yang harus dilakukan dalam pengisian rekam medis pasien rawat inap ( > 70 % dari kelengkapan pengisian) 2. Cukup: apabila dokter di RS PTPN IV melaksanakan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan dalam pengisian rekam medis pasien rawat inap ( 40 % - 70 % dari kelengkapan pengisian ) 3. Kurang : apabila dokter di RS PTPN IV melaksanakan sebagian kecil pekerjaan yang harus dilakukan dalam pengisian rekam medis pasien rawat inap ( < 40 % dari kelengkapan pengisian).
3.7. Metode Analisis Data Data yang telah dikumpulkan diedit dan dikoding secara manual, data dianalisa dengan menggunakan uji regresi linear ganda dengan tingkat kepercayaan α = 0,05 untuk mengetahui pengaruh karakteristik individu
(meliputi: usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan dan lama kerja) dan motivasi ekstrinsik (meliputi : Kompensasi, Kondisi Kerja, Status kepegawaian, Prosedur kerja dan Supervisi teknis) terhadap kinerja dokter pada pengisian rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV.
37
Persamaan regresi yang digunakan adalah: Y = βo + β1X11+ β2X12+ β3X13+ β4X14+ β5X21+ β6X22+ β7X23+ β8X24+ β9X25,dimana: Y = variabel terikat (kinerja dokter pada pengisian rekam medis) β1– β9 = koefisien regresi X1ı = Usia X12 = jenis kelamin X13 = tingkat pendidikan X14 = lama kerja X2ı = kompensasi X22 = kondisi kerja X23 = status kepegawaian X24 = prosedur kerja X25 =. supervisi
38
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Rumah Sakit Pabatu Rumah Sakit Pabatu semula adalah Rumah Sakit Pembantu yang terdapat di Kebun Pabatu PTP VI Pabatu yang terletak di Kabupaten Deli Serdang lebih kurang 7 Km dari Kota Tebing Tinggi dengan luas areal ± 25.000 m2. Jarak Rumah Sakit Pabatu dengan Kebun/Unit yang menjadi wilayah kerja RS.Pabatu adalah : Kebun Pabatu
:
1 Km
Kebun Adolina
:
50 Km
Kebun Tinjowan I
:
94 Km
Kebun Tinjowan II
:
94 Km
Kebun Tinjowan III
:
94 Km
Kebun Pulu Raja
:
129 Km
Kebun Air Batu
:
118 Km
Kebun Tanah Itam Ulu
:
57 Km
Kantor Pusat/Polikpus Medan
:
89 Km
Sejak tahun 1994 sesuai dengan SK Direksi nomor 06.Dir/Kpts/14/1994 tanggal 28 Pebruari 1994 Rumah Sakit Pabatu berubah fungsi menjadi rumah sakit
39
rujukan PTP VI, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi biaya kesehatan di PTP VI dengan cara mengkoordinir pasien yang akan dirujuk ke rumah sakit luar.
MANAJER UNIT
KOMITE MEDIS
Kepala Dinas Pelayanan Medik
Kepala Dinas Penunjang dan Perawatan
Kepala Perawatan
-
Poly UGD OK/Post OP OBS Kls.I Kls.II Kls.III BKIA/KB Chemo HD Km.Bersalin
- Ka Jaga - Ka. Ruangan
Kepala Dinas Tata Usaha
Kepala Penunjang Medis
-
Kepala Puskesbun Adolina
Apotik Rontgen Laborant USG
ADM
-
Kepala Puskesbun Tinjowan
DAPUR
Gudang Akuntansi SDM IT KB
TEKNIK
- K.Ruang Limbah - Bangunan - Lapangan - Transpot - Listrik
Kepala Puskesbun Pulu Raja
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Pabatu
40
4.1.2.Rumah Sakit Laras
Rumah Sakit Laras semula didirikan oleh perusahaan pemerintah Belanda (HVA) tahun 1923 dengan nama Rumah Sakit Bahapal yang terletak di Desa Naga Jaya I
Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun + 25 km dari kota
Pematang Siantar dengan luas bangunan : 6.977,75 m2, pada tanah seluas 15,57 hektar dengan kapasitas tempat tidur 110 buah. Pada tahun 1957 Rumah Sakit Bahapal berubah nama menjadi Rumah Sakit Laras di mana pengelolaannya dilaksanakan oleh PTP. VII dan menjadi Rumah Sakit Rujukan PTP VII. Penetapan Rumah Sakit Laras sebagai pusat rujukan ini didasarkan atas kebutuhan untuk efisiensi biaya kesehatan di mana Rumah Sakit Laras berfungsi sebagai koordinator pasien yang akan dirujuk ke rumah sakit rujukan. Saat ini Rumah Sakit Laras merupakan salah satu unit fasilitas kesehatan yang ada di PT Perkebunan Nusantara IV Medan yang melayani karyawan PTPN-IV dan keluarganya serta masyarakat umum sekitarnya. Rumah Sakit Laras membawahi beberapa Puskesbun dan Poliklinik Kebun / Unit seinduk.
41
MANAJER UNIT
KEPALA DINAS TATA USAHA
KEPALA DINAS MEDIS
Kepala Perawatan
Kepala Pelayanan Medis
Kepala Penujang Medis
Kepala Puskesbun Mayang
Kepala Puskesbun Bah Jambi
Kepala Penunjang Non Medis
Kelas I Kelas II Kelas III R.R Dapur/ Gizi OK
Kelas I Kelas II Kelas III R.R Dapur/ Gizi
Poliklinik Umum Poliklinik Spesialis Poliklinik Gigi Poliklinik KB UGD
LF. RS Laboratorium Rontgen USG Fisiotheraphy
Rawat Jalan Rawat Inap Penunjang Medis Penunjang Non Medis Administrasi
SMK3 Lapangan Kebersihan Keamanan Lintas Sektoral Loundry
Tata Usaha
Kas / Bank, Petugas Umum, Transpor, Tata Buku Finansial, Aktiva/Anggaran, Gudang, Arsip & Medical Record
Gambar 4.2 Struktur organisasi Rumah Sakit Laras
42
4.1.3 Rumah Sakit Balimbingan Rumah Sakit Balimbingan adalah salah satu Unit Rumah Sakit di P T Perkebunan Nusantara IV selain RS.Laras dan RS.Pabatu. Didirikan pada tahun 1926 oleh HVA (Belanda), hingga saat ini bangunan dan bentuknya ± 80% masih original bangunan Belanda. RS.Balimbingan adalah eks PT.Perkebunan VIII sebelum bergabung dengan PTP.Nusantara IV. Ruangan rawat terdiri dari 10 bangsal ditambah 1 Unit ruangan Kelas I. Kapasitas tampung berkisar sampai 400 orang pasien yang dulunya diperuntukkan bagi seluruh karyawan kebun HVA di Kabupaten Simalungun. Setelah kebun-kebun di Simalungun dikelompokkan menjadi beberapa PNP/PTP dan berdirinya RS.Pembantu Sidamanik, kapasitas RS.Balimbingan dikurangi menjadi 120 tempat tidur dengan memakai 9 ruangan perawatan ditambah 1 Unit Kelas I. 4.1.3.1. Cakupan kerja RS.Balimbingan membawahi Puskesbun Sidamanik dan Puskesbun Pasir Mandoge. Pasien yang dirawat di RS.Balimbingan adalah sebagai berikut : 1. Rujukan Langsung dari : Kebun Balimbingan, Kebun Marjandi, Kebun Bah
Birong Ulu, Unit RS.Balimbingan, Kebun Marihat, Kebun Tonduhan, Kebun Bah Jambi Afd.III,V, VI & VIII. 2. Rujukan melalui Puskesbun Sidamanik : Kebun Sidamanik + Kebun Sibosur,
Kebun Tobasari, Kebun Bah Butong
43
3. Rujukan melalui Puskesbun Pasir Mandoge : Kebun Sei Kopas, Kebun Pasir
Mandoge 4. Pasien Umum
4.1.3.2 Letak geografis •
Berada ± 300 meter diatas permukaan laut sehingga suhu udaranya sedang.
•
Jarak dari Pematang Siantar - RS.Balimbingan ± 20 Km. Dikelilingi kebunkebun PTP.Nusantara IV dengan jarak sebagai berikut : a. Kebun Balimbingan
= 2 Km
b. Kebun Marihat
= 12 Km
c. Kebun Bah Jambi Afd.VI,VII,VIII
= 2 Km
d. Kebun Tonduhan
= 17 Km
e. Kebun Marjandi
= 38 Km
f.
Kebun Bah Birong Ulu
= 40 Km
g. Kebun Sidamanik
= 45 Km
h. Kebun Bah Butong
= 48 Km
i.
Kebun Tobasari
= 56 Km
j.
Kebun Pasir Mandoge
= 45 Km
k. Kebun Sei Kopas
= 38 Km
44
MANAJER UNIT KOMITE MEDIS
Pj.Ka.Pus kesbun Pasir Mandoge
Ka. Puskes bun Sidamanik
Kepala Instalasi Farmasi
Komite Dinas Medis
Asisten Kesehatan
Asisten Kesehatan
Asisten Kesehatan
Puskesbun Pasir Mandoge
Puskesbun Sidamanik
Rawat Jalan
Rawat Inap
Penenj. Medis
Rawat Jalan Rawat Inap Penj.Medis Admi
Rawat Jalan Rawat Inap Penj. Medis Admi
Poli Kary. Pimpinan Poli Dokter Spesialis Poli 24 Jam Klinik Gigi Klinik KB Poli. Marihat Poli Tonduhan Posyandu
Kls.I Kls.II Pria KlsII Wnita Kls.III Pria Kls.III Wnta Rng Pasca Bedah Rng Bersalin Rng Trauma Rng Isolasi Medcal Record
Laboratorium Kamar Ronsen EKG / USG Physioteraphy Instalasi Gizi Kamar Operasi (OK)
Asisten SDM & Umum
Asisten Kesehatan
Apotik / Farmasi
Admi & Umum
Umum/ Keamanan
Tata Buku Finansial Anggaran Komputer Gudang Ratel Teknik/Supir Pemel. Emplasmen Dapur Dobi/Laundry
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit Balimbingan
45
4.2 Deskripsi Karakteristik Responden 4.2.1 Umur Responden yang melakukan pengisian rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit PTPN IV dilihat dari umur yang terbanyak pada umur 41 – 60 tahun berjumlah 27 orang (60,0 %), responden berusia 20 -40 tahun 13 orang (28,9 %) dan yang paling sedikit berumur > 60 tahun sebanyak 5 orang (11,1 %). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan Umur Umur Jumlah
No 1 2 3
20 - 40 tahun 41 - 60 tahun > 60 tahun Total
13 27 5 45
Persen 28,9 60,0 11,1 100,0
Pembagian umur diatas berdasarkan pendapat Erickson (Wikipedia, 2008), dimana umur dewasa muda 20 -40 tahun, dewasa tua 40- 60 tahun, dan usia lanjut > 60 tahun.
4.2.2. Jenis Kelamin Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak laki-laki berjumlah 35 orang (77,8 %) dan yang sedikit perempuan sebanyak 10 orang (22,2%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.2 No 1 2
Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persen Laki-laki Perempuan Total
35 10 45
77,8 22,2 100,0 46
4.2.3. Tingkat Pendidikan Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan yang terbanyak berpendidikan Spesialis (S-2) berjumlah 26 orang (57,8 %), sedangkan dokter umum (S-1) sebanyak 19 orang (42,2%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.3 No 1 2
Tabel 4.3 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Persen Dokter Umum Dokter Spesialis Total
19 26 45
42,2 57,8 100,0
4.2.4 Masa Kerja Dokter Distribusi responden berdasarkan masa kerja yang terbanyak mempunyai masa kerja 1-4 tahun berjumlah 28 orang (62,2%), sedangkan yang mempunyai masa kerja 10-13 tahun sebanyak 5 orang (11,1%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.4 No 1 2 3
Tabel 4.4 Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Jumlah Persen 1 – 4 tahun 5 - 9 tahun 10 -13 tahun Total
28 12 5 45
62,2 26,7 11,1 100,0
4.2.5 Kompensasi Variabel kompensasi yang diukur dalam penelitian ini adalah: jumlah kompensasi dalam bentuk gaji atau honor yang diterima responden per bulan dan
47
kepuasan responden terhadap gaji atau honor yang diterima di Rumah Sakit PTPN IV tahun 2008. 4.2.5.1 Besarnya Kompensasi Kompensasi yang diterima responden tidak ada yang < Rp 1 juta per bulan yang terbanyak berkisar Rp 1 juta- Rp 10 juta sebanyak 43 orang (95,6%) dan sisanya sebanyak 2 orang memperoleh gaji/honor > Rp 10 juta (4,4%) . Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 4.5 No 1 2
Tabel 4.5 Distribusi Responden berdasarkan Besarnya Kompensasi Besar kompensasi Jumlah Persen Rp 1 juta- Rp 10 juta > Rp 10 juta Total
43 2 45
95,6 4,4 100,0
4.2.5.2 Kepuasan responden terhadap kompensasi yang diterima Berkenaan dengan gaji atau honor yang diterima selama bekerja di Rumah Sakit PTPN IV hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang menyatakan puas yaitu sebanyak 27 orang (60,0%) sisanya 17 orang (40,0%) menyatakan tidak puas.Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.6 Tabel 4.6 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan Kompensasi No 1 2
Kepuasan atas kompensasi yang diterima Ya Tidak Total
Jumlah
Persen
27 18 45
60,0 40,0 100,0
48
4.2.6 Kondisi Kerja Kondisi kerja yang diamati pada penelitian ini adalah kenyamanan responden dalam pengisian rekam medis yang meliputi kenyamanan terhadap sistem keselamatan kerja, kenyamanan terhadap penerangan ruangan, kenyamanan terhadap kebisingan ruangan,kenyamanan terhadap ketersediaan peralatan untuk pengisian rekam medis, kenyamanan terhadap teguran teman sejawat untuk mengisi rekam medis dan ketersediaan waktu responden untuk mengisi rekam medis. Responden yang menyatakan nyaman untuk keselamatan dan kesehatan kerja sebanyak 38 orang (84,4%) , 38 orang (84,4%) merasa nyaman dengan kondisi penerangan ruangan pada waktu pengisian rekam medis, 41 orang (91,1 %) merasa nyaman dengan kondisi kebisingan ruangan pada waktu pengisian rekam medis, 38 orang (84,4%) merasa nyaman dengan ketersediaan peralatan untuk pengisian rekam medis, 42 orang (93,3%) merasa nyaman dengan saran rekan sejawat dalam mengingatkan tentang kelengkapan pengisian rekam medis dan 43 orang (95,6%) menyatakan mempunyai waktu untuk pengisian rekam medis. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 Distribusi Responden berdasarkan Kondisi Kerja No Kondisi kenyaman kerja Nyaman (%) Tidak (%) (frekwensi) Nyaman (frekwensi) 1 Keselamatan Kerja 38 84,4 7 15,6 2 Penerangan ruangan 38 84,4 7 15,6 3 Kebisingan ruangan 41 91,1 4 8,9 4 Ketersediaan peralatan 38 84,4 7 15,6 5 Saran rekan sejawat 42 93,3 3 6,7 6 Ketersediaan waktu 43 95,6 2 4,4
Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
49
4.2.7 Status Pegawai Status responden pada penelitian ini terdiri dari tiga golongan yaitu; dokter pegawai tetap,dokter pegaawai honorer dan dokter pegawai konsultan, dimana pegawai honorer 15 orang( 33,3%) dan pegawai konsultan 26 (57,8%) sedang pegawai tetap hanya 4 orang (8,9%).Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.8 No 1 2 3
Tabel 4.8 Distribusi Responden berdasarkan Status Pegawai Status pegawai Jumlah Persen Pegawai tetap Pegawai honorer Pegawai konsultan Total
4 15 26 45
8,9 33,3 57,8 100,0
4.2.7.2 Kepuasan pegawai terhadap fasilitas yang diberikan Pada penelitian ini dianalisa fasilitas yang diterima oleh responden baik dalam bentuk materi maupun non materi yang dalam hal ini berupa perjanjian kerja baik isi materi perjanjian kerja maupun jangka waktu berlakunya perjanjian kerja. Sebanyak 24,4 % responden menyatakan puas terhadap fasilitas yang diberikan, 33 orang (73,3%) merasa puas dengan isi surat perjanjian dan 32 orang (71,1%) merasa puas dengan jangka waktu perjanjian kerja Tabel 4.9 Distribusi Responden berdasarkan Kepuasan Pegawai terhadap Fasilitas yang diberikan berdasarkan Status Kepegawaian Puas (%) Tidak Puas (%) Total No Kepuasan fasilitas yang diberikan (frekwensi) (frekwensi) berdasar status kepegawaian 1 Fasilitas materi 11 24,4 34 75,6 100,0 2 Isi surat perjanjian 33 73,3 8 26,7 100,0 3 Jangka waktu 32 71,1 9 28,9 100,0 perjanjian
50
4.2.8 Prosedur Kerja Prosedur kerja pengisian rekam medis untuk pasien rawat inap di Rumah Sakit PTPN IV masih dibuat oleh masing-masing rumah sakit yang diambil dari juklak pengisian rekam medis dari Depkes. Hal ini belum menyebabkan ada keseragaman di antara tiga rumah sakit. Sebanyak 37 orang (82,2%) menilai prosedur kerja yang dibuat oleh masing-masing rumah sakit sudah baik, 40 orang (88,9%) dapat memahami prosedur kerja pengisian rekam medis, 36 orang ( 80,0%) pernah mendapat penjelasan tentang pengisian rekam medis.Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10 Tabel 4.10 Distribusi Responden berdasarkan Prosedur Kerja yang Dilaksanakan No Prosedur kerja Baik (%) Tidak (%) Total (%) (frekwensi) 1 2 3
Kualitas prosedur kerja Pemahaman prosedur kerja Mendapat penjelasan tentang prosedur kerja
(frekwensi)
37
82,2
8
17,8
100,0
40
88.9
5
11,1
100,0
36
80
9
20
100,0
4.2.9 Supervisi Supervisi yang diamati pada penelitian ini adalah supervisi yang dilakukan oleh pihak manajemen terhadap kinerja responden dalam pengisian rekam medis pasien rawat inap. Dari hasil wawancara diperoleh data bahwa sebagian besar responden telah pernah diberikan pengarahan dan koreksi tentang pengisian rekam 51
medis dan sebagian besar menyatakan supervisi dilakukan secara berkala, 24 orang (53,3%) menyatakan telah pernah diberikan arahan tentang pengisian rekam medis, 25 orang ( 55,6%) menyatakan koreksi tentang pengisian rekam medis telah tepat, 20 orang (44,4%) menyatakan bahwa koreksi pengisian rekam medis dilakukan secara berkala. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.11 No
Tabel 4.11 Distribusi Responden berdasarkan Supervisi Supervisi Ya (%) Tidak (%) (frekwensi)
1 2
3
4.3
Pernah diberi arahan Ketepatan penyampaian koreksi pengisian rekam medis Penyampaian koreksi berkala
Total (%)
(frekwensi)
24
53,3
21
46,7
100.0
25
55,6
20
44,4
100,0
20
44,4
25
55,6
100,0
Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis bagi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PTPN4 Kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap
dinilai sudah mendekati lengkap dibanding dengan penelitian awal yang dilakukan pada bulan Februari 2008. Telah terjadi peningkatan kelengkapan pengisian rekam medis untuk pasien rawat inap di Rumah Sakit PTPN IV, 35,6 % mempunyai kelengkapan > 70 % dan 64,4 % mempunyai kelengkapan 40 – 70 %. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.12
52
Tabel 4.12 Distribusi Kinerja Dokter dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap No Kinerja dokter Jumlah Persen 1 2
Baik, kelengkapan pengisian > 70 % Sedang, kelengkapan pengisian 40-70% Total
16 29 45
35,6 64,4 100,0
4.4 Hasil Analisis Statistik Untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama kerja, serta pengaruh motivasi ekstrinsik yang meliputi kompensasi, kondisi kerja, status kepegawaian, prosedur kerja dan supervisi terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis di ruang rawat inap Rumah Sakit P T Perkebunan Nusantara IV dilakukan uji statistik dengan regresi linear berganda. Dari hasil pengujian diperoleh nilai koefisien determinan (Adjusted R Square) = 0,352 berarti 35,2 % kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis bagi pasien rawat inap dapat dijelaskan oleh karakteristik individu umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama kerja serta motivasi ekstrinsik yang meliputi kompensasi, kondisi kerja, status kepegawaian, prosedur kerja dan supervisi, serta 64,8 % dapat dijelaskan oleh faktor – faktor lain. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.13
53
Tabel 4.13 Nilai Determinasi Karakteristik Individu dan Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Dokter dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PTPN IV R R Square Adjusted R Square Std Error of the Model estimate R Square F Change df 1 df2 change 1 ,696ª ,485 ,352 1,472 Sub variabel motivasi ekstrinsik yang berpengaruh pada kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit PTPN IV , kondisi kerja dan status kepegawaian berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis di Rumah Sakit PTPN IV, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan kondisi kerja p=0,001 < derajat kepercayaan 0,05 dan supervisi dengan nilai p = 0,047 < p = 0,05 , sehingga diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : y = 2,209 + 0,001 ( kondisi kerja) + 0,047( supervisi ) Berdasarkan persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa jika ada penanbahan satu poin kondisi kerja akan meningkatkan 0,001 kinerja, penambahan satu poin supervisi akan meningkatkan 0,047 kinerja. Dari seluruh sub variabel motivasi ekstrinsik yang besar pengaruhnya adalah kondisi kerja (0,502) dan supervisi(0,260). Signifikansi kedua sub variabel ini p = 0,001 < p= 0,05 untuk kondisi kerja dan p= 0,047 < p= 0,05 untuk supervisi. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.14
54
Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Pengaruh Karakteristik Individu dan Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Dokter Unstadardized coefficient Stadardized Model t Sig coefficient B Std error Beta (Constant) 2,209 ,668 3,309 ,002 Umur ,186 ,110 ,231 1,688 ,100 Jenis kelamin ,139 ,195 ,118 ,710 ,482 Tingkat pendidikan 0,52 ,177 ,052 ,294 ,770 terakhir Masa kerja ,121 ,095 ,170 1,270 ,212 Kompensasi ,193 ,135 ,193 1,428 ,162 Kondisi kerja ,502 ,143 ,475 3,504 ,001 Status kepegawaian ,009 ,154 ,012 ,057 ,955 Prosedur Kerja ,138 ,152 ,130 ,906 ,371 Supervisi ,260 ,126 ,265 2,063 ,047
55
BAB V PEMBAHASAN
5.1
Pengaruh Karakteristik Umur Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PTPN IV Dari hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai p = 0,098 yang berarti
tidak ada pengaruh umur terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV. Hal ini sejalan dengan pendapat Rivai (2007)
bahwa tidak terbukti makin tua usia seseorang produktivitasnya akan
menurun. Pembagian umur pada penelitian ini didasarkan pada teori Erickson (1950) yang menyatakan umur usia produktif pada usia dewasa muda (20-40 tahun) dewasa matang (40- 60) pada usia ini diharapkan individu telah mapan dan tingkat kedisiplinan terhadap pekerjaan baik, dan usia lanjut pada usia > 60 tahun. Penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Gibson (1994) yang menyatakan bahwa pada umur 40- 54 tahun merupakan tahap perawatan, yang ditandai dengan usaha untuk stabilisasi dari hasil usaha masa lampau. Pada tahap ini seseorang sangat memerlukan penghargaan, tetapi banyak juga yang mempunyai pengalaman kritis pada tahap ini di mana kesehatan mulai memburuk dan rasa khawatir yang tinggi, mereka tidak lagi membutuhkan peningkatan karir dan akibatnya prestasi kerja akan menurun. Hasil penelitian Apsari ( 2006) menunjukkan bahwa umur dari dokter bedah tidak berpengaruh pada tindakan pemberian persetujuan tindakan medis (PTM).
56
Pada penelitian ini umur tidak berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap, hal ini dapat dijelaskan bahwa kinerja tersebut tidak tergantung pada kekuatan fisik dan kesehatan seseorang yang dipengaruhi oleh umurnya, kinerja ini merupakan kewajiban yang dilaksanakan berdasarkan standar prosedur yang telah ditetapkan, sehingga wajar jika umur tidak berpengaruh.
5.2
Pengaruh Karakteristik Jenis Kelamin Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PTPN IV Dari hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai p = 0,563 yang berarti
tidak ada pengaruh jenis kelamin
terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan
pengisian rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV. Hal ini sejalan dengan pendapat Gibson (1997) yang menyatakan bahwa jenis kelamin memberikan pengaruh tidak langsung kepada kinerja individu, dan juga sejalan dengan pendapat Rivai (2007) yang mengasumsikan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti dalam produktivitas antara laki-laki dan perempuan. Pada penelitian ini jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap, hal ini dapat dijelaskan bahwa kinerja tersebut tidak tergantung pada jenis kelamin, kinerja ini merupakan kewajiban yang dilaksanakan berdasarkan standar prosedur yang telah ditetapkan, walaupun pada pekerjaan ini diperlukan suatu ketelitian dan kesabaran yang menyebabkan baiknya kinerja tersebut.
57
5.3
Pengaruh Karakteristik Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PTPN IV Dari hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai p = 0,913 yang berarti
tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan ungkapan Bloom yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003). Dalam proses dalam penyampaian informasi sampai dapat dipahami oleh seseorang tergantung pada tingkat intelektualnya. Demikian juga ungkapan dari Arikunto (2006), tingkat pendidikan sangat berpengaruh pada perilaku manusia dalam hal pengetahuan dan pemahaman terhadap suatu informasi atau konsep. Pada penelitian ini tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap. Hal ini dapat dijelaskan bahwa kinerja tersebut tidak tergantung pada tingkat pendidikan keahlian dokter; kinerja ini merupakan kewajiban yang dilaksanakan berdasarkan standar prosedur yang telah ditetapkan dan Undang undang yang berlaku yang mengharuskan bahwa setiap dokter yang melakukan pekerjaan pelayanan kesehatan melaksanakan pengisian rekam medis ( Undang Undang RI No 29/2004 tentang praktik kedokteran),
5.4
Pengaruh Karakteristik Lama Kerja Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PTPN IV Dari hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai p = 0,190 yang berarti
tidak ada pengaruh lama kerja terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian
58
rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Gibson (1997) yang menyatakan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap perilaku dan prestasi kerja individu. Pada penelitian ini lama kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap. Hal ini dapat dijelaskan bahwa kinerja tersebut tidak tergantung pada lama kerja responden, karena dalam melakukan pekerjaan rutinnya responden di lokasi penelitian melakukan berbagai jenis tindakan pelayanan kesehatan dan rekam medis merupakan salah satu pekerjaan yang harus dilaksanakan dan melaksanakan pekerjaan tersebut tidak memerlukan suatu ketrampilan khusus dalam pelaksanaannya, tetapi didasarkan pada kewajiban mememnuhi suatu ketentuan yang dibuat oleh manajemen setempat yang terikat dengan Undang- Undang yang berlaku.
5.5
Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PTPN IV Dari hasil uji regresi linear berganda terhadap kepuasan gaji atau honor yang
diterima diperoleh nilai p = 0,280 yang berarti tidak ada pengaruh kepuasan kompensasi yang diterima terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Gibson (1997) yang menyatakan bahwa perilaku dan prestasi individu dipengaruhi oleh imbalan. Uang bukan merupakan motivator yang kuat, jika karyawan tidak melihat adanya hubungan antara prestasi dengan kenaikan imbalan ekstrinsik yang pantas, imbalan ekstrinsik pada dokter di Rumah Sakit PTPN IV dinilai relatif sudah 59
cukup memadai di mana tidak ada dokter yang mempunyai gaji atau honor di bawah Rp 1 juta rupiah, 95,6% memperoleh gaji atau honor Rp 1 juta- Rp 10 juta, bahkan 4,4% responden mempunyai honor > Rp 10 juta. Dari wawancara terhadap dokter konsultan dan dokter honorer, 40 % dari responden merasa kurang puas dengan imbalan ekstrinsik yang diterima, mereka menginginkan jaminan kesinambungan kerja dan jenis imbalan yang disamakan dengan dokter pegawai tetap. Menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan upah untuk pekerja tetap disebutkan termasuk tunjangan untuk keluarganya sedang honor untuk pekerja tidak tetap diatur menurut kesepakatan perjanjian kerja. Pada penelitian ini kompensasi tidak berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap, hal ini dapat dijelaskan bahwa kinerja tersebut tidak tergantung pada kompensasi yang diterima responden, karena kompensasi yang diterima responden berdasarkan ketentuan yang telah disepakati sedangkan kelengkapan pengisian rekam medis merupakan suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan terikat dengan standar prosedur yang telah ditetapkan dan Undang Undang yang berlaku. Jadi dapat dipahami bahwa kompensasi tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap.
5.6
Pengaruh Kondisi Kerja Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PTPN IV Dari hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai p = 0,001 yang berarti
ada pengaruh kondisi kerja terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian 60
rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV. Hal ini sesuai dengan pendapat Gibson (1997) yang menyatakan bahwa kondisi kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja. Menurut teori hierarki kebutuhan yang dikembangkan oleh Maslow, kebutuhan terhadap keselamatan dan keamanan (safety and security) : kebutuhan akan kebebasan dari ancaman, yakni aman dari ancaman kejadian atau lingkungan termasuk keselamatan dan kesehatan kerja, dimana menurut Maslow apabila hierarki kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dapat mengakibatkan frustasi dan ketegangan mental yang mungkin dapat menghasilkan prestasi yang tidak diharapkan. Pada penelitian ini kondisi kerja berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap, hal ini dapat dijelaskan bahwa kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi kerja yang menyebabkan ketidak nyamanan pada waktu pengisian rekam medis, untuk itu diharapkan manajemen rumah sakit secara keseluruhan dapat mengantisipasi hal tersebut dengan membuat susana ruangan, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk pengisian rekam medis senyaman mungkin untuk dapat menghasilkan kinerja sesuai yang diharapkan.
5.7
Pengaruh Status Kepegawaian Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PTPN IV Dari hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai p = 0,862 yang berarti
tidak ada pengaruh status kepegawaian terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV. Dari hasil wawancara
61
diperoleh informasi bahwa sebahagian besar dokter konsultan yang
merupakan
pegawai negeri telah mengetahui sanksi apabila tidak melakukan pengisian rekam medis, karena rumah sakit tempat mereka bekerja telah melaksanakan akreditasi. Sedangkan dokter honorer berusaha bekerja sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan agar mereka tetap dapat dipekerjakan di RS PTPN IV. Dokter pegawai tetap mengisi rekam medis berdasarkan pada standar prosedur kerja yang ada, supervisi dan sanksi dari Undang Undang yang berlaku.. Jadi walaupun terdapat tiga macam status kepegawaian yang bekerja di Rumah Sakit PTPN IV tetapi semua status kepegawaian tersebut tidak berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis. Hal ini dapat dipahami karena ketiga kelompok tersebut bekerja dibawah pengawasan manajemen yang sama, prosedur yang sama dan sanksi Undang- Undang yang sama.
5.8
Pengaruh Prosedur Kerja Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PTPN IV Dari hasil uji regresi linear berganda terhadap prosedur kerja diperoleh nilai p
= 0,362 yang berarti tidak ada pengaruh prosedur kerja terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Gibson
(1997) yang menyatakan bahwa prosedur kerja
berpengaruh terhadap motivasi kerja. Prosedur kerja pengisian rekam medis di Rumah Sakit PTPN IV dibuat berdasarkan versi masing-masing rumah sakit walaupun mengacu kepada peraturan pmerintah yang berlaku tetapi belum seragam untuk ketiga Rumah Sakit PTPN IV. 62
Walaupun pada periode yang diamati kinerja kelengkapan rekam medis dari responden menunjukkan kinerja yang sedang dan baik, tetapi hal ini harus tetap diperbaiki prosedur kerja yang baku yang seragam antara ketiga rumah sakit, dan jelas tindakan rewards and punishment nya, sehingga responden yang sudah terbiasa dengan keadaan tersebut diharapkan kinerjanya dimasa mendatang akan lebih meningkat.
5.9
Pengaruh Supervisi Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PTPN IV Dari hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai p = 0,047 yang berarti
ada pengaruh supervisi terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV. Menurut Herzberg dalam teori kepuasan dua faktor supervisi termasuk kedalam faktor higiene dan bukan faktor motivasi maknanya faktor ini mencegah ketidak puasan individu tetapi tidak mampu memotivasi. Pelaksanaan pengawasan pada dasarnya merupakan tanggung jawab manajemen rumah sakit. Keberhasilan pengawasan sangat dipengaruhi oleh supervisor. Dalam hal ini bisa atasan langsung, pimpinan kantor, aparat fungsional, maupun masyarakat (Nirwan dan Zamzami, 1999). Menurut Saydam (1996), jika supervisor ini dekat dengan karyawan dan menguasai liku-liku pekerjaan serta penuh dengan sifat- sifat kepemimpinan maka suasana kerja akan bergairah dan bersemangat dan sebaliknya, apabila supervisor tersebut angkuh, mau benar sendiri, tidak mau mendengarkan, akan menciptakan situasi kerja yang tidak mengenakkan,
63
dan dapat menurunkan semangat kerja. Pengawasan tetap dibutuhkan untuk mencegah ketidakpuasan pada kinerja. Secara umum pengawasan akan meningkatkan kedisiplinan. Pembinaan disiplin dapat ditegakkan dengan cara- cara persuasif, dan tidak akan berhasil apabila dengan cara-cara otoriter (dipaksakan), apalagi dengan ancaman-ancaman. Supervisor yang menjalankan tugasnya dengan bersandar kepada “ manajemen membalik keadaan dengan menimbulkan rasa takut” akan tidak berhasil dalam jangka panjang. Memang benar, kadang kala harus menggunakan cemeti, tetapi lebih baik bagi supervisor dan organisasinya, apabila ia pertama-tama mencari penyebab turunnya performa/ motivasi kerja pegawai, dan kemudian menyusun rencana pemecahan masalahnya. Untuk itu seorang supervisor harus mempunyai kemampuan mendengar yang efektif, bukan saja apa yang dikatakan oleh pegawainya yang harus didengar, tetapi juga apa yang tidak dikatakannya (Buckman dalam Nirwan dan Zamzami 1999) Pengawasan yang dilakukan di Rumah Sakit PTPN IV karena belum adanya Komite medik ditiap Rumah Sakit pengawasan dilakukan oleh Manajemen tertinggi di Rumah Sakit berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh petugas rekam medis secara periodik dan disampaikan secara umum pada waktu rapat. Sedangkan menurut PerMenkes No 983/SK/Menkes/XI/92 pada tiap bagan organisasi harus ada komite medik yang bertugas menyusun standar pelayanan, dan memantau pelaksanaannya, melaksanakan etika profesi, serta mengembangkan program pelayanan, pendidikan
64
dan pelatihan. Komite medis akan membentuk panitia pengawasan pengisian rekam medis yang anggotanya ditunjuk dan disetujui oleh manajemen rumah sakit.
65
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut : 6.1 Kesimpulan a. Berdasarkan karakteristik umur responden, sebanyak 60,0 % responden berumur 41 – 60 tahun, sebesar 28,9 % responden berumur 20- 40 tahun dan 11,1 % responden berumur > 60 tahun. b. Berdasarkan jenis kelamin responden, 77,8 % responden berjenis kelamin laki- laki dan 22,2 % responden berjenis kelamin perempuan. c. Berdasarkan tingkat pendidikan responden, 42,2 % responden berpendidikan dokter umum dan 57,8 % responden berpendidikan dokter spesialis. d. Berdasarkan masa kerja responden, 62,2 % responden mempunyai masa kerja 1-4 tahun, 26,7 % responden mempunyai masa kerja 5-9 tahun dan 11,1 % responden mempunyai masa kerja 10 – 13 tahun. e. Berdasarkan besarnya kompensasi yang diterima
responden, 95,6 %
responden menerima kompensasi Rp 1 juta – Rp 10 juta dan 4,4 % responden menerima kompensasi > Rp 10 juta. f. Berdasarkan kondisi kerja responden, 84,4 % responden menyatakan nyaman dengan kondisi keselamatan dan kesehatan kerja, 84,4 % responden menyatakan nyaman dengan penerangan ruangan, 91,1 % responden
66
menyatakan nyaman dengan ketersediaan peralatan, 93,3 % merasa nyaman dengan saran rekan sejawat, 95,6 % merasa nyaman dengan ketersediaan waktu untuk pengisian rekam medis. g. Berdasarkan status kepegawaian responden, 8,9 % responden merupakan pegawai tetap, 33,3 % pegawai honorer dan 57,8 % pegawai konsultan. h. Berdasarkan prosedur kerja yang dilaksanakan responden, 82,2 % responden menyatakan prosedur kerja cukup berkualitas, 88,9 % responden menyatakan paham tentang prosedur kerja yang harus dilaksanakan dan 80 % responden menyatakan pernah mendapat pengarahan tentang prosedur kerja. i. Berdasarkan supervisi yang dialami oleh responden, 53,3 % responden menyatakan pernah diberi arahan tentang pelaksanaan pengisian rekam medis, 55,6 % menyatakan cara penyampaian koreksi tentang pengisian rekam medis telah tepat, 44,4 % responden menyatakan bahwa telah menerima supervisi secara berkala. j. Berdasarkan kinerja responden, 35,6 % responden mempunyai kinerja baik dimana kelengkapan pengisian rekam medis mencapai > 70 % dan 64,4 % responden mempunyai kinerja sedang dimana kelengkapan pengisian rekam medis 40 – 70 %. k. Dari seluruh variabel independen yang mempengaruhi kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis yang berpengaruh, sub varibel motivasi ekstrinsik yaitu kondisi kerja dengan nilai p = 0,001 dan supervisi dengan nilai p = 0,047 67
6.2 Saran 1. Melihat dari hasil uji statistik yang menyatakan bahwa sub varibel motivasi ekstrinsik yang berpengaruh adalah kondisi kerja dan supervisi, maka perlu kiranya manajemen rumah sakit memperbaiki kondisi kerja yang berhubungan dengan pengisian rekam medis agar dapat menimbulkan kinerja yang diharapkan. dan supervisi juga harus dilaksanakan secara tepat dan sesuai periode yang ditetapkan. 2. Bagan organisasi ke tiga rumah sakit dibuat berdasarkan PerMenkes No 983/SK/Menkes/XI/92 pada tiap bagan organisasi harus ada komite medik yang bertugas menyusun standar pelayanan,dan mengevaluasi pelaksanaan rekam medis
68
D A F T A R P U S TA K A
Adikoesoemo.S,1995,Manajemen Rumah Sakit, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan. Anggraini.S.S, Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Petugas Rekam Medis di Rumah Sakit Dr Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun 2007 (Tesis) : Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Arikunto S,2006, Dasar-dasar Evaluasi pendidikan edisi revisi, Jakarta, Bumi Aksara. Awliya.N, 2007,Evaluasi angka kelengkapan rekam medis dokter pada pasien rawat inap sebelum dan sesudah pelatihan di RSUD Banjarbaru Kalimantan Selatan tahun 2007 (Tesis) : Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Azwar.A,1996, Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta Bina Rupa Aksara. Depkes RI, Permenkes No 749a/Menkes /Per/XII/1989 tentang rekam medis. _________, Keputusan Menteri Kesehatan nomor 131/menkes/SK/II/2004 tenang Sistem Kesehatan Nasional. _________, Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia,1997. Gibson.J.L,Ivancevich.J.M,Donelly.J.H,1994, Organisasi dan Manajemen, Perilaku Struktur Proses, Edisi keempat, Jakarta, Binarupa Aksara. __________,1997, Organisasi jilid 1 edisi kelima (penterjemah Agus Dharma), Jakarta,Penerbit Erlangga. Hanafiah.M.J ,Amir.A, 1999,Etika kedokteran dan hukum kesehatan edisi 3, Jakarta EGC. Hasibuan.M, 1996,Organisasi dan motivasi, Jakarta, Bumi Aksara. Handoko.T.H,2001,Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta. BPFE Press, Harapan.B,2004, Kepuasan kerja dan hubungannya dengan kinerja perawat di bagian rawat inap rumah sakit Permata Bunda Medan ( Tesis) : Program Magister
69
Administrasi rumah sakit Program Studi Ilma Kesehatan Masyarakat program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Ilyas.Y,2001,Kinerja (Teori, Penilaian dan Penelitian), Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Jakarta Karina, Komitmen Organisasi,http: //rumah belajar psikologis.com/index.php/komitmen-organisasi.html Konsil kedokteran Indonesia, 2007, Manual Rekam medis. ________, 2007, Kesetaraan dokter- pasien Kuntjoro.Z.S, 2002, Komitmen Organisasi,www.Psikologi.com/masalah/250702.html Kusnanto,2004,Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional, Jakarta EGC. Luthans.F, 2006,Perilaku Organisasi,Yogyakarta,Andi. Lumbantobing. M.T.A, 2004,Analisis pengaruh karakteristik individu, organisasi dan psikologis terhadap kinerja bidan di desa dalam pencatatan pelaporan program KIA di Kabupaten Aceh Timur (Tesis),Medan : Program Magister Administrasi dan kebijakan Kesehatan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Mambodyanto,1999,Peran Sistem Manajemen Rumah sakit dalam mencegah dan menangani tuntutan hukum terhadap tenaga medis (Makalah Seminar),Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mangkunegara.A.P, 2001,Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, , Bandung. P T Remaja Rosdakarya. Meliala.A,Sunartini,Telaah Rekam medis pendidikan dokter spesialis sebelum dan sesudah pelatihan di IRNA II RSUP Sardjito Yogyakarta,www.jmpkonline.net/files/vol-07-03-2004-9.pdf. Nirwan, Zamzami F, 1999, Motivasi Kerja Pegawai Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Jurnal Manajemen & Bisnis 2 (1) Notoatmodjo S, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta,Rineka Cipta.
70
Pohan.I.S,2007,Jaminan Mutu Layanan Kesehatan,Penerbit buku kedokteran, Jakarta EGC. Puri.H.I, 2004, Analisis kepuasan kerja pelanggan internal dan mutu pelayanan pada pelanggan eksternal di Rumah sakit Permata Bunda Medan ( Tesis), Medan : Program Magister Administrasi Rumah sakit Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Petugas Rekam medis, Aktor Belakang Layar? www.pdpersi.com Riduwan , 2006, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung, Alfabeta. ________, 2008, Skala pengukuran variabel-variabel penelitian, Bandung, Alfabeta. Rivai.V,2005, Perfomance Appraisal, Jakarta, P T Raja Grafindo Persada. ________,2007, Kepemimpinan dan perilaku organisasi, Jakarta, P T Raja Grafindo Persada. Robbins.S.P,2002, Perilaku organisasi, Jakarta, Penerbit Erlangga. Saydam G,1996, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Jambatan. Singarimbun.M,Effendi.S,1989, Metode penelitian survai, Jakarta, LP3ES. Soeprihantono,J,1988,Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dan Pengembangan Karyawan, Yogyakarta, BPFE Press. Sugiyono, 2006, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R& D, Bandung, Alfabeta. Tarigan.N,2006,Pengaruh kepuasan kerja dokter spesialis terhadap tindakan merujuk pasien ke RSUP H Adam Malik Medan (Tesis),Medan : Program Magister Administrasi dan kebijakan Kesehatan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Trisnantoro.L,2005,Aspek strategis Manajemen Rumah Sakit, Yogyakarta, Andi. Waruna .S.M, 2003, Analisis beberapa faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pecatatan rekam medis pasien rawat inap di Rumah sakit Santa Elisabeth Medan ( Tesis), Medan : Program Magister Administrasi rumah sakit
71
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Wichaksana.A,2000,Rekam medis dan Kinerja Rumah sakit, Cermin Dunia Kedokteran No 129,2000,49, Jakarta.
72
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA DOKTER DALAM PENGISIAN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV(PERSERO) TAHUN 2008 Nama
:……………………………………..
Umur
:……………………………………..
Jenis kelamin
:……………………………………..
Tingkat pendidikan
:……………………………………..
Lama kerja
:…………………………………….
No Uraian pertanyaan Kompensasi (gaji/honor) 1 Berapa besar gaji/honor yang saudara terima per bulan? a) < Rp 1 juta b) > Rp 1 juta – Rp 10 juta c) > Rp 10 juta 2 Apakah menurut pendapat saudara besarnya gaji/honor yang saudara terima selama bekerja di RS PTPN IV, sudah memadai? Alasan …………………………………………………. ………………………………………………… …………………………………………………
ya
Tidak
Kondisi kerja 3
Apakah saudara merasa aman (terlindungi dengan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja) dalam melakukan pekerjaan pengisian rekam medis di Rumah Sakit PTPN IV? Alasan …………………………………………………. ………………………………………………… …………………………………………………
73
4
5
Apakah saudara merasa nyaman dengan kondisi penerangan ruangan dalam pengisian rekam medis saat ini? Alasan …………………………………………………. ………………………………………………… Apakah saudara merasa nyaman dengan kondisi kebisingan ruangan dalam pengisian rekam medis saat ini? Alasan …………………………………………………. …………………………………………………
6
Apakah saudara merasa nyaman dengan kondisi selalu tersedianya peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pengisian rekam medis saat ini? Alasan …………………………………………………. ………………………………………………… …………………………………………………
7
Apakah saudara merasa nyaman dengan saran teman sejawat yang mengingatkan kelengkapan dalam pengisian rekam medis saat ini? Alasan …………………………………………………. ………………………………………………… …………………………………………………
8
Apakah saudara selalu mempunyai waktu dalam pengisian rekam medis saat ini ? Alasan …………………………………………………. ………………………………………………… …………………………………………………
Status kepegawaian 9 Bagaimana status kepegawaian saudara di RS PTPN IV Pegawai tetap Pegawai honorer Pegawai konsultan 10 Apakah saudara sudah merasa puas dengan fasilitas yang saudara terima dari RS PTPN IV selama ini ? 74
Pegawai tetap: a. rumah dinas b. kenderaan dinas c. bonus d. tunjangan hari raya e. uang cuti tahunan f. uang cuti panjang g. jaminan kesehatan h. kursus jabatan i. pelatihan j. perjalanan dinas k. studi banding Alasan …………………………………………………. ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………… Pegawai honorer : a. tunjangan hari raya b. jaminan kesehatan c. pelatihan d. studi banding Alasan …………………………………………………. ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………… 11
Menurut pendapat saudara sebagai dokter honorer/konsultan apakah isi dari perjanjian kerja sudah sesuai dengan keinginan saudara? Alasan …………………………………………………. ………………………………………………… …………………………………………………
12
Menurut pendapat saudara adakah pengaruh lamanya saudara bekerja dengan fasilitas yang saudara peroleh ?
75
13
Alasan …………………………………………………. ………………………………………………… ………………………………………………… …………………………………………………….. Apakah jangka waktu perjanjian kerja yang diperpanjang setiap tahun menurut saudara sudah sesuai dengan keinginan saudara? Alasan …………………………………………………. ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………….
Prosedur kerja 14 Apakah menurut pendapat saudara prosedur kerja pengisian rekam medis di RS PTPN IV sudah baik? Alasan …………………………………………………. ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………… 15 Apakah saudara memahami tentang prosedur kerja pengisian rekam medis yang diterapkan di RS PTPN IV? Alasan …………………………………………………. ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………… 16
Apakah kepada saudara dijelaskan juga tentang prosedur pengisian rekam medis dari manajemen RS PTPN IV? Alasan …………………………………………………. ………………………………………………… ………………………………………………… …………………………………………………. Mutu supervisi 17 Pernahkah saudara mendapat arahan dan koreksi tentang pengisian rekam medis dari pihak manajemen? Alasan
76
18
19
…………………………………………………. ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………………. Menurut pendapat saudara cara penyampaian koreksi mengenai pengisian rekam medis apa sudah tepat? Alasan …………………………………………………. ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………….. Penyampaian koreksi tentang pekerjaan yang saudara lakukan oleh pihak manajemen dilakukan setiap bulan ? Alasan …………………………………………………. ………………………………………………… ………………………………………………… …………………………………………………
Blangko isian yang akan diisi oleh peneliti berdasarkan dokumen rekam medik dari masing-masing dokter yang menjadi responden penelitian. Dokter : …………………………………………………………. Kinerja dokter dalam pengisian rekam medis No Uraian kerja 1 Anamnese Tanda tangan dokter 2 Riwayat penyakit Tanda tangan dokter 3 Diagnosa Tanda tangan dokter 4 Persetujuan tindakan medik (Khusus untuk tindakan bedah) Tanda tangan dokter 5 Tindakan pengobatan Tanda tangan dokter 6 Catatan observasi klinis Tanda tangan dokter 7 Resume akhir dan evaluasi pengobatan Tanda tangan dokter
Ya
Tidak
77
MASTER DATA UJI RELIABILITAS No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 2 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 3 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 4 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 5 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 23 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
78
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
79
MASTER DATA KUESIONER No
umur
jenkel
tgktpd
lmker
kmpsi1
kmpsi2
kndisi1
kndsi2
kndsi3
kndsi4
kndsi5
kndsi6
sts1
1
2
1
2
1
2
2
1
1
1
1
1
1
3
2
3
1
2
3
3
1
1
1
1
2
1
1
3
3
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
4
2
1
2
3
3
1
1
1
1
2
1
1
3
5
2
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
6
2
1
2
1
2
2
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
8
2
1
1
3
2
1
1
2
1
9
2
2
2
1
2
1
1
2
10
2
1
1
1
2
1
1
11
1
2
2
1
2
1
12
3
1
1
3
2
13
1
2
2
1
14
3
1
1
15
2
1
16
1
17
sts2
sts3
sts4
proker1
proker2
proker3
mtspvsi1
mtspvsi2
.
2
1
2
1
2
2
1
.
1
1
2
3
3
1
1
1
2
1
1
2
1
1
.
1
1
2
3
3
1
1
3
.
1
1
2
1
2
1
1
1
3
.
1
1
2
1
2
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
2
1
2
1
1
3
2
1
1
1
1
2
1
2
1
1
2
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
2
2
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
3
1
1
1
3
2
1
1
2
2
1
1
1
2
1
1
2
1
2
2
1
2
2
1
3
2
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
3
2
1
1
1
1
2
2
1
2
1
2
1
1
2
1
2
1
1
1
2
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
2
1
1
1
2
2
2
2
1
1
1
2
2
1
18
2
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
3
.
1
1
2
1
2
1
1
19
2
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
3
.
1
1
2
2
2
1
1
20
2
1
2
2
2
1
1
2
2
2
1
1
3
.
1
1
2
2
2
1
1
21
2
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
3
.
1
1
2
2
2
1
1
22
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
2
1
. 1 . 2 .
1
.
80
mtspv
23
1
1
1
2
2
1
2
2
2
1
1
1
1
1
.
1
1
2
2
1
2
24
2
2
1
2
2
1
1
2
2
1
1
1
1
1
.
2
1
2
2
1
1
25
2
1
2
1
2
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
2
2
1
26
2
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
3
.
1
1
2
1
2
1
1
27
2
1
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
3
.
1
1
2
2
2
2
1
28
3
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
3
.
1
1
2
2
2
1
1
29
2
1
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
3
.
1
1
2
2
2
2
2
30
2
1
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
3
.
1
1
2
2
2
2
1
31
2
1
2
1
2
2
1
1
1
1
1
1
3
.
1
1
2
1
2
2
1
32
2
1
2
1
2
2
1
1
1
1
2
1
3
.
1
1
2
1
2
2
1
33
2
2
2
1
2
2
1
1
1
1
1
1
3
.
1
2
2
1
2
2
1
34
3
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
3
.
1
1
2
2
2
1
1
35
2
1
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
3
.
1
1
2
2
2
2
1
36
2
2
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
2
1
1
37
1
2
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
38
1
2
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
39
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
2
1
2
2
2
1
1
1
2
2
2
40
1
2
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
2
1
1
2
2
1
41
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
2
1
2
1
1
42
2
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
3
.
2
1
2
1
2
2
2
43
2
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
3
.
1
1
2
1
2
1
1
44
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
3
.
1
1
2
1
2
1
1
45
2
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
3
.
1
1
2
1
2
1
1
.
81
MASTER DATA KINERJA
RM1
RM2
RM3
RM4
RM5
RM6
RM7
RM8
RM9
RM10
Total
1
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
2
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
570
1.000
57
3
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
42,8
4
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
710
1.000
71
5
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
42,8
6
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
710
1.000
71
7
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
570
1.000
57
8
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
570
1.000
57
9
100 100 100 83
83
100 100 100 83
83
932
1.000
93,2
10
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
570
1.000
57
11
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
710
1.000
71
12
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
42,8
13
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
710
1.000
71
14
28
28
28
28
28
43
57
28
28
28
327
1.000
32,7
15
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
42,8
16
67
67
100 83
83
67
67
100 83
83
800
1.000
80
17
67
67
100 83
83
67
67
100 83
83
800
1.000
80
18
57
100 86
86
86
100 100 86
86
86
873
1.000
87,3
19
43
43
28
43
43
28
43
428
1.000
42,8
20
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
1.000 1.000
100
21
57
100 86
86
86
100 100 86
86
873
87,3
22
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
42,8
23
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
42,8
24
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
42,8
25
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
42,8
26
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
860
1.000
86
27
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
42,8
28
86
86
100 100 100 86
86
100 100 100
944
1.000
94,4
29
86
86
86
86
86
860
1.000
86 100
RM
57
86
86
86
43
57
86
86
86
Total Skor Seharusnya
1.000
% 42,8
30
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
1.000 1.000
31
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
860
1.000
86
32
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
570
1.000
57
33
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
42,8
34
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
42,8
35
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
42,8
36
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
42,8
82
37
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
570
1.000
57
38
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
42,8
39
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
42,8
40
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
570
1.000
57
41
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
570
1.000
57
42
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
570
1.000
57
43
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
42,8
44
43
43
57
28
43
43
43
57
28
43
428
1.000
42,8
45
57 2.591
57 2.677
57 2.995
57 2.393
57 2.678
57 2.692
57 2.706
57 2.995
57 2.393
57
570 26.801
1.000
57
45.000
2680
Total
2.678
MASTER DATA REGRESI No umur jnskel msker 1 2 1 2 2 3 1 2 3 1 2 1 4 2 1 2 5 2 1 2 6 2 1 2 7 1 1 1 8 2 1 1 9 2 2 2 10 2 1 1 11 1 2 2 12 3 1 1 13 1 2 2
lmker 1 3 1 3 1 1 1 3 1 1 1 3 1
kmpsi 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2
kndsi stts 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2
prsdur mtsprvs knrjdktr 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1
83
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
3 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1
1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2
3 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2
2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2
1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2
2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Frequency Table
84
UMUR DOKTER
Valid
20-40 tahun 41-60 tahun >61 tahun Total
Frequency 13 27 5 45
Percent 28,9 60,0 11,1 100,0
Cumulative Percent 28,9 88,9 100,0
Valid Percent 28,9 60,0 11,1 100,0
JENIS KELAMIN DOKTER
Valid
LAKI-LAKI PEREMPUAN Total
Frequency 35 10 45
Percent 77,8 22,2 100,0
Cumulative Percent 77,8 100,0
Valid Percent 77,8 22,2 100,0
TINGKAT PENDIDIKAN TERAKHIR DOKTER
Valid
S-1 S-2 Total
Frequency 19 26 45
Percent 42,2 57,8 100,0
Valid Percent 42,2 57,8 100,0
Cumulative Percent 42,2 100,0
MASA KERJA DOKTER
Valid
1-4 TAHUN 5-9 TAHUN 10-13 TAHUN Total
Frequency 28 12 5 45
Percent 62,2 26,7 11,1 100,0
Valid Percent 62,2 26,7 11,1 100,0
Cumulative Percent 62,2 88,9 100,0
BESAR GAJI DOKTER TIAP BULAN
Valid
Frequency >RP 1 JUTA-RP 10 JUT 43 >RP 10 JUTA 2 Total 45
Percent Valid Percent 95,6 95,6 4,4 4,4 100,0 100,0
Cumulative Percent 95,6 100,0
85
TINGKAT KEPUASAN DOKTER TERHADAP GAJI YANG DITERIMA TIAP BULAN
Valid
YA TIDAK Total
Frequency 27 18 45
Percent 60,0 40,0 100,0
Valid Percent 60,0 40,0 100,0
Cumulative Percent 60,0 100,0
TINGKAT KENYAMANAN DOKTER TERHADAP SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
Valid
YA TIDAK Total
Frequency 38 7 45
Percent 84,4 15,6 100,0
Valid Percent 84,4 15,6 100,0
Cumulative Percent 84,4 100,0
TINGKAT KENYAMANAN DOKTER DENGAN KONDISI PENERANGAN RUANGAN DALAM PENGISIAN REKAM MEDIS
Valid
YA TIDAK Total
Frequency 38 7 45
Percent 84,4 15,6 100,0
Valid Percent 84,4 15,6 100,0
Cumulative Percent 84,4 100,0
TINGKAT KENYAMANAN DOKTER DENGAN KONDISI KEBISINGAN RUANGAN DALAM PENGISIAN REKAM MEDIS
Valid
YA TIDAK Total
Frequency 41 4 45
Percent 91,1 8,9 100,0
Valid Percent 91,1 8,9 100,0
Cumulative Percent 91,1 100,0
86
TINGKAT KENYAMANAN DOKTER TERHADAP KONDISI KETERSEDIAAN PERALATAN UNTUK PENGISIAN REKAM MEDIS
Valid
YA TIDAK Total
Frequency 38 7 45
Percent 84,4 15,6 100,0
Valid Percent 84,4 15,6 100,0
Cumulative Percent 84,4 100,0
TINGKAT KENYAMANAN DOKTER TERHADAP SARAN REKAN SEJAWAT MENGINGATKAN KELENGKAPAN PERALATAN REKAM MEDIS
Valid
YA TIDAK Total
Frequency 42 3 45
Percent 93,3 6,7 100,0
Valid Percent 93,3 6,7 100,0
Cumulative Percent 93,3 100,0
KETERSEDIAAN WAKTU UNTUK PENGISIAN REKAM MEDIS
Valid
YA TIDAK Total
Frequency 43 2 45
Percent 95,6 4,4 100,0
Valid Percent 95,6 4,4 100,0
Cumulative Percent 95,6 100,0
STATUS KEPEGAWAIAN DOKTER
Valid
Frequency PEGAWAI TETAP 4 PEGAWAI HONORER 15 PEGAWAI KONSULTAN 26 Total 45
Percent 8,9 33,3 57,8 100,0
Valid Percent 8,9 33,3 57,8 100,0
Cumulative Percent 8,9 42,2 100,0
87
TINGKAT KEPUASAN DOKTER TERHADAP FASILITAS YANG DIBERIKAN PTPN-IV
Valid
Missing Total
YA TIDAK Total System
Frequency 11 8 19 26 45
Percent 24,4 17,8 42,2 57,8 100,0
Cumulative Percent 57,9 100,0
Valid Percent 57,9 42,1 100,0
PENDAPAT DOKTER TENTANG ISI PERJANJIAN KERJA
Valid
Missing Total
YA TIDAK Total System
Frequency 33 8 41 4 45
Percent 73,3 17,8 91,1 8,9 100,0
Valid Percent 80,5 19,5 100,0
Cumulative Percent 80,5 100,0
PENDAPAT DOKTER TENTANG JANGKA WAKTU PERJANJIAN KERJA YANG DIPERPANJANG SETIAP TAHUN
Valid
YA TIDAK Total
Frequency 21 24 45
Percent 46,7 53,3 100,0
Valid Percent 46,7 53,3 100,0
Cumulative Percent 46,7 100,0
PENDAPAT DOKTER TENTANG PROSEDUR KERJA PENGISIAN REKAM MEDIS DI PTPN-IV
Valid
Missing Total
YA TIDAK Total System
Frequency 32 9 41 4 45
Percent 71,1 20,0 91,1 8,9 100,0
Valid Percent 78,0 22,0 100,0
Cumulative Percent 78,0 100,0
88
TINGKAT PEMAHAMAN DOKTER TENTANG PENGISIAN REKAM MEDIS YANG DITERAPKAN PTPN-IV
Valid
YA TIDAK Total
Frequency 38 7 45
Percent 84,4 15,6 100,0
Valid Percent 84,4 15,6 100,0
Cumulative Percent 84,4 100,0
PERNAH ATAU TIDAKNYA DIBERI PENJELASAN TENTANG PROSEDUR PENGISIAN REKAM MEDIS DARI MANAJEMEN PTPN-IV
Valid
YA TIDAK Total
Frequency 25 20 45
Percent 55,6 44,4 100,0
Valid Percent 55,6 44,4 100,0
Cumulative Percent 55,6 100,0
PERNAH ATAU TIDAKNYA DOKTER DIBERI ARAHAN DAN KOREKSI TENTANG PENGISIAN REKAM MEDIS DARI MANAJEMEN
Valid
YA TIDAK Total
Frequency 24 21 45
Percent 53,3 46,7 100,0
Valid Percent 53,3 46,7 100,0
Cumulative Percent 53,3 100,0
TEPAT ATAU TIDAKNYA PENYAMPAIAN KOREKSI MENGENAI PENGISIAN REKAM MEDIS
Valid
YA TIDAK Total
Frequency 25 20 45
Percent 55,6 44,4 100,0
Valid Percent 55,6 44,4 100,0
Cumulative Percent 55,6 100,0
89
PENYAMPAIAN KOREKSI DILAKSANAKAN SETIAP BULAN ATAU TIDAK
Valid
Frequency 20 25 45
YA TIDAK Total
Percent 44,4 55,6 100,0
Valid Percent 44,4 55,6 100,0
Cumulative Percent 44,4 100,0
Kinerja Dokter
Valid
>70% 40-70% Total
Frequency 16 29 45
Percent 35,6 64,4 100,0
Valid Percent 35,6 64,4 100,0
Cumulative Percent 35,6 100,0
Reliability Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded Total
% 45 0 45
a
100,0 ,0 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,901
16
90
Item Statistics Mean P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16
,82 ,82 ,87 ,82 ,91 ,87 ,91 ,73 ,82 ,76 ,89 ,91 ,87 ,87 ,82 ,60
Std. Deviation ,387 ,387 ,344 ,387 ,288 ,344 ,288 ,447 ,387 ,435 ,318 ,288 ,344 ,344 ,387 ,495
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
91
Item-Total Statistics
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16
Scale Mean if Item Deleted 12,47 12,47 12,42 12,47 12,38 12,42 12,38 12,56 12,47 12,53 12,40 12,38 12,42 12,42 12,47 12,69
Scale Variance if Item Deleted 12,345 12,800 12,613 12,800 12,740 12,659 12,740 12,298 12,800 11,891 13,109 12,740 12,613 12,659 12,345 11,992
Corrected Item-Total Correlation ,631 ,456 ,606 ,456 ,675 ,586 ,675 ,546 ,456 ,711 ,435 ,675 ,606 ,586 ,631 ,575
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,893 ,899 ,894 ,899 ,893 ,895 ,893 ,897 ,899 ,890 ,900 ,893 ,894 ,895 ,893 ,896
92
1.Uji Validitas Pertanyaan Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir 10 Butir 11 Butir 12 Butir 13 Butir 14 Butir 15 Butir 16
Corrected Item Total Correlation (r-hitung) ,631 ,456 ,606 ,456 ,675 ,546 ,675 ,546 ,456 ,690 ,435 ,675 ,606 ,586 ,631 ,575
2.Uji Reliabilitas Pertanyaan Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir 10 Butir 11 Butir 12 Butir 13 Butir 14 Butir 15 Butir 16
Alpha Cronbach ,893 ,899 ,894 ,899 ,893 ,895 ,893 ,897 ,899 ,890 ,900 ,893 ,894 ,895 ,893 ,896
T Hitung
t Tabel
Status
6,872 3,362 4,991 3,362 6,005 4,272 6,005 4,272 3,362 6,249 3,168 6,005 4,991 4,743 6,872 4,608
1,684 1,684 1,684 1,684 1,684 1,684 1,684 1,684 1,684 1,684 1,684 1,684 1,684 1,684 1,684 1,684
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Kriteria 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297
Status Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
93
Regression Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered Mutu Supervisi, Masa kerja dokter, Umur Dokter, Prosedur Kerja, Tingkat Pendidika n, Kondisi Kerja, Kompensa si, Jenis Kelamin, Status Kepegawa a ian
Variables Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kinerja dokter
94
Model Summary b Model 1
R ,696a
Adjusted R Square ,352
R Square ,485
Std. Error of the Estimate ,399
DurbinWatson 1,472
a. Predictors: (Constant), Mutu Supervisi, Masa kerja dokter, Umur Dokter, Prosedur Kerja, Tingkat Pendidikan, Kondisi Kerja, Kompensasi, Jenis Kelamin, Status Kepegawaian b. Dependent Variable: Kinerja dokter
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 5,235 5,565 10,800
df 9 35 44
Mean Square ,582 ,159
F 3,658
Sig. ,003a
a. Predictors: (Constant), Mutu Supervisi, Masa kerja dokter, Umur Dokter, Prosedur Kerja, Tingkat Pendidikan, Kondisi Kerja, Kompensasi, Jenis Kelamin, Status Kepegawaian b. Dependent Variable: Kinerja dokter
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B 2,209
Std. Error ,668
Umur Dokter
,186
,110
Jenis Kelamin
,139
,195
(Constant)
Tingkat Pendidikan
,052
,177
Standardized Coefficients Beta
t 3,309
Sig. ,002
,231
1,688
,100
,118
,710
,482
,052
,294
,770
Masa kerja dokter
,121
,095
,170
1,270
,212
Kompensasi
,193
,135
,193
1,428
,162
Kondisi Kerja
,502
,143
,475
3,504
,001
Status Kepegawaian
,009
,154
,012
,057
,955
Prosedur Kerja
,138
,152
,130
,906
,371
Supervisii
,260
,126
,265
2,063
,047
a. Dependent Variable: Kinerja dokter
Kondisi kerja p=0,001< 0,05 ada pengaruh terhadap kinerja dokter. Supervisi p=0,047<0,05 ada pengaruh terhadap kinerja dokter.
95
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA DOKTER DALAM KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) TAHUN 2008 Elynar Lubis ABSTRACT One of the indicators showing the quality of health service in a hospital is the data or information obtained from a good and complete medical record. Initial survey conducted in three hospitals of PTPN IV shows that the completeness of filling out the medical record Pabatu Hospital is 18 %, Laras Hospital is 26 %, Balimbingan Hospital is 11 % respectively. This result is still far from the standard decided by the Ministry of Health. Most of the incompleteness of filling out the medical record is found in the column of note which should be filled out by the doctor who takes the medical action. The purpose of this explanatory reseach study is to analyze the influence of the characteristics of respondents and extrinsic motivation on the doctor’s performance in completing the filling out of the medical record of in- patient patients. The population of this study is 45 doctors with permanent, part–time and consultant status. The data for this study were obtained through interviews and observations. The data obtained were analyzed through multiple linear regression test. The result of this study shows that the variables which have an influence on the doctor’s performance in the completeness of filling out the medical record are work condition with p = 0,001 < p = 0,05 and supervision with p = 0,047 < p = 0,05. The three hospitals of PTPN IV is suggested to improve their work condition and provide periodic supervision for medical record completion, have the chart of organization according to the standard set by the Ministry of Health having a medical committee in each hospital to implement a medical record control. PENDAHULUAN Rumah sakit adalah tempat di mana pasien mendapat pelayanan kesehatan baik rawat jalan, rawat inap atau pelayanan kesehatan lainnya yang dilaksanakan oleh dokter, perawat atau tenag medis lainnya, di mana tindakan yang dilakukan terhadap pasien harus dapat dipertanggung jawabkan dari segi medis.Dalam kaitan itu setiap
tindakan yang dilaksanakan harus tercatat dan terdokumentasi. Rumah sakit sebagai organisasi publik yang terdiri dari beberapa tenaga berbagai disiplin ilmu diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. Dalam era globalisasi seperti sekarang, mutu
96
pelayanan sangat menentukan untuk memenangkan persaingan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Mutu pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk tetap dapat menjaga keberadaan suatu rumah sakit ( Pohan, 2007) Pelayanan kesehatan yang bermutu di rumah sakit harus mempunyai paling sedikit tiga dimensi atau unsur, yaitu pertama dimensi konsumen, kedua dimensi profesi, dan yang ketiga dimensi manajemen atau proses bagaimana layanan kesehatan menggunakan sumber daya yang paling efisien dalam memenuhi kebutuhan dan harapan pasien untuk itu. Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana layanan kesehatan itu akan dan atau telah dilaksanakan ( Pohan, 2007). Disamping itu rumah sakit juga harus mempunyai komitmen terhadap lingkungan kerja, kondisi organisasi dan manajemen, pembelajaran, komunikasi, pengawasan, kepemim pinan, monitoring, komite medik, standar pelayanan dan protap yang harus sesuai dengan ketentuan. Untuk monitoring tindakan medis yang telah dilakukan terhadap pasien rawat jalan atau rawat inap dicatat di rekam medis. Hal ini dilakukan untuk men cegah terjadinya cidera atau kompli kasi yang tidak diinginkan yang di akibatkan oleh kesalahan manajemen medis (Persi, 2006) Rekam medis menurut Permen kes Nomor: 749a /Menkes / PER / XII /1989 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan pasien kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Setiap sarana kesehatan wajib membuat rekam medis. Untuk pengisian rekam medis dimaksud harus dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain yang terkait dan dibuat serta dibubuhi tandatangan yang memberikan pelayanan, segera setelah pasien menerima pelayanan. Tujuan pengelolaan rekam medis di rumah sakit adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka mencapai tujuan rumah sakit, yaitu peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Oleh sebab itu dalam mengelola rekam medis, setiap rumah sakit harus mengacu kepada pedoman umum yang dikeluarkan oleh Depkes dan pengelolaaan rekam medis yang secara tehnis dibuat oleh rumah sakit yang bersangkutan. Rekam medis menjadi sangat penting karena menjadi aspek Hak Asasi Manusia dan hukum internasional. Hal ini sesuai pula dengan UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, serta UU No 23 tahun 1992 yang menjamin hak pasien memperoleh pendapat kedua, hak atas rahasia penyakit kliennya, hak memperoleh pelayanan standar, dan hak persetujuan suatu tindakan medik (Persi,2006) Pendokumentasian informasi medis harus mengandung data yang profesional, metode penyimpanan dan prosedur harus dijaga, khususnya untuk administrasi pelayanan yang memadai. Tujuan pokoknya
97
pendokumentasian informasi medis untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun pra rumah sakit (Persi, 2006). Fakta di Indonesia menunjukkan bahwa pelaksanaan rekam medis di rumah sakit belum dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu Permenkes No 749a/Menkes /Per/XII/1989. Menurut Awliya (2007) kelengkapan pengisian rekam medis di rumah sakit milik pemerintah Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan 35%, penelitian Hatta (1994) di Rumah sakit Harapan Kita Jakarta rekam medis yang lengkap 63,8 %, penelitian Meliala (2004) pada tahun 1990 rekam medis pasien epilepsi di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta terisi lengkap 70 %.Kelengkapan rekam medis dan ketepatan waktu pengembaliannya masih menjadi persoalan bukan hanya di negara berkembang, namun di negara maju pun keadaan ini masih sering dijumpai. Fenomena ini terjadi di Korea misal di 11 rumah sakit tersier sangat jauh dari ideal. Di Organisasi pelayanan kesehatan Inggris melalui The Audit Commission on National Health Service menyimpulkan adanya defisiensi yang serius dalam pengelolaan rekam medis mulai pengisian sampai dengan penyimpanan ( Meliala, 2004). Ketidaklengkapan dan ketidaktepatan dalam pengisian rekam medis memberikan dampak yang kurang akurat pada proses pelayanan kesehatan kepada pasien, karena terdapat hal – hal yang seharusnya
menjadi informasi tetapi tidak terdata. Hal ini mengakibatkan analisa untuk tindakan medik yang seharusnya dilakukan tidak dapat dilakukan, karena tidak didukung dengan data yang dibutuhkan, serta pertanggung jawaban pekerjaan kurang terdukung. Catatan pada rekam medis sangat berguna untuk mengingatkan dokter dengan keadaan, hasil pemeriksaan dan pengobatan yang telah diberikan kepada pasien, hal ini berguna untuk mempermudah strategi pengobatan pasien.(Hanafiah 1999). Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pengisian rekam medis di rumah sakit mutunya masih rendah antara lain masih kurang lengkapnya hal hal yang harus diisi oleh dokter maupun perawat, penyimpanan oleh tenaga rekam medis belum sesuai ditempatnya, waktu yang dibutuhkan untuk mencari kembali relatif lama, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah motivasi dari dokter. Dari penelitian awal yang dilakukan di ketiga rumah sakit yang mengambil sampel masing-masing sebanyak 100 berkas rekam medis pasien rawat inap di masing- masing rumah sakit, diketahui bahwa kelengkapan pengisian rekam medis yang menjadi tanggung jawab dokter, didapat data kelengkapan rekam medis sebagai berikut: Rumah Sakit Pabatu 18 %, Rumah Sakit Laras 26 %, Rumah Sakit Balimbingan 11 % hal ini masih jauh dari standar yang ditetapkan Departemen Kesehatan yaitu 100 %.
98
Motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan kebutuhan individu , orang- orang yang termotivasi akan melakukan usaha yang lebih besar daripada yang tidak (Robins 2002) . Dengan adanya karyawan yang termotivasi diharapkan performa karyawan tersebut akan meningkat dan produktivitas juga meningkat. Menurut Sedarmayanti dalam Riduan (2008), motivasi sebagai keseluruhan proses pemberian motif kerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif dan efisien. Motivasi dokter yang bekerja di Rumah Sakit PTPN-IV adalah untuk menjalankan profesi kedokteran yang telah dimilikinya untuk menolong pasien yang berobat ke rumah sakit tanpa memperhatikan unsur administrasi yang seharusnya juga dilaksanakan oleh para dokter. Banyaknya tenaga dokter yang bukan merupakan tenaga tetap diduga hal ini berpengaruh terhadap kinerja dokter tersebut dalam kelengkapan pengisian rekam medis, dimana jika dilihat dari fasilitas yang diperoleh dan ikatan kerja mereka lebih lemah dibanding dengan dokter tetap. Dokter honorer dan dokter konsultan dalam hal pekerjaan mereka tidak mendapat kompensasi intrinsik yang meliputi: promosi, penghargaan atas prestasi kerja, kesempatan kerja yang lebih baik, mereka hanya memperoleh kompensasi ekstrinsik yang berupa gaji atau honor. Untuk itu motivasi yang coba dianalisa yang berpengaruh
terhadap kinerja adalah motivasi ekstrinsik yang meliputi : kompensasi, kondisi kerja, status kepegawaian, prosedur kerja, dan supervisi. Disamping hal tersebut diatas karakteristik dokter yang bekerja di Rumah Sakit PTPN IV juga sangat beragam dilihat dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama kerja. Berdasarkan hal tersebut diatas penulis melakukan penelitian tentang pengaruh karakteristik individu dan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja dokter dalam pengisian rekam medis diruang rawat inap rumah sakit PT Perkebunan Nusantara IV. Adapun permasalahan dalam penelitian ini apakah karakteristik individu (usia,jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama kerja) dan motivasi ekstrinsik (kompensasi, kondisi kerja, status kepegawaian, prosedur kerja, dan supervisi) berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis di ruang rawat inap Rumah sakit P T Perkebunan Nusantara IV. Tujuan Penelitian Untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama kerja) dan motivasi ekstrinsik (kompensasi, kondisi kerja, status kepegawaian, prosedur kerja, dan supervisi) terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis di ruang rawat inap Rumah sakit P T Perkebunan Nusantara IV Manfaat Penelitian:
99
Sebagai bahan masukan kepada Manajemen Rumah Sakit P T Perkebunan Nusantara IV untuk membuat kebijakan yang tepat dalam meningkatkan kinerja pelayanan rumah sakit.Memberikan kontribusi pemikiran dan pengetahuan terhadap pengembangan ilmu kebijakan kesehatan bagi pemerhati/praktisi kesehatan. Menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
dokter honorer 15 orang c) dokter konsultan 26 orang.Sampel yang diambil merupakan keseluruhan populasi yang terdiri dari semua dokter tetap, honorer dan konsultan yang berjumlah 45 orang, dengan menggunakan teknik sampling jenuh di mana semua anggota populasi ditetapkan sebagai sampel (Sugiyono, 2006). HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini berbentuk survey explanatory, yaitu jenis penelitian survey yang bertujuan menjelaskan pengaruh karakteristik individu (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama kerja) dan motivasi ekstrinsik (kompensasi, kondisi kerja, status kepegawaian, prosedur kerja, dan supervisi) terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV. Penelitian ini dilakukan di tiga rumah sakit PTPN IV yaitu Rumah Sakit Pabatu, Rumah Sakit Laras dan Rumah Sakit Balimbingan. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober – Nopember 2008. Populasi penelitian adalah semua dokter yang terlibat pada pelayanan rawat inap di tiga Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV, baik yang berstatus pegawai tetap, honorer, maupun konsultan. Dokterdokter tersebut meliputi pelayanan dokter umum maupun spesialis berjumlah 45 orang,yang terdiri dari :a) dokter pegawai tetap 4 orang b)
A Karakteristik Individu 1.Umur Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh umur terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV (Sig > 0,005). Hal ini sejalan dengan pendapat Rivai (2007) bahwa tidak terbukti makin tua usia seseorang produktivitasnya akan menurun Pada penelitian ini umur tidak berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap, hal ini dapat dijelaskan bahwa kinerja tersebut tidak tergantung pada kekuatan fisik dan kesehatan seseorang yang dipengaruhi oleh umurnya, kinerja ini merupakan kewajiban yang dilaksanakan berdasarkan standar prosedur yang telah ditetapkan, sehingga wajar jika umur tidak berpengaruh. 2 Jenis kelamin Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN
100
IV (Sig>0,005). Hal ini sejalan dengan pendapat Gibson (1997) yang menyatakan bahwa jenis kelamin memberikan pengaruh tidak langsung kepada kinerja individu, dan juga sejalan dengan pendapat Rivai (2007) yang mengasumsikan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti dalam produktivitas antara laki-laki dan perempuan. Pada penelitian ini jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap, hal ini dapat dijelaskan bahwa kinerja tersebut tidak tergantung pada jenis kelamin, kinerja ini merupakan kewajiban yang dilaksanakan berdasarkan standar prosedur yang telah ditetapkan, walaupun pada pekerjaan ini diperlukan suatu ketelitian dan kesabaran yang menyebabkan baiknya kinerja tersebut. 3. Tingkat Pendidikan Hasil analisia menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV(Sig>0,005). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan ungkapan Bloom yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003). Dalam proses dalam penyampaian informasi sampai dapat dipahami oleh seseorang tergantung pada tingkat intelektualnya. Demikian juga ungkapan dari Arikunto (2006), tingkat pendidikan sangat berpengaruh pada perilaku manusia dalam hal pengetahuan dan pemahaman terhadap suatu informasi atau konsep.
Pada penelitian ini tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap. Hal ini dapat dijelaskan bahwa kinerja tersebut tidak tergantung pada tingkat pendidikan keahlian dokter; kinerja ini merupakan kewajiban yang dilaksanakan berdasarkan standar prosedur yang telah ditetapkan dan Undang undang yang berlaku yang mengharuskan bahwa setiap dokter yang melakukan pekerjaan pelayanan kesehatan melaksanakan pengisian rekam medis ( Undang Undang RI No 29/2004 tentang praktik kedokteran), 5. Lama Kerja Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh tidak ada pengaruh lama kerja terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV(Sig>0,005). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Gibson (1997) yang menyatakan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap perilaku dan prestasi kerja individu. Pada penelitian ini lama kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap. Hal ini dapat dijelaskan bahwa kinerja tersebut tidak tergantung pada lama kerja responden, karena dalam melakukan pekerjaan rutinnya responden di lokasi penelitian melakukan berbagai jenis tindakan pelayanan kesehatan dan rekam medis merupakan salah satu pekerjaan yang harus dilaksanakan dan melaksanakan pekerjaan tersebut tidak memerlukan
101
suatu ketrampilan khusus dalam pelaksanaannya, tetapi didasarkan pada kewajiban mememnuhi suatu ketentuan yang dibuat oleh manajemen setempat yang terikat dengan UndangUndang yang berlaku. B MOTIVASI EKSTRINSIK 1. Kompensasi Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh tidak ada pengaruh kepuasan kompensasi yang diterima terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV(Sig>0,005) Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Gibson (1997) yang menyatakan bahwa perilaku dan prestasi individu dipengaruhi oleh imbalan. Pada penelitian ini kompensasi tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap, hal ini dapat dijelaskan bahwa kinerja tersebut tidak tergantung pada kompensasi yang diterima responden, karena kompensasi yang diterima responden berdasarkan ketentuan yang telah disepakati sedangkan kelengkapan pengisian rekam medis merupakan suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan terikat dengan standar prosedur yang telah ditetapkan dan Undang Undang yang berlaku. Jadi dapat dipahami bahwa kompensasi tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap.
2. Kondisi Kerja Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh ada pengaruh kondisi kerja terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV(Sig<0,005). Hal ini sesuai dengan pendapat Gibson (1997) yang menyatakan bahwa kondisi kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja. Pada penelitian ini kondisi kerja berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap, hal ini dapat dijelaskan bahwa kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi kerja yang menyebabkan ketidak nyamanan pada waktu pengisian rekam medis, untuk itu diharapkan manajemen rumah sakit secara keseluruhan dapat mengantisipasi hal tersebut dengan membuat susana ruangan, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk pengisian rekam medis senyaman mungkin untuk dapat menghasilkan kinerja sesuai yang diharapkan 3. Status Kepegawaian Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh tidak ada pengaruh status kepegawaian terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV(Sig>0,005). Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa sebahagian besar dokter konsultan yang merupakan pegawai negeri telah mengetahui sanksi apabila tidak melakukan pengisian rekam medis, karena rumah sakit tempat mereka bekerja telah melaksanakan akreditasi. Sedangkan dokter honorer
102
berusaha bekerja sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan agar mereka tetap dapat dipekerjakan di RS PTPN IV. Dokter pegawai tetap mengisi rekam medis berdasarkan pada standar prosedur kerja yang ada, supervisi dan sanksi dari Undang Undang yang berlaku.. Jadi walaupun terdapat tiga macam status kepegawaian yang bekerja di Rumah Sakit PTPN IV tetapi semua status kepegawaian tersebut tidak berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis. Hal ini dapat dipahami karena ketiga kelompok tersebut bekerja dibawah pengawasan manajemen yang sama, prosedur yang sama dan sanksi Undang- Undang yang sama. 4. Prosedur Kerja Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh tidak ada pengaruh prosedur kerja terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV(Sig>0,0050. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Gibson (1997) yang menyatakan bahwa prosedur kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja. Prosedur kerja pengisian rekam medis di Rumah Sakit PTPN IV dibuat berdasarkan versi masing-masing rumah sakit walaupun mengacu kepada peraturan pmerintah yang berlaku tetapi belum seragam untuk ketiga Rumah Sakit PTPN IV. Walaupun pada periode yang diamati kinerja kelengkapan rekam medis dari responden menunjukkan kinerja yang sedang dan baik, tetapi hal ini harus tetap diperbaiki prosedur kerja yang
baku yang seragam antara ketiga rumah sakit, 5. Supervisi Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh supervisi terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di RS PTPN IV(Sig<0,005). Menurut Herzberg dalam teori kepuasan dua faktor supervisi termasuk kedalam faktor higiene dan bukan faktor motivasi maknanya faktor ini mencegah ketidak puasan individu tetapi tidak mampu memotivasi. Pelaksanaan pengawasan pada dasarnya merupakan tanggung jawab manajemen rumah sakit. Keberhasilan pengawasan sangat dipengaruhi oleh supervisor. Dalam hal ini bisa atasan langsung, pimpinan kantor, aparat fungsional, maupun masyarakat (Nirwan dan Zamzami, 1999). Menurut Saydam (1996), jika supervisor ini dekat dengan karyawan dan menguasai liku-liku pekerjaan serta penuh dengan sifat- sifat kepemimpinan maka suasana kerja akan bergairah dan bersemangat dan sebaliknya, apabila supervisor tersebut angkuh, mau benar sendiri, tidak mau mendengarkan, akan menciptakan situasi kerja yang tidak mengenakkan, dan dapat menurunkan semangat kerja. Pengawasan tetap dibutuhkan untuk mencegah ketidakpuasan pada kinerja. Pengawasan yang dilakukan di Rumah Sakit PTPN IV karena belum adanya Komite medik ditiap Rumah Sakit dilakukan oleh Manajemen tertinggi di Rumah Sakit berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh petugas rekam medis secara periodik dan
103
disampaikan secara umum pada waktu rapat. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1.Tidak terdapat pengaruh umur,jenis kelamin, tingkat pendidikan,lama kerja,kompensasi, status kepegawai an dan prosedur kerja. 2.Ada pengaruh kondisi kerja dan supervisi. 3.Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kelengkapan [pengisian rekam medis pasien rawat inap adalah kondisi kerja. Saran 1. Manajemen rumah sakit mem perbaiki kondisi kerja yang berhubungan dengan pengisian rekam medis agar dapat menimbulkan kinerja yang diharapkan. dan supervisi juga harus dilaksanakan secara tepat dan sesuai periode yang ditetap kan. 2. Bagan organisasi ke tiga rumah sakit dibuat berdasarkan PerMenkes No 983/SK/Menkes/XI /92 pada tiap bagan organisasi harus ada komite medik yang bertugas menyusun standar pelayanan, dan mengevaluasi pelaksanaan rekam medis Daftar Pustaka Adikoesoemo.S,1995,Manajemen Rumah Sakit, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan. Anggraini.S.S, Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Petugas Rekam Medis di Rumah Sakit Dr
Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun 2007 (Tesis) : Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Arikunto S,2006, Dasar-dasar Evaluasi pendidikan edisi revisi, Jakarta, Bumi Aksara. Awliya.N, 2007,Evaluasi angka kelengkapan rekam medis dokter pada pasien rawat inap sebelum dan sesudah pelatihan di RSUD Banjarbaru Kalimantan Selatan tahun 2007 (Tesis) : Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Azwar.A,1996, Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta Bina Rupa Aksara. Depkes RI, Permenkes No 749a/Menkes /Per/XII/1989 tentang rekam medis. _________, Keputusan Menteri Kesehatan nomor 131/menkes/SK/II/2004 tenang Sistem Kesehatan Nasional. _________, Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia,1997. Gibson.J.L,Ivancevich.J.M,Donelly.J. H,1994, Organisasi dan Manajemen, Perilaku Struktur Proses, Edisi keempat, Jakarta, Binarupa Aksara. __________,1997, Organisasi jilid 1 edisi kelima (penterjemah Agus Dharma), Jakarta,Penerbit Erlangga. Hanafiah.M.J ,Amir.A, 1999,Etika kedokteran dan hukum kesehatan edisi 3, Jakarta EGC. Hasibuan.M, 1996,Organisasi dan motivasi, Jakarta, Bumi Aksara.
104
Handoko.T.H,2001,Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta. BPFE Press, Harapan.B,2004, Kepuasan kerja dan hubungannya dengan kinerja perawat di bagian rawat inap rumah sakit Permata Bunda Medan ( Tesis) : Program Magister Administrasi rumah sakit Program Studi Ilma Kesehatan Masyarakat program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Ilyas.Y,2001,Kinerja (Teori, Penilaian dan Penelitian), Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Jakarta Karina, Komitmen Organisasi,http: //rumah belajar psikologis.com/index.php/komitmen -organisasi.html Konsil kedokteran Indonesia, 2007, Manual Rekam medis. ________, 2007, Kesetaraan dokterpasien Kuntjoro.Z.S, 2002, Komitmen Organisasi,www.Psikologi.com/ma salah/250702.html Kusnanto,2004,Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional, Jakarta EGC. Luthans.F, 2006,Perilaku Organisasi,Yogyakarta,Andi. Lumbantobing. M.T.A, 2004,Analisis pengaruh karakteristik individu, organisasi dan psikologis terhadap kinerja bidan di desa dalam pencatatan pelaporan program KIA di Kabupaten Aceh Timur (Tesis),Medan : Program Magister Administrasi dan kebijakan Kesehatan Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Mambodyanto,1999,Peran Sistem Manajemen Rumah sakit dalam mencegah dan menangani tuntutan hukum terhadap tenaga medis (Makalah Seminar),Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mangkunegara.A.P, 2001,Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, , Bandung. P T Remaja Rosdakarya. Meliala.A,Sunartini,Telaah Rekam medis pendidikan dokter spesialis sebelum dan sesudah pelatihan di IRNA II RSUP Sardjito Yogyakarta,www.jmpkonline.net/files/vol-07-03-20049.pdf. Nirwan, Zamzami F, 1999, Motivasi Kerja Pegawai Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Jurnal Manajemen & Bisnis 2 (1) Notoatmodjo S, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta,Rineka Cipta. Pohan.I.S,2007,JaminanMutu Layanan Kesehatan,Penerbit buku kedokteran, Jakarta EGC. Puri.H.I, 2004, Analisis kepuasan kerja pelanggan internal dan mutu pelayanan pada pelanggan eksternal di Rumah sakit Permata Bunda Medan ( Tesis), Medan : Program Magister Administrasi Rumah sakit Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Petugas Rekam medis, Aktor BelakangLayar? www.pdpersi.com
105
Riduwan , 2006, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung, Alfabeta. ________, 2008, Skala pengukuran variabel-variabel penelitian, Bandung, Alfabeta. Rivai.V,2005, Perfomance Appraisal, Jakarta, P T Raja Grafindo Persada. ________,2007, Kepemimpinan dan perilaku organisasi, Jakarta, P T Raja Grafindo Persada. Robbins.S.P,2002, Perilaku organisasi, Jakarta, Penerbit Erlangga. Saydam G,1996, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Jambatan. Singarimbun.M,Effendi.S,1989, Metode penelitian survai, Jakarta, LP3ES. Soeprihantono,J,1988,Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dan Pengembangan Karyawan, Yogyakarta, BPFE Press. Sugiyono, 2006, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R& D, Bandung, Alfabeta. Tarigan.N,2006,Pengaruh kepuasan kerja dokter spesialis terhadap tindakan merujuk pasien ke RSUP H Adam Malik Medan (Tesis),Medan : Program Magister Administrasi dan kebijakan Kesehatan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat program
Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Trisnantoro.L,2005,Aspek strategis Manajemen Rumah Sakit, Yogyakarta, Andi. Waruna .S.M, 2003, Analisis beberapa faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pecatatan rekam medis pasien rawat inap di Rumah sakit Santa Elisabeth Medan ( Tesis), Medan : Program Magister Administrasi rumah sakit Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Wichaksana.A,2000,Rekam medis dan Kinerja Rumah sakit, Cermin Dunia Kedokteran No 129,2000,49, Jakarta.
106